BAB V RELASI DAN FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

BAB 3 FUNGSI. f : x y

Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

FUNGSI. range. Dasar Dasar Matematika I 1

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

Matematika

Komposisi fungsi dan invers fungsi. Syarat agar suatu fungsi mempunyai invers. Grafik fungsi invers

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

MATERI : RELASI DAN FUNGSI KELAS : X. 1. Ada hal penting yang bisa dipetik dari contoh di atas. Misalkan X menyatakan

Logika, Himpunan, dan Fungsi

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

1 P E N D A H U L U A N

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA

Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Oleh : Winda Aprianti

Produk Cartesius Relasi Relasi Khusus RELASI

Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

Mendeskripsikan Himpunan

FUNGSI. Modul 3. A. Definisi Fungsi

Mendeskripsikan Himpunan

OPERASI BINER. Yus Mochamad Cholily Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

RELASI SMTS 1101 / 3SKS

ANALISIS REAL 1. Perkuliahan ini dimaksudkan memberikan

PENDAHULUAN. 1. Himpunan

BAB. VI. FUNGSI. Contoh 2. Dari diagram panah diatas tentukan: a. Domain b.kodomain. d.himpunan pasangan berurutan jawab:

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

RELASI FUNGSI. (Kajian tentang karakteristik, operasi, representasi fungsi)

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 FUNGSI

Matematika

BAB V HIMPUNAN ( ( dan dibaca : himpunan semua sedemikian hingga mempunyai sifat.

Yang akan dibicarakan adalah relasi-relasi yang determinatif.

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd.

FUNGSI. 1. Definisi Fungsi 2. Jenis-jenis Fungsi 3. Pembatasan dan Perluasan Fungsi 4. Operasi yang Merupakan Fungsi. Cece Kustiawan, FPMIPA, UPI

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Teori Dasar Fungsi. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

BAB 3 FUNGSI. 1. Pengertian Fungsi. dengan satu dan hanya satu elemen B; f disebut fungsi dari A ke B, ditulis f : A

Fungsi. Hidayati Rais, S.Pd.,M.Si. October 26, Program Studi Pendidikan Matematika STKIP YPM Bangko. Rollback Malaria :)

FUNGSI DAN GRAFIKNYA KULIAH-4. Hadi Hermansyah,S.Si., M.Si. Politeknik Negeri Balikpapan PERTIDAKSAMAAN

FUNGSI MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 1

HAND OUT ANALISIS REAL 1 (MT403) KOSIM RUKMANA

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

PENGERTIAN FUNGSI. ATURAN : setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B. tidak boleh membentuk cabang seperti ini.

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

BAB III HIMPUNAN DAN FUNGSI

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

FUNGSI. setiap elemen di dalam himpunan A mempunyai pasangan tepat satu elemen di himpunan B.

NAMA : KELAS : SMA TARAKANITA 1 JAKARTA theresiaveni.wordpress.com

Materi Kuliah Matematika Komputasi FUNGSI

Pengantar Analisis Real

BAB 2 LANDASAN TEORI. Musik dan matematika berkaitan satu sama lain secara kompleks. Matematika

1 P E N D A H U L U A N

Diktat Kuliah. Oleh:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

RELASI DAN FUNGSI. /Nurain Suryadinata, M.Pd

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat dari Grup Faktor

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Matematika Semester IV

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Aljabar Linier Lanjut. Kuliah 1

BAB I PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN RELASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

Materi 3: Relasi dan Fungsi

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM

RPKPS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UGM

TEORI HIMPUNAN. Bahan Ajar - PS S1 Matematika - FMIPA UGM. Sri Wahyuni. Tahun Laboratorium ALJABAR, Jurusan MATEMATIKA, FMIPA UGM

2.4 Relasi dan Fungsi

KISI-KISI SOAL PENALARAN & KOMUNIKASI MATEMATIK

INF-104 Matematika Diskrit

Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

HIPOTESIS KONTINUUM SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

Rchmd: rls&fngs-smk2004 1

Mata Kuliah : Peng. Logika Matematika dan Himpunan Hari/tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Waktu : 120 menit Sifat : Buku Tertutup Dosen : Budi S.

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS

BAB I SET DAN RELASI

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

Transkripsi:

BAB V RELASI DAN FUNGSI 6.1 Pendahuluan Relasi atau hubungan antara himpunan merupakan suatu aturan pengawasan antar himpunan tersebut, sebagai contohnya kalimat adalah ayah b atau kalimat 4 habis diabgi 2 dan sebagainya. Relasi dapat menyangkut tidak hanya du himpunan, tetapi bisa tiga atau lebih. Relai yang menyangkut dua himunan dari semestanya disebut binair. atau R(a,b). Secara simbolis kalimat a berada dalam relais R denan b dapat disajikan dengan arb Definisi 6.1.1. Suatu relasi R dikatakan determinatif pada semesta S atau antara anggota dari semestanya beralku ara. Secara matematis dinyatakan dengan notasi. R refleksif jhj ( a S).aRa. Misalnya relasi mencintai antara orang-orang adalab relasi yang refleksif, sebab tidak ada orang yang tidak mencintai dirinya sendiri. Juga relasi kesejajaran antara garis-garis lurus adath refleksif, sebab a sejajar dengan a sendiri, untuk setiap garis a. Suatu relasi disebut non-refleksif jhj sekurang-kurangnya ada satu anggota a yang tidak berada dalam relasi R dengan dininya sendiri dikatakan a kongruen b modulo mjhj a-b adalah kelipatan m. Berikut bukti bahwa relasi kongruensi merupakan relasi ekuivalensi. Sifat refleksif dipenuhi sebab a-a = 0.m. Sehingga a=a (mod m). Sifat symetris dipenuhi sebab jika a-b=k.m maka b-a=-k.m (suatu kelipatan (negatif) dari m juga), sehingga untuk setiap a,b berlaku, apabila a=b (mod m) maka b=a (mod m). m), maka; Akhirnya sifat transitif dipenuhi sebab jika diketahui bahwa a=b (mod m) dan b=c (mod a-b=k 1 m dan b-c=k 2 m, sehingga jika dua hal ini dijumlahkan akan diperoleh a-c=(k 1 +k 2 )m=km. Karena a-c merupakan kelipatan m juga maka a=c (mod m). Jadi terbukti bahwa untuk setiap tripel a,b,c berlaku, a=b (mod m) dan b=c (mod m) maka a=c (mod m).

Selanjutnya diberikan suatu teorema yang memegang peranan penting dalam matematika. Teorema 6.1.6. Suatu relasi ekuivalensi antara anggota-anggotanya dalam himpunan semesta S, mengakibatkan adanya partisi (penggolongan) di dalam S. Partisi dalam himpunan S maksudnya bahwa S terbagi atas himpunan-himpunan bagian (kelas-kelas) masing-masing yang tidak kosong yang saling asing sedemikian hingga setiap anggota dan S berada dalam salah satu dan hanya satu kelas dari S. Bukti. Misalkan relasi diatas disebut R, maka R memenuhi sifat refleksif, symetris dan transitif. Semua elemen-elemen yang berada dalam relasi R dengan a, dikumpulkan dalam suatu hmpunan, sebut S a. Jadi S a = {x S/ x R a}. Himpunan S a tidak kosong sebab R refleksif, jadi ara, sehingga a S a dan S a mempunyai sekurang-kurangnya satu anggota. Dari ini disimpulkan bahwa setiap anggota pasti berada dalam sekurang-kurangnya satu kelas, yaitu yang memuat ia sendiri. Selanjutnya dibuktikan bahwa, apabila ada dua kelas yang beirisan maka mereka sama. Misalkan S a dan S b beirisan dengan irisannya elemen c. Karena a S a, maka cra, dan karena R symetris maka arc dan dari sebab C S b maka juga crb. Dari arc dan crb dengan menggunakan sifat transitif diturunkan arb, sehingga a S b. Selanjutnya untuk setiap p S a berlaku pra dan karena arb, dengan menggunakan R transitif, maka prb. Jadi p S b. Maka terbukti, setiap S a S b.(i). dan dengan cara yang sama maka dapat dibuktikan S b S a.... (ii). dari (i) dan (ii) terbukti S a S b. Dengan demikian terbukti bahwa relasi ekuivalensi akan menyebabkan terbentuknya kelaskelas yang disebut kelas ekuivalensi. Contoh 6.1.7. Diambil relasi kongruensi modulo 5, antara bilangan-bilangan bulat, kelas yang ditentukan oleh 2 adalah kelas yang memuatnya dan dinotasikan dengan 2. Apabila a 2 maka ini berarti bahwa a=2 (m0d 5), yaitu a-2=k.5 atau a=k.5+2, jadi bilangan bulat yang terletak dalam satu kelas dengan 2 adalah 7,12 dst.

6.2. Fungsi (Pemetaan). Pada bagian ini akan dibahas pengertian yang sangat penting, yaitu pengertian fungsi dari suatu himpunan ke himpunan lain. Suatu fungsi juga disebut pemetaan atau mapping. Fungsi merupakan kejadian khusus dan relasi yang telah dibahas sebelumnya. Definisi 6.2.8. Suatu fungsi dan himpunan S ke himpunan T adalah suatu aturan pengawanan dimana setiap anggota S,mempunyai tepat satu kawan di T. Himpunan S disebut daerah asal/ domain dan himpunan T disebut kodomain/ daerah kawan. Contoh 6.2.9. S himpunan empat dadu, S={D1,D2,D3,D4} dan T himpunan bilangan 1 sampai 6,T={1,2,3,4,5,6}. Suatu lemparan menentukan suatu fungsi dari S ke T. Diagram diatas memperlihatkan bahwa dadi D 1 jatuh dengan mata 3, D 2 dengan mata 1 dst. Dari diagram diatas juga dapat dilihat bahwa setiap anggota S mempunyai kawan dalam T tetapi sebaliknya tidak perlu artinya boleh ada anggota T yang tidak mempunyai kawan di S. Dari definisi diatas memperlihatkan bahwa suatu fungsi adalah kejadian khusus dari suatu relasi, yaitu merupakan suatu relasi dari S ke T dengan setiap anggota dari S mempunyai kawan dan kawannya tunggal. Suatu fungsi dari S ke T disajikan dengan notasi F : S T, apabila s S, maka kawannya yang berada dalam T disajikan dengan f(s) dan dikatakan s dibawa ke f(s). Dengan notasi matematis s f(s). Definisi fungsi secara simbolis : F : S T jhj ( s S)(!t T).f(s) = t.

Himpunan anggota-anggota T yang mempunyai kawan disajikan dengan f(s) dan disebut daerah hasil (range) dari fungsi f. Pada fungsi diatas domain dari f adalah S={a,b,c,d}, daerah kawan dari f adalah T={1,2,3,4,5} dan daerah hasil dari f adalah {2,4,5}. Suatu fungsi dapat juga disajikan denan stau rumus. Misalnya domain dan kodomain himpunan bilangan-bilangan real: F: s f(s)=s 2 Apabila anggota sembarang dari himpunan S disajikan dengan peubah x sedangkan anggota sembarang dari himpunan T disajikan dengan peubah y maka fungsi diatas dapa disajikan dengan f:xy=f(x)=x 2. 6.3 Rumus-Rumus. Berikut ini akan diberikan beberapa rumus yang penting, sebelumnya akan diberikan definisi kesamaan dari dua fungsi dari S ke T. Definisi 6.3.10. Dua fungsi f dan g dari S ke T dikatakan sama jhj untuk setiap s S berlakulah f(s)=g(s). Notasi matematisnya. f=gjhj ( s S).f(s) = g(s). Sifat tunggalnya hasil dirumuskan dengan : S 1 =S 2 f(s 1 )= f(s 2 ) Perhatikan bahwa apabila A B f(a) f(b). Sebaliknya jika M T maka f 1 (M) adalah himpunan bayangan invers dari anggota-anggota M. f 1 (M)={s S/f(s) M} Langsung dari definisi diturunkan : Rumus 2. M N f 1 (M) f 1 (N) Rumus 3. f (A B)=f(A) f(b). Bukti. Karena A A B maka f(a) f(a B), demikian juga karena B A B maka f(b) f(a B), sehingga f(a) f(b) f(a B) (i).

Misalkan sekarang x f(a B). Maka ada y A B sedemikian hingga f(y)=x, karena y A B maka y A atau y B. Sehingga f(y) f(a) atau f(y) f(b). Karena f(y)=x maka x f(a) atau x f(b), yaitu x f(a) f(b). Maka terbukti x f(a B) x f(a) f(b), sehingga didapat, f(a B) f(a) f(b) (ii) Karena (i) dan (ii) maka f(a B)=f(A) f(b). Rumus 4. f(a B) f(a) f(b). Bukti. Karena A B A maka a(a B) f(a). Demikian juga karena A B B maka f(a B) f(b), sehingga f(a B) f(a) f(b). Rumus 5. f 1 (A B)=f 1 (A) f 1 (B). Bukti. f 1 (A)={s S/f(s) B} dengan f(s) A sebagai syarat keanggotaan untuk f 1(A). f 1 (B)={s S/f(s) B} dengan f(s) A v f(s) B}={s S/f(s) A B}=f 1 (A B). Rumus 6. f -1 (A B)=f 1 (A) f 1 (B). Bukti. Sebagai latihan. Rumus 7. f -1 (A-B)=f -1 (A)-f 1 (B). Bukti. Sebagai latihan. 6.4. Fungsi Injektif, Surjektif, Bijektif. Setiap fungsi (pemetaan) dari himpunan S ke himpunan T disebut juga fungsi dari S into T, dan jika setiap anggota T mempunyai kawan di S maka fungsi itu disebut S onto T. Perhatian bahwa untuk fungsi yang onto berlaku f(s) = T yaitu daerah hasilnya berhimpit dengana daerah kawannya (kodomain). Pemetaan yang onto disebut juga surjektif. Istilah ini telah dipakai secara umum dalam matematik. Dengan symbol logika fungsi surjektif diberikan sebagai berikut: f:s T surjektif jhj ( t T)( s S ).f(s) = t Seperti diketahui maka pada suatu fungsi dari S ke T, sesuatu t T mungkin mempunyai lebih dari satu kawan didalam S. Pada fungsi dengan sifat setiap t T yang mempunyai kawan, hanya mampunyai satu kawan saja, maka fungsinya disebut injektif. Sehingga pada suatu fungsi yang injektif untuk setiap pasangan s 1,s 2 S berlakulah f(s 1 ) f(s 2 ) s 1 s 2 dengan kontraposisinya s 1 s 2 z f(s 1 ) f(s 2 ). Rumus tersebut digunakan untuk membuktikan bahwa suatu fungsi itu injektif. Fungsi yang sekaligus surjektif dan injektif disebut Bijektif, sehingga fungsi Bijektif adalah fungsi dengan setiap anggota S menentukan dengan tunggal satu anggota dari T dan sebaliknya. Dapat juga dikatakan sebagai korespondensi satu-satu bertimbal balik.

Contoh 6.4.11. S adalah himpunan bilangan-bilangan bulat dan T demikian juga, Maka fungsi f yang ditentukan oleh rumus: nf(n)=0, jika n ganjil nf(n)=n/2, jika n genap adalah fungsi yang surjektif. Contoh 6.4.12.Misalkan S himpunan bilangan-bilangan bulat non-negatif, sedangkan T adalah himpunan bilangan-bilangan bulat, maka fungsi f:sf(s)=s+1 adalah fungsi yang injektif tetapi tidak surjektif, hal ini dengan mudah dapat diterima karena ada anggota T yang tidak mempunyai kawan di S, yaitu bilangan bulat negatif dan nol. Contoh 6.4.13. Misalkan S himpunan bilangan Ash dan T himpunan bilangan genap positif. Perkawanan s S dengan 2s T adalah fungsi yang bijektif. Sebagai bagian akhir diklat ini, berikut diberikan beberapa fungsi khusus. Definisi 6.4.14.Fungsi identitas adalah suatu fungsi bijektif yang membawa suatu elemen dalam suatu himpunan ke dirinya sendiri. Definisi 6.4.15. Misalkan S 1 adalah himpunan bagian dari S yaitu S 1 S. Sedangkan f suatu fungsi dari S ke T dan g fungsi dari S 1 ke T, maka fungsi g dikatakan merupakan restriksi atau pembatasan pada S 1 dan dinotasikan g=fl S 1, maka f:st disebut extensi (perluasan) dari g:s 1 T lewat himpunan S. 6.5. Latihan Soal 1. S adalah himpunan bilangan bulat, sedangkan T himpunan bilangan bulat non-negatif. Apakah perkawanan f:sf(s)= s suatu fungsi? Apabila demikian apakah surjektif/injektif? 2. S adalah himpunan bilangan real. Apakah perkawanan s S dengan s/s-1 suatu fungsi dari S ke S?