BAB 3 PENGENALAN GEOMETRI TERURUT

dokumen-dokumen yang mirip
Janos meninggalkan sekolahnya pada saat kelas 4. Ia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Geometri berasal dari kata Latin Geometria. Kata geo memiliki arti

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

GEOMETRI AFFINE A. PENDAHULUAN

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

TRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah bidang geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu

SIFAT-SIFAT KETEGAKLURUSAN, KESEJAJARAN, DAN SEGITIGA ASIMPTOTIK PADA GEOMETRI HIPERBOLIK

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

Geometri Insidensi. Modul 1 PENDAHULUAN

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

( A) RUAS GARIS BERARAH

Modul 1. Geometri Datar. 1.1 Perkembangan Geometri

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

TEOREMA MENELAOS DAN TEOREMA DE CEVA DALAM SEGITIGA

SEGIEMPAT SACCHERI. (Jurnal 7) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. 4 2 l2

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Geometri Dimensi Dua

PEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.

JENIS-JENIS SEGITIGA YANG TERBENTUK AKIBAT TERBENTUKNYA SEBUAH SEGIEMPAT PADA SEBUAH BOLA

Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember

ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT

BAB I DEFINISI DEFINISI DAN PENGGUNAANNYA DIDALAM PEMBUKTIAN

A. Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang. Definisi 1 (Space) Ruang (space) adalah himpunan semua titik.

GEOMETRI DIMENSI TIGA

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

MATERI : RUAS GARIS BERARAH (KELOMPOK V / VI.D) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

REFLEKSI TERHADAP LINGKARAN SKRIPSI

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Desember 2016, Vol. 1, No.2. ISSN:

By Drs. La Misu, M.Pd Drs. La Arapu,, M.Si Reviewers: Dr. Sugiman, M.Si SUBJECT MATTER

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI

LOGO JARAK DUA TITIK

Hubungan Kekongruenan Dalam Geometri Terhingga

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Erlanger Program Kongruen

BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES

BAB I TITIK DAN GARIS

BAB II LANDASAN TEORI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 9 TEORI GEOMETRI NON-EUCLIDEAN RIEMANN

GARIS DAN SUDUT. (Materi SMP Kelas VII Semester1)

1 SISTEM BILANGAN REAL

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

REFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

DASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri

Bab 5 - Garis dan Sudut

TEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

1 P E N D A H U L U A N

1 SISTEM BILANGAN REAL

CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

SKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID. Universitas Negeri Yogyakarta

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

TINJAUAN MATA KULIAH Mata Kuliah Geometri dan Pengukuran merupakan mata kuliah yang memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep-konsep geometri

BAB 8 PENGANTAR GEOMETRI NON-EUCLIDES

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

Geometri di Bidang Euclid

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

DASAR-DASAR MATEMATIKA

GEOMETRI DALAM RUANG DIMENSI TIGA

SISTEM BILANGAN REAL

Matematika Semester IV

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

TEOREMA PAPPUS PADA ELIPS, PARABOLA DAN HIPERBOLA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

PERSAMAAN GARIS LURUS

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

1 SISTEM BILANGAN REAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

GEOMETRI PROJEKTIF DAN APLIKASINYA. Sangadji dan Marsodi *

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Peta Konsep. Bangun datar. Sifat-sifat bangun datar. Sudut

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

GEOMETRI EUCLID. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Dwi Juniati, M.Si.

GEOMETRI RUANG. Oleh : Tetty Natalia Sipayung, S.Si., M.Pd. Geometri Ruang i

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

KEDUDUKAN DUA GARIS LURUS, SUDUT DAN JARAK

SIFAT-SIFAT SEGITIGA SIKU-SIKU PADA GEOMETRI BOLA. Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

TUGAS INDIVIDU. Geometri Insidensi Geometri Terurut DISUSUN OLEH : PROGRAM PASCASARJANA UNNES PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA Kampus Unnes Tegal

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

1 SISTEM BILANGAN REAL

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Transkripsi:

3 PENGENLN GEOMETRI TERURUT Lobachevsky Lahir di Nizhny Novgorad, Rusia. orangtuanya bernama Ivan Maksimovich Lobachevsky dan Praskovia lexan drovina Lobachevsky. Pada tahun 1800 ayahnya meninggal dan ibunya pindah ke Kazan. Di Kazan, Nikola Ivanovich Lobachevsky mengikuti Kazan Gymnasium pada tahun 1802. dan lulus tahun 1807. Manfaat utama teori yang ditemukan Lobachevsky adalah perkembangan geometri Non-Euclide yang tidak berbeda dari Janos ulyai. Sebelumnya para matematikawan mencoba membuat kesimpulan 5 postulat euclide dari aksioma-aksioma lain.kelima postulat euclide adalah postulat kesejajaran euclide biasanya diganti dengan postulat John Playfair yang mengatakan bahwa diberikan sebuah garis dan sebuah titik di luar garis, hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis tersebut yang melalui sebuah titik diluar garis tersebut. geometri Lobachevsky menerima semua postulat geometri euclidedengan membuang postulat kesejajarannya. Lobachevsky mengganti postulat kesejajaran euclide dengan suatu postulat bahwa ada lebih dari satu garis yang sejajar dengan suatu garis tertentu yang melalui suatu titik diluar garis tersebut.geometri lobachevsky memandang bahwa setiap segitiga jumlah besar sudutnya kurang dari 180 derajat. perkembangan geometri non-euclide Lobachevsky disebut geometri hiperbolik. Pada Geometri Terurut ditentukan titik-titik,,... sebagai unsur yang tidak didefinisikan dan 60 / Geometri Terurut

relasi keantaraan sebagai relasi yang tidak didefinisikan. Relasi ini dinyatakan dengan [ ], yang berarti terletak antara dan. Jika tidak terletak antara dan, maka dikatakan tidak []. ksioma-aksioma pada Geometri Terurut: ksioma 3.1 da paling sedikit dua titik ksioma 3.2 Jika dan dua titik berlainan, maka ada satu titik yang memenuhi [ ]. ksioma 3.3 Jika [ ], maka dan berlainan ksioma 3.4. Jika [ ], maka [ ] tetapi tidak [ ] Dari aksioma-aksioma di atas diturunkan teoremateorema seperti berikut. Teorema 3.1 Jika [ ], maka tidak [ ] ukti: Menurut ksioma 3.4 Jika [ ], maka tidak [ ] Ini ekuivalen dengan jika [ ], maka tidak [] Teorema 3.2 Jika [ ], maka, dan berlainan atau ukti: ndaikan =, maka [ ] Jika [ ] maka [ ] (aksioma 3.4) Jika [ ] maka tidak [ ] (aksioma 3.4). Kontradiksi Jadi ndaikan =, maka [ ] Jika [ ], maka [ ] (menurut ksioma 3. 4) Geometri Terurut / 61

Jika [ ], maka tidak [ ] (menurut Teorema 3.1) terdapat kontradiksi, jadi. ksioma 3.3 didapat Terbukti, bahwa Definisi 3.1 Jika dan dua titik berlainan, maka segmen atau ruas garis ialah himpunan titik P yang memenuhi [ P ]. Dikatakan titik P terletak pada segmen. Teorema 3.3 Titik maupun titik tidak terletak pada segmen ukti : ndaikan atau terletak pada segmen maka terdapat [] atau [ ]. Ini bertentangan dengan Teorema 3.2. Jadi maupun tidak terletak pada segmen. Teorema 3.4 Segmen = segmen ukti Segmen = himpunan titik P sedemikian hingga [P] (definisi) = himpunan titik P sedemikian hingga [P] (aksioma 3.4) = segmen (definisi) Definisi 3.2 Interval ialah segmen ditambah ujungujungnya yaitu dan. Jadi = + + Sinar / (dari menjauhi ) ialah himpunan titik-titik P yang memenuhi [P ]. 62 / Geometri Terurut

Garis ialah interval ditambah sinar-sinar / dan /. Jadi garis = / + + / kibat : Interval = interval Garis = garis, ukti Interval = segmen ditambah dan = segmen ditambah dan = segmen ditambah dan = interval ksioma 3.5 Jika dan D titik-titik berlainan pada garis, maka pada garis D. Teorema 3.5 Jika dan D titik-titik berlainan pada garis, maka garis = garis D. ukti : Jika,, dan D tidak semuanya berlainan, maka dapat dimisalkan = D dan akan dibuktikan, bahwa garis = garis. Untuk membuktikan, bahwa garis = garis, kita tunjukkan, bahwa setiap titik pada garis adalah juga titik pada garis dan sebaliknya. i) pada garis (premis) Misalkan X pada garis. maka menurut ksioma 3.5, pada garis X pada garis X pada garis X ( ujung X) Maka menurut aksioma 3.5, X pada garis. Jadi, jika X pada garis, maka X pada garis. Geometri Terurut / 63

Kesimpulan garis himpunan bagian dari garis ii) Misalkan Y pada garis, pada (premis) pada ( ujung ) maka menurut ksioma 3.5, pada garis. Y pada garis pada garis menurut ksioma 3.5, maka pada garis Y pada garis Y pada garis Y ( ujung Y) Jadi menurut ksioma 3.5, Y pada garis. Jika Y pada garis, maka Y pada garis. Kesimpulan garis himpunan bagian dari garis Dari i) dan ii) terbukti bahwa garis = garis. Jika D, maka dengan jalan yang sama dapat dibuktikan, bahwa garis sama dengan garis D, sehingga garis = garis = garis D. Jadi jika,, dan D semua berlainan garis = garis D. kibat 1: Dua titik berlainan terletak tepat pada satu garis. Dua garis berlainan (jika ada) mempunyai paling banyak 1 titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik potong kedua garis itu. kibat 2: Tiga titik berlainan, dan pada suatu garis memenuhi tepat hanya salah satu dari relasi-relasi [ ], [ ], atau [ ]. ksioma 3.6 64 / Geometri Terurut

Jika suatu garis, ada suatu titik tidak pada garis ini. Teorema 3.6 Jika tidak pada garis, maka tidak pada, juga tidak pada. Garis-garis, dan berlainan. ukti : ndaikan pada garis pada garis ( ujung ) Jadi pada garis, kontradiksi dengan tidak pada garis. Kesimpulan tidak pada garis Dengan cara yang sama untuk yang lain. Definisi 3.3 1. Titik-titik yang terletak pada garis yang sama disebut ollinear (kolinier atau segaris). 2. Tiga titik noncollinear,, menentukan suatu segitiga yang memuat tiga titik ini, yang disebut titik-titik sudut, dan tiga segmen,, yang disebut sisi-sisi. ksioma 3.7 Jika suatu segitiga, [ D] dan [ E ], maka pada garis DE, ada suatu titik F yang memenuhi [ F ]. Teorema 3.7 ntara dua titik berlainan ada suatu titik lain. ukti : Misalkan dan kedua titik itu seperti pada gambar berikut. Geometri Terurut / 65

D E F Menurut ksioma 3.6 ada suatu titik E tidak pada. Menurut ksioma 3.2 ada suatu titik memenuhi [ E ]. Mengingat Teorema 3.5 maka garis sama dengan garis E, tidak terletak pada garis ini, maka suatu segitiga. Menurut ksioma 3.2 ada suatu titik D yang memenuhi [ D]. Menurut ksioma 3.7 ada titik F antara dan. terbukti. ontoh 3.1 Didefinisikan, bahwa suatu segmen ialah himpunan titik-titik. pakah himpunan ini dapat berupa himpunan kosong? Jawab: Jika dan dua titik berlainan, maka segmen ialah himpunan titik P yang memenuhi [ P ]. Dikatakan titik P terletak pada segmen. Menurut Teorema 3.7 yang mengatakan, bahwa antara dua titik berlainan ada suatu titik lain, maka himpunan titik P tersebut tidak mungkin berupa himpunan kosong. 66 / Geometri Terurut

Teorema 3.8 Jika suatu segitiga dan [ D] dan [ E ], maka pada garis DE ada suatu titik F yang memenuhi [ F ] dan [D E F]. ukti : Karena F terletak pada garis DE, maka ada 5 kemungkinan: a) F = D; b. F = E; c) [E F D]; d. [F D E] e) [D E F] Kemungkinan: a) Jika F = D, maka [ D] dan [ D ], jadi, dan collinear. Kontradiksi dengan suatu segitiga. Jadi F D. b) Jika F = E, maka [ E ] dan [ E ], jadi, dan collinear. Kontradiksi dengan suatu segitiga. Jadi F E c) Jika [E F D], maka perhatikan gambar berikut. Dalam segitiga D E dengan [ E ] dan [E F D] Menurut ksioma 3.2 pada F ada X yang memenuhi [D X ]. Karena F dan D tidak mungkin berpotongan lebih dari satu kali, maka X =, sehingga terdapat [D ]. Kontradiksi dengan ketentuan [ D]. Jadi Geometri Terurut / 67

tidak mungkin [E F D] d) Jika [F D E], maka gambarnya adalah sebagai berikut. Dalam segitiga FE dengan [ F ], maka menurut ksioma 3.7 pada garis D ada suatu titik X sedemikian, sehingga [ X E]. Karena D dan E tidak berpotongan di lebih dari satu titik, maka X =, sehingga terdapat [ E]. Ini bertentangan dengan ketentuan [ E ]. Jadi tidak mungkin [F D E]. Jadi kemungkinan hanya [D E F]. ontoh 1.2 Tunjukkan bahwa suatu garis mempunyai titik yang tidak terhingga banyaknya. Jawab: Menurut definisi garis ialah interval ditambah sinar-sinar / dan /. Jadi garis = / + + /. Garis ialah himpunan titik P yang memenuhi [P ] digabung dengan himpunan titik P yang memenuhi [ P ] dan digabung lagi dengan himpunan titik P yang memenuhi [ P] dan ditambah titik-titik dan. 68 / Geometri Terurut

Sehingga banyaknya titik pada garis tidak terhingga (ksioma 3.2 dan Teorema 3.8). Teorema 3.9 Suatu garis tidak mungkin memotong ketiga sisi suatu segitiga (sisi berupa segmen) Teorema 3.10 Jika [ ] dan [ D], maka [ D] D Teorema 3.11 Jika [ ] dan [ D] serta D, maka: 1) [ D] atau [ D ], dan 2) [ D] atau [ D ] lihat gambar a), b) Teorema 3.12 Jika [ D] dan [ D] dan, maka [ ] atau [ ] lihat gambar c), d) Teorema 3.13 Jika [ ] dan [ D], maka [ D] dan [ D] lihat gambar e) a) D b) D c) D d) D Geometri Terurut / 69

e) D Definisi 3.3 Jika [ ] dan [ D], kita tulis [ D] Urutan 4 titik ini mempunyai sifat, jika [ D], maka [D ]. Urutan titik-titik ini dapat diperluas sebagai berikut. Seperti telah kita ketahui sebarang titik O pada segmen membagi segmen itu dalam dua segmen, O dan O. 0 Sebarang titk O pada sinar dari membagi sinar dalam suatu segmen dan suatu sinar, O dan O/. 0 Sebarang titik pada garis membagi garis dalam dua sinar berlawanan, jika [ O ], maka sinar-sinar itu ialah O/ dan O/, sinar O/ yang memuat titik, kadang-kadang lebih mudah disebut sinar O. 0 Untuk n > 1, maka n titik berlainan membagi garisnya dalam 2 sinar dan n-1 segmen. Titik titiknya dapat T1, T2,.Tn sedemikian hingga kedua sinar itu T1/Tn dan Tn/T1, 70 / Geometri Terurut

T 1 T 2 T 3 T n sedang n 1 segmen itu T1T2, T2T3,.. Tn-1Tn, masing-masing tidak memuat titik itu. Kita katakan, bahwa titik-titik itu dalam urutan T1T2. Tn dan ditulis [T1T2, T2T3,.., Tn]. Syarat perlu dan cukup untuk ini ialah : [T1T2T3], [T2 T3 T4], [T3 T4 T5],.. [Tn-2 Tn-1 Tn]. Marilah kita perhatikan kembali ksioma 3.8. Perkembangan logika yang terbaik dari suatu subjek menggunakan himpunan aksioma yang paling sederhana atau yang paling lemah. Pasch memberikan pernyataan yang lebih kuat tentang ksioma 3.7 Ia menyatakan : Jika sebuah garis dalam bidang suatu segitiga memotong satu sisi, maka ia juga akan memotong sisi yang lain (atau melalui suatu titik sudut). ksioma 3.7 yang kita pakai yaitu suatu aksioma dari Peano, lebih baik, karena a. kata bidang tidak dipakai sama sekali b. garis DE memasuki segitiga dengan cara yang khusus, yaitu sebelum memotong ia berasal dari titik D pada / ksioma ini cukup kuat dan dari ini dapat diturunkan Teorema 3.14. Jika Teorema 3.14 ini diambil sebagai aksioma, maka dari ini tidak dapat diturunkan ksioma 3.7 sebagai Teorema. Teorema 3.14 Jika suatu segitiga dan [ F ] dan [ D] maka pada garis DF, ada suatu titik E yang memenuhi [ E ]. Geometri Terurut / 71

ukti : Diambil G pada /F dan dipandang OF dengan [F G] dan [ D]. Maka menurut aksioma VII pada garis G ada titik H sedemikian, sehingga [D H F]. Menurut Teorema 3.8 [G H]. D K H E G F Menurut Teorema 3.10, karena [ F H] dan [F G], maka [ F G]. Di pandang FD dengan [ F G] dan [D H F]. Maka menurut ksioma 3.7 pada garis GH ada suatu titik K sedemikian, sehingga [D K ], dan menurut Teorema 3.8 [G H K]. Karena [G H] dan [G H K], maka [ H K]. Jadi ada segitiga K dengan [ K D] dan [K H ], maka menurut ksioma 3.7 pada garis DH (atau garis DF) ada suatu titik E yang memenuhi [ E ] terbukti. ontoh 3.3 uktikan.bahwa jika suatu segitiga dan [ L ], [ M ] dan [ N ], maka ada suatu titik E yang memenuhi [ E L] dan [M E N]. M E D L 72 / Geometri Terurut N

Diketahui segitiga, [ L ], [ M ] dan [ N ] Dibuktikan : ada titik E yang memenuhi [ E L] dan [M E N]. ukti : Dipandang segitiga N dengan [ N ] (karena [ N ] dan [ L ]. Menurut Teorema 3.14 pada garis L ada titik D yang memenuhi [ D N]. Dipandang segitiga M N dengan [ D N] dan [ M ]. Maka menurut Teorema 3.14 pada garis D ada titik E yang memenuhi [M E N]. Karena [ D L], maka garis D sama dengan garis L. Jadi ada titik E yang memenuhi [M E N] dan [ E L] Terbukti. ontoh 3.4 Jika suatu segitiga, maka ketiga sinar /, /, / mempunyai transversal (yaitu suatu garis yang memotong ketiganya). uktikan! Diketahui segitiga Dibuktikan : /, /, / mempunyai transversal ukti : mbillah titik pada / dan titik pada / dan dipandang segitiga. Dipenuhi [ ] dan [ ]. D Geometri Terurut / 73

Maka menurut ksioma 3.7 pada garis ada suatu titik D yang memenuhi [ D ] dan menurut Teorema 3.8 [ D]. Jadi garis merupakan transversal dari /, / dan / Terbukti. ontoh 1.5 Jika suatu segitiga, maka /, / dan / tidak mempunyai transversal. Diketahui segitiga uktikan ; /, /, / tidak mempunyai transversal. ukti : mbillah pada / dan pada /. Telah terbukti (pada soal 4) bahwa memotong / jadi tidak mungkin memotong /. Maka /, / dan / tidak mempunyai transversal. Terbukti. Definisi 3.4 1. Jika,, tiga titik noncolinier, bidang adalah himpunan semua titik yang colinier dengan pasangan titik-titik pada satu atau dua sisi dari segitiga. 2. Suatu segmen, interval, garis atau sinar dikatakan terletak dalam bidang, jika semua 74 / Geometri Terurut

titiknya terletak dalam bidang itu. ksioma 3.1 sampai 3.7 dapat digunakan membuktikan letak dalam bidang. ksioma lainnya yang dapat digunakan adaladh aksioma yang dikemukakan Hilbert, yaitu: 1. Sekarang tiga titik noncolinier dalam bidang menentukan dengan lengkap bidang tersebut. 2. Jika dua titik berlainan pada suatu garis m terletak pada bidang, maka setiap titik dari m terletak dalam bidang. Definisi 3.5 Suatu sudut terdiri dari suatu titik O dan dua sinar yang noncoliner yang titik pangkalnya O. Titik O disebut titik sudut dan sinar-sinar itu adalah sisi-sisi sudut. ksioma 3.8 (Dalam ruang dimensi dua) Semua titik ada dalam satu bidang ksioma 3.9 Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam dua himpunan yang tidak kosong, sedemikian hingga tidak ada titik dari masing-masing himpunan yang terletak antara dua titik dari himpunan lainnya, maka ada satu titik dari satu himpunan yang terletak antara setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik himpunan lainnya. LTIHN 3. 1. Jika [ D] dan [ D] dan, buktikan [ ]. atau [ ]. Geometri Terurut / 75

2. uktikan Teorema 3.9 3. uktikan Teorema 3.10 4. uktikan Teorema 3.11 76 / Geometri Terurut