1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

dokumen-dokumen yang mirip
G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

SISTEM BILANGAN BULAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI GRUP

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

KONSTRUKSI HOMOMORFISMA PADA GRUP BERHINGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

Diktat Kuliah. Oleh:

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

SOAL. Pada himpunan bilangan real, selidiki apakah merupakan grup terhadap operasi yang didefinisikan sebagai berikut: PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNNES Journal of Mathematics

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

DASAR-DASAR ALJABAR MODERN: TEORI GRUP & TEORI RING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

STRUKTUR ALJABAR: RING

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK DALAM PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR (The Logical Identification Approach on the Subject of Abstract Algebra)

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM BILANGAN REAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Teorema-Teorema Utama Isomorphisma pada Near-Ring

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring

GRUP NON-ABELIAN YANG ABELIAN SECARA GRAFIS SKRIPSI

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

MODUL STRUKTUR ALJABAR 1. Disusun oleh : Isah Aisah, Dra., MSi NIP

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

STRUKTUR ALJABAR: GRUP

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal MODUL FAKTOR YANG DIBENTUK DARI SUBMODUL Z 2. Ari Wardayani

SUB GRUP/GRUP BAGIAN. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

Antonius C. Prihandoko

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

TEORI IDEAL PADA SEMIRING FAKTOR DAN SEMIRING TERNARY FAKTOR

Transkripsi:

1. GRUP Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan pasangan elemen ( ab, ) pada G, yang memenuhi dua kondisi berikut: 1. Setiap pasangan elemen ( ab, ) pada G dikaitkan dengan tepat satu elemen 2. Setiap elemen yang dikaitkan dengan pasangan elemen ( ab, ) pada G merupakan elemen di G. Kondisi 1 disebut juga dengan kondisi tertutup (closed), sedangkan kondisi 2 disebut juga dengan kondisi terdefinisi dengan baik (well-defined). Untuk selanjutnya, jika G merupakan himpunan, operasi pada G, dan ab, G, maka a b menyatakan elemen yang dikaitkan dengan pasangan elemen ( ab, ) terhadap operasi. Contoh 1.2 Diketahui G =, yaitu himpunan semua bilangan bulat. Didefinisikan operasi pada dengan syarat untuk setiap ab,, a b= a+ b. Apakah operasi merupakan operasi biner pada? Pertama, akan ditunjukkan bahwa operasi merupakan operasi yang tertutup. Dapat diperhatikan bahwa sesuai dengan sifat bilangan bulat, maka penjumlahan dua bilangan bulat akan menghasilkan bilangan bulat juga. Sehingga dengan demikian a b= a+ b. Jadi, terbukti operasi merupakan operasi yang tertutup. Kedua, akan ditunjukkan bahwa operasi merupakan operasi yang terdefinisi dengan baik. Dapat diperhatikan bahwa sesuai dengan sifat bilangan bulat, maka setiap dua bilangan bulat dapat dijumlahkan dan menghasilkan bilangan bulat. Jadi, terbukti operasi merupakan operasi yang terdefinisi dengan baik. Jadi, operasi merupakan operasi biner pada. 1

Contoh 1.3 Didefinisikan operasi pada dengan syarat untuk setiap ab,, a b= a b. Apakah operasi merupakan operasi biner pada? Diperhatikan bahwa jika a = 1 dan b = 2 akan berakibat a b= 1 2= 1 2. Jadi, operasi tidak memenuhi kondisi tertutup. Diperhatikan juga bahwa jika a = 1 dan b = 0 akan berakibat a b= 1 0= 1 0 yang tidak bisa didefinisikan. Jadi, operasi tidak memenuhi kondisi terdefinisi dengan baik. Jadi, operasi bukan merupakan operasi biner pada. Definisi 1.4 (Grup) Diketahui G himpunan dan operasi biner pada G. Himpunan G disebut grup terhadap operasi jika dan hanya jika memenuhi keempat aksioma berikut : 1. G bukan merupakan himpunan kosong 2. Untuk setiap abc,, Gberlaku ( a b) c= a ( b c) 3. Terdapat e G sehingga untuk setiap a G berlaku e a = a e = a 4. Untuk setiap a G terdapat a' G sehingga berlaku a a' = a' a = e. Aksioma 2 disebut juga dengan sifat asosiatif. Elemen e G pada aksioma 3 disebut juga dengan elemen identitas. Elemen elemen a terhadap operasi. a' G pada aksioma 4 disebut juga dengan invers Contoh 1.5 Misalkan G ( ) { a, b a, b } = =. Didefinisikan operasi biner pada G, yaitu untuk setiap ( ab, ),( cd, ) G berlaku ( a, b) ( c, d) ( a c, b d) terhadap operasi? = + +. Apakah G merupakan grup Jelas bahwa G bukan merupakan himpunan kosong, karena ( ) bahwa G memenuhi sifat asosiatif. Untuk sebarang (, ),(, ),(, ) menggunakan sifat bilangan bulat diperhatikan bahwa: 1,1 G. Akan ditunjukkan ab cd e f G, dan dengan 2

(( a, b) ( c, d) ) ( e, f ) = ( a+ c, b+ d) ( e, f ) = ( a+ c+ e, b+ d + f ) = ( ab, ) ( c+ ed, + f) = ( ab) ( cd) ( e f) ( ),,,. Jadi, terbukti bahwa sifat asosiatif berlaku. Jika dipilih elemen ( 0,0) G, maka untuk setiap ( ab, ) ( 0,0 ) ( ab, ) = ( 0 + a,0 + b) = ( ab, ) = ( a+ 0, b+ 0) = ( ab) ( ), 0,0. Jadi, ( 0,0) G merupakan elemen identitas pada G. Untuk sebarang ( ab, ) ( ab, ) ( a, b) = ( a+ ( a), b+ ( b) ) = ( a a, b b) = ( 0,0) = (( a) + a, ( b) + b) = ( a, b) ( a, b). Jadi, setiap elemen ( ab, ) (, ) G akan berlaku: Gdipilih elemen ( a, b) G, sehingga akan berlaku: G memiliki elemen invers terhadap operasi yaitu a b G. Karena keempat aksioma berlaku maka G merupakan grup terhadap operasi. Contoh 1.6 Misalkan G ( ) { a, b a, b } = =. Didefinisikan operasi biner pada G, yaitu untuk setiap ( ab, ),( cd, ) G berlaku ( a, b) ( c, d ) ( ac, bd ) terhadap operasi? =. Apakah G merupakan grup 3

Jelas bahwa G bukan merupakan himpunan kosong, karena ( ) bahwa G memenuhi sifat asosiatif. Untuk sebarang (, ),(, ),(, ) menggunakan sifat bilangan bulat diperhatikan bahwa: (( a, b) ( c, d )) ( e, f ) = ( ac, bd ) ( e, f ) = ( ace, bdf ) = ( ab, ) ( cedf, ) = ( ab) ( cd) ( e f) ( ),,,. Jadi, terbukti bahwa sifat asosiatif berlaku. Jika dipilih elemen ( 1,1) G, maka untuk setiap ( ab, ) ( 1,1 ) ( ab, ) = ( 1 a,1b) = ( ab, ) = ( a1, b1 ) = ( ab) ( ), 1,1. Jadi, ( 1,1) G merupakan elemen identitas pada G. Akan ditunjukkan tidak setiap elemen ( ab, ) 1,1 G. Akan ditunjukkan ab cd e f G, dan dengan Gakan berlaku: G memiliki elemen invers terhadap operasi. Misalkan ( ab, ),( cd, ) G, agar ( a, b) ( c, d ) ( ac, bd ) ( 1,1) = = maka harus dipenuhi ac = 1 dan bd = 1. Jika ab, 1, maka menurut sifat bilangan bulat tidak ada cd, sehingga ac = 1 dan 1 terhadap operasi operasi. bd =. Jadi, tidak setiap elemen ( ab, ) Akibatnya G bukan merupakan grup terhadap operasi. G memiliki invers Untuk selanjutnya notasi ( G, ) menyatakan himpunan G yang disertai operasi biner. Definisi 1.7 (Grup Komutatif) Grup ( G, ) disebut grup komutatif jika dan hanya jika untuk setiap, a b= b a. ab G berlaku 4

Contoh 1.8 Grup ( G, ) pada Contoh 1.5 merupakan grup komutatif karena untuk setiap ( ab, ),( cd, ) G berlaku ( a, b) ( c, d) ( a c, b d) ( c a, d b) ( c, d) ( a, b) = + + = + + =, sesuai dengan sifat komutatif pada penjumlahan bilangan bulat. Definisi 1.9 (Subgrup) ) merupakan grup. Himpunan H hanya jika memenuhi kedua aksioma berikut : 1. H bukan merupakan himpunan kosong 2. ( H, ) merupakan grup. G disebut subgrup atas G jika dan Contoh 1.10 { } Diperhatikan kembali Contoh 1.5. Misalkan (,0) merupakan subgrup dari G? H = a a G. Apakah H Jelas bahwa H bukan merupakan himpunan kosong, karena ( 0,0) H. Akan ditunjukkan bahwa H memenuhi sifat asosiatif. Untuk sebarang ( a,0 ),( b,0 ),( c,0) H, dan dengan menggunakan sifat bilangan bulat diperhatikan bahwa: (( a,0 ) ( b,0 )) ( c,0 ) = ( a+ b,0 ) ( c,0) = ( a+ b+ c,0) = ( a,0 ) ( b+ c,0) = ( a ) ( b ) ( c ) ( ),0,0,0. Jadi, terbukti bahwa sifat asosiatif berlaku. Jika dipilih elemen ( 0,0) H, maka untuk setiap ( ab, ) ( 0,0 ) ( a,0) = ( 0 + a,0) = ( a,0) = ( a + 0,0) = ( a ) ( ),0 0,0. H akan berlaku: 5

Jadi, ( 0,0) H merupakan elemen identitas pada H. Untuk sebarang ( a,0) ( a,0 ) ( a,0 ) = ( a+ ( a),0) = ( a a,0) = ( 0,0) = (( a) + a,0) = ( a ) ( a ) H dipilih elemen ( a,0) H, sehingga akan berlaku:,0,0. Jadi, setiap elemen ( a,0) ( a,0) H memiliki elemen invers terhadap operasi yaitu H. Karena keempat aksioma berlaku maka H merupakan grup terhadap operasi. Akibatnya H merupakan subgrup atas G. Definisi 1.11 (Subgrup Trivial dan Subgrup Sejati) ) merupakan grup dan H disebut subgrup trivial jika dan hanya jika H { e} identitas. Subgrup H disebut subgrup sejati jika dan hanya jika H G merupakan subgrup atas G. Subgrup H =, dengan e G merupakan elemen G. Teorema 1.12 (Kanselasi Kanan) ) merupakan grup dan,, abc G. Jika a c= b c, maka berlaku a = b. Misalkan a c= b c. Menurut aksioma 3 Grup (Definisi 1.4) terdapat elemen c ' yang merupakan invers elemen c. Diperhatikan bahwa: ( ) ' ( ) a c c = b c c'. Menggunakan sifat asosiatif grup diperoleh: ( ') ( ') a c c = b c c. Sesuai definisi aksioma 3 Grup diperoleh a e= b e. Sesuai definisi aksioma 2 Grup diperoleh: a = b. c c' = e, dengan e elemen identitas sehingga: 6

Teorema 1.13 (Kanselasi Kiri) ) merupakan grup dan,, abc G. Jika c a = c b, maka berlaku a = b. Teorema 1.14 ) merupakan grup dan, memenuhi persamaan a x= b. ab G, maka hanya ada tepat satu x G yang Akan ditunjukkan bahwa terdapat x G yang memenuhi a x= b. Akan ditunjukkan bahwa a' b merupakan elemen x yang dimaksud, dengan a ' merupakan invers elemen a. Diperhatikan bahwa: ( ) ( ) a a' b = a a' b sifat asosiatif = e b definisi a' = b sifat e. Kemudian akan ditunjukkan bahwa elemen x tersebut tunggal. Misalkan ada penyelesaian lain, namakan x2 G yang memenuhi a x2 = b. Karena a x= b dan a x2 = b, maka berlaku a x= a x2. Menggunakan teorema kanselasi kiri, diperoleh x = x2. Jadi, terbukti bahwa hanya ada tepat satu x G yang memenuhi persamaan a x = b. Teorema 1.15 Diketahui (, ) G merupakan grup dan e G merupakan elemen identitas, maka hanya ada tepat satu elemen identitas pada G. Misalkan ada elemen ee, 1 G, dengan e a= a e= a dan e 1 a= a e 1 = a untuk setiap a G. Misalkan dipilih a= e1, akibatnya berlaku e e1 = e1 e= e1. Karena e 1 juga merupakan elemen identitas, akibatnya e 1 e= e, dan dengan kata lain e= e1. Jadi, elemen identitas pada grup G tunggal. 7

Teorema 1.16 Diketahui (, ) G merupakan grup dan a G. Jika a ' merupakan invers elemen a, maka hanya ada tepat satu elemen a ' pada G. Misalkan elemen a G memiliki dua elemen invers, yaitu a ' dan a '', sehingga a a' = a' a= e dan a a'' = a'' a= e. Akibatnya a a' = a a'' = e, dan dengan teorema kanselasi kiri diperoleh a' = a''. Jadi, terbukti bahwa elemen invers tunggal. Teorema 1.17 ) merupakan grup dan, ( a b) pada G. Menggunakan sifat grup, perhatikan bahwa: ( ) ( ) ( ) ( ) a b b' a' = a b b' a' = a e a' = a a' = e. Jadi, terbukti bahwa ( a b) ' ( b' a' ) =. ab G, maka ( b' a' ) merupakan invers elemen Teorema 1.18 ) merupakan grup dan H subgrup atas G, maka kedua pernyataan berikut berlaku: 1. Elemen identitas e G juga merupakan elemen pada H 2. Untuk setiap a H, berlaku a' H dengan a ' merupakan invers elemen a. Akan ditunjukkan kebenaran pernyataan 1. Andaikan terdapat H H eh H, dengan e a= a e = a untuk setiap a H. Karena H G, maka untuk setiap a H berlaku a G. Karena G merupakan grup, maka berlaku e a= a e= a. Dengan demikian diperoleh eh = e. Jadi, terbukti bahwa e H. a eh = a e= a dan menggunakan teorema kanselasi kiri diperoleh 8

Akan ditunjukkan kebenaran pernyataan 2. Karena H merupakan grup terhadap operasi biner, maka menurut definisi grup jelas bahwa a' H untuk setiap a H. Teorema 1.19 ) merupakan grup dan H G. Himpunan H merupakan subgrup atas G jika dan hanya jika untuk setiap ab, H berlaku a b' H, dengan b ' merupakan invers elemen b. Karena H merupakan subgrup atas G, maka menurut Teorema 1.17 berlaku b' dengan demikian a b' H. H dan Akan ditunjukkan H merupakan subgrup atas G. Karena H operasi pada G juga berlaku pada H. Jika dipilih b G maka sifat asosiatif = a, akan diperoleh a b' = a a' = e H. Dengan demikian H memuat elemen identitas dan sekaligus menunjukkan bahwa H bukan himpunan kosong. Selanjutnya, jika dipilih a = e, akan diperoleh a b' = e b' = b' H untuk setiap b H. Dengan demikian H memuat invers dari setiap elemennya. Jadi, terbukti bahwa H merupakah subgrup atas G. Teorema 1.20 ) merupakan grup dan H, K merupakan subgrup-subgrup atas G, maka H K juga merupakan subgrup atas G. Ambil sebarang ab, H K, akibatnya ab, H dan ab, K. Karena H merupakan subgrup maka menurut Teorema 1.19 berlaku subgrup maka menurut Teorema 1.19 juga berlaku dan menurut Teorema 1.19 berakibat H a b' H. Karena K juga merupakan a b' K. Akibatnya a b' H K, K merupakan subgrup atas G. 9

Sumber Fraleigh J. B., 1994, A First Course in Abstract Algebra, Addison-Wesley Publishing Company inc., United States. 10