BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

PELAPORAN FISKAL PADA PERUSAHAAN DAGANG (Studi Kasus Pada PT Warna Agung Semarang)

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

SIMULASI TAX PLANNING UNTUK MEMINIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT K DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Orang Pribadi - pembukuan

bunga dari sistem pembayaran angsuran dan penggantian aktiva tetap.

PENERAPAN KEBIJAKAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK KARYAWAN DALAM MENUNJANG PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ( STUDI KASUS PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN BEBAN PPH BADAN PADA PERUSAHAAN MBEW

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. REVIANA

Transkripsi:

33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya. Perusahaan ini telah menerapkan penerapan perencanaan pajak (tax planning) sebagai upaya meminimalkan pajak penghasilannya. Implementasi perencanaan pajak yang dilakukan pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan aspek perpajakan dan memilih alternatif yang menimbulkan beban pajak yang paling kecil melalui strategi penghematan pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

34 Berikut penjelasan dari Laporan Keuangan PT XYZ setelah perusahaan melakukan penerapan perencanaan pajak (tax planning) atas pendapatan dan beban diatas sebagai berikut: 1. Pendapatan Pelaporan pendapatan usaha dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan dari luar operasional perusahaan. Pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan perusahaan selama tahun 2009 sebesar Rp.

35 276.314.452.480,- sedangkan pendapatan usaha yang berasal dari luar kegiatan usaha selama tahun 2009 sebesar Rp. 138.533.947,- yakni merupakan keuntungan atas pengalihan asset perusahaan. 2. Beban Usaha Beban ini merupakan biaya biaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan operasional perusahaan dan biaya biaya lainnya yang menurut peraturan perpajakan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Adapun rincian perencanaan pajak atas beban usaha adalah sebagai berikut : 1) Gaji Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk gaji, THR, tunjangan telepon dan BBM, tunjangan perumahan, tunjangan PPh Pasal 21, dan tunjangan lain selama tahun 2009 yang dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. Berikut penjelasan tax planning atas akun gaji : Biaya gaji (laporan fiskal perusahaan) Rp. 201.108.985.553,- Tax planning gaji (dalam bentuk tunjangan) Rp. 243.645.173,- Komponen gaji setelah tax planning Rp. 201.352.630.725,- 2) Biaya Karyawan Pelaksana Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan meliputi untuk penelitian dan pengembangan SDM, pesangon, reimburse pengobatan, pakaian seragam yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a dan f UU PPh. Dalam hal ini, tax planning yang dilakukan perusahaan adalah : Biaya Pelaksana lainnya (laporan fiskal perusahaan) Rp. 14.815.851.324,- Tax Planning atas biaya pelaksana lainnya (pemberian logo seragam karyawan, reimburse pengobatan) Rp. 4.128.597.055,- Beban karyawan pelaksana setelah tax planning Rp. 18.944.448.379,-

36 3) Perjalanan Dinas Biaya ini merupakan biaya operasional perusahaan yang terkait langsung dengan kegiatan usaha perusahaan berupa perjalanan dinas keluar kota sebesar Rp. 1.304.855.261,- dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 4) Bahan Baku Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembelian bahan-bahan baku operasional pekerjaan baik yang bersifat rutin maupun pekerjaan proyek sebesar Rp.41.243.197.458,- yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 5) Penyusutan PT. XYZ menggunakan metode garis lurus dalam penyusutan seluruh asset perusahaannya. Penyusutan selama tahun 2009 sebesar Rp. 1.281.633.942,- yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf b UU PPh. 6) Pemeliharaan dan Perbaikan Biaya ini mencatat pengeluaran perusahaan yang berkenaan dengan pengeluaran rumah tangga kantor, baik berupa perbaikan kantor, service kenderaan dinas maupun pergantian sparepart kenderaan dinas kantor sebesar Rp. 855.516.278,- yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 7) Sewa Kantor Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas sewa kantor untuk kegiatan operasional perusahaan selama tahun 2009 sebesar Rp.1.086.400.000,- dan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 8) Telpon, Listrik & Air Merupakan akun biaya atas penggunaan telpon kantor, listrik dan air dalam rangka kegiatan operasional perusahaan sebesar Rp. 1.049.745.962,- yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh.

37 9) ATK dan Barang Cetakan & Fotocopy Biaya biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkenaan dengan pembeliatan alat-alat tulis kantor dan barang cetakan yang digunakan untuk keperluan operasional kantor sebesar Rp. 603.294.147,- yang merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dan menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 10) Biaya Rapat Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka rapat kerja manajemen perusahaan seperti RUPS, penyusunan rencana kerja anggaran perusahaan yakni sebesar Rp. 66.648.923,- yang merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dan menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 11) Biaya Administrasi Kantor Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membantu berjalannya operasional perusahaan, diantaranya legalitas perusahaan, pengiriman berkas/dokumen, keperluan kantor/karyawan lainnya sebesar Rp. 2.328.859.456,- yang merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dan menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 12) BBM, Parkir & Tol Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka kegiatan operasional kantor sebesar Rp. 1.246.276.634,- yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 13) Transport Pengeluaran perusahaan yang digunakan untuk kepentigan operasional perusahaan untuk perjalanan yang berada didalam kota, yakni sebesar Rp. 457.701.849,- yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh.

38 14) Beban Administrasi Bank Beban ini untuk mencatat pengeluaran atas biaya yang dibebankan oleh pihak bank kepada perusahaan atas jasa jasa yang telah diberikan oleh pihak bank yang berupa biaya administrasi bank dan biaya biaya atas transaksi bank lainnya sebesar Rp. 862.008.198,- B. Analisa Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT ABC telah menerapkan perencanaan pajak, namun belum dilakukan secara maksimal, oleh karena itu penulis mencoba untuk menganalisa penerapan perencanaan pajak penghasilan wajib pajak badan PT. XYZ menurut penulis. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 hasil analisa penulis setelah menerapkan perencanaan pajak (tax planning):

39 Berikut adalah penjelasan hasil analisa penulis terhadap penerapan perencanaan pajak atas pendapatan dan beban pada PT XYZ : 1. Pendapatan Perusahaan menetapkan perencanaan pajak penghasilan berupa kebijakan pengakuan pendapatan diakui berdasarkan akrual basis (accrual basis),

40 dimana perusahaan mengakui pendapatan pada saat perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan usaha atau setelah berakhirnya pekerjaan. Berdasarkan analisi penulis, bahwa penerepan perencanaan pajak atas akun pendapatan telah efisien dan sesuai dengan peraturan perpajakan. 2. Gaji Penerapan perencanaan pajak (tax planning) yang telah dilakukan perusahaan, adalah : Biaya gaji (laporan fiskal perusahaan) Rp. 201.108.985.553,- Tax planning gaji (dalam bentuk tunjangan) Rp. 243.645.173,- Komponen gaji setelah tax planning Rp. 201.352.630.725,- Menurut penulis, strategi perusahaan dalam penerapan perencanaan pajak atas akun gaji ini telah efisien, hal ini dikarenakan atas pemberian fasilitas tunjangan kepada karyawan dapat dijadikan sebagai pengurang atas pajak penghasilan perusahaan yang mengacu pada UU No. No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a. 3. Biaya karyawan pelaksana Biaya karyawan pelaksana (laporan fiskal perusahaan) Rp. 14.815.851.324,- Tax Planning atas biaya pelaksana lainny (pemberian logo seragam karyawan, reimburse pengobatan) Rp. 4.128.597.055,- Biaya karyawan pelaksana setelah tax planning Rp. 18.944.448.379,- Menurut penulis strategi perusahaan dalam penerapan perencanaan pajak atas akun biaya ini telah efisien sesuai dengan UU No. No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a dan f, akan tetapi penggunaan nama akun haruslah lebih diperjelas agar tidak menjadi sesuatu yang dipertanyakan oleh pihak pajak. 4. Telpon, listrik dan air Berdasarkan penelitian penulis, terdapat pemakaian pulsa oleh manager sebesar Rp. 35.611.998,-. yang dimasukkan kedalam biaya telpon kantor.

41 Sesuai KEP-220/PJ/2002, bahwa biaya telpon ini sebesar 50% sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan. Berikut tax planning atas biaya telpon menurut penulis : Biaya telpon, listrik dan air (setelah tax planning perusahaan) Rp. 1.049.745.962,- Tax planning biaya telpon (50% x Rp. 35.611.998) Rp. 17.805.999,- Total biaya setelah tax planning Rp. 1.067.551.961,- 5. Iklan/pemasaran & entertainment Dalam kompenen akun biaya ini, penulis menemukan nominal sebesar Rp. 203.096.000,- merupakan biaya iklan yang digunakan untuk kepentingan pemasaran perusahaan selama 2009. Kompenen biaya ini dapat dijadikan pengurang pajak penghasilan karena merupakan biaya yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yakni mengacu pada UU No. No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a. Kemudian untuk penggunaan nama akun harus lebih diperhatikan agar tidak menjadi pertanyaan oleh pihak pajak, sebagai contoh akun entertainment menurut perpajakan harus mencantumkan daftar nominatif. 6. Sumbangan Menurut perusahaan seluruh sumbangan telah dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp. 478.187.800,-, dikarenakan bagi perusahaan hal itu bukan sebagai pengurang penghasilan sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf g. Namun berdasarkan penelitian penulis, salah satu dari komponen biaya sumbangan tersebut merupakan sumbangan bencana alam nasional di Padang yakni sebesar Rp. 121.000.000,- yang dapat dijadikan sebagai pengurang pajak penghasilan mengacu pada UU No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf i. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, penerapan perencanaan pajak pada PT. XYZ menunjukkan belum dilakukan secara efisien. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara besarnya penghasilan kena pajak

42 dan pph badan terutang setelah penerapan tax planning menurut perusahaan dengan hasil analisa penulis : Dengan demikian besarnya jumlah penghematan pajak yang seharusnya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan adanya analisa perencanaan pajak yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut PPh badan terutang menurut perusahaan Rp. 1.055.535.380,- PPh badan terutang menurut penulis Rp. 959.802.821,- Penghematan pajak Rp. 95.732.559,-.