SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN

SURVEY PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

SURVEI PENJUALAN ECERAN

KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Optimis. Pesimis. Kenaikan Harga BBM

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

SURVEI KONSUMEN. April 2015

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. Februari Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Indeks Keyakinan Konsumen turun

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Februari 2006

KONSUMEN. Januari 2005 Indeks Keyakinan Konsumen menurun. Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Optimis. Pesimis. Jul Ags. Jun. Jan. Okt. Mei. Feb.

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN

Indeks Keyakinan Konsumen

TINGKAT KEYAKINAN KONSUMEN PANGKALPINANG MASIH PESIMIS

OPTIMISME KEYAKINAN KONSUMEN PALEMBANG SEMAKIN MENURUN

2

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN

2

KEYAKINAN KONSUMEN PANGKALPINANG SEMAKIN MENURUN

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

MASYARAKAT BABEL CUKUP OPTIMIS TERHADAP KONDISI EKONOMI SAAT INI


INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN PALEMBANG MENINGKAT. I. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Triwulan IV

i

Tim Statistik Sektor Riil 1 OPTIMIS PESIMIS. Metodologi

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

BI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kondisi Perekonomian Indonesia

Bank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan ekonomi tanpa meninggalkan budaya adiluhung yang ada.

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

1. Tinjauan Umum

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Laporan Kinerja Bulanan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2013

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI PERSEPSI PASAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2017 INFLASI 0,13 PERSEN

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2015 INFLASI 0,69 PERSEN

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI DESEMBER 2016 INFLASI 0,35 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2015 INFLASI 0,92 PERSEN

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

meningkat % (yoy) Feb'15

Manulife Investor Sentiment Index Study

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2017 DEFLASI 0,10 PERSEN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN JAWA TENGAH TRIWULAN I-2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2014

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

Transkripsi:

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN Januari Penjualan riil pada Januari mengalami penurunan sebesar -6,0%. Hari raya Imlek diduga cukup mengurangi tekanan sehingga penurunan indeks penjualan riil tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya. Disisi lain, penurunan indeks secara bulanan yang tidak cukup besar tersebut mampu mendorong pertumbuhan tahunan ke arah positif. Ekspektasi harga umum untuk 3 dan 6 bulan kedepan mengalami sedikit peningkatan, hal ini ditengarai disebabkan oleh rencana stimulus fiskal. Perkembangan Penjualan Riil Penjualan riil menurun secara bulanan, namun secara tahunan meningkat Berdasarkan hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia tercatat bahwa indeks penjualan riil pada Januari mengalami penurunan, indeks berada pada level 152,6 atau menurun -6,0% dibandingkan periode sebelumnya. Sama seperti pola pertumbuhan penjualan riil pada tahun-tahun sebelumnya, penjualan riil pada awal tahun juga mengalami penurunan. Adanya hari raya Imlek tampaknya cukup mampu untuk menahan indeks penjualan riil pada awal tahun tidak jatuh lebih dalam sehingga penurunan tersebut tidak lebih besar dibandingkan pola penurunan pada tahun sebelumnya. Disamping itu, masih adanya program diskon barang-barang impor yang pembeliannya menggunakan kurs yang lebih rendah diduga cukup mendorong penjualan pada bulan Januari. Grafik 1. Perkembangan Indeks Riil Penjualan Eceran Indeks 210.0 190.0 170.0 90.0 70.0 Indeks Riil Penjualan Eceran 50.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1* Metodologi Survei Penjualan Eceran (SPE) dilaksanakan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDB dari sisi konsumsi swasta. SPE merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak September 1999 terhadap sekitar 270 pengecer sebagai responden (purposive sampling) di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Responden bersifat panel dan dikelompokkan berdasarkan 9 Klasifikasi Lapangan Usaha Industri (KLUI) tahun 1997 dan hasil survei penjualan eceran disajikan dalam bentuk indeks riil. Untuk perkiraan harga umum dan suku bunga kredit perhitungan dengan menggunakan metode balance score (net balance + 100). Berdasarkan uji korelasi selama periode 2001 s.d tingkat korelasi hasil survei dan PDB dari sisi konsumsi swasta sebesar 0,71%. 1

Penurunan permintaan terjadi hampir pada semua kelompok komoditas kecuali kelompok suku cadang kendaraan yang masih mengalami sedikit peningkatan sebesar 1,4%. Kelompok komoditas yang mengalami penurunan terbesar adalah kelompok bahan bakar (-10,8%), kelompok kerajinan, seni & mainan (-10,0%), kelompok pakaian & perlengkapannya (-7,8%), kelompok peralatan tulis (-5,4%), kelompok makanan & tembakau (-5,1%), kelompok bahan konstruksi (-4,6%), kelompok perlengkapan rumah tangga (-3,1%), dan kelompok bahan kimia (-2,5%). Penjualan riil pada kelompok bahan bakar masih mengalami penurunan terbesar walaupun telah terjadi penurunan harga pada kelompok tersebut, hal ini terjadi karena adanya gangguan distribusi bahan bakar baik jenis BBM, gas dan minyak tanah di sebagian besar kota yang disurvei. Tabel 1. Pertumbuhan Penjualan Riil secara Bulanan (m-t-m) Makanan & Tembakau 19,6-0,4 7,3-31,9-17,2 8,8-1,9-4,7 4,7-2,5 5,8 6,3 16,3-25,3 0,4 4,8-5,1 Pakaian & Perlengkapannya 41,5 12,8-38,6 2,8-12,4 24,3-18,0 6,7 5,1 7,9 5,7 1,0 6,1-22,8-9,5 17,8-7,8 Perlengkapan rumah tangga 8,6-4,9 47,9-11,3-24,9 0,9-1,1 3,0-1,0 3,2-2,0 11,5 4,2-12,2-6,1 3,9-3,1 Bahan kimia 11,0-3,3 77,0-39,4-14,4 4,7 11,6 34,9 0,2-2,3 3,4 0,4 5,9-17,6-2,2-3,8-2,5 Bahan konstruksi -5,5-1,9 9,2-12,9 36,7 10,6-3,9 18,5 17,4 6,6 0,9 1,6-10,5-9,3-5,4 0,6-4,6 Bahan bakar -0,3-1,8 11,7 11,5-24,7 1,3 1,8-6,2-3,2 15,2-3,0-1,3-7,5-8,2 6,2-2,7-10,8 Peralatan tulis 14,0-2,1 14,4-16,2-3,9 1,8-4,2-2,2 6,1 13,0 9,2-16,8-6,3-0,9-3,3 2,7-5,4 Suku cadang kendaraan 6,3-9,5 3,4-21,2-6,6-6,5 1,4 1,1 2,2-11,7 3,2 5,7 9,3-10,2-4,6 11,3 1,4 Kerajinan, Seni & Mainan 4,7 8,3 17,2-16,5-14,7 12,1-3,6-8,6 4,1 2,9 9,5-4,6 6,3-16,0-8,2 14,5-10,0 14,2 1,9 10,5-18,6-13,2 8,8-2,9 5,4 3,9 3,7 3,9 0,3 3,6-16,5-3,6 4,9-6,0 Meskipun secara bulanan penjualan riil mengalami penurunan, namun dibandingkan tahun sebelumnya penjualan riil masih mengalami peningkatan sebesar 2,9%. Terdapat 4 kelompok komoditi yang mengalami peningkatan penjualan riil dibanding tahun lalu, diantaranya kelompok bahan kimia (28,3%), kelompok bahan konstruksi (19,3%), kelompok pakaian & perlengkapannya (6,1%), dan kelompok makanan & tembakau (1,2%). Sementara itu, 5 kelompok komoditi yang mengalami penurunan penjualan riil adalah kelompok bahan bakar (-19,3%), kelompok peralatan tulis (-9,4%), kelompok kerajinan, seni & mainan (-6,5%), kelompok perlengkapan rumah tangga (-0,6%), dan kelompok suku cadang kendaraan (-0,2%). Tabel 2. Pertumbuhan Penjualan Riil secara Tahunan (y-o-y) Makanan & Tembakau 21,3-10,2 44,6-16,2-22,9-11,9-13,1-21,9-25,6-26,8-25,6-15,8-18,2-38,7-42,6-11,7 1,2 Pakaian & Perlengkapannya 62,7-7,3 20,3 15,7 17,3 40,9 8,8 14,1 17,2 12,9 5,5 16,3-12,8-40,3-12,0 0,8 6,1 Perlengkapan rumah tangga 14,5 7,4 68,0 25,2 0,9 9,0 3,0 5,9 7,5 8,0 4,4 16,9 12,2 3,5-34,2-23,0-0,6 Bahan kimia 0,0-13,4 81,7-0,8-7,8 4,4 6,4 55,6 42,9 38,1 39,4 57,9 50,7 28,4-29,0 12,6 28,3 Bahan konstruksi 22,5 19,8 16,7 8,2 56,6 73,3 43,9 79,2 91,4 84,4 98,9 95,1 84,9 70,9 48,0 70,9 19,3 Bahan bakar -16,1-11,3-4,8 6,9-10,8-2,1-11,0-5,7-17,0-2,5-7,6-5,1-12,0-17,8-21,9-31,9-19,3 Peralatan tulis 54,5 50,3 50,0 23,7 35,5 40,8 22,0 21,9 16,4 21,9 14,3 6,8-12,2-11,2-24,9-8,0-9,4 Suku cadang kendaraan 30,2 9,9 13,5-6,9-14,1-18,0-20,3-20,6-22,3-34,4-33,1-30,8-28,8-29,4-34,8-8,0-0,2 Kerajinan, Seni & Mainan 0,5-13,1 18,7-4,3-5,8 11,8 0,9 0,9 2,9-1,2 2,5 4,8 6,4-17,4-35,3-11,4-6,5 16,8-5,5 34,4 2,0-1,7 11,7 1,7 10,3 7,5 7,4 6,4 13,7 3,2-15,5-26,3-5,0 2,9 2

Tabel 3. Indeks Penjualan Riil menurut Kategori Makanan & Tembakau 263,8 262,8 282,0 192,1 159,0 172,9 169,6 161,7 169,3 165,1 174,7 185,7 215,9 161,2 161,8 169,5 160,8 Pakaian & Perlengkapannya 232,4 262,2 160,9 165,5 145,0 180,3 147,8 157,7 165,8 178,9 189,0 190,9 202,6 156,5 141,6 166,8 153,9 Perlengkapan rumah tangga 206,2 196,1 290,0 257,3 193,2 194,9 192,9 198,6 196,6 203,0 198,9 221,9 231,3 203,1 190,8 198,1 192,1 Bahan kimia 226,7 219,2 388,1 235,3 201,3 210,8 235,3 317,5 318,1 310,8 321,3 322,6 341,6 281,5 275,4 264,9 258,2 Bahan konstruksi 112,2 110,1 120,2 104,7 143,2 158,4 152,2 180,4 211,8 225,8 227,9 231,7 207,4 188,1 177,9 179,0 170,8 Bahan bakar 152,0 149,3 166,8 185,9 139,9 141,8 144,4 135,4 131,1 150,9 146,4 144,6 133,7 122,7 130,2 126,7 113,0 Peralatan tulis 335,5 328,4 375,8 314,9 302,5 307,9 295,1 288,5 306,1 345,9 377,7 314,3 294,4 291,7 282,1 289,8 274,0 Suku cadang kendaraan 33,6 30,5 31,5 24,8 23,2 21,7 22,0 22,2 22,7 20,1 20,7 21,9 23,9 21,5 20,5 22,8 23,1 Kerajinan, Seni & Mainan 298,5 323,2 378,9 316,4 270,0 302,8 292,0 266,9 277,9 285,9 313,1 298,7 317,6 266,9 245,0 280,4 252,5 186,3 189,9 209,8 170,9 148,3 161,3 156,6 165,1 171,5 177,9 184,8 185,5 192,2 160,4 154,6 162,3 152,6 Ekspektasi responden terhadap suku bunga kredit menurun Perkiraan Harga Umum dan Suku Bunga Kredit Ekspektasi responden terhadap kenaikan harga umum pada 3 dan 6 bulan kedepan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2,8 dan 7,6 poin sehingga kedua indeks berada pada level 140,7. Hal ini diduga karena adanya rencana stimulus fiskal oleh pemerintah. Disamping itu, penurunan harga BBM yang belum efektif diikuti oleh penurunan tarif angkutan dan bahan kebutuhan pokok lain juga memberikan kontribusi terhadap ekspektasi responden. Ekspektasi responden terhadap suku bunga kredit untuk 3 bulan kedepan mengalami penurunan sebesar 7,0 poin. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah responden yang memperkirakan akan terjadi kenaikan suku bunga kredit pada 3 bulan mendatang semakin berkurang. Disisi lain, responden mengekspektasikan suku bunga kredit untuk 6 bulan kedepan juga akan mengalami penurunan sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan indeks menjadi sebesar 95,2 sehingga untuk pertama kalinya berada di bawah level 100 sejak April. Transmisi kebijakan moneter dalam hal penurunan BI rate disinyalir telah memberikan pengaruh terhadap persepsi retailer bahwa akan terjadi penurunan suku bunga kredit pada 6 bulan yang akan datang. Ekspektasi Penjualan Optimisme responden terhadap perkiraan penjualan pada 3 bulan kedepan menurun Responden masih mengekspektasikan akan terjadi peningkatan penjualan untuk 3 bulan kedepan meskipun ekspektasi tersebut mengalami penurunan sebesar 4,8 poin dibandingkan survei bulan lalu sehingga indeks berada pada level 118,2. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah responden yang optimis bahwa penjualan mereka akan meningkat pada 3 bulan mendatang semakin berkurang. Disisi lain, perkiraan responden akan terjadi kenaikan penjualan pada 6 bulan kedepan naik 1,9 poin sehingga berada pada level 117,2. Kenaikan tersebut diduga terkait dengan program stimulus ekonomi pemerintah yang diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat pada 6 bulan kedepan. 3

Tabel 4. Indeks Ekspektasi Pedagang mengenai Harga secara Umum, Suku Bunga Kredit, dan Penjualan VARIABEL Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Ekspektasi Harga Umum 3 bulan yad 143,8 143,3 146,9 154,6 166,3 165,9 157,9 170,6 169,9 169,0 159,2 159,2 151,8 145,9 144,2 137,9 140,7 6 bulan yad 134,6 142,8 153,1 152,9 156,3 152,7 144,8 153,3 161,4 157,0 149,8 141,5 138,5 135,6 137,0 133,1 140,7 Ekspektasi Suku Bunga Kredit 3 bulan yad 99,0 99,3 102,0 101,3 105,0 97,4 102,6 113,6 114,7 121,3 118,8 119,9 133,8 128,5 118,7 113,3 106,3 6 bulan yad 99,0 102,4 103,0 103,4 105,7 98,5 95,6 111,4 112,1 117,8 113,0 113,0 119,4 108,9 106,0 102,0 95,2 Ekspektasi Penjualan 3 bulan yad 130,7 129,2 131,6 129,4 115,0 115,4 116,9 109,9 110,3 115,1 124,5 126,0 120,5 121,5 119,4 123,0 118,2 6 bulan yad 118,3 125,9 122,7 132,0 120,7 112,1 121,7 116,9 114,0 113,2 113,7 119,5 110,1 113,0 119,8 115,3 117,2 Keterangan : Indeks ekspektasi Harga Umum dan Suku Bunga Kredit dihitung dari Net Balance (%jawaban naik - % jawaban turun) ditambah 100. Indeks diatas 100 artinya harga umum dan suku bunga diekspektasikan akan meningkat, demikian pula sebaliknya. Grafik 2. Ekspektasi Pedagang mengenai Harga secara Umum (Indeks) 180.0 170.0 160.0 140.0 Ekspektasi 3 bln yad Ekspektasi 6 bln yad Inflasi Aktual (%) 5.0 4.0 3.0 2.0 120.0 1.0 0.0 100.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7-1.0 Grafik 3. Ekspektasi Pedagang mengenai Suku Bunga Kredit (Indeks) 160.0 140.0 Ekspektasi 3 bln yad Ekspektasi 6 bln yad Suku Bunga SBI 1 bulan (%) 120.0 100.0 90.0 80.0 70.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 Secara bulanan maupun tahunan, penurunan penjualan riil terjadi di kota Bandung, sementara kenaikan terjadi di kota Surabaya. Penjualan Eceran secara Regional Terdapat 3 kota yang mengalami penurunan penjualan riil secara bulanan, yaitu kota Jakarta (-8,7%), Bandung (-4,7%), dan Medan (-3,4%). Sementara, 2 kota besar yaitu Semarang dan Surabaya masih mengalami peningkatan penjualan meskipun tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 4,8% dan 1,4%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan riil di kota Bandung dan Semarang menurun masing-masing sebesar -7,3% dan -10,4%. 4

Disisi lain, penjualan riil masih meningkat di 3 kota besar yaitu Surabaya (16,5%), Medan (15,3%), dan Jakarta (4,0%). Tabel 5. Pertumbuhan Bulanan Penjualan Rill Per Kota (% m-t-m) Jakarta Bandung Surabaya Medan Semarang 18,5 6,6 18,2-27,8-18,6 16,9-3,9-2,7 15,0 5,0 4,7 0,3 22,7-34,3-3,1 5,3-8,7 11,8-3,1-5,9-10,2-1,7 2,6-5,0 0,7 0,2 5,3 4,8-1,5-0,8-6,2-7,0 5,1-4,7 4,3-5,1 1,2 1,2-4,9-6,8 8,2 14,7 2,9 0,0 0,1-0,7 6,0-4,0-6,5 2,1 1,4 2,4-3,0 4,0 8,9 1,7-2,4 1,6-0,4 4,7-0,9 3,6 4,5 7,7-6,0 1,1 5,3-3,4 12,1-11,6-3,4-19,0 41,0-5,5-0,5-5,6-0,5-11,4 8,0 2,1-9,8 5,0 1,1 3,3 4,8 14,2 1,9 10,5-18,6-13,2 8,8-2,9 5,4 3,9 3,7 3,9 0,3 3,6-16,5-3,6 4,9-6,0 Tabel 6. Pertumbuhan Tahunan Penjualan Riil Per Kota (% y-o-y) Jakarta Bandung Surabaya Medan Semarang 12,9-12,0 54,8-1,2-8,1 17,3 0,6 2,9 7,7 8,6 8,2 21,5 25,9-22,4-36,4-7,2 4,0 34,3 14,5 7,8 3,0 11,2 9,7 2,5 4,9 4,1 0,9-0,8-3,8-14,6-17,4-18,3-4,4-7,3-1,8-5,8-4,1-4,6-8,7-13,9-4,0 8,4 12,2 13,1 13,9 14,2 16,1 17,4 8,4 9,3 16,5 49,5 31,7 37,9 46,5 43,2 28,3 43,0 36,9 50,4 33,0 26,9 26,9 33,4 29,2 25,6 21,4 15,3 15,8 16,2-10,2-11,6 7,0 22,4 3,1 11,4 1,6-17,3-3,5-5,5-23,9-9,7-5,4 20,6-10,4 16,8-5,5 34,4 2,0-1,7 11,7 1,7 10,3 7,5 7,4 6,4 13,7 3,2-15,5-26,3-5,0 2,9 5