INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH"

Transkripsi

1 Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan Listrik u/ Industri Penjualan Listrik u/ Perdag. Penjualan Listrik Total Kunj. Wisman Hotel Occupancy Jkt Hotel Occupancy Bali Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan Listrik u/ Industri Penjualan Listrik u/ Perdag. Penjualan Listrik Total Kunj. Wisman Tingkat Hunian Hotel - Jkt Tingkat Hunian Hotel - Bali INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Agustus 2010 Secara tahunan, mayoritas indikator aktivitas ekonomi terpilih migas dan non migas tumbuh positif dengan peningkatan tertinggi pada produksi kendaraan niaga. Secara bulanan, penjualan minyak diesel mengalami ekspansi tertinggi sedangkan tingkat hunian hotel berbintang di Jakarta mengalami kontraksi terbesar. Secara kumulatif dalam periode Januari-Agustus 2010, seluruh indikator mengalami peningkatan dengan pertumbuhan tertinggi pada indikator indikator produksi otomotif. Pertumbuhan Beberapa Indikator Ekonomi: Tahunan Pada Agustus 2010, mayoritas indikator aktivitas ekonomi terpilih migas dan non migas tumbuh positif. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator produksi kendaraan niaga (97,60%) diikuti oleh ekspor besi & baja (31,92%), dan produksi kendaraan non niaga (30,22%). Sebaliknya tiga indikator mengalami pertumbuhan negatif dengan penurunan terbesar terjadi pada indikator tingkat hunian hotel berbintang di Jakarta (-12,01%). Selama Agustus 2009 Agustus 2010, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada ekspor kayu lapis yaitu mencapai 131,40% yang terjadi pada Januari Sementara itu, ekspor besi & baja mengalami kontraksi terbesar yaitu - 61,80% pada Agustus 2009 (Grafik. 1). Bulanan Secara bulanan, penjualan minyak diesel mengalami ekspansi tertinggi (23,22%) dan tingkat hunian hotel berbintang di Jakarta mengalami kontraksi terbesar (-18,36%). Selama periode Agustus 2009 Agustus 2010, pertumbuhan tertinggi dan terendah dialami oleh indikator yang sama yaitu ekspor besi & baja. Pertumbuhan tertinggi pada bulan Juli 2010 (63,57%) dan pertumbuhan terendah pada bulan April 2010 (-44,30%) (Grafik. 2). (% ) (% ) Grafik 1. Pertumbuhan Tahunan s.d Agustus 2010 Agustus Agustus 2010 Tertinggi Agustus 2010 Agustus Agustus 2010 Terendah Grafik 2. Pertumbuhan Bulanan s.d Agustus 2010 Agustus Agustus 2010 Tertinggi Agustus 2010 Agustus Agustus 2010 Terendah Pertumbuhan Indikator Ekonomi Kumulatif Secara kumulatif dalam periode Januari-Agustus 2010, seluruh indikator aktivitas ekonomi terpilih mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Produksi kendaraan niaga tumbuh paling tinggi yaitu 93,33% diikuti oleh produksi kendaraan non niaga (53,84%) dan produksi sepeda motor (35,08%). Sementara itu, ekspor besi & baja merupakan indikator aktivitas ekonomi yang tumbuh paling kecil sepanjang Januari-Agustus 2010 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,29% (Tabel 1). Metodologi Perkembangan Indikator Indikator Aktivitas Sektor Ekonomi Riil Terpilih terpilih (IAE) merupakan laporan perkembangan beberapa indikator ekonomi serta analisis mengenai perkembangan subsektor ekonomi terpilih. Pada laporan ini fokus analisis mengenai sub sektor bank. Data dan informasi diperoleh dari sektor riil baik dari Bank Indonesia maupun pihak eksternal, 1 diantaranya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) serta instansi/departemen terkait lainnya.

2 Tabel 1 Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih Migas Sumber data : Bank Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Keterangan : Pertumbuhan (%) Indikator Satuan Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Agustus 2010 y-o-y ytd* - Produksi Minyak Mentah ribu barel n/a 3,06 2,40 0,68 - Produksi Kondensat ribu barel n/a -1,58-1,93 2,67 Non Migas - Produksi Kendaraan Non Niaga unit ,22-10,59 53,84 - Produksi Kendaraan Niaga unit ,60-10,65 93,33 - Produksi Sepeda Motor unit ,75 5,32 35,08 - Ekspor Besi dan Baja ton ,92 8,91 0,29 - Konsumsi Semen ton ,40-3,34 9,34 - Ekspor Kayu Lapis ton ,40 0,53 33,92 - Ekspor Kayu Gergajian ton ,78-1,92 34,30 - Penjualan Minyak Diesel kiloliter n/a 12,56 23,22 24,68 - Penjualan Listrik ke Sektor Industri ribu KWH ,50 2,79 14,28 - Penjualan Listrik ke Bisnis/ Perdagangan ribu KWH ,74-1,09 12,02 - Penjualan Listrik Total ribu KWH ,53 0,14 11,76 - Kunjungan Wisman orang ,35-10,93 31,79 - Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Jakarta persen ,01-18,36 3,05 - Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Bali persen ,33-8,45 1,99 Ekspor Non Migas Utama - Barang dari Logam Tidak Mulia ribu ton ,66-11,93 6,51 - Batubara ribu ton ,64 4,37 35,12 - Biji Tembaga ribu ton ,80-39,36-0,86 - Peralatan Listrik ribu ton ,47 7,23 24,03 - Makanan Olahan ribu ton ,43 2,11 1,11 - Karet Olahan ribu ton ,98-5,01 18,32 - Bahan Kertas dan Kertas ribu ton ,33 30,35 1,00 - Tekstil dan Produk Tekstil ribu ton ,66 2,09 14,43 - Alat Angkutan dan Bagiannya ribu ton ,12 25,39 16,30 - Minyak Nabati ribu ton ,76 100,41-3,53 Data tingkat hunian Hotel Berbintang di wilayah Jakarta dan Bali mulai ditambahkan ke dalam publikasi Indikator Aktivitas Ekonomi Terpilih (IAE) sejak edisi Juli 2010 dengan data series kebelakang. Data ekspor 10 komoditas utama ekspor non migas (selanjutnya disebut Ekspor Non Migas Utama) mulai ditambahkan ke dalam publikasi IAE sejak edisi Mei Ekspor Non Migas Utama dipilih berdasarkan pangsa ekspor terhadap total ekspor periode Januari-Desember Analisis indikator aktivitas ekonomi Ekspor Non Migas Utama akan dilakukan pada saat ketersediaan data pertumbuhan secara bulanan (), tahunan () dan kumulatif (ytd) telah mencukupi 12 periode. *) Pertumbuhan kumulatif (ytd) dihitung dengan cara membandingkan data kumulatif dari bulan Januari hingga periode laporan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perhitungan pertumbuhan kumulatif mulai dilakukan pada periode Laporan IAE September Khusus untuk indikator Tingkat Hunian Hotel, pertumbuhan dihitung dengan cara membandingkan rata-rata data dari bulan januari sampai dengan periode laporan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. n/a Data sampai dengan laporan disusun belum tersedia. 2

3 ASSESMEN SUBSEKTOR EKONOMI (SUBSEKTOR BANK) Subsektor bank merupakan salah satu subsektor dalam sektor keuangan, persewaan, & jasa dengan pertumbuhan yang relatif rendah. Rata-rata pertumbuhan subsektor bank (2001 s.d 2009) hanya sebesar 5,11%. Peranan sektor keuangan, persewaan & jasa terhadap PDB secara rata-rata tahun sebesar 8,06%, yang berasal dari subsektor bank sebesar 3,15%, subsektor sewa bangunan (2,73%), subsektor jasa perusahaan (1,36%), subsektor lembaga keuangan tanpa bank (0,76%), dan subsektor jasa penunjang keuangan (6%). Meskipun pertumbuhan subsektor bank relatif rendah, kontribusi subsektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan kontribusi subsektor lain pada sektor t keuangan, persewaan, & jasa yaitu sebesar 0,21% mengingat pangsa/share subsektor bank paling tinggi dibandingkan subsektor lain pada sektor keuangan, persewaan, & jasa. Respon penurunan suku bunga perbankan masih terus berlanjut sebagaimana tercermin dari penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit yang masih terus berlangsung. Hal tersebut memberikan dampak positif bagi penyaluran kredit yang diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun Berdasarkan hasil Survei Perbankan Bank Indonesia, perbankan optimis bahwa penyaluran kredit baru tahun 2010 akan mengalami peningkatan dibandingkan target tahun lalu dimana pertumbuhan kredit tahun 2010 diperkirakan sekitar 20,2%-22,2% (). A. Peranan terhadap PDB Subsektor bank memiliki peranan sebagai jasa pelayanan kepada stakeholdernya. Kegiatan yang dicakup adalah kegiatan yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti: menerima simpanan terutama dalam bentuk giro dan deposito, memberikan kredit/pinjaman baik kredit jangka pendek/menengah dan panjang, mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharaga, mendiskonto surat wesel/kertas dagang/surat hutang dan sejenisnya, menyewakana tempat menyimpan barang berharga dsb. Output dari usaha perbankan adalah jumlah penerimaan atas jasa pelayanan bank yang diberikan kepada pemakainya, seperti biaya administrasi atas transaksi dengan bak, biaya pengiriman wesel dsb. Dalam output bank dimasukkan pula imputasi jasa bank yang besarnya sama dengan selisih antara bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan. Sebagai informasi, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan penjumlahan dari upah & gaji, surplus usaha, penyusutan & pajak tak langsung neto. Sementara itu, output atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK Umum dan Indeks Implisit PDB tanpa bank (BPS, 2005). Subsektor bank merupakan salah satu subsektor dalam sektor keuangan, persewaan, & jasa dengan pertumbuhan terendah dibandingkan pertumbuhan subsektor lain. Rata-rata pertumbuhan subsektor bank selama 9 tahun terakhir (2001 s.d 2009) sebesar 5,11%, atau paling rendah dibandingkan pertumbuhan subsektor lembaga keuangan tanpa bank (8,70%), subsektor jasa perusahaan (8,33%), subsektor sewa bangunan (8,05%), dan subsektor jasa penunjang keuangan (6,24%). Memasuki tahun 2010, subsektor bank pada triwulan I-2010 secara tahunan tumbuh sebesar 5,62%, triwulan II-2010 sebesar 7,21%, dan semakin meningkat pada triwulan III yaitu tumbuh sebesar 7,69% (Tabel 2). Subsektor bank memiliki share terhadap total PDB lebih tinggi dibandingkan share subsektor lain pada sektor keuangan, persewaan & jasa. Peranan/share sektor keuangan, persewaan & jasa terhadap PDB secara rata-rata tahun sebesar 8,06%, yang berasal dari subsektor bank sebesar 3,15%, subsektor sewa bangunan (2,73%), subsektor jasa perusahaan (1,36%), subsektor lembaga keuangan tanpa bank (0,76%), dan subsektor jasa penunjang keuangan (6%). Pada triwulan I-2010 share subsektor bank tercatat sebesar 2,42%, pada triwulan II-2010 sebesar 2,35%, dan sebesar 2,29% pada triwulan III-2010 (Tabel 2). 3

4 Sumbangan subsektor bank terhadap pertumbuhan ekonomi relatif lebih tinggi dibandingkan sumbangan subsektor lain pada sektor keuangan, persewaan, & jasa. Rata-rata sumbangan subsektor bank selama 9 tahun terakhir sebesar 0,21%, hampir sama dengan sumbangan subsektor sewa bangunan (0,21%), dan lebih tinggi dibandingkan sumbangan subsektor jasa perusahaan (0,13%), subsektor lembaga keuangan tanpa bank (6%), dan subsektor jasa penunjang keuangan (04%). Memasuki tahun 2010, sumbangan secara tahunan subsektor bank mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,23% pada triwulan I, sebesar 0,28% pada triwulan II, dan sebesar 0,29% pada triwulan III-2010 (Tabel 2). Subsektor bank memiliki share tertinggi dalam sektor keuangan, persewaan, & jasa dimana share subsektor bank mencapai 38,92%. Rata-rata share subsektor bank terhadap sektor keuangan, persewaan, & jasa (periode ) sebesar 38,92%, merupakan share tertinggi dibandingkan share subsektor sewa bangunan (33,91%), subsektor jasa perusahaan (16,97%), subsektor lembaga keuangan tanpa bank (9,49%), dan subsektor jasa penunjang keuangan (0,71%). Pangsa/share subsektor bank terhadap sektor keuangan, persewaan, & jasa pada triwulan I-2010 sebesar 33,73%, triwulan II-2010 sebesar 33,69%, dan triwulan III-2010 sebesar 33,29%. Share subsektor bank dalam sektor keuangan, persewaan, & jasa relatif stabil dari tahun ke tahun. Tabel 2. Pertumbuhan, Distribusi/Share dan Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa (%) a. Pertumbuhan RINCIAN Rata-rata ( ) Q Q Q Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa a) Bank b) Lembaga keuangan tanpa bank c) Jasa penunjang keuangan d) Sewa bangunan e) Jasa perusahaan b. Distribusi/Share thd PDB Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa a) Bank b) Lembaga keuangan tanpa bank c) Jasa penunjang keuangan d) Sewa bangunan e) Jasa perusahaan c. Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa a) Bank b) Lembaga keuangan tanpa bank c) Jasa penunjang keuangan d) Sewa bangunan e) Jasa perusahaan d. Distribusi/Share thd Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa a) Bank b) Lembaga keuangan tanpa bank c) Jasa penunjang keuangan d) Sewa bangunan e) Jasa perusahaan Sumber : BPS diolah 4

5 Berdasarkan perkembangan sektor keuangan, persewaan, & jasa selama 9 tahun terakhir, terlihat bahwa pada tahun 2006 terjadi perlambatan pertumbuhan subsektor bank dimana berdampak terhadap perlambatan kontribusi subsektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi. Melemahnya daya beli masyarakat pasca kenaikan harga BBM pada Oktober 2005 dan menurunnya kegiatan usaha akibat kenaikan biaya produksi, disikapi perbankan secara berhati-hati dalam menyalurkan kredit pada tahun Berbagai permasalahan struktural di sektor riil yang belum dapat diselesaikan menjadi faktor penyebab perbankan bersikap berhati-hati dalam menjalankan fungsi intermediasinya, khususnya dalam hal penyaluran kredit. Penyaluran kredit perbankan baru mengalami akselerasi sejak September 2006, sehingga secara keseluruhan tahun kredit perbankan tumbuh sebesar 14,1%, lebih rendah dari sasaran awal tahun sebesar 20% maupun pertumbuhan kredit pada 2005 (22,7%). B. Keterkaitan dengan Sektor Lain Berdasarkan pendekatan linkages dalam tabel input-output (I-O), sektor keuangan & jasa perusahaan memiliki indeks daya penyebaran sebesar 0,88 dan indeks derajat kepekaan sebesar 1,00. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor sektor keuangan & jasa berperanan cukup besar dalam mensuplai sektor ekonomi lainnya, dimana kenaikan 1 unit permintaan akhir seluruh sektor ekonomi akan menyebabkan kenaikan output sektor keuangan & jasa persewaan sebesar 1 unit. Sektor keuangan, persewaan, & jasa memiliki indeks derajat kepekaan yang kuat terhadap terhadap sektor industri pengolahan. Berdasarkan keterkaitan antar sektor ekonomi terlihat bahwa sektor keuangan, persewaan, & jasa mempunyai daya dorong yang cukup kuat terhadap sektor industri pengolahan. Hal tersebut juga tercermin dari pertumbuhan kredit dan komposisi kredit yang diterima oleh sektor ekonomi. Sektor industri pengolahan merupakan sektor dengan rata-rata share kredit tertinggi dibandingkan sektor ekonomi lain yaitu sebesar 27,45% (tahun ) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,23%. Dalam tabel I-O tahun 2005 sektor keuangan & jasa perusahaan tercermin dari 2 kelompok yaitu kelompok lembaga keuangan dan kelompok usaha bangunan & jasa perusahaan. Kedua kelompok tersebut memiliki indeks daya penyebaran yang relatif rendah (dibawah 1) namun memiliki indeks derajat kepekaan yang tinggi yaitu kelompok lembaga keuangan sebesar 2,00 dan kelompok usaha bangunan & jasa perusahaan sebesar 1,40. Hal ini mengindikasikan bahwa kelompok lembaga keuangan merupakan subsektor yang mensuplai subsektor ekonomi lainnya dimana kenaikan 1 unit permintaan akhir seluruh sektor ekonomi akan menyebabkan output kelompok lembaga keuangan meningkat sebesar 2,00 unit. Disisi lain, kenaikan 1 unit permintaan akhir seluruh sektor ekonomi akan menyebabkan output kelompok usaha bangunan & jasa perusahaan meningkat 1,40 unit. 5

6 Forward linkages Sumber : Tabel I-O Tahun 2005 Klasifikasi 9 Sektor C. Pembiayaan/Sumber Dana - Grafik 3. Indeks Forward dan Backward Linkage pertambangan & penggalian Sumber utama pembiayaan perbankan berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Berdasarkan data posisi pada September 2010, komposisi utama sumber dana perbankan adalah DPK (91,30%), diikuti oleh antar bank (4,01%), dan surat berharga (3,93%). Grafik 4. Komposisi Sumber Dana Perbankan (%) industri pengolahan keuangan & jasa perush. perdaganganhotel-restoran angkutan & pertanian jasa-jasa komunikasi bangunan listri,gas,air Backward linkages DPK Kewajiban kepada BI Antar Bank Surat Berharga Pinjaman yang diterima Kewajiban Lainnya Setoran Jaminan Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, diolah 6

7 BOKS : PERKEMBANGAN SUKU BUNGA DAN KREDIT SUBSEKTOR BANK 1 Respon penurunan suku bunga perbankan masih terus berlanjut seiring dengan penurunan BI rate menjadi 6,5%, pada Agustus Hal ini memberikan dampak positif bagi penyaluran kredit yang diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun Dari sisi suku bunga perbankan, penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit masih terus berlangsung. Pada September 2010, rata-rata suku bunga deposito 1 bulan sebagai sumber dana utama perbankan menurun sebesar 3 bps menjadi 6,72% (tabel 3). Sementara itu, rata-rata suku bunga deposito untuk seluruh tenor menurun sebesar 14 bps. Penurunan suku bunga deposito tersebut terutama terjadi pada tenor 24 bulan yang menurun signifikan sebesar 67 bps. Ratarata suku bunga kredit (rata-rata suku bunga Kredit Modal Kerja/KMK, Kredit Investasi/KI, dan Kredit Konsumsi/KK) pada September 2010 menurun sebesar 9 bps. Penurunan tersebut terutama terjadi pada suku bunga KMK dan KK yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 19 bps dan 8 bps menjadi 13,0% dan 14,75%. Sementara itu, suku bunga KI masih relatif stabil dari bulan sebelumnya yakni sebesar 12,41%. Penurunan suku bunga deposito 1 bulan terutama dilakukan oleh kelompok bank swasta. Berdasarkan kelompok bank penurunan suku bunga deposito 1 bulan terutama dilakukan oleh kelompok bank swasta sebesar 10 bps. Sementara itu, kelompok bank asing & campuran, BPD, dan kelompok bank persero menurunkan suku bunga depositonya lebih terbatas yakni masing-masing sebesar 5 bps, 5 bps, dan 4 bps. Suku bunga kredit, kelompok bank asing & campuran tercatat menurunkan suku bunga kredit dengan besaran terbesar yakni sebesar 11 bps, khususnya pada suku bunga KMK (26 bps). Sementara itu, kelompok bank persero dan bank swasta berada di posisi selanjutnya dengan menurunkan suku bunga kredit sebesar 10 bps dan 8 bps. Tabel 3. Perkembangan Berbagai Suku Bunga Suku Bunga (%) Perubahan Des Des Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt (Sep'10-Sep'09) BI Rate Penjaminan Deposito Dep 1 bulan (Weighted Average) n.a (0.71) Base Lending Rate n.a (0.75) Kredit Modal Kerja (KMK) n.a (1.17) Kredit Investasi (KI) n.a (0.79) Kredit Konsumsi (KK) n.a (1.92) Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Hasil Survei Perbankan juga menunjukkan terjadi kecenderungan penurunan suku bunga kredit, kecuali kredit konsumsi dalam rupiah. Suku bunga kredit terendah diperkirakan pada kredit modal kerja. Sebaliknya tingkat suku bunga kredit valas yang terendah pada kredit konsumsi. Rincian perkiraan suku bunga kredit KMK, KI, dan KK pada tabel 4. 1 Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia dan Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia Triwulan III

8 Grafik 5. Perkembangan Berbagai Suku Bunga (%) (%) BI Rate Kredit Modal Kerja Kredit Konsumsi Deposito 1 bulan Kredit Investasi Sumber : Laporan Kebijakan Moneter SUKU BUNGA KREDIT A. Dalam Rupiah : Tabel 4. Perkiraan Suku Bunga Kredit Tahun 2010 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) terus meningkat. Pertambahan DPK sejak Desember 2009 sampai September 2010 telah mencapai Rp171,0 triliun, atau naik 8,7% (ytd). Pada September 2010, pertumbuhan DPK mencapai 15,4% (), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya (13,3%). Secara nominal, posisi DPK pada September 2010 mencapai Rp2.144,1 triliun atau meningkat sebesar Rp51,3 triliun dari periode sebelumnya. Jika dilihat dari komponennya, meningkatnya pertumbuhan DPK pada September 2010 terutama didukung oleh pertumbuhan deposito dan giro yang masing-masing tumbuh 14,6% dan 9,5% (). Disisi lain, komponen DPK lainnya yaitu tabungan, cenderung tumbuh stabil pada 21,9% () dari periode sebelumnya (22,0%, ). Hasil Survei Perbankan juga menunjukkan responden cukup optimis bahwa DPK tahun 2010 akan meningkat. Responden cukup optimis bahwa sumber pendanaan yang berasal dari pihak ketiga pada tahun 2010 akan meningkat dibandingkan tahun 2009, sebagaimana terlihat dari kenaikan nilai SBT dari 96,1% menjadi 99,0%. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas kepada deposan, dipercaya bank menjadi faktor utama yang mendukung ekspektasi pendanaannya. Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran 1. Kredit Modal Kerja 12,99% 10,44% - 15,55% 12,76% 10,33% - 15,20% 2. Kredit Investasi 13,26% 10,84% - 15,68% 13,00% 10,68% - 15,32% 3. Kredit Konsumsi 15,65% 8,99% - 22,30% 16,12% 9,71% - 22,54% B. Dalam Valas : 1. Kredit Modal Kerja 6,98% 4,46% - 9,49% 6,47% 3,81% - 9,14% 2. Kredit Investasi 7,64% 5,05% - 10,21% 7,09% 4,77% - 9,40% 3. Kredit Konsumsi 7,28% 3,49% - 11,06% 5,93% 1,81% - 15% * Hasil survei triwulan II-2010 ** Hasil survei triwulan III-2010 Perkiraan Tahun 2010* Perkiraan Tahun 2010** 8

9 Pertumbuhan kredit terus meningkat sejalan dengan masih berlangsungnya penurunan suku bunga kredit. Pada periode September 2010, pertumbuhan kredit (dengan channeling) mencapai 20,7% (), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya 19,3% (). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit selama Jan-Sep 2010 telah mencapai 13,6% (ytd). Ke depan, angka pertumbuhan kredit diperkirakan akan terus meningkat, diindikasikan oleh data sementara pertumbuhan kredit per Oktober 2010 pada Laporan Harian Bank Umum (LHBU) terkini yang menunjukkan peningkatan. Sampai dengan akhir tahun 2010 pertumbuhan kredit diperkirakan akan berkisar 22-24% 2 seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi domestik. Pertumbuhan kredit tahun 2010 diperkirakan sekitar 20,2-22,2% (). Sementara itu, berdasarkan hasil jawaban responden Survei Perbankan dengan pangsa kredit sebesar 91,2% (total 10%), pertumbuhan kredit triwulan sampai dengan akhir tahun 2010 diperkirakan sekitar 20,2-22,2% (). Proyeksi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada triwulan sebelumnya sekitar 19,7-21,4%. Kredit Modal Kerja/KMK menjadi penopang utama pertumbuhan kredit pada September Pertumbuhan KMK mengalami peningkatan menjadi 21% () dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya (20,1%, ). Sementara itu, pertumbuhan Kredit Investasi/KI dan Kredit Konsumsi/KK tercatat masing-masing sebesar 17,6% dan 24,7% (). Dengan pangsa KMK yang mencapai 49,3% dari total kredit maka kontribusi pertumbuhan KMK terhadap pertumbuhan kredit terlihat semakin membaik. Pertumbuhan kredit masih ditopang oleh sektor lainnya. Pada September 2010, pertumbuhan sektor lainnya 3 sebesar 35,9% (). Dengan pangsa sebesar 33,9% dari total kredit, sektor tersebut masih menjadi penopang pertumbuhan kredit meskipun telah menunjukkan perlambatan sejalan dengan perkembangan KK. Sementara itu, sektor produktif lainnya khususnya jasa sosial, perdagangan, industri pengolahan, dan pertanian pada bulan September 2010 menunjukkan perkembangan positif. Seiring dengan berlanjutnya tren peningkatan pertumbuhan KMK dan KI diharapkan penyaluran kredit ke sektor produktif lainnya juga semakin membaik. Perbankan optimis bahwa penyaluran kredit baru tahun 2010 akan mengalami peningkatan dibandingkan target tahun lalu. Berdasarkan hasil Survei Perbankan Triwulan III-2010, perbankan optimis bahwa penyaluran kredit baru pada tahun 2010 akan mengalami peningkatan. Khusus untuk pemberian kredit investasi baru, responden cukup optimis bahwa penyalurannya akan meningkat meskipun mengalami sedikit perlambatan dibandingkan eskpektasi triwulan sebelumnya. Semakin terkendalinya risiko penyaluran kredit dan kualitas portfolio kredit yang semakin baik menjadi alasan internal utama yang mendorong penyaluran kredit di tahun Sementara itu, meningkatnya kemampuan nasabah dalam membayar pinjaman, bersama dengan kebijakan suku bunga perbankan merupakan alasan eksternal utama yang melandasi ekspektasi tersebut. 2 Berdasarkan RBB Revisi Juni Mencakup kredit perumahan, kendaraan, dan alat-alat rumah tangga. Pertumbuhan kredit lain-lain tsb mencerminkan dominannya peranan kredit konsumsi. 9

10 GRAFIK PERTUMBUHAN 16 INDIKATOR TERPILIH 24,0 Grafik 4. Produksi Minyak Mentah (% ) (% ) 16,0 2 Grafik 5. Produksi Kondensat (% ) (% ) 15,0 2 12,0 15,0 1 16,0 12,0 8,0 4,0-4,0 8,0 4,0-4,0-8,0 1 5,0-5, ,0 5,0-5,0-1 -8,0-12, ,0 Grafik 6. Produksi Kendaraan Non Niaga Grafik 7. Produksi Kendaraan Niaga (% ) (% ) (% ) (% ) Pada Agustus 2009 produksi menurun secara bulanan terkait dengan berkurangnya waktu kerja selama bulan puasa. Grafik 8. Produksi Sepeda Motor Pada Agustus 2009 produksi menurun secara bulanan terkait dengan berkurangnya waktu kerja selama bulan puasa Grafik 9. Ekspor Besi dan Baja (% ) (% ) (% ) (% )

11 Grafik 10. Konsumsi Semen Grafik 11. Ekspor Kayu Lapis (% ) (% ) (% ) (% ) Grafik 12. Ekspor Kayu Gergajian Grafik 13. Penjualan Minyak Diesel (% ) (% ) (% ) 10 75,0 5 25,0-25, ,0-10 (% ) 10 75,0 5 25,0-25,0-5 (% ) 25,0 2 15,0 1 5,0-5, ,0-2 Grafik 14. Penjualan Listrik ke Sektor Industri (% ) 25,0 2 15,0 1 5,0-5, ,0-2 (% ) 18,0 16,0 14,0 12,0 1 8,0 6,0 4,0 2,0 Grafik 15. Penjualan Listrik ke Bisnis/Perdagangan (% m-t-m ) 12,0 1 8,0 6,0 4,0 2,0-2,0-4,0-6,0 11

12 (% ) 18,0 16,0 14,0 12,0 1 8,0 6,0 4,0 2,0-2,0-4,0 Grafik 16. Penjualan Listrik Total (% ) 15,0 1 5,0-5,0-1 Grafik 17. Kunjungan Wisman (% ) (% ) Pada Agustus 2009 kunjungan wisman menurun secara bulanan karena sudah mulai memasuki low season sekaligus bertepatan dengan bulan puasa Grafik 18. Tingkat Hunian Hotel - Jakarta (% ) (% ) 3 4 Grafik 19. Tingkat Hunian Hotel - Bali (% ) (% ) Sejalan dengan kunjungan wisman yang turun pada bulan Agustus 2010 tingkat hunian hotel di Jakarta juga menurun karena mulai memasuki low season sekaligus memasuki bulan puasa. Sejalan dengan kunjungan wisman yang turun pada bulan Agustus 2010 tingkat hunian hotel di Bali juga menurun karena mulai memasuki low season. 12

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Maret 2010 Pada Maret 2010, sebagian besar indikator aktivitas ekonomi migas dan non migas terpilih mengalami pertumbuhan tahunan yang positif, dengan pertumbuhan tertinggi

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Februari 21 Pada Februari 21, seluruh indikator aktivitas ekonomi migas dan non migas terpilih mengalami pertumbuhan tahunan yang positif dengan pertumbuhan tertinggi

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Oktober 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada produksi kendaraan niaga, sementara secara bulanan terjadi pada produksi kendaraan non niaga

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Juli 2010 Secara tahunan, seluruh indikator aktivitas ekonomi terpilih non migas tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi pada produksi kendaraan niaga. Pertumbuhan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Maret 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Maret 2008, pertumbuhan tahunan dan bulanan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga Sementara itu, kontraksi tertinggi secara tahunan terjadi pada penjualan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Penjualan Sepeda Motor Konsumsi

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Sebagian besar indikator aktivitas ekonomi terpilih pada Juli 211 mengalami peningkatan secara tahunan terutama dari penjualan kendaraan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Pada Agustus 211 perbandingan jumlah indikator aktivitas ekonomi yang meningkat dan menurun secara tahunan cukup berimbang, dimana pertumbuhan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Penjualan Sepeda Motor Konsumsi

Lebih terperinci

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada

Lebih terperinci

Perkembangan Uang Beredar (M2)

Perkembangan Uang Beredar (M2) Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Tahun 27 Perekonomian Indonesia pada Tahun 27 tumbuh 6,32%, mencapai pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Dari sisi produksi, semua sektor mengalami ekspansi

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

SURVEI PERBANKAN * perkiraan SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat Kondisi tersebut

Lebih terperinci

he ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

he ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Tahun 28 Perekonomian Indonesia tahun 28 tumbuh 6,6%(yoy), mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun 27 (6,28%). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didorong

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2004 Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Permintaan (termasuk permintaan kredit baru & permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada) dan persetujuan pemberian kredit

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2003 - Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan - Kondisi tersebut diprakirakan akan

Lebih terperinci

% yoy. Jan*

% yoy. Jan* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Desember 2016 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Desember 2016. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut

Lebih terperinci

3. Analisis Eksternal

3. Analisis Eksternal 3. Analisis Eksternal 3.1. Perkembangan Kondisi Makro Ekonomi Dunia Ekspansi ekonomi dunia diperkirakan tetap berlanjut meski tidak merata. Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan terbatas,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

PDB Dunia (rhs) Jan-02 May-02 Sep-02 Jan-03 May-03 Sep-03 Jan-04 May-04 Sep-04 Jan-05 May-05 Sep-05 Jan-06 May-06 Sep-06 Jan-07 May-07 Sep-07 Jan-08 May-08 Sep-08 Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN Februari 2015 SURVEI PENJUALAN ECERAN Survei Penjualan Eceran mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Februari 2015 mengalami akselerasi. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 70,4%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (86,8%) Sebanyak

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN o SURVEI PENJUALAN ECERAN Februari Pada Februari indeks penjualan riil mengalami penurunan sebesar -5,7% (mtm). Penurunan tersebut sesuai dengan pola historisnya yang cenderung turun pada bulan Februari.

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2003 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan kenaikan cukup tinggi Kenaikan tersebut diprakirakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian, uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Juli. Pertumbuhan M2 pada Juli tercatat sebesar 8,1% (yoy), lebih

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR DESEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,68 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan I-9 Secara tahunan (yoy) perekonomian Indonesia triwulan I-9 tumbuh 4,37%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,18%). Sementara secara triwulanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2016 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN II-2007

KONDISI TRIWULAN II-2007 SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan

Lebih terperinci

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

UMKM & Prospek Ekonomi 2006 UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

abungan, baik dalam rupiah giro valuta

abungan, baik dalam rupiah giro valuta Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa tember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) tumbuh 12,7 pada tember. Pertumbuhan M2 tersebut melambat dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG No. 04/01/81/Th. VIII, 3 Januari 2017 2014 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DI PROVINSI MALUKU NOVEMBER TPK HOTEL BINTANG NOVEMBER MENCAPAI 38,23 % Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR

Lebih terperinci