PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga, penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 dapat diselesaikan. Pada dasarnya "Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015" menggunakan data dari berbagai unit kerja baik di dalam maupun di luar lingkungan Dinas Kesehatan. Merupakan peremajaan dan perkembangan data dari beberapa tahun sebelumnya sebagai perkembangan hasil upaya dari berbagai kegiatan. Dengan kata lain data/ informasi yang dimuat dalam buku ini dengan sendirinya merupakan refleksi dari perkembangan pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala. Untuk meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala berikutnya, senantiasa diharapkan saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi aktif dari semua pihak dalam rangka mendapatkan data/ informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 ini, diucapkan terimakasih. Marabahan, 25 April 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO KUALA H. Sugian Nor, SKM.,M.Kes NIP Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 ii

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN TABEL... Halaman ii iii iv x xi BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN... 2 C. RUANG LINGKUP... 3 D. SISTEMATIKA PENYAJIAN... 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BARITO KUALA A. GEOGRAFI... 6 B. DEMOGRAFI... 7 C. SOSIAL EKONOMI... 9 D. KEADAAN LINGKUNGAN E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITY RATE B. MORBIDITY RATE * SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT E. PELAYANAN KEFARMASIAN SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN B. TENAGA KESEHATAN C. PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VI PENUTUP LAMPIRAN - LAMPIRAN Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 iii

4 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Barito Kuala... 7 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Piramida Penduduk Kabupaten Barito Kuala Tahun Cakupan Rumah Sehat di Barito Kuala Tahun Cakupan Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 5 Persentase Akses Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) BerdasarkanSarana Air Bersih Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Persentase Akses Air Bersih Masyarakat Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Rumah Tangga ber PHBS tahun di Kabupaten Barito Kuala Rumah Tangga ber PHBS Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 11 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala dan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Gambar 12 Jumlah Kasus Kematian Bayi Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 13 Faktor Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 iv

5 Gambar 14 Jumlah Kasus Kematian Anak Balita Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 15 Jumlah Kasus Kematian Anak Balita Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 16 Kasus Kematian Ibu Per Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 17 Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala dan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Gambar 18 Kasus Kematian Ibu Per Puskesmas Tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala Gambar 19 Gambar 20 Faktor Penyebab Kasus Kematan Ibu di Kabupaten Barito Kuala Tahun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Umur Harapan Hidup Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 21 Gambaran Angka Kesakitan Malaria / API (Annual Parasite Incidince) Tahun di Kabupaten Barito Kuala Gambar 22 Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala Gambar 23 Penemuan Kasus Baru TB PARU (CNR) di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 24 Penemuan (CDR) dan Kesembuhan TB PARU BTA Positif di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 25 Penemuan Kasus Penderita TB Paru BTA Positif per Puskesmasdi Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 26 Penemuan Kasus HIV/AIDS s.d Tahun 2015 Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala Gambar 27 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 28 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 29 Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta dan CNDR Per Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 v

6 Gambar 30 Kasus Kusta Tercata Berdasarkan Type Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 31 Penemuan Kasus DiareDi Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 32 Penemuan Kasus Diare Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 33 Angka Kesakitan Penderita Demam Berdarah Dengeu Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 34 Penemuan Kasus DBD Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 35 Angka Kesakitan Penderita Filariasis Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 36 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 37 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 38 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 39 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 40 Cakupan Pelayanan Ibu Nifasdi Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 41 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala tahun Gambar 42 Cakupan Pelayanan Obstetri(Komplikasi Kebidanan) dan Neonatus di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 43 Cakupan Pelayanan Obstetri (Komplikasi Kebidanan) dan Neonatus Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 44 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 45 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 vi

7 Gambar 46 Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 47 Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 48 Pelayanan Kesehatan Pada Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 49 Pelayanan Kesehatan Pada Balita Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 50 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD /Sederajat di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 51 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD/Sederajat Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 52 Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 53 Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 54 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 55 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 56 Persentase Pencapaian UCI Desa/Kelurahan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 57 Persentase Pencapaian UCI Desa/Kelurahan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 58 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT+ di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 59 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT 2+ Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 60 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 61 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 vii

8 Gambar 62 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 63 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk BerdasarkanJenis Jaminan Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 64 Persentase Pemberian Resep Obat Generik Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 65 (Acute Flaccid Paralysis) Rate di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 66 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru BTA Pos di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 67 Angka Kesembuhan TB Paru BTA Positif Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 68 Persentase Tingkat Kecacatan Tingkat II Dan Angka Cacat Tingkat II di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 69 Persentase Penderita Kusta Type MB Selesai Berobat Per Puskesmas Di Kabupaten Barito KualaTahun Gambar 70 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 71 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 72 Persentase Bayi dan Balita Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Di Barito Kuala Tahun Gambar 73 Persentase Bayi ( 6 11 bulan) dan Balita (6-59 bln) Mendapatkan Vitamin A Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 74 Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Di Barito Kuala Tahun Gambar 75 Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Di Barito Kuala Per Puskesmss Tahun Gambar 76 Persentase Pemberian ASI Ekslusif Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 viii

9 Gambar 77 Persentase Pemberian ASI Ekslusif Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 78 Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (Ditimbang dan BGM) di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 79 Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (ditimbang, dan BGM) Per Puskesmas di Barito Kuala Tahun Gambar 80 Unit Cost Obat Per Kapita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 81 Rasio Puskesmas Per Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 82 Data Strata Posyandu di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 83 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 84 Persentase Anggaran Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 85 Persentase Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Pembiayaan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Gambar 86 Persentase Realisasi Penyerapan Dana BOK Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 ix

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kabupaten Barito Kuala Tahun Jumlah Penyakit dan Kematian Penyakit KLB di Kabupaten Barito Kuala Tahun Nilai Pelayanan Kesehatan di RSUD H Abdul Azis Marabahan berdasarkan Indikator Pelayanan Kesehatan Tahun Pemberian Obat Rasional Berdasarkan Indikator Peresepan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Rata Rata Persentase Pemberian Obat Rasional Berdasarkan Indikator Peresepan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu,Poskesdes dan Polindes Menurut Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Data Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Tabel 8 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur dan Rasio Per Penduduk di RS Abdul Azis Marabahan Tahun Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Daftar Apotik Berijin di Wilayah Kabupaten Barito Kuala Tahun Daftar Toko Obat Berijin di Wilayah Kabupaten Barito Kuala Tahun Rasio Tenaga Kesehatan Per Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun Alokasi dan Realisasi Penyerapan Dana Kapitasi BPJS Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 x

11 DAFTAR LAMPIRAN TABEL Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR DAN RASIO JENIS KELAMIN Tabel 3 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DI PEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT KECAMATAN, PUSKESMAS, DAN JENIS KELAMIN Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR KECAMATAN DAN PUSKESMAS KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xi

12 Tabel 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) Tabel 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xii

13 Tabel 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM Tabel 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 42 CAKUPAN IMUNISASI HB <7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xiii

14 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-HB-Hib, POLIO, CAMPAK DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKSESMAS CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xiv

15 Tabel 57 Tabel 58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN Tabel 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT Tabel 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN Tabel 71 Tabel 72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xv

16 Tabel 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN Tabel 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu sasaran dari RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Barito Kuala tahun yaitu Terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang mudah, murah, merata serta memadai yang diindikasikan semakin mampu, berdaya dan mandirinya masyarakat dalam dalam berpola hidup bersih dan sehat, maka Dinas Kesehatan selaku SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kesehatan di Kabupaten menjabarkannya dalam Visi yaitu Terwujudnya masyarakat Barito Kuala yang mandiri untuk hidup sehat dan berkualitas. Dalam mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala melakukan misi: 1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan memadai. 2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat 3. Meningkatkan Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Kuala tahun , Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun , Target Millenium Depelovment Goals (MDGs 2015), Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan RI tahun dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana ditetapkan Peraturan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

18 Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008: (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi; (2) Indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten Barito Kuala dan guna memantau indikator-indikator tersebut diatas serta untuk melihat potret keadaan kesehatan Kabupaten Barito Kuala, maka disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan; gambaran umum tentang derajat kesehata, lingkungan, situasi upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan. B. TUJUAN Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala ini merupakan salah satu wujud akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan good governance dibidang kesehatan. Sedangkan Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah : 1. Tersedianya data/informasi Status Kesehatan Masyarakat Kabupaten Barito Kuala tahun Tersedianya data dan informasi hasil monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Indikator indokator yang di gunakan. 3. Tersedianya laporan hasil kinerja dari penyelengaraan pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten Barito Kuala. 4. Tersedianya sarana untuk penyusunan rencana tahunan kegiatan bidang kesehatan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

19 C. RUANG LINGKUP 1. JENIS DATA/INFORMASI Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan ini adalah: a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi. b. Data Derajat Kesehatan meliputi data kematian, kesakitan dan data status gizi. c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat meliputi data: air bersih rumah sehat, tempat-tempat umum, data perilaku hidup bersih dan sehat. d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, data Pemberantasan Penyakit, data Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin, data Penanggulangan KLB, dan data Pelayanan Kesehatan lainnya. e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data: Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Obat dan Perbekalan Kesehatan serta data Pembiayaan Kesehatan. 2. SUMBER DATA Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun 2015 diperoleh dari: a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala. c. Catatan Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk Instalasi Farmasi Kesehatan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

20 d. Dokumen Kantor Statistik, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Barito Kuala e. Buku Batola dalam Angka Tahun PERIODE DATA Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan ini adalah periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun D. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dan tujuan dibuatnya Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 serta sistematika dari penyajiannya. Bab-2 : Situasi Umum dan Lingkungan Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Barito Kuala. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lain misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala sampai akhir tahun 2015, yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan, dan status gizi. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

21 Bab ini menguraikan tentang apa saja yang telah dicapai dan keberhasilan upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai akhir tahun Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan termasuk Promotif dan Preventif Bidang Kesehatan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat melalui Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri sebagai bagian Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), serta berbagai upaya kesehatan lainnya. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan kesehatan di bidang kesehatan sampai akhir tahun Gambaran tentang keadaan sumber daya ini mencakup tentang keadaan tenaga, anggaran, sarana prasarana, dan fasilitas kesehatan yang ada sampai akhir tahun Disamping itu juga digambarkan tentang jumlah distribusi tenaga per Kecamatan serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan, yaitu Puskesmas termasuk Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Gambaran lainnya adalah tentang perkembangan penyediaan obat generik. Bab-6 : Penutup Bab ini berisi simpulan dari uraian yang telah dipaparkan pada Bab 1 sampai dengan 5. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

22 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BARITO KUALA A. GEOGRAFI Kabupaten Barito Kuala mempunyai luas wilayah km 2, atau sekitar 7,76 % dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tapin Sebelah Timur : Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin Sebelah Selatan : Laut Jawa Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas (Propinsi Kal-Teng). Posisi geografis antara 2º º30 18 Lintang Selatan, 114º º50 18 Bujur Timur. Dengan luas wilayah 2.996,96 Km 2, Kabupaten Barito Kuala terdiri dari 17 Kecamatan yang terbagi menjadi 201 Desa/ Kelurahan (6 kelurahan dan 195 desa). (Lihat Lampiran Tabel 1) Peta wilayah Kabupaten Barito Kuala dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

23 Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Barito Kuala Sumber : Bappeda Kabupaten Barito Kuala B. DEMOGRAFI Jumlah penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan, bila dapat dibina dan diberdayakan dengan baik. Kebijakan pembangunan kependudukan diarahkan pada pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian, peningkatan angka harapan hidup, penyebaran penduduk yang merata dan seimbang serta terbukanya lapangan kerja. 1. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan buku Barito Kuala dalam angka 2014, laju pertumbuhan pendududuk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1.37 % meningkat dibanding tahun sebelumnya. Adanya kecenderungan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk akan memberikan dampak berbagai masalah yang timbul akibat pesatnya pertumbuhan penduduk Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

24 seperti penyediaan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan penduduk maupun penyediaan lapangan kerja. 2. Penyebaran Penduduk Tingkat kepadatan penduduk merupakan suatu indikasi awal terhadap kemampuan suatu wilayah dalam memberikan daya tampung terhadap penduduk serta berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Barito Kuala tahun 2014 mencapai 97.6 jiwa/ Km 2 dimana angka tingkat kepadatan meningkat di banding tahun 2014 yaitu 96,54 jiwa/ Km 2. Kecamatan Alalak adalah kecamatan yang memili tingkat kepadatan tinggi yaitu per Km 2, sedang yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Tabukan yaitu Km 2 )(Lihat Lampiran Tabel 1) 3. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk menurut umur merupakan komponen yang penting dalam demografi, karena salah satu ukuran keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari semakin kecilnya proporsi penduduk tidak produktif (penduduk berumur muda dan penduduk berumur tua). Komposisi penduduk menurut umur ini dipengaruhi oleh variabel dalam demografi, yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Selanjutnya perubahan-perubahan dalam komposisi penduduk, termasuk jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi aspek kehidupan dalam pembangunan, antara lain aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lingkungan. Perubahan komposisi penduduk menurut umur dapat digambarkan dengan rasio beban tanggungan. Rasio beban tanggungan Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

25 49,71. (Lihat LampiranTabel. 2) Angka ini menigkat dibanding tahun lalu yaitu 46,39. Berdasarkan dari angka Proyeksi Penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah berjumlah jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa (50,16%) dan perempuan sebanyak jiwa (49,84 %) dengan sex ratio sebesar 100,64. Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, maka kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 sebagai berikut : Gambar 2. Piramida Penduduk Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Keterangan : : Persentase Penduduk Laki-laki : Persentase Penduduk Perempuan Sumber : Proyeksi Kuala Penduduk Kab. Barito Kuala (BPS) Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

26 C. SOSIAL EKONOMI 1. Mata Pencarian Berdasarkan Buku Barito Kuala dalam angka 2014, komposisi terbesar mata pencarian penduduk di Kabupaten Barito Kuala tahun 2014 adalah di sektor pertanian tanaman pangan, Pegawai Negeri termasuk TNI dan Polri diikuti sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa. 2. Pendidikan Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan Status Kesehatan. Salah satu indikator mengenai sumbangan pendidikan pada kesehatan adalah angka Melek Huruf yang sering diartikan sebagai prosentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis dalam satu bahasa. Berdasarkan data dari dinas pendidikan Kabupaten Barito Kuala, pada tahun 2013, persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf sebesar 99.42% dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. 3. Tingkat Pendapatan Sumber-sumber pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Kontongensi dan Bantuan Pembangunan lainnya. Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah sendiri, bagi hasil Pajak dan bagi hasil Bukan Pajak. Berdasarkan buku Barito Kuala Dalam Angka tahun 2014, PAD Kabupaten Barito Kuala cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Realisasi PAD tahun 2013 sebesar Rp ,36 dari target sebesar Rp ,00 atau sekitar % Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

27 Berdasarkan Buku Barito Kuala dalam angka tahun 2014, kinerja perekonomian Barito Kuala selama tahun 2013 menunjukkan peningkatan yang berarti, namun laju pertumbuhan tahun 2013 sebesar 4.89 % lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang 5,09 %. Sektor yang memberikan sumber terbesar pada pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor-sektor jasa. D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan kedaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat serta persentase tempattempat umum dan pengelolaan makanan sehat. Selain itu, disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air dan tinja. 1. Rumah Sehat Berdasarkan Kepmenkes No. 829 tahun 1999, rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Tahun 2015 cakupan rumah sehat di Kabupaten Barito Kuala sebesar 33,99 %, meningkat dibandingkan tahun 2014 ( 30,33 % ) namun masih dibawah target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala sebesar 35 %. Gambaran pencapaian rumah sehat di Barito Kuala selama tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

28 Gambar 3. Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala Cakupan persentase rumah sehat tertinggi pada tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas Rantau Badauh (75%) dan yang terendah di Puskesmas Jelapat (4%). Kalau dibandingkan dengan target Renstra 2015, puskesmas yang cakupan rumah sehatnya masih di bawah 35 % yaitu Puskesmas Barambai, Tabunganen, Mekarsar, Anjir Muara, Berangas dan Jelapat. (Lihat Lampiran Tabel 58). Gambaran cakupan rumah sehat per puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

29 Gambar 4. Cakupan Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala 2. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum yang Aman Sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat kabupaten Barito Kuala bersumber pada Ledeng (PDAM), Sumur Bor denga Pompa Tangan (SPT), Sumur Gali Terlindungi (SGL), Penampungan Air Hujan (PAH), Terminal Air (TA) dan lain-lain. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

30 Gambar 5. Persentase Akses Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Berdasarkan Sarana Air Bersih Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala Seperti yang terlihat pada gambar diatas, dari 49,01 % masyarakat di Kabupaten Barito Kuala memiliki akses terhadap air minum berkualitas (layak) dan berdasarkan jenis sarana air bersih pada tahun 2015 yang tertinggi adalah pada PDAM (57,46%) dan terendah bersumber pada Sumur Gali terlindungi sebesar 2,28 %. Akses masyarakat Kabupaten Barito Kuala terhadap air bersih secara keseluruhan pada tahun 2015 kalau dibandingkan dengan target Renstra yaitu 52% masih belum mencapai dan terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

31 Gambar 6. Persentase Akses Air Bersih Masyarakat Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala 3. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar Di Kabupaten Barito Kuala masih terdapat keluarga yang menggunakan penampungan akhir kotoran/tinja di sungai, terutama daerah yang sekitar sungai. Namun sebagian besar keluarga khususnya di wilayah perkotaan telah menggunakan penampungan tinja berupa tangki septik. Sejak Tahun 2008, Kabupaten Barito Kuala ikut serta dalam Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dengan STBM. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

32 Desa yang melaksanakan STBM adalah desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun/rt, mempunyai tim kerja dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju sanitasi total. Sedangkan desa STBM adalah desa yang tela 100% penduduknya melaksanakan pilar STBM. Pada tahun 2015 ada 84 desa (41,79%) sudah melaksanakan STBM. Dari 84 desa tersebut ada 19 desa (9.45%), meningkat dibanding tahun 2013 (10 desa/4,98%) yang sudah bebas BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Desa yang sudah bebas BABS adalah Sumber Rahayu, Simpang Jaya, Waringin Kencana, Pinang Habang, Kolam Makmur Kecamatan Wanaraya, Karang Buah, Karang Dukuh dan Sungai Seluang Kecamatan Belawang, Karang Indah, Karang Bunga dan Puntik Tengah Kecamatan Mandastana, Gandaria, Gandaraya, Mentaren, Danau Karya, Pandan Sari Kecamatan Anjir Pasar serta Panca Karya Kecamatan Alalak dan Sawahan dan Simpang Nungki Kecamatan Cerbon (Lihat Lampiran 62) Berdasarkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala, dimana target desa yang menyelenggarakan STBM terjadi peningkatan (54 desa) dan desa yang bebas BABS adalah 29 desa, maka perlunya peningkatan pencapaian desa yang bebas BABS untuk tahun kedepannya. Persentase cakupan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat) di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 sebesar 42,02%, terjadi sedikit penurunan dibanding tahun 2014 (42,51%). Gambaran cakupan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) selama periode dapat di lihat pada gambar dibawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

33 Gambar 7. Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala Cakupan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak yang tertinggi dari Puskesmas Semangat Dalam dan yang terendah di Puskesmas Tabunganen, namun bila dibandingkan dengan target Renstra tahun 2015 untuk cakupan penduduk menggunakan jamban sehat adalah 52 % maka puskesmas yang sudah mencapai target tersebut adalah puskesmas Semangat Dalam, Kuripan, Anjir Pasar, Marabahan, Berangas dan Bantuil. Gambaran per puskesmas terhadap pelayanan sanitasi yang layak (jamban sehat) dapat dilihat pada grafik berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

34 Gambar 8. Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala 4. Tempat Pengelolaan Makanan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat-tempat yang dapat dikategorikan sebagai TPM meliputi : jasa boga, restoran/rumah makan, depo air minum dan makanan jajanan. Sedangkan yang dimaksud TPM sehat adalah tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu : memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, serta memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

35 Tahun 2015 persentase TPM yang memenuhi syarat Hygine Sanitasi sebesar 68,2% yang berarti terjadi peningkatan di bandingkan tahun 2014 (63,72%). Dibandingkan dengan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yang menyatakan bahwa TUPM yang memenuhi syarat tahun 2015 adalah sebesar 70%, maka capaian masih dibawahi target. (Lihat Lampiran Tabel 64). Sedangkan untuk TPM yang di bina dan sudah dilakukan uji petik yaitu sebesar 20,25 % dibandingkan TPM yang dibina (Lihat Lampiran 65) 5. Tempat Tempat Umum Sama seperti TPM, Tempat Tempat Umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat-tempat yang dapat dikategorikan sebagai TTU meliputi ; Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel. Pada tahun 2015, dari 543 buah TTU yang ada di wilayah Kabupaten Barito Kuala, 364 buah (67,03%) sudah memenuhi syarat kesehatan. (Lihat Lampiran Tabel. 63). Dibandingkan dengan target Renstra yaitu 65 % pencapaian ini belum mencapai target namun dibandingkan tahun 2015 (63,13%) terjadi peningkatan E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kesehatan salah satu indikatornya dapat dilihat pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Rumah tangga dikatakan sebagai rumah tangga yang ber PHBS apabila seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih yaitu mendapatkan pertolongan persalinan dari tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

36 mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari. Presentasi rumah tangga yang ber-phbs di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah % dari rumah tangga yang di pantau menurun di banding tahun sebelumnya. (Lihat Lampiran Tabel. 57). Di bandingkan target Renstra tahun 2015, rumah tangga ber PHBS sebesar 35 % masih belum mencapai target. Gambaran pencapaian rumah tangga ber PHBS di Barito Kuala selama tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 9. Rumah Tangga ber PHBS tahun di Kabupaten Barito Kuala Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala Gambar capaian rumah tangga ber PHBS per puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

37 Gambar 10. Rumah Tangga ber PHBS Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pencapain rumah tangga ber PHBS per puskesmas, Anjir Muara dan Mandastana sudah mencapai target Renstra tahun 2015 yaitu 35%. (Lihat Lampiran Tabel 57). Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

38 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini situasi derajat kesehatan di Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit. A. MORTALITY RATE Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) per Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi (AKB) per Kelahiran Hidup adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun dalam suatu wilayah tertentu selama 1 tahun per jumlah kelahiran hidup (KH) di wilayah dan pada kurun waktu yang sama dikali AKB merupakan indikator yang paling peka dalam menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. AKB tidak hanya berguna dalam memberikan informasi tentang bayi, tetapi juga sebagai gambaran penduduk dengan tingkat sosial ekonominya. Selain itu AKB merupakan indikator yang sensitif dalam Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

39 menggambarkan ketersediaan, penggunaan dan keefektifan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan perinatal. Pada tahun 2015, terdapat kelahiran hidup dan 38 kelahiran mati (Lihat Lampiran Tabel 4) dengan angka lahir mati yang dilaporkan adalah 7,1 per KH, meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu 5,6 per KH. Angka kematian neonatal (usia s.d 28 hari) adalah 12,6 per KH dengan 67 kasus kematian sedangkan jumlah kasus kematian bayi ( 0 11 bulan) adalah 84 bayi dengan angka kematian bayi sebesar 15,9 per (Lihat Lampiran Tabel 5). Kalau dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan tahun 2015 yaitu maksimal 80 kasus kematian, berarti angka kematian bayi di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 tidak mencapai target yang ditetapkan. Namun kalau berdasarkan target dari MDGs 2015 yaitu 23 per KH, angka kematian bayi di Kabupaten Barito Kuala masih rendah. Gambaran kasus kematian bayi selama periode tahun dibandingkan dengan kematian bayi di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada grafik di bawah ini Gambar 11. Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala dan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala dan Dinkes Prov Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

40 Puskesmas Berangas kecamatan Alalak melaporkan jumlah kematian bayi terbanyak yaitu 10 kasus kematian bayi dan 8 kematian Neonatal ( Lihat Lampiran 5). Gambaran jelas per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 12. Jumlah Kasus Kematian Neonatal dan Bayi Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala Penyebab kematian bayi di Barito Kuala pada tahun 2015 dengan persentase tertinggi disebabkan karena BBLR (32,14%) Dimana prosentase penyebab kematian bayi dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

41 Gambar 13. Faktor Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala 2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Per Kelahiran Hidup Angka Kematian Anak Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian anak sebelum mencapai usia 5 tahun dalam wilayah tertentu selama 1 tahun tertentu per jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada periode yang sama dikali AKABA mencerminkan besarnya faktor lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit menular pada masa kanak-kanak dan kecelakaan yang terjadi di dalam dan disekitar rumah. Angka ini juga mencerminkan tingkat dan besarnya kemiskinan, oleh karena itu merupakan indikator yang sensitif untuk menilai pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Millenium Depelovment Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA yaitu, sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai , sedang dengan nilai dan rendah Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

42 dengan nilai < 20. Berdasarkan hal tersebut maka AKABA di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 pada kategori rendah yaitu 17,4 per KH atau ada 92 balita ( 0 59 bulan) yang terdiri 67 kasus kematian Neonatal ( 0 28 hari), 84 kasus kematian bayi ( 0 11 bulan), dan 8 kasus kematian anak balita (12 59 bulan) (Lihat Lampiran Tabel 5) Jumlah kematian Anak Balita kurun waktu dapat dilihat pada grafik berikut ini dimana terjadi peningkatan di banding tahun sebelumnya. Gambar 14. Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala Puskesmas Lepasan yang melaporkan jumlah kematian terbanyak yaitu 4 kasus kematian dan Jelapat 2 kasus kematian. ( Lihat Lampiran 5). Gambaran jelas per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

43 Gambar 15. Jumlah Kasus Kematian Anak Balita Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala Penyebab kematian Anak Balita pada tahun 2015 adalah karena penyebab lain seperti Jantung, Kejang Demam, ASMA, GEA, Ginjal dan tenggelam. 3. Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan Per Kelahiran Hidup AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. AKI mencerminkan resiko yang mengancam ibu ibu selama kehamilan dan melahirkan. Angka ini dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, gizi, sanitasi dan yang tak kalah pentingnya adalah pelayanan kesehatan ibu. Pada tahun 2015 jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala adalah 12 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 2 orang, Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

44 kematian saat bersalin sebanyak 2 orang dan ibu nifas sebanyak 8 orang (Lihat Lampiran 6) dengan jumlah kasus tertinggi kematian ibu pada usia tahun. Hal ini dapat di lihat pada grafik di bawah ini. Gambar 16. Jumlah Kasus Kematian ibu Per Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala Jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 adalah sebanyak 12 kasus sudah melebihi target Restra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala untuk tahun 2015 yaitu 8 kasus kematian. Sedangkan untuk target MDGs untuk tahun 2015 Angka kematian ibu adalah 102 kematian per KH, maka AKI di kabupaten Barito Kuala sebesar kematian per KH, juga sudah melewati target tersebut. Sehingga perlu penangan yang lebih lanjut dalam rangka menurunkan kasus kematian ibu untuk semua sektor yang terkait. Sedangkan trend kasus kematian ibu dari tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini, dimana terjadi peningkatan jumlah kematian ibu yang dilaporkan sedangkan kasus kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

45 2015 menurun dibanding tahun Gambaran nya terlihat pada grafik di bawah ini. Gambar 17. Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala dan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala Gambaran jelas kasus kematian per puskemas dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 18. Kasus Kematian Ibu Per Puskesmas Tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

46 Penyebab kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala selama tahun 2015 tertinggi disebabkan karena perdarahan ( 6 kasus), hal ini tergambar pada grafik di bawah ini. Gambar 19 Faktor Penyebab Kasus Kematian Ibu di Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala 4. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Umur Harapan Hidup waktu lahir menunjukkan rata-rata tahun hidup yang akan dilalui oleh manusia sejak dilahirkan. UHH merupakan salah satu indikator yang dapat mengukur derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut data dari BPS Kabupaten Barito Kuala UHH pada tahun 2015 adalah 64,66 dan IPM adalah Terjadi peningkatan UHH dan IPM dibandinkan tahun sebelumnyam Namun urutan peringkat pada tahun 2015 posisi Barito Kuala masih di peringkat ke 12 dari 13 kabupaten se Kalimantan Selatan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

47 Gambaran IPM dan UHH selama kurun waktu tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 20. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Umur Harapan Hidup Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Barito Kuala Peningkatan UHH sudah memenuhi target dari Restra Dinas Kesehatan Barito Kuala pada tahun 2014 yaitu 63,73. Angka UHH dipengaruhi oleh menurunnya Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Anak, Angka Kematian Ibu dan meningkatnya Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Barito Kuala. B. MORBIDITY RATE Morbiditas atau angka kesakitan adalah berupa angka insiden maupun angka prepalens dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. 1. Pola 10 (sepuluh) Penyakit Terbanyak di Puskesmas Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 19 Puskesmas se Kabupaten Barito Kuala yang diperoleh melalui laporan bulanan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

48 Puskesmas (LB 1) dapat digambarkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Puskesmas tahun Dimana ISPA masih merupakan penyakit dengan jumlah kasus tertinggi. Gambaran 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 No Kode ICD X Nama Penyakit Jumlah 1 J06 ISPA Ytt K29 Gastritis dan Duodenitis I10 Hipertensi primer M06 Rematik artritis A09 Diare dan GE L21 Alergi M13 Artritis lainnya J 11 Influenza I 15 Hypertensi Sekunder I 96 Hypotensi Total Sumber : Bidang Yankes, Dinkes Kab. Batola 2. Penyakit Menular a. MALARIA Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk dalam pengendalian penyakit dalam MDGs (Millenium Depelovment Goals). Angka Kesakitan Malaria per penduduk adalah jumlah penderita malaria disuatu wilayah tertentu selama 1 tahun dibagi jumlah penduduk diwilayah pada kurun waktu yang sama dikali Tahun 2015, dari 305 sedian darah yang di periksa 41 (14,44%) positif malaria yang semuanya sudah mendapatkan pengobatan yang sesuai standart pengobatan di puskesmas. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

49 Angka kesakitan atau Annual Parasite Incidence (API) pada tahun 2015 sebesar 0,14 per penduduk sudah menurun di banding tahun 2014 yaitu 0,30 per penduduk. Kalau dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu < 1 per penduduk berarti sudah mencapai target. Selama kurun waktu 5 tahun terjadi penurunan dan Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2014 menerima sertifikat dari Kementerian Kesehatan untuk eliminasi Malaria. Gambaran API selama tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 21. Gambaran Angka Kesakitan Malaria / API (Annual Parasite Incidince) Tahun di Kabupaten Barito Kuala Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Angka kesakitan malaria dengan pemeriksaan sediaan darah positif tertinggi di temukan di Puskesmas Wanaraya dengan penderita 14 kasus (Lihat Lampiran Tabel 22). Gambaran penemuan kasus melaria per puskesmas dapat di lihat pada tabel berikut ini Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

50 Gambar 22. Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala b. Tuberkolusis Seperti Malaria dan HIV/AIDS, Tuberkolusis (TB) juga merupakan salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs Selain itu TB Paru juga merupakan salah satu emerging diseases dimana Indonesia termasuk dalam kelompok high burden countries yang menempati urutan ketiga setelah India dan China berdasarkan laporan WHO tahun Pada tahun 2015 jumlah kasus TB Paru yang ditangani adalah 398 kasus, dimana 367 kasus merupakan kasus baru BTA Positif dan 3 kasus TB anak. CNR (case notofication rate) merupakan angka yang menunjukan jumlah pasien baru yang di temukan dan dicatat diantara penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini berguna untuk menunjukan kecenderungan (trend) penemuan kasus pada wilayah tersebut. Pada tahun 2015 CNR Kasus baru adalah 123,04 per penduduk dan seluruh kasus TB adalah 133,43 per penduduk (Lihat Lampiran Tabel 7). Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

51 Gambaran CNR selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 23. Penemuan Kasus Baru TB PARU (CNR) di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Selain CNR, indikator lain dalam pengendalian Tuberkulosis adalah CDR (Case Detection Rate) yaitu jumlah penderita baru dengan BTA Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah penderita baru BTA Positif yang diperkirakan ada di wilayah tersebut. Pada tahun 2015 CDR TB Paru adalah 58,59 %, meningkat dibanding tahun 2014 (51,92%) namun bila dibandingkan dengan Renstra Dinas Kesehatan masih belum mencapai target yang telah di tetapkan yaitu 70 %. Gambaran penemuan Kasus BTA Positif dan Kesembuhan selama tahun dapat dilihat pada gambar dibawah ini Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

52 Gambar 24. Penemuan (CDR) dan Kesembuhan TB PARU BTA Positif di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Puskesmas Berangas memiliki penemuan kasus BTA Positif yang tinggi yaitu sebanyak 60 kasus dan Puskesmas Jejangkit dan Lepasan memiliki jumlah kasus terendah yaitu 6 kasus (Lihat Tabel Lampiran 7) Gambar 25. Penemuan Kasus Penderita TB Paru BTA Positif per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

53 c. HIV AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penemuan penderita HIV/AIDS pada tahun 2015 sebanyak 10 orang yang terdiri dari 6 penderita HIV dan 4 orang penderita AIDS (Lihat Lampiran Tabel 11). Jadi sampai dengan tahun 2015, ada 34 orang penderita HIV/AIDS yaitu 14 orang penderita HIV dan 20 orang penderita AIDS. Sampai dengan tahun 2015, ada 9 kematian karena AIDS dan 4 kematian terjadi di tahun Kasus penderita HIV/AIDS per golongan umur dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 26. Penemuan Kasus HIV/AIDS s.d Tahun 2015 Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

54 d. Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru dan populasi yang rentan terserang adalah anak-anak usia < 2 tahun dan usia lanjut > 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan seperti malnutrisi dan gangguan imunologi. Pada tahun 2015 dilaporkan ada 603 penderita pneumonia pada balita dan semuanya ditangani (100%), hal ini sesuai dengan target Renstra Dinas Kesehatan. Namun dari berdasarkan jumlah perkiraan penderita pneumonia yaitu penderita ada 18,51% penderita yang di temukan dan di obati (Lihat Lampiran Tabel 10). Dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi peningkatan penemuan penderita, hal ini tergambar pada grafik di bawah ini. Gambar 27. Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Penemuan penderita Pneumonia pada Balita tertinggi berdasarkan laporan dari Puskesmas Mekarsari sebanyak 68 Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

55 kasus (75,9 %) dan yang terendah di Puskesmas Lepasan karena tidak melaporkan kasus (0 %) Gambaran penemuan penderita Pneumonia pada Balita per Puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 28. Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala e. Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebakan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Ada 2 (dua) type penyakit kusta yaitu type Pausi Basiler (PB) atau disebut juga dengan kusta kering. Dan type yang lainnya adalah Multi Basiler (MB) atau kusta basah. Pada tahun 2015 ada 20 penderita baru dengan rincian 19 penderita Kusta type MB dan 1 orang penderita type PB dengan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate) 6,71 per penduduk (Lihat Lampiran Tabel 14) Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

56 Terjadi penuruan penemuan penderita baru kusta yang ditemukan dan ditangani tiap tahunnya selama periode , hal ini tergambar pada grafik di bawah ini Gambar 29. Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta dan CNDR Per Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Kasus kusta yang tercatat sampai tahun 2015 berdasarkan laporan puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini, dimana tertinggi ditemukan berdasarkan laporan dari Puskesmas Berangas dan Barambai yaitu 8 kasus MB, sedangkan kasus PB di temukan di Puskesmas Mandastana, sedangkan di Puskesmas Marabahan tidak ada laporan kasus kusta baik type MB maupun PB. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

57 Gambar 30. Kasus Kusta Tercatat Berdasarkan Type Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala 3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (P3DI) PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program Imunisasi.. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi antara lain; Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Dari semua penyakit tersebut, berdasarkan laporan dari Puskesmas di tahun 2015 tidak ditemukannya penyakit tersebut. ( Lihat Lampiran Tabel 19 dan Tabel 20) 4. Penyakit Potensial KLB/Wabah Selama periode tahun , penyakit yang berpotensial KLB di Kabupaten Barito Kuala 100 % dilakukan penyelidikan epidemiologi dan di tangani. Pada tahun 2015, tidak ada KLB yang terjadi di Kabupaten Barito Kuala Lihat Lampiran Tabel 27 dan 28) Adapun penyakit yang menjadi KLB pada periode dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini : Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

58 Tabel 2. Jumlah Penyakit dan Kematian Penyakit KLB di Kabupaten Barito Kuala Tahun Tahun Nama Penyakit 2011 Malaria Keracunan Makanan Diare 2012 Keracunan Makanan Malaria Tetanus Neonatorum Campak Jumlah Penderita Jumlah Kematian Campak Keracunan Makanan Campak Tidak ada KLB Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala a. Penyakit Diare Angka kesakitan Diare di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 adalah 350 per penduduk. Berdasarkan hasil Riskesdas tersebut maka target untuk penemuan kasus Diare pada tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala adalah 3% dari jumlah penduduk sebesar jiwa. Sedangkan penemuan kasus diare berdasarkan hasil laporan Puskesmas sebesar jiwa yang artinya melebihi target yang ditetapkan. Gambaran penemuan kasus diare selama kurun waktu dapat dilihat pada grafik di bawah ini, dimana terjadi peningkatan kasus tiap tahunnya. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

59 Gambar 31. Penemuan Kasus Diare Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Kalau dibandingkan dengan target penemuan penderita, maka puskesmas Kuripan yang tertinggi dalam penemuan dan penanganan penderita diare (Lihat Lampiran Tabel 13), dan terendah kasus diare di Puskesmas Tabunganen. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 32. Penemuan Kasus Diare Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

60 b. Demam Berdarah Dengeu (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan menyerang seluruh kelompok umur serta berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Pada tahun 2015, jumlah penderita penyakit DBD dilaporkan sebanyak 67 kasus dengan Incidince Rate 22,5 per penduduk dan tidak ditemukan kematian karena DBD. Dibandingkan tahun 2014, terjadi peningkatan kasus DBD pada tahun 2015 seperti pada grafik di bawah ini. Gambar 33. Angka Kesakitan Penderita Demam Berdarah Dengeu Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Puskesmas yang penemuan kasus DBD tertinggi adalah di Puskesmas Marabahan dan Wanaraya (Lihat LampiranTabel 21). Gambaran jelas penemuan kasus DBD per Puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

61 Gambar 34. Penemuan Kasus DBD Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala c. Filariasis Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan serta dapat menyerang semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit yang sebelumnya terabaikan namun dapat menyebabkan kecacatan, stigma, psikososial dan penurunan produktivitas penderitanya dan lingkungannya. Pada tahun 2015 tidak di temukan kasus baru filariasis di Kabupaten Barito Kuala. Jumlah seluruh kasus pada tahun 2015 adalah 15 kasus dengan angka kesakitan karena Filariasis adalah 5.0 per penduduk (Lihat Lampiran Tabel 23) Grafik di bawah ini menggambarkan trend angka kesakitan karena Filariasis di Barito Kuala dari tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

62 Gambar 35. Angka Kesakitan Penderita Filariasis Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Dari gambaran grafik diatas bahwa tidak ada kasus baru filarias setelah tahun 2013, karena pengobatan massal filariasis di mulai sejak tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

63 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyehatan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan, khususnya untuk tahun A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan memberikan pelayanan kesehatan dasar secara Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

64 cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dapat dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang Ibu mempunyai peranan yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang Ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dalam upaya pencapaian MDG s dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan AKI. a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan oleh tenaga kesehatan profesional (Dokter Spesialis Kandungan dan Kehamilan, Dokter Umum, Bidan, dan Perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Pelayanan antenatal yang sesuai standart meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

65 khusus), tatalaksana kasus, konseling, termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB Pasca persalinan. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu : minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga. Gambar dibawah ini memperlihatkan cakupan kunjungan K1 pada ibu hamil yang meningkat dari tahun sebelumnya namun untuk cakupan K4 pada ibu hamil terjadi penurunan. Sedangkan berdasarkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun 2015, pencapaian K1 (93,10 %) pada tahun 2015 masih di bawah target yaitu 98%, begitu juga dengan pencapaian K4 (74,78 %) masih tidak mencapai target yaitu 88 %, dan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Gambar 36. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

66 Cakupan tertinggi pelayanan K1 ibu hamil ada di Puskesmas Tabukan (108%) dan terendah di Puskesmas Lepasan (78%) sedangkan cakupan untuk pelayanan K4 ibu hamil tertinggi ada di Puskesmas Rantau Badauh (93%) dan terendah di Puskesmas Belawang (59 %) (Lihat Lampiran Tabel 29). Gambaran lengkap capaian K1 dan K4 per puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 37. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam target MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu serta meningkatkan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

67 Gambar dibawah ini memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sejak tahun , dimana pada tahun 2015 terjadi penurunan di banding tahun sebelumnya. Dan dibanding dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu 80 % maka capaian 84,12 % sudah mememenuhi target. Gambar 38. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Barito Kuala yang cakupan tertinggi di laporkan dari Puskesmas Semangat Dalam sebesar 102 % dan terendah puskesmas Jejangkit yaitu 70 % (Lihat Lampiran Tabel 29) Gambaran Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Per Puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

68 Gambar 39. Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini komplikasi pada ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam setelah persalinan selama 3 hari (KF1), minggu ke-2 setelah persalinan (KF2) dan minggu ke-6 setelah persalinan (KF3). Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. 2. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vagina dan lainnya. 3. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan. 4. Pemberian kapsul Vitamin A IU sebanyak 2 kali (2 x 24 jam). 5. Pelayanan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 sebesar 87,04 %, terjadi penurunan di Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

69 dibandingkan tahun sebelumnya. Dan bandingkan dengan target Renstra pada tahun 2015 yaitu 85 % sudah mencapai target. Cakupan pelayanan terhadap Ibu Nifas selama kurun waktu 5 (lima) tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 40. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Berdasarkan laporan dari puskesmas, cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi dari Puskesmas Semangat Dalam (102%), dan yang terendah cakupannya dari Puskesmas Berangas yaitu 70 %. (Lihat Lampiran tabel 29). Gambaran Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Per Puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

70 Gambar 41. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala d. Pelayanan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan puskesmas, ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan tetapi karena keterbatasan kemampuan dalam memberikan pelayanan sehingga perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Risti/kompliksi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung akan menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g%, tekannan darah tinggi, oedema nyata, eklampsia, perdarahan per vaginum, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sunsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan persalinan premature. Cakupan pelayanan obstetri (Komplikasi Kebidanan) maupun komplikasi pada neonatus di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 terjadi peningkatan di dibandingkan tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

71 sebelumnya. Dan untuk obstetric (komplikasi kebidandan) pencapaian tahun 2015 yaitu 92,6% sudah mencapai target Renstra yaitu 75%. Sedangkan cakupan penanganan komplikasi Neonatus masih di bawah target Renstra Dinas Kesehatan (70%) yaitu 52,9%. Gambaran cakupan pelayanan obstetri dan komplikasi pada neonatal selama tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 42. Cakupan Pelayanan Obstetri (Komplikasi Kebidanan) dan Neonatus di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Jumlah ibu hamil yang memiliki resiko tinggi yang ditangani paling tinggi dari Puskesmas Anjir Pasar (162 %) dan yang terendah dari Puskesmas Jejangkit (17%). Sedangkan untuk neonatal paling tinggi dari Puskesmas Marabahan (108%) dan yang paling rendah dari Puskesmas Berangas (23%). (Lihat Lampiran Tabel 33.) Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

72 Gambar 43. Cakupan Pelayanan Obstetri (Komplikasi Kebidanan) dan Neonatus Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala e. Kunjungan Neonatus Bayi hingga umur kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (usia 0 28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam 48 Jam setelah lahir, hari ke 3 7 dan hari ke 8 28 hari (KN Lengkap) Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada Ibu yang meliputi tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi, pemberian vitamin K, <TBS dan penyuluhan perawatan neonates di rumah. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

73 Cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN Lengkap) pada tahun 2015 adalah sebesar 96,36 %, kalau dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu 98%, berarti capaian tahun ini masih di bawah target namun meningkat di bandingkan tahun sebelumnya. Gambaran cakupan KN Lengkap selama kurun waktu dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 44. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Cakupan tertinggi untuk KN Lengkap di Puskesmas Tabunganen yaitu 115 % sedangkan puskesmas yang cakupan terendah adalah Puskesmas Kuripan yaitu 77%. (Lihat Lampiran tabel 38). Gambaran cakupan KN Lengkap per Puskesmas tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

74 Gambar 45. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun yaitu saat umur 29 hari 3 bulan, umur 3 6 bulan, umur 6 9 bulan dan pada saat umur 9 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2015 sebesar 96,12%, sudah mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu 88%. Dan angka capaian ini juga sudah mendekati target SPM 2015 yaitu 96%, serta meningkat dibandingkan tahun Gambaran pencapaian kunjungan selama tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

75 Gambar 46. Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Berdasarkan laporan bulanan, Puskesmas yang tertinggi cakupan kunjungan bayinya di Puskesmas Kuripan (151%) dan puskesmas yang cakupan kunjungannya terendah adalah Puskesmas Belawang yaitu 70 % (Lihat Lampiran Tabel 40). Gambaran cakupan kunjungan bayi per puskesmas di tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 47. Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

76 g. Pelayanan Kesehatan Pada Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia bulan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup balita diantaranya melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrumen SDIDTK, pembinaan posyandu, pembinaan anak prasekolah (PAUD) dan konseling keluarga pada kelas ibu balita dengan memanfaatkan buku KIA, perawatan anak balita dengan pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan Vitamin A. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2015 sebesar 42,95 %. Capaian ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dan masih di bawah target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu sebesar 75%. Capaian cakupan pelayanan selama kurun waktu tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 48. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

77 Puskesmas Semangat Dalam memiliki cakupan tertinggi yaitu 79,8 % dan Puskesmas Jejangkit memiliki cakupan terendah yaitu 12%. Rata rata puskesmas belum mencapai target Renstra sebesar 75 % kecuali Semangat Dalam. (Lihat Lampiran Tabel 46). Gambar 49. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD/Setingkat Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar / sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya, seperti kader kesehatan, guru UKS dan Dokter kecil. Berbagai data menunjukan bahwa masalah kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks. Pada usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan beberapa masalah kesehatan yang sering dialami Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

78 anak usia sekolah seperti karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Cakupan pemeriksaan siswa kelas 1 SD/sederajat pada tahun 2015 sebesar 95,3,0 %. Angka ini sudah mendekati target pencapaian dari Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala maupun SPM 2015, dimana 100% siswa SD/sederajat harus mendapatkan pelayan kesehatan dan bila dibanding tahun sebelumnya terjadi peningkatan. Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini. Gambar 50. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD/Sederajat di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Promkesling Kab. Barito Kuala Puskesmas yang sudah mencapai target 100% adalah Puskesmas Mekarsari, Berangas, Belawang Barambai, Marabahan dan Tabukan (Lihat Lampiran Tabel 49). Gambar jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

79 Gambar 51. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD/Sederajat Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Promkesling Kab. Barito Kuala Sedangkan untuk SD/Sederajat yang sudah mendapat pelayanan kesehatan/ penjaringan adalah seluruh sekolah dasar yang ada di Kabupaten Barito Kuala sebanyak 332 sekolah dasar/sederajat atau 100 %. (Lihat Lampiran Tabel 49) 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui peserta KB aktif dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan peserta KB Aktif pada tahun 2015 sebesar 82,86 % sudah mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala sebesar 82%. Sedangkan cakupan peserta KB Baru sebesar 9,65 % dan masih di bawah target Renstra yaitu 79%. Capaian ini periode tahun 2011 s.d 2015 dapat di lihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

80 Gambar 52. Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Puskesmas yang tinggi cakupan peserta KB Aktif adalah Puskesmas Kuripan yaitu 100 %, sedangkan terendah adalah Puskesmas Jelapat (64%). Dan untuk cakupan peserta KB Baru yang tertinggi adalah Puskesmas Jejangkit yaitu sebesar 14% dan yang terendah Puskesmas Wanaraya sebesar 4% (Lihat Lampiran Tabel 36). Gambar 53. Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

81 3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan seperti Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, Radang Selaput Otak, Radang Paru-paru dan masih banyak penyakit lainnya. Salah satu pencegahan yang terbaik dan penting adalah melalui imunisasi. Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri. Yang termasuk imunisasi aktif adalah Imunisasi Polio dan Campak. Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibody sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Yang temasuk dalam jenis imunisasi ini adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. a. Imunisasi Dasar Pada Anak Program imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak. Target bayi usia 0 11 bulan mendapatkan imusisasi dasar adalah berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala sebesar 86%, sedang capaian tahun 2015 sebesar 78,69% yang berarti di bawah target dan menurun di banding tahun sebelumnya. Selama kurun waktu 2011 s.d 2015, cakupan anak mendapat imunisasi dasar lengkap dapat dilihat pada grafik di bawah ini Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

82 Gambar 54. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bidang P2P Pencapaian cakupan tertinggi di Puskesmas Tamban yaitu 106%, sedangkan Puskesmas Lepasan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi yang paling rendah yaitu 51 %. (Lihat Lampiran Tabel 43) Gambar 55. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bidang P2P Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

83 secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pemerintah, dalam hal ini menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan. Pencapaian UCI tingkat desa/ kelurahan pada tahun 2015 yaitu 83,08% sudah mencapai target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala 70 %, menurun di banding tahun sebelumnya. Gambaran Kelurahan/ desa yang UCI selama periode tahun dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 56. Persentase Pencapaian UCI Desa/Kelurahan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Puskesmas yang UCI desa/kelurahannya sudah diatas target Renstra 70% kecuali Puskesmas Anjir Muara, Berangas, Rantau Badauh, Kuripan, Semangat Dalam dan Lepasan yang pencapaiannya masih di bawah target. (Lihat Lampiran Tabel 41). Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

84 Gambar 57. Persentase Pencapaian UCI Desa/Kelurahan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala b. Imunisasi pada Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri Clostridum tetani. Tetanus juga bisa menyerang bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat dan merupakan salah satu penyebab kematian bayi. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil adalah ; pertolongan persalinan yang aman dan bersih, cakupan imunisasi rutin TT (Tetanus Toxoid) yang tinggi dan merata dan penyelenggaraan surveilans. Pada tahun 2015 cakupan imunisasi TT + pada Ibu Hamil sebesar 54,17% dimana capaian ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

85 Gambar 58. Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT+ di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Berdasarkan laporan dari puskesmas pada tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala dari sasaran ibu hamil, sekitar 26,2% mendapatkan TT1, 26,2% mendapatkan TT2, 14,2% mendapatkan TT3, 9,2% mendapatkan TT4, 4,5% mendapatkan TT5 dan 54,2% mendapatkan TT2+ (Lihat Lampiran Tabel 30). Sedangkan untuk puskesmas yang cakupan ibu hamilnya mendapatkan imunisasi TT+ tertinggi adalah Puskesmas Rantau Badauh yaitu 90,2% dan yang terendah Puskesmas Barambai yaitu 11,4% (Lihat Lampiran Tabel 30). Gambaran lengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

86 Gambar 59. Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT 2+ Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala 4. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok pra usia lanjut dan usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Terdapat 230 posyandu Lansia di Kabupaten Barito Kuala dan 228 (99,13%) merupakan posyandu aktif. Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan pada usia lanjut sebesar 7,53 %. Bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2014 terjadi penurunan seperti pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

87 Gambar 60. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala Puskesmas yang tingkat cakupan pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut paling tinggi di Puskesmas Kuripan (18,27%) dan terendah adalah di Puskesmas Semangat Dalam yaitu 2,33% (Lihat Lampiran Tabel 52) Gambar. 61 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Kab. Barito Kuala B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap, baik secara langsung Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

88 maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan, sedangkan rumah sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan Pada tahun 2015, cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan RS sebesar 94,6% dan cakupan kunjungan rawat inap di Puskesmas dan RS sebesar 1,7 %. (Lihat Lampiran Tabel 54) Dibandingkan dengan jumlah penduduk maka cakupan kunjungan rawat jalan per puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini, dimana Puskesmas Bantuil dan Anjir Pasar memiliki cakupan kunjungan rawat jalan tertinggi dan yang paling rendah di Puskesmas Barambai.(Lihat Lampiran Tabel 54) Gambar 62. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

89 tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (NDR). Data indikator pelayanan kesehatan di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan pada tahun 2015 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 72 buah dibandingkan dengan standart yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Nilai Pelayanan Kesehatan di RSUD H Abdul Azis Marabahan berdasarkan Indikator Pelayanan Kesehatan Tahun No Indikator Pelayanan Nilai Standart 1. BOR (%) ,83 41, % 2. LOS (hr) ,56 3, Hari 3. TOI (hr) i ,35 3, Hari 4. GDR (per 1.000) / NDR (per 1.000) ,5 25/1000 Sumber : RSUD H Abdul Aziz Marabahan Tahun Melihat angka-angka di atas perlu diwaspadai dan ditindak lanjuti dengan strategi pelayanan kesehatan yang baik, dikaitkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan termasuk prosedur pelayanan dan rujukan. 2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional Menurut UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminanan Sosial Nasional yang mengamanatkan bahwa jaminan social wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peserta JKN terdiri dari Penerima Bantuan Iuaran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

90 PBI terdiri dari PBI yang di biayai dari dana APBN termasuk Jamkesmas, PBI dari dana APBD, Pekerja Penerima Upah seperti (PNS, TNI, Polri, Pegawai swasta, Pensiunan PNS, TNI dan Polri, Pegawai Non PNS dan Pekerja yang tidak termasuk semuanya), Menurut Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kabupaten Barito Kuala, pada tahun 2015 masyarakat Kabupaten Barito Kuala yang memiliki Jaminan Kesehatan sebesar 56,70% ( jiwa) terdiri dari peserta JKN sebesar 38,34% ( jiwa) dan Jamkesda sebesar 18,36% ( jiwa) (Lihat Lampiran 53). Gambaran cakupan jaminan kesehatan penduduk berdasarkan jenis jaminan kesehatan yang dimiliki pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 63. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Berdasarkan Jenis Jaminan Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : BPJS Kab. Barito Kuala 3. Pemanfaatan Obat Generik Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

91 obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil laporan dari puskesmas, pemberian resep obat generik di fasilitas kesehatan Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah sebanyak 94,27%, angka ini sedikit menurun di bandingkan pada tahun 2014 yaitu 95,05 %. Namun berdasarkan target indikiator peresepan obat generik yaitu minimal 75%, maka pemberian resep generik di tahun 2015 sudah mencapai target. Gambaran pemberian obat generik per puskesmas pada tahun 2015 rata rata puskesmas sudah diatas 75%. Dan Puskesmas Barambai memiliki persentase tertinggi (98,1%) dan Puskesmas Jejangkit tidak ada laporannya seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini Gambar 64. Persentase Pemberian Resep Obat Generik Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

92 4. Penggunaan Obat Rasional Penggunaan obat rasional apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan dan dalam periode yang edequate. Penggunaan obat dikatakan rasional apabila tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat interval waktu pemberian, tepat lama pemberian, waspada effek samping, tepat penilaian kondisi pasien, tepat informasi, tepat tindak lanjut dan tepat penyerahan obat. Tujuan dari penggunaan obat rasional di fasilitas pelayanan kesehatan antara lain : untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belanja obat sebagai salah satu upaya cost effective medical interventions, mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh obat, mencegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan. Salah satu indikator dalam penggunaan obat rasional adalah peresepan yaitu persentase penggunaan antibiotik pada ISPA Non Pneumonia dengan batas toleransi 20%, penggunaan antibiotik pada diare non spesifik dengan batas toleransi 8%, penggunaan injeksi pada myalgia dengan batas toleransi 1% dan rerata item per lembar resep dengan batas toleransi 2,6%. Berikut ini gambaran pemberian obat rasional di Puskesmas pada tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

93 Tabel 4. Pemberian Obat Rasional Berdasarkan Indikator Peresepan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 NO URAIAN INDIKATOR NILAI (%) BATAS TOLERANSI (%) 1. Penggunaan Antibiotik pada ISPA Non Pneumonia 28, Penggunaan Antibiotik pada Diare Non Spesifik 29, Penggunaan Injeksi pada Myalgia 0, Rerate Item Per Lembar Resep 2,7 2,6 Dari tabel diatas dapat disimpulkan untuk Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 bahwa persentase penggunaan obat antibotik pada ISPA Non Pneumonia dan Diare Non Spesifik dan rerata item per lembar resep masih diatas ambang toleransi, sedangkan persentase penggunaan injeksi pada myalgia sudah rasional. Sedangkan gambaran penggunaan obat rasional per indikator peresepan tiap puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

94 NO Tabel 5. Rata Rata Persentase Pemberian Obat Rasional Berdasarkan Indikator Peresepan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 PUSKESMAS Penggunaan Antibiotik pada ISPA Non Pneumonia (%) Penggunaan Antibiotik pada Diare Non Spesifik (%) Penggunaan Injeksi pada Myalgia (%) Rerate Item Per Lembar Resep (%) 1. TABUNGANEN TAMBAN MEKARSARI JELAPAT ANJIR PASAR ANJIR MUARA BERANGAS SEMANGAT DALAM MANDASTANA JEJANGKIT BELAWANG WANARAYA BARAMBAI RANTAU BADAUH BANTUIL LEPASAN MARABAHAN TABUKAN KURIPAN KABUPATEN Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Sedangkan per puskesmas yang persentase penggunaan obat antibotik pada ISPA Non Pneumonia sudah rasional adalah Puskesmas Tabunganen, Anjir Pasar, Lepasan, Marabahan dan Tabukan. Untuk persentase penggunaan obat antibotik pada Diare Non Spesifik yang rasional adalah puskesmas Mekarsari, Marabahan dan Tabukan. Sedangkan untuk Penggunaan Injeksi pada Myalgia yang belum rasional yaitu puskesmas Tamban, Semangat Dalam dan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

95 Belawang. Dan untuk rerate item perlembar resep yang sudah sesuai dengan batas toleransi adalah Puskesmas Mekarsari, Jelapat, Barambai, Rantau Badauh, Bantuil, Marabahan dan Kuripan C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT Banyaknya orang sakit menggambarkan kondisi kesehatan suatu wilayah. Indikator yang biasa digunakan antara lain adalah insiden (Incedence Rate = IR) atau prevalensi (Prevalence Rate = PR), keduanya menunjukkan kejadian penyakit tertentu saja. Bersama dengan prevalensi dan insidens digunakan juga indikator tingkat kematian suatu penyakit (Case Fatality Rate = CFR). 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun dalam kurun waktu tertentu untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang di jumpai. Setiap kasus AFP yang di temukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans akan dilakukan pemeriksaan specimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio liar yang menyerang masyarakat. Target untuk non Polio AFP rate ditetapkan sebesar 2 per anak umur < 15 tahun. Di Barito Kuala pada tahun 2015 sudah mencapai target karena ditemukan kasus AFP sebanyak 2 (dua) orang berdasarkan laporan Puskesmas Anjir Muara dan Belawang dengan AFP Rate 2,31 (Lihat Lampiran Tabel 18). Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

96 AFP Rate selama tahun di Kabupaten Barito dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 65. AFP (Acute Flaccid Paralysis) Rate di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala 2. Pengendalian TB Paru Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015, menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi setengahnya pada tahun Sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA Positif terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (directly observased treatment shortcource chemotherapy) dan sedikitnya 85% tercapai success rate. Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan oleh kepatuhan dan keteraturan dalam berobat, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Angka keberhasilan pengobatan penderita yang berobat tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala sudah melebihi target nasional maupun Rentra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala 85% yaitu 94,69%. Namun angka ini menurun di bandingkan tahun sebelumnya. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

97 Gambaran angka kesembuhan TB Paru BTA Positif selama tahun di Barito Kuala dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 66. Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru BTA Pos di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Capaian kesembuhan TB Paru Per Puskesmas tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 67. Angka Kesembuhan TB Paru BTA Positif Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

98 Dari grafik di atas puskesmas yang masih dibawah target nasional adalah Puskesmas Anjir Muara, Jejangkit dan Bantuil (Lihat Lampiran tabel 9). 3. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS di samping ditujukan pada penanganan pendeirta yang di temukan juga diarahkan pada upaya upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini. Upaya penemuan secara dini penderita di lakukan dengan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahgunaan obat dengan suntikan dan penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Melalui skrining yang dilakukan terhadap pendonor darah di RSUD H Abdul Aziz Marabahan pada tahun 2015, dari 611 pendonor darah sekitar 84,45% diperiksa sampelnya dan hasil nya semua negatif HIV/AIDS (Lihat Lampiran tabel 12). Pendonor yang di skrining HIV/AIDS meningkat di banding tahun 2014 yaitu 72,24 % 4. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Upaya pemberantasan DBD terdiri dari 3 hal yaitu: peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vector, Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

99 diagnosis dini dan pengobatan dini serta peningkatan upaya pemberantasan vector menular dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala.kegiatan PSN tersebut dapat diukur dengan antara lain Angka Bebas Jentik (ABJ). Dengan ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah dan dikurangi. Kematian yang disebakan oleh penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak ada. 5. Pengendalian Penyakit Malaria Pemberantasan malaria digalakkan melalui gerakan masyarakat yang dikenal dengan gerakan berantas kembali malaria atau gebrak malaria sejak tahun Kebijakan eliminasi malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, pemerintah daerah yang bermitra dengan LSM, dunia usaha, lembaga donor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat. Di Barito Kuala malaria perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah, karena di Wilayah Kabupaten Barito Kuala masih banyak terdapat kawasan hutan yang merupakan tempat nyamuk Anopheles berkembang biak, dimana nyamuk ini merupakan perantara terjadinya penyakit malaria tersebut. Terutama daerahdaerah yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Dari 305 penderita malaria klinis yang di periksa sampel darahnya, ada 41 (13,44%) sampel yang positif malaria dengan CFR nya 0 % atau tidak ada kematian karena penyakit ini. (Lihat Lampiran tabel 22). Dan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun ini yaitu tahun tidak di temukan kasus kematian karena Malaria. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

100 6. Pengendalian Penyakit Kusta Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus penyakit kusta, digunakan angka proporsi cacat tingkat II ( cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat) dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala sebesar < 10 per 100,000 penduduk. Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukan keterlambatan dalam penemuan kasus serta pengetahun masyarakat yang masih rendah. Kasus kecacatan tingkat II penderita Kusta di temukan di Puskesmas Jelapat, Anjir Muara, dan Wanaraya. (Lihat Lampiran tabel 15). Tingkat kecacatan tingkat II penderita Kusta tahun 2015 sebesar 1,34 per penduduk dan menurun di bandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dapat lihat pada dilihat pada grafik berikut ini : Gambar 68. Persentase Tingkat Kecacatan Tingkat II Dan Angka Cacat Tingkat II di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala Kasus kusta yang tercatat sampai tahun 2015 sebanyak 58 kasus dengan type PB ada 1 kasus dan 50 kasus type MB. Kasus kusta type PB berdasarkan laporan dari puskesmas Mandastana sebanyak 1 orang penderita masih belum menyelesaikan Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

101 pengobatannya. Sedangkan kusta type MB yang RFT sebanyak 27 kasus (54%) (Lihat Lampiran tabel 17). Gambaran jelas Type MB per puskesmas yang sudah RFT dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 69. Persentase Penderita Kusta Type MB Selesai Berobat Per Puskesmas Di Kabupaten Barito KualaTahun 2015 Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala 7. Pengendalian Penyakit Filariasis Kegiatan tatalaksana kasus filariasis harus dilakukan pada semua penderita yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan dan agar penderita mampu merawat diri sendiri. Dan bila suatu kabupaten sudah endemis filarisis, maka kegiatan pemberian obat massal pencegahan filariasis harus segera dilaksanakan untuk memutus rantai penularan. Adapun sasaran pemberian obat adalah semua penduduk di wilayah tersebut kecuali anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan marasmus kwasiorkor dapat di tunda pengobatannya. Pada tahun 2012, setelah dilakukan kegiatan Survey Darah Jari (SDJ) yang hasilnya Mf Rate (Microfilaria Rate) 2,1% artinya bahwa Kabupaten Barito Kuala merupakan daerah endemis Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

102 filariasis. Dan untuk memutus mata rantai penularan penyakit filariasis harus dilakukan pemberian obat masal dengan seluruh penduduk. Sejak dilakukannya pengobatan massal filariasis dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 cakupan pengobatan massal filariasis sebesar 94,97%. Pencapaian ini masih di bawah target Rentra yaitu 100 %. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan penderita sehingga tidak melaporkan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk berobat dan pengobatan yang dilakukan secara massal masih tahap kedua dari lima tahap yang di rencanakan karena kurangnya dana. 8. Pengendalian Penyakit Diare Penyakit diare adalah penyakit yang didukung oleh faktor lingkungan, yaitu penggunaan air untuk keperluan sehari-hari yang tidak memenuhi syarat, sarana jamban keluarga yang kurang memenuhi syarat, serta kondisi sanitasi perumahan yang tidak higienis. Pada tahun 2015 semua penderita diare yang di temukan yaitu di tangani dan di layani sesuai prosedur pengobatan standart kesehatan yang berlaku. D. Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain anemia gizi besi, kekurangan Vitamin A dan gangguan akibat kekurangan Yodium. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

103 1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Sebagian besar anemia ini disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) dan wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi. Untuk menanggulangi masalah anemia gizi pada ibu hamil dilakukan pemberian tablet darah (Fe) pada ibu hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Pencapaian cakupan ibu hamil pada tahun 2015 yang mendapat tablet Fe1 adalah 91% dan tablet Fe3 adalah sebesar 79%. Dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala untuk Fe3 target pada tahun 2015 adalah 83% maka capaian Fe3 tahun 2015 masih di bawah target. Juga terjadi penurunan cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) di bandingkan tahun sebelumnya, seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Gambar 70. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

104 Puskesmas yang pencapaian cakupan Fe3 pada ibu hamil mencapai target Renstra 83 % adalah Puskesmas Tabunganen, Mekarsari, Jelapat, Mandastana, Anjir Muara, Semangat Dalam, Rantau Badauh, Kuripan dan Anjir Pasar. Sedangkan puskesmas yang cakupan Fe3 paling rendah adalah Puskesmas Berangas (63,5%) (Lihat Lampiran Tabel 32). Gambaran cakupan Ibu Hamil Per Puskesmas yang mendapatkan mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 dapat di lihat pada grafik di bawah ini. Gambar 71. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Tujuan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi ( umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A SI, anak balita (umur 1 4 tahun) Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

105 diberikan kapsul vitamin A SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A SI sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali, yang secara serentak pada bulan Februari atau Agustus. Sedangkan untuk ibu nifas diberikan pada saat pelayanan kesehatan ibu nifas atau diluar pelayanan selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan kapsul vitamin A. Pada tahun 2015 cakupan bayi (6-11 bulan) yang mendapatkan kapsul vitamin A sebanyak 2 kali sebesar 97,88 %, dan balita (6-59 bulan) sebesar 98,69%. Cakupan balita mendapatkan kapsul Vitamin A sudah mencapai target Renstra yaitu 95%. Cakupan Bayi dan Balita mendapatkan Kapsul Vitamin A periode tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 72. Persentase Bayi dan Balita Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Di Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala Semua puskesmas pencapaian persentase balita mendapatkan Vitamin A sudah mencapai target Renstra 95%, kecuali Puskesmas Tabukan masih 92,42%. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

106 Gambaran pencapaian Balita yang mendapatkan Vitamin A Per Puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 73. Persentase Bayi ( 6 11 bulan) dan Balita (6-59 bln) Mendapatkan Vitamin A Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala Sedangkan cakupan ibu nifas mendapatkan vitamin A sebesar 87,8%, menurun dibanding tahun 2014 (90,2%). Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 74. Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Di Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

107 Puskesmas Kuripan memiliki cakupan tertinggi 107%, sedangkan cakupan terendah berdasarkan laporan dari Puskesmas Jejangkit yaitu 69%. (Lihat Lampiran 29). Gambaran jelas cakupan per Puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 75. Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A Di Barito Kuala Per Puskesmss Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala 3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Pada tahun 2015 cakupan pemberian ASI Ekslusif berdasarkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala adalah 30%. Sedangkan capaian cakupan adalah 72,14 % yang artinya sudah mencapai target dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Cakupan persentase pemberian ASI Ekslusif dari tahun di Barito Kuala dapat di lihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

108 Gambar 76. Persentase Pemberian ASI Ekslusif Di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala Semua puskesmas sudah mencapai target 30 % cakupan, kecuali Puskesmas Bantuil masih di bawah target yaitu 11%. Hal ini tergambar pada grafik di bawah ini. Gambar 77. Persentase Pemberian ASI Ekslusif Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala 4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

109 Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Pada tahun 2015, cakupan jumlah balita yang di timbang di posyandu sebesar 50,6%, cakupan ini masih di bawah target Restra yaitu 76% namun meningkat dibanding tahun Sedangkan untuk balita yang masih di bawah garis merah (BGM) sebesar 2,1% yang sudah dibawah target Renstra yaitu 5 %. Cakupan kunjungan balita ke posyandu yang di timbang (D/S) dan Balita BGM tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 78. Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (Ditimbang dan BGM) di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala Semua puskesmas cakupannya balita di timbangnya masih di bawah target 75%, kecuali Puskesmas Semangat Dalam yaitu sebesar 77,1%, sedangkan untuk balita BGM yang Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

110 cakupannya di atas 5% adalah Puskesmas Tabunganen dan Belawang, (Lihat Lampiran 47) Gambaran cakupan D/S, dan Balita BGM per Puskesmas pada tahun 2015 dapat di lihat pada grafik di bawah ini. Gambar 79. Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (ditimbang, dan BGM) Per Puskesmas di Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Bina Kesga Dinkes Kab. Barito Kuala E. Pelayanan Kefarmasian Upaya kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk : 1. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat essensial yang bermutu bagi masyarakat. 2. Mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar. 4. Melindungi masyarakat dari pengunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

111 Pada tahun 2015 pengadaan obat di Kabupaten Barito Kuala bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dan dana alokasi umum ( DAU) sebesar Rp ,-. Apabila dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar jiwa, maka diperoleh gambaran unit cost obat per kapita di Kabupaten Barito Kuala yaitu Rp ,12,- meningkat di banding tahun 2014 yang masih Rp ,21. Namun angka ini masih di bawah standart WHO yaitu 1 $. Gambaran unit cost pengadaan obat per kapita di Kabupaten Barito Kuala kurun waktu dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 80. Unit Cost Obat Per Kapita di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Ketersediaan obat dan vaksin di instalasi farmasi kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 hampir semuanya diatas 100% dari kebutuhan (Lihat Lampiran Tabel 67) Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

112 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan meliputi puskesmas, Rumah Sakit (Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus), Sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), Sarana Produksi dan Distribusi Farmasi dan Alat Kesehatan dan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1. Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berada di wilayah kecamatan yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, puskesmas harus melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Jumlah Puskesmas sampai akhir tahun 2015 masih seperti tahun sebelumnya yaitu 19 Puskesmas dengan perincian 10 puskesmas perawatan dan 9 puskesmas non perawatan. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

113 Tabel 6. Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Polindes Menurut Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Kecamatan Kuripan Tabukan Bakumpai Marabahan Cerbon Rantau Badauh Barambai Wanaraya Belawang Anjir Muara Anjir Pasar Mandastana Alalak Tamban Mekarsari Tabunganen Jejangkit Puskesmas Puskesmas Pembantu Poskesdes Polindes JUMLAH Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per penduduk. Dalam kurun waktu , rasio ini menunjukan adanya penurunan seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini karena penambahan penduduk tidak di Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

114 ikuti dengan penambahan fasilitas pelayanan kesehatan terutama Puskesmas. Gambar 81. Rasio Puskesmas Per Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala Untuk mengatasi keterbatasan akses masyarakat terhadap pelayanan puskesmas, maka perlunya peningkatan jumlah sarana kesehatan lain seperti Pustu, Poskesdes, Polindes dan Pusling di setiap Kecamatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini, walau secara kuantitas tidak terjadi penambahan yang berarti tetapi terjadi perbaikan sarana dan penambahan peralatan yang menunjang dalam peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

115 Tabel 7. Data Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun JENIS SARANA PUSKESMAS PUSTU POLINDES POSKESDES Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dari jumlah tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah tempat tidur suatu RS menggambarkan kemampuan RS tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dan untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit digunakan rasio tempat tidur rumah sakit per penduduk. RS Abdul Aziz Marabahan dengan tipe C sejak tahun 2014 memiliki 72 tempat tidur, dengan rasio tempat tidur RS per penduduk adalah Sejak tahun 2014, terjadi penambahan tempat tidur seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

116 Tabel 8. Perkembangan Jumlah Tempat Tidur dan Rasio Per Penduduk di RS Abdul Azis Marabahan Tahun INDIKATOR TAHUN Jumlah Tempat Tidur Rasio TT per Penduduk Sumber : RSUD H. Abdul Aziz Marabahan ,74 24,61 24,14 3. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk didalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. UKBM terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pos Obat Desa (POD). Salah satu jenis UKBM yang sudah sejak lama dikembangkan adalah Posyandu. Dan dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala ada 382 buah posyandu yang ada, 100% adalah posyandu aktif. Posyandu dengan strata Pratama sebanyak 116 buah (30,21%), posyandu madya sebanyak 248 buah (64,58%), dan posyandu purnama sebanyak 20 buah (5,21%) (Lihat Lampiran Tabel. 70) Perkembangan posyandu dari tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

117 Gambar 82. Data Strata Posyandu di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala 4. Apotik dan Toko Obat Apotik dan Toko obat sebagai salah satu dari pelayanan farmasi yang dikelola oleh masyarakat umum namun tetap harus mendapatkan pengawasan dari bidang kesehatan agar melindungi masyarakat dari penggunaan obat yang tidak memenuhi syarat baik mutu dan keamanan. Berikut ini daftar Apotik yang terdaftar dan memiliki ijin di wilayah Kabupaten Barito Kuala pada tahun Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

118 Tabel 9. Daftar Apotik Berijin di Wilayah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 No Nama Sarana Alamat Keterangan 1. Nazhan Kurnia Kecamatan Alalak Tutup 2. Zairin Kecamatan Marabahan 3. Muri Kecamatan Alalak 4. Utama Kecamatan Alalak 5. Matta Kecamatan Alalak 6. Bunda Kecamatan Alalak 7. Bastun Kecamatan Marabahan 8. Anugerah Farma Kecamatan Marabahan 9. Bunda Kecamatan Alalak 10. Aqila Kecamatan Alalak 11. Kimia Farma Kecamatan Alalak Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tabel di bawah ini menggambarkan daftar toko obat yang berijin di wilayah Barito Kuala pada tahun 2015 Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

119 Tabel 10. Daftar Toko Obat Berijin di Wilayah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 No Nama Toko Alamat Obat 1. Durun Nafis Kecamatan Alalak 2. Trisakti Farma Kecamatan Alalak Keterangan 3. Iqbal Kecamatan Alalak Habis Masa Ijin 4. Bandi Kecamatan Mekarsari 5. Sahabat Kecamatan Mekarsari 6. Firdaus Farma Kecamatan Mekarsari Habis Masa Ijin 7. Linda Jaya Kecamatan Marabahan Habis Masa Ijin 8. Sumber Vitamin Kecamatan Alalak 9. Sehat Kecamatan Mekarsari 10. Az Zahra Kecamatan Mekarsari 11. Thalita Kecamatan Anjir Pasar Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan B. TENAGA KESEHATAN 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Pada tahun 2015 jumlah tenaga dokter umum dan dokter gigi di Kabupaten Barito Kuala yang bertugas di Puskesmas maupun Rumah Sakit sebanyak 57 orang dengan rasio sebesar 19,11 per penduduk. Meningkat di banding tahun sebelumnya rasio sebesar 15,04 per penduduk dan masih rendah bila dibanding standar Kementerian Kesehatan RI yaitu 51 dokter per penduduk (Lihat Lampiran Tabel 73) Jumlah bidan di Kabupaten Barito Kuala baik bidan di desa, Puskesmas maupun rumah sakit adalah 329 orang dengan rasio Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

120 sebesar per penduduk (Lihat Lampiran Tabel 74.) Dibandingkan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah namun menurun secara rasio. Sedang jumlah perawat pada tahun 2015 adalah 301 orang dan perawat gigi sebanyak 29 orang dengan rasio 110,63 per penduduk. Dibandingkan rasio 91,25 tahun 2014 terjadi peningkatan. Untuk lebih jelasnya perkembangan rasio tenaga kesehatan di banding standar pada tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11. Rasio Tenaga Kesehatan Per Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun Dokter dan Dokter Gigi Apoteker dan Asisten Apoteker Perawat dan Bidan STANDART ,47 22, ,8 8, ,5 135,67 162, Tenaga Gizi 22 7,52 10, , Tenaga Sanitarian 51 11,1 10, Tenaga Analis 22 6,8 9, Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala Dari gambaran tabel di atas, terlihat bahwa rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di Kabupaten Barito Kuala masih dibawah standar yang ditetapkan kecuali untuk Bidan dan Perawat. Untuk itu perlu upaya konkrit dari Pemerintah Kabupaten Barito Kuala untuk dapat memenuhi standar tersebut agar dapat Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

121 memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk masyarakat di Barito Kuala khususnya. 2. Persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan SDM Kesehatan di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/Polri dan Swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di dinas kesehatan Kabupaten, unit pelaksana teknis (UPT), rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya baik milik pemerintah, swasta dan TNI/Polri. Namun keberadaan SDM Kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan Swasta dan TNI/Polri belum memilik data mengenai jumlah dan jenisnya. Pada tahun 2015 ada 867 orang SDM Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala baik yang PNS, PTT maupun Honor Daerah. SDM kesehatan terdiri dari Tenaga Medis (dokter Spesialis, dokter umum dan dokter gigi) sebanyak 55 orang, perawat dan perawat gigi berjumlah 330 orang, tenaga bidan sebanyak 329 orang, tenaga farmasi sebanyak 34 orang, tenaga gizi sebanyak 49 orang, tenaga analis sebanyak 35 orang, tenaga sanitasi ada 26 orang, kesehatan masyarakat ada 1 orang, Teknisi Transfusi Darah ada 2 orang, tenaga fisioterapis ada 1 orang dan tenaga radiographer sebanyak 5 orang, (Lihat Lampiran 72 s.d 79) Berdasarkan tempat pelayanan kesehatannya, SDM Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015, 688 orang (66,41%) tenaga ada di puskesmas dan gudang farmasi, 287 orang (27,70 %) ada di Rumah Sakit serta 61 orang (5,89 %) ada Dinas Kesehatan. Rincian SDM kesehatan berdasarkan ketenagaannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

122 Gambar 77. Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan. pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. 1. Anggaran Dinas Kesehatan Anggaran kesehatan yang bersumber APBD Kabupaten Barito Kuala tahun anggaran 2015 meningkat dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar Rp ,- yang terdiri untuk kegiatan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Realisasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp ,- atau 93,67%. Anggaran belanja tidak langsung adalah anggaran belanja yang digunakan untuk belanja Pegawai yang terdiri atas Gaji dan tambahan penghasilan PNS berdasarkan beban kerja. Total anggaran belanja tidak langsung yang dikelola oleh dinas kesehatan kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 sebesar Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

123 Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- (95,96%). Anggaran belanja langsung adalah anggaran yang digunakan langsung untuk dimanfaatkan untuk pembiayaan pelaksanaan kegiatan baik pada program dan kegiatan yang ada pada setiap SKPD maupun pada program dan kegiatan yang merupakan urusan wajib kesehatan. Total anggaran belanja langsung yang di kelola oleh dinas kesehatan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- (91,18%). Dari total Anggaran APBD Kabupaten tahun 2015, anggaran untuk sektor kesehatan sebesar 5,85%, menurun di bandingkan tahun sebelumnya yaitu 6,02%. (Lihat Lampiran Tabel 81). Hal ini tidak sesuai amanat UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 171 yang menyebutkan bahwa anggaran untuk kesehatan untuk kegiatan belanja langsung maupun tidak langsung minimal 15% dari APBD dan 10 % bila hanya untuk belanja langsung. Gambar dibawah ini memperlihatkan persentase anggaran kesehatan di bandingkan dana APBD Kabupaten Barito Kuala dari tahun Gambar 84. Persentase Anggaran Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

124 Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala tahun 2015 sebagian besar berasal dari APBD Kabupaten yaitu sebesar Rp. Rp ,- (88,90%). Gambaran pembiayaan berdasarkan sumber pembiayaan dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 85. Persentase Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Pembiayaan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala 2. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai pengelola dana jaminan kesehatan akan membayar kepada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan kapitasi. Dana apitasi ini digunakan untuk pengadaan obat dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai), Jasa Medis dan operasional lainnya untuk peserta JKN. Pada tahun 2015 jumlah kapitasi yang dibayarkan oleh BPJS kepada Puskesmas sekabupaten Barito Kuala sebesar Rp ,- sesuai dengan jumlah peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) dimasing masing puskesmas. Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

125 Alokasi dan realisasi dana kapitasi per Puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Alokasi dan Realisasi Penyerapan Dana Kapitasi BPJS Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 NO PUSKESMAS JUMLAH ANGGARAN REALISASI PERSENTASE 1 TABUNGANEN 302,927, ,596, TAMBAN 302,120, ,539, MEKARSARI 99,000,000 98,319, JELAPAT 291,999, ,384, ANJIR PASAR 188,256, ,480, ANJIR MUARA 355,823, ,630, BERANGAS 519,600, ,522, SEMANGAT DALAM 138,479, ,375, MANDASTANA 262,847, ,562, JEJANGKIT 171,360, ,690, BELAWANG 189,743, ,578, WANARAYA 130,547, ,576, BARAMBAI 219,983, ,688, RANTAU BADAUH 93,799,848 92,934, BANTUIL 63,080,016 63,644, LEPASAN 122,184, ,904, MARABAHAN 272,592, ,272, TABUKAN 127,764, ,825, KURIPAN 99,800, ,009, JUMLAH 3,951,911,900 3,944,528, Sumber : Sekretariat Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

126 3. Bantuan Operasional Kesehatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan dana dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan RI dalam membantu pemerintah kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan menuju millennium development goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan Jaringannya serta upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pada pelaksanaan BOK tahun 2015, jumlah dana yang dialokasikan yaitu sebesar Rp ,- dengan perincian untuk 19 puskesmas sebesar Rp ,- dan Rp ,- untuk manajemen BOK. Sedangkan realisasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp ,- (98,94%) lebih tinggi dari penyerapan tahun 2014 yang sebesar 97.99%. Semua Puskesmas memiliki penyerapan dana BOK diatas 90%, hal ini tergambar pada grafik di bawah ini. Gambar 86. Persentase Realisasi Penyerapan Dana BOK Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 Sumber : Pelayanan Kesehatan Dinkes Kab. Barito Kuala Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2015 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat Profil Kesehatan Kabupaten BatangTahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN DRAFT ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2014 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN P h o n e : 0 3 4 3-4 2 3 4 5 3 - F a x : 0 3 4 3-4 2 2 5 6 3 E m a i l : dinkeskopas2@gmail.com Buku ini diterbitkan oleh DINAS KESEHATAN KOTA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 dapat diterbitkan untuk merespon

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci