III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan dan pembangunan suatu daerah haruslah disesuaikan dengan potensi yang dimiliki daerah bersangkutan dan inilah kunci keberhasilan program pengembangan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan itu harus mempertimbangkan sumber daya yang dapat dikembangkan tidak hanya sektor basis akan tetapi juga sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi sehingga mampu bersaing dengan daerah lain sekitarnya. Variabel lain yang perlu dipertimbangkan adalah tipologi daerah itu sendiri. Suatu daerah memiliki potensi ekonomi dapat terlihat dari besarnya PDRB yang dihasilkan, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Dari PDRB akan dapat diketahui output yang dihasilkan tiap sektor serta digunakan untuk menentukan sektor basis dan sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi. Dari pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dapat diketahui tipologi daerah. Untuk menentukan sektor basis dalam perencanaan pengembangan pembangunan daerah digunakan pengaruh variabel keunggulan kompetitif, spesialisasi dan pertumbuhan ekonomi persektor terhadap sektor basis yang signifikan dan disesuaikan dengan tipologi daerah yang bersangkutan. Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Cianjur masih memperlihatkan adanya ketimpangan pembangunan antar wilayah, yaitu antara Cianjur Utara, Cianjur Tengah, dan Cianjur Selatan. Ketimpangan wilayah ini juga disebabkan karena adanya perbedaan potensi dan karakteristik ekonomi antar wilayah. Cianjur Selatan merupakan wilayah yang relatif tertinggal dibandingkan dengan Cinajur Utara dan Cianjur Tengah. Namun demikian, Cianjur Selatan memiliki potensi ekonomi untuk dapat dikembangkan sebagai penggerak ekonomi Kabupaten Cianjur. Kesiapan potensi ekonomi di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan serta rumusan strategi pembangunan ekonominya untuk mewujudkan kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan dilakukan melalui analisis pusat pertumbuhan dan pelayanan serta potensi sumber daya wilayah Cianjur Selatan; identifikasi sektor-sektor basis yang akan diprioritaskan sebagai sektor unggulan; serta

2 41 merancang berbagai alternatif strategi dan prioritas pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan. Sehingga akan didapat strategi pembangunan ekonomi Cianjur Selatan yang sinkron dengan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Cianjur. Menurut David (2002), perumusan strategi dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu (1) tahap pemasukan, (2) tahap pencocokan, dan (3) tahap pemilihan keputusan. Dengan demikian, pada akhirnya akan didapat strategi pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan yang sesuai dengan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Cianjur. Kebijakan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten Cianjur Rencana Pemekaran Wilayah : Kabupaten Cianjur Selatan 1. Adanya Ketimpangan Antar Wilayah di Kabupaten Cianjur 2. Cianjur Selatan memiliki potensi dan karakteristik wilayah Analisis Ketimpangan Antar Wilayah 1. Hirarki Potensi Sumberdaya 2. Hirarki Potensi Sarana dan Prasarana 3. Metode Skalogram 4. Sistem Limpitan Sejajar Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Tahap Input : MATRIKS IFE DAN MATRIKS EFE Tahap Pencocokan : MATRIKS SWOT Tahap Pemilihan Strategi : ANALISIS QSPM Strategy Formulation Framework Strategi Pembangunan Ekonomi Kabupaten Cianjur Selatan Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3 Lokasi dan Waktu Penelitian Kajian pembangunan daerah dilakukan di Cianjur, khususnya Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan yang meliputi : Kecamatan Agrabina, Leles, Sindangbarang, Cidaun, Naringgul, dan Cikadu. Ditambah tiga kecamatan yang masuk Wilayah Pembangunan Cianjur Tengah yang akan dimasukkan ke dalam Wilayah Usulan Cianjur Selatan, yaitu Kadupandak, Tanggeung dan Cijati. Dipilihnya wilayah pembangunan Cianjur Selatan, dilatar belakangi kondisi riil pembangunan perekonomian di daerah tersebut yang tertinggal jauh bila dibandingkan dengan wilayah pembangunan Cianjur Tengah, dan Utara. Padahal, sebagai daerah pegunungan dan pesisir pantai selatan, kawasan Cianjur Selatan memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan. Data dan informasi secara menyeluruh mengenai kajian pembangunan daerah ini akan berlangsung selama 3 (tiga) bulan efektif, terhitung sejak bulan Februari s.d April Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan nara sumber dari intansi terkait serta pengisian kuesioner. Responden dipilih secara sengaja (purposive sampling) terdiri dari tujuh orang pengambil kebijakan diantaranya Wakil Bupati Cianjur, Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Cianjur, Unsur Pimpinan dan Anggota DPRD Cianjur. Responden yang dipilih yaitu pihak yang dianggap mengetahui banyak mengenai permasalahan yang berhubungan dengan kajian. Data primer ini diperlukan untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal dalam pembangunan wilayah, serta merumuskan dan menentukan alternatif strategi.

4 43 Tabel 3.1 Metode Analisis Data Metode Analisis Tujuan Data yang Diperlukan Location Quotient Mengidentifikasi sektor-sektor PDRB Kabupaten (LQ) basis yang diproritaskan sebagai Cianjur atas dasar sektor unggulan yang dapat harga konstan menjadi penggerak ekonomi di sektoral menurut Cianjur Selatan lapangan usaha Sumber Data BPS Kabupaten Cianjur dan Dinas-dinas terkait Metode Skalogram Menganalisis hierarki pusat Jumlah penduduk BPS pertumbuhan dan pelayanan dan sarana Kabupaten prasarana Cianjur pembangunan Sistem Limpitan Menetapkan Wilayah-wilayah BPS Sejajar: pembangunan yang perlu Kabupaten mendapatkan prioritas dalam Cianjur dan pembangunan: Dinas-Dinas Analisis hierarki Menganalisis tingkat Data potensi terkait potensi sumber ketimpangan antar wilayah sumber daya daya yang disebabkan oleh wilayah yang Bapeda perbedaan penyebaran potensi meliputi potensi Kabupaten dan sumber daya alam yang sumberdaya alam Cianjur dimiliki suatu daerah seperti pertanian, industri dan lainlain Analisis hierarki Menganalisis tingkat Data ketersediaan fasilitas sosial ketimpangan antar wilayah sarana dan ekonomi yang disebabkan oleh alokasi prasarana sosial kegiatan pembangunan dan dan ekonomi hasil-hasilnya (ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi) Matriks Faktor Menilai faktor kekuatan dan Faktor-faktor Bappeda, Internal dan kelemahan dari faktor internal kritis yang Dinas Eksternal (IFE-EFE yang ada dalam pembentukan diperoleh dari Pertanian, Matrix) daerah otonomi baru kekuatan dan dan responden Kabupaten Cianjur Selatan kelemahan, serta yang dianggap Menilai peluang dan ancaman peluang dan berpengaruh

5 44 Analisis SWOT Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix) dari faktor eksternal yang ada dalam pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan Menganalisis strategi strategi alternatif bagi pembentukan pembangunan Cianjur Selatan Mengetahui strategi yang diprioritaskan dari strategi-strategi alternatif terpilih. ancaman Faktor-faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dalam matirks IFE dan EFE Hasil rumusan alternatif strategi yang di dapat dari matriks SWOT Data sekunder diperoleh melalui metode riset pustaka dan riset dokmentasi. Metode dokumentasi data dikumpulkan melalui sumber dari laporan pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Cianjur, Dinas-Dinas terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertambangan, Dinas Pariwisata, Dinas Pendapatan daerah maupun dari sumber lainnya yang menunjang kajian seperti dari Komite Persiapan Pembentukan Kabupaten Cianjur Selatan (KPPKCS). Data sekunder diperlukan untuk analisis sektor basis, analisis skalogram, analisis sistem limpitan sejajar, serta analisis tabulasi dan deskriptif. Data sekunder yang diperlukan anatara lain data potensi sumber daya alam, hasil pembangunan berupa sarana dan prasarana sosial ekonomi, data perekonomian, data penduduk dan lain sebagainya Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analaisis data yang digunakan dalam kajian ini antara lain metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui

6 45 kondisi daerah Cianjur Selatan dan tingkat perkembangan hasil pembangunannya. Metode kuantitatif antara lain berupa analisis hierarki pusat pertumbuhan dan pelayanan dengan metode skalogram, dan analisis sistem limpitan sejajar kemudian selanjutnya metode Location Quotient (LQ) untuk mengetahui potensi ekonomi kecamatan-kecamatan di Cianjur Selatan. Selain metode untuk mengetahui potensi ekonomi, digunakan juga metode analisis untuk mengetahui strategi prioritas pembangunan di Cianjur Selatan yaitu analisis faktor strategi internal dan eksternal, analisis SWOT, dan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix) Metode Skalogram Metode skalogram yang digunakan dalam kajian bertujuan untuk menganalisis penyebaran sumberdaya dan fasilitas sosial ekonomi. Metode skalogram dapat digunakan untuk melihat hirarki potensi sumberdaya wilayah serta hirarki fasilitas sosial ekonomi wilayah sehingga akan diketahui pusat pertumbuhan dan pelayanan sarana prasarana pembangunan di Kabupaten Cianjur. Indikator yang digunakan dalam analisis skalogram yaitu jumlah penduduk, potensi sumberdaya, jumlah jenis, jumlah unit serta kualitas fasilitas sosial ekonomi yang dimiliki masing-masing kecamatan di Kabupaten Cianjur. Sarana dan prasarana yang akan dianalisis melalui metode ini meliputi sarana dan prasarana pembangunan sosial dan ekonomi. Dalam kajian ini, fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi tersebut dibagi menjadi lima jenis pelayanan yaitu: 1. Pelayanan pendidikan, meliputi sekolah baik negeri, swasta, maupun madrasah. 2. Pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit umum, rumah sakit khusus, rumah sakit bersalin, klinik KB, puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, praktek dokter dan bidan swasta, dsb. 3. Pelayanan ekonomi, seperti KUD atau koperasi lainnya, bank, pasar tradisional, pasar swalayan, toserba, restoran, dan pegadaian. 4. Pelayanan perhubungan dan komunikasi yang meliputi terminal bus, terminal angkota, dan kantor pos.

7 46 5. Pelayanan sosial lainnya seperti sarana ibadah, penginapan atau hotel, dan sarana rekreasi. Beberapa asumsi pada konsep pusat pertumbuhan dan pelayanan menurut Budiharsono (2001) diantaranya : (1) Penduduk didistribusikan pada beragam ukuran pemukiman; (2) mereka mempunyai kebutuhan biofisik sama baiknya dengan kebutuhan sosial ekonomi; (3) mereka menggunakan sumber daya alam dan manusia seperti barang-barang dan jasa untuk kebutuhan mereka; (4) mereka membentuk pemukiman dalam bentuk rumah, dusun kecil, desa, dan kota serta meneruskan untuk tinggal bersama selama sumberdaya mencukupi kebutuhan mereka; (5) mereka menggunakan sumberdaya untuk kebutuhan dasar yang dibatasi atau keinginan yang terbatas; (6) mereka berpindah ke tempat lain (migrasi) untuk mencari barang-barang dan jasa yang tidak mereka dapati di Keunggulan metode skalogram diantaranya dapat digunakan untuk memperlihatkan dasar diantara jumlah penduduk dan tersedianya fasilitas pelayanan; secara cepat dapat mengorganisasikan data dan mengenal wilayahwilayah berdasarkan ketersediaan fasilitas pelayanan; memperlihatkan hierarki pemukiman atau wilayah; dan secara potensial dapat digunakan untuk merancang fasilitas baru dan memantaunya (Budiharsono, 2001). Sedangkan kelemahan metode skalogram diantaranya hasil akhir dapat dipengaruhi oleh pemilihan indikator fasilitas pelayanan yang ada, tidak terdapat informasi tentang ukuran kondisi dan kualitas fasilitas pelayanan, dan tidak mencakup faktor-faktor lokasi tata ruang dan meruapakan perhitungan yang agak kasar (Hanafiah, 1988). Hasil dari analisis dengan menggunakan metode skalogram akan didapat hierarki peringkat kecamatan-kecamatan di Cianjur Selatan dengan beberapa kategori. Hirarki potensi sumberdaya menunjukkan pengelompokkan kecamatankecamatan ke dalam wilayah kaya, wilayah sedang dan wilayah miskin. Pengelompokan ini didasarkan pada tingkat pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki oleh masing-masing wilayah. Sedangkan hirarki fasilitas sosial ekonomi menunjukkan pengelompokkan kecamatan-kecamatan ke dalam wilayah maju, wilayah berkembang dan wilayah tertinggal. Semakin lengkap fasilitas sosial ekonomi di suatu wilayah maka wilayah tersebut memperoleh peringkat yang terbaik.

8 Metode Sistem Limpitan Sejajar Analisis sistem limpitan sejajar digunakan untuk menetapkan wilayahwilayah pembangunan yang perlu mendapat prioritas dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Wilayah yang perlu mendapat prioritas terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu wilayah potensial, wilayah kritis dan wilayah strategis. Kategori wilayah ini diperoleh dengan mensejajarkan sistem hirarki potensi sumberdaya dengan hirarki fasilitas sosial. Wilayah-wilayah yang berada pada peringkat atas pada hirarki potensi sumberdaya, sekaligus menempati peringkat atas pada hirarki fasilitas sosial ekonomi, merupakan wilayah potensial. Sebaliknya wilayah-wilayah yang menempati peringkat bawah pada potensi sumberdaya dan juga pada hirarki fasilitas sosial ekonomi merupakan wilayah kritis. Wilayah potensial diprioritaskan karena jangka pendek akan meningkatkan pertumbuhan wilayah dan memberikan pelayanan bagi wilayah-wilayah yang dibelakangnya. Wilayah strategis diprioritaskan karena memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar untuk tumbuh dan berkembang di atas kekuatannya sendiri dan akan mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. Sedangkan wilayah kritis diprioritaskan dengan pertimbangan sosial, politik yaitu dalam upaya memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya Metode Location Quotient (LQ) Metode LQ digunakan untuk menentukan sektor ekonomi basis dan non basis pada suatu wilayah. Secara teori, seluruh kegiatan ekonomi diklasifikasikan ke dalam dua sektor (industri) ) yaitu sektor basis dan sektor non-basis sehingga penjumlahan tenaga kerja (pendapatan) sektor basis dan tenaga kerja (pendapatan) sektor non-basis merupakan total tenaga kerja (pendapatan) wilayah. Dalam hal ini, tenaga kerja dan pendapatan pada sektor basis adalah fungsi permintaan dari luar (exogeneous), yaitu permintaan dari luar yang mengakibatkan terjadinya ekspor dari wilayah tersebut. Sedangkan kegiatan sektor pendukung disebut sektor non-basis (Budiharsono, 2001). Dengan demikian, metode LQ digunakan untuk menganalisis kondisi perekonomian berupa identifikasi pada spesialisasi kegiatan perekonomian di suatu wilayah.

9 48 Secara umum, penentuan sektor basis dan sektor non-basis dapat diketahui dengan menggunakan metode pengukuran langsung dan metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat menentukan sektor basis dengan tepat tetapi memiliki kelemahan yaitu membutuhkan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu, metode tidak langsung lebih sering digunakan. Metode pengukuran tidak langsung diantaranya : metode pendekatan asumsi; metode Location Quotient (LQ); metode kombinasi pendekatan asumsi dan LQ; dan metode kebutuhan minimum. Namun dalam kajian ini, digunakan metode Location Quotient (LQ). Metode LQ adalah perbandingan antar pangsa relatif pendapatan (tenaga kerja) sektor tertentu pada tingkat wilayah terhadap pendapatan (tenaga kerja) total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan (tenaga kerja) sektor tertentu pada tingkat nasional terhadap pendapatan (tenaga kerja) nasional. Metode LQ dalam kajian ini menggunakan variabel pendapatan, yaitu membandingkan antara pangsa relatif pendapatan sektor i di kecamatan-kecamatan di Cianjur Selatan terhadap pendapatan total sektor i di tingkat Kabupaten Cianjur. Secara matematis, metode LQ dirumuskam sebagai berikut: vi vt LQ = Vi Vt... (3.1) dengan v i v t V i V t = Pendapatarn sektor i di Cianjur Selatan = Pendapatan total di Cianjur Selatan = Pendapatan sektor i di Kabupaten Cianjur = Pendapatan total di Kabupaten Cianjur Dengan rumus pada persamaan (3.1), langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis sektor perekonomian yang potensial di Cianjur Selatan yaitu : mendata semua sektor yang ada, mencari jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh tiap-tiap sektor di wilayah atas (Kabupaten Cianjur) dan bawah (Wilayah Cianjur Selatan), dan mencari jumlah total pendapatan semua sektor di wilayah atas (Kabupaten Cianjur) dan bawah (Wilayah Cianjur Selatan).

10 49 Jika LQ suatu sektor (industri) lebih dari atau sama dengan satu maka sektor (industri) tersebut adalah sektor basis. Nilai LQ yang digunakan untuk menentukan sektor basis dapat juga dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja di Cianjur Selatan. Dengan demikian, sektor basis merupakan sektor yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian Cianjur Selatan. Sedangkan jika nilai LQ suatu sektor (industri) kurang dari satu maka sektor (industri) tersebut merupakan sektor non-basis. Sektor non basis kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian di Cianjur Selatan. Interpretasi hasil analisis LQ menunjukkan ada tiga kemungkinan nilai LQ yang diperoleh, yaitu : 1. Nilai LQ = 1. Hal ini berarti bahwa tingkat/ derajat spesialisasi sektor i di daerah Cianjur Selatan sama dengan sektor i dalam perekonomian Kabupaten Cianjur. 2. Nilai LQ > 1. Hal ini berarti bahwa tingkat/ derajat spesialisasi sektor i di daerah Cianjur Selatan lebih besar dibandingkan dengan sektor i dalam perekonomian Kabupaten Cianjur. 3. Nilai LQ < 1. Hal ini berarti bahwa tingkat/ derajat spesialisasi sektor i di daerah Cianjur Selatan lebih kecil dibandingkan dengan sektor i dalam perekonomian Kabupaten Cianjur. Metode LQ memiliki beberapa kelemahan, diantaranya metode LQ tidak dapat menghitung ketidakseragaman permintaan dan produktivitas nasional secara menyeluruh; dan metode LQ mengabaikan fakta bahwa sebagian produksi nasional adalah untuk warga asing yang tinggal di wilayah tersebut. Namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi melalui beberapa modifikasi, misalnya dengan melakukan survei contoh (Budiharsono, 2001).

11 Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE) Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk melakukan evaluasi faktor internal dengan menilai faktor kekuatan dan kelemahan yang ada dalam pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan. Langkah-Iangkah dalam membuat matriks IFE sebagai berikut : a. Mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan dari pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan. Pengidentifikasian dilakukan dengan penelaahan secara mendalam terhadap setiap faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan. b. Memberikan bobot (weight) pada masing-masing faktor dengan memberi selang pembobotan dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting), jumlah seluruh bobot sama dengan 1,0. Penentuan bobot dalam matriks IFE dilakukan dengan jalan mengajukan faktor strategis internal hasil identifikasi kepada pihak yang pakar dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear, 1991). Metode Paired Comparison digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Strategi Internal A B C D... Total A B C D... Total

12 51 Sumber : Kinnear, 1991 Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : A i = Keterangan : x i n...(3.1) i=1 x i A i = Bobot variabel ke-i x i i n = Total nilai variabel = faktor strategis internal A, B, C, D,...n = Jumlah variabel c. Memberikan nilai peringkat (rating) pada setiap faktor yang kemudian hasilnya dirata-ratakan. Selang penilaian 1 hingga 4 (tidak ada nilai tengah), di mana 4 mewakili kekuatan utama dan 1 merupakan mewakili kelemahan utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan dalam menanggapi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Dimana 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, dan 1 = sangat lemah. d. Menentukan nilai bobot atau skor bobot dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara setiap bobot faktor dengan peringkat (rating). e. Jumlah skor bobot menunjukkan total skor pembobotan yang dinilai. Nilai total ini menunjukkan bagaimana reaksi terhadap faktor-faktor strtaegis internalnya. liustrasi Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Matriks IFE Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Peringat Skor Terbobot Peluang Ancaman dst Total 1.00 Sumber : David (1998)

13 Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap faktor eksternal dengan menilai peluang dan ancaman yang ada. Langkah-Iangkah membuat matriks EFE sebagai berikut : a. Mengidentifikasi faktor peluang dan ancaman dari analisis lingkungan eksternal. Pengidentifikasian dilakukan dengan penelaahan secara mendalam terhadap setiap faktor yang merupakan peluang dan ancaman bagi pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor tersebut mengandung faktor penentu dalam Internal- Eksternal (IFE-EFE). b. Memberikan babot (weight) pada masing-masing faktor dengan memberi selang pembobotan dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting), jumlah seluruh bobot sama dengan 1,0. Penentuan bobot dalam matriks EFE dilakukan dengan jalan mengajukan faktor strategis eksternal hasil identifikasi kepada pihak yang pakar dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear, 1991). Metode Paired Comparison digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategi Eksternal A B C D... Total A B C D... Total Sumber : Kinnear, 1991

14 53 Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : A i = Keterangan : x i n...(3.2) i=1 x i A i = Bobot variabel ke-i x i i n = Total nilai variabel = faktor strategis eksternal A, B, C, D,...n = Jumlah variabel c. Memberikan nilai peringkat (rating) pada setiap faktor yang kemudian hasilnya dirata-ratakan. Selang penilaian 1 hingga 4 (tidak ada nilai tengah), di mana 4 = respon sangat besar (superior), 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, dan 1 = respon sangat kecil (inferior). Penilaian ini untuk menunjukkan seberapa efektif strategi pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Cianjur Selatan dalam menanggapi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancamannya. d. Menentukan nilai dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara bobot dengan peringkat dari setiap faktor strategis. Pada matriks EFE, angka 1 menunjukkan bahwa perusahaan memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk menghindari ancaman, sedangkan angka 1 menunjukkan hal sebaliknya. Tabel 3.5 Matriks EFE Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Peringat Skor Terbobot Peluang Ancaman dst Total 1.00 Sumber : David (1998)

15 Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk menghasilkan strategi-strategi alternatif bagi pembentukan Kabupaten Cianjur Selatan. Penentuan analisis SWOT dilakukan setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Dengan demikian, harus terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor tersebut dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. Berdasarkan peringkat pada masing-masing faktor pada matriks IFE dan EFE dan bobot yang ada, maka dapat ditentukan berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Unsur-unsur SWOT terdiri dari : S (strength) yang mengacu kepada keunggulan kompetitif dan kompetensi lainnya, W (weakness) yaitu hambatan yang membatasi pilihan-pilihan pada pengembangan strategi, O (opportunity) yang menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau peluang yang membatasi penghalang, T (threat) yang menunjukkan kondisi yang dapat menghalangi atau ancaman dalam mencapai tujuan. Delapan tahapan dalam membentuk Matriks SWOT adalah: 1. Memasukkan data ke dalam sel peluang. 2. Memasukkan data ke dalam sel ancaman. 3. Memasukkan data ke dalam sel kekuatan. 4. Memasukkan data ke dalam sel kelemahan. 5. Menghubungkan data kekuatan dengan peluang, sehingga menghasilkan strategi kekuatan dan peluang (Strategi S-O) 6. Menghubungkan data kelemahan dengan peluang, sehingga menghasilkan/ strategi kelemahan dan peluang (Strategi W-O) 7. Menghubungkan data kekuatan dengan ancaman, sehingga menghasilkan strategi kekuatan dan ancaman (Strategi S-T) 8. Menghubungkan data kelemahan dengan ancaman, sehingga menghasilkan strategi kelemahan dengan ancaman (Strategi W-T) Alat bantu berupa Matriks SWOT dapat digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan di masa depan (David, 1997). Matriks SWOT dapat menghasilkan empat kemungkinan strategi yaitu:

16 55 1. Strategi S-O (Strenght-Opportunities) Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang. 2. Strategi S-T (Strenght-Threats) Menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman. 3. Strategi W-O (Weakness-Opportunities) Menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan. 4. Strategi W-T (Weakness-Threats) Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman. 3.6 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) digunakan untuk mengetahui strategi yang diprioritaskan dari strategi-strategi alternatif terpilih. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan pada sejauh mana faktor -faktor strategi internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM, seperti yang digambarkan pada Tabel 3.6, menggambarkan semua komponen QSPM: faktor-faktor kunci, strategi alternatif, bobot, nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-Iangkah yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM adalah : a. Mendaftar peluang ancaman kunci eksternal dan kekuatan/kelemahan internal yang sudah diidentifikasi sebelumnya dalam kolom kiri dari matriks, yang diambil dari matriks EFE dan matriks IFE b. Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal (bobot identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan matriks IFE) c. Memeriksa tahap pencocokan matriks dan mengidentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diimplementasikan. d. Menetapkan nilai daya tarik (attractiveness score/ AS). Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain. Nilai daya tarik itu adalah: 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = amat menarik.

17 56 e. Menghitung total nilai daya tarik (total attractiveness score/ TAS). Total nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik strategi alternatif itu. f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik, dengan menjumlahkan total nilai daya tarik (dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai, menunjukkan strategi itu semakin menarik dalam mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. (David,1997). Tabel 3.6 QSPM Faktor-Faktor Sukses Kritis PELUANG ANCAMAN KEKUATAN Bobot 1.00 Strategi Alternatif Alternatif I Altenatif II AS TAS AS TAS

18 57 KELEMAHAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur

Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur 64 Lampiran. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan P.Keliling P.Keliling No. Nama Kecamatan Desa TK SD SLTP SMA SMK RA MI MTs MA RS Puskesmas

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) III. METODE PEELITIA. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. Jenis dan Sumber Data.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN

VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN 93 VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN Wilayah yang berperan sebagai pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang menjadi pusat pemukiman, pelayanan, industri,

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN 147 IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN Beberapa permasalahan yang terjadai dalam proses pembangunan wilayah di Kabupaten Cianjur diantaranya

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko. RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Restoran Pasir 7 Pasar Ikan Segar yang terletak di Kampung Sawah, Jalan Raya Depok (seberang Kampus UI Depok), Kelurahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Magelang yang merupakan salah satu kota yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah pada Perda Jawa Tengah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

Regional Economic Development Strategy in Preparation for the Establishment of a New Autonomous Region in Indonesia

Regional Economic Development Strategy in Preparation for the Establishment of a New Autonomous Region in Indonesia Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 15, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 100-108 Regional Economic Development Strategy in Preparation for the Establishment of a New Autonomous Region in Indonesia Lepi Ali Firmansyah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Keadaan geografis yang berada dibawah gunung Lawu membuat kabupaten ini memiliki potensi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada Bakso Lotus Jembar. Adapun yang menjadi objek

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan atau mendeksripsikan tentang kajian pemekaran daerah Kabupaten Lampung Tengah dengan

Lebih terperinci

VIII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH CIANJUR SELATAN

VIII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH CIANJUR SELATAN 111 VIII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH CIANJUR SELATAN Kerangka kerja perumusan strategi pembangunan ekonomi di wilayah Cianjur Selatan dilakukan melalui tiga tahap. Pertama,

Lebih terperinci

V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR

V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR Suatu wilayah memiliki potensi dan karakteristik wilayah yang berbeda dengan wilayah lain. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan

Lebih terperinci

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat ) KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat ) Oleh : Evy Syafrina Harahap A14302004 FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN ABSTRAK Dengan semakin majunya pertumbuhan perekonomian Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut diakibatkan oleh perkembangan sektor industri yang semakin pesat, baik industri migas maupun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai kartanegara yang merupakan salah satu dari 10 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai kartanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dipusatkan di PPN Brondong dan pusat pemerintahan Kabupaten

Lebih terperinci