JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 1 Agustus 2014

Transkripsi

1 PENGUKURAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI KERAMIK DENGAN METODE HELGESON DAN BIRNIE DI PT.XYZ Tuti Sarma aga Departeme Tekik Idustri, Fakultas Tekik Uiversitas Sumatera Utara Masuk: 3 Mei 204, revisi masuk : 6 Jui 204, diterima: 2 Juli 204 ABSTRACT This research addressed the issue of the PT. XYZ productio lie balacig which produces powder ad ceramic. The completio time of the productio lie is importat because there are differeces i the capacity of the machies, especially o powder machie ad press machies. This approach is doe by usig the Helgeso ad Birie method by cosiderig the activities processig time o the productio floor. This method icrease Balace Delay of powder process at poit ad Balace Delay of ceramics process i Press A ad A2 i the Press is ad The level of powder process efficiecy is 65.82%, while level of powder process efficiecy is i Press A is 80.3%. The level of efficiecy i the productio of ceramics i Press A is 74.07%. Keywords: lie balacig, efficiecy, Raked Positioal Weight, presedece diagram INTISARI Peelitia ii mecoba meyelesaika masalah kesimbaga litasa produksi di PT. XYZ yag meghasilka powder da keramik. Peyelesaia keseimbaga litasa produksi di perusahaa ii mejadi petig karea adaya perbedaa kapasitas mesi, khususya pada mesi pembuat powder da mesi press. Pedekata dilakuka dega megguaka metode Helgeso ad Birie dega mempertimbagka waktu proses pada setiap aktifitas di latai produksi. Metode ii teryata dapat meigkatka kesetimbaga litas produksi dega tigkat Balace Delay pada mesi powder sebesar 0,3333 da Balace Delay pada produksi keramik di Press A da di Press A2 ialah 0,968 da 0,285. Tigkat efisiesi proses yag dicapai adalah pada produksi powder ialah 65,82%, sedagka efisiesi di mesi Press A ialah 80,3%. Tigkat efisiesi pada produksi keramik di mesi Press A2 ialah 74,07%. Kata Kuci : Kesetimbaga litasa, efisiesi, pemboboa ragkig posisi, diagram presede PENDAHULUAN Meurut Bedworth (982) litasa produksi adalah uruta proses pegerjaa yag dipecahka ke dalam eleme-eleme kerja yag ditetapka pada stasiu kerja yag disusu dalam sebuah ragkaia fleksibel sehigga dapat dilakuka dega mudah. Proses peyeimbaga litasa produksi pada seragkaia stasiu kerja (mesi da peralata) perlu dilakuka dalam proses pembuata produk dega tujua membetuk da meyeimbagka beba kerja yag dialokasika pada tiap-tiap stasiu kerja. Jika tidak dilakuka keseimbaga litasa maka dapat megakibatka ketidakefisiea da meuruka tigkat fleksibilitas latai produksi. Saat ii PT.XYZ yag memproduksi keramik juga meghadapi masalah keseimbaga litasa produksi dikareaka adaya perbedaa atara kappasitas mesi da peralata produksi yag diperguaka dalam pabrik terutama pada proses proses powder da press. Meurut Gaspersz (998), fokus peyeimbaga litasa adalah pada upaya memiimumka waktu megaggur (idle time) da meyeimbagka waktu seggag (balace delay) sehigga permasalaha ii dicoba diselesaika dega metode Raked Positioal Weight (RPWM). Meurut Tam (999) model ii dikembagka oleh 70

2 Helgesso-Birie pada tahu 96. Dyah (2008) mejelaska pula bahwa metode ii diaggap mampu memecahka permasalaha pada keseimbaga lii da meemuka solusi dega cepat. Tujua peerapa lie balacig dega metode Helgesso-Birie di perusahaa XYZ adalah : Satu, meilai waktu siklus produksi. Dua, meilai balace delay sehigga diketahui sudah atau tidak seimbagya litasa produksi. Tiga, meilai tigkat efisiesi utuk megetahui waktu megaggur mesi pada litasa produksi. Sumath (985) meyataka bahwa efisiesi adalah perbadiga dari hasil aktual yag diperoleh terhadap hasil stadar yag diharapka Efisiesi meggambarka baik tidakya pegguaa sumber daya dalam mecapai tujua Tigkat efisiesi yag ideal sagat sulit dicapai maka dikeal istilah efisiesi relatif. Suatu uit dikataka efisie relatif bila uit tersebut memiliki efisiesi lebih baik dari uit laiya. Meurut Bregiski dkk (20) efisiesi litasa produksi da miimasi biaya operasi dapat dilakuka dega lie balacig. Sritomo (996) mejelaska Prosedur lie balacig bertujua utuk memiimalka harga balace delay dari litasa utuk ilai waktu siklus yag ditetapka Jumlah ii diharapka aka bisa pula memiimalka jumlah stasiu kerja. Prosedur dasar yag dilakuka adalah dega meambahka eleme-eleme aktivitas dega setiap stasiu kerja sampai jumlahya medekati sama, tetapi tidak melebihi harga waktu siklus. Biasaya aka dijumpai hambata-hambata dari eleme-eleme aktivitas yag ditempatka dalam suatu stasiu kerja. Utuk itu yag terpetig ialah tetap memperhatika the precedece costrait. Precedece costrait (atau dapat diistilahka dega ketetua hubuga suatu aktivitas utuk medahului aktivitas lai) bisa digambarka dalam betuk precedece diagram, dimaa secara sederhaa diagram ii aka dapat dimafaatka sebagai prosedur dasar utuk megelompokka eleme-eleme aktivitas. Lagkah-lagkah yag diambil dalam metode ii adalah sebagai berikut.: Pertama, buat precedece diagram utuk setiap proses. Kedua, tetuka bobot posisi utuk masig-masig eleme kerja yag berkaita dega waktu operasi utuk waktu pegerjaa yag terpajag dari mulai operasi permulaa higga sisa operasi sesudahya. Ketiga, membuat ragkig tiap eleme pegerjaa berdasarka bobot posisi di lagkah b. Pegerjaa yag mempuyai bobot terbesar diletakka pada ragkig pertama. Keempat, tetuka waktu siklus (CT). Kelima, pilih eleme operasi dega bobot tertiggi, alokasika ke suatu stasiu kerja. Jika masih layak (waktu stasiu < CT), alokasika operasi dega bobot tertiggi berikutya, amu lokasi ii tidak boleh membuat waktu stasiu > CT. Keeam, bila alokasi suatu eleme operasi membuat waktu stasiu > CT, maka sisa waktu ii (CT ST) dipeuhi dega alokasi eleme operasi dega bobot palig besar da peambahaya tidak membuat ST < CT. Da yag ketuju, jika eleme operasi yag jika di alokasika utuk membuat ST < CT sudah tidak ada kembali ke lagkah e. METODE Lagkah-lagkah pemecaha masalah lie balacig dega megguaka metode Helgesso-Birie di idustri keramik ii adalah: Satu, melakuka survey pedahulua dega tujua utuk megeal kodisi ligkuga kerja perusahaa agar dapat dijadika keragka dasar pemikira pada tahaptahap selajutya. Data yag diambil atara lai adalah data eleme kerja, data waktu proses da data hasil produksi. Dua, selajutya dilakuka perhituga waktu siklus dega megguaka metode waktu baku. Tiga, meyusu diagram presedece. Empat, membuat matrik presedece utuk melihat hubuga atar eleme kerja Lima, peetua rakig utuk setiap eleme kerja. Keeam, melakuka perhituga balace delay da efisiesi dega 7

3 rumus sebagai berikut : da Sm i D Sm...() Eff = i x00%...(2) C dimaa : D = Balace Delay Sm= Wkt palig maksimum dlm WC N = Jumlah stasiu kerja = Waktu masig-masig WC (I=,2,3,,) C = waktu siklus PEMBAHASAN Perhituga waktu siklus dapat dihitug dari data produksi ii jumlah powder da keramik yag dihasilka pershiftya. Jumalh actual powder yag dihasilka sebayak7,9 to dega 8 jam per shift maka diperoleh: Total produksi keramik/jam = = 0,9875 To/jam Waktu siklus utuk mesi powder = = 3645,569 detik/to = 3646 detik/to Dega cara yag sama ii diperoleh waktu siklus utuk mesi press A diperoleh waktu siklus 3840 detik/ palet da utuk mesi press A2 sebesar 45 detik/palet. Tabel. Matriks Precedece mesi Powder Elm Matrik precedece produksi powder da keramik di dihasilka dega melihat hubuga pada gambar diagram presedece. Hasil utuk mesi powder dapat dilihat pada Tabel. Matrik presecece juga dibuat utuk mesi press A da A2.. Rakig Setiap Eleme Kerja, setelah matriks precedece dibuat, bobot dari setiap eleme kerja dapat diperoleh dari pejumlaha waktu pegerjaa eleme kerja laiya yag memiliki ilai + pada masig-masig baris, Hasil dari perhituga secara keseluruha, maka dapat diperoleh rakig dari ilai bobot eleme kerja yag telah dilakuka Cotoh perhituga bobot : Pada eleme kerja di Matriks Precedece Produksi Powder, dapat terlihat bahwa ilai hubuga atar eleme da eleme laiya medapat ilai maka bobot eleme = jumlah waktu eleme kerja yag medapat ilai. Utuk bobot eleme = = 5900 Dega cara yag sama dapat dilakuka utuk perhituga bobot eleme laiya. Hasil rekapitulasi perhituga bobot eleme produksi powder da keramik dapat dilihat pada Tabel 2., Tabel 3. da Tabel 4. Peetua work ceter Peetua work ceter dilakuka dari elemeyag mempuyai bobot paligg tiggi di tempatka pada stasiu, kemudia dipilih dega bobot terbesar berikutya da dilakuka pemeriksaa terhadap precedece. Waktu pegerjaa di eleme tersebut harus lebih kecil atau sama dega waktu siklus yag masih bersedia. Tabel 2. Pembobota Eleme Kerja Produksi Powder Perig Eleme Waktu EK Bobot kat Kerja (det)

4 Tabel 4. Pembobota Eleme Kerja Mesi Press A Perig Eleme Waktu EK kat Kerja (det) Bobot Tabel 3. Pembobota Eleme Kerja Mesi Press A2 Perig Eleme Waktu EK kat Kerja (det) Bobot Cotoh perhituga waktu kumulatif da waktu work ceter pada work ceter adalah : Satu, waktu sisa eleme = Waktu siklus Waktu eleme = = 246 detik. Dua, waktu sisa eleme 2 = Waktu kumulatif eleme Waktu eleme 2 = = -254 Tiga, apabila Perhituga waktu eleme kumulati berilai egatif maka waktu eleme tersebut dipidahka ke work ceter selajutya. Empat, waktu work ceter = Jumlah Waktu kumulatif eleme yag berilai Positif di work ceter = 246 detik Dega cara yag sama dapat dilakuka utuk perhituga waktu sisa da waktu work ceter pada work ceter selajutya. Rekapitulasi perhituga waktu sisa da waktu work ceter pada work ceter selajutya pada produksi powder dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pembetuka Stasiu Kerja Produksi Powder dega Metode Helgelso da Birie No. EK Cek Waktu Eleme (detik) (T) Waktu sa (detik) (C-T) ceter I Ket Waktu WC (det) Masuk Keluar 500 ceter II Masuk Keluar ceter III Masuk Keluar 3000 ceter IV Masuk Masuk Keluar ceter V Masuk Keluar 500 ceter VI Masuk Keluar 2400 ceter VII Masuk 3600 Hal yag sama dilakuka utuk pembetuka stasiu kerja utuk mesi press A da A2. Perhituga Balace Delay da Effisiesi, balace Delay memberika gambara keseimbaga dari litasa produksi sudah tercapai atau belum. Jika balace delay (D) >, maka litasa produksi yag ditetapka 73

5 belum seimbag. Tetapi apabila balace delay (D) <, maka litasa produksi sudah mecapai keseimbaga Sedagka efisiesi merupaka pemiimala waktu kososg dari stasiu kerja. Hasil perhituga balace delay produksi powder adalah : Sm i D Sm = Sm = 7 x 3600 sehigga D =0,3333 Efisiesi dihitug dega rumus: i Eff = x00% = C x3646 x 00% = 65,82% Waktu kosog = 00% - Efisiesi = 00% - 65,82% = 34,8 % Dega cara yag sama balace delay da efisiesi mesi press A adalah : D = 0,968 Eff = 80,3 % Waktu kosog = 9,69 % Sedagka Balace Delay da Effisiesi produksi keramik Press A2 D = 0,285 Eff = 74,07 % Waktu kosog = 25,93 % Hubuga Atar Stasiu Kerja, berdasarka pembagia work ceter meurut Helgesso da Birie, maka dapat ditetuka hubuga tiap work ceter yag sesuai dega keterkaita setiap eleme kerja dalam work ceter tersebut. Gambar hubuga atar stasiu kerja produksi powder da keramik dapat dilihat pada Gambar., GambarV2.VdaVGambar 3. Ceter I Ceter II Ceter III Ceter IV (2 eleme) Ceter V Ceter VI Ceter VII Gambar. Stasiu Kerja Produksi Powder yag Terbetuk dega Metode Helgesso da Birie Ceter I (3 eleme) Ceter II (7 eleme) Ceter III (2 eleme) Ceter IV Ceter V (4 eleme) Gambar 2. Stasiu Kerja Produksi Keramik Press A yag Terbetuk dega Metode Helgesso da Birie Ceter I Ceter II (8 eleme) Ceter III (3 eleme) Ceter IV Ceter V (5 eleme) Gambar 2. Stasiu Kerja Produksi Keramik Press A2 yag Terbetuk dega Metode Helgesso da Birie Dari metode Helgeso da Birie dikerjaka dega membagi-bagi semua eleme kerja ke dalam stasiu kerja dega prisip pembagia yag didasarka atas hubuga kerja yag dilihat dari ilai bobot. Bobot eleme kerja diurutka berdasarka yag terbesar higga terkecil, dilakuka ragkig pada eleme kerja tersebut berdasarka eleme kerja dega bobot terbesar mejadi ragkig pertama da selajutya. Jumlah work ceters pada produksi powder semula ada 2 da setelah dilakuka pegolaha data dega metode Helgeso da 74

6 Birie jumlah work ceters terbetuk mejadi 7. Jumlah work ceters pada mesi Press A semula ada 4 mejadi 5 da jumlah work ceters pada Press A2 berubah dari 4 mejadi 5. Terjadi peambaha jumlah work ceters dari sebelum da sesudah pegolaha dat utuk meyeimbagka jalur proses produksi. Waktu siklus yag diguaka pada produksi powder ialah 3646 detik/to da waktu siklus yag diguaka pada mesi Press A da di Press A2 ialah 3840 detik/palet da 45 detik/palet. Jumlah work ceter yag diperoleh metode Helgeso da Birie pada produksi powder ialah 7 work ceters, pada mesi Press A da Press A2 masig-masig 5 work ceters. Balace Delay yag diperoleh dari metode Helgeso da Birie pada mesii powder ialah 0,3333, pada mesi Press A sebsesar da 0,968 di Press A2 ialah 0,285. Tigkat efisiesi da waktu kosog yag diperoleh dari metode Helgeso da Birie pada mesi powder ialah 65,82% da 34,8%. Tigkat efisiesi da waktu kosog pada mesi Press A ialah 80,3% da 9,68%. Sedagka tigkat efisiesi da waktu kosog yag diperoleh dari metode Helgeso da Birie pada mesipress A2 ialah 74,07% da 25,93%. KESIMPULAN Kesimpula yag diperoleh dari pegolaha data keseimbaga litasa produksi di PT. XYZ adalah adaya peambaha work cetre di dalam proses di mesi powder, Press da Press2 akibat pegelompoka eleme kerja utuk meyeimbagka litasa Selai itu peelitia ii juga mampu meghitug efisiesi produksi. DAFTAR PUSTAKA Bedworth, D. Itegrated Productio Cotrol System. New York: Joh Willey ad Sos Ic Bregiski,RB, MG Clato ad JL Sass Jr, Assembly Lie Balacig Usig Eight Heuristic, 22 d Iterasioal Cofrece o Productio Research, Iguazu Falls, Brazil 203 Vicet Gaspersz, Dr, D.Sc., CFPIM, CIQA,998. Productio Pla ig Ad Ivetory Cotrol: Berdasarka Pedekata stem Teritegrasi MRP II da JIT Meuju Maufacturig 2, Peerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dyah, Saptati., 2008 Perbadiga Metode Raked Positioal Weight da Kilbridge Wester Pada Permasalaha Keseim baga Lii Litasa Produksi Berbasis gle Model. Badug: ITB. Sumath, D.J., 985 Productivity Egieerig da Maagemet,Mc Graww-Hill, Ic, USA Tam, Paul Wim Mig, 999, The use of ehaced positioal weight method for costraied resources project schedulig, Caadia Joural of Civil Egieerig, 26.2, Sritomo,2008, Ergoomi Studi Gerak da Waktu. Surabaya: Gua Widya