PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN HARA N, P, K ULTISOL KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNAND PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN HARA N, P, K ULTISOL KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNAND PADANG"

Transkripsi

1 PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN HARA N, P, K ULTISOL KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNAND PADANG Gumini, Yulnafatmawita, dan Anita Febr iani Daulay Fakulta Pertanian Univerita Andala Abtr act A reearch entitled the effect of variou ource of organic matter on improvement of N,P,K Nutrient of Ultiol wa conducted in Limau Mani Padang. The reearch wa aimed to invetigate the contribution of different ource of organic matter to improve N,P,K content in oil. Field reearch wa arranged in Randomized Block Deign (RBD) coniting 5 treatment and 3 replication (block). Treatment are : A = no organic matter added, B = Tithonia, C = Paddy Straw, D = Imperata cylindrica, and E = Leucaena glauca. The doage for each treatment wa 20 ton/ha. The reult howed that tithonia gave the bet contribution in improving N,P,K content of Ultiol Limau Mani. Keyword :organic matter, N, P, K of Ultiol. PENDAHULUAN Ultiol menempati bahagian terlua dari lahan kering di Indoneia yang terebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawei dan Irian jaya (Hardjowigeno, 1993). Sumatra Barat, Ultiol banyak terebar di berbagai daerah alah atunya adalah di Kebun Percobaan Fakulta Pertanian Limau Mani Padang. Jeni Ultiol didaerah ini termauk ub ordo Udult dan ub group Orthoxic Tropudult (Imbang, Rayidin, Adrinal, Maira dan Hermanah, 1994). Udult adalah alah atu ub group dari Ultiol, yang mempunyai rejim kelembaban tanah udik, pada iklim humid, drainae baik dengan curah hujan cukup dan terdapat pada epipedon okrik diata horizon argilik atau horizon kandik (Fianti, 2004). Ultiol merupakan tanah berproduktivita rendah, memiliki berbagai kendala eperti reaki maam, keracunan Al, mikin hara dengan ciri fiika, kimia dan biologi yang kurang menguntungkan, tanpa dilakukan pemupukan dan pengelolaan yang tepat tanaman yang tumbuh pada Ultiol berproduki angat rendah. Ultiol yang dimanfaatkan ecara teru meneru, tanpa memperhatikan pengelolaan bahan organik dan tingkat keuburannya, mengakibatkan produktifita tanah terebut akan menurun. Karena peranan bahan organik dalam tanah angat penting, diamping ebagai penyuun padatan (agregat) tanah, juga dapat mempengaruhi ifat-ifat fiik tanah erta meningkatkan kandungan hara tanah. Pemberian bahan organik elain ebagai umber hara, akan dapat memperbaiki ifat fiika, kimia dan biologi tanah. Dekompoii bahan organik dengan bantuan mikroorganime akan mengubah bahan organik kaar menjadi halu. Dengan pemberian bahan organik akan melindungi permukaan tanah dari butir hujan, dan memperbaiki truktur tanah, menjaga tabilita agregat, dan meningkatkan kadar air tanah. Pembebaan aam-aam organik akan dapat mengikat Al, ehingga mengurangi kelarutan Al dan menaikkan ph tanah. Sifat-ifat fiika tanah merupakan alah atu ifat tanah yang cukup bear pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman terutama truktur tanah, khuunya tabilita atau kemantapan agregat tanah. Karena truktur tanah yang bagu merupakan alah atu ifat fiika tanah yang dianggap ebagai uatu penciri kualita tanah yang baik. Uaha peningkatan produktifita dari Ultiol terebut alah atunya adalah dengan meningkatkan tabilita aggregat atau kemantapan agregat tanahnya dengan 57

2 Pengaruh Pemberian Beberapa Jeni Bahan Organik (Gumini et al):57-65 ISSN : pemberian bahan organik. Bahan organik merupakan bahan padatan tanah yang diberikan pada tanah baik dalam keadaan egar maupun yang udah terdekompoii (melapuk). Uaha peningkatan produktifita tanah dengan meningkatkan kandungan hara N, P, K dan perbaikan ifat-ifat tanah, khuunya tabilita agregat Ultiol, alah atunya adalah dengan pemberian bahan organic Pupuk hijau merupakan alah atu umber bahan organik yang udah banyak digunakan dalam pertanian. Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang maih muda yang dibenamkan kedalam tanah dengan makud agar dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan unur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutedjo dan Kartaapoetra, 1989). Pupuk hijau mempunyai kelebihan dibandingkan pupuk alam lainnya, elain mampu menghailkan bahan organik dan unur hara, cara kerja pupuk hijau lebihmudah dan dapat diberikan ecara langung kedalam tanah. Jeni-jeni pupuk hijau yang ering digunakan adalah jeni kacang-kacangan (legumineacea). Hail penelitian Nedrawati (2006), menjelakan bahwa pemberian bokai titonia ebagai bahan organik dapat memperbaiki ifat-ifat fiika tanah Ultiol Limau Mani, ehingga terjadinya peningkatan bahan organik dari 3,48 % menjadi 4,22 %, erta penurunan BV dari 0,96 gr/cm 3 menjadi 0,82 gr/cm 3 dan peningkatan total ruang pori (TRP) dari 62,4 % menjadi 68,8 %. Sumber bahan organik yang diperlakukan ebagai mula eperti alangalang dan jerami padi, dapat mempengaruhi ifat-ifat fiik, dan hara tanah, karena elain ebagai umber hara etelah melapuk, dapat juga berfungi memperbear keterediaan air tanah, penyerapan air lebih optimal ( Jack et al, 1975 cit Ridwan, 1985). Bahan organik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tithonia (Tithonia diverifolia), alang-alang (Imperata cylindrica), jerami padi, dan petai cina (Leucaena glauca), yang langung dicampur dengan tanah berupa bahan organik egar (tanpa pengompoan). Pemberian bahan organik terebut diharapkan dapat meningkatkan kandungan hara N,P dan K. Berdaarkan uraian di ata telah dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Beberapa Jeni Bahan Organik Terhadap Peningkatan Kandungan Hara N, P, K Ultiol. METODE PENELITIAN Penelitian berbentuk percobaan lapangan dilakanakan di Kebun Percobaan Fakulta Pertanian Univerita Andala Padang. Analii tanah di Laboratorium Juruan Tanah Fakulta Pertanian Univerita Andala Padang. Penelitian dilakanakan pada bulan Agutu Oktober Bahan organik yang digunakan terdiri dari; Tithonia (Tithonia diverifolia), jerami padi, alang alang (Imperata cylindrica), dan petai cina (Laucena glauca p). Rancangan percobaan Rancangan percobaan digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 5 perlakuan dan 3 (Kelompok). Data dianalii dengan analii idik ragam dan uji lanjut Duncan New Multiple Range Tet (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Perlakuan terdiri dari : A = Tanpa bahan organik ( control) B = Tithonia 20 ton/ha C = Jerami padi 20 ton/ha D = Alang-alang 20 ton/ha E = Petai cina 20 ton/ha Pelakanaan Penelitian Pada tahap periapan dilakukan berupa: (1) pengumpulan bahan tanaman yang akan dijadikan bahan organik, (2) Pembuatan plot-plot percobaan lahan berukuran 1m x 1m dengan cara mencangkul tanah ampai kedalaman ekitar 20 cm, pengolahan ini dilakukan dengan cara mencangkul ebanyak 2 kali kemudian tanah diratakan. Bahan organik yang digunakan terlebih dahulu dianalii kadar N, P, dan K 58

3 nya. Bahan organik yang udah diperiapkan (dipotong-potong/dicincang halu) dengan ukuran ekitar 3 cm yang terdiri dari tithonia, jerami padi, alang-alang dan petai cina kemudian diletakkan pada permukaan tanah untuk tiap petakan euai label yang telah ditentukan untuk maingmaing jeni bahan organik. Setelah itu bahan organik terebut diaduk dengan tanah ampai bercampur ecara keeluruhan, etelah itu diiram ampai pada keadaan kapaita lapang, kemudian diinkubai elama tiga bulan. Analii kadar hara (C, N, P, dan K) tanah dilakukan diawal ebelum diberi bahan organik dan etelah diinkubai 3 bulan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kandungan Har a N,P,K Tanah Sebelum Per lakuan (Sebelum dan Seudah Diolah) Beberapa ifat kimia tanah yang dianalii ebelum perlakuan adalah kandungan bahan organik, dan N,P, K tanah. Hail analii kandungan N,P,K tanah ebelum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Berdaarkan hail analii tanah awal pada Tabel 1. terlihat bahwa ebelum diolah Ultiol memiliki ifat kimia tanah awalnya adalah kandungan hara N (0,37%) tergolong edang, P (15,40 ppm) tergolong tinggi dan K (0,51 cmol.kg -1 ) tergolong edang. Pada Tabel 1. juga terlihat bahwa tidak terjadi perbedaan perubahan beberapa ifat fiika dan kimia tanah akibat pengolahan tanah, mekipun ada penurunan dan peningkatan dari nilai yang diperoleh tapi maih pada kriteria yang ama ehingga pengaruhnya tidak begitu bear, untuk nilai BV tanah tidak mengalami perubahan, berarti truktur tanah yang awal tidak berubah mekipun telah dilakukan pengolahan. Kandungan bahan organik tanah awal mengalami peningkatan dari kondii tanah ebelum dan eudah diolah yakni dari 2,9 % menjadi 3,2 % ebear 1,1% mekipun maih pada kriteria yang aman. Hal ini terjadi akibat adanya ia tanaman atau vegetai yang ada di permukaan tanah mengalami dekompoii, ehingga bahan organik meningkat. Adanya pengaruh pengolahan tanah mempengaruhi proe dekompoii dalam tanah, ehingga bahan organik yang ada didalam tanah bertambah, eperti yang ditegakan Syarief (1987), bahwa kondii fiika tanah yang berubah akibat pengolahan menyebabkan kandungan bahan organik terebut akan berubah juga. Terjadinya peningkatan permeabilita pada tanah awal dari 4,3 cm/jam menjadi 7,3 cm/jam akibat dari pengolahan tanah dari criteria edang menjadi agak cepat, karena jumlah ebaran pori didominai oleh pori mikro yang dapat menghambat gerakan udara dan air edangkan etelah tanah diolah ebaran pori pada tanah terebut didominai oleh pori mikro yang dapat memperlancar gerakan air Tabel 1. Hail analii ifat fiika dan Kandungan N,P,K tanah ebelum perlakuan (ebelum dan eudah diolah) Parameter Sebelum diolah kriteria Seudah diolah kriteria Bahan organik(%) 2,90 rendah 3,20 Rendah N-total (%) 0.37 edang 0.45 edang P-total (ppm) Tinggi 15,80 Tinggi K-total (cmol.kg -1 ) 0.51 edang 0,55 edang 59

4 Pengaruh Pemberian Beberapa Jeni Bahan Organik (Gumini et al):57-65 ISSN : tanah, vikoita, bulk denity tanah terebut, ebaran pori dan beda potenial juga dapat menentukan nilai permeabilita tanah (Luki,1999) di dalam tanah. Permeabilita merupakan pergerakan air dari media berpori dalam uaana jenuh. Banyaknya air yang dapat bergerak atau berpindah pada tanah ditentukan oleh ifat-ifat tanah itu endiri. Kecepatan aliran pada media berpori angat ditentukan oleh adanya keinambungan antara tekanan, panjang dan penampang pori. Jumlah total ruang pori (TRP) etelah tanah diolah ecara angka mengalami edikit peningkatan ebear 0,9%, mekipun maih pada criteria yang ama yakni criteria edang. TRP merupakan jumlah pori makro dan pori mikro dalam tanah yang dapat mempengaruhi tingkat kepadatan uatu tanah. Adanya pengolahan tanah tidak berpengaruh ecara nyata terhadap nilai TRP tanah etelah di olah, karena pengolahan tanah juga tidak mempengaruhi bobot ii dan truktur tanah. Nilai PDC (pori drainae cepat) etelah diolah mengalami edikit penurunan ebear 0,75% volume, walaupun maih pada criteria yang ama yaitu kriteria angat rendah, berarti pengolahan tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai PDC tanah etelah diolah. Pori drainae cepat merupakan pori yang terii udara pada waktu tanah dalam keadaan kapaita lapang. Pori ini angat mempengaruhi keberadaan okigen di dalam tanah yang angat diperlukan oleh mikroorganime tanah dalam melakukan aktivitanya, erta proe repirai tanaman (Baver, 1978 cit oepardi 1989). Seperti yang dijelakan Syarief (1980), bahwa pori drainae cepat diebut juga ebagai pori aerae karena air yang berada dalam pori tanah bergerak cepat dan egera hilang yang elanjutnya pori tanah akan diii oleh udara. Hal ini juga dipengaruhi oleh TRP dan kandungan bahan organic yang mengalami peningkatan. Sementara nilai pori drainae lambat (PDL) mengalami peningkatan ebear 1,89% volume juga pada criteria yang ama yakni edang, peningkatan yang edikit ini membuktikan bahwa pengolahan tanah mempengaruhi PDL etelah diolah. Pori drainae lambat merupakan pori yang berada antara kadar air kapaita lapang dengan kadar air yang maih memungkinkan adanya pergerakan air ke bawah ecara lambat karena pengaruh gaya gravitai, dengan ukuran pori 8,7-29,7 mikron dan dinyatakan dengan peren volume. Nilai PAT (pori air teredia) berada pada criteria tinggi, mekipun ecara angka hanya edikit mengalami peningkatan yakni ebear 0,6 % volume dari tanah ebelum diolah, ini terjadi akibat nilai PDC yang menurun dan PDL yang meningkat. Pori air teredia (PAT) merupakan pori tanah dimana akar tanaman akan mampu menyerap air yang berada dalam pori-pori tanah. Terjadinya penurunan pada perentae agregat etelah tanah diolah ebear 0,7% mekipun pada kriteria yang ama, hal ini menunjukkan pengolahan tidak berpengaruh ecara langung terhadap proe agregai yang terjadi dalam tanah mekipun tanah telah diolah, karena pengaruh aktivita mikroorganime di dalam tanah dapat menjadi faktor terjadinya pembentukan agregat terebut. Indek kemantapan agregat Tropudult Limau Mani mengalami penurunan dari 214 menjadi 185 yakni ebear 29 dari criteria angat mantap ekali menjadi angat mantap, berarti pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap nilai indek kemantapan agregat, hal ini diebabkan kandungan bahan organic yang juga meningkat tingkat kegemburan tanah akibat pengolahan tanah terebut. 1. Sifat Kimia Tanah Setelah Per lakuan (Pember ian bahan or ganik). Beberapa ifat fiika dan kimia tanah yang dianalii etelah pemberian bahan organik adalah: (1) kandungan bahan organik, (2) tabilita agregat, dan (3) 60

5 kandungan hara N, P, K. Hail analii ini di dapat dari hail inkubai bahan organik yang dicampur ecara langung kedalam tanah elama tiga bulan yakni hail analii dari tiap bulannya. 1. Kandungan Kar bon Or ganik Pengaruh pemberian beberapa jeni bahan organik terhadap kandungan bahan organik Tropudult Limau Mani dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini. Berdaarkan grafik 1. menjelakan bahwa, etelah pemberian pemberian perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan organik tanah, dibandingkan dengan kandungan bahan organik tanah tanpa perlakuan. Pada atu bulan etelah perlakuan, kandungan bahan organic titonia mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan perlakuan lain yakni ebanyak 1,7 % diikuti oleh perlakuan jerami padi dan perlakuan alang-alang yang hanya edikit mengalami peningkatan kandungan bahan organic tanah antara lain ebear 0,8% dan 0,3%, ementara perlakuan petai cina mengalami peningkatan kandungan bahan organic yang agak bear ebear 1,5% bila dibandingkan dengan control. Kondii lain yang dapat mempengaruhi proe dekompoii bahan organic eperti uhu dan temperature tanah, kandungan air, kedalaman tanah, dan vegetai yang terdapat pada permukaan tanah terebut. Seperti yang ditegakan Hakim et al (1987), bahwa bila tanah cukup mengandung air dan udara, penguraian bahan organic berlangung cepat. Akibatnya jumlah CO2 dalam tanah akan meningkat dan NO3 dalam tanah akan berkurang karena adanya pengikatan oleh jaad renik yang menguraikan bahan organic terebut. Menurut Purwowidodo (1983) untuk dapat terbentuknya bahan organik tanah memerlukan waktu tanam yang lama, edangkan ample tanah yang diambil K andung an bahan orag anik(%) G rafik.1. P eng aruh pemberian bahan org anik terhadap kandung an bahan org anik T ropudult L imau Mani r 3.39 r r K eterangan: B ulan r = rendah = edang kontrol titonia jerami padi alang-alang petai cina 61

6 Pengaruh Pemberian Beberapa Jeni Bahan Organik (Gumini et al):57-65 ISSN : dalam penelitian ini hanya diambil 1 bulan eudah inkubai, diamping waktu, terbentuknya bahan organic dipengaruhi oleh beberapa faktor eperti jeni atau umber bahan organik yang diberikan ke tanah erta uhu dan kelembaban tanah yang mempengaruhi proe pembentukan bahan organik tanah. Dua bulan etelah pemberian bahan organik ke dalam tanah, maih memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan bahan organik tanah, terlihat dari peningkatan kandungan bahan organic yang maih terjadi pada bulan ini dibandingkan bulan pertama. Perlakuan tithonia dan jerami padi memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan bahan organic tanah tropudult Limau Mani, yakni dari peningkatan kandungan bahan organic perlakuan tithonia ebear 1,82 % dan perlakuan jerami padi ebear 0,92 %, edangkan alang-alang dan perlakuan petai cina memberikan pengaruh yang tidak nyata mekipun mengalami peningkatan kandungan bahan organic tanah ebear 1,38% dan 1,94 % dibandingkan dengan control. Pada bulan ke tiga maing-maing pemberian bahan organic udah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan bahan organik mekipun ecara angka mengalami peningkatan. Maingmaing perlakuan mengalami peningkatan kandungan bahan organic bila dibandingkan bulan kedua, ini terjadi karena bahan organic yang diberikan ke dalam tanah udah mengalami dekompoii ecara keeluruhan atau empurna. Seluruh perlakuan mengalami peningkatan kandungan bahan organic, perlakuan titonia meningkat ebear 1,19 %, jerami padi ebear 0,12 %, alang-alang 0,71 % dan petai cina 0,95% dibandingkan dengan control, edangkan bila dibandingkan dari bulan kedua, eluruh perlakuan mengalami peningkatan kandungan bahan organic, perlakuan titonia ebear 0,6%, perlakuan jerami padi ebear 0,47%, perlakuan alangalang 0,6% dan petai cina 0,28%. 2. Kandungan hara N, P dan K tanah Hail analii kandungan hara N,P dan K etelah pemberian beberapa macam bahan organik ditampilkan pada Tbael 2. Dari Tabel 2. terlihat bahwa pemberian hijauan bahan organik terjadi peningkatan kandungan hara N,P dan K tanah. Tithonia meningkatkan N (0,1%), P (8 ppm), K (0,73 cmol/kg), Jerami Padi meningkatkan P(2 ppm), K(0,16 cmol/kg), alang-alang meningkatkan P(3 ppm), K (1,15 cmol/kg), dan petai cina meningkatkan P(2 ppm), K (0,008 cmol/kg). Dari hail analii terebut di ata terlihat bahwa tithonia merupakan bahan organik yang dapat memberikan peningkatan hara N,P,dan K yang tertinggi dibandingkan bahan organik lainnya (jerami padi, alang-alang dan petai cina), hal ini diebabkan karena hijauan tithonia elain dapat dijadikan ebagai umber bahan Tabel 2. Hail analii N-total, P-teredia dan K-dd tanah etelah pemberian beberapa macam bahan organik Perlakuan N-total (%) P-teredia (ppm) K-dd A B C D E 0,3 0,5 0,4 0,3 0,4 15,9 16,6 16,0 16,1 16,0 (cmol.kg -1 ) 0,54 1,28 0,91 1,7 0,63 62

7 organik juga ekaligu dapat digunakan ebagai umber hara terutama N, K karena tithonia mengandung N dan K yang cukup tinggi yaitu ekitar 3,5% N, 0,37% P dan 4,1% K ehingga dapat menjadi umber N, P, dan K bagi tanaman (Jama, Palm, Bureh, Niang, Gachego, Nziguheba, and Amadado,2000). Bahan organik tithonia juga dapat menubtitui pupuk buatan Urea, dan KCl euai yang dilaporkan oleh Gumini et al (2003), bahwa Kombinai 68 % NK dari tithonia dan 32 % NK dari pupuk buatan adalah kombinai yang terbaik dalam menubitui pupuk buatan dengan hijauan tithonia untuk memperoleh pertumbuhan dan hail rimpang jahe tertinggi pada Ultiol. Peningkatan P-teredia dapat juga diebabkan oleh aplikai tithonia mampu menurunkan P yang teradorpi dalam tanah. Dari pelapukan tithonia akan dihailkan aam-aam organik yang memegang peranan penting dalam pengikatan Al dan Fe, ehingga P menjadi teredia. Peningkatan N-total tanah jela dipengaruhi oleh pemberian hijauan tithonia ke tanah, karena kadar N tithonia yang cukup tinggi yaitu 2,8 %. Pemberian tithonia berperan penting dalam meningkatkan N-total tanah eperti yang dilaporkan oleh Gachengo et al (1999), bahwa kadar N tithonia yang tinggi, dan cepat melapuk menjadikan tithonia ebagai umber N yang efektif bagi tanaman. Peningkatan kadar N-total tanah dapat diebabkan oleh pelapukan bahan organik yang meningkatkan aktivita mikroorganime tanah. KESIMPULAN Berdaarkan hail penelitian dapat diimpulkan bahwa: 1. Pemberian beberapa jeni BO dapat meningkatkan kandungan BO Ultiol Limau Mani. Tithonia meningkatkan kandungan BO ebear 1,19%, jerami padi 0,95 %, alang-alang 0,17 % dan petai cina 0,12 % etelah 3 bulan pemberian 20 ton BO/ha. 2. Pemberian BO meningkatkan kandungan hara N,P dan K tanah. Tithonia meningkatkan N (0,1%), P (8 ppm), K (0,73 cmol/kg), Jerami Padi meningkatkan P (2 ppm), K (0,16 cmol/kg), alang-alang meningkatkan P (3 ppm), K (1,15 cmol/kg), dan petai cina meningkatkan P (2 ppm), K (0,008 cmol/kg). Tithonia memberikan peningkatan hara N, P, dan K yang tertinggi dibandingkan jerami padi, alang-alang dan petai cina. UCAPAN TERIMA KASIH Penuli mengucapkan terima kaih kepada proyek SP 4 Univerita Andala ata bantuan finanialnya ehingga penelitian dan penulian ini dapat terlakana. Daftar Putaka Andriyadi Peranan rawmix dan limbah cair Kelapa Sawit terhadap beberapa ifat fiika Ultiol erta hail Kedelai. Skripi. Fakulta Pertanian. Univerita Andala. Padang. 85 hal. Amir, J Eroi dan maalahnya pada tanah Podzolik. Laporan penelitian Fakulta Pertanian. Padang. 85 hal Dewita, V Pengaruh jarak tanam dan input pupuk terhadap hail biomaa dan kandungan unur hara Titonia (tithonia diverifolia). Skripi. Fakulta Pertanian. Univerita Andala. Padang. 60 hal. Donahue, L. R Soil introduction to Soil and plant growth. Fourth Edition Prentice Hall, Inc. Englewood. Cliff. 626 pp. Fianti, D Morfologi dan klaifikai tanah. Juruan Tanah. Fakulta Pertanian Univerita Andala. Padang. 156 hal. 63

8 Pengaruh Pemberian Beberapa Jeni Bahan Organik (Gumini et al):57-65 ISSN : Gachengo, C.N., C.A. Palm., B.A. Jama and C.Othieno Tithonia and auna green manure and inorganic fertilization a phophoru ource for maize in wetern. Kenya. Agroforetry ytem. 44 : Gumini, Nurhayati Hakim, dan Eti Farda Huin Subtitui NK pupuk buatan dengan NK tithonia (Tithonia diverifolia) untuk tanaman jahe pada Ultiol. Proiding Kongre Naional VIII HITI Juli 2003 di Padang. Hakim. N, Lubi,A.M, Pulung, M.A, Nyakpa,M.Y, Amrah, Hong,G.B Pupuk dan pemupukan. BKS-PTN-Barat/ WUAE Project. Palembang. 286 hal. Hakim, N Penuntun praktikum daar daar Ilmu Tanah. Fakulta Pertanian. Univerita Andala. Padang. 20 hal. Hardjowigeno, S Ilmu tanah. Akademika Preindo. Jakarta. 286 hal Imbang, I. N Datuk Rajo., A, Rayidin, Adrinal. L. Maira, dan Hermanah, Klaifikai tanah kebun percobaaan fakulta pertanian univerita andala di limau mani kotamadia padang. Laporan Pernelitian OPF. Lembaga Penelitian Univerita Andala. 50 hal. Jama.B.A., C.A. Palm., R.J.Bureh., A. I. Niang., C. Gachego., G. Nziquheba and B.Amadado Tithonia Diverifolia a a green manure for improvement of oil fertility in wetern Kenya. A Review.Agroforetry Sytem. Kertaapoetra, G Keruakan tanah pertanian dan uaha untuk rehabilitainya. Bina Akara. 237 hal. Letari, R Kajian perubahan ifat fiika dan bahan organik tanah etelah 8 tahun pada lahan kriti Singkarak tudi kau Nagari Paninggahan. Skripi Fakulta Pertanian. Univerita Andala. Padang. 43 hal. Luki, U Fiika tanah terapan I (Matrik tanah). Juruan Tanah. Fakulta Pertanian. Padang. 123 hal Munir, M Tanah-tanah utama Indoneia (Karakteritik, klaifikai dan pemanfaatannya). Putaka Jaya. 344 hal. Nedrawati Pengaruh pemberian bokai tithonia diverifolia terhadap perubahan beberapa ifat fiika Ultiol Limau Mani. Skripi Fakulta Pertanian. Univerita Andala. Padang. 59 hal. Purwowidodo Telaah keuburan tanah. Penerbit angkaa. Bandung. 275 hal Ridwan, M Peranan mula terhadap konervai tanah dan air. Fakulta Pertanian Paca Sarjana. IPB. Bogor. 30 hal. Rinema, W. J Pupuk dan cara pemupukan. Bhatara Karya Akara. Jakarta. 234 hal Saidi, A Fiika tanah dan lingkungan. Andala Univerity pre. Padang. 367 hal Sanchez, P. A. and B. A. Jama Soil fertility replenihment take off in Eat and Southern Africa. International Sympoium on Balanched Nutrient Management Sytem for The Moit Savanna and Foret Zone of Africa. Held on 9 October 2000 in Benin. Africa. 64

9 Sarief, S Fiika tanah daar. Serial Publikai Ilmu Tanah. Fakulta Pertanian. Univerita Padjadjaran. Bandung. 145 hal Konervai tanah dan air. Serial Publikai Ilmu Tanah. Fakulta Pertanian. Univerita Padjadjaran. Bandung. 145 hal. Siregar, H Budidaya tanaman Padi di Indoneia. Satra Hudaya. Jakarta. 200 hal. Soegiman Ilmu tanah. Terjemahan dari the nature and propertie of oil. by H.O. Buckman dan N. C. Brady. Bharata Karya Bogor. Bharata Karya Akara. Jakarta. 788 hal. Soepardi, G Sifat dan ciri tanah. Intitut pertanian Bogor. Bogor. 591 hal. Soewardjo dan Sinukaban, N Maalah eroi dan keuburan tanah di lahan Podolik Merah Kuning di Indoneia. Lokakarya uaha tani konervai lahan Alang-alang Podolik Merah Kuning. Badan Litbangtan. DirjenTanaman pangan. Palembang. Yulnafatmawita Penuntun praktikum fiika tanah. Fakulta Pertanian Univerita Andala. Padang. 63 hal. Zulhadi Pengaruh pemberian pupuk hijau dan bokai tithonia diverifolia terhadap perubahan beberapa ifat fiika Ultiol Limau Mani. Skripi. Fakulta Pertanian. Univerita Andala. Padang. 55 hal. 65

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP STABILITAS AGREGAT TANAH ULTISOL LIMAU MANIS

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP STABILITAS AGREGAT TANAH ULTISOL LIMAU MANIS PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA J ENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP STABILITAS AGREGAT TANAH ULTISOL LIMAU MANIS Yulnafatmawita, Adr inal, dan Anita Febr iani Daulay Laboratorium Fisika Tanah Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN BANTUAN METODE SIMULASI SOFTWARE MATLAB Jurnal Reaki (Journal of Science and Technology) Juruan Teknik imia oliteknik Negeri Lhokeumawe Vol.6 No.11, Juni 008 SSN 1693-48X ERANCANGAN SSTEM ENGENDAL D DENGAN BANTUAN METODE SMULAS SOFTWARE MATLAB

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR)

PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI BATU BARA SEBAGAI PENGHASIL SYNGAS UNTUK SUPLAI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL (PERANCANGAN REAKTOR) Dioniiu Ramaditya Putra Fatruan Program Sarjana Departemen Teknik Mein Fakulta

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PUTARAN CETAKAN, INOKULAN TI-B PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.

PENGARUH VARIASI PUTARAN CETAKAN, INOKULAN TI-B PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356. PENGARUH VARIASI PUTARAN CETAKAN, INOKULAN TI-B PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356. Eko Nugroho 1), Yulian hudawan 2) Juruan Teknik Mein Fakulta Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Ahmad Syarif Sukri Doen Fakulta Teknik Univerita Haluoleo ABSTRAK Bendung Laeya merupakan alah atu bendung yang dibangun oleh pemerintah

Lebih terperinci

DEGRADASI LAHAN PADA KEBUN CAMPURAN DAN TEGALAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA

DEGRADASI LAHAN PADA KEBUN CAMPURAN DAN TEGALAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA DEGRADASI LAHAN PADA KEBUN CAMPURAN DAN TEGALAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA Syafr imen Yasin, Gusnidar, Dedy Iskandar Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Unand Padang Abtr act Penelitian ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK

ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK ANALISIS PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN SISTIM GRUP PADA JALUR AREA GAYA TARIK Yenny Nurchaanah 1*, Muhammad Ujianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakulta Teknik, Univerita

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMASI TANGGUH PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MAKE-TO-ORDER PEGEMBAGA MODEL OPTIMASI TAGGUH PERECAAA KAPASITAS PRODUKSI PADA LIGKUGA MAKE-TO-ORDER ikko Kurnia Gunawan, Dr. Carle Sitompul, S.T., M.T., MIM 1,2) Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Indutri, Univerita

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO PENGARU ABU SABUT KELAPA TERADAP KOEFISIEN KONSOLIDASI TANA LEMPUNG Arifin B. * Abtract The objective of the reearch wa to explain the influence of the addition the Coconut

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

SIFAT FISIKA ULTISOL LIMAU MANIS TIGA TAHUN SETELAH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK HIJAU. Oleh: RICE AGMI NALDO

SIFAT FISIKA ULTISOL LIMAU MANIS TIGA TAHUN SETELAH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK HIJAU. Oleh: RICE AGMI NALDO SIFAT FISIKA ULTISOL LIMAU MANIS TIGA TAHUN SETELAH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK HIJAU Oleh: RICE AGMI NALDO 04113046 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 SIFAT FISIKA ULTISOL LIMAU MANIS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 6885 PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION Zulkarnain 1 1 Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI MANGGA LOKAL (Mangifera spp.) MOROWALI DI DESA BENTE DAN DESA BAHOMOLEO KECAMATAN BUNGKU TENGAH

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI MANGGA LOKAL (Mangifera spp.) MOROWALI DI DESA BENTE DAN DESA BAHOMOLEO KECAMATAN BUNGKU TENGAH J. Agroland 24 (2) : 138 145, Agutu 2017 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI MANGGA LOKAL (Mangifera pp.) MOROWALI DI DESA BENTE DAN DESA BAHOMOLEO KECAMATAN

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur

Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block Cipher dengan Teknik Langkah Kuda Dalam Permainan Catur Adi N. Setiawan, Alz Danny Wowor, Magdalena A. Ineke Pakereng Teknik Informatika, Fakulta Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Tuga Akhir BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada proe perhitungan dibutuhkan data-data yang beraal dari data operai. Hal ini dilakukan karena data operai merupakan data performance harian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT

PENGAMATAN PERILAKU TRANSIENT JETri, Volume, Nomor, Februari 00, Halaman 5-40, ISSN 4-037 PENGAMATAN PERIAKU TRANSIENT Irda Winarih Doen Juruan Teknik Elektro-FTI, Univerita Triakti Abtract Obervation on tranient behavior i crucial

Lebih terperinci

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks:

NERACA ENERGI SATUAN OPERASI I. q In General, C p = m. (T 2 -T 1 ) Recommended Textbooks: SATUAN OPERASI I NERACA ENERGI Recommended Textbook: Toledo, R.M., 2010, Fundamental of Food Proce Engineering (3 rd edition), Springer. Sing, R.P. and D.P. eldman, 2008, Introduction to Food Engineering

Lebih terperinci

4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH

4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH Penetapan Berat Jeni Partikel Tanah 35 1. PENDAHULUAN 4. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL TANAH Fahmuddin Agu dan Setiari arwanto Berat jeni partikel, ρ, adalah perbandingan antara maa total fae padat tanah

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN.

IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN. IMPLEMENTASI METODE SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE UNTUK OPTIMASI MANAJEMEN BANDWITH JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK ACEH SELATAN Dirja Nur Ilham Doen Teknik Komputer Politeknik Aceh Selatan dirja_nur@yaoo.com

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus

A. PENDAHULUAN. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus PENGARUH PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK N, P, K BUATAN PADA ULTISOL TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L) Oleh : Dra.Elfayetti,MP ABSTRAK Ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung PENGARU DURASI SERANGAN GELOMBANG TERADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECA GELOMBANG Ida Bagu Agung Fakulta Teknik, Univerita Sarjanawiyata Tamaniwa Email: idabaguagung @ yahoo.com ABSTRACT thi reearch

Lebih terperinci

PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG

PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG Elita Agus Manalu 1), Arsyad 2), dan Suryanto 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi elitamanalu115@gmail.com

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY )

PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY COMPANY ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 44 52 ISSN : 2303 2910 c Juruan Matematika FMIPA UNAND PENGGUNAAN RATA-RATA GEOMETRIK DALAM MENENTUKAN HARGA OPSI ASIA (STUDI KASUS PADA SAHAM THE WALT DISNEY

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT TANAH OXISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT TANAH OXISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT TERHADAP BEBERAPA SIFAT TANAH OXISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril) OLEH REZA EKA PUTRI NO. BP 04113040 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif No. Indikator Butir Soal 1. Siwa mampu menetukan bentuk penyajian data Tabel berikut untuk menjawab oal 6-7. Hail penelitian faktor klimatik dan edafik uatu ekoitem adalah ebagai berikut : Tabel 2. Hail

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN Zurhalena dan Yulfita Farni 1 ABSTRACT Type of plant impact on soil pore distribution and permeability variously. The objectives

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci