BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB XV PEMBIASAN CAHAYA"

Transkripsi

1 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5. Bagaimana hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada lena? Mungkin kalian pernah memperhatikan alah atu dari beberapa peritiwa berikut, daar klam yang airnya jernih tampak lebih dangkal. Penil yang dicelupkan dalam air kelihatan bengkk. Menggunakan lup dapat melihat benda-benda kecil menjadi lebih bear dan jela. Gambar 0-. Ikan dalam air terlihat di tempat yang 243

2 244 Semua peritiwa terebut diebabkan karena adanya pembiaan cahaya (reraki), yaitu peritiwa membelknya arah perambatan cahaya, pada aat melalui dua medium yang berbeda. Untuk mengetahui maalah pembiaan cahaya terebut, pelajarilah dengan baik eluruh uraian dan kegiatan berikut ini. 5.. PEMBIASAN CAHAYA Berka cahaya yang mauk dari uatu medium ke medium yang lain, akan mengalami pembelkan. Mialnya cahaya dari udara ke dalam air atau ebaliknya dari dalam air ke udara, eperti yang terlihat pada gambar 5-2. A N N C Udara i B Udara B r D Air r Air i C D A Gambar 5-2. Pembiaan cahaya dari udara ke dalam air dan dari air Berka inar datang AB etelah memauki medium yang lain tidak merambat luru ke arah BC, tetapi dibelkkan (dibiakan) ke arah BD. Jika di titik B dibuat gari tegak luru yaitu nmal (N), maka udut (i) diebut udut datang dan udut (r) diebut udut bia. Arah pembiaan cahaya dari udara ke dalam air mendekati gari nrmal (r < i), edangkan arah pembiaan cahaya dari dalam air ke udara menjauhi gari nrmal (r > i), tahukah kalian mengapa demikian? Apakah yang menyebabkan terjadinya pembiaan, dan bagaimana iat-iat pembiaan cahaya terebut?. Indek bia uatu medium Kita telah ketahui bahwa kecepatan rambat cahaya di ruang hampa (vakum) adalah paling bear, yaitu c = m -. Kecepatan rambat cahaya di medium yang lain berbeda-beda, tetapi elalu lebih kecil dari kecepatan rambat cahaya di dalam vakum. Perbandingan kecepatan rambat cahaya dalam vakum dengan kecepatan rambat cahaya dalam uatu medium, diebut indek bia medium terebut. Dalam bentuk rumu dapat ditulikan ebagai berikut : 244

3 245 n c c n... (5-) Dengan : c = kecepatan rambat cahaya dalam vakum (3.0 8 m - ) c n = kecepatan rambat cahaya dalam uatu medium n = indek bia uatu medium Berdaarkan pengertian terebut, maka bear indek bia uatu medium elalu lebih bear dari atu. Sebab indek bia terkecil adalah atu, yaitu indek bia ruang hampa. Sekain bear indek bia uatu medium, akan emakin bear kerapatan ptik medium terebut. Sebab emakin bear indek bia uatu medium, kecepatan rambat cahaya dalam medium terebut akan emakin kecil. Harga indek bia beberapa jeni zat yang dapat menjadi medium perambatan cahaya, dapat dilihat dalam tabel 5- berikut. Tabel. 5- Indek bia beberapa jeni zat Nama zat Indek bia (n) Nama zat Indek ba (n) Udara (0, 76),00029 Glierl,48 Hidrgen (0, 76),0003 Balem kanada,53 Karbndikida (0, 76),00045 Karbndiulida,62 Air,33 Kaca kwart,45 E,3 Intan 2,42 Etilalkhl,36 Kaca krna,52 Benzena,5 Kaca linta,58 Berdaarkan perbedaan harga indek bia terebut, maka dalam berbagai perhitungan indek bia udara dapat dianggap ama dengan atu. Berarti kecepatan cahaya di udara dianggap ama dengan kecepatan cahaya dalam ruang hampa (vakum). Tuga dikui 5- Berdaarkan data indek bia yang ada dalam tabel 0-, cba kalian dikuikan, berapakah kecepatan rambat cahaya di dalam air dan di dalam kaca krna? 245

4 Siat-iat pembiaan cahaya Untuk mempelajari iat-iat pembiaan cahaya, kita dapat menggunakan keping ptik eperti gambar 5-3 berikut. Dari umber cahaya (L) dimaukkan eberka inar datang (Sd) ehingga mengenai balk kaca. Arah inar datang (Sd) dan inar bia (Sb) tampak pada bidang keping ptik. Pada aat mauk ke dalam kaca inar mengalami pembiaan, tetapi aat keluar dari dalam kaca inar tidak mengalami pembiaan. Hal itu diebabkan karena kelengkungan permukaan belakang balk kaca berbentuk lingkaran. Berapa bear udut datang (i) dan bear udut bia (r) dapat diukur menggunakan buur derajat yang telah ada pada bidang keping ptik terebut. Gambar 5-3. Keping ptik dan Demikian juga dengan pryeki inar datang (d) dan pryeki inar bia (b) pada bidang bata kedua medium, panjangnya dapat kita ukur ecara langung dengan menggunakan penggari. Jika arah inar datang kita ubah-ubah, maka arah inar bia juga berubah. Tetapi ada dua hal yang elalu tetap dalam pembiaan cahaya terebut, yaitu :. Sinar datang, gari nrmal dan inar bia elalu berada dalam atu bidang 2. Jika inar datang dan inar bia ama panjang, maka perbandingan panjang pryeki inar datang dan pryeki inar bia pada bidang bata elalu tetap, yaitu ama dengan indek bia medium terebut. Kedua iat pembiaan inilah yang diebut ebagai hukum Snelliu. 246

5 247 Berdaarkan iat pembiaan terebut, maka dapat diimpulkan bahwa : a. Sinar dari medium kerapatan ptik kecil ke medium kerapatan ptik lebih bear, akan dibiakan mendekati gari nrmal (r < i). Sebaliknya inar dari medium kerapatan ptik bear ke medium kerapatan ptik lebih kecil, akan dibiakan menjauhi gari nrmal (r > i). b. Jika inar datang tegak luru bidang bata (i = 0 ), maka akan diterukan tanpa mengalami pembiaan (r = 0 ). Itulah ebabnya mengapa pada aat inar keluar dari balk kaca yang kelengkungan permukaannya berbentuk lingkaran (gambar 5-3) tidak mengalami pembiaan. Tuga percbaan 5- Predur percbaan :. Periapkan ebuah ala dari tbard, balk kaca (planparalel), empat buah jarum pentul, jangka, buur derajat dan kerta HVS. 2. Letakkan balk kaca di ata tbard yang telah diberi ala kerta HVS 3. Tancapkan dua jarum pentul A dan B di ii belakang balk kaca, kemudian amati dari ii depan balk kaca ehingga bayangan A dan B terlihat atu gari luru. 4. Sambil teru diamati, tancapkan jarum pentul C dan D di ii depan balk kaca ehingga CDB dan A nampak atu gari luru. 5. Sebelum balk kaca diangkat, beri tanda gari pada letak balk kaca terebut. Kemudian tarik gari AB ebagai inar datang, gari CD ebagai inar yang keluar dari balk kaca dan gari BC ebagai inar yang merambat di dalam balk kaca. 6. Buat gari nrmal (N) di titik B dan ebuah lingkaran dengan puat di titik B. A B A B A B d N i b B r C C D D 7. Pryekikan inar datang dan inar bia ke ii balk kaca, kemudian ukur panjang maing-maing gari pryeki terebut (d dan b), ukur juga berapa bear udut datang (i) dan udut bianya (r). Catat emua data dalam bentuk tabel. Pertanyaan :. Tentukan berapa indek bia balk kaca terebut? 2. Keimpulan apakah yang diperleh dari hail percbaan terebut? 247

6 Pemantulan empurna Khuu untuk inar dari medium ptik rapat ke medium ptik renggang (mialnya dari air ke udara), tidak elalu terjadi pembiaan. Sebab inar datang yang memiliki udut datang (i) lebih bear dari udut kriti (i k ), akan mengalami pemantulan empurna. Sudut kriti adalah udut datang yang memiliki udut bia 90 Berarti inar datang dari medium ptik rapat ke medium ptik renggang akan mengalami pembiaan jika udut datangnya lebih bear nl dan lebih kecil dari udut kriti (0 > i < i k ). Bear udut kriti bergantung pada indek bia kedua medium yang akan dilalui leh cahaya terebut. Mialnya bear udut kriti pembiaan cahaya dari air ke udara 49, edangkan dari kaca ke udara 42. N P e m b i a a n r=0 N N N N r r 2 r=90 Udara i=0 i i 2 i k i r i k =49 i = r Pemantulan empurna Sumber cahaya Air Gambar 5-4. Pemantulan Gambar 5-5. Pada iang hari uhu udara bagian bawah lebih pana dari udara di atanya, ehingga kerapatan ptik lapian udara bagian bawah lebih kecil dari lapian udara di atanya. Akibatnya cahaya dari byek yang kita lihat akan mengalami beberapa kali pembiaan pada lapian-lapian udara terebut. Pada aat udut datangnya melebihi udut kriti akan terjadi pemantulan empurna, ehingga dapat menimbulkan peritiwa atamrgana. 248

7 249 Tuga percbaan 5-2 Predur percbaan :. Letakkan ebatang lilin pendek di belakang tabung gela yang telah diii air ampai penuh. 2. Nyalakan lilin kemudian lakukan pengamatan dari depan tabung dengan pii agak di bawah permukaan air, maka akan terlihat bayangan lilin eperti gambar di amping. Pertanyaan : Cba kalian jelakan, bagaimanakah pre terbentuknya bayangan terebut? 5.2. PEMBIASAN PADA LENSA Lena banyak digunakan pada alat-alat ptik, eperti kaca mata, lup, mikrkp dan terpng. Hal itu diebabkan karena pembiaan cahaya pada lena dapat membentuk bayangan benda menjadi lebih bear dan lebih dekat, ehingga dapat dilihat dengan jela leh mata. Bentuk kelengkungan permukaan lena ada yang eri (berbentuk kelengkungan bla) dan ada yang ilindri (berbentuk kelengkungan ilinder). Ada dua jeni lena eri, yaitu lena cembung (knvek) dan lena cekung (knka). Lena cembung Lena cekung Gambar 5-6. Macam-macam lena Berdaarkan gambar 5-6, maka bagian tengah lena cembung elalu lebih tebal dari bagian pinggirnya. Sedangkan lena cekung bagian tengahnya elalu lebih tipi dari bagian pinggirnya. 249

8 250 Tuga percbaan 5-3 Predur percbaan : Bawa ebuah lup (kaca pembear) ke luar kela, kemudian arahkan ke cahaya matahari ehingga pada lantai terbentuk etitik berka cahaya yang angat terang. Titik inilah yang diebut titik api atau ku lena (F). Pertanyaan :. Ukur berapa kira-kira jarak ku () lena terebut 2. Perika apa jeni lena yang dipakai ebagai lup 3. Keimpulan apakah yang diperleh dari hail percbaan terebut? Ada gambar lup dengan huru yang ebagian terlihat bear dankecil Siat lena cembung adalah mengumpulkan cahaya (knvergen), ebab berka inar datang yang ejajar dengan umbu utama (SU) dibiakan mengumpul ke titik api atau ku (F). Sedangkan iat lena cekung adalah menyebarkan cahaya (divergen), ebab berka inar datang yang ejajar umbu utama dibiakan menyebar elah-lah datang dari ku. SU F F SU Gambar 5-7. Siat lena cembung knvergen, iat lena Karena pembahaan kita hanya terbata pada lena tipi, maka untuk menggambarkan ebuah lena cukup menggunakan gari luru yang diberi tanda pitip (+) untuk lena cembung dan tanda negatip (-) untuk lena cekung. Tetapi ingat ebuah lena memiliki dua titik puat kelengkungan (M) dan dua ku (F). + SU SU M 2 F 2 F M M M 2 F F 2 Gambar 5-8. Menggambar 250

9 25. Pembentukan bayangan pada lena cekung Berdaarkan iat-iat pembiaan cahaya, maka ada tiga inar itimewa (mudah diingat) dalam pembiaan cahaya pada lena cembung, yaitu : 2 3 M 2 + F 2 F M. Sinar datangnya ejajar umbu utama, dibiakan melalui ku 2. Sinar datang melalui ku, dibiakan ejajar umbu utama 3. Sinar melalui titik puat ptik, diterukan tanpa mengalami pembiaan Gambar 5-9. Pembiaan inar itimewa pada Dengan menggunakan pembiaan inar-inar itimewa terebut, maka alah atu cnth pembentukan bayangan pada lena cembung dapat dilukikan ebagai berikut : Benda AB terletak di ruang benda B + atu (R ), maka akan terbetuk bayangan A B di ruang bayangan h empat (R4). B Siat-iat bayangannya adalah : h emu, tegak dan diperbear. F A M 2 Hal inilah yang menyebabkan F 2 A M lena cembung dapat digunakan S S ebagai lup, yaitu untuk melihat benda-benda yang relati kecil agar tampak lebih bear dan jela. Gambar 5-0. Cnth pembentukan bayangan pada Tuga dikui 5-2 Luki pembentukan bayangannya jika letak uatu benda dipindah-pindah eperti dalam beberapa gambar berikut ini. Kemudian jelakan bagaimana iat-iat bayangannya? + + M 2 F 2 F M M 2 F 2 F M Benda di titik Benda di ruang benda dua 25

10 M 2 F 2 F M M 2 F 2 F M Benda di titik puat Benda di ruang benda tiga 2. Pembentukan bayangan pada lena cekung Tiga inar itimewa (mudah diingat) dalam pembiaan cahaya pada lena cekung adalah:. Sinar datangnya ejajar umbu utama, dibiakan elah-lah dari ku 3 M 2 F F 2 M 2 2. Sinar datang menuju ku, dibiakan ejajar umbu utama 3. Sinar melalui titik puat ptik, diterukan tanpa mengalami pembiaan Gambar 5-. Pembiaan inar itimewa pada Dengan menggunakan pembiaan inar-inar itimewa terebut, maka pembentukan bayangan pada lena cekung dapat dilukikan ebagai berikut : B h A B h A M F F 2 M 2 S S Cba letak benda AB kalian pindah-pindahkan, kemudian luki bayangannya. Maka lena cekung akan elalu membentuk bayangan A B di ruang bayangan empat (R4), dengan iat-iat yang elalu : emu, tegak dan diperkecil. Gambar 5-2. Cnth pembentukan bayangan pada 252

11 Pembearan dan rumu lena Dari cnth pembentukan bayangan pada lena (lihat gambar 5-0 dan h' 5-2), egitiga ABO ebangun dengan egitiga A B O, ehingga : h Maka pembearan lena (M) adalah : M h' h... (5-2) Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara jarak ku, jarak benda dan jarak bayangan pada lena, lakukanlah percbaan berikut ecara berkelmpk. Tuga percbaan 5-4 Predur percbaan :. Siapkan peralatan bangku ptik lengkap dengan lena cembung, layar dan benda panah yang dirt lampu kecil, eperti yang terlihat pada gambar. 2. Atur letak benda dan layar edemikian rupa, ehingga pada layar terbentuk bayangan benda panah yang paling terang dan jela. Kemudian ukur jarak benda () dan jarak bayangannya ( ) dari cermin. 3. Ulangi percbaan terebut beberapa kali, tapi dengan jarak benda yang berbedabeda. Catat emua data dan hail perhitungan yang diperleh ke dalam tabel berikut. Jarak benda (cm) Jarak bayangan ' (cm)... Pertanyaan : Keimpulan apakah yang diperleh dari hail percbaan terebut? 253

12 254 Percbaan yang dilakukan dengan teliti dan benar, akan menghailkan : = C (kntan)... () Karena benda yang terletak di ku (), akan membentuk bayangan di jauh takhingga ( ), maka dari peramaan () diperleh bear kntanta C, yaitu : C C... (3) Dengan menubtituikan peramaan (3) ke peramaan (4), maka diperleh hubungan :... (5-3) Untuk inar-inar yang membentuk udut kecil dengan umbu utama (inar parakial), panjang ku ama dengan etengah jari-jari : R 2... (5-4) Dengan menubtituikan peramaan (5-4) ke dalam peramaan (5-3), maka diperleh hubungan : 2 R... (5-5) Dengan : = jarak benda (elalu pitip) = jarak bayangan (bayangan ejati pitip, emu negatip) = panjang ku (lena cembung pitip, cekung negatip) R = jari-jari kelengkungan (lena cembung pitip, cekung negatip) CONTOH SOAL DAN PENYELESAINNYA. Serang iwa melakukan percbaan lena cembung yang memiliki jarak ku 5 cm. jika benda diletakkan pada jarak 6 cm, Berapakah pembearan yang diperleh? Lukikan pembentukan bayangannya. Diketahui Ditanyakan : M =...? : Lena cembung dengan = 5 cm dan = 6 cm 254

13 255 Jawaban : 5 6 = 30 cm (bayangan nyata) 30 M 6 kali (pembearan elalu pitip) S B M 2 h A F 2 F M A h S B 2. Lena apa yang haru dipergunakan dan berapa jarak kunya, agar diperleh bayangan emu pada jarak 9 cm dengan pembearan (/4) kali? Diketahui : Bayangan emu dengan Ditanyakan : Jeni lena dan =...? Jawaban : = 4 M dan - = 9 cm 4 - = 9 4 = 9 3 = 9 = 3 cm = 4 (3) = 2 cm Karena bayangan emu maka = - 3 cm, berarti : 3 2 = - 4 cm (lena cekung) 255

14 256 TUGAS MERANGKUM Untuk menata kembali eluruh pengetahuan yang telah kalian perleh dari bab ini, ekarang cbalah membuat rangkuman dengan menjawab pertanyaan berikut :. Apa yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apa yang menyebabkan terjadinya pembiaan? 3. Apa yang dimakud dengan indek bia ablut? 4. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 5. Berapa bear udut datang agar tidak terjadi pembiaan? 6. Apa yang dimakud dengan udut kriti? 7. Apa perbedaan lena cembung dan lena cekung? 8. Bagaimana pembiaan inar-inar itimewa pada lena cembung? 9. Bagaimana pembiaan inar-inar itimewa pada lena cekung? 0. Mengapa lena cembung dapat dipergunakan ebagai lup?. Apa yang dimakudkan dengan pembearan? 2. Bagaimana hubungan antara jarak ku dan jari-jari lena? 3. Bagaimana hubungan antara jarak ku, jarak benda dan jarak bayangan pada lena? SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN A. Bentuk Sal Pilihan Ganda Pilih alah atu alternati jawaban yang paling benar, dengan jalan memberikan tanda ilang (X) pada lembar jawaban yang telah diedia. Peritiwa yang bukan diebabkan leh pembiaan cahaya adalah :... a. Daar klam terlihat lebih dangkal b. Tngkat dalam air terlihat bengkk c. Terbentuknya bayangan pada cermin d. Terbentuknya bayangan pada lena Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Jika kecepatan cahaya di uatu bahan,5.0 8 m. - dan kecepatan cahaya dalam vakum m. -, maka indek bia bahan terebut adalah :... A. 0,5 B. 2,0 C. 4,0 D. 4,5 Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian :

15 Pengertian udut kriti pada pembiaan cahaya adalah :... a. Sudut bia yang bearnya 90 b. Sudut datang yang bearnya 90 c. Sudut datang yang memiliki udut bia 90 d. Sudut bia yang memiliki udut datang 90 Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Agar lena cembung yang memiliki jarak ku 5 cm dapat membentuk bayangan nyata pada jarak 6 cm, maka bendanya haru diletakkan pada jarak :... a. 35 cm b. 30 cm c. 25 cm d. 20 cm e. 5 cm Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Perhatikan tiga pernyataan berikut :. Sudut datang dan udut kriti jumlahnya elalu tetap, yaitu Sudut kriti hanya ada pada pembiaan dari medium rapat ke renggang 3. Sudut datang lebih bear udut kriti, akan terjadi pemantulan empurna Jawaban yang benar adalah :... A. dan 2 B. dan 3 C. 2 dan 3 D., 2 dan 3 Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Lena cekung diebut memiliki iat divergen, karena dapat :... A. Menyebarkan berka cahaya C. Mengumpulkan berka cahaya B. Menejajarkan berka cahaya D. Melenturkan berka cahaya Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Benda yang diletakkan di ruang II lena cembung, bayangannya akan terbentuk di ruang III dengan iat-iat :... A. Sejati, terbalik, diperbear C. Sejati, terbalik, diperkecil B. Semu, tegak, diperbear D. Semu, tegak, diperkecil Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Agar bayangan benda leh lena cembung dapat dilihat langung,lebi bear dan tegak, maka bendanya haru diletakkan di ruang :... A. I B. II C. III D. IV Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian : Variabel gelmbang yang mengalami perubahan pada aat terjadi pembiaan cahaya adalah :. Kecepatan 2. Frekueni 3. Panjang gelmbang Jawaban yang benar adalah :... A. dan 2 B. 2 dan 3 C. dan 3 D., 2 dan 3 Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian :

16 Benda yang diletakkan pada jarak 2 m di depan ebuah lena, menghailkan bayangan emu pada jarak 3 cm. Berarti jeni lena dan panjang kunya adalah :... A. Lena cekung dengan panjang ku 4 cm B. Lena cembung dengan panjang ku 2,4 cm C. Lena cekung dengan panjang ku 2,4 cm D. Lena cembung dengan panjang ku 4 cm Berikan alaan mengapa kalian menjawab demikian :... B. Bentuk Sal Uraian. Jelakan mengapa lena memiliki dua titik ku? 2. Jelakan mengapa indek bia benda tidak ada yang lebih bear dari atu? 3. Jelakan mengapa lena cembung diebut beriat knvergen dan lena cekung beriat divergen? 4. Sebuah lena cembung membentuk bayangan ejati pada jarak yang ama dengan jarak bendanya. Jika jarak antara letak benda ke letak bayangannya 28 cm, berapakah panjang ku lena terebut?. Lukikan pembentukan bayangan dengan benar. 5. Sebuah benda diletakkan 20 cm dari ebuah lena cekung. Jika jarak antara letak benda ke letak bayangannya 6 cm, berapakah jarak ku lena terebut. Lukikan pembentukan bayangannyadengan benar. 6. Dua lena cembung maing-maing memiliki panjang ku cm dan 5 cm, diletakkan ejajar ehingga terpiah ejauh 7 cm. Sebuah benda diletakkan,5 cm di depan lena pertama, ehingga bayangan lena pertama menjadi benda lena ke dua. Tentukan berapa pembearan ttal yang dihailkan leh item lena terebut? 258

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik,

ALAT-ALAT OPTIK 1 ALAT ALAT OPTIK. Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, ALAT ALAT OPTIK. 8.4.1 MATA DAN KACA MATA. M A T A Kegunaan dari peralatan optik adalah untuk memperoleh penglihatan lebih baik, karena mata dapat dipandang ebagai alat optik maka pembahaan kita tentang

Lebih terperinci

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). CAHAYA Ada teori Partikel oleh Iaac Newton (1642-1727) dalam Hypothei of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halu (corpucle) yang memancar ke emua arah dari umbernya. Teori Gelombang oleh

Lebih terperinci

BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK

BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK 258 BAB XVI ALAT-ALAT OPTIK. Apa yang dimakud dengan alat-alat optik? 2. Mengapa mata ebagai alah atu alat optik? 3. Bagaimana pembentukan bayangan pada mata? 4. Bagaimana cara menolong cacat optik mata?

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini.

Topi petani itu berbentuk kerucut. Dalam matematika, kerucut tersebut digambarkan seperti Gambar 2.8 di bawah ini. 2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan lua ii Menghitung lua ii Menyatakan volume Menghitung volume prima. Kata Kunci: Kerucut Lua ii Kerucut Selimut Volume Tinggi P Lua Sii Kerucut ernahkah kamu

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TINJAUAN KEPUSTAKAAN.1 Perenanaan Geometrik Jalan Perenanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perenanaan jalan yang difokukan pada perenanaan bentuk fiik jalan ehingga dihailkan jalan yang dapat

Lebih terperinci

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal

SPMB 2002 Matematika Dasar Kode Soal SPMB 00 Matematika Daar Kode Soal Doc. Name: SPMB00MATDAS999 Verion : 0- halaman 0. Diketahui egitiga ABC dengan A(,5), B (4,), dan C(6,4). Peramaan gari yang melalui titik A dan tegak luru gari BC adalah.

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul?

TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul? SOAL-SOAL KONSEP TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON Sebuah bla karet dijatuhkan ke ata lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bla itu memantul? Mlekul-mlekul pada lantai melawan/menlak bla aat menumbuk lantai dan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

OPTIKA GEOMETRI. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama OPTIKA GEOMETI Ole : Sabar Nuroman,M.Pd Ke Menu Utama Beberapa Pengertian Daar Benda (Objek) : Segala euatu darimana inar caaya diradiaikan, Bayangan maya : Terjadi apabila bayangan terbentuk ole inar-inar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH Mata Pelajaran : Matematika. Hari tanggal : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MENYILANG JAWABAN YANG PALING BENAR!

SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH Mata Pelajaran : Matematika. Hari tanggal : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MENYILANG JAWABAN YANG PALING BENAR! SOAL TRY OUT UJIAN SEKOLAH Mata Pelajaran : Matematika Waktu : 10 menit Hari tanggal : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN MENYILANG JAWABAN YANG PALING BENAR! 1. 343 + 17 5 18 = n Nilai n adalah...

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN BAB II IMPEDANI UJA MENAA DAN PEMBUMIAN II. Umum Pada aluran tranmii, kawat-kawat penghantar ditopang oleh menara yang bentuknya dieuaikan dengan konfigurai aluran tranmii terebut. Jeni-jeni bangunan penopang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapaita dan ekonomi. Kapaita didefiniikan ebagai jumlah olvent yang mampu diuapkan per atuan lua per atuan Waktu. Sedangkan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik TEKNOLOGI BETON Sifat Fiik dan Mekanik Beton, ejak dulu dikenal ebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduki ecara lokal, relatif kaku, dan ekonomi. Agar menghailkan

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 OPTIKA GEOMETRI Oleh : Ir. ARIANTO PEMANTULAN PEMBIASAN BERKAS CAHAYA CONTOH SOAL CONTOH SOAL INDEX BIAS INDEX BIAS RELATIF HUKUM PEMBIASAN MACAM PEMANTULAN HUKUM PEMANTULAN CONTOH SOAL CONTOH SOAL HUKUM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

BAB III ALAT-ALAT OPTIK

BAB III ALAT-ALAT OPTIK MATA BAB III ALAT-ALAT OPTIK. Lapian kornea : ebagai lapian pelindung 2. Iri : mengatur lubang pupil 3. Pupil : ebagai jalannya inar mauk ke mata 4. Lena : untuk membentuk bayangan 5. Otot iliar: mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH

3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Penetapan Berat Volume Tanah 25 3. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH Fahmuddin Agu, Rahmah Dewi Yutika, dan Umi Haryati 1. PENDAHULUAN Berat volume tanah merupakan alah atu ifat fiik tanah yang paling ering

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lebar Jalan Rel Lebar jalan rel adalah jarak minimum kedua ii kepala rel yang diukur pada 0-14 mm dibawah permukaan terata rel. Berdaarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan uatu truktur bangunan haru memenuhi peraturanperaturan ang berlaku untuk mendapatkan uatu truktur bangunan ang aman ecara kontruki. Struktur bangunan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

BANGUN DATAR 1. PERSEGI. s Persegi

BANGUN DATAR 1. PERSEGI. s Persegi NGUN TR. PERSEGI a. Pengertian Peregi Peregi adalah bangun datar yang mempunyai empat buah ii ama panjang dan memiliki empat udut iku-iku. b. Sifat-ifat Peregi Sifat-ifat peregi antara lain :. eempat iinya

Lebih terperinci

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi

Lebih terperinci

FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK

FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK FORMAT JAWABAN INQUIRY OPTIK Eksp. 1 Pemantulan pada cermin datar Perhatikan cermin datar yang dihadapanmu, coba gerakan tangan kananmu apa yang terjadi? Sekarang tangan kirimu? Apa yang terkadi? Mengapa

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibaha mengenai perancangan dan realiai dari kripi meliputi gambaran alat, cara kerja ytem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara kerja

Lebih terperinci

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN 4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuktikan hukum pemantulan. 2. Menentukan jarak fokus cermin cekung. 3. Menentukan jarak fokus cermin cembung. II. PENGANTAR

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

Lentur Pada Balok Persegi

Lentur Pada Balok Persegi Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah Kode SKS : Peranangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Lentur Pada Balok Peregi Pertemuan 4,5,6,7 Integrit, Proeionalim, & Entrepreneurhip Sub Pokok

Lebih terperinci

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.

Lebih terperinci

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus

Analisa Kendali Radar Penjejak Pesawat Terbang dengan Metode Root Locus ISBN: 978-60-7399-0- Analia Kendali Radar Penjejak Peawat Terbang dengan Metode Root Locu Roalina ) & Pancatatva Heti Gunawan ) ) Program Studi Teknik Elektro Fakulta Teknik ) Program Studi Teknik Mein

Lebih terperinci

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI ISSN 4-735 MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI Setiyadi, Suratno Lourentiu, Ezra Ariella W.*, Gede Prema M.S. Juruan Teknik Kimia, Fakulta Teknik, Univerita Katolik Widya Mandala,

Lebih terperinci

1. SIFAT SIFAT CAHAYA

1. SIFAT SIFAT CAHAYA . SIAT SIAT CAHAYA Oleh : Arf Krtanta Cahaya merupakan alah atu pektrum gelmbang elektrmagnetk, yatu gelmbang yang merambat tanpa memerlukan medum. Cahaya memlk fat fat ebaga berkut: Gambar pektrum gelmbang

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN LKTROMAGNTIKA I Modul 7 GLOMBANG DATAR PADA BAAN 1 LKTROMAGNTIKA I Materi : 7.1 Pendahuluan 7. Review Gel Datar Serbaama di udara 7.3 Gelombang Datar Serbaama di dielektrik 7.4 Gelombang Datar Serbaama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik

Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepatcepatnya sesudah detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan. Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik detik

Lebih terperinci

EVALUASI TIKUNGAN PADA STA DI RUAS JALAN SIMPANG LAGO SEKIJANG MATI

EVALUASI TIKUNGAN PADA STA DI RUAS JALAN SIMPANG LAGO SEKIJANG MATI Jurnal Teknik Sipil Siklu, Vl., N., Oktber 016 EVALUASI TIKUNGAN PADA STA 40+100 DI RUAS JALAN SIMPANG LAGO SEKIJANG MATI Hendri Rahmat Prgram Studi Teknik Sipil Univerita Lanang Kuning Jalan Y Sudar Km.

Lebih terperinci

RINGKASAN IPA FISIKA. Tekanan. p = A. p H =. g. h. Hukum Pascal

RINGKASAN IPA FISIKA. Tekanan. p = A. p H =. g. h. Hukum Pascal RINGKASAN IPA FISIKA Tekanan Tekanan adalah gaya yang bekerja pada atu atuan lua bidang. Tekanan yang dilakukan zat padat berlaku : p = A F Keterangan : P = tekanan atuan Newton /m 2 atau N/m 2 F = gaya

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kela 11 FISIKA Gerak Harmoni Sederhana - Latihan Soal Doc Name: AR11FIS0401 Verion : 01-07 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) elalu ebanding dengan impangannya tidak

Lebih terperinci

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus

Korelasi antara tortuositas maksimum dan porositas medium berpori dengan model material berbentuk kubus eminar Naional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (8pp) Paper eminar.uad.ac.id/index.php/quantum Korelai antara tortuoita imum dan poroita medium berpori dengan model material berbentuk kubu FW Ramadhan, Viridi,

Lebih terperinci

OPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar

OPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar OPTIK GEOMETRI Ketika di MP, kalian sudah mempelajari tentang cahaya dan perambatannya, bagaimana cahaya itu dipantulkan, dibiaskan, dan mengalami dispersi. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip pembiasan

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pendahuluan Optika geometri adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat cahaya Sifat-sifat Cahaya yang dipelajari meliputi. Pemantulam cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Alat-alat optik Cahaya

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. 1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik. Bab 13 Induki Elektromagnetik Pada uatu malam, ketika Ani edang belajar IPA. Tiba-tiba ayah Ani mendekat ambil bertanya keada Ani. Aa bedanya aru litrik yang ditimbulkan oleh ebuah baterai dengan aru litrik

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci