BAB III METODE PENELTIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELTIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELTIAN Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam belajar dengan mengembangkan aktivitas belajar dan pembelajaran dalam kerangka teori pendidikan matematika realistik. Hal ini mengisaratkan kita untuk perlu mendesain suatu lingkungan belajar ang mendukung para siswa untuk mencapai sasaran pembalajaran. Karena desain merupakan suatu bagian ang penting dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan penelitian desain (design research) dalam penelitian ini. A. Subek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di MTs Mifthahul Hudha kelas VIII, kecamatan Rawalo kabupaten Banumas, Jawa Tengah. Subek penelitian terdiri dari: 6 siswa kelas VIII MTs Mifthahul Hudha, siswa ang berkemampuan cukup, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan rendah. B. Instrumen Penelitian Penelitian ini melibatkan beberapa jenis instrumen diantarana:. Lembar kegiatan siswa. Panduan wawancara C. Penelitian Desain (Design Research) Menurut Gravemeijer (994), Design research, also called design experiment or developmental research, is a tpe of research method in which the core is formed b classroom teaching experiments that center on the development 8

2 of instructional sequences and the local instructional theories that underpin them (dalam Al Jupri, 008: 9) Penelitian desain adalah suatu jenis metode penelitian ang berpusat pada pengembangan tahapan instruksional pembelajaran dan teori pembejaran pada siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan, mengetahui dan mengembangkan hipotesa dari proses belajar dan bepikir siswa dalam menelesaikan suatu masalah. Dalam kontek penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanaan-pertanaan penelitian tentang proses-proses pemikiran siswa dan desain suatu lingkungan belajar ang mendukung siswa di dalam belajar persamaan garis lurus. Menurut Gravemeijer, 004; Bakker, 004 ( dalam Al Jupri, 008: 9) mengatakan bahwa design research encompasses three phases: developing a preliminar design, conducting a teaching experiments, and carrng out a retrospective analsis. Jadi penelitian desain meliputi tiga tahap aitu mengembangkan suatu desain awal, melaksanakan eksperimen pembelajaran dan menusun suatu analisis retrospektif. Dalam penelitian desain kita membuat suatu bahan ajar ang di dalamna memuat dugaan atau berbagai kemungkinan respon siswa. Dalam pembelajaran matematika ada proses didaktik ang didasarkan pada desain, guru mendesain pembelajaran dan desain itu mengantarkan para siswa melakukan proses belajar ang sesuai dengan apa ang kita pikirkan, mungkin saja ada proses internal dalam pikiran siswa ang tidak sesuai dengan desain ang kita buat, dan ada proses ang terjadi di luar pikiran kita atau di luar desain kita. 9

3 D. Tahapan Penelitian Sebagaimana telah disebut bahwa penelitian desain meliputi tiga tahap, aitu: a. Tahap pertama: Desain awal Pada tahap ini, kita membuat suatu hpothetical learning trajector, untuk menduga berbagai kemungkinan respon siswa atau antisipasi dari bebagai kemungkinan jawaban siswa ang selanjutna disebut HLT. Simon (99) sebagaimana dikutip Al Jupri (008: 9) mendefinisikan HLT sebagai berikut: The hpothetical learning trajector is made up of three components: the learning goal that defines the direction, the learning activities, and the hpothetical learning process a prediction of how the students thinking and understanding will evolve in the context of the learning activities. HLT terdiri dari tiga komponen aitu; tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran (instructional instrument) ang akan digunakan, ang dalam penelitian ini mengenai masalah persamaan garis lurus, dan antisipasi bagaimana proses belajar dan berpikir siswa (hpothetical learning process). HLT ini dapat disusun berdasarkan stud literature, pengalaman, diskusi dengan guru atau hasil penelitian ang relevan. Pada tiap tahap penelitian HLT mempunai fungsi ang berbeda-beda. Pada tahap pertama HLT berfungsi sebagai petunjuk dalam menusun rancangan aktivitas pembelajaran ang akan digunakan, dalam tahapan eksperimen pembelajaran HLT berfungsi sebagai pedoman guru agar fokus terhadap tujuan penelitian dan ang akan diobservasi, sedangkan pada tahap analisis retrospektif 0

4 HLT menjadi petunjuk tentang apa ang telah diperoleh dari eksperimen pembelajaran, dianalisa untuk bahan menusun HLT ang baru. Pada tahap pertama dengan HLT akan disampaikan pada siswa dengan tujuan untuk menjawab dua pertanaan penelitian tersebut, mengetahui aktivitas belajar berkaitan dengan pemecahan masalah persamaan garis lurus dan untuk mendapat suatu pemahaman awal proses pemikiran siswa dalam memecahkan masalah persamaan garis lurus. Ini juga akan digunakan untuk meninjau kembali HLT. Jadi sesuai dengan fungsi HLT pada setiap tahapan, pada saat ini siswa hana diminta untuk memecahkan permasalahan mengenai persamaan garis lurus tanpa intervensi eksternal manapun dari guru atau peneliti dan tanpa diskusi antar siswa. Prosedur ang digunakan pada tahap ini adalah sebagai berikut: ) peneliti mempersiapkan beberapa permasalahan ang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa ang berhubungan dengan persamaan garis lurus dan kemungkinan strategi pemecahanna ang boleh jadi digunakan oleh para siswa; ) masing-masing permasalahan dicobakan kepada siswa kelas VIII semester I; 3) setelah dicobakan peneliti mengambil dua lembar kerja siswa dan mewawancarai para siswa tentang proses pemikiran mereka dalam memecahkan permasalahan; 4) data ang diperoleh dari lembar kerja siswa dan hasil wawancara dianalisis untuk menjawab pertanaan-pertanaan penelitian. Dari hasil analisis pada tahap pertama ini akan ditinjau atau revisi HLT untuk disusun menjadi HLT ang baru ang akan digunakan pada tahap kedua.

5 HLT ang disusun, berbentuk bahan ajar, seperti berikut ini: Bahan ajar ang akan dikembangkan dalam penelitian desain ini adalah pokok bahasan persamaan garis lurus. Materi ini akan disajikan dalam bentuk masalah ang terkait dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini akan disajikan permasalahan dan solusi alternatif/kemungkinan ang terkait dengan persamaan garis lurus aitu: PERTEMUAN I (Pertama) Permasalahan Perhatikan gambar 3..a, gambar tersebut merupakan gambar jembatan peneberangan. Gambar 3..b adalah bagian dari jembatan peneberangan ang dilihat dari arah depan. Gambar ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: a. Jika AB = 8 m dan BC = m, berapakah kemiringan jembatan peneberangan itu? b. Tentukan persamaan garisna! Gambar 3..a Gambar 3..b Prediksi kemungkian pemikiran siswa untuk soal.a Kemungkinan Menentukan gradien suatu garis dengan menggunakan koordinat, aitu dengan cara memilih dua titik sebarang pada garis tersebut misalkan titik A(x, ) dan

6 C(x, ). Kita misalkan pada gambar 3..b, AB sebagai sumbu X dan BC sebagai sumbu Y, maka titik B terletak pada titik O(0, 0). Kemudian dimisalkan titik A(-8, 0) karena ia bergerak dari kiri ke kanan 8 satuan menuju titik (0, 0). Dan naik ke atas satuan. Misal : gradien = m Besarna perbedaan tinggi = Besarna perbedaan mendatar = x Selanjutna gradien garis tersebut diperoleh dengan memakai rumus gradien: m = x x, m = 0, m = 0 ( 8) 8 Jadi, gradien garis AC adalah 8 Kemungkinan Menentukan gradien suatu garis aitu dengan cara menghitung satuan pada gambar 3..b. Misalkan sumbu X ada 8 satuan ke kanan (absis), dan sumbu Y ada satuan ke atas (ordinat) Gradien(m) = m =. Jadi gradien garis AC adalah (gradien positif x 8 8 karena menoton naik). Kemungkinan 3 Menentukan gradien dari sebuah persamaan garis lurus, buat persamaan garis lurus dari dua buah titik ang ada pada gambar 3..b, misalkan titik A(-8, 0) dan titik C(0, ). Persamaanna berbentuk: - = m(x - x ), (melalui dua titik) = ( x x) x x 3

7 Diketahui: A= (-8, 0), misal x = -8, = 0, C = (0, ), misal x = 0, = 0 Nilaina disubstitusikan ke rumus persamaan garis 0 = ( x ( 8)) 0 ( 8) = ( x + 8) 8 x 40 = + = x Jadi, dari persamaan garis tersebut di peroleh gradien garisna adalah 8 Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.b Kemungkinan Dengan menggunakan = mx+c. Pertama tentukan gradien m, aitu m = x m =. Kedua, karena melalui (0, ) maka nilai C =, sehingga 8 = x + 8 Kemungkinan Dengan menggunakan persamaan = ( x x) x x Carana adalah sebagai berikut: Misalkan untuk A(-8, 0), x = -8, = 0 C(0, ), x = 0, = Maka, substitusikan nilai x dan ke persamaan: = ( x x) x x x x x x = x ( 8) 0 = 0 ( 8) 0 x + 8 = 8 8 = (x+8) 8 = x + 40 x 40 = + = x

8 Jadi, persamaan garisna adalah = x + 8 Kemungkinan 3 Dengan menggunakan rumus - = m(x - x ). Pertama, tentukan nilai m, sebagai berikut: misalkan A(-8, 0) dan C(0, ), Gradien x =, x 0 m =, 0 ( 8) m = 8 Kedua, masukkan ke - = m(x - x ) ambil salah satu titik A atau C 0 = (x-(-8)) = (x+8) = x PERTEMUAN II (Kedua) Permasalahan Sebuah mobil bergerak selama 3 jam dengan kecepatan km/jam. Tentukan : a. Berapa jarak ang ditempuh mobil setelah 3 jam! b. Berapa lama waktu ang diperlukan mobil tersebut untuk menempuh jarak 90 km? c. Tuliskan persamaan garis ang menunjukkan hubungan antara jarak (dalam km) dan waktu (dalam jam). Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.a Kemungkinan Dengan cara perkalian: Jarak ang ditempuh mobil selama 3 jam perjalanan adalah 3 jam x km/jam = 4 km. Kemungkinan Dengan menggunakan rumus kecepatan:

9 Diketahui: t = 3 jam, v = km/jam Ditana: s =.? Jawab: s = v x t s = km/jam x 3 jam = 4 km. Kemungkinan 3 Dengan menggunakan tabel: Tabel 3. Waktu (s) Jarak (s) jam km jam 30 km 3 jam 4 km Jadi, dari tabel dapat kita lihat dalam waktu 3 jam mobil dapat menempuh jarak 4 km. Kemungkinan 4 Dengan cara membandingkan: Misalkan x, jarak ang akan ditempuh mobil selama 3 jam 3 = x = x 3 = 4 (maka jarak ang ditempuh mobil selama 3 jam x adalah 4 km). Kemungkinan Siswa akan membuat aturan antara waktu dan jarak sebagai berikut:

10 Dari aturan di atas diperoleh setiap jam, jarak ang ditempuh mobil naik km. Jadi, untuk 3 jam mobil tersebut dapat menempuh jarak 4 km. Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.b Kemungkinan Dengan cara menggambar grafik dan menentukan titik-titikna, serta menghubungkan titik-titik tersebut., coba perhatikan gambar 3..c. Gambar tersebut merupakan terjemahan dari soal kecepatan-jarak-waktu ang diberikan. Titik koordinat A (, ) merupakan kecepatan mobil, aitu km/jam. Titik koordinat B (3, 4) merupakan jarak dan waktu tempuh mobil ang diketahui, aitu 4 km dalam waktu 3 jam. Dari titik A dan B dapat ditarik garis lurus sehingga diperoleh penelesaian bahwa untuk menempuh jarak 90 km, mobil tersebut memerlukan waktu 6 jam. Jarak (s) Waktu (t) Gambar 3..c Kemungkinan Dengan cara membandingkan, dari gambar 3..c diperoleh: Titik A(, ), B(3, 4), 3 4, x 90 7

11 Jawab:* = 3 * = 4 x 90 x = 90 x = x = 6 90 x 70 4x = (90 x 3) 4x = 70 x = x = Jadi, waktu ang diperlukan untuk menempuh jarak 90 km adalah 6 jam. Kemugkinan 3 Dengan membuat tabel ang menunjukkan hubungan waktu dan jarak Tabel 3. Waktu (t) Jarak (s) Jadi, dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk menempuh jarak 90 km dibutuhkan waktu 6 jam. Kemungkinan 4 Dengan cara membuat aturan: jam km jam 30 km 3 jam 4 km 8

12 4 jam 60 km jam 7 km 6 jam 90 km Jadi, waktu ang diperlukan mobil untuk menempuh jarak 90 km adalah 6 jam. Kemungkinan Dengan cara pembagian: Karena setiap jam menempuh jarak km, maka untuk jarak 90 km akan menggunakan waktu 6 jam (90: = 6). Kemungkinan 6 Dengan menggunakan rumus kecepatan: Diketahui: Ditana : v = km/jam, s = 90 km t =? Jawab: s = v x t s t = 90 km/ km/jam = 6 jam. v Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.c Kemungkinan Untuk menentukan persamaan garis AB terlebih dahulu menentukan bentuk persamaan garisna dan mencari nilai gradien garis AB tersebut dengan memperhatikan grafik. Bila kita melihat grafik waktu(t) dan jarak(s), dimana grafik tersebut melalui titik pusat O(0, 0) tidak memiliki perpotongan dengan sumbu Y dan grafik tidak memiliki konstanta(c), maka bentuk umum persamaan garis lurus adalah = x, dan bentuk grafikna menoton naik maka garis memiliki gradien ang diberi simbol m, bentuk persamaanna menjadi = mx (dalam grafik dimisalkan x = t, = s) 9

13 4 m = m = =, (gradien positif karena garisna menoton naik). x 3 Jadi, persamaan garisna adalah = x. Kemungkinan Menentukan gradien pakai satuan, perhatikan gambar 3..c m = 90 satuan 6 satuan = Jadi, persamaan garisna adalah = x. Kemungkinan 3 Dengan memakai rumus persamaan garis lurus ang tidak puna konstanta berbentuk = mx. Dengan melihat gambar 3..c, dimisalkan A(, ), B(4, 3) dan x =, x = 4, =, = 3 m = x x 4 = =. Jadi, persamaan garis adalah = x 3 Kemungkinan 4 Dengan menggunakan rumus persamaan garis ang melalui dua titik sembarang; - = m(x - x ) = ( x x) x x = 4 (x ) 3 = (x ) = x - = x - + Jadi, persamaan garis adalah =x. 30

14 PERTEMUAN III (Ketiga) Permasalahan I Gambar 3..d Gambar 3..e Pesawat Terbang. Grafik pada gambar 3..e, memodelkan ketinggian suatu pesawat dimulai dari saat roda dikeluarkan (waktu 0 detik) sampai saat pesawat mendarat. a. Tentukan sebarang dua titik pada grafik! b. Dengan menggunakan titik-titik tersebut carilah gradienna! Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.a Kemungkinan Dengan melihat grafik pada gambar 3..e, dua titik sembarang adalah (60, 000) dan (80, 0) Kemungkinan Dua titik sembarang adalah (0, 00) dan (60, 000) Kemungkinan 3 Dua titik sembarang adalah (0, 00) dan (80, 0) Kemungkinan 4 Dua titik sembarang adalah (0, 00) dan (80, 0) 3

15 Kemungkinan Dua titik sembarang adalah (0, 00) dan (0, 00) Kemungkinan 6 Sebelum menentukan titik buat tabel terlebih dahulu Tabel 3.3 Waktu(t) Ketinggian(h) Jadi, sebarang dua titik adalah (0, 00) dan (30, 0), (60, 000) dan (0, 0). Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.b Kemungkinan Dengan memperhatikan grafik pada gambar 3..e, kita lihat bahwa grafik tersebut adalah menoton turun (setiap penambahan waktu 30 detik ketinggian pesawat berkurang 0 m, maka nilai gradienna negatif Gradien(m) =, maka m = = = maka m = - x Kemungkinan Gradien =,, m = x x x = = 3 Jadi, gradienna =

16 Kemungkinan 3 Dengan menggunakan rumus, mengambil dua buah titik sembarang; aitu titik (60, 000) dan (80, 0), dimana x = 60, x = 80, = 000, = 0. Gradien(m) = m = x x m = 000. Jadi, m = Kemungkinan 4 Dengan menggunakan rumus, mengambil dua buah titik sembarang; aitu titik (0, 00) dan (60, 000), dimana x = 0, x = 60, = 00, = 000 Gradien (m) =. x x m = m = Jadi, m = -. 3 Permasalahan Gambar 3..f Grafik pada gambar 3..f, memperlihatkan hubungan antara suhu dalam Celsius dan suhu dalam Fahrenheit. Titik potong terhadap sumbu Y adalah 3, ang menunjukkan suhu dimana air membeku. Pada suhu 0 0 C setara dengan 68 0 F. a. Tentukanlah persamaan garisna! 33

17 b. Dengan menggunakan persamaan garis ang telah kamu peroleh pada jawaban a, carilah berapa derajat suhu Fahrenheit setara dengan 3 0 Celsius? Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.a Kemungkinan Dengan menggunakan rumus = mx+c. Pertama, tentukan gradien m, aitu: Dengan melihat gambar 3..f, diketahui titik (0, 3) dan titik (0, 68). Maka, 36 9 gradien(m) = = =. Kedua, karena melalui (0, 3) maka nilai c = 3, x 0 sehingga 9 = x + 3. Kemungkinan Dengan menggunakan rumus persamaan garis, gradien dan satu titik: Dengan melihat gambar 3..f, diketahui gradien 9 = dan diambil sebarang titik aitu (0, 3), sehingga: - = m( x - x ) 3 9 = (x 0) 3 9 = x 9 = x + 3 Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.b Kemungkinan Dari persamaan garis ang diperoleh, besarna suhu Fahrenheit ang setara dengan 3 0 Celsius adalah: ( = Fahrenheit, x = Celsius) 9 = x = (3) =

18 = + = = 87,8 = 87,8 (maka Fahrenheit ang setara dengan 3 0 Celsius adalah 87,8) Kemungkinan Dengan menggunakan tabel. Tabel 3.4 Celsius (C 0 ) Fahrenheit (F 0 ) ,8 0 Kemungkinan 3 Dengan cara tebak dan periksa: Melihat grafik pada gambar 3..f diketahui, dari titik beku (0, 3) naik 0 C maka akan naik juga,8 0 F, untuk 3 0 C akan setara dengan 87,8 0 F. PERTEMUAN IV (Keempat) Permasalahan I Gambar 3..g 3

19 Grafik pada gambar 3..g, menunjukkan hubungan antara waktu dan banakna air ang mengalir dari satu kran air. Jika kita memerlukan air 000 liter dalam waktu jam, berapa buah kran ang harus dibuka? Kemungkinan Dengan cara membuat aturan: Kran Jam Air keluar apabila jam harus mengeluarkan air 000 liter, maka banakna kran harus terbuka adalah: 000/400 =, atau 400 x banakna kran = 000 Jadi, banakna kran = 000/400 =. Kemungkinan Grafik pada gambar 3..g, menunjukkan hubungan antara waktu dan banak air ang keluar, untuk satu jam dengan kran akan mengeluarkan air 00 liter, jam dengan kran mengeluarkan 400 liter air, maka: jam 400 liter x 000 liter jam kran x kran Jadi, untuk mengeluarkan air sebanak 000 liter selama jam kran ang harus dibuka adalah 36

20 Kemungkinan 3 Untuk waktu jam kran mengeluarkan air 400 liter Tabel 3. Banak kran Banak air ang keluar (liter) Jadi, untuk jam akan mengeluarkan 000 liter air dengan cara membuka kran. Kemungkinan 4 Dengan pembagian: {(000 liter : 00 liter) : } = (dimana kenaikan air 00 liter/ jam) Kemungkinan Dengan cara membuat tabel: Tabel 3.6 kran kran 3 kran 4 kran kran jam 00 liter 400 liter 600 liter 800 liter 000 liter jam 400 liter 800 liter 00 liter 600 liter 000 liter 3 jam 600 liter 00 liter 800 liter 400 liter 3000 liter Jadi, untuk menghasilkan air 000 liter dalam waktu jam dibutuhkan kran air ang harus terbuka. 37

21 Permasalahan Biaa (dalam ribuan rupiah) (6,900) Waktu (dalam jam)) Gambar 3..h Gambar 3..i Komidi putar. Grafik pada gambar 3..i, memperlihatkan berapa biaa komidi putar pada suatu pasar malam. a. Berapa gradien garisna? b. Bila seseorang ingin naik komidi putar dan ia membaar Rp..00,00 berapa jumlah penumpang lain ang dibutuhkan untuk dapat menutupi biaa komidi putar untuk pertunjukkan setiap jamna? Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.a Kemugkinan Dengan melihat grafik pada gambar 3..i, hubungan waktu dan biaa didapat sebuah titik, misalkan titik A(6, 900) artina dalam waktu 6 jam biaa Rp Maka gradienna ditentukan dengan menghitung satuan pada grafik (gambar 3..i), dan membandingkan satuan ang bergerak ke atas pada sumbu Y dengan satuan ang bergerak ke kanan pada sumbu X Gradien (m) 900 = 6 38

22 Kemungkinan Dengan cara memakai rumus persamaan garis ang berbentuk = mx + c (nilai c = 0, karena melalui titik O(0, 0). Maka garis melalui satu titik A(6, 900) persamaanna akan berbentuk; - = m( x- x ) Gradien 900 = = ( x x ) Ambil titik O(0, 0), sehingga x = 0, = = ( x 0) = x 6 6 Kemungkinan 3 Dengan cara membandingkan besarna perbedaan tinggi dengan besarna perbedaan datar. m x = x m =, dimana (x, ) dimisalkan titik O(0, 0) m =, dimana (x, ) dimisalkan titik O(0, 0). 6 0 Jadi, gradien(m) Kemungkinan = 6 Misalkan garis melalui dua buah titik O(0, 0) dan A(6, 900), Maka; x = 0, = 0, x = 6, = 900. Sehingga gradien ditentukan dengan membuat persamaan garis: x x x x = x = x 900 = = x gradien = 6 39

23 Dari kemungkinan di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan gradien garis 900/6. menunujukkan bahwa semakin banak waktu ang terpakai semakin besar pula biaa ang harus di keluarkan. Prediksi kemungkinan pemikiran siswa untuk soal.b Kemungkinan Kita lihat grafik untuk setiap jam ongkos sewa Rp 0.000, bila seorang ingin naik komidi putar dan ia membaar Rp.00,00. Maka jumlah penumpang lain ang dibutuhkan untuk dapat menutupi ongkos sewa untuk setiap jam adalah Rp.0.000: Rp 00 = 60, maka jumlah penupang lain ang dibutuhkan adalah (60-) = 9 orang. Kemungkinan Dari grafik ditentukan jam = Rp 0.000, 6 jam = Rp , ongkos orang = Rp 00, maka penumpang lain ang dibutuhkan untuk menutupi onkos komedi putar dalam satu jam adalah: = = Jadi, penumpang lain ang dibutuhkan untuk menutupi ongkos sewa adalah (60-) = 9 orang. Kemungkinan 3 (0.000 : 000) = 9 orang Kemungkinan 4 {( : 6) : 00} = 9 orang Kemugkinan {(40.000: 3): 00}- = 9 orang 40

24 Kemungkinan 6 Biaa ang harus dikeluarkan tiap jamna. jam Rp jam Rp jam Rp jam Rp jam Rp jam Rp Jika orang membaar Rp. 00 untuk satu jam, maka jumlah penumpang lain ang dibutuhkan untuk menutupi biaa Rp adalah {Rp : Rp. 00) - } = (60 ) = 9 b. Tahap Kedua : Eksperimen Pembelajaran Pada tahap kedua, bahan ajar ang telah dirancang untuk empat kali pertemuan dicobakan kepada siswa kelas VIII di MTs Mifthahul Hudha di Rawalo, Banumas. Dengan cara mengumpulkan beberapa orang siswa di sini kita mengambil 6 orang siswa, dimana dalam pengambilanna kita memilih dua orang siswa ang berkemampuan tinggi, dua orang siswa berkemampuan sedang dan dua orang siswa berkemampuan rendah. Kemudian bahan ajar ang telah kita buat dalam bentuk permasalahan akan kita berikan kepada masing-masing siswa sesuai dengan pertemuan ang telah disusun. Pada tahap kedua ini, ada empat kali pertemuan. Untuk pertemuan I; pertama dalam waktu kurang lebih -0 menit kami memperkenalkan topik atau permasalahan pengalaman keseharian pada siswa 4

25 ang berkaitan dengan persamaan garis lurus sebagaimana ang disajikan dalam lembar kerja siswa. Dan menjelaskan konsep-konsep tentang persamaan garis lurus tujuanna agar mereka tidak terlalu bingung dengan permasalahan ang kita berikan. Kedua, masing-masing siswa diberikan permasalahan ang telah kita siapkan dalam bentuk LKS, disini siswa disuruh mengerjakan secara sendirisendiri tujuanna supaa kita bisa melihat strategi-strategi apa ang mereka gunakan dalam menelesaikan permasalahan matematika tersebut dan kesulitankesulitan apa ang mereka hadapi dalam menelesaikan masalah tersebut. Selama bekerja kita juga memberikan bimbingan kepada siswa ang mengalami kesulitan. Setelah selesai dikerjakan oleh siswa pekerjaan siswa tersebut kita kumpulkan. Ketiga, mengambil lembar jawaban siswa ang berbeda untuk diwawancarai. Kemudian data ang telah kita kumpulkan tersebut kita analisis apakah sesuai dengan solusi alternatif ang telah dipersiapkan, guna untuk menjawab pertanaan-pertanaan penelitian. Untuk pertemuan II; hampir sama halna dengan pertemuan pertama, perbedaanna hana dari bentuk soal, dalam pertemuan kedua ini siswa langsung diberikan permasalahan tanpa dijelaskan lagi, tetapi materina sama dengan pertemuan pertama. Untuk pertemuan III; prosedurna sama dengan pertemuan kedua, soalna berbeda dan lebih banak dari pertemuan kedua, dan tingkat kerumitanna juga lebih tinggi. 4

26 Untuk pertemuan IV; Prosedurna juga sama dengan pertemuan sebelumna, bedana dari segi bentuk soal dan banakna soal, dan tingkat kerumitanna juga lebih tinggi dari soal sebelumna. Dari masing-masing pertemuan tersebut, data ang kita peroleh dianalisis dan dibuat kesimpulanna. Kesimpulan-kesimpulan ang dibuat digunakan untuk menjawab pertanaan-pertanaan penelitian. c. Tahap Ketiga : Analisis Retrospektif Pada tahap ketiga, data diperoleh dari lembar kerja siswa dan didukung oleh hasil wawancara dengan siswa, semua data ang diperoleh selama penelitian dianalisis (lihat bab IV) untuk menjawab semua pertanaan-pertanaan penelitian. Dalam analisis HLT kita bandingkan dengan proses belajar siswa ang nata. Analisis dari periode ang pertama, dapat digunakan sebagai bagian dari data untuk menjawab pertanaan-pertanaan penelitian, dan juga sebagai pertimbangan untuk revisi HLT untuk penelitian ang akan datang. Dalam hal ini analisis retrospektif (retrospective analsis) merupakan analisis tentang apa ang diperkirakan sebelum pembelajaran dengan kenataan pembelajaran. Sebab sebelum proses pembelajaran kami membuat antisipasi jawaban dari kenataan dilapangan dan mempelajari lebih dulu agar pada saat siswa eksplorasi dalam pertemuan kami sudah puna pemikiran sendiri. Kemudian setelah proses pembelajaran selesai hasil pekerjaan siswa dianalisa, hasil analisa dibuat kesimpulan ang nantina berguna untuk menjawab pertanaan penelitian dan sekaligus sebagai pedoman untuk perbaikan bahan pelajaran berikutna. 43

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain BAB III METODE PENELITIAN Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain permasalahan yang nantinya akan dicobakan kepada para siswa untuk mengetahui aktivitas berpikir siswa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELETIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam

BAB III METODE PENELETIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam BAB III METODE PENELETIAN Untuk mencapai tujuan penelitian, kita harus mendukung siswa dalam belajar dengan mengembangkan aktivitas belajar dan pembelajaran dalam kerangka teori pemecahan masalah matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIN 3.1. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah siswa MTs. Siswa MTs disini adalah siswa MTs Sarbini Kebumen kelas VII dengan mengambil sampel hanya 10 siswa.

Lebih terperinci

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 3 Persamaan Garis Lurus Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.4 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain 21 BAB III METODE PENILITIAN A Penelitian Desain (Design Research) Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain permasalahan yang nantinya akan dicobakan kepada para siswa untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Menurut Gravemeijer (Hasanah, 2012), design research also

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan-tujuan dalam penelitian, maka kita harus mendukung para siswa dalam belajar dengan mengembangkan aktivitas belajar dan pembelajaran dalam kerangka teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa dalam penyelesaian operasi hitung bentuk aljabar. Strategi yang

BAB III METODE PENELITIAN. siswa dalam penyelesaian operasi hitung bentuk aljabar. Strategi yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Riset Tujuan penelitian ini adalah mengkaji strategi yang dikembangkan siswa dalam penyelesaian operasi hitung bentuk aljabar. Strategi yang digunakan siswa tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Menurut Gravemeijer and Cobb (2006) bependapat bahwa design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Menurut Gravemeijer (Nobonnizar, 2013:17), design research

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS PERSAMAAN GARIS LURUS ( PERSAMAAN LINEAR ) Indikator :. Siswa dapat contoh persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.. Siswa dapat menusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi PROGRAM LINEAR CONTOH SOAL A. BENTUK UMUM PERTIDAKSAMAAN LINEAR B. MENGGAMBAR DAERAH PERTIDAKSAMAAN. ax + by c

MATEMATIKA. Sesi PROGRAM LINEAR CONTOH SOAL A. BENTUK UMUM PERTIDAKSAMAAN LINEAR B. MENGGAMBAR DAERAH PERTIDAKSAMAAN. ax + by c MATEMATIKA KELAS XII - KURIKULUM GABUNGAN 07 Sesi N PROGRAM LINEAR A. BENTUK UMUM PERTIDAKSAMAAN LINEAR a + b c CONTOH SOAL 1. Ubahlah 4-4 kedalam bentuk umumna 4 - -4 B. MENGGAMBAR DAERAH PERTIDAKSAMAAN

Lebih terperinci

CONTOH SOAL MATEMATIKA KELAS 8 PERSAMAAN GARIS LURUS

CONTOH SOAL MATEMATIKA KELAS 8 PERSAMAAN GARIS LURUS CONTOH SOAL MATEMATIKA KELAS 8 PERSAMAAN GARIS LURUS 1. Diketahui titik-titik pada bidang koordinat Cartesius sebagai berikut. a. (10, 5) c. ( 7, 3) e. ( 4, 9) b. (2, 8) d. (6, 1) Tentukan absis dan ordinat

Lebih terperinci

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2 Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan

Lebih terperinci

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN Modul 3 F u n g s i Drs. Wahu Widaat, M.Ec D PENDAHULUAN alam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan

Lebih terperinci

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini. kembangkan cara berfikir logis, sistematis, dan kritis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini. kembangkan cara berfikir logis, sistematis, dan kritis. BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan karena, matematika merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian merupakan salah satu komponen yang akan menentukan berhasil tidaknya pengumpulan data dan hasil penelitian. Rancangan penelitian yang tepat dan teliti akan

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / Ganjil Alokasi Waktu : 2 40 menit A. Standar Kompetensi Memahami Sistem

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR. Bukti : ax + by = a.b. Pengertian Program Linear : Gunakan persamaan 2 di atas :

PROGRAM LINEAR. Bukti : ax + by = a.b. Pengertian Program Linear : Gunakan persamaan 2 di atas : PROGRAM LINEAR Bukti : + = a + b = a.b b a Pengertian Program Linear : Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan ang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan

Lebih terperinci

BAB XVII. PROGRAM LINEAR

BAB XVII. PROGRAM LINEAR BAB XVII. PROGRAM LINEAR Bukti : + a + b a.b b a Pengertian Program Linear : Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan ang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

Program Linear B A B. A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel. B. Model Matematika. C. Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif

Program Linear B A B. A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel. B. Model Matematika. C. Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif Program Linear Program Linear B A B 2 A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel B. Model Matematika C. Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif Sumber: http://blontankpoer.blogsome.com Dalam dunia usaha,

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER

MATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER MATEMATIKA BISNIS BAB FUNGSI LINIER Hikmah Agustin, S.P.,MM DEFINISI FUNGSI Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainna. Unsur-unsur pembentukan fungsi : 1. Variabel Variabel

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi MENCARI MAKSIMUM DAN MINIMUM FUNGSI A. METODE TITIK POJOK

MATEMATIKA. Sesi MENCARI MAKSIMUM DAN MINIMUM FUNGSI A. METODE TITIK POJOK MATEMATIKA KELAS XII - KURIKULUM GABUNGAN 08 Sesi N MENCARI MAKSIMUM DAN MINIMUM FUNGSI Kita sudah belajar bagaimana menggambar daerah dari batas pertidaksamaan ang diketahui atau pun sebalikna. Suatu

Lebih terperinci

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN

BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN STANDAR KOMPETENSI: BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN Menusun persamaan lingkaran dan garis singgungna. KOMPETENSI DASAR Menusun persamaan lingkaran ang memenuhi persaratan ang ditentukan Menentukan persamaan

Lebih terperinci

E-learning matematika, GRATIS

E-learning matematika, GRATIS 1 Penusun Editor : Rifan Nadhifi, S.Si. ; Imam Indra Gunawan, S.Si. : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. A. Sistem Pertidaksamaan Linear Pertidaksamaan linear

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER. B. Grafik Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linier Dua Variabel

PROGRAM LINIER. B. Grafik Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linier Dua Variabel PROGRAM LINIER A. Pengertian Program Linier Program linier adalah suatu cara ang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan ang berhubungan dengan optimasi linier (nilai maksimum atau nilai minimum).

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

MAT. 03 Persamaan dan Ketidaksamaan

MAT. 03 Persamaan dan Ketidaksamaan MAT. 0 Persamaan dan Ketidaksamaan i Kode MAT. 0 Persamaan dan Ketidaksamaan + = - 5 6 - - + = BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

x X dapat dipetakan ke setiap y Y. hanya jika (jikka) satu x X dapat dipetakan ke satu y Y. RELASI : F: X Y menghasilkan himpunan pasangan berurut:

x X dapat dipetakan ke setiap y Y. hanya jika (jikka) satu x X dapat dipetakan ke satu y Y. RELASI : F: X Y menghasilkan himpunan pasangan berurut: RELASI DAN FUNGSI Dalam matematika modern, Relasi dan Fungsi digunakan untuk menunjukkan hubungan setiap elemen Domain dengan setiap elemenrange ang membentuk pasangan bilangan berurut. Hubungan himpunan

Lebih terperinci

Rchmd: rls&fngs-smk2004 1

Rchmd: rls&fngs-smk2004 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila kita cermati, hampir semua fenomena ang terjadi di jagad raa ini mengikuti hukum sebab akibat. Adana pergantian siang dan malam adalah sebagai akibat dari perputaran

Lebih terperinci

Program Linear. Program linear merupakan salah satu bidang matematika terapan. Sistem Pertidaksamaan Linear B. Program Linear

Program Linear. Program linear merupakan salah satu bidang matematika terapan. Sistem Pertidaksamaan Linear B. Program Linear Bab w. me da li.c om : er mb Su ww Program Linear Program linear merupakan salah satu bidang matematika terapan ang banak digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Misalna, program

Lebih terperinci

17. SOAL-SOAL PROGRAM LINEAR

17. SOAL-SOAL PROGRAM LINEAR 17. SOAL-SOAL PROGRAM LINEAR EBTANAS2000 1. Himpunan penelesaian sistem pertidaksamaan 5x + 10 2x + 8 2 x = 2 titik (2,0 titk potong dengan sumbu jika x = 0 = 10 titik (0,10 daerah 5x + 10 berada pada

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015 SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 05 PAKET Pilihan Ganda: Pilihlah satu jawaban ang paling tepat.. Ingkaran dari pernataan Jika air sungai meluap, maka kota kebanjiran dan semua warga kota

Lebih terperinci

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus PErSamaan GarIS lurus Untuk SMP Kelas VIII Peta Konsep Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus Kompetensi Dasar Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis

Lebih terperinci

Bab 4. Sistem Persamaan Linier dan Variabel. Standar Kompetensi

Bab 4. Sistem Persamaan Linier dan Variabel. Standar Kompetensi Bab 4 Sistem Persamaan Linier dan Variabel Standar Kompetensi Memahami sistem persamaan linear dua variabel, dan menggunakanna dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar.1 Menelesaikan sistem persamaan linear

Lebih terperinci

Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius

Pengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius Pengertian Persamaan Garis Lurus Sebelum memahami pengertian persamaan garis lurus, ada baiknya kamu mengingat kembali materi tentang koordinat Cartesius persamaan garis lurus selalu digambarkan dalam

Lebih terperinci

Program Linear. Program linear merupakan salah satu bidang matematika terapan. Sistem Pertidaksamaan Linear B. Program Linear

Program Linear. Program linear merupakan salah satu bidang matematika terapan. Sistem Pertidaksamaan Linear B. Program Linear Bab w. me da li.c om : er mb Su ww Program Linear Program linear merupakan salah satu bidang matematika terapan ang banak digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Misalna, program

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

A. PERSAMAAN GARIS LURUS A. PERSAMAAN GARIS LURUS Persamaan garis lurus adalah hubungan nilai x dan nilai y yang terletak pada garis lurus serta dapat di tulis px + qy = r dengan p, q, r bilangan real dan p, q 0. Persamaan dalam

Lebih terperinci

PERSAMAAN LINEAR/GARIS LURUS

PERSAMAAN LINEAR/GARIS LURUS PERSAMAAN LINEAR/GARIS LURUS SILABI Fungsi linear Titik potong gradien dari garis lurus Penggal dan lereng garis lurus Pembentukan Persamaan Linear - Cara dwi- kordinat - Cara koordinat- lereng - Cara

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas : X / 2 Pertemuan ke - : ---- Alokasi Waktu : 10 jam @ 45 menit Standar Kompetensi : Menelesaikan masalah program linier. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

A. Menentukan Letak Titik

A. Menentukan Letak Titik Apa yang akan Anda Pelajari? Koordinat Cartesius Mengenal pengertian dan menentukan gradien garis lurus Menentukan persamaan garis lurus Menggambar grafik garis lurus Menentukan Gradien, Persamaan garis

Lebih terperinci

BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS

BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS A. Pengertian Pesamaan Garis Lurus Persamaan garis lurus adalah suatu fungsi yang apabila digambarkan ke dalam bidang Cartesius akan berbentuk garis lurus. Garis lurus ini

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester: XI Program IPA/ Alokasi Waktu: jam Pelajaran (3 Pertemuan) A. Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit ungsi dan turunan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM LINEAR

BAB II PROGRAM LINEAR BAB II PROGRAM LINEAR A RINGKASAN MATERI. Pengertian Program linear adalah suatu permasalahan dalam matematika dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi obektif ang berbentuk linear dengan kendala/batasan

Lebih terperinci

Geri Achmadi Dwi Gustanti Dani Wildan Hakim Willi Sutanto

Geri Achmadi Dwi Gustanti Dani Wildan Hakim Willi Sutanto Geri Achmadi Dwi Gustanti Dani Wildan Hakim Willi Sutanto Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Mahir Matematika untuk Kelas XII SMA/MA Program Bahasa Penulis : Geri Achmadi

Lebih terperinci

E. Grafik Fungsi Kuadrat

E. Grafik Fungsi Kuadrat /9/05 Jurnal Materi Umum Persamaan Kuadrat Peta Konsep Fungsi Kuadrat Peta Konsep Daftar Hadir MateriE SoalLatihan5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT Kelas X, Semester E. Grafik Fungsi Kuadrat Menelesaikan

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4 BAHAN BELAJAR MANDIRI 4 PERSAMAAN GARIS PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang konsep garis, dan persamaan garis lurus yang dinyatakan ke dalam bentuk implisit maupun bentuk

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 9 Turunan Fungsi-Fungsi (1 (Fungsi Mononom, Fungsi Polinom 9.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila

Lebih terperinci

Menghitung nilai optimum (maksimum / minimum) dari sistem pertidaksamaan linier.

Menghitung nilai optimum (maksimum / minimum) dari sistem pertidaksamaan linier. LEMBAR KEGIATAN SISWA 4 Materi : Menghitung nilai optimum (maksimum / minimum) dari sistem pertidaksamaan linier. Kelas Kelompok : :.. Nama Anggota : Kalian telah mempelajari cara membuat grafik dari sisem

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasannya.

Soal dan Pembahasannya. Soal dan Pembahasanna Perhatikan tabel di bawah ini! p q p q ~ q B B B S S B S S Nilai kebenaran dari pernataan majemuk p q ~ q pada tabel di atas adalah p q p q ~ q p q ~ q B B B S B B S S B B S B B S

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS Bab 4 PERSAMAAN GARIS LURUS A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar 1. Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

53

53 LAMPIRAN 53 54 55 56 57 RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sooko Ponorogo Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII / 1 Materi Pokok : Persamaan Garis Lurus Alokasi

Lebih terperinci

A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat. Salah satu akar persamaan kuadrat ( a ) (3a ) 3a 0 adalah, maka akar lainna adalah. Nilai m ang memenuhi agar persamaan kuadrat ( m ) (m ) ( m ) 0 mempunai dua

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 1 www.darpublic.com 1. Turunan Fungsi Polinom 1.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila koordinat dua titik ang terletak pada suatu garis lurus diketahui, misalna [ 1, 1

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi . Teorema-Teorema Limit Fungsi Menghitung it fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti ang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit bentuk fungsina,

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar ang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa teorema dan definisi ang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN DAN TENAGA KERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA SMA KABUPATEN TANAH DATAR

DINAS PENDIDIKAN DAN TENAGA KERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA SMA KABUPATEN TANAH DATAR DINAS PENDIDIKAN DAN TENAGA KERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA SMA KABUPATEN TANAH DATAR NASKAH SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER I Tahun Pelajaran / Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Program

Lebih terperinci

PETA STANDAR KOPETENSI

PETA STANDAR KOPETENSI Program Linear PETA STANDAR KOPETENSI MATEMATIKA NON TEKNIK II TINGKAT II SEMESTES SEMESTER STANDAR KOPETENSI G STANDAR KOPETENSI I STANDAR KOPETENSI H STANDAR KOPETENSI J KETERANGAN : SEMESTER Standar

Lebih terperinci

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Aspek yang Diukur Mengevaluasi Mengidentifikasi Menghubungkan Respon Siswa terhadap Soal Skor Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah.

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian desain yang termasuk kedalam penelitian kualitatif. Penelitian desain adalah penelitian yang menempatkan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN UN SMK 2011 teknologi

SOAL DAN PEMBAHASAN UN SMK 2011 teknologi 1. Himpunan penelesaian pertidaksamaan adalah. A. * * * D. * E. * x = 0 ( x ( x 2. Persamaan grafik fungsi kuadrat ang memotong sumbu X di titik (-2,0 dan (2,0 serta melalui titik (0,-4 A. D. E. ( x =

Lebih terperinci

Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers

Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Bab 6 Sumber: Let s Learn about Korea, 00 Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, siat, dan aturan ungsi komposisi dalam pemecahan masalah;

Lebih terperinci

kkkk EKSPONEN 1. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 A. 4 2 B. 3 2 C. 2 D. 1 E. 0 Solusi: [B] 2. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 Jika x1

kkkk EKSPONEN 1. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 A. 4 2 B. 3 2 C. 2 D. 1 E. 0 Solusi: [B] 2. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 Jika x1 kkkk. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009... EKSPONEN A. 4 B. C. D. E. 0 Solusi: [B]. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika dan merupakan akar-akar persamaan 6, maka... A. B. C. D. E. Solusi: [C] 6 6 0. SIMAK

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 103 JAKARTA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 103 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 103 JAKARTA SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) Jl. RA Fadillah Komp. Kopassus Cijantung Telp. 8400005,

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSITINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSITINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSITINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS PERSAMAAN GARIS LURUS A. Menggambar grafik garis lurus Langkah langkah mengambar grafik persamaan garis lurus sama dengan langkahlangkah membuat grafik pada sistim koordinat. Gambarlah grafik persamaan

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka

Lebih terperinci

c. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½

c. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½ 1 SOAL LATIHAN UH MATEMATIKA PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS 8 SMP I. Pilihan Ganda GRADIEN (m) 1. Persamaan garis y = x, maka gradiennya adalah a. b. 4 c. d.. Persamaan garis y = x, maka gradiennya adalah

Lebih terperinci

E-learning matematika, GRATIS

E-learning matematika, GRATIS Penusun : Afifatuz Zahro, S.Pd. Editor : Drs. Keto Susanto, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Indra Gunawan, S.Si. Pendahuluan Modul ini menajikan standart kompetensi Memecahkan Masalah Yang Berkaitan

Lebih terperinci

sama dengan p q. Perhatikan tabel berikut. p q B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B

sama dengan p q. Perhatikan tabel berikut. p q B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B Soal nomor 1, dengan soal sebagai berikut: Jawab : D Pernyataan majemuk pada soal ini adalah suatu disjungsi. Misalkan p: Petani panen beras. q: Harga beras murah., pernyataan di atas dapat dinotasikan

Lebih terperinci

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat La Arapu (Lektor pada Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo)

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM TRY OUT UJIAN NASIONAL MATEMATIKA 2 5 0, 20; ;15%; ; ;25%;0, %; ;0, 20; ;0, 20;15%; 6 3

PETUNJUK UMUM TRY OUT UJIAN NASIONAL MATEMATIKA 2 5 0, 20; ;15%; ; ;25%;0, %; ;0, 20; ;0, 20;15%; 6 3 TRY OUT UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN AJARAN 2012/2013 (Paket 1) PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan tanggal lahir pada Lembar Jawaban, sesuai petunjuk.

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI LINIER A. FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR

PENERAPAN FUNGSI LINIER A. FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR ENERAAN FUNGSI LINIER Fungsi linier adalah suatu fungsi ang sangat sering digunakan oleh para ahli elonomi dan bisnis dalam menganalisa dan memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan bahwa

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER. Pembahasan: Jika: banyak sepatu jenis I = x banyak sepatu jenis II = y

PROGRAM LINIER. Pembahasan: Jika: banyak sepatu jenis I = x banyak sepatu jenis II = y PROGRAM LINIER A. Pengertian Program linier adalah suatu cara ang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan ang berhubungan dengan optimalisi linier (nilai maksimal atau nilai minimal). B. Model Matematika

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

SOAL ToT MATEMATIKA BISNIS-MANAJEMEN adalah...

SOAL ToT MATEMATIKA BISNIS-MANAJEMEN adalah... SOAL ToT MATEMATIKA BISNIS-MANAJEMEN 08. Bentuk sederhana dari 0 0 3 0 3 8 0 4 0 3 5 8 adalah.... Nilai dari log 6 3 log 4 log6 log 48 adalah... 7 3 3 3. Jika diketahui log 5 = a dan log 3 = b maka nilai

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P15) 1. Hasil dari 2 :1 1 adalah 5 (A) 1. (B) 1 (C) 7. adalah (A) 28. (B) 24. (C) 12. (D) 9.

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P15) 1. Hasil dari 2 :1 1 adalah 5 (A) 1. (B) 1 (C) 7. adalah (A) 28. (B) 24. (C) 12. (D) 9. Kode: P15 MTEMTIK IX SMP PR ONLINE MT UJIN: MTEMTIK (KOE: P15) 1 1 1 1. Hasil dari :1 1 5 5 5 () 1. () 1 1. 7 0 () 7. 1 () 5. 1 1. Hasil dari 7 () 8. (). () 1. () 9.. Sebuah mobil menghabiskan 8 liter

Lebih terperinci

matematika K-13 FUNGSI KOMPOSISI K e l a s

matematika K-13 FUNGSI KOMPOSISI K e l a s K-1 matematika K e l a s XI FUNGSI KOMPOSISI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fungsi dan sifat-sifat fungsi.. Memahami

Lebih terperinci

Sistem Persamaan Linier FTI-UY

Sistem Persamaan Linier FTI-UY BAB V Sistem Persamaan Linier Salah satu hal penting dalam aljabar linear dan dalam banak masalah matematika terapan adalah menelesaikan suatu sistem persamaan linear. Representasi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Educational Design Research : a Theoretical Framework for Action. Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah

Educational Design Research : a Theoretical Framework for Action. Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah Educational Design Research : a Theoretical Framework for Action Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah ENGINERING RESEARCH DEVELOPMENT RESEARCH DESIGN STUDY FORMATIVE EVALUATION DESIGN RESEARCH FORMATIVE

Lebih terperinci