PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara
|
|
- Hartanti Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Konsep Penadwalan Penadwalan dapat didefinisikan sebagai pengalokasian sumber daya dalam angka waktu tertentu untuk melakukan serangkaian tugas (Baker, 974). Menurut Morton (993), penadwalan adalah proses pengorganisasian, pemilihan, dan penentuan waktu penggunaan sumber-sumber untuk mengerakan semua aktivitas yang diperlukan yang memenuhi kendala aktivitas dan sumber daya. Menurut Baker (974) yang uga sealan dengan Morton (993), terdapat dua enis kendala yang seringkali ditemukan dalam masalah penadwalan, yaitu: Keterbatasan teknologi urutan pengeraan ob atau routing (kendala aktivitas) Batas kapasitas sumberdaya yang tersedia (kendala sumberdaya) Dapat dikatakan bahwa solusi terhadap masalah penadwalan adalah setiap solusi yang fisibel pada daerah yang memenuhi kedua kendala tersebut (feasible region). Dengan demikian, pemecahan masalah penadwalan paling tidak harus menawab dua bentuk pertanyaan: Sumber daya mana yang akan dialokasikan untuk mengerakan operasi Kapan setiap operasi dimulai dan selesai. Aktivitas penadwalan pada dasarnya dapat dibedakan menadi lima tingkatan (Morton, 993), yaitu: ) long-range planning, yang berkaitan dengan antara lain ekspansi, tata letak, dan perancangan pabrik (horison waktu 2 sampai 5 tahun) 2) middle-range planning, yang berkaitan dengan antara lain logistik (horison waktu - 2 tahun) 3) short-range planning, yang berkaitan dengan antara lain rencana kebutuhan (horison waktu 3-6 bulan) 4) penadwalan, yang berkaitan dengan antara lain routing pada ob shop, penyeimbangan lini perakitan, dan penentuan ukuran batch (horison waktu 2-6 minggu) 5) penadwalan reaktif/kontrol, yang berkaitan dengan antara lain situasi darurat seperti berhentinya mesin, dan keterlambatan bahan (horison waktu - 3 hari). 2. Performansi Jadwal Terdapat tiga tuuan pembuatan keputusan yang umum dalam penadwalan dan ketiganya menunukkan ukuran dasar performansi adwal, yaitu (Baker, 974): Pemanfaatan sumber daya yang efisien: minimum maksimum saat selesai, C max (makespan). Respon yang cepat terhadap permintaan konsumen: minimum rata-rata saat selesai (completion time), C, minimum rata-rata waktu tinggal (flow time), F, atau minimum rata-rata waktu tunggu (waiting time), W. Sesuai dengan batas waktu yang ditentukan: minimum rata-rata keterlambatan (tardiness), T, minimum maksimum keterlambatan,, dan minimum umlah ob yang terlambat, NT (the number of tardy obs). Definisi ukuran-ukuran performansi tersebut adalah (Baker, 974): Saat selesai (completion time), C : menunukkan saat selesai pemrosesan ob atau C = r + W + t T max 2002 digitized by USU digital library
2 dengan r menyatakan saat siap ob, W adalah waktu tunggu ob, dan t menyatakan waktu proses ob. Waktu tinggal (flow time), F : menunukkan lamanya ob berada dalam sistem atau F = C r yang menunukkan selang waktu antara saat siap (yang diasumsikan pada saat datang) ob sampai ob keluar dari sistem (yang diasumsikan sama dengan saat selesai). Waktu tinggal merupakan ukuran respon sistem terhadap permintaan konsumen dan berkaitan dengan masalah biaya work in process (Morton, 993). Lateness, L : menunukkan perbedaan antara saat selesai dengan due date (mengukur kesesuaian antara adwal dengan due date yang diberikan) atau L = C d Tardiness, T atau posistive lateness: menunukkan keterlambatan yang teradi atau T L = max(, 0) Earliness, E atau negative lateness: menunukkan kondisi ob selesai lebih awal dari due date atau E = max( L, 0) Ukuran performansi lainnya adalah berkaitan dengan ongkos, seperti lamanya mesin menganggur, lamanya ob menunggu, ataupun ongkos karena teradinya ob lateness. 3. Pendekatan Penadwalan Terdapat dua pendekatan dasar yang digunakan dalam merancang algoritma penadwalan, yaitu pendekatan penadwalan mau (forward scheduling) dan pendekatan penadwalan mundur (backward scheduling). Pada penadwalan mau, ob diadwalkan dari saat datang, atau saat siap atau saat nol (time zero) dan bergerak mau menuu ke arah due date. Sedangkan pada penadwalan mundur, ob diadwalkan mundur mulai dari due date menuu ke arah saat nol. Pada penadwalan mau, meskipun adwal yang dihasilkan selalu layak, tetapi tidak menamin ob tidak mengalami keterlambatan. Sedangkan pada penadwalan mundur, meskipun saat selesai ob bisa tepat pada saat due date tetapi adwal yang dihasilkan bisa tidak layak, yaitu ika saat mulai ob lebih awal dari saat datang ob (atau saat nol). Kombinasi dari dua penadwalan di atas menghasilkan penadwalan kompromi (compromized scheduling) dan penadwalan paksa (forced scheduling). Penadwalan kompromi ini dilakukan dua tahap (Santoso, 994). Tahap pertama adalah menadwalkan ob dengan penadwalan mau sehingga diperoleh saat selesai ob. Pada tahap kedua, ob diadwalkan dengan penadwalan mundur dimulai dari saat selesai ob yang diperoleh dari hasil tahap pertama. Menurut Santoso (994), ika terdapat sumber daya yang terpaksa hanya dapat digunakan pada interval waktu tertentu, maka penadwalan paksa sesuai untuk diterapkan. Pada penadwalan paksa, operasi-operasi yang dikerakan pada sumber daya yang terbatas harus diadwalkan terlebih dahulu. Sedangkan operasi yang mendahuluinya diadwalkan dengan penadwalan mundur, dan operasi sesudahnya dengan penadwalan mau. 4. Penadwalan Job Shop Secara fisik, tata letak peralatan yang bertipe ob shop ditandai dengan pengelompokan peralatan yang memiliki fungsi yang sama di area yang sama 2002 digitized by USU digital library 2
3 (Fogarty, 99). Penadwalan adalah pengaturan saat mulai dan saat selesai ob dan seringkali meliputi waktu kapan order datang dan meninggalkan lantai pabrik. Dalam penadwalan ob shop, ika ada n ob yang akan diproses dalam m mesin maka ada (n!) m set adwal, namun tidak semua adwal tersebut layak digunakan. Sebuah adwal dikatakan layak ika memenuhi kriteria sebagai berikut (Fogarty, 99): urutan pengeraan operasi (routing) dalam suatu ob tidak dilanggar tidak teradi overlap waktu pengeraan operasi Jadwal-adwal yang layak tersebut dapat dikasifikasikan menadi (Jatmiko, 995):. Set adwal semi aktif (SA) Kumpulan adwal dimana tidak satu pun operasi dapat dikerakan lebih awal tanpa mengubah susunan beberapa operasi pada mesin. 2. Set adwal aktif (A) Kumpulan adwal dimana tidak satu operasi pun dapat dipindahkan lebih awal tanpa menunda operasi lain. 3. Set adwal non delay (ND) Kumpulan adwal dimana tidak satu pun mesin dibiarkan menganggur ika pada saat yang sama terdapat operasi yang membutuhkan mesin tersebut. 4. Set adwal optimal (O) Kumpulan adwal dimana tidak terdapat adwal lain yang memiliki tingkat preferensi lebih tinggi dari set adwal optimal. Dalam suatu adwal dapat dilakukan local left shift yaitu pergeseran operasi ke kiri (lebih awal) tanpa mengubah susunan operasi pada mesin, serta global left shift yaitu pergeseran lebih awal dengan mengubah susunan operasi tanpa menunda operasi lain. 2. Penadwalan dengan Teknik Sisipan Masalah ob shop dengan setup time dapat diformulasikan sebagai berikut: n ob dibagi menadi g kelompok; yaitu G,G 2,,G g. Setiap ob memiliki routing tersendiri dan diasumsikan setiap ob diproses paling banyak sekali pada setiap mesin. Waktu yang diperlukan untuk memproses operasi ob i pada mesin adalah t i. Setup time, s h 0, diberikan untuk kelompok G h (h=,2,,g) pada mesin (=,2,,m). Setup dikerakan pada mesin sebelum ob pertama dari suatu kelompok mulai diproses di mesin, dan bila sebuah ob harus diproses sesudah ob dari kelompok lain. Setup dapat dimulai sebelum ob tiba di mesin yang bersangkutan. Pemrosesan sebuah ob pada mesin tertentu dapat dimulai bila: mesin telah selesai memproses ob yang dikerakan sebelumnya, dan ika diperlukan, setup harus sudah dilakukan, dan pemrosesan ob tersebut di mesin sebelumnya telah selesai. Penelitian Sotskov et al. (999) mempertimbangkan fungsi tuuan yang didasarkan pada saat selesai C i, yaitu minimisasi makespan C max dan minimisasi umlah terbobot saat selesai Σw i C i pada penadwalan mau, dengan w i adalah bobot yang diberikan untuk ob i. Dalam hal ini adwal dideskripsikan sebagai urutan operasi pada setiap mesin dan pemrosesan setiap operasi dimulai sesegera mungkin. Sedangkan pada penadwalan mundur, fungsi tuuan sudah mempertimbangkan due date dengan meminimasi penalti tardiness dan earliness, yaitu minimisasi Σw i (C i -d i ) 2. Dalam penelitian ini, saat datang r i 0, diberikan ke masing-masing ob, yang berarti pemrosesan operasi pertama dari setiap ob i tidak dapat dimulai sebelum saat r i. Saat datang diasumsikan diketahui digitized by USU digital library 3
4 Untuk menggambarkan solusi parsial dalam penadwalan mau digunakan digraph D=(V,E), dimana V menggambarkan set operasi (i,) dan E menggambarkan routing. Digraph D dengan lengkap menggambarkan urutan pengeraan operasi. Sebagai contoh dapat dilihat pada uraian berikut ini. Misal terdapat 6 buah ob (n=6) dan 3 buah mesin (m=3). Routing masingmasing ob adalah sebagai berikut: q =(,3,2) q 2 =(3,2,) q 3 =(,3,2) q 4 =(,2,3) q 5 =(,3,2) q 6 =(2,,3) Kombinasi dari routing dan urutan pengeraan ob di mesin digambarkan dalam digraph D=(V,E) dalam Gambar 2.. Busur horizontal menggambarkan routing dan busur vertikal menggambarkan urutan pengeraan ob di mesin. Dari Gambar 2. urutan ob adalah: p = (,3,2,5,4,6) p 2 = (6,2,,3,4,5) p 3 = (2,,3,5,6,4) dengan p menggambarkan urutan ob di mesin. Jadwal yang ditunukkan dalam Gambar adalah fisibel untuk masalah ob shop karena semua routing dipenuhi dan digraph tidak berisi siklus.,,2,3 2, 2,2 2,3 3, 3,2 3,3 4, 4,2 4,3 5, 5,2 5,3 6, 6,2 6,3 Gambar. Digraph D = (V,E) Representasi adwal dapat berupa rank matriks A dari digraph D=(V,E), yaitu matriks yang elemennya adalah umlah maksimal verteks pada lintasan yang menuu ke verteks (i,). Penggambaran ini dapat uga digunakan untuk adwal parsial dimana hanya sebagian operasi terdapat dalam matriks. Dalam contoh pada Gambar diasumsikan ada 3 kelompok ob yaitu G ={,2,3}, G 2 ={4,5} dan G 3 ={6}. Matriks A dari contoh ini adalah: A = digitized by USU digital library 4
5 Sedangkan waktu proses T (baris menunukkan ob dan kolom menunukkan mesin) dan waktu setup S (baris menunukkan kelompok dan kolom menunukkan mesin) adalah sebagai berikut: T = S = Gambar 2 menunukkan adwal yang diberikan matriks A dengan menggunakan Gantt Chart. Terlihat bahwa C =C 2 =23, C 3 =27, C 4 =67, C 5 =66 dan C 6 =60. Sehingga diperoleh nilai fungsi tuuan C max =67 dan ΣC i =267. m m m Keterangan: =setup Gambar 2.Gantt Chart Jadwal n =proses (n menunukkan nomor ob) Diasumsikan bahwa rank matriks A untuk sebuah adwal parsial telah ditentukan. Berdasarkan order penyisipan yang dipilih, operasi (i,) harus disisipkan segera pada semua posisi yang mungkin di mesin. Matriks hasil sesudah penyisipan operasi (i,) haruslah uga berupa rank matriks, semua routing dipenuhi dan semua precedence relation yang sebelumnya telah ada diantara operasi tertentu tetap valid. Diasumsikan bahwa pada mesin sekumpulan operasi telah diurutkan. Anggota kolom pada matriks A adalah k, k 2,,k u dengan k <k 2 < <k u dan diasumsikan bahwa a ih, =k h untuk h u, sehingga penyisipan berikut harus dipertimbangkan:. Proses ob i sebagai ob pertama pada mesin : Tentukan a i { a iv operasi i v } = max (, ) mendahului operasi (i, ) + modifikasi anggota lainnya pada kolom (operasi yang sudah diurutkan pada mesin ) dan anggota matriks yang berhubungan dengan semua operasi yang telah diurutkan di mesin. Jika modifikasi ini menyebabkan modifikasi uga terhadap a i maka penyisipan operasi (i,) yang telah dilakukan tidak fisibel. 2. Proses ob i sebagai ob ke-l pada mesin (2 l u+). Tentukan: { { } } a i = max max a iv operasi (i, v) mendahului operasi (i, ); k l digitized by USU digital library 5
6 Kemudian fisibilitas adwal parsial diui analog dengan cara yang disebutkan di atas. Sehingga, semua operasi yang dimiliki kolom memiliki anggota lebih besar dari k l dan operasi yang mengikutinya uga harus menadi successor dari operasi yang disisipkan. Jika hal ini uga menyebabkan teradinya siklus dalam digraph, maka penyisipan tersebut tidak fisibel. Sebagai ilustrasi, digunakan routing pada contoh di atas dan adwal parsial digambarkan dalam matriks berikut: A = Misalkan operasi (,2) akan disisipkan berikut ini. Routing Job adalah q =(,3,2). Matriks A l berikut menggambarkan matriks bila ob i disisipkan pada posisi l dalam urutan pengeraan ob di mesin A = A 2 = A 3 = A 4 = Jika pada mesin 2 Job diproses pertama sekali, diperoleh a 2 =5 karena operasi (,2) adalah successor langsung dari operasi (,3). Sekarang semua operasi sisa pada mesin 2 dan semua successornya harus uga menadi successor operasi (,2). Oleh karena itu dilakukan modifikasi terhadap nilai yang berkaitan dengan A dimulai dari nilai yang paling kecil. Sehingga diperoleh matriks A dengan a 62=6, a 6=7, a 5=a 63=8 dan akan diperoleh a 3=9, yang kontradiksi dengan routing Job. Karenanya pemrosesan Job sebagai ob pertama di mesin 2 tidak menghasilkan adwal parsial yang fisibel. Penyisipan pada posisi lainnya (matriks A 2 sampai dengan A 4 ) menghasilkan adwal parsial yang fisibel. A. Penyisipan Operasi pada Penadwalan Mundur 2002 digitized by USU digital library 6
7 Pada penadwalan mundur, nilai fungsi tuuan bergantung pada saat selesai operasi terakhir suatu ob. Berbeda dengan penadwalan mau, pada penadwalan mundur operasi tidak perlu dimulai sesegera mungkin. Setelah menadwalkan operasi terakhir sebuah ob, maka diadwalkan semua operasi sisa (non last) dari ob tersebut sedekat mungkin dengan due date. Hal tersebut adalah untuk menyisakan sebanyak mungkin waktu untuk memproses operasi-operasi pertama dari ob yang masih belum diadwalkan, yaitu untuk menghindari operasi yang sudah diadwalkan harus mengalami pergeseran ke kanan. Berikut ini digambarkan sebuah adwal parsial dalam matriks C=[c i ] yang merupakan saat selesai operasi yang telah diadwalkan, dimana c i adalah saat selesai ob i pada mesin. Untuk menggambarkan penyisipan yang telah dimodifikasi, dibedakan penyisipan operasi terakhir sebuah ob dan penyisipan yang bukan operasi terakhir (non last operation). Berikut ini digambarkan penyisipan operasi terakhir ob i. Diasumsikan bahwa operasi ini harus dilakukan pada mesin dan k, k 2,, k u adalah ob yang telah diadwalkan pada mesin. Bila penyisipan ob i di mesin pada posisi h+ dengan h> (yaitu diantara operasi (k h, ) dan (k h+, ), periksa apakah: c ih, + f.s gn[i], +t i d i () dipenuhi, dimana f= ika ob i h dan i memiliki kelompok ob berbeda dan f=0 bila berasal dari kelompok yang sama, dan gn[i] menggambarkan indeks kelompok yang dimiliki ob i. Jika pertidaksamaan () dipenuhi, maka saat selesai tercepat ob i yang diurutkan pada posisi h+ di mesin tidak lebih kecil dari due datenya. Dalam kasus ini (disebut late insertion) ob i diadwalkan secara langsung sesudah predecessor k h. Hal ini menyebabkan pergeseran ke kanan beberapa operasi (k h+,),,(k u,) dan sucessornya. Jika pertidaksamaan () tidak dipenuhi (disebut early insertion), ob i diadwalkan pada mesin sebelum ob (k h+,) sedekat mungkin dengan due date d i pada mesin tersebut tanpa menunda memulai operasi (k h+,). Hal ini dapat menyebabkan pergeseran ke kiri beberapa operasi (k h,),, (k,) dan predecessornya. Prosedur tersebut secara analog diterapkan ika ob i diurutkan pada posisi pertama di mesin. Operasi yang bukan terakhir disisipkan pada posisi yang mungkin dalam urutan yang dimulai dari kanan. Untuk mengurangi alternatif penyisipan, maka hasil penyisipan pertama segera diterima bila penyisipan tersebut tidak menambah nilai fungsi tuuan. Untuk menggambarkan algoritma sisipan dengan penadwalan mundur diberikan contoh berikut. Terdapat n=5, m=3 dan ob dibagi menadi 3 kelompok, yaitu G ={,2,3}, G 2 ={4} dan G 3 ={5}. Diasumsikan bahwa Job dan 3 memiliki routing yang sama yaitu q =q 3 =(,2,3) dan Job 2, 4 dan 5 memiliki routing: q 2 =q 4 =q 5 =(2,,3). Fungsi tuuan adalah minimisasi F= w i (C i -d i ) 2. Waktu setup dan waktu proses adalah sebagai berikut: S = 3 4 T = digitized by USU digital library 7
8 Data saat datang, bobot dan due date masing-masing ob ditunukkan dalam Tabel. Tabel. Saat datang, bobot dan due date ob i ob r i w i d i Dari Tabel. di atas diperoleh nilai saat paling awal mulai operasi (i,) dengan mempertimbangkan hanya data ob i dan setup kelompok R'= Penyisipan dilakukan secara mundur berdasarkan bobot ob yang tidak menaik. Job 5 adalah ob yang pertama sekali diadwalkan dan secara berturut diperoleh saat selesai c 53 =30, c 5 =29 dan c 52 =24. Berikutnya disisipkan Job 3. Operasi (3,3) dapat diurutkan sebelum atau sesudah operasi (5,3) C = Pada matriks C operasi (3,3) dikerakan mendahului operasi (5,3). Sedangkan dalam matriks C 2 operasi (3,3) dikerakan sesudah operasi (5,3). Matriks C 2 adalah: C 2 = dengan F(C )=320 dan F(C 2 )=5. Sehingga C 2 dipilih sebagai basis penadwalan selanutnya. Kemudian disisipkan operasi lainnya dari Job 3, dan diperoleh adwal parsial berikut: C 3 = dengan F(C 3 )=5. Penyisipan operasi terakhir Job 4 menghasilkan: 2002 digitized by USU digital library 8
9 C 4 = C 6 = C 5 = dimana pada C 4 Job 4 dikerakan sesudah Job 5 dan 3, pada C 5 Job 4 dikerakan sesudah Job 5 dan sebelum Job 3, sedangkan pada C 6 Job 4 dikerakan mendahului Job 5 dan 3, dengan F(C 4 )=26, F(C 5 )=62 dan F(C 6 )=489, sehingga dipilih C 4, berarti pengeraan Job 4 dilakukan sesudah pengeraan Job 5 dan Job 3. Sekarang dilakukan penyisipan operasi sisa pada Job 4, semua operasi dari Job 2 dan operasi terakhir Job, sehingga diperoleh adwal parsial berikut dengan F(C 7 )= C 7 = Jadwal parsial di atas ditunukkan dalam gantt chart seperti terlihat pada Gambar 3. m m m Gambar 3. Jadwal parsial sebelum operasi (,2) diadwalkan Untuk menyisipkan operasi (,2), perlu dipertimbangkan penyisipan pada posisi dan 2 (tidak diperlukan setup bila Job disisipkan sebelum Job 3). Bila disisipkan pada posisi pertama (operasi (,2) disisipkan di depan operasi (5,2)), maka diperoleh adwal parsial C 8 (dalam bentuk gantt chart ditunukkan pada 2002 digitized by USU digital library 9
10 Gambar 4, sedangkan untuk penyisipan di posisi kedua diperoleh adwal parsial C 9 (ditunukkan dalam gantt chart pada Gambar C 8 = C 9 = Dengan F(C 8 )=939 dan F(C 9 ) =768. Operasi (,3) telah digeser ke kanan pada C 8 sebanyak unit karena d =25. Penyisipan operasi (,) pada C 9 tidak merubah nilai fungsi tuuan. m m m Gambar 4. Operasi (,2) disisipkan di posisi pertama m m m Gambar 5. Operasi (,2) disisipkan di posisi kedua B. Penyisipan Operasi Secara Paralel Algoritma sisipan dapat diperbaiki dengan memasukkan prosedur pencarian seperti beam search ataupun branch and bound. Penelitian Sotskov et al. (999) memberikan bentuk pendekatan berbeda. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari penyisipan operasi, direkomendasikan untuk menyisipkan beberapa operasi secara paralel yaitu dalam satu langkah seumlah operasi secara serentak disisipkan kedalam adwal parsial. Hal ini berarti dalam satu langkah pengaruh penyisipan k operasi baru sekaligus dievaluasi digitized by USU digital library 0
PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)
PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara 1. Latar Belakang Kecenderungan
Lebih terperinciPENERAPAN DAN ANALISIS MODEL PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN
PENERAPAN DAN ANALISIS MODEL PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Model Penjadwalan Algoritma ITNT Langkah Identifikasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan merupakan bagian yang strategis dari proses perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penadwalan Penadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun asa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan diperlukan ketika beberapa pekerjaan harus diproses pada suatu mesin tertentu yang tidak bisa memproses lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama. Penjadwalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang merencanakan produksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Umum Penjadwalan Produksi Untuk mengatur suatu sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pengambilan keputusan yang tepat
Lebih terperinciMODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN
MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN Jefikz Berhitu, Mokh. Suef, dan Nani Kurniati Jurusan Teknik Industri - Institut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penjadwalan dan Pengaruhnya Penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur maupun jasa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.
Lebih terperinciABSTRAK Giffler dan Thompson
ABSTRAK Untuk tetap dapat bersaing, maka setiap perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor. PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri
Lebih terperinciPERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 13 & 14 Outline: Scheduling Referensi: Tersine, Richard J., Principles of Inventory and Materials Management, Prentice-Hall, 1994. Wiratno, S. E.,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS
PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS Dian Retno S.D, Anastasia Lidya Maukar Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi 2.1.1 Definisi Sistem Produksi Menurut para ahli ada beberapa definisi mengenai sistem produksi, antara lain : 1. Asruri (1993) mendefinisikan sistem produksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Tahapan-tahapan yang dilalui pada kegiatan penelitian digambarkan pada Gambar 3.1. Untuk mencapai tujuan penelitian maka dilakukan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciModel Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual
Performa (00) Vol. 1, No.1: 0-5 Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi adalah suatu proses perencanaan dan pengorganisasian mengenai pekerjaan, bahan baku, mesin dan peralatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penadwalan Pembahasan yang akan diambil dalam penulisan skripsi ini adalah tentang penadawalan produksi, maka demi lancarnya pembuatan skripsi yang akan dialankan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari industri atau perusahaan adalah menciptakan laba yang maksimal. Salah satu bentuk usahanya adalah dengan memaksimumkan hasil produksi atau meminimumkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumberdaya tertentu
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Mitra Abadi Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garmen yang mengolah kain menjadi pakaian. Perusahaan memproduksi barang sesuai pesanan konsumen (job order). Masalah
Lebih terperinciScheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014
/0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada customer. Kepuasan pelayanan ini dapat diberikan antara lain
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyelesaian permasalahan dalam penjadwalan dapat dilakukan dengan mengkaji kompleksitas penjadwalan. Menurut Pinedo (2002), kompleksitas dalam penjadwalan terbagi menjadi mesin
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI (ITDP 2007)
2 II LADASA EORI Untuk membuat model optimasi penadwalan bus ransakarta diperlukan pemahaman beberapa teori. erikut ini akan dibahas satu per satu. 2.1 Penadwalan 2.1.1 Definisi Penadwalan Penadwalan merupakan
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL
PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL Setyo Harto, Annisa Kesy Garside, dan Dana Marsetya Utama Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciTEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12
1 Dinamika Teknik Januari PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC Abstract Scheduling of production basically resource allocation to finish a group of work to be
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa)
Lebih terperincisejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat
sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif nilai variabel-variabel keputusannya memenuhi suatu himpunan kendala yang berupa persamaan
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ Saiful Mangngenre 1, Amrin Rapi 2, Wendy Flannery 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu perusahaan dalam mengasilkan produk yang telah disepakati sesuai dengan kesepakatan. Penjadwalan produksi sangat erat
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK P.T. Gistex Textile Division adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang textile yang mengolah polyester (bahan baku) menjadi kain. Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah
7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.
BAB III LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE NAWAZ, ENSCORE, HAM (NEH) DAN METODE CAMPBELL, DUDEK, SMITH
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE NAWAZ, ENSCORE, HAM (NEH) DAN METODE CAMPBELL, DUDEK, SMITH Lorens Handy Sutanto Staf Produksi Industri Automotive, Jakarta lorenz_hs@yahoo.com ABSTRACT Company's
Lebih terperinciPERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)
Lebih terperinciPENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM
PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat
Lebih terperinciLina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta
1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto
Lebih terperinci2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang peranan penjadwalan dan pengaruhnya, definisi penjadwalan, tujuan penjadwalan, klasifikasi penjadwalan, istilah dan kriteria dalam penjadwalan, pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan human resource, yang mempunyai fungsi untuk melakukan satu atau beberapa proses operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi. Sistem produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam industri yang
Lebih terperinciJOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT
PANDUAN BIG PROJECT SIMULASI KOMPUTER - 2014 DAFTAR ISI 1. Pengertian... 1 2. Tujuan Penjadwalan Workcenter... 2 3. Pengurutan Tugas (Sequencing)... 2 4. Definisi dalam Penjadwalan... 3 5. Karakteristik
Lebih terperinciModel Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual
Performa (004) Vol. 3, No.: 49-54 Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bagi sebagian besar perusahaan, penjadwalan produksi merupakan salah satu aktivitas yang sangat berarti bagi perusahaan. Penjawalan produksi merupakan perencanaan kegitan produksi sehingga seluruh
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 JADWAL PRODUKSI PRODUKCOMBINATION DOUBLE WINDLASS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SHIFTING
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Produksi Perusahaan selalu melakukan penjadwalan produksi dalam pemenuhan kapasitas permintaan konsumen atau order dari konsumen untuk jangka pendek dalam rentang periode
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan
SIDANG TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan dan Total Tardiness Peneliti Pembimbing : Ainur Rofiq : Prof. Ir. Budi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi
Lebih terperinciAlgoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI
II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan
Lebih terperinciANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING
ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING 1 Elika Patricia 2 Hadi Suryono alb_hd@yahoo.com Penulis Elika Patricia adalah alumni
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah dan Penjelasannya 3.1.1 Studi Pendahuluan Untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di PT. Furin Jaya, maka penulis melakukan
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)
11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON
PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON Diah Pramestari *) ABSTRAK Penjadwalan produksi merupakan tahapan yang penting dilakukan untuk melaksanakan jadwal induk produksi yang
Lebih terperincibahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Produksi adalah kegiatan mentranspormasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) MRP dibagikan dan didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan, MRP tipe 2 berhubungan dengan
Lebih terperinciReka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukan penelitian ini, perumusan masalah, batasan penelitian yang dikerjakan, tujuan, manfaat penelitian terhadap
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD 1 Vita Ardiana Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Widia Juliani Program Studi
Lebih terperinciUSULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS M-MESIN PARALEL UNTUK MENGURANGI JUMLAH KENDARAAN *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 USULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Penadwalan Penadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun asa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR.. ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK.. xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPenjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *
Reka integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2014 Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO
Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Di setiap perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan akan mengalami suatu perkembangan dan juga memperoleh keuntungan dikemudian hari. Harapan
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE
ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang
Lebih terperinciPENJADWALANN PENGIRIMAN PRODUK JADI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BINARY INTEGER PROGRAMMING DI PT. XYZ
PENJADWALANN PENGIRIMAN PRODUK JADI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BINARY INTEGER PROGRAMMING DI PT. XYZ Skripsi DESY VINI ARISTA I 0304027 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori berdasarkan tinjauan kepustakaan yang berhubungan dengan persoalan penjadwalan proyek dengan GPR. 2. 1 Konsep Penjadwalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan dalam proses produksi merupakan sesuatu yang cukup penting, dalam proses penjadwalan dapat menentukan waktu yang dibutuhkan
Lebih terperinci4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
ABSTRAK PT Kerta Laksana merupakan perusahaan manufaktur berskala internasional yang membuat berbagai jenis mesin, dimana setiap pesanan dikerjakan sesuai dengan permintaan dan keinginan konsumen (job
Lebih terperinciIV PENYELESAIAN MASALAH PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ZERO INVENTORY
abel abel kefisibelan adwal dengan setiap kemungkinan pasangan pelanggan G untuk setiap adwal fisibel yang dihapus dari adwal dan nilai \ ( ik, ) Kefisibelan G \{,} 0,,4,, fisibel 0 \{,4} 0,,,,4 fisibel
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY
Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Penjadwalan pekerjaan pada mesin sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan loading
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL
SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL (Studi Kasus: Bengkel Umum Unit III, PT. Gudang Garam,Tbk.) Dosen Pembimbing: Prof.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : penjadwalan kerja, active schedule, heuristic schedule
PENJADWALAN KERJA DENGAN METODE ALGORITMA ACTIVE SCHEDULE DAN HEURISTIC SCHEDULE UNTUK MINIMISASI WAKTU PENYELESAIAN (Studi Kasus di PT. InTAC Brass Indonesia) Wiwiek Fatmawati, Irwan Sukendar, Priswanto
Lebih terperinciIrfan Muhammad 1, M.Adha Ilhami. 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 JurusanTeknikIndustri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa PENDAHULUAN
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.102-106 ISSN 2302-495X Penjadwalan Pola Aliran Flow Shop 1-Stage dengan Sistem Lelang Untuk Meminimasi Weighted Tardiness dengan Mempertimbangkan Maintenance
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
43 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah pemecahan masalah yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan penelitian terhadap pokok-pokok permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah keterlambatan selesainya produk yang diakibatkan banyaknya waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk Menghindari masalah-masalah yang dihadapi perusahaan khususnya masalah keterlambatan selesainya produk yang diakibatkan banyaknya waktu menganggur (idle
Lebih terperinciPengertian Penjadwalan
1 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian Penjadwalan 2 Atau scheduling merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan yang diperlukan dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan
Lebih terperinciPenjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm
Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm
Lebih terperinciPenjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)
doi: https://doi.org/10.581/zenodo.106337 JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) Vol. 1, No. 1, Juni 017 e-issn: 581-057X Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan dan Penjadwalan Flow shop Menurut Kumar (2011), jadwal merupakan rencana sistematis yang umumnya menceritakan hal-hal yang akan dikerjakan. Menurut Pinedo (2005),
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Hegar Sumber Kreasi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan produk-produk yang terbuat dari carbon steel maupun stainless steal, dimana pesanan pada perusahaan ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Salah satu masalah yang cukup penting dalam system produksi adalah bagaimana melakukan pengaturan dan penjadwalan pekerjaan, agar pesanan dapat selesai sesuai
Lebih terperinciPENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC.
PENYELESAIAN ASYMMETRIC TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA HUNGARIAN DAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC Caturiyati Staf Pengaar Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY E-mail: wcaturiyati@yahoo.com
Lebih terperinciOPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Menurut Baroto (2002, p192), aliran proses produksi suatu departemen ke departemen yang lainnya membutuhkan waktu proses produk tersebut. Apabila terjadi hambatan atau
Lebih terperinci