ANALISIS PERENCANAAN KOMUNIKASI (2)
|
|
- Leony Utami Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL PERKULIAHAN ANALISIS PERENCANAAN KOMUNIKASI (2) Pokok Bahasan 1. Model-Model Perencanaan Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi 15 Abstrak Dalam komunikasi pemasaran, dibutuhkan pemahaman model perencanaan komunikasi Kompetensi Mahasiswa diharapkan mampu memahami model-model perencanaan komunikasi
2 Pembahasan Banyak model yang digunakan dalam studi perencanaan komunikasi, mulai dari model yang sederhana sampai kepada model yang rumit, Namun perlu dipahami bahwa penggunaan maodel dan tahapan pelaksanaannya tergantung pada sifat atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Tidak ada model perencanaan komunikasi yang dapat digunakan secara universal, melainkan sesuai dengan kondisi dan realitas yang ada. Dengan kata lain, tidak ada model perencanaan komunikasi yang ideal. Yaitu, bahwa ada satu model perencanaan komunikasi yang terbaik di antara model perencanaan komunikasi yang lain. Model Advokasi Model ini diperkenalkan pertama kali oleh Center for Communication Programs (CCP) Johns Hopkins University USA pada tahun 1988 dalam Program Informasi Kependudukan yang didanai oleh USAID (US Agency for International Development). CCP ini bergerak dalam bidang komunikasi strategi untuk kesehatan masyarakat, terutama dalam membangun dan menerapkan konsep dan teknologi baru untuk mengevaluasi kaitan antara promosi dan advokasi kesehatan dengan perubahan prilaku. Tapi tidak berarti model ini tidak bisa diaplikasikan untuk bidang lain, seperti usaha untuk membangun kapasitas komunikasi strategis pada lembaga pemerintah maupun swasta di tingkat lokal dan nasional. Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperperkirakan merugikan masyarakat (S. Reyes, Local Legislative Advocacy Manual, Philippines: The Center for Legislative Development, 1997). Pendapat lain yang dikutip dari manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, (Juli 2003) menyatakan bahwa Advokasi dimaksud adalah sebagai aksi strategis dan terpadu yang dilakukan, baik oleh perorangan maupun kelompokmasyarakat dengan memasukan masalah dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi, sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang dibuat untuk mengatasi masalah tersebut. Sejalan dengan pengertian di atas, maka advokasi yang dimaksud di sini adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif. Kebijakan publik termasuk pernyataan, kebijakan, atau penetapan sebuah 2
3 gerakan yang ditentukan oleh pihak yang berwenang untuk membimbing atau mengendalikan prilaku lembaga, masyarakat, dan individu. Model perencanaan komunikasi untuk advokasi terdiri atas enam tahapan, yakni: Analisis; Strategi; Mobilisasi; Aksi; Evaluasi; dan Keseimbangan. Sumber: Center for communication Programs Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Gambar: Model Perencanaan Komunikasi untuk Advokasi a. Analisis Analisis merupakan langkah pertama untuk melaksanakan advokasi yang efektif, sebagaimana halnya langkah awal pada setiap aksi. Upaya kegiatan advokasi yang dirancang agar bisa berdampak pada kebijakan publik diawali dengan ketersediaan informasi yang akurat dan pemahaman mendalam tentang permasalahan yang ada, masyarakat yang terlibat, kebijakan serta keberadaanya, organisasi-organisasi, dan jalurjalur yang dapat menjadi akses untuk memengaruhi tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh dan para pengambil keputusan. Semakin kuat dasar pengetahuan elemen tersebut, semakin meyakinkan advokasi yang dilakukan. b. Strategi Setiap usaha advokasi memerlukan strategi. Tahapan strategi dibangun berdasarkan tahapan analisis yang mengarah, merencanakan, dan memfokus upaya pada tujuan khusus, serta menempatkannya pada jalur yang jelas dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. 3
4 c. Mobilisasi Pembentukan koalisi untuk memperkuat advokasi. Peristiwa, kegiatan, pesan dan materi pendukung harus dirancang sesuai dengan tujuan, kelompok sasaran, kemitraan, dan sumber-sumber yang ada. kesemuanya ini harus memberi dampak positif yang maksimum bagi pembuat kebijakan dan partisipasi penuh dari semua anggota selain memperkecil kelompok oposisi. d. Aksi Mempertahankan kelompok aksi dan semua mitra merupakan hal yang mendasar dalam pelaksanaan advokasi. Pengulangan pesan dan penggunaan alat bantu yang kredibel yang dibuat secara berualang sangat membantu untuk dapat mempertahankan perhatian terhadap isu yang ada. e. Evaluasi Usaha advokasi harus dievaluasi secara saksama sebagaimana halnya dengan kegiatan kampanye lainnya. Karena kegiatan advokasi sering membuahkan hasil yang parsial. Tim advokasi perlu memonitor secara rutin dan objektif apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus dikerjakan. Proses evaluasi bisa lebih penting dan lebih sulit daripada dampak evaluasi. f. Keseimbangan Seperti halnya komunikasi, advokasi adalah sebuah proses yang berlangsung terus menerus. Bukan sekedar sebuah kebijakan atau peraturan. Perencanaan terhadap kesinambungan berarti memperjelas tujuan jangka panjang, mempertahankan keutuhan fungsi koalisi, dan menyesuaikan data argumentasi, seiring dengan perubahan yang terjadi. Model perencanaan komunikasi untuk advokasi ini telah dilakukan di beberapa negara, antara lain: Bangladesh, Bolivia, Equador, Indonesia, Yordania dan Kenya. Di Bangladesh dilakukan program advokasi pendekatan startegis untuk pengembangan KIE keluarga dan kesehatan ibu dengan melibatkan lebih dari 40 stakeholder baik pemerintah maupun swasta dengan membentuk pusat-pusat kesehatan one-stop shopping, di Bolivia dikembangkan program advokasi kesehatan reproduksi dengan membentuk 45 orang anggota panitia teknis KIE. Kelompok ini berhasil mempengaruhi Wakil Presiden dan Menteri Kesehatan Bolivia untuk berbicara di TV guna mempromosikan kesehatan 4
5 reproduksi. Hasilnya pemerintah dan partaipolitik di Bolivia mendukung program pelayanan kesehatan reproduksi secara nasional di mana sebelumnya sangan susah dilakukan. Di Indonesia, program advokasi dilakukan dengan kerja sama sektor Publik dan Swasta untuk meluncurkan program KIE Nasionak KB perkotaan. Program ini mencapai puncaknya dengan memperkenalkan KB Lingkaran Biru sebagai salah satu bentuk upaya swastanisasi pelayanan KB terbesar di dunia. (Sumber; Center for Communication Programs Johns Hopkins School of Public Health dan STARH Sustaining Technical Achievements in Reproductive Health, 1999) Model Difusi Inovasi Everett M. Rogers adalah seorang sarjana sosiologi pedesaan di Iowa State University, tapi tertarik pada bidang komunikasi akhirnya dia lebih banyak dikenal pakar komunikasi daripada pakar sosiologi. Iniberkat karya-karyanya yang begitu banyak dalam studi ilmu komunikasi, di antaranya adalah keberhasilan ia menciptakan suatu model difusi inovasi, yang banyak dijadikan sebagai rujukan untuk studi komunikasi pembangunan dan komunikasi pembangunan dan komunikasi pertanian. Tapi tidak berarti model yang dibuat oleh Roger tidak bisa diaplikasikan dalam bidang lain, bahkan banyak digunakan dalam bidang pendidikan, kesehatan, industri, kependudukan dan keluarga berencana. Model ini bisa digolongkan sebagi model perencanaan komunikasi karena memiliki tahapan dalam penyebarluasan sebuah gagasan atau ide-ide baru (inovasi). Karena itu disebut sebagai model difusi inovasi. Model ini pada awalnya dibuat oleh Rogers pada tahun 1957 untuk disertasinya tentang penyebarluasan bibit jagung hybrida di kalangan petani di Iowa. Dari kerangka pikir yang dibuatnya itu, Rogers menjelaskan bahwa proses pengenalan suatu inovasi (sesuatu yang baru berupa ide, gagasan atau barang) ditentukan oleh tiga hal yakni tahap awal (antecedent), proses (process), konsekuensi (consequences). Pada tahap awal (antecedent) khalayak dalam menerima suatu idea atau gagasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepribadian penerima untuk berubah dengan menerima sesuatu yang baru, wawasan sosial yang lebih luas (cosmopolism) daripada lingkungan sekitarnya, dan kebutuhan untuk memiliki barang baru tersebut. Pada tahap proses (process), kebutuhan untuk memiliki barang (inovasi) tersebut didukung oleh pengetahuan (knowledge) yang berkaitan dengan nilai-nilai sistem (social system), bahwa inovasi itu tidak bertentangan dengan sistem sosial dan budaya khalayak (penerima), sehingga mereka bisa toleran jika terjadi penyimpangan dari kebiasaan, serta terjalinnya komunikasi dengan barang baru tersebut. 5
6 Tahan selanjutnya dalam proses penerimaan ialah persuasi (persuasion). Pada tahap ini ide, barang, gagasan atau inovasi dipertanyakan tentang kegunaan (advantages), apakah cocok digunakan (compatability), apa tidak terlalu ruwet (complexity), apa bisa dicoba (triability), dan apa bisa diamati (observability). Gambar: Model Perencanaan Komunikasi Difusi Inovasi Rogers and Shoemaker s Setelah tahap persuasi, selanjutnya tiba pada tahap pengambilan keputusan (decision) untuk memiliki atau menerapkan inovasi tersebut. Dalam tahap pengambilan keputusan, terjadi konsekuensi pada diri khalayak, yakni; menerima (adoption) atau menolak (rejection) sebagai bentuk konfirmasi (confirmation). Artinya jika seseorang menerima ide, gagasan atau inovasi tersebut kemungkinannya terus menggunakan jika ia sudah merasakan manfaatnya, atau sebaliknya tidak melanjutkan tapi mengganti dengan barang lain dengan fungsi yang sama (relacement), atau samasekali tidak melanjutkan karena tidak memenuhi harapannya (disenchantement). Sebaiknya jika seseorang menolak, bisa terjadi karena sejak awal penerima (khalayak) tidak melihat manfaatnya, dan nanti ia menerima setelah orang lain berhasil, ataukah ia menolak terus ide, gagasanatau inovasi tersebut karena tidak sesuai dengan pikirannya atau bertentangan dengan sistem nilai yang merak anut. Misalnya tidak ikut program keluarga berencana karena memiliki kepercayaan bahwa membatasi jumlah kelahiran anak bertentangan ajaran agama yang dianutnya. Semua tahapan mulai dari 6
7 tahap awal, proses, sampai pada tahap konsekuensi melalui jangka waktu yang tidak terbatas, bisa 1 sampai 2 tahun atau 3 sampai 4 tahun. Berkaitan dengan model ini, beberapa pakar menilai bahwa Rogers memberi peran yang cukup besar kepada komunikator untuk mempengaruhi khalayak. Karena itu Florangel Braid (1988) mencoba menunjukkan posisi penting seorang agen perubahan (agent of change) berada pada titik sentral yang bisa menghubungkan antara dua kepentingan, yakni kepentingan institusinya sebagai sumber penyebaran informasi perubahan, dan kepentingan khalayak (client). Agen perubahan menjadi jembatan yang mengantarai dua kepentingan, di satu sisi ia membawa informasi dari lembaga yang diwakilinya kepada khalayaknya, dan di sisi lain ia berperan sebagai pembawa aspirasi (umpan balik) dari khalayak kepada institusinya. Mengenai tingkat atau derajat penerimaan ide-ide baru (innovation) menurut Rogers terbagi atas lima tingkatan, yakni: a. Pembaharu (innovator) b. Penerima awal (early adopter) c. Penerima mayoritas awal (early majority) d. Penerima mayoritas lambat (late majority) e. Pengikut (laggard) Gambar: Peran Agen Pembaharu dalam Hubungan antara Lembaga dan Khalayak Pembaharu (innovator) ialah mereka yang pertama kali tersentuh inovasi (ide-ide baru). kelompok ini tidak banyak jumlahnya, diperkirakan hanya 2.5% dari jumlah keseluruhan target sasaran. Mereka umumnya adalah orang-orang yang gandrung untuk 7
8 melakukan perubahan karena mobilitasnya yang tinggi keluar kota, dekat dengan para agen pembaharu (penyuluh), dan pada umumnya masih berusia muda sehingga tidak takut mengambil resiko. Penerima awal (early adopter) ialah mereka yang tersentuh inovasisetelah kelompok inovator memperkenalkannya. Mereka adalah kelompokyang terintegrasi dengan sistem sosial yang ada. Biasanya mereka menjadi tempat bertanya dan dimintai pertimbangan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Jumlah relatif tinggi yakni 13.5% dari jumlah target sasaran. Penerima mayoritas awal (early mayority) ialah meraka yang tergolong sebagai penerima inovasi sebelum anggota kelompok lainnya menerima inovasi tersebut. Mereka tidak tergolong kelompok pimpinan, tetapi anggota biasa yang dekat dengan jaringan yang menerima pembaruan. Mereka menjadi penghubung antara penerima dini (early adopter) dengan penerima lambat (late adopter). Jumlah kelompok ini berkisar 34% dari jumlah keseluruhan target adopter. Gambar: Kategori Penerima Ide baru Penerima mayoritas lambat (late majority) ialah mereka yang menerima ide-ide baru (inovasi) setelah rata-rata anggota lainnya menerima lebih awal. Mereka menerima setelah melihat inovasi itu membawa keuntungan pada orang lain. Jumlah penerima mayoritas lambat kira-kira sama dengan jumlah penerima awal, yakni 34% Adapun kelompok pengikut (laggard) ialah mereka yang tergolong penerima akhir dari sistem sosial yang ada. Mereka tidak punya pendapat dan berada di luar jaringan sosial namunmasih dekat pada kelompok mayoritas lambat. Mereka menerima inovasi setelah hampir semua orang di sekelilingnya merasakan manfaatnya. Jumlahnya sekitar 16%, cenderung konservatif, lambat, dan tradisional. 8
9 Model Hierarchy Effect Untuk mencapai target sasaran yang sifatnya masal (jumlah khalayak yang tak terbatas) maka metode penyebarluasan informasi yang banyak digunakan adalah melalui media massa. Penggunaan media massa biasanya memakai model hierarchy effect. Model ini memiliki dua fungsi yakni menginformasikan (to inform) dan mempersuasi (to persuade). Seseorang lembaga atau perusahaan yang ingin mengenalkan suatu barang, gagasan atau inovasi kepada masyarakat luas, langkah pertama yang dilakukan adalah mengekspos melalui media massa (TV, Radio, Surat Kabar). Tujuannya ialah berusaha mengenalkan dan menyadarkan khalayak tentang adanya barang, gagasan atau inovasi. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yakni target sasaran menyadari atau tidak menyadari hal tersebut. Jika target sasaran menyadari hal itu maka gambaran tentang barang, gagasan atau inovasi berada dalam pikiran dan daya ingat mereka. Sebaliknya jika hal itu mereka tidak sadari dengan sendirinya keluar dari alam pikir mereka (exit). Gambar: Model Perencanaan Komunikasi Hierarchy Effect Selanjutnya jika barang, gagasan atau inovasi yang dikenalkan tadi sudah dikenal, disadari, dan berada dalam ingatan mereka, maka biasanya target sasaran memiliki sikap positif terhadap gagasan tersebut. Disusul keinginan mengetahui lebih jauh. Karena itu penerima (khalayak) berusaha mencoba (trial), dan jika dalam tahap mencoba ia memperoleh pengalaman yang berguna maka ia berusaha mengulanginya. Fungsi informasi dalam model ini yakni; pengenalan (exposure), menyadari (awareness), sampai pada kemampuan mengingat (recall), sedangkan fungsi persuasi mencakup sikap positif (favorable), perhatian (intention), mencoba (trial), dan mengulangi (repeat). 9
10 Dalam praktik model hierarchy effect media massa, maka perencanaan komunikasi diawali dengan menetapkan: Apa tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan? Apa yang akan disampaikan? Bagaimana menyampaikannya? Di mana disampaikan? Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikannya? Menetapkan tujuan harus dimulai dengan apa yang ingin dicapai. Apa tujuan itu hanya untuk penyadaran, perubahan sikap atau perubahan perilaku. Penetapan tujuan akan menentukan isi pesan yang akan disampaikan. Selanjutnya bagaimana menyampaikan dan dimana disampaikan akan menentukan saluran atau media yang akan dipilih. Demikian juga kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan sangat tergantung pada situasi yang kondusif. Situasi ini bisa dilihat dari kondisi target sasaran maupun peristiwa yang tiba-tiba terjadi, misalnya bencana alam, kebijakan pemerintah, dan kejadian internasional yang menarik perhatian masyarakat. Suatu program komunikasi yang dilaunching pada saat terjadi sepak bola piala dunia akan hilang dalam ingatan khalayak karena informasi yang disebarluaskan ditimpa oleh informasi sepak bola yang lebih kuat. Demikian pula pemasangan tanda gambar atau poster akan hancur jika dilakukaan pada musim hujan. 10
11 Daftar Pustaka Cangara, Hafied Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kotler, Philip., Keller, Kevin Lane Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. R.D Soemanagara , Bandung: Penerbit Alfabeta. Pace, Wayne., Faules, Don.F Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 11
A d v o k a s i K e s e h a t a n F a k u l t a s K e s e h a t a n M a s y a r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a S E S I 2
A d v o k a s i K e s e h a t a n F a k u l t a s K e s e h a t a n M a s y a r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a S E S I 2 Fasilitator : Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH Program Sarjana
Lebih terperinciPraktikum Perilaku Konsumen
Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Difusi Inovasi Sejumlah konsep dan teori mengenai difusi inovasi yang dirujuk dari Rogers dan Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) yang dikemukakan dalam subbab ini
Lebih terperinciModul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan
Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan Pengertian Adopsi - Proses yg melibatkan dimensi Waktu - Berkaitan dengan pengambilan keputusan Adopsi :Proses /Peristiwa diterimanya suatu
Lebih terperinciPROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI
PROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI PROSES ADOPSI INOVASI KONSEP ADOPSI BAHLEN Dalam model proses adopsi Bahlen ada 5 tahap yang dilalui sebelum seseorang
Lebih terperinciTOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI
TOPIK SEMBILAN TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan konsep divusi dan inovasi Mengidentifikasi ciri-ciri inovasi Mendeskripsikan masing-masing komponen inovasi Menganalisis sifat-sifat inovasi Menjelaskan inovasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan
Lebih terperinciDIFUSI INOVASI. Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri
DIFUSI INOVASI M ETODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti Fakultas Pertanian Unsri Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi 1. Sifat inovasi (keuntungan relatif, kompabilitas, kompleksitas, triabilitas,
Lebih terperinciHAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN. (Suyantiningsih, M.Ed.)
HAND-OUT MATAKULIAH INOVASI DAN DIFUSI PENDIDIKAN (Suyantiningsih, M.Ed.) PENDAHULUAN Dalam sejarah Amerika Serikat, teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Dalam konteks sejarah yang dimaksud,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis
TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.
Lebih terperinciModul Perkuliahan VII Komunikasi Massa
Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PADA KATEGORI ADOPTER Oleh Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra ABSTRAK Pembagian anggota sistem sosial ke dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciPENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN. merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan
Tugas : PENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis
Lebih terperinciSTRATEGI KOMUNIKASI REPOSITIONING PERGURUAN TINGGI : KASUS PTN SETELAH MENJADI BHMN
STRATEGI KOMUNIKASI REPOSITIONING PERGURUAN TINGGI : KASUS PTN SETELAH MENJADI BHMN Anne Ratnasari ** Abstrak Perguruan tinggi Negeri yang telah berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (PTN BHMN) memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Food Safety Masuk Desa (FSMD) 2.1.1 Keamanan Pangan (Safety Food) Keamanan pangan (safety Food) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk dikonsumsi. Keamanan pangan
Lebih terperinciINTEGRATED MARKETING COMMUNICATION
MODUL PERKULIAHAN INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Difusi Inovasi 2.1.1. Pengertian Difusi dan Inovasi Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983) mendefinisikan difusi sebagai proses
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen
8 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Dampak dari Revolusi Digital terhadap Perilaku Konsumen Disadari ataupun tidak, revolusi digital telah membuka pintu seluas-luasnya terhadap customization produk, jasa dan
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI MASSA
BAB 6 Modul 9 TEORI KOMUNIKASI MASSA Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk
Lebih terperinciMODUL DASAR-DASAR PEMASARAN (3 SKS)
PERTEMUAN 13 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL DASAR-DASAR PEMASARAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian Pemasaran Sosial. DESKRIPSI Pembahasan pada
Lebih terperinciINTEGRATED MARKETING COMMUNICATION
INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN
Lebih terperinciPERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN
Modul ke: 10 3. Fakultas Program Pascasarjana PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Proses Persuasi 2. Model Terpadu Persuasi Relationship Marketing Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi
Lebih terperinciSuatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah
19 Desember 2016 Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah Inovasi senantiasa mencakup 2 komponen: 1. Komponen gagasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu
Lebih terperinci1. Lobi politik (political lobiying)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang
Lebih terperinciPROSES PERENCANAAN SOCIAL CAMPAIGN
PROSES PERENCANAAN SOCIAL CAMPAIGN Model Keputusan Inovasi Communications Channel Knowledge Persuasion Decision Implement ation Confirmati ons Karakter Pengambil Keputusan : 1. Sosioeconomic Characteristics
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
59 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses Komunikasi Efektif Pada proses komunikasi yang ada dilapangan bisa diketahui bahwasannya komunikasi antar pemerintah desa dan masyarakat desa melalui
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIK. 1. Sosialisasi Kebijakan Pembangunan dan Tujuannya. umum) dan proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat
BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka 1. Sosialisasi Kebijakan Pembangunan dan Tujuannya Sosialisasi adalah penyebarluasan informasi (progam, peraturan, kebijakan) dari satu pihak (pemilik progam)
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai
Lebih terperinciovertime among the members of a social system), proses dimana suatu inovasi
xx BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Difusi dan Inovasi Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers 1995 dalam Sciffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan difusi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam penyusunan sebuah program dibutuhkan suatu tahapan langkahlangkah untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada umumnya dilandaskan
Lebih terperinciPENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA DI KOTA LAMONGAN
PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA DI KOTA LAMONGAN SKRIPSI Oleh : SYA RONI YUSUF FARID 09510149 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciDalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori difusi inovasi yang dikembangkan Everett M Rogers dikenal luas sebagai teori yang membahas keputusan inovasi. Melalui buku Diffusion of Innovation (DOI), Rogers
Lebih terperinciProses Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Proses Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Management 02, S.Sos, MM Abstract Membahas proses komunikasi dan perilaku dalam komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong
Lebih terperinciKEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI
Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang
Lebih terperinciADOPTION AND DIFFUSION OF INNOVATION (3)
6 th Meeting ADOPTION AND DIFFUSION OF INNOVATION (3) -Anie Eka Kusumastuti, S.Pt., MP., M.Sc.- email: anieeka@ub.ac.id Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang Adopsi: Proses penerimaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan di Puskesmas Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciLatar Belakang Semua Keluarga Ikut KB
Latar Belakang Penyuluh KB mempunyai tugas sebagai penggerak keluarga/masyarakat dalam program KB visi program Semua Keluarga Ikut KB Perlu dilakukan KIE yang efektif para pengambil keputusan Pelaksanaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruh Media Cetak Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2002), sedangkan media
Lebih terperinciDIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI
DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING
MODUL PERKULIAHAN PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING Pokok Bahasan 1. Pemasaran Hubungan Massa 2. Strategi Personal Selling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana
Lebih terperinciProses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran
Proses perkembangan studi ilmu komunikasi dalam beberapa perspektif pemikiran 98) (Cangara, 2012 : 73 13 Oktober 2013 TUGAS (Kelas Pagi) Bacalah beberapa poin materi berikut Pilih salah satu tokoh dari
Lebih terperinciPengertian Komunikasi Inovasi
Modul 1 Pengertian Komunikasi Inovasi Ir. M. Priono, M. Si. Dra. Nila Kusuma Widrati, M. Si. M PENDAHULUAN anusia sebagai makhluk yang memiliki daya pikir dan emosi, hidup dalam sistem sosial dan lingkungan
Lebih terperinciSTRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
MODUL PERKULIAHAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Komunikasi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi Pemasaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister
Lebih terperinciPENDIDIKAN. Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP
PENDIDIKAN Oleh : Suyantiningsih, M.Ed. Jur. KTP FIP DEFINISI Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah sebuah proses
Lebih terperinciPENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI
MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public
Lebih terperinciAndi Warnaen, Nurlaili, Ugik Romadi
PROSES ADOPSI INOVASI PADA PETANI DI KECAMATAN POLOMBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR THE PROCESS OF ADOPTION INNOVATION ON FARMERS IN NORTH POLOMBANGKENG SUBDISTRICT, TAKALAR DISTRICT Andi Warnaen, Nurlaili,
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV
VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan
Lebih terperinciJakarta, 4 Desember Chairul Ade Gunawan
KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunianya yang tak terbatas kepada penulis, sehingga tesis ini dapat selesai pada waktunya. Penulisan
Lebih terperinciBAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA
BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA Adanya komponen waktu dalam proses difusi, dapat mengukur tingkat keinovativan dan laju
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. komunikasi. Konsep perencanaan banyak dibahas dalam topik manajemen atau
18 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Perencanaan Strategi Komunikasi Dalam pembahasan perencanaan strategi komunikasi, maka akan ada dua pembahasan utama, yaitu konsep tentang perencanaan dan konsep tentang
Lebih terperinci2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran
BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu
Lebih terperinciBAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI
62 BAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI 8.1 Hubungan Partisipasi dengan Sikap Petani terhadap Sistem Pertanian Organik Sikap seringkali mempengaruhi tingkah
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (Pasal 1 ayat (12) UU No. 25 Tahun 2004).
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinciMODUL TIGA KOMUNIKASI
MODUL TIGA KOMUNIKASI A. KOMUNIKASI Yang dimaksud dengan komunikasi di sini adalah komunikasi manusia (human communication), yakni komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Kata komunikasi berasal
Lebih terperinciMobilisasi Masyarakat
Mobilisasi Masyarakat Dalam tulisan ini saya mencoba memadukan beberapa pengalaman dan pengamatan tentang Community Mobilization (Penggerakan Masyarakat), dengan tujuan agar masyarakat ikut melakukan kegiatankegiatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Humas Pemerintahan Kabupaten Boyolali Dalam Menjalin Hubungan Dengan Media) Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan
Lebih terperinciMODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.
Pertemuan 10 MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. POKOK BAHASAN Komunikasi Massa Sebagai Suatu Pranata Sosial DESKRIPSI Pokok bahasan komunikasi komunikasi massa sebagai suatu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Keberdayaan petani termasuk juga petani tebu tidak hanya ditentukan oleh kemampuan adopsi inovasi usahatani yang berbasis teknologi. Adopsi inovasi kelembagaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, media juga bertransformasi menjadi salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melihat fenomena tersebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa
Lebih terperinciV. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN 5.1 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman kemerdekaan istilahnya propaganda) di
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan
PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan pangan pokok utama sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan maka beberapa kesimpulan dapat dibuat. Pertama, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pemkab Sragen, dalam hal ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1.Teori Umum. 2.1.1.1 Komunikasi. Secara umum, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan tujuan mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi suatu lembaga bisa menjadi lebih dikenal oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyebaran informasi menjadi penting bagi suatu organisasi, perusahaan maupun lembaga dalam menginformasikan kebijakan serta acara acara yang dilakukan oleh organisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun produk karena produk ataupun jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran adalah kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun produk karena produk ataupun jasa yang ditawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, perusahaan mana pun tidak bisa mengabaikan brand. Sukses atau tidaknya suatu
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,
BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: 13 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI OPINION LEADER Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat
Lebih terperinciPendamping (aktivis LSM) Kelompok sasaran (anggota masyarakat) Tujuan
Peran pekerja pengembangan masyarakat adalah membantu masyarakat dalam mengidentifikasi isu, masalah, dan kebutuhan sebagaimana apa yang dilihat sendiri menurut referensi ilmiah serta memfaslitasi munculnya
Lebih terperinciKomunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Sosiologi Khalayak Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Masyarakat MacIver dan Page:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa
Lebih terperinciPEDOMAN PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN GERAKAN NASIONAL
PEDOMAN GERAKAN NASIONAL PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN 2015 1 2 Daftar Isi Pendahuluan Definisi dan Ruang Lingkup Logo GNPOPA Peranan Stakeholder Sasaran Program Strategi Program Output dan Capaian Indikator
Lebih terperinciKomunikasi Pemasaran dan Adopsi Produk Baru
Komunikasi Pemasaran dan Adopsi Produk Baru Hensi Margaretta, MBA. 1 Pokok Bahasan Peran utama komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi karakteristik inovasi Peran komunikasi lisan (word of mouth) 2 Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung termasuk salah satu bagian lembaga pemerintahan karena institusi tersebut di bawah Pemda Kota Bandung.
Lebih terperinciPROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU Anik Lestari, dr. M Kes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS Solo Pokok-pokok bahasan dalam perkuliahan Pengertian promosi kesehatan, pendidikan
Lebih terperinciProses Komunikasi dalam Masyarakat
Proses Komunikasi dalam Masyarakat Lapisan masyarakat sangat beragam dan kompleks Semakin kompleks, semakin rumit, karena bermacam budaya dan proses sosial Bentuk komunikasi ditentukan oleh: 1. Pihak yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROMOSI KESEHATAN
KERANGKA ACUAN PROMOSI KESEHATAN Latar Belakang Promosi Kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat
Lebih terperinci