Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan"

Transkripsi

1 Kajian Sifat Sifat Graf Pembagi-Nol dari Ring Komutatif dengan Elemen Satuan Soleha 1, Dian W. Setyowati 2, Satrio A. W. 3 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, seha_07@matematika.its.ac.id 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dian_ws_math@matematika.its.ac.id Abstrak. Perkembangan teori graf memang sangat menarik perhatian para ilmuan, khususnya para pakar aljabar. Dalam teori aljabar konsep ring komutatif merupakan pondasi dalam mengimplementasikan graf ke bentuk aljabar atau sebaliknya. Dalam artikel ini, dibahas graf pembagi-nol, yaitu graf yang simpul - simpulnya ditentukan dari anggota pembagi-nol dari suatu ring komutatif dan sisi sisinya merupakan relasi pembagi-nol. Pembahasan ini penting untuk mengetahui hubungan antara graf dengan aljabar, khususnya ring, yaitu dengan menyelidiki sifat - sifat graf yang dihasilkan dari suatu bentuk ring. Sifat yang dibahas antara lain; keberhinggaan, keterhubungan, graf bintang, dan graf lengkap. Kata Kunci: Graf Bintang, Graf Lengkap, Graf Pembagi nol, Ideal, Ring Komutatif Pendahuluan Studi mengenai graf memang menjadi pembahasan yang sangat menarik akhir akhir ini, karena dengan mempresentasikan suatu masalah dalam bentuk graf, maka akan lebih mudah memilih suatu pemecahan dari berbagai solusi yang ditawarkan. pembahasan graf dalam ranah ring menjadi salah satu hal yang menarik perhatian peneliti dibidang aljabar. Graf adalah sebuah diagram yang terdiri dari simpul dan sisi yang menghubungkan suatu simpul dengan simpul yang lain, Sedangkan ring adalah sebuah himpunan tak kosong yang memiliki sifat grup abelian terhadap penjumlahan, assosiatif dan tertutup terhadap perkalian, dan bersifat distributive terhadap penjumlahan dan perkalian. Diberikan R adalah suatu ring komutatif, yaitu ring yang memiliki sifat komutatif terhadap operasi perkalian, dan Z(R) adalah himpunan pembagi-nol dari R. Suatu ring R memuat suatu pembagi-nol jika terdapat x, y R dimana x, y 0 sedemikian hingga x. y = 0. Graf pembagi-nol dari ring komutatif yang dinotasikan dengan Γ(R) adalah suatu graf dengan simpul-simpulnya adalah semua elemen dari R dan dua simpul terhubung jika perkalian titik keduanya adalah nol. Gagasan tersebut telah diperkenalkan I. Beck [1] dalam jurnalnya Coloring of Commutative Rings pada tahun 1988 yang kemudian penelitian tersebut dilanjutkan oleh D. D. Anderson dan M. Naseer. Definisi dari graf pembagi-nol yang digunakan oleh D. D. Anderson dan M. Naseer [2] yaitu simpul dari graf pembagi-nolnya adalah semua elemen dari ring R dan dua simpul yang berbeda, misalkan x dan y terhubung oleh suatu sisi atau bertetangga jika dan hanya jika x. y = 0. Dengan demikian simpul 0 akan bertetangga dengan semua simpul dan simpul yang bukan nol pasti terhubung dengan simpul 0. Definisi yang digunakan dalam artikel ini adalah simpul dari suatu graf pembagi-nol bukan semua elemen dari R, melainkan elemen dari himpunan pembagi-nol dari ring R, dimana x dan y dikatakan bertetangga jika dan hanya jika x. y = 0, dengan x, y Z(R), dimana Z(R) = April 2015 Universitas Negeri SUrabaya

2 Z(R) {0}. Tujuan utama penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji sifat sifat graf pembagi-nol Γ(R). Landasan Teori 2.1 Teori Graf Sebuah graf digambar dengan meletakkan simpul sebagai sebuah titik dan mewakili setiap sisi dengan kurva yang menghubungkan lokasi dari titik ujungnya. Definisi 2.1[3] Sebuah graf G adalah pasangan dari himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan simpul yang tak kosong, sedangkan E adalah himpunan sisi yang mungkin merupakan himpunan kosong. Graf sederhana adalah sebuah graf yang tidak memiliki loop ataupun sisi ganda. Graf sederhana ditentukan oleh himpunan simpul dan himpunan sisi, yaitu pasangan terurut dari simpul, ditulis e = ab untuk sisi e dan titik ujung a dan b. Ketika a dan b menjadi sebuah titik ujung dari suatu sisi, maka ab menjadi tetangga. Suatu graf G dikatakan terhubung jika untuk setiap pasangan terurut dua simpul yang berbeda {a, b} terdapat lintasan dari a ke b. Misalkan suatu graf terhubung dengan simpul simpul v 1, v 2,, v n. Panjang lintasan dari v 1, v 2 sampai dengan v n adalah n 1. Graf berhingga adalah graf yang memiliki jumlah simpul dan sisi berhingga. Suatu perjalanan dari simpul satu ke simpul lain melalui sisi dinamakan sebagai lintasan. Sebuah sikel adalah graf dengan jumlah simpul dan sisi sama, dimana simpul dapat ditempatkan berkeliling membentuk suatu lintasan melingkar. Girth dari suatu graf G dinotasikan g(g) adalah panjang sikel terpendek graf G. Suatu jarak antara dua titik a dan b dari suatu graf yang dinotasikan d(a, b) adalah panjang dari lintasan terpendek yang menghubungkan titik a dan b jika ada. Jika suatu graf tidak memiliki lintasan, maka d(a, b) =. Dalam suatu graf terhubung pernyataan berikut ekuivalen: 1. d(a, b) 0, dengan d(a, b) = 0 jika dan hanya jika a = b 2. d(a, b) = d(b, a) 3. d(a, b) + d(b, c) d(a, c) Diameter dari suatu graf G yang dinotasikan dengan diam(g) adalah jarak terpanjang dari lintasan terpendek yang menghubungkan setiap titik pada graf tersebut. [7] Berikut diberikan preposisi mengenai keterkaitan girth suatu graf, g(g), dengan diameternya, diam(g). Proposisi 2.2[4] Setiap graf G yang memiliki suatu sikel memenuhi g(g) 2 diam(g) + 1. Graf lengkap adalah sebuah graf sederhana yang setiap simpulnya terhubung dengan simpul yang lain. Graf lengkap dinotasikan K n dengan n menyatakan banyaknya simpul. Graf lengkap mempunyai jumlah simpul V(k n ) = n. Universitas Negeri Surabaya 25 April

3 Sebuah graf lengkap bipartite adalah graf sederhana yang kedua simpulnya terhubung jika dan hanya jika keduanya berada pada himpunan partisi yang berbeda. Misalkan kedua himpunan tersebut memiliki jumlah simpul r dan s, maka notasi untuk graf lengkap bipartite adalah K r,s. 2.2 Graf Pembagi Nol Diberikan R adalah ring komutatif dengan elemen satuan dan pembagi-nol nya adalah Z(R). Sebuah graf pembagi nol, Γ(R) adalah graf sederhana dengan simpul simpulnya adalah anggota pembagi-nol dari suatu ring komutatif tersebut. Kedua simpul misalkan x dan y dikatakan terhubung jika dan hanya jika x. y = 0 dimana x, y 0. Dalam sebuah kasus misalnya, himpunan bilangan bulat modulo empat (Z 4 ) dengan anggotanya {0, 1, 2, 3}, jika digambar dalam sebuah graf pembagi-nol adalah berupa sebuah titik, karena pembagi-nol dari himpunan tersebut hanya satu, yaitu 2. Sedangkan dalam contoh lain, misalkan bilangan bulat modulo tiga (Z 3 ) yang beranggotakan {0, 1, 2}, tidak memiliki himpunan pembagi-nol, sehingga ring tersebut tidak mempunyai bentuk graf pembagi-nol, dengan kata lain grafnya adalah graf kosong. Hal yang sama juga terjadi pada Ring lain yang memiliki sifat daerah integral, seperti Z 2, Z 5, Z 7, dan seterusnya. Dengan kata lain ring yang bersifat daerah integral tidak memiliki bentuk graf pembagi-nol. Selanjutnya dari kedua contoh diatas didapatkan R = Z 3 XZ 4 dengan anggotanya adalah sebagai berikut {[0,0], [0,1], [0,2], [0,3], [1,0], [1,1], [1,2], [1,3], [2,0], [2,1], [2,2], [2,3]} Dari keduabelas anggota R = Z 3 XZ 4 tersebut yang memenuhi definisi pembagi-nol yang dibahas sebelumnya, terdapat 5 anggota, antara lain [0.1], [0,2], [0,3], [1,0] dan [2,0] dengan keterhubungan sebagai berikut: [1, 0]. [0, 1] = 0 [2, 0]. [0, 1] = 0 [1, 0]. [0, 2] = 0 [2, 0]. [0, 2] = 0 [1, 0]. [0, 3] = 0 [2, 0]. [0, 3] = 0 [0, 2]. [1, 2] = 0 [0, 2]. [2, 2] = 0 Dari keenam keterhubungan tersebut, maka suatu graf pembagi-nol dari ring R = Z 3 XZ 4 dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1 Γ(Z 3 Z 4 ) April 2015 Universitas Negeri SUrabaya

4 Pada bab ini akan dikaji mengenai konsep ring komutatif yang berkaitan dengan konsep graf sehingga didapatkan sifat sifat graf pembagi-nol, kemudian akan ditentukan syarat suatu ring agar graf pembagi-nolnya merupakan graf bintang dan graf lengkap. 2.3 Keberhinggaan Graf Pembagi Nol Berdasarkan Ganesan [5] bahwa setiap ring komutatif yang hanya memiliki n pembagi-nol adalah berhingga dan memiliki elemen yang tidak lebih dari (n + 1) 2. Berikut diberikan teorema mengenai keberhinggaan graf pembagi-nol Γ(R). Teorema 2.3[6] Diberikan suatu Ring komutatif R. Graf Γ(R) adalah berhingga jika dan hanya jika R berhingga. Keberhinggaan yang dijelaskan dalam Teorema 2.3 tersebut merupakan langkah awal dalam menentukan keterhubungan suatu graf pembagi-nol Γ(R), dimana keterhubungan Γ(R) akan lebih mudah diamati jika graf tersebut berhingga. 2.4 Keterhubungan Graf Pembagi Nol Sebuah graf terdiri dari simpul simpul dan sisi sisi. Antar dua simpul yang berbeda dapat dihubungkan oleh suatu sisi, sehingga dapat dikatakan bahwa sisi merupakan suatu penghubung antar simpul dalam suatu graf. Dalam sebuah graf terhubung Γ(R), untuk x, y Z(R) maka ada kemungkinan x dan y terhubung langsung dan dinotasikan dengan x y, artinya x y = 0. Kemungkinan yang lain adalah terdapat suatu lintasan dimana x dan y tidak terhubung langsung, misal lintasan x y z, artinya x z = z y = 0 dengan z Z(R) {x, y}, atau lintasan x z 1 z 2 y, yang artinya x z 1 = z 1 z 2 = z 2 y = 0 dengan z 1, z 2 Z(R) {x, y} Teorema 2.4[6] Diberikan ring komutatif R, maka Γ(R) terhubung dengan diameter yang tidak lebih dari tiga (diam(γ(r)) 3). Pembahasan sifat graf pembagi-nol dalam ring komutatif membutuhkan pengertian ideal maksimal. ideal penghilang dan ring lokal. Suatu ideal M dari ring R, M R, dikatakan ideal maksimal jika terdapat ideal I sedemikian hingga M I, maka I = M atau I = R [5]. Himpunan dari semua anggota ring,x R, sedemikian hingga xa = 0 dengan A ideal dari R disebut sebagai ideal penghilang dari A dinotasikan dengan Ann(A). Suatu ring R yang memiliki tepat satu ideal maksimal dinamakan sebagai ring lokal Berdasarkan Teorema 2.4 bahwa jika graf terhubung Γ(R) memiliki suatu sikel, maka menurut Proposisi 2.2, graf Γ(R) memiliki girth g(γ(r)) 7. Berikut ini adalah teorema yang menunjukkan bahwa suatu ring berhingga komutatif Rdengan ideal maksimal tak nol, atau ring berhingga komutatif yang berbentuk direct product memiliki panjang sikel terpendek maksimal adalah 4. Teorema 2.3[6] Misalkan R adalah ring berhingga komutatif dengan ideal maksimal tak nol, atau R ring direct product berhingga komutatif. Jika Γ(R) memiliki sikel, maka g(γ(r)) 4. Graf Pembagi-nol Bintang Universitas Negeri Surabaya 25 April

5 Pandang G sebagai suatu graf yang memiliki sifat simpul a yang terhubung dengan setiap simpul lainya. Graf tersebut dapat berupa graf lengkap atau graf bintang. Teorema 3.1 Diberikan suatu ring komutatif R. Γ(R) memiliki suatu simpul yang terhubung dengan setiap simpul lainya jika dan hanya jika R Z 2 A, dimana A adalah daerah integral, atau Z(R) adalah ideal penghilang Bukti. ( )diketahui Γ(R) memiliki suatu simpul yang terhubung dengan setiap simpul lainya. Maka terdapat a Z(R) dengan a b, dimana b Z(R) {a}. Artinya a adalah ideal dari Z(R). Relasi a b berarti bahwa a b = 0, b Z(R) {a}, akibatnya Z(R) adalah suatu ideal penghilang. Misalkan R R 1 R 2 dengan (1, 0) adalah salah satu simpul yang terhubung dengan setiap simpul yang lain, (1, 0) Z(R). Andaikan c R 1 {1} dan (c, 0) Z(R), maka (1, 0)(c, 0) = 0, akibatnya c = 0. Hal ini menunjukan bahwa (1, 0) adalah satu satunya simpul yang terhubung dengan setiap simpul yang lain, sehingga R 1 Z 2. Misalkan R 2 adalah ring komutatif dengan pembagi-nol a dan b. Karena a, b Z(R 2 ), maka (1, a) dan (1, b) adalah pembagi-nol dari R dengan keterhubungan dalam Γ(R) adalah sebagai berikut. (1, a) (0, b) = 0 (1, b) (0, a) = 0 Tetapi (1, a) (1, 0) 0 dan (1, b) (1, 0) 0. Akibatnya terdapat simpul yang tidak terhubung dengan (1, 0), maka R 2 bukanlah ring yang memiliki pembagi-nol, melainkan adalah suatu daerah integral. ( ) diketahui R Z 2 A dengan A adalah Daerah integral. Ambil sebarang a A {0, 1} sedemikian hingga keterhubungan dalam Γ(R) adalah (1, 0) (0, 1) = 0 (1, 0) (0, a) = 0 Dari keterhubungan tersebut terlihat bahwa terdapat suatu simpul yang terhubung dengan setiap simpul lainya, yaitu (1, 0). Diketahui Z(R) adalah ideal penghilang, maka terdapat suatu ideal a sedemikian hingga a b = 0, b Z(R) {a}. Artinya a adalah simpul yang terhubung dengan setiap simpul b. Bukti pada Teorema 3.1 menjelaskan bahwa jika dalam suatu graf pembagi-nol Γ(R) terdapat suatu simpul x yang terhubung dengan setiap simpul lainya, maka x adalah suatu ideal prima dari R, atau Z(R) adalah suatu ideal penghilang. Misalkan R adalah ring lokal dengan ideal maksimal tak-nol M. Jika terdapat bilangan positif terkecil k dengan M k = 0, maka Z(R) = M = Ann(x), untuk setiap x M k 1. Jadi jika R/M 3, maka terdapat paling sedikit dua simpul yang terhubung dengan setiap simpul lainya. Jika R adalah ring lokal berhingga, maka terdapat suatu simpul dalam Γ(R) yang terhubung dengan setiap simpul yang lain jika dan hanya jika R Z 2 A, dimana A adalah daerah integral, atau Z(R) adalah ideal prima dari R. Selanjutnya jika dim R = 0, maka R Z 2 F, dimana F adalah lapangan berhingga, atau {0} adalah ideal prima dari R. Akibat 3.2 Diberikan R ring komutatif berhingga. Terdapat suatu simpul dalam Γ(R) yang terhubung dengan setiap simpul lainya jika dan hanya jika R Z 2 F, dimana F adalah April 2015 Universitas Negeri SUrabaya

6 lapangan berhingga atau R adalah ring lokal. Untuk setiap bilangan prima p dan integer n 1, maka Γ(R) = F = p n jika R Z 2 F, sedangkan Γ(R) = p n 1 jika R adalah ring lokal. Lemma berikut menjelaskan model ring dimana bentuk graf pembagi-nolnya memiliki tepat satu simpul yang terhubung dengan setiap simpul yang lain. Lemma 3.3 Diberikan R, ring komutatif berhingga. Jika Γ(R) memiliki tepat satu simpul yang terhubung dengan setiap simpul lainya dan tidak ada lagi simpul lain yang berhubungan, maka R Z 2 F, dimana F adalah lapangan berhingga dengan F 3, atau R adalah ring lokal dengan ideal maksimalnya M memenuhi R/M Z 2, M 3 = 0, dan M 2 2, sehingga Γ(R) adalah p n atau 2 n 1, untuk bilangan prima p dan integer n 1 Teorema dan lemma diatas telah menjelaskan mengenai bentuk ring yang menghasilkan graf dengan simpul yang terhubung dengan simpul lain, atau bisa disebut sebagai simpul pusat. Adanya simpul pusat memang merupakan salah satu ciri dari graf bintang, tapi satu ciri yang tidak boleh terlupakan adalah tidak adanya keterhubungan dalam graf tersebut selain dengan simpul pusat. Seperti pada suatu ideal penghilang, R = ann(a), dimana a R. Jelas bahwa b R, maka a b = 0, sehingga a adalah simpul pusat dari Γ(R), tetapi ada kemungkinan terdapat c R dengan b c = 0. Dengan demikian, graf pembagi-nol bintang tidak dapat terbentuk. Teorema berikut menunjukan bahwa graf pembagi-nol bintang hanya dapat dibentuk dari ring R Z 2 F, dimana F adalah field berhingga. Teorema 3.4 Diberikan R adalah ring komutatif berhingga dengan Γ(R) 4. Γ(R) adalah graf bintang jika dan hanya jika R Z 2 F, dimana F adalah lapangan berhingga. Bukti. ( ) diketahui Γ(R) adalah graf bintang andaikan R Z 2 F, dimana F adalah lapangan berhingga, maka berdasarkan Akibat 3.2 dan Lemma 3.3, R adalah ring lokal dengan ideal maksimal M. Diberikan M = ann(x) dan ambil sebarang a, b, c, d M {x} yang berbeda. karena M 2 = {0, x}, maka ab = ac = ad = x dan tidak ada relasi pembagi-nol lainya, sehingga ab ac = ab ad = 0 a(b c) = a(b d) = 0 b c = b d = x Sehingga c = d hal ini kontradiksi dengan permisalan bahwa a, b, c, d adalah berbeda. Maka haruslah R Z 2 F, dimana F adalah lapangan berhingga. ( ) diketahui R Z 2 F, dimana F adalah lapangan berhingga. Berdasarkan definisi graf pembagi-nol, maka didapat keterhubungan dalam Γ(R) adalah [1, 0] [0, a] = 0, a F, a 0, artinya simpul [1, 0] bertetangga dengan [0, a]. Sehingga Γ(R) adalah graf bintang. Contoh 3.5 Ring komutatif R Z 2 Z 7 dengan anggotanya sebagai berikut. Z 2 Z 7 = {(0.0), (0.1), (0.2), (0.3), (0.4), (0.5), (0.6), (1.0), (1.1), (1.2), (1.3), (1.4), Universitas Negeri Surabaya 25 April

7 (1.5), (1.6)} Berdasarkan definisi graf pembagi-nol, maka Z 2 Z 7 memiliki pembagi-nol sebanyak 7, yaitu (0.1), (0.2), (0.3), (0.4), (0.5), (0.6), dan (1.0). Berikut adalah daftar ketetanggaan dari Γ(Z 2 Z 7 ). (1.0) (0.1), (1.0) (0.2),(1.0) (0.3),(1.0) (0.4),(1.0) (0.5),(1.0) (0.6) Sehingga graf pembagi-nol yang terbentuk dari Γ(Z 2 Z 7 ) adalah graf bintang yang ditunjukan pada Gambar 2 berikut. Graf Pembagi-nol Lengkap Gambar 2 Γ(Z 2 Z 7 ) Suatu graf dikatakan lengkap jika setiap simpulnya terhubung dengan setiap simpul yang lain, artinya untuk sebarang dua simpul yang berbeda pasti terdapat suatu sisi yang menghubungkan keduanya. Berdasarkan definisi tersebut, Γ(R) adalah graf lengkap jika x y = 0, x, y Z(R), x y, dengan kata lain setiap anggota dari pembagi-nol Z(R) selalu terhubung dengan diameter satu. Berikut diberikan teorema mengenai model ring yang dapat menghasilkan bentuk graf lengkap. Teorema 4.1 Diberikan ring komutatif R. Γ(R) adalah graf lengkap jika dan hanya jika R Z 2 Z 2 atau x y = 0, x, y Z(R) Bukti. ( ) diketahui Γ(R) adalah graf lengkap, berdasarkan definisi jelas bahwa x y = 0, x y (R), x y. andaikan terdapat x Z(R) dan x 2 0, maka x 2 x atau x 2 = x. Misalkan x 2 x, maka x 2 x = 0 dan x 4 = 0, sehingga; x 2 x + x 2 x 2 = 0 x 2 (x + x 2 ) = 0 Dari persamaan diatas jelas bahwa x + x 2 Z(R), sehingga x + x 2 = x atau x + x 2 x. Jika x + x 2 = x, maka x 2 = 0, hal ini kontradiksi dengan yang dimisalkan yaitu x 2 0. Selanjutnya misalkan x + x 2 x, maka (x + x 2 )x = 0 x 2 + x 2 x = 0 Karena x 2 x = 0, akibatnya x 2 = 0, kontradiksi lagi, maka haruslahx 2 = x. Berdasarkan Teorema 3.1, maka R Z 2 A, dengan A daerah integral. Karena Z 2 = {0.1} dan x 2 = x, maka A Z April 2015 Universitas Negeri SUrabaya

8 Sehingga R Z 2 Z 2. ( ) diketahui R Z 2 Z 2 maka R = {(0, 0), (0, 1), (1, 0), (1, 1)}. keterhubungan dalam R adalah (1, 0) (0, 1) = 0, sehingga Γ(R) adalah graf lengkap. Jika dalam suatu Z(R) setiap elemen selalu terhubung dengan setiap elemen lain dan R Z 2 Z 2, maka Z(R) adalah ideal dari R dengan Z(R) 2 = 0. Oleh karena itu Z(R) = nil(r) adalah ideal prima dari R. Teorema berikut memberi penjelasan bahwa graf lengkap juga dapat digambar dengan menggunakan ring lokal dengan karakternya adalah bilangan prima p atau p 2. Teorema 4.2 diberikan R adalah ring komutatif berhingga. Jika Γ(R) merupakan graf lengkap, maka R Z 2 Z 2 atau R adalah ring lokal dengan char R = p atau p 2 dan Γ(R) = p n 1 untuk bilangan prima p dan integer n 1 Bukti. berdasarkan Teorema 4.1, jelas bahwa Γ(Z 2 F) lengkap jika dan hanya jika F = Z 2. Misalkan R Z 2 Z 2, berdasarkan Akibat 3.2, R adalah ring lokal dengan ideal makasimal M dan M 2 = 0. Karena R Z 2 Z 2 dan Γ(R) adalah graf lengkap, maka setiap elemen dalam Z(R) haruslah merupakan nilpotent, sehingga Z(R) 2 = M 2 = 0 mengakibatkan Z(R) adalah ideal prima dari R. Oleh karena itu char R = p m, m 1. Jika m 3, maka akan terdapat pembagi-nol yang tidak terhubung dengan suatu pembagi-nol yang lainya dalam R. Sehingga karakter dari R tidak lain adalah char R = p atau p 2. Dari Akibat 3.2 banyaknya simpul dari graf pembagi-nol dari ring lokal tersebut adalah Γ(R) = p n 1. Contoh 4.3 R Z p 2, untuk bilangan prima p. Karena elemen dari R merupakan himpunan bilangan bulat modulo p 2 dan prima, maka p 2 = 0 dan tidak ada faktor lain dari p 2 selain p. Sehingga didapat mp np = 0 dimana m, n adalah suatu bilangan bulat, artinya jika kita kalikan sebarang 2 elemen kelipatan p di R, hasilnya adalah nol. Sehingga Z(R) = {p, 2p, 3p,, np}, dimana p adalah bilangan prima. Karena untuk setiap elemen di Z(R) merupakan annihilator (penghilang), maka setiap simpul di Γ(R) terhubung dengan setiap simpul lainnya. Sehingga Γ(R) adalah graf pembagi-nol lengkap dengan Γ(R) = p 1. Misalkan R Z 25, maka Z(R) = {5, 10, 15, 20} sehingga ketetanggaan dalam Γ(Z 25 ) adalah sebagai berikut. 5 10, 5 15,5 20, 10 15, 10 20, Dengan demikian graf pembagi-nol yang terbentuk adalah graf lengkap yang ditunjukan pada Gambar 3 berikut. Universitas Negeri Surabaya 25 April

9 Gambar 3 Γ(Z 25 ) Suatu graf lengkap bipartit adalah graf yang simpulnya dibagi menjadi 2 partisi dan dua simpul bertentangga jika keduanya berada pada partisi yang berbeda. graf ini dinotasikan dengan K m,n. Sebagian besar ring yang dapat diimplemenrasikan dalam Γ(R) adalah bentuk direct produk berhingga. misalkan R R 1 R 2, maka R dapat berupa graf lengkap bipartite dengan R 1, R 2 adalah daerah integral. Misalkan R 2 bukan merupakan daerah integral, artinya terdapat x, y R 2 dengan x y = 0, maka akan ada keterhubungan dalam satu partisi yang sama, yaitu (0, x) dengan (0, y). Dengan adanya pembagi-nol dalam suatu partisi akan memicu munculnya simpul simpul lain yang membuat definisi graf lengkap bipartite tidak terpenuhi, seperti (1, y), (2, y),, (m, y) keseluruhan simpul tersebut terhubung dengan (0, x), dan sebagainya. Sebagai contoh Z 3 Z 6, terdapat 2, 3 Z 6 dan 2 3 = 0, sehingga dalam satu partisi terdapat keterhubungan yaitu (0,2) (0,3), hal ini menyebabkan Z 3 Z 6 tidak memenuhi syarat sebagai graf lengkap bipartite. Akibat 4.4 Diberikan R ring komutatif berhingga. Γ(R) adalah graf lengkap bipartite dengan Γ(R) = m + n 2 jika dan hanya jika R Z m Z n, dimana m, n P, P adalah bilangan prima. Contoh 4.5 Ring komutatif R Z 3 Z 5 dengan anggota sebagai beikut. Z 3 Z 5 = {(0.0), (0.1), (0.2), (0.3), (0.4), (1.0), (1.1), (1.2), (1.3), (1.4), (2.0), (2.1), (2.2), (2.3), (2.4)} Ring tersebut memiliki pembagi-nol yaitu (1.0), (2.0), (0.1), (0.2), (0.3), dan (0.4) dengan ketetanggaan dalam Γ(Z 3 Z 5 ) adalah sebagai berikut. (1, 0) (0, 1), (1, 0) (0, 2),(1, 0) (0, 3),(1, 0) (0, 4),(2, 0) (0, 1),(2, 0) (0, 2) (2, 0) (0, 3),(2, 0) (0, 4) Dengan demikian Z 3 Z 5 merupakan graf lengkap bipartite yang ditunjukan pada Gambar 4 Gambar 4 Γ(Z 3 Z 5 ) April 2015 Universitas Negeri SUrabaya

10 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab 3 dan 4, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut: 1. Γ(R) adalah Graf Bintang, atau disebut Graf Pembagi-nol Bintang dengan R Z 2 F, dimana adalah F lapangan berhingga. 2. Γ(R) adalah Graf Lengkap atau Graf Pembagi-nol Lengkap, dengan R Z 2 Z 2, atau R adalah Ring Lokal dengan char R = p atau p Γ(R) adalah graf lengkap bipartite dengan Γ(R) = m + n 2 jika dan hanya jika R Z m Z n dimana m, n P, dengan P adalah bilangan prima. Daftar Pustaka [1] Beck, I Coloring of Commutative Rings, Journal of Algebra, 116, [2] Anderson, D. D. dan M. Naseer Beck s Coloring of a Commutative Rings, Journal of Algebra. 159, [3] Hartsfied, Nora, dan Gerhard Ringel Pearls in Graph Theory a Comprehensive Introduction. Academic Press, Inc [4] Diestel, R Graph Theory. Springer-Verlag, New York. [5] Ganesan, N Properties Of Rings With a Finite Number of Zero-Divisor. math. Ann. 157, [6] Anderson, D. F. dan Phillip S. Livingston The Zero-Divisor Graph of a Commutative Ring, Journal of Algebra, volume 217, Mathematic Departement, The University of Tennessee, Knoxville. Universitas Negeri Surabaya 25 April

KAJIAN SIFAT SIFAT GRAF PEMBAGI-NOL DARI RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN

KAJIAN SIFAT SIFAT GRAF PEMBAGI-NOL DARI RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN KAJIAN SIFAT SIFAT GRAF PEMBAGI-NOL DARI RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN STUDY OF PROPERTIES OFZERO-DIVISOR GRAPH OF A COMMUTATIVE RING WITH UNITY Satrio Adi Wicaksono (1209 100 069) Pembimbing: Soleha,

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014 Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013 Surabaya 18 Januari 2014 DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL

Lebih terperinci

GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF

GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF Andika Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 6031 Email: rizalandika90@yahoo.co.id Dwi Juniati Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT. Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya KARAKTERISASI ALJABAR PADA GRAF BIPARTIT Soleha, Dian W. Setyawati Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ABSTRAK. Pada artikel ini dibahas penggunaan teknik aljabar linier untuk mempelajari graf

Lebih terperinci

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 GRAF TOTAL SUATU MODUL BERDASARKAN SUBMODUL SINGULER Dian Ambarsari (S1 Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

GRAF TORSI ATAS MODUL

GRAF TORSI ATAS MODUL Jurnal LOG!K@, Jilid 7, No. 2, 2017, Hal. 86-95 ISSN 1978 8568 GRAF TORSI ATAS MODUL Budi Harianto dan Sarah Harefah Saputri Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF Jurnal LOG!K@, Jilid 7, No 1, 2017, Hal 15-24 ISSN 1978 8568 BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF Budi Harianto Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 6 RING (GELANGGANG) Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat suatu Ring, Integral Domain dan Field Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, ideal, daerah integral, ring quadratic.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field. Hal ini dimulai dengan memberikan pengertian dari group

Lebih terperinci

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan Pertemuan 13 PENGERTIAN RING A. Pendahuluan Target yang diharapkan dalam pertemuan ke 13 ini (pertemuan pertama tentang teori ring) adalah mahasiswa dapat : a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

Modul Faktor Dari Modul Supplemented

Modul Faktor Dari Modul Supplemented Modul Faktor Dari Modul Supplemented A 16 Puguh Wahyu Prasetyo S2 Matematika FMIPA UGM, Yogyakarta Email : puguhwp@gmail.com Ari Suparwanto Jurusan Matematika FMIPA UGM, Yogyakarta Email : ari_suparwanto@ugm.ac.id

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, daerah integral, ring bilangan bulat

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum Bab I. Sekilas Tentang Konsep Dasar Grup antonius cp 2 1. Tertutup, yakni jika diambil sebarang dua elemen dalam G maka hasil operasinya juga akan merupakan elemen G dan hasil tersebut adalah tunggal.

Lebih terperinci

Modul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281

Modul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281 Modul Perkalian Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 5528 Abstrak Di dalam teori modul terdapat modul khusus yang disebut modul perkalian (multiplication modules). Misalnya

Lebih terperinci

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya Kode Makalah M-1 Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya K a r y a t i Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: yatiuny@yahoo.com

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUKTUR KHUSUS DAERAH INTEGRAL

KARAKTERISTIK GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUKTUR KHUSUS DAERAH INTEGRAL ARATERISTI GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUTUR HUSUS DAERAH INTEGRAL Eka Susilowati Fakultas eguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya eka250@gmailcom

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 23 31 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF YULI ERITA Program Studi Matematika, Pascasarjana Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015 Volume 9 Nomor 1 Maret 015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 1 10 KARAKTERISASI DAERAH DEDEKIND Elvinus R. Persulessy 1, Novita Dahoklory 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF

RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 1 (2013), hal. 63 70. RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF Eka Wulan Ramadhani, Nilamsari Kusumastuti, Evi Noviani INTISARI Rank dari matriks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang

Lebih terperinci

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf BAB 2 Konsep Dasar 21 Definisi graf Suatu graf G = (V(G), E(G)) didefinisikan sebagai pasangan himpunan 2 titik V(G) dan himpunan sisi E(G) dengan V(G) dan E(G) [ VG ( )] Sebagai contoh, graf G 1 = (V(G

Lebih terperinci

Syarat Perlu Dan Cukup Subaljabar Merupakan Ideal di Dalam Aljabar BCI

Syarat Perlu Dan Cukup Subaljabar Merupakan Ideal di Dalam Aljabar BCI Syarat Perlu Dan Cukup Subaljabar Merupakan Ideal di Dalam Aljabar BCI 1, 2 Yeni Susanti1, Sri Wahyuni 2 Jurusan Matematika FMIPA UGM Abstrak : Di dalam tulisan ini dibahas syarat perlu dan syarat cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan penulisan penelitian diperlukan beberapa pengertian dan teori yang berkaitan dengan pembahasan. Dalam subbab ini akan diberikan beberapa teori berupa definisi,

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring PRISMA (208) PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring Zulfia Memi Mayasari Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI

SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI Jurnal Gammath, Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI Lina Dwi Khusnawati FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta lina.d.khusnawati@ums.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 12 Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari Nur Qomariah dan Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR: RING

STRUKTUR ALJABAR: RING STRUKTUR ALJABAR: RING BAHAN AJAR Oleh: Rippi Maya Program Studi Magister Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) SILIWANGI - Bandung 2016 1 Pada grup telah dipelajari

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 1 6 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT AIDILLA DARMAWAHYUNI, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) )

BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) ) BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) ) Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya ABSTRAK. Diberikan R semiring dan I himpunan bagian dari R maka I disebut ideal pada R jika dan maka

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup BAB 3 DASAR DASAR GRUP Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya Tulisan ini telah dipresentasikan pada dipresentasikan dalam Seminar Nasional Alabar, Pengaaran Dan Terapannya dengan tema Kontribusi Alabar dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Pembelaaran

Lebih terperinci

RING ABELIAN DAN MODUL ABELIAN. Oleh: Andri Novianto (1) Elah Nurlaelah (2) Ririn Sispiyati (2) ABSTRAK

RING ABELIAN DAN MODUL ABELIAN. Oleh: Andri Novianto (1) Elah Nurlaelah (2) Ririn Sispiyati (2) ABSTRAK RING ABELIAN DAN MODUL ABELIAN Oleh: Andri Novianto (1) Elah Nurlaelah (2) Ririn Sispiyati (2) ABSTRAK Dalam tulisan ini akan diperkenalkan modul abelian sebagai perluasan dari ring abelian. Misalkan suatu

Lebih terperinci

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf Ridwan Ardiyansah dan Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3 Jurnal Matematika UNAND Vol. No. 4 Hal. 4 3 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3 PRIMA RESA PUTRI Program Studi Magister

Lebih terperinci

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com 2 G R U P Struktur aljabar adalah suatu himpunan tak kosong S yang dilengkapi dengan satu atau lebih operasi biner. Jika himpunan S dilengkapi dengan satu operasi biner * maka struktur aljabar tersebut

Lebih terperinci

TEORI IDEAL PADA SEMIRING FAKTOR DAN SEMIRING TERNARY FAKTOR

TEORI IDEAL PADA SEMIRING FAKTOR DAN SEMIRING TERNARY FAKTOR J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 1, Mei 2017, 17 23 TEORI IDEAL PADA SEMIRING FAKTOR DAN SEMIRING TERNARY FAKTOR Dian Winda Setyawati Departemen Matematika, Institut

Lebih terperinci

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP oleh : Mulvi Ludiana (1) Cece Kustiawan (2) Sumanang Muhtar Gozali (2) ABSTRAK Dari suatu ring dan grup, dapat dikonstruksi suatu ring baru yang disebut ring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graf berarah (quiver) yang selanjutnya hanya dikatakan graf saja, dapat dipandang secara aljabar sebagai 4-tupel, E = (E 0, E 1, s, r) yang terdiri dari himpunan

Lebih terperinci

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB III PELABELAN KOMBINASI 1 BAB III PELABELAN KOMBINASI 3.1 Konsep Pelabelan Kombinasi Pelabelan kombinasi dari suatu graf dengan titik dan sisi,, graf G, disebut graf kombinasi jika terdapat fungsi bijektif dari ( himpunan titik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN III MODUL BEBAS, PENGENOL, DAN

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan dalam pembahasan penelitian ini. Untuk lebih mudah memahami, akan diberikan beberapa contoh. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

BAB III PERLUASAN INTEGRAL BAB III PERLUASAN INTEGRAL Pembahasan pada bab ini termuat pada ruang lingkup perluasan uniter atas suatu ring komutatif. Jika adalah suatu ring, maka yang dimaksud adalah suatu ring yang komutatif dan

Lebih terperinci

GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S.

GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP. Nur Hidayatul Ilmiah. Dr. Agung Lukito, M.S. GRAF PANGKAT PADA SEMIGRUP Nur Hidayatul Ilmiah Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya. mia_ilmiah99@yahoo.com Dr. Agung Lukito, M.S. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2011 0 KATA PENGANTAR Aljabar abstrak

Lebih terperinci

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep GRUP Bab ini merupakan awal dari bagian pertama materi utama perkuliahan Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS

PENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 1 (2013), hal. 39-44. PENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS Vivy Tri Rosalianti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika yang dikembangkan untuk menunjang pemahaman mengenai struktur bilangan. Struktur atau sistem aljabar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH... 1 B. PEMBATASAN MASALAH... 2 C.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses penelitian untuk penyelesaian persamaan Diophantine dengan relasi kongruensi modulo m mengenai aljabar dan

Lebih terperinci

Syarat Cukup dan Perlu Elemen Gelanggang Merupakan Pembagi Nol Kiri maupun Kanan )(RMnn

Syarat Cukup dan Perlu Elemen Gelanggang Merupakan Pembagi Nol Kiri maupun Kanan )(RMnn Syarat Cukup dan Perlu Elemen Gelanggang Merupakan Pembagi Nol Kiri maupun Kanan )(RMnn Oleh K a r y a t i R. Rosnawati Abstrak Himpunan matriks ordo atas gelanggang nr komutatif, yang selanjutnya dinotasikan

Lebih terperinci

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

SOAL DAN PENYELESAIAN RING SOAL DAN PENYELESAIAN RING 1. Misalkan P himpunan bilangan bulat kelipatan 3. Tunjukan bahwa dengan operasi penjumlahan dan perkalian pada himpunan bilangan bulat, P membentuk ring komutatif. Jawaban:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan permasalahan, seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. 2.1 Graf Graf

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif); II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi Grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2) Modul Strongly Supplemented A 6 Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2) 1) Mahasiswa S2 Matematika Jurusan Matematika FMIPA UGM Email : dzikoebar@yahoo.com 2) Dosen PS S2 Matematika Jurusan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

Saman Abdurrahman. Universitas Lambung Mangkurat,

Saman Abdurrahman. Universitas Lambung Mangkurat, Saman Abdurrahman Universitas Lambung Mangkurat, samunlam@gmail.com Abstrak. Dalam tulisan ini akan dibahas dua permasalahan, yaitu jumlah antara ideal fuzzy dari near-ring, dan jumlah antara ideal normal

Lebih terperinci

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi graf sebagai landasan teori dari penelitian ini... Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan

Lebih terperinci

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275 HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR Meryta Febrilian Fatimah 1, Nikken Prima Puspita 2, Farikhin 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 116-123 ISSN: 2303-1751 HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING Pradita Z Triwulandari 1, Kartika Sari 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH Hasmawati, Jusmawati Massalesse, Hendra, Muhamad Hasbi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanudin

Lebih terperinci

SYARAT PERLU DAN CUKUP SUBMODUL TERKOMPLEMEN. Sri Wahyuni Jurusan Matematika FMIPA UGM. Abstrak

SYARAT PERLU DAN CUKUP SUBMODUL TERKOMPLEMEN. Sri Wahyuni Jurusan Matematika FMIPA UGM. Abstrak JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 8-13, April 2002, IN : 1410-8518 YARAT PERLU DAN CUKUP UBMODUL TERKOMPLEMEN ri Wahyuni Jurusan Matematika FMIPA UGM Abstrak Dipresentasikan syarat perlu dan

Lebih terperinci

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. III BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk 00) Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi pewarnaan graf Pewarnaan titik pada

Lebih terperinci

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal. 183-190 DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN Fidiah Kinanti, Nilamsari Kusumastuti, Evi Noviani

Lebih terperinci

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d 1 Pada grup telah dipelajari himpunan dengan satu operasi. Sekarang akan dipelajari himpunan dengan dua operasi. Ilustrasi 1.1 Perhatikan himpunan 0,1,2,3,4. (a) Apakah grup terhadap operasi penjumlahan?

Lebih terperinci

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal Vol. 9, No.1, 49-56, Juli 2012 Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal Nur Erawaty 1, Andi Kresna Jaya 1, Nirwana 1 Abstrak Misalkan D adalah daerah integral. Unsur tak nol yang bukan unit

Lebih terperinci

KAJIAN BENTUK-BENTUK IDEAL PADA SEMIRING

KAJIAN BENTUK-BENTUK IDEAL PADA SEMIRING KAJIAN BENTUK-BENTUK IDEAL PADA SEMIRING Oleh: RUZIKA RIMADHANY 1209 100 042 Dosen Pembimbing: DIAN WINDA SETYAWATI, S.Si, M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian pertama akan dibahas mengenai teori grup. 2.1 Grup Dalam struktur aljabar, himpunan

Lebih terperinci

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal. Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 108 114 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND GELANGGANG ARTIN IMELDA FAUZIAH, NOVA NOLIZA BAKAR, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Diktat Kuliah. Oleh:

Diktat Kuliah. Oleh: Diktat Kuliah TEORI GRUP Oleh: Dr. Adi Setiawan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 Kata Pengantar Aljabar abstrak atau struktur aljabar merupakan suatu mata kuliah yang menjadi kurikulum nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Beberapa konsep dasar

Lebih terperinci

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari

Grup Permutasi dan Grup Siklis. Winita Sulandari Grup Permutasi dan Grup Siklis Winita Sulandari Grup Permutasi Suatu Permutasi dari suatu himpunan berhingga S yang tidak kosong, dinyatakan sebagai suatu pemetaan bijektif dari himpunan S pada dirinya

Lebih terperinci

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N JURNAL FOURIER Oktober 216, Vol. 5, No. 2, 61-66 ISSN 2252-763X; E-ISSN 2541-5239 Beberapa Sifat Ideal Bersih-N Uha Isnaini dan Indah Emilia Wijayanti Jurusan Matematika FMIPA UGM, Yogyakarta, Sekip Utara,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3 Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 2 Hal. 71 77 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3 FAIZAH, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan teori dalam penelitian ini. Konsep dasar tersebut berkaitan dengan definisi graf,

Lebih terperinci

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FATORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEIND Eka Susilowati Fakultas eguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adibuana Surabaya eka50@gmail.com Abstrak Setiap

Lebih terperinci

HUTAN DAN SIKEL PADA GRAF FUZZY

HUTAN DAN SIKEL PADA GRAF FUZZY HUTAN DAN SIKEL PADA GRAF FUZZY Aisyahtin Afidah Arifai 1, Dwi Juniati 2 1 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 60231 2 Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi tersebut adalah modul. Untuk membahas pengertian tentang suatu modul harus dimengerti lebih

Lebih terperinci

MODUL HASIL BAGI DARI SUATU MODUL DEDEKIND

MODUL HASIL BAGI DARI SUATU MODUL DEDEKIND MODUL HASIL BAGI DARI SUATU MODUL DEDEKIND Erlina Tri Susianti 1) Santi Irawati 2) Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Malang. email: erltrisa@yahoo.co.id, santira99@gmail.com Abstrak: Gelanggang

Lebih terperinci

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar Mashuri, Kristina Wijayanti, Rahayu Budhiati Veronica, Isnarto Jurusan Matenmatika FMIPA

Lebih terperinci

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring Jurnal Barekeng Vol 8 No Hal 33 39 (14) KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring ELVINUS RICHARD PERSULESSY Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Jl Ir M Putuhena, Kampus Unpatti,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

Surabaya, 23 Desember 2013

Surabaya, 23 Desember 2013 GRAF CAYLEY Sigit Pancahayani No Ujian: 3010-3-34730-8 Surabaya, 23 Desember 2013 Tes Calon Pegawai Negeri Sipil-Dosen Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Graf Definisi Graf: Diestel

Lebih terperinci

Antonius C. Prihandoko

Antonius C. Prihandoko Antonius C. Prihandoko Didanai oleh Proyek DIA-BERMUTU 2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Prakata Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi JURNAL SAINTIFIK VOL.4 NO. 1, JANUARI 2018 Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi Arbain Universitas Sembilanbelas November Kolaka email: arbaindjingga@gmail.com Abstrak Semua

Lebih terperinci

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA Siti Rohmawati 1, Dr.Agung Lukito, M.S. 2 1 Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Gedung

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 6 13 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG FADHILAH SYAMSI Program Studi Matematika, Pascasarjana

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS STUDY ON SUFFICIENT CONDITION FOR THE CHROMATIC POLYNOMIAL OF CONNECTED GRAPH HAS COMPLEX ROOTS Yuni Dewi Purnama

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modul adalah generalisasi dari ruang vektor yaitu dengan memperluas struktur lapangan pada ruang vektor menjadi ring yang strukturnya lebih umum. Dengan kata

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

RING STABIL BERHINGGA

RING STABIL BERHINGGA RING STABIL BERHINGGA Samsul Arifin Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Surya, Tangerang Email: samsul.arifin@stkipsurya.ac.id ABSTRACT Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai karakteristik ring

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF JURNAL BUANA MATEMATIKA Vol 7, No 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF Silviana Maya P 1, Syarifuddin N Kapita

Lebih terperinci

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.00). Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. Pewarnaan

Lebih terperinci

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. Study of Total Chromatic Number of -free and Windmill Graphs Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP 1208100024 Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS

Lebih terperinci