Penentuan Lokasi Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Median, P-Center, dan Max Covering

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Lokasi Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Median, P-Center, dan Max Covering"

Transkripsi

1 Performa (2010) Vol. 9, No.2: 1-10 Penentuan Lokas Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Peagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Medan, P-Center, dan Max Coverng Ike Nurcahyono, I Wayan Suletra * dan Eko Lquddanu Jurusan Teknk Industr, Fakultas Teknk Unverstas Sebelas Maret Surakarta Abstract Peagoan dstrct s an outskrt near the central admnstraton of Kebumen Regency. Ths poston causes some people prefer to go to cty for schoolng. Ths condton becomes one of the factors for decreasng number of students that apply to Peagoan dstrct. Many schools lacks of students. Kebumen Regency educaton department has a plan to reduce some schools that do not fulfll the crtera of mnmum number of students. Determnng deal locaton and number of schools has to be approprate n order to does not cause problems n the future. In ths study, the determnng of locaton and the number of school n Peagoan dstrct are conducted by dentfyng the locaton and the dstance of students house to the locaton of current elementary schools that consdered as canddate locatons. The school locatons and optmum number of school are determned by usng three models, p-center, p-medan, and maxmal coverng model. These are conducted to dentfy the performance of each model and compare all of them. The calculaton result concluded that p-medan model s the most approprate model to solve the problem. The optmum number of school s 26 and the average dstance of students to the nearest school s meters wth devaton standard meters, and the furthest dstance s meters. Key words: locaton, schools, p-medan model, p-center model, maxmal coverng model. 1. Pendahuluan Sekolah merupakan sarana pokok penddkan. Lokas sekolah semestnya dekat dengan tempat tnggal sswa ddk khususnya untuk tngkat penddkan sekolah dasar. Selan tu, umlah sekolah dasar d setap wlayah (kecamatan) uga harus deal agar tdak menmbulkan pemborosan bag pemerntah maupun merugkan sswa. Terlalu banyak atau sedkt sekolah yang ada dalam lngkungan masyarakat mempunya dampak yang berbeda-beda, dantaranya yatu, terlalu banyaknya sekolah pada lngkungan sep penduduk sangatlah tdak efsen, bag sekolah tu sendr dapat mengakbatkan penutupan seumlah sekolah karena sekolah tersebut kekurangan umlah sswa atau kurangnya mnat dar masyarakat atau terlalu sedktnya sekolah dapat mengakbatkan kelebhan daya tampung sswa atau melebh kapastas yang seharusnya dapat dterma d sekolah tersebut, dkarenakan umlah mnat masyarakat sangatlah besar sedangkan kapastas sekolah tdak dapat mencukup. Ada sebuah fenomena yang menark untuk dtelt yatu bagamana nasb atau konds sekolah-sekolah yang ada d daerah pnggran kota, khususnya d wlayah yang berbatasan langsung dengan pusat pemerntahan sepert halnya wlayah kecamatan Peagoan. Fenomena berkurangnya umlah penermaan sswa baru pada seumlah sekolah dasar yang ada menadkan * Correspondence: wayansuletra@gmal.com

2 2 Performa Vol.9, No. 2 suatu tanda tanya. Hal demkan dapat terad karena beberapa sebab dantaranya adalah keberhaslan dar program KB (Keluarga Berencana) yatu masyarakat danurkan untuk memlk anak cukup dua saa sehngga umlah penduduk usa sekolah pada wlayah tersebut mula berkurang atau karena sebagan masyarakat d wlayah kecamatan Peagoan lebh memlh untuk bersekolah ke kota darpada bersekolah yang ada d wlayah tempat tnggalnya dengan alasan-alasan tertentu mengngat bahwa wlayah kecamatan Peagoan berbatasan langsung dengan pusat pemerntahan kabupaten Kebumen. Dengan konds sepert n lambat laun bsa mengakbatkan adanya penutupan seumlah sekolah dan uga adanya penggabungan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lan, hal n dkarenakan sekolah d daerah mula dtnggalkan oleh masyarakat yang ada d sektarnya atau umlah penermaan sswa baru pada tap tahun menurun. Table 1 merupakan data rata-rata umlah penermaan sswa baru tap sekolah dasar d wlayah kecamatan Peagoan dalam tga tahun terakhr. Tabel 1. Rata-rata umlah penermaan sswa baru tap sekolah dasar Tahun Rata-rata Standar devas ,31 7, ,28 10, ,81 12,8 Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, Peneltan n dmaksudkan untuk membantu phak-phak yang terkat dalam mengatas masalah yang mungkn akan terad, khususnya dalam hal penggabungan beberapa sekolah yang drasa sudah tdak memenuh krtera atau sudah tdak layak untuk melanutkan kegatan belaar mengaar dkarenakan sekolah tersebut hanya memlk beberapa sswa dengan kata lan umlah sswa yang ada hanya sedkt, sehngga dmungknkan adanya beberapa sekolah untuk menggabung ke sekolah lan dengan tetap mempertmbangkan kemungknan yang akan terad yatu penambahan maupun pengurangan umlah penermaan sswa baru pada tahun yang akan datang. Untuk menentukan lokas sekolah yang akan dgabung ke sekolah lan harus dengan prosedur yang tepat, sehngga nantnya tdak menmbulkan masalah lan bak pada sswa ataupun tenaga pengaarnya sepert arak, transportas, dan kapastas. Lokas sekolah semestnya dtentukan dengan mempertmbangkan sebaran tempat tnggal calon sswa ddk. Sementara umlah optmum sekolah dtentukan berdasarkan daya tampung deal satu sekolah dan umlah calon sswa ddk sekecamatan peagoan. Peneltan tentang penentuan lokas sekolah yang deal telah dlakukan oleh penelt lan sepert Pzzolato (1994), Pzzolato dan Slva (1997), dan Pzzolato (2004). Buku terbaru yang membahas pemodelan lokas secara umum, salah satunya adalah yang dtuls oleh Farahan dan Hekmatfar (2009). 2. Metodolog Peneltan n berusaha mengusulkan solus untuk permasalahan bagamana menentukan umlah dan lokas sekolah yang deal, dengan mempertmbangkan potens umlah sswa dan sebaran geografs umlah penduduk usa sekolah. Tuuan yang ngn adalah mendapatkan lokas sekolah yang danggap strategs berdasarkan sebaran geografs penduduk usa Sekolah Dasar pada tap RW sekecamatan Peagoan. Solus yang dusulkan dharapkan dapat dadkan bahan pertmbangan bag phak-phak yang terkat dalam pengamblan keputusan untuk menentukan lokas sekolah yang deal dar beberapa alternatf yang dharapkan, sehngga dapat menguntungkan bag semua phak bak sswa, guru dan masyarakat.

3 Nurcahyo, Suletra, Lquddanu Penentuan Lokas Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Peagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Medan, 3 Untuk lebh memfokuskan peneltan maka dlakukan pembatasan masalah sebaga berkut : a. Sekolah yang menad obek peneltan adalah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtdayyah. b. Model yang dgunakan dalam peneltan n adalah model p-medan, p-center, dan max coverng. c. Data yang dgunakan dperoleh dar dnas penddkan kabupaten Kebumen dan data prmer hasl kuesoner. d. Tdak memperhtungkan baya. Data-data yang dkumpulkan pada peneltan n adalah sebaga berkut : a. Data kepadatan atau umlah penduduk. Berupa data umlah penduduk tap kelurahan dan penduduk usa sekolah pada tap RW b. Data luas wlayah. Merupakan data luas wlayah pada masng-masng kelurahan d seluruh kecamatan Peagoan. c. Data penermaan sswa baru tngkat Sekolah Dasar. Data mengena seumlah sswa baru yang dapat dterma pada tap sekolah dasar dalam tga tahun terakhr (2006 sampa 2008). d. Data umlah dan lokas Sekolah Dasar. Merupakan data banyaknya sekolah dasar yang ada d Kecamatan Peagoan, data n dperoleh dar UPT Dnas Penddkan dan Kebudayaan kecamatan Peagoan e. Data kusoner. Penyebaran kusoner dlakukan dengan tuuan untuk mengetahu batasan arak tempuh terauh yang mash layak untuk anak usa sekolah dasar. Kuesoner dtuukan kepada seumlah orang tua sswa d kecamatan Peagoan. Terkat dengan tga model yang dgunakan dalam peneltan n, dperlukan asumsasums untuk mendukung kelayakan penerapan model-model tersebut pada masalah nyata yang dangkat pada peneltan n. Adapun asums-asums yang dgunakan adalah: a. Kualtas untuk masng-masng sekolah adalah sama. b. Kapastas penermaan sswa baru tap sekolah sama. c. Penduduk lebh memlh sekolah yang araknya lebh dekat. d. Jumlah Tenaga pengaar tdak berubah. e. Tdak ada perubahan pada sekolah yang telah terplh d tahun-tahun berkutnya. Karaktersas sstem yang menggambarkan mekansme abstraks sstem nyata sehngga dapat drepresentaskan secara akurat oleh model yang dgunakan dapat delaskan sebaga berkut: a. Perhtungan arak yang dlakukan berdasarkan alan umum yang akan dlalu oleh sswa menuu sekolah. b. Jarak maksmal antara ttk permntaan dengan fasltas adalah 2000 meter. Hal n berdasarkan penyebaran kusoner kepada seumlah orang tua sswa sekolah dasar. c. Penduduk usa sekolah dasar pada tap RW dnyatakan sebaga demand. d. Demand dalam tap RW dbag menad kelompok-kelompok yang berukuran rata-rata 5 orang. Kelompok yang yang berukuran rata-rata 5 orang n dpandang sebaga satu ttk permntaan. e. Demand atau ttk permntaan hanya dapat dlayan pada satu fasltas saa. f. Demand dan lokas fasltas dnyatakan dalam ttk. g. Dalam satu kecamatan terdapat 36 sekolah dasar, umlah sekolah yang dharapkan dalam satu kecamatan hanya 26 sekolah. 3. Formulas Model dan Pengolahan Data Pada tahap n akan dlakukan pengolahan data dengan menggunakan model p-medan, p- center dan max coverng. Berkut adalah formulas masng-masng model:

4 4 Performa Vol.9, No. 2 Model p-medan Model p-medan (Daskn, 2008) merupakan salah satu model untuk menentukan lokas optmum beberapa fasltas dengan memnmas umlah total arak rata-rata antara ttk permntaan dan fasltas terdekat. Model n dapat drumuskan sebaga berkut : 1. Fungs tuuan Mnmze h d y (1) I Fungs tuuan (1) memnmas umlah total arak rata-rata antara kelompok demand (ttk permntaan) dengan sekolah. 2. Fungs pembatas x = p (2) Batasan (2) bahwa p sebaga banyaknya sekolah yang dharapkan (deal). y = 1 I (3) Batasan (3) bahwa setap ttk permntaan hanya dapat dlayan oleh satu sekolah. y x 0 I, J (4) Batasan (4) bahwa mnmal ada satu alternatf lokas (sekolah) yang dapat memenuh ttk permntaan (wlayah penduduk). 310 = 1 y h 45 = 1,2,3,...,36 (5) Batasan (5) Kapastas kelas pada tap sekolah dapat menampung sebanyak 45 sswa. 0, 1 (6) x { } J Fungs pembatas (6) menetapkan bahwa lokas sekolah tersebut tetap dpertahankan (terplh) atau tdak 0,1 I, (7) y { } J Fungs pembatas (7) menetapkan bahwa ttk permntaan ke- dapat terlayan atau tdak terlayan oleh sekolah ke-. Dmana : = nomor lokas ttk permntaan = nomor lokas (Sekolah Dasar) 1,...N I = umlah total ttk permntaan, I = { } J = umlah alternatf lokas (Sekolah Dasar), J = {1,...M} h = umlah anak usa sekolah pada ttk permntaan ke- d = arak antara wlayah (ttk permntaan) ke-, ke lokas (Sekolah Dasar) ke-. p = umlah sekolah dasar yang dharapkan (deal). 1 ka sekolah ke - dplh untuk dpertahankan x ka tdak

5 Nurcahyo, Suletra, Lquddanu Penentuan Lokas Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Peagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Medan, 5 y 1 ka kelompok ke- dapat dlayanoleh sekolah ke - ka tdak Model p-center Model p-centre (Daskn, 2008) bertuuan untuk memnmas arak maksmum dar ttk permntaan ke ttk fasltas. Berkut n merupakan formulas model p-center. 1. Fungs tuuan Mnmze W (8) Fungs tuuan (8) mnmas arak maksmum antara ttk-ttk permntaan dan sekolah yang telah dtentukan. 2. Fungs pembatas x = p (9) Batasan (9) bahwa p sebaga banyaknya sekolah yang dharapkan (deal). y = 1 I (10) Batasan (10) bahwa setap ttk permntaan hanya dapat dlayan oleh satu sekolah saa. y x 0 I, J (11) Batasan (11) mnmal ada satu alternatf lokas (sekolah) yang dapat melayan ttk permntaan. W h d y 0 I (12) Batasan (12) untuk menamn bahwa W adalah arak maksmum antara ttk permntaan dan sekolah. 310 = 1 y h 45 = 1,2,3,...,36 (13) Batasan (13) bahwa kapastas kelas pada tap sekolah dapat menampung sebanyak 45 sswa. 0, 1 (14) x { } I Bahwa (15) menyatakan lokas sekolah tersebut tetap dpertahankan atau tdak. 0,1 I, (15) y { } J Fungs pembatas (15) menetapkan bahwa wlayah ttk permntaan ke- dapat terlayan atau tdak terlayan oleh sekolah ke-. Dmana : W = arak maksmum antara ttk-ttk permntaan dan fasltas yang telah dtentukan. = nomor lokas ttk permntaan. = nomor lokas (Sekolah Dasar). 1,...N I = umlah total ttk permntaan, I = { } J = umlah alternatf lokas, J = {1,...M}. h = umlah anak usa sekolah pada kelompok demand ke-. d = arak antara wlayah (ttk permntaan) ke-, ke lokas (Sekolah Dasar) ke-. p = umlah sekolah dasar yang dharapkan (deal).

6 6 Performa Vol.9, No. 2 x y 1 ka sekolah ke - dplh untuk dpertahankan ka tdak 1 ka kelompok ke- dapat dlayanoleh sekolah ke - ka tdak Maxmal coverng Tuuan maxmal coverng (Daskn, 2008) adalah untuk memaksmalkan umlah ttk permntaan yang terangkau pada arak tertentu dar ttk fasltas. Model maxmal coverng dapat dformulaskan sebaga berkut : 1. Fungs tuuan Maxmze I h (16) z Fungs tuuan (16) memaksmalkan umlah permntaan yang dapat terlayan. 2. Fungs pembatas x z 0 I (17) N Batasan (17) menetapkan bahwa setap ttk permntaan terangkau mnmal oleh satu fasltas (sekolah). x = p (18) Fungs pembatas (18) menetapkan p banyaknya sekolah yang dapat dpertahankan. 0, 1 (19) x z { } J {, } I 0 1 (20) Batasan (19) dan (20) menyatakan terlayan atau tdak (terplh atau tdak). Dmana, h = umlah anak usa sekolah pada wlayah (kelompok demand) ke-, p = umlah sekolah dasar yang dharapkan (deal) N = umlah lokas permntaan yang dapat terlayan oleh fasltas. 1 ka kelompok ke dapat terlayan z ka tdak x 1 ka sekolah ke - dplh untuk dpertahankan ka tdak Gambar 1 berkut n adalah peta lokas 36 sekolah dasar dan Madrasah Iftdayah sekecamatan Peagoan.

7 Nurcahyo, Suletra, Lquddanu Penentuan Lokas Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Peagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Medan, 7 Gambar 1. Peta lokas sekolah dasar dan m d kecamatan peagoan Sementara sebaran 62 RW yang mewakl lokas ttk permntaan adalah sepert pada gambar 2 berkut n. Total seluruh ttk permntaan pada 62 RW adalah berumlah 310 ttk (pada masng-masng RW terdapat 5 ttk permntaan).

8 8 Performa Vol.9, No. 2 Gambar 2. Sebaran 62 RW yang mewakl lokas ttk permntaan Pengukuran arak dar ttk permntaan ke lokas sekolah menggunakan software arc GIS dengan mengacu kepada alan umum yang ada dalam kenyataan. Ttk-ttk permntaan yang dapat dangkau oleh setap sekolah adalah yang arak tempuhnya maksmum 2000 meter. Pemlhan alternatf lokas sekolah yang dapat melayan semua ttk permntaan dengan menggunakan bantuan program software Rsk Solver Platform untuk mempermudah perhtungan (Leve, 2004). Hasl yang akan dperoleh berupa lokas sekolah yang deal berdasarkan arak tempuh sswa d Kecamatan Peagoan. Setelah data dolah, dar 36 lokas sekolah yang ada masng-masng model (p-medan, p-center, max coverng) menetapkan 26 lokas sekolah yang akan tetap dpertahankan untuk dapat memenuh permntaan dar 310 ttk permntaan yang tersebar d 62 RW. Dar hasl perhtungan dapat dketahu performans masngmasng dar ketga model yang dgunakan. Nla-nla dan krtera performans tersebut dapat dlhat pada tabel 2 yang melput arak rata-rata, standar devas dan arak terauh antara ttk permntaan dan sekolah yang dalokaskan untuk melayannya. Model Tabel 2. Performans model Jarak ratarata (m) Standar devas (m) Jarak terauh (m) p-medan 215,98 138, ,3 p-center 760,31 491, Maxmal coverng 1057,27 624,

9 Nurcahyo, Suletra, Lquddanu Penentuan Lokas Ideal SD dan MI Se-Kecamatan Peagoan Kabupaten Kebumen dengan Menggunakan Model P-Medan, 9 Dar ketga model tersebut maka dapat dketahu bahwa p-medan yang palng sesua dengan tuuan dar peneltan n, karena dar krtera yang dtentukan yatu arak rata-rata, standar devas dan arak terauh model p-medan memlk nla yang mnmum dbandngkan dengan dua model lannya yang dgunakan dalam peneltan n yatu memlk nla arak ratarata 215,98 meter, standar devas 138,08 meter dan arak terauh 1229,3 meter. Tabel 3 d bawah n menelaskan alokas ttk-ttk permntaan ke masng-masng sekolah yang melayannya berdasarkan model p-medan. Tabel 3. Wlayah yang dapat terlayan oleh masng-masng sekolah No Nama sekolah Ttk permntaan yang terpenuh 1 SDN 1 Kedawung Kedawung (RW IV, V, VI), 2 SDN 4 Kedawung Kedawung (RW VI, VII, VIII) 3 SDN 1 Kewayuhan Kewayuhan (RW III, IV) 4 SDN 2 Kewayuhan Kedawung (RW III), Kewayuhan (RW I), Kebulusan (RW IV) 5 SDN 3 Kewayuhan Kewayuhan (RW I, II) 6 SDN 4 Kewayuhan Kewayuhan (RW III, V) 7 SDN 1 Logede Logede (RW I, II, IV) 8 SDN 3 Kebulusan Kebulusan (RW III) 9 SDN 1 Peagoan Kedawung (RW III), Peagoan (RW II, III, V) 10 SDN 4 Peagoan Peagoan ( RW V, VI, VII) 11 SDN Adtrto Kebulusan (RW II), Adtrto (RW II), Karangpoh (RW IV) 12 SDN 2 Karangpoh Karangpoh (RW I, II, III) 13 SDN Jemur Jemur (RW III, V) 14 SDN Kebagoran Kebagoran (RW II, III) 15 SDN 1 Prg Jemur (RW IV), Kebagoran RW I 16 SDN 2 Prg Prg (RW I, II) 17 SDN pengarngan Kebagoran RW IV, Pengarngan (RWI, II) 18 SDN Watulawang Watulawang (RW I, II) 19 SDN 2 Penron Penron (RW I, II, III, IV, X, XI) 20 SDN 3 Penron Penron (RW III, IV, IX) 21 MI Ma'arf Peagoan Peagoan ( RW I, IV), Karangpoh (RW IV) 22 MI Kedawung Kedawung (RW I, II) 23 MI Islamyah Logede ( RW III, IV,V), Kebulusan ( RW I) 24 MI Ma'arf Adtrto Kebulusan RW II, Adtrto RW I 25 MI Roudlotus Jemur RW I,II, III 26 MI Sultan Agung Penron ( RW IV, VII, VIII, IX) 4. Kesmpulan Tga model yang dgunakan dalam peneltan n, yatu p-medan, p-center, dan max coverng, semuanya menghaslkan usulan 26 ttk fasltas sebaga umlah sekolah deal untuk kecamatan Peagoan. Meskpun umlahnya sama, ketga model tersebut menghaslkan usulan lokas yang berbeda. Berdasarkan krtera rata-rata arak tempuh, standar devas, dan arak maksmumnya, maka model p-medan memberkan performans yang palng bak. Dua puluh enam lokas sekolah yang terplh d seluruh kecamatan Peagoan telah memenuh syarat arak antara wlayah penduduk dengan sekolah terdekat maksmum sebesar 2000 meter

10 10 Performa Vol.9, No. 2 Pada peneltan selanutnya, untuk menentukan umlah sekolah yang deal dalam satu wlayah khususnya daerah pnggran kota, perlu mempetmbangkan umlah penduduk usa sekolah yang keluar atau tdak berseda bersekolah d wlayah tersebut. Untuk penerapan haslhasl yang dperoleh dalam peneltan n, dperlukan koordnas antar phak-phak yang terkat. Daftar Pustaka BPS Kabupaten Kebumen, (2008). Kabupaten Kebumen dalam Angka Tahun Daskn, M. S. (2008). What You Should Know About Locaton Modelng. Naval Research Logstcs, Vol. 55. Farahan, R. Z. and Hekmatfar, M. (2009). Faclty Locaton: Concepts, Models, Algorthms and Case Studes, Physca-Verlag, Hedelberg, Germany. Leve, R. D. (2004). Advanced Excel for Scentfc Data Analyss, Oxford Unversty Press. Pzzolato, N. D. (1994). A heurstc for large-sze p-medan locaton problems wth applcaton to school locaton, Annals of Operatons Research, Vol. 50, pp Pzzolato, N. D. and Slva, H. B. F. D. (1997), The locaton of publc schools: evaluaton of practcal experences, Int. Trans. Opl. Res, Vol. 4 no.1. pp Pzzolato, N. D. (2004), School locaton methodology n urban areas of developng countres, Intl. Trans. n Op. Res., Vol. 11, pp

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK

BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK BAB VI MODEL-MODEL DETERMINISTIK 6. Masalah Penyaluran Daya Lstrk Andakan seorang perencana sstem kelstrkan merencakan penyaluran daya lstrk dar beberapa pembangkt yang ternterkoneks dan terhubung dengan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah dan Lokasi Gudang Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode Cluster

Penentuan Jumlah dan Lokasi Gudang Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode Cluster Performa (2004) Vol.3, No.1:1-8 Penentuan Jumlah dan Lokas Gudang Yang Optmal Dengan Menggunakan Metode Cluster Sulstyanngsh Jat Murt, Azzah Asyat dan Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN Tjutju T. Dmyat Jurusan Teknk Industr Unverstas Pasundan E-mal : admyat@bdg.centrn.net.d ABSTRAK Penentuan rute kendaraan (Vehcle

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

Menggugat Kinerja Profesor

Menggugat Kinerja Profesor Haran Kompas, 11 November 2015 Menggugat Knerja Profesor Jumlah profesor d negara kta terlalu sedkt. Itu pun sebagan dnla kurang berkualtas dan tdak produktf. Hal n terkuak dalam Semnar Nasonal Keprofesoran

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MASALAH PENEMPATAN FASILITAS BERKAPASITAS SATU SUMBER DUA ESELON

STUDI TENTANG MASALAH PENEMPATAN FASILITAS BERKAPASITAS SATU SUMBER DUA ESELON STUDI TENTANG MASALAH PENEMPATAN FASILITAS BERKAPASITAS SATU SUMBER DUA ESELON Lamtur Snambela Program Stud Sstem Informas, Unerstas Pelta Harapan E-mal: tur1125@gmal.com ABSTRACT Faclty locaton problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE)

GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) GENERATOR SKENARIO PENGIRIMAN BAHAN BAKAR SOLAR (HSD) MENGGUNAKAN MODEL DAN ALGORITMA COMMON REPLENISHMENT EPOCH (CRE) Muhammad Khosy n 1,2, Muh Iman Prajtno 2, Aro Isnad 3, Mochamad Haryad 4 1 Electrcal

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci