BAB I PENDAHULUAN. yang sangat potensial dalam pembangunan nasional salah satu cara untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang sangat potensial dalam pembangunan nasional salah satu cara untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Beakag Masaah Daam kasaah teori pertumbuha ekoomi ada 3 faktor peetu pertumbuha ekoomi yaitu sumberdaya moda, sumberdaya mausia da kemajua tekoogi sehigga peduduk berkuaitas merupaka sumberdaya yag sagat potesia daam pembagua asioa saah satu cara utuk meigkatka kuaitas sumberdaya adaah meaui pedidika baik forma da o forma da out put yag dihasika pedidika pada tahaa idea diharapka mempuyai 3 usur utama yaitu keahia, kepribadia da pegetahua da pedidika merupaka saah satu faktor sagat petig utuk meigkatka aju pertumbuha. Saah satu idikator petig gua megaaisis ekoomi suatu egara adaah pertumbuha ekoomi kedati idikator ii megatur tigkat pertumbuha output daam suatu perekoomia ia sesugguhya juga memberika idikasi tetag sejauh maa aktifitas ekoomi yag terjadi pada suatu periode tertetu yag teah meghasika suatu pedapata bagi masyarakat idikasi itu tersirat daam agka pertumbuha output karea pada dasarya aktifitas ekoomi adaah suatu proses pegguaa faktor-faktor produksi utuk meghasika barag da jasa (output) pada giiraya proses ii tetuya juga aka meghasika suatu aira baas jasa terhadap faktor produksi yag dimiiki masyarakat dega demikia maka adaya 1

2 2 pertumbuha ekoomi (output) pedapata masyarakat sebagai pemiik faktor produksi meigkat (Susati I986.21). Perekoomia yag tumbuh aka mampu memberika kesejahteraa ekoomi yag ebih baik bagi peduduk suatu daerah yag bersagkuta utuk megetahuiya maju tidakya suatu perekoomia diperuka adaya suatu aat ukur yag tepat (Suparmoko 1995,205) aat pegukur pertumbuha perekoomia suatu daerah tersebut ada beberapa macam diataraya adaah produk domestik regioa bruto yag merupaka jumah barag da jasa akhir yag dihasika oeh suatu perekoomia daam 1 tahu da diyataka daam harga pasar Produk domestik regioa bruto ii merupaka ukura goba sifatya da buka merupaka aat pegukur yag tepat. Karea beum dapat mecermika kesejahteraa itu harus diikmati oeh setiap peduduk daerah yag bersagkuta (Suparmoko 1994,206) oeh karea itu kita harus mempertimbagka jumah peduduk daerah tersebut sebagai peimbag ha pada umumya semaki ii pada umumya semaki besar jumah peduduk suatu daerah aka semaki beba berat yag ditaggug oeh daerah itu sediri. Seai meigkatya utag uar egeri tataga ai yag dihadapi Idoesia adaya upaya meigkatka perekoomia pertumbuha ekoomi adaah meigkatya ivestasi. Peigkata ivestasi diperuka buka haya sebagai peggerak pertumbuha ekoomi tetapi juga sebagai pedorog pertumbuha ekoomi usaha pemeritah daam ragka meigkatka ivestasi terutama swasta yaitu memberika kemudaha utuk meakuka ivestasi baik swasta asig maupu domestik Idoesia dega dikeuarkaya UU. No 1/1976/juto UU No 11/1970 tetag peaama

3 3 moda asig / peaama moda daam egeri bahka bayak pua dereguasi yag diakuka diataraya dereguasi perbaka. Jui 1983 dega dikeuarkaya dereguasi di harapka dapat mecapai efisiesi da persaiga pasar yag ebih sehat serta pera sektor swasta yag ebih meigkat dari pada ahiya ebih memperbesar voume pemasuka ivestasi asig karea adaya usaha da perekoomia yag kodusif. Pegguaa ivestasi asig bagi egara sedag berkembag dapat pua membatu pembagua yag sekaigus meguragi kekuraga moda overhead ekoomi yag sagat petig utuk ebih mempermudah ivestasi seperti proyek jaa beduga re kereta api da ifrastruktur aiya karea merupaka beba berat bagi egara yag sedag berkembag utuk membagu semua itu tapa dukuga dari ivestasi. Keutuga ai dari adaya moda asig adaah membatu megeai kesuita eraca pembayara yag diaami oeh egara berkembag jadi ivestasi merupaka pegaruh yag positif terhadap pertumbuha ekoomi dega kata ai jika ivestasi meigkat maka pertumbuha ekoomi juga meigkat semetara utuk megejar ketertiggaa dega egara maju pertumbuha ekoomi yag ugu bagi egara yag sedag berkembag adaah petig pertumbuha ekoomi meiputi proses pembetuka kapita yag secara terus meerus utuk meambah aat-aat produksi keadaa tersebut ditujag dega pegguaa sumberdaya pembagua secara efisie termasuk di daamya memafaatka sumberdaya mausia yag bayak jumahya da berkemampua memadai utuk meggerakka semua kegiata di daam proses pertumbuha ekoomi yag diharapka sehigga aka dapat

4 4 meghadapi situasi goba yag memeruka resesi ekstera tiggi. Pertumbuha ekoomi merupaka masaah perekoomia daam jagka pajag pertumbuha ekoomi diartika sebagai perkembaga kegiata daam perekoomia yag meyebabka barag da jasa yag diproduksi daam masyarakat meigkat da kemakmura masyarakat meigkat (Sukiro, ). Keharusa utuk mecapai aju pertumbuha yag cukup tiggi disebabka oeh semaki bayakya jumah peduduk yag berarti bertambah pua kebutuha aka sadag, paga, papa pedidika da peayaa kesehata, dega kata ai variabe jumah peduduk memegag peraa yag sagat petig daam pertumbuha ekoomi. Laju pertumbuha ekoomi di suatu egara diiai dega meihat iai produk domestik bruto, pertumbuha pedapata asioa rii yag merupaka saah satu idikator kemajua perekoomia suatu egara da teah mejadi perhatia utama ekoomi duia seama dua dasawarsa terakhir akumuasi moda sebagai kuci pertumbuha ekoomi seai mecermika permitaa efektif juga meciptaka efisiesi produktif bagi produksi di masa depa (Jhiga 1996, 96). Perekoomia Propisi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu 2001 tumbuh sekitar 2,12 perse, ebih redah dibadigka tahu sebeumya yag mecapai 4,05 perse. Pertumbuha yag meambat ii terutama disebabka oeh pertumbuha egatif padaha tahu 2000 sektor ii tumbuh sebesar 10,22 perse seai sektor pertaia, sektor bagua juga

5 5 meujukka peurua bahka reatif besar yaki sebesar 12,50 perse. Ha1 yag meggembiraka dari gambara ekoomi Daerah stimewa Yogyakarta tahu 2001 adaah reatif tiggiya pertumbuha sektor perdagaga, hote da restora serta sektor agkuta da komuikasi masig-masig sebesar 6,97 perse da 10,39 perse sebagai daerah yag megadaka pertumbuha ekoomi dari kegiata jasa, kodisi ii memperihatka masih diamisya aktivitas ekoomi, seai kedua faktor di atas sektor idustri pegoaha yag juga berpera cukup besar daam perekoomia kembai memperihatka pertumbuha positif, sebesar 2,01 perse seteah tumbuh sebesar - 2,69 perse pada tahu sebeumya meski adi sektor idustri masih ebih keci dari sektor pertaia maupu sektor jasa jasa amu sektor idustri masih merupaka saah satu peggerak pertumbuha ekoomi potesia karea sifat idustri yag mampu medorog pembetuka iai tambah yag tiggi. Berdasarka perhituga produk domestik bruto atas harga kosta, perekoomia Propisi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu 2003 tumbuh sekitar 4,09 perse, sedikit ebih tiggi dibadig tahu sebeumya yag mecapai 4,02 perse, hat yag meggembiraka dari gambara ekoomi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu 2003 adaah pertumbuha positif dari seuruh sektor, sektor bagua tetap megaami perturbuha paig besar yaitu 10,32 perse disusu perdagaga da sektor istrik gas da air mium masig-masig sebesar 5,73 perse da 5,72 perse sedagka sektor-sektor pertaia yag sebeumya tumbuh egatif pada tahu ii tumbuh positif

6 6 sebesar 4,85 perse, pertumbuha sektor keuaga, persewaa da jasa perusahaa tercatat sebesar 4,98 perse, sebagai daerah yag megadaka pertumbuha ekoomi dari kegiata jasa kodisi ii memperihatka masih diamisya akifitas ekoomi seai sektor di atas, sektor idustri pegoaha serta sektor agkuta da komuikasi juga berpera positif meskipu megaami peurua di tahu sebeumya masigmasig sebesar 2,38 perse da 2,33 perse meski adi sektor idustri masih ebih keci dari sektor pertaia ataupu sektor jasa jasa amu sektor idustri tetap merupaka saah satu peggerak pertumbuha ekoomi yag potesia karea sifat idustri yag mampu medorog pembetuka iai tambah yag tiggi. Berdasarka perhituga produk domestik bruto atas harga kos ta, perekoomia Propisi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu 2004 tumbuh sekitar 5,14 perse, sedikit ebih tiggi dibadig tahu sebeumya yag mecapai 4,58 perse, ha yag meggembiraka dari gambara ekoomi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu 2004 adaah pertumbuha positif dari seuruh sektor, sektor pegagkuta da komuikasi megaami pertumbuha paig besar yaitu 10,10 perse disusu bagua da sektor keuaga, persewaa ca jasa perusahaa masig-masig sebesar 9,04 perse da 7,03 perse sebagai daerah yag megadaka pertumbuha ekoomi dari kegiata jasa, kodisi ii memperihatka masih diamisya aktifitas ekoomi sedagka sektor-sektor pertaia yag sebeumya tumbuh egatif pada tahu ii tumbuh positif sebesar 3,63 perse, seai sektor-sektor di atas sektor gas, istrik, air bersih sektor perdagaga hote

7 7 da restora sektor idustri pegoaha sektor jasa jasa serta sektor pertambaha da peggaia masig-masig tumbuh sebesar 6,99 perse, 5,99 perse, 2,97 perse, 2,43 perse da 0,84 perse. Meski adi sektor idustri masih ebih keci dari sektor pertaia, sektor perdagaga, hote da restora ataupu sektor jasa jasa amu sektor idustri tetap merupaka saah satu peggerak pertumbuha ekoomi yag potesia karea sifat idustri yag mampu medorog pembetuka iai tambah yag tiggi. Keterbatasa moda merupaka masaah kasik bagi egara-egara miski da berkembag termasuk Idoesia kedaa kasik tersebut berimbas kepada redahya tigkat pedapata perkapita peduduk higga pada akhirya megakibatka kesuita bagi egara-egara tersebut utuk meciptaka ecoomic of scae. Perkembaga sumber keuaga iterasioa dewasa ii yag peru dicermati adaah timbuya feomea baru di egara berkembag terutama di egara perhutag besar yaitu beraihya perhatia kepada betuk ateratif bagi pembiayaa yag berasa dari pihak asig (moda asig) dega kata ai teah timbu kecederuga kebijaka utuk meguragi porsi utag uar egeri (foreig aid) da memperbesar porsi betuk-betuk pembiayaa jeis jeis (Arief, 1993). Saah satuya dibukaya peambaha moda asig terutama daam betuk ivestasi agsug. Beragsugya ivestasi tetuya tidak epas dari berbagai faktor yag mempegaruhi seperti variabe ekoomi, sosia budaya, stabiitas poitik da saah satu variabe yag mempegaruhi ekoomi adaah ifasi secara

8 8 sederhaa ifasi diyataka sebagai keaika harga secara umum da terus meerus (Isuhedro, ). Prospek ekoomi jagka pajag aka semaki memburuk jika ifasi tidak dapat dikembaika ifasi yag bertambah terus meerus aka meguragi ivestasi yag produktif meguragi export meaikka import da memperambat pertumbuha ekoomi (Todaro, ). Namu tidak seamaya ifasi egatif, ifasi yag berjaa ambat da terkedai aka medorog aju pertumbuha ekoomi sehigga arus istasipu megair. Ivestasi daam egara diakuka berdasarka ketetua o 1 tahu 1967 pemeritah mempermudah prosedur ivestasi daam egeri yag masih ke sektor idustri daam egeri meaui ivestasi daam egeri pada kebijaka ii megadug berbagai pro da kotra aka tetapi secara koseptua ivestasi daam egeri masih diaggap megutugka sebab bayak mafaat yag diambi ivestasi agsug dapat meciptaka kesempata kerja bagi teaga kerja domestik. Memproduksi barag maufaktur dega berbagai tigkat harga yag murah utuk kosume oka memberika akses bagi perusahaa domestik yag meakuka promosi eksport dapat da ebih jauh agi ivestasi daam egeri membawa dampak peguasaa tekoogi kemampua maageria da pemasara serta meaikka tigkat pedapata (Arsjad, ). Di sampig itu kodisi Idoesia cukup mearik ivestor karea mempuyai jumah peduduk besar faktor produksi teaga kerja yag reatif mudah da potesi pasar domestik membuat Idoesia merupaka aha

9 9 ivestasi yag megutugka. Semaki meuruya ivestasi tersebut dari tahu ke tahu disebabka adaya ketidakstabia poitik daam egeri da kerusuha acama teroris yag megakibatka ivestor egga meaamka moda di Idoesia keadaa tersebut membawa dampak yag besar terhadap pertumbuha ekoomi Idoesia. Ivestasi Propisi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu 1997 megaami pertumbuha sebesar 5,88 perse ha ii terjadi karea Idoesia sedag meggaakka program yag megutamaka perivestasia di segaa bidag da sebagai Propisi yag terdapat daam wiayah egara Idoesia Daerah Istimewa Yogyakarta ikut meaksaaka program yag dapat memberika kesejahteraa bagi masyarakat tapi pada awa tahu 1998 terjadi krisis yag megakibatka seuruh sektor perekoomia mejadi amburadu. Sehigga perivestasiapu terjadi peurua yag sagat drastis atau ivestasi Daerah Istimewa Yogyakarta turu mejadi 32,08 perse. Ha ii disebabka karea tiggiya ifasi yag terjadi bayak uag beredar higga iai mata uag rupiah turu. Tapi itu tidakah beragsug ama atau beragsur-agsur membaik pada tahu 1999 terjadi peigkata ivestasi sekitar 115 perse tetapi tidak begitu cepat karea beum stabiya kodisi egara Idoesia berimbas pada Daerah Istimewa Yogyakarta juga pada tahu 2000 terjadi peurua kembai sekitar 65,14 perse itu disebabka karea di Daerah Istimewa Yogyakarta masih beum bayak obyekobyek utuk dapat diivestasi da ebih megutugka. Tahu 2001 terjadi keaika yag ebih besar karea keadaa Idoesia yag stabi da semua

10 10 sektor teah kembai orma maka terjadi peigkata sekitar 11,67 perse da pada tahu 2002 baru megaami peigkata yag sagat pesat karea memperihatka semaki diamisya aktifitas ekoomi terjadi peigkata sebesar 311,37 perse. Oeh karea itu ivestasi merupaka faktor petig daam meigkatka da saah satu peggerak pertumbuha ekoomi di Idoesia pada umumya da Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususya. Kotroversi megeai dampak hutag uar egeri da ivestasi asig di egara sedag berkembag terus saja beragsug sampai sekarag, pro da kotra sebearya ebih serig dikaitka dega ketidaksetujua fudameta megeai karakter, gaya da sifat dari suatu proses pembagua yag dicita-citaka. Arif da Sasoo (1984) meemuka seama periode hutag uar egeri bersama dega ivestasi asig agsug berpegaruh egatif. Keduaya meghitug utuk US $ 1 ivestasi asig agsug masuk ke Idoesia, teryata diirigi dega keuarya US $ 2,71 berupa keutuga yag diperoeh di Idoesia. Keadaa yag Idoesia yag seau ama da damai sehigga ivestor mau meaamka moda da itu aka berdampak positif utuk egara da pedapata perkapita peduduk aka aik da pertumbuha ekoomi meigkat seirig dega masukya ivestor ke daam egara karea ivestasi merupaka moda utama daam pertumbuha ekoomi.

11 11 B. Perumusa masaah Berdasarka atar beakag yag diuraika di atas maka perumusa ii adaah bagaimaa hubuga kausaitas atara ivestasi di Daerah Istimewa masaah daam peeitia tigkat pertumbuha ekoomi dega tigkat Yogyakarta tahu C. Tujua Peeitia Dega metode kausaitas grager peeitia ii megamati hubuga atara pertumbuha ekoomi dega tigkat ivestasi Daerah Istimewa Yogyakarta tahu utuk megetahuiya apakah pertumbuha ekoomi mempegaruhi ivestasi atau tigkat ivestasi mempegaruhi pertumbuha ekomi da apakah saig mempegaruhi. D. Mafaat Peeitia 1. Dari suatu hasi peeitia ii aka meyumbagka pikira bagi para pegambia keputusa khususya Daerah istimewa Yogyakarta agar seau dapat meigkatka pertumbuha ekoomi meaui ivestasi. 2. Sebagai apikasi dari teori peeitia ekoomi secara umum da khusus ekoomi pembagua pada khususya serta dapat memperkaya kasaah peeitia pada umumya da memperkaya kepustakaa yag ada. 3. Sebagai referesi bagi pihak ai yag megadaka peeitia pada bidag ai.

12 12 E. Metode Peeitia 1. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka adaah data sekudere berbetuk data times series daam kuru waktu 23 tahu dari tahu data sekuder yag dikumpuka meiputi dari data pertumbuha ekoomi da tigkat ivestas data sekuder yag diperoeh dari sumber-sumber apora Biro Pusat Statistik (BPS). 2. Cara Pegumpua Data Pada data urut time (Time Series) tetag tigkat pertumbuha ekoomi da tigkat ivestasi dari data sekuder yag diperoeh dari Bada Pusat Statistik. 3. Aaisis Data Pada data urut waktu (time series) serig terjadi hubuga koreasi agsug (spurious) karea masaah data yag tidak stasioer da tidak terkotegrasi oeh karea itu pada peeitia ii diakuka tahapa peeitia. a. Uji Stasioer terhadap variabe pertumbuha ekoomi da ivestasi dega megguaka uji Root Dickey Fuer d Augmeted Dickey Fuerr. b. Apabia teryata kedua vaiabe stasioer maka diajutka ke uji kausaitas grager pada data asi kedua data atau saah satu data tidak stasioer maka aka diakuka pegujia utuk megetahui apakah kedua variabe terkoitegrasi atau tidak. c. Apakah teryata kedua variabe terkoitegrasi maka aka diajutka uji kausaitas grager pada data asi apabia tidak terkoitegrasi maka data

13 13 Yag tidak stasioer aka distasioerka dega eara perbedaa (deffereig) baru kemudia diakuka uji kausaitas grager pada data yag stasioer. Hasi Uji : 1. Jika,? bj? 0 da? bj = 0 maka terdapat kausaitas 1 arah dari variabe ivestasi ke variabe partumbuha ekoomi 2. Jika,? bj = 0 da? ivestasi ke variabe partumbuha ekoomi 3. Jika,? bj = 0 da? bj? 0 maka terdapat hubuga arah dari variabe bj = 0 maka terdapat kausaitas 1 arah dari variabe ivestasi ke variabe partumbuha ekoomi 4. Jika,? bj? 0 da? bj? 0 maka terdapat hubuga 2 arah aatara variabe pertumbuha ivestasi da variabe ivestasi. 4. Defiisi Operasioa a. Pertumbuha ekoomi adaah perkembaga kegiata daam perekoomia yag meyebabka barag yag diproduksi daam masyarakat bertambah da kemakmura masyarakat meigkat. b. Ivestasi merupaka peempata sejumah daa saat ii dega harapa utuc memperoeh keutuga di masa yag aka datag.

14 14 F. Sistematika Peuisa BABI PENDAHULUAN Pada bab ii berisi tetag atar beakag masaah, Perumusa masaah, Tijaua Peuisa, Metode Peeitia da Sistematika dam Peuisa Skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ii berisi tetag seuruh teori yag reeva dega topik peeitia da uraia rigkasa tetag peeitia empirik yag perah diakuka pada topik yag teah diteiti. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ii berisi tetag ruag igkup peeitia obyek peeitia jeis da sumber data defiisi operasioa da metode aaisis data. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ii berisi tetag aaisis data da hasi aaisis serta pembahasa BAB V PENUTUP Pada bab ii berisi tetag kesimpua dari hasi peeitia i da uraia tetag kebijaka yag peru diambi dega pokok masaah yag diteiti.

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Iflasi merupaka suatu feomea moeter yag selalu meresahka da meggerogoti stabilitas ekoomi suatu egara yag sedag melakuka pembagua. Iflasi yag melebihi agka dua digit,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010 Erie Sadewo Kodisi Makro Ekoomi Kepulaua Riau Pola perekoomia suatu wilayah secara umum dapat diyataka meurut sisi peyediaa (supply), permitaa

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan. Arti ivestasi : a. Hasil pejuala. b. Biaya c. Ekspektasi da kepercayaa. Ivestasi : peigkata barag modal berujud Kekuata Ekoomi Utama; Hasil pegembalia ivestasi yag dipegaruhi oleh struktur ekoomi, biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGETAHUAN BISNIS KODE : EK11. B112. Sub pokok bahasan TIK Referensi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGETAHUAN BISNIS KODE : EK11. B112. Sub pokok bahasan TIK Referensi SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGETAHUAN BISNIS KODE : EK11. B112 Ma ter i Pokok bahasa 1 Pegatar Dasar- Dasar Ekoomi 2 & 3 Aalisis pasar Usus- Usur permitaa Sub pokok bahasa TIK Referesi 1.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag berasal dari Tabel Iput-Output Provisi Jambi tahu 2007 klasifikasi 70 sektor yag kemudia diagregasika

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan 4.. Jeis da Sumber Data IV. METODOLOGI PENELITIAN Peelitia ii megguaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik da dari berbagai sumber lai yag diaggap releva dega peelitia. Utuk keperlua aalisis,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi. MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret DOSEN Fitri Yuliati, SP, MSi. Deret Deret ialah ragkaia bilaga yag tersusu secara teratur da memeuhi kaidah-kaidah tertetu. Bilaga-bilaga yag merupaka usur da pembetuk sebuah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Indonesia Tahun

PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Indonesia Tahun PENDAHULUAN I. 1.1 Latar Belakag Sektor pertaia mempuyai peraa yag petig dalam kegiata perekoomia di Idoesia. Pertaia juga dipadag sebagai suatu sektor yag memiliki kemampua khusus dalam memaduka pertumbuha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD) Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE ISSN : 2355-9357 e-proceedig of Maagemet : Vol.4, No.1 April 2017 Page 395 PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI DI PASAR SAHAM: BUKTI DARI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2015 IMPACT OF MACROECONOMIC

Lebih terperinci

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN EPS DAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KELEMAHAN PELAPORAN EPS DALAM LAPORAN KEUANGAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING RATIO (PER)

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI MANAJEMEN RISIKO INVESTASI A. PENGERTIAN RISIKO Resiko adalah peyimpaga hasil yag diperoleh dari recaa hasil yag diharapka Besarya tigkat resiko yag dimasukka dalam peilaia ivestasi aka mempegaruhi besarya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik 3 IV. METODE PENELITIAN 4.. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di Kota Badug, Jawa Barat. Pemiliha lokasi di Kota Badug megigat posisi kota tersebut yag sagat strategis dalam meopag pembagua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1998 (ANALISIS INPUT OUTPUT)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1998 (ANALISIS INPUT OUTPUT) ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1998 (ANALISIS INPUT OUTPUT) SKRIPSI Diajuka Utuk Memeuhi Tugas da Syarat-syarat Gua Memperoleh Gelar Sarjaa Ekoomi Jurusa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Jeis data yag diguaka berupa data sekuder yag megguaka Tabel Iput Output Idoesia Tau 2005 dega klasifikasi 9 sektor. Data tersebut berasal dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

Ratih et al., Analisis Kausalitas Kesenjangan Pendapatan, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Malang

Ratih et al., Analisis Kausalitas Kesenjangan Pendapatan, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Malang Ratih et al., Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag 1 Aalisis Kausalitas Kesejaga Pedapata, Kemiskia da Pertumbuha Ekoomi Di Kota Malag (Causality Aalysis of

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Pegukura kierja keuaga perusahaa pada dasarya dilaksaaka karea igi megetahui tigkat profitabilitas (keutuga) da tigkat resiko atau tigkat kesehata suatu

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA. Tim Penyusun KDBK Perekonomian Indonesia FAKULTAS EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA. Tim Penyusun KDBK Perekonomian Indonesia FAKULTAS EKONOMI FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Tim Peyusu KDBK Perekoomia Idoesia FAKULTAS EKONOMI RPS Mata Kuliah Perekoomia Idoesia 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka aalisis tetag kelayaka ivestasi usaha cuci mobil CV. Sagkara Abadi di Bumiayu. Metode aalisis yag dipakai adalah metode aalisis kuatitatif

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana Anggaran Negara didefinisikan sebagai suatu perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana Anggaran Negara didefinisikan sebagai suatu perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Secara sederhaa Aggara Negara didefiisika sebagai suatu perkiraa peerimaa da pegeluara dalam suatu periode dimasa depa (umumya utuk jagka waktu 1 tahu). Bayak

Lebih terperinci

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA Ari Darmawa, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawa_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. PENAKSIRAN DAN PRAKIRAAN FUNGSI BIAYA C. PENAKSIRAN JANGKA PENDEK - Ekstrapolasi sederhaa - Aalisis

Lebih terperinci

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARA DAN FAKTOR DIKON 3.1 Ecoomic Order Quatity Ecoomic Order Quatity (EOQ) merupaka suatu metode yag diguaka utuk megedalika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output Statistika, Vol. 17 No. 2, 71 76 November 217 Kierja Sektor Idustri Kota Badug Berdasarka Aalisis Shift Share pada Model Iput Output Teti Sofia Yati Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Uiversitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1 Latar belakag Model pertumbuha Solow-Swa (the Solow-Swa growth model) atau disebut juga model eoklasik (the eo-classical model) pertama kali dikembagka pada tahu 195 oleh Robert Solow da

Lebih terperinci

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI PENGERTIAN INDUSTRI PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI ESTIMASI EARNING PER SHARE (EPS) INDUSTRI PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan BAB LANDASAN TEORI. Pegertia Regresi Statistika merupaka salah satu cabag peegtahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hamper semua bidag ilmu peegtahua, terutama para peeliti

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG (INPUT - OUTPUT ANALISIS)

KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA PALEMBANG (INPUT - OUTPUT ANALISIS) NOVA MURBARANI, Keterkaita Pegeluara Pemeritah... ISSN 829-5843 JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN Joural of Ecoomic & Developmet HAL: 37-45 KETERKAITAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

Buku Padua Belajar Maajeme Keuaga Chapter 0 KONSEP NILAI WAKTU UANG. Pegertia. Nilai Uag meurut waktu, berarti uag hari ii lebih baik / berharga dari pada ilai uag dimasa medatag pada harga omial yag sama.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

Pengujian Normal Multivariat T 2 Hotteling pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IPM di Jawa Timur dan Jawa Barat Tahun 2007

Pengujian Normal Multivariat T 2 Hotteling pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IPM di Jawa Timur dan Jawa Barat Tahun 2007 1 Peguia Normal Multivariat T Hottelig pada Faktor-Faktor yag Mempegaruhi IPM di Jawa Timur da Jawa Barat Tahu 007 Dedi Setiawa, Zuy Iesa Pratiwi, Devi Lidasari, da Sati Puteri Rahayu Jurusa Statistika,

Lebih terperinci

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph

SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph SB/P/BF/14 PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA BEST PADA BERBAGAI MEDIA ph M.H. Fariduddi Ath-thar, Vitas Atmadi Prakoso, Otog Zeal Arifi, da Rudhy Gustiao Balai Riset Perikaa Budidaya Air Tawar, Jl. Sempur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Ivestasi merupaka betuk peudaa kosumsi sekarag utuk kosumsi medatag. Secara umum ivestasi dikeal sebagai kegiata utuk meaamka harta ataupu modal, baik pada aktiva

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN MALUKU: ANALISIS INPUT-OUTPUT

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN MALUKU: ANALISIS INPUT-OUTPUT Jural Ilmu Matematika da Terapa Maret 06 Volume 0 Nomor Hal. 5 36 ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN MALUKU: ANALISIS INPUT-OUTPUT Maria Katje Tupamahu, Jefri Tipka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 6 (4) (2017) Ecoomics Developmet Aalysis Joural http://joural.ues.ac.id/sju/idex.php/edaj Kausalitas Ekspor Idoesia ke Tiogkok dega Iflasi Idoesia, Suku Buga Dasar Tiogkok, da Nilai Tukar Idoesia

Lebih terperinci

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka Itegral etu Jika fugsi kotiu yag didefiisika utuk, kita bagi selag mejadi selag bagia berlebar sama Misalka berupa titik ujug selag bagia ii da pilih titik sampel di dalam selag bagia ii, sehigga terletak

Lebih terperinci

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Lampira 1. Prapembelajara SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Satua Pedidika : SMK Mata Pelajara : Fisika Kelas/ Semester

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT Jural Sais da Tekologi Vol 7 o 2, Desember 27 ANALISIS SISTEM ANTRIAN ADA LOKET ENDAFTARAN ASIEN DI USKESMMAS ADANG ASIR KECAMATAN ADANG BARAT Ali Suta Nasutio, Seira Mutia 2 Tekik Idustri Sekolah Tiggi

Lebih terperinci

SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Proceedig PESAT (Psikologi, Ekoomi, Sastra, Arsitektur & Tekik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013 Badug, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559 SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Lismuba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

Formula Multiplier Output

Formula Multiplier Output Formula Multiplier Output Utuk meghitug agka multiplier atau peggada output diperoleh dega rumus: 1 M K = [ I A] dimaa M K = matriks multiplier/peggada output berukura x ; dapat diterapka utuk I = matriks

Lebih terperinci

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT) Jural Ilmu Ekoomi ISSN 2302-0172 Pascasarjaa Uiversitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 9-18 TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT) Mira Abdullah 1), Abubakar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan: (1) pasar uang BAB II LANDASAN TEORI A. Maajeme Keuaga Keuaga terdiri dari tiga bidag yag salig berhubuga: (1) pasar uag da pasar modal, berkaita dega pasar sekuritas da lembaga keuaga; () ivestasi, yag memfokuska pada

Lebih terperinci

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika Prosidig Semirata FMIPA Uiversitas Lampug, 0 Model Pertumbuha BeefitAsurasi Jiwa Berjagka Megguaka Deret Matematika Edag Sri Kresawati Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Sriwijaya edagsrikresawati@yahoocoid

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ii aka memberika iformasi hal yag berkaita dega lagkah-lagkah sistematis yag aka diguaka dalam mejawab pertayaa peelitia.utuk itu diperluka beberapa hal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dibentuk berdasarkan Keputusan

I. PENDAHULUAN. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dibentuk berdasarkan Keputusan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Bada Amil Zakat Nasioal (BAZNAS) dibetuk berdasarka Keputusa Preside No. 8 tahu 2001, taggal 17 Jauari 2001, yag mempuyai dasar hukum yaitu UU Nomor 38 Tahu 1999 tetag

Lebih terperinci

OPTIMASI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR DENGAN MEMAKSIMALKAN EKSPOR BARANG DAGANG (MODEL INPUT-OUTPUT LINEAR PROGRAMMING)

OPTIMASI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR DENGAN MEMAKSIMALKAN EKSPOR BARANG DAGANG (MODEL INPUT-OUTPUT LINEAR PROGRAMMING) OPTIMASI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR DENGAN MEMAKSIMALKAN EKSPOR BARANG DAGANG (MODEL INPUT-OUTPUT LINEAR PROGRAMMING) Moses L Siggih e-mail: moses@ieitsacid Jurusa Tekik Idustri Istitut Tekologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN I. METODE PENELITIAN 4.. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia da pegolaha data dilakuka pada bula April 2007 sampai Maret 2008 di Propisi Maluku Utara. Peetapa lokasi peelitia ii didasarka pada wilayah Maluku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di lokasi huta taama idustri yag terdapat di PT. Wirakarya Sakti Provisi Jambi. Waktu pelaksaaa peelitia ii adalah bula April

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN:

PROSIDING ISBN: S-6 Perlukah Cross Validatio dilakuka? Perbadiga atara Mea Square Predictio Error da Mea Square Error sebagai Peaksir Harapa Kuadrat Kekelirua Model Yusep Suparma (yusep.suparma@ upad.ac.id) Uiversitas

Lebih terperinci

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang C463 Keterkaita Karakteristik di Kawasa Piggira Terhadap Kesediaa Megguaka BRT di Kota Palembag Dia Nur afalia, Ketut Dewi Martha Erli Hadayei Departeme Perecaaa Wilayah da Kota, Fakultas Tekologi Sipil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ladasa Teori 2.1.1 Kebijaka Moeter Kebijaka moeter adalah upaya megedalika atau megarahka perekoomia makro ke kodisi yag diigika (yag lebih baik) dega megatur jumlah uag beredar.

Lebih terperinci

FORECASTING (Peramalan)

FORECASTING (Peramalan) FORECASTING (Peramala) PENDAHULUAN Forecastig adalah ramala tetag apa yag aka terjadi dimasa yag aka datag. Forecast Demad atau peramala permitaa mejadi dasar yag sagat petig dalam perecaaa suatu keputusa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disai Peelitia Tujua Jeis Peelitia Uit Aalisis Time Horiso T-1 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-2 Assosiatif survey Orgaisasi Logitudial T-3 Assosiatif survey Orgaisasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

JOM Fekon Vol 1 No 2 oktober

JOM Fekon Vol 1 No 2 oktober ABSTRAK Aalisis Faktor-Faktor yag Mempegaruhi Struktur Modal pada Perusahaa yag tergabug dalam Jakarta Islamic Idex di Bursa Efek Idoesia (BEI) tahu 2009-2012 By : Mastipa hay hutasuhut Dra. Vice Ratawati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. III. METODE PENELITIAN 1.1. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag bersifat historis. Sumber data sekuder adalah sumber data peelitia yag diperoleh peeliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

Oleh/ by : Indartik dan Elvida Yosefi Suryandari ABSTRACT. Keywords : Forestry sector, input-output analysis, sawmill industry.

Oleh/ by : Indartik dan Elvida Yosefi Suryandari ABSTRACT. Keywords : Forestry sector, input-output analysis, sawmill industry. PERANAN INDUSTRI BERBASIS KAYU DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH ( The role of wood based idustry i the ecoomy of Kalimata Tegah Provice) Oleh/ by : Idartik da Elvida Yosefi Suryadari 1) ABSTRACT

Lebih terperinci