BAB 2 LANDASAN TEORI. elemen-elemen citra yang disebut piksel. Kumpulan piksel yang jumlahnya N<

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. elemen-elemen citra yang disebut piksel. Kumpulan piksel yang jumlahnya N<"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Citra Digital Pengertian Citra Digital secara Matematis Suatu citra yang merupakan matriks dua dimensi terdiri dari sekumpulan elemen-elemen citra yang disebut piksel. Kumpulan piksel yang jumlahnya N< dinyatakan dengan notasi S, dan tiap piksel diberi indeks i. Setiap piksel i memiliki intensitas atau derajat keabuan θ i. dimana derajat keabuan ini mendefinisikan state piksel i. Dengan demikian, citra asli dapat ditulis dengan notasi Ө = { θi : I ε S}, dan citra dengan noise adalah X = {x i : I ε S } Pengertian Gambar Digital secara stokastik Menurut Murthy, Janani dan Priya (p4,2006), Secara stokastik, citra digital dapat dianggap sebagai sekumpulan variabel acak {θi : i ε S} 2. Sebagai contoh, N Piksels dilukis dengan tingkat keabuan,{0,1,.,q-1}. Tingkat keabuan 0 melambangkan hitam dan tingkat keabuan Q-1 adalah putih. Setiap piksel memiliki Q tingkat keabuan. Sekumpulan citra digital dalam satu kelompok, yang dinotasikan sebagai Ω, disebut sebagai state space, Di mana dalam hal ini, θ (citra yang direstorasi), dan X (citra tergradasi). Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa Ω = Q n. Secara stokastik suatu citra terdegradasi X{Xi : i ε S} memiliki 2 komponen yakni: - Komponen sistematis, dalam hal ini piksel yang tidak terdegradasi, dan

2 8 - Komponen stokastik yang terdegradasi oleh noise. 2.2 Degradasi Citra Digital Citra yang tertangkap oleh alat-alat optik seperti mata, kamera, dan sebagainya sebenarnya merupakan citra yang sudah mengalami degradasi. Gambar 2.1 memperlihatkan model degradasi yang dalam hal ini jika f(x, y) adalah citra asli dan g(x, y) adalah citra terdegradasi, maka g(x, y) adalah perkalian f(x, y) dengan operator distorsi H ditambah dengan noise aditif n(x, y): g(x, y) = Hf(x, y) + n(x, y) (2.1) Gambar 2.1 Model Degradasi Noise n(x, y) adalah sinyal aditif yang timbul selama akuisisi citra sehingga menyebabkan citra menjadi rusak (mengalami degradasi). (Catatan: Citra f(x, y) sebenarnya tidak ada; citra f(x, y) adalah citra yang diperoleh dari akuisisi citra pada kondisi sempurna). Perhatikan bahwa model ini mengasumsikan bahwa degradasi invarian secara spasial sehingga dapat dipandang sebagai penapis lanjar (linier) dan sinyal aditif. Secara ringkas, persamaan (1) dapat ditulis sebagai bentuk matriks-vektor G = H f + n.

3 9 2.3 Noise Sumber utama terjadinya noise di gambar digital timbul selama pengambilan gambar atau transmisi. Kinerja sensor gambar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi lingkungan selama akuisisi gambar, dan kualitas elemen sensornya sendiri. Sebagai contoh, dalam pengambilan gambar dengan kamera CCD, tingkat cahaya dan temperatur sensor merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah noise yang timbul dalam hasil gambar. Gambar dapat menjadi rusak selama transmisi karena gangguan dalam sambungan yang digunakan untuk transmisi. Sebagai contoh, sebuah gambar yang ditransmisikan dengan sambungan wireless bisa rusak karena petir atau gangguan atmosfer lainnya Jenis jenis Noise Sifat-sifat noise ditunjukkan oleh parameter-parameter yang mendefinisikan karakteristik spasial dari noise, dan apakah kemunculan noise berkaitan dengan citra atau tidak. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa noise bersifat tidak tergantung pada koordinat spasial, dan tidak ada korelasi antara nilai piksel dengan nilai komponen noise. Pada domain frekuensi, sifat-sifat noise ditunjukkan oleh komponen frekuensi pada hasil transformasi Fourier. Berdasarkan bentuk dan karakteristiknya, terdapat beberapa jenis noise yang di antaranya adalah: a. Noise Gaussian Probability density function (PDF) dari variabel random Gaussian, z, is dinyatakan dengan : p( z) = 1 e 2πσ 2 2 ( z μ ) / 2σ

4 10 (2.2) z menyatakan tingkat keabuan, μ menyatakan rata-rata dari z, dan σ adalah deviasi standard. Pangkat dua dari deviasi standard disebut variance dari z. Gambar 2.2 Noise Gaussian b. White Noise Salah satu model noise yang paling populer adalah white noise. Menurut Chan dan Shen (2005, p150) white noise adalah sinyal stokastik stasioner n(t) dengan nilai rata-rata nol yang power spectral density (distribusi energi sinyal per unit waktu dalam domain frekuensi)- nya Snn(ω) adalah sebuah konstanta σ2 pada seluruh spektrum : ω _ R. Secara lebih umum, sinyal demikian disebut bandlimited white noise jika Snn(ω) adalah konstan pada beberapa pita spektrum, dan bernilai 0 jika di luar pita spektrum tersebut. Lebih mudah untuk pertama-tama mengerti tentang white noise diskrit. Misalkan v(k), ω _ Z, adalah white noise, yang rangkaian autokorelasinya didefinisikan sebagai berikut. R(m) = Rnn(m) = E[n(k)n(k + m)], m _ Z. (2.3) fungsi power spectral density Snn(ω) σ2, berarti sama dengan meminta R(m) = σ2δm, dengan rangkaian delta Dirac δm. (2.4)

5 11 Hal ini berarti untuk setiap hambatan m bukan nol, n(k) dan n(k + m) sebagai 2 variabel acak selalu tidak berkorelasi. Hal ini terjadi secara otomatis jika keduanya independen (karena rata-ratanya dianggap nol). Sebuah white noise v(k) disebut Gaussian bila distribusi marginal bersifat Gaussian. Seperti telah diketahui dengan baik dalam teori probabilitas, untuk dua variabel Gaussian yang rata-ratanya nol, tidak berkorelasi sama artinya dengan independen. Gaussian white noise mungkin adalah model noise paling populer dalam banyak area pemrosesan citra. c. Noise Impulse (Salt and Pepper) PDF noise impulse (bipolar) dinyatakan dengan : Pa for z = a (2.5) p( z) = Pb for z = b 0 otherwise Jika b > a, tingkat keabuan b akan muncul sebagai titik terang dalam citra. Sebaliknya, a akan muncul sebagai titik gelap. Jika Pa atau Pb nol, noise impulse disebut unipolar. Jika tak satupun probabilitas bernilai nol, khususnya jika keduanya bernilai hampir sama, nilai-nilai noise impulse akan memunculkan butir-butir garam dan merica (salt-and-pepper) yang terdistribusi random pada citra. Karena alasan inilah, noise impulse bipolar disebut juga noise salt-and-pepper. Karena intensitas impulse biasanya lebih besar dibanding intensitas piksel-piksel citra, maka noise impulse didigitisasi sebagai nilai ekstrim (hitam atau putih) dalam citra.

6 12 Gambar 2.3 Noise Impulse Mean Square Error (MSE) dan Signal-to-Noisparameter yang paling sering digunakan dalam dunia pemrosesan citra digital untuk mengukur seberapa jauh perbedaan antara citra digital Ratio (SNR) MSE dan SNR adalah dua. MSE menggambarkan seberapa besar tingkat kesalahan dari suatu citra terdegradasi, sementara SNR menggambarkan seberapa dekat suatu citra dengan citra asli yang tidak terdegradasi. Jika M dan N adalah dimensi panjang dan lebar citra, dan f-cap (x,y) adalah citra yang terdegradasi, sedangkan f(x,y) adalah citra yang bersih. SNR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (2.6) Dan MSE dihitung dengan cara: 1/MN * (2.7) 2.4 Markov Chain Monte Carlo Markov Chain Monte Carlo (MCMC) adalah suatu kelas algoritma untuk melakukan sampling dari distribusi probabilitas dengan membangun rantai Markov pada

7 13 suatu distribusi tertentu yang stasioner. Salah satu jenis Algoritma MCMC adalah Algoritma Metropolis-Hastings. Algoritma Metropolis-Hastings merupakan algoritma untuk membangkitkan barisan sampel menggunakan mekanisme penerimaan dan penolakan (accept-reject) dari suatu distribusi probabilitas yang sulit untuk dilakukan penarikan sampel. Proses stokastik X(t) adalah aturan untuk menentukan fungsi X(t, ξ) untuk setiap ξ. Jadi proses stokastik adalah keluarga fungsi waktu yang tergantung pada parameter ξ atau secara ekivalen fungsi t dan ξ. X(t) adalah proses keadaan diskret bila hargaharganya bulat. Bila tidak demikian X(t) adalah proses kontinu. Pada tahun 1906, A.A. Markov seorang ahli matematika dari Rusia yang merupakan murid Chebysev mengemukakan teori ketergantungan variabel acak proses acak yang dikenal dengan proses Markov. Proses Markov adalah proses stokastik masa lalu tidak mempunyai pengaruh pada masa yang akan datang bila masa sekarang diketahui. Bila tn-1<tn maka : P{X(t n ) X n X(t), t t n-1 } = P { X(t n ) X n X(t n-1 )} (2.8) Bila t 1 <t 2 <.<t n maka : P { X(t n ) X n X(t n-1 ),.X(t 1 )} = P { X(t n ) X n X( tn-1 )} Definisi di atas berlaku juga untuk waktu diskret bila X(t n ) diganti X n. Sifat umum dari proses Markov adalah : a. f(x n X n-1,,x 1 ) = f(x n X n-1 ) b. E{ X n X n-1,,x 1 } = E{ X n X n-1 } c. Proses Markov juga Markov bila waktu dibalik :

8 14 f(x n X n+1,,x n+k ) = f(x n X n+1 ) d. Bila keadaan sekarang diketahui, masa lalu independen dengan masa akan datang, bila k<m<n maka : f(x n,x k X m ) = f(x n X m ) f(x k X m ) Rantai Markov Menurut Zhu, Delaert, dan Tu(p4,2005) Rantai Markov adalah model matematis bagi sistem stokastik yang state-nya, baik diskrit maupun kontinyu, diatur oleh probabilitas transisi. State sekarang dalam suatu rantai Markov hanya tergantung pada tepat satu state sebelumnya, digambarkan sebagai berikut: P{X n+1 = j X n = i, X n-1 = i n-1,...,x 1 = i 1 ;X 0 = i 0 } = P(X n+1 = j X n = i) = P ij (2.9) Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: a. Rantai X dikatakan homogen jika: P(X n+1 = j X n = i) = P(X 1 = j X 0 = i) untuk semua n, i, j di N. Matriks transisi P = (P ij ) adalah matriks S x S probabilitas transisi P ij = P(X n+1 = j X n = i) b. Suatu state i disebut memiliki periode d jika = 0 untuk semua n yang tidak habis dibagi d, dan d adalah bilangan bulat terbesar yang memenuhi sifat ini. Dengan kata lain, suatu state i disebut memiliki periode d jika d adalah persekutuan pembagi terbesar (the greatest common divisor(gcd)) bagi n sehingga > 0. Suatu state dengan periode sama dengan satu disebut aperiodik, sedangkan state dengan periode 2 disebut periodik.

9 15 c. Suatu state disebut berulang positif (Positive Recurrent) jika state tersebut adalah berulang (recurrent) serta berlaku: jika proses dimulai dari state i maka nilai harapan dari waktu sampai proses tersebut kembali ke state i adalah bilangan hingga (finite). state recurrent yang tidak positive recurrent disebut null recurrent. d. Rantai Markov dikatakan tak-tereduksi jika hanya terdapat satu kelas state, yaitu jika semua state berhubungan satu dengan yang lainnya. e. Rantai Markov dengan state positive recurrent dan aperiodik disebut ergodik. Untuk rantai Markov ergodik (positive reccurent, aperiodik, dan tak tereduksi) ada dan nilainya tidak tergantung dari i. πj adalah solusi unik non negatif dari (2.10) Andaikan bahwa adalah rantai Markov dengan matriks transisi P, π adalah distribusi stasioner tunggal, dan untuk semua n, X n didistribusikan sebagai π. M adalah reversibel jika dan hanya jika π i P ij = π P ji untuk semua i,j S (2.11) keadaan ini sering disebut kondisi setimbang yang terperinci (detailed balanced condition) Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah untuk mengevaluasi integral definit, terutama integral multidimensi dengan syarat dan

10 16 batasan yang rumit. Metode ini terbukti efisien dalam memecahkan persamaan diferensial integral medan radians, sehingga metode ini digunakan dalam perhitungan iluminasi global yang menghasilkan gambar-gambar fotorealistik model tiga dimensi, dimana diterapkan dalam video games, arsitektur, perancangan, film yang dihasilkan oleh komputer, efek-efek khusus dalam film, bisnis, ekonomi, dan bidang lainnya. Algoritma Monte Carlo adalah metode Monte Carlo numerik yang digunakan untuk menemukan solusi problem matematis (yang dapat terdiri dari banyak variabel) yang susah dipecahkan, misalnya dengan kalkulus integral, atau metode numerik lainnya Markov Chain Monte Carlo Markov Chain Monte Carlo adalah ide penggunaan simulasi X 1,..., X n dari rantai markov untuk mendekati harapan (2.12) Dengan sampel rata-rata (2.13) di mana π adalah keseimbangan distribusi, yang disebut juga distribusi invarian, distribusi tetap, atau batas ergodic dari rantai Markov. Markov Chain Monte Carlo pertama kali dipopulerkan oleh Metropolis pada tahun Metropolis menemukan bahwa proses markov dengan batas ergodic yang sama dapat memberikan hasil yang baik. Karena itu, dia mengembangkan sebuah algoritma sederhana untuk menyusun rantai markov yang mempunyai distribusi yang seimbang.

11 Metropolis Hastings Algoritma Metropolis-Hastings berguna untuk membangkitkan barisan sampel dari suatu distribusi probabilitas yang sulit untuk dilakukan penarikan sampel dengan menggunakan mekanisme penerimaan dan penolakan. Barisan ini dapat digunakan untuk mengaproksimasi distribusi dengan histogram, atau untuk menghitung integral. Algoritma Metropolis-Hastings bisa ditulis sebagai berikut: Dimulai dengan sebarang X0, pada setiap iterasi n = 1,...,N a. Ambil sampel j ~ qij Q = {qij} b. Bangkitkan U ~ (0, 1) dimana distribusi seragam pada (0; 1) c. Dengan probabilitas (2.14) atur Gambar 2.4 dan 2.5 berikut akan menunjukkan histogram dari sampling dengan Algoritma M-H : Gambar 2.4 Histogram hasil simulasi N (0, 1), dengan N=10000 dan a=0.1

12 18 Gambar 2.5 Histogram hasil simulasi N (0, 1), dengan N=10000 dan a=1 2.5 Metodologi Bayesian Dalam algoritma image processing, semuanya dimulai dengan inisial citra Ө 0. Pilihan yang tepat adalah Ө 0 = X, yaitu citra yang diberi noise. Lalu akan menghasilkan rantai dari citra Ө n n+1 (2.13) Dengan sebuah algoritma dan berharap ada statistik yang sesuai untuk pengolahan citra dalam rantai untuk memperkirakan gambar asli dengan baik. Dalam pembangunan rantai citra, harus dimasukkan metodologi Bayesian. Komponen utama dalam Metodologi Bayesian adalah Likelihood yang merupakan model degradasi ke X. Komponen kedua adalah distribusi priori, yang disebut juga Prior dan dinotasikan dengan π(ө). Prior adalah sebuah distribusi dari tingkat keabuan di S. Pemilihan dari Prior bresifat subjektif. Komponen ketiga adalah distribusi Posteriori yang dinotasikan dengan simbol π(ө X). Posterior adalah distribusi yang tergantung dengan kondisi.

13 Distribusi Priori Bayesian dan Energi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pilihan dari sebuah prior di metodologi bayesian adalah subjektif. Prior harus bisa merepresentasikan citra yang bersih seperti yang terlihat. Orang-orang mengharapkan citra yang halus. Ada tidaknya proses penghalusan bisa dilihat dari selisih tingkat keabuannya. Semakin kecil perbedaan antara tingkat keabuannya maka semakin halus ikatannya. Ada interaksi energi yang terjadi diantara dua piksel yaitu piksel yang saling bersebelahan. Letak dari pasangan i,j dari piksel yang bersebelahan berinteraksi dengan energi yang dinotasikan E i,j. Definisikan energi dari gambar sebagai, E(Ө)=, Ei, j Ө (2.16) Simbol (i,j) menyatakan piksel i dan j yang saling bersebelahan dan jumlahnya menggantikan semua pasangan piksel yang bersebelahan di bidang gambar. Dimodelkan E i,j dalam cara ini yang berarti kecil ketika tingkat keabuan mendekati satu sama lain dan besar ketika tingkat keabuannya berbeda dalam jumlah yang besar. Lalu, gambar yang halus memiliki energi yang lebih kecil. Didefinisikan prior seperti π(ө) = β exp[ β pe(ө)] (2.17) dimana βp = 1/T dan T adalah parameter kehalusan yang disebut temperatur prior. Z(β p ) adalah konstanta normalisasi yang diberikan sebagai berikut: Z(β p )= exp βpe Ө Ө (2.18) Prior, seperti yang didefinisikan diatas, disebut distribusi Gibbs.

14 Distribusi Maxwell Boltzmann Distribusi statistik Maxwell-boltzmann menggunakan pandangan klasik, dimana sesuai dengan asumsi : 1. Partikel penyusun dapat dibedakan 2. Dalam satu keadaan energy dapat diisi oleh lebih dari satu partikel Fungsi distribusi Boltzmann didapatkan secara langsung dari analisis pengembangan dari sebuah sistem. Selama energinya bebas untuk mengalir antara sistem dan partikel, partikelnya akan mempunyai kapasitas panas yang besar untuk memperbaiki temperatur konstan, T, untuk sistem yang dikombinasikan. Dalam konteks ini, sistem diasumsikan memiliki tingkat energi ε i dengan degenerasi g i. Seperti sebelumnya, probabilitas akan dihitung dari sistem yang memiliki energi ε i. Jika sistem ada dalam state S 1, maka akan ada angka sesuai dari microstate yang tersedia kedalam partikel. Anggap angka itu. Asumsikan, kombinasi sistem di isolasi, jadi semua microstate akan memiliki kemungkinan yang sama besar. Maka, singkatnya jika, dapat di simpulkan bahwa sistem yang ada dua kali lebih besar di state S 1 daripada S 2. Umumnya, P(S i ) adalah probabilitas sistem berada di state S i. (2.19) Karena entropi dari partikel, pernyataan diatas menjadi (2.20) Selanjutnya ada yang disebut identitas thermodinamika ( dari hukum pertama thermodinamika) :

15 21 (2.21) Dalam canonical ensemble, tidak ada pertukaran partikel, jadi nilai dn R adalah 0. Persamaan, dv R = 0. Hasilnya : (2.22) dimana and menyatakan energi dari partikel dan sistem di Si,. Untuk persamaan kedua, kita memakai konservasi energi. Substitusi kedalam persamaan pertama yang berhubungan dengan : Yang mengimplikasikan, untuk setiap state s dari sistem (2.23) (2.24) dimana Z merupakan konstanta terpilih yang sesuai untuk menghitung jumlah probabilitas. (Z merupakan konstanta yang muncul bila tempertatur T invarian). Maka dapat dikatakan: (2.25) dimana index s melalui semua microstate dari sistem. Z dapat disebut jumlah Boltzmann dari banyak state. Probabilitas sistem yang memiliki energi ε i adalah penjumlahan semua kemungkinan dari microstate yang sesuai : (2.26)

16 22 Dengan modifikasi yang jelas : (2.27) Model Gemen-McClure Untuk Distribusi Prior Gemen dan McClure dalam merekomendasikan Prior dimana energi interaksi antara 2 piksel yang bersebelahan dinyatakan sebagai berikut: (2.28) Dimana C merupakan hyper-parameter yang menentukan lebar distribusi. Nilai dari rentang E i,j (Ө) dimulai dari minimum -1 saat θ i θ j = 0 sampai maksimum 0 saat θ i θ j. Interaksi potensial Gemen-McClure ditunjukkan dalam gambar 2.6 untuk C = 0.1, 1.0, dan Fungsi E i,j (Ө) simetris saat θ i θ j = 0 dan lebarnya berkurang dengan meningkatnya C. Gemen-McClure Prior dituliskan sebagai berikut: (2.29) Dimana: Z(β p ) : fungsi partisi yang menormalisasi Prior, β p : 1/T T : nilai penghalusan yang ditentukan secara subjektif

17 23 Gambar 2.6 Energi Gemen-McClure E i,j dalam θ i θ j untuk C = 0.1, 1.0, 10.0; saat C meningkat, lebar fungsi menurun Model Ising untuk Distribusi Prior Model Ising menyatakan bahwa energi interaksi di antara 2 piksel yang berbeda i dan j adalah: E( ) =I(θi θ j )= θ i θ j ( 2.30) Dari rumus ini jelas bahwa piksel dengan tingkat keabuan yang sama akan memiliki energi interaksi 0. Atau dengan kata lain, ground-state dari sistem 2 piksel berdekatan memiliki energi 0, sedangkan state yang tereksitasi memiliki energi unit. Ising Prior dapat dituliskan sebagai berikut: (2.31) Dimana: Z(β p ) : fungsi partisi yang menormalisasi Prior β p : 1/T

18 24 T : nilai penghalusan yang ditentukan secara subjektif Distribusi Posteriori Bayesian Distribusi Posterior dalam metodologi Bayesian diberikan dengan hasil dari Likelihood dan prior. Ini yang disebut dengan teorema Bayes yang dinyatakan sebagai berikut: π(ө X) = Ө Ө Ө Ө (2.32) Dimana Ө Ө adalah konstanta normalisasi (Z) dari distribusi Bayesian itu sendiri. Nilai Z sendiri tidak tergantung pada. 2.6 Rapid Application Development Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi kecepatan tinggi dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek. Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase fase sebagai berikut : 1. Business modeling Aliran informasi di antara fungsi fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan pertanyaan berikut : informasi apa yang mengendalikan proses

19 25 bisnis? Informasi apa yang di munculkan? Siapa yang memunculkanya? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya? 2. Data modeling Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase business modelling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik (disebut atribut) masing masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek objek tersebut didefinisikan. 3. Proses modeling Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data. 4. Application Generation RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memkai lagi komponen program yang ada ( pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak. 5. Testing and turnover Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus di uji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Stokastik proses = { ( ), } adalah kumpulan dari variabel acak yang didefinisikan pada ruang peluang (Ω, ς, P) yang nilai-nilainya pada bilangan real. T dinamakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan beberapa definisi dan teorema yang digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Percobaan Acak) (Ross 2000) Suatu percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan mengenai teori yang diperlukan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya antara lain tentang kontrak berjangka komoditas, model pergerakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan metode-metode yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Metode-metode pada bab ini yaitu metode Value at Risk dengan pendekatan distribusi normal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai peubah bebas ke-p pada merupakan nilai koefisien peubah penjelas merupakan galat acak pengamatan ke-i.

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai peubah bebas ke-p pada merupakan nilai koefisien peubah penjelas merupakan galat acak pengamatan ke-i. TINJAUAN PUSTAKA Model egresi Berganda egresi linier adalah persamaan matematika yang menggambarkan hubungan antara peubah respon y dan peubah bebas X X X2 Xp. Hubungan antara kedua peubah tersebut dinyatakan

Lebih terperinci

By Emy 1 MEREDUKSI NOISE By Emy By Emy

By Emy 1 MEREDUKSI NOISE By Emy By Emy 1 MEREDUKSI NOISE 2 1 Kompetensi Mampu menjelaskan macammacam jenis noise Mampu menganalisis jenis noise yang menyebabkan gangguan pada citra Mampu membangkitkan macammacam noise kemudian mengimplementasikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Pada umumnya analisis regresi

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra 2.1.1 Definisi Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

MODEL RAD. Pengertian

MODEL RAD. Pengertian MODEL RAD Pengertian Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada

Lebih terperinci

RESTORASI CITRA. Budi s

RESTORASI CITRA. Budi s RESTORASI CITRA Budi s Sumber Noise Setiap gangguan pada citra dinamakan dengan noise Noise bisa terjadi : Pada saat proses capture (pengambilan gambar), ada beberapa gangguan yang mungkin terjadi, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi elektronik digunakan

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi elektronik digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sedang terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi elektronik digunakan memudahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

Model Citra (bag. I)

Model Citra (bag. I) Model Citra (bag. I) Ade Sarah H., M. Kom Defenisi Citra Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Jenis dari citra ada 2, yaitu: 1. Citra analog (kontinu) : Dihasilkan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data

Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data 24 Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data IV.1 Mengenal Metode Monte Carlo Distribusi probabilitas digunakan dalam menganalisis sampel data. Sebagaimana kita ketahui,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. citra digital yang telah dibuat. Hasilnya dari program kemudian akan dievaluasi untuk

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. citra digital yang telah dibuat. Hasilnya dari program kemudian akan dievaluasi untuk BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab 4 ini, akan dijelaskan proses implementasi program aplikasi restorasi citra digital yang telah dibuat. Hasilnya dari program kemudian akan dievaluasi untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Secara harfiah, citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Jika dipandang dari sudut pandang matematis, citra merupakan hasil pemantulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV Penelitian Operasional II Rantai Markov 49 4. RANTAI MARKOV 4. PENDAHULUAN Dalam masalah pengambilan suatu keputusan, seringkali kita diperhadapkan dengan suatu ketidakpastian. Permasalahan ini dapat dimodelkan

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO BAB IV SIMULASI MONTE CARLO Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah untuk mengevaluasi integral definit,

Lebih terperinci

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 MAP & ML Detection

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 MAP & ML Detection TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 MAP & ML Detection S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami dan menjelaskan konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peluang Peluang mempunyai banyak persamaan arti, seperti kemungkinan, kesempatan dan kecenderungan. Peluang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang bersifat acak.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian citra Secara umum pengertian citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data

Lebih terperinci

Pencocokan Citra Digital

Pencocokan Citra Digital BAB II DASAR TEORI II.1 Pencocokan Citra Digital Teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog hingga sistem fotogrametri dijital yang lebih praktis, murah dan otomatis.

Lebih terperinci

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN ) 2.1 Tujuan Praktikum Rantai markov (Markov Chain ) merupakan salah satu materi yang akan dipelajari dalam praktikum stokastik. Berikut ini terdapat beberapa tujuan yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau gambar adalah sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), dimana x dan y koordinat bidang datar dan f di setiap pasangan koordinat disebut intensitas atau level keabuan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN Karima Puspita Sari, Respatiwulan, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Model regresi zero-inflated

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 Percobaan Acak (Ross 2000) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama dan semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui tetapi

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1), S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai teknik perbaikan citra pada domain spasial, antara lain : Transformasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang Ω,,. Misalkan ; adalah rantai Markov dengan state berhingga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL Ahmad Yunus Nasution 1, Garuda Ginting 2 1 Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma 2 Dosen Tetap STMIK Budi

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. metode yang bisaanya digunakan dalam estimasi parameter yakni Ordinary Least

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. metode yang bisaanya digunakan dalam estimasi parameter yakni Ordinary Least BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data populasi dalam suatu penelitian berguna untuk mengetahui karakteristik objek yang akan menghasilkan gambaran akurat mengenai karakteristik objek tersebut. Statistik

Lebih terperinci

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Random Process S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami arti random process Mengetahui

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penggunaan sebuah citra sangat meningkat untuk digunakan pada berbagai kebutuhan. Hal ini dikarenakan banyak sekali kelebihan yang ada pada citra digital

Lebih terperinci

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR) 25 BAB III (MSAR) 3.1 Model Markov Switching Autoregressive Model runtun waktu Markov Switching Autoregressive adalah salah satu model runtun waktu yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).Ide

Lebih terperinci

APLIKASI MARKOV RANDOM FIELD PADA MASALAH INDUSTRI

APLIKASI MARKOV RANDOM FIELD PADA MASALAH INDUSTRI APLIKASI MARKOV RANDOM FIELD PADA MASALAH INDUSTRI Siana Halim Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Petra ABSTRAK Rantai Markov dalam proses stokastik seringkali

Lebih terperinci

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh

Silabus. Proses Stokastik (MMM 5403) Proses Stokastik. Contoh Silabus Proses Stokastik (MMM 5403) Status: Wajib Minat Statistika Rantai Markov, klasifikasi rantai Markov. Limit rantai Markov dan aplikasinya. Rantai Markov kontinu, contoh-contoh klasik. Proses renewal,

Lebih terperinci

Implementasi Reduksi Noise Citra Berwarna dengan Metode Filter Median dan Filter Rata-rata

Implementasi Reduksi Noise Citra Berwarna dengan Metode Filter Median dan Filter Rata-rata Implementasi Reduksi Noise Citra Berwarna dengan Metode Filter Median dan Filter Rata-rata Arif Senja Fitrani 1, Hindarto 2, Endang Setyati 3 1,2, Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dan suatu obyek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 2 Sinyal Acak

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT. Kuliah 2 Sinyal Acak TK 403 SISTM PNGOLAHAN ISYARAT Kuliah Sinyal Acak Indah Susilawati, S.T., M.ng. Program Studi Teknik lektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 009 KULIAH SISTM PNGOLAHAN

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diterima,diperkuat, serta direkam (Amrullah, 2012). Suara-suara ini

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diterima,diperkuat, serta direkam (Amrullah, 2012). Suara-suara ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Phonocardiogram Phonocardiogram adalah teknik dalam penelusuran suara jantung dan pencatatan getaran akustik jantung melalui suatu transduser mikrofon yang akan direkam dan ditampilkan

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 Pendahuluan Rantai Markov Waktu Kontinu Pendahuluan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai

Lebih terperinci

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV 4.1 State dan Proses Observasi Semua proses didefinisikan pada ruang peluang (Ω, F, P). Misalnya X = {X : k N} adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra merupakan suatu kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra memiliki beberapa karakteristik yang mengandung suatu infomasi. Citra yang bagus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan teknik statistik untuk investigasi dan pemodelan hubungan antar variabel. Hubungan antara dua variabel dapat dilihat dengan analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Tata Guna/Tutupan Lahan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Tata Guna/Tutupan Lahan BAB II DASAR TEORI Prediksi perubahan lahan merupakan salah satu informasi penting untuk mendukung perencanaan penggunaan lahan. Untuk itu perlu dibuat suatu model yang mampu mewakili prediksi perubahan

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Lecture #1: Stochastic Random Process Topik: 1.1 Pengenalan Sistem Komunikasi Digital. 1.2 Pendahuluan Stochastic Random Process. 1.3 Random Variable

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Firdi Mulia - 13507045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini penggunaan citra digital semakin meningkat karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh citra digital tersebut, di antaranya adalah kemudahan dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

BAB III METODE MONTE CARLO

BAB III METODE MONTE CARLO BAB III METODE MONTE CARLO 3.1 Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah

Lebih terperinci

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC)

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) Radite Astana Murti 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Studi Sistem Informasi Fakultas Tekniknologi Informasi Universitas Mercu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini akan didiskusikan tentang transformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, pendugaan parameter, pengujian hipotesis dan selang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Markov Dalam teori probabilitas, model Markov adalah model stokastik yang digunakan untuk memodelkan sistem yang berubah-ubah secara random di mana diasumsikan bahwa kondisi

Lebih terperinci

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Pemfilteran Citra; Sharpening, Blurring dan Noise Reduction 5 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 Pemfilteran Citra (Image Filtering) Pada

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan interpretasi data. Statistika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas

Lebih terperinci

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Penerapan Neural Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Klasifikasi citra penginderaan jarak jauh (inderaja) merupakan proses penentuan piksel-piksel masuk ke dalam suatu kelas obyek tertentu. Pendekatan

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial adalah distribusi yang paling penting dan paling sederhana kegagalan mesin penghitung otomatis dan kegagalan komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer (Sutoyo & Mulyanto, 2009). Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

Image Restoration. Aditya Wikan Mahastama

Image Restoration. Aditya Wikan Mahastama Image Restoration Aditya Wikan Mahastama Image Restoration Image restoration: usaha-usaha untuk memulihkan citra yang mengalami degradasi. Contoh degradasi diantaranya: blur (gambar( tidak jelas) karena

Lebih terperinci

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Distribusi Peluang Kontinu Bahan Kuliah II9 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Fungsi Padat Peluang Untuk peubah acak kontinu, fungsi peluangnya

Lebih terperinci

Arnes Sembiring Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Abstrak

Arnes Sembiring Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Abstrak Perbandingan Algoritma Mean Filter, Median Filter dan Wiener Filter pada Aplikasi Restorasi Citra RGB Terdegradasi Impulse Noise Menggunakan The Peak Signal To Noise Ratio (PSNR) Arnes Sembiring Sekolah

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh: 5 II LANDASAN TEORI 2.1 Keterkontrolan Untuk mengetahui persoalan sistem kontrol mungkin tidak ada, jika sistem yang ditinjau tidak terkontrol. Walaupun sebagian besar sistem terkontrol ada, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan seringkali dilakukan pengulangan yang biasanya dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Pemeliharaan Untuk menjamin kontinuitas kegiatan operasional suatu sistem, keandalan setiap komponen peralatan sangat dijaga agar peralatan tersebut tidak mengalami kegagalan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL Vania Mutiarani 1, Adi Setiawan, Hanna Arini Parhusip 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW, 3 Dosen

Lebih terperinci

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga 6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga Markov chain kontinu 0 adalah proses markov pada state 0, 1, 2,.... Diasumsikan bahwa probabilitas transisi adalah stasioner, pada persamaan, (6.53) Pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci