BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Gambaran Umum Perusahaan Perseroan ini merupakan sebuah perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha milik grup Sinar Mas yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1972 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun Ruang lingkup perusahaan ini meliputi bidang industri kertas, pulp dan hasil olahannya (buku, kertas kado, amplop). Perusahaan ini memiliki pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur dan kantor pemasaran yang berpusat di Jakarta dengan sejumlah kantor pemasaran yang tersebar. Perusahaan ini berada di bawah naungan Asia Pulp & Paper (APP Co. Ltd.) yang merupakan perusahaan induk bagi perusahaan pulp dan kertas untuk wilayah Indonesia, Cina, India dan Malaysia. Berkantor pusat di Singapura, APP dibentuk dengan tujuan mengintegrasikan proses produksi antar anak perusahaan, mengkoordinasikan strategi pemasaran dan mengintegrasikan proses penjualan ekspor, serta menjadi jembatan penghubung antara produksi dan pemasaran. Perusahaan ini memulai usahanya dalam memproduksi buku tulis untuk keperluan sekolah dan perkantoran dengan kapasitas terpasang sebesar ton per tahun pada tahun 1987 dan kapasitas produksi ini terus ditingkatkan menjadi ton per tahun 27

2 28 dalam tahun Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan serangkaian produknya dengan merek Sinar Dunia untuk pasar dalam negeri dan Paperline pada pasar luar negeri dan hingga saat ini telah memiliki pangsa pasar sebesar 65 % untuk pasar domestik. Diiringi dengan adanya perluasan ini, maka perusahaan telah menjadi produsen hasil-hasil produksi kertas terpadu dengan sasaran utama untuk kepentingan ekspor. Perusahaan ini telah menerima sertifikat ISO 9002 dari Det Norske Veritas Industry B. V., Rotterdam, Belanda, yang merupakan pengakuan bertaraf internasional terhadap sistem dan prosedur dalam proses produksi yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan ini dipimpin oleh seorang presiden direktur yang membawahi divisi pemasaran, MIS, pengembangan produk, keuangan, administrasi dokumen, sumber daya manusia dan produksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang vice president atau manajer. Dalam operasionalnya, divisi pemasaran dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan produk yang dipasarkan dalam pasar internasional dan domestik. Penanganan administrasi dan penyiapan dokumen dilakukan oleh divisi dokumen ekspor, yang dipimpin oleh seorang manajer. Divisi MIS dalam perusahaan menangani semua masalah yang berhubungan dengan pengolahan data, teknologi informasi dan pengembangan sistem informasi. Struktur organisasi perusahaan ditunjukkan pada gambar 3.1 dibawah ini :

3 29 Shareholders Board of Commissioners Board of Directors Secretary Vice President for Production Vice President for Marketing MIS Manager Product Development Manager Export Document Manager Vice President for Finance & Accounting HRD Manager Marketing Manager for Office Product Marketing Manager for Stationery Finance Manager Accounting Manager Gambar 3.1 Struktur Organisasi Model Bisnis dan Visi Perusahaan Model bisnis perusahan ditunjukkan pada gambar 3.2 yang menggambarkan bahwa Tjiwi Kimia merupakan sebuah perusahaan industri multi nasional dengan bidang usaha utama produksi kertas (kertas tulis dan kertas cetak), dan hasil-hasil produksi kertas (stationery). Dalam kegiatan usahanya, perusahaan membutuhkan berbagai macam pemasok bahan baku seperti pulp berserat pendek dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp., PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry dan pulp berserat panjang melalui pemasok dari luar negeri. Untuk mempertahankan kelancaran penyediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang terjamin, perusahaan telah membentuk suatu jaringan komunikasi data antar perusahaan tersebut.

4 30 Dalam kegiatan pemasaran, perusahaan berhubungan dengan lembaga pemerintah seperti Departemen Perdagangan dan Perindustrian sehubungan dengan kegiatan ekspor atas produk-produk yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan juga berhubungan dengan Departemen Tenaga Kerja dan BKPM sehubungan dengan pelaporan perubahan modal dan keterkaitan perizinan atas keberadaan pada ekspatriat serta kantor pajak untuk kepentingan pembayaran PPN, PPN BM, PPh pasal 21, PPh pasal 23, PPh pasal 25. Kegiatan pemasaran oleh perusahaan difokuskan pada pasar internasional dan kegiatan pemasaran untuk pasar domestik dilakukan oleh perusahaan distributor yang menyalurkan produk pada konsumen. Dalam hal persaingan usaha, perusahaan terutama bersaing dengan perusahaanperusahaan industri kertas yang juga dalam grup Sinar Mas, namun juga terdapat kerja sama yang saling mendukung antar sesamanya. Dalam pasar domestik diluar kelompok usaha Sinar Mas, yang menjadi pesaing utama adalah PT. Kertas Leces dan PT. RAPP serta perusahaan-perusahaan industri kertas dalam negeri lainnya. Dalam pasar internasional, perusahaan bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar diseluruh dunia yang mana sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Perusahaan ini memiliki misi untuk menghasilkan produk bermutu tinggi yang dapat menjangkau pasar dunia terutama untuk Asia. Visi perusahaan dituangkan dalam motto pemasaran global dan fokus Asia dengan sasaran utama menjadi industry leader untuk produk kertas dan stationery di dunia khususnya di Asia. Rencana jangka pendek

5 31 perusahaan difokuskan pada perluasan kapasitas produksi, penambahan kantor cabang dibeberapa kota serta pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mendukung kegiatan bisnis. Kelompok Usaha SINAR MAS PEMASOK Pabrik Pulp berserat dan Bahan Kimia PERUSAHAAN INDUK APP CO. LTD. PESAING Perusahaan Industri Kertas Domestik dan Luar Negeri PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk PEMERINTAH Kantor Pajak, BKPM Depnaker, Bea Cukai, Perindustrian PENDATANG BARU PEMBELI Distributor Retailer Gambar 3.2 Model Bisnis Perusahaan Pembangunan Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini tidak menyediakan pertukaran data dengan pihak luar. Ini berarti sistem ini tidak berkaitan langsung dengan keunggulan bersaing dengan pihak luar, sehingga analisis dilakukan terhadap hal-hal yang berada dalam perusahaan. Hubungan proyek sistem informasi ini dalam perusahaan digambarkan dalam rantai nilai (Value Chain) perusahaan yang ditunjukkan pada gambar 3.3. Pada lapisan pertama merupakan infrastruktur perusahaan dan menggambarkan misi yang diemban oleh

6 32 perusahaan untuk memproduksi kertas dan hasil produksi kertas yang bermutu tinggi serta mampu menjangkau pasar internasional. Pada lapisan kedua dan ketiga menunjukkan peran manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan adanya dukungan TI yang merupakan mata rantai utama dalam menunjang seluruh kegiatan dalam perusahaan. Dalam gambar 3.3. ditunjukkan bahwa manajemen SDM dan dukungan TI yang merentang dari kiri ke kanan memiliki keterkaitan dengan seluruh jajaran yang ada yakni logistik ke dalam, produksi, logistik keluar, kegiatan pemasaran dan pelayanan. Dengan pengadaan Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini yang ditunjang oleh manajemen SDM dan dukungan TI akan sangat menentukan kesuksesan kegiatan perusahaan. INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN Manajemen puncak menentukan produksi kertas bermutu tinggi dan menjangkau pasar internasional MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Seleksi penerimaan karyawan Penggunaan teknologi tinggi Penentuan jumlah pemasok yang mendukung produksi Pelatihan yang baik terhadap karyawan SIM yang baik dalam pemasaran Penerimaan barang tepat waktu Pemberian upah karyawan DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI Penggunaan perangkat keras dan lunak PEMBELIAN Seleksi terhadap pemasok Peraturan, kebijakan perusahaan Dukungan SDM dalam pengembangan SIM Menjalin hubungan baik dengan pemasok Perencanaan karir yang jelas Pemanfaatan perangkat keras dan lunak yang optimal Menperoleh bahan baku dengan harga yang bersaing K e u n t u n g a n LOGISTIK KEDALAM Penerimaan bahan produksi bermutu tinggi PRODUKSI Produk yang bermutu tinggi Tingkat kerusakan yang rendah LOGISTIK KELUAR Pengolahan pesanan yg cepat Pengiriman tepat waktu PEMASARAN Mutu produk yg kompetitif Pricing terhadap produk yg baik Hubungan dg distri butor baik PELAYANAN Cepat tanggap terhadap keluhan Pelayanan yang baik Gambar 3.3. Rantai Nilai

7 Teknologi Informasi Dalam Perusahaan Pada tahun 1989, Tjiwi Kimia telah melakukan proses pengolahan data secara elektronik pada kantor pemasarannya dan hingga saat ini telah memiliki Local Area Network (LAN) yang digunakan untuk kepentingan internal seperti administrasi, sistem informasi akuntansi, keuangan dan korespondensi serta mempunyai Wide Area Network (WAN) yang menghubungkan antara perusahaan induk APP dan beberapa perusahaan pemasok dan pemasarannya yang tergabung dalam kelompok industri pulp dan kertas seperti PT. Indah Kiat Pulp & Paper, PT. Pindodeli Pulp & Paper, PT. Cakrawala Mega Indah, PT. Mega Kertas Pratama (anak perusahaan Tjiwi Kimia) guna memperlancar pertukaran informasi terutama untuk proses administrasi penjualan, transfer data antara perusahaan induk dan anak perusahaannya. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan semakin meningkatnya kebutuhan pemrosesan data, maka telah dilakukan restrukturisasi sistem dengan membangun jaringan infrastruktur Teknologi Informasi dengan backbone serat optik pada kantor pusat pemasaran dan dilengkapi dengan perangkat komunikasi yang menggunakan jalur komunikasi VSAT 128 Kbps dan gelombang radio dengan bandwidth 2 MBps. Jaringan ini menghubungkan kantor pemasaran, pabrik dan perusahaan induk serta beberapa perusahaan yang tergabung dalam grup tersebut dan merupakan jaringan komunikasi terintegrasi untuk data dan suara. Sebagai pusat pengolahan data, saat ini Tjiwi Kimia

8 34 menggunakan 2 buah host IBM RISC System 6000 tipe 580 dan 3 buah share disk IBM tipe sebagai media penyimpanan data serta memiliki ± 200 terminal pada kantor pusat dan ± 150 terminal pada pabrik sebagai client yang terhubung secara on line. Adapun jaringan infrastruktur TI perusahaan diperlihatkan dalam gambar 3.4 berikut ini. Dalam mendukung kegiatan pemasaran, pada tahun 1995 telah dikembangkan Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE yang menggunakan sistem operasi Unix dan Informix sebagai perangkat lunak RDBMS (Relational Database Management System). Sistem informasi penjualan ini menghubungkan secara on line antara kantor pemasaran dan bagian produksi serta dengan perusahaan induk guna mendukung kegiatan pemasaran perusahaan dengan menggunakan jalur komunikasi Satelit. Selain pengembangan sistem informasi penjualan, perusahaan telah membangun jaringan lokal PC LAN yang didukung oleh 2 buah server dengan sistem operasi Windows NT dan Novell Netware serta Windows 95 pada setiap client. Program aplikasi yang digunakan antara lain : INTEGSYS (Sistem Informasi dalam mendukung proses penjualan pasar domestik), STANPRO (Sistem Informasi untuk mendukung kegiatan administrasi bisnis) dan beberapa paket perangkat lunak aplikasi seperti : MS Office, Lotus SmartSuite, Visio, dan Lotus Notes system untuk memperlancar pertukaran informasi dalam lingkungan internal dan eksternal perusahaan. 3.2 Obyek Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

9 35 Penelitian ini dilakukan pada Tjiwi Kimia, dengan fokus penelitian pada pembiayaan pembangunan Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE yang digunakan untuk mendukung kegiatan pemasaran perusahaan yang berkaitan langsung dengan

10 36 pemasaran produk-produk dalam pasar internasional. Sistem ini merupakan integrasi dari modul-modul yang disediakan dari vendor MEASUREX yang dinamakan dengan OPTIVISION System dalam menunjang kegiatan dan kebutuhan informasi terutama bagi departemen pemasaran dan produksi serta manajemen atas dalam proses pengambilan keputusan yang strategis bagi perusahaan. Modul-modul aplikasi yang tersedia dalam OPTIVISION System yang digunakan dalam Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini antara lain : 1. Order entry and Customer Services Module Order pricing management Claim analysis Sales forecast and Sales analysis Market Information analysis 2. Production Planning Module 3. Product Tracking Module Production Status Machine operation & status Process and Production quality control

11 37 4. Inventory and Shipping Module Inventory Shipping preparation management 5. Cost Accounting & A/R monitoring Module Sejak dibangunnya Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini yang khususnya untuk menunjang kegiatan pemasaran ekspor dan mendukung kebutuhan informasi produksi pada perusahaan, proyek sistem informasi ini telah menelan biaya yang besar sehingga perlu diketahui seberapa besar manfaat yang dapat diperoleh perusahaan. Dalam proyek penelitian ini akan dikaji beberapa manfaat serta nilai-nilai ekonomis yang diperoleh dengan penerapan sistem informasi ini dan kaitannya dengan penurunan biaya dan efisiensi yang ditimbulkan dalam perusahaan. Dengan adanya peningkatan efisiensi dalam mendukung kegiatan pemasaran akan mendorong adanya peningkatan produksi dan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Dalam proyek penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan dan wawancara dengan responden, kemudian dikumpulkan kembali, dievaluasi dan diformulasikan untuk dimasukkan dalam Information Economics Scorecard. Pengumpulan data ini dituangkan dalam kuesioner sehubungan dengan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan pembangunan proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE. Pernyataan dalam kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian yakni dalam Domain Bisnis dengan responden adalah para manajer, selaku pemakai langsung terhadap sistem tersebut

12 38 baik dari departemen pemasaran itu sendiri maupun dari departemen yang terkait lainnya, dan dalam Domain Teknologi dengan responden adalah para tenaga ahli dalam TI, mencakup para pemrogram, analis sistem hingga manajer MIS juga termasuk tim penanggung jawab atas pembangunan proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini. Kuesioner-kuesioner ini akan memberikan bobot skor pada proyek, disamping perhitungan ROI sederhana. 3.3 Penilaian Faktor-faktor Domain Bisnis Penilaian terhadap faktor-faktor domain bisnis dilakukan berdasarkan pada nilai skor yang diperoleh dari kuesioner yang ditujukan kepada unit-unit dalam perusahaan yang berkaitan langsung dengan proyek sistem informasi ini. Adapun responden dari kuesioner ini meliputi para manajer senior, manajer junior dan staf yang merupakan pengguna langsung Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini. Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mendapatkan bobot skor dari faktor-faktor domain bisnis terhadap proyek sistem infomasi yang dibangun, disamping perhitungan ROI sederhana yang dilakukan Strategic Match Penilaian faktor ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian pengadaan proyek sistem informasi dikaitkan dengan salah satu tujuan strategik perusahaan. Dalam menganalisa pengadaan proyek ini dikaitkan dengan tujuan strategis dari perusahaan sebagaimana yang dituangkan dalam motto Pemasaran global dan fokus Asia dengan

13 39 sasaran utama menjadi industry leader untuk beberbagai produk kertas dan stationery didunia khususnya dikawasan Asia. Untuk mencapai sasaran tersebut, perusahaan harus melakukan koordinasi yang baik terhadap kegiatan pemasaran dengan dukungan penggunaan Teknologi Informasi yang baik. Pengadaan proyek ini tidak memiliki hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan strategik perusahaan, tetapi merupakan salah prasyarat terhadap sistem lain untuk mencapai tujuan strategik tersebut, sehingga berdasarkan pada kuesioner (Gambar 3.5), skor yang diperoleh adalah 3. SKOR (0-5) 0. Proyek MILLWIDE ini tidak mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian tujuan stratejik perusahaan. 1. Proyek MILLWIDE ini tidak mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung terhadap tujuan stratejik perusahaan, tetapi akan mencapai efisiensi operasional yang lebih baik. 2. Proyek MILLWIDE ini tidak mempunyai hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan stratejik perusahaan, tetapi merupakan prasyarat terhadap sistem lain yang mencapai sebagian tujuan stratejik tersebut. 3. Proyek MILLWIDE ini tidak mempunyai hubungan langsung terhadap pencapaian tujuan stratejik perusahaan, tetapi merupakan prasyarat terhadap sistem lain untuk mencapai tujuan stratejik tersebut. 4. Proyek MILLWIDE ini secara langsung mencapai sebagian tujuan stratejik perusahaan 5. Proyek MILLWIDE ini langsung mencapai keseluruhan tujuan stratejik perusahaan yang ditentukan. Gambar 3.5 Kuesioner Strategic Match Competitive Advantage Penilaian faktor ini adalah menentukan tingkat kompetisi yang diperoleh dengan adanya proyek ini. Bagi perusahaan, pengadaan proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini sangat mendukung operasional dari segi layanan internal perusahaan dan

14 40 mampu meningkatkan posisi kompetitif dengan meningkatkan efisiensi operasinya pada area strategik. Namun demikian proyek ini tidak menciptakan adanya pertukaran data dengan pihak luar perusahaan. Berdasarkan pada pola kuesioner Competitive Advantage (Gambar 3.6), proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini akan memperoleh skor 2. SKOR (0-5) 0. Proyek MILLWIDE ini tidak menciptakan akses atau pertukaran data antara perusahaan dengan konsumen, distributor, pemasok, dan unit kerjasama yang lainnya. 1. Proyek MILLWIDE ini tidak menciptakan akses atau pertukaran data, seperti diatas, tetapi meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan meningkatkan efisiensi operasi yang menunjang kinerja kompetitif perusahaan. 2. Proyek MILLWIDE ini tidak menciptakan akses atau pertukaran data, seperti diatas, tetapi meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan meningkatkan efisiensi operasinya pada suatu area stratejik kunci. 3. Proyek MILLWIDE ini menyediakan sedikit akses keluar atau pertukaran data dan memberikan kontribusi yang cukup dalam meningkatkan posisi kompetitif perusahaan. 4. Proyek MILLWIDE menyediakan akses keluar atau pertukaran data yang cukup banyak dan secara substansial meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan menyediakan tingkat pelayanan yang lebih baik dari pada para pesaing. 5. Proyek MILLWIDE ini menyediakan akses keluar atau pertukaran data dalam jumlah banyak dan sangat meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan menyediakan tingkat layanan yang tidak dimiliki oleh para pesaing. Gambar 3.6 Kuesioner Competitive Advantage Management Information Support Penilaian terhadap faktor ini diinterpretasikan sebagai kegiatan sistem informasi dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan utama perusahaan. Dalam kaitannya dengan proyek proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE yang dibangun akan menyediakan informasi bagi kegiatan utama unit bisnis perusahaan. Keberadaan Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini bukan bersifat sebagai pengganti pekerjaan-pekerjaan yang

15 41 sebelumnya dilakukan secara manual atau komputerisasi akan tetapi berperan dalam penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan bisnis perusahaan. Berdasarkan pada pola kuesioner pada Gambar 3.7, proyek ini akan memperoleh skor 4, dimana Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini penting untuk menciptakan Management Information Support of Core Activities (MISCA) bagi perusahaan dimasa mendatang. SKOR (0-5) 0. Proyek MILLWIDE ini tidak berkaitan dengan dukungan informasi manajemen bagi kegiatan utama (ManagementInformation Support of Core Activities=MISCA) perusahaan. 1. Proyek MILLWIDE ini tidak berkaitan dengan MISCA, tetapi menyediakan banyak data bagi fungsi-fungsi yang mendukung kegiatan utama perusahaan. 2. Proyek MILLWIDE ini tidak berkaitan dengan MISCA, tetapi menyediakan banyak informasi bagi fungsi yang mendukung secara langsung kegiatan utama perusahaan. 3. Proyek MILLWIDE ini tidak berkaitan dengan MISCA, tetapi memberikan informasi penting bagi fungsi yang diindentifikasi sebagai kegiatan utama perusahaan. Informasi ini bersifat operasional. 4. Proyek MILLWIDE ini penting untuk menciptakan MISCA di masa mendatang. 5. Proyek MILLWIDE ini penting untuk menciptakan MISCA di masa sekarang. Gambar 3.7 Kuesioner Management Information Support Competitive Response Competitive Response merupakan hilangnya peluang yang ingin dicapai perusahaan karena penundaan dalam pembangunan sistem. Hal ini dapat terjadi karena pesaing telah menyediakan jasa layanan, produk, atau pertukaran data lebih awal, sehingga ini merupakan ancaman atas kegagalan dalam meraih peluang. Dalam kaitannya dengan pembangunan sistem informasi ini, perusahaan dengan adanya penundaan proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini akan menimbulkan

16 42 kerugian kompetitif (competitive disadvantages) bagi perusahaan, atau kehilangan kesempatan kompetitif, atau keberhasilan kegiatan yang ada pada perusahaan dapat menjadi terbatas karena kurangnya sistem yang dibangun, sehingga dalam penilaian sistem terhadap faktor ini akan memperoleh skor 4. SKOR (0-5) 0. Pembangunan proyek MILLWIDE ini dapat ditunda hingga 12 bulan kedepan tanpa mempengaruhi posisi kompetitif, atau sistem dan prosedur yang ada secara substansial dapat memberikan hasil yang sama dan tidak akan mempengaruhi posisi kompetitif. 1. Penundaan Proyek MILLWIDE ini tidak mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan, dan biaya tenaga kerja yang rendah diharapkan tetap dapat memberikan hasil yang sama 2. Penundaan Proyek MILLWIDE ini tidak mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan, akan tetapi upah tenaga kerja dapat meningkat guna mendapatkan hasil yang sama. 3. Jika proyek MILLWIDE ini ditunda, perusahaan tetap mampu memberikan respon terhadap perubahan yang diperlukan tanpa mampengaruhi posisi kompetitif perusahaan, walaupun kekurangan sistem yang baru, perusahaan secara substansial tidak kehilangan kemampuannya untuk berubah secara cepat dan efektif dalam lingkungan kompetitif. 4. Penundaan proyek MILLWIDE ini mungkin mengakibatkan kerugian kompetitif (competitive disadvantages) bagi perusahaan, atau kehilangan kesempatan kompetitif, atau keberhasilan kegiatan yang ada pada perusahaan dapat menjadi terbatas karena kurangnya sistem yang dibangun. 5. Penundaan proyek MILLWIDE ini akan mangakibatkan kerugian kompetitif perusahaan masa datang, atau kehilangan peluang kompetitif, atau keberhasilan kegiatan yang ada pada perusahaan pasti menjadi terbatas karena kurangnya sistem yang dibangun tidak memadai. Gambar 3.8 Kuesioner Competitive Response Organizational Risk Pembangunan proyek sistem ini merupakan kebutuhan utama bagi perusahaan, sehingga pihak manajemen siap untuk memberikan dukungan sepenuhnya atas pembangunan proyek ini. Dalam penilaian domain bisnis, pembangunan sistem ini memiliki rencana domain bisnis yang terformulasi dengan baik, domain bisnis pada tempatnya,

17 43 proses dan prosedur pada tempatnya, pelatihan bagi pengguna yang direncanakan dengan baik, adanya manajemen unggulan dalam sistem ini, produk ditentukan dengan baik, dan kebutuhan pasar diketahui dengan jelas. Berdasarkan analisa pada kuesioner (Gambar 3.9) dalam penentuan faktor organizational risk, pembangunan sistem ini mendapatkan memperoleh skor 1, sehingga dengan demikian tidak ada resiko dalam mengimplementasi proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini bagi perusahaan. SKOR (0-5) 0. Perusahaan memiliki rencana yang terformulasi dengan baik untuk mengimplementasikan sistem MILLWIDE yang dibangun. Manajemennya memadai, proses dan prosedur ada dokumentasinya. Adanya rencana contingency (darurat), adanya unggulan proyek, dan produk atau nilai tambah kompetitif yang terdefenisi dengan baik untuk pasar yang diketahui secara jelas. 1. sampai dengan 4. Nilai untuk 1-4 boleh disesuaikan dengan keadaan yang bercampur antara elemen kesiapan dan elemen resiko. Ya Tidak Tidak Diketahui Rencana domain bisnis yang terformulasi dengan baik Manajemen domain bisnis pada tempatnya Rencana contingency pada tempatnya Proses dan prosedur pada tempatnya Pelatihan bagi para pengguna terencana Adanya manajemen unggulan Produknya ditentukan dengan baik Kebutuhan pasar diketahui dengan jelas Perusahaan tidak memiliki rencana yang terformulasi dengan baik untuk mengimplementasikan sistem MILLWIDE yang dibangun. Manajemen tidak mempunyai kepastian dalam tanggung jawab. Proses dan prosedur tidak didokumentasikan. Tidak ada rencana contingency yang memadai. Tidak ada unggulan yang ditentukan sebagai inisiatif. Produk atau nilai tambah kompetitif tidak ditentukan dengan baik. Pasar tidak dipahami secara jelas. Gambar 3.9 Kuesioner Organizational Risk 3.4 Penilaian Faktor-faktor Domain Teknologi

18 44 Penilaian terhadap faktor domain teknologi ditujukan pada tenaga ahli yang menangani TI. Para responden yang dipilih meliputi para analis sistem, pemrogram, administrator sistem dan jaringan hingga manajer MIS yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek ini. Skor yang diperoleh dalam domain teknologi ini berdasarkan pada kuesioner-kuesioner yang disebarkan yang berkaitan dengan faktor-faktor teknologi dalam pengadaan proyek ini Strategic Information System Architecture Faktor ini digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian suatu proyek sistem informasi terhadap blue print (seluruh perencanaan strategis sistem yang dibangun perusahaan). Proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini merupakan bagian integral dari perencanaan strategis informasi perusahaan dengan pay off yang tinggi dan bukan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan strategis informasi perusahaan, tetapi kaitannya sangat erat dengan prasyarat proyek lain. Skor yang didapat berdasarkan kuesioner pada Gambar 3.10 adalah Definitional Uncertainty Penilaian faktor ini berkaitan dengan seberapa jelas persyaratan dan spesifikasi yang diketahui dari pembangunan sistem informasi ini, serta seberapa besar tingkat kompleksitas area yang ditelaah. Selain itu juga dilihat kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan non rutin yang ditimbulkan yang merupakan resiko dalam domain teknologi dalam proyek.

19 45 Dalam proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE ini, persyaratan dan spesifikasi pelaksanaannya cukup jelas serta area yang ditelaah jelas. Perubahan yang terjadi hampir pasti dan hampir mendesak, sehingga skor yang diperoleh adalah 3. SKOR (0-5) 0. Proyek MILLWIDE yang dibangun tidak sesuai dengan perencanaan strategis informasi (blue print) perusahaan. 1. Proyek MILLWIDE yang dibangun merupakan bagian dari perencanaan strategis informasi perusahaan, tetapi prioritasnya tidak ditentukan. 2. Proyek MILLWIDE yang dibangun merupakaan bagian dari perencanaan strategis informasi perusahaan, dan memiliki payoff (hasilnya) yang rendah; bukan merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan stratgis informasi perusahaan, juga tidak terkait erat dengan prasyarat proyek lainnya. 3. Proyek MILLWIDE yang dibangun merupakan bagian integral dari perencanaan strategis informasi perusahaan dan memiliki payoff (hasil yang cukup), bukan merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan strategis informasi perusahaan, tetapi agak terkait dengan prasyarat proyek lain. 4. Proyek MILLWIDE yang dibangun merupakan bagian integral dari perencanaan strategis informasi perusahaan dan memiliki payoff yang tinggi, bukan merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan strategis informasi, tetapi sangat terkait dengan prasyarat proyek lain. 5. Proyek MILLWIDE yang dibangun merupakan bagian integral dari perencanaan strategis informasi perusahaan dan akan diimplementasi lebih dulu; Proyek MILLWIDE ini merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan strategis informasi perusahaan. Gambar 3.10 Kuesioner Strategic IS Architecture Technical Uncertainty Faktor ini berhubungan dengan kesiapan domain teknologi dalam melaksanakan proyek sistem informasi ini, berkaitan dengan ketrampilan yang dibutuhkan, tingkat ketergantungan perangkat keras dan lunak (selain perangkat lunak aplikasi) serta perangkat lunak aplikasi. Ditinjau dari segi ketrampilan, untu memanfaatkan modul-modul yang ada dari vendor MEASUREX dalam proyek Sistem Informasi Pemasaran MILLWIDE, dibutuhkan

20 46 beberapa ketrampilan baru untuk staf dan manajemen. Sedangkan dari segi perangkat keras yang digunakan saat ini telah tersedia tetapi aplikasinya berbeda. Ketergantungan perangkat lunak selain aplikasi, modul-modul yang tersedia dari vendor MEASUREX merupakan perangkat lunak standar dan membutuhkan pemrograman yang sedikit rumit. Ditinjau dari segi aplikasi perangkat lunak, modul-modul aplikasi yang tersedia hanya membutuhkan sedikit modifikasi. Dengan demikian skor rata-rata yang diperoleh dari kuesioner ini (Gambar 3.12) adalah ( )/4=1. SKOR (0-5) 0. Persyaratan jelas dan disetujui. Spesifikasinya jelas dan disetujui. Area yang ditelaah jelas, memiliki probabilitas tidak adanya perubahaan yang tinggi. 1. Persyaratan cukup jelas. Spesifikasinya cukup jelas. Tidak ada persetujuan resmi. Area yang ditelaah jelas, memiliki probabilitas perubahan non rutin yang rendah. 2. Persyaratan cukup jelas. Spesifikasi cukup jelas. Area yang ditelaah jelas. Memiliki probabilitas perubahan non rutin yang masuk akal. 3. Persyaratan cukup jelas. Spesifikasi cukup jelas. Area yang ditelaah jelas. Perubahanperubahan hampir pasti dan hampir mendesak. 4. Persyaratan tidak jelas. Spesifikasi tidak jelas. Area yang ditelaah agak kompleks. Perubahan-perubahan mendekati pasti, bahkan selama periode berlangsungnya proyek MILLWIDE. 5. Persyaratan tidak diketahui. Spesifikasi tidak diketahui. Area yang ditelaah mungkin cukup kompleks. Perubahan mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek, tetapi intinya adalah persyaratan yang tidak diketahui. Gambar 3.11 Kuesioner Definitional Uncertainty Information System Infrastructure Risk Aspek yang ada dalam Information System Infrastructure Risk ini adalah berkaitan dengan hal-hal infrastruktur SI dalam perusahaan antara lain : jaringan, komunikasi data dan faktor lain yang berkaitan dengan pembiayaan langsung diluar proyek sistem informasi ini.

21 47 Proyek ini menggunakan fasilitas layanan jaringan komunikasi data yang ada dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan investasi awal untuk mengakomodasikan proyek ini, dan untuk integrasi lebih lanjut kemungkinan dibutuhkan beberapa investasi lagi. Tingkat resiko yang ditimbulkan oleh proyek ini SKOR (0-5) A. Ketrampilan yang dibutuhkan. 0. Tidak diperlukan ketrampilan baru bagi staf dan manajemen, keduanya telah berpengalaman. 1. Dibutuhkan beberapa ketrampilan baru bagi staf, tetapi tidak untuk manajemen. 2. Dibutuhkan beberapa ketrampilan baru bagi staf, dan manajemen. 3. Dibutuhkan beberapa ketrampilan bagi staf, terlebih bagi manajemen. 4. Ketrampilan baru banyak dibutuhkan bagi staf, beberapa bagi manajemen. 5. Ketrampilan baru banyak dibutuhkan bagi staf dan manajemen. B. Ketergantungan perangkat keras 0. Perangkat keras digunakan pada aplikasi yang sejenis 1. Perangkat keras digunakan, tetapi aplikasinya berbeda. 2. Perangkat keras sudah ada dan sudah diuji, tetapi tidak beroperasi. 3. Perangkat keras sudah ada, tetapi belum dimanfaatkan dalam organisasi. 4. Beberapa feature tidak diuji atau tidak manfaatkan. 5. Persyaratan tidak tersedia dalam konfigurasi SI saat ini. C. Ketergantungan piranti lunak (selain piranti lunak aplikasi). 0. Piranti lunak yang digunakan standar, atau tidak membutuhkan pemrograman. 1. Piranti lunak yang digunakan standar, tetapi membutuhkan pemrograman yang kompleks. 2. Dibutuhkan beberapa antar muka antar piranti lunak, dan mungkin membutuhkan pemrograman yang kompleks. 3. Dalam pengoperasian piranti lunak dibutuhkan beberapa feature baru, mungkin dibutuhkan juga antar muka yang kompleks antar piranti lunak. 4. Dibutuhkan feature yang tidak tersedia sekarang, dan dibutuhkan pula karya seni (state of art) setempat yang lumayan canggih. 5. Dibutuhkan karya seni (state of art) yang sangat canggih. D. Piranti lunak aplikasi. 0. Program yang ada hanya membutuhkan modifikasi yang minimal. 1. Program tersedia secara komersial dan hanya membutuhkan modifikasi yang minimal, atau program sudah tersedia di dalam perusahaan hanya saja dibutuhkan modifikasi yang agak banyak, atau piranti lunak akan dibangun di dalam perusahaan dengan kompleksitas yang minimal. 2. Program tersedia secara komersial namun membutuhkan modifikasi yang cukup banyak, atau program sudah tersedia di dalam perusahaan namun membutuhkan modifikasi yang banyak, atau piranti lunak akan dibangun sendiri dengan kompleksitas rancangan yang minimal, tetapi pemrograman yang lumayan kompleks. 3. Piranti lunak tersedia secara komersial tetapi sangat kompleks, atau piranti lunak dibangun sendiri dengan faktor kesulitan sedang. 4. Tidak memiliki piranti lunak dan juga tidak tersedia di pasar. Membutuhkan rancangan dan pemrograman yang kompleks, dengan tingkat kesulitan sedang.

22 48 5. Tidak memiliki piranti lunak dan juga tidak tersedia di pasar. Membutuhkan rancangan dan pemrograman yang kompleks, bahkan jika dikontrakkan ke pihak luar perusahaan sekalipun. Gambar 3.12 Kuesioner Technical Uncertainty dalam kaitannya dengan kuesioner pada Gambar 3.13 dibawah ini akan memperoleh skor untuk resiko infrasturktur SI adalah 2. SKOR (0-5) 0. Sistem informasi ini menggunakan fasilitas dan layanan yang ada. Tidak ada investasi dalam fasilitas prasyarat sistem informasi yang dibutuhkan (mis. manajemen database); tidak ada biaya awal yang bukan merupakan bagian proyek MILLWIDE yang secara langsung diantisipasi. 1. Perubahan satu elemen dari sistem pengiriman pelayanan komputer dibutuhkan bagi proyek MILLWIDE ini. Investasi-investasi awal yang terkait pada proyek MILLWIDE diluar dari biaya langsung proyek ini relatif kecil. 2. Dibutuhkan sedikit perubahan pada beberapa elemen sistem pengiriman layanan komputer. Beberapa investasi awal dibutuhkan untuk mengakomodasi proyek ini; kemungkinan diperlukan beberapa investasi berikutnya untuk integrasi lebih lanjut proyek MILLWIDE ini ke dalam mainstream dari lingkungan SI. 3. Dibutuhkan perubahan yang cukup terhadap beberapa elemen sistem pengiriman layanan komputer. Beberapa investasi awal dibutuhkan untuk mengakomodasikan proyek ini, dan akan dibutuhkan beberapa investasi berikutnya untuk integrasi lebih lanjut proyek MILLWIDE ini ke dalam mainstream dari lingkungan SI. 4. Dibutuhkan perubahan yang cukup pada berbagai area, terhadap beberapa elemen sistem pengiriman layanan komputer. Beberapa investasi awal yang cukup besar dalam staf, piranti lunak, perangkat keras, dan manajemen dibutuhkan untuk mengakomodasi proyek MILLWIDE ini. Investasi ini tidak termasuk dalam biaya proyek secara langsung, tetapi mewakili investasi fasilitas SI untuk menciptakan lingkungan yang dibutuhkan pada proyek MILLWIDE ini. 5. Dibutuhkan perubahan yang substansial dibeberapa area terhadap beberapa elemen sistem pengiriman layanan komputer. Investasi awal yang dapat dipertimbangkan dalam staf, piranti lunak, perangkat keras, dan manajemen dibutuhkan untuk mengakomodasi proyek ini. Investasi ini tidak termasuk dalam biaya proyek secara langsung, tetapi mewakili investasi fasilitas SI untuk menciptakan lingkungan yang dibutuhkan untuk proyek ini. Gambar 3.13 Kuesioner IS Infrastructure Risk 3.5 Hasil Formulasi Faktor Domain Bisnis dan Domain Teknologi

23 49 Secara keseluruhan, skor yang diperoleh dari faktor domain bisnis dan domain teknologi adalah sebagai berikut : 1. Strategic Match (SM) = 3 2. Competitive Advantage (CA) = 2 3. Management Information (MI) = 3 4. Competitive Response (CR) = 4 5. Organizational Risk (OR) = 1 Untuk domain teknologi adalah : 1. Strategic IS Architecture (SA) = 4 2. Defenitional Uncertainty (DU) = 3 3. Technical Uncertainty (TU) = 1 4. IS Infrastructure Risk (IR) = 2 Skor-skor ini dimasukkan ke dalam Information Economics scorecard dan dikalikan dengan faktor nilai relatif korporat perusahaan untuk memdapatkan skor proyek sistem informasi ini.

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN

KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN L-1 KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN 1. Faktor Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai biaya dan tingkat investasi yang dibutuhkan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN UNTUK DOMAIN BISNIS Responden yang terhormat, saat ini saya sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk bersedia mengisi kuesioner

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

Kuisioner Domain Bisnis

Kuisioner Domain Bisnis L1 Kuisioner Domain Bisnis Petunjuk : Dengan membaca pengertian dari bagian-bagian yang dievaluasi pada domain bisnis diharapkan koresponden memilih salah satu score yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR Petunjuk: Berilah skor antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan 4 Memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2

LAMPIRAN. LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan. informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer core 2 L-1 LAMPIRAN LAMPIRAN - Kuesioner Domain Keuangan Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi. Investasi teknologi informasi termasuk jaringan LAN dan komputer

Lebih terperinci

Kuesioner Domain Bisnis

Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan resiko dalam investasi teknologi informasi yang berupa aplikasi DSI yang akan diterapkan pada PT. Dirgaputra Ekapratama. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Investasi Proyek Sistem Informasi MILLWIDE Pada pembangunan proyek sistem informasi ini, perusahaan telah dibebankan oleh sejumlah biaya investasi dan biaya pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Markaindo Selaras merupakan perusahaan swasta Indonesia yang berdiri pada tahun 1982 oleh Djoni Muksin dan pada tanggal 19 maret 1996 disahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai-nilai dan manfaat yang terkait dengan penerapan proyek Teknologi Informasi, dalam hal ini adalah penerapan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS ANALISIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SATYA DJAYA RAYA TRADING DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh : FEDRIX WANTAN 0900805395 MICHAEL STEFANUS 0900800910 Kelas/ kelompok

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Pembangunan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai biaya pembangunan INSOSYS, yang meliputi: biaya investasi pembangunan dan pemeliharaan, dan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, bidang teknologi informasi dan sistem informasi telah mengalami perkembangan. Kedua bidang ini sangat berhubungan dalam kemajuan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan teknologi yang kian pesat hingga saat ini banyak menuntut berbagai bidang usaha untuk melakukan penyesuaian dengan perkembangan yang ada bilamana

Lebih terperinci

Pada factor domain bisnis, Strategic match fokus kepada tingkatan bagaimana SAP-

Pada factor domain bisnis, Strategic match fokus kepada tingkatan bagaimana SAP- L1 LAMPIRAN 1 KUISIONER Strategic Match Pada factor domain bisnis, Strategic match fokus kepada tingkatan bagaimana SAP- CRM dapat mendukung dari tujuan atau target atau menjadi satu kesatuan dengan bisnis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembobotan nilai Astra Recruitment System, nilai manfaat dan resiko yang didapat dari sebuah invetasinya. Investasi ini mencakup pengadaan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dari implementasi aplikasi SERA Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-Langkah Evaluasi Analisis investasi TI dengan menggunakan metode Information Economics meliputi domain keuangan yang terdiri dari cost benefit analisis, value

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK SKRIPSI Oleh : Omi Rahmawati 1200999974 Paulus Bayu Ardi Roosno 1200999980 Kelas / Kelompok : 08PAM / 03 Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pratama Abadi Industri adalah salah satu perusahaan pabrikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pratama Abadi Industri adalah salah satu perusahaan pabrikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pratama Abadi Industri adalah salah satu perusahaan pabrikasi yang sudah menerapkan penggunaan komputerisasi hampir disemua proses produksi yang ada. Berawal

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembuatan dan pembelian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semestar Ganjil 2006/2007 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa industri pada bidang percetakan hingga saat ini semakin berkembang sehingga tren industri percetakan

Lebih terperinci

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning PERKEMBANGAN ERP Materi #3 Evolusi SI 2 Pada awalnya Sistem Informasi (SI) hanya mendukung aktivitas pada satu area fungsional pada bisnis (marketing information system, production information system).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA Oleh: Budi Tjahjono Dosen Fakultas Ilmu Komputer - UIEU ABSTRAK Sudah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 ANALISA INVESTASI IMPLEMENTASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DI PT. BLUE

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner SWOT

Lampiran 1. Kuesioner SWOT Lampiran 1 Kuesioner SWOT Kuisioner diperlukan agar mendapatkan Faktor Strategi Eksternal dan Faktor Strategi Internal sehingga didapatkan strategi yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan. Cara pengisian:

Lebih terperinci

Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01

Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01 Modul ke: Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen 01 Sistem Informasi dalam Perusahaan Fakultas FEB Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak. Program Studi Magister Akuntansi 1 Jenis Sistem Utama dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

Manajemen Sistem Informasi Publik

Manajemen Sistem Informasi Publik Manajemen Sistem Informasi Publik Disusun Oleh Kelompok 1: Praherdyan Navy P (105030101111011) Dhio Yudhistira (105030107111006) Kurnia Romadhoni (105030100111012) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah

Lebih terperinci

Modul ke: CHAPTER 2. Sistem Informasi dalam Perusahaan. Fakultas PASCA SARJANA. Dr. Istianingsih. Program Studi Magister Akuntansi

Modul ke: CHAPTER 2. Sistem Informasi dalam Perusahaan. Fakultas PASCA SARJANA. Dr. Istianingsih. Program Studi Magister Akuntansi Modul ke: 02 Fakultas PASCA SARJANA CHAPTER 2 Sistem Informasi dalam Perusahaan Dr. Istianingsih Program Studi Magister Akuntansi Sistem Informasi dalam Perusahaan Jenis Sistem Utama dalam Organisasi Jenis

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI Oleh: Yassavati 1000871901 Cahya Meythasari 1000875591 Stella Clarissa 1000880862 Kelas/Kelompok:

Lebih terperinci

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA ب سم ه للا الهرحمن الهرحي م KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Mengetahui

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai nilai keuntungan yang didapat dari sebuah investasi Teknologi Informasi (TI), dalam hal ini adalah investasi untuk pembelian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Penerapan information economics terhadap pemanfaatan sistem informasi sumber daya manusia pada perusahaan produsen bir : studi kasus P.T. Multi Bintang

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Investasi SI / TI dengan Menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan menggunakan metode information economics pada

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di perusahaan PT. INDOFARMA Tbk, pada divisi pengembangan jasa teknik atau dikenal dengan nama INDOMACH (indofarma

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

BAB III DATA DAN ANALISIS. pada tanggal 10 Januari 1894 di Batavia. BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Sejarah Instansi Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar merek

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh sebuah organisasi semakin berat. Salah satu hal yang menyebabkan beratnya tantangan tersebut adalah tingginya kompetisi global.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu :

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu : BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Suparma (SPM) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kertas. Produksi kertas tersebut telah menghasilkan berbagai jenis

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Sistem Informasi Sistem informasi adalah kegiatan mengumpulkan, melakukan proses, menyimpan, dan menganalisa data untuk tujuan tertentu. Sistem informasi terdiri dari input

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis dan Penjelasannya 1.1 Tahapan dalam Sistem Tahapan proses dalam sistem mencakup langkah-langkah berikut : 1. Menentukan skor atas jawaban dari pengguna mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 MENGEVALUASI KINERJA APLIKASI K SOFT DAN MENENTUKAN PRIORITAS PENERAPAN APLIKASI SHAGA ERP DENGAN

Lebih terperinci

Perlunya Teknologi Informasi

Perlunya Teknologi Informasi Perlunya Teknologi Informasi Teknologi informasi diterapkan untuk pengelolaan informasi karena: Meningkatnya kompleksitas dari tugas manajemen Pengaruh ekonomi internasional Perlunya waktu tanggap yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan dalam beberapa hal diantaranya yaitu persaingan pasar, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Bawen-50661, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mulai berdiri 12 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Purinusa Ekapersada Bawen - Semarang, yang dibangun di atas lahan seluas 7.1 Ha, terletak di Jalan Raya Merakrejo Km 31, Kelurahan Harjosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Investasi Proyek Sistem Informasi Remote Trading Pada pembangunan proyek sistem informasi ini, perusahaan akan dibebankan dengan sejumlah biaya investasi dan biaya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari analisa dan interprestasi perencanaan strategis SI/TI di DJMBP dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Demand/ Supply Planning Demand/ Supply Planning merupakan kebutuhan strategi TI sebagai demand dan perencanaan strategi TI sebagai solusi kebutuhan TI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada bagian Logistics dapat dilakukan pula oleh seorang Marketingman sehingga

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN ANALISIS

BAB 3 DATA DAN ANALISIS BAB 3 DATA DAN ANALISIS 3.1. Profil Perusahaan Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang menjadi lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi sejarah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

Laporan Hasil Wawancara. Narasumber : Bapak Imam M.R. (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta)

Laporan Hasil Wawancara. Narasumber : Bapak Imam M.R. (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta) L1 LAMPIRAN 1 Laporan Hasil Wawancara Narasumber : Bapak Imam M.R (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta) 1. Apakah sistem informasi yang menjadi kebutuhan perusahaan saat ini, mengingat

Lebih terperinci