Veetha Adiyani Pardede M Komputasi Fisika METODE BISECTION
|
|
- Hengki Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE BISECTION Program ; Uses crt; var a,b,m,fa,fb,fm,tol,n : real; iter_max,it : integer; function f(x:real) : real; f:= sqr(x)+ 3*x - 5; Begin Clrscr; writeln ('================================================================= ='); writeln ('Program Bisection':50); writeln ('================================================================= ='); writeln; write ('Batas Bawah = '); readln (a); write ('Batas Atas = '); readln (b); write ('Nilai Toleransi = '); readln (tol); write ('Iterasi Maksimum = '); readln (iter_max); writeln; it:=0; fa:=f(a); fb:=f(b); if ( fa * fb > 0) then writeln ('Nilai F(X0) x F(X1) > 0') else writeln (' '); writeln (' It. A M B F(A) F(B) F(A)-F(B) '); writeln (' '); n := tol+1; while ((it <= iter_max) and (n > tol)) do it := it+1; m := (a+b)/2; fm := f(m); writeln (it:3,' ',a:10:3,' ',m:10:3,' ',b:10:3,' ',fa:10:3,' ',fm:10:3,' ',abs(fb-fa/2):10:3); n := abs (m-a); if (fa * fm <= 0)
2 then b := m; fb := f(m); end else a := m; fa := f(m); if (it <= iter_max) then writeln ('Toleransi Terpenuhi'); writeln ('Hasil Akhir = ',m:8:7); end else writeln ('Toleransi Tidak Terpenuhi'); readln; end. Hasil Output 1 ================================================================== Program Bisection ================================================================== Batas Bawah = 0 Batas Atas = 5 Nilai Toleransi = Iterasi Maksimum = It. A M B F(A) F(B) F(A)-F(B)
3 Toleransi Terpenuhi Hasil Akhir = Hasil Output 2 ================================================================== Program Bisection ================================================================== Batas Bawah = -5 Batas Atas = 0 Nilai Toleransi = Iterasi Maksimum = It. A M B F(A) F(B) F(A)-F(B)
4 Toleransi Terpenuhi Hasil Akhir = Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode Bisection, dimana metode bisection membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Ketika menggunakan: Batas Bawah 0-5 Batas Atas 5 0 Nilai Toleransi Akar-akar (x n ) Dari program bisection ini, ketika nilai batas berkisar dari 0<x<5 didapat nilai akar pertama (x 1 ), dan -5<x<0 didapat nilai akar kedua (x 2 ). Nilai toleransi sangat mempengaruhi besarnya ketelitian pada akar sebuah fungsi, karena metode bisection hanya membagi luas daerah menjadi dua bagian yang sama besar. Besarnya nilai toleransi juga mempengaruhi jumlah iterasi yang digunakan, dengan batas 0<x<5 atau -5<x<0 dibutuhkan 29 iterasi. Semakin kecil nilai toleransi, maka akan semakin banyak iterasi yang dibutuhkan. Jika semakin besar
5 nilai toleransim, maka akan semakin kecil jumlah iterasi yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan nilai toleransi merupakan tingkat ketelitian dari fungsi tersebut. METODE ITERASI SEDERHANA TIPE 1 Program ; uses crt; var x : array [ ] of real; it : integer; iter_max,tol,n : real; clrscr; writeln('program METODE ITERASI SEDERHANA':50); writeln; writeln('persamaan Pertama'); write('masukkan X0 = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(tol);
6 write('iterasi max = ');readln(iter_max); it:=0; it:=it+1; n:=tol+1; writeln(' it x g(x) Ea'); while ((it <= iter_max) and (n>tol)) do x[it+1] := (5-sqr(x[it]))-3; writeln (it:4,' ',x[it]:8:3,' ',x[it+1]:8:3,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):3); n := abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (n<=tol) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:8:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end.end. Hasil Output tipe 1 PROGRAM ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA Persamaan Pertama x awal = 1 Toleransi = Iterasi Max = 100 it x g(x) Ea
7 Toleransi terpenuhi Hasil akhir = TIPE 2 Program ; uses crt; var x : array [ ] of real; it,d : integer; b,c,n : real; clrscr; writeln('program ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA':50);writeln; writeln('persamaan Kedua ); write('x awal = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(c); write('jumlah iterasi max = ');readln(d); it:=0; n:=c+1; writeln(' it x g(x) Ea');
8 while ((it <= d) and (n > c)) do x[it+1]:=((5/x[it])-3); writeln(it:4,' ',x[it]:8:4,' ',x[it+1]:8:4,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):8:7); n:=abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (it<=d) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:8:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Hasil Output Tipe 2 PROGRAM ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA Persamaan Kedua x awal = 1 Toleransi = Jumlah iterasi max = 100 it x g(x) Ea Toleransi terpenuhi Hasil akhir = Program ; TIPE 3
9 uses crt; var x : array [ ] of real; it,d : integer; b,c,n : real; clrscr; writeln('program ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA':50);writeln; writeln('persamaan Ketiga'); write('x awal = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(c); write('jumlah iterasi max = ');readln(d); it:=0; n:=c+1; writeln(' it x g(x) Ea'); while ((it <= d) and (n > c)) do x[it+1]:=sqrt(5-(3*x[it])); writeln(it:3,' ',x[it]:8:5,' ',x[it+1]:8:5,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):4); n:=abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (it<=d) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:9:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Tidak Bisa Dijalankan Program ; uses crt; var x : array [ ] of real; it,d : integer; b,c,n : real; clrscr; Hasil Output Tipe 3 TIPE 4
10 writeln('program ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA':50);writeln; writeln('persamaan Keempat'); write('x awal = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(c); write('jumlah iterasi max = ');readln(d); it:=0; n:=c+1; writeln(' it x g(x) Ea'); while ((it <= d) and (n > c)) do x[it+1]:=5/(3+x[it]); writeln(it:3,' ',x[it]:8:5,' ',x[it+1]:8:5,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):4); n:=abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (it<=d) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:9:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Hasil Output Tipe 4 PROGRAM ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA Persamaan Keempat x awal = 1 Toleransi = Jumlah iterasi max = 100 it x g(x) Ea E E E E E E E E-0005 Toleransi terpenuhi Hasil akhir =
11 Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode iterasi sederhana, dimana metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh: x = g(x), dikenal juga sebagai metode x = (x). Bentuk iterasi satu titik ini dapat dituliskan dalam bentuk x(n+1) = g (xn). Dimana n = 0,1,2,3 Digunakan 4 tipe x untuk menyusun kembali persamaan tersebut dalam bentuk x=g(x), yakni 5 x Tipe 1: x( n 1) 3 5 Tipe 2: x( n 1) 3 x Tipe 3: Tipe 4: 5 x x( n 1) 3 x n 5 3x ( 1) 2 2 Tipe x awal Nilai Toleransi Iterasi Maksimum Akar-akar (x n ) Dari hasil-hasil program, tampak pada persamaan tipe 1 & 4 memberikan hasil yang konvergen, sedangkan persamaan tipe 2 tidak konvergen, dan tipe 3 tidak memberikan mampu meberikan akar yang dicari. Dari table hasil, dapat kita lihat bahwa tipe 1, 2, maupun 4 tidak memberikan akar yang sama. Tipe 1 dan 4 hanya berbeda tingkat ketelitiannya saja, sedangkan tipe 2 mempunyai akar lain dari fungsi.
12 METODE FALSE POSITION program false_position; uses crt; var n,a,m,b,fa,fb,fm,tol : real; iter_max,it : integer; function f(x:real):real; f:= sqr(x)+ 3*x - 5; clrscr; writeln ('PROGRAM FALSE POSITION':50); writeln; write ('Batas Bawah (b) = '); readln (a); write ('Batas Atas (a) = '); readln (b); write ('toleransi = '); readln (tol); write ('Iterasi Maksimum = '); readln (iter_max); it:=0; fa:=f(a); fb:=f(b); If (Fa*Fb > 0) then writeln('nilai F(a) x F(b) > 0') else writeln (' it. a m b f(a) f(b) f(b)-f(a)]/2 '); n:=tol+1; while ((it <= iter_max) and ( n > tol)) do it:=it+1; m:= b-((f(b)*(a-b))/((f(a)-f(b)))); fm:=f(m); writeln (it:4,' ',a:8:3,' ',m:8:3,' ',b:8:3,' ',fa:8:3,' ',fm:8:3,' ',abs(fb-fa)/2:12:7); n:=abs(m-a); if (fa * fm <= 0) then b:=m; fb:=fm; end else
13 a:=m; fa:=fm; if (n <= tol) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir= ',m:9:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Output Hasil PROGRAM FALSE POSITION Batas Bawah (b) = 0 Batas Atas (a) = 5 toleransi = Iterasi Maksimum = 100 it. a m b f(a) f(b) f(b)-f(a)]/
14 toleransi terpenuhi hasil akhir= PROGRAM FALSE POSITION Output Hasil 2 Batas Bawah (b) = -5 Batas Atas (a) = 0 toleransi = Iterasi Maksimum = 100 it. a m b f(a) f(b) f(b)-f(a)]/ toleransi terpenuhi hasil akhir= Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode False Position. Ketika menggunakan: Batas Bawah 0-5
15 Batas Atas 5 0 Nilai Toleransi Akar-akar (x n ) Metode False Position merupakan perbaikan dari metode Bisection. Metode False Position menggunakan taksiran persamaan grafik yang perpotongan garis lurus pada sumbu x f ( x1) f ( x2 ) f ( x2 )( x1 x2 ) nya x' x2. Pada batas -5<x<0 diperkirakan bernilai x' x x' x f ( x ) f ( x ) akar Sedangkan dengan batas 0<x<5 diperkirakan mempunyai akar Besarnya nilai toleransi sangat mempengaruhi nilai ketelitian pada hasil akhir. Semakin kecil toleransinya akan semakin teliti pula hasil akhirnya. Program ; uses crt; var it,iter_max : integer; x0,x1,fa,fb,f1a,n,tol : real; function f (x:real) : real; Begin f:=sqr(x)+3*x-5; function f1 (x:real) : real; f1:=2*x+3; METODE NEWTON RHAPSON
16 clrscr; writeln ('PROGRAM NEWTON RHAPSON':50); writeln (' ');writeln; write ('Tebakan akar (X0) = '); readln (x0); write ('Nilai Toleransi = '); readln (tol); write ('Jumlah iterasi = '); readln (iter_max);writeln; it:=0; writeln (' Iter X X1 F(X0) F1(X0) F(X1) N '); writeln (' '); n:=tol+1; while ((it <= iter_max) and (n>tol)) do it := it+1; x1 := x0-f(x0)/f1(x0); fa := f(x0); fb := f(x1); f1a:= f1(x0); n := abs(x1-x0); writeln (it:4,' ',x0:8:3,' ',x1:10:3,' ',fa:10:3,' ',f1a:10:3,' ',fb:10:3,' ',n:10:3); x0 := x1; if (n<tol) then writeln (' '); writeln ('toleransi terpenuhi'); write ('hasil akhir = ',x1:8:7); end else writeln ('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end.
17 Hasil Output 1 PROGRAM NEWTON RHAPSON Tebakan akar (X0) = 0 Nilai Toleransi = Jumlah iterasi = 100 Iter X X1 F(X0) F1(X0) F(X1) N toleransi terpenuhi hasil akhir = Hasil Ouput 2 PROGRAM NEWTON RHAPSON Tebakan akar (X0) = -5 Nilai Toleransi = Jumlah iterasi = 100 Iter X X1 F(X0) F1(X0) F(X1) N toleransi terpenuhi hasil akhir =
18 Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode Newton Rhapson, dimana metode Newton Rhapson merupakan salah satu metode penyelesaian akar-akar persamaan non linier f(x) membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Ketika menggunakan: Tebakan akar (x 0 ) Nilai Toleransi Akar-akar (X n ) Dalam metode Newton-Rhapson, diawal kita harus menentukan f (x) dan f (x) dari f ( x0 ). f ''( x0 ) f(x). Setelah itu kita menebak akar dari fungsi tersebut lalu diujikan 1. Jika x f '( x ). f '( x ) tebakan akar tersebut memenuhi persamaan maka dilanjutkan dengan iterasi (pengulangan) f ( xi ) xi 1 xi, jika tidak maka akan dimintai nilai x lagi. Akar x akan semakin akurat, f '( x ) i jika nilai f(x) semakin mendekati 0. Kelemahan Metode Newton-Rhapson antara lain: - Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara bersamaan. - Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner). - Tidak bias mencari akar persamaan yant tidak memenuhi persayaratan persamaannya, meskipun ada akar penyelesainnya. - Untuk persamaan non linier yang cukup kompleks, pencarian turunan pertama dan kedua f(x) akan menjadi sulit. 0 0
19 METODE SECANT Program ; uses crt; var it,iter_max : integer; x2,x1,x0,n,tol : real; function f(x:real) : real; f:=sqr(x)+3*x-5; clrscr; writeln ('PROGRAM METODE SECANT':50);writeln; write ('Masukkan X0 = ');readln(x0); write ('Masukkan X1 = ');readln(x1); write ('Toleransi = ');readln(tol); write ('Iterasi maksimal = '); readln(iter_max); it:=0; writeln ('Iterasi X1 X2 X3 F(X1) F(X2) F(X3) N '); N:=tol+1; while (it<=iter_max) and (N>tol) do it:=it+1; x2:=x1-(f(x1)*(x1-x0)/(f(x1)-f(x0))); N:=abs(x2-x1); writeln(it:2,' ',x0:8:3,' ',x1:8:3,' ',x2:8:3,' ',f(x0):8:3,' ',f(x1):8:3,' ',f(x2):8:3,' ',N:8:3); x0:=x1; X1:=X2; if (N<tol) then writeln ('toleransi terpenuhi'); write ('Hasil akhir = ',x2:8:7); end else
20 writeln ('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Hasil Output 1 PROGRAM METODE SECANT Masukkan X0 = 0 Masukkan X1 = 5 Toleransi = Iterasi maksimal = 100 Iterasi X1 X2 X3 F(X1) F(X2) F(X3) N toleransi terpenuhi Hasil akhir = Hasil Output 2
21 PROGRAM METODE SECANT Masukkan X0 = -5 Masukkan X1 = 0 Toleransi = Iterasi maksimal = 100 Iterasi X1 X2 X3 F(X1) F(X2) F(X3) N toleransi terpenuhi Hasil akhir = Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Kali ini pemecahannya digunakan metode Secant, dimana metode Secant Metode secant merupakan perbaikan dari metode Newton Rhapson, yaitu nilai turunan f (x) didekati dengan beda hingga ( ).. Ketika menggunakan: Batas Bawah 0-5 Batas Atas 5 0 Nilai Toleransi Akar-akar (X n )
22 Algoritma metode secant dimulai dengan menentukan x 0, x 1, toleransi dan jumlah iterasi f ( x1 )( x1 x0 ) maksimum. Setelah itu menentukan x baru x1. Jika x baru x 1 toleransi, f ( x ) f ( x maka diperoleh x baru sebagai hasil perhitungan. Keuntungan menggunakan metode secant yakni cepat konvergen, namun tidak selalu konvergen terkadang bisa divergen. Hasil akar yang didapat dari metode Secant hanya satu akar saja dari tiap iterasi. 1 0) Kesimpulan: Metode bisection membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh: x = g(x), dikenal juga sebagai metode x = (x). Bentuk iterasi satu titik ini dapat dituliskan dalam bentuk x(n+1) = g (xn). Metode Newton Rhapson merupakan salah satu metode penyelesaian akar-akar persamaan non linier f(x) membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Metode secant merupakan perbaikan dari metode Newton Rhapson, yaitu nilai turunan f (x) didekati dengan beda hingga ( ). Dari hasil-hasil akar di tiap metode, mempunyai ketelitian yang sama, kecuali pada metode iterasi satu titik sederhana. Dikarenakan toleransi yang digunakan berbeda dengan metode yang lainnya. Besarnya toleransi mempengaruhi nilai ketelitian pada hasil 2 akhir. Dapat disimpulakan bahwa fungsi f ( x) x 3x 5 mempunyai perkiraan akar: Akar-akar (X n )
ITERASI 1 TITIK SEDERHANA METODE NEWTON RAPHSON
ITERASI TITIK SEDERHANA METODE NEWTON RAPHSON Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan dengan sebagian yang lain sehingga diperoleh : g(. dikenal juga sebagai metode g( Bentuk iterasi satu
Lebih terperinciMOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.
KOMPUTASI NUMERIS Teknik dan cara menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian hitungan Mencakup sejumlah besar perhitungan aritmatika yang sangat banyak dan menjemukan Diperlukan komputer MOTIVASI
Lebih terperinciBAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR
BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat
Lebih terperincitemperatur T di pusat bola setelah t detik sebagai : T(t) = 100 ( sinλ ) ( ) n =
2.1 PENDAHULUAN Untuk mendapatkan penyelesaian matematika yang menjabarkan model suatu persoalan nyata bidang rekayasa, sering solusi yang dicari berupa suatu nilai variabel x sedemikian rupa sehingga
Lebih terperinciPersamaan Non Linier
Persamaan Non Linier MK: METODE NUMERIK Oleh: Dr. I GL Bagus Eratodi FTI Undiknas University Denpasar Persamaan Non Linier Metode Tabulasi Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode
Lebih terperinciIII STATEMEN IF KONDISI TUNGGAL DAN GANDA A. IF TUNGGAL. XI_Sem.1 SMA Sedes Sapientiae Bedono
III STATEMEN IF KONDISI TUNGGAL DAN GANDA Statement kendali digunakan untuk proses pengambilan keputusan. ( PROSES DECISION ) Dimana proses akan dikerjakan bila kondisi yang disyaratkan sesuai (bernilai
Lebih terperinciPersamaan Non Linier 1
Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier Penentuan akar-akar persamaan
Lebih terperinciPertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014
Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Persamaan Dalam Matematika Persamaan Linier Persamaan Kuadrat Persamaan Polynomial Persamaan Trigonometri
Lebih terperinciPERSAMAAN NON LINIER
PERSAMAAN NON LINIER Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan non linier 2. Mengerti metode biseksi dan regulafalsi 3. Mampu menggunakan metode biseksi dan regula falsi untuk mencari solusi PENGANTAR
Lebih terperinciSCRIPT PERSAMAAN CRAMER
SCRIPT PERSAMAAN CRAMER Program ; Uses crt; var a11,a12,a13,a21,a22,a23,a31,a32,a33,c1,c2,c3 : integer; D, Dx, Dy, Dz, x, y, z: real; Begin clrscr; writeln ('PENYELESAIAN PERS ALJABAR LINEAR':50); writeln
Lebih terperinciBab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier
Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier penentuan
Lebih terperinciPersamaan Non Linier
Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar persamaan
Lebih terperinciBAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur program pada dasarnya tersusun 3 struktur program utama yaitu : a. Struktur Berurutan (Sequence Structure) b.
BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur program pada dasarnya tersusun 3 struktur program utama yaitu : a. Struktur Berurutan (Sequence Structure) b. Struktur Seleksi (selection Structure) c. Struktur Perulangan
Lebih terperinciModul Metode Numerik Ghofar Paturrohman, S.Kom.
Praktik 1 I. Penyelesaian Akar-Akar Persamaan Karakteristik Persamaan karakteristik ini bias berupa persamaan Polinomial Tingkat Tinggi, Sinusioda, Eksponensial, Logaritmik, atau Kombinasi dari persamaan-persamaan
Lebih terperinciMETODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1
METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen
Lebih terperinciBAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER
BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah
Lebih terperinciUniversitas gunadarma. pascal. Bab 4- bab 10. Hana Pertiwi S.T
Universitas gunadarma pascal Bab 4- bab 10 Hana Pertiwi S.T 14 PASCAL Struktur Perulangan WHILE-DO Struktur Perulangan REPEAT-UNTIL REPEAT UNTIL 1. Struktur Perulangan FOR 2. Penggunaan gabungan struktur
Lebih terperinciMETODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1
METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen Mulai dengan terkaan awal yang mengurung atau memuat akar
Lebih terperinciAlgoritma HitungGajiKaryawan Deklarasi NIK,Nama,Jabatan : String Gaji, Tunj, Pajak, Gaber : Real
Algoritma HitungGajiKaryawan Deklarasi NIK,Nama,Jabatan : String Gaji, Tunj, Pajak, Gaber : Real Procedure MasukDataKaryawan Algoritma Write('NIK ') Read(NIK) Write('Nama Karyawan ') Read(Nama) Write('Jabatan
Lebih terperinciSOAL PASCAL A. 1. Lengkapi Source Code Dibawah ini : {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*}
SOAL PASCAL A Selesai list code/source code pascal dengan mengetikkan list yang ada dan mengisikan titik-titik menjadi sebuah Program {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*} program_hitung UsEs
Lebih terperinciStudi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent
Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Tommy Gunardi / 13507109 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciMetode Numerik. Persamaan Non Linier
Metode Numerik Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar
Lebih terperinciIndentifier, Keywords, Variable, Tipe Data dan Operator. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.
Indentifier, Keywords, Variable, Tipe Data dan Operator Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Merupakan nama yang digunakan untuk menamai variabel, konstanta, nama program maupun sub program. Seorang programmer tidak
Lebih terperinciMETODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom
METODE NUMERIK Pertemuan ke - 4 Akar Persamaan (2) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk = g() Metode
Lebih terperinciPersamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh :
AKAR PERSAMAAN NON LINEAR Persamaan hingga derajat dua, masih mudah diselesaikan dengan cara analitik. Contoh : a + b + c = 0 Solusi : 1 = b ± b 4 ac a Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari.
Lebih terperinciBAB I TUJUAN DAN LANDASAN TEORI
BAB I TUJUAN DAN LANDASAN TEORI 1. Tujuan 1. Dapat memahami konsep prosedur dan fungsi. 2. Mampu membuat prosedur dan fungsi baik dengan parameter maupun tanpa parameter. 3. Mampu membedakan kapan menggunakan
Lebih terperinciIlustrasi Persoalan Matematika
Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti
Lebih terperinciALGORITMA PERULANGAN
Pertemuan 08 ALGORITMA PERULANGAN Pada Bab ini anda akan mempelajari 1. Pengertian algoritma perulangan 2. Perulangan for-do 3. Perulangan while-do 4. Perulangan repeat-until Algoritma Perulangan Ada kalanya
Lebih terperinciSubprogram. Definisi
Subprogram Definisi Subprogram merupakan program bagian dengan blok terpisah dan didalam program utama, dan akan dipanggil pada program utama jika subprogram itu diperlukan untuk dijalankan. 1 Macam Subrogram
Lebih terperinciPRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel
PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel 1. Tujuan : Mempelajari metode Tabel untuk penyelesaian persamaan non linier 2. Dasar Teori : Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan
Lebih terperinciMATERI 4 PENYELEKSIAN KONDISI
MATERI 4 PENYELEKSIAN KONDISI Terkadang suatu program akan membutuhkan suatu penyeleksian kondisi Dengan menyeleksi suatu kondisi, program dapat menentukan tindakan apa yang harus dikerjakan, tergantung
Lebih terperinciKuliah #7 Pemodelan TK Lanjut S 2 (Tambahan) CONTOH RINGKAS: Solusi SPANL (Sistem Persamaan Aljabar Non Linear)
Kuliah #7 Pemodelan TK Lanjut S 2 (Tambahan) CONTOH RINGKAS: Solusi SPANL (Sistem Persamaan Aljabar Non Linear) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Departemen Teknik Kimia FTUI, Oktober 2015 A. Sistem Persamaan
Lebih terperincia. TRUE b. FALSE c. Jawaban A dan B keduanya dimungkinkan benar d. Tidak dapat ditentukan e. Tidak ada jawaban di antara A, B, C, D yang benar
Bidang Studi : Informatika / Komputer Kode Berkas : KOM-L01 (solusi) 1. Jika : A bernilai FALSE B bernilai TRUE Maka pernyataan di bawah bernilai? ((A and B) or (B and not A)) xor (A and B) a. TRUE b.
Lebih terperinciPROSEDUR DAN FUNCTION
PROSEDUR DAN FUNCTION PROSEDUR DAN FUNCTION PROSEDUR Prosedur adalah suatu program yang terpisah dalam blok sendiri yang berfungsi sebagai seubprogram (program bagian). Prosedur diawali dengan kata cadangan
Lebih terperinciMETODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4
METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar
Lebih terperinciAlgoritma Pemrograman
Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT WHILE vs REPEAT
Lebih terperinciPROSEDUR DAN FUNGSI. Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom
PROSEDUR DAN FUNGSI Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom PROSEDUR Pendahuluan Merupakan penerapan konsep program modular, yaitu memecah-mecah program yang rumit menjadi program-program bagian yang lebih
Lebih terperinciPengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Tonny Hidayat, S.Kom
Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Tonny Hidayat, S.Kom Pengantar Bahasa Pemrograman Pascal Page 1 / 11 Pengenalan Pascal Pascal merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi. Pemrograman
Lebih terperinciBAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi
BAB IV Pencarian Akar Persamaan Tak Linier i 1 Pendahuluan Salah satu masalah dalam matematika & teknik Akar dari f() adalah sehingga f() = 0. Secara geometris, ajar dari f() adalah nilai sehingga kurva
Lebih terperinciMateri ke-4 Praktikum Algoritma dan Pemrograman kelas Matematika PEMROGRAMAN MODULAR
PEMROGRAMAN MODULAR Tujuan - Praktikan dapat mengenal struktur prosedur dan fungsi di dalam Pascal - Praktikan dapat membuat program dengan menggunakan prosedur dan fungsi Pemrograman modular merupakan
Lebih terperinciSolusiPersamaanNirlanjar
SolusiPersamaanNirlanjar Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I 1 RumusanMasalah Persoalan: Temukan nilai yang memenuhi
Lebih terperinciMenemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear
Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Muhtadin, ST. MT. Agenda Metode Tertutup Biseksi Regula Falsi Metode Terbuka Newton Method 3 Solusi untuk Persamaan Non Linear Akar-akar dari persamaan (y = f())
Lebih terperinciModul Algoritma dan Pemograman Rismira Andriyani, S.Kom i
Modul Algoritma dan Pemograman Rismira Andriyani, S.Kom i LEMBAR PENGESAHAN JUDUL: ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN (PENGULANGAN) OLEH : Nama : Rismira Andriyani, S.Kom NIP : 19760824 200903 2 003 Pangkat / Golongan
Lebih terperinciPRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel
PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel Tujuan : Mempelajari metode Tabel untuk penyelesaian persamaan non linier Dasar Teori : Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar
Lebih terperinciStruktur Data. Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-1
Struktur Data Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-1 I n W a h y u W i d o d o e m a i l @ r i n g k e s. c o m Identifier, Konstanta dan Variabel Identifier (sebutan / pengenal) Identifier
Lebih terperinciDasar Komputer & Pemrograman 2A
Dasar Komputer & Pemrograman 2A Materi 3 Reza Aditya Firdaus STATEMENT INPUT OUTPUT Dalam bahasa Pascal untuk keperluan input (membaca input) digunakan identifier standar READ atau READLN. Identifier standart
Lebih terperinciModul 5. METODE BIDANG-PARUH (BISECTION) untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL
Modul 5 METODE BIDANG-PARUH (BISECTION) untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL A. Pendahuluan Persamaan Aljabar Non-Linier Tunggal atau PANLT merupakan sembarang fungsi atau persamaan aljabar
Lebih terperinciPAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier
PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan
Lebih terperinciPertemuan 3 Penyeleksian Kondisi dan Perulangan
Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi dan Perulangan Objektif: 1. Mengetahui macam-macam penyeleksian kondisi dalam pascal 2. Mengerti statement kondisi IF dan Case 3. Mengetahui macam-macam perulangan dalam
Lebih terperinciAlgoritma Pemrograman
Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT S1 Teknik Informatika-Unijoyo 2 Struktur
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN
PERCABANGAN DAN PENGULANGAN Pada BAB ini akan membahas tentang PERCABANGAN dan PERULANGAN. PERCABANGAN : a) IF THEN b) CASE OF PENGULANGAN: a) REPEAT N TIMES b) REPEAT UNTIL c) WHILE DO d) ITERATE STOP
Lebih terperinciTeori Algoritma. Algoritma Perulangan
Alam Santosa Teori Algoritma Perulangan Algoritma Perulangan Seperti pernah dibahas sebelumnya, kemampuan komputer adalah melakukan pekerjaan yang sama tanpa merasa lelah maupun bosan. Syarat utama memanfaatkan
Lebih terperinciDaftar field MODUL 13 RECORD
MODUL 13 RECORD Record adalah suatu tipe data terstruktur. Dengan record data dapat dikumpulkan yang masing-masing dapat mempunyai tipe data berbeda. Masing-masing item data disebut dengan fieild. Jadi
Lebih terperinciPERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014
PERSAMAAN NON LINIER Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 Pengantar 1. Persamaan linier sudah kita kenal sejak SMP. Contoh kasus
Lebih terperinciPerbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar
Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Bernardino Madaharsa Dito Adiwidya - 13507089 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciContoh 1: Akan dicetak angka 1 sampai 10 dengan menggunakan perulangan for
Bahan Ajar Algoritma Halaman 1 ii. Struktur Pengulangan (repetition) Struktur pengulangan merupakan struktur yang melakukan pengulangan terhadap satu baris atau satu blok baris program beberapa kali sesuai
Lebih terperinciNama : Suseno Rudiansyah NPM : Kelas : X2T Prodi : Teknik Informatika Tugas : Kuis Algoritma 2
Nama : Suseno Rudiansyah NPM : 201543501544 Kelas : X2T Prodi : Teknik Informatika Tugas : Kuis Algoritma 2 Tugas Kuiz Algoritma 2. Dosen : Budi Santoso 1. Diketahui dua buah larik A = [12,3,9,4,15,6]
Lebih terperinciIT132 Dasar-Dasar Pemrograman. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.
IT132 Dasar-Dasar Pemrograman Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Dalam program yang kompleks kode program panjang. Sulit dalam memahami program (jalannya program). Solusi: memecah program tersebut menjadi modul-modul
Lebih terperinciPerulangan Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data. PT. Elektronika FT UNY
Perulangan Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data Pendahuluan Digunakan untuk program yang pernyataannya akan dieksekusi berulang-ulang. Instruksi dikerjakan selama memenuhi suatu kondisi tertentu. Jika
Lebih terperinciModul 8. METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL. A. Pendahuluan
Modul 8 METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL A. Pendahuluan Pada modul 7 terdahulu, telah dijelaskan tentang keunggulan komparatif Metode Newton-Raphson dibanding metode-metode
Lebih terperinciAlgoritma Pemrograman
Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-10 (Fungsi) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan
Lebih terperinciBAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN
1 BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN Dalam banyak usaha pemecahan permasalahan, seringkali harus diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis, baik persamaan linier, persamaan kuadrat,
Lebih terperinci1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear
1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear Diberikan fungsi kontinu f (x). Setiap bilangan c pada domain f yang memenuhi f (c) = 0 disebut akar persamaan f (x) = 0, atau disebut juga pembuat nol fungsi f. Dalam
Lebih terperinciStruktur Data. Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-5
Struktur Data Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-5 I n W a h y u W i d o d o e m a i l @ r i n g k e s. c o m ARRAY Menurut definisinya, array (larik) adalah suatu variabel yang merepresentasikan
Lebih terperinciPerulangan. Bentuk Proses. 1. Perulangan For positif contoh 1 : perulangan positif untuk satu statement :
Perulangan Bentuk bentuk Perulangan Dalam hampir setiap program yang kompleks mutlak memerlukan suatu perulangan. Tujuan perulangan disini adalah untuk mengulang statement atau blok statement berulang
Lebih terperinciBelajar itu, Tidak harus menunggu materi dari guru Inisiatif Mencari itulah BELAJAR.
SiniCari.Blogspot.com Belajar itu, Tidak harus menunggu materi dari guru Inisiatif Mencari itulah BELAJAR. 1.struktur pertama dalam pascal adalah.. a. Char; b. String c. End. d. Writeln e. Uses crt; 2.
Lebih terperinciPertemuan XII ALGORITMA. Algoritma & Pemrograman Ken Kinanti P 1. {Pencarian Beruntun / Sequential Search}
Pertemuan XII - PENCRIN Pengertian Pencarian data adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi dalam media penyimpanan komputer dan kemudian mencari kembali informasi yang diperlukan secepat mungkin.
Lebih terperinciPRAKTIKUM 4 STATEMENT KENDALI
PRAKTIKUM 4 STATEMENT KENDALI 1. Judul Materi / Pokok Bahasan : Statement Kendali 2. Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menggunakan statement kendali untuk berbagai macam kondisi pemrograman
Lebih terperinciSOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR
SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR 1. Latar Belakang Dalam bidang sains dan rekayasa, para ahli ilmu alam dan rekayasawan sering berhadapan dengan persoalan mencari solusi persamaan lazim disebut akar persamaan
Lebih terperinciROOTS OF NON LINIER EQUATIONS
ROOTS OF NON LINIER EQUATIONS ROOTS OF NON LINIER EQUATIONS Metode Bagi dua (Bisection Method) Metode Regula Falsi (False Position Method) Metode Grafik Iterasi Titik-Tetap (Fi Point Iteration) Metode
Lebih terperinciMETODE NUMERIK. Akar Persamaan (1) Pertemuan ke - 3. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom
METODE NUMERIK Pertemuan ke - 3 Akar Persamaan (1) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk x = g(x)
Lebih terperinciSTRUKTUR DASAR ALGORITMA
STRUKTUR DASAR ALGORITMA 1. Sequence 2. Selection 3. Repetition satriyo-algoritma 1 SEQUENCE Sebuah runtutan terdiri dari satu atau lebih intruksi. Intruksi dilaksanakan setelah intruksi sebelumnya dilaksanakan.
Lebih terperinciDATA SORTING. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom
DATA SORTING Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Sorting (pengurutan) : proses mengatur sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Diberikan array L dengan n elemen yg sudah terdefinisi
Lebih terperinciCONTOH Dengan mengunakan Metode Regula Falsi, tentukanlah salah satu akar dari persamaan f(x) = x - 5x + 4. Jika diketahui nilai awal x = dan x = 5 se
METODE REGULA FALSI METODE REGULA FALSI Solusi Persamaan Non Linier Universitas Budi Luhur Metode regula falsi merupakan salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar dari persamaan non linier,
Lebih terperinciPAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier
PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan
Lebih terperinciPengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal
Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Penulis: William www.etersoul.com Computer Club of Bunda Hati Kudus SMA Bunda Hati Kudus Pengantar Bahasa Pemrograman Pascal Page 1 / 11 License Agreements
Lebih terperinciLAPORAN Pemrograman Komputer
LAPORAN Pemrograman Komputer Percobaan : Akar Persamaan Non Linier Pelaksanaan Praktikum Hari : Senin Tanggal : 2 Maret 2015 Jam : 5-6 Oleh : Nama : Mei Budi Utami Nim : 081211332009 Dosen Pembimbing :
Lebih terperinciPenyelesaian Persamaan Non Linier
Penyelesaian Persamaan Non Linier Pengantar Penyelesaian Pers. Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Numerik Tabel/Biseksi/RegulaFalsi 1 Pengantar Penyelesaian Persamaan Non
Lebih terperinciModul Algoritma Dan Pemrograman Pascal
Modul Algoritma Dan Pemrograman Pascal 0 I.1 Pemilihan Dalam sebuah program terkadang kita membutuhkan syintaks pemillihan. Contohnya dalam program untuk menentukan pemilih pada pemilu, maka kita harus
Lebih terperinciAlgoritma Pemrograman
Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-9 (Fungsi) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan Prosedur atau Fungsi S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Lebih terperinciPertemuan ke 4. Non-Linier Equation
Pertemuan ke 4 Non-Linier Equation Non-Linier Equation Persamaan Kuadrat Persamaan Kubik Metode Biseksi Metode Newton-Rapshon Metode Secant 1 Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan
Lebih terperinciBAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER
BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER Persamaan taklinier sudah diperkenalkan sejak di sekolah menengah, diataranya persamaan kuadrat, persamaan trigonometri dan persamaan yang memuat logaritma atau eksponen.
Lebih terperinciI. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-4 - Hal 1
I. KATA PENGANTAR Dewasa ini sudah banyak berkembang bahasa-bahasa pemrograman tingkat tinggi yang pemakaiannya sudah sangat mudah, hanya klik dan drag saja. Namun meskipun demikian tetap saja programmer
Lebih terperinciPRAKTIKUM 7 TIPE DATA TERSTRUKTUR. Larik : deretan data yang punya type data sejenis. Misalnya : Daftar Nomor Telpon, Tabel Pajak dll.
PRAKTIKUM 7 TIPE DATA TERSTRUKTUR 1. Judul Materi / Pokok Bahasan : Tipe Data Terstruktur 2. Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat membuat program dengan menggunakan jenisjenis tipe data terstruktur
Lebih terperinciI. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-3 - Hal 1
I. KATA PENGANTAR Dewasa ini sudah banyak berkembang bahasa-bahasa pemrograman tingkat tinggi yang pemakaiannya sudah sangat mudah, hanya klik dan drag saja. Namun meskipun demikian tetap saja programmer
Lebih terperinciARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom.
ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. Pendahuluan Sebuah variabel hanya menyimpan sebuah nilai, tidak dapat menyimpan beberapa buah nilai yang bertipe sejenis Dalam pemrograman, mengolah
Lebih terperinciTPI4202 e-tp.ub.ac.id. Lecture 5
TPI4202 e-tp.ub.ac.id Lecture 5 Struktur percabangan memungkinkan kita melakukan aksi jika suatu syarat dipenuhi. Suatu aksi akan dikerjakan atau dieksekusi oleh program apabila kondisi yang didefinisikan
Lebih terperinciStart. Baris Program. Baris Program. Baris Program. Selesai. Contoh Program Struktur berurutan menghitung luas empat persegi panjang
ANALISA STRUKTUR PROGRAM LANJUTAN I. Struktur Program A. Struktur Berurutan (Sequence Structure) Struktur Berurutan adalah struktur program yang paling sederhana. Setiap baris program akan dikerjakan secara
Lebih terperinciDasar Komputer & Pemrograman 2A
Dasar Komputer & Pemrograman 2A Materi 4 Reza Aditya Firdaus PROCEDURE DAN FUNCTION Procedure dan Function adalah suatu program yang terpisah dalam blok sendiri Dan memiliki fungsi sebagai sub-program
Lebih terperinciStudi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1
Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier Studi Kasus Non Linier 1 Contoh Kasus Penyelesaian persamaan non linier terkadang muncul sebagai permasalahan yang terpisah, tetapi terkadang pula muncul sebagai
Lebih terperinciPertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental
Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Daftar Isi: 1.1 Tujuan Perkuliahan 1. Pendahuluan 1.3 Metoda Bisection 1.3.1 Definisi 1.3. Komputasi mencari akar 1.3.3 Ilustrasi 1.4 Metoda Newton-Raphson
Lebih terperinciOperasi BIT. Rio widyatmoko,amd.kom
1 Operasi BIT Rio widyatmoko,amd.kom Operasi BIT 2 Operasi Bit Digunakan untuk melakukan manipulasi bit pada bilangan bertipe byte dan word. Perbedaan mendasar disebut operasi bitwise. Operator logika
Lebih terperinciPertemuan 3 Penyeleksian Kondisi
Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi Objektif: 1. Mengetahui macam-macam penyeleksian kondisi dalam pascal 2. Mengerti statement kondisi IF dan Case Pertemuan 3 39 P3.1 Teori Pada umumnya satu permasalahan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STRUKTUR DATA
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STRUKTUR DATA NAMA : SUPRIYANDI NIM : DBC 113 170 KELAS MODUL : B : V (PENCARIAN DATA) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2014 BAB I TUJUAN DAN
Lebih terperinciMETODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya
METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya Pendekatan Pencarian Akar-akar Persamaan Metode Pencarian Akar Persamaan > Metode Pengurung - metode
Lebih terperinciBAB 2 Solusi Persamaan Fungsi Polinomial Denition (Metoda numeris) Metoda numeris adalah suatu model pendekatan dengan menggunakan teknik-teknik
BAB 1 Konsep Dasar 1 BAB 2 Solusi Persamaan Fungsi Polinomial Denition 2.0.1 (Metoda numeris) Metoda numeris adalah suatu model pendekatan dengan menggunakan teknik-teknik kalkulasi berulang (teknik iterasi)
Lebih terperinciProgram Travesium; Uses wincrt; function Luas(Pab,pcd,t:real):real; begin Luas:= ((pab+pcd)*t*0.5) ; end; function
Program Travesium; Uses wincrt; function Luas(Pab,pcd,t:real):real; Luas:= ((pab+pcd)*t*0.5) ; function Keliling(Pab,Pbc,Pcd,Pad:real):real; Keliling:=pab+pbc+pcd+pad; Var Pjab,Pjbc,Pjcd,Pjad,Tn:real;
Lebih terperinciAlgoritma Pemrograman
Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT WHILE vs REPEAT S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Lebih terperinciKonsep Dasar Pemrograman
Konsep Dasar Pemrograman I. Algoritma Pemrograman Yang Baik Ciri-ciri algoritma pemrograman yang baik adalah : 1. Memiliki logika perhitungan/metode yang tepat dalam memecahkan masalah 2. Menghasilkan
Lebih terperinciAPLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON
Jurnal Dinamika Informatika Volume 6, No 2, September 2017 ISSN 1978-1660 : 113-132 ISSN online 2549-8517 APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE
Lebih terperinci