Veetha Adiyani Pardede M Komputasi Fisika METODE BISECTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Veetha Adiyani Pardede M Komputasi Fisika METODE BISECTION"

Transkripsi

1 METODE BISECTION Program ; Uses crt; var a,b,m,fa,fb,fm,tol,n : real; iter_max,it : integer; function f(x:real) : real; f:= sqr(x)+ 3*x - 5; Begin Clrscr; writeln ('================================================================= ='); writeln ('Program Bisection':50); writeln ('================================================================= ='); writeln; write ('Batas Bawah = '); readln (a); write ('Batas Atas = '); readln (b); write ('Nilai Toleransi = '); readln (tol); write ('Iterasi Maksimum = '); readln (iter_max); writeln; it:=0; fa:=f(a); fb:=f(b); if ( fa * fb > 0) then writeln ('Nilai F(X0) x F(X1) > 0') else writeln (' '); writeln (' It. A M B F(A) F(B) F(A)-F(B) '); writeln (' '); n := tol+1; while ((it <= iter_max) and (n > tol)) do it := it+1; m := (a+b)/2; fm := f(m); writeln (it:3,' ',a:10:3,' ',m:10:3,' ',b:10:3,' ',fa:10:3,' ',fm:10:3,' ',abs(fb-fa/2):10:3); n := abs (m-a); if (fa * fm <= 0)

2 then b := m; fb := f(m); end else a := m; fa := f(m); if (it <= iter_max) then writeln ('Toleransi Terpenuhi'); writeln ('Hasil Akhir = ',m:8:7); end else writeln ('Toleransi Tidak Terpenuhi'); readln; end. Hasil Output 1 ================================================================== Program Bisection ================================================================== Batas Bawah = 0 Batas Atas = 5 Nilai Toleransi = Iterasi Maksimum = It. A M B F(A) F(B) F(A)-F(B)

3 Toleransi Terpenuhi Hasil Akhir = Hasil Output 2 ================================================================== Program Bisection ================================================================== Batas Bawah = -5 Batas Atas = 0 Nilai Toleransi = Iterasi Maksimum = It. A M B F(A) F(B) F(A)-F(B)

4 Toleransi Terpenuhi Hasil Akhir = Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode Bisection, dimana metode bisection membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Ketika menggunakan: Batas Bawah 0-5 Batas Atas 5 0 Nilai Toleransi Akar-akar (x n ) Dari program bisection ini, ketika nilai batas berkisar dari 0<x<5 didapat nilai akar pertama (x 1 ), dan -5<x<0 didapat nilai akar kedua (x 2 ). Nilai toleransi sangat mempengaruhi besarnya ketelitian pada akar sebuah fungsi, karena metode bisection hanya membagi luas daerah menjadi dua bagian yang sama besar. Besarnya nilai toleransi juga mempengaruhi jumlah iterasi yang digunakan, dengan batas 0<x<5 atau -5<x<0 dibutuhkan 29 iterasi. Semakin kecil nilai toleransi, maka akan semakin banyak iterasi yang dibutuhkan. Jika semakin besar

5 nilai toleransim, maka akan semakin kecil jumlah iterasi yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan nilai toleransi merupakan tingkat ketelitian dari fungsi tersebut. METODE ITERASI SEDERHANA TIPE 1 Program ; uses crt; var x : array [ ] of real; it : integer; iter_max,tol,n : real; clrscr; writeln('program METODE ITERASI SEDERHANA':50); writeln; writeln('persamaan Pertama'); write('masukkan X0 = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(tol);

6 write('iterasi max = ');readln(iter_max); it:=0; it:=it+1; n:=tol+1; writeln(' it x g(x) Ea'); while ((it <= iter_max) and (n>tol)) do x[it+1] := (5-sqr(x[it]))-3; writeln (it:4,' ',x[it]:8:3,' ',x[it+1]:8:3,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):3); n := abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (n<=tol) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:8:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end.end. Hasil Output tipe 1 PROGRAM ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA Persamaan Pertama x awal = 1 Toleransi = Iterasi Max = 100 it x g(x) Ea

7 Toleransi terpenuhi Hasil akhir = TIPE 2 Program ; uses crt; var x : array [ ] of real; it,d : integer; b,c,n : real; clrscr; writeln('program ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA':50);writeln; writeln('persamaan Kedua ); write('x awal = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(c); write('jumlah iterasi max = ');readln(d); it:=0; n:=c+1; writeln(' it x g(x) Ea');

8 while ((it <= d) and (n > c)) do x[it+1]:=((5/x[it])-3); writeln(it:4,' ',x[it]:8:4,' ',x[it+1]:8:4,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):8:7); n:=abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (it<=d) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:8:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Hasil Output Tipe 2 PROGRAM ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA Persamaan Kedua x awal = 1 Toleransi = Jumlah iterasi max = 100 it x g(x) Ea Toleransi terpenuhi Hasil akhir = Program ; TIPE 3

9 uses crt; var x : array [ ] of real; it,d : integer; b,c,n : real; clrscr; writeln('program ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA':50);writeln; writeln('persamaan Ketiga'); write('x awal = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(c); write('jumlah iterasi max = ');readln(d); it:=0; n:=c+1; writeln(' it x g(x) Ea'); while ((it <= d) and (n > c)) do x[it+1]:=sqrt(5-(3*x[it])); writeln(it:3,' ',x[it]:8:5,' ',x[it+1]:8:5,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):4); n:=abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (it<=d) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:9:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Tidak Bisa Dijalankan Program ; uses crt; var x : array [ ] of real; it,d : integer; b,c,n : real; clrscr; Hasil Output Tipe 3 TIPE 4

10 writeln('program ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA':50);writeln; writeln('persamaan Keempat'); write('x awal = ');readln(x[0]); write('toleransi = ');readln(c); write('jumlah iterasi max = ');readln(d); it:=0; n:=c+1; writeln(' it x g(x) Ea'); while ((it <= d) and (n > c)) do x[it+1]:=5/(3+x[it]); writeln(it:3,' ',x[it]:8:5,' ',x[it+1]:8:5,' ',abs((x[it+1]-x[it])/x[it+1]):4); n:=abs(x[it+1]-x[it]); inc(it); if (it<=d) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir = ',x[it]:9:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Hasil Output Tipe 4 PROGRAM ALGORITMA METODE ITERASI SEDERHANA Persamaan Keempat x awal = 1 Toleransi = Jumlah iterasi max = 100 it x g(x) Ea E E E E E E E E-0005 Toleransi terpenuhi Hasil akhir =

11 Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode iterasi sederhana, dimana metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh: x = g(x), dikenal juga sebagai metode x = (x). Bentuk iterasi satu titik ini dapat dituliskan dalam bentuk x(n+1) = g (xn). Dimana n = 0,1,2,3 Digunakan 4 tipe x untuk menyusun kembali persamaan tersebut dalam bentuk x=g(x), yakni 5 x Tipe 1: x( n 1) 3 5 Tipe 2: x( n 1) 3 x Tipe 3: Tipe 4: 5 x x( n 1) 3 x n 5 3x ( 1) 2 2 Tipe x awal Nilai Toleransi Iterasi Maksimum Akar-akar (x n ) Dari hasil-hasil program, tampak pada persamaan tipe 1 & 4 memberikan hasil yang konvergen, sedangkan persamaan tipe 2 tidak konvergen, dan tipe 3 tidak memberikan mampu meberikan akar yang dicari. Dari table hasil, dapat kita lihat bahwa tipe 1, 2, maupun 4 tidak memberikan akar yang sama. Tipe 1 dan 4 hanya berbeda tingkat ketelitiannya saja, sedangkan tipe 2 mempunyai akar lain dari fungsi.

12 METODE FALSE POSITION program false_position; uses crt; var n,a,m,b,fa,fb,fm,tol : real; iter_max,it : integer; function f(x:real):real; f:= sqr(x)+ 3*x - 5; clrscr; writeln ('PROGRAM FALSE POSITION':50); writeln; write ('Batas Bawah (b) = '); readln (a); write ('Batas Atas (a) = '); readln (b); write ('toleransi = '); readln (tol); write ('Iterasi Maksimum = '); readln (iter_max); it:=0; fa:=f(a); fb:=f(b); If (Fa*Fb > 0) then writeln('nilai F(a) x F(b) > 0') else writeln (' it. a m b f(a) f(b) f(b)-f(a)]/2 '); n:=tol+1; while ((it <= iter_max) and ( n > tol)) do it:=it+1; m:= b-((f(b)*(a-b))/((f(a)-f(b)))); fm:=f(m); writeln (it:4,' ',a:8:3,' ',m:8:3,' ',b:8:3,' ',fa:8:3,' ',fm:8:3,' ',abs(fb-fa)/2:12:7); n:=abs(m-a); if (fa * fm <= 0) then b:=m; fb:=fm; end else

13 a:=m; fa:=fm; if (n <= tol) then writeln('toleransi terpenuhi'); writeln('hasil akhir= ',m:9:7); end else writeln('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Output Hasil PROGRAM FALSE POSITION Batas Bawah (b) = 0 Batas Atas (a) = 5 toleransi = Iterasi Maksimum = 100 it. a m b f(a) f(b) f(b)-f(a)]/

14 toleransi terpenuhi hasil akhir= PROGRAM FALSE POSITION Output Hasil 2 Batas Bawah (b) = -5 Batas Atas (a) = 0 toleransi = Iterasi Maksimum = 100 it. a m b f(a) f(b) f(b)-f(a)]/ toleransi terpenuhi hasil akhir= Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode False Position. Ketika menggunakan: Batas Bawah 0-5

15 Batas Atas 5 0 Nilai Toleransi Akar-akar (x n ) Metode False Position merupakan perbaikan dari metode Bisection. Metode False Position menggunakan taksiran persamaan grafik yang perpotongan garis lurus pada sumbu x f ( x1) f ( x2 ) f ( x2 )( x1 x2 ) nya x' x2. Pada batas -5<x<0 diperkirakan bernilai x' x x' x f ( x ) f ( x ) akar Sedangkan dengan batas 0<x<5 diperkirakan mempunyai akar Besarnya nilai toleransi sangat mempengaruhi nilai ketelitian pada hasil akhir. Semakin kecil toleransinya akan semakin teliti pula hasil akhirnya. Program ; uses crt; var it,iter_max : integer; x0,x1,fa,fb,f1a,n,tol : real; function f (x:real) : real; Begin f:=sqr(x)+3*x-5; function f1 (x:real) : real; f1:=2*x+3; METODE NEWTON RHAPSON

16 clrscr; writeln ('PROGRAM NEWTON RHAPSON':50); writeln (' ');writeln; write ('Tebakan akar (X0) = '); readln (x0); write ('Nilai Toleransi = '); readln (tol); write ('Jumlah iterasi = '); readln (iter_max);writeln; it:=0; writeln (' Iter X X1 F(X0) F1(X0) F(X1) N '); writeln (' '); n:=tol+1; while ((it <= iter_max) and (n>tol)) do it := it+1; x1 := x0-f(x0)/f1(x0); fa := f(x0); fb := f(x1); f1a:= f1(x0); n := abs(x1-x0); writeln (it:4,' ',x0:8:3,' ',x1:10:3,' ',fa:10:3,' ',f1a:10:3,' ',fb:10:3,' ',n:10:3); x0 := x1; if (n<tol) then writeln (' '); writeln ('toleransi terpenuhi'); write ('hasil akhir = ',x1:8:7); end else writeln ('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end.

17 Hasil Output 1 PROGRAM NEWTON RHAPSON Tebakan akar (X0) = 0 Nilai Toleransi = Jumlah iterasi = 100 Iter X X1 F(X0) F1(X0) F(X1) N toleransi terpenuhi hasil akhir = Hasil Ouput 2 PROGRAM NEWTON RHAPSON Tebakan akar (X0) = -5 Nilai Toleransi = Jumlah iterasi = 100 Iter X X1 F(X0) F1(X0) F(X1) N toleransi terpenuhi hasil akhir =

18 Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Untuk pemecahannya digunakan metode Newton Rhapson, dimana metode Newton Rhapson merupakan salah satu metode penyelesaian akar-akar persamaan non linier f(x) membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Ketika menggunakan: Tebakan akar (x 0 ) Nilai Toleransi Akar-akar (X n ) Dalam metode Newton-Rhapson, diawal kita harus menentukan f (x) dan f (x) dari f ( x0 ). f ''( x0 ) f(x). Setelah itu kita menebak akar dari fungsi tersebut lalu diujikan 1. Jika x f '( x ). f '( x ) tebakan akar tersebut memenuhi persamaan maka dilanjutkan dengan iterasi (pengulangan) f ( xi ) xi 1 xi, jika tidak maka akan dimintai nilai x lagi. Akar x akan semakin akurat, f '( x ) i jika nilai f(x) semakin mendekati 0. Kelemahan Metode Newton-Rhapson antara lain: - Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara bersamaan. - Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner). - Tidak bias mencari akar persamaan yant tidak memenuhi persayaratan persamaannya, meskipun ada akar penyelesainnya. - Untuk persamaan non linier yang cukup kompleks, pencarian turunan pertama dan kedua f(x) akan menjadi sulit. 0 0

19 METODE SECANT Program ; uses crt; var it,iter_max : integer; x2,x1,x0,n,tol : real; function f(x:real) : real; f:=sqr(x)+3*x-5; clrscr; writeln ('PROGRAM METODE SECANT':50);writeln; write ('Masukkan X0 = ');readln(x0); write ('Masukkan X1 = ');readln(x1); write ('Toleransi = ');readln(tol); write ('Iterasi maksimal = '); readln(iter_max); it:=0; writeln ('Iterasi X1 X2 X3 F(X1) F(X2) F(X3) N '); N:=tol+1; while (it<=iter_max) and (N>tol) do it:=it+1; x2:=x1-(f(x1)*(x1-x0)/(f(x1)-f(x0))); N:=abs(x2-x1); writeln(it:2,' ',x0:8:3,' ',x1:8:3,' ',x2:8:3,' ',f(x0):8:3,' ',f(x1):8:3,' ',f(x2):8:3,' ',N:8:3); x0:=x1; X1:=X2; if (N<tol) then writeln ('toleransi terpenuhi'); write ('Hasil akhir = ',x2:8:7); end else

20 writeln ('toleransi tidak terpenuhi'); readln; end. Hasil Output 1 PROGRAM METODE SECANT Masukkan X0 = 0 Masukkan X1 = 5 Toleransi = Iterasi maksimal = 100 Iterasi X1 X2 X3 F(X1) F(X2) F(X3) N toleransi terpenuhi Hasil akhir = Hasil Output 2

21 PROGRAM METODE SECANT Masukkan X0 = -5 Masukkan X1 = 0 Toleransi = Iterasi maksimal = 100 Iterasi X1 X2 X3 F(X1) F(X2) F(X3) N toleransi terpenuhi Hasil akhir = Analisa Data 2 Sebuah fungsi f ( x) x 3x 5 dijadikan pokok permasalahan untuk dicari akarakar persamaannya. Kali ini pemecahannya digunakan metode Secant, dimana metode Secant Metode secant merupakan perbaikan dari metode Newton Rhapson, yaitu nilai turunan f (x) didekati dengan beda hingga ( ).. Ketika menggunakan: Batas Bawah 0-5 Batas Atas 5 0 Nilai Toleransi Akar-akar (X n )

22 Algoritma metode secant dimulai dengan menentukan x 0, x 1, toleransi dan jumlah iterasi f ( x1 )( x1 x0 ) maksimum. Setelah itu menentukan x baru x1. Jika x baru x 1 toleransi, f ( x ) f ( x maka diperoleh x baru sebagai hasil perhitungan. Keuntungan menggunakan metode secant yakni cepat konvergen, namun tidak selalu konvergen terkadang bisa divergen. Hasil akar yang didapat dari metode Secant hanya satu akar saja dari tiap iterasi. 1 0) Kesimpulan: Metode bisection membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh: x = g(x), dikenal juga sebagai metode x = (x). Bentuk iterasi satu titik ini dapat dituliskan dalam bentuk x(n+1) = g (xn). Metode Newton Rhapson merupakan salah satu metode penyelesaian akar-akar persamaan non linier f(x) membagi daerah sebuah garis fungsi menjadi sama besar (dibagi menjadi dua bagian). Metode secant merupakan perbaikan dari metode Newton Rhapson, yaitu nilai turunan f (x) didekati dengan beda hingga ( ). Dari hasil-hasil akar di tiap metode, mempunyai ketelitian yang sama, kecuali pada metode iterasi satu titik sederhana. Dikarenakan toleransi yang digunakan berbeda dengan metode yang lainnya. Besarnya toleransi mempengaruhi nilai ketelitian pada hasil 2 akhir. Dapat disimpulakan bahwa fungsi f ( x) x 3x 5 mempunyai perkiraan akar: Akar-akar (X n )

ITERASI 1 TITIK SEDERHANA METODE NEWTON RAPHSON

ITERASI 1 TITIK SEDERHANA METODE NEWTON RAPHSON ITERASI TITIK SEDERHANA METODE NEWTON RAPHSON Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan dengan sebagian yang lain sehingga diperoleh : g(. dikenal juga sebagai metode g( Bentuk iterasi satu

Lebih terperinci

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2. KOMPUTASI NUMERIS Teknik dan cara menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian hitungan Mencakup sejumlah besar perhitungan aritmatika yang sangat banyak dan menjemukan Diperlukan komputer MOTIVASI

Lebih terperinci

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat

Lebih terperinci

temperatur T di pusat bola setelah t detik sebagai : T(t) = 100 ( sinλ ) ( ) n =

temperatur T di pusat bola setelah t detik sebagai : T(t) = 100 ( sinλ ) ( ) n = 2.1 PENDAHULUAN Untuk mendapatkan penyelesaian matematika yang menjabarkan model suatu persoalan nyata bidang rekayasa, sering solusi yang dicari berupa suatu nilai variabel x sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier MK: METODE NUMERIK Oleh: Dr. I GL Bagus Eratodi FTI Undiknas University Denpasar Persamaan Non Linier Metode Tabulasi Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode

Lebih terperinci

III STATEMEN IF KONDISI TUNGGAL DAN GANDA A. IF TUNGGAL. XI_Sem.1 SMA Sedes Sapientiae Bedono

III STATEMEN IF KONDISI TUNGGAL DAN GANDA A. IF TUNGGAL. XI_Sem.1 SMA Sedes Sapientiae Bedono III STATEMEN IF KONDISI TUNGGAL DAN GANDA Statement kendali digunakan untuk proses pengambilan keputusan. ( PROSES DECISION ) Dimana proses akan dikerjakan bila kondisi yang disyaratkan sesuai (bernilai

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier 1

Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier Penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014

Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Persamaan Dalam Matematika Persamaan Linier Persamaan Kuadrat Persamaan Polynomial Persamaan Trigonometri

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER

PERSAMAAN NON LINIER PERSAMAAN NON LINIER Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan non linier 2. Mengerti metode biseksi dan regulafalsi 3. Mampu menggunakan metode biseksi dan regula falsi untuk mencari solusi PENGANTAR

Lebih terperinci

SCRIPT PERSAMAAN CRAMER

SCRIPT PERSAMAAN CRAMER SCRIPT PERSAMAAN CRAMER Program ; Uses crt; var a11,a12,a13,a21,a22,a23,a31,a32,a33,c1,c2,c3 : integer; D, Dx, Dy, Dz, x, y, z: real; Begin clrscr; writeln ('PENYELESAIAN PERS ALJABAR LINEAR':50); writeln

Lebih terperinci

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier penentuan

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur program pada dasarnya tersusun 3 struktur program utama yaitu : a. Struktur Berurutan (Sequence Structure) b.

BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur program pada dasarnya tersusun 3 struktur program utama yaitu : a. Struktur Berurutan (Sequence Structure) b. BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur program pada dasarnya tersusun 3 struktur program utama yaitu : a. Struktur Berurutan (Sequence Structure) b. Struktur Seleksi (selection Structure) c. Struktur Perulangan

Lebih terperinci

Modul Metode Numerik Ghofar Paturrohman, S.Kom.

Modul Metode Numerik Ghofar Paturrohman, S.Kom. Praktik 1 I. Penyelesaian Akar-Akar Persamaan Karakteristik Persamaan karakteristik ini bias berupa persamaan Polinomial Tingkat Tinggi, Sinusioda, Eksponensial, Logaritmik, atau Kombinasi dari persamaan-persamaan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah

Lebih terperinci

Universitas gunadarma. pascal. Bab 4- bab 10. Hana Pertiwi S.T

Universitas gunadarma. pascal. Bab 4- bab 10. Hana Pertiwi S.T Universitas gunadarma pascal Bab 4- bab 10 Hana Pertiwi S.T 14 PASCAL Struktur Perulangan WHILE-DO Struktur Perulangan REPEAT-UNTIL REPEAT UNTIL 1. Struktur Perulangan FOR 2. Penggunaan gabungan struktur

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen Mulai dengan terkaan awal yang mengurung atau memuat akar

Lebih terperinci

Algoritma HitungGajiKaryawan Deklarasi NIK,Nama,Jabatan : String Gaji, Tunj, Pajak, Gaber : Real

Algoritma HitungGajiKaryawan Deklarasi NIK,Nama,Jabatan : String Gaji, Tunj, Pajak, Gaber : Real Algoritma HitungGajiKaryawan Deklarasi NIK,Nama,Jabatan : String Gaji, Tunj, Pajak, Gaber : Real Procedure MasukDataKaryawan Algoritma Write('NIK ') Read(NIK) Write('Nama Karyawan ') Read(Nama) Write('Jabatan

Lebih terperinci

SOAL PASCAL A. 1. Lengkapi Source Code Dibawah ini : {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*}

SOAL PASCAL A. 1. Lengkapi Source Code Dibawah ini : {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*} SOAL PASCAL A Selesai list code/source code pascal dengan mengetikkan list yang ada dan mengisikan titik-titik menjadi sebuah Program {* Program Menghitung dengan Operator Matematika*} program_hitung UsEs

Lebih terperinci

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Tommy Gunardi / 13507109 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Metode Numerik. Persamaan Non Linier

Metode Numerik. Persamaan Non Linier Metode Numerik Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar

Lebih terperinci

Indentifier, Keywords, Variable, Tipe Data dan Operator. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Indentifier, Keywords, Variable, Tipe Data dan Operator. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Indentifier, Keywords, Variable, Tipe Data dan Operator Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Merupakan nama yang digunakan untuk menamai variabel, konstanta, nama program maupun sub program. Seorang programmer tidak

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom METODE NUMERIK Pertemuan ke - 4 Akar Persamaan (2) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk = g() Metode

Lebih terperinci

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh :

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh : AKAR PERSAMAAN NON LINEAR Persamaan hingga derajat dua, masih mudah diselesaikan dengan cara analitik. Contoh : a + b + c = 0 Solusi : 1 = b ± b 4 ac a Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari.

Lebih terperinci

BAB I TUJUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB I TUJUAN DAN LANDASAN TEORI BAB I TUJUAN DAN LANDASAN TEORI 1. Tujuan 1. Dapat memahami konsep prosedur dan fungsi. 2. Mampu membuat prosedur dan fungsi baik dengan parameter maupun tanpa parameter. 3. Mampu membedakan kapan menggunakan

Lebih terperinci

Ilustrasi Persoalan Matematika

Ilustrasi Persoalan Matematika Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti

Lebih terperinci

ALGORITMA PERULANGAN

ALGORITMA PERULANGAN Pertemuan 08 ALGORITMA PERULANGAN Pada Bab ini anda akan mempelajari 1. Pengertian algoritma perulangan 2. Perulangan for-do 3. Perulangan while-do 4. Perulangan repeat-until Algoritma Perulangan Ada kalanya

Lebih terperinci

Subprogram. Definisi

Subprogram. Definisi Subprogram Definisi Subprogram merupakan program bagian dengan blok terpisah dan didalam program utama, dan akan dipanggil pada program utama jika subprogram itu diperlukan untuk dijalankan. 1 Macam Subrogram

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel

PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel PRAKTIKUM 2 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel 1. Tujuan : Mempelajari metode Tabel untuk penyelesaian persamaan non linier 2. Dasar Teori : Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan

Lebih terperinci

MATERI 4 PENYELEKSIAN KONDISI

MATERI 4 PENYELEKSIAN KONDISI MATERI 4 PENYELEKSIAN KONDISI Terkadang suatu program akan membutuhkan suatu penyeleksian kondisi Dengan menyeleksi suatu kondisi, program dapat menentukan tindakan apa yang harus dikerjakan, tergantung

Lebih terperinci

Kuliah #7 Pemodelan TK Lanjut S 2 (Tambahan) CONTOH RINGKAS: Solusi SPANL (Sistem Persamaan Aljabar Non Linear)

Kuliah #7 Pemodelan TK Lanjut S 2 (Tambahan) CONTOH RINGKAS: Solusi SPANL (Sistem Persamaan Aljabar Non Linear) Kuliah #7 Pemodelan TK Lanjut S 2 (Tambahan) CONTOH RINGKAS: Solusi SPANL (Sistem Persamaan Aljabar Non Linear) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Departemen Teknik Kimia FTUI, Oktober 2015 A. Sistem Persamaan

Lebih terperinci

a. TRUE b. FALSE c. Jawaban A dan B keduanya dimungkinkan benar d. Tidak dapat ditentukan e. Tidak ada jawaban di antara A, B, C, D yang benar

a. TRUE b. FALSE c. Jawaban A dan B keduanya dimungkinkan benar d. Tidak dapat ditentukan e. Tidak ada jawaban di antara A, B, C, D yang benar Bidang Studi : Informatika / Komputer Kode Berkas : KOM-L01 (solusi) 1. Jika : A bernilai FALSE B bernilai TRUE Maka pernyataan di bawah bernilai? ((A and B) or (B and not A)) xor (A and B) a. TRUE b.

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN FUNCTION

PROSEDUR DAN FUNCTION PROSEDUR DAN FUNCTION PROSEDUR DAN FUNCTION PROSEDUR Prosedur adalah suatu program yang terpisah dalam blok sendiri yang berfungsi sebagai seubprogram (program bagian). Prosedur diawali dengan kata cadangan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT WHILE vs REPEAT

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN FUNGSI. Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom

PROSEDUR DAN FUNGSI. Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom PROSEDUR DAN FUNGSI Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom PROSEDUR Pendahuluan Merupakan penerapan konsep program modular, yaitu memecah-mecah program yang rumit menjadi program-program bagian yang lebih

Lebih terperinci

Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Tonny Hidayat, S.Kom

Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Tonny Hidayat, S.Kom Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Tonny Hidayat, S.Kom Pengantar Bahasa Pemrograman Pascal Page 1 / 11 Pengenalan Pascal Pascal merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi. Pemrograman

Lebih terperinci

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi BAB IV Pencarian Akar Persamaan Tak Linier i 1 Pendahuluan Salah satu masalah dalam matematika & teknik Akar dari f() adalah sehingga f() = 0. Secara geometris, ajar dari f() adalah nilai sehingga kurva

Lebih terperinci

Materi ke-4 Praktikum Algoritma dan Pemrograman kelas Matematika PEMROGRAMAN MODULAR

Materi ke-4 Praktikum Algoritma dan Pemrograman kelas Matematika PEMROGRAMAN MODULAR PEMROGRAMAN MODULAR Tujuan - Praktikan dapat mengenal struktur prosedur dan fungsi di dalam Pascal - Praktikan dapat membuat program dengan menggunakan prosedur dan fungsi Pemrograman modular merupakan

Lebih terperinci

SolusiPersamaanNirlanjar

SolusiPersamaanNirlanjar SolusiPersamaanNirlanjar Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I 1 RumusanMasalah Persoalan: Temukan nilai yang memenuhi

Lebih terperinci

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Muhtadin, ST. MT. Agenda Metode Tertutup Biseksi Regula Falsi Metode Terbuka Newton Method 3 Solusi untuk Persamaan Non Linear Akar-akar dari persamaan (y = f())

Lebih terperinci

Modul Algoritma dan Pemograman Rismira Andriyani, S.Kom i

Modul Algoritma dan Pemograman Rismira Andriyani, S.Kom i Modul Algoritma dan Pemograman Rismira Andriyani, S.Kom i LEMBAR PENGESAHAN JUDUL: ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN (PENGULANGAN) OLEH : Nama : Rismira Andriyani, S.Kom NIP : 19760824 200903 2 003 Pangkat / Golongan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel

PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel PRAKTIKUM 1 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Tabel Tujuan : Mempelajari metode Tabel untuk penyelesaian persamaan non linier Dasar Teori : Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar

Lebih terperinci

Struktur Data. Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-1

Struktur Data. Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-1 Struktur Data Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-1 I n W a h y u W i d o d o e m a i l @ r i n g k e s. c o m Identifier, Konstanta dan Variabel Identifier (sebutan / pengenal) Identifier

Lebih terperinci

Dasar Komputer & Pemrograman 2A

Dasar Komputer & Pemrograman 2A Dasar Komputer & Pemrograman 2A Materi 3 Reza Aditya Firdaus STATEMENT INPUT OUTPUT Dalam bahasa Pascal untuk keperluan input (membaca input) digunakan identifier standar READ atau READLN. Identifier standart

Lebih terperinci

Modul 5. METODE BIDANG-PARUH (BISECTION) untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL

Modul 5. METODE BIDANG-PARUH (BISECTION) untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL Modul 5 METODE BIDANG-PARUH (BISECTION) untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL A. Pendahuluan Persamaan Aljabar Non-Linier Tunggal atau PANLT merupakan sembarang fungsi atau persamaan aljabar

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi dan Perulangan

Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi dan Perulangan Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi dan Perulangan Objektif: 1. Mengetahui macam-macam penyeleksian kondisi dalam pascal 2. Mengerti statement kondisi IF dan Case 3. Mengetahui macam-macam perulangan dalam

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT S1 Teknik Informatika-Unijoyo 2 Struktur

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN

MODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN PERCABANGAN DAN PENGULANGAN Pada BAB ini akan membahas tentang PERCABANGAN dan PERULANGAN. PERCABANGAN : a) IF THEN b) CASE OF PENGULANGAN: a) REPEAT N TIMES b) REPEAT UNTIL c) WHILE DO d) ITERATE STOP

Lebih terperinci

Teori Algoritma. Algoritma Perulangan

Teori Algoritma. Algoritma Perulangan Alam Santosa Teori Algoritma Perulangan Algoritma Perulangan Seperti pernah dibahas sebelumnya, kemampuan komputer adalah melakukan pekerjaan yang sama tanpa merasa lelah maupun bosan. Syarat utama memanfaatkan

Lebih terperinci

Daftar field MODUL 13 RECORD

Daftar field MODUL 13 RECORD MODUL 13 RECORD Record adalah suatu tipe data terstruktur. Dengan record data dapat dikumpulkan yang masing-masing dapat mempunyai tipe data berbeda. Masing-masing item data disebut dengan fieild. Jadi

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014

PERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 PERSAMAAN NON LINIER Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 Pengantar 1. Persamaan linier sudah kita kenal sejak SMP. Contoh kasus

Lebih terperinci

Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Bernardino Madaharsa Dito Adiwidya - 13507089 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Contoh 1: Akan dicetak angka 1 sampai 10 dengan menggunakan perulangan for

Contoh 1: Akan dicetak angka 1 sampai 10 dengan menggunakan perulangan for Bahan Ajar Algoritma Halaman 1 ii. Struktur Pengulangan (repetition) Struktur pengulangan merupakan struktur yang melakukan pengulangan terhadap satu baris atau satu blok baris program beberapa kali sesuai

Lebih terperinci

Nama : Suseno Rudiansyah NPM : Kelas : X2T Prodi : Teknik Informatika Tugas : Kuis Algoritma 2

Nama : Suseno Rudiansyah NPM : Kelas : X2T Prodi : Teknik Informatika Tugas : Kuis Algoritma 2 Nama : Suseno Rudiansyah NPM : 201543501544 Kelas : X2T Prodi : Teknik Informatika Tugas : Kuis Algoritma 2 Tugas Kuiz Algoritma 2. Dosen : Budi Santoso 1. Diketahui dua buah larik A = [12,3,9,4,15,6]

Lebih terperinci

IT132 Dasar-Dasar Pemrograman. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

IT132 Dasar-Dasar Pemrograman. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. IT132 Dasar-Dasar Pemrograman Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Dalam program yang kompleks kode program panjang. Sulit dalam memahami program (jalannya program). Solusi: memecah program tersebut menjadi modul-modul

Lebih terperinci

Perulangan Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data. PT. Elektronika FT UNY

Perulangan Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data. PT. Elektronika FT UNY Perulangan Pertemuan 3. Algoritma dan Struktur Data Pendahuluan Digunakan untuk program yang pernyataannya akan dieksekusi berulang-ulang. Instruksi dikerjakan selama memenuhi suatu kondisi tertentu. Jika

Lebih terperinci

Modul 8. METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL. A. Pendahuluan

Modul 8. METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL. A. Pendahuluan Modul 8 METODE SECANT untuk Solusi Akar PERSAMAAN ALJABAR NON-LINIER TUNGGAL A. Pendahuluan Pada modul 7 terdahulu, telah dijelaskan tentang keunggulan komparatif Metode Newton-Raphson dibanding metode-metode

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-10 (Fungsi) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN 1 BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN Dalam banyak usaha pemecahan permasalahan, seringkali harus diselesaikan dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis, baik persamaan linier, persamaan kuadrat,

Lebih terperinci

1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear

1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear 1 Penyelesaian Persamaan Nonlinear Diberikan fungsi kontinu f (x). Setiap bilangan c pada domain f yang memenuhi f (c) = 0 disebut akar persamaan f (x) = 0, atau disebut juga pembuat nol fungsi f. Dalam

Lebih terperinci

Struktur Data. Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-5

Struktur Data. Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-5 Struktur Data Belajar Struktur Data Menggunakan Pascal Pertemuan-5 I n W a h y u W i d o d o e m a i l @ r i n g k e s. c o m ARRAY Menurut definisinya, array (larik) adalah suatu variabel yang merepresentasikan

Lebih terperinci

Perulangan. Bentuk Proses. 1. Perulangan For positif contoh 1 : perulangan positif untuk satu statement :

Perulangan. Bentuk Proses. 1. Perulangan For positif contoh 1 : perulangan positif untuk satu statement : Perulangan Bentuk bentuk Perulangan Dalam hampir setiap program yang kompleks mutlak memerlukan suatu perulangan. Tujuan perulangan disini adalah untuk mengulang statement atau blok statement berulang

Lebih terperinci

Belajar itu, Tidak harus menunggu materi dari guru Inisiatif Mencari itulah BELAJAR.

Belajar itu, Tidak harus menunggu materi dari guru Inisiatif Mencari itulah BELAJAR. SiniCari.Blogspot.com Belajar itu, Tidak harus menunggu materi dari guru Inisiatif Mencari itulah BELAJAR. 1.struktur pertama dalam pascal adalah.. a. Char; b. String c. End. d. Writeln e. Uses crt; 2.

Lebih terperinci

Pertemuan XII ALGORITMA. Algoritma & Pemrograman Ken Kinanti P 1. {Pencarian Beruntun / Sequential Search}

Pertemuan XII ALGORITMA. Algoritma & Pemrograman Ken Kinanti P 1. {Pencarian Beruntun / Sequential Search} Pertemuan XII - PENCRIN Pengertian Pencarian data adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi dalam media penyimpanan komputer dan kemudian mencari kembali informasi yang diperlukan secepat mungkin.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 4 STATEMENT KENDALI

PRAKTIKUM 4 STATEMENT KENDALI PRAKTIKUM 4 STATEMENT KENDALI 1. Judul Materi / Pokok Bahasan : Statement Kendali 2. Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menggunakan statement kendali untuk berbagai macam kondisi pemrograman

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR

SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR 1. Latar Belakang Dalam bidang sains dan rekayasa, para ahli ilmu alam dan rekayasawan sering berhadapan dengan persoalan mencari solusi persamaan lazim disebut akar persamaan

Lebih terperinci

ROOTS OF NON LINIER EQUATIONS

ROOTS OF NON LINIER EQUATIONS ROOTS OF NON LINIER EQUATIONS ROOTS OF NON LINIER EQUATIONS Metode Bagi dua (Bisection Method) Metode Regula Falsi (False Position Method) Metode Grafik Iterasi Titik-Tetap (Fi Point Iteration) Metode

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (1) Pertemuan ke - 3. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (1) Pertemuan ke - 3. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom METODE NUMERIK Pertemuan ke - 3 Akar Persamaan (1) Metode Akar Persamaan Metode Grafik Metode Tabulasi Metode Setengah Interval Metode Regula Falsi Metode Newton Rephson Metode Iterasi bentuk x = g(x)

Lebih terperinci

STRUKTUR DASAR ALGORITMA

STRUKTUR DASAR ALGORITMA STRUKTUR DASAR ALGORITMA 1. Sequence 2. Selection 3. Repetition satriyo-algoritma 1 SEQUENCE Sebuah runtutan terdiri dari satu atau lebih intruksi. Intruksi dilaksanakan setelah intruksi sebelumnya dilaksanakan.

Lebih terperinci

DATA SORTING. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

DATA SORTING. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom DATA SORTING Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Sorting (pengurutan) : proses mengatur sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Diberikan array L dengan n elemen yg sudah terdefinisi

Lebih terperinci

CONTOH Dengan mengunakan Metode Regula Falsi, tentukanlah salah satu akar dari persamaan f(x) = x - 5x + 4. Jika diketahui nilai awal x = dan x = 5 se

CONTOH Dengan mengunakan Metode Regula Falsi, tentukanlah salah satu akar dari persamaan f(x) = x - 5x + 4. Jika diketahui nilai awal x = dan x = 5 se METODE REGULA FALSI METODE REGULA FALSI Solusi Persamaan Non Linier Universitas Budi Luhur Metode regula falsi merupakan salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar dari persamaan non linier,

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal

Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Pengantar dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal Penulis: William www.etersoul.com Computer Club of Bunda Hati Kudus SMA Bunda Hati Kudus Pengantar Bahasa Pemrograman Pascal Page 1 / 11 License Agreements

Lebih terperinci

LAPORAN Pemrograman Komputer

LAPORAN Pemrograman Komputer LAPORAN Pemrograman Komputer Percobaan : Akar Persamaan Non Linier Pelaksanaan Praktikum Hari : Senin Tanggal : 2 Maret 2015 Jam : 5-6 Oleh : Nama : Mei Budi Utami Nim : 081211332009 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Non Linier

Penyelesaian Persamaan Non Linier Penyelesaian Persamaan Non Linier Pengantar Penyelesaian Pers. Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Numerik Tabel/Biseksi/RegulaFalsi 1 Pengantar Penyelesaian Persamaan Non

Lebih terperinci

Modul Algoritma Dan Pemrograman Pascal

Modul Algoritma Dan Pemrograman Pascal Modul Algoritma Dan Pemrograman Pascal 0 I.1 Pemilihan Dalam sebuah program terkadang kita membutuhkan syintaks pemillihan. Contohnya dalam program untuk menentukan pemilih pada pemilu, maka kita harus

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-9 (Fungsi) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan Prosedur atau Fungsi S1 Teknik Informatika-Unijoyo

Lebih terperinci

Pertemuan ke 4. Non-Linier Equation

Pertemuan ke 4. Non-Linier Equation Pertemuan ke 4 Non-Linier Equation Non-Linier Equation Persamaan Kuadrat Persamaan Kubik Metode Biseksi Metode Newton-Rapshon Metode Secant 1 Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER Persamaan taklinier sudah diperkenalkan sejak di sekolah menengah, diataranya persamaan kuadrat, persamaan trigonometri dan persamaan yang memuat logaritma atau eksponen.

Lebih terperinci

I. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-4 - Hal 1

I. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-4 - Hal 1 I. KATA PENGANTAR Dewasa ini sudah banyak berkembang bahasa-bahasa pemrograman tingkat tinggi yang pemakaiannya sudah sangat mudah, hanya klik dan drag saja. Namun meskipun demikian tetap saja programmer

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 7 TIPE DATA TERSTRUKTUR. Larik : deretan data yang punya type data sejenis. Misalnya : Daftar Nomor Telpon, Tabel Pajak dll.

PRAKTIKUM 7 TIPE DATA TERSTRUKTUR. Larik : deretan data yang punya type data sejenis. Misalnya : Daftar Nomor Telpon, Tabel Pajak dll. PRAKTIKUM 7 TIPE DATA TERSTRUKTUR 1. Judul Materi / Pokok Bahasan : Tipe Data Terstruktur 2. Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat membuat program dengan menggunakan jenisjenis tipe data terstruktur

Lebih terperinci

I. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-3 - Hal 1

I. KATA PENGANTAR. Modul Algoritma Pemrograman. Modul Ke-3 - Hal 1 I. KATA PENGANTAR Dewasa ini sudah banyak berkembang bahasa-bahasa pemrograman tingkat tinggi yang pemakaiannya sudah sangat mudah, hanya klik dan drag saja. Namun meskipun demikian tetap saja programmer

Lebih terperinci

ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom.

ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. Pendahuluan Sebuah variabel hanya menyimpan sebuah nilai, tidak dapat menyimpan beberapa buah nilai yang bertipe sejenis Dalam pemrograman, mengolah

Lebih terperinci

TPI4202 e-tp.ub.ac.id. Lecture 5

TPI4202 e-tp.ub.ac.id. Lecture 5 TPI4202 e-tp.ub.ac.id Lecture 5 Struktur percabangan memungkinkan kita melakukan aksi jika suatu syarat dipenuhi. Suatu aksi akan dikerjakan atau dieksekusi oleh program apabila kondisi yang didefinisikan

Lebih terperinci

Start. Baris Program. Baris Program. Baris Program. Selesai. Contoh Program Struktur berurutan menghitung luas empat persegi panjang

Start. Baris Program. Baris Program. Baris Program. Selesai. Contoh Program Struktur berurutan menghitung luas empat persegi panjang ANALISA STRUKTUR PROGRAM LANJUTAN I. Struktur Program A. Struktur Berurutan (Sequence Structure) Struktur Berurutan adalah struktur program yang paling sederhana. Setiap baris program akan dikerjakan secara

Lebih terperinci

Dasar Komputer & Pemrograman 2A

Dasar Komputer & Pemrograman 2A Dasar Komputer & Pemrograman 2A Materi 4 Reza Aditya Firdaus PROCEDURE DAN FUNCTION Procedure dan Function adalah suatu program yang terpisah dalam blok sendiri Dan memiliki fungsi sebagai sub-program

Lebih terperinci

Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1

Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1 Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier Studi Kasus Non Linier 1 Contoh Kasus Penyelesaian persamaan non linier terkadang muncul sebagai permasalahan yang terpisah, tetapi terkadang pula muncul sebagai

Lebih terperinci

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Daftar Isi: 1.1 Tujuan Perkuliahan 1. Pendahuluan 1.3 Metoda Bisection 1.3.1 Definisi 1.3. Komputasi mencari akar 1.3.3 Ilustrasi 1.4 Metoda Newton-Raphson

Lebih terperinci

Operasi BIT. Rio widyatmoko,amd.kom

Operasi BIT. Rio widyatmoko,amd.kom 1 Operasi BIT Rio widyatmoko,amd.kom Operasi BIT 2 Operasi Bit Digunakan untuk melakukan manipulasi bit pada bilangan bertipe byte dan word. Perbedaan mendasar disebut operasi bitwise. Operator logika

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi

Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi Pertemuan 3 Penyeleksian Kondisi Objektif: 1. Mengetahui macam-macam penyeleksian kondisi dalam pascal 2. Mengerti statement kondisi IF dan Case Pertemuan 3 39 P3.1 Teori Pada umumnya satu permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STRUKTUR DATA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STRUKTUR DATA LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM STRUKTUR DATA NAMA : SUPRIYANDI NIM : DBC 113 170 KELAS MODUL : B : V (PENCARIAN DATA) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2014 BAB I TUJUAN DAN

Lebih terperinci

METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya

METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya Pendekatan Pencarian Akar-akar Persamaan Metode Pencarian Akar Persamaan > Metode Pengurung - metode

Lebih terperinci

BAB 2 Solusi Persamaan Fungsi Polinomial Denition (Metoda numeris) Metoda numeris adalah suatu model pendekatan dengan menggunakan teknik-teknik

BAB 2 Solusi Persamaan Fungsi Polinomial Denition (Metoda numeris) Metoda numeris adalah suatu model pendekatan dengan menggunakan teknik-teknik BAB 1 Konsep Dasar 1 BAB 2 Solusi Persamaan Fungsi Polinomial Denition 2.0.1 (Metoda numeris) Metoda numeris adalah suatu model pendekatan dengan menggunakan teknik-teknik kalkulasi berulang (teknik iterasi)

Lebih terperinci

Program Travesium; Uses wincrt; function Luas(Pab,pcd,t:real):real; begin Luas:= ((pab+pcd)*t*0.5) ; end; function

Program Travesium; Uses wincrt; function Luas(Pab,pcd,t:real):real; begin Luas:= ((pab+pcd)*t*0.5) ; end; function Program Travesium; Uses wincrt; function Luas(Pab,pcd,t:real):real; Luas:= ((pab+pcd)*t*0.5) ; function Keliling(Pab,Pbc,Pcd,Pad:real):real; Keliling:=pab+pbc+pcd+pad; Var Pjab,Pjbc,Pjcd,Pjad,Tn:real;

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT WHILE vs REPEAT S1 Teknik Informatika-Unijoyo

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pemrograman

Konsep Dasar Pemrograman Konsep Dasar Pemrograman I. Algoritma Pemrograman Yang Baik Ciri-ciri algoritma pemrograman yang baik adalah : 1. Memiliki logika perhitungan/metode yang tepat dalam memecahkan masalah 2. Menghasilkan

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON

APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE NEWTON RAPHSON Jurnal Dinamika Informatika Volume 6, No 2, September 2017 ISSN 1978-1660 : 113-132 ISSN online 2549-8517 APLIKASI ANALISIS TINGKAT AKURASI PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER DENGAN METODE BISEKSIDAN METODE

Lebih terperinci