EXECUTIVE SUMMARY Jakarta, Maret 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EXECUTIVE SUMMARY Jakarta, Maret 2012"

Transkripsi

1 JAKARTA, 2012

2 EXECUTIVE SUMMARY Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pembangunan koperasi dan UKM di Indonesia pada periode tahun anggaran Laporan ini juga sekaligus merupakan bentuk evaluasi terhadap capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun anggaran Adapun pengukuran capaian kinerja dilakukan berdasarkan RENSTRA periode tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran melalui kebijakan, program dan kegiatan. Secara khusus pengukuran kinerja dilakukan menurut 8 sasaran yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana telah ditetapkan selama 5 tahun. Berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan dapat dikatakan bahwa hasil nilai capaian kinerjanya berjalan dengan sangat baik. Meskipun capaian kinerja ada yang di bawah target capaian, namun hal tersebut dikarenakan aspek aspek yang berkaitan langsung dengan faktor teknis dan kondisi yang tidak terduga di lapangan. Kemudian hal yang cukup mengembirakan karena dari keseluruhan program dan kegiatan lebih dari 97% di antaranya nilai capaian kinerjanya di atas rata rata (100%), bahkan jauh di atas rata rata, dengan tingkat partisipasi yang besar dari stakeholder dan kemampuan melakukan efisiensi. Sebagai catatan untuk melakukan perbaikan ke depan, harus dilakukan berbagai langkah langkah dan kebijakan yang lebih intensif untuk mempertajam aspek output dan outcame dari kegiatan dan program kedeputian yang saling bersinergi sesuai dengan sasaran strategis Kementerian Koperasi dan UKM. Hal ini dipandang sangat penting, mengingat pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM adalah salah satu langkah strategis yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jakarta, Maret 2012 i

3 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2011 ini merupakan bentuk pertanggung jawaban, atas amanah yang diemban oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM di tanah air. Laporan ini juga diharapkan sebagai dasar untuk memperbaiki capaian efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tupoksi, dalam upaya mencapai misi dan visi, Kementerian Koperasi dan UKM. Oleh karena itu, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mutlak diperlukan, tidak saja sebagai landasan bagi proses penyelenggaraan pemerintah yang ideal, tetapi lebih dari itu juga sebagai persyaratan mendasar untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan, dan menjamin terselenggaranya pelaksanaan kewenangan untuk mencapai tujuan nasional, yang diterima secara luas dengan tingkat efesiensi dan efektivitas hasil yang maksimal. Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran yang utuh tentang program yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah selama tahun anggaran 2011, dan hubungannya dengan pelaksanaan program tahun sebelumnya. Dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM telah berupaya keras untuk menjalankan amanat pemberdayaan Koperasi dan UKM, sesuai dengan misi dan visinya, dengan sebaik baiknya. Secara detail laporan ini merupakan hasil pengukuran kinerja kegiatan dan capaian sasaran dalam Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun Selaras dengan itu telah pula ditetapkan Rencana Kerja Tahunan Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Koperasi dan UKM periode , yang menjadi dasar dan panduan dalam mencapai target serta pengukuran kinerja kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM secara periodik dan berkesinambungan. ii

4 Selanjutnya laporan ini diharapkan menjadi pendorong peningkatan kinerja dan koreksi konstruktif, agar di masa yang akan datang pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan lebih baik lagi. Laporan ini juga diharapankan menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM di tanah air. Sekaligus sebagai bentuk untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, khususnya kepada Kementerian Koperasi dan UKM. Jakarta, Maret 2012 Menteri Negara, Draft : 1. Plt. Sekretaris Kementerian :.../ Kepala Biro Perencanaan :.../... DR. Syarief Hasan iii

5 DAFTAR ISI EXECUTIVE SUMMARY... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iv BAB I PENDAHULUAN... I. Kedudukan... II. Tugas pokok dan fungsi... II. Struktur organisasi BAB II PERENCANAAN STRATEGIS... I. Visi dan Misi Pernyataan Visi Pernyataan Misi... II. Tujuan... III. Sasaran Umum... IV. Sasaran Strategis V. Arah Kebijakan dan Strategi... VI. Pengembangan Program dan Kegiatan... VII. Program/Kegiatan dan Rencana Kerja Berdasarkan Unit Eselon I. VIII. Rencana Kinerja Tahun BAB III ANALISIS KINERJA... I. Evaluasi Kinerja iv

6 Sasaran I : Peningkatan Jumlah dan Peran KUMKM Dalam Perekonomian Nasional... Sasaran II : Peningkatan Daya Saing Produk KUKM... Sasaran III : Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasaran produksi KUMKM... Sasaran IV : Pengembangan Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM... Sasaran V : Penyediaan Akses Pembiayaan KUMKM... Sasaran VI : Pengembangan Wirausaha KUKM Baru... Sasaran VII : Perbaikan Iklim Usaha yang Lebih Berpihak pada KUMKM... Sasaran VIII : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di Bidang Koperasi dan UKM II. Analisis Keuangan BAB IV PENUTUP... A. Kesimpulan B. Saran v

7 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2011 ini diawali dengan paparan tentang keberadaan, kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM dalam tata pemerintah Republik Indonesia. Keberadaan Kementerian Negara termasuk dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM diatur secara khusus dalam Undang Undang No. 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Undang Undang tersebut telah dijabarkan dalam Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun Selaras dengan maksud laporan ini disusun, serta untuk mempertegas dan memperjelas kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah perlu kiranya terlebih dahulu dijabarkan hal hal yang berhubungan dengan hal tersebut, sebagai berikut: I. KEDUDUKAN Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 dan Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2010, menyatakan bahwa: 1. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 2. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh Menteri Negara Koperasi II. TUGAS DAN FUNGSI Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 1

8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi fungsi, sebagai berikut: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;. 2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah; 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; dan 5. Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan undang undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. Terkait dengan fungsi di atas, beberapa Undang undang juga secara eksplisit mengamanahkan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, melaksanakan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UKM. Ruang lingkup penugasan yang berkaitan erat dengan bidang koperasi dan UMKM, terutama termaktub dalam UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Fungsi teknis dalam lingkup pemberdayaan ini menjadi sangat penting, sehingga Kementerian Koperasi dan UKM dapat berperan secara langsung dalam proses pemberdayaan KUKM di masyarakat. III. STRUKTUR ORGANISASI Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Koperasi dan UKM diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Adapun penjabarannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah. Susunan organisasi eselon I Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, terdiri atas : 1. Sekretariat Kementerian; 2. Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 3. Deputi Bidang Produksi; 4. Deputi Bidang Pembiayaan; 5. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha; 2

9 6. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia; 7. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha; 8. Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi; 9. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; 10. Staf Ahli Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi; 11. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional; 12. Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Teknologi; dan 13. Staf Ahli Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan. Jajaran struktural di bawah Sekretaris Menteri meliputi Kepala Biro, Kepala Bagian dan Subbagian yang dikordinasi oleh seorang Sekretaris Menteri. Sedangkan Deputi dibantu oleh Asisten Deputi (ASDEP), Kepala Bidang, dan Subbidang dikoordinasi oleh masing masing Deputi. Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM yang secara administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Menteri. Untuk lebih jelasnya, berikut disampaikan gambar struktur organisasi Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia: 3

10 STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA STAF AHLI 1. SA. Meneg Bidang Hubungan Antar Lembaga 2. SA. Meneg Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi 3. SA. Meneg Bidang Hubungan Internasional 4. SA. Meneg Bidang Pemanfaatan Teknologi 5. SA. Meneg Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan INSPEKTORAT BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENTERIAN BIRO KEUANGAN BIRO PERENCANAAN DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG PRODUKSI DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN DEPUTI BIDANG PAMASARAN DAN JARINGAN USAHA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKM DAN KOPERASI ASDEP URUSAN ORGANISASI & BADAN HUKUM KOPERASI ASDEP URUSAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKURTURA ASDEP URUSAN PROGRAM PENDANAAN ASDEP URUSAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASDEP URUSAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU ASDEP URUSAN PENELITIAN KOPERASI ASDEP URUSAN PERATURAN PER-UU-AN ASDEP URUSAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN SP. ASDEP URUSAN EKSPOR-IMPOR ASDEP URUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN KOPERASI ASDEP URUSAN RESTRUKTURISASI USAHA ASDEP URUSAN PENELITIAN UKM ASDEP URUSAN TATALAKSANA KOPERASI & UKM ASDEP URUSAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN ASDEP URUSAN PERMODALAN ASDEP URUSAN SARANA&PRASARANA PEMASARAN ASDEP URUSAN PERAN SERTA MASYARAKAT ASDEP URUSAN PEMBERDAYAAN LEMB. PENGEMB. BISNIS ASDEP URUSAN PENELITIAN SUMBER DAYA ASDEP URUSAN KEANGGOTAAN KOPERASI ASDEP URUSAN INDUSTRI. KERAJINAN & PERTAMBANGAN ASDEP URUSAN ASURANSI DAN JASA KEUANGAN ASDEP URUSAN KEMITRAAN DAN JARINGAN USAHA ASDEP URUSAN MONITORING DAN EVALUASI DIKLAT KUKM ASDEP URUSAN FASILITASI INVESTASI UKMK ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN PERKADERAN UKMK ASDEP URUSAN PENGENDALIAN & AKUNTABILITAS ASDEP URUSAN KETENAGALISTRIKAN DAN ANEKA USAHA ASDEP URUSAN PEMBIAYAAN DAN PENJAMINAN KREDIT ASDEP URUSAN INFORMASI DAN PUBLIKASI BISNIS ASDEP URUSAN ADVOKASI ASDEP URUSAN PENGEMB. SISTEM BISNIS 4

11 BAB II PERENCANAAN STRATEGIS RENSTRA Kementerian Koperasi dan UKM periode merupakan kerangka teknis yang jelas dan terukur dalam pemberdayaan koperasi dan UKM dalam lima tahun. Selaras dengan visi bangsa yang berdaya saing, sebagaimana diamanahkan RPJPN periode , arah pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ditujukan pada pengembangan koperasi dan UMKM yang berbasis iptek dan berdaya saing. Sedangkan agar berlangsung proses pembangunan yang merata dan berkeadilan maka arah pemberdayaan koperasi dan UMKM ditujukan pada peningkatan posisi tawar dan efisiensi dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha koperasi dan UMKM. Dalam periode lima tahun mendatang, sesuai dengan RPJMN periode , strategi pemberdayaan koperasi dan UMKM diarahkan kepada pembangunan kompetensi inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha secara lebih terstruktur dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk itu, perlu diperbaiki lingkungan usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing koperasi dan UMKM. Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha koperasi dan UMKM kepada sumber daya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas, kompetensi, dan produktivitas usaha. Tentu saja perencanaan pemberdayaan koperasi dan UKM ini dengan memperhatikan berbagai faktor internal berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), serta faktor eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang melingkupi keberadaan institusional Kementerian maupun koperasi dan UKM. Atas dasar itu Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi pencapaiannya berikut program dan kegiatan pemberdayaan koperasi dan UMKM yang dijabarkan lebih lanjut dalam laporan ini. 5

12 I. VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya, Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, yaitu: Menjadikan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) Sehat dan Kuat 2. Pernyataan Misi Untuk mencapai visi di atas Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan misi yaitu: Memberdayakan Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, memperluas kesempatan kerja dan menurunkan jumlah kemiskinan dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. II. TUJUAN 1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional melalui: a. Meningkatkan jumlah koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya. b. Meningkatkan peran dan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional. 2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui : a. Mengembangkan kebijakan dan program program pemberdayaan Koperasi dan UMKM berdasarkan hasil kajian. b. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan keterampilan SDM Koperasi dan UMKM. 3. Peningkatan Daya Saing Produk Koperasi dan UKM melalui Meningkatkan kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengembangkan produk produk kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya saing. 4. adapeningkatan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM melalui peningkatkan kelembagaan dan jaringan pemasaran serta pangsa pasar produk Koperasi dan UKM. 5. Meningkatkan Akses Pembiayaan Koperasi dan UMKM melalui penyediaan skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM. 6. Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UMKM baru melalui: a. Menumbumbukan wirausaha baru yang inovatif 6

13 b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan mengembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat. 7. Perbaikan Iklim Usaha yang Lebih Berpihak kepada Koperasi dan UMKM melalui: a. Meningkatkan kualitas layanan publik yang transparan, akuntabel dan kredibel. b. Menyediakan peraturan perundang udangan yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM. III. SASARAN UMUM 1. Terciptanya iklim usaha yang konsusif bagi kebangkitan daya saing KUMKM. 2. Berkembangnya usaha koperasi yang berskala besar sesuai dengan kompetensi dan jati diri koperasi. 3. Meningkatnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam rangka penumbuhan kesadaran berkoperasi dan berwirausaha 4. Meningkatnya jumlah KUMKM yang berkualitas dan semakin berperan dalam menumbuhkan wirausaha baru. 5. Memperluas cakupan dan keterkaitan usaha KUMKM dalam menghadapi persaingan global IV. SASARAN STRATEGIS 1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional dengan: a. Meningkatkan koperasi berkualitas (2%) pertahun dan tumbuhnya (5%) jumlah koperasi secara Nasional. b. Meningkatnya rata rata jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan UMKM sebesar (5%) per tahun. c. Meningkatnya rata rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10% per tahun. 2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan : a. Meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat. b. Terselenggaranya diklat kewirausahaan bagi para sarjana calon wirausaha. c. Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada lembaga pendidikan pedesaan. d. Tumbuh dan berkembangnya lembaga diklat bagi Koperasi dan UMKM. 7

14 e. Tersedianya model model praktek terbaik (best practices) internasional bagi pemberdayaan Koperasi. f. Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan IT dan teknologi tepat guna. 3. Peningkatan daya saing produk KUKM dengan : a. Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam negeri. b. Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang bisnis retail. c. Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap ekspor non migas nasional minimal sebesar 20% pertahun. 4. Pengembangan kemitraan KUKM dengan pelaku usaha melalui: Meningkatnya jumlah dan kualitas kemitraan usaha. 5. Peningkatan pemasaran produk KUKM dengan : a. Tumbuh dan berkembanganya trading house di seluruh propinsi. b. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran. c. Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM d. Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik Koperasi dan UMKM. e. Memperkuat permodalan dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan. f. Mewujudkan Smesco UKM menjadi Icon Industry kreatif dan pemberdayaan KUKM Nasional. 6. Penyediaan akses pembiayaan KUMKM dengan : a. Kredit Usaha Rakyat (KUR) terdistribusi 20 T/tahun b. Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM. c. Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan lembaga pembiayaan lainnya. d. Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan pengawasan KSP/USP. e. Memperkuat permodalan dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra sentra termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan. 7. Pengembangan wirausaha KUKM baru dengan terciptanya wirausaha baru dari kalangan sarjana. 8. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada KUMKM dengan : a. Terselenggarakannya penataan birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan bertanggungjawab. b. Tersedia dan terlaksananya peraturan perundang undangan dan kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan Koperasi dan UMKM. 8

15 c. Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, propinsi, kabupaten dan kota. d. Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam pemberdayaan Koperasi dan UMKM. e. Sistem informasi KUKM on line V. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI Dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal ke depan, Kementerian Koperasi dan UKM, telah menetapkan 5 (lima) arah kebijakan prioritas bidang pemberdayaan koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima tahun mendatang. 1. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM. 2. Peningkatan akses kepada sumber daya produktif. 3. Pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM. 4. Peningkatan Daya Saing SDM koperasi dan UMKM. 5. Penguatan kelembagaan koperasi. Secara spesifik, dalam rangka mencapai hasil akhir yang optimum Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan strategi pemberdayaan koperasi dan UKM sebagai berikut: V. 1. Strategi Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM Aspek penting dalam peningkatan iklim usaha adalah pengembangan perundang undangan dan kebijakan yang memudahkan dan berpihak pada tumbuh kembangnya koperasi dan UMKM secara nasional. Termasuk dalam hal ini adalah: Penataan peraturan perundang undangan di bidang koperasi dan UMKM; Sinkronisasi peraturan perundang undangan tingkat nasional dan daerah (Peraturan daerah, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota). Di sisi lain perlu pula untuk melakukan pengembangan berbagai kebijakan bidang LKM dan KSP/KJKS; pembentukan forum dan peningkatan koordinasi; Peningkatan kemampuan dan kualitas aparat khususnya di daerah, pengembangan dan dukungan kegiatan kajian terapan seperti OVOP dalam rangka peningkatan nilai tambah Produk Unggulan; Pengembangan hasil Kerjasama Internasional; Pengembangan model dalam Penerapan teknologi dan hasil hasil kajian dan penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha koperasi dan UMKM; Pengembangan dan peningkatan kualitas informasi koperasi dan UMKM, termasuk pengembangan sistem dan jaringan informasinya. 9

16 V. 2. Strategi Peningkatan Akses Kepada Sumber Daya Produktif Peningkatan akses kepada sumber daya produktif di antaranya berkaitan secara langsung dengan pembiayaan. Oleh karena itu strategi pengembangannya ditujukan pada penguatan permodalan bagi koperasi dan UMKM dalam berbagai bentuk skim kredit, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan berbagai bentuk skim lainnya yang berkesesuaian dengan kondisi dan kebutuhan koperasi dan UMKM, termasuk pembiyaan setelah sertifikasi tanah. Untuk memberikan cakupan yang lebih luas, selain dukungan dan pembiayaan langsung kepada pelaku usaha, pengembangan ditujukan pada LKM yaitu KSP/USP Koperasi baik konvensional maupun syariah. Dalam hal ini perlu diupayakan solusi penurunan suku bunga pinjaman dan berbagai kemudahan lain, khususnya bagi kredit mikro dan kecil. Selain aspek dukungan pembiayaan, dalam rangka restrukturisasi usaha perlu dikembangkan berbagai bentuk peningkatan dan atau perbaikan struktur kemampuan usaha yang berkaitan langsung dengan pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, dalam bentuk restrukturisasi manajemen dan kelembagaan usaha, peningkatan produktivitas dan mutu, pemberdayaan lembaga pengembangan bisnis, fasilitasi investasi koperasi dan UMKM dan pengembangan sistem bisnis. Dalam rangka memberikan layanan pembiayaan secara spesifik kepada koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM telah menugaskan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB KUKM) yang secara khusus memberikan pinjaman dan bentuk pembiayaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM. Lingkup pembiayaan dilakukan dalam bentuk pembiayaan kepada koperasi sektor rill; Pinjaman kepada koperasi dan UMKM strategis melalui lembaga perantara; Pembiayaan kepada koperasi dan UMKM melalui Perusahaan Modal Ventura (PMV); Pembiayaan kepada KSP/USP koperasi primer dan/atau KJKS/UJKS koperasi primer; Pembiayaan kepada UMK melalui KJKS dan UJKS koperasi sekunder; dan Pembiayaan kepada UKM melalui KSP dan USP koperasi sekunder. V. 3. Strategi Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi Koperasi dan UMKM Peningkatan produksi merupakan mata rantai dalam pengembangan pemasaran dan jaringan usaha koperasi dan UMKM. Koordinasi antara produksi dan pemasaran mutlak dilakukan untuk mengarahkan pada upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM yang padu dan berkesinambungan. 10

17 Aspek penting dalam produksi adalah peningkatan nilai tambah dengan pemanfaatan teknologi yang dipandu oleh perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya nano teknologi, yang kaya inovasi produk. Adapun aspek penting dalam pemasaran dan penguatan jaringan usaha ditujukan pada penguasaan pasar dalam negeri dan peningkatan pasar ekspor. Dalam kaitan itu, secara khusus Kementerian Koperasi dan UKM telah menugaskan Lembaga Layanan Pemasaran KUKM (LPP KUKM) sebagai unit bisnis yang mandiri, tetapi tetap merupakan unit kerja di bawah Kementerian untuk memberikan fasilitasi promosi produk KUKM di pasar domestik maupun internasional. Lingkup kegiatannya adalah promosi produk unggulan, menyediakan informasi pasar, dan menyediakan sumber daya manusia untuk menjalankan fungsi pemasaran dan pelatihan pemasaran produk KUKM. V. 4. Strategi Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM Pengembangan sumber daya manusia merupakan bagian dari upaya penumbuhan kualitas dan jumlah wirausaha. Dalam hal ini aspek penting dalam pengembangan SDM berkaitan dengan kewirausahaan, perkoperasian, manajerial, keahlian teknis dan keterampilan dasar (live skill). Upaya Peningkatan Dayasaing SDM Koperasi dan UMKM dilakukan dengan: a. Pengembangan sistem penumbuhan wirausaha baru dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; mendorong, mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian; memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; serta membentuk dan mengembangkan lembaga diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreatifitas bisnis, keahlian teknis dan keterampilan dasar (live skill) dan penciptaan wirausaha baru. b. Penerapan standar kompetensi dan sertifikasi SDM pengelola koperasi jasa keuangan dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; meningkatkan keterampilan teknis pengelolaan keuangan dan manajerial. c. Peningkatan kapasitas SDM koperasi dan UMKM dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; Pengembangan wira koperasi, pengembangan keahlian dan keterampilan teknis (alih teknologi dan inovasi produk/nano teknologi) dan peningkatan penerapan manajemen modern. d. Pengembangan kelembagaan diklat KUMKM dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; revitalisasi dan penumbuhan lembaga diklat dan inkubator melalui kerjasama dan kemitraan dengan perguruan tinggi, swasta nasional dan asing. 11

18 V. 5. Strategi Penguatan Kelembagaan Koperasi Upaya penguatan kelembagaan koperasi dan UMKM, selain tujukan pada peningkatan kualitas kelembagaan, juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelaku usaha. Oleh karena itu strategi penguatan kelembagaan, merupakan bentuk penataan kelembagaan baik dalam arti legal formal, maupun peningkatan akuntabilitas pegelolaan kelembagaan koperasi. Aspek penting dalam pengutan kelembagaan ini berkaitan dengan Peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi termasuk dalam hal ini adalah pemeringkatan koperasi dengan melakukan upaya meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi secara berjenjang melalui membangunkan (awakening), pemberdayaan (empowering), pengembangan (developing), penguatan (strengthening); Penataan administrasi dan evaluasi pemberian badan hukum koperasi; Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemas KOP); Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan dan pemberdayaan KUMKM; serta Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi. V. 6. Strategi Umum a. Strategi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM terkait secara langsung dengan pembina koperasi, yakni seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan UKM dan dinas/lembaga/badan yang menanggani koperasi dan UKM di propinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu perlu pengembangan dan peningkatan tata kelola organisasi dan kualitas kinerja serta pertanggungjawaban publik, serta peningkatan akuntabilitas dan pengawasan (keinspektoratan). Dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, Kementerian Koperasi dan UKM perlu merubah semangat birokrasi model lama, menjadi kekuatan organisasi yang mengedepankan nilai nilai profesional, kewirausahaan dan corporateness. Keinginan untuk melakukan perubahan demikian, disadari telah menjadi bagian penting dalam proses pembangunan pada masa kini dan mendatang. Terlebih lagi masyarakat telah semakin kritis dan berani dalam menyampaikan kritik dan penilaian terhadap kinerja pemerintah. Asas asas umum dalam penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan 12

19 umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Perlu digarisbawahi bahwa aspek pentingnya adalah pelayanan dan bukan mencari keuntungan tetapi bersifat pemberdayaan. Peningkatan kualitas dan kapasitas aparatur baik secara struktural maupun fungsional harus dilakukan secara gradual. Penataan secara mendasar kondisi struktur dan fungsi aparatur yang membidangi koperasi dan UKM perlu dilakukan, terutama dengan merubah mindset menjadi kekinian yang mengedepankan kinerja (birokrasi berbasis kinerja), dengan tanpa menghilangkan tugas dan wewenangnya sebagai organisasi pemerintah. Dalam hal ini perubahan dilakukan sejak tahap rekrutmen, perkembangan karier secara transparan, akuntabel dan berdasarkan prestasi (merit based), serta aturan disiplin dan pemberhentian pegawai negeri sipil. Dalam rangka meningkatkan kinerja dilakukan dengan memerbaiki prosedur kerja (business process), pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kecepatan dan keakuratan layanan, dan mengatur kembali struktur organisasi agar makin efisien dan efektif dalam menjalankan fungsi pelayanan publik, regulasi, pengawasan dan penegakan aturan. Terkait dengan itu maka perlu perbaikan remunerasi sehingga makin mencerminkan resiko, tanggung jawab, beban kerja yang realistis dan berimbang. Di sisi lain perlu pula memperbaiki sistem dan tunjangan pensiun agar mencerminkan imbalan prestasi yang manusiawi namun tetap dapat dipenuhi oleh kemampuan anggaran. Adapun untuk melakukan peningkatan capaian kinerja dilakukan dengan pengawasan kinerja dan dampak reformasi, termasuk pemberantasan korupsi dan penerapan disiplin dan hukuman yang tegas bagi pelanggaran sumpah jabatan, aturan, disiplin, dan etika kerja birokrasi. Selaras dengan itu perlu ditingkatkan transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan dengan perumusan standar pelayanan minimum yang diketahui masyarakat beserta pemantauan pelaksanaannya oleh masyarakat. b. Strategi Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Dukungan sarana dan prasarana sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UKM. Namun demikian perlu dicatat bahwa sarana prasarana yang ada perlu dimanfaatkan dengan baik dan optimal dalam rangka menjalankan efisiensi dan efektivitas kinerja 13

20 program dan kegiatan. Dalam kaitan itu perlu peningkatan, pembenahan dan pembangunan kembali beberapa sarana dan prasarana yang memadai yang secara langsung berpegaruh terhadap peningkatan kinerja program dan kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM di tanah air. VI. PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN Dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana telah diuraikan secara panjang lebar, khususnya menyangkut penugasan sesuai RPJPN periode dan RPJMN , dan sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I, serta amanah UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yang menugaskan Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyelenggarakan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. Atas dasar itu Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan program dan kegiatan sebagai berikut: A. Program Generik A. 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya a. Pelaksanaan Anggaran dan Penatausahaan dan Inventarisasi BMN b. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender Bidang KUMKM c. Evaluasi, Pelaporan, Data dan Informasi d. Peningkatan Kerjasama Luar Negeri Bidang KUMKM e. Perencanaan Penyusunan Program dan Koordinasi f. Pengawasan g. Pemeliharaan (Langganan daya dan jasa) h. Kehumasan dan pendidikan pelatihan aparatur i. Dukungan pemberdayaan KUKM di daerah A. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi dan UKM a. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender Bidang KUMKM b. Pengembangan Pusdiklat Terpadu Peningkatan SDM KUKM di Cisarua Bogor c. Pengembangan Wisma SMESCO KUKM dan Rumah Dinas Pejabat Eselon I dan II Jend. Gatot Subroto d. Pengembangan Pusat Bisnis KUMKM Jl. MT. Haryono Kav Jakarta Selatan. 14

21 e. Rehabilitasi/Perbaikan Sarana dan Prasarana Kantor. B. Program Teknis Program Teknis Kementerian Koperasi dan UKM adalah Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. B.1. Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM Kegiatan prioritas sesuai RPJMN , dalam rangka peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM, sebagai Prioritas Bidang Pembangunan Nasional adalah: 1. Penataan peraturan perundang undangan terkait perkoperasian, LKM, pendaftaran dan perijinan usaha, lokasi usaha, penggunaan produksi dalam negeri, dan penyebarluasan teknologi tepat guna, beserta ketentuan pelaksanaannya. 2. Peninjauan dan penghapusan berbagai pungutan yang merugikan koperasi dan UMKM, baik yang sektoral maupun spesifik daerah 3. Pembentukan forum koordinasi pemberdayaan koperasi dan UMKM Selain kegiatan prioritas di atas, kegiatan Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UMKM yang mendapatkan perhatian besar di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM adalah: 1. Perluasan penerapan penilaian dampak regulasi/kebijakan nasional dan daerah terhadap perkembangan dan kinerja koperasi dan UMKM 2. Peningkatan koordinasi lintas pelaku tingkat nasional dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM di bidang kelembagaan 3. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM di tingkat nasional di bidang restrukturisasi usaha 4. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM di tingkat nasional di bidang pemasaran dan jaringan usaha 5. Peningkatan koordinasi lintas pelaku dalam penyelarasan upaya upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM Bidang Produksi di tingkat nasional 6. Koordinasi dan sinkronisasi Pengembangan SDM KUMKM 15

22 B.2. Peningkatan Akses terhadap Sumber Daya Produktif Kegiatan Prioritas Nasional Penanggulangan Kemiskinan sesuai RPJMN , dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber daya produktif, substansi inti adalah Kredit Usaha Rakyat melalui : 1. Perluasan pelayanan kredit/ pembiayaan bank bagi koperasi dan UMKM, yang didukung pengembangan sinergi dan kerja sama dengan lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya. 2. Peningkatan peran lembaga keuangan bukan bank, seperti KSP/KJKS, perusahaan modal ventura, anjak piutang, sewa guna usaha, pegadaian serta Lembaga Penjaminan Kredit dalam mendukung pembiayaan bagi koperasi dan UMKM 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM), termasuk untuk akreditasi dan sertifikasi pelayanan LKM, termasuk LKM yang berbadan hukum koperasi. 4. Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi. Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN , dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber daya produktif, sebagai Prioritas Bidang Pembangunan Nasional adalah: 1. Peningkatan peran Pemda, BUMN dan lembaga swadaya masyarakat dalam penyediaan dukungan pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, yang didukung penyelarasannya dengan program program pembiayaan nasional bagi koperasi dan UMKM. 2. Penyediaan skim skim pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas usaha mikro, seperti dana bergulir, bantuan sosial tanggung renteng. 3. Dukungan pengenalan teknologi bagi usaha skala mikro dan kecil, tidak terkecuali bagi sektor informal. 4. Pemasyarakatan dan pembinaan kewirausahaan dan budaya usaha bagi masyarakat, termasuk usaha skala mikro dan kecil. Sedangkan kegiatan peningkatan akses terhadap sumber daya produktif di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di atas adalah: 1. Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit serta Pengambangan Sektor Strategis 2. Pengembangan dan peningkatan kualitas informasi koperasi dan UMKM, termasuk pengembangan sistem dan jaringan informasinya. 3. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi dan berorietasi ekspor. 16

23 4. Program Pembiayaan Dana Bergulir KUMKM 5. Pengembangan Pendanaan Bagi KUMKM Termasuk Penyediaan Dana Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Pengembangan Sistem Jaringan Informasi Pembiayaan 6. Pengembangan dan Pengendalian Simpan Pinjam Termasuk Pendirian Lembaga Pengembangan dan Pengawasan KSP/KJKS dan Induk Pembiayaan LKM (APEX LKM). 7. Pengembangan Permodalan, Kredit Program dan Skim Kredit Lainnya. 8. Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan, Penerapan Kebijakan. 9. Perpajakan, dan Sinergi Pembiayaan melalui anggaran daerah. 10. Pengembangan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit Termasuk Pendirian LPS Bagi Anggota KSP/KJKS. 11. Penyusunan blueprint Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan. 12. Penyediaan sistem insentif bagi penerapan standar kualitas produk dan jasa yang dihasilkan koperasi dan UMKM. 13. Pengembangan sistem jaring pengaman dan perlindungan usaha bagi koperasi dan UMKM, termasuk advokasi hukum terkait persaingan usaha dan HaKI. 14. Pengembangan jasa pendampingan dan konsultasi keuangan bagi koperasi dan UMKM. 15. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa pengembangan dan penyelenggaraan pendampingan usaha bagi koperasi dan UMKM, terkait aspekaspek teknologi, manajemen, pemasaran, informasi, dan kerja sama usaha. B.3. Pengembangan Produk dan Pemasaran bagi Koperasi dan UMKM Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN , dalam rangka pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, meliputi: 1. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor. 2. Pengembangan dan penguatan sentra sentra produksi/klaster usaha skala mikro dan kecil, terutama di daerah tertinggal dan terisolir. 3. Dukungan pengembangan kemitraan yang melibatkan koperasi dan UMKM dalam pengembangan produk produk unggulan yang berbasis rantai nilai, subkontrak, alih teknologi, pemasaran/ekspor, atau investasi. 4. Dukungan pemasaran produk dan jasa koperasi dan UMKM melalui pengembangan dan penguatan kelembagaan, informasi pasar dan jaringan pemasaran baik domestik maupun ekspor. 5. Dukungan sistem insentif bagi penyedia jasa pendampingan dan konsultasi keuangan yang mendukung peningkatan akses koperasi dan UMKM kepada sumber sumber pembiayaan. 17

24 Sedangkan kegiatan pengembangan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di atas adalah: 1. Peningkatan peran UKM dalam pengembangan ekonomi daerah 2. Pengembangan sumberdaya koperasi dan UKM dalam peningkatan ekonomi kawasan 3. Penyediaan sistem insentif dan pembinaan bagi UMKM yang berbasis inovasi dan berorientasi ekspor. 4. Peningkatan Kapasitas Kerjasama dan Jaringan B.4. Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM Kegiatan Prioritas Bidang Penanggulangan Kemiskinan sesuai RPJMN , dalam rangka Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM, meliputi : 1. Penyusunan blueprint pengembangan kewirausahaan nasional yang didukung pembenahan pranata kelembagaan 2. Dukungan pengembangan wirausaha baru melalui inkubator teknologi dan bisnis, serta pola pola pengembangan lainnya sesuai blueprint pengembangan kewirausahaan 3. Peningkatan kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi 4. Revitalisasi, dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan koperasi dan UMKM Sedangkan kegiatan Peningkatan Daya Saing SDM Koperasi dan UMKM di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di atas adalah: 1. Peningkatan Pengembangan SDM KUMKM melalui kerjasama Luar Negeri 2. Pemahaman perkoperasian melalui pendidikan formal dan non Formal 3. Pengembangan peran serta masyarakat dalam pengembangan SDM KUMKM 4. Peningkatan monitoring dan evaluasi diklat KUMKM B.5. Penguatan Kelembagaan Koperasi Kegiatan prioritas bidang sesuai RPJMN , dalam rangka penguatan kelembagaan koperasi, meliputi: 1. Penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat luas yang disertai dengan pemasyarakatan contoh contoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan nilai nilai dan prinsip prinsip koperasi yang baik. 18

25 2. Peningkatan kualitas administrasi dan pengawasan pemberian badan hukum koperasi 3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan usaha dan jaringan kerja sama usaha antar koperasi, termasuk pengembangan koperasi sekunder 4. Peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi 5. Peningkatan kemampuan pembina koperasi. Sedangkan kegiatan penguatan kelembagaan koperasi di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM yang terkait dengan kegiatan prioritas di atas adalah: 1. Penyelenggaraan penyuluhan perkoperasian bagi masyarakat 2. Pengembangan Sistem Advokasi bagi Koperasi dan UMKM 3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan usaha dan jaringan kerja sama usaha antar koperasi, termasuk pengembangan koperasi sekunder 4. Penguatan gerakan koperasi untuk lebih berperan di dalam membangun kemandirian koperasi 5. Peningkatan peran Koperasi dalam pengembangan ekonomi daerah VII. PROGRAM/KEGIATAN DAN RENCANA KERJA BERDASARKAN UNIT ESELON I Agar proses pertanggungjawaban terhadap program dan kegiatan dapat dengan mudah dilakukan dan melekat dalam struktur organisasi Kementerian Koperasi dan UKM, serta merujuk keberadaan Surat Edaran Bersama Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009 dan SE 1846/MK/2009 tanggal 19 Juni 2009, tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran mengimplementasikan fokus program tersebut di atas dengan pendekatan Kedeputian sesuai dengan Tugas dan Fungsinya, maka Kementerian Koperasi dan UKM serta menginisiasi program, kegiatan dan rencana kerja berdasarkan unit eselon I, sebagai berikut: A. Deputi Bidang Kelembagaan, dengan prioritas kegiatan: 1. Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM meliputi: a. Pelaksanaan penilaian koperasi sebagai sarana penilaian koperasi berkualitas; b. Terlaksananya sosialisasi program Gemaskop; 19

26 c. Bimbingan teknis tentang perkoperasian kepada aparat pembina; d. Penguatan kelembagaan koperasi melalui temu konsultasi nasional; e. Badan Hukum koperasi yang diumumkan dalam berita negara. 2. Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi melalui: a. Pengesahan akta pendirian koperasi tingkat Nasional; b. Sistem administrasi Badan Hukum koperasi berbasis IT; c. Menerbitkan surat ijin pembukaan kantor cabang KSP/USP; d. Temu konsultasi perkoperasian dengan NPAK. 3. Penataan Peraturan Perundang Undangan, meliputi: a. Penyempurnaan Undang Undang Koperasi dan Peraturan pelaksanaannya; b. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah pelaksanaan UU No.20 tahun 2008; c. Penelaahan Perda yang menghambat perkembangan Koperasi; d. Sosialiasi peraturan dibidang perkoperasian. 4. Pengembangan keanggotaan koperasi melalui peningkatan kerjasama koperasi dan penyuluhan dalam rangka gerakan masyarakat sadar koperasi (GEMASKOP) melalui: a. Sosialisasi program GEMASKOP kepada tokoh masyarakat/kelompok strategis, kelompok ekonomi produktif dan gerakan koperasi; b. Semiloka peningkatan peran koperasi siswa sebagai laboratorim perkoperasian; c. Sosialisasi model kerjasama koperasi sekunder primer d. Edukasi pendampingan dan ujicoba pola hubungan koperasi sekunderprimer; e. Pendampingan koperasi dalam pelaksanaan RAT; f. Sosialisasi peningkatan kapasitas anggota koperasi. 5. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dibidang Pengendalian dan Akuntabilitas koperasi melalui: a. Menerapkan pertanggungjawaban laporan keuangan yang transparan dan akuntabel; b. Bimbingan teknis tentang perkoperasian kepada aparat pembina; c. Menerapkan dan akuntabilitas keuangan koperasi. 6. Koordinasi Monitoring dan evaluasi program pemberdayaan koprasi dan UKM melalui pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pemberdayaan kelembagaan koperasi dan UMKM. 20

27 B. Deputi Bidang Produksi, dengan Prioritas Kegiatan: 1. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, melalui: a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUKM di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha KUKM dibidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura. 2. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang kehutanan dan perkebunan, melalui: a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUKM d ibidang kehutanan dan perkebunan; b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha KUKM di bidang kehutanan dan perkebunan; c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan. 3. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM di bidang perikanan dan peternakan, melalui: a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUKM dibidang perikanan dan peternakan; b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha KUKM dibidang perikanan dan peternakan; c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang perikanan dan peternakan. 4. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang industri kerajinan dan pertambangan, melalui: a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUKM dibidang industri kerajinan dan pertambangan; b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha KUKM dibidang industri kerajinan dan pertambangan; c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang industri kerajinan dan pertambangan. 5. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha, melalui: a. Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUKM dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; b. Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha KUKM dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; 21

28 c. Bantuan pengembangan koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; d. Koordinasi dalam rangka penyelarasan program pemberdayaan KUKM di bidang deputi bidang produksi; e. Koordinasi dan sosialisasi dalam rangka pemantapan produktivitas KUKM di bidang produksi. C. Deputi Bidang Pembiayaan, dengan Prioritas Kegiatan: 1. Pengembangan dan Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM, melalui: a. Lembaga pembiayaan bukan bank yang dibentuk; b. Bimbingan teknis optimalisasi bidang pendanaan jangka menengah dan jangka panjang; c. Sistem jaringan kerjasama pembiayaan antar koperasi (primer dan sekunder); d. Naskah kerjasama pembiayaan. 2. Pengembangan, pengendalian dan pengawasan KSP/USP Koperasi, KJKS/UJKS Koperasi dan LKM melalui; a. LKM yang terdaftar dan rerakreditasi sesua dengan badan hukum koperasi; b. Rancangan peraturan Lembaga Keuangan Mikro; c. Rancangan peraturan pengembangan dan pengawasan KSP/KJKS; d. Rancangan peraturan lembaga APEX LKM/Koperasi Simpan Pinjam. 3. Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, melalui: a. Linkage program antara Bank Umum dengan koperasi; b. Koperasi penerima bantuan dana program penyediaan dana bagi perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro; c. Pendampingan konsultan keuangan yang ditingkatkan kapasitasnya; d. Konsultasi Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang ditingkatkan kapasitasnya; e. Koperasi dan UMKM yang sudah memanfaatkan jasa pendampingan dan konsultan keuangan, baik yang disediakan pemerintah, swasta maupun masyarakat; f. Skim kredit/pembiayaan bagi koperasi, usaha mikro dan kecil. 4. Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM melalui: a. Pelayanan kredit/pembiayaan bagi koperasi dan UMKM melalui KBPR/BPR, LKBB & LKM; b. Dukungan pembiayaan bagi KUMKM melalui dana APBD. 22

29 5. Pengembangan pembiayaan, penjaminan kredit dan pengembangan sektor strategis bagi Koperasi dan UMKM melalui: a. Jumlah PPKD yang melaksanakan Co guarentee dengan Lembaga Penjamin Nasional; b. Memfasilitasi pembentukan perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD) D. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, dengan Prioritas kegiatan; 1. Pengembangan dan perluasan pasar ekspor Koperasi dan UKM, melalui: akses pasar KUKM di pasar Internasional. 2. Pengembangan sarana usaha pemasaran KUMKM, melalui: fungsi dan kualitas sarana prasarana pemasaran melalui koperasi. 3. Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM, melalui: kemitraan pemasaran produk KUMKM. 4. Pengembangan jaringan pemasaran produk Koperasi dan UMKM, melalui: akses pasar produk KUMKM dalam negeri. 5. Pengembangan promosi produk Koperasi dan UKM, melalui: akses promosi bagi produk KUMKM. 6. Penyusunan program monitoring evaluasi bidang pemasaran dan jaringan usaha, melalui: sistem penyusunan rencana kerja/teknis/program evaluasi bidang pemasaran dan jaringan usaha UMKM. E. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia 1. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola LKM/KSP USP melalui; a. Pelatihan kepada pengelola LKM; b. Pelatihan kepada manajer/kepala cabang KJK yang diikutkan diklat dan sertifikasi kompetensi LKM; c. Peningkatan fungsi lembaga pendidikandan pelatihan profesi (LPD) KJK dan tempat uji kompetensi (TUK). 2. Pemasyarakatan dan pengembangan kewirausahaan melalui; a. Blueprint pengembangan kewirausahaan; b. Pemasyarakatan kewirausahaan; c. Diklat kewirausahaan, wirausaha lanjutan dan calon wirausaha baru. 3. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah serta pengelola koperasi melalui; a. Penyempurnaan kurikulum dan modul diklat vocational; b. Diklat keterampilan teknis/vocational dan manajerial; 23

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

yang diperingkat 500 orang

yang diperingkat 500 orang JAKARTA, 2013 Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pembangunan koperasi dan UKM di Indonesia pada periode

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2014 Menteri, DR. Syarief Hasan. Page i

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2014 Menteri, DR. Syarief Hasan. Page i KATA PENGANTAR Pelaksanaan Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 a b LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Ucapan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya telah tersusun Laporan

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi diselaraskan dengan tujuan pembangunan koperasi dan UMKM yang tercantum pada Pola

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Per/M.KUKM/VI/2016 TENTANG PENDATAAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dalam rangka mengimplementasikan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN PASAR KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO Jl. Imam Bonjol 13 Telp/Fax (0342) 801833,812549 Email : diskopum@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 1. Visi Terwujudnya, Usaha Mikro, Kecil dan berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian daerah 2. Misi 1. Mewujudkan yang berkualitas dan sehat 2. Meningkatnya pertumbuhan koperasi dan UMKM serta

Lebih terperinci

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/1998, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL *35684 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 1998 (32/1998) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Meningkatnya

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012-2014

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012-2014 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012-2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2012 a PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 A. DASAR PELAKSANAAN 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI DAN UKM INSI JAWA TIMUR 1 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dokumen Rencana Kerja (Renja) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp. 0351 895047 Magetan TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan segala puji dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Koperasi dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1394 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR Menimbang

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 /Per/M.KUKM/I/2013 TENTANG PEDOMAN REVITALISASI

Lebih terperinci