BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM"

Transkripsi

1 BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun disusun berdasarkan berbagai perspektif secara berimbang, yang mencakup: perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses internal, perspektif analisis biaya dan manfaat. Perspektif analisis biaya dan manfaat ini dapat dibedakan dalam tiga perspektif, yaitu: perspektif biaya sosial yang rendah, perspektif manfaat yang optimal, dan perspektif politik dalam pembangunan nasional. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sumberdaya manusia menjadi kunci utama untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Koperasi dan UKM, dan sekaligus mewujudkan Koperasi dan UKM sebagai organisasi pembelajaran yang tumbuh dinamis. Peningkatan kompetensi dan komitmen pegawai Koperasi dan UKM diyakini sebagai landasan untuk keberhasilan koperasi dan UMKM di Indonesia. Untuk itu, sasaran stratejik yang ditetapkan berkaitan dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah: kompetensi dan komitmen jajaran Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam rangka mendinamisasi di Indonesia. Perspektif Proses Internal Pembangunan nasional memerlukan kepekaan pemerintah untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya dan merumuskan kebijakan secara terintegrasi dan akuntabel, yang dapat diterima secara baik oleh masyarakat. Koperasi dan UKM berupaya memiliki lima kapabilitas sebagai berikut: (1) kemampuan mengidentifikasi permasalahan, (2) kemampuan merumuskan dan memasyarakatkan kebijakan, (3) kemampuan untuk bergerak cepat, responsif dan bertindak secara fleksibel, (4) kemampuan berkoordinasi dengan lintas pelaku, dan (5) kemampuan meningkatkan akuntabilitas dan pengawasan di Indonesia. 40

2 Koperasi dan UKM selama periode tahun dalam perspektif proses intern adalah: 1. pengkajian untuk perumusan dan evaluasi kebijakan di Indonesia; 2. perencanaan, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan di Indonesia; 3. dan kualitas pelayanan publik Koperasi dan UKM; 4. koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan UMKM; dan 5. pengawasan dan akuntabilitas koperasi dan UMKM di Indonesia. Perspektif Biaya Sosial Spektrum bersifat sangat luas dan lintas sektoral dengan keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga peran serta masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Peran serta masyarakat yang tinggi akan menjamin pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan memiliki dampak biaya sosial yang terendah, termasuk penggunaan anggaran belanja negara secara efisien. Untuk itu, Koperasi dan UKM menetapkan sasaran stratejik selama periode tahun dalam perspektif biaya sosial adalah: 1. sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam koperasi dan UMKM di Indonesia; dan 2. dan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara untuk koperasi dan UMKM di Indonesia. Perspektif Manfaat Pemberdayaan Pemberdayaan harus memberikan manfaat yang maksimal dan berkelanjutan untuk pengembangan usaha koperasi dan UMKM di Indonesia dengan fokus pada peningkatan produktivitas, daya saing dan kemandirian di pasar dalam dan luar negeri. Dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian, maka Koperasi dan UKM menetapkan sasaran stratejik selama periode tahun sebagai berikut: 1. Terwujudnya lingkungan usaha yang kondusif bagi usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan di Indonesia; 2. produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia; 3. daya saing usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia; 41

3 4. Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi berkembangnya unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C. 5. Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuhnya 6 (enam) juta unit usaha UMKM baru di Indonesia. Perspektif Politik Dalam Pembangunan Nasional Pembangunan nasional merupakan salah satu wujud memenuhi janji politik pemerintah kepada masyarakat pemilih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional, seperti: pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial, pertumbuhan ekonomi nasional dan lain-lain. Mengingat koperasi dan UMKM merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, maka harus mampu memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional dan sekaligus mewujudkan sasaran Kabinet Indonesia Bersatu. Untuk itu, Koperasi dan UKM menetapkan sasaran stratejik selama periode tahun dalam persepektif politik pembangunan nasional sebagai berikut: 1. kontribusi dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi nasional dan pembentukan ekspor nasional; 2. kontribusi dalam peningkatan daya saing dan daya tahan ekonomi nasional;; 3. kontribusi dalam penyediaan kesempatan kerja bagi lebih dari 10 juta orang; 4. kontribusi dalam penurunan angka kemiskinan; dan 5. kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. B. INISIATIF STRATEJIK Inisiatif Stratejik merupakan program aksi yang bersifat stratejik dan berkesinambungan untuk mewujudkan sasaran stratejik. Inisiatif stratejik terdiri dari beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam beberapa periode tahun anggaran secara berkelanjutan. Sasaran stratejik yang terdapat dalam perspektif politik pembangunan nasional merupakan hasil perwujudan berbagai sasaran stratejik di perspektif manfaat, perspektif biaya sosial, perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh karena itu, dalam perencanaan stratejik hanya merumuskan inisiatif stratejik di empat perspektif: manfaat, biaya sosial, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 42

4 Inisiatif stratejik yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun dapat diikuti pada tabel 6.1. Tabel 6.1 Sasaran dan Inisiatif Stratejik koperasi dan UKM Periode Tahun Perspektif Inisiatif Stratejik Pembelajaran 1. kompetensi jajaran 1. Pengembangan kapabilitas dan Koperasi dan UKM dalam pejabat Eselon I, II, III dan IV Pertumbuhan memberikan layanan kepada 2. Pengembangan kapabilitas masyarakat dalam rangka pegawai mendinamisasi 3. Penyediaan sarana kerja yang di Indonesia. memadai 4. Penyediaan fasilitas informasi 2. komitmen jajaran Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat. 1. Pengembangan mindset birokrasi yang efisien, efektif dan pelayanan publik. 2. Pelaksanaan internalisasi visi, misi, nilai, tujuan dan sasaran KUKM kepada seluruh jajaran KUKM. 3. Pengaturan penugasan dan tata kelola yang lebih adil dan merata serta berbasis kinerja. 4. Pengembangan evaluasi kinerja dan sistem penghargaan pegawai yang berbasis kinerja. 5. Pengembangan tim kerja yang dinamis 43

5 Lanjutan Tabel 6.1. Perspektif Inisiatif Stratejik Proses Internal 1. pengkajian 1. Peningkatan untuk perumusan dan evaluasi pengkajian untuk perumusan kebijakan di kebijakan Indonesia;, 2. Peningkatan pengkajian untuk evaluasi pelaksanaan. 2. perencanaan, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan di Indonesia; 3. dan kualitas pelayanan publik Koperasi dan UKM; 4. koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan UMKM; 1. Pengembangan sistem perencanaan program yang terintegrasi, berkelanjutan dan partisipatif, 2. Pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi (monev) yang efektif dan berkelanjutan, 3. Pengembangan sistem informasi yang mudah diakses publik, dan 4. Pengembangan database dan pelaporan 1. Pengembangan organisasi lintas fungsional 2. Pengembangan jejaring informasi 3. Pemanfaatan pengembangan teknologi 1. Pengembangan jejaring organisasi 2. Pengembangan forum koordinasi lintas pelaku 3. Pengembangan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi pemerintah 4. Pengembangan sistem koordinasi perencanaan dan pelaksanaan tugas di lingkungan Koperasi dan UKM. 44

6 Lanjutan Tabel 6.1. Perspektif Inisiatif Stratejik Proses Internal 5. pengawasan 1. Pengembangan sistem dan akuntabilitas pengawasan. 2. Pengembangan sistem akuntabilitas pelaksanaan 3. Pengembangan jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah Biaya Sosial 1. sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi 1. Pengembangan perspektif yang benar mengenai pemerintah dalam kepada instansi koperasi dan UMKM di Indonesia; pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. 2. Peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 3. Pengembangan kelembagaan UMKM 2. dan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara untuk koperasi dan UMKM. 1. Peningkatan efisiensi dan penggunaan anggaran sesuai ketentuan yang berlaku, dan 2. Peningkatan alokasi APBN/APBD untuk 45

7 Lanjutan Tabel 6.1. Perspektif Inisiatif Stratejik Manfaat 1. Terwujudnya lingkungan usaha 1. Penyempurnaan peraturan Pemberdayaan yang kondusif bagi perundang-undangan, usaha koperasi 2. Peningkatan kelancaran arus dan UMKM pada berbagai barang dan jasa antar daerah, tingkatan pemerintahan di 3. Pengembangan pelayanan Indonesia; perijinan yang mudah, murah dan cepat bagi, 2. produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia; 1. Pemberdayaan usaha skala mikro, 2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi 3. daya saing usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia; 4. Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi berkembangnya unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C. 5. Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuhnya 6 (enam) juta unit UMKM baru di Indonesia. 1. Pengembangan keunggulan kompetitif UKM, 2. Pengembangan sistem insentif untuk memacu UKM berbasis teknologi dan pengetahuan, 3. Pengembangan kemitraan usaha nasional 1. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 2. Pemberdayaan usaha koperasi 3. Pengembangan sistem perlindungan kepada koperasi 1. Pengembangan kewirausahaan 2. Pengembangan sistem insentif untuk tumbuhnya wirausaha baru C. INDIKATOR KINERJA Sasaran stratejik dirumuskan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Koperasi dan UKM melalui berbagai inisiatif stratejik perlu ditetapkan ukuran pencapaiannya. Ada dua ukuran untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran stratejik, yaitu: (1) ukuran hasil dan (2) ukuran pemacu kinerja. Ukuran hasil digunakan untuk mengukur hasil, manfaat dan dampak keberhasilan dari inisiatif stratejik dan program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran stratejik yang ditetapkan. Ukuran pemacu kinerja adalah ukuran yang menunjukkan penyebab dicapainya ukuran hasil, yang umumnya berupa indikator keluaran dari inisiatif stratejik dan program pembangunan yang dilaksanakan. 46 Indikator keberhasilan pencapaian sasaran stratejik yang ditetapkan Koperasi dan UKM pada akhir tahun 2009 dapat diikuti pada tabel 6.2.

8 Sasaran Pembangunan Nasional Tabel 6.2. Tabel Indikator Kinerja Stratejik Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil dan Indikator Keluaran Dampak Target Target RPJM : P1 Peningkatan kesejahteraan kualitas masyarakat dan hidup Indeks Pembangunan Manusia Menurunnya jumlah usaha mikro yang miskin Peringkat 91 dari peringkat 112 (2003) P2 Penurunan kemiskinan angka Menurunnya angka kemiskinan menyerap tambahan 10 juta orang tenaga kerja Angka kemiskinan 8,2% P3 Penyediaan kesempatan kerja Menurunnya angka pengangguran terbuka. investasi dan pembiayaan Angka pengangguran terbuka 5,1% P4 Peningkatan daya saing dan daya tahan ekonomi nasional pertumbuhan ekonomi nasional stabilitas ekonomi makro: inflasi, nilai tukar, suku bunga,dan sektor riil dinamis. kontribusi dalam pertumbuhan PDB investasi masyarakat/pnb ekspor non migas Pertumbuhan ekonomi nasional 6,6% per tahun Investasi masyarakat/ PNB 24,4% Ekspor/PNB 8,7% Inflasi, nilai tukar dan suku bunga terkendali 7,6% atau 6% per tahun P5 Peningkatan kontribusi dalam perekonomian nasional Laju pertumbuhan ekspor lebih besar dari laju PDBnya ekspor nilai Laju ekspor > laju PDB 47

9 Lanjutan Tabel 6.2 Manfaat Pemberdayaan UMKM M1 Terwujudnya lingkungan usaha yang kondusif bagi Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil dan Indikator Keluaran Dampak Berkurangnya peraturan yang menghambat usaha pada berbagai tingkatan pemerintahan. Penyempurnaan UU tentang Koperasi, UU tentang UMKM, Evaluasi berbagai Perda dan pelaksanaannya. Menurunnya biaya transaksi UMKM Target Diundangkannya UU Koperasi, UU UMKM, Penyempurnaan peraturan yang menghambat pengembangan UMKM. kelancaran arus barang dan jasa. Menurunnya berbagai pungutan biaya usaha bagi UMKM, baik sektoral dan daerah. perdagangan UMKM antar daerah/ negara Meningkat dan meluasnya perijinan yang mudah, murah dan cepat, termasuk perijinan satu atap bagi. Terbitnya kebijakan ekonomi dan kebijakan pemerintah daerah yang pro. sosialisasi, monev dan fasilitasi perijinan satu atap kepada pemerintah propinsi, kabupaten/ kota. perspektif yang benar mengenai pembangunan di instansi terkait. 100% Propinsi 75% Kab/Kota menerapkan perijinan satu atap. Jumlah UMKM formal tumbuh 5% per tahun. Investasi UMKM tumbuh 2% per tahun 48

10 Lanjutan Tabel 6.2 M2 produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil dan Dampak Indikator Keluaran PDB kapasitas per tenaga kerja dan kualitas layanan UMKM pembiayaan kepada PDB usaha skala mikro. per Unit Usaha akses UMKM UKM ke perbankan dan sumber pembiayaan formal lainnya. akses UMKM ke pasar dalam dan luar negeri akses UMKM ke sumber informasi bisnis. akses UMKM ke sumberdaya alam. pasar jasa pengembangan bisnis. Berkembangnya sentra UMKM menjadi klaster bisnis UMKM Target Meningkat 10% dibandingkan tahun 2004 (ADHK 2000). M3 daya saing UMKM ekspor UMKM PDB UMKM kemitraan usaha nasional jumlah UMKM yang berbasis teknologi dan ekspor Tersedianya sistem insentif untuk memacu wirausaha berbasis teknologi dan pengetahuan Adanya forum fasilitasi kemitraan usaha antara UMKM dengan BUMN, usaha besar dan asing yang berbasis value chain. Ekspor UMKM tumbuh 5% per tahun PDB UMKM tumbuh di atas 6% per tahun. 20% usaha besar bermitra dengan berbasis value chain sesuai rantai pasokannya unit memiliki kualifikasi bermitra dengan usaha besar. 49

11 Lanjutan Tabel 6.2 M4 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi berkembang-nya unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C. Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil Indikator Keluaran dan Dampak Tertatanya administrasi kualitas dan pengawasan kelembagaan pemberian badan dan usaha hukum koperasi. koperasi. sosialisasi, monev dan fasilitasi bagi koperasi untuk penerapan jatidiri koperasi. sosialisasi, monev dan fasilitasi pedoman usaha koperasi. Fasilitasi pelatihan orang pengurus dan manajer koperasi Fasilitasi 100 Lapenkopda perlindungan pengawasan usaha kepada koperasi terutama koperasi dan kegiatan simpanpinjam perlindungan kepada anggota sosialisasi dari praktik dan fasilitasi koperasi yang pengembangan merugikan kewirakoperasian masyarakat masyarakat (anggota koperasi). Target unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C 100% Propinsi dan 80% Kabupaten/ Kota memiliki sistem perlindungan hukum bagi anggota koperasi. M5 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuhnya 6 (enam) juta unit UMKM baru di Indonesia. Tumbuhnya 6 juta UMKM baru pelaksanaan pemasyarakatan kewirausahaan. Tersedianya sistem insentif untuk menumbuhkan wirausaha baru Terlatih dan berperannya motivator kewirausahaan Tersedianya inkubator bisnis, penyedia BDS dan LKM di setiap kabupaten/kota secara memadai. Tersedianya sistem insentif dan akreditasi untuk lembaga diklat kewirausahaan unit UKM jasa keuangan, jasa persewaan dan jasa perusahaan. 100 unit usaha menengah di industri pengolahan yang terkait dengan UKM agrobisnis, dan unit industri rumah tangga dan kecil. 50

12 Lanjutan Tabel 6.2 Minimalisasi Biaya Sosial BS1 sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam koperasi dan UMKM di Indonesia BS2 dan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara untuk koperasi dan UMKM di Indonesia Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil dan Indikator Keluaran Dampak peran aktif dunia usaha, masyarakat dan instansi terkait untuk di Indonesia. efisiensi dan penggunaan APBN/APBD untuk. perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi UMKM yang bersifat partisipatif. koordinasi dan fasilitasi dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan instansi pembina dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Fasilitasi forum lintas pelaku termasuk MTAP di pusat dan daerah. Menstimulan dan memfasilitasi berperannya kelembagaan UMKM (asosiasi, Kadin) untuk mengadvokasi kepentingan UMKM. sosialisasi dan koordinasi untuk meningkatkan alokasi APBN/APBD untuk. Mengembangkan sistem insentif alokasi dana dekonsentrasi yang lebih adil dan berbasis kinerja. Target Jumlah alokasi kredit perbankan untuk dalam business plan meningkat 20% per tahun. 20% usaha besar memiliki keterkaitan usaha dengan. 80% instansi pemerintah memiliki program yang mendukung usaha. Alokasi APBN/APBD meningkat 10% per tahun. Penyerapan APBN/APBD secara efisien dan efektif. 51

13 Lanjutan Tabel 6.2 Proses Internal PI1 pengkajian untuk perumusan dan evaluasi kebijakan di Indonesia. PI2 perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian, serta pelaporan pembangu-nan di Indonesia. Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil Indikator Keluaran dan Dampak kualitas peraturan perundangundangan dan kebijakan sesuai dengan dinamika kebutuhan. perencanaan sesuai dengan dinamika kebutuhan. sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian. 75% kebijakan didasarkan pada hasil kajian. 50% hasil kajian dijadikan dasar untuk perumusan dan evaluasi kebijakan di berbagai tingkatan pemerintahan. sosialisasi hasil kajian, dan mudah diakses oleh masyarakat. Tersedianya perencanaan program sistem yang responsif terhadap kebutuhan dan potensi daerah. Tersedianya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian, serta pelaporan program dekonsentrasi Target 50% kebijakan pada berbagai tingkatan pemerintahan didasarkan pada hasil kajian. 90% dari program Koperasi dan UKM, serta 60% program yang strategis di tingkat propinsi, kabupaten/kota dapat diakses oleh masyarakat melalui internet. kemudahan akses masyarakat terhadap informasi hasil pelaksanaan pembangu-nan. Tersedianya sistem informasi yang mudah diakses masyarakat, yang didukung database yang mutakhir. 52

14 Lanjutan Tabel 6.2 Proses Internal PI3 dan kualitas pelayanan publik Koperasi dan UKM. PI4 koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di bidang. PI5 pengawasan dan akuntabilitas. Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil dan Indikator Keluaran Dampak kualitas dan kecepatan pelayanan publik Koperasi dan UKM. koordinasi perumusan kebijakan nasional di bidang. sinergi pada setiap tingkatan pemerintahan pengawasan dan akuntabilitas Adanya struktur organisasi dan tata kerja yang berbasis organisasi lintas fungsional. Tersedianya jejaring informasi yang berbasis intranet di lingkungan Koperasi dan UKM. Tersedianya teknologi sarana kerja yang mendukung pelaksanaan tugas jajaran Koperasi dan UKM Efektifnya forum koordinasi lintas instansi dan lintas pelaku. Efektifnya sistem koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangu-nan Efektifnya sistem pengawasan. Efektifnya pelaksanaan sistem akuntabilitas. Efektifnya jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah. Target Pengaduan atau keluhan masyarakat direspon kurang dari 1 minggu. 90% Propinsi dan 80% Kabupaten/ Kota memiliki program yang sinkron dengan program KUKM. 90% program pembangunan KUKM bernilai sangat baik dalam sistem AKIP, dan 10% bernilai baik. 53

15 Lanjutan Tabel 6.2 Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan PP1 kompetensi jajaran Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam rangka mendinamisasi di Indonesia PP2 komitmen jajaran koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Indikator Kinerja Stratejik Indikator Hasil dan Indikator Keluaran Dampak produktivitas dan kinerja Koperasi dan UKM kepuasan kerja jajaran Koperasi dan UKM Adanya diklat untuk pejabat eselon I, II, III dan IV. Adanya diklat untuk pegawai KUKM. Tersedianya sarana kerja yang memadai. Tersedianya fasilitas untuk mengakses informasi dan data, seperti: internet, perpustakaan, database, dll Efektifnya pengembangan mindset Birokrasi yang efisien dan efektif dalam memberikan layanan publik. Terwujudnya internalisasi visi, misi, tujuan dan nilai-nilai Koperasi dan UKM. Efektifnya pengaturan tugas dan tata kelola yang lebih adil dan merata serta berbasis kinerja, dengan mempertimbangkan kesejahteraan pegawai dalam tata pemerintahan yang baik. Efektifnya sistem evaluasi dan penghargaan pegawai yang berbasis kinerja. Terwujudnya pengembangan tim kerja yang dinamis dan kreatif. Target kualitas pelayanan publik secara cepat, tepat, transparan dan akuntabel. Indeks survei kepuasan pegawai pada nilai

16 D. PROGRAM PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Inisiatif stratejik perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk program koperasi dan UMKM yang akan dilaksanakan oleh Koperasi dan UKM selama periode tahun Keterkaitan sasaran stratejik, inisiatif stratejik dan program Koperasi dan UKM selama periode tahun dapat diikuti pada tabel 6.3. Tabel 6.3, Inisitif Stratejik dan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM Periode Tahun Pembelajaran dan Pertumbuhan PP1 kompetensi jajaran Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat. PP2 komitmen jajaran Koperasi dan UKM dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Inisiatif Stratejik 1. Pengembangan kapabilitas pejabat Eselon I, II, III dan IV 2. Pengembangan kapabilitas pegawai 3. Penyediaan sarana kerja yang memadai 4. Penyediaan fasilitas informasi 1. Pengembangan mindset PNS-Baru sesuai dengan dinamika birokrasi yang efisien, efektif dan pelayanan publik. 2. Pelaksanaan internalisasi visi, misi, nilai, tujuan dan sasaran KUKM kepada seluruh jajaran KUKM. 3. Pengaturan penugasan dan tata kelola yang lebih adil dan merata serta berbasis kinerja. 4. Pengembangan evaluasi kinerja dan sistem penghargaan pegawai yang berbasis kinerja. 5. Pengembangan tim kerja yang dinamis Program Koperasi dan UKM 1. Program diklat peningkatan kapabilitas pejabat eselon I, II, III dan IV 2. Program diklat peningkatan kapabilitas pegawai 3. Program pengembangan sarana kerja 4. Program pendesainan kembali tempat kerja pegawai. 5. Program penyediaan fasilitas informasi, seperti: internet, database, perpustakaan, dll. 1. Program pengembangan mindset pegawai 2. Program pengembangan kebanggaan pegawai 3. Program penugasan dan tatakerja yang menjamin kesejahteraan pegawai dalam tata pemerintahan yang baik. 4. Program penghargaan berbasis kinerja 5. Program pengembangan tim kerja lintas deputi 55

17 Lanjutan Tabel 6.3. Proses Internal PI1 pengkajian untuk perumusan dan evaluasi kebijakan di Indonesia PI2. perencanaan, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan di Indonesia PI3 dan kualitas pelayanan publik Koperasi dan UKM PI4 koordinasi perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan UMKM Inisitif Stratejik 1. Peningkatan pengkajian untuk perumusan kebijakan, 2. Peningkatan pengkajian untuk evaluasi pelaksanaan. 1. Pengembangan sistem perencanaan program yang terintegrasi, berkelanjutan dan partisipatif, 2. Pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi (monev) yang efektif dan berkelanjutan, 3. Pengembangan sistem informasi yang mudah diakses publik, dan 4. Pengembangan database dan pelaporan 1. Pengembangan organisasi lintas fungsional 2. Pengembangan jejaring informasi 3. Pemanfaatan pengembangan teknologi 1. Pengembangan jejaring organisasi 2. Pengembangan forum koordinasi lintas pelaku 3. Pengembangan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi pemerintah 4. Pengembangan sistem koordinasi perencanaan dan pelaksanaan tugas di lingkungan Koperasi dan UKM. Program Koperasi dan UKM 1. Program peningkatan kualitas pengkajian kebijakan 2. Program pengkajian dan usaha 3. Program pemsyarakatan hasil pengkajian 1. Program pengembangan sistem perencanaan yang terintegrasi, partisipatif dan berkelanjutan. 2. Program pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi 3. Program pengembangan sistem informasi yang berbasis internet. 4. Program pengembangan sistem database dan pelaporan 1. Program pengembangan organisasi lintas fungsional 2. Program pengembangan jejaring informasi antar deputi dan antar lintas pelaku 3. Program pemanfaatan teknologi 1. Program pengembangan jejaring kerja di tingkat daerah, nasional dan internasional 2. Program pengembangan koordinasi lintas pelaku. 3. Program pengembangan koordinasi dengan pemerintah propinsi, kabupaten/kota dan instansi pemerintah pusat. 4. Program pengembangan sistem koordinasi perencanaan dan pelaksanaan tugas di lingkungan Koperasi dan UKM 56

18 Lanjutan Tabel 6.3. PI5 pengawasan dan akuntabilitas. Minimalisasi Biaya Sosial BS1 sinergi dan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah dalam koperasi dan UMKM di Indonesia BS2 dan efisiensi penggunaan anggaran belanja negara untuk koperasi dan UMKM. Manfaat Pemberdayaan M1 Terwujudnya lingkungan usaha yang kondusif bagi usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan di Indonesia Inisiatif Stratejik 1. Pengembangan sistem pengawasan 2. Pengembangan sistem akuntabilitas pelaksanaan 3. Pengembangan jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah 1. Pengembangan perspektif yang benar mengenai kepada instansi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. 2. Peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 3. Pengembangan kelembagaan UMKM 1. Peningkatan efisiensi dan penggunaan anggaran sesuai ketentuan yang berlaku 2. Peningkatan alokasi APBN/APBD untuk 1. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan, 2. Peningkatan kelancaran arus barang dan jasa antar daerah, 3. Pengembangan pelayanan perijinan yang mudah, murah dan cepat bagi, Program Koperasi dan UKM 1. Program pengembangan sistem pengawasan 2. Program pengembangan sistem sistem akuntabilitas pelaksanaan 3. Program pengembangan jejaring kerja dengan APIP di pusat dan daerah 1. Program sosialisasi dan persuasi peran dalam pembangunan nasional. 2. Program peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 3. Program peningkatan peran kelembagaan UMKM (Kadin, asosiasi, organisasi profesi) dalam mengadvokasi kepentingan. 1. Program peningkatan efisiensi, dan akuntabilitas penggunaan APBN 2. Program peningkatan alokasi APBN/ APBD untuk di daerah. 3. Program pengembangan sistem insentif alokasi dana dekonsentrasi yang lebih adil dan berbasis kinerja. 1. Program penyempurnaan UU Koperasi, UU UMKM, berbagai peraturan yang menghambat usaha. 2. Program peningkatan kelancaran arus barang dan jasa lintas daerah dan negara. 3. Program sosialisasi dan fasilitasi perijinan satu atap 4. Program perluasan kesempatan berusaha UKM 57

19 Lanjutan Tabel 6.3. M2 produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia; M3 daya saing usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia; Inisitif Stratejik 1. Pemberdayaan usaha skala mikro, 2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi 1. Pengembangan keunggulan kompetitif UKM, 2. Pengembangan sistem insentif untuk memacu UKM berbasis teknologi dan pengetahuan, 3. Pengembangan kemitraan usaha nasional Program Koperasi dan UKM 1. Program peningkatan kapasitas, jangkauan dan kualitas layanan pembiayaan usaha skala mikro. 2. Program peningkatan kapasitas kelembagaan dan layanan lembaga keuangan mikro 3. Program pengembangan infrastruktur tempat usaha bagi usaha mikro 4. Program kelembagaan usaha mikro dalam bentuk koperasi, kelompok, asosiasi. 5. Program peningkatan akses UKM ke perbankan dan sumber pembiayaan formal lainnya 6. Program peningkatan akses UMKM ke pasar dalam dan luar negeri. 7. Program peningkatan akses informasi bisnis dan pasar bagi UMKM. 8. Program peningkatan akses UMKM ke sumberdaya alam dan sumberdaya lokal lainnya. 9. Program pengembangan BDS 10. Program pengembangan sentra UMKM menjadi klaster. 1. Program UKM berkeunggulan kompetetif. 2. Program pengembangan sistem insentif yang memacu tumbuhnya UKM berbasis teknologi dan ekspor. 3. Program penerapan teknologi tepat guna untuk 4. Program pengembangan kemitraan usaha dengan BUMN, usaha besar dan asing. 58

20 Lanjutan Tabel 6.3. Inisiatif Stratejik Program Koperasi dan UKM M4 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi berkembangnya unit koperasi yang berkualitas usahanya dengan klasifikasi A, B dan C. M5 Terwujudnya kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuhnya 6 (enam) juta unit UMKM baru di Indonesia. 1. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 2. Pemberdayaan usaha koperasi 3. Pengembangan sistem perlindungan koperasi kepada 1. Pengembangan kewirausahaan 2. Pengembangan sistem insentif untuk tumbuhnya wirausaha baru 1. Program penyempurnaan administrasi badan hukum koperasi 2. Program pengawasan pemberian badan hukum koperasi 3. Program pengembangan organisasi dan manajemen koperasi 4. Program pengawasan usaha koperasi 5. Program klasifikasi koperasi 6. Program pengembangan kader koperasi 7. Program pengembangan 100 Lapenkopda 8. Program sistem perlindungan hukum bagi koperasi dan anggota koperasi. 1. Program pemasyarakatan kewirausahaan 2. Program pengembangan sistem insentif bagi wirausaha baru 3. Program perkuatan diklat kewirausahaan 4. Program pengembangan inkubator bisnis 5. Program pengembangan motivator kewirausahaan E. FOKUS PROGRAM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan UMKM dilakukan oleh seluruh stakeholders dan lintas pelaku pada berbagai tingkatan di seluruh Indonesia. Koperasi dan UKM sebagai koordinator program koperasi dan UMKM akan memfokuskan program kerjanya pada upaya yang mampu menstimulan dan mendinamisasikan koperasi dan UMKM yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholders lainnya. Koperasi dan UKM akan memfokuskan pada peran: (a) koordinasi penyusunan kebijakan yang kondusif bagi, (b) koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program, dan (c) fasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat untuk memberdayakan. Fokus program unggulan Koperasi dan UKM pada periode tahun terdiri dari: 1. Program pengembangan kelembagaan koperasi, dengan tujuan mewujudkan unit koperasi yang berkualitas serta mampu melayani lebih dari 30 juta anggotanya, sesuai dengan prinsip dan nilai dasar koperasi. 59

21 2. Program penumbuhan lingkungan usaha yang kondusif bagi pada berbagai tingkatan pemerintah. 3. Program pengembangan fasilitasi pembiayaan, dengan tujuan meningkatkan akses dalam pembiayaan usahanya. 4. Program pengembangan kewirausahaan dan SDM, dengan tujuan meningkatkan kewirausahaan dan menumbuhkan 6 juta unit usaha UMKM baru yang berbasis pengetahuan dan teknologi. 5. Program pengembangan sentra bisnis UMKM menjadi klaster bisnis yang dinamis. 6. Program fasilitasi pemasaran, dengan tujuan meningkatkan akses dalam penguasaan pasar, pengembangan jejaring usaha dan pengembangan kemitraan usaha dengan pelaku usaha lainnya. F. PROGRAM PENDUKUNG Program pendukung Koperasi dan UKM pada periode tahun terdiri dari: 1. Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara 2. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan program-program 3. Program pengelolaan sumberdaya aparatur negara 4. Program peningkatan kualitas pelayanan publik 5. Program peningkatan sarana dan prasarana 6. Program dekonsentrasi. 60

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU BAB V VISI, MISI DAN STRATEGI KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Soesilo

Lebih terperinci

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia =============================================================================== Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia !" #$ %$#&%!!!# &%!! Tujuan nasional yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB X PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SDM KUMKM

BAB X PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SDM KUMKM BAB X PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SDM KUMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SDM Indonesia memerlukan tambahan sekitar 20 juta unit usaha baru di luar sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM

BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM Jumlah usaha mikro dan kecil di Indonesia relatif sangat banyak (lebih dari 42 juta unit), sedang pada sisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Kementerian Koperasi dan UKM telah melaksanakan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) agar mampu menjadi pelaku

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MII(RO" KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN 2.1 EKONOMI MAKRO Secara umum selama kondisi makro ekonomi Jawa Tengah per triwulan III tahun 2016 relatif melambat apabila dibandingkan dengan triwulan yang

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong banyak negara

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 1. Visi Terwujudnya, Usaha Mikro, Kecil dan berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian daerah 2. Misi 1. Mewujudkan yang berkualitas dan sehat 2. Meningkatnya pertumbuhan koperasi dan UMKM serta

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO,

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT Selasa, 6 Mei 2008 Jam 09.00 WIB Di Hotel Orchard Pontianak Selamat

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar

Lebih terperinci

Tahun-1 (2011) Tahun-2 (2012)

Tahun-1 (2011) Tahun-2 (2012) Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Diskoperindag Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Rp (ribu)

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004 QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBERDAYAAN SENTRA USAHA KECIL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGIROE ACEH DARUSSALAM,

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

PROGRAM REFORMASI KOPERASI

PROGRAM REFORMASI KOPERASI PROGRAM REFORMASI KOPERASI Tim Reformasi Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 21 Desember 2015 LATAR BELAKANG (1) a. Selama 15 tahun terakhir perekonomian Indonesia tumbuh ratarata 6% per tahun,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI LATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 2.11. - KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) I. PENDAHULUAN Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR Drs. I S M U N I, MM Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar 2017 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN

Lebih terperinci

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Lampiran. 200 20 202 203 204 2 3 4 5 6 7 8 9 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 67,7 68 68,5 7 72,2 DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA. Meningkatkan indek kualitas pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Rahma Iryanti Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Deputi Kepala Bappenas Jakarta, 15 Juni

Lebih terperinci