OSN Guru Matematika SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OSN Guru Matematika SMA"

Transkripsi

1 z Pembahasan Soal OLIMPIADE SAINS NASIONAL KHUSUS GURU MATEMATIKA SMA OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional) Disusun oleh: Pak Anang

2 Halaman 2 dari 26 PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE GURU MATEMATIKA SMA TINGKAT PROPINSI TANGGAL 20 JULI 2011 By Pak Anang ( ( anang.blogspot.com) Bagian pertama 1. Diketahui suatu barisan bilangan riil 1 2 yang memenuhi = , dimana 1 9 = 9 dan 1 ; = 128, 1 = =. 1 9 = ? = = 2( )+1 4 = = = 21? +1 9 = 2( ) = ; = 21 = +1? = 2( ) = Dari soal diketahui 1 9 = 9 dan 1 ; = 128, eliminasi 1 6 untuk mendapatkan nilai = = = = = = 4 Substitusi 1 4 ke = 9, sehingga = 9 2(4)+1 6 = = = = 1 Jadi, didapatkan nilai 1 = yaitu: 1 = = = 12(4)+5(1) = 48+5 = 53

3 Halaman 3 dari Jika FG dan H vektor sehingga K FG +H K = 3 dan K FG H K = 5, maka FG H =. Dari bentuk berikut: K FG +H K 4 = F 4 + H 4 +2 F H cosn K FG H K 4 = F 4 + H 4 2 F H cosn Eliminasi F 4 + H 4 pada K FG +H K 4 dan K FG H K 4, sehingga: K FG +H K 4 = F 4 + H 4 +2 F H cosn K FG H K 4 = F 4 + H 4 2 F H cosn K FG +H K 4 K FG H K 4 = 4 F H cosn FG H cosn = K FG +H K4 K FG H K 4 FG H = FG H = FG H = 16 4 FG H = 4 4

4 Halaman 4 dari Diberikan gambar berikut: P A B O Banyaknya rute terpendek dari titik O ke P yang tidak melalui ruas garis AB adalah. TRIK SUPERKILAT: Lintasan atau rute terpendek dari titik O ke P adalah lintasan yang terdiri kombinasi dari gerakan ke kanan dan ke atas. Misal titik-titik C, D, E terletak seperti pada gambar berikut: Q R 20 P O A B C D E Perhatikan gambar, dari titik O ke titik C ada 1 lintasan, dari titik O ke titik C ada 1 lintasan, sehingga dari titik O ke titik D terdapat 2 lintasan, yaitu melalui titik C atau titik E. Demikian seterusnya hingga mencapai titik P. Dengan demikian untuk mencapai titik P dapat melalui titik Q dan R, sehingga banyak lintasan atau rute terpendek dari titik O ke titik P yang tidak melewati titik A dan B adalah sebanyak = 42 lintasan.

5 Halaman 5 dari Segitiga ABC memiliki titik sudut A = (2, 0), B = (0, 2) dan C, dimana C berada pada garis S+T = 5. Luas segitiga ABC yang terbesar adalah. Pertama, kita harus memahami maksud soal tersebut. Misal U adalah alas segitiga ABC, dan kita misalkan ruas garis AB adalah alas dari segitiga ABC, maka U = V(0 2) 4 +(2 0) 4 = 8 = 2 2 Selanjutnya, tinggi segitiga ABC adalah jarak antara ruas garis AB terhadap titik C yang terletak pada garis S+T = 5. Luas daerah segitiga ABC akan menjadi tak hingga apabila garis S+T = 5 dan ruas garis AB tidak sejajar, karena tinggi segitiga ABC akan berbeda untuk setiap titik C. Sehingga, kita akan memeriksa apakah ruas garis AB sejajar dengan garis S+T = 5. Misal Y Z[ adalah gradien ruas garis AB, dan Y adalah gradient garis S+T = 5, maka: Y Z[ = = 1 S+T = 5 T = 5 S Y = 1 Karena Y Z[ = Y, maka ruas garis AB sejajar dengan garis S+T = 5. Dengan demikian misalkan \ menyatakan tinggi segitiga ABC terhadap alas AB, maka \ adalah jarak titik pada ruas garis AB terhadap garis S+T = 5. Kita ambil titik A yang berada di ruas garis AB, maka \ adalah jarak titik A = (2, 0) ke garis S+T 5 = 0, sehingga: \ = ] (2)+(0) 5 ] = ^ ^ = = Jadi, luas daerah segitiga ABC yang terbesar adalah: _ abc = 1 2 U\ = = 3 satuan luas 2

6 Halaman 6 dari Wati memiliki dua orang kakak laki-laki yang kembar. Wati berumur U tahun dan kakak laki-lakinya berumur e tahun, dimana U dan e adalah bilangan bulat. Hasil perkalian ketiga umur mereka adalah 128. Jumlah ketiga umur mereka adalah. 128 = 2 f Diketahui umur Wati adalah U, umur kakak laki-laki Wati yang kembar adalah e, dimana U,e adalah bilangan bulat dan U < e, maka perkalian umur ketiganya adalah: Ue 4 = 128 Nilai U dan e yang mungkin adalah: 2 (2 9 ) 4 = 128 U = 2,e = 2 9 Sehingga, misal h adalah jumlah ketiga umur mereka, maka: h = U+2e = = 2+16 = 18 tahun.

7 Halaman 7 dari Banyakya segitiga siku-siku yang memiliki sisi tegak U,e dan sisi miring e+1, dimana U,e adalah bilangan bulat dan e < 100, adalah. Jika U,e,dan e+1 adalah sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sisi miring e+1, maka nilai sisi-sisi segitiga tersebut harus memenuhi: U+e > e+1 U > 1 Pada segitiga siku-siku dengan sisi tegak U,e dan sisi miring e+1 berlaku teorema Pythagoras: U 4 +e 4 = (e+1) 4 U 4 = (e+1) 4 e 4 U 4 = j(e+1)+ekj(e+1) ek U 4 = 2e+1 Padahal dari soal diketahui e < 100, sehingga nilai U 4 yang mungkin U 4 < 201. Sedangkan dari syarat U > 1 maka U 4 > 1. Berarti nilai U harus berada pada interval 1 < U 4 < 201 Mengingat 2e adalah bilangan bulat dan U 4 = 2e+1, sehingga U 4 pasti bernilai ganjil. Karena U adalah bilangan bulat, maka nilai U 4 adalah bilangan kuadrat yang bernilai ganjil yang harus memenuhi 1 < U 4 < 201. Nilai U 4 yang mungkin adalah 9, 25, 49, 81, 121, dan 169. Sehingga pasangan sisi segitiga siku-siku yang mungkin dibuat adalah: U 4 = 9 2e+1 = 9 e = 4, jadi sisi-sisi segitiga tersebut adalah 3, 4, dan 5. U 4 = 25 2e+1 = 25 e = 12, jadi sisi-sisi segitiga tersebut adalah 5, 12, dan 13. U 4 = 49 2e+1 = 49 e = 24, jadi sisi-sisi segitiga tersebut adalah 7, 24, dan 25. U 4 = 81 2e+1 = 81 e = 40, jadi sisi-sisi segitiga tersebut adalah 9, 40, dan 41. U 4 = 121 2e+1 = 121 e = 60, jadi sisi-sisi segitiga tersebut adalah 11, 60, dan 61. U 4 = 169 2e+1 = 169 e = 84, jadi sisi-sisi segitiga tersebut adalah 13, 84, dan 85. Jadi dapat disusun sebanyak 6 buah segitiga siku-siku.

8 Halaman 8 dari Misalkan diberikan fungsi n:r R dengan n(1) = 1 dan untuk sebarang S R memenuhi n(s+5) n(s)+5 dan n(s+1) n(s)+1. Jika t(s) = n(s) S+1 maka t(2011) adalah. Kita periksa fungsi rekursif dari n(s+1) n(s)+1 dengan nilai awal n(1) = 1, maka: n(2) n(1)+1 n(2) 1+1 n(2) 2 n(3) n(2)+1 n(3) 2+1 n(3) 3 n(4) n(3)+1 n(4) 3+1 n(4) 4 n(2012) 2012 Dari pola tersebut, bisa disimpulkan nilai n(2012) 2012 Sekarang periksa fungsi rekursif dari n(s+5) n(s)+5 dengan nilai awal n(1) = 1, maka n(6) n(1)+5 n(6) 1+5 n(6) 6 n(7) n(2)+5 n(7) 2+5 n(7) 7 n(8) n(1)+5 n(8) 3+5 n(8) 8 n(2012) 2012 Dari pola tersebut, bisa disimpulkan nilai n(2012) 2012 Karena 2012 n(2012) 2012, artinya n(2012) = 2012, sehingga: t(s) = n(s) S+1, jika S = 2012, maka diperoleh: t(2012)=n(2012) = = 1

9 Halaman 9 dari 26 x 8. Banyaknya nilai U yang memenuhi v 3S 4 3wS y6 x z 3S 4 3wS y6 = 4 {S 9 3S x y6 = 4 (U 9 3U) ( 1+3) = 4 U 9 3U 2 = 4 U 9 3U+2 = 0 (U 1) 4 (U+2) = 0 = 4 adalah. Jadi, ada 2 nilai U yang memenuhi adalah U = 1 atau U = 2.

10 Halaman 10 dari Misalkan U,e,},w bilangan asli sehingga log x e = 9 dan log 4 ~w = =. Jika U } = 9 maka? e w =. log x e = 3 2 e = U log ~ w = 5 4 w = } Misalkan S = U ƒ maka berakibat e = U e = U ƒ 9 e = S 9. Misalkan T = } ƒ maka berakibat w = } w = } ƒ = w = T =. Sementara itu, dari S = U ƒ diperoleh U = S 4, dan dari dari T = } ƒ diperoleh } = T?, sehingga: U } = 9 S 4 T? = 9 j tu\ eˆ \F U 4 e 4 = (U+e)(U e)k (S+T 4 )(S T 4 ) = 9 ( tu\ nu \Š wu 9 UwUŒUh 3 3 U\UF 9 1) Ž UŒ (S+T 4 )=3 wu (S T 4 )=3, UwUhUŒ (S+T 4 ) (S T 4 ). Uw (S+T 4 ) = 3 wu (S T 4 ) = 3 \ wu YˆYˆ Fh. hˆh ttu TU t YˆYˆ Fh UwUŒUh (S+T 4 )=9 wu (S T 4 )=1 Dengan metode eliminasi dan substitusi pada persamaan (S+T 4 ) = 9 dan (S T 4 ) = 1 akan diperoleh nilai S dan T sebagai berikut: S+T 4 = 9 S T 4 = 1 2S = 10 S = 5 Sehingga, S+T 4 = 9 T 4 = 9 S T 4 = 9 5 T 4 = 4 T = ±2 ( U ˆ U S,T e ŒU tu U Œ,YU U TU t YˆYˆ Fh hu TU T = 2) T = 2 Jadi, e w = S 9 T = = = = = 93

11 Halaman 11 dari Jika U dan e bilangan asli dan V = U+ e, maka nilai U e adalah j k j 7+ 5k Jadi, nilai U = 7 dan e = 5, sehingga U e = 7 5 = 35. TRIK SUPERKILAT: Jadi, dengan mengingat konsep (U+e)+2 Ue = U+ e dan dengan melihat bentuk V di atas, sangat mudah kita temukan bahwa nilai U e = 35.

12 Halaman 12 dari Nilai dari logtan1 +logtan2 +logtan3 + +logtan89 adalah. logtan1 +logtan2 +logtan3 + +logtan89 log(tan1 tan2 tan3 tan89 ) log(tan1 tan89 tan2 tan88 tan3 tan87 tan45 ) log(tan1 tan(90 1 ) tan2 tan(90 2 ) tan3 tan(90 3 ) tan45 ) logj(tan1 cot1 ) (tan2 cot2 ) (tan3 cot3 ) tan45 k log( ) log1 0

13 Halaman 13 dari U,e,2011 adalah sebuah barisan dengan U dan e adalah bilangan bulat positif dan U < e < Jika setiap suku dikurangi dengan dua, maka barisan tersebut menjadi barisan geometri dengan rasio bilangan bulat. Nilai U adalah. U,e,2011 adalah sebuah barisan, U,e N. Jika setiap suku dikurangi dua, diperoleh barisan geometri dengan rasio, untuk Z. Barisan geometri tersebut adalah: (U 2),(e 2),2009 Perhatikan bilangan pada suku ke-3 barisan geometri tersebut. Dikarenakan rumus suku ke- dari barisan geometri adalah F 2 = U 2y6, maka suku ke-3 adalah F 9 = U 4. Padahal diketahui U,e N dan Z, maka untuk suku ke-3 pasti memuat faktor kuadrat. Kita periksa faktor dari bilangan 2009, diperoleh: 2009 = Dan karena F 9 = U 4 dan F 9 = 2009 maka diperoleh: U 4 = = 7 4 = 7 U = 41

14 Halaman 14 dari Suku banyak (S) = S f +US ; +es = +}S? +ws 9 +ˆS 4 +ns+t mempunyai tujuh akar real berbeda dan salah satunya adalah nol. Koefisien yang tidak boleh nol adalah. Misal akar-akar suku banyak (S) = S f +US ; +es = +}S? +ws 9 +ˆS 4 +ns+t adalah S 6,S 4,S 9,S?,S =,S ;,dan S f. Diketahui suku banyak memiliki tujuah akar real berbeda dan salah satu akarnya adalah nol, misal S 6 = 0. Sehingga dengan memeriksa sifat simetri akar (teorema Vieta) diperoleh: S 6 +S 4 +S 9 +S? +S = +S ; +S f = U (ešœˆh ŠŒ) S 6 S 4 +S 6 S 9 +S 6 S? + +S ; S f = e (ešœˆh ŠŒ) S 6 S 4 S 9 +S 6 S 4 S? +S 6 S 4 S = + +S = S ; S f = }(ešœˆh ŠŒ) S 6 S 4 S 9 S? +S 6 S 4 S 9 S = +S 6 S 4 S 9 S ; + +S? S = S ; S f = w(ešœˆh ŠŒ) S 6 S 4 S 9 S? S = +S 6 S 4 S 9 S? S ; +S 6 S 4 S 9 S? S f + +S 9 S? S = S ; S f = ˆ(eŠŒˆh ŠŒ) S 6 S 4 S 9 S? S = S ; +S 6 S 4 S 9 S? S = S f +S 6 S 4 S 9 S? S ; S f + +S 4 S 9 S? S = S ; S f = n(\ wu ešœˆh ŠŒ) S 6 S 4 S 9 S? S = S ; S f = t = 0( U \ ŠŒ) Nilai U,e, },w, ˆ mungkin saja nol jika jumlah suku yang tidak memuat S 6 adalah nol. Nilai t pasti nol. Karena terdapat S 6 = 0 yang membuat nilai S 6 S 4 S 9 S? S = S ; S f = 0. Sedangkan untuk n, tidak boleh nol, karena semua yang berwarna merah nilainya adalah 0, dan mengingat hanya satu akar yang nol yaitu S 6 maka akar suku banyak yang lainnya adalah tidak nol. Jadi perkalian S 4 S 9 S? S = S ; S f tidak boleh nol!

15 Halaman 15 dari Tiga dadu dibentuk dengan pola seperti gambar di atas. Jika ketiga dadu tersebut ditumpuk di atas sebuah meja sedemikian sehingga satu dadu berada di atas dadu lainnya, maka jumlah maksimum dari angka-angka yang dapat terlihat adalah. Perhatikan jumlah angka-angka pada sisi-sisi berhadapan adalah: 1+32 = = = 12 Sehingga jumlah semua angka pada sisi dadu adalah = 63 \UY U wˆ U \UY U eˆœu U t Jika kita menyusun tiga dadu secara bertumpuk, maka akan terdapat dua pasang sisi berhadapan yang tidak terlihat pada dua buah dadu terbawah, sementara pada dadu teratas hanya ada satu sisi yang tidak terlihat. Sehingga, jumlah maksimum dari angka-angka yang dapat terlihat bisa diperoleh dengan meminimumkan angka-angka yang tidak terlihat. Pertama, untuk dua pasang sisi berhadapan kita pilih pasangan angka 4 dan 8. Kedua, untuk satu sisi yang tidak terlihat di dadu teratas kita pilih angka 1. Jadi, jumlah maksimum dari angka-angka yang terlihat adalah: (3 63) j(2 12)+1k = = 164

16 Halaman 16 dari Barisan naik 1, 3, 4, 9, 10, 12, 13, terdiri dari bilangan-bilangan asli perpangkatan dari 3 atau jumlah dari perpangkatan 3 yang berbeda. Suku ke-2011 barisan itu adalah. (3 œ ),(3 6 ),( œ ),(3 4 ),( œ ),( ),( œ ), Jika diamati, barisan tersebut ekuivalen dengan barisan bilangan biner 1, 10, 11, 100, 101, 110, 111, pada basis 3. Jadi untuk mendapatkan suku ke 2011 maka kita harus mencari bilangan biner untuk 2011: sisa 1 sisa 1 sisa 0 sisa 1 sisa 1 sisa 0 sisa 1 sisa 1 sisa 1 sisa 1 Jadi œ = Perhatikan bahwa bisa dibuktikan 2011 = 2 6œ ž +2 f +2 ; +2? œ. Sehingga suku ke 2011 barisan tersebut adalah: F 4œ66 = 3 6œ ž +3 f +3 ; +3? œ = = 88321

17 Halaman 17 dari Misalkan Y dan bilangan asli yang memenuhi =?. Nilai Y+ adalah. 2 f 1 Y +1 = 4 7 Y+ Y = 4 7 7(Y+ ) = 4Y 4Y 7Y 7 = 0 c (4, 7, 7) = 1,ŒUŒF ˆwFU FU w UŒ 4. 16Y 28Y 28 = 0 (\UYeUh U ˆwFU FU wˆ tu 49) 16Y 28Y = 49 (4Y 7)(4 7) = 49 Uw (4Y 7) U \ UŒUh U\F nu \Š wu 49 = ±1,±7±49 Karena 1 adalah faktor 49, maka: (4Y 7) = 1 4Y = 8 Y = 2,sehingga: (4Y 7)(4 7) = 49 (4 7) =? 4 = 56 = 14 6 Jadi, Y = 2 dan = 14 adalah solusi bulat dari =?. 2 f Karena 1 adalah faktor 49, maka: (4Y 7) = 1 4Y = 6 Y = ;?, sehingga ini bukan solusi bulat dari =? f. Karena 7 adalah faktor 49, maka: (4Y 7) = 7 4Y = 14 Y = 6??, sehingga ini juga bukan solusi bulat dari =? f. Karena 7 adalah faktor 49, maka: (4Y 7) = 7 4Y = 0 Y = 0,sehingga: (4Y 7)(4 7) = 49 (4 7) = = 0 = 0 Jadi, Y = 0 dan = 0, namun sayang bukan bilangan asli, dan penyebut pecahan haram diisi bilangan nol. Sehingga tidak jadi masuk ke jawaban. Hehe Karena 49 adalah faktor 49, maka: (4Y 7) = 49 4Y = 56 Y = 14,sehingga: (4Y 7)(4 7) = 49 (4 7) = = 8 = 2 Jadi, Y = 14 dan = 2 adalah solusi bulat dari =? f. Karena 49 adalah faktor 49, maka: (4Y 7) = 49 4Y = 42 Y = y?4?, sehingga bukan solusi bulat dari =? f. Jadi Y+ = 2+14 = 14+2 = 16

18 Halaman 18 dari 26 TRIK SUPERKILAT: 1 Y +1 = 4 7 Y+ Y = 4 7 7(Y+ ) = 4Y 7Y+7 = 4Y 7Y = 4Y 7 7Y = (4Y 7) = 7Y 4Y 7 ; 4Y 7 0 Solusi bulat Y dan didapatkan untuk nilai Y = 2 = 14 dan Y = 14 = 2 Jadi Y+ = 2+14 = 14+2 = 16

19 Halaman 19 dari Untuk bilangan riil U dan e didefinisikan U $ e = (U e) 4. Bentuk sederhana dari (S T) 4 $(T S) 4 adalah. (S T) 4 $(T S) 4 = ((S T) 4 (T S) 4 ) 4 TRIK SUPERKILAT: = j(s 4 2ST+T 4 ) (T 4 2ST+S 4 )k 4 = 0 4 = 0 Ingat S 4 = ( S) 4, maka (S T) 4 = j (S T)k 4 = (T S) 4 Jadi (S T) 4 $(T S) 4 = (S T) 4 $(S T) 4 = j(s T) (S T)k 4 = 0 4 = 0

20 Halaman 20 dari Jika 50 œ œ66 dibagi oleh 7, maka sisanya adalah. Misal S 2 adalah sisa pembagian 50 2 oleh 7, maka: 50 = 1 (YŠw 7) U ˆ U 50 1 = 49 = 7 7, Uw = 1 2 (YŠw 7) Jadi berapapun nilai (pangkat) dari 50 2, sisa pembagian 50 2 adalah S 2 = 1 2 = 1. Sehingga, Sisa pembagian 50 œ œ66 oleh 7, bisa dituliskan sebagai: 4œ66 4œ (YŠw 7) = 1 2 œ 2 œ (YŠw 7) = ª «+1 (YŠw 7) 4œ64 x ±²³ = 2012 (YŠw 7) = (YŠw 7) 503 = 6 (YŠw 7) = 4 6 (YŠw 7) = 24 (YŠw 7) = 3 (YŠw 7) Jadi sisa pembagian 50 œ œ66 oleh 7 adalah 3. TRIK SUPERKILAT: Menggunakan cara pembagian tradisional, sisa pembagian 2012 terhadap 7 adalah 3.

21 Halaman 21 dari Volume dari sebuah kubus yang memiliki luas permukaan dua kali lebih luas dari luas permukaan kubus yang memiliki volume satu satuan adalah. Dari soal diperoleh informasi berikut: _ 4 = 2_ = = = 1 2 Sehingga, karena µ ƒ = 6 dan H µ 4 6 = 1 satuan volume, maka: H 6 = 6 9 H H 6 = 6 9 H H 4 = H 4 = H 4 = 8 9 H 4 = 2 2 satuan volume TRIK SUPERKILAT: Volume dan luas adalah _. Sehingga volumenya adalah 2 = 2 2

22 Halaman 22 dari Jika bilangan real S dan T memenuhi (S+5) 4 +(T 12) 4 = 14 4, maka nilai minimum S 4 +T 4 adalah. (S+5) 4 +(T 12) 4 = 14 4 Persamaan tersebut adalah persamaan lingkaran dengan pusat ( 5,12) dan jari-jari 14. S 4 +T 4 = 4 Persamaan tersebut adalah persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan jari-jari. Sekarang, mari kita periksa apakah titik (0,0) berada di dalam lingkaran atau tidak? S = 0 dan T = ( 12) 4 < 14 4 Jadi titik (0,0) berada di dalam lingkaran, sehingga agar nilai S 4 +T 4 maksimum maka lingkaran S 4 +T 4 = 4 harus menyinggung lingkaran (S+5) 4 +(T 12) 4 = Misalkan titik singgung tersebut adalah titik», maka diperoleh: Jarak titik ( 5,12) ke titik P adalah jari-jari lingkaran tersebut, yaitu 14. Jarak titik ( 5,12) ke titik (0,0) dengan menggunakan teorema Pythagoras adalah 13. Nah, karena titik», ( 5,12),(0,0) adalah sebuah garis lurus, sehingga jarak jari-jari lingkaran yang berpusat di (0,0) adalah 1. Jadi, nilai minimum S 4 +T 4 adalah 1 4 = 1. TRIK SUPERKILAT: Dari teorema Pythagoras diperoleh jarak ke titik O adalah 13, sementara jari-jari lingkaran luar adalah 14. Berarti selisihnya adalah jari-jari maksimum lingkaran dalam yang menyinggung sisi lingkaran luar. Jadi nilai maksimum = 1.

23 Halaman 23 dari 26 Bagian kedua A. Persamaan kuadrat S 4 (2U+1)S+U(U 1) = 0 mempunyai dua akar real S 6 1 dan S 4 > Apakah nilai dari diskriminan 0 dan S 6 S 4 < 0 perlu dan cukup untuk menentukan nilai U yang memenuhi persamaan dengan akar-akar tersebut? Mengapa? Tidak, karena jika 0 berarti ada kemungkinan dua akar tersebut real dan kembar. Padahal kenyataannya nilai akar-akar persamaan kuadrat tersebut terpisah pada dua interval S 6 1 dimana nilai S 6 pasti negatif, sementara S 4 > 1 nilai S 4 pasti positif. Jelas diketahui bahwa tidak aka nada irisan yang tercipta antara bilangan positif dan negatif. Untuk syarat S 6 S 4 < 0 juga kurang tepat, mengingat perkalian paling kecil yang tercipta adalah 1 1 Œˆe h w \ = 1 F U t w \. 22. Jika tidak, tuliskan kondisi (persyaratan) yang harus dimiliki agar nilai U dapat ditentukan untuk akar-akar tersebut? Catatan: Saudara tidak perlu menentukan nilai U. Syarat yang harus dimiliki adalah: S 6 1 ¼ Jadi S S 4 > 1 1 < S 6 1 < 1 < S 4. 4 Sehingga daerah penyelesaian dari S 6 1 < 1 < S 4 adalah irisan dari: S 6 1 < S 4 S < S 4 +1 (S 6 +1)(S 4 +1) 0.(1) S 6 < 1 < S 4 S 6 1 < 0 < S 4 1 (S 6 1)(S 4 1) < 0.(2) Dan juga jangan lupa, karena persamaan kuadrat memiliki dua akar real berbeda, maka determinan harus positif, sehingga: > 0 j (2U+1)k 4 4(1)jU(U 1)k > 0..(3) Sehingga daerah penyelesaiannya agar nilai U dapat ditentukan untuk akar-akar tersebut adalah irisan dari daerah penyelesaian (1), (2), dan (3).

24 Halaman 24 dari 26 B. Perhatikan persamaan: S 1 3 S+1 + S 2 = U Untuk mencari nilai U agar persamaan itu memiliki penyelesaian dapat dilakukan dengan menggambar grafik T = n(s) = S 1 3 S+1 + S Gambar sketsa grafik fungsi n! n(s) = S 1 3 S+1 + S 2 Pertama kita hilangkan tanda mutlak pada S 1, sehingga n(s) menjadi: S 1 3 S+1 + S 2, S 1 0 n(s) = ½ S+1 3 S+1 + S 2, S 1 < 0 Selanjutnya kita hilangkan tanda mutlak pada S+1, sehingga n(s) menjadi: S 1 3(S+1)+ S 2, S 1 0 wu S+1 0 S 1 3( S 1)+ S 2, S 1 0 wu S+1 < 0 n(s) = ¾ S+1 3(S+1)+ S 2, S 1 < 0 wu S+1 0 S+1 3( S 1)+ S 2, S 1 < 0 wu S+1 < 0 Selanjutnya kita hilangkan tanda mutlak pada S 2, sehingga n(s) menjadi: S 1 3(S+1)+(S 2), S 1 0 wu S+1 0 wu S 2 0 Â S 1 3(S+1)+( S+2), S 1 0 wu S+1 0 wu S 2 < 0 S 1 3( S 1)+(S 2), S 1 0 wu S+1 < 0 wu S 2 0 À S 1 3( S 1)+( S+2), S 1 0 wu S+1 < 0 wu S 2 < 0 n(s) = Á S+1 3(S+1)+(S 2), S 1 < 0 wu S+1 0 wu S 2 0 S+1 3(S+1)+( S+2), S 1 < 0 wu S+1 0 wu S 2 < 0 À S+1 3( S 1)+(S 2), S 1 < 0 wu S+1 < 0 wu S 2 0 S+1 3( S 1)+( S+2), S 1 < 0 wu S+1 < 0 wu S 2 < 0 Sehingga dengan menyederhanakan fungsi n(s) akan diperoleh: Â S 6, S 2 3S 2, 1 S < 2 À À 5S, S 1 wu S < 1 wu S 2 3S 4, S 1 wu S < 1 wu S < 2 n(s) = Á 3S 4, S < 1 wu S 1 wu S 2 À 5S, 1 S < 1 À3S 2, S < 1 wu S < 1 wu S 2 S 6, S < 1 Perhatikan untuk yang saya tandai merah adalah domain tidak valid. Sehingga, fungsi n(s) adalah: S 6, F \F S 2 3S 2, F \F 1 S < 2 n(s) = ¾ 5S 6, F \F 1 S < 1 S+6, F \F S < 1 Untuk sketsa grafiknya bisa dilihat di sebelah kanan

25 Halaman 25 dari Dengan menggunakan sketsa grafik yang telah Saudara buat, tentukan nilai U agar persamaan itu memiliki paling sedikit satu penyelesaian untuk S. Nilai U bisa dimaknai sebagai titik-titik potong keempat garis tersebut. Sehingga dengan eliminasi dan substitusi diperoleh titik-titik potong berikut: 3S 2, 5S 6,dan S+6 berpotongan di ( 2,4). Sehingga U = T = 4. S 6 dan S+6 berpotongan di ( 6,0). Sehingga U = T = 0. S 6 dan 3S 2 berpotongan di (2, 2). Sehingga U = T = 2. S 6 dan 5S 6 berpotongan di (0, 6). Sehingga U = T = 0.

26 Halaman 26 dari 26 C. Misalkan N adalah bilangan bulat positif, dan N * menyatakan bilangan bulat yang diperoleh dari menjumlahkan bilangan N dengan semua angka-angkanya. Sebagai contoh: 5 * = 10, 86 * = 100, 977 * = 1000, 9968 * = Untuk menentukan bilangan bulat N sehingga N * = , perhatikan proses pencarian berikut ini: i. N memiliki paling banyak enam angka, sehingga jumlahnya paling besar 54. ii. Misalkan N = 999.9Ue dengan U dan e adalah dua angka terakhir, dan N iii = N * = ( U +e) + (36 + U + e) atau 11U + 2e = 64. iv. Kita memperoleh 46 11U 64 atau 46/11 U 64/11. v. Nilai U = 5 dan e = Tuliskan pernyataan yang salah atau buat suatu kesimpulan dari proses pencarian bilangan bulat N di atas! Pernyataan yang salah berwarna merah: i. N memiliki paling banyak enam angka, sehingga jumlahnya paling besar 54. ii. Misalkan N = 999.9Ue dengan U dan e adalah dua angka terakhir, dan N iii = N * = ( U +e) + (36 + U + e) atau 11U + 2e = 64. iv. Kita memperoleh 46 11U 64 atau 46/11 U 64/11. v. Nilai U = 5 dan e = 4 Solusi bulat untuk persamaan linear dua variabel tersebut adalah dengan menggunakan teorema Diophantine. Setelah menyelesaikan teorema Diophantine pada persamaan tersebut, ternyata tidak ditemukan hasil yang memenuhi, karena nilai bulat yang memenuhi adalah, U = 4, dan e = 10. Ingat U,e adalah bilangan satuan mulai 0 sampai 9. Sehingga kesimpulannya, untuk N * = tidak akan ditemukan solusinya. Pembahasan soal OSN Guru Matematika SMA 2011 ini sangat mungkin jauh dari sempurna mengingat keterbatasan penulis. Saran, koreksi dan tanggapan sangat diharapkan demi perbaikan pembahasan soal OSN ini. Untuk download pembahasan soal SNMPTN, UNAS, Olimpiade, dan rangkuman materi pelajaran serta soal-soal ujian yang lainnya, silahkan kunjungi Terima kasih. Pak Anang.

OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional)

OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional) ocsz Pembahasan Soal OSN Guru 2012 OLIMPIADE SAINS NASIONAL KHUSUS GURU MATEMATIKA SMA OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional) Disusun oleh: Pak Anang Halaman 2 dari 26 PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE

Lebih terperinci

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK)

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Disusun Oleh : Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika Dasar

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika Dasar Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

OSN Guru Matematika SMA

OSN Guru Matematika SMA ocsz Pembahasan Soal OLIMPIADE SAINS NASIONAL KHUSUS GURU MATEMATIKA SMA OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional) Disusun oleh: Pak Anang Halaman 2 dari 26 PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE GURU MATEMATIKA

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Disusun Oleh : Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Kumpulan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

OSK Matematika SMP (Olimpiade Sains Kabupaten Matematika SMP)

OSK Matematika SMP (Olimpiade Sains Kabupaten Matematika SMP) Pembahasan Soal OSK SMP 2017 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN SMP 2017 OSK Matematika SMP (Olimpiade Sains Kabupaten Matematika SMP) Disusun oleh: Pak Anang Halaman 2 dari 20 PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE SAINS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SELEKSI NASIONAL MASUK PEGUUAN TINGGI NEGEI Disertai TIK SUPEKILAT dan LOGIKA PAKTIS Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMAT SOLUTION dan TIK SUPEKILAT Pembahasan Soal SNMPTN 2010 Matematika

Lebih terperinci

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA 018 OSK Matematika SMA (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA) Disusun oleh: Pak Anang Pembahasan Soal OSK SMA 018 OLIMPIADE SAINS

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Distributed By : WWW.E-SBMPTN.COM Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS

Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pembahasan Soal SBMPTN 2014 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Distributed By : WWW.E-SBMPTN.COM Kumpulan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan Soal SNMPTN 011

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan Soal SNMPTN 2010

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN DAN KUNCI JAWABAN UN MATEMATIKA SMA 2011 PAKET 12 PLUS TRIK SUPERKILAT DAN LOGIKA PRAKTIS (By Pak Anang

PEMBAHASAN DAN KUNCI JAWABAN UN MATEMATIKA SMA 2011 PAKET 12 PLUS TRIK SUPERKILAT DAN LOGIKA PRAKTIS (By Pak Anang 1. Bentuk sederhana dari A. LOGIKA PRAKTIS: PEMBAHASAN DAN KUNCI JAWABAN UN MATEMATIKA SMA 2011 PAKET 12 PLUS TRIK SUPERKILAT DAN LOGIKA PRAKTIS (By Pak Anang http://www.facebook.com/pak.anang ) Pembilang

Lebih terperinci

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK)

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Pembahasan Soal SBMPTN 2016 SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK) Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT

Lebih terperinci

Matematika SMA (Program Studi IPA)

Matematika SMA (Program Studi IPA) Smart Solution UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN 2013 Matematika SMA (Program Studi IPA) Disusun oleh : Pak Anang 2. 5. Menentukan persamaan lingkaran atau

Lebih terperinci

E59 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

E59 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com E9 MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Pak Anang http://pakhttp://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2009 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

D46 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( )

D46 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( ) SANGAT RAHASIA D Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com Pak Anang http://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M0-0/0 SANGAT RAHASIA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com

Lebih terperinci

Persamaan Lingkaran. Pusat Jari-jari Pusat. Jari-jari Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran

Persamaan Lingkaran. Pusat Jari-jari Pusat. Jari-jari Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran 2. 5. Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran. Persamaan Lingkaran Persamaan Lingkaran () () Bentuk Umum 0 dibagi (2) Pusat Jari-jari Pusat (,), Jumlah kuadrat pusat dikurangi Jari-jari

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

A18 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

A18 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh DOKUMEN NEGARA A8 MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Pak Anang http://pakhttp://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M-0/0 Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan-BALITBANG-KEMDIKBUD

Lebih terperinci

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Provinsi. Tutur Widodo. Bagian Pertama : Soal Isian Singkat Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 013 Seleksi Tingkat Provinsi Tutur Widodo Bagian Pertama : Soal Isian Singkat 1. Diberikan tiga lingkaran dengan radius r =, yang saling bersinggungan. Total luas dari

Lebih terperinci

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 4.1 Persamaan Garis a. Bentuk umum persamaan garis Garis lurus yang biasa disebut garis merupakan kurva yang paling sederhana dari semua kurva. Misalnya titik A(2,1)

Lebih terperinci

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN 05 yosprens.wordpres.com SOAL DAN PEMBAHASAN MATA UJI MATEMATIKA TKD SAINTEK SBMPTN 05 Berikut ini 5 soal mata uji matematika beserta pembahasannya yang diujikan

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5 BAB PERSAMAAN Sifat Sifat Persamaan Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan. Sedangkan kesamaan adalah kalimat matematika tertutup yang menyatakan hubungan sama

Lebih terperinci

C34 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

C34 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh DOKUMEN NEGARA C MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Pak Anang http://pakhttp://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M9-0/0 Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan-BALITBANG-KEMDIKBUD

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979 Matematika Proyek Perintis I Tahun 979 MA-79-0 Irisan himpunan : A = { x x < } dan himpunan B = { x < x < 8 } ialah himpunan A. { x x < 8 } { x x < } { x < x < 8 } { x < x < } { x < x } MA-79-0 Apabila

Lebih terperinci

B21 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( )

B21 MATEMATIKA. Pak Anang MATEMATIKA SMA/MA IPA. Rabu, 18 April 2012 ( ) B Pak Anang http://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M8-0/0 Mata Pelajaran Jenjang Program Studi Hari/Tanggal Jam MATA PELAJARAN : MATEMATIKA : SMA/MA : IPA WAKTU

Lebih terperinci

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran

Lingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran Bab Sumber: www.panebiancod.com Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu merumuskan persamaan lingkaran dan menggunakannya dalam pemecahan masalah; menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran

Lebih terperinci

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD:

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD: Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD: 1. Bilangan dan Operasinya 2. Kelipatan dan Faktor 3. Angka Romawi, Pecahan dan Skala 4. Perpangkatan dan Akar 5. Waktu, Kecepatan, dan Debit

Lebih terperinci

Pembahasan soal oleh MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( )

Pembahasan soal oleh  MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) DOKUMEN NEGARA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com A8 MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Perpustakaan SMAN Wonogiri MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M-0/0 Hak Cipta

Lebih terperinci

B21 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

B21 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com B MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Pak Anang http://pakhttp://pak-anang.blogspot.com MATEMATIKA Rabu, 8 April

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

D46 MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh Perpustakaan.

D46 MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh  Perpustakaan. DOKUMEN NEGARA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com D6 MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Perpustakaan SMAN Wonogiri MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M0-0/0 Hak Cipta

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh : Pmbahasan Soal SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disrtai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Disusun Olh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pmbahasan Soal SIMAK UI 2011 Matmatika

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG TINGKAT SD 1. Bilangan dan Operasinya 2. Kelipatan dan Faktor 3. Angka Romawi,

Lebih terperinci

Pembahasan soal oleh MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( )

Pembahasan soal oleh  MATEMATIKA. Rabu, 18 April 2012 ( ) DOKUMEN NEGARA Pembahasan soal oleh http://pak-anang.blogspot.com B MATEMATIKA SMA/MA IPA MATEMATIKA SMA/MA IPA Perpustakaan SMAN Wonogiri MATEMATIKA Rabu, 8 April 0 (08.00 0.00) A-MAT-ZD-M8-0/0 Hak Cipta

Lebih terperinci

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank 1 MODUL 2 GARIS LURUS Gambar 4. 4 Mesin Antrian Bank Persamaan garis lurus sangat berperan penting terhadap kemajuan teknologi sekarang ini. Bagi programmer handal, banyak aplikasi yang membutuhkan persamaan

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n ) Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi adalah... (n 1)(n 3)(n 5)(n 013) = n(n + )(n + )(n + 01) Jawaban : 0 ( tidak

Lebih terperinci

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA K1 Kelas X matematika PEMINATAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami bentuk-bentuk persamaan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X

Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X Mata Pelajaran MATEMATIKA Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH PG Matematika Kelas X 37 Bab 1 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma Nama Sekolah : SMA dan MA Mata Pelajaran : Matematika Kelas

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN - MATEMATIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : MATEMATIKA TUJUAN : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

SOLUSI OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI TAHUN 2004

SOLUSI OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI TAHUN 2004 SOLUSI OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI TAHUN 004 A. ISIAN SINGKAT. Setiap muka sebuah kubus diberi bilangan seperti pada gambar. Kemudian setiap titik sudut diberi bilangan yang merupakan hasil penjumlahan

Lebih terperinci

e. 238 a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e Bilangan bulat ganjil positip disusun sebagai berikut Angka yang terletak pada baris 40, kolom 20 adalah

e. 238 a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e Bilangan bulat ganjil positip disusun sebagai berikut Angka yang terletak pada baris 40, kolom 20 adalah Soal Babak Penyisihan OMITS 007. Jikaf R R dengan R bilangan real. Jikaf x + x = x + x maka nilai f 5. Nilaidari a. 5 5 4 5 5 d. 5 e. 5 k= 4 k +.5 k+ + 7 k a. 0 5 9 d. 40 e. 45. Sukubanyakx + 5x + x dan

Lebih terperinci

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Standar Kompetensi BAB 5 TEOREMA SISA Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian

Lebih terperinci

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f. Pertemuan ke 8 GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(,y): y = f(), D f } disebut grafik fungsi f. Grafik metode yang paling umum untuk menyatakan hubungan antara dua himpunan yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

OSN Guru Matematika SMP

OSN Guru Matematika SMP Pembahasan Soal OLIMPIADE SAINS NASIONAL KHUSUS GURU MATEMATIKA SMP OSN Guru Matematika SMP (Olimpiade Sains Nasional) Disusun oleh: Pak Anang Halaman 2 dari 26 PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE GURU MATEMATIKA

Lebih terperinci

B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B

B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B 1. Ingkaran pertanyaan: Petani panen beras atau harga beras murah. A. Petani panen beras dan harga beras mahal. B. Petani panen beras dan harga beras murah. C. Petani tidak panen beras dan harga beras

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI SESI III (ISIAN SINGKAT DAN ESSAY) WAKTU : 180 MENIT ============================================================

Lebih terperinci

SOAL DAN SOLUSI SIAP SBMPTN 2013 MATEMATIKA IPA

SOAL DAN SOLUSI SIAP SBMPTN 2013 MATEMATIKA IPA SOAL DAN SOLUSI SIAP SBMPTN 0 MATEMATIKA IPA. Jika 0 b a dan a b ab maka a+b = a - b (A) () (E) (B) (D) o o o o. cos 77 cos sin77 sin.... (A) cos 0 o (B) cos 70 o () sin 70 o (D) cos 0 o (E) sin 0 o. Dari

Lebih terperinci

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. (Program Studi IPA) Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN Disusun oleh : Pak Anang

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. (Program Studi IPA) Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN Disusun oleh : Pak Anang Smart Solution TAHUN PELAJARAN 0/0 /0 Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN 0 (Program Studi IPA) Disusun oleh : Pak Anang SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA Program IPA Per Indikator

Lebih terperinci

LINGKARAN. A. PERSAMAAN LINGKARAN B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN

LINGKARAN. A. PERSAMAAN LINGKARAN B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN LINGKARAN. A. PERSAMAAN LINGKARAN B. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN 4 ia nc o3 D.c om Bab r: w be Su m. pa ww ne b Lingkaran Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu merumuskan persamaan lingkaran

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1999

Matematika EBTANAS Tahun 1999 Matematika EBTANAS Tahun 999 EBT-SMA-99-0 Akar-akar persamaan kuadrat + = 0 adalah α dan β. Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (α + ) dan (β + ) + = 0 + 7 = 0 + = 0 + 7 = 0 + = 0 EBT-SMA-99-0 Akar-akar

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN 2009/2010 MATEMATIKA (E-4.2) SMK

UJIAN NASIONAL TAHUN 2009/2010 MATEMATIKA (E-4.2) SMK UJIAN NASIONAL TAHUN 009/00 MATEMATIKA (E-.) SMK Kelompok Pariwisata, Seni, dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Administrasi Perkantoran (P UTAMA). Konveksi milik Bu Nina mengerjakan

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000 Hal. 1 / 7 METHODIST-2 EDUCATION EXPO LOMBA SAINS PLUS ANTAR PELAJAR TINGKAT SMA SE-SUMATERA UTARA TAHUN 2015 BIDANG WAKTU : MATEMATIKA : 120 MENIT PETUNJUK : 1. Pilihlah jawaban yang benar dan tepat.

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN UN 2014

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN UN 2014 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN PERSIAPAN UN 04 DISUSUN OLEH AHMAD THOHIR MA FUTUHIYAH JEKETRO GUBUG GROBOGAN JATENG KATA PENGANTAR Tulisan yang sangat sederhana ini berisi kisi-kisi UN 0 disertai contoh soal

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMK Kelompok Pariwisata, Seni, dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Administrasi Perkantoran

PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMK Kelompok Pariwisata, Seni, dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Administrasi Perkantoran PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMK Kelompok Pariwisata, Seni, dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Administrasi Perkantoran TAHUN PELAJARAN 9/ MATEMATIKA PEMBAHAS: UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Dibuat untuk persiapan menghadapi UN 2012 PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasan Mungkin (tidak) JITU 12 1. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987 MATEMATIKA DASAR TAHUN 987 MD-87-0 Garis singgung pada kurva y di titik potong nya dengan sumbu yang absisnya positif mempunyai gradien 0 MD-87-0 Titik potong garis y + dengan parabola y + ialah P (5,

Lebih terperinci

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN PERTIDAKSAMAAN PECAHAN LESSON Pada topik sebelumnya, kalian telah mempelajari topik tentang konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak. Dalam topik ini, kalian akan belajar tentang masalah pertidaksamaan pecahan.

Lebih terperinci

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X Created By Ita Yuliana

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Matematika Alokasi Waktu : 120 menit Kelas : XII IPA Penyusun Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi No Soal Menggunakan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR 16. Jika maka Jawab : E 17. Diketahui premis-premis sebagai berikut : 1) Jika maka 2) atau Jika adalah peubah pada himpunan bilangan real, nilai yang memenuhi agar kesimpulan dari kedua

Lebih terperinci

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 578 Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. Diketahui vektor u = (a,, 1) dan v = (a, a, 1). Jika vektor u tegak lurus

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 MATEMATIKA SMA/MA PETUNJUK UNTUK PESERTA: 1. Tes terdiri dari dua bagian. Tes bagian pertama terdiri dari 20 soal isian singkat dan

Lebih terperinci

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG Jumlah 50 Bentuk Pilihan Ganda Standar Kompetensi : Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor Kompetensi Dasar : Menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Riil

Sistem Bilangan Riil Sistem Bilangan Riil Pendahuluan Kalkulus didasarkan pada sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya. Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil yang disertai operasi penjumlahan dan perkalian sehingga

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDI IPA

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDI IPA PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 009/00 MATEMATIKA PROGRAM STUDI IPA PEMBAHAS :. Sigit Tri Guntoro, M.Si.. Jakim Wiyoto, S.Si. 3. Marfuah, M.T. 4. Rohmitawati, S.Si. PPPPTK MATEMATIKA 00 . Perhatikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NNG Bank Soal Matematika Pak nang KEMENTERIN PENDIDIKN DN KEBUDYN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi MT PELJRN : MTEMTIK : SM/M : IP Hari/Tanggal Jam WKTU PELKSNN : Rabu, pril 0 : 0.00 0.00 PETUNJUK

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama Disusun Oleh Raja Octovin P D 00 SOAL PILIHAN APRIL 008 SMA NEGERI PEKANBARU Jl Sulthan Syarif Qasim 59 Pekanbaru Bank Soal Matematika Bank Soal Matematika

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

PERTIDAKSAMAAN RASIONAL. Tujuan Pembelajaran

PERTIDAKSAMAAN RASIONAL. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 1 Kelas matematika PEMINATAN PERTIDAKSAMAAN RASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan rasional..

Lebih terperinci

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara

Lebih terperinci

Pembahasan Simak UI Matematika Dasar 2012

Pembahasan Simak UI Matematika Dasar 2012 Pembahasan Simak UI Matematika Dasar 2012 PETUNJUK UMUM 1. Sebelum mengerjakan ujian, periksalah terlebih dulu, jumlah soal dan nomor halaman yang terdapat pada naskah soal. Naskah soal ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa Skema Pencapaian

Lebih terperinci

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih Mata Pelajaran Wajib Disusun Oleh: Ngapiningsih Disklaimer Daftar isi Disklaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. Materi powerpoint

Lebih terperinci

A. DEFINISI DAN BENTUK UMUM SISTEM PERSAMAAN LINEAR KUADRAT

A. DEFINISI DAN BENTUK UMUM SISTEM PERSAMAAN LINEAR KUADRAT K-13 Kelas X matematika PEMINATAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KUADRAT TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan bentuk umum sistem

Lebih terperinci

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. Markaban, M.Si. Widyaiswara PPPG

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008 Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2007 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2008 Bidang Matematika Bagian Pertama Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN

Lebih terperinci

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75 Here is the Problem and the Answer. Diketahui premis premis berikut! a. Jika sebuah segitiga siku siku maka salah satu sudutnya 9 b. Jika salah satu sudutnya 9 maka berlaku teorema Phytagoras Ingkaran

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2009 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2010

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2009 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2010 Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2009 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2010 Waktu : 210 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

Modul Matematika 2012

Modul Matematika 2012 Modul Matematika MINGGU V Pokok Bahasan : Fungsi Non Linier Sub Pokok Bahasan :. Pendahuluan. Fungsi kuadrat 3. Fungsi pangkat tiga. Fungsi Rasional 5. Lingkaran 6. Ellips Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I Mata Pelajaran : Matematika 191 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 Nama Sekolah : Kelas/ Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Matematika Aspek : BILANGAN Standar

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 2011/2012

PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 2011/2012 Page of PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 0/0 OLEH: SIGIT TRI GUNTORO, M.Si MARFUAH, S.Si, M.T REVIEWER: UNTUNG TRISNA S., M.Si JAKIM WIYOTO, S.Si Page of Misalkan, p : hari ini hujan q: saya tidak pergi

Lebih terperinci

SOAL FINAL LCCM PERORANGAN TINGKAT SMA SE-SUMATERA SOAL TERTULIS

SOAL FINAL LCCM PERORANGAN TINGKAT SMA SE-SUMATERA SOAL TERTULIS SOAL FINAL LCCM PERORANGAN TINGKAT SMA SE-SUMATERA SOAL TERTULIS Tulislah Jawaban pada tempat yang telah disediakan! 1. Bentuk sederhana dari: Adalah?jawab :1 2. Sebuah balok memiliki perbandingan panjang,lebar,tinggi

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL

SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.Pd MATEMATIKA PAKET C TINGKAT V DERAJAT MAHIR 1 SETARA KELAS X

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

SOAL MATEMATIKA - SMP

SOAL MATEMATIKA - SMP SOAL MATEMATIKA - SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 014

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS 1 KEGIATAN BELAJAR 3 PERSAMAAN GARIS LURUS Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menentukan persamaan gradien garis lurus, 2. menentukan persamaan vektoris dan persamaan

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI Bidang Matematika Bagian Pertama Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci