BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29) mendefinisikan strategi bertahan sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola aset yang dimilikinya. Pendapat lain mengenai strategi bertahan dikemukakan oleh Snel dan Staring (dalam Setia, 2005:6) yang menyatakan strategi bertahan sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi. Petani merupakan pekerja yang tekun dan tidak pernah menyerah dalam kondisi apapun walaupun penuh keterbatasan, mereka tetap bisa bertahan hidup. Petani akan mengoptimalkan segala sumber daya yang mereka miliki agar tetap bisa menjaga kelangsungan hidup keluarganya. Secara spesifik strategi penghidupan yang diterapkan oleh para petani dapat dibagi menjadi tiga dimana salah satu strategi tersebut adalah strategi survival atau strategi bertahan hidup yang umumnya diterapkan oleh petani miskin, berlahan sempit dan para buruh tani, seperti yang dikemukaan oleh White (dalam Baiquni, 2007:47) yang menyatakan bahwa strategi survival atau strategi 6

2 bertahan hidup merupakan strategi petani yang memiliki lahan yang sempit atau bekerja di lahan orang lain dan tergolong miskin. Petani dengan strategi survival biasanya mengelola sumber alam yang sangat terbatas atau terpaksa menjadi buruh tani dan pekerja kasar dengan imbalan yang rendah biasanya hanya cukup untuk sekedar menyambung hidup tanpa bisa menabung untuk pengembangan modal. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan faktor yang mendorong petani melakukan strategi bertahan sebagaimana pendapat yang dikemukakan Baiquni (2007:221) yang menyatakan bahwa rumah tangga petani yang menerapkan strategi survival pada umumnya berada pada garis kemiskinan yang dicirikan oleh kepemilikan lahan atau aset sumber daya yang terbatas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi bertahan hidup petani adalah suatu tindakan atau cara petani kecil yang tergolong miskin untuk tetap bisa bertahan hidup di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Keluarga petani dalam menjalani kehidupan sehari-hari akan menerapkan berbagai macam strategi untuk bertahan hidup. Menurut Suharto (2009:31) strategi bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Strategi bertahan hidup dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu srategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci strategi-strategi bertahan hidup yang umumnya digunakan petani kecil. 7

3 2.1.1 Strategi Aktif Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Menurut Suharto ( 2009:31) strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan keluarga miskin dengan cara mengoptimalkan segala potensi keluarga (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan apapun demi menambah penghasilannya). Strategi aktif yang biasanya dilakukan buruh tani khususnya di Desa Gongsol adalah dengan diversifikasi penghasilan atau mencari penghasilan tambahan dengan cara melakukan pekerjaan sampingan. Menurut Stamboel (2012:209) diversifikasi penghasilan yang dilakukan petani miskin merupakan usaha agar petani dapat keluar dari kemiskinan, diversifikasi yang bisa dilakukan antara lain berdagang, usaha bengkel maupun industri rumah tangga lainnya. Sedangkan menurut Andrianti (dalam Kusnadi, 2000:192) salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong para isteri untuk ikut mencari nafkah. Maka di Desa Gongsol pada saat ini yang menjadi buruh tani tidak hanya kaum laki-laki saja. Akan tetapi kaum perempuan juga ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga mereka sehingga dapat terpenuhi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau keluarga dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki keluarga mereka. 8

4 2.1.2 Strategi Pasif Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminimalisir pengeluaran keluarga sebagaimana pendapat Suharto (2009:31) yang menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya). Strategi pasif yang biasanya dilakukan oleh buruh tani adalah dengan membiaskan hidup hemat. Hemat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sikap berhati-hati, cermat, tidak boros dalam membelanjakan uang. Sikap hemat merupakan budaya yang telah dilakukan oleh masyarakat desa terutama masyarakat desa yang tergolong dalam petani miskin. Menurut Kusnadi (2000:8) strategi pasif adalah strategi dimana individu berusaha meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara masyarakat miskin untuk bertahan hidup. Pekerjaan sebagai petani kecil yang umumnya dilakukan oleh masyarakat desa membuat pendapatan mereka relatif kecil dan tidak menentu sehingga petani kecil di pedesaan lebih memprioritaskan kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. Pola hidup hemat dilakukan petani kecil atau para buruh tani agar penghasilan yang mereka terima bisa untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka. Dalam penelitian ini para buruh tani di Desa Gongsol menerapkan hidup hemat dengan cara berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Sikap hemat terlihat pada kebiasaan keluarga buruh tani yang membiasakan untuk makan dengan lauk seadanya dan hanya membeli daging ketika hari besar seperti perayaan natal, hari raya idul fitri dan tahun baru. 9

5 Pola hidup hemat ini menjadi strategi pasif untuk melengkapi strategi bertahan secara aktif yang dilakukan buruh tani. Karena tidak akan ada manfaat jika para buruh tani di Desa Gongsol bekerja dengan giat akan tetapi mereka tetap boros. Untuk itu diperlukannya strategi pelengkap yakni strategi pasif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara selektif, tidak boros dalam mengatur pengeluaran keluarga Strategi Jaringan Strategi jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan sosial. Menurut Suharto ( 2009:31) strategi jaringan merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang kepada tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya). Menurut Kusnadi ( 2000:146) strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika membutuhkan uang secara mendesak. Secara umum strategi jaringan sering dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang tergolong miskin adalah dengan meminta bantuan pada kerabat atau tetangga dengan cara meminjam uang. Budaya meminjam atau hutang merupakan hal yang wajar bagi masyarakat desa karena budaya gotong royong dan kekeluargaan masih sangat kental di kalangan masyarakat desa. 10

6 Strategi jaringan yang biasanya dilakukan para buruh tani di Desa Gongsol adalah memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara meminjam uang pada kerabat, para pemilik lahan atau meminjam pada bank dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya. Bantuan sosial yang biasa diterima buruh tani bisa dalam bentuk pinjaman modal atau dalam bentuk bantuan bahan sembako. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Stamboel (2012:244) yang mengatakan bahwa modal sosial berfungsi sebagai jaring pengaman sosial bagi keluarga miskin. Bantuan dalam skala keluarga besar, komunitas atau dalam relasi pertemanan telah banyak menyelamatkan keluarga para buruh tani. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, pemilik lahan, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal ketika para buruh tani di Desa Gongsol dalam kesulitan sehingga ketiga strategi ini saling melengkapi. 2.2 Faktor Pemilik Lahan Dalam Memilih Para Buruh Tani Menjalin kerjasama antara kedua bela pihak yang didasari oleh latar belakang yang berbeda tentu akan memerlukan faktor-faktor lain untuk dapat memperkuat alasan seseorang untuk dapat menerima orang lain dalam menjalin hubungan kerja sama diantara mereka. Seperti yang dilakukan para pemilik lahan yang ada di Desa Gongsol dalam memilih buruh tani yang berbeda etnis dengan mereka yang akan bekerja di lahan mereka tentu akan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya: 11

7 2.2.1 Kepercayaan ( trust ) Trust atau rasa percaya (mempercayai) adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Putnam, 1993). Kepercayaan merupakan komponen penting dari adanya masyarakat. Kepercayaan dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Menurut Francis Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Kemampuan berasosiasi menjadi modal yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi, tetapi juga bagi setiap aspek eksistensi sosial yang lain. Tetapi, kemampuan ini sangat tergantung pada suatu titik temu norma-norma dan nilainilai bersama. Jika titik temu etis normatif ini ditemukan maka pada gilirannya kepentingan-kepentingan individual akan tunduk pada kepentingan-kepentingan komunitas kelompok. Dari nilai-nilai bersama ini akan bangkit apa yang disebut kepercayaan (Fukuyama, 1995). Kepercayaan umumnya dikaitkan dengan keterbatasan perkiraan dan ketidakpastian yang berkenaan dengan perilaku orang lain dan motif mereka (Gambetta, 1988). Sako (1992) melihat kepercayaan dalam bentuk bisnis dan menemukan tiga bentuk kepercayaan yaitu Pertama, kepercayaan kompetensi 12

8 menunjuk keyakinan bahwa mitra dagang akan memperlihatkan kewajiban mereka berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang diakui dan mereka miliki. Kedua, kepercayaan kontraktual mencakup suatu keyakinan bahwa orang atau pihak yang terlibat pada suatu perjanjian tertulis akan menepati janji yang telah diikrarkan bersama tentang suatu interaksi seperti tanggal pengiriman, spesifikasi produk, kerahasiaan, perjanjian yang bersifat umum dan garis besar saja. Ketiga, kepercayaan niat baik menunjuk pada harapan bersama pihak yang terlibat memiliki komitmen terbuka satu sama lain untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi keuntungan bersama (Damsar, 2009: ). Kepercayaan merupakan hubungan antara dua belah pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu belah pihak melalui interaksi sosial. Lawang menyimpulkan inti konsep kepercayaan sebagai berikut: a. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih, termasuk dalam hubungan ini ada institusi, yang dalam pengertian ini diwakili orang. b. Harapan yang ada akan tergantung dalam hubungan ini, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. c. Interaksi yang memungkinkan hubungan dan harapan itu berwujud (Damsar, 2009:186) Trust (kepercayaan) sudah dilakukan oleh masyarakat Etnis Karo dan masyarakat Etnis Nias. Masyarakat Karo memiliki kepercayaan kepada masyarakat Nias sehingga mempekerjakan masyarakat Etnis Nias sebagai buruh tani di lahan milik mereka. 13

9 2.2.2 Teori Pertukaran Sosial Pertukaran sosial yang dikemukakan oleh George Homans bahwa teori pertukaran sosial berlandaskan pada prinsip ekonomi elementer bahwa orang menyediakan barang dan jasa dari transaksi ekonomi tersebut. Seseorang dapat menukarkan pelayanannya untuk memperoleh uang guna mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sehingga menjadikan adanya suatu pernyataan bahwa interaksi sosial mirip dengan transaksi ekonomi. Sistem sosial yang terorganisir dalam suatu masyarakat membentuk suatu kelompok. Sebagaimana Homans memberikan tiga konsep utama untuk menggambarkan kelompok kecil tersebut yakni: 1. Interaksi adalah kegiatan apapun yang merangsang atau dirangsang oleh kegiatan orang lain. 2. Kegiatan adalah perilaku actual yang digambarkan pada tingkat yang konkrit, sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggota saja. 3. Perasaan tidak hanya didefinisikan sebagai suatu keadaan subyektif tetapi sebagai suatu tanda yang bersifat eksternal atau bersifat perilaku yang menunjukkan keadaan internal. Elemen-elemen di atas membentuk suatu keseluruhan yang terorganisir, saling mempengaruhi dan dipengaruhi secara timbal balik dalam suatu interaksi. Pada dasarnya suatu sistem sosial mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat secara keseluruhan hingga membentuk integrasi. Bentuk kerjasama yang baik antar elemen dengan fungsinya masing-masing. Terkait dengan bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berinteraksi maka terbentuklah adanya sistem. 14

10 Secara general sistem merupakan hubungan antara bagian satu dengan bagian lain membentuk suatu keseluruhan dan saling bergantung satu sama lain. Jika dalam bagian tersebut membentuk suatu kesatuan maka keadaan tersebut dinamakan dengan integrasi. Integratif sendiri dapat tercipta jika antar bagian atau elemen tersebut saling bekerja sama sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi jika integrasi ini mengalami tingkatan yang rendah maka dapat menimbulkan terjadinya perpisahan atau perpecahan. Teori pertukaran dalam sistem sosial ekonomi yang terjadi dalam masyarakat maka Homans menyatakan proses pertukaran melalui beberapa pernyataan proporsional yang saling berhubungan. Proposisi-proposisi tersebut adalah: 1) Proposisi sukses Untuk semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu. 2) Proposisi pendorong Jika dalam seperangkat stimulus merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang mendapatkan suatu hadiah. 3) Proposisi nilai Semakin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu. Dalam proposisi ini Homans meletakkan tekanan dari exchange teorinya. Pertukaran tidak terjadi bila nilai sesuatu yang dipertukarkan itu sama. Oleh sebab itu exchange terjadi bila cost yang diberikan akan menghasilkan 15

11 benefit yang besar, dimana kedua belah pihak sama-sama mendapat untung dan keuntungan tersebut mengandung unsur psikologis. 2.3 Defenisi Konsep Dalam hal ini digunakan beberapa konsep yang relevan dengan penelitian yang nantinya akan dilakukan. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut: 1. Strategi Bertahan Strategi ini sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola aset yang dimilikinya. Dalam strategi ini ada beberapa macam yang harus dilakukan, yaitu: A. Strategi Aktif Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Strategi aktif yang biasanya dilakukan adalah dengan menambah sumber penghasilan atau mencari penghasilan tambahan dengan cara melakukan pekerjaan sampingan. B. Strategi Pasif Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminimalisir pengeluaran keluarga sebagaimana pendapat Suharto (2009:31) yang menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya). 16

12 C. Strategi Jaringan Menurut Kusnadi ( 2000:146) strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika membutuhkan uang secara mendesak. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan adalah memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan memanfaatkan kepercayaan dari para kerabat dan pemilik lahan. D. Pertanian Pertanian adalah kegiatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat di pedesaan. 2. Etnis Nias Etnis Nias adalah satu dari sekian banyak etnis pribumi di Indonesia. Tanah asalnya terletak di luar Pulau Sumatera namun termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. Beberapa bermigrasi ke berbagai daerah, salah satunya adalah ke daerah Tanah Karo. 3. Etnis Karo Salah satu etnis Bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Sumatera Utara khusunya daerah dataran tinggi. Dengan mendiami dataran tinggi tentu mata pencaharian utama etnis ini adalah bertani. Dalam bertani mereka tidak mengerjakan lahan sendiri tetapi dibantu oleh para buruh tani. 4. Buruh Tani (Aron dalam bahasa Karo) Buruh tani atau dalam bahasa Etnis Karo disebut Aron adalah seseorang yang bekerja di bidang pertanian dengan cara melakukan pengelolaan tanah yang 17

13 bertujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri atau menjual kepada orang lain. 5. Pemilik Lahan Pemilik lahan adalah seseorang yang menguasai atau mempunyai hak atas tanah. Pemilik lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat Etnis Karo yang memiliki lahan dan mempekerjakan masyarakat dari etnis lain, yaitu Nias. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mekanisme Survival Sekecil apapun perubahan kondisi ekonomi makro, baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah maupun mekanisme pasar, sangat berpengaruh terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kapital Sosial Pierre Bourdieu Bourdieu mendefenisikan kapital sosial adalah kumpulan sejumlah sumberdaya, baik aktual maupun potensial yang terhubung dengan kepemilikan

Lebih terperinci

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari analisis data pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri batu bata, karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Strategi Adaptasi Strategi adaptasi dimaksud oleh Edi Suharto dalam Edi (2009:29), sebagai Coping strategies. Secara umum strategi bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) adalah sebuah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan medan marelan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya Kecamatan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial sebagai konsep atau teori sosial sudah banyak dikaji dan dijadikan dasar indikator suatu proses pembangunan yang berfokus pada kinerja kelompok.komunitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam melimpah ruah yang mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat bermukim di pedesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI KECIL DI DESA SINDETLAMI KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI KECIL DI DESA SINDETLAMI KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI KECIL DI DESA SINDETLAMI KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO SKRIPSI Oleh: ZAINAL ABIDIN NIM 100210301014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. kekurangan. Di dua dusun Pagilaran dan Kemadang waktu seolah-olah sekedar berjalan di

BAB V KESIMPULAN. kekurangan. Di dua dusun Pagilaran dan Kemadang waktu seolah-olah sekedar berjalan di BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kehidupan keluarga buruh di dua dusun pada dasarnya berada pada posisi yang sama mereka dihadapkan pada upah dan kesejahteraan hidup yang rendah, ditengah kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses adaptasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Untuk dapat bertahan hidup di dalam lingkungannya manusia harus mampu beradaptasi. Proses adaptasi satu dengan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS 53 EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat baik perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterlekatan Keterlekatan menurut Granovetter, merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan modal sosial antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Slamet Widodo (2012) yang melihat tentang penguatan modal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,

Lebih terperinci

KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG

KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM GOTONG ROYONG Deskripsi dan Perkembangan Kegiatan KUSP Gotong Royong RW IV Kwaluhan, Kelurahan Kertosari didirikan pada tahun 1993. Pada awalnya, KUSP (KUSP) Gotong Royong

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Moral Ekonomi Pedagang Kehidupan masyarakat akan teratur, baik, dan tertata dengan benar bila terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi fokus di Indonesia untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, dari 31,02 juta penduduk

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital) PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan Kesadaran Tolong Menolong 1. Pengertian Peranan Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS KERANGKA PEMIKIRAN SISTEMATIS PERBUATAN BAIK MENURUT SUDUT PANDANG MORAL MERUPAKAN DASAR UNTUK MENILAI

ETIKA BISNIS KERANGKA PEMIKIRAN SISTEMATIS PERBUATAN BAIK MENURUT SUDUT PANDANG MORAL MERUPAKAN DASAR UNTUK MENILAI TEORI-TEORI ETIKA ETIKA BISNIS KERANGKA PEMIKIRAN SISTEMATIS PERBUATAN BAIK MENURUT SUDUT PANDANG MORAL MERUPAKAN DASAR UNTUK MENILAI UTILITARIANISME Jeremy Bentham UTILIS à BERMANFAAT PERBUATAN BAIK :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana pun ia didefinisikan menampilkan sisi-sisi buruk yang menantikan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana pun ia didefinisikan menampilkan sisi-sisi buruk yang menantikan suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Kemiskinan adalah persoalan mendasar yang menyentuh secara langsung terhadap kelangsungan dan martabat suatu bangsa yang merdeka. Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data sosial ekonomi September 2013 sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. data sosial ekonomi September 2013 sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris karena secara geografis daerah Indonesia sangat mendukung untuk bertani. Sebagai negara agraris menjadikan sektor pertanian sangat

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan perguruan tinggi

KESIMPULAN DAN SARAN. Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan perguruan tinggi VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) merupakan perguruan tinggi berbasis teknologi dan berkaliber nasional yang didirikan di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Industri kuliner memiliki fungsi penting dalam pembangunan ekonomi terutama bagi perempuan di pedesaan. Studi dari Desa Ngawu menunjukkan bahwa usaha ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL 38 BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL 5.1 Pola Pemilikan Lahan Lahan merupakan faktor utama bagi masyarakat pedesaan terutama yang menggantungkan hidupnya dari bidang pertanian. Pada masyarakat pedesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebahagian besar mata pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga pertanian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 banyak menyebabkan munculnya masalah baru, seperti terjadinya PHK secara besar-besaran, jumlah pengangguran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB V TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB V TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG BAB V TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Pada bab ini, dijabarkan beberapa hal yang terkait dengan tingkat ketahanan pangan, antara lain: tingkat ketahanan pangan rumahtangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Cohen (1972) dalam Suparlan (1984), bahwa masalah kemiskinan kota dan kedudukan orang miskin kota dalam masyarakat bukanlah masalah pemerintah kota semata.

Lebih terperinci

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013). I. PENDAHULUAN Latar belakang masalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keluarganya. Kelompok pemulung ini mengalami ketidakadilan, mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keluarganya. Kelompok pemulung ini mengalami ketidakadilan, mereka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini menggunakan perspektif fungsional, dimana kehidupan pemulung pada penelitian ini mengalami disfungsi, dilihat dari keadaan kelompok pemulung yang tidak sesuai

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN

MODAL SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN MODAL SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN Banyaknya kasus-kasus kekerasan anak dan perempuan yang terjadi di kota Surabaya telah menjadi keprihatinan tersendiri. Berbagai upaya pemberdayaan kelompok sudah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI PEREMPUAN UNTUK BERTAHAN HIDUP JENIS KEBUTUHAN HIDUP

BAB VI STRATEGI PEREMPUAN UNTUK BERTAHAN HIDUP JENIS KEBUTUHAN HIDUP BAB VI STRATEGI PEREMPUAN UNTUK BERTAHAN HIDUP 6.1 Perempuan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Posisi perempuan menjadi bagian yang terpenting dalam pemenuhan kebutuhan hidup dalam rumah tangga, kebutuhan

Lebih terperinci

Rifki Fandi Winarno 1. Abstrak. Kata Kunci : Strategi Aktif, Strategi Pasif, Strategi Jaringan.

Rifki Fandi Winarno 1. Abstrak. Kata Kunci : Strategi Aktif, Strategi Pasif, Strategi Jaringan. ejournal Sosiatri - Sosiologi, 2016, 4 (4): 16-33 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STRATEGI BERTAHAN HIDUP MANTAN KARYAWAN PT. KERTAS NUSANTARA DI DESA PILANJAU KABUPATEN BERAU

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian

BAB V KESIMPULAN. pedesaan yang sesungguhnya berwajah perempuan dari kelas buruh. Bagian BAB V KESIMPULAN Bagian kesimpulan ini menyampaikan empat hal. Pertama, mekanisme ekstraksi surplus yang terjadi dalam relasi sosial produksi pertanian padi dan posisi perempuan buruh tani di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memiliki penduduk dengan beraneka ragam suku. Suku Batak merupakan salah satu suku yang dapat ditemui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Golongan Termiskin di Dua Desa

Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Golongan Termiskin di Dua Desa Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Golongan Termiskin di Dua Desa Arief Budiman * PADA akhirnya, harga BBM dinaikkan juga pada tanggal 12 Januari 1984. banyak orang kemudian berkomentar, bahwa kenaikan ini

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Pematangsiantar adalah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara dan Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota Pematangsiantar

Lebih terperinci

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja. KODE ETIK PT INTERMEDIA CAPITAL TBK ( Perusahaan ) I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Kode Etik ini disusun dalam rangka meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2 Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta mereka adalah kepala rumah

Lebih terperinci

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETERNAK BABI DALAM PERKEMBANGAN KOTA MEDAN (Studi Deskriptif Perumnas Mandala Kelurahan Tegalsari Mandala II, Kecamatan Medan Denai) SKRIPSI PURNAWAN ZARON HAREFA 050901023 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun menjadi 5,2%

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI UU No.4 Tahun 2014 tentang ASN PEMBINAAN KARIR JABATAN DAN JENJANG PANGKAT POLA DASAR KARIR PERPINDAHAN JABATAN POLA KARIR MANAJEMEN KARIR TALENT POOL SDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja Etos Kerja merupakan perilaku sikap khas suatu komunitas atau organisasi mencakup sisi spiritual, motivasi, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah menegenal ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli itu, biasanya (1) berlokasi yang mudah didatangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI KOPDIT

PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI KOPDIT PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI KOPDIT Bab 2 dari Buku Dasar-Dasar Manajemen Koperasi Kredit (Credit Union) Disalin dan ditata letak oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia secara nasional menunjukkan bahwa kegiatan usaha mikro merupakan salah satu bidang usaha yang konsisten dan berkembang. Bahkan sejarah telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis

Lebih terperinci

TEORI-TEORI ETIKA. Week 2

TEORI-TEORI ETIKA. Week 2 TEORI-TEORI ETIKA Week 2 Teori Etika Utilitarisme Teori ini berpendapat bahwa semua hal yang dikerjakan atau diperbuat dengan menghasilkan manfaat bagi orang-orang disekitar merupakan tindakan yang baik.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani pertama kali pada tahun 1964 dengan nama Bimbingan Masal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Salah satu akibat terjadinya krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia kurang lebih 60%, melakukan pertanian sebagai mata pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS 92 BAB VIII KELEMBAGAAN MAKANAN POKOK NON BERAS Kelembagaan menurut Uphoff (1993) dikutip Soekanto (2009) adalah seperangkat norma dan perilaku yang bertahan dari waktu ke waktu dengan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga 7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak negara ini didirikan, bangsa Indonesia telah menyadari bahwa pekerjaan merupakan kebutuhan asasi warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 27

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro 46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH 39 BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH A. Latar Belakang Obyek 1. Jenis pemanfaatan tanah No. Jenis pemanfaatan Luas 1. 2. 3. 4. 5. Tanah perumahan Tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pertanian dan Petani Pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan perekonomian. Sektor pertanian tidak saja sebagai penyediaan kebutuhan pangan melainkan sumber kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Menyekolahkan Anak 1. Pengertian Minat Menurut yang paling dasar, minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, perhatian kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

Lebih terperinci

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi

Lebih terperinci

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan WAWASAN SOSIAL BUDAYA Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan Disusun Oleh : Nur Fazheera Al Gadri (D0217023) Hendra Lesmana (D0217515) Asmirah (D0217024) Abdillah Resky Amiruddin (D0217514) FAKULTAS TEKNIK PRODI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Etika subsistensi merupakan sebuah teori yang dikemukaan James C. Scott

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Etika subsistensi merupakan sebuah teori yang dikemukaan James C. Scott BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Etika Subsistensi Etika subsistensi merupakan sebuah teori yang dikemukaan James C. Scott mengenai prinsip dahulukan selamat: ekonomi subsistensi bahwa petani lebih mengutamakan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fakta tentang kemiskinan dan pengangguran menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah/rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci