BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan karena banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi menciptakan lapangan kerja baru sebagai presentasi penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi ini merupakan gambaran rendahnya kualitas pendidikan kita. Banyak faktor yang turut berpengaruh terhadap rendahnya kualitas pendidikan. Apabila pendidikan dilihat sebagai suatu sistem maka faktor yang turut mempengaruhi kualitas pendidikan tersebut, menurut Deming dalam Hamzah (2008) meliputi : (1) input mentah atau peserta didik, (2) lingkungan instruksional, (3) proses pendidikan, dan (4) keluaran pendidikan. Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah peserta didik. Peserta didik sebagai fokus dari proses pendidikan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Undang Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 2 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional 1

2 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pasal 3 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Upaya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional diatas antara lain : a) mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan; b) peningkatan jumlah dan mutu fasilitas pendidikan; c) peningkatan jumlah, jenis dan mutu guru; d) melaksanakan evaluasi pendidikan dalam rangka peningkatan mutu; e) peningkatan akses pihak terkait (stakeholder) pada proses pendidikan; f) peningkatan peran serta masyarakat untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut. Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana berusaha mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga diartikan sebagai suatu proses pembelajaran terhadap manusia secara terus menerus agar menjadi pribadi yang sempurna lahir dan batin. 2

3 Pendidikan dalam hubungannya dengan pengembangan sumber daya manusia dipandang sebagai investasi. Sumber daya manusia bernilai jika kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan hidup dan sektor pembangunan yang memberikan keuntungan, baik kepada individu maupun kepada masyarakat, seperti yang dikutip Nanang Fattah (2006: 18-19) dari F. Harbison C. Meyers (1964). Nilai modal manusia (human capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah populasi penduduk atau tenaga kerja kasar (labour intensif) tetapi sangat ditentukan oleh tenaga kerja intelektual (brain intensif). Tenaga kerja intelektual dihasilkan dari proses pendidikan baik pada lembaga pendidikan formal maupun informal. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal bertanggung jawab menghasilkan sumber daya manusia berkualitas. Pendidikan formal sekolah tidak hanya dapat membentuk kemampuan berpikir, penalaran dan logika peserta didik tetapi juga membentuk pengertian, pandangan, dan pemahaman siswa terhadap dirinya serta menilai dirinya setelah melakukan interaksi secara total dalam lingkungan sosial baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan jenjang menengah pada jenis pendidikan kejuruan yaitu Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. (PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 26 ayat 3). 3

4 Sejalan dengan tujuan diatas, Sekolah Menengah Kejuruan didesain menggunakan pembelajaran sistem ganda yang memfokuskan pada hubungan link/keterkaitan dan match/keterpadanan dengan keperluan masyarakat yang sedang membangun, baik yang berkenaan dengan ketenagaan maupun ilmu yang dihasilkan. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan diselenggarakan melalui Pendidikan Sistem Ganda sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997. Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja serta terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Pendidikan sistem ganda ini dilakukan dengan tujuan tercapainya relevansi kompetensi yang dikuasai peserta didik dari proses pembelajaran di sekolah dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja dan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan serta secara langsung dalam proses pembelajaran dalam lembaga pendidikan formal. Menurut Pakpahan dalam Made Wena (1996:50), link and macth memiliki dua jenis tujuan yaitu : a. Tujuan link and match adalah untuk mendekatkan antara supply and demand mutu sumber daya manusia terutama yang berhubungan dengan kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia pendidikan sebagai penyedia 4

5 sumber daya manusia dan dunia kerja serta masyarakat pada umumnya sebagai pihak yang membutuhkannya. b. Link and match pada dasarnya menyangkut upaya pendekatan sistem pendidikan agar benar-benar berfungsi sebagai wahana atau instrumen bagi pembangunan dan perubahan sosial sekaligus bermanfaat sebagai investasi untuk pembangunan masa depan. Aspek pembelajaran dalam pendidikan sistem ganda kejuruan sangat penting karena : (1) keberhasilan pelaksanaan pendidikan sistem ganda sangat tergantung dari keterkaitan/link perancangan proses pembelajaran di sekolah dan di dunia industri, (2) pada dasarnya sistem ganda adalah usaha bagaimana peserta didik dapat belajar sesuatu secara optimal dari dunia industri, (c) agar proses belajar peserta didik di industri dapat optimal maka kegiatan proses belajar mengajar tersebut harus dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah belajar. Bhattacharya & Mandke (1992) dalam Made Wena (1996). Pendidikan Sistem Ganda Sekolah Menengah Kejuruan dilakukan dengan mengirimkan peserta didik untuk magang/praktek kerja pada Dunia Usaha/Dunia Industri yang sesuai dengan bidang keahliannya selama waktu tertentu. Proses pembelajaran ini disebut dengan Praktek Kerja Industri. Peran Dunia Usaha/Dunia Industri dalam memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menjalankan praktek kerja industri sangat menentukan efektifitas pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda tidak akan berhasil tanpa dukungan maksimal dari dunia industri sebagai salah satu komponen dalam program 5

6 pendidikan ganda, memegang peran penting dalam proses belajar mengajar praktik. Agar industri dapat memberikan bimbingan secara maksimal pada peserta didik yang melaksanakan praktek kerja maka ada beberapa hal yang perlu disiapkan, antara lain : (1) instruktur yang akan membimbing praktek peserta didik, (2) garis-garis besar program pembelajaran praktek, (3) buku tuntunan bimbingan praktek (lembar kerja untuk peserta didik). Proses pendidikan menurut Engkoswara (2001: 4) meliputi; (1) kegairahan atau motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik, (2) disiplin, semangat dan etos kerja yang tinggi pada tenaga kependidikan yang bertautan dengan proses pendidikan disertai dengan etika profesi kependidikan, (3) tingkat kepercayaan yang tinggi dari berbagai pihak secara timbal balik. Pendidikan di sekolah tidak hanya terbatas pada hasil belajar peserta didik tetapi juga mencakup karakteristik personal peserta didik seperti gambar diri dan kepercayaan diri. Pendidikan di sekolah juga mengacu pada pencapaian individu peserta didik yang meliputi: a) kemampuan akademik, b) partisipasi, c) kemampuan sosial, dan d) keberhasilan siswa dalam ekonomi. Keberhasilan pendidikan dari sudut pandang peserta didik, didukung oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar peserta didik. Faktor dari dalam peserta didik antara lain minat, bakat, sikap, cara pandang, motivasi, disiplin. Sedangkan faktor dari luar peserta didik diantaranya, kurikulum pendidikan, fasilitas belajar, sarana, prasarana, kompetensi guru dalam proses pembelajaran, peran serta keluarga dan masyarakat. Oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk 6

7 meneliti hubungan motivasi berprestasi dan pengalaman kerja industri peserta didik terhadap efektifitas pembelajaran produktif. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah ternyata banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan diantaranya adalah minat, bakat, sikap, perhatian, motivasi, kurikulum pendidikan, fasilitas, sarana, prasarana belajar, kompetensi guru dalam proses pembelajaran, peran serta keluarga dan masyarakat, dan lain-lain. Dari berbagai hal yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran produktif, motivasi berprestasi peserta didik dan pengalaman kerja industri memiliki peran penting terhadap efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan. Adapun peran dua faktor tersebut adalah : 1. Peserta didik merupakan faktor utama dalam proses pendidikan yang menentukan hasil pendidikan. Peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki peluang untuk berhasil dibandingkan peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi rendah. David Mc, Clelland dalam Hamzah (2008) mengembangkan teori prestasi yang merumuskan bahwa motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengungguli, untuk mencapai sebuah standar, dan untuk berjuang agar berhasil. Sebagian orang memiliki suatu pendorong yang memaksa agar berhasil, orang-orang tersebut berjuang demi pencapaian pribadi 7

8 ketimbang demi imbalan atas keberhasilan itu sendiri, mereka memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu secara lebih baik atau lebih efesien ketimbang yang dilakukan sebelumnya. Dorongan ini merupakan Achievement Need (nach). Dalam penelitiannya Mc Clelland menemukan bahwa orang-orang yang prestasi pencapaiannya tinggi membedakan diri mereka sendiri dari orang lain dengan keinginan mereka untuk berbuat sesuatu lebih baik. 2. Pengalaman kerja industri peserta didik, dalam kaitannya dengan pendidikan sistem ganda yang dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan, menjadi hal yang penting untuk digali pada penelitian ini. Pengalaman yang diperoleh peserta didik dalam rangka melakukan proses pembelajaran di industri dapat menjadi ukuran efektifitas pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan. Wardiman Djojonegoro dalam Made Wena (1996) mengemukakan bahwa pendidikan sistem ganda memberikan nilai tambah bagi peserta didik antara lain : (1) hasil belajar peserta didik akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan; (2) lead-time untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat karena setelah tamat sekolah tidak memerlukan waktu latihan lanjutan lagi untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai; (3) keahlian profesional yang diperoleh melalui pendidikan sistem ganda dapat mengangkat harga dan rasa percaya diri tamatan yang 8

9 selanjutnya dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesional pada tingkat yang lebih tinggi. Komponen isi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik selama menjalankan kegiatan praktek kerja industri secara garis besar memberi pengalaman dalam hal : (1) pengetahuan, sikap dan keterampilan nonteknik tetapi secara langsung mempunyai pengaruh terhadap pekerjaanpekerjaan teknik; (2) pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan-kemampuan dalam menghadapi perubahan-perubahan ketenagakerjaan di masa datang; (3) pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan pengembangan kreativitas diri, baik psikologis maupun sosial. Dari komponen isi pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja industri peserta didik dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu peningkatan kompetensi profesional, peningkatan kompetensi sosial, dan respon diri peserta didik. 3. Efektifitas pembelajaran produktif di sekolah menengah kejuruan dapat dilihat dari berbagai hal, seperti diungkapkan Charles Prosser dalam Wardiman Djojonegoro antara lain : (a) pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas-tugas, latihan dilakukan dengan cara/alat yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja; (b) pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang dilakukan dalam pekerjaan itu sendiri; (c) pendidikan kejuruan akan efektif jika dia dapat memampukan setiap individu memodali minat, pengetahuan dan ketrampilan pada tingkat yang 9

10 paling tinggi; (d) pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman, latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulangkan sehingga pas seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya; (e) proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai); (f) sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli dari okupasi tersebut Kenyataan yang terjadi di lapangan pada proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan menurut pengamatan penulis diidentifikasi sebagai berikut: (1) peserta didik kurang memiliki gairah belajar atau motivasi untuk dapat berprestasi. Hal ini ditunjukkan dari keengganan peserta didik untuk selalu belajar, kurang mandiri, tidak kreatif, kurang menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran. (2) kurikulum yang belum sesuai dengan kebutuhan belajar, (3) sarana dan prasarana belajar praktek yang belum memadai, (4) kompetensi guru yang belum memenuhi standar, (5) peran keluarga dan masyarakat belum maksimal dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif, (6) masih terdapat Dunia Usaha/Dunia Industri menganggap peserta didik yang akan belajar pada industri sebagai beban, (7) fasilitas yang dimiliki Dunia Usaha/ Dunia Industri belum secara maksimal digunakan peserta didik untuk menambah pengalaman mereka (8) bimbingan yang diberikan Dunia Usaha/Dunia Industri pada peserta didik belum efektif, (9) sikap kerja yang 10

11 diberlakukan pada karyawan Dunia Usaha/Dunia Industri belum diterapkan pada peserta didik yang melaksanakan kerja industri. Rencana jangka panjang pemerintah pada tahun 2015 adalah mengupayakan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak tujuh puluh persen dari seluruh jumlah sekolah menengah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan diproyeksikan menjadi tenaga menengah terampil yang bekerja pada Dunia Usaha/Dunia Industri atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Pertimbangan lainnya ditujukan untuk menekan angka pengangguran dengan cara memperbesar peluang penyerapan tenaga kerja menengah terampil yang dihasilkan dari proses pendidikan yang dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan. Semakin majunya perkembangan masyarakat menuntut lembaga pendidikan lebih terbuka dan mengakomodasi kepentingan mereka. lembaga pendidikan harus memahami kebutuhan masyarakat kemudian berusaha untuk memenuhi keinginan dan harapan mereka terhadap hasil pendidikan sehingga proses pendidikan akan berjalan efektif. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bentuk dari lembaga pendidikan formal jenjang menengah juga harus memenuhi prinsip-prinsip efektifitas dalam proses pembelajaran yang dilakukan sehingga tujuan yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Lulusan dapat tercapai. 11

12 C. Batasan Masalah Fokus masalah yang akan diteliti berdasarkan uraian latar belakang adalah motivasi berprestasi peserta didik, pengalaman kerja industri peserta didik dan efektifitas pembelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan. Pemilihan fokus tersebut didasarkan pada masalah penelitian yang akan dikaji, yaitu Hubungan Motivasi Berprestasi dan Pengalaman Kerja Industri Peserta Didik terhadap Efektifitas Pembelajaran Produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, masalah penelitian yang akan dikaji dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran motivasi berprestasi peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 2. Bagaimanakah gambaran pengalaman kerja industri peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimanakah gambaran efektitifas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 4. Bagaimana hubungan motivasi prestasi peserta didik terhadap efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 12

13 5. Bagaimanakah hubungan motivasi berprestasi terhadap pengalaman kerja industri peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 6. Bagaimana hubungan pengalaman kerja industri peserta didik terhadap efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui secara jelas dan akurat mengenai : 1. Gambaran motivasi berprestasi peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. 2. Gambaran pengalaman kerja industri peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. 3. Gambaran efektitifas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. 4. Besaran kontribusi motivasi berprestasi peserta didik terhadap efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 5. Besaran kontribusi motivasi berprestasi terhadap pengalaman kerja industri peserta didik pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? 13

14 6. Besaran kontribusi pengalaman kerja industri peserta didik terhadap efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya? F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis : a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memperluas kajian disiplin ilmu administrasi pendidikan dalam hal efektifitas pembelajaran, mengembangkan proses pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan melalui peningkatan pelaksanaan proses praktek kerja industri sehingga efektifitas pembelajaran akan tercapai. b. Secara praktis, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi para Kepala Sekolah, guru mata pelajaran produktif, peserta didik, dunia usaha/industri dan pihak terkait (stakeholder), khususnya di lingkungan pendidikan dan dunia kerja dalam menentukan kebijakan yang akan diambil dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran, secara khusus pada pembelajaran produktif yang dilakukan pada Sekolah Menengah Kejuruan. c. Bagi peneliti, memberikan pengetahuan yang berarti dalam memahami secara komprehensif, juga memberikan ketrampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan proses pengelolaan 14

15 sekolah, upaya peningkatan efektifitas pembelajaran melalui motivasi berprestasi peserta didik, pengalaman kerja industri peserta didik, dan efektifitas pembelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan. G. Kerangka Penelitian Wardiman Djojonegoro mengukur efektifitas pembelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan diantaranya dari hal berikut ini : a. pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugastugas, latihan dilakukan dengan cara/alat yang ditetapkan di tempat kerja. b. pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang dilakukan dalam pekerjaan itu sendiri. c. pendidikan kejuruan akan efektif jika dia dapat memampukan setiap individu memodali minat, pengetahuan dan ketrampilan pada tingkat yang paling tinggi. d. pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman, latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulangkan sehingga pas seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya. 15

16 e. proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai). f. sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli dari okupasi tersebut. Efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan menjadi hal yang penting dalam proses pendidikan karena berdampak terhadap hasil pendidikan tersebut. Efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya motivasi berprestasi peserta didik dan pengalaman kerja industri peserta didik. Peserta didik sebagai sasaran utama dari proses pendidikan harus benar-benar memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam proses pendidikan yang dijalaninya sehingga berhasil menguasai aspek pengetahuan, sikap dan kompetensi yang diajarkan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Proses penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan menggunakan Pendidikan Sistem Ganda yang diatur menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Menengah Kejuruan, diwujudkan dalam bentuk kerjasama antara sekolah dengan institusi pasangan (Dunia Usaha/Dunia Industri). 16

17 Kegiatan praktek kerja industri sebagai bentuk pembelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan bagi peserta didik pada dunia kerja yang sesungguhnya memiliki dua aspek, yaitu: a. Pengembangan proses pembelajaran dan pelatihan dengan fokus kompetensi pada materi produktif ketrampilan (skill). b. Pengembangan sikap (attitude) melalui kegiatan pelatihan pada bidang pekerjaan (on the job training). Peserta didik yang menjalani praktek kerja industri akan cepat beradaptasi dengan lingkungan belajar baru dan menyerap ilmu yang diperoleh di tempat kerja, jika memiliki motivasi berprestasi yang tinggi sehingga kompetensi yang diharapkan tercapai dapat dikuasai. Selanjutnya pola hubungan antara variabel motivasi berprestasi peserta didik dan pengalaman kerja industri dengan efektifitas pembelajaran produktif, digambarkan dalam kerangka berpikir berikut ini 17

18 MOTIVASI BERPRESTASI P PESERTA DIDIK (X1) 1. Pengambil resiko 2. Kreatif dan inovatif 3. Memiliki visi 4. Memiliki tujuan berkelanjutan 5. Percaya diri 6. Mandiri 7. Aktif, energik, menghargai waktu 8. Berpikir dan berkonsep diri positif 9. Bertanggungjawab 10. Selalu belajar dan menggunakan umpan balik PENGALAMAN KERJA INDUSTRI PESERTA DIDIK (X2) 1. Peningkatan kompetensi profesional 2. Peningkatan ketrampilan sosial 3. Tanggapan/respon diri EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PRODUKTIF (Y) 1. Tugas dan latihan dikerjakan dengan alat, cara mesin yang sesungguhnya 2. Melatih kebiasaan berpikir dan bekerja yang dilakukan pada pekerjaan yang sesungguhnya 3. Peserta didik dapat meningkatkan minat, pengetahuan dan ketrampilan 4. Pengalaman dan latihan diulang terus menerus 5. Pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata 6. Pengalaman para ahli dalam bidang pekerjaan tertentu menjadi sumber yang dapat dipercaya Gambar 1.1 Paradigma Penelitian H. Hipotesis Penelitian Rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas menjadi acuan dalam merumuskan hipotesa dalam penelitian ini: 1. Terdapat hubungan antara motivasi berprestasi peserta didik dengan efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. 18

19 2. Terdapat hubungan antara motivasi berprestasi peserta didik dengan pengalaman kerja industri pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. 3. Terdapat hubungan antara Pengalaman kerja industri peserta didik dengan efektifitas pembelajaran produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. 19

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan untuk mencapai kualitas Sumber Daya Manusia perlu disiapkan peserta didik yang mau bekerja keras, memiliki kemampuan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi, pada derajad tertentu, mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4 dinyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan tersebut, setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

Lebih terperinci

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara kreativitas dan persepsi peluang kerja dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2006/2007 Oleh : Sri Admawati K7403187 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan formal, yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa, yaitu untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan dapat menjamin perkembangan dan keberlangsungan hidup suatu bangsa, oleh karena itu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 2004,

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan alat strategis untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki ketrampilan (skill), sikap hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi telah memberikan manfaat yang lebih banyak bagi kehidupan manusia serta telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang pesat, dan seyogyanya kemajuan tersebut harus didukung oleh penyediaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman yang sudah memasuki abad millenium ini, seluruh masyarakat dunia dituntut untuk dapat menguasai Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) agar dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dianggap penting karena dapat menjadi bekal untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Padahal tujuan pendidikan tidak seperti itu, pendidikan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan didirikan lembaga pendidikan adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

Judul BAB I PENDAHULUAN

Judul BAB I PENDAHULUAN 1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007

Lebih terperinci

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah telah berupaya membangun sektor pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan saat ini dan masa yang akan datang adalah menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan industrial Training yang keberhasilanya di tandai dengan output (tamatan dan produk barang / jasa ) tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal paling penting untuk menunjang kemajuan bangsa di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi penanaman modal manusia, dimana pendidikan berfungsi sebagai pembentuk pribadi manusia yang juga menjadi dasar bagi terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, karena teknologi dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan memegang peranan penting dalam mengupayakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu peradaban, manusia merupakan unsur terpenting didalamnya. Maka wajar jika suatu bangsa ingin maju maka hal utama yang harus diperhatikan adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia, dan dalam kondisi apapun

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan yang baik sebuah Negara dapat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma masyarakat terhadap pendidikan yang semakin kuat mengarah pada pendidikan sebagai investasi kini telah mengkondisikan semua sektor pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan salah satu modal dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terus menerus / proses yang dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci