BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Siska Hartanti Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kapital Sosial Pierre Bourdieu Bourdieu mendefenisikan kapital sosial adalah kumpulan sejumlah sumberdaya, baik aktual maupun potensial yang terhubung dengan kepemilikan jaringan atau relasi, yang sedikit banyak telah terinstitusionalisasi dalam pemahaman dan pengakuan bersama. Secara lebih sederhana, Turner mendefenisikan kapital sosial sebagai suatu posisi atau relasi dalam suatu kelompok serta jaringan-jaringan sosial (Turner, 1997:512). Sedangkan Coleman (1988) mendefinisikan kapital sosial sebagai sesuatu yang memiliki dua ciri yaitu merupakan aspek dari struktur sosial serta memfasilitasi tindakan individu dalam struktur sosial tersebut. Dalam pengertian ini, bentuk-bentuk kapital sosial berupa kewajiban dan harapan, potensi informasi, norma dan sanksi yang efektif, hubungan otoritas, serta organisasi sosial yang bisa digunakan secara tepat. Selain itu, menurut Putnam (1993) mendefinisikan kapital sosial sebagai suatu nilai mutual trust (kepercayaan) antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pemimpinnya. Kapital sosial didefinisikan sebagai institusi sosial yang melibatkan networks (jaringan), norms (norma-norma), dan social trust (kepercayaan sosial) yang mendorong pada sebuah kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk tercapai kepentingan maupun tujuan bersama ( diakses 11/03/17). 9
2 Bourdieu menyampaikan kapital dengan memulai melakukan kritik terhadap adanya simplifikasi makna kapital. Menurutnya, telah terjadi reduksi makna yang dilakukan oleh para pemikir kapitalis dalam teori-teori ekonominya. Pertukaran yang sebenarnya memiliki makna dan dimensi yang universal dan luwes (fleksibel) telah dibatasi hanya pada aspek perdagangan (to mercantile exchance) yang secara objektif maupun subyektif semata-mata berorientasi pada upaya untuk memaksimalkan kepentingan individu dalam bentuk peningkatan keuntungan material. Dalam karyanya, the from off capital (TFC), secara metaforis Bordieu mendefenisikan kapital sebagai sekumpulan tenaga (dalam bentuk yang sudah termaterikan atau berwujud dalam bentuk tertentu) yang bila digunakan secara pribadi atau ekslusif (umpamanya dijadikan modal besar dasar atau agen-agen maupun sekelompok agen) maka dia akan mungkin sekali menyediakan energi sosial dalam bentuk tenaga yang bernyawa dan nyata (Bourdieu,http//viet-studies.org diakses pada 11/05/17). Pemikiran Bourdieu ini menunjukkan adanya relasi yang kuat antara pengertian kapital dalam perspektif sosiologis dengan relasi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Disini terlihat bahwa kapital tidak hanya hal-hal yang bersifat kebendaan (material) tetapi juga hal-hal yang immaterial, seperti relasi sosial, power, posisi dan sebagainya. Seseorang yang tidak memiliki material, tetapi dia memiliki jaringan sosial yang kuat, posisi bagus, pendidikan yang legitimate dan mendapat pengakuan dari masyarakat, maka sebenarnya dia memiliki potensi kapital yang baik yang bisa pertukarkan oleh agen yang memilikinya. Berbagai kapital immaterial yang dimiliki oleh agen dapat mendatangkan keuntungan material melalui proses konversi. 10
3 Bourdieu (1986) menjelaskan adanya tiga bentuk kapital yang dapat dilihat dalam kegiatan ekonomi manusia sebagai mahluk sosial. Bentuk kapital tersebut pertama, dalam bentuk kapital ekonomi yang secara langsung dapat ditukar menjadi uang dan terinstitusionalisasi dalam bentuk hak kepemilikan barang. Kedua, dalam bentuk kapital kultural yang dalam kondisi tertentu juga dapat ditukar menjadi kapital ekonomi dan setelah terinstitusi kedalam bentuk-bentuk kualifikasi pendidikan. Ketiga, dalam bentuk kapital sosial yang menbentuk ikatan-ikatan sosial koneksikoneksi. Tiga kapital Bourdieu tersebut kemudian dikembangkan oleh Turner dengan menambahkan satu tipe baru, yaitu symbolic capital (kapital simbolik). Kapital jenis ini mengasumsikan adanya simbol-simbol yang dapat digunakan untuk melegitimasi kepemilikan atas beberapa kapital lainnya (Turner, Op. Cit. 52). Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan teori kapital sosial yang dikemukakan oleh Bourdieu agar mempermudah peneliti dalam mengkaji lebih dalam tentang strategi bertahan hidup para pedagang pakaian pasca kebakaran Pasar Aksara di Kota Medan. Menurut Fukuyama kapital sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau normanorma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota kelompok, yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka (F. Fukuyama, Terj. Ruslani 2002:22). Bagi Fukuyama persoalan manifestasi keluar dari nilai-nilai dan normanorma sosial begitu penting untuk melihat apakah nilai-nilai dan norma-norma dalam suatu masyarakat dapat bernilai kapital sosial. Pada titik ini Fukuyama membedakan antara eksternalitas positif dan eksternalitas negative dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat (F. Fukuyama, Terj. Ruslani, Op. Cit. 17). Dengan Menginterpretasi pemikiran Weber, Fukuyama mengatakan, bentuk eksternalitas 11
4 positif dari nila-nilai dan norma-norma telah ditunjukkan Weber dalam bukunya The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Sementara, manifestasi eksternalitas negative dari nilai-nilai dan norma tidak memiliki nilai kapital sosial yang baik seperti norma kebencian pada kelompok lain, mafioso dan sejenisnya. Selain itu, menurut Lawang (2005) jaringan sosial merupakan salah satu dimensi sosial selain kepercayaan dan norma. Jaringan dalam kapital sosial lebih memfokuskan pada aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau kelompok (organisasi). Dalam hal ini terdapat pengertian adanya hubungan sosial yang diikat oleh adanya kepercayaan yang mana kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-norma yang ada. Jaringan ini, terdapat unsur kerja, yang melalui media hubungan sosial menjadi kerja sama. Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, dan saling membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu. intinya, jaringan dalam kapital sosial ini menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok agar masalah yang dihadapi teratasi ( diakses pada 11/05/17). Selanjutnya jaringan itu sendiri dapat terbentuk dari hubungan antar personal, antar individu dengan institusi, serta jaringan antar institusi. Sementara jaringan sosial (network) merupakan dimensi yang bisa saja memerlukan dukungan dua dimensi lainnya karena kerjasama atau jaringan sosial tidak akan terwujud tanpa dilandasi norma dan rasa saling percaya. Adapun menurut Damsar (2002:157) jaringan sosial adalah merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok 12
5 ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal. Sama halnya seperti yang dikatakan Agusyanto (2007:13) jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, di mana ikatan yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia (person). Mungkin saja, yang menjadi anggota suatu jaringan sosial itu berupa sekumpulan dari orang yang mewakili titik-titik, jadi tidak harus satu titik diwakili dengan satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah atau negara (jaringan negara-negara nonblok dan sebagainya). Dari defenisi-defenisi yang telah dijelaskan sebelumnya, menunjukkan bahwa aspek utama yang bisa dilihat dari kapital sosial adalah ditentukan dari posisi, jaringan dan relasi seseorang dalam suatu interaksi sosial. Artinya kuat tidaknya kapital sosial yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok akan tergantung pada sejauh mana dia menempati posisi yang bisa menguasai dan memiliki jaringan dan relasi, semakin banyak seseorang atau kelompok memiliki jaringan, relasi dan menduduki posisi yang penting dalam kelompok maka kapital sosial yang dimiliki seseorang itu juga akan semakin meningkat. Para ahli sosiologi telah melakukan berbagai kajian tentang pentingnya kapital sosial kaitannya dengan kegiatan ekonomi maupun politik. Klaim-klaim empirik tentang pentingnya kapital sosial diantaranya pertama kapital sosial selalu penting untuk pengembangan kapital manusia (human capital). Kedua kapital sosial dianggap 13
6 dapat meningkatkan kesejahteraan individu dan memberi kebahagiaan yang subyektif. Ketiga kapital sosial juga dianggap penting peranannya guna meminimalisir ongkos dan resiko yang mungkin dikeluarkan dalam kegiatan ekonomi. Keempat kapital sosial dapat mendorong individu atau kelompok untuk melakukan mobilitas sosial secara vertikal (John F. Halliweel, 2001:47). Dalam hal ini, kapital sosial yang dimaksud yaitu mengenai hubungan masalah pedagang pakaian dalam menghadapi masalah yang dihadapinya pasca kebakaran Pasar Aksara. Kebakaran Pasar Aksara mengakibatkan para pedagang kehilangan tempat berjualan mereka serta kehilangan modal, dengan gagasan utamanya terfokus kepada teori kapital sosial (human capital) agar dalam penelitian ini menemukan siapa saja kapital sosial yang diandalkan pedagang pakaian dalam mengatasi masalah perekonomian baik itu modal awal mereka untuk berdagang kembali pasca kebakaran. Melalui teori kapital sosial ini agar dapat diketahui jaringan pedagang pakaian sampai sekarang ini masih dapat berjualan di badan (trotoar) Jalan Aksara. Sementara yang kita ketahui berjualan di tengah jalan adalah tindakan yang tidak sewajarnya dimana badan (trotoar) jalan adalah milik pengguna jalan. Interaksi yang baik yang terjalin pada pedagang memungkinkan pedagang untuk berkomitmen satu sama lain, dan menciptakan tatanan sosial untuk mencapai sebuah tujuan bersama dalam hal menyepakati dimana mereka berjualan pasca kebakaran terjadi. 2.2 Strategi Bertahan Hidup Snel dan Staring dalam Setia (2005:6) mengemukakan bahwa strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara sadar oleh individu dan rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi. Melalui strategi ini seseorang bisa 14
7 berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara-cara individu menyusun strategi dipengaruhi oleh posisi individu atau kelompok dalam struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringan sosial yang dipilih termasuk keahlian dalam memobilitasi sumber daya yang ada, tingkat keterampilan, kepemilikan aset, jenis pekerjaan, status gender dan motivasi pribadi. Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada didalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang lain membantu individu dalam menyusun strategi bertahan hidup. Dalam menyusun strategi, individu tidak hanya menjalankan satu jenis strategi saja, sehingga kemudian muncul istilah multiple survival strategies atau strategi bertahan jamak. Selanjutnya Snel dan Starring mengartikan hal ini sebagai kecenderungan pelaku-pelaku atau rumah tangga untuk memiliki pemasukan dari berbagai sumber daya yang berbeda, karena pemasukan tunggal terbukti tidak memadai untuk menyokong kebutuhan hidupnya. Strategi yang berbeda-beda ini dijalankan secara bersamaan dan akan saling membantu ketika ada strategi yang tidak bisa berjalan dengan baik. Strategi yang dilakukan masyarakat termaksuk pedagang pakaian dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai macam strategi. Adapun strategi bertahan hidup yang dilakukan pedagang pakaian pasca kebakaran Pasar Aksara yaitu strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan yang termaksuk dalam teori kapital sosial yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci strategi aktif dan strategi pasif dalam mengatasi permasalahan perekenomian pedagang pakaian pasca kebakaran pasar. 15
8 1. Strategi Aktif Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki pedagang pakaian. Menurut Suharto (2009:31) strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan dengan cara mengoptimalkan segala potensi yang ada (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan pekerjaan tambahan apapun untuk menambah penghasilan). Dengan memaksimalkan pendapatan atau mencari penghasilan tambahan dengan cara melakukan pekerjaan sampingan. Menurut Andrianti dalam Kusnadi (2000:192) salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi kesulitan ekonomi para nelayan adalah dengan mendorong para istri untuk ikut mencari nafkah. Bagi masyarakat yang tegolong miskin mencari nafkah bukan hanya menjadi tanggungjawab suami semata tetapi menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga sehingga pada keluarga yang tergolong miskin isteri juga ikut bekerja demi membantu menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Berdasarkan uraian di atas bahwa yang dimaksud strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan masyarakat termaksud pedagang pakaian dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki salah satunya dengan melakukan pekerjaan sampingan pedagang pakaian mampu mengatasi masalah dalam perekonomiannya pasca kebakaran Pasar Aksara. 2. Strategi Pasif Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminimalisir pengeluaran pedagang pakaian sebagaimana pendapat Suharto yang menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara 16
9 mengurangi pengeluaran (misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya). Strategi pasif yang biasanya dilakukan dengan membiaskan hidup hemat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Hemat diartikan sebagai sikap berhati-hati, cermat, tidak boros dalam membelanjakan uang (Suharto, Loc. Cit). Berusaha meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara masyarakat miskin untuk bertahan hidup. Pola hidup hemat dilakukan agar penghasilan yang mereka terima bisa untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka. Sama halnya juga dengan pedagang pakaian pasca kebakaran yang terjadi mereka melakukan pola hidup hemat. Penghematan dalam kebutuhan pangan bahkan menghemat kebutuhan sandang mereka, menerapkan hidup hemat dengan cara berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka (Kusnadi, Op. Cit. 8). Strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara selektif, tidak boros dalam mengatur pengeluaran keluarga, dengan menerapkan strategi pasif ini pedagang juga mampu mengatasi masalah perekonomian mereka pasca bencana kebakaran terjadi. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka yang dimaksud dengan strategi pasif adalah strategi bertahan yang dilakukan secara selektif, tidak boros dalam mengatur pengeluaran. Strategi bertahan dalam hal ini dapat diartikan sebagai cara, di mana seseorang dapat bertahan hidup atau melakukan perubahan dalam segala kondisi yang ada di sekitarnya. Setiap individu pasti memiliki strategi sendiri, tak terkecuali pada pedagang pakaian. Pasca kebakaran Pasar Aksara membuat semua pedagang khususnya pedagang pakaian mengalami kerugian yang sangat besar, hal ini membembuat para pedagang mengalami kesulitan dalam mencari nafkah. Dalam menghadapi perekonomian yang sulit ini maka, pedagang pakaian memiliki strategi 17
10 tersendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan primer, kebutuhan skunder dan kebutuhan tersier. Perekonomian pedagang pakaian yang tidak stabil pasca kebakaran mengakibatkan pada masa tertentu pedagang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Segala kegiatan perekonomian dilakukan guna memenuhi kebutuhan, agar dapat bertahan hidup dari permasalahan-permasalahan ekonomi yang ada di dalamnya. Manusia seperti mahluk hidup lainnya, memiliki naluri untuk mempertahankan hidupnya dan hidup lebih lama. Usaha dikendalikan oleh pokok dari hidup yaitu, hidup dalam situasi apapun dengan lebih berkualitas dari pada sebelumnya dan ini adalah ide dasar dari bertahan hidup. Bagaimanapun, untuk memperoleh tujuan ini seseorang harus mempersiapkan banyak taktik untuk hidup, dimanifestasikan dalam satu kesatuan sistematis. Strategi bertahan adalah usaha yang digunakan untuk mempertahankan diri dalam mencapai sebuah tujuan. Strategi bertahan dapat muncul dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang akan mengalami permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri seseorang. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu jurnal penelitian Hayat (2012) dengan judul Strategi Bertahan Hidup Pedagang Kaki Lima (PKL) menyimpulkan bahwa pedagang kaki lima di Yogyakarta memiliki cara dalam mempertahankan hidupnya saat dianggap sebagai the others yang sejatinya tidak diinginkan bagi komunitas mainstream kota. Ketidakbersahabatan kota inilah yang mengakibatkan mereka bisa membangun kelompok sosial dengan nilai-nilai mereka. 18
11 Dengan begitu mereka bisa terus mempertahankan diri dalam batas-batas yang tertentu dan kemampuan mengambil remah-remah yang lebih besar lagi. Selain itu, jurnal penelitian Endrizal (2009) dengan judul Strategi Pedagang Pasar Tradisional Menghadapi Persaingan Dengan Pasar Modren (Bukit Tinggi Sumatera Barat) menyimpulkan bahwa para pedagang pasar teradisional menghadapi persaingan dengan pasar modren serta mempertahankan kekhasannya sebagai pasar rakyat orang Bukit Tinggi. Hal tersebut dapat menyulitkan para pedagang untuk mengembangkan usaha dan mengurangi penghasilan mereka. Pada penelitian ini menerapkan tiga strategi yaitu strategi politik, sosial dan ekonomi. Strategi politik terfokus bagaimana mensiasati atau mensikapi kebijakan-kebijakan yang diterapkan sebagai suatu lembaga kekuasaan. Strategi rasional sebagai memperkuat hubungan abtara komunitas pasar dengan pedagang pasar tradisional. Sedangkan strategi secara ekonomi dilakukan dengan menambah modal, cara berdagang dan mempertahankan pembeli dan menambah jumlah ragam komuditas. 2.3 Pedagang Pedagang secara umum dapat diartikan kegiatan penyaluran barang kepada konsumen melalui kegiatan menjual barang. Adapun pengertian pedagang yang dikemukakan oleh K.S.T. Pamoentjak (1993:32) Tindakan perniagaan adalah tindakan-tindakan pembelian barang untuk dijual kembali dalam jumlah yang besar maupun kecil. Dengan batasan pengertian tersebut, maka pedagang adalah tindakan perniagaan yang melakukan pembelian barang-barang baik dalam jumlah besar maupun jumlah yang kecil yang kemudian akan dijual kembali kepada konsumen baik 19
12 secara langsung maupun tidak langsung. Dalam perdagangan semua tindakan yang tujuannya menyampaikan barang untuk tujuan hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen. Orang yang pekerjaannya memperjualbelikan barang atas prakarsa dan resiko dinamakan pedagang. Perdagangan dibedakan atas perdagangan besar dan perdagangan kecil. Dalam perdagangan besar jual beli berlangsung secara besar-besaran. Dalam perdagangan besar, barang tidak dijual secara langsung kepada konsumen atau pengguna. Sedangkan dalam perdagangan kecil, jual beli berlangsung secara kecil-kecilan dan barang dijual langsung kepada konsumen. Sementara itu, pedagang sendiri jenisnya bermacam-macam. Ada pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang dari pintu ke pintu (door to door), pedangang kios, pedangang kaki lima, grosir (pedagang besar), pedagang supermarket dan sebagainya. Seperti halnya di Pasar Aksara saat sebelum terbakar di mana pedagang kecil berjualan yaitu sebagai pedagang pengecer pakaian. Adapun yang dimaksud pedagang dalam penelitian ini adalah Pedagang pakaian kecil (tidak grosir) yang menawarkan barang dagangannya dengan cara menggelarnya di trotoar dan badan jalan. Pada dasarnya Setiap warga dalam masyarakat mempunyai kesempatan dan memiliki keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi. Keinginan untuk mengubah nasib, dari nasib yang kurang baik menjadi nasib yang lebih baik merupakan impian setiap orang. 2.4 Relokasi Relokasi adalah salah satu wujud dari kebijakan pemerintah daerah yang termaksuk dalam kegiatan revitalisasi. Selain itu, menurut Sari (2004:2) relokasi adalah membangun kembali perumahan, harta kekayaan, termaksuk tanah produktif 20
13 dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam hal ini relokasi yang dimaksud peneliti adalah pemindahan tempat berjualan dari pasar yang sudah terbakar eks Pasar Aksara ke tempat yang baru eks lahan Rumah Sakit Martondi. Salah satu merevitalisasi atau membangun pasar tradisional yang baru adalah menciptakan pasar tradisional dengan jauh lebih, aman serta lebih mengutamakan antisipasi kebakaran misalnya Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan hydrant atau pemadam kebakaran otomatis. 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki
Lebih terperinciPilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang
Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterlekatan Keterlekatan menurut Granovetter, merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mekanisme Survival Sekecil apapun perubahan kondisi ekonomi makro, baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah maupun mekanisme pasar, sangat berpengaruh terhadap kelompok
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran
BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan modal sosial antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Slamet Widodo (2012) yang melihat tentang penguatan modal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Modal sosial atau Social
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah menegenal ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli itu, biasanya (1) berlokasi yang mudah didatangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di Indonesia.Munculnya sektor informal dikota tidak terlepas dari latar belakang perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciPEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)
PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber
Lebih terperinciSOCIAL CAPITAL. The important thing is not what you know, but who you know
SOCIAL CAPITAL The important thing is not what you know, but who you know Social capital Sumberdaya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang spesifik dan kemudian digunakan untuk memburu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Indonesia terdiri atas beberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan secara tepat, modal sosial akan melahirkan serangkaian nilai-nilai atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modal sosial merupakan fasilitator penting dalam pembangunan ekonomi. Modal sosial yang dibentuk berdasarkan kegiatan ekonomi dan sosial dipandang sebagai faktor yang
Lebih terperinciPENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI
PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI Konsep Aktor (ekonomi) Titik tolak analisis ekonomi adalah individu Individu adalah makhluk yang rasional, senantiasa menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pertanian di Indonesia selama ini telah dititikberatkan pada peningkatan produksi pertanian. Namun dalam upaya peningkatan ini, terlihat tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah Desa Rusak Tidak Total Kabupaten/Kota
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten dari beberapa kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang mengalami kerusakan akibat tsunami. Dari 204 desa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keluarganya. Kelompok pemulung ini mengalami ketidakadilan, mereka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini menggunakan perspektif fungsional, dimana kehidupan pemulung pada penelitian ini mengalami disfungsi, dilihat dari keadaan kelompok pemulung yang tidak sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Pasar merupakan suatu daerah dimana pembeli dan penjual saling berhubungan satu sama lainya, untuk melakukan pertukaran barang maupun jasa pada waktu-waktu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Modal Sosial Konsep modal sosial juga muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja Etos Kerja merupakan perilaku sikap khas suatu komunitas atau organisasi mencakup sisi spiritual, motivasi, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang berkembang (NSB) termasuk Indonesia. Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinci6 KESIMPULAN DAN SARAN
6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi yang dilakukan pada dua komunitas yaitu komunitas Suku Bajo Mola, dan Suku Bajo Mantigola, menunjukkan telah terjadi perubahan sosial, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota terbesar di Pulau Sumatera. Karena letak kota Medan yang strategis dilintasi oleh jalan raya
Lebih terperinciPengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.
Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana pun ia didefinisikan menampilkan sisi-sisi buruk yang menantikan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Kemiskinan adalah persoalan mendasar yang menyentuh secara langsung terhadap kelangsungan dan martabat suatu bangsa yang merdeka. Kemiskinan
Lebih terperinciBAB II. Kajian Pustaka. Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kelompok Sosial Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. TEORI KEKUASAAN 2.1.1. Pengertian kekuasaan menurut ahli Kekuasaaan merupakan konsep yang paling mendasar dalam ilmu-ilmu sosial dan didalamnya terdapat perbedaan titik penekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga
7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI KELEMBAGAAN (ESL224)
PENGANTAR EKONOMI KELEMBAGAAN (ESL224) KULIAH 12: TEORI MODAL SOSIAL Koordinator : Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan
BAB VI KESIMPULAN Penelitian ini tidak hanya menyasar pada perihal bagaimana pengaruh Kyai dalam memproduksi kuasa melalui perempuan pesantren sebagai salah satu instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi,
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta
BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Strategi Adaptasi Strategi adaptasi dimaksud oleh Edi Suharto dalam Edi (2009:29), sebagai Coping strategies. Secara umum strategi bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi Adaptasi Smith 1986, mengemukakan konsep strategi adaptasi mengarah pada rencana tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan manusia
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada kegiatan Praktek Lapangan 2 yang telah dilakukan di Desa Tonjong, penulis telah mengevaluasi program atau proyek pengembangan masyarakat/ komunitas yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebanyak 32,61% tenaga kerja di Indonesia bekerja dalam sektor pertanian sehingga sektor ini dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar (Kementerian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dapat terlepas dari modal yang dimilikinya, semakin besar modal yang dimiliki oleh
180 BAB V PENUTUP Penelitian Pertarungan Tanda dalam Desain Kemasan Usaha Kecil dan Menengah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Praktik dan Modal Usaha Kecil Menengah
Lebih terperinciBAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL
BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL 6.1. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kendel Kehidupan ekonomi tertanam secara mendalam kepada kehidupan sosial serta tidak bisa dipahami terpisah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Hidup penuh dengan ketidakpastian. Salah satu jenis ketidakpastian yang tak seorangpun tahu kapan datangnya adalah kematian. Kematian adalah sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik. Masyarakat sebagai kumpulan individu memiliki harapan sekaligus
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk mendorong terjadinya perubahan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial sebagai konsep atau teori sosial sudah banyak dikaji dan dijadikan dasar indikator suatu proses pembangunan yang berfokus pada kinerja kelompok.komunitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini sedang menghadapi persaingan yang semakin tajam dan keadaan
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan bagian penting dalam suatu perusahaan yang saat sekarang ini sedang menghadapi persaingan yang semakin tajam dan keadaan ekonomi yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya
PENDAHULUAN Latar Belakang Keterbelakangan menurut Chamber (1987) ialah rasa tidak berdaya secara individu maupun kelompok bila berhadapan dengan penyakit atau kematian, kebingungan dan ketidaktahuan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. modern. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Modal sosial dapat dibangun dalam dunia perdagangan di pasar. Modal sosial juga memiliki peran dalam membantu pasar tradisonal untuk mempertahankan keberadaannya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR O l e h : R.B. HELLYANTO L 2D 399 247 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi magnet bagi penduduk perdesaan untuk berdatangan mencari pekerjaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya Pasar Beringharjo pada tahun 1758
Lebih terperinciBab Satu. Pendahuluan
Bab Satu Pa, kira-kira kalau Pemerintah ka-sepindah kami ke pasar Akelamo, lalu kalau jualan kami tidak laku, apakah mereka (Pemerintah) akan ganti rugi atau tidak?,. (bu 1 Damis Pasuma) Memutuskan untuk
Lebih terperinciKonsep Sustainable Livelihoods. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Konsep Sustainable Livelihoods Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya E-mail: eko_nug@yahoo.com Livelihood Secara sederhana = cara mencari nafkah Dalam konteks ketahanan pangan,
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN
POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai yang cukup dominan dalam kultur berbagai bangsa menyatakan bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam masyarakat peran
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG
1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari pembangunan yang terjadi pada sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciVIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA
92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciBab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha
Bab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha Pengantar Pemanfaatan Modal oleh pengusaha penduduk lokal dan pengusaha migran, menunjukan
Lebih terperinciOleh. Eci Ritami *), Hartoyo **) Alumnus program sarjana Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung
PERAN MODAL SOSIAL DALAM MEMPERKUAT STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENAMBANG BATU (Studi Kasus di Kelurahan Sepancar Lawang Kulon, Kecamatan Baturaja Timur, Sumatera Selatan) Oleh Eci Ritami *), Hartoyo **) *)
Lebih terperinciPOLA KEGIATAN PEREKONOMIAN
POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN 1 Pola Kegiatan Perekonomian Definisi : Model/corak kegiatan suatu perekonomian suatu masyarakat/negara Pembahasannya meliputi : a. Uang, Perdagangan Dan Spesialisasi b. Pelaku
Lebih terperinciTerwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.
Visi Pemerintah 2014-2019 adalah : Terwujudnya Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Perumusan dan penjelasan terhadap visi di maksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pertanian dan Petani Pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan perekonomian. Sektor pertanian tidak saja sebagai penyediaan kebutuhan pangan melainkan sumber kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR
BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR 4.1. Pendahuluan Studi kapital sosial ini bertitik tolak pada asumsi yang saling terkait, yaitu bahwa kapital sosial bukan suatu keberadaan yang berdiri
Lebih terperinciPERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN. BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001
PERMUKIMAN UNTUK PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP SECARA BERKELANJUTAN BAHAN SIDANG KABINET 13 Desember 2001 PERMUKIMAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesenian Sebagai Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1980), mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelembagaan Pertanian (Djogo et al, 2003) kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. penelitian yang dilakukan oleh Dian Radiani (2004) dengan judul Peranan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi ide awal dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dian Radiani (2004) dengan judul Peranan Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu provinsi yang besar, Sumatera Utara dengan ibukota Medan sedang bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang
Lebih terperinci