5. Penilaian Saham Perseroan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5. Penilaian Saham Perseroan"

Transkripsi

1 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Pendapatan Penyesuaian Laporan Keuangan Penyesuaian laporan keuangan meliputi normalizing adjustment atau penyesuaian pencatatan akuntansi dan eliminasi pos-pos yang bersifat non-recurring, control adjustment serta pemisahan pos-pos operating dan non-operating. Karena laporan keuangan yang diterima telah diaudit dan memberikan pendapat wajar oleh Kantor Akuntan Publik, maka tidak diperlukan adanya penyesuaian pencatatan akuntansi laporan keuangan Perseroan. Penyesuaian terhadap control adjustment dan pospos non-operating juga tidak diperlukan. Oleh karena itu penyesuaian proyeksi laporan keuangan dilakukan terhadap pos-pos non-recurring yang meliputi pendapatan dan beban lain-lain. Pos-pos non-recurring tersebut tidak akan dimasukkan kedalam proyeksi laporan keuangan Asumsi Proyeksi Laporan Keuangan Berikut ini adalah asumsi-asumsi utama yang digunakan untuk memproyeksikan laporan keuangan Perseroan : Periode proyeksi adalah selama 6 tahun sampai dengan 31 Desember Periode proyeksi ini mempertimbangkan kondisi cadangan tambang dan proyeksi produksi tambang tersebut. Produksi pertambangan nikel dimulai pada tahun 2012 Harga Limonit pada tahun 2012 diasumsikan sebesar 22 USD per ton ore limonit, dan turun pada tahun 2014 menjadi 20 USD per ton ore limonit, dan kembali turun menjadi 19 USD per ton ore pada tahun 2013 dan Asumsi tersebut untuk menyikapi Undang-undang Pertambangan No. 4 tahun Tahun 2009 Pasal 103 dimana hasil tambang sebelum Ekspor diolah terlebih dahulu didalam negeri. Hal ini akan berdampak pada peningkatan Suply bahan baku terhadap pabrik pengolah limonit dan saprolit di Indonesia. Harga Saprolit pada tahun 2012 diasumsikan sebesar 62 USD per ton ore limonit, turun pada tahun 2014 menjadi 60 USD per ton ore saprolit, dan kembali turun menjadi 50 USD per ton ore pada tahun 2013 dan Asumsi tersebut untuk menyikapi Undang-undang Pertambangan No. 4 Tahun 2009 Pasal 103 dimana hasil tambang sebelum di ekspor diolah terlebih dahulu didalam negeri. Hal ini akan berdampak pada peningkatan Suply bahan baku terhadap pabrik pengolah limonit dan saprolit di Indonesia. Produksi limonit selama 6 tahun tersebut di rata-rata sebesar ton ore limonit Produksi Saprolit selama 6 tahun tersebut di proyeksikan sebesar ton ore limonit Produksi total Saprolit dan limonit selama 6 tahun tersebut di proyeksikan sebesar ton ore. Harga rata-rata per ton ore limonit dan ore saprolit yang ditambang adalah sebesar 33,88 USD per ton ore. Rata-rata biaya penambangan nikel, lisensi, royalti dan administrasi selama periode proyeksi sebesar 17,16 USD per ton ore bijih nikel yang ditambang. Tingkat pajak penghasilan badan selama periode proyeksi mengikuti UU Perpajakan yang berlaku baik di Indonesia yaitu sebesar 25%. Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 1

2 Pemilihan Arus Kas Model arus kas yang digunakan dalam proses penilaian atas usaha Perseroan adalah free cash flow to Firm (FCFF) atau arus kas bersih yang akan diterima pemegang saham dan kreditor, dimana arus kas bersih yang akan diterima oleh perusahaan didapat dari: dimana: FCFF EAT t D WC I i FCFF EAT D ( 1 t) * i WC I : arus kas bersih untuk Perusahaan : laba bersih : tingkat pajak : depresiasi dan amortisasi : perubahan modal kerja bersih : perubahan arus kas investasi : bunga Tingkat diskonto yang relevan adalah biaya modal ekuitas yang ditentukan dengan capital asset pricing model (CAPM) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : E R ) R ( RP ) ( i f m dimana: E(Ri) : balikan yang diharapkan dari suatu sekuritas tertentu Rf : tingkat balikan yang tersedia untuk sekuritas bebas risiko (risk free rate) β : beta RPm : premi risiko ekuitas untuk pasar secara keseluruhan (equity risk premium) Rf adalah tingkat suku bunga untuk instrumen-instrumen yang dianggap tidak memiliki kemungkinan gagal bayar. Di Indonesia, instrumen bebas risiko yang dapat dipilih adalah tingkat bunga obligasi Pemerintah untuk jangka panjang. Dalam hal ini R f dihitung berdasarkan Surat Utang Negara (SUN) Seri FR0054 tanggal 28 Juni 2011 yaitu sebesar 8,67% berjangka waktu 20 tahun, dan angka tersebut akan digunakan sebagai tingkat balikan bebas risiko (Rf). RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas risiko dengan tingkat balikan investasi dalam bentuk penyertaan. Penentuan equity market risk premium memasukkan premi untuk risiko spesifik negara (country-specific risk premiums) seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk premium. Dengan mengikutsertakan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto yang mengakomodasi perubahan-perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas pada pasar negara berkembang (emerging market). Untuk penilaian ini, ESESCO menggunakan tingkat premi risiko sebesar 9,13%, berdasarkan hasil riset Aswath Damodaran (Stern Business School, New York University), dimana disebutkan bahwa tingkat premi risiko untuk pasar Indonesia adalah sebesar 9,13%. ESESCO meyakini bahwa country risk telah tercover pada risk free, sehingga risk premium yang ESESCO perhitungkan adalah sebesar 9,13% Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta akan dikalikan dengan market risk premium untuk mendapatkan equity risk premium. Untuk memperoleh faktor beta yang sesuai dan akan digunakan dalam Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 2

3 perhitungan nilai pasar wajar Obyek Transaksi ESESCO menggunakan beta pembanding dari perusahaan securitas. Dalam perhitungan digunakan beta dari perusahaan-perusahaan tersebut sebagai beta untuk menghitung cost of equity Perseroan, dimana beta tersebut dihitung dari rata-rata unlevered beta. Cara ini dilakukan untuk menetralisir pengaruh leverage yang ada di masing-masing perusahaan terhadap beta. Perusahaan yang sama dengan leverage yang berbeda akan memiliki cost of equity yang berbeda pula, oleh karena itu pengaruh leverage yang ada di tiap perusahaan perlu dinetralisir dengan cara menghitung unlevered beta. Unlevered beta dihitung dengan formula sebagai berikut: βu = βl dimana: 1 + (1-T) x DER T = Tingkat pajak DER = Debt to equity ratio βl = Beta levered, yaitu ukuran risiko sistematis dari suatu saham yang diukur secara obyektif dari responsivitas pengembalian perusahaan terhadap pergerakan pengembalian portofolio pasar apabila dibandingkan dengan portofolio pasar dengan pengaruh hutang βu = Beta unlevered, yaitu ukuran risiko sistematis dari suatu saham yang diukur secara obyektif dari responsivitas pengembalian perusahaan terhadap pergerakan pengembalian portofolio pasar apabila dibandingkan dengan portofolio pasar tanpa pengaruh hutang Unlevered beta rata-rata perusahaan pembanding yang diperoleh dari perhitungan ini kemudian di-relever dengan tingkat leverage yang berlaku pasar untuk memperoleh beta yang sesuai untuk mendiskonto AKB Perseroan tersebut dengan formula sebagai berikut : βl = βu x (1 + (1-T) x DER) Unlevered beta perusahaan sejenis yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan beta untuk Perseroan adalah sebagai berikut: Tabel. 5.1 Beta Levered dan Un-Levered Perusahaan Pembanding Sumber : Routers Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 3

4 Dari tabel di atas, tampak bahwa rata-rata dari unlevered beta dari perusahaan pembanding adalah 0,913. Untuk kepentingan penilaian, komposisi pendanaan dihitung berdasarkan rata-rata market atau Long Term debt to equity ratio pada industri yang sejenis. Dari tabel diatas diperoleh rata-rata DER sebesar 54,67% yang akan digunakan sebagai DER yang mewakili Perseroan. Dengan demikian, beta unlevered perusahaan pembanding harus di-levered dengan DER tersebut, sehingga diperoleh beta sebesar 1, dengan tarif pajak 25% Biaya Modal Atas Ekuitas Berdasarkan nilai beta sebesar 1,2874 maka dengan menggunakan persamaan CAPM diperoleh biaya modal atas ekuitas perseroan adalah 20,422%, sebagaimana tampak dalam perhitungan di bawah ini. k R ( RP ) 8,67% (1,2874 9,13%) 20,422% e f m r s (specific-company risk premium). Sebagian dari risiko yang dihadapi oleh pemegang saham perusahaan telah tercermin dalam perhitungan cost of equity menggunakan CAPM namun belum mencerminkan risiko yang berkaitan dengan karakteristik spesifik yang dimiliki oleh perusahaan Dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut, maka disimpulkan bahwa risiko spesifik perseroan yang diperhitungkan sebesar 1%. Sehingga biaya modal ekuitas Perseroan adalah: Tabel. 5.2 βl = βu x (1 + (1-T) x DER) βl = x (1 + (1-25%) x 54,67%) = 1,2874 Biaya Modal Ekuitas Perseroan Keterangan Persen (%) k e (cost of equity) 20,422 r s (specific-company risk premium) 1,00 Total biaya modal ekuitas 21,422 Sebagaimana telah diuraikan di atas, diperoleh biaya modal ekuitas sebesar 21,422% Penentuan Biaya Modal Untuk Hutang Karena perhitungan nilai saham Perseroan dilakukan dengan mendiskonto tingkat kembalian terhadap keseluruhan kapital (free cash flow to capital), maka tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat diskonto yang merupakan rata-rata tertimbang biaya modal, baik yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun yang berasal dari penyertaan. Penentuan posisi tingkat leverage yang optimal adalah mencari titik dimana tambahan penghematan pajak yang berasal dari tambahan hutang akan sama Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 4

5 dengan tambahan biaya bunga sebagai akibat dari risiko gagal bayar yang diantisipasi dari keberadaan keseluruhan hutang. Dalam penilaian ini, untuk biaya bunga untuk hutang digunakan tingkat bunga pinjaman dalam mata uang Rupiah yang merupakan rata-rata tingkat bunga pinjaman Bank komersial, yaitu 11,21%. Berdasarkan biaya bunga tersebut maka diperoleh biaya hutang sebesar 8,41% (dengan tarif pajak 25%) dengan perhitungan sebagai berikut : Kd = i x ((1-T) Kd = 11.21% x (1-25%) 8,41% Untuk kepentingan penilaian, komposisi pendanaan dihitung berdasarkan kinerja perbandingan interest bearing debt dengan ekuitas pasar pada akhir Juni 2011 yang akan digunakan dalam proyeksi struktur keuangan jangka panjang Perseroan, yaitu sebesar 35,347%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,653% akan dipenuhi dengan modal sendiri. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan kekuatan / kelebihan serta risiko yang dihadapi, ESESCO berpendapat bahwa tingkat diskonto sebesar 16,821% untuk Perseroan adalah wajar untuk mendiskonto arus kas bersih dengan perhitungan sebagai berikut : Tabel. 5.3 Perhitungan WACC JENIS MODAL Biaya Modal D E R Tertimbang a. COST OF DEBT ( K d = i x (1-T)) 8.409% % 2.972% b. COST OF EQUITY ( K e = R f + ( R m -R f ) * Beta + R s % % % Weighted Average Cost of Capital ( WACC ) % Nilai Terminal dan Tingkat Pertumbuhan. Nilai terminal (terminal value) diperoleh melalui kapitalisasi arus kas bersih periode kekal dengan capitalization rate yang sesuai dengan tingkat diskonto. Dalam hal ini, asumsi yang digunakan adalah perusahaan yang bersifat going concern, dimana perusahaan akan berjalan terus meskipun terjadi pergantian pada pemilik atau manajemen perusahaan. Dalam perhitungan ini ESESCO tidak mengaplikasikan nilai terminal value, diasumsikan setelah periode produksi tambang Perseroan ditutup Discount for Lack of Marketability (DLOM). Diskon Likuiditas Pasar (Discount For Lack of Marketability) suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas Obyek Penilaian. (Bapepam LK, VIII.C.3 Butir 1.a.27/2009) DLOM mencerminkan pengurangan terhadap nilai dari penyertaan di perusahaan sebagai pengaruh dari tidak likuidnya obyek penilaian untuk diperdagangkan. Karena saham perusahaan merupakan saham dari perusahaan tertutup yang untuk penjualannya membutuhkan waktu. Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 5

6 Dalam penerapan DLOM ini ESESCO mengacu pada Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.340/BL/2009 tentang Pedoman dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal, yang menyatakan bahwa : Dalam hal Obyek penilaian bukan merupakan perusahaan terbuka, maka : Diskon Likuiditas Pasar (discount for Lack of Marketability) bagi pemegang saham mayoritas adalah antara 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 40% (empat puluh perseratus) dari indikasi nilai. Dalam penilaian ini ESESCO mengaplikasikan DLOM pada angka moderat yaitu sebesar 30% yang merupakan angka rata-rata yang diperkenankan dalam peraturan Bapepam LK tersebut diatas, selain itu juga dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang menjadi Obyek Penilaian berada pada bidang industri yang relatife dikenal baik oleh masyarakat luas, tidak memerlukan teknologi tinggi Discount for Lack of Control (DLC) atau Control Premium (CP) Premi pengendalian (Premium for Control) adalah suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan penambah dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari tingkat pengendalian atas Obyek Penilaian. Dalam analisis penilaian ini ESESCO mengimplementasikan Premi Pengendalian (Premium for Control) sebesar 30% dengan pertimbangan bahwa nilai yang dihasilkan dari pendekatan pendapatan merupakan nilai yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas sehingga menghasilkan indikasi nilai minoritas, sedangkan obyek penilaian memiliki sifat mayoritas. Hal ini terlihat dari sifat Obyek Penilaian yang tidak dapat terdilusi meskipun pemegang saham yang lain menambah modalnya ke Perseroan Indikasi Nilai Saham Perseroan. Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibuat maka proyeksi keuangan perseroan berupa laporan laba rugi (income statement), neraca (balance sheet) dan laporan arus kas (statement of cash flow) secara detail dapat dilihat pada bagian lampiran laporan ini. Adapun hasil perhitungan nilai saham di perseroan menggunakan metode Free Cash Flow to Firm (FCFF) adalah sebagai berikut. Tabel. 5.4 Ringkasan Penilaian Saham Metode FCFF per 30 Juni 2011 Uraian Nilai Rp 000 Nilai kini arus kas bebas untuk perusahaan Tahun 2011 ( ),- Tahun ,- Tahun ,- Tahun ,- Tahun ,- Tahun ,- Indikasi nilai perusahaan ,- Aktiva & Kewajiban Lain-lain ( ),- Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 6

7 Uraian Nilai Rp 000 Indikasi Nilai Ekuitas 100% ,- Indikasi Nilai Ekuitas 80% ,- Ditambah Premium (30%) ,- Indikasi Nilai Wajar Ekuitas ,- Dikurangi: DLOM (30%) ( ),- Nilai pasar wajar 80% saham ,- Berdasarkan perhitungan seperti yang telah dipaparkan diatas maka, indikasi Nilai Pasar Wajar 80% saham yang dimiliki PT J. Resources Nusantara (PT JRN ) dahulu PT Bara Kutai Energi ( PT BKE ) pada PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama (PT" Bumanik ) setelah dibulatkan adalah sebesar Rp ,- (Seratus Sembilan Puluh Enam Miliar Seratus Tiga Puluh Lima Juta Seratus Tiga Puluh Enam Ribu Rupiah) Pendekatan Pasar Perusahaan Pembanding Penilaian menggunakan metode guideline publicly traded company (GPTC) diawali dengan mengumpulkan data mengenai perusahaan yang sepadan dan sebanding di Bursa di Seluruh Dunia. Saat ini terdapat 222 (dua ratus dua puluh dua) perusahaan terbuka yang tercatat dalam kelompok industri sekuritas (brokerage) di Bursa seluruh dunia per tanggal penilaian. Dari 222 perusahaan terbuka ini, terdapat delapan perusahaan yang karakteristik usaha, pasar, ukuran perusahaan mirip dengan Perseroan. Selain memiliki karakteristik usaha dan pasar yang mirip, 8 perusahaan pembanding ini juga cukup aktif diperdagangkan di Bursa. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam menemukan pembanding Perseroan (sesuai dengan Bapepam LK, VIII C.3.Butir 15.a.5.26/2009) adalah sebagai berikut : Industri, kegiatan usaha, produk, dan risiko usaha adalah sejenis; Karakteristik pertumbuhan (growth in sales and earnings) dan struktur permodalan (capital structure) adalah sebanding; Kinerja keuangan historis selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebanding. Ukuran perusahaan (total assets) adalah sebanding; dan Pangsa pasar (market share) adalah sebanding. Berdasarkan Laporan Valuasi perhitungan Resouces dan Reserves PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama bulan April 2011 yang ditandatangani oleh Ir. Wawong Dwi Ratminah, MT. dan Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si, MT., diperoleh data sebagai berikut : Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 7

8 Berikut adalah data harga saham, PBV (price to book value ratio), Market Value Invested Capital per Book Value Invested Capital (MBVIC/BVIC) dan Market Value per Resources (MV/Resources) perusahaan pembanding per 30 Juni 2011 Tabel. 5.5 Data Multiplier Pembanding per 30 Juni 2011 Sumber: Reuters Estimasi Faktor Pengali Estimasi faktor pengali Perseroan dilakukan dengan menggunakan rata-rata market multiple, dimana dari hasil perhitungan nilai rata-rata market multiple, dimana dari hasil perhitungan nilai rata-rata MVIC/BVIC 1,93 dan MV/Resources 5,21 mengingat kondisi spesifik yang melekat pada Obyek Penilaian dimana sumberdaya tambang nikel dan cadangan nikel yang akan menghasilkan pendapatan per tanggal penilaian, maka ESESCO memberikan bobot 60% pada market book value Invested capital (MVIC) dan 40% pada market value to resources (MV/Resources) untuk menghasilkan Nilai Pasar Wajar Perseroan Discount for Lack of Marketability (DLOM) Diskon Likuiditas Pasar (Discount For Lack of Marketabilities) suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas Obyek Penilaian. (Bapepam LK, VIII.C.3 Butir 1.a.27/2009). DLOM mencerminkan pengurangan terhadap nilai dari penyertaan di perusahaan sebagai pengaruh dari tidak likuidnya obyek penilaian untuk diperdagangkan. Karena saham perusahaan merupakan saham dari perusahaan tertutup yang untuk penjualannya membutuhkan waktu. Dalam penerapan DLOM ini ESESCO mengacu pada Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.340/BL/2009 tentang Pedoman dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal, yang menyatakan bahwa : Dalam hal Obyek penilaian bukan merupakan perusahaan terbuka, maka : Diskon Likuiditas Pasar (discount for Lack of Marketability) bagi pemegang saham mayoritas adalah antara 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 40% (empat puluh perseratus) dari indikasi nilai. Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 8

9 Dalam penilaian ini ESESCO mengaplikasikan DLOM pada angka moderat yaitu sebesar 30% yang merupakan angka rata-rata yang diperkenankan dalam peraturan Bapepam LK tersebut diatas, selain itu juga dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang menjadi Obyek Penilaian berada pada bidang industri yang relatife dikenal baik oleh masyarakat luas, tidak memerlukan teknologi tinggi Discount for Lack of Control (DLC) atau Control Premium (CP) Premi pengendalian (Premium for Control) adalah suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan penambah dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari tingkat pengendalian atas Obyek Penilaian. Dalam analisis penilaian ini ESESCO mengimplementasikan Premi Pengendalian (Premium for Control) sebesar 30% dengan pertimbangan bahwa nilai yang dihasilkan dari pendekatan market merupakan nilai yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas sehingga menghasilkan indikasi nilai minoritas, sedangkan obyek penilaian memiliki sifat mayoritas. Hal ini terlihat dari sifat Obyek Penilaian yang tidak dapat terdilusi meskipun pemegang saham yang lain menambah modalnya ke Perseroan Indikasi Nilai Saham Perseroan Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibuat maka pembentukan faktor pengali PER, PBV, dan P/S untuk Perseroan secara detail dapat dilihat pada bagian lampiran laporan ini. Adapun hasil perhitungan nilai 80% saham Perseroan menggunakan metode guideline publicly traded company (GPTC) adalah sebagai berikut. Tabel. 5.6 Ringkasan Penilaian Saham Metode GPTC per 30 Juni 2011 Uraian Nilai (Rp) Indikasi nilai ekuitas 100% ,- Indikasi nilai ekuitas 80% ,- Ditambah : Control Premium (30%) ,- Indikasi Nilai Wajar Ekuitas ,- Dikurangi :DLOM (30%) ( ),- Indikasi Nilai Pasar Wajar 80% ,- Pembulatan ,- Berdasarkan perhitungan seperti yang telah dipaparkan diatas maka, indikasi nilai pasar wajar saham Perseroan untuk 80% saham yang dimiliki PT J. Resources Nusantara (PT JRN ) pada PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama (PT" Bumanik ) adalah sebesar Rp ,- (Dua Ratus Tujuh Miliar Tujuh Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah) (dibulatkan). Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 9

10 5.3. Rekonsiliasi Nilai Saham. ESESCO memberikan bobot pada pendekatan pendapatan sebesar 60% dan penilaian dengan menggunakan pendekatan pasar ESESCO beri bobot 40%. Penentuan pembobotan nilai berdasarkan karakteristik metode penilaian, hasil penilaian dan data yang diperoleh dalam menghasilkan kesimpulan nilai, beberapa pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perseroan memiliki cadangan tambang dan telah memiliki study kelayakan untuk mengeksplorasi tambang tersebut. 2. Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki karakteristik yang mirip dengan Perseroan, namun beberapa perusahaan tersebut berada di luar negeri yang memiliki kondisi ekonomi yang berbeda dengan Indonesia. Berikut ini adalah rekonsiliasi hasil penilaian untuk mendapatkan nilai pasar wajar 80 % saham yang dimiliki PT J. Resources Nusantara (PT JRN ) dahulu PT Bara Kutai Energi ( PT BKE ) pada PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama (PT" Bumanik ) pada tanggal efektif penilaian 30 Juni 2011 adalah sebesar : Tabel. 5.7 Rekonsiliasi Nilai Pasar Wajar per 30 Juni 2011 Rekonsiliasi Nilai Nilai Ekuitas Bobot Nilai Pembobot Income Aproach % Market Approach % Indikasi Nilai Saham Pembulatan Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 10

11 5. Penilaian Saham Perseroan Pendekatan Pendapatan Penyesuaian Laporan Keuangan Asumsi Proyeksi Laporan Keuangan Pemilihan Arus Kas Biaya Modal Atas Ekuitas Penentuan Biaya Modal Untuk Hutang Nilai Terminal dan Tingkat Pertumbuhan Discount for Lack of Marketability (DLOM) Discount for Lack of Control (DLC) atau Control Premium (CP) Indikasi Nilai Saham Perseroan Pendekatan Pasar Perusahaan Pembanding Estimasi Faktor Pengali Discount for Lack of Marketability (DLOM) Discount for Lack of Control (DLC) atau Control Premium (CP) Indikasi Nilai Saham Perseroan Rekonsiliasi Nilai Saham Tabel. 5.1 Beta Levered dan Un-Levered Perusahaan Pembanding... 3 Tabel. 5.3 Perhitungan WACC... 5 Laporan Penilaian Saham PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama V - 11

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Pendapatan 5.1.1. Penyesuaian Laporan Keuangan Penyesuaian laporan keuangan meliputi normalizing adjustment atau penyesuaian pencatatan akuntansi dan eliminasi

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Pendapatan 5.1.1. Penyesuaian Laporan Keuangan Penyesuaian laporan keuangan meliputi normalizing adjustment atau penyesuaian pencatatan akuntansi dan eliminasi

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian nilai buku menjadi nilai

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Penilaian dengan Pendekatan Aset dilakukan dengan menilai Perseroan berdasarkan metode penyesuaian nilai buku (adjusted book value method) atas Neraca Perseroan

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan Bab V Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham atau Nilai Pasar Wajar Perseroan

5. Penilaian Saham atau Nilai Pasar Wajar Perseroan 5. Penilaian Saham atau Nilai Pasar Wajar Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas 1 PENDAHULUAN 1.1 Identitas Pemberi Tugas KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN ( Y&R ) ditunjuk oleh [ ] berdasarkan persetujuan atas Surat Penawaran [ ] tanggal [ ] dengan maksud untuk melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 196/BL/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau diproses untuk menghasilkan barang atau jasa yang memberikan nilai tambah dan

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan keuangan global tahun 1997 dan 2008 yang telah berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, mempengaruhi menurunnya

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI CAPITAL STRUCTURE UNTUK PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN FUZZY GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI CAPITAL STRUCTURE UNTUK PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN FUZZY GOAL PROGRAMMING OPTIMASI CAPITAL STRUCTURE UNTUK PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN FUZZY GOAL PROGRAMMING AULIA RIZAL WALUYO 2510100114 Pembimbing: Dr. Ir. I Ketut Gunarta, M.T. BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tempat perpindahan dana, dari mereka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tempat perpindahan dana, dari mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu tempat perpindahan dana, dari mereka yang kelebihan dana ke mereka yang membutuhkannya. Terdapat dua fungsi utama pasar

Lebih terperinci

Estimasi Nilai Pasar Wajar Ekuitas PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Dalam Persiapan Initial Public Offering (IPO)

Estimasi Nilai Pasar Wajar Ekuitas PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Dalam Persiapan Initial Public Offering (IPO) JEKT 8 [2] : 205-209 ISSN : 2301-8968 Estimasi Nilai Pasar Wajar Ekuitas PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Dalam Persiapan Initial Public Offering (IPO) Ahmad Rizani *) Program Studi Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Rasio Keuangan Sebelum Merger Pada tahun 2006 PT. Energi Mega Persada, Tbk memberitahukan kepada publik tentang rencana perusahaan untuk melakukan merger dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan. Capitalized Excess Earning Method

Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan. Capitalized Excess Earning Method Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan Capitalized Excess Earning Method Konsep Dasar Aktiva berwujud suatu perusahaan memberikan balikan (return) tertentu kepada pemilik sesuai dengan resiko yang melekat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie:

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: I PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: Flexi & Esia berpotensi memonopoli pasar telepon tetap CDMA. Kemudian, setidaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pasar Modal Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS. Dalam rencana ivestasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU ini akan

BAB III SOLUSI BISNIS. Dalam rencana ivestasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU ini akan BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis 3.1.1 Kelayakan Investasi Dalam rencana ivestasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU ini akan dianalisis solusi bisnis perusahaan terhadap penggunaan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio PBV (Price to Book Value) a. Pengertian Rasio PBV Rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value ratio merupakan perbandingan antara

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA..

DAFTAR ISI.. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA.. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.... INTISARI... ABSTRACT.... BAB

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK Indah Febrina 23210493 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Feny

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

APA ITU COST OF CAPITAL?

APA ITU COST OF CAPITAL? 1 APA ITU COST OF CAPITAL? Merupakan batas tingkat hasil minimum yang harus dapat dicapai oleh suatu investasi supaya dapat menaikkan nilai perusahaan. Returnyang diharapkan investor atas investasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian untuk penelitian ini adalah PT Mandom Indonesia, Tbk. PT Mandom Indonesia Tbk, dahulu bernama PT Tancho Indonesia, Tbk, didirikan pada

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang dimiliki (merupakan input) digunakan atau diproses untuk

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang dimiliki (merupakan input) digunakan atau diproses untuk B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan secara umum merupakan suatu organisasi dimana sumber daya dan tenaga kerja yang dimiliki (merupakan input) digunakan atau diproses

Lebih terperinci

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara demand-nya terus bertambah.

Lebih terperinci

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Analisa Rasio Keuangan Analisa Dupont Analisa MNA & EVA. 3Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Analisa Rasio Keuangan Analisa Dupont Analisa MNA & EVA. 3Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 3Fakultas VENY, EKONOMI MANAJEMEN KEUANGAN Analisa Rasio Keuangan Analisa Dupont Analisa MNA & EVA SE.MM Program Studi AKUNTANSI Bagian Isi Modul 1. Analisa Rasio Keuangan 2. Analisa Dupont 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

ANALISA OPTIMASI STRUKTUR MODAL DAN MANAJEMEN KAS PT.INDONESIA POWER DALAM USAHANYA UNTUK MEMENUHI EKSPANSI USAHA YANG DIMILIKI

ANALISA OPTIMASI STRUKTUR MODAL DAN MANAJEMEN KAS PT.INDONESIA POWER DALAM USAHANYA UNTUK MEMENUHI EKSPANSI USAHA YANG DIMILIKI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISA OPTIMASI STRUKTUR MODAL DAN MANAJEMEN KAS PT.INDONESIA POWER DALAM USAHANYA UNTUK MEMENUHI EKSPANSI USAHA YANG DIMILIKI Diajukan Oleh : Mohamat Emir

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak 1. Konsep laporan keuangan 2. Laba akuntansi dan arus kas bersih 3. Modifikasi data akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial Muniya Alteza Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Proudly present Biaya Modal (Cost of Capital) Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com BIAYA MODAL (Cost of Capital) BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Pengertian Biaya modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana

Lebih terperinci