5. Penilaian Saham Perseroan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5. Penilaian Saham Perseroan"

Transkripsi

1 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Penilaian dengan Pendekatan Aset dilakukan dengan menilai Perseroan berdasarkan metode penyesuaian nilai buku (adjusted book value method) atas Neraca Perseroan untuk mendapatkan nilai yang paling representatif dan mewakili kondisi sebenarnya. Untuk mencari nilai pasar wajar dari net worth, dilakukan metode penyesuaian nilai buku (adjusted book value method), dimana nilai dari semua komponen aset dan liabilitas dalam neraca dilakukan penyesuaian, kecuali telah menunjukkan nilai wajar seperti akun kas/bank dan hutang bank dan sejenisnya. Data penilaian yang digunakan dalam metode ini adalah berdasarkan pada laporan keuangan Perseroan per 30 Juni 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto ( Moore Stephens) Penyesuaian Nilai Buku Penyesuaian Nilai Buku yang dilakukan adalah pada Pos Beban Ditangguhkan Biaya Eksplorasi, yang dinilai ulang berdasarkan hasil penilaian aset yang dilakukan oleh KJPP Syukrial, Setiawan & Rekan No.Esesco.App , yang diterbitkan pada tanggal 25 Oktober Uraian mengenai penilai bisnis : Nama : KJPP Syukrial, Setiawan & Rekan Alamat : Komplek Perkantoran Kebayoran Mall Blok 10 Jl. Kebayoran Baru No. 1-2, Jakarta Signing Valuer : Ir.Setiawan,MAPPI (Cert) STTD Bapepam : 07/BL/STTD-P/AB/2006 Nomor MAPPI : 96-S Objek Penilaian : Aset Tidak Lancar Beban Ditanguhkan / Biaya Eksplorasi Metode Penilaian : Pendekatan Biaya dan Pendekatan Pasar Kesimpulan Nilai : Rp Sehingga berdasarkan penyesuaian tersebut diperoleh nilai pasar wajar Perseroan sebesar : Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-1

2 5.1.2 Discount for Lack of Marketability (DLOM) Diskon Likuiditas Pasar (Discount For Lack of Marketability) suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas Obyek Penilaian. (Bapepam LK, VIII.C.3 Butir 1.a.27/2009). DLOM merupakan potongan yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas dari suatu perusahaan karena keterbatasan ekuitas tersebut untuk ditukarkan secara cepat menjadi uang tunai (SPI ). DLOM mencerminkan pengurangan terhadap nilai dari penyertaan di perusahaan sebagai pengaruh dari tidak likuidnya obyek penilaian untuk diperdagangkan. Karena saham perusahaan merupakan saham dari perusahaan tertutup yang untuk penjualannya membutuhkan waktu. Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-2

3 Dalam hal Obyek penilaian bukan merupakan perusahaan terbuka, maka : Diskon Likuiditas Pasar (Discount for Lack of Marketability) bagi pemegang saham mayoritas adalah antara 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 40% (empat puluh perseratus) dari indikasi nilai. Dalam metode pendekatan ini ESESCO tidak mengaplikasikan DLOM karena indikasi nilai ekuitas Perseroan negatif Indikasi Nilai Saham Perseroan Adapun indikasi nilai obyek penilaian adalah seperti terlihaat pada tabel berikut ini: Berdasarkan hasil perhitungan penilaian bisnis melalui Pendekatan Aset (Asset Approach) berdasarkan penyesuaian nilai buku (adjusted book value method) maka diperoleh indikasi nilai pasar wajar Perseroan per 30 Juni 2011 adalah sebesar (Rp ). 5.2 Pendekatan Pasar Perusahaan Pembanding Pendekatan ini melakukan komparasi antara perusahaan yang dinilai dengan perusahaan sebanding dari bidang (sub bidang) industri sejenis yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa dunia. Metode dalam pendekatan pasar ini menggunakan multiple industri sejenis sebagai basis untuk menkonversi nilai buku variabel nilai yang relevan menjadi indikasi nilai pasar ekuitas. Multiple industri yang digunakan antara lain harga saham, Price to Book Value Ratio (PBV), Market Value Invested Capital per Book Value Invested Capital (MVIC/BVIC) dan Market Value per Resources. Metode dalam pendekatan pasar ini menggunakan multiple industri sejenis sebagai basis untuk menkonversi nilai buku variabel nilai yang relevan menjadi Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-3

4 indikasi nilai pasar ekuitas. Multiple industri yang digunakan antara lain harga saham, Price to Book Value Ratio (PBV), Market Value Invested Capital per Book Value Invested Capital (MVIC/BVIC) dan Market Value per Resources. Sebagai informasi, terdapat 743 perusahaan terbuka yang tercatat dalam kelompok industri pertambangan emas dan mineral di bursa dunia per tanggal penilaian. Dari 743 perusahaan terbuka ini, digunakan 8 (delapan) perusahaan untuk pembanding dalam penilaian ini. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam menemukan pembanding Perseroan (sesuai dengan Bapepam LK, VIII C.3.Butir 15.a.5.26/2009) adalah sebagai berikut : 1. Industri, kegiatan usaha, produk, dan risiko usaha adalah sejenis; 2. Karakteristik pertumbuhan (growth in sales and earnings) dan struktur permodalan (capital structure) adalah sebanding; 3. Kinerja keuangan historis selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebanding. 4. Ukuran perusahaan (total assets) adalah sebanding; dan 5. Pangsa pasar (market share) adalah sejenis. Dari kelima kriteria tersebut hanya ada tiga kriteria yang memiliki kemiripan dengan Perseroan (Kriteria 1, Kriteria 4 dan Kriteria 5). Berdasarkan Peraturan VIII.C.3 butir 15.b.6), maka metode ini dapat digunakan untuk menilai saham PT ASA. Berdasarkan Laporan Snowden Report PT Bukitmakmur Widya: Project Trophy Project No tentang Due Diligence Report untuk Aset Avocet Mining Ltd di Malaysia dan di Indonesia, kondisi Ore Resources Perseroan diperoleh data Net Attributable pada blok Doup sebesar tonnes. Berdasarkan kondisi Perseroan yang belum beroperasi sedangkan pembanding telah beroperasi, dan perseroan masih memiliki banyak tahap untuk mengoperasikan lahan tambangnya seperti Pre FS, FS, amdal, izin operasi pertambangan, maka Resources yang kami aplikasikan untuk menghitung ekuitas sebesar 10 % Resources Internal Perseroan. Berikut adalah data harga saham, Market Value Invested Capital per Book Value Invested Capital dan Price to Reserves and Resources, perusahaan pembanding per 30 Juni Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-4

5 Company Negara PRICES PBV Market Value Invested Capital / Book Value Invested Capital (MVIC/BVIC) MV/Resources (Tonnes) Westgold Resources AUS 0,22 1,88 1,88 4,59 Chalige Gold Mines AUS 0,33 2,39 2,39 16,50 Troy Resources AUS 3,48 2,37 2,35 22,49 ST Barbara AUS 1,96 1,83 1,81 13,41 Kingsgate Consolidated AUS 8,00 3,43 3,43 13,25 Perseus Mining AUS 2,62 3,47 3,47 4,81 Newcrest Mining AUS 37,71 5,82 5,45 5,03 Catalpa Resources AUS 1,44 1,85 1,66 4,73 AVERAGE 2,80 10,60 Sumber: Reuters Estimasi Faktor Pengali Estimasi faktor pengali Perseroan dilakukan dengan menggunakan rata-rata market multiple, dimana dari hasil perhitungan nilai average MVIC/BVIC 2,80, MV/Resources 10,60. Mengingat kondisi spesifik yang melekat pada Obyek Penilaian dimana sumber daya tambang emas dan cadangan emas memberikan kontribusi yang tinggi dalam pembetukan nilai, dan pembanding yang digunakan sudah mengoperasikan tambangnya maka, ESESCO memberikan bobot 80% pada market multiple MBVIC, 20% untuk market multiple MV/Resources untuk menghasilkan indikasi nilai pasar wajar Perseroan Discount for Lack of Marketability (DLOM) Diskon Likuiditas Pasar (Discount For Lack of Marketabilities) suatu jumlah atau persentase tertentu yang merupakan pengurang dari nilai suatu ekuitas sebagai cerminan dari kurangnya likuiditas Obyek Penilaian. (Bapepam LK, VIII.C.3 Butir 1.a.27/2009). DLOM merupakan potongan yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas dari suatu perusahaan karena keterbatasan ekuitas tersebut untuk ditukarkan secara cepat menjadi uang tunai (SPI ). DLOM mencerminkan pengurangan terhadap nilai dari penyertaan di perusahaan sebagai pengaruh dari tidak likuidnya obyek penilaian untuk diperdagangkan. Karena saham perusahaan merupakan saham dari perusahaan tertutup yang untuk penjualannya membutuhkan waktu. Dalam hal Obyek penilaian bukan merupakan perusahaan terbuka, maka : Diskon Likuiditas Pasar (discount for Lack of Marketability) bagi pemegang saham mayoritas adalah antara 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 40% (empat puluh perseratus) dari indikasi nilai. Besarnya DLOM yang diaplikasikan pada pendekatan ini yaitu sebesar 30% Premium for Control (Premi Pengendalian) Dalam penerapan Premium for Control (Premi Pengendalian) ini kami mengacu pada Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor 340/BL/2009 tentang Pedoman dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal, yang menyatakan bahwa: Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-5

6 Dalam hal Obyek penilaian bukan merupakan perusahaan terbuka, maka; Premium for Control (Premi Pengendalian) bagi pemegang saham mayoritas adalah antara 30% (tigapuluh perseratus) sampai dengan 70% (tujuh puluh perseratus) dari Indikasi Nilai. Objek penilaian yaitu saham Perseroan sebesar 100% merupakan saham mayoritas, sehingga untuk menghasilkan nilai pasar wajar harus diterapkan Premium for Control (Premi Pengendalian). Dalam analisis penilaian ini ESESCO mengimplementasikan Premium for Control (Premi Pengendalian) sebesar 30% dengan pertimbangan bahwa pendekatan yang digunakan menghasilkan indikasi nilai minoritas, hal ini tercermin dari penentuan proyeksi yang berdasarkan asumsi pertumbuhan pasar dan tidak terdapat rencana strategis manajemen dalam meningkatkan pangsa pasar Indikasi Nilai Saham Perseroan Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dibuat maka pembentukan faktor pengali MVIC/BVIC untuk Perseroan secara detail dapat dilihat pada bagian lampiran laporan ini. Adapun hasil perhitungan nilai 100% saham Perseroan menggunakan metode guideline publicly traded company (GPTC) adalah sebagai berikut : Ringkasan Penilaian Saham Metode GPTC per 30 Juni 2011 Uraian Nilai Indikasi nilai dari MBVIC (80%) Indikasi nilai dari MV/Resources (20%) Premium for Control (30%) DLOM (30%) ( ) Indikasi Nilai Pasar Wajar Berdasarkan perhitungan seperti yang telah dipaparkan diatas maka, indikasi nilai pasar wajar Perseroan untuk 100% kepemilikan adalah Rp (Seratus Lima Miliar Sembilan Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Lima Dua Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah) Rekonsiliasi Nilai Saham ESESCO memberikan bobot pada pendekatan aset sebesar 70%, sedangkan penilaian dengan menggunakan pendekatan pasar ESESCO beri bobot 30%. Penentuan pembobotan nilai berdasarkan karakteristik metode penilaian, hasil penilaian dan data yang diperoleh dalam menghasilkan kesimpulan nilai beberapa pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pembanding yang digunakan sudah mengoperasikan aset pertambangannya sedangkan Perseroan sampai dengan tanggal penilaian belum beroperasi, 2. Berdasarkan kajian dari Due Diligence Report Perseroan memiliki cadangan emas yang cukup besar, hal ini belum tercermin di aset Perseroan. Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-6

7 Berikut ini adalah rekonsiliasi hasil penilaian untuk mendapatkan nilai pasar wajar 100% saham PT Arafura Surya Alam : Rekonsiliasi Nilai Pasar Wajar per 30 Juni 2011 Keterangan Indikasi Nilai (Rp) Bobot Nilai (Rp) Metode Penyesuaian Nilai Buku (Asset Based Approach) Metode GPTC (Market Based Approach) ( ) 70% ( ) % Nilai Pasar Wajar Saham Pembulatan Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-7

8 5. Penilaian Saham Perseroan Pendekatan Aset Penyesuaian Nilai Buku Discount for Lack of Marketability (DLOM) Indikasi Nilai Saham Perseroan Pendekatan Pasar Perusahaan Pembanding Estimasi Faktor Pengali Discount for Lack of Marketability (DLOM) Premium for Control (Premi Pengendalian) Indikasi Nilai Saham Perseroan Rekonsiliasi Nilai Saham... 6 Laporan Penilaian Saham PT Arafura Surya Alam V-8

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan Bab V Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian nilai buku menjadi nilai

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham atau Nilai Pasar Wajar Perseroan

5. Penilaian Saham atau Nilai Pasar Wajar Perseroan 5. Penilaian Saham atau Nilai Pasar Wajar Perseroan 5.1 Pendekatan Aset Pendekatan ini disebut juga dengan balance sheet approach, karena menghitung nilai perusahaan atau ekuitas melalui penyesuaian nilai

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Pendapatan 5.1.1. Penyesuaian Laporan Keuangan Penyesuaian laporan keuangan meliputi normalizing adjustment atau penyesuaian pencatatan akuntansi dan eliminasi

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Pendapatan 5.1.1. Penyesuaian Laporan Keuangan Penyesuaian laporan keuangan meliputi normalizing adjustment atau penyesuaian pencatatan akuntansi dan eliminasi

Lebih terperinci

5. Penilaian Saham Perseroan

5. Penilaian Saham Perseroan 5. Penilaian Saham Perseroan 5.1 Pendekatan Pendapatan 5.1.1. Penyesuaian Laporan Keuangan Penyesuaian laporan keuangan meliputi normalizing adjustment atau penyesuaian pencatatan akuntansi dan eliminasi

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Penugasan

1. Latar Belakang Penugasan File No. : Esesco.BV.11.10.138 Jakarta, 31Oktober 2011. Kepada Yth. Direksi, Komisaris & Pemegang Saham PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk Jl. Soekarno Hatta KM 32, Harjosari, Bawen Kabupaten Semarang, 50661

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas 1 PENDAHULUAN 1.1 Identitas Pemberi Tugas KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN ( Y&R ) ditunjuk oleh [ ] berdasarkan persetujuan atas Surat Penawaran [ ] tanggal [ ] dengan maksud untuk melakukan

Lebih terperinci

2. Tanggal Inspeksi, Pengumpulan dan Analisis Informasi

2. Tanggal Inspeksi, Pengumpulan dan Analisis Informasi File No. : Esesco.BV.11.10.137 Jakarta, 31 Oktober 2011 Kepada Yth. Direksi, Komisaris & Pemegang Saham PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk Jl. Soekarno Hatta KM 32, Harjosari, Bawen Kabupaten Semarang, 50661

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 196/BL/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN

Lebih terperinci

Modal Dasar. Nilai Nominal

Modal Dasar. Nilai Nominal 2. Analisis Internal Bab II Analisis Internal 2.1 Informasi Umum PT Arafura Surya Alam didirikan dengan nama PT Havilah Rezeki Alam berdasarkan Akta Notaris, Meondjiati Soegito, SH., No. 23 tanggal 19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN JENIS USAHA MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN JENIS USAHA MAKSUD DAN TUJUAN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN I.1. JENIS USAHA ( Perseroan ) didirikan dengan nama PT Pacific Utama Tbk berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 2 tanggal 1 April 1982. Akta pendirian ini telah disahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

Calon Perusahaan Tercatat yang diatur dalam Peraturan ini adalah: perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan mineral dan batubara; atau

Calon Perusahaan Tercatat yang diatur dalam Peraturan ini adalah: perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan mineral dan batubara; atau LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00100/BEI/10-2014 Tanggal dikeluarkan : 20 Oktober 2014 Tanggal diberlakukan : 1 November 2014 PERATURAN NOMOR I-A.1. TENTANG PENCATATAN SAHAM

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan keuangan global tahun 1997 dan 2008 yang telah berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, mempengaruhi menurunnya

Lebih terperinci

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala

Lebih terperinci

Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan. Capitalized Excess Earning Method

Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan. Capitalized Excess Earning Method Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan Capitalized Excess Earning Method Konsep Dasar Aktiva berwujud suatu perusahaan memberikan balikan (return) tertentu kepada pemilik sesuai dengan resiko yang melekat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-521/BL/2010 TENTANG TRANSAKSI

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

PT RIMO INTERNATIONAL LESTARI Tbk.

PT RIMO INTERNATIONAL LESTARI Tbk. TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI MENGENAI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KEPADA PEMEGANG SAHAM PT RIMO INTERNATIONAL LESTARI Tbk. INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA 1. KETENTUAN UMUM a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1) Perusahaan adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-413/BL/2009 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL

Lebih terperinci

PT DUTA PERTIWI Tbk BERKEDUDUKAN DI JAKARTA UTARA PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2014

PT DUTA PERTIWI Tbk BERKEDUDUKAN DI JAKARTA UTARA PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2014 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2014, berkedudukan di Jakarta Utara (selanjutnya disebut Perseroan ) dengan ini mengumumkan bahwa hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang telah

Lebih terperinci

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTUS Prospektus merupakan informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi. Dalam prospektus terdapat banyak informasi

Lebih terperinci

PT Golden Energy Mines Tbk

PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy

Lebih terperinci

No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.8/27/DPNP Jakarta, 27 November 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Prinsip Kehati-hatian dan Laporan dalam rangka Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-614/BL/2011 TENTANG TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

No. 108/OJK/BEI/VII/2014 Jakarta, 2 Juli 2014

No. 108/OJK/BEI/VII/2014 Jakarta, 2 Juli 2014 No. 108/OJK/BEI/VII/2014 Jakarta, 2 Juli 2014 Kepada Yth, Otoritas Jasa Keuangan Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta Up. Perihal Ibu Nurhaida Kepala Eksekutif Bidang Pasar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 BURSA EFEK. Pasal 1. Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2

BAB 1 BURSA EFEK. Pasal 1. Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Rasio Keuangan Sebelum Merger Pada tahun 2006 PT. Energi Mega Persada, Tbk memberitahukan kepada publik tentang rencana perusahaan untuk melakukan merger dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu atau kelompok yang akan memulai usaha pasti membutuhkan modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan sebuah usaha. Menurut

Lebih terperinci

ANALISA NILAI PASAR SPBU PT. SUMBER KURNIA MANDIRI JALAN BALAS KLUMPRIK SURABAYA

ANALISA NILAI PASAR SPBU PT. SUMBER KURNIA MANDIRI JALAN BALAS KLUMPRIK SURABAYA ANALISA NILAI PASAR 54.601.114 PT. SUMBER KURNIA MANDIRI JALAN BALAS KLUMPRIK SURABAYA Nama : Hilda Mienar SL Nrp : 3109 106 055 Jurusan : Teknik Sipil FTSP ITS Dosen Pembimbing : Christiono Utomo. ST,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 262/BL/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

KONSEP PERATURAN NOMOR I-A.2. TENTANG KETENTUAN PENCATATAN KHUSUS BAGI CALON PERUSAHAAN TERCATAT DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

KONSEP PERATURAN NOMOR I-A.2. TENTANG KETENTUAN PENCATATAN KHUSUS BAGI CALON PERUSAHAAN TERCATAT DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep- /BEI/00-2016 Tanggal dikeluarkan... Tanggal diberlakukan.. KONSEP PERATURAN NOMOR I-A.2. TENTANG KETENTUAN PENCATATAN KHUSUS BAGI CALON PERUSAHAAN

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan

Lebih terperinci

Nama Emiten atau Perusahaan Publik : PT Indonesia Prima Property Tbk

Nama Emiten atau Perusahaan Publik : PT Indonesia Prima Property Tbk KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK BUMI DAYA, PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK

Lebih terperinci

Kata kunci: Nilai Pasar Wajar, Price to Book Value Ratio, Pendekatan Berbasis-Pasar, Pedoman publik Diperdagangkan Perusahaan, andprior Transaksi

Kata kunci: Nilai Pasar Wajar, Price to Book Value Ratio, Pendekatan Berbasis-Pasar, Pedoman publik Diperdagangkan Perusahaan, andprior Transaksi PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PADA BANK ABC DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PASAR (Metode Perusahaan Pembanding dan Metode Transaksi Sebelumnya) Hadi Cahyadi Fakultas Ekonomi UNiversitas Tarumanagara Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:

Lebih terperinci

Analisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya

Analisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-67 Analisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya Shahara Nur Laila dan Christiono Utomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1996 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK NEGARA INDONESIA PRESIDEN

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2015 KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Terproteksi. Penjaminan. Indeks. Pedoman Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5817).

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT HOTEL MANDARINE REGENCY TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT HOTEL MANDARINE REGENCY TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT HOTEL MANDARINE REGENCY TBK ( PERSEROAN ) Dalam Rangka Memenuhi Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor: KEP-614/BL/2011 mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam bidang ekonomi mempengaruhi objek-objek investasi dalam hal jenis maupun wujudnya. Selain aktivitas

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode 2006-2011 NO Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I Komponen Modal A. Modal Inti 13,104,120 15,448,235 17,795,610 21,137,919 27,673,231 38,214,079

Lebih terperinci

URAIAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS TRANSAKSI AFILIASI

URAIAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS TRANSAKSI AFILIASI URAIAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS TRANSAKSI AFILIASI PENDAHULUAN Keterbukaan Informasi atas Transaksi Afiliasi memuat informasi mengenai transaksi pembelian tanah kavling antara Perseroan dan Entitas Anak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Perekonomian Indonesia Menurut data Badan Pusat Statistik pada tanggal 5 Pebruari 2014 Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen. Datanya dapat dilihat

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli : BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PT MITRABAHTERA SEGARA SEJATI Tbk

PENGUMUMAN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PT MITRABAHTERA SEGARA SEJATI Tbk PENGUMUMAN TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PT MITRABAHTERA SEGARA SEJATI Tbk Keterbukaan Informasi ini ditujukan kepada Pemegang Saham Perseroan dalam rangka memenuhi Peraturan IX.E.2 Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK BUMI DAYA, PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN PROPERTI DALAM RANGKA INITIAL PUBLIC OFFERING

PENILAIAN SAHAM PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN PROPERTI DALAM RANGKA INITIAL PUBLIC OFFERING Jurnal Keuangan dan Perbankan, 21(1): 37 46, 2017 Nationally Accredited: No.040/P/2014 http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp PENILAIAN SAHAM PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN PROPERTI DALAM RANGKA INITIAL PUBLIC

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham

Nilai Nominal Rp100,- per saham Sebelum Penawaran Umum. Setelah Penawaran Umum Keterangan Jumlah Nilai % Jumlah Nilai Jumlah Saham PENAWARAN UMUM Jumlah Saham Yang Ditawarkan : Sebanyak 766.000.000 (tujuh ratus enam puluh enam juta) saham baru atas nama atau sebanyak 35,00% (tiga puluh lima persen) dari modal ditempatkan dan disetor

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI KETENTUAN PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT HOTEL MANDARINE REGENCY TBK ( PERSEROAN )

TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT HOTEL MANDARINE REGENCY TBK ( PERSEROAN ) TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT HOTEL MANDARINE REGENCY TBK ( PERSEROAN ) Dalam Rangka Memenuhi Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor: KEP-614/BL/2011

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Perihal Tgl. Dikeluarkan : 30 Januari 2009 Tgl. Diberlakukan : 01 Mei 2009 : Kep-00009/BEI/01-2009 : PERATURAN NOMOR II-H TENTANG PERSYARATAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyusunan rencana strategis perusahaan, tujuan untuk melakukan merger/akuisisi,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyusunan rencana strategis perusahaan, tujuan untuk melakukan merger/akuisisi, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Aktivitas merger & akuisisi merupakan serangkaian proses yang komperhensif dan memiliki banyak titik kritis. Beberapa titik kritis yang menjadi perhatian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang banyak diminati para investor. Salah satu tujuan investor membeli saham adalah untuk memperoleh tingkat keuntungan

Lebih terperinci

PENJELASAN MENGENAI MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT HM SAMPOERNA Tbk. TANGGAL 27 APRIL 2016

PENJELASAN MENGENAI MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT HM SAMPOERNA Tbk. TANGGAL 27 APRIL 2016 PENJELASAN MENGENAI MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT HM SAMPOERNA Tbk. TANGGAL 27 APRIL 2016 Sehubungan dengan rencana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ( RUPST ) PT HM Sampoerna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara demand-nya terus bertambah.

Lebih terperinci

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak

(corporate guarantee) oleh Perseroan dan/atau untuk memberikan persetujuan, dalam kapasitas Perseroan sebagai Pemegang Saham, kepada anak-anak PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. ( Perseroan ) SERTA JADWAL DAN TATA CARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-02/PM/2001 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-02/PM/2001 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-02/PM/2001 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Lebih terperinci

OPTIMASI CAPITAL STRUCTURE UNTUK PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN FUZZY GOAL PROGRAMMING

OPTIMASI CAPITAL STRUCTURE UNTUK PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN FUZZY GOAL PROGRAMMING OPTIMASI CAPITAL STRUCTURE UNTUK PENINGKATAN NILAI PERUSAHAAN PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN FUZZY GOAL PROGRAMMING AULIA RIZAL WALUYO 2510100114 Pembimbing: Dr. Ir. I Ketut Gunarta, M.T. BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2017 2018 PERIODE : JANUARI JUNI 2018 1. Kelompok Mata Kuliah : Akuntansi 2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi 2 3. Kode Mata Kuliah : EKO

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi keuangan dari perusahaan tersebut, seperti kinerja

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-258/BL/2008 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai perusahaan baik kecil maupun besar sudah merupakan fenomena yang biasa. Fenomena ini mengakibatkan

Lebih terperinci