BAB III SOLUSI BISNIS. Dalam rencana ivestasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU ini akan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOLUSI BISNIS. Dalam rencana ivestasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU ini akan"

Transkripsi

1 BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Kelayakan Investasi Dalam rencana ivestasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU ini akan dianalisis solusi bisnis perusahaan terhadap penggunaan sumber daya kapital yang berguna untuk meningkatkan nilai perusahaan di waktu yang akan datang. Diharapkan dalam jangka waktu tertentu penggunaan sumber daya kapital ini dapat memberikan pengembalian tertentu bagi pemegang saham dan investor yang telah menanamkan modalnya di perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu metoda analisis yang secara sistematis dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kelayakan suatu investasi ditentukan dari beberapa faktor, yaitu aspek manajemen, aspek operasional, aspek pemasaran, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. Dari aspek keuangan suatu investasi dapat dinyatakan layak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV), harus lebih besar atau sama dengan nol. 2. Internal Rate of Return (IRR), harus lebih besar daripada discount rate atau cost of capital. 3. Payback Period, yaitu jangka waktu yang diperlukan bagi perusahaan untuk mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk sebuah

2 project. Payback period untuk setiap jenis usaha berbeda beda tergantung dari karakteristik usaha tersebut. 4. Profitability Index / Benefit Cost Ratio, menggambarkan perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai sekarang dari aliran kas keluar di masa yang akan datang. Suatu project dianggap layak untuk dijalankan apabila nilai profitability index dari project tersebut lebih besar dari satu, dan sebaliknya jika profitability index dari project tersebut lebih kecil dari satu maka project tersebut dianggap tidak layak untuk dijalankan. 5. Return On Investment, yaitu besarnya tingkat pengembalian yang diberikan dari suatu investasi kepada investor dan kreditor. Return On Investment dapat diartikan dalam tiga istilah yang berbeda yaitu Return On Asset (ROA), Return On Invested Capital (ROIC), dan Return On Equity (ROE), dimana penggunaan ketiga istilah tersebut akan menghasilkan nilai yang berbeda (Anthony et.al., 2004:413). Dalam penilaian kelayakan investasi pembangunan PKS kemitraan ini digunakan pendekatan ROIC dan ROE sebagai bagian dari kriteria penilaian kelayakan investasi project ini, dimana ROIC harus lebih besar dari cost of capital (WACC) dan ROE harus lebih besar dari return yang diberikan dari alternatif investasi di tempat lain dengan risiko yang sama. 6. Economic Value Added (EVA), menggambarkan apakah suatu project memberikan kontribusi yang positip secara ekonomis bagi perusahaan (Gitman, 2006:513). Sebagai kriteria penilaian kelayakan investasi EVA yang dihasilkan dari suatu project harus lebih besar dari nol Valuasi Harga Saham

3 Saham merupakan bukti penyertaan modal seseorang atau institusi pada sebuah perusahaan. Dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti suatu pihak, baik institusi maupun perseorangan menginvestasikan modal atau dana yang nantinya akan digunakan oleh pihak manajemen untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Dengan menginvestasikan dana ke dalam suatu perusahaan diharapkan pada waktu yang akan datang investor akan memperoleh suatu tingkat pengembalian (return) tertentu dari perusahaan. Bila perusahaan memperoleh laba bersih di akhir tahun, pemegang saham akan mendapat pembagian keuntungan berupa dividend. Besarnya dividend yang akan dibagikan ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Karena dividend bersifat kebijakan, tidak ada rumusan tertentu atau keharusan yang menetapkan besaran dividend. Selain pembagian dividend, return yang dapat diperoleh pemegang saham adalah dengan melakukan penjualan kembali atau melepas kepemilikan atas saham tersebut ketika harga jual saham lebih besar dari harga sewaktu melakukan pembelian saham tersebut, selisih dari keuntungan ini biasa disebut dengan capital gain. Investor akan membeli saham jika saham tersebut sedang under valued atau pada saat market price saham tersebut lebih rendah daripada intrinsic value, dan menjualnya bila harga saham sedang over valued atau ketika market price saham tersebut lebih tinggi daripada intrinsic value (Gitman, 2006:339). Penilaian harga saham yang layak bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metoda. Metoda yang umum digunakan untuk menilai harga yang layak bagi suatu saham diantaranya adalah Discounted Cash flow Method, Dividend Discount Model, dan Relative Valuation.

4 Discounted Cash Flow Method Dalam valuasi perusahaan menggunakan discounted cash flow method, nilai dari suatu perusahaan dihitung berdasarkan nilai sekarang (present value) dari expected cash flow yang dihasilkan perusahaan di masa yang akan datang. Penilaian perusahaan dengan menggunakan metoda DCF pada dasarnya tidak hanya melihat kondisi perusahaan pada masa kini, tetapi juga prospek perusahaan di masa yang akan datang. Penghitungan harga saham suatu perusahaan dengan menggunakan metoda DCF dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Share Price = Equity Value Number of Share Outstanding Dimana, Share Price Equity Value = Harga Saham = Present value dari excpected free casf flow to equity didiskontokan dengan cost of equity Number of Share Outstanding = Jumlah saham yang beredar Selain menggunakan pendekatan free cash flow to equity, nilai dari equity perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan firm valuation model, dimana untuk menghitung equity value perusahaan digunakan persamaan berikut: Equity Value = Firm Value Net Debt Dimana,

5 Firm Value = Present value dari expected free cash flow didiskontokan dengan WACC Net Debt = Jumlah hutang jangka panjang Dividend Discount Model Metoda dividend discount model merupakan salah satu metoda yang sering digunakan untuk menghitung harga saham sebuah perusahaan, metoda ini memiliki prinsip penghitungan yang hampir sama dengan metoda discounted cash flow, yang membedakan metoda ini dengan metoda discounted cash flow adalah dalam metoda ini expected cashflow diganti dengan menggunakan besarnya pembayaran expected dividend yang dilakukan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk menghitung harga saham yang layak dengan menggunakan dividend discount model dapat digunakan persamaan berikut: Share Price = E (DPS)1 (1+ke) 1 + E (DPS)2 (1+ke) E (DPS)t (1+ke) t Dimana, DPSt = Expected dividends per share pada tahun ke t ke = cost of equity Persamaan diatas dapat digunakan dengan asumsi perusahaan membagikan dividend dengan nilai dividend per share yang berbeda beda setiap tahunnya. Selain dengan menggunakan persamaan diatas, harga saham yang layak dapat juga dihitung dengan menggunakan pendekatan Gordon Growth Model, dimana pada pendekatan ini nilai pertumbuhan dividend per share yang dibayarkan perusahaan diasumsikan meningkat secara konstan (stable growth

6 rate). Penghitungan harga saham yang layak dengan pendekatan ini dapat dapat ditentukan dengan persamaan berikut (Damodaran, 2006:158). Value of stock = E (DPS)1 ke - g Dimana, DPS1 = Expected dividend next year ke g = Required rate of return for equity investor = Growth rate of dividen Relative Valuation Dalam dua metoda sebelumnya, penilaian suatu asset atau perusahaan didasarkan pada expected cash flow, tingkat pertumbuhan, dan karakteristik risiko dari asset tersebut. Dalam relative valuation, suatu asset atau perusahaan dinilai dengan cara membandingkan asset tersebut dengan asset lain yang sejenis. Ada banyak alternatif yang dapat digunakan dalam menilai harga saham suatu perusahaan dengan menggunakan relative valuation. Beberapa alternatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Earnings Multiples Salah satu cara dalam menilai apakah harga suatu saham overvalued atau undervalued dengan menggunakan metoda Earnings Multiples adalah dengan membandingkan P/E ratio saham tersebut. Dimana untuk menentukan P/E ratio suatu saham dapat menggunakan persamaan berikut:

7 P/E Ratio = Share Price EPS Dimana, Share price EPS = Harga saham = Earnings per share Dengan menggunakan P/E ratio akan didapat perbandingan antara harga saham dengan besarnya earnings yang didapat dari tiap lembar saham, untuk menentukan apakah harga suatu saham overvalued atau undervalued harus dibandingkan antara P/E ratio perusahaan yang akan dinilai dengan perusahaan lain yang sejenis atau P/E rata rata industri sejenis. Apabila P/E ratio perusahaan yang dinilai lebih kecil dari P/E ratio industri, maka harga saham perusahaan tersebut dibawah harga pasar. Sedangkan jika P/E ratio perusahaan yang dinilai lebih besar dari P/E ratio industri maka harga saham perusahaan tersebut berada diatas harga pasar Book Value Multiples Metoda Book Value Multiples membandingkan antara harga pasar (market value) dari saham suatu perusahaan terhadap intrinsic value (book value) dari saham tersebut. Investor terkadang mempertimbangkan perbandingan antara harga yang dibayarkan untuk membeli saham suatu perusahaan dengan book value dari saham tersebut dan membandingkannya dengan Price to Book Value (PBV) dari saham perusahaan lain yang sejenis. Apabila PBV perusahaan tersebut lebih kecil dari PBV perusahaan sejenis maka harga saham perusahaan tersebut undervalued, sedangkan jika PBV perusahaan tersebut lebih besar dari PBV perusahaan sejenis maka harga saham perusahaan tersebut berada diatas harga pasar.

8 Revenue Multiples Pendekatan dengan metoda Earnings Multiples dan Price to Book Value adalah pendekatan yang banyak dipengaruhi oleh prinsip akuntansi, sehingga hasil yang didapatkan akan sangat tergantung terhadap prinsip dan aturan akuntansi yang digunakan perusahaan. Alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi pengaruh prinsip dan aturan akuntansi adalah dengan menggunakan metoda Revenue Multiples. Metoda ini membandingkan antara harga saham suatu perusahaan dengan revenue yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan metoda ini akan lebih mudah untuk membandingkan antara perusahaan yang satu dengan yang lain walaupun perusahaan tersebut menggunakan prinsip akuntansi yang berbeda. 3.2 Analisis Solusi Bisnis Dalam penelitian ini metoda yang diambil untuk menentukan kelayakan investasi adalah metoda discounted cash flow dan untuk menentukan harga saham yang wajar bagi PKS kemitraan ini digunakan discounted cash flow method dan relative valuation. Penggunaan metoda discounted cash flow untuk menentukan kelayakan investasi project ini karena dalam kasus ini data mengenai perkiraan produksi TBS anggota kemitraan cukup tersedia secara detail, sehingga proyeksi penjualan dan pembelian yang akan menggambarkan proyeksi cash flow perusahaan dapat dihitung dengan lebih akurat. Sedangkan penggunaan metoda discounted cash flow dan P/E multiples untuk menghitung harga saham yang layak untuk project ini karena selain berdasarkan free cash flow perusahaan, penilaian harga saham sebaiknya juga dibandingkan dengan P/E ratio industri sejenis, hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa harga saham perusahaan dihargai oleh pasar. Sedangkan

9 untuk penggunaan dividend discount model dianggap kurang sesuai untuk kasus ini karena PKS kemitraan ini nantinya merupakan perusahaan baru yang belum memiliki historical dividend, Karena dividend pada prinsipnya merupakan kebijakan manajemen perusahaan, tanpa adanya data historis mengenai besarnya pembagian dividend yang dilakukan perusahaan, maka akan sulit untuk memperkirakan besarnya dividend yang akan dibagikan perusahaan kepada pemegang saham Analisis Kelayakan Investasi Dengan menggunakan Discounted Cash Flow Method akan didapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan investasi pembangunan PKS kemitraan PT BSU. Suatu investasi dapat dinyatakan layak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: Net Present Value (NPV) NPV atau net present value adalah nilai masa kini dari proyeksi cashflow masa depan. NPV dari sebuah proyek atau investasi didefinisikan sebagai penjumlahan nilai sekarang dari expected cash flow dikurangi dengan initial investment. Expected cash flow merupakan perkiraan besaran jumlah free cash flow yang dihasilkan setiap tahun dari investasi yang dilakukan perusahaan. Untuk menentukan nilai NPV, free cash flow tersebut didiskontokan dengan tingkat diskonto tertentu dan dikurangi dengan initial investment. Suatu project dapat dinyatakan layak apabila jumlah free cash flow yang telah didiskontokan tersebut lebih besar dari initial investment. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk menentukan nilai NPV, tahap pertama adalah menghitung besarnya free cash flow yang dihasilkan setiap tahun dari project tersebut, langkah kedua menentukan nilai discount rate,

10 dan langkah yang ketiga adalah mengitung nilai NPV dengan menggunakan persamaan berikut: Dimana, Cn Co k = Besarnya cash flow yang dihasilkan proyek tersebut pada tahun ke n, = Besarnya investasi awal = cost of capital. Besarnya nilai cost of capital ditentukan dengan menggunakan weighted average cost of capital (WACC). WACC adalah besarnya rata rata biaya yang harus dikeluarkan untuk sumber pendanaan yang berbeda beda dan proporsinya disesuaikan dengan besarnya masing masing sumber pendanaan tersebut. NPV merupakan salah satu alat evaluasi keuangan yang paling akurat untuk mengestimasi nilai suatu investasi. Keuntungan dari penggunaan NPV adalah karena NPV sudah memperhitungkan hal hal sebagai berikut: Time Value of Money NPV menggunakan konsep present value dari jumlah cashflow yang diterima dari suatu investasi, dimana satu rupiah yang diterima sekarang akan lebih berharga dibandingkan satu rupiah yang diperoleh tahun depan. Risk NPV sudah memasukkan risiko yang berhubungan dengan sebuah project atau investasi melalui discount rate. Flexibility NPV adalah konsep yang fleksibel karena sudah disesuaikan tingkat inflasi yang dapat berbeda beda setiap tahunnya.

11 Dalam penelitian ini dihiitung dua nilai NPV, yaitu NPV terhadap perusahaan (project) dan NPV terhadap equity, penghitungan dua nilai NPV ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah project ini dapat memberikan nilai NPV yang positip baik terhadap perusahaan maupun terhadap pemegang saham. Perhitungan nilai NPV to equity dapat menggunakan persamaan yang sama dengan perhitungan nilai NPV seperti pada persamaan diatas, namun untuk NPV to equity, free cash flow yang digunakan adalah free cash flow to equity dan discount rate yang digunakan adalah cost of equity Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah discount rate pada saat NPV suatu proyek bernilai sama dengan nol, penghitungan nilai IRR dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Keuntungan Penggunaan IRR Penggunaan IRR telah dipakai secara luas dalam berbagai analisis kelayakan suatu project sebagai pembanding antara cost of capital dengan rate of return dari suatu project. Keuntungan utama dari penggunaan IRR adalah memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk membandingkan tingkat cost of capital dari suatu project dengan IRR yang didapatkan dari project tersebut. Jika IRR lebih besar dari cost of capital maka project tersebut dapat diterima,

12 sedangkan jika IRR lebih kecil dari cost of capital project tersebut maka project tersebut ditolak. Selain itu penghitungan IRR tidak memerlukan discount rate seperti yang dibutuhkan untuk melakukan penghitungan nilai NPV suatu project. Sehingga dengan menggunakan IRR dapat menyederhanakan cara penghitungan dari nilai suatu project Kelemahan Penggunaan IRR Walupun penggunaan IRR dapat memberikan keuntungan keuntungan seperti yang dijelaskan diatas, namun IRR juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan kelemahan dari penggunaan IRR adalah sebagai berikut: Terdapat kemungkinan IRR ganda Hal ini dapat terjadi apabila terjadi perubahan cashflow dari suatu project dari positip menjadi negatip lebih dari sekali selama umur project tersebut, sehingga hasilnya menjadi tidak rasional. Tidak ada IRR, yaitu IRR tidak rasional atau bernilai negatip Hal ini dapat terjadi karena konsep IRR merupakan present value cash outflow sama dengan present value cash inflow, sehingga jika nilai present value dari cash outflow yang berada pada awal periode lebih besar dari jumlah cash inflow sebelum dikonversi ke present value, maka tidak akan ada IRR atau kalau ada nilai IRR menjadi tidak rasional / negatip. Reinvestasi cashflow dengan menggunakan metoda IRR ditentukan berdasarkan tingkat IRR dan bukan berdasarkan tingkat yang disyaratkan investor seperti cost of equity atau cost of debt, hal ini sebenarnya tidak relevan bagi investor karena investor menginvestasikan dana dengan menanggung risiko atas cost of equity atau cost of debt.

13 Sama seperti perhitungan nilai NPV, nilai IRR yang dihitung adalah IRR to project dan IRR to equity, dimana untuk IRR to equity, free cash flow yang digunakan merupakan free cash flow to equity Payback Period Payback period merupakan salah satu metoda analisis yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan suatu investasi. Payback period didefinisikan sebagai lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi awal yang telah dikeluarkan berdasarkan cashflow yang dihasilkan oleh project tersebut. Jangka waktu pengembalian suatu project tidak boleh melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan perusahaan atau investor. Apabila ada dua project yang bersifat mutually exclusive maka project dengan payback period tercepat yang dipilih. Payback period suatu project dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Keuntungan Metoda Payback period Keuntungan dari penggunaan metoda Payback period adalah sebagai berikut: Merupakan metoda yang sederhana karena hanya menghitung jangka waktu yang diperlukan dalam pengembalian modal investasi suatu project berdasarkan cashflow yang dihasilkan project tersebut.

14 Mudah dipahami, karena apabila ada lebih dari satu project yang akan dijalankan, perusahaan atau investor dapat mengambil keputusan hanya dengan melihat project yang memiliki payback period paling cepat Kelemahan Payback Period Tidak mempertimbangkan time value of money dan tingkat risiko suatu project, karena metoda ini tidak menggunakan discounted factor dan cost of capital. Tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari suatu project, karena dalam metoda ini cashflow yang didapat setelah jangka waktu pengembalian tidak diperhitungkan lagi, sehingga apabila ada project yang bersifat mutually exclusive maka project dengan jangka waktu pengembalian tercepat yang akan dipilih meskipun cashflow setelah payback period jumlahnya lebih kecil, sehingga project yang jangka waktu pengembaliannya lebih lama tetapi memiliki cashflow yang lebih besar setelah payback period menjadi tidak dipilih. Sama seperti pada perhitungan nilai NPV dan IRR, payback period yang dihitung merupakan payback period to project dan payback period to equity, dimana cash flow yang digunakan untuk penghitungan payback period to equity adalah free cash flow to equity Profitability Index Profitability Index atau Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai sekarang dari aliran kas keluar di masa yang akan datang. Nilai profitability index dapat ditentukan dengan persamaan berikut

15 Dimana, PI PV Cash Inflow PV Cash Outflow = Profitability Index = Nilai sekarang dari kas masuk di masa yang akan datang = Nilai sekarang dari kas keluar di masa yang akan datang Sama seperti pengitungan nilai NPV, IRR, dan payback period, dalam penelitian ini dihitung dua nilai profitability index, yaitu profitability index terhadap perusahaan (project) dan profitability index terhadap equity, dimana cash inflow dan outflow yang digunakan untuk menghitung nilai profitability index to equity adalah cash inflow dan cash outflow to equity Return On Investment (ROI) Return On Investment (ROI) atau biasa disebut Return On Asset (ROA) adalah alat ukur yang umum digunakan untuk mengukur kinerja sebuah investasi. ROI secara keseluruhan mengukur tingkat keefektifan yang dilakukan manajemen / perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dengan aset yang tersedia saat ini. Semakin besar ROI menggambarkan semakin efektifnya manajemen perusahaan dalam mengelola aset yang ada untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Perhitungan ROI dapat dilakukan menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya adalah pendekatan dengan menggunakan Return On Invested Capital (ROIC). ROIC menggambarkan besarnya tingkat pengembalian terhadap sumber daya kapital yang digunakan dalam suatu project. Sumber daya kapital tersebut dapat berasal dari hutang jangka panjang perusahaan atau shareholder s equity.

16 Perhitungan nilai ROIC dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Dimana, ROIC NOPAT Invested Capital = Return On Invested Capital = Net Operating Profit After Tax = Sumber daya kapital yang digunakan Untuk menghitung besarnya NOPAT dapat digunakan persamaan berikut: Untuk menghitung nilai Adjusted Operating Profit Before Taxes digunakan langkah langkah sebagai berikut: 1. Bottom up approach Operating profit after depreciation and amortization + Implied interest from operating leases (From leasing footnotes) + Increase in the LIFO reserve (From inventory footnotes) + Increase in bad debt reserve + Increase in net capitalized research and development + Goodwill amortization = Adjusted Operating Profit before Taxes 2. Top down approach

17 Sales + Increase in LIFO reserve + Implied interest expense on operating leases + Other income Cost Of Goods Sold Selling, General & Administration expenses Depreciation = Adjusted Operating Profit before Taxes Untuk menghitung besarnya Cash Operating Taxes dapat menggunakan langkah langkah sebagai berikut: Income tax expense + Decrease in deferred taxes + The tax benefit from interest expense + The tax benefits from interest on leases Taxes on non operating income = Cash Operating Taxes Untuk menghitung besarnya invested capital digunakan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Source of financing approach Book value of common equity + Preferred stock + Minority interest + Deferred income tax reserve + LIFO reserve + Accumulated goodwill amortization + Interest bearing short term debt + Long term debt + Capitalized lease obligations + PV of operating leases = Invested Capital 2. Asset approach(capital Employed) Net working capital (current assets non interest bearing liabilities) + LIFO reserve

18 + Net property, plant & equipment + Other assets + Goodwill + Accumulated goodwill amortization + Present value of operating lease payments = Capital Employed / Invested Capital Untuk perhitungan ROIC dari rencana investasi pembangunan PKS kemitraan ini persamaan diatas perlu di modifikasi karena nilai NOPAT dan invested capital dapat berubah setiap tahunnya, sehingga perlu dicari nilai ratarata ROIC dari tahun 2010 hingga 2019, dimana untuk mendapatkan nilai ratarata tersebut dapat menggunakan persamaan berikut: Dimana, ROIC ROIC t ROIC t+n = Return On Invested Capital = ROIC pada tahun ke t = ROIC pada tahun ke t + n Return On Equity (ROE) ROE merupakan salah satu alat utama yang paling sering digunakan dalam menilai suatu investasi bagi investor. Secara umum ROE dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama satu tahun. ROE memberikan gambaran tiga hal pokok, yaitu: 1. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability) 2. Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset 3. Hutang yang dipakai dalam melakukan investasi tersebut Nilai ROE dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

19 Dimana, ROE Net Income Common Stock Equity = Return On Equity = Laba Bersih = Jumlah Modal Sendiri Sama dengan penghitungan nilai ROI, Untuk perhitungan ROE dari rencana investasi pembangunan PKS kemitraan ini persamaan diatas perlu di modifikasi karena terdapat lebih dari satu nilai net income dan coomon stock equity yang dihitung dari tahun 2010 hingga 2019, oleh sebab itu perlu dicari nilai rata rata dari ROE yang didapat tiap tahun. Untuk menentukan nilai ROI dari pembangunan PKS kemitaan ini dapat digunakan persamaan sebagai berikut: Dimana, ROE ROE t ROE t+n = Return On Equity = ROE pada tahun ke t = ROE pada tahun ke t + n Economic Value Added (EVA ) EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi

20 keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan (Stewart, 1993: 224). Manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut (Stewart, 1993: ): 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal 2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada 3. Menarik modal dari aktivitas aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat menggunakan aset perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu, dengan berinvestasi ke project project yang dapat menghasilkan return yang lebih besar daripada biaya modal (cost of capital) yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil project yang bermutu dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Economic Value Added (EVA) juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau proses yang tidak menambah nilai. Untuk menentukan nilai EVA dapat menggunakan persamaan berikut: Dimana, EVA NOPAT WACC = Economic Value Added = Net Operating Profit After Tax = Weight Average Cost of Capital

21 Invested Capital = Sumber daya kapital yang digunakan Karena nilai EVA dari tahun ke tahun, maka nilai EVA tiap tahun harus di cari present value dari nilai EVA tiap tahun, untuk menentukan present value dari nilai EVA tersebut dapat digunakan persamaan berikut: Dimana, PV EVA EVAt EVA t+n WACC = Present Value EVA = EVA tahun ke t = EVA tahun ke t+n = Weighted Average Cost of Capital Weighted Average Cost of Capital (WACC) Weighted Average Cost of Capital (WACC) merupakan tingkat discount rate yang digunakan dalam menghitung NPV dan sebagai pembanding dengan nilai IRR. WACC mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki suatu project berdasarkan sumber sumber pendanaan yang digunakan. WACC menggambarkan tingkat pengembalian minimum untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan (required rate of retvrn) oleh investor, yaitu kreditor dan pemegang saham. Dengan demikian didalam perhitungannya akan mencakup perhitungan masing masing komponennya, yaitu cost of debt dan cost of equity, serta proporsi masing masing didalam struktur modal perusahaan. WACC dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

22 Dimana, Wd = Proporsi debt yang digunakan kd = Cost of debt yang didapat berdasarkan suku bunga pinjaman T = Corporate Tax We = Proporsi equity yang digunakan ke = Cost of equity Komponen komponen WACC Cost of Debt Biaya hutang (Cost of Debt) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan karena adanya risiko kredit (credit risk), yaitu risiko perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok hutang. Dengan kata lain, cost of debt adalah biaya yang harus dibayar perusahaan untuk memperoleh tambahan hutang baru jangka panjang di pasar sekarang. Biaya hutang dapat dihitung dengan cara membagi beban bunga yang dikeluarkan sebagai akibat adanya hutang jangka panjang dengan besamya jumlah hutang jangka panjang perusahaan dan dari hasil ini nantinya dikalikan dengan hasil pengurangan pajak perusahaan Cost of equity Biaya ekuitas (cost of equity) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan investor karena adanya ketidakpastian tingkat laba. Kewajiban

23 membayar bunga dan pokok hutang membuat laba bersih perusahaan lebih bervariasi (naik turun) daripada laba operasi, sehingga menyebabkan timbulnya tambahan risiko. Jadi biaya ekuitas ini mencakup adanya risiko bisnis (business risk) dan risiko finansial (financial risk). Business risk adalah risiko yang berhubungan dengan tidak stabilnya laba atau profit, sedangkan financial risk adalah risiko kesulitan finansial dalam hal pembayaran biaya bunga dan pokok hutang. Perhitungan biaya ekuitas dapat dilakukan dengan cara pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini tidak menggunakan estimasi arus pembayaran dividend yang akan datang untuk menghitung biaya modal sendiri, melainkan mencoba langsung mengestimasi tingkat hasil yang dikehendaki investor. Berdasarkan metoda CAPM maka cost of equity dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana, krf = risk free rate, diasumsikan sebesar SBI rate 8,25% RPm = tingkat market risk premium, diasumsikan sebesar 6.5% (Bloomberg.com, 2008) β = elastisitas harga saham Untuk mencari β dapat digunakan β levered perusahaan sejenis yang sudah terdaftar di bursa efek, setelah β levered perusahaan sejenis didapat harus dicari β unlevered perusahaan sejenis tersebut dengan persamaan sebagai berikut:

24 Dimana, βu = β unlevered βl T = β levered industri sejenis = Corporate tax D/E = Debt to Equity Ratio Setelah β unlevered perusahaan sejenis tersebut didapat, maka β levered PT BSU dapat dicari dengan persamaan berikut WACC dapat memperhitungkan risiko yang dimiliki suatu investasi, dan digunakan pada perhitungan NPV sebagai discount rate. Selain itu, WACC dijadikan sebagai pembanding terhadap IRR, apabila IRR lebih besar dari WACC maka NPV yang dihasilkan akan positip dan berarti suatu project dapat diterima atau layak. Sebaliknya, jika IRR lebih kecil dari WACC, maka NPV suatu project akan bernilai negatip yang berarti project tesebut tidak layak untuk dijalankan Asumsi Dasar Nilai WACC

25 Perhitungan nilai WACC ditentukan dari besarnya dana yang diperlukan untuk pembangunan PKS kemitraan tersebut dan proporsi pendanaannya. Berdasarkan data penawaran yang disampaikan PT PINDAD sebagai pihak yang akan melaksanakan pembangunan PKS kemitraan ini, maka secara keseluruhan untuk melaksanakan pembangunan PKS kemitraan direncanakan akan membutuhkan dana sebesar Rp 18,600,000,000. Perkiraan biaya ini belum mencakup biaya modal kerja, biaya notaris sebesar 0.5% dari jumlah pinjaman, biaya provisi bank sebesar 0.1% dari total pinjaman dan bunga yang harus dibayar perusahaan kepada kreditor selama 1 tahun masa pembangunan proyek. Rincian biaya investasi proyek diperlihatkan pada Tabel 3.1. Perhitungan besarnya modal kerja dan bunga masa pembangunan dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Tabel 4.3. Tabel 3.1 Rincian Biaya Investasi Proyek (Ribu Rupiah) Uraian Jumlah (Ribu Rupiah) Biaya Pra Operasi Project Management 500,000 Total Biaya Pra Operasi 500,000 Bangunan dan Infrastruktur Oil Storage Tank 1,175,000 Raw Water Treatment 475,000 Effluent Treatment 600,000 Civil Work 1,900,000 Total Bangunan dan Infrastruktur 4,150,000 Mesin dan Peralatan Pabrik Mechanical Erection 1,100,000 Reception & Sterrilization Module 1,312,000 oil Clarification Module 1,438,000 Extraction Module 1,475,000 Kernel Recovery Module 1,187,500 Stream Generation Plant 3,687,500 Power House 2,250,000 Anclliaries 1,500,000 Total Mesin dan Peralatan Pabrik 13,950,000 Biaya Investasi Pabrik 18,600,000 Modal Kerja 3,593,992 Total Biaya Investasi 22,193,992 Bunga Masa Pembangunan 855,596 Notaris (0.5% dari total pinjaman) 81,014 Provisi Bank (0.1% dari total pinjaman) 16,203 Total Biaya Proyek 23,146,805

26 Berdasarkan rincian biaya proyek tersebut maka dapat ditentukan nilai WACC dengan perhitungan sebagai berikut WACC = ((kd x (1 T)) x Wd)+(ke x We) Total Biaya Proyek Rp 23,146,805,000 Pinjaman Rp 16,202,763,000 Modal sendiri Rp 6,944,041,000 Komposisi Pinjaman (Wd) 70% Komposisi Ekuitas (We) 30% Cost of Debt (kd) 13% Cost of Equity (ke) 24.7% Tax 30% WACC = ((13% x (1 30%)) x 70%) + (24.70% x 30%) = 13.78% Perhitungan Nilai ke Untuk menentukan nilai cost of equity (ke) dapat digunakan persamaan sebagai berikut: ke = krf + ((RPm) x β) sebagai berikut: Langkah langkah yang dilakukan dalam menghitung nilai ke adalah 1. Menentukan Nilai β unlevered perusahaan sejenis Nilai β unlevered perusahaan sejenis dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Hamada sebagai berikut (Damodaran, 2006 : 224).

27 Dimana, βu βl D/E = β unlevered perusahaan sejenis = β levered perusahaan sejenis = Debt to Equity Ratio perusahaan sejenis T = Corporate Tax (30%) βl dan D/E yang digunakan dalam perhitungan ini adalah βl dan D/E perusahaan yang telah tercatat perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Data βl dan D/E perusahaan perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 3.2 βl dan D/E Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Nama Perusahaan βl D/ E βu PT Astra Agro Lestari % 1.35 PT Bakrie Sumatra Plantation % 0.74 PT London Sumatra % 0.79 Rata-rata 0.96 Sumber: Damodaran Online, 2008 Berdasarkan data diatas maka nilai rata rata dari βu perusahaan tersebut adalah sebesar Setelah βu perusahaan sejenis didapat, langkah berikutnya adalah menentukan β PT BSU dengan persamaan sebagai berikut

28 Dimana, βl βu = β PT BSU = β unlevered perusahaan sejenis D/E = Debt to Equity Ratio PT BSU (233.33%) T = Corporate Tax (30%) sebesar Berdasarkan persamaan diatas akan didapat nilai β PT BSU yaitu 2. Menentukan Nilai ke Untuk menentukan nilai ke digunakan persamaan berikut ke = krf + (Rpm) x β) Dimana, ke krf Rpm β = Cost of Equity = Risk free rate, diperoleh berdasarkan SBI rate = Risk Premium (rm rf), sebesar 6.5% (bloomberg.com) = Elastisitas harga saham Berdasarkan persamaan diatas maka nilai ke PT BSU adalah 8.25% + (6.5% x 2.53) = % Pendapatan Dasar dasar yang digunakan untuk menentukan besarnya pendapatan PKS kemitraan PT BSU adalah sebagai berikut: Volume Pengolahan TBS

29 Dalam analisis kelayakan proyek ini volume TBS yang diperhitungkan adalah produksi TBS yang berasal dari anggota kemitraan, karena TBS ini merupakan potensi TBS yang menjadi dasar pertimbangan dibangunnya PKS kemitraan ini. Namun pada prakteknya nanti pabrik ini akan menerima TBS dari berbagai sumber, termasuk petani kelapa sawit maupun perusahaan di luar kemitraan. Kapasitas olah PKS kemitraan ini diperhitungkan sebagai berikut: Jumlah hari kerja per tahun = 300 hari Jumlah shift = 2 Shift Jam kerja per hari = 20 Jam Kapasitas olah per jam = 10 ton TBS Kapasitas olah per tahun = Ton TBS Luas kebun kelapa sawit anggota kemitraan (termasuk kebun PT BSU) tercatat seluas 2,054 ha. Dari data PT BSU diketahui rata rata kondisi tanaman tergolong kelas C dan D, kecuali kebun PT BSU yang umumnya mencapai kelas A dan B. Berdasarkan hal tersebut maka perkiraan potensi TBS pada tahun 2010 sebesar 34,340 ton, kemudian naik menjadi 37,757 ton pada tahun 2011, 38,548 ton pada tahun 2012 dan mencapai puncak sebesar 38,837 ton pada tahun Dengan demikian rata rata tingkat utilisasi pabrik berkisar antara 45% 54% dari total kapasitas terpasang. Tabel berikut memperlihatkan perkiraan rata rata tingkat utilisasi pabrik dari tahun Tabel 3.3 Rata-rata tingkat utilisasi pabrik (%) Kapasitas Terpasang (Ton) ,000 36,340 37,757 38,548 38,837 38,175 37,346 36,370 35,828 34,764 32,873 Utilisasi Pabrik 50.47% 52.44% 53.54% 53.94% 53.02% 51.87% 50.51% 49.76% 48.28% 45.66%

30 Rendemen Minyak dan Inti Sawit Berdasarkan standar umum tanaman dan ketentuan mengenai rendemen minyak dan inti sawit untuk perkebunan plasma di propinsi Sumatera Selatan, rata rata rendemen minyak dan inti sawit kebun anggota kemitraan diasumsikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Perkiraan Rendemen Minyak dan Inti Sawit Kebun Anggota Kemitraan Rendemen (%) TM 1 TM 2 TM 3 TM 4 TM 5 TM 6 TM 7 TM 8+ Minyak Sawit Inti Sawit Sumber: Dokumen PT BSU Harga Jual Menurut data Kantor Pemasaran Bersama PTPN (KBPTPN), harga minyak kelapa sawit untuk tender bulan Januari April 2008 sebesar US$ 1054 per ton, apabila diasumsikan harga tersebut dapat bertahan di kisaran US$ 1000 per ton dan nilai tukar rupiah terhadap dolar diasumsikan sebesar Rp 9,200 per dolar, maka diproyeksikan harga minyak dan inti sawit pada tahun 2008 sebagai berikut: Minyak Sawit = Rp 9,000 per kilogram Inti Sawit = Rp 4,860 per kilogram Apabila diasumsikan harga tersebut mengalami kenaikan sebesar 5% per tahun, maka pada tahun 2010 harga minyak dan inti sawit masing masing diproyeksikan sebesar Rp 9,923 dan Rp 5,358 per kilogram Biaya Biaya Biaya Produksi

31 Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi CPO dan PKO. Biaya biaya yang termasuk dalam proses produksi CPO dan PKO adalah biaya pembelian TBS, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Pembelian TBS Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 395/Kpts/OT.140/11/2005 tentang pedoman penetapan harga pembelian tandan buah segar kelapa sawit untuk perkebunan rakyat / petani plasma, maka untuk menentukan harga TBS milik anggota kemitraan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: HTBS = k x ((Rms x Hms) + (Ris x His)) Dimana, HTBS = Harga TBS Rms = Rendemen Minyak Sawit Hms = Harga Minyak Sawit Ris His = Rendemen Inti Sawit = Harga Inti Sawit k = Indeks proporsi yang menunjukan bagian yang diterima oleh pekebun Besarnya indeks ʺkʺ ditetapkan oleh Gubernur atau kepala dinas yang bertanggung jawab di bidang perkebunan berdasarkan usulan Tim Penetapan Harga Pembelian TBS. Berdasarkan persamaan tersebut maka diperkirakan harga TBS pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

32 Tabel 3.5 Perkiraan Harga TBS Tahun Uraian TM 1 TM 2 TM 3 TM 4 TM 5 TM 6 TM 7 TM 8+ Harga TBS (Rp/ Kg) Rata-Rata Harga TBS Kenaikan Harga / tahun 1,691 5% Asumsi yang digunakan dalam penentuan harga TBS tersebut adalah: Harga Minyak Sawit : Rp 9,923 Harga Inti Sawit : Rp 5,328 Konstanta : 80% Biaya Tenaga Kerja Langsung Kebutuhan tenaga kerja langsung diasumsikan sebanyak 20 orang per shift, dengan jumlah biaya pada tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp 979,776,000,000 per tahun. Biaya ini diasumsikan mengalami kenaikan rata rata sebesar tingkat inflasi, yaitu 8% per tahun Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik terdiri dari gaji tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan pembantu, pemeliharaan bangunan pabrik, pemeliharaan mesin mesin dan biaya pabrik lainnya yang belum tercakup dalam biaya biaya diatas. Jumlah biaya ini pada tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp1,192,244, Biaya Usaha Biaya biaya yang termasuk kedalam biaya usaha adalah sebagai berikut: Biaya Penjualan

33 Biaya penjualan diasumsikan sebagai berikut Biaya pengangkutan minyak sawit dan inti sawit Rp 150 per kilogram Biaya perijinan dan pergudangan di pelabuhan 0,5 % dari penjualan Biaya Umum dan Administrasi Biaya umum dan administrasi terdiri dari : Gaji, Terdiri dari 1 orang direktur, 3 orang staf administrasi, 4 orang keamanan, dan 2 orang bagian umum Tunjangan kesejahteraan, biaya listrik dan air, biaya telepon dan fax, dan biaya administrasi kantor Biaya Depresiasi dan Amortisasi Depresiasi Biaya depresiasi dihitung berdasarkan biaya perolehan yang disusutkan menggunakan metoda straight line, biaya penyusutan disesuaikan dengan metoda penyusutan yang berlaku menurut peraturan perpajakan di Indonesia, dimana untuk kelompok harta berwujud dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok harta bukan bangunan dan kelompok harta bangunan. Penentuan kelompok dan tarif penyusutan didasarkan pada Pasal 11 Undang Undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (Waluyo, 2008 ; hal 112). Pengelompokan dan tarif penyusutan tersebut disajikan pada tabel berikut:

34 Tabel 3.6 Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Kelompok I Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Bangunan Permanen Tidak Permanen Masa Manfaat 4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun 20 Tahun 10 Tahun Tarif Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus 25% 12.50% 6.25% 5% 5% 10% Berdasarkan ketentuan perpajakan tersebut, maka untuk bangunan dan infrastruktur pabrik dikelompokkan kedalam bangunan permanen, sedangkan untuk mesin dan peralatan pabrik dikelompokkan kedalam harta bukan bangunan yang termasuk dalam kelompok 2. Biaya penyusutan harta berwujud untuk project pembangunan PKS kemitraan ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Tarif Penyusutan Harta Berwujud PKS Kemitraan Kelompok Harta Berwujud Umur Bangunan dan Infrastruktur 20 Mesin dan Peralatan Pabrik 8 Tarif Penyusutan 5% 12.50% Amortisasi Untuk kelompok harta tidak berwujud biaya penyusutan disebut dengan biaya amortisasi. Untuk tujuan pajak dalam menghitung asset tetap tidak berwujud, terlebuh dahulu asset tersebut dikelompokkan sesuai dengan masa manfaatnya. Pengelompokan masa manfaat dan tarif amortisasi disajikan pada tabel berikut:

35 Tabel 3.8 Kelompok Harta Tidak Berwujud dan Tarif Amortisasi Kelompok Harta Tidak Berwujud Kelompok I Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Masa Manfaat 4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun Tarif Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus 25% 12.50% 6.25% 5% Penetapan masa manfaat dan tarif amortisasi dimaksudkan untuk memberikan keseragaman dalam melakukan amortisasi. Metoda yang digunakan sesuai dengan metoda yang dipilih berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya. Apabila masa manfaat aset tetap tidak berwujud tidak tercantum pada kelompok masa manfaat, maka Wajib Pajak dapat menggunakan masa manfaat yang terdekat dari masa manfaat yang telah ditentukan (Waluyo, 2008:134). Besarnya masa manfaat harta tidak berwujud dapat ditentukan berdasarkan umur project, sehingga umur masa manfaat dari harta tidak berwujud PKS kemitraan ini diasumsikan sebesar 10 tahun. Berdasarkan ketentuan tersebut maka biaya amortisasi dari harta tidak berwujud PKS kemitraan ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Tarif Amortisasi Harta Tidak Berwujud PKS Kemitraan Kelompok Harta Tidak Berwujud Umur Project Management 8 Bunga Masa Pembangunan 8 Tarif Amortisasi 5% 12.50% Biaya Bunga Besarnya biaya bunga pinjaman ditentukan berdasarkan besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku saat ini yaitu sebesar 13% per tahun.

36 Income Tax Menurut Waluyo (2008; hal 185), berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang Undang Pajak Penghasilan, besarnya tarif Pajak Penghasilan yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia ditentukan sebagai berikut: Tabel 3.10 Tarif Pajak Penghasilan Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan 50,000,000 10% Diatas 50,000,000 s/ d 100,000,000 15% Diatas 100,000,000 30% Proyeksi Laba Rugi, Statement of Retained Earning, dan Neraca Berdasarkan asumsi asumsi yang digunakan diatas, maka dapat disusun proyeksi Income Statement (Laba Rugi), Statement of Retained Earnings dan Neraca dari PKS kemitraan PT BSU dengan rincian seperti pada Tabel 3.11 sebagai berikut:

37 Tabel 3.11 Proyeksi Laba Rugi (ribu Rupiah) Penjualan 76,624,243 83,870,958 90,387,588 96,432, ,493, ,736, ,173, ,819, ,886, ,089,878 COGS 63,124,973 68,957,893 74,036,505 78,547,020 81,235,411 83,626,407 85,608,191 88,805,709 90,886,742 90,553,244 Laba Kotor 13,499,270 14,913,065 16,351,083 17,885,938 19,258,110 20,109,884 20,565,267 21,013,842 20,999,633 20,536,634 Biaya Usaha Biaya Penjualan 1,997,614 2,237,079 2,466,928 2,693,666 2,873,507 3,036,489 3,181,519 3,369,109 3,514,605 3,573,417 Biaya Umum dan administrasi 489, , , , , , , , , ,449 Depresiasi dan Amortisasi 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132, , ,500 Total Biaya Usaha 4,619,933 4,898,556 5,170,695 5,443,106 5,672,274 5,888,530 6,091,095 6,340,823 4,628,076 4,759,366 Laba Usaha 8,879,337 10,014,509 11,180,388 12,442,832 13,585,836 14,221,354 14,474,172 14,673,019 16,371,557 15,777,267 Pendapatan / biaya lain-lain Laba Sebelum Bunga dan Pajak 8,879,337 10,014,509 11,180,388 12,442,832 13,585,836 14,221,354 14,474,172 14,673,019 16,371,557 15,777,267 Bunga Pinjaman 2,106,359 2,106,359 1,685,087 1,263, , , Laba Kena Pajak 6,772,978 7,908,150 9,495,301 11,179,016 12,743,292 13,800,082 14,474,172 14,673,019 16,371,557 15,777,267 s/ d Rp 50,000,000 (10%) 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 s/ d Rp 100,000,000 (15%) 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 Diatas Rp 100,000,000 (30%) 2,001,893 2,342,445 2,818,590 3,323,705 3,792,988 4,110,025 4,312,252 4,371,906 4,881,467 4,703,180 Total Pajak 2,014,393 2,354,945 2,831,090 3,336,205 3,805,488 4,122,525 4,324,752 4,384,406 4,893,967 4,715,680 Laba Bersih 4,758,584 5,553,205 6,664,211 7,842,811 8,937,804 9,677,557 10,149,421 10,288,613 11,477,590 11,061,587 Tabel 3.12 Proyeksi Statement Of Retained Earnings (Ribu Rupiah) Retained Earnings at beginning of the year 0 4,758,584 10,311,789 16,976,000 24,818,811 33,756,616 43,434,173 53,583,594 63,872,207 75,349,796 Net Income 4,758,584 5,553,205 6,664,211 7,842,811 8,937,804 9,677,557 10,149,421 10,288,613 11,477,590 11,061,587 Dividend Paid Retained Earnings at end of year 4,758,584 10,311,789 16,976,000 24,818,811 33,756,616 43,434,173 53,583,594 63,872,207 75,349,796 86,411,384

38 Tabel 3.13 Proyeksi Neraca (ribu Rupiah) Aset Current Asset Kas dan setara kas 0 180,359 3,737,355 8,502,282 14,579,425 21,933,213 30,111,025 42,010,672 54,014,743 65,536,081 76,871,543 Piutang Usaha 0 6,385,354 6,989,247 7,532,299 8,036,080 8,374,460 8,644,691 8,847,788 9,151,629 9,323,865 9,257,490 Persediaan 5,300,489 5,781,380 6,200,045 6,564,082 6,786,049 6,983,226 7,155,526 7,413,651 7,571,757 7,546,104 7,546,104 Fixed Asset Bangunan dan Infrastruktur 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 4,150,000 Mesin dan Peralatan Pabrik 13,950,000 13,950,000 13,950,000 13,950,000 13,950,000 13,950,000 13,950,000 13,950,000 13,950, Other Asset Pra Operasi 500, , , , , , , , , Notaris 81,014 81,014 81,014 81,014 81,014 81,014 81,014 81,014 81, Provisi Bank 16,203 16,203 16,203 16,203 16,203 16,203 16,203 16,203 16, Bunga Masa Pembangunan 855, , , , , , , , , Akumulasi depresiasi 0-2,132,852-4,265,703-6,398,555-8,531,406-10,664,258-12,797,109-14,929,961-17,062,812-1,867,500-2,075,000 Total Asset 24,853,301 29,767,053 32,213,756 35,752,920 40,422,960 46,179,454 52,666,945 62,894,963 73,228,130 84,688,550 95,750,137 Liabilities Current Liabilities Hutang Usaha 1,706,496 1,861,664 1,995,714 2,111,221 2,179,002 2,238,244 2,288,731 2,367,328 2,411,881 2,394,712 2,394,712 Hutang Bank jatuh Tempo 0 3,240,553 3,240,553 3,240,553 3,240,553 3,240, Total Current Liabilities 1,706,496 5,102,217 5,236,267 5,351,774 5,419,555 5,478,797 2,288,731 2,367,328 2,411,881 2,394,712 2,394,712 Hutang Bank 16,202,763 12,962,211 9,721,658 6,481,105 3,240, Total liabilities 17,909,259 18,064,427 14,957,925 11,832,879 8,660,107 5,478,797 2,288,731 2,367,328 2,411,881 2,394,712 2,394,712 Equity Modal Sendiri 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 6,944,041 Laba ditahan 0 4,758,584 10,311,789 16,976,000 24,818,811 33,756,616 43,434,173 53,583,594 63,872,207 75,349,796 86,411,384 Total equity 6,944,041 11,702,626 17,255,831 23,920,041 31,762,853 40,700,657 50,378,214 60,527,635 70,816,248 82,293,838 93,355,425 Total Liabilities & Equity 24,853,301 29,767,053 32,213,756 35,752,920 40,422,960 46,179,454 52,666,945 62,894,963 73,228,130 84,688,550 95,750,137

39 Berdasarkan proyeksi laporan laba rugi, statement of retained earnings dan neraca diatas, maka dapat ditentukan proyeksi nilai NOPAT dan capital invested untuk menentukan nilai ROIC, ROE, dan EVA dari rencana pembangunan PKS kemitraan ini dengan perhitungan seperti diperlihatkan pada Tabel 3.14, Tabel 3.15 berikut:

40 Tabel 3.14 Proyeksi NOPAT PKS Kemitraan (Ribu Rupiah) Cash Operating Taxes Income Tax Expenses 2,014,393 2,354,945 2,831,090 3,336,205 3,805,488 4,122,525 4,324,752 4,384,406 4,893,967 4,715,680 Decrease in deffered tax Tax benefit from interest expense 631, , , , , , Tax benefit from lease Tax on non operating income Cash Operating Taxes 2,646,301 2,986,853 3,336,616 3,715,350 4,058,251 4,248,906 4,324,752 4,384,406 4,893,967 4,715,680 Adjusted Operating Profit Before Taxes Sales 76,624,243 83,870,958 90,387,588 96,432, ,493, ,736, ,173, ,819, ,886, ,089,878 Increase in LIFO reserve Implied interest expense on operating lease Other Income COGS 63,124,973 68,957,893 74,036,505 78,547,020 81,235,411 83,626,407 85,608,191 88,805,709 90,886,742 90,553,244 Selling, General & Administration Expense 2,487,082 2,765,704 3,037,843 3,310,255 3,539,423 3,755,679 3,958,244 4,207,971 4,420,576 4,551,866 Depreciation 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132,852 2,132, , ,500 Adjusted Operating Profit Before Taxes 8,879,337 10,014,509 11,180,388 12,442,832 13,585,836 14,221,354 14,474,172 14,673,019 16,371,557 15,777,267 NOPAT 6,233,036 7,027,656 7,843,772 8,727,482 9,527,585 9,972,448 10,149,421 10,288,613 11,477,590 11,061,587

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Neraca Laporan Rugi Laba

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes Kas dan bank j, Cash on hand and in banks Deposito berjangka ,

Catatan/ 2010 Notes Kas dan bank j, Cash on hand and in banks Deposito berjangka , NERACA BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 9.039.545 2j,3 4.436.796 Cash on hand and in banks Deposito berjangka 2.227.500 4,24 2.227.500 Time deposit Piutang usaha Trade

Lebih terperinci

CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK

CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK Mengapa Perlu Membuat Financial Projections 1. Adakah teman atau saudara kita yang ingin memulai bisnis, tetapi

Lebih terperinci

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 373,735,769,065 191,458,673,774 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008 NERACA (Tidak Diaudit) BALANCE SHEETS (Unaudited) 31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and 2008 AKTIVA AKTIVA LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan Setara kas 28,089,288,306 3 8,555,729,439 Cash on hand

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2 June 5 MOJAKOE 2013 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : www.spa-feui.com Pengantar Akuntansi 2 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 PENGANTAR

Lebih terperinci

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya Mobile:

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya   Mobile: UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS I.K. Gunarta ITS Surabaya Email: ik.gunarta@gmail.com Mobile: 0811 372 068 Financial Statements Income statement A summary of the revenue

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan ke - : 1 : The Role and Environment of Managerial Finance. Indikator Uraian Materi Perkuliahan Metode dan Media Buku The Role and Environment 1. dapat menjelaskan 1. Finance and Business a,b,e,g,h

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni 2015/ 31 Desember 2014/ June 30, 2015 December

Lebih terperinci

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS OF DECEMBER 31, 2016 AND 2015 (Disajikan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 44 BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Setelah dilakukannya analisis ataupun studi tentang produk, lingkungan eksternal, dan aspek-aspek bisnis lainnya, maka selanjutnya untuk memulai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,617,503

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 Catatan/ 2014 2013 *) ASET ASSETS Aset Lancar Current

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Menurut Young (2001: 17), EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan ABSTRAK Dunia usaha selalu dipenuhi dengan persaingan. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing dan dapat bertahan. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 252,879,603,447 402,682,025,568 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITIONS Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Catatan/ 2013 2012

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie:

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: I PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: Flexi & Esia berpotensi memonopoli pasar telepon tetap CDMA. Kemudian, setidaknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan)

ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Teknik-teknik analisa keuangan ANALISA RASIO KEUANGAN (lanjutan) Terdapat beragam cara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014 30 September 2015/ 31 Desember 2014/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Nilai intrinsik sebuah perusahaan secara umum di dapatkan dari nilai

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Nilai intrinsik sebuah perusahaan secara umum di dapatkan dari nilai BAB II TINJAUAN LITERATUR Pendahuluan Nilai intrinsik sebuah perusahaan secara umum di dapatkan dari nilai sekarang aliran kas masuk di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan nilai sekarang dari aliran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 2

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 2 Presented By: SPA-Accounting Study Division Mojakoe Pengantar Akuntansi 2 MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 2 Dilarang Memperbanyak Mojakoe ini tanpa seijin SPA FEUI Mojakoe dapat didownload di www.spa-feui.com

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 108,871,947,078 549,013,543,573 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 31 Maret 2015/ 31 Desember 2014/ March 31, 2015

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

1 Januari 2014/ 31 Desember January 2014/ December 31, 2013

1 Januari 2014/ 31 Desember January 2014/ December 31, 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2015, 2014 dan As of December 31, 2015, 2014, and 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 1 January 2014/ December

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

31 Desember 2005 dan 2004 December 31, 2005 and Catatan/ 2005 Notes 2004 Rp '000 Rp '000

31 Desember 2005 dan 2004 December 31, 2005 and Catatan/ 2005 Notes 2004 Rp '000 Rp '000 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Desember 2005 dan 2004 December 31, 2005 and 2004 AKTIVA Aktiva Lancar ASSETS Current Assets Kas 17.939.889 2c,2f,3,37,43 13.384.883 Cash Piutang usaha

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (diaudit)

Lebih terperinci

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan

Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan Modul 1. Laporan Keuangan dan lingkungan pelaporan A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ March 31, 2016

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.2 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat memberikan nilai kepada

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci