BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran harga saham suatu perusahaan, yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini dipakai apabila suatu perusahaan telah memiliki atau telah melakukan pembagian deviden kepada pemegang saham. Penilaian menggunakan metode seperti ini akan cukup memudahkan para analis untuk menilai kinerja suatu perusahaan dan keuangan jika hanya dilihat dari sisi atau aspek deviden yang dibagikan, bagaimana perkembagan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham dan komponen lainnya. Selain analisis dividend discounted model (DDM) ada satu jenis metode penilain lain yang juga lazim digunakan yaitu arus kas bebas, yang mana analisis ini terbagi menjadi dua jenis lagi tergantung pada asal arus kas bebas itu digunkan, yaitu free cash flow to equity (FCFE) dan free cash flow to firm (FCFF). Peneliti akan menggunakan analisis free cash flow to firm karena dalam penghitungan dengan menggunakan analisis ini melibatkan komponen modal secara menyeluruh di mana nantinya akan dihasilkan nilai penghitungan dari biaya modal rata rata tertimbang (WACC), hal ini merupakan komponen penting dalam setiap penliaian suatu perusahaan terutama pada perusahaan yang baru melakukan IPO(Initial Public Offering) sebab jika menggunakan metode analisis DDM tidaklah tepat karena perusahaan belum membagikan deviden bagi para pemegang saham, maka dari itu analisis menggunakan 36

2 FCFF merupakan hal yang tepat dan relevan dalam melakukan penilaian kewajaran harga pada saat IPO (Initial Public Offering). Setelah memilih metode analisis penghitungan nilai wajar harga saham peneliti juga menentukan tingkat pertumbuhan berdasarkan estimasi yang diharapkan dalam memproyeksikan nilai suatu harga saham pada kurun waktu tertentu berdasarkan tingkat pertumbuhan tertentu, antara lain 1. Stable growth Dimana tingkat pertumbuhan yang diharapkan ataupun yang terjadi sudah stabil tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tetapi cenderung ke arah yang stabil sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu negara 2. Two stage growth Tingkat pertumbuhan yang cenderung kurang stabil dimana pada periode tertentu ada tingkat pertumbuhan yang terlalu tinggi lalu turun cenderung ke tingkat pertumbuhan yang stabil. Penggunaan model tingkat pertumbuhan ini apabila perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang cenderung lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan perusahaan memiliki tingkat keunggulan kompetitif tetapi sifat keunggulan tersebut dibatasi oleh waktu tertentu 3. Three stage growth Dimana akan ada pertumbuhan tinggi pada suatu periode, kemudian menurun secara bertahap ke tingkat pertumbuhan yang stabil. Model tingkat pertumbuhan ini digunakan apabila tingkat pertumbuhan 37

3 perusahaan lebih tinggi dari tingkat partumbuhan ekonomi dan perusahaan juga memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dibatasi oleh waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model tingkat pertumbuhan yang stable growth yang menggunakan tingkat pertumbuhan berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu negara. Yang menjadi dasar peneliti menggunakan metode FCFF periode 2010 serta stable growth dalam penghitungan estimasi harga wajar saham pada suatu periode tertentu ialah: 1. Bahwa bagi perusahaan yang baru melakukan IPO mereka tidak atau belum pernah melakukan pembayaran deviden kepada para pemegang saham maka penggunaan metode analisis DDM (Dividend Discounted Model) tidak dapat digunakan. 2. Perusahaan ini baru berdiri pada bulan Juni 2008 maka kondisi keuangan dan perkembangan maupun pertumbuhan yang dicapai oleh perusahaan belum stabil sehingga peneliti mengasumsikan setelah tahun 2010 pertumbuhan yang dicapai oleh perusahaan mulai stabil, mengingat tahun kondisi perekonomian di dunia sedang tidak stabil atau mengalami krisis global yang secara tidak langsung juga berdampak pada kondisi perusahaan. 3. Menggunakan metode FCFF ini juga mampu menganalisis perkembangan arus kas seta pos pos pada arus kas yang dijadikan sebagai salah satu 38

4 indikator bagaimana kebijakan dari manajemen dalam mengelola keuangan dari perusahaan serta kita dapat menilai berapa nilai dari perusahaan secara teoritis yang nanti akan dijadikan sebagai dasar dalam penghitungan nilai wajar harga saham. Maka dari itu berdasarkan dasar-dasar diatas peneliti menentukan bahwa metode analisis yang digunakan ialah FCFF dengan tingkat pertumbuhan yang didasarkan pada tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahunnya, serta uraian penghitungan dan analisis biaya modal rata-rata tertimbang serta arus kas bebas dari perusahaan untuk menentukan nilai dari perusahaan hingga pada tahap penentuan nilai wajar harga saham yang akan di hitung pada beberapa tahap dan periode waktu. IV. 2 Analisis Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Pada dasarnya dalam melakukan penilaian saham dapat menggunakan dua cara yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Peneliti menggunakan analisis secara fundamental sebagai dasar penghitungan ini, analisis fundamental banyak digunakan oleh para analis untuk menilia suatu harga saham karena analisis fundamental memprediksi ataupun menilai suatu harga saham yang lebih cenderung dalam waktu yang lebih lama atau jangka panjang. Analisis fundamental hanya menggunakan data data historis sebagai acuan dasar untuk memprediksi pergerakan keuangan dari perusahaan yang berkaitan dengan prediksi harga saham ke depan. Penelitian kali ini akan menggunakan data historis keuangan dari perusahaan dari periode tahun di mana pada tahun 2008 yang merupakan tahun berdirinya PT Sarana Menara Nusantara (Persero), Tbk tepatnya tanggal 2 Juni

5 sehingga pada tahun 2008 laporan keuangannya hanya terdapat 7 bulan saja. Setelah itu peneliti akan mengelompokan beberapa periode dalam penilaian ataupun penentuan harga wajar saham yakni a. Periode penghitungan harga wajar saham pada saat IPO yaitu bulan Maret 2010 secara teoritis yang akan dibandingkan dengan pada saat perusahaan melakukan IPO b. Periode penghitungan untuk estimasi pada tahun 2011 secara teoritis yang akan dijadikan sebagai nilai perkiraan perkembangan harga saham untuk menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh para investor Estimasi harga wajar saham PT Sarana Menara Nusantara (Persero), Tbk menggunakan pendekatan biaya modal rata rata tertimbang (WACC). Untuk itu WACC harus di hitung menggunakan komponen komponen yang ada di dalamnya yaitu biaya utang setelah pajak (Kd (1-tax)), biaya saham preferen (Kps) dan biaya laba yang ditahan (Ks/Ke) Dalam penghitungan (Kd (1-tax)), Kps (jika ada saham preferen) cukup mudah hanya perlu mengolah beberapa data yang ada pada laporan keuangan dan untuk menghitung biaya laba yang ditahan (Ks/Ke) cukup sulit ada metode tersendiri dalam menentukannya yaitu pendekatan capital asset pricing model (CAPM). Maka dari itu akan dijabarkan satu per satu dalam penjelasan dan penghitungan CAPM, Kd, hingga WACC. 40

6 IV.2.1 Penghitungan CAPM (Capital Asset Pricing Model) Pendekatan yang paling sering digunakan oleh para analisi maupun peneliti dalam menentukan nilai dari Ks/Ke yaitu pendekatan capital asset pricing model (CAPM). Ada beberapa data yang harus disajikan sebelum menghitung CAPM, antara lain tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) serta IHSG perbulan dari sejak tahun Berikut dibawah ini tabel yang berisi perkembangan dari awal tahun desember 2010: Tabel II : Perkembangan IHSG tahun Date Open High Low Close % perubahan 1/2/ /1/ % 3/3/ % 4/1/ % 5/2/ % 6/2/ % 7/1/ % 8/1/ % 9/1/ % 10/6/ % 11/3/ % 12/1/ % 1/5/ % 2/2/ % 3/2/ % 4/1/ % 5/1/ % 41

7 6/1/ % 7/1/ % 8/3/ % 9/1/ % 10/1/ % 11/2/ % 12/1/ % 1/4/ % 2/1/ % 3/1/ % 4/1/ % 5/3/ % 6/1/ % 7/1/ % 8/2/ % 9/1/ % 10/1/ % 11/1/ % 12/1/ % Rata rata dari tingkat perkembangan IHSG inilah yang akan menjadi dasar dalam penghitungan CAPM yakni unsur tingkat pengembalian pasar (k m ) yakni yang dipakai hanya periode rata rata perbulan1.44% dan asumsi k m tahunan ialah 1.44% X 12 bulan = %. Tingkat BI rate perbulan dari tahun cukup beragam dan berfluktuatif sehingga peneliti menggunakan tingkat asumsi BI rateyang paling rendah yakni 6.50%, tingkat BI rate ini dapat di akses langsung pada websitewww.bi.go.id. tingkat BI rate ini juga menjadi komponen penting dalam penetuan nilai dari CAPM. 42

8 Sedangkan dalam penetuan nilai beta β peneliti mengacu pada sumber yang di akses pada tanggal 1 April 2011 yang menyatakan bahwa tingkat nilai beta β saham PT. Sarana Menara Nusantara, Tbk adalah 0.5 yang memiliki arti bahwa tingkat sensitifitas dari saham ini terhadap pasar tidak terlalu kuat dengan perbandingan jika dalam kondisi stabil atau naik maka saham ini mengikuti tren tersebut tapi tidak begitu signifikan perubahan yang di alami. Dari hasil penghitungan ketiga komponen biaya ekuitas yakni : tingkat pengembalian pasar (k m ), beta β / b i dan BI rate (K rf ), maka kita sudah dapat menghitung biaya ekuitas dnegan pendekatan CAPM. Tingkat pengembalian pasar (k m ) yang dipakai adalah 17.26% karena k s yang dipakai untuk menghitung WACC yang relevan dengan FCFF adalah data dua tahun.rincian penghitungan biaya ekuitas dengan pendekatan CAPM sebagai berikut. k s = k rf + (k m k rf ) b i = 6.50% + (17.26% %) 0.5 = 11.88% 43

9 Rincian penghitungan biaya ekuitas (k s ) beserta komponen-komponenya dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel penghitungan k s dengan pendekatan CAPM Tabel III : Komponen CAPM Bulanan Tahunan k m 1.44 % 17.26% b i 0.5 ( k rf 6.50% k s 11.88% Dari tingkat pengembalian IHSG jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan harga saham semenjak IPO maka saham TOWR ini memiliki kinerja yang sangat baik karena pada bulan Desember 2010 tingkat pertumbuhannya telah mencapai 130% lebih jika dibandingkan pada saat IPO bulan Maret 2010, hal ini memiliki banyak arti, dan akan dijelaskan pada sub-bab berikutnya. Tingkat beta yang menggambarkan sensitivitas suatu harga saham terhadap pasar nilainya sebesar 0.5. Artinya jika pasar berubah 1% maka saham TOWR akan bergerak naik 0.05% atau setengah dari pergerakan pasarbegitu juga berlaku sebaliknya. Sedangkat untuk BI rate atau tingkat pengembalian bebas resiko nilainya 6.50% pertahun yang diambil berdasarkan tingkat BI rate paling minimun. 44

10 Dengan metode CAPM di peroleh nilai k s = 11.88%. Biaya ekuitas k s sebesar 11.88% menunjukan bahwa tingkat pengembalian minimum yang diharapkan manajemen untuk menjustifikasi saldo laba ditahan dan menanamkannya kembali ke dalam bisnis daripada membayarkannya kepada pemegang saham sebagai deviden. Dengan kata lain karena investor memiliki peluang untuk mendapatkan 11.88% jika laba dibayarkan kepada mereka sebagai deviden, maka biaya kesempatan perusahaan untuk ekuitas dari saldo laba ditahan adalah 11.88%. Nilai k s inilah yang akan menjadi dasar dalam menghitung WACC. 45

11 IV.2.2 Biaya Utang (Kd) / Cost of Debt Biaya utang pada umumnya merupakan biaya yang ditanggung perusahaan apabila perusahaan memiliki utang kepada pihak pihak tertentu. Menentukan nilai biaya utang (k d ) pada suatu perushaan tidak sesulit mementukan biaya ekuitas (k s ). Data data yang perlu dilengkapi dalam menentukan biaya utang adalah tingkat bunga bebas resiko (k rf ) atau BI rate, default spread for country dan default spread for firm berdasarkan peringkat yang dimiliki oleh perusahaan yang disesuaikan pada default spread for rating classes : Early 2010 (Sumber : Damodaran, 2010). TabelIV :default spread for country and default spread for firm Default Rating Spread Aaa 0.00% Aa1 0.25% Aa2 0.50% Aa3 0.70% A1 0.85% A2 1.00% A3 1.15% Baa1 1.50% Baa2 1.75% Baa3 2.00% Ba1 2.40% Ba2 2.75% Ba3 3.25% B1 4.00% B2 5.00% B3 6.00% Caa1 7.00% Caa2 8.50% Caa % Rating is Spread is A 1.00% A- 1.10% A+ 0.85% AA 0.65% AAA 0.50% B 5.00% B- 5.25% B+ 3.75% BB 3.35% BB+ 3.00% BBB 1.60% C 12.00% CC 10.00% CCC 8.00% D 15.00% 46

12 Rating untuk Negara Indonesia menurut S&P pada tahun 2011 naik dari tahun 2010 BB- menjadi BB+ atau menurut Moody s Ba3 menjadi Ba2 sebesar 2.75% yakni tingkat rating bond Indonesia. Karena perusahaan tidak memiliki bond sehingga peneliti mengasumsikan bahwa rating yang sama dengan rating Bond Indonesia menurut S&P yakni BB+ sebesar 3%. Dengan BI rate minimum pada tahun 2010 sebesar: K d 2010 = K rf + default spread for country + default spread for firm(asumsi) = 6.50% % % = 12.25% Karena perusahaan tidak memiliki surat berharga yang nantinya kan di-rating oleh Pefindo maka peneliti mengasumsikan bahwa tingkat rating perusahaan disamakan dengan tingkat rating negara Indonesia yakni Ba2(Moody s) atau BB+ rating ini dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat rating negara yakni S&P (Standard and Poor s). Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya utang pada tahun 2010 cukup tinggi yakni 12.25% yang artinya perusahaan harus membayar bunga yang tinggi untuk utang baru yang dipinjam perusahaan. Perhitungan K d berdasarkan tingkat suku bunga Bank Indonesia yang dipengaruhi oleh rating default spread for country dan default spread for firm pada perusahaan tersebut. 47

13 IV.2.3 Biaya Modal Rata Rata Tertimbang Pada PT. Sarana Menara Nusantara Tbk, biaya modalnya hanya menggunakan dua sumber dana saja, yaitu jangka panjang dan laba ditahan atau ekuitas. Dapat dinyatakan demikian karena pada periode tahun perusahaan tidak mengeluarkan saham preferen sebagai salah satu komponen pembiayaan modal dari perusahaan ini.dan perusahaan ini selama periode tersebut hanya menggunakan Utang jangka panjang serta Ekuitas sebagai sumber pendanaan. Data yang dibutuhkan dalam menentukan proporsi stuktur modal perusahaan ialah laporan keuangan perushaan dalam bentuk neraca periode tahun Total komponen modal sendiri merupakan total seluruh sumber pendanaan (kewajiban jangka panjang dan saham biasa atau ekuitas). Komponen dan contoh penghitungan proporsi struktur modal disajikan sebagai berikut Tabel V : Komponen Struktur Modal(dalam jutaan Rupiah) Year Total long term debt Tax average Total Equity 2008 Rp5,090, % Rp514, Rp4,922, % Rp1,115, Rp5,319, % Rp1,225, Total Rp15,332, % Rp2,854, Wd=debt/equty 84.30% We=1-Wd 15.70% Kd= 12.25% Ke= 11.88% tax= 28% 48

14 Wd atau merupakan struktur modal perusahaan yang terdiri dari utang, yakni 84.30%, perusahaan ini sangat beresiko jika tidak mampu membayar utang jangka panjang, karena proporsi dari utang terhadap Total ekuitas cukup besar yakni 84.30% dari periode Sedangkan untuk struktur modal sisa nya yakni 15.70% yang bersumber dari ekuitas biasa dihitung dengan cara 1-(debt/ekuitas), atau sisa dari total modal keseluruhan dikurangi dengan struktur modal dari utang. Sedangkan untuk biaya modal rata rata tertimbangnya ialah WACC = w d X kd(1-tax)+w e/s X k e/s = 84.30% X 12.25%(1-28%) % X 11.88% = 9.30% Berdasarkan hasil pehitungan di atas bahwa WACC sebesar 9.30% mencerminkan dalam setiap penambahan satu Rupiah modal dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk, akan terdiri sen utang dan sisanya sen berasal dari ekuitas. WACC bernilai 9.30 % juga berarti bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor utang maupun ekuitas sebesar 9.30%.Proporsi WACC ini dapat berubah seiring dengan kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam mencari sumber pendanaan lainnya. WACC ini akan dipakai untuk periode estimasi tahun

15 IV.3 Free Cash Flow to Firm Free cash flow to firm (FCFF) akan mencerminkan arus kas yang benar benar tersedia untuk didistribusikan kepada para investor dan lebih relevan untuk digunakan ketika mengestimasikan nilai dari suatu perusahaan. Nilai dari operasi suatu perusahaan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan penghitungan arus kas bebas FCFF yang kemudian akan digabungkan dengan biaya modal rata-rata tertimbang untuk menentukan estimasi harga wajar saham. Data-data yang perlu disiapkan untuk menghitung arus kas bebas semua berasal dari laporan keuangan PT Sarana Menara Nusantara (Persero), Tbk tahun , baik yang tahunan maupun yang diterbikan secara kuartal, komponen yang diperhatikan ialah laba operasi setelah pajak ( EBIT (1-T), penyusutan dan amortisasi (depreciation and amortization), pengeluaran modal (Capital Expenditure), dan perubahan modal kerja (change in working capital). Berbeda dengan komponen FCFF lainnya, nilai dari EBIT(1-T) tidak dapat langsung diperoleh dari laporang keuangan perusahaan. Penghitungan EBIT dilakukan dengan menjumlahkan laba sebelum pajak penghasilan (profit before income tax) pada laporan laba rugi dengan beban bunga(jika ada).kemudian dihitung nilai EBIT setelah pajak untuk tahun tersebut. 50

16 Contoh perhitungan EBIT (1-T) tahun 2008 sebagai berikut : EBIT (1-T) = (laba sebelum pajak beban bunga 2008)(1-pajak 2008) = (-Rp. 444,846,000, )(1-30%) = -Rp. 311,392,000, Pada awal tahun berdirinya perusahaan mencatatkan laba setelah pajak yang negatif.dikarenakan tahun 2008 merupakan awal berdirinya perusahaan tepatnya bulan Juni Berikut grafik masing-masing komponen arus kas bebas dari tahun ke tahun. EBIT (1-T) perusahaan secara keseluruhan cukup fluktuatif, pada tahun 2008 yang masih minus Rp. 311,392,000, meningkat cukup signifikan pada tahun berikutnya, yang mencerminkan pendapatan yang meningkat tahun 2009, sedangkan pada tahun 2010 EBIT (1-T) menurun tetapi berdasarkan annual report tahun

17 revenue dari perusahaan meningkat sekitar 30% tetapi secara net income turun dari Rp. 589,493,000, menjadi Rp. 100,014,000, yang mengakibatkan net profit margin turun dari 54.46% menjadi 7.38%, hal ini secara langsung cukup berpengaruh pada EBIT tahun 2010 yang menurun dari tahun sebelumnya. Sedangkan depresiasi dan amortisasi semakin meningkat seiring banyaknya menara telekomunikasi yang semakin tahun semakin banyak yakni pada tahun 2009 hanya 4410 menara meningkat pada tahun 2010 menjadi 5072 menara. Pembangunan atau penambahan menara inilah yang menjadi salah satu faktor pendukung tingginya depresiasi dan amortisasi dari perusahaan ini yang semakin meningkat.. Belanja modal atau capital expenditure (CapEx) semakin tahun semakin menurun menunjukan bahwa perusahaan sedang tidak melakukan ekspansi dengan melakukan belanja modal yang cukup besar.data-data yang diperlukan untuk menghitung arus kas bebas tersedia pada laporan keuangan perusahaan, jadi dapat dengan mudah dilakukan perhitungan arus kas bebas setiap tahun maupun periodenya. FCFF dihitung mulai dari tahun 2008 yang hanya 7 bulan karena perusahaan baru berdiri pada bulan Juni 2008 sampai dengan akhir Desember Berikut dibawah ini contoh perhitungan FCFF periode : FCFF 2008 = EBIT (1-T) depreciation CapEx Δ Working Capital 2008 FCFF 2008 = -Rp. 311,392,200,000 + Rp 90,931,000,000 Rp.1,483,235,000,000-0 = - Rp.,1,703,

18 Hasil FCFF yang minus merupakan hal wajar karena pada tahun 2008 yang baru hanya 7 bulan perusahaan ini berdiri keuangannya belum cukup baik, dan akan dapat dilihat perkembangan FCFF tahun berikutnya pada tabel dibawah ini : Tabel VI : FCFF Tabel disajikan dalam jutaan Rupiah ( 000,000 ) Keterangan 2008(7bulan) EBIT (1 - tax) -311, , , Depreciation 90, , , CapEx 1,483, ,372, , Current asset 1,316, ,000, , Current liabilities 262, , , Net Working - Capital 1,053, , Δ Working Capital 0-891, FCFF 133, , ,703, , , Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa arus kas yang tersedia untuk didistribuskan kepada para investor cenderung menurun pada 2 tahun terakhir, dikarenakan pada tahun 2010 perusahaan mengumumkan penurunan net income yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2009 dan net profit juga ikut turun walaupun revenue atau pendapatan yang dilaporkan meningkat 30 %. Nilai dari FCFF merupakan nilai yang akan menjadi salah satu faktor untuk membuat investor tertarik membeli saham tersebut selain dari kinerja dan penilaian secara umum lainnya. Setelah menghitung FCFF periode seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa akan ada 2 tahapan penilaian saham yakni pada saat saham tersebut IPO / menggunakan estimasi terdekat dengan tanggal IPO dan estimasi pada akhir tahun

19 yang akan dijadikan sebagai indikator atau pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan dalam membeli saham TOWR IV.4 Estimasi Harga Wajar Saham Pada sub-bab kali ini peneliti akan menjabarkan secara rinci megenai penghitungan estimasi nilai wajar saham pada saat IPO dan estimasi harga pada akhir tahun 2011 berdasarkan penghitungan FCFF serta WACC yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya. Metode analisis yang akan digunakan oleh peneliti untuk mestimasi harga wajar saham yaitu metode analisi FCFF. IV.4.1 Book Value (BV) Nilai buku perlembar saham atau sering disebut book value (BV) dihitung dengan menggunakan pembagian antara jumlah ekuitas perusahaan dengan jumlah saham beredar. Berikut ini perhitungan nilai buku per saham tahun 2010 : Nilai Buku Perlembar Saham 2010 = Ekuitas Saham biasa 2010 Jumlah Saham beredar 2010 = Rp1,225,081,000, ,200,000, = Rp 1, Nilai buku perlembar saham tahun 2010 sebesar Rp. 1, artinya nilai aset perusahaan yang secara teoritis akan diterima oleh pemegang saham jika perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi sebesar Rp. 1, per lembar saham. 54

20 IV.4.2 Tingkat Pertumbuhan dan Estimasi FCFF Selain PBV ratio, untuk melakukan harga wajar saham peneliti menentukan tingkat pertumbuhan dari FCFF berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari Negara Indonesia yang telah dibahas pada sub-bab sebelumnya dimana peneliti mengasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan dari perusahaan pada tahun 2011 tidak lebih atau setidaknya tumbuh setara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Peneliti akan melakukan estimasi harga wajar saham pada saat IPO atau pada akhir bulan Maret 2010 yang mengacu pada laporan keuangan Quartal 1 tahun 2010 dan pada tahun 2011 secara keseluruhan. Maka dari itu peneliti telah mengambil data dari yang memuat berita mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 dan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011, yakni pada tahun 2010 antara 5.50 % % dan tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh sebesar 6.00 % %. Maka peneliti menggunakan rata-rata pertumbuhan untuk menentukan skenario pertumbuhan yang akan digunakan sebagai acuan dasar dalam menghitung nilai estimasi pertumbuhan FCFF pada tahun 2011 atau Quartal 1 tahun 2010 / pada akhir bulan Maret IV.4.3 Estimasi Harga Wajar Saham Maret 2010 Setelah mengetahui tingkat pertumbuhan FCFF yang diharapkan untuk tahun selanjutnya, maka dalam estimasi harga wajar saham dengan metode analisis FCFF, peneliti menghitung secara bertahap. Langkah pertama peneliti melakukan perhitungan nilai perusahaan per akhir bulan Maret 2010 yang tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan yang telah diestimasikan, 55

21 kemudian dibagi dengan selisih WACC dengan tingkat pertumbuhan tesebut. Perhitungan nilai perusahaan sebagai berikut : Tabel VII :FCFF Maret 2010 Tabel disajikan dalam jutaan Rupiah ( 000,000 ) Keterangan 2008(7bulan) 2009 g= 5.75% Prediksi Maret 2010 EBIT (1 - tax) -311, , % 492, Depreciation 90, , % 317, CapEx 1,483, ,372, % 1,389, Current asset 1,316, ,000, % 1,012, Current liabilities 262, , % 848, Net Working Capital 1,053, , % 163, Δ Working Capital 0-891, (2,021.16) FCFF -1,703, , % 322, Setelah dihitung nilai FCFF berdasarkan dua periode yakni tahun 2008 ialah Rp. 1,703,696,200,000 dan tahun 2009 ialah Rp. 318,567,760,000 sedangkan untuk nilai FCFF pada bulan Maret tahun 2010 ialah Rp. 322,549,860,000. Setelah itu nilai perusahaan periode Maret tahun 2010 ialah : Nilai dari perusahaan = FCFF Maret 2010X(1+tingkat pertumbuhan FCFF) (WACC-tingkat pertumbuhan FCFF) = Rp. 322,549,860. X (1+5.75%) (9.01 % %) = Rp. 9,694,874,620,000 56

22 Nilai dari perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk, cukup tinggi untuk perusahaan yang baru berdiri pada tahun 2008, nilai dari perusahaan ini mencerminkan nilai perusahaan yang memiliki proyeksi arus kas yang cukup besar untuk didistribusikan kepada kreditor dan pemegang saham. Nilai perusahaan ini juga merupakan prospek ke depan perusahaan yang akan tercermin pada harga sahamnya yang semakin tinggi. Nilai perusahaan merupakan total dari kewajiban dan ekuitas yang terdapat pada perusahaan tersebut, maka untuk mendapatkan nilai ekuitas biasa, total nilai perusahan harus dikurangi dengan book value (BV) utang pada Maret tahun 2010 sebesar Rp. 5,833,342,580,000 yang merupakan estimasi dari tingkat utang tahun 2009 dikalikan dengan tingkat pertumbuhan 1.44% atau tingkat pertumbuhan tahun 2010 sebesar 5.75% dibagi dengan 3 bulan saja. Nilai ekuitas biasa tersebut merupakan nilai yang tersisa bagi pemegang saham.semakin besar nilai ekuitas biasa, maka semakin besar estimasi harga buku saham perusahaan tersebut. Rumus dalam menghitung estimasi harga buku saham pada Maret 2010 ialah hasil bagi antara nilai ekuitas biasa dengan jumlah saham yang beredar.jumlah saham yang beredar pada Maret tahun 2010 sebesar 1,200,000,000 lembar saham. Perhitungan nilai ekuitass biasa dan estimasi harga buku saham Quartal 1 tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan FCFF 5.75 % ialah sebagai berikut : Nilai Ekuitas biasa Q = Nilai perusahaan Q Total kewajiban = Rp. 9,694,874,620,000 - Rp. 5,833,342,580,000 = Rp. 3,861,532,040,000 57

23 Estimasi harga buku saham Q = Nilai ekuitas biasa Q Jumlah saham beredar = Rp. 3,861,532,040,000 1,200,000,000 = Rp. 3,217. Estimasi harga buku saham / nilai wajar saham berdasarkan model penilaian FCFF sebesar Rp. 3,217. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dengan asumsi bahwa dengan keterbatasan data yang diperoleh peneliti dalam hal laporan keuangan pada saat PT Sarana Menara Nusantara (Persero), Tbk ini melakukan IPO tanggal 8 Maret 2010 maka peneliti menentukan laporan keuangan yang dipakai adalah laporan keuangan estimasi pada bulan Maret 2010 guna memperoleh nilai FCFF. Sebagai perbandingan juga bahwa pada bulan Maret 2010 sejak melakukan IPO saham PT Sarana Menara Nusantara (Persero), Tbk pada harga Rp. 1,050, saham ini juga mencatatkan harga tertinggi pada Rp. 3,800 dan pada bulan yang sama nilai dari saham pada saat closing ialah Rp. 2,350. Nilai wajar berdasarkan perhitungan di atas cukup jauh berbeda dengan realisasi ini diakibatkan pada asumsi asumsi peneliti dan peneliti hanya menghitung berdasarkan data yang tersedia dengan tingkat pertumbuhan yang ditentukan sendiri tanpa mempertimbangkan aspek lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi kewajaran harga saham. 58

24 IV.4.4 Estimasi Harga Wajar Saham tahun 2011 Setelah mengetahui tingkat pertumbuhan FCFF yang diharapkan untuk tahun 2011 yakni sebesar 6.00% 6.50% dan peneliti mengambil rata-rata pertumbuhan ekonomi yakni 6.25%, maka dalam estimasi harga wajar saham dengan metode analisis FCFF, peneliti menghitung secara bertahap. Langkah pertama peneliti melakukan perhitungan nilai estimasi dari perusahaan pada tahun 2011 dengan tingkat pertumbuhan yang ditentukan sebelumnya kemudian dibagi dengan selisih WACC dengan tingkat pertumbuhan tesebut. Perhitungan nilai perushaan sebagai berikut : Tabel VIII : FCFF tahun 2011 Tabel disajikan dalam jutaan Rupiah ( 000,000 ) Keteramgan 2008(7bulan) EBIT (1 - tax) -311, , , , Depreciation 90, , , , CapEx 1,483, ,372, , , Current asset 1,316, ,000, , , Current liabilities 262, , , , Net Working Capital 1,053, , , , Δ Working Capital 0-891, , , FCFF - 1,703, , , ,

25 Setelah dihitung nilai FCFF berdasarkan tingkat pertumbuhan 6.25% pada tahun 2011 nilai FCFF ialah Rp. 273,924,190,000 setelah ini akan dihitung nilai dari perusahaan dengan rincian: Nilai dari Perusahaan 2011 = FCFF 2011 X ( 1+g ) (WACC - g) = Rp. 273,924,190,000 X ( % ) ( % ) = Rp. 291,044,450, % = Rp, 8,315,555,690,000 Setelah menghitung nilai dari perusahaan ini mencerminkan nilai arus kas yang dapat didistribusikan kepada para pemegang saham dan kreditor. Semakin tinggi nilai dari perusahaan diharapkan dapat tercermin pada nilai saham yang akan datang. Setelah ini akan menghitung nilai ekuitas biasa tahun 2011 dengan tingkat pertumbuhan estimasi 6.25 % serta total estimasi kewajiban yang meningkat pada tahun 2011 naik seiring tingkat estimasi pertumbuhan dari perusahaan. Nilai ekuitas biasa tahun 2011 = Nilai perusahaan 2011 total kewajiban 2011 = Rp, 8,315,555,690,000-Rp. 6,572,957,000,000 = Rp. 1,742,599,190,000 60

26 Estimasi harga buku saham 2011 = nilai ekuitas biasa 2011 jumlah saham beredear 2011 = Rp. 1,742,599,190,000 1,200,000,000 lembar = Rp. 1,452 Estimasi Harga buku saham 2011 berdasarkan metode analisis FCC sebesar Rp. 1,452 perlembar saham atau mengarah ke Rp. 1,450 per lembar saham. Berdasarkan penghitungan diatas maka estimasi harga wajar saham pada tahun 2011 dapat mencapai Rp. 1,452 atau mengarah pada Rp. 1,450. Karena ini merupakan estimasi harga wajar tahun 2011 ini hanya sebagai bahan refrensi kepada pemegang saham atau investor jika ingin membeli saham tersebut, estimasi ini hanya sebatas perhitungan secara teoritis berdasarkan data yang tersedia serta estimasi estimasi tertentu yang telah di tentukan oleh peneliti. Berdasarkan penilaian saham yang telah dibahas, maka harga wajar pada saat IPO atau akhir Maret 2010 ialah Rp.3,217 atau Rp. 3,200 per lembar saham, peneliti berpandangan berdasarkan data dan perhitungan diatas bahwa harga wajar pada saat IPO sedikit terlalu murah jika dikaitkan dengan nilai perusahaan pada saat IPO atau akhir Maret 2010 atau undervalued. Sedangkan untuk estimasi pada tahun 2011 peneliti menghitung secara teoritis dengan asumsi tingkat pertumbuhan 6.25% menghasilkan estimasi harga wajar pasar saham sebesar Rp. 1,450, jika dibandingkan dengan estimasi atau target yang dikeluarkan oleh analis pada estimasi pada tahun 2011 mencapai Rp. 14,763 atau Rp. 14,750 per lembar saham. Estimasi harga saham dengan metode analisis FCFF sebesar Rp. 1,450 lebih rendah dari harga pasar per bulan July 2011 berkisar antara Rp. 10,500 Rp. 11,500 atau bisa dikatakan harga 61

27 wajar saham menurut FCFF ialah overvalued. Hal ini terjadi karena pada tahun 2010 perusahaan mengalami penurunan EBIT (1-T) yang cukup signifikan sehingga berpengaruh pada nilai FCFF tahun 2010 yang dijadikan dasar estimasi tahun

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tanggal 10 April 2014 PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu bank yang memiliki masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan yang menjalankan bisnis di bidang apapun, baik manufaktur, jasa, dagang, dan lainnya pasti memiliki aktivitas

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB III KAJIAN PUSTAKA BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Harga Saham Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak 1. Konsep laporan keuangan 2. Laba akuntansi dan arus kas bersih 3. Modifikasi data akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial Muniya Alteza Laporan Keuangan

Lebih terperinci

Analisis Kebangkrutan

Analisis Kebangkrutan Analisis Kebangkrutan Semarang State University Definisi Analisis kebangkrutan adalah analisis untuk memperoleh tanda-tanda awal tentang kebangkrutan PENYEBAB KEBANGKRUTAN FAKTOR INTERNAL Manajemen Tidak

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk karena perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Investasi merupakan bentuk dari penundaan konsumsi sekarang untuk memperoleh konsumsi yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung resiko ketidakpastian sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan setidaknya dua dampak dari sisi interlisitng yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007 PT Elnusa Tbk melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk melakukan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan suatu sarana yang mempertemukan masyarakat yang kelebihan modal dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Investor dapat melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Laporan Keuangan II. 1. 1. Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2004: 2), mendefinisikan laporan keuangan, sebagai berikut:, Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) Nama : Kevin Juido NPM : 25209791 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pembahasan Penelitian Dalam penelitian ini,penulis akan menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk, dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Sejak dahulu, manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu cara sederhana yang biasanya dilakukan manusia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar modal (capital market) merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati oleh para

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie:

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: I PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: Flexi & Esia berpotensi memonopoli pasar telepon tetap CDMA. Kemudian, setidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen IRENEA FARIA CANDRA 55112120061

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology,

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology, BAB IV HASIL PEMBAHASAN IV. 1. Pembahasan Penelitian Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology, Tbk, dilakukan dengan analisis fundamental dengan cara evaluasi bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05 PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK Nama : Nadia Larasati NPM : 21209090 Kelas : 3EB05 LATAR BELAKANG Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK.

ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. Diajukan Oleh : Aidil Akbar 0604000897

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar Modal adalah pasar untuk tempat jual beli surat berharga saham dan surat berharga hutang berjangka panjang dan produk derivatif lainnya. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Fundamental Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan dividend discount model (DDM) dan penilaian kewajaran harga saham, sebagaimana kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KASUS

BAB IV ANALISIS KASUS BAB IV ANALISIS KASUS 4.1. Latar Belakang Kasus Pada tahun 2009 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon) menuntaskan akuisisi terhadap PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham 1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci