BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit akan mencapai 3% dari PDB pada akhir tahun ini, dan akan menekan rupiah lebih lanjut. Selain itu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya menjadi 7,5% baru-baru ini untuk melawan kemerosotan ekonomi dan membawa kembali dana investor asing ke Indonesia. Namun demikian, Acst percaya industri konstruksi tetap kuat ke depan, karena pemerintah berencana untuk membelanjakan Rp 755 triliun pada untuk proyek-proyek infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pertumbuhan industri properti yang pesat dan peningkatan permintaan gedung bertingkat dapat memberikan dukungan terhadap kinerja keuangan Acst kedepan. Tahun ini, Acst memproyeksikan pendapatan tumbuh sebesar 25% YoY menjadi Rp 1 triliun atau 22% pertumbuhan CAGR selama Ringkasan kinerja PT Acset Indonusa Tbk periode dapat dilihat pada table berikut : 57

2 Tabel 5.1. Ringkasan Kinerja PT. Acset Indonusa Tbk Tahun P 2014P Pendapatan [Rp miliar] Laba sebelum pajak [Rp miliar] Laba bersih [Rp miliar] EPS [Rp] Pertumbuhan EPS [%] 8,5 7,8 39,0 15,7 P/E [x] P/BV [x] Sumber : Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing Tahun 2013 Dari tabel di atas, terlihat bahwa kinerja PT Acset Indonusa Tbk meningkat terutama pasca dilaksanakannya IPO. Ini mengakibatkan kenaikan pendapatan sebesar % jika dibandingkan antara pendapatan tahun 2012 dengan Kepercayaan masyarakat dan kinerja perusahaan meningkat hal ini dibuktikan dengan banyaknya proyek-proyek besar yang berhasil diperoleh oleh PT. Acset Indonusa Tbk dalam tender pondasi dan konstruksi Estimasi Pertumbuhan (g) Dengan asumsi pertumbuhan konstan dan perhitungan pertumbuhanan secara fundamental dapat dihitung dengan persamaan rumus sebagai berikut : Expected growth rate (g) = Retention Ratio (b) x ROE (5.1) Dimana g adalah ekspektasi pertumbuhan yang diharapkan yang nilainya didapat dari hasil perkalian retention ratio (b) dengan return of equity (ROE). 58

3 Data yang digunakan adalah data masa lalu (data historis) perusahaan yakni hasil pengurangan pendapatan usaha dikurangi semua beban biaya termasuk beban bunga dan pajak, sehingga didapati nilai pendapatan bersih atau net income, data ini bisa dilihat dari Laporan Laba Rugi. Seperti diketahui bahwa ACST baru menjadi terbuka dan bergabung dengan bursa efek tahun 2013, sehingga dari data historis akan terlihat bahwa selama kurun waktu 2010 hingga 2012 mereka tidak membagikan dividen. Tahapan dalam perhitungan estimasi pertumbuhan diawali dengan mencari nilai net income, jumlah saham yang beredar, jumlah ekuitas, cash dividen, Dividen Payout Ratio, Earning Per Share dan tentu saja Return on Equity, dengan catatan bahwa semua nilai tertulis atau disajikan dalam jutaan rupiah berikut adalah perhitungan nya : - Data Tahun 2010, diketahui net income sebesar 20,058.-, dengan jumlah saham lembar dan jumlah ekuitas sebesar 129,483.- perhitungan DPR adalah 0, lalu EPS sebesar 750,393 maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah % - Data Tahun 2011, diketahui net income sebesar 35,244.- dengan jumlah saham lembar dan jumlah ekuitas sebesar 165,541.- perhitungan DPR adalah 0, lalu EPS sebesar 912,156 maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah % 59

4 - Data Tahun 2012, diketahui net income sebesar 50,021.- dengan jumlah saham lembar dan jumlah ekuitas sebesar 218,211.- perhitungan DPR adalah 0, lalu EPS sebesar 1,306,227,- maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah % - Data Tahun 2013, diketahui net income sebesar 97,645.- dengan jumlah saham 500,000,000 lembar dengan jumlah ekuitas sebesar 560,442.- perhitungan DPR adalah ini merupakan hasil dari pembagian cash dividen dengan jumlah saham yang beredar lalu dibagi dengan EPS yang besarnya adalah 220, maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah % - Data Tahun 2014, diketahui net income sebesar 104,234,- dengan jumlah saham 500,000,000 lembar dengan jumlah ekuitas sebesar 647,336.- perhitungan DPR adalah ini merupakan hasil dari pembagian cash dividen dengan jumlah saham yang beredar lalu dibagi dengan EPS yang besarnya adalah 209, maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah % Setelah diperoleh estimasi pertumbuhan dari masing-masing tahun sejak tahun 2010 hingga 2014, lalu kita menjumlahkan dan membaginya 60

5 kembali dengan jumlah tahun, yang perhitungannya menjadi sebagai berikut : Tabel 5.2 Perhitungan Pertumbuhan Secara Fundamental Tahun Laba Bersih Jumlah Lembar Saham yg Beredar Jumlah Ekuitas Cash Dividen DPR EPS ROE g ,058 40, , , % ,244 40, , , % ,021 40, , ,306, % , ,000, ,442 19,750,000, % , ,000, ,336 21,000,000, % g yang digunakan = % Data diolah sendiri, sumber data sekunder laporan keuangan yang diunduh DPR = Cash Dividen dibagi dengan Jumlah saham yang beredar EPS = Jumlah saham setelah dikurangi dividen saham preferen dibagi jumlah saham yang beredar ROE = Laba bersih dibagi jumlah ekuitas g = 1 dikurangi DPR lalu dikalikan ROE Dari tabel di atas kita dapat membandingkan adanya perolehan net income tahun 2013 sebesar Rp. 97, dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 104,234.--, dihitung secara prosentasi telah terjadi kenaikan sebesar 6.7%. Ini menjadi hal yang positif karena net income yang meningkat akan menginformasikan bahwa PT Acset Indonusa Tbk memiliki peningkatan kinerja. Hal positif lainnya, dengan net income yang meningkat dapat meningkatkan perhitungan harga saham PT Acset Indonusa Tbk, karena net income dapat berpengaruh pada perhitungan pertumbuhan. 61

6 5.3 Estimasi Cost of Equity (r e ) Mengestimasi cost of equity perusahaan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: R e R R = + β ( R ) (5.2) f Dengan asumsi data-data sebagai berikut ini: a) Nilai risk free (R f ) dapat dilakukan dengan merujuk pada ketentuan Ketua Bapepan dan LK nomor KEP-190/BL/2012 tertanggal 19 April 2012 angka 10 huruf b bahwa dalam hal transaksi dilakukan dengan mata uang rupiah, maka penentuan tingkat bunga bebas risiko wajib didasarkan pada Surat Utang Negara (SUN) yang masa jatuh tempo-nya paling kurang 10 tahun. Dalam peneltian ini nilai risk free (R f ) diambil dari situs Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA) dengan issue date tanggal 13 Agustus 2012 dan jatuh tempo pada tanggal 15 Mei 2023, dengan nilai coupon rate sebesar 5,63% menggunakan SUN seri FR0063. b) Nilai risk premium (R m R f ) menggunakan hasil penghitungan dari IHSG periode Januari 2014 Desember Perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 13 dengan rumus sebagai berikut berikut : IHSG IHSG m t t 1 R m. t = (5.3) IHSGt 1 f Sehingga diperoleh market retun pada tahun 2014 adalah sebesar %. 62

7 c) Nilai beta (β) pada penelitian ini diambil dari reuters.com per tanggal 5 Januari 2015 yaitu sebesar β = 1,01 Dengan memasukkan angka-angkat tersebut di atas ke dalam persamaan, maka didapatkan hasil perhitungannya sebagai berikut: Re = 5.63% (19.76 % %) = % Tabel 5.3 Perhitungan Cost Of Equity PT Acset Indonusa Tbk Keterangan PT. Acset Indonusa Tbk R f 5.63% β 1.01 Rm 19.76% (R m -R f ) 14.13% R e 19.90% Data diolah sendiri : R f = Data dari Indonesia Bond Pricing agency (Surat Utang Negara) β = Data dari Reuter Beta Industri per tanggal 05 Januari 2015 R m = Data dari YahooFinance.com (IHSG 2014) 5.4 Laporan Keuangan Dari laporan keuangan 2014 yang sudah diaudit kita dapat mengetahui besarnya net income. Net income menjadi salah satu dasar yang dijadikan data dalam penghitungan selanjutnya. Baik untuk menghitung harga saham dengan menggunakan DCF dengan pendekatan FCFE, Dividen Discount Model, maupun Relative Valuation dengan pendekatan Price Earning Ratio. Net Income merupakan jumlah laba yang tersisa setelah semua biaya operasi, bunga, pajak dan dividen saham preferen (tapi tidak dividen 63

8 saham biasa) telah dikurangi dari total pendapatan perusahaan. Jumlah ini dapat dilihat dari Laporan Laba Rugi, dan rumus sederhananya adalah : EBIT Interest Tax (5.4) sehingga dapat diketahui net income PT Acset Indonusa Tbk pada tahun 2014 adalah sebesar Rp104,234.- perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu laporan perhitungan net income. 5.5 Metode Discounted Cash Flow (DCF) Perhitungan Free Cash Flow to Equity Perhitungan cash flow to equity dihitung dengan cara melakukan penyesuaian terhadap laba bersih. Data yang digunakan dapat diperoleh dari Laporan Rugi Laba dan Neraca. Rumus sederhana yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : FCFE = Net income + Depreciati on Debt Re payments Capital Expenditur es the change in working capital + New Debt Issues (5.5) Berikut ini langkah langkah dalam penghitungan menggunakan pendekatan FCFE : 1. Menghitung net income seperti pada lampiran 4 sehingga diperoleh nilai net income sebesar Rp 104, Selanjutnya kita perlu mengetahui besarnya depresiasi, perhitungannya sendiri dapat diawali dengan menjumlahkan harga perolehan aset tetap baik tahun 2014 dan Sesuai perhitungan pada lampiran 7 maka 64

9 diketahui harga perolehan aset tetap dan akumulasi penyusutannya adalah sebagai berikut : - Tahun 2014 : Rp. 439,728.- lalu dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp. 197,720.- sehingga nilainya menjadi Rp. 242, Tahun 2013 : Rp ,- lalu dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp.140,438.- sehingga nilainya menjadi Rp. 220, Kemudian membandingkan penyusutan tahun 2014 yaitu sebesar Rp 197,720.- dengan penyusutan tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 140,438.- sehingga nilai akumulasi penyusutan tahun 2014 terhadap tahun 2013 adalah Rp. 57, Kemudian kita harus mengetahui belanja Modal, perhitungannya dapat dilihat pada Laporan Neraca dengan membandingan berapa besarnya invested capital tahun 2014 dengan invested capital tahun untuk melengkapi perhitungan seperti pada lampiran Diketahui bahwa untuk mendapatkan nilai invested capital masing-masing tahun, yang dalam penelitian ini adalah tahun 2014 dengan 2013, maka sesuai dengan perhitungan pada lampiran 8, kita harus terlebih dahulu mengetahui net working capital yang diperoleh dari hasil pengurangan asset lancar dikurangi dengan hutang lancar lalu ditambahkan dengan aset tetap, sehingga besarnya adalah sebagai berikut : - Tahun 2014 : Rp. 1,214,765.- dikurangi Rp. 772,840.- lalu hasilnya ditambahkan dengan aset tetap sebesar Rp. 258,884.- sehingga memperoleh hasil perhitungan sebesar Rp. 700,

10 - Tahun 2013 : Rp. 1,061,423.- dikurangi Rp. 715,313.- lalu hasilnya pun ditambahkan dengan asset tetap yang memiliki nilai sebesar Rp. 236,935.- sehingga diperoleh hasil perhitungan sebesar Rp. 583, Setelah didapatkannya hasil perhitungan tersebut, maka kita dapat membandingkan besarnya belanja modal tahun 2014 dengan besarnya belanja modal tahun 2013, sehingga diperoleh hasil sebesar Rp. 117, Tahap selanjutnya kita dapat mulai menghitung nilai FCFE tahun 2014, yaitu dengan memasukan persamaan dengan nilai-nilai tersebut sebagai berikut : FCFE 2014 = (Rp.104, Rp. 57,282.- ) Rp. 117,764.- = Rp. 43,752 Perhitungan FCFE itu sendiri dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.4 Perhitungan FCFE PT Acset Indonusa Tbk Tahun 2014 Keterangan Perhitungan Hasil EBIT 176, , Interest 31, , Tax 40, , Net Income 104, , Net Income , Depresiasi Harga Perolehan 439, , Ak. Penyusutan 197, , Nilai Tercatat 242, , Total Akumulasi , Total Current Asset 1,214, ,061, Non Bearing Interest Current Asset 772, , Net Working Capital 441, , Net Fixed Asset 258, , Invested Capital 700, , Capital Expenditure 117, FCFE , Data diolah sendiri : Dari laporan keuangan PT. Acset Indonusa Tbk tahun yang diunduh 66

11 Dengan melihat tabel di atas, diketahui bahwa besarnya FCFE 2014 adalah sebesar Rp. 43, dan jika dibandingkan dengan net income tahun 2014 artinya FCFE2014 memiliki prosentase sebesar 42% yang berarti bahwa perusahaan memiliki arus kas bebas risiko sebesar 42%. Selaras dengan pendapat Jensen (1986) bahwa free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen. Sehingga dengan memiliki prosentase tersebut PT Acset Indonusa Tbk dapat dikatakan dalam kondisi yang baik, dan memiliki kesempatan untuk menggunakan kelebihan arus kas sebesar 42% tersebut untuk menambah investasi atau modal kerjanya dalam rangka meningkatkan operasional serta kapasitas produksi perusahaan Estimasi nilai wajar saham metode FCFE Setelah kita mendapatkan nilai FCFE, dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : V E FCFEt0 (1 + g) = (5.6) r g e Maka selanjutnya kita akan menghitung nilai saham saat ini, dengan mengkalikan FCFE 2014 yaitu sebesar Rp.43,752.- dengan dimana merupakan hasil penjumlahan dari 1 ditambahkan dengan besarnya pertumbuhan yang telah dihitung sebelumnya. Dari hasil perkalian didapati nilai sebesar 51,991 yang lalu dibagi dengan hasil pengurangan antara cost of equity (re) dengan pertumbuhan 67

12 (g). Masing-masing cost of equity diketahui sebesar dan pertumbuhan adalah sehingga hasilnya adalah 3,595,362. Lalu dari hasil tersebut dibagi dengan jumlah saham yang beredar sehingga didapati nilai sebesar Rp 7, Inilah yang menjadi nilai perhitungan harga wajar saham menurut metode DCF dengan pendekatan FCFE. Untuk melihat perhitungannya dapat dilihat pada lampiran Estimasi Nilai Wajar Saham Metode Dividend Discount Model (DDM) Metode DDM pada penelitian ini juga akan menggunakan pertumbuhan yang konstan, yaitu dimana pertumbuhan telah dihitung sebesar %. Dengan menggunakan rumus yang perhitungannya menggunakan nilai dividen yang terakhir dibagikan pada pemegang saham sebagai dasar perhitungan, maka persamaan rumus adalah sebagai berikut : D 0 (1 + g ) P0 = (5.7) re g Dalam hal ini peneliti memperoleh data sekunder dari website PT Acset Indonusa Tbk, bahwa nilai dividen yang terakhir dibagikan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp.42. Selanjutnya dengan persamaan dengan rumus diatas dan nilai dividen yang terakhir dibagikan tahun 2014 sebesar Rp tersebut dikalikan dengan hasil penambahan 1 dengan pertumbuhan yaitu kemudian hasil tersebut dibagi dengan hasil pengurangan dari cost of equity (re) yaitu dengan pertumbuhan (g) yaitu , sehingga 68

13 diperoleh hasil sebesar Rp.3, sebagai harga wajar saham dengan metode DDM. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran nomor Estimasi Nilai Wajar Saham Model Relative Valuation Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu faktor pengali saja yaitu price earning ratio (PER). Dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini : NI (1 b) (1 + g) P0 = (5.8) r g e Dimana harga saham saat ini adalah perkalian antara net income yang perhitungannya diperoleh dari jumlah laba yang tersisa setelah semua biaya operasi, bunga, pajak dan dividen saham preferen (tapi tidak dividen saham biasa) telah dikurangi dari total pendapatan perusahaan, kemudian dengan hasil penambahan 1 + growth (g) yang kemudian dikalikan lagi dengan hasil 1- retention ratio (b) dan setelah itu, dibagi dengan hasil pengurangan antara cost of equity (re) dengan growth (g), data yang digunakan adalah data historis tahun Perhitungan ini menggunakan data net income dan dividen yang dibagikan pada tahun terakhir sebagai data utama, sehingga perhitungan tentu saja diawali dengan mendapat besarnya net income yaitu sebesar Rp. 104,234.- yang dikalikan dengan hasil penjumlahan 1 dengan pertumbuhan yaitu kemudian dikalian dengan hasil pengurangan dari 1-b, dimana b adalah retention ratio yang dihitungan dengan menggunakan rumus net income dikurangi dividen yang dibagikan 69

14 lalu dibagi dengan net income, sehingga b adalah Maka didapat perhitungan 104,234 dikalikan dengan yaitu 123,469 yang lalu dikalikan dengan sehingga diperoleh hasil sebesar Setelah itu dibagi dengan hasil pengurangan cost of equity (r e ) senilai dengan yang hasilnya adalah dan diperoleh Rp. 3, sebagai harga wajar saham dengan metode relative valuation dengan pendekatan price earning ratio dan perhitungan nilai wajar saham dengan metode ini dapat dilihat pada lampiran nomor Estimasi Harga Wajar Saham 3 (tiga) Metode Seperti telah dijelaskan pada bab 4 bahwa Rekonsiliasi nilai harga wajar saham dilakukan untuk mendapatkan satu harga wajar saham dari beberapa harga dengan metode yang berbeda. Tentu saja penghitungannya harus diawali dengan menghitung harga wajar saham dengan masing-masing metode tersebut lalu ketiga hasilnya akan dibagi sesuai dengan metode yang digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga metode yaitu DCF dengan pendekatan Free Cash Flow to Equity, Dividen Discount Model dan Relative Valuation dengan pendekatan Price earning ratio. Menurut Astuti (2013:95) bahwa penentuan bobot terhadap masing-masing metode penilaian sangat subyektif, sehingga dengan mempertimbangkan hal tersebut dan didasari bahwa angka net income yang digunakan sebagai dasar perhitungan, maka dalam penelitian ini bobot atas ketiga metode tersebut 70

15 adalah sama. Untuk itu peneliti merata-rata hasil ketiga perhitungan yang dapat dilihat seperti pada tabel berikut : Tabel 5.5 Harga Wajar Saham Rata Rata Dari Perhitungan 3 Metode No Metode Hasil Penghitungan Harga Wajar 1 Free Cash Flow To Equity 7, Dividen Discount Model 3, Price Earning Pershare 3, Total Keseluruhan hasil penghitungan 14, Harga Wajar Saham Rata-rata dari ketiga Metode 4, Data diolah sendiri, sumber data sekunder laporan keuangan PT Acset Indonusa Tbk Tahun yang diunduh Seiring berjalan waktu, terbukti bahwa harga saham PT Acset Indonusa Tbk saat dijual kepada PT. Karya Supra Perkasa pada tanggal 05 Januari 2015 lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Pasar Modal maupun dengan nilai intrinsiknya. Selaras dengan pendapat Jaiprakash (2014) yang mengatakan bahwa jika terjadi harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan nilai fundamental atau intrinsiknya maka harga saham tersebut adalah undervalued. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan harga saham PT. Acset Indonusa Tbk pada saat itu undervalued dan ini terbukti secara empiris dimana harga saham PT. Acset Indonusa Tbk merangkak naik mencapai sebesar Rp. 4,850.- pada tanggal 08 Juni 2015, ini sesuai dengan data yang bersumber dari IDX. Dengan mempertimbangan perhitungan di atas hal ini memiliki arti bahwa 71

16 saham PT Acset Indonusa Tbk masih menarik bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya. Metode perhitungan yang sama pernah digunakan dalam penelitian terdahulu (Khasanah, 2012) dimana hasil penelitiannya juga menghasilkan harga undervalued atas enam emiten, yaitu saham ANTM, ASII, INDF, TLKM, UNSP dan UNTR, sehingga dalam penelitan tersebut disarankan pula bagi para investor atau calon investor untuk membeli keenam saham yang nilainya undervalued itu. 72

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen IRENEA FARIA CANDRA 55112120061

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia tampak mengalami perkembangan si Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist untuk menggambarkan perekonomian Indonesia,

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Saham 3.1.1 Pengertian Saham Menurut Zubir (2011:4) dalam bukunya mendefinisikan Saham adalah dokumen yang merupakan bukti kepemilikan suatu

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation.

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB III KAJIAN PUSTAKA BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Harga Saham Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam melakukan analisa saham harus dicari nilai intrinsik dari saham yang akan dibeli, tujuan dari melakukan analisa ini adalah untuk mengetahui tingkat pengembalian atau keuntungan

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV. Analisis dan Pembahasan BAB IV Analisis dan Pembahasan IV.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah saham PT Indofood Sukses Makmur, yang dilakukan selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2010 dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Fundamental Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan dividend discount model (DDM) dan penilaian kewajaran harga saham, sebagaimana kewajiban

Lebih terperinci

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk Equity Valuation 11 September 2014 Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk Laporan Kedua Target Harga Terendah Tertinggi 270 425 Konstruksi Kinerja Saham IHSG 5.500 5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Perekonomian Indonesia Menurut data Badan Pusat Statistik pada tanggal 5 Pebruari 2014 Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen. Datanya dapat dilihat

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun 1995 bahwa tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakan adil dan makmur

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002.

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) Nama : Kevin Juido NPM : 25209791 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM Rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Tahun 2013 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan Pada Subsektor Batu

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal perusahaan yang sudah terdaftar untuk mengelola assetnya, disamping dengan pembiayaan melalui hutang

Lebih terperinci

Equity Valuation. Minna Padi Investama, Tbk. Laporan Kedua. Peluang yang Meningkat di Masa Datang

Equity Valuation. Minna Padi Investama, Tbk. Laporan Kedua. Peluang yang Meningkat di Masa Datang Equity Valuation Minna Padi Investama, Tbk Laporan Kedua 7 Maret 213 Target Harga Terendah Tertinggi 1.41 1.66 Perusahaan Sekuritas Kinerja Saham JCI 5, PADI 14 4,5 4, 12 1 8 Peluang yang Meningkat di

Lebih terperinci

Nadya Destiyanti Putri

Nadya Destiyanti Putri PENENTUAN NILAI HARGA WAJAR SAHAM PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK, DENGAN MENGGUNAKAN METODE GORDON GROWTH MODEL. Nadya Destiyanti Putri 26213293 Latar Belakang Masalah 1. Investasi saham merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum memulai untuk melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham. Hal ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANALISIS FUNDAMENTAL 1. Definisi Analisis Fundamental Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007:8) mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio PBV (Price to Book Value) a. Pengertian Rasio PBV Rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value ratio merupakan perbandingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham 1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tanggal 10 April 2014 PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu bank yang memiliki masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penawaran Umum Saham Perdana Penawaran Perdana Saham atau Initial Public Offerings (IPO) adalah penjualan saham kepada masyarakat untuk pertama kalinya oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun 2011-2014 mengalokasikan anggaran Rp 577 trilyun untuk anggaran infrastruktur. Hal ini berdasarkan pernyataan dari Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Saham Saham Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen Analisis Fundamental Pendekatan present value Mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan Nilai intrinsik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie:

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: I PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie: Flexi & Esia berpotensi memonopoli pasar telepon tetap CDMA. Kemudian, setidaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger Merger merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar PEMBAHASAN 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar Dalam penilaian saham dikenal adanya 3 nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Listing Di

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang dibangun oleh pemilik modal bertujuan untuk menjalankan bisnis yang dapat memberikan return tertentu bagi pemilik modal. Dalam menjalankan bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar Modal adalah pasar untuk tempat jual beli surat berharga saham dan surat berharga hutang berjangka panjang dan produk derivatif lainnya. Kegiatan

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Mengoptimalkan Peluang dan Sumber Daya Internal

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Mengoptimalkan Peluang dan Sumber Daya Internal Equity Valuation Tifa Finance, Tbk Laporan Kedua 8 September 2014 Target Harga Terendah Tertinggi 360 375 Lembaga Pembiayaan Kinerja Saham JCI 5,300 5,100 4,900 4,700 4,500 4,300 4,100 3,900 3,700 3,500

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB III. Solusi Bisnis. Melihat kebijakan pemberian dividen Telkom dari tahun dan

BAB III. Solusi Bisnis. Melihat kebijakan pemberian dividen Telkom dari tahun dan BAB III Solusi Bisnis 3.1 Analisa Kebijakan Dividen Telkom Saat Ini Melihat kebijakan pemberian dividen Telkom dari tahun 2001 2006 dan penciptaan nilai dari investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak sekali perusahaan dari berbagai industri mengalami keterpurukan.

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05 PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK Nama : Nadia Larasati NPM : 21209090 Kelas : 3EB05 LATAR BELAKANG Dalam melakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci