Modal Dasar. Nilai Nominal

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modal Dasar. Nilai Nominal"

Glenna Halim
5 tahun lalu
Tontonan:

1 2. Analisis Internal Bab II Analisis Internal 2.1 Informasi Umum PT Arafura Surya Alam didirikan dengan nama PT Havilah Rezeki Alam berdasarkan Akta Notaris, Meondjiati Soegito, SH., No. 23 tanggal 19 Oktober Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya C 2717 HT TH.2002 pada tanggal 16 September Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No.26 tanggal 29 April 2010 yang dibuat dihadapan notaris Stephanie Wilamarta, SH, mengenai penyesuaian anggaran dasar. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU AH tahun 2010 pada tanggal 11 Juni Kegiatan usaha utama Perusahaan saat ini adalah di bidang eksplorasi emas. Kantor Pusat Perseroan berkedukan di Jakarta, sedangkan area eksplorasinya di Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mangondow, Sulawesi Utara. Perusahaan telah memperoleh Ijin Usaha Pertambangan eksplorasi pada lokasi eksplorasi seluas 4000 hektar dari Surat Keputusan Bupati Bolaang Mangondow Timur No. 24.a Tahun 2010 dengan masa berlaku 8 April 2010 s.d. 4 Maret Ijin tersebut merupakan konversi ijin usaha kuasa pertambangan eksplorasi yang diperoleh perseroan berdasarkan Keputusan Bupati Bolaang Mangondow No. 61 dan 62 tahun 2008 tanggal 4 Maret Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 29 April 2010, berdasarkan Akta No.26 tanggal 29 April 2010 yang dibuat dihadapan notaris Stephanie Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Perusahaan memiliki modal dasar sebesar Rp yang terbagi atas 400 saham masing - masing saham bernilai nominal Rp Dari jumlah modal dasar tersebut yang telah ditempatkan dan diambil bagian serta disetor penuh adalah sebanyak 200 lembar saham atau seluruhnya Rp adalah sebagai berikut : Struktur Modal dan Komposisi Kepemilikan Perseroan. Pemegang Saham Modal Dasar Nilai Nominal Jumlah Ditempatkan Modal Ditempatkan Rp Rp Saham Rp Persentase Kepemilikan Ny. Emily Jessica Pattiwael ,00% Tn. Johnny Tjowasi ,00% Jumlah ,00% Sumber: PT Arafura Surya Alam II-1

2 2.3 Perijinan Perseroan Bab II Analisis Internal Akta Notaris, Meondjiati Soegito, SH., No. 23 tanggal 19 Oktober Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya C 2717 HT TH.2002 pada tanggal 16 September 2002 Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No.26 tanggal 29 April 2010 yang dibuat dihadapan notaris Stephanie Wilamarta, SH, mengenai penyesuaian anggaran dasar. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU AH tahun 2010 pada tanggal 11 Juni Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi Keputusan Bupati Bolaang Mangondow timur No. 24.a Tahun 2010 dengan masa berlaku 8 april 2010 s.d. 4 maret Susunan Pengurus Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, berdasarkan Akta Nomor 26 tanggal 29 April 2010 dari Notaris Stephanie Wilamata, S.H pada Akta No. 26 tanggal 04 April 2010 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris Komisaris Dewan Direksi Direktur : Ny. Emily Jessica Pattiwael : Tn. Johnny Tjowasi 2.5 Kinerja Keuangan Perseroan Analisis kinerja historis Perseroan dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan Perseroan periode 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang telah diaudit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens), dengan opini Wajar, dan laporan keuangan Perseroan periode periode 30 Juni 2011 yang telah diaudit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens) dengan opini Wajar. Berikut ini disajikan laporan laba rugi keuangan Perseroan 31 Desember 2008 sampai dengan 30 Juni 2011 sebagai berikut : II-2

3 Tabel 2.1. Penilaian Saham Laba Rugi Bab II Analisis Internal Perkembangan Laba (Rugi) Bersih Selama periode 31 Desember Juni 2011, Perseroan belum memiliki pendapatan dan hanya terbatas pada pengeluaran beban lain-lain. Perkembangan rugi bersih Perseroan selama periode tiga tahun terakhir terhitung dari 31 Desember Juni 2011, menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Pada 31 Desember 2008 rugi bersih tercatat sebesar Rp dan pada 31 Desember 2009 mengalami penurunan menjadi Rp Pada 31 Desember 2010 mengalami penurunan lagi menjadi sebesar Rp , dan pada periode 30 Juni 2011 rugi bersih Perseroan mengalami penurunan menjadi Rp II-3

4 Grafik 2.1 Perkembangan Laba (Rugi) Bersih (dalam Rupiah) - ( ) 31 Des 2008 LABA(RUGI) BERSIH 31 Des Des Jun 2011 ( ) ( ) LABA(RUGI) BERSIH ( ) ( ) Realisasi Neraca Tabel 2.2. Realisasi Neraca II-4

5 2.5.3 Perkembangan Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar Perseroan belum memiliki aset lancar yang material selama periode 31 Desember 2008 sampai 30 Juni 2011, pada 31 Desember 2008 aset lancer perseroan sebesar 6,6 juta rupiah dan 31 Desember 2009 aset lancar perseroan tidak ada. Pada 31 Desember 2010 aset lancar Perseroan tercatat sebesar 148 juta rupiah (kas) dan pada 30 Juni 2011 Perseroan memiliki Kas sebesar 338 juta rupiah. Sedangkan perkembangan aset tidak lancar Perseroan selama periode empat tahun terakhir terhitung dari 31 Desember 2008 sampai dengan 30 Juni 2011, menunjukkan perkembangan yang meningkat. Aset tidak lancar Perseroan pada 31 Desember 2008 sebesar 250 juta rupiah dan meningkat sebesar sangat besar pada juni 2011 menjadi sebesar 45 miliar rupiah. Grafik 2.2 Perkembangan Aset lancar dan Tidak Lancar (dalam Rupiah) ASET LANCAR & ASET TIDAK LANCAR - 31 Des Des Des Jun 2011 ASET LANCAR Perkembangan Ekuitas dan Kewajiban Perkembangan Ekuitas Perseroan selama periode empat tahun terakhir terhitung dari 31 Desember 2008 sampai 30 Juni 2011 menunjukkan nilai minus. Pada 31 Desember 2008 Rp ( ), pada 31 Desember 2009 Rp ( ) dan 31 Desember 2010 Rp ( ). Pada periode 30 Juni 2011 ekuitas perseroan masih minus sebesar Rp ( ). Sementara itu dari sisi total kewajibannya, pada periode 31 Desember 2008 memiliki kewajiban sebesar Rp , pada 31 Desember 2009 sebesar Rp dan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp Dan pada 30 Juni 2011 Perseroan memiliki total kewajiban sebesar Rp II-5

6 Grafik 2.3 Perkembangan Kewajiban dan Ekuitas (dalam Rupiah) KEWAJIBAN & EKUITAS KEWAJIBAN EKUITAS ( ) - 31 Des Des Des Jun Analisa Vertikal Dan Horizontal Tabel 2.3. Analisa Vertikal dan Horizontal II-6

7 Dari sisi analisis vertikal terlihat bahwa unsur terbesar pengelolaan aset yang diperoleh melalui setoran modal dan hutang Perseroan dipergunakan untuk biaya eksplorasi. Pada periode tahun 2008 biaya eksplorasi sebesar 97,4% dari total aset. Dari sisi analisis horisontal terlihat bahwa pertumbuhan biaya eksplorasi Perseroan mengalami pada akhir periode pada Desember 2010 dan Juni 2011 mencapai 1494,58% dan 1032,86%. II-7

8 Dari sisi analisis vertikal terlihat bahwa pendapatan bersih Perseroan selama periode 4 (empat) tahun terakhir terhitung dari 31 Desember Juni 2011, menunjukkan Perseroan masih dalam kondisi pengembangan sehingga belum menghasilkan pendapatan. Dari sisi analisis horizontal juga terlihat bahwa pertumbuhan kinerja keuangan periode tahun 2008 sampai dengan 30 Juni 2011 mempunyai nilai negatif. II-8

9 2.5.6 Perkembangan Analisa Ratio Tabel 2.4. Analisa Ratio Bab II Analisis Internal II-9

10 2.5.7 Informasi Perpajakan Berdasarkan dengan laporan audit 30 Juni 2011 PT ASM yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens) dengan opini Wajar, beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut Laporan Keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal Neraca. Perubahan nilai tercatat aset atau kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Pada tanggal 23 September 2008, Pemerintah mengesahkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang- Undang No. 7 tahun 1989 tentang Pajak Penghasilan. Perubahan tersebut mencakup antara lain perubahan tarif pajak progresif manjadi tarif tunggal masingmasing sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan tahun fiskal seterusnya. II-10

11 2. Analisis Internal Informasi Umum Susunan Pemegang Saham Perijinan Perseroan Susunan Pengurus Kinerja Keuangan Perseroan Perkembangan Laba (Rugi) Bersih Realisasi Neraca Perkembangan Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar Perkembangan Ekuitas dan Kewajiban Analisa Vertikal Dan Horizontal Perkembangan Analisa Ratio Informasi Perpajakan...10 Tabel 2.1 Penilaian Saham Laba Rugi... 3 Tabel 2.2 Realisasi Neraca... 4 Tabel 2.3 Analisa Vertikal dan Horizontal... 6 Tabel 2.4 Analisa Ratio... 9 Grafik 2.1 Perkembangan Laba (Rugi) Bersih (dalam Rupiah)... 4 Grafik 2.2 Perkembangan Aset lancar dan Tidak Lancar... 5 Grafik 2.3 Perkembangan Kewajiban dan Ekuitas... 6 II-11

dokumen-dokumen yang mirip

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang :