ANALISIS INFLASI IMPOR INDONESIA Safitri 1*, Fakhruddin 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS INFLASI IMPOR INDONESIA Safitri 1*, Fakhruddin 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Abstract"

Transkripsi

1 ANALISIS INFLASI IMPOR INDONESIA Safitri 1*, Fakhruddin 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, safitri1995@gmail.com 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, fakhruddin.rudi@gmail.com Abstract This study aims to prove the existence of Imported Inflation in Indonesia because of the fulfillment of the import is done when the exchange rate weakened condition. The Analysis model used in this study is Vector Error Correction Model (VECM) using quarterly data from 1991: 01 to 2014: 04. Results from the study presented that there is the Imports-Inflation in Indonesia, it is apparent from the test results in which the causality between inflation and the exchange rate variable has a one-way relationship. High import content in a wide range of goods resulted in the magnitude of the exchange rate depreciation on the cost of domestic production, which ultimately lead to inflation in the country. Causality test results also show that there is a bidirectional relationship between variable inflation and Gross Domestic Product, Gross Domestic Product variable and exchange rate. The estimation results of Vector Error Correction Model (VECM) shows that inflation is now significantly positively influenced by exchange rate in one previous period. For further research is recommended in order to insert variables Import- Price Index to be more specific about imported inflation. Keywords: Imported Inflation, Exchange Rate, GDP, Vector Error Correction Model (VECM) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya Inflasi Impor di Indonesia karena pemenuhan kebutuhan impor yang dilakukan saat kondisi Kurs melemah. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Error Corection Model (VECM) dengan menggunakan data kuartalan dari tahun 1991:01 hingga tahun 2014:04. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa adanya Inflasi Impor di Indonesia, hal ini jelas terlihat dari hasil uji kausalitas dimana antara variabel Inflasi dan Kurs memiliki hubungan satu arah. Tingginya kandungan impor pada berbagai barang mengakibatkan besarnya dampak depresiasi Kurs terhadap biaya produksi dalam negeri, yang pada akhirnya menyebabkan Inflasi di dalam negeri. Hasil uji kausalitas juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara variabel Inflasi dan Produk Domestik Bruto, varibel Produk Domestik Bruto dan Kurs. Hasil estimasi Vector Error Corection Model (VECM) juga menunjukkan bahwa Inflasi sekarang signifikan secara positif di pengaruhi oleh Kurs 1 periode sebelumnya. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat memasukkan variabel Indek Harga Impor untuk menjelaskan lebih spesifik mengenai inflasi impor. Kata Kunci : Inflasi Impor, Kurs, PDB, Vector Error Corection Model (VECM) 256

2 PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi menjadi suatu ukuran utama keberhasilan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara. Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, baik yang dilakukan oleh penduduk lokal maupun orang-orang dari negara lain yang bermukim di negara bersangkutan (Todaro & Smith, 2006). Pertumbuhan ekonomi mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, kendati demikian ia juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Adanya peningkatan pendapatan menyebabkan permintaan konsumsi masyarakat bertambah. Kondisi ekonomi yang berlaku di negara berkembang masih sangat kekurangan sumber daya modal, sumber daya alam, bahan baku dan kesederhanaan teknologi. Oleh karena hal tersebut, volume produksi domestik tidak mampu memenuhi pertambahan permintaan konsumsi tersebut sehingga pada akhirnya harus melakukan impor. Keterbukaan ekonomi untuk melakukan hubungan perdagangan internasional menjadi solusi dalam mengatasi adanya kekurangan sumber daya yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dalam melakukan perdagangan internasional tersebut pertukaran barang dan jasa menggunakan mata uang yang dapat diterima oleh semua negara, yang disebut kurs atau nilai tukar. Krugman dan Maurice dalam Pohan (2008) menyatakan bahwa nilai tukar memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena nilai tukar memungkinkan kita untuk membandingkan semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara. Kecenderungan nilai tukar mata uang negara berkembang untuk terdepresiasi akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor. Jika yang di impor adalah barang konsumsi maka secara langsung akan mempengaruhi harga jual barang tersebut di dalam negeri, namun jika yang di impor merupakan bahan baku ketentuan harga jual barang tersebut tergantung pada proses produksi. Kontribusi yang besar dari barang-barang impor bagi suatu negara akan meningkatkan harga barang secara umum dalam pasar domestik dan pada akhirnya menyebabkan inflasi di dalam negeri. Inflasi terhadap barang-barang di dalam negeri yang mengandung komponen impor, sebagai akibat dari perubahan nilai tukar disebut dengan inflasi impor. Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapatnya hambatan-hambatan struktural dalam perekonomian negara (Atmadja, 1999). Penelitian yang dilakukan Dedu & Dumitrescu (2009) menjelaskan bahwa inflasi di Romania ditentukan oleh cost push, demand-pull and imported inflation, dimana faktor output gap sebagai tolak ukur demand pull inflation, biaya tenaga kerja tolak ukur untuk cost push inflation dan nilai tukar sebagai pengukuran terhadap imported inflation. Raj, Dhal, & Jain (2008) memperkuat argumen adanya inflasi impor, penelitiannya menjelaskan bahwa Inflasi di India secara positif dipengaruhi oleh harga impor, arus modal dan nilai tukar yang menyumbang 20 sampai 30 persen inflasi domestik. 257

3 TINJAUAN PUSTAKA Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terusmenerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 2008). Inflasi disebut juga kenaikan harga-harga secara umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya (Sukirno, 2008). Berdasarkan asalnya inflasi dibedakan menjadi : 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic Inflation) Domestic inflation yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat (Atmadja, 1999). 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation) Inflasi yang berasal dari luar negeri ini timbul karena adanya kenaikan harga-harga (inflasi) yang berasal dari pemenuhan kebutuhan impor yang dilakukan saat kondisi Kurs melemah. Nilai Tukar Nilai tukar mata uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau harga dari suatu mata uang dalam mata uang yang lain (Mishkin, 2008). Salvator (1997) mendefinisikan kurs atau nilai tukar mata uang sebagai harga suatu mata uang uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi yang lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) Kinerja perekonomian suatu negara dalam periode tertentu dapat di ukur melalui satu indikator penting yakni data pendapatan nasional. Konsep kunci dalam laporan pendapatan nasional adalah produk domestik bruto, baik yang dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada prinsipnya PDB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi, atau jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam kurun waktu tertentu (Pracoyo & Pracoyo, 2005). Teori Paritas Daya Beli Merujuk pada penelitian Dwyer & Lam (1994) yang menjelaskan tahap respon perubahan nilai tukar terhadap harga barang konsumsi domestik yang di impor. Perubahan nilai tukar akan menyebabkan perubahan harga impor di dermaga, perubahan harga tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi harga ritel barang impor. Secara absolut, hukum satu harga menyatakan bahwa harga suatu barang yang diperdagangkan (untuk tujuan impor) akan sama di kedua perekonomian baik domestik maupun luar negeri, ketika dinyatakan dalam bentuk mata uang. Pernyataan tersebut dinotasikan sebagai berikut : P = P* e... (1) Dimana: P = harga barang impor di dalam negeri P*= harga dunia 258

4 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) e = nilai tukar (sejumlah mata uang domestik terhadap satu unit mata uang luar negeri). METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan dalam runtun waktu (time series) dari periode tahun 1991 sampai tahun 2014 yang bersumber dari website Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Federal Reserve Economic Data dan berbagai situs lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Model Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregression (VAR). Model VAR adalah model yang sederhana dan tidak perlu membedakan mana variabel yang endogen dan mana yang eksogen. Semua variabel pada model VAR dapat dianggap sebagai variabel endogen. Model VAR tidak banyak tergantung pada teori, tetapi kita hanya perlu menentukan: 1. Variabel yang saling berinteraksi (menyebabkan) yang perlu dimasukkan dalam sistem. 2. Banyaknya variabel jeda yang perlu diikutsertakan dalam model yang diharapkan dapat menangkap keterkaitan antar variabel dalam sistem (Nachrowi & Usman, 2006). Pembentukan model VAR sangat terkait erat dengan masalah stationaritas data dan kointegrasi antar variabel didalamnya. Langkah pertama pembentukan model VAR adalah melakukan uji stationaritas data. Jika data adalah stationer pada tingkat level maka untuk selanjutnya bisa digunakan model VAR biasa (unrestricted VAR), sebaliknya jika data stasioner pada proses diferensi maka perlu dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui apakah data mempunyai hubungan dalam jangka panjang atau tidak. Jika terdapat kointegrasi maka model yang akan digunakan adalah Vector Error Corection Model (VECM). Model VECM merupakan model yang terestriksi karena adanya kointegrasi di dalam sistem VAR (Widarjono, 2007). Secara umum, model VAR ditunjukkan oleh persamaan berikut: Ynt = ß1 + ßi1Y1t-i + a12 Y2t-i nt-1 + ent... (2) Model VAR yang digunakan dalam penelitian ini adalah VAR dengan 3 variabel. Ketiga variabel tersebut adalah Inflasi, Nilai tukar dan PDB. Ketiga variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk : INFnt = ß01 + ßi1INF1t-i + ß i2 ER2t-i nt-1 + ent... (3) ERnt = ß01 + ßi1ER1t-i + ß i2 INF2t-i nt-1 + ent... (4) PDBnt = ß01 + ßi1 PDB1t-i + ß i2 INF 2t-i nt-1 + ent... (5) Dimana : INFnt = Inflasi pada tahun t-n ERnt = Nilai tukarpada tahun t-n PDBnt = Produk domestik bruto pada tahun t-n ß 01 = Intercept ßi1, ßi2 = Parameter dalam bentuk matriks polinomial ent = error term 259

5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Stationeritas Uji stasioner dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya unit root yang terkandung diantara variabel-variabel atau dengan kata lain ada tidaknya stasioneritas data, sebab data yang tidak stasioner menyebabkan hasil regresi jadi lancung. Variabel Tabel 1. Hasil Uji Stasioner Phillips-Perron Uji Stasioner Phillips-Perron pada at level Uji Stasioner Phillips-Perron pada first difference 5% level Adj. t-stat Prob.* 5% level Adj. t-stat Prob.* INF KURS PDB Sumber: Hasil uji uni root, diolah menggunakan Eviews 9 (2016) Berdasarkan Tabel 1. Hasil uji stasioner Phillips-Perron hanya variabel Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stasioner pada at level dengan nilai statistik Phillips-Perron yang lebih besar dari nilai kritisnya pada 5 persen, sedangkan variabel Kurs belum stasioner pada at level. Oleh karena itu maka dilakukan uji stasioner pada first difference, hasilnya menunjukkan bahwa nilai absolut statistik Phillips-Perron variabel Inflasi, Kurs dan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih besar dari nilai kritisnya, maka dengan demikian ketiga variabel tersebut sudah stasioner pada first difference. Dikarenakan semua variabel stasioner pada first difference, maka selanjutnya perlu dilakukan Uji Kointegrasi. Uji Kointegrasi Uji kointergrasi dilakukan untuk melihat apakah antar variabel memiliki hubungan dalam jangka panjang. Dalam penelitian ini uji kointegrasi yang digunakan adalah Johansen Cointegration Test. Hypothesized No. of CE(s) Trace Statistic Tabel 2. Hasil Uji Kointegrasi Johansen 5 Critical Value Prob.** Max-Eigen Statistic 5 Critical Value Prob.** None * At most At most Sumber: Hasil uji kointegrasi Johansen, diolah menggunakan Eviews 9 (2016) Tabel 2. Hasil uji kointegrasi Johansen menunjukkan bahwa antara variabel Produk Domestik Bruto (PDB), Kurs dan Inflasi terdapat kointegrasi. Hal ini terlihat dari nilai hitung Trace Statistic dan Max-Eigen Statistic yang lebih besar dibandingkan nilai kritisnya pada tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka jelaslah bahwa dalam setiap periode jangka pendek, setiap variabel cenderung saling menyesuaikan untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya. Karena terdapat kointegrasi antar variabel maka selanjutnya model yang digunakan adalah Vector Error Correction Model (VECM). 260

6 Hasil Uji Kausalitas Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Produk Domestik Bruto, Kurs dan Inflasi memiliki hubungan searah, dua searah atau sama sekali tidak memiliki hubungan. Tabel 3. Hasil Uji Kausalitas Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. KURS does not Granger Cause INF INF does not Granger Cause KURS PDB does not Granger Cause INF INF does not Granger Cause PDB PDB does not Granger Cause KURS KURS does not Granger Cause PDB E-07 Sumber: Hasil uji kausalitas, diolah menggunakan Eviews 9 (2016) Tabel 3. Hasil uji kausalitas antara Produk Domestik bruto (PDB), Kurs dan Inflasi dengan lag optimal 7 menunjukkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara variabel Inflasi dan Produk Domestik Bruto, variabel Produk Domestik Bruto dan Kurs, serta terdapatnya hubungan satu arah antara variabel Inflasi dan Kurs. Adanya hubungan satu arah antara variabel Inflasi dan Kurs jelas menggambarkan bahwa Inflasi yang terjadi disebabkan oleh perubahan Kurs. Kurs yang melemah memberikan dampak pada inflasi baik secara langsung melalui inflasi barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan impor, maupun secara tidak langsung melalui perubahan permintaan agregat. Hasil regresi tersebut sesuai dengan teori paritas daya beli, bahwa dengan asumsi harga barang di luar negeri konstan maka perubahan Kurs akan mempengaruhi harga jual barang di dalam negeri. Hubungan dua arah antara Inflasi dan Produk Domestik Bruto, menjelaskan bahwa Produk Domestik Bruto mempengaruhi Inflasi dan Inflasi mempengaruhi Produk Domestik Bruto. Inflasi yang tinggi menyebabkan hasil produksi menurun, karena ketika Inflasi tinggi masyarakat tidak suka memegang uang tunai sebab nilai uang riil yang dipegang menjadi semakin rendah. Daya beli uang yang rendah membuat produsen tidak bersemangat memproduksi karena hasil produksi akan kurang laku dan akibatnya hasi produksi menurun. Dari sisi permintaan agregat, meningkatnya permintaan masyarakat secara agregat yang terlalu tinggi menyebabkan tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran. Pertambahan permintaan tidak mampu di penuhi secara mendadak, pada akhirnya desakan permintaan agregat tersebut akan menyebabkan tingkat harga naik. Hasil estimasi juga menunjukkan adanya hubungan dua arah antara Produk Domestik Bruto (PDB) dan Kurs. Kurs yang terdepresiasi menyebabkan harga barang kita di luar negeri menjadi lebih murah, hal tersebut mendorong adanya tambahan permintaan barang kita oleh pihak asing. Dorongan permintaan tersebut akan menyebabkan produksi domestik meningkat atau dengan kata lain jumlah Ekspor kita menjadi bertambah. Ekspor yang lebih besar dari pada Impor menandakan bahwa adanya pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Disisi lain peningkatan Ekspor akan diikuti dengan tingginya permintaan terhadap mata uang domestik sehingga menyebabkan nilai tukar cenderung menguat. 261

7 Hasil Estimasi VECM Tabel 4 menunjukkan hasil regresi Vector Error Correction Model untuk variabel Produk Domestik Bruto, Kurs dan Inflasi. Tabel 4. Hasil estimasi model VECM Variabel Koefisien Standar Error t-statistik Variabel D(D_INF) D(D_KURS) ( ) [ ] D(D_INF(-3)) ( ) [ ] D(D_INF(-6)) ( ) [ ] D(D_INF(-7)) (0036) [ ] D(D_KURS(-1)) (0037) [ ] D(D_KURS(-2)) (0040) [ ] D(D_KURS(-3)) ( ) [ ] D(D_INF(-1)) ( ) [ ] D(D_INF(-2)) ( ) [ ] D(D_INF(-3)) (9479) [ ] D(D_INF(-6)) ( ) [ ] D(D_KURS(-3)) ( ) [ ] D(D_KURS(-4)) ( ) [ ] D(D_KURS(-5)) ( ) [ ] D(D_KURS(-6)) (0042) [ ] D(D_KURS(-1)) D(D_PDB) ( ) [ ] D(D_PDB(-7)) Sumber: Hasil estimasi model VECM, diolah menggunakan Eviews 9 (2016) Berdasarkan Tabel 4. Hasil estimasi VECM menjelaskan bahwa Inflasi sekarang signifikan secara positif di pengaruhi oleh Inflasi 3, 6, dan 7 periode sebelumnya, Kurs 1, 2, dan 3 periode sebelumnya. Selanjutnya Kurs sekarang signifikan secara positif dipengaruhi oleh Inflasi 1, 2, 3, dan 6 periode sebelumnya, serta signifikan secara negatif dipengaruhi oleh Kurs itu sendiri selama 3, 4, dan 5 periode sebelumnya. Variabel Produk Domestik Bruto (PDB) sekarang signifikan secara negatif dipengaruhi oleh Kurs 1 periode sebelumnya dan signifikan secara positif dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB) 7 periode sebelumnya. Hasil Impluse Response Terdapat 9 grafik hasil uji impulse response antara variabel Produk Domestik Bruto (PDB), Kurs dan Inflasi dalam waktu 10 periode, namun hanya 6 grafik yang bisa digunakan karena tiga sisanya hanya menjelaskan respon suatu variabel akibat shock variabel itu sendiri. 262

8 Response of D_INF to D_INF Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of D_INF to D_KURS Response of D_INF to D_PDB Response of D_KURS to D_INF Response of D_KURS to D_KURS Response of D_KURS to D_PDB 1,200 1,200 1, Response of D_PDB to D_INF Response of D_PDB to D_KURS Response of D_PDB to D_PDB Gambar 1. Hasil Impluse Response Gambar no 2 sisi tengah atas menjelaskan respon Inflasi karena adanya shock variabel Kurs. Adanya shock variabel Kurs menyebabkan Inflasi mengalami kenaikan pada awal periode, selanjutnya mulai periode 4 hingga ke 9 Inflasi akan merespon negatif dengan pergerakan yang fluktuatif dan kemudian kembali positif pada periode ke 10. Hal ini membuktikan bahwa jika impor dilakukan maka perubahan dari variabel Kurs akan menyebabkan adanya Inflasi di dalam negeri. Gambar no 3 sisi kanan atas menunjukkan adanya shock dari Produk Domestik Bruto (PDB) menyebabkan Inflasi bergerak ke arah negatif pada awal periode hingga 5 periode, mulai periode ke 6 sampai periode ke 9 Inflasi mulai bergerak ke arah positif, dan selanjutnya Inflasi kembali negatif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisa maka dapat di ambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Adanya hubungan dua arah antara variabel Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi, variabel Produk Domestik Bruto (PDB) dan Kurs, serta terdapatnya hubungan satu arah antara variabel Inflasi dan Kurs. Perubahan Kurs akan menyebabkan terjadi Inflasi, pemenuhan kebutuhan Impor yang dilakukan saat kondisi Kurs melemah akan menyebabkan harga-harga barang impor di dalam negeri semakin tinggi sehingga terjadinya Inflasi impor. Hal ini membuktikan bahwa adanya Inflasi Impor di Indonesia. 2. Inflasi sekarang signifikan secara positif di pengaruhi oleh Inflasi 3, 6, dan 7 periode sebelumnya, Kurs 1, 2, dan 3 periode sebelumnya. Kurs sekarang signifikan secara positif dipengaruhi oleh Inflasi 1, 2, 3, dan 6 periode sebelumnya, serta signifikan secara negatif dipengaruhi oleh Kurs itu sendiri selama 3, 4, dan 5 periode sebelumnya. Variabel Produk Domestik Bruto (PDB) sekarang signifikan secara negatif dipengaruhi oleh Kurs 1 periode sebelumnya dan signifikan secara positif dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB) 7 periode sebelumnya. 263

9 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Inflasi yang terjadi disebabkan dari berbagai sumber, salah satunya inflasi karena melakukan impor. Maka penting bagi Pemerintah untuk menjaga kestabilan inflasi dengan tetap menjaga Impor. 2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini disarankan agar dapat memasukkan variabel Indeks Harga Impor untuk menjelaskan lebih spesifik mengenai inflasi impor. DAFTAR PUSTAKA Atmadja, A. S. (1999). Inflasi di Indonesia: Sumber-sumber penyebab dan pengendaliannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.1 No.1, Boediono. (2008). Ekonomi Moneter. Seri sinopsis pengantar ilmu ekonomi no.5 (Edisi 3 ed.). Yogyakarta: BPFE. Dedu, V., & Dumitrescu, B. A. (2009). Underlying Factors of Persistent Inflation in Romania. Vol.11 No.1. Dwyer, J., & Lam, R. (1994). Explaining Import Price Inflation: A Recent History of Second Stage Pass-Through. Economi Research Department. Mishkin, F. S. (2008). The Economic of Money, Banking, and Financial Markets (8th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2006). Ekonometrika. Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Pohan, A. (2008). Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Raj, J., Dhal, S., & Jain, R. (2008). Imported Inflation: The Evidence from India. Reserve Bank of India Occasional Papers, Vol.29 No.3. Salvator, D. (1997). Ekonomi International (Edisi Kelima. Jilid 2 ed.). Jakarta: Erlangga. Sukirno, S. (2008). Makroekonomi. Teori Pengantar (Edisi Ketiga ed.). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). Pembangunan Ekonomi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. 264

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, HUBUNGAN SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI DAN INFLASI TERHADAP PENAWARAN KREDIT KONSUMSI Abdi Dzil Ikram 1*, Fakhruddin 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 :

Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : KONTRIBUSI PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Silvira Afrizal 1*, Talbani Farlian 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Dian Mira Larasati 1*, Amri 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi PembangunanFakultas

Lebih terperinci

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017 :

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4 November 2017 : ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, SUKU BUNGA, JUMLAH UANG BEREDAR, HARGA MINYAK DUNIA DAN INFLASI DI INDONESIA Taufiq C. Dawood 1* dan Emi Anjalia 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Dosen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Email: Mirza.winanda38@gmail.com 2)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... i

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Masri Singarimbun dan Sofian Effendi membagi jenis penelitian ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Penelitian Penjajakan (Exploratif Research) yaitu penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN 1986 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN 2000-2012 Novi Darmayanti novismile_ub@yahoo.com Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui GDP terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

Analisis Permintaan Uang Riil di Indonesia

Analisis Permintaan Uang Riil di Indonesia Analisis Permintaan Uang Riil di Indonesia Halia Butra Aini 1) ; Syamsurijal Tan 2) ; Arman Delis 2) 1) Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Jambi 2) Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.3Agustus 2017 :

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.3Agustus 2017 : ANALISIS KAUSALITAS ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA Annissa Nabella 1*, Aliasuddin 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : annissanabella@yahoo.com

Lebih terperinci

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : ibal.2911@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics e-issn:

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics e-issn: IJBE: Integrated Journal of Business and Economics Model Vector Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction Model (VECM) Approach for Inflation Relations Analysis, Gross Regional Domestic Product

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA 81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model

Lebih terperinci

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA

TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE : STUDI KASUS DI INDONESIA TEORI KUANTITAS UANG DAN IMPLIKASINYA DALAM JANGKA PANJANG PERIODE 1984-2014: STUDI KASUS DI INDONESIA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Mercu Buana dengan data yang diambil adalah harga penutupan dari tahun 2009-2015, untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas perekonomian suatu negara menjadi fokus bagi setiap negara. Hal ini dikarenakan apabila perekonomian suatu negara tidak stabil maka akan menimbulkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia (Metode Cointegrasi test dan Granger Causality test) MUHAMMAD ALHASYMI

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 4 (2) (2015) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS PARITAS DAYA BELI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT Elysa Pernika Simanjuntak PT.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016:

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016: ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKROEKONOMI DAN IHSG INDONESIA Rini Rochmaniza 1*, Raja masbar 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail: rinirochmaniza@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE

ANALISIS DETERMINASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE ANALISIS DETERMINASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 3-214 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Virda Oktalara Rosalina 1152471115 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT, NILAI TUKAR, DAN GOVERNMENT EXPENDITURE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT, NILAI TUKAR, DAN GOVERNMENT EXPENDITURE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 2 Bulan Februari Tahun 2017 Halaman: 294 303 ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2010: :06 PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (VECM)

ANALISIS DETERMINAN INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2010: :06 PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (VECM) ANALISIS DETERMINAN INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2010:01-2016:06 PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (VECM) Tusinah Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tusinah128@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS EFEK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP OUTPUT DI INDONESIA

ANALISIS EFEK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP OUTPUT DI INDONESIA ANALISIS EFEK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP OUTPUT DI INDONESIA Abstract The purpose of this research is to analyze the relationship of Gross Domestic Product, Exchange Rate and Inflation. Analysis used multiple

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 2016: 119-132 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No ANALISIS KOINTEGRASI ANTARA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), DAN INDEKS HARGA PEDAGANG BESAR (IHPB) DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2007-2013 Oleh: Drs. Bonaraja Purba, M.Si*)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA 101 IX. INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA Meskipun industri minyak goreng sawit telah tersebar di 19 propinsi, sentra produksi minyak goreng yang utama masih terpusat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan Penggunaan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan dilakukan dengan pembobotan antara masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci