POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR SISWA SMK KOMPETEN

Transkripsi

1 POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR SISWA SMK KOMPETEN

2 Task skills- mampu melakukan tugas per tugas. Task management skillsmampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan Contingency management skills- tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja. Environment skills/job rolemampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja/ Beradaptasi dengan lingkungan. POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR KOMPETENSI DAN DIMENSINYA

3 Sumber : docslide/1000guru.net POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR DUAL SYSTEM DI JERMAN

4 Sumber : docslide/1000guru.net POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR DUAL SYSTEM DI JERMAN

5 POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR DUAL SYSTEM DI JERMAN

6 POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR DUAL SYSTEM DI INDONESIA

7 - HARMONISASI KURIKULUM BELUM SECARA NASIONAL (TERGANTUNG PADA SMK SETEMPAT), DI JERMAN SUDAH SECARA NASIONAL. - WAKTU MAGANG DI INDUSTRI MAKSIMAL 1 THN, DI JERMAN 70 % DI INDUSTRI - KELOMPOK MITRA SMK DAN INDUSTRI DIDALAM PEMAGANGAN SISWA BELUM TERTATA DENGAN BAIK SECARA LOKAL ATAU REGIONAL - MAGANG DI INDUSTRI TIDAK ADA PELATIH TEMPAT KERJA YANG TERSTANDARD TOT, DAN FASILITAS UNTUK MAGANG (KONTRAK MAGANG,TEMPAT KELAS,SIMULASI, LOG BOOK, SKILL PASPOR), DI JERMAN SUDAH TERSTANDARD - UJI KOMPETENSI MASIH BELUM MELIBATKAN INDUSTRI DIDALAM MENERBITKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI. - PENYERAPAN SISWA SELESAI MAGANG DI INDUSTRI BELUM OPTIMAL. POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR PERBEDAAN YANG MENCOLOK DARI SISTEM GANDA JERMAN DAN INDONESIA:

8 Pengembangan dual system SMK di Jawa Timur Inti dual system SMK di Jawa Timur adalah Kelompok Mitra (PokMi) SMK-DUDI PokMi melakukan : - sinkronisasi kurikulum, sertifikasi guru+pelatih tempat kerja, metoda pembelajaran, metode pelatihan dan penilaian kompetensi siswa SMK - Pertemuan rutin antara sekolah dan DUDI didalam monev

9 SERTIFIKASI KOMPETENSI 1. Proses memberi pengakuan terhadap capaian kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan dan atau profesi tertentu, yang diberikan oleh otoritas yang berwenang, berbasis pada standar kompetensi yang telah disepakati dan ditetapkan 2. Merupakan produk hukum yang menjadi legitimasi (pengakuan) terhadap capaian kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, berbasis pada standar kompetensi yang telah disepakati dan ditetapkan. Secara teknis, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan yang dapat diperagakan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan atribut personal sebagaimana yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

10 DASAR HUKUM SERTIFIKASI KOMPETENSI Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP); Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

11 STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) Di Indonesia dikenal beberapa standar : 1. Standard nasional yang disebut sebagai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau SKKNI. 2. Standard internasional atau standar berlaku secara internasional yang dapat diperoleh untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan 3. Standar khusus (spesifik) yang merupakan standar yang dikembangkan oleh organisasi yang mempunyai kompetensi atau tugas di bidang standardisasi untuk digunakan secara khusus dan dipublikasikan secara formal bagi komunitas spesifik Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia merupakan standar yang dikembangkan oleh pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang terkait dan yang kemungkinan akan menerima dampak dari pelaksanaan SKKNI. Selain menjadi acuan dalam penyelenggaraan asesmen sertifikasi kompetensi kerja,

12 Sistem Sertifikasi Kompetensi Kerja Merupakan bagian integral dari pembangunan ketenagakerjaan secara menyeluruh, melalui peningkatan kemampuan dan kompetensi kerja, sehingga mampu mendorong ke arah: Perluasan kesempatan kerja Penanggulangan pengangguran Peningkatan kesejahteraan pekerja Perlindungan kerja Peningkatan daya saing

13 Bagaimana profesional?? Kuasai bidangnya dengan detail Selalu mengasah ketrampilan(skill) dan pengetahuan (knowledge) serta teguh pada sikap kerja dan etika (attitude) Fokus pada perkembangan dan nilai-nilai positif.

14 TUNTUTAN PERKEMBANGAN TENAGA KERJA YANG HARUS DIPENUHI - Tuntutan globalisasi - Peningkatan kompleksitas dari suatu pekerjaan - Perubahan perkembangan teknologi

15 TANTANGAN SAAT INI MAKARTI KARYA M 1. Meningkatnya persaingan/kompetisi pada pasar kerja dampak dari globalisasi dan pasar bebas 2. Tuntutan agar SKKNI senantiasa disesuaikan dengan tingkat perubahan dan perkembangan teknologi dan metodologi untuk terwujudnya link and match dengan Dunia Usaha dan Industri(DUDI) 3. Kurangnya pemahaman dan kepedulian masyarakat/ DUDI/Pemerintah untuk selalu menerapkan SKKNI sebagai acuan penyusunan program pendidikan dan pelatihan yang diakhiri sertifikasi kompetensi kerja 4. Tuntutan masyarakat agar lembaga pendidikan dan pelatihan kerja mampu menjadi Centre of Excellent untuk menghasilkan tenaga kerja kompeten 5. Posisi Tenaga Kerja Asing akan banyak mengisi posisi di perusahaan menengah besar / profesi-profesi di Indonesia

16 LANGKAH SEGERA DILAKUKAN PERCEPATAN SERTIFIKASI KOMPETENSI!!!!! Dikenalkannya kompetensi kepada masyarakat secara intensif melalui pendidikan/pelatihan kerja dan DUDI Menekankan sense of industry, sense of quality, sense of productivity,sense of work ethic, sense of discipline, team work Memberikan peluang sebesar-besarnya untuk dapat mengakses sertifikasi kompetensi

17 Titipan nasehat pahlawan kepada kita semua Barangsiapa ingin mutiara harus berani terjun kelautan dalam (Ir. Sukarno) Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. (Bung Karno)