8 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "8 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 8 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan ditarik kesimpulan dari serangkaian aktivitas penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya dan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan topik penelitian tugas akhir ini. 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan terkait dengan perancangan model pengukuran kinerja penyelarasan dan implementasi model pada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di Kota Surabaya. Berikut adalah kesimpulan dari penelitian tugas akhir ini. 1. Berdasarkan hasil observasi karakteristik pada data sampel 6 LKP di Kota Surabaya dan dari hasil survey terhadap total 665 lulusan dari LKP sampel didapat kesimpulan sebagai berikut: a) Dimensi Kuantitas Proporsi jumlah peserta dan bidang keahlian tertentu mengindikasikan bahwa setiap LKP memiliki fokus dan daya tarik yang berbeda. Peserta LKP di sektor jasa maupun manufaktur didominasi oleh lulusan SMA dan SMK. Pada sektor manufaktur 74% pesertanya dari SMK. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pendidikan vokasi di SMK masih belum cukup memadai atau mungkin dapat dinyatakan pendidikan di SMK telah gagal. b) Dimensi Kualitas Sertifikat dan ketrampilan yang diperoleh dari LKP sangat membantu dalam memperoleh dan melaksanakan pekerjaan. 167

2 168 LKP memiliki kurikulum yang unik dan fleksibel. Unik dalam artian kurikulum antar LKP berbeda-beda, sedangkan fleksibel dapat diartikan kurikulum dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan DUDI. Skema pendidikan pada LKP relatif singkat dengan materi praktis yang cukup padat dengan pembekalan softskill yang cukup. Proporsi pendidikan 70% praktek dan 30% teori. Mayoritas lulusan LKP bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Tercatat 67% pada sektor jasa dan 51% pada sektor manufaktur, lulusannya bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. c) Dimensi Lokasi LKP di Kota Surabaya didirikan atas dasar penyesuaian dengan kebutuhan Kota Surabaya. Hal ini selanjutnya diterjemahkan kedalam bidang studi keahlian yang di buka oleh LKP. Peserta didik LKP di Kota Surabaya berasal dari luar Kota Surabaya. Tercatat 26% pada sektor jasa dan 64% pada sektor manufaktur berasal dari luar Kota Surabaya. Mayoritas lulusan LKP, baik pada sektor jasa maupun manufaktur bekerja di lokasi sekota (Surabaya). Tercatat 80% pada sektor jasa dan 59% pada sektor manufaktur bekerja di Surabaya. d) Dimensi Waktu Durasi waktu pendidikan di LKP sangat fleksibel. Beberapa LKP menyelenggarakan pendidikan dengan menghitung jumlah pertemuan, tiga bulanan, 6 bulanan, dan ada juga yang 1 2 tahun. Jika dilihat dari waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan, mayoritas lulusan LKP langsung mendapat pekerjaan setelah lulus. Hal ini disebabkan oleh penempatan kerja kepada perusahaan mitra LKP secara langsung.

3 Kendala utama yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan di LKP terletak pada bagaimana menarik minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan di LKP. 3. Penelitian ini menghasilkan dua jenis model AI, yaitu model AI general yang mengabaikan skill dan latar belakang pendidikan formal, dan model AI spesifik yang memperhatikan keduanya. 4. Model AI menghitung seberapa besar lulusan yang terserap di DUDI pada triwulan ke-i sejak kelulusan, pada tahun kelulusan-t, sesuai dengan sektor/bidang keahlian-j, dan sesuai dengan level lokasi pengukuran kinerja penyelarasan-k. 5. Data yang digunakan untuk implementasi model AI didapatkan dari tracer study dengan wawancara melalui telepon dan sms. Hasil tracer study menunjukkan bahwa hanya 45% dari total 665 data lulusan dapat ditelusuri. 6. Berdasarkan hasil uji coba implementasi model AI pada data sampel diperoleh interpretasi sebagai berikut: a) Nilai AI General dan Spesifik Perhitungan nilai AI dilakukan dalam dua mekanisme, yaitu per triwulan (waktu) yang merupakan akumulasi dari semua level lokasi dan perlokasi yang merupakan rata-rata nilai AI dari semua triwulan (waktu). Nilai AI menggambarkan tingkat penyerapan dunia kerja terhadap lulusan LKP. Nilai AI pada tiap-tiap triwulan menjelaskan tingkat penyerapan tenaga kerja pada triwulan tersebut. Semakin tinggi nilai AI maka dapat dikatakan tingkat penyerapannya semakin baik. Perubahan nilai AI per periode pengukuran menggambarkan perubahan status lulusan. Jika nilai AI bergerak naik, maka jumlah lulusan yang bekerja semakin banyak. <

4 170 Sebaliknya, jika nilai AI bergerak turun, maka ada lulusan yang tadinya bekerja berubah status menjadi pengangguran.. > Hasil analisis perhitungan nilai AI memberikan gambaran bahwa nilai AI cenderung tinggi pada triwulan I dan II, selanjutnya menurun pada triwulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh penempatan kerja kepada perusahaan mitra LKP secara langsung dengan durasi kontrak antara 3 bulan sampai dengan 1 tahun. b) Logikanya, nilai AI general selalu lebih besar daripada nilai AI spesifik karena dengan jumlah angkatan kerja (variabel penyebut) yang sama, perhitungan AI general memiliki nilai pembilang yang lebih besar. Namun dalam penelitian ini tidak demikian, hal ini dipengaruhi oleh kondisi data yang tidak baik (tidak mempunyai informasi mengenai latar belakang pendidikan) sehingga harus menghilangkan beberapa data yang mengakibatkan jumlah angkatan kerja sebagai variabel penyebut berubah. 6. Keakuratan model AI sangat tergantung pada kondisi data yang digunakan. Semakin baik kondisi data, maka nilai AI akan semakin akurat. Namun dalam pengumpulan data melalui tracer study, keakuratan merupakan trade off dari kepraktisan sehingga perlu adanya mekanisme pengumpulan data yang akurat namun praktis. 8.2 Saran Penyelarasan akan efektif apabila terjadi sinkronisasi yang baik pada berbagai pihak yang terkait dengan supply side dan demand side. Untuk itulah, saran yang direkomendasikan berikut ini tidak hanya ditujukan bagi penelitian selanjutnya namun saran juga direkomendasikan kepada pihak-pihak yang terkait seperti LKP di Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota

5 171 Surabaya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surabaya, Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), dan institusi lainnya yang terkait. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu perancangan model AI untuk pendidikan SMK. Namun, peneliatian ini masih menjadi pilot project untuk membuat model pengukuran kinerja penyelarasan yang tepat akurat secara lebih general untuk semua jenis pendidikan di Indonesia. Adapun saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya a) Penelitian selanjutnya disarankan agar merancang model pengukuran kinerja penyelarasan yang lebih komprehensif yang tidak hanya mengakomodasi seberapa besar tingkat penyerapan lulusan di dunia kerja tapi juga mengakomodasi seberapa besar tingkat pemenuhan demand baik dalam satu rumus maupun rumus yang berbeda. b) Metode pengumpulan data lewat tracer study dinilai cukup efektif tetapi masih kurang efisien. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencari alternatif metode pengumpulan data yang lebih baik. c) Implementasi model AI untuk mengetahui karakteristik sebuah kota sebaiknya dilakukan dengan objek amatan yang lebih banyak sehingga data yang diperoleh akan lebih mewakili kondisi yang sebenarnya. 2. Untuk LKP di Kota Surabaya a) LKP-LKP di Kota Surabaya sebaiknya membuat sebuah mekanisme yang dapat digunakan untuk mengetahui status ter-update lulusannya yang dikombinasikan dengan database yang sudah ada. b) Hasil tracer study menunjukan hanya sedikit lulusan LKP di Kota Surabaya yang berprofesi sebagai

6 172 wirausaha. Untuk itu disarankan kepada pihak LKP untuk lebih menggalakan program kewirausahaan. c) Mekanisme penelusuran yang dilakukan masih bersifat pasif. Artinya, pihak LKP hanya menunggu jika ada lulusannya yang datang untuk konsultasi pekerjaan atau melaporkan status pekerjaannya. Selanjutnya, peran LKP diharapkan lebih aktif dalam menelusuri status lulusannya untuk membantu pemerintah dalam upaya penyelarasan. 3. Untuk pemerintah pusat dan daerah : a) Apabila pemerintah pusat dan daerah ingin mengarahkan pendidikan agar memiliki kemampuan menciptakan lapangan kerja, maka LKP adalah lembaga yang tepat untuk menanamkan jiwa kewirausahaan melalui pemberian grant untuk program-program kursus kewirausahaan. b) Untuk mengetahui perkembangan kondisi tenaga kerja di Indonesia sebaiknya pemerintah membuat sebuah wadah dan mekanisme standard yang dapat digunakan untuk menelusuri status tenaga kerja. Salah satu alternatifnya adalah dengan membuat Sistem Informasi Manajemen Basis Data (SMBD). c) Adanya sistem kerja kontrak dan outsourcing memerlukan kajian yang lebih dalam oleh pemerintah daerah dan pusat khususnya Kemenakertrans baik terkait dengan undang-undang yang mengatur sistem kerjanya ataupun yang mengatur perusahaan yang menyediakan tenaga outsource dan perusahaan yang menggunakannya. Seperti yang diketahui saat ini, kebijakan kebijakan outsourcing merupakan kebijakan yang sangat tidak berpihak kepada kesejahteraan tenaga kerja. d) Peningkatan koordinasi antara instansi-instansi pemerintahan yang terkait dengan konsep penyelarasan agar program penyelarasan yang dijalankan bisa maksimal. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika

7 173 semua pihak yang terkait bersatu, maka impian mulia penyelarasan akan dapat tercapai dengan baik.

8 174 (Halaman ini sengaja dikosongkan)

9 175

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( ) SIDANG TUGAS AKHIR Oleh : Herry Purnama Sandy (2507 100 110) Dosen Pembimbing 1 : Dr. Maria Anityasari, ST.,ME. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan tujuan akhir yang hendak diraih oleh setiap peserta didik dari jenjang manapun, baik lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Studi Penyelarasan Pendidikan SMA dengan Kesempatan Melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dan Peluang Kerja/Wirausaha

Studi Penyelarasan Pendidikan SMA dengan Kesempatan Melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dan Peluang Kerja/Wirausaha Studi Penyelarasan Pendidikan SMA dengan Kesempatan Melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dan Peluang Kerja/Wirausaha Oleh: R. Sultani Indra Gunawan 2507100001 Pembimbing: Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses mengaktualisasikan potensi manusia yakni jiwa dan raga menjadi kecakapan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dengan perilaku

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja. Kabinet Indonesia Bersatu II

Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja. Kabinet Indonesia Bersatu II Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II Persentase Pengangguran terhadap PUK Jumlah Penganguran Pendidikan 2008 2009 2010 2011 SD 2.647.006 2.169.572 2.160.665

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta persaingan di dunia pendidikan yang semakin kompleks, menuntut lembaga pendidikan untuk berubah dari model pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

HOME. Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK rendah? Supply Side. Pertumbuhan ekonomi Peningkatan investasi Jumlah lapangan kerja sedikit 13,66%

HOME. Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK rendah? Supply Side. Pertumbuhan ekonomi Peningkatan investasi Jumlah lapangan kerja sedikit 13,66% 0/08/00 Sidang Tugas Akhir PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA PENYELARASAN ANTARA PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DENGAN DUNIA KERJA MELALUI ALIGNMENT INDEX (STUDI KASUS : SMKN SURABAYA) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses pembentukan individu untuk menjadi manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Penyelarasan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja Oleh: Dr. WARTANTO Dir Pembinaan Kursus dan Kelembagaan UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Ayat (2) Pendidikan non formal berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan hal penting dalam pembangunan nasional. Selain sektor pertanian, peranan sektor industri terhadap pembangunan nasional menunjukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati

Lebih terperinci

TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak

TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES Abstrak Untuk mendeteksi kualitas lulusan yang dihasilkan tidak cukup hanya melihat output-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2004-2009, salah satu target yang ingin dicapai dalam jenjang pendidikan menengah

Lebih terperinci

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada suatu negara yang sedang berkembang, peranan para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem pendidikan di Indonesia, sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja yang semakin ketat dan kompetitif. Melalui kesepakatan global ini, tenaga kerja dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PUSAT KARIR SEBAGAI PENUNJANG SUMBER DAYA MANUSIA DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PUSAT KARIR SEBAGAI PENUNJANG SUMBER DAYA MANUSIA DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT PERENCANAAN PENGEMBANGAN PUSAT KARIR SEBAGAI PENUNJANG SUMBER DAYA MANUSIA DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT Leni Fitriani 1 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga

Lebih terperinci

PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL

PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL 2/11/2017 PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL 2 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR 1 Indek Pembangunan Manusia Jawa Timur PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN IPM SECARA BERSAMAAN (DOUBLE

Lebih terperinci

Perancangan Model Konseptual Pengukuran Kinerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja

Perancangan Model Konseptual Pengukuran Kinerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Perancangan Model Konseptual Pengukuran Kinerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Program Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

Career Development Center (CDC)

Career Development Center (CDC) Career Development Center (CDC) Di era globalisasi saat ini, ketersediaan Sumber Daya Manusia atau SDM yang berkualitas merupakan satu persoalan penting dan mendesak. Kualitas SDM merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN/ SEKRETARIS

Lebih terperinci

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOTA VOKASI

PENGEMBANGAN KOTA VOKASI SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN KOTA VOKASI Oleh: Jorlin Pakpahan ADALAH KOTA YANG: 1. MENYADARI PERAN PENTING PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI, UNTUK MENJADI- KAN WARGA KOTANYA MENJADI MANUSIA PRODUKTIF.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga SMK mengacu pada pedoman penyusunan KTSP dari BSNP untuk tingkat SMK dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 11 Ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan dalam hal ini pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan kemiskinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, namun kualitas sumber daya manusianya masih sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen kurikulum merupakan substansi manajemen yang penting di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan pendidikan berdasarkan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) pada tahun 2003 yang lalu, APEC pada tahun 2010, dan kesepakatan WTO (world trade organization)

Lebih terperinci

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan akan menimbulkan terjadinya masalah, untuk dapat menyelesaikan masalah kita perlu melakukan riset terlebih dahulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2009-2014 VISI : Terwujudnya ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan yang maju, berdaya saing,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia Kamis, 14 Januari 2010

Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia Kamis, 14 Januari 2010 Mengharmonisasikan Tenaga Kerja dan Pendidikan di Indonesia Kamis, 14 Januari 2010 Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah serius yang erat kaitannya dengan kemajuan dan kemakmuran suatu Negara.

Lebih terperinci

Perluasan Lapangan Kerja

Perluasan Lapangan Kerja VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni: SMK adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

2. Meningkatnya Hubungan Industrial yang Harmonis; 3. Menurunnya Persentase Penduduk Miskin.

2. Meningkatnya Hubungan Industrial yang Harmonis; 3. Menurunnya Persentase Penduduk Miskin. BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas

Lebih terperinci

POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR SISWA SMK KOMPETEN

POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR SISWA SMK KOMPETEN POLA PENGEMBANGAN DUAL SYSTEM PADA SMK DI JAWA TIMUR SISWA SMK KOMPETEN Task skills- mampu melakukan tugas per tugas. Task management skillsmampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan Contingency

Lebih terperinci

Boks 1. Strategi Pendidikan Berorientasi Pasar di Provinsi Jambi

Boks 1. Strategi Pendidikan Berorientasi Pasar di Provinsi Jambi Boks 1. Strategi Pendidikan Berorientasi Pasar di Provinsi Jambi Program pendidikan merupakan suatu proses peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara bertahap, sistimatis dan sesuai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan proses dan hasil dari pelaksanaan penelitian dan pengembangan model kursus keterampilan kreatif yang dilaksanakan di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 74/11/35/Th.XV, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya meningkatkan kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Sedangkan pendidikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LULUSAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA. Oleh :

KARAKTERISTIK LULUSAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA. Oleh : KARAKTERISTIK LULUSAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA Oleh : Christina Menuk S (Dosen Prodi Manajemen FE Unipa Surabaya) ABSTRAK Dewasa ini program studi dituntut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung secara umum disimpulkan sudah berjalan cukup sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dari Badan Standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA. cenderung pasif dalam menjalankan tugas dan fungsi.

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA. cenderung pasif dalam menjalankan tugas dan fungsi. BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA Islam Kartika Surabaya Temuan peneliti dilapangan disinyalir peran komite sekolah tidak begitu mengambil peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam 162 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam kaitannya dengan pengujian hipotesis serta berdasarkan deskripsi data yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya tidak ada istilah seorang anak yang bodoh dalam bidang pendidikan. Semua manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna, hanya saja cara penyampaian dari setiap

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR TRACER STUDI LULUSAN

MANUAL PROSEDUR TRACER STUDI LULUSAN MANUAL PROSEDUR TRACER STUDI LULUSAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 Manual Prosedur Tracer Studi Lulusan FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kode Dokumen : 0120007006 Revisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik. Untuk itu, sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000. (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS

PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000. (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000 (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dan perdagangan, telah memacu perubahan struktur ekonomi dan industri yang tentunya akan mempengaruhi jumlah kebutuhan tenaga kerja sebagai

Lebih terperinci

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 9,5 persen berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi.

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 20 - VISI : Terwujudnya tenaga kerja yang berdaya saing dan harmonis, masyarakat transmigrasi yang mandiri,

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB VI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN PROVINSI JAWA TIMUR 014-2019 Pada bagian ini akan dikemukakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada dasarnya harus menyentuh aspek yang paling penting, yakni tersedianya lulusan yang kompeten. Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan hidup seseorang salah satunya adalah dapat bekerja. Oleh karena itu, setiap individu berupaya menyesuaikan dan memilih bidang-bidang pendidikan yang memberi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 94 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini adalah penelitian evaluatif berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan upaya perluasan kesempatan kerja, penyediaan lapangan kerja, tetapi juga mencakup upaya perlindungan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan menjawab rumusan masalah, tujuan penelitian serta mengacu pada proses dan hasil analisis data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 Ps 26 (3). Isinya meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mendukung kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik, dalam menunjang perkembangan dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti serta globalisasi di segala bidang termasuk bidang pendidikan, memunculkan persaingan yang ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula masyarakat yang menganggur. Dengan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dalam rangka memenuhi ekspektasi pelanggan sasaran. Kualitas jasa

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dalam rangka memenuhi ekspektasi pelanggan sasaran. Kualitas jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai organisasi sektor publik yang berujud institusi penghasil jasa mempunyai tujuan, salah satunya adalah memaksimalkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN PENGAMBILAN/PENGUMPULAN DATA PENILAIAN KINERJA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN TAHUN 2011

PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN PENGAMBILAN/PENGUMPULAN DATA PENILAIAN KINERJA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN TAHUN 2011 PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN PENGAMBILAN/PENGUMPULAN DATA PENILAIAN KINERJA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN TAHUN 2011 VOKASIONAL Bacalah dengan seksama dan teliti Panduan Pengisian Instrumen Pengambilan /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan salah satu modal dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terus menerus / proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang dalam mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat untuk masa sekarang melainkan bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan nasional mengacu pada Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan nasional mengacu pada Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan nasional mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

Lebih terperinci

BAB III OBJEK LAPORAN KKL. Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN)

BAB III OBJEK LAPORAN KKL. Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN) BAB III OBJEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum BBPLKDN Bandung 3.1.1 Sejarah BBPLKDN Bandung Balai besar pengembangan latihan kerja dalam negeri (BBPLKDN) bandung adalah lembaga pelatihan pemerintah yang

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN

URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN 4.1.14 URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN 4.1.14.1 KONDISI UMUM Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan dengan berbagai pihak yaitu antara Pemerintah, pengusaha dan pekerja atau

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL DI SMK BATIK 1 SURAKARTA 1 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL DI SMK BATIK 1 SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat adalah ideologi

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat adalah ideologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat adalah ideologi dasar bagi Universitas Gadjah Mada untuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bagian dari pendidikan formal yang dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan pada jenjang menengah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

KAJIAN RELEVANSI LULUSAN FAKULTAS TEKNIK TAHUN

KAJIAN RELEVANSI LULUSAN FAKULTAS TEKNIK TAHUN LAPORAN TRACER STUDY KAJIAN RELEVANSI LULUSAN FAKULTAS TEKNIK TAHUN 2006 2014 Oleh: Tim Tracer Study FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG 2014 KAJIAN RELEVANSI LULUSAN FAKULTAS TEKNIK TAHUN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran DUDI terhadap implementasi pendidikan sistem ganda di SMKN 1 Salatiga, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

PAWIYATAN 24 (2) (2017) 1-10 Pawiyatan IKIP Veteran Semarang

PAWIYATAN 24 (2) (2017) 1-10 Pawiyatan IKIP Veteran Semarang IbM LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) PENJAHIT GARMEN DI KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK Eko Heri Widiastuti 1), Lili Marliyah 2), Yohanes Suharyanto 3) Program Studi Pendidikan Sejarah, ekoheriwidiastuti2@gmail.com

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY

EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY Oleh Yuriani, Titin Hera Widi Handayani FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM yang berkualitas, untuk itu SMK SMTI sebagai sekolah yang memiliki orientasi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Tracer Study Politeknik Negeri Lhokseumawe

Pedoman Pelaksanaan Tracer Study Politeknik Negeri Lhokseumawe Politeknik Negeri Lhokseumawe Jalan Banda Aceh-Medan Km. 275,5 Buketrata Lhokseumawe 24301 P.O. Box 90 Telepon 0645-42670, 42785 Fax. 42785 http://www.pnl.ac.id KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci