GAMBARAN IDENTITAS ETNIK PADA MASYARAKAT TAMIL DI KOTA MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN IDENTITAS ETNIK PADA MASYARAKAT TAMIL DI KOTA MEDAN"

Transkripsi

1 GAMBARAN IDENTITAS ETNIK PADA MASYARAKAT TAMIL DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: DEVI RAMADANA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

2

3 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya berjudul Gambaran Identitas Etnik pada Masyarakat Tamil di Kota Medan adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Adapun bagian-bagian tertentu dala penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Medan, Februari 2017 Devi Ramadana

4 Gambaran Identitas Etnik pada Masyarakat Tamil di Kota Medan Devi Ramadana dan Ridhoi Meilona ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran Identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan. Penelitian ini melibatkan 100 orang subjek yang bersuku Tamil. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Alat ukur identitas etnik yang digunakan merupakan adaptasi dari Phinney yaitu Multigroup Ethnic Identity Measure (MEIM). Hasil penilitian menunjukkan sebagian besar masyarakat Tamil memiliki eksplorasi dan komitmen yang tinggi dan sejalan dengan status identitas yang sebagian besar achieved identity. Identitas etnik untuk dimensi eksplorasi cenderung menurun seiring bertambahanya usia; terlihat lebih rendah pada agama islam, kristen, dan pada laki-laki. Implikasi penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian-penelitian dan praktisi budaya etnis Tamil pada khususnya. Kata Kunci: Identitas Etnik, Tamil i

5 The Descriptive Ethnic Identity of Tamil tribe in Medan Devi Ramadana and Ridhoi Meilona ABSTRACT The research was descriptive research and the objective of this research is to observe the ethnic identity of Tamil tribe in Medan. This research involved a hundred Tamil tribe people as the subject. Sample was collected using accidental sampling technic. Measurement tool of ethnic identity used was the adaptation of Phinney which was Multigroup Ethnic Identity Measure (MEIM). The research result showed that most of Tamil tribe has high exploration and commitment which is parallel with identity status showing achieved identity mostly. Exploration dimention of ethnich identity tended to decrease with age increasing; even lower for men and Islam and Christian followers. The implication of this research can be used as reference for other researches and Tamil tribe culture practitioner, particularly. Keywords: Ethnic Identity, Tamil ii

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa terucapkan diiringi sujud syukur kehadirat Allah Subhannahu wa ta ala atas nikmat berkah dan rahmatnya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Identitas Etnik pada Masyarakat Tamil di Kota Medan, walaupun mungkin masih banyak kekurangan. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, keluarga, para sahabat, dan para peneliti. Selama penulisan skripsi ini, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai pengolahan data, penulis mendapatkan banyak dukungan kerja sama, bimbingan, arahan dan petunjuk dari berbagai pihak yang sangat membantu sehingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ucapkan salam hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas berbagai pihak yang turut berkontribusi, membantu dan mendukung penulis: 1. Bapak Zulkarnain, Ph.D, psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi. Bapak Eka Danta Jaya Ginting, MA, psikolog selaku Wakil Dekan 1, Bapak Ferry Novliadi, M.Si selaku Wakil Dekan 2, dan Ibu Rika Eliana, M.Psi, psikolog selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Psikologi. 2. Kak Ridhoi Meilona Purba, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas bimbingan kakak selama ini, mohon maaf atas kenakalan penulis yang sering menghilang tiba-tiba, terimakasih karena segenap rasa sabar, penuh cinta, serta kasih sayang dalam membimbing penulis. iii

7 3. Ibu Meutia Nauly, M.Si, Psikolog selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih banyak atas nasihat, dukungan, dan bimbingan yang Ibu berikan selama ini selaku pengganti sosok orang tua bagi penulis di kampus. Semoga Allah membalas setiap kabaikan Ibu dengan limpahan rahmat dan kasih sayangnya. 4. Dosen-dosen di Departemen Sosial Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Ibu Meutia Nauly, M.Si, Kak Ridhoi Meilona Purba, M.Si, Ibu Rika Eliana M.Psi, psikolog, Bu Prof. Dr. Irmawati, psikolog. 5. Kepada seluruh dosen dan staf lainnya di Fakultas Psikologi yang telah mengajari dan membantu saya selama saya kuliah di Fakultas Psikologi USU. 6. Kedua orangtua, Mama dan Papa yang dan juga abang-abangku Raju dan Trisna Hadi atas do a, dukungan dan semangat yang diberikan. 7. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan, Icfadila Hanisa Lubis, Mentari Purba, Hikmah Nasution dan Cynthia Halim yang telah meluangkan banyak waktu selama perkuliahan dan berbagi banyak cerita dan mewarnai kehidupan. 8. Kepada keluarga besar Formasi Al-Qalb dan Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengembangkan diri selain dari perkuliahan hingga penulis banyak mendapatkan pengalaman yang berharga. 9. Kepada teman-teman angkatan 2011 yang sama-sama berjuang dalam aktivtias perkuliahan, semoga kita bisa menjadi orang-orang yang bermanfaat. 10. Kepada pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengerjaan penelitian ini. iv

8 Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua pihak. Medan, 5 Februari 2017 Devi Ramadana v

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. RUMUSAN MASALAH... 7 C. TUJUAN PENELITIAN... 7 D. MANFAAT PENELITIAN... 7 D.1 Manfaat Teoritis... 7 D.2 Manfaat Praktis... 7 E. SISTEMATIKA PENULISAN... 7 BAB II... 9 LANDASAN TEORI... 9 A. IDENTITAS ETNIK... 9 A.1 Aspek-Aspek Identitas Etnis A.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Identitas Etnik B. TAMIL C. GAMBARAN IDENTITAS ETNIK PADA MASYARAKAT TAMIL DI KOTA MEDAN D. PARADIGMA BERPIKIR BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN B. IDENTIFIKASI VARIABEL C. DEFINISI OPERASIONAL D. POPULASI DAN SAMPEL D.1 Populasi Penelitian D. 2 Sampel Penelitian vi

10 E. METODE PENGAMBILAN DATA F. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS F.1. Validitas F.2. Realibilitas G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN G.1. Tahap Persiapan Penelitian G.2. Tahap Pelaksanaan G.3. Tahap Pengolahan H. METODE ANALISA DATA BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. UJI NORMALITAS B. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN B.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia B.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama B.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin C. GAMBARAN IDENTITAS ETNIK C.1. Identitas Etnik Secara Umum C.3. Kategorisasi Identitas Etnik Berdasarkan Dimensi C.4. Status Identitas Masyarakat Tamil D. GAMBARAN STATUS IDENTITAS D.1. Status Identitas Berdasarkan Agama D.2. Status Identitas Berdasarkan Bahasa D.3. Status Identitas Berdasarkan Keluarga D.4. Status Identitas Berdasarkan Komunitas E. PEMBAHASAN BAB V A. KESIMPULAN B. SARAN B.1 Saran Metodelogis B.2. Saran praktis DAFTAR PUSTAKA vii

11 DAFTAR TABEL 1. Status identitas yang dijelaskan dengan eksplorasi dan komitmen Penyebaran subjek berdasarkan usia Penyebaran subjek berdasarkan agama Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin Gambaran skor minimum, maksimum, mean dan standar deviasi identitas etnik subjek Kategorisasi identitas etnik pada masyarakat Tamil di kota Medan Gambaran umum identitas etnik berdasarkan dimensinya Kategorisasi masyarakat Tamil berdasarkan dimensi eksplorasi Kategorisasi masyarakat Tamil berdasarkan dimensi komitmen Status identitas masyarakat Tamil secara umum Status identitas masyarakat Tamil pada agama Hindu Status identitas masyarakat Tamil pada agama Buddha Status identitas masyarakat Tamil pada agama Islam Status identitas masyarakat Tamil pada agama Kristen Status identitas masyarakat Tamil yang menggunakan bahasa Status identitas masyarakat Tamil yang tidak menggunakan bahasa Status identitas masyarakat Tamil yang mengetahui etnis Tamil dari keluarga Status identitas masyarakat Tamil yang tidak mengetahui etnis Tamil dari keluarga...36 viii

12 19. Status identitas masyarakat Tamil yang memiliki komunitas Status identitas masyarakat Tamil yang tidak memiliki komunitas...37 DAFTAR LAMPIRAN 1. Uji normalitas 2. Uji reliabilitas 3. Uji daya beda aitem 4. Analisa hasil data penelitian 5. Data mentah 6. Data pertanyaan terbuka 7. Skala penelitian ix

13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Medan terkenal dengan multikulturalismenya, menyebabkan kehidupan manusia sangat lekat dengan budaya yang membesarkan dirinya dan melalui budaya itu pula ia menciptakan dunia di sekitar dirinya. Dalam masyarakat Indonesia modern seseorang dengan latar budaya tertentu selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang berlatar belakang budaya lain. (Oliver dan Howley (1992). Di Kota ini terdapat berbagai macam etnis, tidak hanya etnis asli Indonesia seperti Batak, Melayu, Minang yang mewarnainya, etnis non-asli juga seperti China, Arab dan India. India mempunyai berbagai etnis, salah satunya etnis Tamil. Masuknya etnis Tamil ke Indonesia diperkirakan pada pertengahan abad ke-19 sebagai pekerja di perkebunan teh daerah Deli. Kedatangan etnis Tamil ke pantai Timur Sumatera dan pantai Barat Sumatera sudah terjadi, mereka membawa ajaran agama Hindu dan kemudian agama Buddha terutama pada masa arus angin dari India ke Kota Barus Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada bulan November sampai Desember. Adanya prasasti-prasasti dan kuil-kuil di daerah Sumatera Utara yang bangunannya sudah tua semakin memperkuat bahwa etnis Tamil telah lama masuk ke Sumatera Utara. Di Sumatera Utara, etnis India tersebar di Medan, 1

14 Binjai, Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Tebing Tinggi (A. Mani 1980). Saat ini, jumlah penduduk yang berketurunan etnis Tamil di Sumatera Utara berjumlah orang. Jumlah keseluruhan penduduk Sumatera Utara sendiri 12 juta orang (Kompas, 2008). Adapun etnis India di Kota Medan terbagi lagi menjadi beberapa suku, yang paling banyak adalah etnis Tamil dan Punjabi. Dalam kebudayaan India sifat yang paling kuat ialah susunan kasta. Setiap golongan memiliki kedudukan sosial yang sangat tajam batasan-batasannya, sehingga lahir dan mati dalam golongannya dan sepanjang hidupnya tidak dapat dirubah (Waluya, 2007). Sistem kasta pada etnis India ini timbul akibat perbedaan asal dan warna kulit. Pada tahun 1500 SM bangsa Arya memasuki India. Kulit mereka lebih putih dibandingkan dengan penduduk asli. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya kasta agar keturunan dan warna kulit bangsa Arya tetap terjaga dan tidak bercampur dengan penduduk asli, yaitu bangsa Dravida (Florence, 2008). Florence (2008) menyebutkan di Kampung Madras kasta yang ada adalah kasta Ksatria dan kasta Sudra. Orang Tamil menduduki golongan kasta terendah yaitu kasta Sudra. Orang Punjabi memiliki kasta yang lebih tinggi yaitu kasta Ksatria. Sistem kasta sebenarnya sudah dihapus di Indonesia tetapi masih melekat secara tersirat pada masyarakat India itu sendiri (Noorkasiani, 2007). Hal ini terlihat dengan masyarakat Punjabi yang menekankan untuk menikah dengan sesama kasta. Dalam kehidupan sehari hari biasanya etnis India Tamil dan India Punjabi tidak berbaur. Orang-orang Punjabi lebih mengutamakan satu etnik yang 2

15 kastanya sama baik untuk dipekerjakan di toko maupun untuk ditolong pada saat kesulitan (Florence, 2008). Etnis Tamil dapat dikenali dengan mudah dari ciri-ciri fisiknya, yaitu berkulit gelap, memiliki bulu yang lebat, gigi putih dan kumis tebal. Etnis Tamil biasanya hidup berkelompok, mereka membuat perkampungan sendiri. Perkampungan etnis Tamil yang terkenal di Medan yaitu kampung keling atau sekarang disebut kampung Madras. Kampung Madras mempunyai pesonanya sendiri, terdapat bangunan-bangunan khas kolonial Belanda yang merupakan peninggalan pada masa keemasan tembakau Deli (Kompasiana, 2011). Etnis tamil sendiri memiliki budaya khas, dimana itu berfungsi sebagai pola pengetahuan, keterampilan, perilaku dan sikap yang melekat pada etnis Tamil itu sendiri. Salah satunya pada budaya pernikahan. Pada etnis tamil pernikahan itu sendiri dianggap sebagai peristiwa yang sangat mulia dan penuh ritual. Sehingga pesta pernikahan etnis Tamil dirayakan selama beberapa hari (Tengku Luckman Sinar, 1988). Seiring berjalannya waktu etnis Tamil mengalami degradasi identitas etnik. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat Tamil yang kurang menguasai bahasa Tamil. Bahasa Tamil yang menggunakan bahasa Dravida ini memiliki banyak abjad sehingga menyulitkan untuk dikuasai, apalagi kaum muda yaitu remaja. Menurut tokoh Tamil di Kota Medan, Moses Alegasan (2015) mengatakan pada saat ini etnis Tamil yang tinggal di Kota Medan merupakan keturunan ketiga atau keempat dari keturunan aslinya yang berasal langsung dari India. Hal ini 3

16 menyebabkan etnis Tamil sekarang tidak begitu fasih dalam penggunaan bahasa Tamil, kebanyakan para orang tua yang lancar berbahasa Tamil, sedangkan para remaja tidak begitu lancar dan bahkan tidak lagi mengetahui bahasa Tamil, bahkan orang tua juga banyak yang tidak mampu lagi menggunakan bahasa itu di lingkungan keluarga. Fenomena perkawinan campuran pada etnis Tamil dengan etnis selain Tamil membuka diri mereka untuk berubah dan mengalami proses adaptasi sosial. Etnis Tamil juga dapat dijumpai di berbagai agama yang ada di Kota Medan seperti Hindu, Buddha, Kristen dan Islam. Agama yang mereka anut membuat diri mereka lebih terbuka untuk berubah sesuai dengan agamanya. Identitas suku Tamil berangsur-angsur hilang mengakibatkan solidaritas sesama etnis Tamil tidak begitu kuat (Lubis, 2005). Berdasarkan hasil wawancara singkat yang telah dilakukan oleh peneliti pada etnis Tamil masing-masing tiga orang dari agama yang berbeda yaitu, Hindu, Buddha, Kristen dan Islam. ditemukan bahwa tidak banyak yang mengikuti perhimpunan Tamil atau komunitas Tamil. Biasanya yang memiliki perhimpunan Tamil yang memeluk agama Hindu dan Buddha. Masyarakat Tamil yang paling mengetahui tentang keetnisan Tamil adalah yang beragama Hindu kemudian disusul Buddha, Kristen dan yang beragama Islam umumnya banyak yang tidak tahu mengenai etnis Tamil. Dahulu banyak warga etnis Tamil yang bermukim di daerah kampung Madras, tetapi sekarang tidak banyak lagi karena faktor ekonomi, mereka tergusur ke daerah pinggiran seperti Kampung Anggrung dan Kampung Kubur (Kompasiana, 2010). Masyarakat Tamil yang membuat permukiman biasanya 4

17 yang beragama Hindu atau Buddha, bagi yang beragama Kristen atau Islam memiliki tempat tinggal yang berpencar di berbagai daerah di Kota Medan, menyebabkan lingkungan tempat tinggal mereka minoritas Tamil karena banyak suku lain yang menjadi tetangga mereka. Tempat tinggal yang berpencar ini juga menyebabkan masyarakat Tamil jarang bergaul dan memiliki teman sebaya yang beretnis sama. Sama seperti Tamil, etnis Cina juga merupakan etnis pendatang ke negara Indonesia dan banyak tinggal di Kota Medan. Keberadaan masyarakat Cina lebih terlihat dibandingkan dengan etnis Tamil. Hal ini dapat dilihat dari perayaan Imlek atau tahun baru Cina yang meriah seperti dihiasnya pusat perbelanjaan dengan ornamen-ornamen khas Imlek. Berbeda dengan perayaan Depawali oleh masyarakat Tamil yang tidak terlihat meriah di Kota Medan. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat Cina lebih menunjukkan identitas etniknya (Waspada, 2015). Identitas etnik merupakan bagian dari budaya yang mengacu pada suku. Identitas etnik merupakan bagian dari konsep diri individu. Konsep tersebut berkembang dari pengetahuan individu tentang keanggotaannya dalam kelompok etnis tersebut (Tajfel, 1981). Identitas Etnik adalah mempunyai perasaaan memiliki pada suatu kelompok tertentu dan mengetahui pengalaman yang dibagi pada kelompok tersebut. Identitas etnik juga berfungsi untuk individu mengenali dirinya sendiri, mempunyai hubungan emosional dengan kelompoknya, memiliki kepercayaan dan komitmen terhadap kelompoknya. (Martin dan Thomas, 2007). Dengan kata lain, orang yang memiliki identitas etnik adalah orang yang memiliki 5

18 komitmen dan eksplorasi terhadap kelompoknya. Komitmen adalah sense of connectedness, pilihan yang relatif tetap, terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pilihan yang sudah diambil. Eksplorasi adalah keinginan mencari tahu, aktif bertanya, mencapai tujuan yang akan dicapai seperti nilai, dan keyakinan (Phinney, 1992). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi identitas etnik adalah bahasa, teman sebaya, tempat tinggal, kelompok sosial, etnisitas. (Phinney, 2003). Faktorfaktor tersebut sudah dipaparkan di atas dan dapat dilihat bahwa masyarakat Tamil kurang baik identitas etniknya. Identitas etnik juga memiliki dampak diantaranya adalah self esteem, adjustment, krisis identitas. (Kiang, Fuligni, 2009). Jika ditinjau dari self esteem, sangat sedikit masyarakat Tamil yang bekerja di pemerintahan, bahkan di kampung madras yang mayoritas Tamil juga tidak pernah ada yang menjadi lurah. Etnis Tamil kebanyakan bekerja sebagai tukang parkir, pedagang, guru, atau buruh kasar. Tidak sedikit pula yang bekerja keluar negeri sebagai TKI. (Waspada, 2011). Penyesuaian (adjustment) masyarakat Tamil mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan memiliki perangai yang ramah. Hal ini juga disebabkan dari etnis Tamil yang memeluk berbagai agama dan tinggal menyebar di Kota Medan. Etnis Tamil sudah menjadi bagian dari kota Medan, dan jumlah mereka juga banyak disini. Tetapi identitas etniknya kurang terlihat terutama pada kalangan remaja yang mulai tidak melestarikan bahasa Tamil. Penelitian mengenai etnis Tamil juga masih sedikit, sehingga peneliti tertarik untuk melihat gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan. 6

19 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pemaparan diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di kota Medan? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat identitas etnik masyarakat tamil di Kota Medan. D. MANFAAT PENELITIAN D.1 Manfaat Teoritis a. Menjadi masukan dan sumber informasi bagi ilmu Psikologi, khususnya dibidang sosial, mengenai identitas etnik pada suku Tamil di Medan. b. Menjadi masukan bagi para peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Suku Tamil. D.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan. E. SISTEMATIKA PENULISAN Proposal ini dibagi atas tiga bab, di mana masing-masing bab dibagi atas beberapa subbab. Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai berikut: 7

20 BAB I: Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: Landasan Teori Bab ini berisi tentang tinjauan teoritis yang digunakan sebagai landasan penelitian yang diakhiri dengan pengajuan hipotesis penelitian. BAB III: Metode Penelitian Bab ini berisi berisi penjelasan tentang metode penelitian yang berisikan tentang identifikasi dan definisi operasional variabel, subjek penelitian, alat ukur yang digunakan dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. 8

21 BAB II LANDASAN TEORI A. IDENTITAS ETNIK Istilah etnis berasal dari bahasa Latin dan Yunani, ethnicus dan ethnikas yang berarti bangsa. Ethos dalam bahasa Yunani berarti adat, disposisi atau sifat. Jika diartikan secara bersama-sama ethnikas dan etos dapar diartikan sebagaia sekelompok orang (bangsa) hidup bersama, berbagi dan memiliki kebiasaan umum. Identitas berasal dari bahasa Latin yang terbentuk dari idem yang berarti sama. Istilah ini digunakan untuk mengekspresikan gagasan kesamaan, kemiripan, dan kesatuan. Lebih tepatnya, identitas berati kesamaan dari seseorang atau sesuatu setiap saat dalam segala situasi; kondisi atau fakta bahwa seseorang atau sesuatu itu sendiri dan bukan sesuatu yang lain "(Simpson & Weiner, 1989, hal. 620). Jika digabungkan definisi dan interpretasi dari identitas dan etnisitas dapat disimpulkan bahwa yang mereka maksud atau minimal menyiratkan kesamaan dari sebuah persatuan atau bangsa orang yang berbagi kebiasaan umum, tradisi, pengalaman sejarah, dan dalam kasus kediaman geografis. Psikolog, Jean Phinney (1990), mencatat bahwa ada banyak definisi dan langkah-langkah identitas etnis, yang membuat generalisasi dan perbandingan studi yang sulit dan ambigu. Saat ini, definisi yang paling banyak digunakan dari konstruk dalam psikologi adalah salah satu yang dikembangkan oleh Phinney (1990, 2000, 2003). Dia mempertahankan, bahwa, identitas etnis adalah dinamis, 9

22 multidimensi yang mengacu identitas seseorang, atau rasa diri sebagai anggota kelompok etnis. Dari sudut pandangnya satu klaim identitas dalam konteks subkelompok yang mengklaim nenek moyang yang sama dan setidaknya sama budaya, ras, agama, bahasa, kekerabatan, atau tempat asal. Dia melanjutkan dengan menambahkan bahwa, Identitas etnis bukan kategorisasi tetap, melainkan adalah pemahaman cairan dan dinamis diri dan latar belakang etnis. Identitas etnik dibangun dan dimodifikasi sebagai individu menyadari etnis mereka, dengan pengaturan sosial budaya (Phinney, 2003). Phinney (2000) memandang identitas subjektif sebagai titik awal yang akhirnya mengarah pada pengembangan identitas sosial berdasarkan keanggotaan kelompok etnis. Psikolog lintas-budaya Peter Weinreich (1986) tidak hanya memandang identitas diri sebagai titik awal, ia percaya bahwa pembentukan identitas dan pengembangan mengacu pada negara-negara identitas yang berbeda di mana konteks sosial yang berbeda akan mempengaruhi keadaan identitas dan tindakan seseorang. Dia menegaskan bahwa identitas seseorang terletak dalam konteks sosial tertentu didefinisikan sebagai bagian dari totalitas diri seseorang konstruk yang bagaimana seseorang menafsirkan diri di masa sekarang mengungkapkan kontinuitas antara bagaimana seseorang menafsirkan diri di masa lalu dan bagaimana seseorang menafsirkan diri bercita-cita untuk menjadi di masa depan. Selain itu, Weinreich menyatakan bahwa etnis identitas diri bukanlah proses yang statis tapi satu yang berubah dan bervariasi sesuai dengan konteks sosial tertentu. Individu, misalnya, dapat menghindari situasi di mana identitas mereka ditantang, terancam, dipermalukan, dan menghukum; dan mencari dan 10

23 mempertahankan bila memungkinkan pengaturan yang mendukung identitas negara. Ekspresi diri, pemeliharaan identitas etnis, dan identitas terletak menawarkan janji untuk memahami kompleksitas dan dinamika orientasi etnis melalui teori Weinreich tentang Identitas Struktur Analisis (Weinreich & Saunderson, 2003). Identitas etnik sebagai suatu konstrak yang kompleks yang mencakup komitmen dan perasaan kebersamaan pada suatu kelompok, mengevaluasi positif tentang kelompoknya, mempunyai minat dan pengetahuan tentang kelompok, serta keterlibatan dalam aktivitas sosial dari kelompok (Phinney, 1992). A.1 Aspek-Aspek Identitas Etnis Phinney (1992) dalam mengukur identitas etnis menggunakan dua aspek dari identitas etnis yaitu: a. Ethnic exploration meliputi elemen dari eksplorasi yang bertujuan mencapai secara penuh mengenai perkembangan sense of self. Ethnic exploration meliputi pencarian secara aktif mengenai apa yang dimaksud dengan menjadi anggota dari suatu kelompok etnis, termasuk pengujian terhadap nilai-nilai, tradisi dan sejarah seseorang. b. Ethnic affirmation atau belonging, commitment merefleksikan sense of connectedness secara afektif dengan suatu kelompok etnis tertentu. Identitas etnis merupakan sesuatu yang kompleks atau fenomena yang multidimensional. Menurut Ashmore dan koleganya (dalam Phinney, 2004) 11

24 identitas etnis merupakan sejumlah elemen yang terdiri dari self-categorization, centrality, behavioral involvement, attachment, dan emotional involvement. Proses eksplorasi dan komitmen merupakan sesuatu yang dikotomi seperti rendah atau tinggi dan dilalui oleh diagram yang mendefinisikan status identitas. Tabel 1: Status Identitas yang Dijelaskan dengan Eksplorasi dan Komitmen. Eksplorasi Komitmen Tinggi Rendah Tinggi Achieved Identity Moratorium Identity Rendah Foreclosure Diffusion Phinney (2004) menyatakan ada dua tipe komitmen identitas etnis, diantaraya: identitas etnis foreclosure mengarah kepada komitmen tanpa eksplorasi. Individu telah komit dengan suatu etnis, namun tidak mempertanyakan nilai-nilai dan sikap-sikap sosial dari etnis tersebut. Identitas etnis achievement mengarah kepada komitmen dengan eksplorasi. Individu telah menguji sikap masyarakat luas dan telah mengembangkan pemahamannya sendiri mengenai etnis tersebut. Saat individu memiliki komitmen dan eksplorasi yang tinggi, individu tersebut memiliki status identitas Achievement, yaitu remaja telah menyelesaikan krisis identitas (eksplorasi) mereka dengan hati-hati, mengevaluasi sejumlah alternatif dan telah menyimpulkan dan memutuskan sendiri setiap pilihan yang akan dilakukan, remaja telah belonging atau membuat komitmen dengan etnis tertentu (Marcia, 1993). Individu memiliki komitmen yang tinggi namun pada 12

25 eksplorasi rendah, individu tersebut berada pada status identitas foreclosure, yaitu remaja tidak mengalami periode eksplorasi (krisis) namun mereka telah belonging atau membuat komitmen pada aspek identitas seperti ideologi yang bukan berasal dari pencarian mereka sendiri (Marcia, 1993). Individu yang memiliki komitmen yang rendah, namun memiliki eksplorasi yang tinggi, individu tersebut berada dalam status identitas moratorium, yaitu remaja sedang mengalami masa eksplorasi (krisis) terhadap alternatifalternatif pilihan namun mereka belum belonging atau membuat komitmen pada aspek identitas, seperti etnis (Marcia, 1993), sedangkan invidu yang memiliki komitmen dan eksplorasi yang rendah, individu tersebut berada dalam status identitas diffusion, yaitu remaja tidak mengalami sebuah periode eksplorasi (krisis) pada etnis tertentu, dan mereka juga tidak belonging atau membuat komitmen pada etnis tersebut (Marcia, 1993). A.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Identitas Etnik Ada beberapa faktor yang mempengaruhi identitas etnis seperti yang dikemukakan oleh Pahl & Way 2006; phinney, 2003; Kiang & Fuligni, 2009, diantaranya: a. Bahasa Bahasa adalah kegiatan etnis yang paling luas diasosiasikan dengan identitas etnis. Etnografi linguistik kontemporer tergerak oleh pertanyaan fungsional mengenai peran interaksi linguistik dalam mengekspresikan identitas sosial dan pembentukan nilai. Penelitian terhadap penggunaan pragmatik bahasa menunjukkan bahwa orang tidak hanya berbicara tentang dunia 'di luar sana', 13

26 mereka juga membuat banyak realitas sosial mereka dengan berbicara, sehingga akuisisi bahasa bukan hanya internalisasi dari kode bahasa tertentu, tetapi juga memerlukan pembelajaran status dan peran, efek sosial yang tepat, dan (akhirnya) dari pandangan dunia. Bahasa menyediakan dasar yang baik untuk identitas etnis (Debernardi, dalam Chrῐost, 2003). b. Peer (teman sebaya) Teman sebaya merupakan faktor yang mempengaruhi identitas etnis. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan pertemanan dari etnis yang sama secara aktual menunjukkan ethnic belonging dan exploration yang signifikan pada remaja dengan latar belakang Latin-Amerika dan Asia. Individu lebih nyaman dengan diri mereka dan mengeksplor etnisitas mereka jika dengan teman yang memiliki etnis yang sama dengan mereka. c. Tempat tinggal Area atau tempat tinggal juga merupakan faktor yang mempengaruhi identitas etnis. Tempat tinggal digunakan untuk melihat jumlah atau proporsi dari anggota kelompok etnis yang sama dalam area tempat tinggal para individu. Huang (1998, dalam Kiang & Fuligni, 2009) menemukan bahwa remaja Asia- Amerika merasa lebih menjadi orang Asia saat mereka berada di rumah, dan merasa menjadi orang Amerika saat di sekolah. d. Kelompok sosial Partisipasi dalam klub-klub etnis, kemasyarakatan atau organisasi, misalnya, penelitian pada beberapa orang telah menemukan bahwa individu menampilkan diri mereka dan berperilaku berbeda di seluruh konteks sosial yang 14

27 berbeda (Oyserman & Markus 1993, dalam Kiang & Fuligni, 2009). Demikian pula, konsep relasional self-worth menunjukkan bahwa individu mengevaluasi diri tergantung pada hubungan tertentu di mana mereka berinteraksi. e. Family cohesion Individu yang memiliki hubungan yang dekat dengan orang tuanya mungkin lebih termotivasi untuk berhubungan dan belajar mengenai latar belakang etnis mereka. f. Agama Seiring dengan berjalannya usia individu mulai memahami dan mengeksplor tentang agama yang dianutnya. Agama merupakan cara individu dalam memelihara hidup terhadap segala aspek kehidupan termasuk mengenai keetnisannya (Marcia, 1993). B. TAMIL Tamil merupakan salah satu etnis di Indonesia yang berasal dari negara India bagian selatan yang terletak di kawasan Asia, yang memiliki eksistensi di Indonesia dan memiliki kekayaan budaya. India dengan luas wilayah sekitar 3,29 juta kilometer persegi. Negara ini memiliki karakteristik dataran tinggi, seperti yang kita ketahui pegunungan Himalaya dan dataran tinggi Decan. Cara berpakaian orang india sangat khas dengan keindahan, tabiat yang kreatif. Gaya dansa klasik dari bagian selatan, termasuk Tamilnadu, Bharatnatyam, dan Andhra Pradesh menunjukkan suasana yang terang dan menyenangkan tumbuh di bagian timur laut. Dalam hal musik, gaya klasik dibagai menjadi India Utara dan India Selatan. Kemampuan melukis India juga kaya akan seni kontemporer. 15

28 Negara India adalah negara yang terdiri dari negara bagian. Terdapat beberapa negara bagian, diantaranya adalah India Selatan. Setiap negara bagian mempunyai ibukota negara bagian dan terdapat satu suku yang cukup menonjol dan dapat dikatakan sebagai penguasa. Di India Utara contohnya dikuasai oleh suku Sindhi. Sedangkan di India Selatan yang lebih dikenal dengan wilayah Madras, dengan ibukota Tamilnadu, dikuasai oleh suku Tamil. Inilah yang akan menjadi pembahasan selanjutnya dari proyek ini. Tetapi bukan berarti di India Selatan ini hanya ada suku Tamil saja, terdapat juga suku-suku lain seperti suku Sindhi, suku Punjabi, dll. Tetapi yang lebih menonjol adalah suku Tamil itu sendiri. Begitu juga halnya di negara bagian lain di India. Setiap suku mempunyai perbedaan dalam filosofi budaya maupun adat istiadatnya. Masyarakat Tamil contohnya mempunyai kemampuan berdiplomasi yang lebih menonjol dari pada suku lain. Ini yang menyebabkan masyarakat Tamil cepat menyesuaikan diri. Sedangkan masyarakat Sindhi lebih dikenal dengan suku perang. Tetapi, meskipun demikian secara garis besar terdapat banyak kesamaan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Itu hanyalah pluralisme yang menuntun pada suatu persatuan. Masyarakat suku Tamil sebagian besar memeluk agama Hindu. Kulit hitam, hidung mancung dan kumis lebat menjadi ciri fisik masyarakat Tamil. Etnik Tamil yang merupakan kelompok etnik bangsa Dravida dan pendukung kebudayaan Tamil yang berasal atau mempunyai daerah kebudayaan dari India Selatan. Mereka dapat dengan mudah dikenali dari ciri-ciri fisiknya seperti memiliki kulit yang berwarna hitam atau gelap, dengan jambang atau bulu 16

29 dada, di samping memiliki gigi yang putih bersih dan juga hidung mancung, berkumis lebat merupkan ciri khas etnik Tamil. C. GAMBARAN IDENTITAS ETNIK PADA MASYARAKAT TAMIL DI KOTA MEDAN Masyarakat Tamil sudah lama menetap di Kota Medan, berbagai sejarah telah menceritakan awal mula kedatangan mereka ke Indonesia. Ada yang menyebutkan pada zaman pra sejarah, sejarah dan juga setelah kemerdekaan Indonesia. Dengan waktu yang cukup lama tersebut, masyarakat Tamil sudah menjadi bagian dari warga negara Indonesia. Tamil paling banyak berada di provinsi Sumatera Utara dan tersebar di Medan, Binjai, Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Tebing Tinggi. Jumlah penduduk etnis Tamil di Sumatera Utara jiwa (Kompas, 2008). Tetapi tidak diketahui pasti berapa jumlahnya sekarang terkhusus di Kota Medan karena tidak ada pemetaan berdasarkan jumlah suku lagi. Etnis India terbagi lagi menjadi beberapa suku, yang paling banyak di Kota Medan adalah etnis Tamil dan Punjabi. Di India terkenal dengan susunan kasta. Setiap golongan memiliki kedudukan sosial yang sangat tajam batasanbatasannya, sehingga lahir dan mati dalam golongannya dan tidak dapat dirubah (Waluya, 2007). Sistem kasta di India ini timbul karena perbedaan asal dan warna kulit. Etnis Tamil dapat dikenali dengan mudah dari ciri-ciri fisiknya, yaitu berkulit gelap, memiliki bulu yang lebat, gigi putih dan kumis tebal, sedangkan etnis Punjabi memiliki kulit yang putih, badan besar dan tinggi, hidung mancung 17

30 dan biasanya brewokan. Punjabi berasar dari bangsa Arya, ketika mereka memasuki India pada tahun 1500 SM kulit mereka lebih putih dibandingkan dengan penduduk asli yang menyebabkan timbulnya perbedaan kasta agar keturunan dan warna kulit bangsa Arya tetap terjaga dan tidak bercampur dengan penduduk asli, yaitu bangsa Dravida (Florence, 2008). Florence (2008) menyebutkan di Kampung Madras kasta yang ada adalah kasta Ksatria dan kasta Sudra. Orang Tamil menduduki golongan kasta terendah yaitu kasta Sudra. Orang Punjabi memiliki kasta yang lebih tinggi yaitu kasta Ksatria. Sistem kasta sebenarnya sudah dihapus di Indonesia tetapi masih melekat secara tersirat pada masyarakat India itu sendiri (Noorkasiani, 2007). Hal ini terlihat dengan masyarakat Punjabi yang menekankan untuk menikah dengan sesama kasta. Dalam kehidupan sehari hari biasanya etnis India Tamil dan India Punjabi tidak berbaur. Orang-orang Punjabi lebih mengutamakan satu etnik yang kastanya sama baik untuk dipekerjakan di toko maupun untuk ditolong pada saat kesulitan (Florence, 2008). Fenomena perkawinan campuran pada etnis Tamil dengan etnis selain Tamil membuka diri mereka untuk berubah dan mengalami proses adaptasi sosial. Etnis Tamil juga dapat dijumpai di berbagai agama, kebanyakan mereka menganut agama Hindu dan Buddha kemudian Kristen dan juga Islam (Tempo, 2015). Adat Istiadat Tamil melekat pada agama Hindu dan Buddha sehingga pada agama Kristen dan Islam adat istiadat Tamil tidak begitu kelihatan. Agama yang mereka anut membuat diri mereka lebih terbuka untuk berubah sesuai dengan agamanya. Identitas suku Tamil berangsur-angsur hilang mengakibatkan 18

31 solidaritas sesama etnis Tamil tidak begitu kuat (Lubis, 2005). Masyarakat Tamil sedikit yang mengikuti komunitas Tamil atau perhimpunan Tamil. Biasanya yang mengikuti perhimpunan Tamil ialah mereka yang memeluk agama Hindu dan Buddha, sehingga yang paling mengetahui keetnisan Tamil adalah yang beragama Hindu kemudian disusul oleh Buddha, Kristen dan Islam umumnya banyak yang tidak tahu mengenai etnis Tamil. Masyarakat Tamil biasanya hidup berkelompok, mereka membuat perkampungan sendiri, yang terkenal di Kota Medan adalah kampung Madras atau sering disebut kampung Keling. Seiring berjalannya waktu mereka tergusur ke daerah pinggiran seperti kampung Anggrung dan kampung Kubur karena faktor ekonomi (Kompasiana, 2010). Masih bisa ditemukan dibeberapa titik di Kota Medan yang merupakan permukiman masyarakat Tamil yang biasanya memiliki agama Hindu atau Buddha. Pada agama Kristen dan Islam umumnya mereka sudah tinggal menyebar di Kota Medan. Hal ini menyebabkan mereka tidak memiliki lingkungan yang beretnis sama dengan mereka karena tempat tinggal yang minoritas Tamil, mengakibatkan sulit untuk mempunyai teman sebaya yang beretnis sama. Tidak hanya di lingkungan tempat tinggal, tetapi di lingkungan sekolahpun etnis Tamil sulit menemukan teman sebaya yang beretnis sama. Seiring berjalannya waktu etnis Tamil mengalami degradasi identitas etnik. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat Tamil yang kurang menguasai bahasa Tamil. Bahasa Tamil yang menggunakan bahasa Dravida ini memiliki banyak abjad sehingga menyulitkan untuk dikuasai, apalagi kaum muda yaitu remaja. 19

32 Menurut tokoh Tamil di Kota Medan, Moses Alegasan (2015) mengatakan pada saat ini etnis Tamil yang tinggal di Kota Medan merupakan keturunan ketiga atau keempat dari keturunan aslinya yang berasal langsung dari India. Hal ini menyebabkan etnis Tamil sekarang tidak begitu fasih dalam penggunaan bahasa Tamil, kebanyakan para orang tua yang lancar berbahasa Tamil, sedangkan para remaja tidak begitu lancar dan bahkan tidak lagi mengetahui bahasa Tamil, bahkan orang tua juga banyak yang tidak mampu lagi menggunakan bahasa itu di lingkungan keluarga. Etnis Tamil sudah lama berada di Kota Medan, tetapi semakin lama keberadaan mereka semakin tidak terasa. Kebudayaan dan identitas etnik mereka tidak terlalu kelihatan, sehingga selayaknya identitas etnik mereka tetap terjaga agar menjadi warisan budaya dan penarik wisatawan ke Kota Medan dan menjadi kekayaan Indonesia. Berdasarkan pada pemaparan di atas, peneliti ingin melihat bagaimana gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan. 20

33 D. PARADIGMA BERPIKIR Budaya Identitas Etnik Faktor-faktor 1. Pola pengetahuan 2. Keterampilan 3. Perilaku 4. Sikap 5. Keyakinan Tamil Dampak IE 1. Self Esteem 2. Adjustment 3. Krisis Identitas 1. Bahasa 2. Teman Sebaya 3. Tempat Tinggal 4. Kelompok Sosial 5. Keluarga 6. Etnisitas Dimensi 1. Eksplorasi 2. Komitmen 21

34 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berdasarkan kategori fungsionalnya termasuk penelitian deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan. B. IDENTIFIKASI VARIABEL Terdapat satu variabel yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah Identitas Etnik. C. DEFINISI OPERASIONAL Identitas etnik adalah individu yang memiliki komitmen dan eksplorasi terhadap etnisnya. Komitmen ditunjukkan dengan memiliki rasa kebersamaan terhadap kelompok etnisnya, mempunyai ikatan emosional dengan etnisnya, mengevaluasi positif etnisnya dan ikut serta dalam hubungan sosial bersama kelompok etnisnya. Eksplorasi ditunjukkan dengan mempunyai pengetahuan tentang kelompoknya dan memiliki minat untuk mencari tahu secara aktif mengenai kelompok dalam hal sejarah, nilai-nilai dan tradisi etnisnya. Identitas etnik akan diukur menggunakan skala MEIM (Multigroup Ethnic Identity Measure) yang telah direvisi oleh Phinney (1999), yang terdiri dari 12 aitem dan hanya terdiri dari dua aspek, yaitu komitmen dan eksplorasi. Kategori 22

35 respon yang diberikan berupa; sangat tidak sesuai, tidak sesuai, sesuai dan sangat sesuai. Semakin besar skor yang diperoleh individu maka menunjukkan semakin tingginya identitas etnik yang dimiliki, sebaliknya semakin kecil skor yang dimiliki individu maka akan semakin rendah identititas etnik yang dimiliki. D. POPULASI DAN SAMPEL D.1 Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Tamil yang tinggal di Kota Medan. D. 2 Sampel Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nonprobability sampling, yaitu dalam pemilihan responden peneliti tidak menjamin setiap populasi dalam penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Bentuk nonprobability sampling yang dipakai adalah accidental sampling yang mana peneliti mendapatkan sampel penelitian berdasarkan kesediaan subjek. E. METODE PENGAMBILAN DATA Metode pengambilan data menggunakan skalayang dapat menggambarkan aspek kepribadian individu, dapat merrefleksikan diri yang biasanya tidak disadari oleh responden arah atau kesimoulan dari mengisi pernyataan atau pertanyaan (Azwar, 2010). Teknik pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua belas item Multigroup Ethnic Identity Measure (MEIM) yang sudah diadaptasi disusun oleh Phinney. MEIM merupakan 23

36 item Identitas Etnik terdiri dari dua belas item pernyataan yang terbagi dalam dua dimensi, yaitu komitmen dan eksplorasi. F. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS F.1. Validitas Validitas yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan suatu estimasi yang melihat sejauh mana aitem-aitem test mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana aitem-aitem test mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur. Validitas ini dapat diestimasi melalui pengujian aitem dengan analisis rasional atau melalui professional judgement (Azwar, 2010). Professional judgement pada penelitian ini melakukan proses telaah soal yang dilakukan oleh dosen pembimbing yang juga merupakan dosen ahli dalam bidang Psikologi Sosial. F.2. Realibilitas Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Kesepakatan secara umum, reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika 0,700 (pada output SPSS, dapat dilihat pada nilai Alpha) (Azwar, 2008). Dan nilai reliabilitas berkisar dari 0,00 sampai dengan 1,00 yang mana reliabilitas dikatakan baik jika mendekati angka 1,00 dan kurang baik jika mendekati angka 0,00. 24

37 Koefisien reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas, 0,836 yang mana artinya alat ukur MEIM yang dipakai sudah memiliki koefisien reliabel yang baik karena mendekati angka 1,00. G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN G.1. Tahap Persiapan Penelitian G1.1. Pencarian Referensi Peneliti mencari berbagai informasi mengenai penelitian dan teori yang berhubungan dengan identitas etnik. G.1.2. Pembuatan Alat Ukur Pada tahap ini, peneliti mengadaptasi alat ukur Multigroup Ethnic Identity Measure (MEIM) yang disusun oleh Phinney yang berjumlah dua belas item pernyataan. G.2. Tahap Pelaksanaan Pengambilan data penelitian dilakukan mulai dari minggu ketiga sampai minngu keempat desember Peneliti mencari responden langsung dengan mendatangi pemukiman masyarakat Tamil dan dengan bantuan orang lain untuk ikut menyebarkan skala. G.3. Tahap Pengolahan Pengolahan data dilakukan setelah skala terkumpul semua dan diolah dengan bantuan komputerisasi SPSS versi 16.0 dan Microsoft Office Excel

38 H. METODE ANALISA DATA Uji analisis statistika yang digunakan pada penelitian ini ialah kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan analisa statistik dengan bantuan program komputer SPSS versi Azwar (2000) menyatakan bahwa kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang tidak terlalu mendalam. Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov dengan aplikasi SPSS 16,0. Kaidah normal yang digunakan adalah jika p>0,05 maka sebarannya dikatakan normal dan sebaliknya, jika p<0,05 maka data tidak terdistribusi normal (Hadi, 2000). 26

39 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa data serta pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. A. UJI NORMALITAS Penelitian mengenai gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan ini menggunakan uji normalitas menggunakan teknik explore pada variabel identitas etnik. Hasil skor sebaran normalitas adalah 0,006 tidak terdistribusi secara normal dengan p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisasi pada subjek penelitian ini saja. B. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat suku Tamil di Kota Medan berjumlah 100 orang. Sebelum melakukan analisis data, peneliti akan menguraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan usia, agama, dan jenis kelamin. 27

40 B.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia Berdasarkan usia subjek maka diperoleh data subjek sebagai berikut: Tabel 2. Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia Usia Frekuensi (N) Persentase Remaja Awal (13-17) % Remaja Akhir (18-20) % Dewasa Awal (21-40) % Dewasa Madya (41-60) % Total % B.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama Berdasarkan agama subjek maka diperoleh data subjek sebagai berikut: Tabel 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Agama Agama Frekuensi (N) Persentase Buddha % Hindu % Islam % Kristen 5 5 % Total

41 B.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin subjek maka diperoleh data subjek sebagai berikut: Tabel 4. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase Laki-laki % Perempuan % Total % C. GAMBARAN IDENTITAS ETNIK C.1. Identitas Etnik Secara Umum Gambaran Identitas Etnik masyarakat Tamil di Kota Medan dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala identitas etnik. Berikut ini merupakan tabel yang memuat nilai empirik dan nilai hipotetik pada subjek penelitian. Tabel 5. Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Identitas Etnik Subjek Variabel Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Maks Mean SD Mean SD 29

42 Identitas Etnik ,49 4, Dari tabel 5 dapat kita ketahui skor Identitas Etnik dari 100 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 16 dan skor maksimum sebesar 46. Data menunjukkan mean empirik spiritualitas sebesar 35,49 dengan standard deviation sebesar 4,76, sedangkan mean hipotetik sebesar 30 dengan standard deviation sebesar 6. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 5,49. Hasil ini menunjukkan bahwa Identitas Etnik subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata Identitas Etnik berdasarkan tolak ukur skala. Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi Identitas Etnik, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tabel 6. Kategorisasi Identitas Etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan Variabel Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase Identitas Etnik X<24 Rendah 1 1 % X <36 Sedang % X Tinggi % Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Tamil di Kota Medan memiliki tingkat Identitas Etnik yang tergolong sedang yaitu sebanyak 63 orang (63%), sedangkan yang tergolong tinggi sebanyak 36 orang (36%), dan yang termasuk dalam kategori tingkat rendah sebanyak 1 orang (1%). 30

43 C.2. IDENTITAS ETNIK BERDASARKAN DIMENSINYA Gambaran Identitas Etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan dilihat dari dimensi-dimensinya yaitu eksplorasi dan komitmen. Tabel 7. Gambaran Umum Identitas Etnik Berdasarkan Dimensinya Dimensi N Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Eksplorasi ,74 2, ,5 2,5 Komitmen ,75 3, ,5 3,5 Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat pada dimensi eksplorasi, nilai empirik lebih tinggi dari nilai hipotetik, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Tamil di Kota Medan secara keseluruhan memiliki identitas etnik yang tinggi. Selain itu, pada dimensi komitmen nilai empirik juga lebih tinggi daripada nilai hipotetiknya, hal ini juga menujukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat Tamil di Kota Medan memiliki komitmen yang tinggi terhadap identitas etnik mereka. C.3. Kategorisasi Identitas Etnik Berdasarkan Dimensi Tabel 8. Kategorisasi Masyarakat Tamil Berdasarkan Dimensi Ekplorasi Dimensi Kategorisasi Rentang Nilai Frekuensi Persentase Eksplorasi Rendah X<11, % Sedang 11,875 X <13, % 31

44 Tinggi X 13, % Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat masyarakat Tamil di Kota Medan memiliki kategori tinggi (60%) dan sedang (23%) pada dimensi eksplorasi. Tabel 9. Kategorisasi Masyarakat Tamil Berdasarkan Dimensi Komitmen Dimensi Kategorisasi Rentang Nilai Frekuensi Persentase Komitmen Rendah X<16, % Sedang 16,625 X <18, % Tinggi X 18, % Masyarakat Tamil di Kota Medan hampir seluruh subjek menempati kategori tinggi (91%) pada dimensi komitmen. C.4. Status Identitas Masyarakat Tamil Tabel 10. Status Identitas Masyarakat Tamil Secara Umum Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (53%) Moratorium Identity (7%) Rendah Foreclosure (17%) Diffusion (23%) Sebagian besar subjek penelitian berada pada eksplorasi dan komitmen tinggi yang disebut dengan status identitas achieved identity (53%), kemudian dilanjutkan dengan status identitas diffusion (23%) yang artinya memiliki eksplorasi dan komitmen rendah, lalu status identitas foreclosure (17%) yang 32

45 berarti komitmen tinggi dan eksplorasi rendah, dan terakhir pada status identitas moratorium identity (23%) yang berarti komitmen rendah dan eksplorasi tinggi. D. GAMBARAN STATUS IDENTITAS D.1. Status Identitas Berdasarkan Agama Tabel 11. Status Identitas Masyarakat Tamil pada Agama Hindu Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (61,40%) Moratorium Identity (7,02%) Rendah Foreclosure (17,54%) Diffusion (14,04%) Pada agama Hindu memiliki status achieved identity (61,40%) dan merupakan persentase paling tinggi dibandingkan agama lainnya. Tabel 12. Status Identitas Masyarakat Tamil pada Agama Buddha Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (53,84%) Moratorium Identity (11,54%) Rendah Foreclosure (11,54%) Diffusion (23,08%) Status identitas agama Buddha sebagian besar adalah achieved identity dengan persetase (53,84%) dan diffusion (23,08%). 33

46 Tabel 13. Status Identitas Masyarakat Tamil pada Agama Islam Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (16,67%) Moratorium Identity (0%) Rendah Foreclosure (25%) Diffusion (58,33%) Islam secara umum memiliki eksplorasi yang rendah, sehimgga memiliki status identitas diffusion (58,33%) dan foreclosure (25%). Tabel 14. Status Identitas Masyarakat Tamil pada Agama Kristen Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (40%) Moratorium Identity (0%) Rendah Foreclosure (20%) Diffusion (40%) Hampir sama dengan agama Islam, Kristen juga rendah pada eksplorasi dengan status diffusion (40%) dan juga ada yang memiliki eksplorasi tinggi dengan status achieved identity (40%). 34

47 D.2. Status Identitas Berdasarkan Bahasa Tabel 15. Status Identitas Masyarakat Tamil yang Menggunakan Bahasa Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (75%) Moratorium Identity (3,58%) Rendah Foreclosure (10,71%) Diffusion (10,71%) Masyarakat Tamil yang menggunakan bahasa Tamil memiliki status identitas achieved identity sekitar 75%. Tabel 16. Status Identitas Masyarakat Tamil yang Tidak Menggunakan Bahasa Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (44,44%) Moratorium Identity (8,33%) Rendah Foreclosure (19,44%) Diffusion (27,78%) Dari tabel di atas masyarakat Tamil yang tidak menggunakan bahasa Tamil memiliki status identitas achieved identity sekitar 44,44% dan status identitas diffusion sekitar 27,78%. 35

48 D.3. Status Identitas Berdasarkan Keluarga Tabel 17. Status Identitas Masyarakat Tamil yang Mengetahui Etnis Tamil dari Keluarga Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (68,09%) Moratorium Identity (4,25%) Rendah Foreclosure (10,64%) Diffusion (17,02%) Masyarakat mengetahui etnis Tamil dari Keluarganya memiliki status identitas achieved identity sekitar 68,09%. Tabel 18. Status Identitas Masyarakat Tamil yang Tidak Mengetahui Etnis Tamil dari Keluarga Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (39,62%) Moratorium Identity (9,43%) Rendah Foreclosure (22,64%) Diffusion (28,30%) Masyarakat yang tidak mengetahui etnis Tamil dari keluarganya memiliki status identitas achieved identity sekitar 39,62%, diffusion sekitar 28,30% dan foreclosure sekitar 22,64%. 36

49 D.4. Status Identitas Berdasarkan Komunitas Komunitas Tabel 19. Status Identitas Masyarakat Tamil yang Memiliki Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (66,67%) Moratorium Identity (5,13%) Rendah Foreclosure (12,82%) Diffusion (15,38%) Masyarakat yang memiliki komunita Tamil memiliki status identitas achieved identity yang tinggi sekitar 66,67%. Tabel 20. Status Identitas Masyarakat Tamil yang Tidak Memiliki Komunitas Eksplorasi Tinggi Komitmen Rendah Tinggi Achieved Identity (44,26%) Moratorium Identity (8,20%) Rendah Foreclosure (19,67%) Diffusion (27,87%) Masyarakat Tamil yang tidak memiliki komunitas memiliki status identitas pada achieved identity sekitar 44,26% dan status diffusion 27,87%. E. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran identitas etnik pada masyarakat Tamil di Kota Medan. Hasil analisa data menunjukkan subjek penelitian memiliki identitas etnik yang tinggi pada kedua dimensi yaitu dimensi 37

50 eksplorasi dan dimensi komitmen, artinya masyarakat Tamil di Kota Medan masih menjalankan adat istiadat, tradisi dari kebudayaan Tamil serta memiliki rasa kebersamaan terhadap kelompok etnisnya (Phinney, 1992). Identitas etnik masyarakat Tamil lebih menonjol pada dimensi komitmen sekitar 91% dibandingkan dengan dimensi eksplorasi sekitar 60% yang artinya masyarakat Tamil lebih mengevaluasi positif etnisnya dan memiliki ikatan dengan sesama etnis dibandingkan dengan mencari tahu tentang kebudayaan etnisnya. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan seorang tokoh Tamil Medan Moses Alegasan bahwa pada aktivitas-aktivitas dan kebiasaan mereka menggunakan pakaian daerah pada acara perkawinan, upacara pemakaman, dan ibadah ke kuil yang lebih merujuk ke dimensi komitmen (Komunikasi Personal, 2015). Secara detail, identitas etnik dapat dilihat dengan status identitas yang menunjukkan hasil bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki status achieved identity (53%) yang berarti memiliki eksplorasi dan komitmen yang tinggi; pada status diffusion (23%) yang berarti memiliki eksplorasi dan komitmen yang rendah; dan pada status foreclosure (17%) yang berarti memiliki eksplorasi rendah dan komitmen tinggi. Hanya sedikit pada status moratoriun identity (7%) yang memiliki eksplorasi tinggi dan komitmen rendah. Identitas etnik seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah bahasa, teman sebaya, tempat tinggal, keluarga, agama, kelompok sosial (Phinney, 2003). Dari segi agama, subjek penelitian yang beragama Hindu memiliki status identitas achieved identity dimana dimensi eksplorasi dan dimensi komitmennya tinggi sekitar 61,40%. Sedangkan subjek penelitian yang beragama 38

51 Buddha cukup tinggi pula pada dimensi eksplorasi dan dimensi komitmen sekitar 53,84% yang artinya subjek penelitian yang beragama Hindu dan Buddha masih memiliki identitas etnik yang baik. Hal yang menarik ada pada subjek Tamil yang beragama Islam dimana mereka memiliki dimensi eksplorasi dan dimensi komitmen yang rendah sekitar 58,33% atau memiliki status identitas diffusion. Pada agama Kristen, subjek penelitian juga memiliki dimensi eksplorasi dan dimensi komitmen yang rendah sekitar 40% tetapi juga sebagian memiliki dimensi eksplorasi dan dimensi komitmen yang tinggi sekitar 40%, sehingga untuk subjek Tamil yang beragama Kristen sebagian memiliki status identitas diffusion, sebagian lagi memiliki status identitas achieved identity. Agama yang dominan pada suku Tamil adalah Hindu, dan kemudian Buddha. Dapat dilihat ketika masyarakat Tamil memeluk agama Islam atau Kristen, mereka tidak begitu mengeksplorasi keetnisannya tetapi masih mempunyai komitmen pada etnisnya. Ditinjau dari bahasa, masyarakat Tamil yang menggunakan bahasa Tamil memiliki status identitas achieved identity 75% yang berarti memiliki dimensi eksplorasi dan dimensi komitmen yang tinggi. Berbeda dengan masyarakat Tamil yang tidak menggunakan bahasa Tamil, meskipun memiliki status achieved identity tetapi memiliki persentase yang lebih rendah sekitar 44,44%. Dalam memahami bahasa Tamil sudah jarang yang menguasai, bahkan banyak yang tidak mengerti. Mengingat masyarakat Tamil sekarang yang berada di Indonesia merupakan keturunan ketiga/keempat maka hanya para orangtua kebanyakan yang lancar berbahasa Tamil, sedangkan para remaja sudah mulai kurang 39

52 memahaminya. Dari jumlah subjek 100 orang, yang mengetahui bahasa Tamil hanya 28 orang. Ditinjau dari Keluarga, masyarakat Tamil yang masih membahas masalah adat istiadat di dalam keluarga mereka memiliki status identitas achieved identity sekitar 68,09% sedangkan masyarakat yang di dalam keluarganya tidak ada pembahasan mengenai adat Tamil cenderung lebih rendah status achieved identity sekitar 39,62%. Dari jumlah 100 orang subjek 47 orang mengaku mendapat pengetahuan mengenai adat istiadat dari orang tuanya mengenai tradisi yang dijalankan, cara sembahyang dan apa yang dapat dilakukan maupun dilarang. Keluarga memiliki peran penting dalam pembantukan identitas etnik seseorang (Phinney, 2003) terbukti dengan subjek penelitian yang mendapat pengetahuan tentang adat dari keluarganya lebih tinggi identitas ettniknya. Ditinjau dari kelompok sosial, subjek penelitian yang memiliki komunitas mempunyai status identitas achieved identity sekitar 66,67% lebih tinggi dibandingkan subjek penelitian yang tidak memiliki komunitas hanya sekitar 44,26%. Masyarakat Tamil hanya sedikit yang mengikuti perhimpunan Tamil, dari 100 subjek, hanya 39 orang yang mempunyai komunitas. Biasanya agama Hindu dan Buddha yang mengikuti komunitas atau perhimpunan Tamil. 40

53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Secara umum masyarakat Tamil di Kota Medan memiliki identias etnik yang tinggi dapat dilihat pada setiap dimensi yaitu ekplorasi dan komitmen yang sebagian besar memiliki kategorisasi tinggi dengan persentase komitmen lebih tinggi yaitu 91% dibandingkan dengan eksplorasi 60%. Identitas etnik masyarakat Tamil berdasarkan status identitas memiliki status achieved identity 53%, foreclosure 17%, moratorium identity 7%, dan diffusion 23%. Berdasarkan faktor agama, status identitas agama Hindu memiliki status achieved identity 61,40%, sedangkan pada agama Hindu memiliki status achieved identity lebih rendah sekitar 53,84%. Berbeda dengan agama Islam yang memiliki status identitas diffusion sekitar 58,33%, sedangkan pada agama Kristen memiliki status achieved identity dan status diffusion sekitar 40%. Berdasarkan faktor bahasa, status identitas masyarakat Tamil yang menggunakan bahasa Tamil memiliki status achieved identity sekitar 75% sedangkan masyarakat Tamil yang tidak menggunakan bahasa Tamil memiliki status achieved identity sekitar 44,44%. 41

54 Berdasarkan faktor keluarga, status identitas masyarakat Tamil yang mengetahui etnis Tamil dari Keluarganya memiliki status achieved identity sekitar 68,09% lebih tinggi dibandingkan masyarakat Tamil yang tidak mendapatkan pengetahuan etnis Tamil dari keluarganya yang memiliki status achieved identity sekitar 39,02%. Berdasarkan faktor kelompok sosial, masyarakat Tamil yang memiliki komunitas atau perhimpunan Tamil memiliki status identitas achieved identity sekitar 66,67% sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kelompok sosial status identitas achieved identity-nya sekitar 44,26%. B. SARAN B.1 Saran Metodelogis Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah subjek penelitian. Jika penelitiannya menggunakan perbandingan agama, sebaiknya jumlah subjek di setiap agama memiliki jumlah yang relatif sama. B.2. Saran praktis Masyarakat Tamil lebih meningkatkan dimensi eksplorasinya dengan mengikuti kelas, seminar atau perhimpunan yang dapat menambah wawasan mengenai suku Tamil. 42

55 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hadi, S Metodologi Research (Jilid I). Yogyakarta: Andi Offset. Kiang, L., & Fuligni, A. J. (2009). Ethnic Identity in Context: Variation in EthnicExploration and Belonging Within Parent, Same Ethnic Peer, and DifferentEthnic Peer Relationship. J Youth Adolescence. Kiang, L., R.Witkow, M., Baldemar, O. A., & Fuligni, A. J. (2003). Change in Ethnic Identity Across the High School Years Among Adolescents withlatin American, Asian, and European Backgrounds. J Youth Adolescence, ; Kompas, 2008: Dari Kampung Keling ke Kampung Madras Kompasiana, 2010: Kampung Madras, Sejarah Kecil Kota Medan Marcia, J.E., Waterman, A.S., Matteson, D.R., Archer, S.L., Olforsky, J.L. (1993). Ego Identity A Handbook for Psychosocial Research. New York : Springer- Verlag. Martin, Judith dan Thomas K. Nakayama. (2007). Intercultural Communication in Contexts. New York:Mc Graw Hill International. Phinney, J. S. (1990). Ethnic identity in adolescents and adults: Review of research. Psychological Bulletin, 108. Phinney Jean S. and Victor Chavira. (1992). Ethnic identity and Self-esteem : an Exploratory Longitudinal Study. Journal of Adolescence

56 Phinney Jean S. (1989). Stages of Ethnic Identity Development in Minority Group Adolescents. Journal of Early Adolescence, Vol. 9. Phinney, J. (2000). Ethnic identity. In A. E. Kazdin (Ed.), Encyclopedia of psychology, volume 3. New York: Oxford University Press. Phinney, J. (2003). Ethnic identity and acculturation. In K. Chun, P. B. Organista, & G. Marin (Eds.), Acculturation: Advances in theory, measurement, and applied research. Washington, DC: American Psychological Association. Simpson, J. A., & Weiner, E. S. (1989). The Oxford English dictionary (2nd ed., Vol. VII). Oxford: Clarendon Press. Tajfel, H. (1981). Human Groups and Social Categories. New York: Cambridge University Press. Tengku Luckman Sinar, Sejarah Deli Serdang. Lubuk Pakam: BPPD Tingakt II. Weinreich, P., & Saunderson, W. (Eds.). (2003). Analyzing identity: Crosscultural, societal and clinical contexts. New York: Routledge. 44

57 IdentitasEtni k Kolmogorov-Smirnov a Tests of Normality LAMPIRAN Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. ie a. Lilliefors Significance Correction Descriptives Statistic Std. Error Mean % Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound % Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum 16 Maximum 46 Range 30 Interquartile Range 6 Skewness Kurtosis

58

59 Cronbach's Alpha Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Mean Item Statistics Std. Deviation E E E E E K K K K K K K N Mean Summary Item Statistics Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items Item Means Item Variances

60 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted E E E E E K K K K K K K Mean Scale Statistics Variance Std. Deviation N of Items Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation usia usia usia usia Valid N (listwise) 12

61 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ETotal KTotal Valid N (listwise) 100 KategoriE Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total KategoriK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation eks kom Valid N (listwise) 100

62 Lampiran Data Mentah Subjek Penelitian

63

64

65 Nama Umur JK Agama Karakter, Sifat, atau Kebiasaan yang Menunjukkan Identitas Tamil Rudy 53 L Buddha saya tidak merasa mempunyai karakter suku Tamil. Wirma 54 P Hindu Saya berbahasa Tamil di Rumah. Masak masakan kari. Bangga Menjadi Suku Tamil Ya, karena keturunan Ya. Karena unik. Sopan santun, istiadatnya betulbetul/kuat untuk dipatuhi. Candra 24 L Hindu Warna kulit. Ya, karena dari orang tua Srinjiwi 21 L Hindu Dari nama orang India, Ya, karena sembahyang di rumah adatnya unik. dan setiap jum at ke kuil. Priyangkha 22 P Hindu saree Ya. Karena bahasa Tamil adalah bahasa yang Latika 15 P Buddha Menggunakan pakaian saree saat acara tertentu. tertua. Ya, karena adat istiadatnya unik Cara Mengetahui Adat Istiadat dari keluarga Pembahasan Khusus dengan Keluarga Mengenai Adat Istiadat pesta, pertunangan, upacara meninggal Pernah Bergabung dengan Perhimpunan Tamil tidak pernah. Karena hanya ikut arisan keluarga saja baru 6 bulan. Orang tua Tidak ada Sanggem, bajen. 46 tahun. Karena bisa bertemu dengan suku lain. Karena di ling. Rumah sedikit suku yang sama, bisa bersatu, berkomunikasi dan mendapat bantuan. Orang tua Tidak ada Tidak pernah, karena tidak suka Orang tua Tidak ada Tidak pernah Keluarga dan orang tua. Tidak. Tidak Pernah. Tidak ada kesempatan. Orang tua Tidak ada Tidak pernah, sibuk sekolah

66 Arjun 17 L Hindu Penggunaan bahasa tamil pada tempattempat tertentu seperti acara pernikahan. Cenderung kasar. Patrick 23 L Kristen Penggunaan bahasa Tamil Vignishuar 19 L Hindu Dapat berbicara tamil dengan lancar. Ya. Karena suku Tamil memiliki ciri khas khusus bagi saya sendiri. Ya, karena merupakan kebanggaan saya. Ya. Karena semua adat istiadatnya ada arti. Arjun 22 L Hindu Tidak ada Ya. Karena suku kami memiliki banyak keagamaan dan tidak pandang sebelah. Kawiya 20 P Hindu Gaya bahasa yang cepat. Memakai Tenere setelah sembahyang. Gokull 23 L Hindu Bercakap bahasa Tamil dengan sesama orang Tamil. Aretana 23 P Hindu Berbicara Tamil, mengamalkan budaya Ya. Karena banyak adat istiadat dan tradisi yang unik. Ya. Karena banyak sejarah yang mengagumkan dan mempunyai banyak perayaan. Ya. Sejarah suku Tamil yang Dari kakak dan orang tua. Keluarga, tempat ibadah dan internet Orang tua, keluarga, pendeta, buku, internet. Dari penampilan dan cara mereka sembahyang. Dari acaraacara di kuil Orang tua, kuil Orang Tua, buku vedha, Ada. Dalam mengajarkan tata cara beragama dan menghormati orang tua. tidak Ada dengan nenek untuk mengetahui lebih lanjut mengenai adat dan arti upacara tertentu. Tidak ada. Ada. Mengenai adat-istiadat yang harus diikuti. Sekeluarga membaca surat kabar, artikel dalam bahasa Tamil. Tidak ada Saya pendeta di Mariaman kuil. 3 tahun. Karena keinginan sendiri Tidak pernah. Kurang info dari pengurus perhimpunan. Tidak ada kesempatan Ganesah. 1 tahun. Karena dari mereka saya banyak belajar adat istiadat. Tidak. Karena sibuk. Ya. Kelab belia persatuan Tamil. 10 Tahun. Untuk mengetahui sejarah Tamil, cara tulis Tamil. Ya. Persatuan kelab belia Tamil. Belajar

67 Tamil, menulis dalam bahasa Tamil. Abirami 23 P Hindu Belajar membaca, menulis bahasa Tamil, belajar tradisi seperti lagu, tarian. lashnee 22 P Hindu Lashnee (nama Tuhan Dewi) berbahasa Tamil di keluarga. Tharani 24 P Hindu Melakukan persembahan Jayu 22 P Hindu Suka berbahasa Tamil, suka pakaian orang Tamil. menarik dan mengajarkan hidup disiplin. Ya. Adat istiadat yang menarik, sejarah yg mengagumkan. Ya. Karena bahasa Tamil merupakan bahasa paling tua dan unik. Ya. Karena inilah identitas pertama. Ya. Karena saya terlahir sebagai Tamil. kelas agama. Orang tua, buku. Ada, tentang adat istiadat. tentang agama, bahasa, bergabung dengan remaja suku Tamil. Ya. Kelab mahasiswa India. 3 tahun. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebiasaan orang Tamil di Medan. Orang tua Tidak ada Thevaram class. 20 thn. Orang tua. Guru tamil. Kuil. Kakek dan nenek, internet. Tidak ada Tidak ada Tidak pernah. Tiada alasan Tidak pernah, saya tidak sadar dengan perhimpunan tersebut. Rahul 17 L hindu Cara berbicara Ya kuil ada Tidak pernah Jachna 22 P Hindu Dapat berbicara, menulis dalam bahasa Tamil Ya. Karena saya lahir sebagai Tamil Orang tua Tidak ada Tidak pernah Ram 28 L Hindu Berbusana zipa, dari kulit Mageswari 24 P Hindu Menggunakan bahasa Tamil di rumah. Ke kuil setiap jum at, memakai pakaian tradisional sesuai acara yang dihadiri, memakai Ya. Karena banyak adat istiadat dan tradisi yang unik. Ya. Karena memiliki tradisi dan kebudayaan yang unik, salah satu suku yang tertua di dunia Orang tua Orang tua, kuil, kuliah Ada. Mengajarkan untuk saling menghormati antar agama. Ada. Dari kecil orang tua mendidik dengan suku Tamil. Parihusada. 1 tahun. Senang aja juga menambah wawasan dan teman. Malaysia Hindu Sangam. 5 thn. Mengetahui lebih jelas tentang suku dan membantu suku untuk masa depan yang baik

68 potte, bersujud pada orang tua Kokilavai 24 P Hindu Di rumah berbicara bahasa Tamil. Ke kuil setiap hari jum at. Berani, ramah, menghargai dan saling menghormati. Kaavy 28 P Hindu saya bertutur dalam bahasa Tamil. Saya suka dan bangga berbusana Tamil. Saya pandai menyanyi lagulagu dewa Hindu dan saya suka membaca karya atau sastra Tamil. Tineshraj 24 L Hindu Berbahasa Tamil dan beragama Hindu. Melvin 24 L Kristen Berbahasa Tamil, mengetahui adatistiadat, menyukai masakan Tamil. Jeewena 23 P Hindu Penggunaan bahasa Tamil sehari-hari, beribadah pada Tuhan sehari-hari dengan berbagai sejarah. Ya, karena Tamil adalah suku tertua. Tradisi unik dan istimewa. Ya. Karena Tamil merupakan suku tertua di dunia. Ya. Karena merupakan salah satu bahasa yang lama. Ya. Karena bahasa Tamil suku pertama di India Ya, karena suku Tamil mempunyai banyak adat istiadat yang unik dan bermakna. Orang tua, sekolah. Ya, orang tua senantiasa nmengajari tata cara dan mengajak ke kursus/kelas kelas untuk memperkukuhkan pikiran positif. Ya. Keleb bahasa Tamil. 2 tahun. Untuk menanamkan pikiran positif antara satu sama lain. Orang tua Tidak ada. Masih kuliah. Mungkin pada masa depan. Orang tua tidak Tidak. Tidak giat aktif Orang tua Orang tua, kuil, buku agama. Tamil adalah bahasa khusus. Penganut agama Hindu menggunakan bahasa Tamil dan merayakan perayaan kaum Tidak. Malas. Ya. Persatuan mahasiswa India. Karena dapat berhubungan dengan banyak masy. India.

69 India. Vaisnavi 22 P Hindu Penggunaan bahasa Tamil sehari-hari. Ya. Karena banyak adat istiadat dan banyak nilai-nilai baik yang diajarkan. Siwan 35 L Hindu Biasa-biasa aja Ya, karena saya dari golongan Tamil Kawita 35 P Hindu Bahasa Tamil di rumah. Di luar pake bahasa Indonesia. Berbusana Tamil pada acara tertentu. Sopan kepada siapapun tidak memandang rendah siapapun dan suku agama manapun. Saling menghormati agama lain. Gita 26 P Hindu Baik, sopan santun, memaafkan. Menggunakan bahasa Tamil di keluarga. Di luar bahasa Indonesia. Ya. Karena sudah mengenal Tamil sejak dilahirkan. Ya. Karena mengenal Tamil sejak kecil. Dan saya sangat menghormati suku saya. Krisnawin 50 P Hindu Baik, rajin sembahyang Ya, karena dilahirkan di suku ini Orang tua ada Tidak. Tidak ada waktu Kuil, orang Tamil Orang tua, kuil, buku weda. Orang tua, pendeta di kuil, kitab suci. Orang tua Tidak ada Tidak ada Ada. Menjelaskan arti sembahyang, manfaat puasa di hari-hari tertentu. Ada. Pas orang tua nasehati. Contoh: ketika mau berumah tangga. Tidak. Gadak waktu. Mater sanggem. 6 tahun. Karena mampu membimbing ke jalan yang benar menurut ajaran agama kami. Bajen. 6 bulan.banyak pengetahuan, mengerti lagu-lagu puja, banyak teman. Saraswati, 6 bulan. Biar berkumpul, mengetahui tentang agama, mendalami.

70 Sambi 60 L Hindu Tidak ada. Ya, karena saya lahir di suku ini. Wasigen 40 L Buddha pakaian Ya. Upacara waisak tahun baru Tamil. Selwin 48 L Islam Selwin berarti kehidupan, suka menolong, mengerjakan adat istiadat. Sangri 50 P Buddha Nama sangri; sesuatu yang sukses. Pakaian adat dipakai saat sembahyang dan pesta Sumitra 33 P Buddha Dari bahasa dan nama saya Sumitra. Sarania 18 P Buddha Menggunakan bahasa Tamil di rumah. Sindhu 15 P Hindu Nama Sindhu sering dipakai di kaum Tamil. Memakai busana Tamil pada acara adat. Jasmine 17 P Buddha Setiap selasa dan jum at puasa (vegetarian). Berbusana memakai saree jika ada Ya, karena saya dilahirkan di suku ini. Ya. Karena kebudayaan sendiri. Ya. Karena keturunan. Ya. Karena adat istiadat yang baik. Ya, karena memiliki banyak acara adat. Ya. Karena memiliki beragam kebudayaan yg cukup terkenal. Orang tua Tidak ada Tidak pernah. Karena WNI. Orang tua, pendeta Keluarga, belajar dari kehidupan sehari-hari. Orang tua, sejarah. Orang Tua Pada hari-hari besar Tamil. Orang tua Orang tua dan lingkungan sekitar. Ada, pemujaan para dewa dewi, peminangan, tata keramah keluarga. Tidak ada Ada. Pembahasan adat pernikahan, sembahyang. Ada, mengenai bahasa Tamil. Ada, seperti acara untuk anak perempuan yang baru menstruasi; sadengge. Ada. Ketika mengadakan acara adat di rumah. Tidak pernah. Kurang adanya informasi dari yang menyelenggarakan, Tidak ada. Tidak pernah. Gadak organisasi. Puja Tamil. Dari kecil sampai sekarang. Karena banyak pengetahuan tentang Tamil. Pernah. 2 tahun. Untuk mengetahui adat istiadat suku Tamil. Tidak pernah. Karena tidak mau berbaur dengan orang Tamil dan lainnya. Tidak ada Pernah. PMVLS. 1 tahun. Karena banyak pelajaran dan pengalaman.

71 pesta. Shinju 16 P Buddha Sering berpakaian adat jika berpergian, memakai potte. Memiliki nama seperti nama India, Shinju. Ya. Karena kaya akan budaya dan mempunyai adat yang sakral. Rivalsen 14 L Hindu Tidak ada. Ya. Karena keturunan. Wije 18 L Buddha Dari bahasa logat saya. Ya karena berhidung mancung dan alis tebal. Jose 17 L Buddha Tidak ada. Ya. Karena kegiatannya menyenagkan Nyanandas 62 L Buddha Nama nyanandas yang berarti penerangan. Ya. Karena terlahir sebagai Tamil. Kumar 47 L Budhha Tidak ada Ya. Karena Tamil di Indonesia menjunjung tinggi Pancasila. Sarasvadi 50 P Budhha Berbahasa Tamil di rumah. Nama sarasvadi merupakan nama dewi. Ya. Karena dari lahir. Arumugam 60 L Buddha Berbahasa tamil Ya. Bahasa Tamil ada aksaranya. Keluarga. Tidak ada Pernah. PMVA. 4 tahun. Karena banyak manfaat. Orang tua Ada. Pernah satu tahun. Karena penting Orang tua Ada. Mengenai Di Vihara, 16 orang Tamil tidak tahun.untuk bergabung bisa memakan dengan lainnya. Lembu. Orfang tua Tidak ada Tidak pernah. Karena kurang mampu melakukan kegiatan2 adat. Orang tua Tidak ada Tidak pernah. Hanya di vihara saja. Orang Tua, pendeta Orang tua Dari leluhur dari India Selatan. Tidak ada Ada, tentang sopan santun, pernikahan. Ada. Tidak pernah. Sibuk dengan pekerjaan Tidak pernah. Cuma di vihara. Pernah dalam kelopok agama. Cukup lama. Meningkatkan rasa persaudaraan.

72 Sintiya 13 P Buddha Warna kulit Ya, karena memiliki ciri khas tertentu, misal tari-tarian. Tisya 13 P Buddha Warna kulit. Ya, karena mempunyai ciri khasnya sendiri Tujisen 13 L Buddha Kulit yang berbeda, bahasa yang berbeda. Cigen 52 L Buddha Berjiwa besar, baik hati. Damaret 26 L Hindu Memegang kuat adat istiadat. Ya, karena Tamil disukai orang banyak. Ya, karena keturunan. Ya, karena keturunan Sasi 17 L Hindu Pakai gelang, pakai potte. Ya, karena itu bangsa saya. Dwi 23 P Buddha Nama saya berarti Ya, karena cahaya. Jika ada terdapat tradisi perayaan harus yang sangat unik. memiliki lampu pelita. Krishna 28 L Buddha Pria ketika menikah Ya, karena memakai pakaian yg keturunan. dinamakan westi dan saat menghadiri upacara memakai jep a. Birju 19 L Hindu sopan Ya, karena keturunan Orang tua Tidak ada Sekolah minggu. 2 tahun. Agar lebih mengetahui tentang aturan2 agama. Orang tua Tidak ada Sekolah minggu. 5 tahun. Supaya mengetahui lebih tentang adat istiadat, orang tua Tidak ada DC Stan Dpns Kru. 2 tahun. Karena bisa menari dan membuat para penonton tergilgila. Orang tua Tidak ada Tidak pernah. Karena Kuil, acara adat. Tidak ada tidak suka Parisada Hindu Dharma Indonesia. 14 tahun. Karena saya pendeta. keluarga Tidak ada Tidak pernah. Karena gak niat. Tv, Internet, Tidak ada orang tua Ikatan forum muda-mudi tamil, 4 tahun. Agar jika terjadi sesuatu dapat dimudahkan. Orang tua Tidak ada. Muda-mudi tamil, dari kecil sampai sekarang. Karena memperdalam ajaran Tamil yang belum saya ketahui Orang tua, internet Ada, bahas aturan adat istiadat. KMDHI. 1 tahun. Karena lebih dalam

73 belajar agama dan dapat menolong orang. surya 47 L Islam tariannya Ya, karena banyak yang diajarkan tentang kebaikan. Orang tua, film. Tidak ada. Silwa mandir, udah lama. Ya karena sering mengadakan acara dan saya hobby menari. Suman 16 L Hindu Cara berbicara Ya, karena unik Orang tua Tidak ada Tidak pernah, kurang tertarik Prity 13 P Islam Nama saya berarti perempuan cantik. Saling menghormati. Makan masakan india seperti, roti cane, capati, dalca. Ya, karena sangat menyenangkan. keluarga Tidak ada. Tidak pernah Priyanka 13 P Hindu Melakukan adat istiadat, sembahyang, menari. Sobi 13 P Hindu Melakukan adat istiadat sembahyang. Ya, karena banyak adat istiadat yang saya sukai. Ya, karena saya menyukai adat istiadat yang ada di agama saya. Ketika mengikuti adat istiadat. Sedikit demi sedikit saya akan mengetahui adat istiadat dan tradisi agama saya. Ada, membahas ketuhanan dan adat istiadat. Ada, membahas ketuhanan, adat istiadat saya. tidak pernah Tidak pernah Mamisha 13 P Hindu Sering melakukan adat istiadat, sembahyang, menari. Rena 12 P Hindu Sering melakukan adat istiadat, sembahyang, menari. Ya, karena banyak adat istiadat yang saya sukai Ya, karena banyak adat istiadat yang saya sukai Mengikuti acara adat Orang tua, nenek Ada, membahas tentang ketuhanan, adat istiadat. Ada, membahas sembahyang, adat istiadat Tamil. Tidak pernah Tidak pernah

74 Nikita 19 P Hindu Menggunakan pakaian India saat ada acara pesta orang Tamil. Nariska 15 P Hindu Menggunakan pakaian India saat ada acara pesta orang Tamil. Vijay 28 L Hindu Nama saya sudah India banget, memakai pakaian India ketika ada perayaan di kuil. Rom Mala 31 P Hindu Nama saya dari bahasa Tamil, saya menggunakan sari saat ke pesta pernikahan. Mohan 37 L Hindu Mengikuti acar penyembahan dewa. Sarnisa 15 P Buddha Menggunakan bahasa Tamil ketika di rumah. Ya, karena suku ini unik dan banyak mengajarkan kebaikan. Ya, karena suku ini unik dan banyak mengajarkan kebaikan. Ya, karena budayanya unik. Ya, karena budayanya yang unik dan tradisi yang menarik. Ya, karena sebagai Tamil kami wajib bangga. Ya, karena suku Tamil mempunyai kebudayaan yang menjunjung tinggi Orang tua Dari kebiasaan2 atau upacara2 yang dilakukan oleh suku Tamil. Dari acara adat istiadat yang dilakukan. Orang tua, media sosial. Ada, saya juga sering menanyakan bagaimana sejarahnya suku tamil. Ada, saya juga sering menanyakan bagaimana sejarahnya suku tamil. Ada, membahas bagaimana penggunaann bahasa Tamil, karena anak muda sekarang hampir 95% tidak dapat berbahasa Tamil dengan lancar. Ada, mengenai tradisi, kebiasaan, pakaian, tutur bahasa dan lainnya. Tidak pernah, karena di daerah lingkungan saya tidak ada perhimpunan Tamil. Tidak pernah, karena di daerah lingkungan saya tidak ada perhimpunan Tamil. Tidak pernah, karena tidak ada yang mengajak. Jayastar group, 2 tahun. Karena saya dapat menambah teman dan melakukan banyak kegiatan sosial. Orang tua Tidak ada Tidak pernah Orang tua Tidak ada Tidak pernah

75 Priya 16 P Hindu Nama dari bahasa Tamil. Subitra 23 P Buddha Nama dari bahasa Tamil. Menggunakan pakaian India ketika ada acara pernikahan. Pasemaleer 25 P Buddha Nama dari bahasa Tamil, menjalankan tradisi seperti deepavali dan lainnya. nilai2 moral dan agama. Ya, karena adat istiadatnya kental. Banyak keragaman yang ada di suku Tamil. Ya, kaarena keturunan Ya, karena memiliki budaya, busana dan tradisi yang unik. Jaya 28 L Hindu sembahyang Ya, karena suku Tamil orangnya baik semua. Kiran 19 L Hindu Tidak terlalu menonjol. Ya, karena keturunan. Arjun 18 L Hindu sembahyang Tidak, karena orang Tamil banyak mulutnya. Anand 17 L Buddha Berbahasa Tamil dengan orang tua, mendengarkan lagu2 Tamil, suka masakan Tamil. Ya, karena suku Tamil berbaur dengan suku lain. Kuil, orang tua. Orang tua, keluarga. Orang tua, keluarga. Terkadang, jika ada pertanyaan mengenai suku. Ada, ketika membahas pernikahan. Ya, mengenai tradisi kebudayaan, cara berpakaian dan berperilaku. Sai youth Indonesia, 10 tahun. Karena banyak mengajarkan tentang kebaikan, sharing tentang spritual Perhimpunan muda-i Buddhis Tamil Indonesia. 5 tahun. Untuk membina tali persaudaraan antar suku. FKBPTI, 2 tahun. Karena dbergabung di bidang sosial dan dapat membantu saudara2 yang membutuhkan. Orang tua Tidak ada Jayastar, 5 tahun. Karena saya senang berkumpul. orangntua Tidak ada Jayastar, 5 tahun. Karena dapat membantu sesama manusia. Orang tua Tidak ada Tidak pernah, karena belum mau bergabung Orang tua. Ada, membahas cara beribadah, panggilan untuk keluarga. ke perhimpunan Tamil. Jayastrar, 2 tahun. Karena dapat membantu orang banyak.

76 Swita 13 P Hindu Melakukan ritual agama. Ya, karena budanya khas. Sindhi 21 P Islam Biasa aja Ya, karena keturunan Sherly 21 P Islam Dari wajah yang khas Ya, karena Tamil. keturunan Akbar 25 L Islam Dari wajah, warna kulit Ya, karena keturunan. Kawita 19 P Islam Dari wajah, warna kulit Ya, karena orangnya baikbaik. Sila 32 L Islam Dari wajah Ya, karena keturunan Raju 27 L Islam Dari nama yang khas Ya, karena sudah India ditakdirkan Trisna 25 L Islam Biasa saja Ya, karena Faisal 54 L Islam Secara penampilan langsung terlihat jika saya Tamil. keturunan Ya, karena keturunan Sugen 50 L Islam Wajah, warna kulit. Ya, karena keturunan Edi 53 L Kristen Melaksanakn adat Ya, karena yang istiadat baik Shinta 52 L Kristen Memakai saree ke acara pernikahan Ya, karena orang India ramah dan sopan. Internet, oran tua. Ya, membahas budaya, bahasa. Sai youth Indonesia, 7 tahun. Karena mengajarkan saya menuju jalan kebenaran. internet Tidak ada Tidak pernah, tidak tertarik. Orang tua Tidak ada Tidak pernah, karena tidak ada dilingkungan sekitar. Internet, buku Tidak ada Tidak pernah karena biasanyaperhimpunan berdasarkan agama. Orang tua Ada, membahas tentang bahasa Tidak pernah Dari pengalaman Tidak ada Tidak pernah, karena sibuk Internet Tidak ada Tidak pernah, karena saya muslim internet Tidak ada Tidak pernah, karena saya muslim Orang tua Ada, tidak terlalu Tidak pernah karena spesifik. kurang tertarik. Orang tua Orang tua Orang tua Ada, membahas budaya, tradisi Ada, membahas tentang adat istiadat Ada, tentang adat ketika pernikahan. Tidak pernah, sibuk bekerja Pernah, sudah lama. Agar berkumpul dengan sesama suku. Tidak pernah.

77 Bhala 46 L Kristen Dari nama saya, bersikap sopan dan ramah ke siapa saja. Amoy 57 P Buddha Saya bisa berbahasa Tamil, biasanya ke keluarga. Tapi anakanak Tamil sekarang kurang menguasai bahasa Tamil. Ya, karena memiliki adat yang kental. Ya, karena keturunan Orang tua dan keluarga. Lingkungan, keluarga. Sanjaya 23 L Buddha Biasa aja. Ya, biasa aja. Orang tua, internet Surya 21 L Hindu Nama saja Tidak. Karena Dari orang tua orang tamil dan orangorang kebanyakan hanya yang berpatokan adat lebih tahu istiadatnya yang mengenai adat tidak jelas dan istiadat terkadang tidak berlaku lagi di zaman modern. Come on, harusnya adat istiadat itu dapat menyesuaikan zaman bukan kaku sekali Mithila 21 P Hindu Pakai saree Ya. Karena saya dididik demikian Orang tua Ada, mengenai adat istiadat. Tidak ada Tidak ada, tidak terlalu spesifik. Tidak ada pembahasan khusus. Kadangkadang pembahasan ini hanya muncul ketika kami anakanaknya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan adat Ada, sejak kecil diajarkan adat istiadat. Tidak pernah, sibuk. Tidak pernah, tidak ada waktu. Tidak pernah, tidak tertarik. Tidak pernah, Seringkali orang tamil ini kalau gabung kalau ga berantam cuma gosipi orang yang sebenarnya hal yang ga bener dikatakan mereka. Tidak pernah, Saya masih mahasiswa dan punya kesibukan sendiri

78 Satia 20 L Hindu Nama :satia ras Kebiasaan:menyanyi dan menari. Sebab menyanyi dan menari adalah kebudayaan India termasuk suku Tamil yang sangat kental dalam pelestariannya. Dalam penggunaan bahasa, saya hanya menggunakan bahasa tamil pada situasi tertentu saja. mengingat saya tinggal di Indonesia yang majemuk. Dan saya lebih sering menggunakan bahasa indonesia dan inggris untuk berkomunikasi kepada masyarakat. Kami melestarikan budaya kami di ruang lingkup kami. Kebiasaan masyarakat tamil lainnya adalah banyak bahkan sering mengadakan ritual persembahyangan. Mengingat dalam Hindu sangat banyak Ya. Karena saya menjadi salah satu suku tertua di India yang memiliki nilai penting dalam perkembangan kehidupan dunia. Suku tamil berasal dari bangsa Dravida. Bangsa asli India, jauh sebelum bangsa Arya memasuki India. Bangsa Dravida memiliki karakteristik yang khas serta kelebihan yang tidak dimiliki oleh suku lain. Namun hal yang paling mengecewakan saya tinggal di Indonesia adalah saya merasa keberadaan suku kami masih kurang diterima. Masih banyak orang yang menghina suku Saya belajar semuanya dari keluarga besar saya,terutama dalam acara keluarga. Selain itu tontonan berupa film atau serial India juga banyak menambah wawasan saya tentang adat istidat maupun tradisi suku tamil. Sangat jarang. Tidak pernah, Karena saya tidak ingin membuat kubu yang nantinya justru mendorong perpecahan.

79 hari besar/suci.orang tamil paling banyak menggunakan bunga, manisan,susu,kelapa dan dupa dalam ritual tersebut. Masyarakat tamil juga memiliki banyak mitos yang berkembang di dalamnya. Masyarakat tamil sangat identik dengan gaya berbicaranya yang khas. Terutama ekspresi gerakan tangan dan kepala. Orang tamil condong berani dan tegas serta serius dalam mewujudkan tekadnya. Varuna 20 P Hindu Penggunaan bahasa Tamil yang masih dipakai dengan bagus sampai saat ini. Busana yg sering dipakai pada saat acara adat, pernikahan, dll. Sifat saling tolong menolong dan rendah diri. Vana 21 P Hindu Kegiatan budaya yang dijalanakan kami, menjelekkan bahkan menyepelekan kami. Terutama kami sering di bully tanpa alasan yang pasti. Tapi kami cinta damai dan sangat jarang yang mempersoalkan itu. Itulah kelebihan suku tamil lainnya, yaitu Sangat kuat mental. Ya, karena kami memiliki sifat saling tolong menolong dan rendah diri. Dan kami juga mudah berbaur dan bersosialisai walau bukan pada sesama orang tamil. Ya, karena keturunan. Dengan belajar dari orangtua. penjelasan lebih dalam tentang suku tamil, asal mula suku tamil dan perbedaan suku tamil dengan suku lain yang ada di india. Tidak pernah, tidak memiliki waktu luang. Orang tua Tidak ada Tidak pernah, Karena saya tidak terlalu banyak

80 Raj 15 L Hindu Rajin sembhayang Ya, karena keturunan Suarika 15 p Hindu Biasa aja Ya, karena keturunan Nissa 16 P Hindu Menggunakan pakaian Ya, karena budaya saree ketika ada acara Tamil bagus tertentu Asa 19 P Hindu Biasa aja Ya, karena tradisi yang kental dan unik mengenal kelompok kelompok seperti itu Orang tua Tidak ada Tidak pernah, karena tidak tertarik internet Terkadang Taidak pernah, karena masih sibuk sekolah Kuil, buku Tidak ada Group Bhajan, sebulan, karena ada diajaran sekolah. Orang tua Ada, bahas bahasa Tidak pernah, karena di Tamil. daerah rumah belum ada perhimpunan Tamil

81 No:... RAHASIA ANGKET PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. IDENTITAS ETNIS 1. Definisi Identitas Etnis Menurut histori, istilah etnik diperkenalkan dan digunakan secara bergantian dengan konsep lain seperti rasionalisasi, ras, religi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Ethnic Identity pada Remaja Akhir Batak Karo yang Lahir dan Dibesarkan di Bandung pada Gereja X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian

Lebih terperinci

Tingkat Stres Kerja Ditinjau dari Beban Kerja. pada Air Traffic Controller (ATC)

Tingkat Stres Kerja Ditinjau dari Beban Kerja. pada Air Traffic Controller (ATC) Tingkat Stres Kerja Ditinjau dari Beban Kerja pada Air Traffic Controller (ATC) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : JUNIKA MINDA PRATIWI 101301038 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

SIKAP TERHADAP JINAMEE TINGGI PADA MASYARAKAT ACEH

SIKAP TERHADAP JINAMEE TINGGI PADA MASYARAKAT ACEH SIKAP TERHADAP JINAMEE TINGGI PADA MASYARAKAT ACEH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH: CUT RAFYQA FADHILAH 101301005 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERAUTARA Genap,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui identitas etnik pada dewasa madya berlatar belakang budaya Kei di organisasi X di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei.

Lebih terperinci

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

DAMPAK SELF MONITORING TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

DAMPAK SELF MONITORING TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAMPAK SELF MONITORING TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : Mufidah Rangkuti 071301010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i ABSTRAK... DAFTAR ISI. iii DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i ABSTRAK... DAFTAR ISI. iii DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang Masalah. ABSTRAK Penelitian ini berjudul Survei Mengenai Ethnic Identity Mahasiswa Keturunan Tionghoa Fakultas X di Universitas Y Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi PENGARUH BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: CITRA WAHYUNI 111301109 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

India di perantauan indiadiaspora.nic.ind jumlah perantauan India di seluruh

India di perantauan indiadiaspora.nic.ind jumlah perantauan India di seluruh BAB I PENDAHULUAN Kota Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sejak abad ke 19 kota Medan telah tumbuh sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai ethnic identity pada remaja etnis Jawa di gereja X Bandung berdasarkan proses eksplorasi dan komitmen yang dilakukan remaja tersebut

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET SKRIPSI

GAMBARAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET SKRIPSI GAMBARAN KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MELALUI MEDIA INTERNET SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh NOVITA ARMAYANTI 071301040 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

PENGARUH BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi PENGARUH BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: SIMSON KRISTIANTO PUTRA PASARIBU 111301125 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA MEDAN SKRIPSI SAHRANI SIHOTANG

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA MEDAN SKRIPSI SAHRANI SIHOTANG PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRES KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Skripsi Psikologi Oleh: SAHRANI SIHOTANG 081301107

Lebih terperinci

IDENTITAS NASIONAL DAN BENTUK-BENTUK IDENTITAS NASIONAL; NASIONALISME DAN PATRIOTISME MEMBANGUN ( Studi Deskriptif Pada Penduduk Kota Medan) SKRIPSI

IDENTITAS NASIONAL DAN BENTUK-BENTUK IDENTITAS NASIONAL; NASIONALISME DAN PATRIOTISME MEMBANGUN ( Studi Deskriptif Pada Penduduk Kota Medan) SKRIPSI IDENTITAS NASIONAL DAN BENTUK-BENTUK IDENTITAS NASIONAL; NASIONALISME DAN PATRIOTISME MEMBANGUN ( Studi Deskriptif Pada Penduduk Kota Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat lebih dari 500 etnis di Indonesia (Suryadinata, 1999). Suku Batak merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN GURU DENGAN SIKAP GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU. SKRIPSI Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi.

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN GURU DENGAN SIKAP GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU. SKRIPSI Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi. HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN GURU DENGAN SIKAP GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU SKRIPSI Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : SUCI RAHMA NIO 041301108 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Self Confidence Pada Atlet Basket di Universitas. Sumatera Utara

Self Confidence Pada Atlet Basket di Universitas. Sumatera Utara Self Confidence Pada Atlet Basket di Universitas Sumatera Utara SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Skripsi Oleh : AGITA SARA SEMBIRING 101301114 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

GAMBARAN COMPLIANCE ANGGOTA GENG MOTOR SL DAN RNR TERHADAP KETUA DI KOTA MEDAN

GAMBARAN COMPLIANCE ANGGOTA GENG MOTOR SL DAN RNR TERHADAP KETUA DI KOTA MEDAN GAMBARAN COMPLIANCE ANGGOTA GENG MOTOR SL DAN RNR TERHADAP KETUA DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : Fania Felicia Magdalena Hutagalung 111301081 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI VERONICA

PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI VERONICA PERANAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU DALAM INTENSI PEMBELIAN SAMSUNG SMART TV SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh VERONICA 101301026 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya

Lebih terperinci

GAMBARAN STUDENT ENGAGEMENT SISWA SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN SKRIPSI. Resi Pratiwi Ritonga

GAMBARAN STUDENT ENGAGEMENT SISWA SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN SKRIPSI. Resi Pratiwi Ritonga GAMBARAN STUDENT ENGAGEMENT SISWA SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : Resi Pratiwi Ritonga 111301012 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI IKLIM SEKOLAH TERHADAP STUDENT ENGAGEMENT PADA SISWA SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN SKRIPSI MUHAMMAD ANGGY FAJAR PURBA

PENGARUH PERSEPSI IKLIM SEKOLAH TERHADAP STUDENT ENGAGEMENT PADA SISWA SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN SKRIPSI MUHAMMAD ANGGY FAJAR PURBA PENGARUH PERSEPSI IKLIM SEKOLAH TERHADAP STUDENT ENGAGEMENT PADA SISWA SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: MUHAMMAD ANGGY FAJAR PURBA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH FITRI DIAN ADLINA 101301091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA WANITA SKRIPSI IMAM DAMARA

HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA WANITA SKRIPSI IMAM DAMARA HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA WANITA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: IMAM DAMARA 091301032 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI EDWIN MANGATUR SIRAIT

SKRIPSI EDWIN MANGATUR SIRAIT IDENTITAS ETNIK DAN PEMILIHAN PASANGAN PADA BATAK TOBA KELAHIRAN JAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: EDWIN MANGATUR SIRAIT 111301120 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAMBARAN SELF-EFFICACY PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA YANG BERASAL DARI PAPUA SKRIPSI. Rony Syahputra

GAMBARAN SELF-EFFICACY PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA YANG BERASAL DARI PAPUA SKRIPSI. Rony Syahputra GAMBARAN SELF-EFFICACY PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA YANG BERASAL DARI PAPUA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : Rony Syahputra 111301048 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN DI DETASEMEN KODAM JAYA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN DI DETASEMEN KODAM JAYA PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN ATASAN DI DETASEMEN KODAM JAYA SKRIPSI Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : DEWI SUTRANINGTYAS 041301100

Lebih terperinci

GAMBARAN GAYA RESOLUSI KONFLIK PADA PASANGAN PERKAWINAN CAMPURAN TIONGHOA INDONESIA SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

GAMBARAN GAYA RESOLUSI KONFLIK PADA PASANGAN PERKAWINAN CAMPURAN TIONGHOA INDONESIA SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan 1 GAMBARAN GAYA RESOLUSI KONFLIK PADA PASANGAN PERKAWINAN CAMPURAN TIONGHOA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikoligi Oleh: VINDY FADHILLA NASUTION 081301075 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA (Studi Pra-Eksperimen pada Topik Berkomunikasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Ethnic Identity pada mahasiswa dengan etnis Simalungun di Bandung. Dalam penelitian ini menggunakan teori Ethnic Identity dari Jean S. Phinney,1990.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Indentitas Etnis Pada Individu Muslim Dewasa Awal Etnis Tionghoa Jama ah Masjid X Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

PERANAN WORK FAMILY CONFLICT TERHADAP BURNOUT DIKALANGAN DOSEN WANITA SKRIPSI ANNISA VANYA PULUNGAN

PERANAN WORK FAMILY CONFLICT TERHADAP BURNOUT DIKALANGAN DOSEN WANITA SKRIPSI ANNISA VANYA PULUNGAN 1 PERANAN WORK FAMILY CONFLICT TERHADAP BURNOUT DIKALANGAN DOSEN WANITA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh ANNISA VANYA PULUNGAN 101301031 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terdiri atas lebih kurang pulau ini dihuni oleh lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terdiri atas lebih kurang pulau ini dihuni oleh lebih dari 300 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara kepulauan. Penduduk Indonesia tahun 2010 sejumlah 237.556.363 jiwa, terdiri atas 119.507.580 pria dan 118.048.783 wanita. Negara

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC) TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN PTPN IV UNIT AJAMU KHAIRUNNISWAH

PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC) TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN PTPN IV UNIT AJAMU KHAIRUNNISWAH PENGARUH LOCUS OF CONTROL (LOC) TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN PTPN IV UNIT AJAMU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: KHAIRUNNISWAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KONGRUENSI BUDAYA DENGAN INTERGROUP CONTACT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA TERHADAP MASYARAKAT SUKU NIAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN

HUBUNGAN PERSEPSI KONGRUENSI BUDAYA DENGAN INTERGROUP CONTACT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA TERHADAP MASYARAKAT SUKU NIAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN HUBUNGAN PERSEPSI KONGRUENSI BUDAYA DENGAN INTERGROUP CONTACT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA TERHADAP MASYARAKAT SUKU NIAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi.

HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi. HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh JULIANA EKA PUTRI 121301055 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY SERIES SKRIPSI RAHARJA FAKULTAS PSIKOLOGI

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY SERIES SKRIPSI RAHARJA FAKULTAS PSIKOLOGI PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY SERIES SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh RAHARJA 091301067 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP PADA PERUBAHAN ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PENGURUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DI KOTA MEDAN SKRIPSI ICHSAN SYAH LUBIS

PENGARUH SIKAP PADA PERUBAHAN ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PENGURUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DI KOTA MEDAN SKRIPSI ICHSAN SYAH LUBIS PENGARUH SIKAP PADA PERUBAHAN ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PENGURUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : ICHSAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA UTUH DAN KELUARGA BERCERAI SKRIPSI

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA UTUH DAN KELUARGA BERCERAI SKRIPSI i PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA UTUH DAN KELUARGA BERCERAI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh YAP RIMA OKTAVYA SINAGA 111301042 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOHESIVITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA GENG MOTOR DI KOTA MEDAN SKRIPSI

HUBUNGAN KOHESIVITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA GENG MOTOR DI KOTA MEDAN SKRIPSI HUBUNGAN KOHESIVITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA GENG MOTOR DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: BERIYANTI SUNITA 061301014 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK (Phinney, 1990)

ABSTRAK (Phinney, 1990) ABSTRAK Penelitian tentang gambaran Identitas Etnik Kelompok Dewasa Madya Suku Minahasa pada Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) di Jakarta. Identitas Etnik adalah suatu konstruk kompleks yang mencakup komitmen

Lebih terperinci

PERBEDAAN POST PURCHASE REGRET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN PADA KONSUMEN WANITA

PERBEDAAN POST PURCHASE REGRET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN PADA KONSUMEN WANITA PERBEDAAN POST PURCHASE REGRET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN PADA KONSUMEN WANITA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh DIAH FARDHANI 081301111 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Fenomena ini misalnya terlihat pada kasus penganut ajaran Sikh yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Fenomena ini misalnya terlihat pada kasus penganut ajaran Sikh yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengakuan terhadap 6 agama resmi di Indonesia membawa dampak tersendiri bagi penganut agama yang tidak termasuk dalam kategori agama yang diakui tersebut.

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PENSIUN PADA LANSIA SKRIPSI

PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PENSIUN PADA LANSIA SKRIPSI PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PENSIUN PADA LANSIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: SUGIYANTO 041301033 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

GAMBARAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BERMUATAN MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA SMA YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN)

GAMBARAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BERMUATAN MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA SMA YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN) GAMBARAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN BERMUATAN MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA SMA YAYASAN PERGURUAN SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

SOSIALISASI ANAK USIA DINI YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DI KOTA MEDAN

SOSIALISASI ANAK USIA DINI YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DI KOTA MEDAN SOSIALISASI ANAK USIA DINI YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DI KOTA MEDAN SKRIPSI Guna Memenuhi Persyaratan Sarjana Psikologi Oleh SUWARNO 031301064 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI PAKAIAN BEKAS. Fatimah Lubis

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI PAKAIAN BEKAS. Fatimah Lubis PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI PAKAIAN BEKAS SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi oleh : Fatimah Lubis 101301050 FAKULTAS

Lebih terperinci

GAMBARAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA SMA METHODIST 2 MEDAN SKRIPSI MENTARI MANIK

GAMBARAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA SMA METHODIST 2 MEDAN SKRIPSI MENTARI MANIK GAMBARAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA MANDARIN SISWA SMA METHODIST 2 MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh MENTARI MANIK 101301098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identity di bidang akademik dalam pemilihan jurusan pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 di Universitas X, Bandung. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PERBEDAAN IMPULSE BUYING PRODUK FASHION MUSLIMAH PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABERS DAN NON-HIJABERS DI KOTA MEDAN SKRIPSI SUWINTA

PERBEDAAN IMPULSE BUYING PRODUK FASHION MUSLIMAH PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABERS DAN NON-HIJABERS DI KOTA MEDAN SKRIPSI SUWINTA PERBEDAAN IMPULSE BUYING PRODUK FASHION MUSLIMAH PADA ANGGOTA KOMUNITAS HIJABERS DAN NON-HIJABERS DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Skripsi Oleh SUWINTA 071301079

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP UKSW Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK etnik Jawa

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMIMPIN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN SKRIPSI

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMIMPIN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN SKRIPSI PENGARUH EFEKTIVITAS PEMIMPIN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh DINARTI UTARI 111301093

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DENGAN WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWAN SKRIPSI SHOFIA MAWADDAH

HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DENGAN WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWAN SKRIPSI SHOFIA MAWADDAH HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DENGAN WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi oleh SHOFIA MAWADDAH 091301040 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPONEN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP CYBERLOAFING PADA KARYAWAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA UTARA.

HUBUNGAN KOMPONEN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP CYBERLOAFING PADA KARYAWAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA UTARA. i HUBUNGAN KOMPONEN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP CYBERLOAFING PADA KARYAWAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang diberikan dan diisi oleh subyek yaitu usia, jenis kelamin, lama menjadi gamer, pekerjaan, dan

Lebih terperinci

PENGARUH MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA TERHADAP MOOD SKRIPSI MARIA SIAGIAN

PENGARUH MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA TERHADAP MOOD SKRIPSI MARIA SIAGIAN PENGARUH MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA TERHADAP MOOD SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh MARIA SIAGIAN 101301049 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GANJIL,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan Kampus Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

GAMBARAN SELF-COMPASSION PADA ANAK JALANAN KOTA MEDAN SKRIPSI

GAMBARAN SELF-COMPASSION PADA ANAK JALANAN KOTA MEDAN SKRIPSI GAMBARAN SELF-COMPASSION PADA ANAK JALANAN KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi Oleh : ZELITA ALMIRA BR. SEMBIRING 131301060 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA SUPERMARKET TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI METRO SUPERMARKET SKRIPSI RATNA SONETA

PENGARUH CITRA SUPERMARKET TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI METRO SUPERMARKET SKRIPSI RATNA SONETA 1 PENGARUH CITRA SUPERMARKET TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI METRO SUPERMARKET SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh RATNA SONETA 051301018 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

PENGARUH EMOTIONAL LABOR TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN PERBANKKAN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi

PENGARUH EMOTIONAL LABOR TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN PERBANKKAN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi PENGARUH EMOTIONAL LABOR TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN PERBANKKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Disusun Oleh: SONYA LIRIZKY AKBAR 101301048 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menekankan analisisnya pada datadata numerical (angka)

Lebih terperinci

PERBEDAAN LOYALITAS MEREK TERHADAP PRODUK TELEPON SELULAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

PERBEDAAN LOYALITAS MEREK TERHADAP PRODUK TELEPON SELULAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN PERBEDAAN LOYALITAS MEREK TERHADAP PRODUK TELEPON SELULAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SKRIPSI Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Guna Memenuhi Persyaratan Sarjana Psikologi Oleh : MUTIA KHAIRANI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP CAUSE-RELATED MARKETING DAN INTENSI MEMBELI SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP CAUSE-RELATED MARKETING DAN INTENSI MEMBELI SKRIPSI 13 HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP CAUSE-RELATED MARKETING DAN INTENSI MEMBELI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: VENNY EFFRIDAWANTY MANURUNG 031301037 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan memiliki kekhasan yang orisinil pada masing-masing budayanya. Etnis Batak merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

Kebanggaan Atas Identitas Etnik Pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minang Dan Batak Di Bandung

Kebanggaan Atas Identitas Etnik Pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minang Dan Batak Di Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Kebanggaan Atas Identitas Etnik Pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minang Dan Batak Di Bandung 1 Rina Ramdani, 2 Ihsana Sabriani Borualogo, 3 Stephanie Raihana Hamdan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

GAMBARAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI KECANDUAN INTERNET SKRIPSI

GAMBARAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI KECANDUAN INTERNET SKRIPSI GAMBARAN IDENTITAS DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI KECANDUAN INTERNET SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh ITA NOVITA PURBA 071301063 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nadya Putri Delwis FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GENAP, 2013/2014

SKRIPSI. Nadya Putri Delwis FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GENAP, 2013/2014 PERBEDAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA SINGLE SEX SCHOOLS DAN COEDUCATIONAL SCHOOLS DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: Nadya Putri Delwis 101301024 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAN TIPE-TIPE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN SKRIPSI

PERAN TIPE-TIPE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN SKRIPSI PERAN TIPE-TIPE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : ESTER

Lebih terperinci

EXPLANATORY STYLE PADA INDIVIDU DALAM MENGHADAPI PENYAKIT KANKER SKRIPSI DEWI NATALIA RUSLI

EXPLANATORY STYLE PADA INDIVIDU DALAM MENGHADAPI PENYAKIT KANKER SKRIPSI DEWI NATALIA RUSLI EXPLANATORY STYLE PADA INDIVIDU DALAM MENGHADAPI PENYAKIT KANKER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh DEWI NATALIA RUSLI 071301037 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN PERNIKAHAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SKRIPSI

HUBUNGAN KEHARMONISAN PERNIKAHAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SKRIPSI 1 HUBUNGAN KEHARMONISAN PERNIKAHAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH NOVIKA

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTERI SKRIPSI TASYA MARTHA SARI NIM:

PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTERI SKRIPSI TASYA MARTHA SARI NIM: PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTERI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: TASYA MARTHA SARI NIM: 041301127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN KEPADA PEMIMPIN TERHADAP WORK ENGAGEMENT

PENGARUH KEPERCAYAAN KEPADA PEMIMPIN TERHADAP WORK ENGAGEMENT PENGARUH KEPERCAYAAN KEPADA PEMIMPIN TERHADAP WORK ENGAGEMENT SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : RANI DIAN SARI 091301096 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN JASA KLINIK KECANTIKAN SKRIPSI

PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN JASA KLINIK KECANTIKAN SKRIPSI PERAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL (PBC) TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN JASA KLINIK KECANTIKAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi oleh : RIZQA

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : NAMA : ROLLA SURBAKTI NIM : DEPARTEMEN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

S K R I P S I. Oleh : NAMA : ROLLA SURBAKTI NIM : DEPARTEMEN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN S K R I P S I PENGARUH PENERAPAN PRINSIP PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) (Studi pada kantor PTPN II

Lebih terperinci

PENGARUH SERVANT LEADERSHIP TERHADAP PERILAKU INOVATIF KARYAWAN SKRIPSI TRY MAY SYARAH

PENGARUH SERVANT LEADERSHIP TERHADAP PERILAKU INOVATIF KARYAWAN SKRIPSI TRY MAY SYARAH PENGARUH SERVANT LEADERSHIP TERHADAP PERILAKU INOVATIF KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: TRY MAY SYARAH 121301083 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan keanekaragaman masing-masing,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam kehidupan modern saat ini, mewujudkan penyesuaian diri dalam perkawinan tampaknya semakin sulit, apalagi bila usia individu yang menikah masih tergolong muda sehingga belum cukup matang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci