India di perantauan indiadiaspora.nic.ind jumlah perantauan India di seluruh
|
|
- Teguh Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Kota Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sejak abad ke 19 kota Medan telah tumbuh sebagai kota berpenduduk majemuk. Hal ini dikarenakan kota Medan berada pada posisi jalur lalu litas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura sehingga cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting (pemkomedan.go.id). Pada tahun 1863 di kota Medan didirikan industri perkebunan (mulanya perkebunan tembakau) yang dirintis oleh Jacobus Nienhys. Pada masa itu banyak buruh dari Cina, India, dan Pulau Jawa didatangkan oleh pengusaha-pengusaha perkebunan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Selain mereka yang didatangkan sebagai kuli, migran lain pun terus berdatangan ke kota ini untuk tujuan berdagang dan mengisi berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia (Suprayitno, 2005). Kehadiran buruh dari Cina, India dan Pulau Jawa lambat laun membuat pendatang tinggal sementara bahkan ada yang menetap menjadi warga Negara Indonesia seperti bangsa India dan Cina. Sampai sekarang masih terlihat keberadaan mereka di kota Medan. Di Sumatera Utara, hingga kini diperkirakan ada sekitar orang warga keturunan India. Menurut situs pengelola jaringan India di perantauan indiadiaspora.nic.ind jumlah perantauan India di seluruh dunia sekitar 20 juta orang pada tahun 2000-an. Status mereka ada dua macam. Pertama, mereka yang berstatus sebagai warga negara India, namun bekerja di 1
2 2 negara lain dan yang kedua adalah keturunan India yang sudah menjadi warga negara di tempatnya merantau (Emsan, 2011). Masyarakat India di Indonesia mempunyai sub kelompok yakni Punjabi, Tamil, Sindhi, Telegu, dan Gujarat. Kelompok India Tamil yang berasal dari India Selatan merupakan etnis India terbesar di kota Medan. Orang India lainnya yang terdapat di Medan adalah Punjabi yang berasal dari India Utara (Waspada, Juni 2011). Kepribadian orang India ditandai oleh konsep jiva. Jiva mewakili segala sesuatu mengenai seorang individu. Konsep jiva ini terdiri dari lima lapisan, lapisan terluar adalah tubuh (body), lapisan berikutnya adalah nafas kehidupan (mengarah kepada proses fisiologis), lapisan ketiga melibatkan sensasi dan fikiran yang mengkoordinasi fungsi sensoris, lapisan keempat mewakili aspek kognitif dan yang kelima atau lapisan terdalam adalah atman, suatu asas abadi sebagai representasi Yang Esa (Panjpe dalam Berry dkk, 2004). Hal yang menarik adalah secara kultural mayoritas masyarakat Indonesia secara intensif memperoleh pengaruh dari kebudayaan India. Disebutkan bahwa orang India mementingkan hal yang bersifat universal, mengecilkan arti individualitas, memandang segala sesuatu sebagai kesatuan statik, menganggap kepribadian manusia dari segi subjektif, tunduk kepada hal universal, terasing dari dunia nyata, serta suka kepada pemikiran introspektif dan metafisik (Habib, 2004). Menurut Dr. Phil Ichwan Azhari, MS, sejarawan Universitas Negeri Medan (Unimed) menyatakan bahwa suku bangsa India telah menambah kemajemukan kota Medan dan pengaruh budaya India sangat terasa kental pada
3 3 beberapa komunitas etnis di Sumatera Utara, namun sungguh disayangkan hampir tidak pernah dibahas secara ilmiah melalui seminar terutama dijenjang perguruan tinggi (Analisa, 2009). Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang etnis India yang ada di kota Medan. Penelitian ini secara khusus akan membahas mengenai etnis India Tamil dan Punjabi yang ada di kota Medan. Lubis (2005) dalam penelitiannya mengenai kajian awal komunitas India di kota Medan menyebutkan bahwa orang-orang Cina yang pada awalnya datang ke Medan sebagai kuli perkebunan telah berkembang menjadi satu kelompok yang menguasai ekonomi. Sementara itu imigran keturunan India yang juga datang dalam kurun waktu yang sama dan untuk sebagian besar dengan status yang sama tidak memperlihatkan kemajuan penguasaan ekonomi semaju orang Cina. Hal ini terlihat dari pernyataan yang diberikan oleh Mose Algesen, seorang tokoh keturunan India Tamil, kepada anggota DPRD Sumut pada awal Mei 2011, bahwa kebanyakan masyarakat India Tamil di kota Medan bekerja di sektorsektor informal seperti menjadi tukang parkir, pedagang, guru, atau buruh kasar. Tidak sedikit pula yang bekerja keluar negeri sebagai TKI. Sangat sedikit orangorang Tamil yang bekerja di kantor pemerintahan di Medan dibandingkan jumlah warga Tamil yang mencapai puluhan ribu orang. Di sektor kecil, seperti kelurahan tidak pernah ada wakil suku Tamil. Bahkan di Kampung Madras yang kebanyakan orang India, tidak ada warga India yang pernah menjadi lurah (Waspada,Juni 2011). Berdasarkan penelitian mengenai moral ekonomi komunitas India di kota Medan yang dilakukan oleh Florence (2008), pada umumnya orang Tamil memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan hanya sedikit dari mereka yang
4 4 memiliki pendidikan formal. Hal senada juga diungkapkan oleh Sofyan Tan, seorang tokoh masyarakat Sumatera Utara, bahwa satu-satunya cara untuk mengangkat kesejahteraan hidup etnis India Tamil agar lebih baik dan bisa hidup sejajar dengan lainnya adalah memperbaiki pendidikan mereka (Analisa, Juni 2011). Berbeda dengan orang-orang Tamil, orang-orang Punjabi tergolong tekun dan sukses menjalankan bisnis mereka, sehingga baik secara ekonomi maupun tingkat pendidikan, Punjabi terlihat lebih mapan dibandingkan suku-suku India lain yang menetap di Sumatera Utara. Kesuksesan ini ditopang oleh kuatnya solidaritas sesama orang-orang Punjabi, yang antara lain diwujudkan melalui pengembangan jaringan bisnis sesama warga Punjabi. Kesuksesan orang-orang Punjabi ini dapat dilihat dari berdirinya toko-toko sport yang sudah ditekuni sejak tahun 1930-an. Hingga saat ini telah ada kurang lebih 20 toko sport di Kota Medan yang pemiliknya berasal dari suku bangsa Punjabi. Pada bidang pendidikan orang orang secara khusus sangat kuat dalam bidang pendidikan Bahasa Inggris, suku bangsa Punjabi membuka tempat-tempat kursus bahasa Inggris yang dibuka untuk umum. Selain toko sport dan pendidikan, suku Punjabi di kota Medan juga terkenal dengan kemampuan berternak sapi yang menghasilkan susu yang sudah dikenal luas di Sumatera (Lubis, 2005). McClelland (1987) mengatakan bahwa hal yang bertanggungjawab terhadap perbedaan perkembangan ekonomi suatu negara atau kelompok adalah motivasi berprestasi. Motivasi yang tinggi sering diasosiasikan dengan kesuksesan dalam materi dan karir. Motivasi berprestasi adalah usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam segala aktivitas kehidupan, salah satunya dalam hal
5 5 mencari penghasilan dan karir. McClelland (1987) menyebutkan bahwa individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri yang tinggi, lebih ulet, lebih giat dalam melaksanakan suatu tugas, mempunyai harapan yang tinggi untuk sukses dan mempunyai keinginan untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kebutuhan untuk mendapatkan prestasi merupakan motif yang bersifat sosial karena motif ini dipelajari dalam lingkungan dan melibatkan orang lain. Bila dilihat dari lingkungan, meskipun masyarakat India Tamil dan India Punjabi tinggal jauh dari negara asal mereka namun mereka tetap mempertahankan nilainilai adat budaya mereka. Mereka hidup dengan nilai budaya asli mereka. Oleh karena itu, baik secara langsung maupun tidak langsung hal ini akan mempengaruhi cara hidup mereka. Motivasi berprestasi individu dipengaruhi oleh faktor budaya. Masyarakat India di kota Medan masih menjunjung tinggi nilainilai kebudayaan mereka. Masyarakat Tamil masih berpegang teguh terhadap budaya dan adat istiadat mereka. Mereka memiliki berbagai macam kebudayaan dan adat istiadat yang sampai sekarang masih dijalankan di kota Medan. Orangorang Punjabi dapat dikatakan masih relatif kuat dalam mempertahankan identitas budaya mereka dibandingkan dengan etnis India Tamil (Lubis, 2005). Hal ini sejalan dengan hasil survey sederhana yang dilakukan oleh peneliti yang menemukan bahwa penanaman nilai-nilai budaya India Punjabi yang lebih kuat dibandingkan dengan India Tamil kota Medan. Adanya Medan Sikh Community Centre yang berpusat di gurdwara Shree Arjundev Ji di Karangsari Medan dapat menjadi salah satu tempat pengembangan budaya Punjabi. Sekolah ini diadakan
6 6 setiap hari sabtu dan di sekolah ini diajarkan bahasa serta kebudayaan Punjabi kepada anak-anak etnis India Punjabi yang beragama Sikh. Di dalam seluruh kebudayaan India sifat yang paling kuat ialah susunan kasta (Waluya, 2007). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Florence (2008) budaya dalam bentuk kasta telah menyebabkan perbedaan ekonomi antara India Tamil dan Punjabi. Budaya kasta telah mempengaruhi motivasi kerja dan moral ekonomi komunitas Tamil dalam berdagang sehingga sulit berkembang. Pada umumnya komunitas Tamil hanya memiliki usaha yang lebih kecil seperti pedagang kaki lima, warung kecil, dan tukang parkir sedangkan komunitas Punjabi memiliki toko dalam mengembangkan usaha mereka. Sistem kasta masyarakat India memiliki ciri-ciri yaitu, keanggotaan kasta berdasarkan kelahiran, perkawinan dengan orang diluar golongan tersebut dilarang dan pergaulan dengan golongan terendah dilarang. Kemudian setiap golongan memiliki kedudukan sosial yang sangat tajam batasan-batasannya, sehingga lahir dan mati dalam golongannya dan sepanjang hidupnya tidak dapat dirubah (kodrati) (Waluya, 2007). Sistem kasta pada etnis India ini timbul akibat perbedaan asal dan warna kulit. Pada tahun 1500 SM bangsa Arya memasuki India. Kulit mereka lebih putih dibandingkan dengan penduduk asli. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya kasta agar keturunan dan warna kulit bangsa Arya tetap terjaga dan tidak bercampur dengan penduduk asli, yaitu bangsa Dravida (Florence, 2008). Florence (2008) menyebutkan di Kampung Madras kasta yang ada adalah kasta Ksatria dan kasta Sudra. Orang Tamil menduduki golongan kasta terendah yaitu kasta Sudra. Orang Punjabi memiliki kasta yang lebih tinggi yaitu kasta
7 7 Ksatria. Walaupun agama Sikh mengatakan sistem kasta tidak ada namun pengaruh dari agama Hindu itu masih ada, terbukti dengan realitas komunitas Sikh yang dimasukkan ke dalam kategori kasta Ksatria yaitu kasta kaum pejuang. Sistem kasta ini sampai sekarang masih tetap dipertahankan walaupun masyarakat India sendiri terkadang tidak mengakuinya (Noorkasiani, 2007). Hal ini terlihat dengan masyarakat Punjabi yang menekankan untuk menikah dengan sesama kasta. Dalam kehidupan sehari hari biasanya etnis India Tamil dan India Punjabi tidak berbaur. Orang-orang Punjabi lebih mengutamakan satu etnik yang kastanya sama baik untuk dipekerjakan di toko maupun untuk ditolong pada saat kesulitan (Florence, 2008). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh J (30 tahun) seorang yang berasal dari etnis tamil : walaupun rumah ibadah mereka (Punjab) bersebelahan dengan kita, kita gak pernah bertegur sapa dengan mereka, mereka itu orangnya kejam- kejam, orang punjab juga ga pernah beli di tempat kami, kalo ketemu di jalan juga gak saling berteguran. (Wawancara Interpersonal, Oktober 2011) Kasta memainkan peranan dalam pembentukan ekonomi seseorang. Sistem kasta adalah bagian dari budaya Hindu yang membentuk nilai-nilai dan keyakinan individu. Pekerjaan seseorang ditentukan oleh kasta mereka, kemudian diteruskan kepada generasi mendatang (Audretsch dan Meyer, 2009). Sistem kasta telah dihapuskan sejak tahun 1950 tetapi dampaknya pada persepsi masyarakat India tetap bertahan. Kasta yang rendah dipersepsikan sebagai inferior. Secara umum stigma kasta mereka menandai mereka tidak mampu (Hoff and Pandey, 2008). Penelitian Hoff dan Pandey (2008) mengenai prestasi siswa di India menunjukkan adanya perbedaan motivasi berprestasi antara siswa yang berasal
8 8 kasta tinggi dan kasta rendah. Mereka yang berasal dari kasta yang tinggi memiliki motivasi berprestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kasta rendah. Hoff dan Pandey (2011) menemukan bahwa kasta menghasilkan kesenjangan dalam kinerja, mereka yang berasal dari kasta tinggi belajar dan bekerja lebih produktif dari pada kasta rendah. Ditemukan juga bahwa mereka yang berasal dari kasta tinggi memiliki konsep diri dan kepercayaan diri yang lebih baik daripada mereka yang berasal dari kasta yang rendah. Mereka yang berasal dari kasta rendah merasa tidak bisa (I can t) dan tidak berani (I don t dare). Demikian juga penelitian mengenai perbedaan prestasi pada siswa di India yang dilakukan oleh Nuthanap (2007 ) menunjukkan bahwa siswa dengan kasta rendah berbeda dalam hal prestasi akademik dengan siswa yang berasal dari kasta tinggi. Siswa dengan kasta yang rendah memiliki prestasi akademik yang lebih rendah daripada siswa kasta tinggi. Menurut Hoff dan Pandey (2008) hal ini dikarenakan mereka yang berasal dari kasta tinggi termotivasi oleh lingkungan sosial mereka. Hill & Shelton (dalam Martaniah, 1998) menyatakan bahwa motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh individu tergantung kebudayaan tempat ia dilatih, pola tersebut sesuai dengan nilai dan harapan perilaku yang akan dihadapinya sebagai orang dewasa didalam masyarakat tempat ia hidup. Bila lingkungan sosialnya memberi kesempatan pada individu untuk mengekspresikan kemampuannya, maka individu menjadi lebih percaya diri, sehingga walaupun ia mengalami kegagalan, ia tetap terdorong untuk mengatasinya dan berusaha lebih baik. Apabila dibesarkan dalam budaya yang menekankan pada pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif dan kompetitif, serta suasana yang selalu
9 9 mendorong individu untuk memecahkan masalah secara mandiri tanpa dihantui perasaan takut gagal, maka dalam diri seseorang akan berkembang hasrat untuk berprestasi tinggi. Motivasi berprestasi merupakan suatu komponen penting dalam kepribadian yang membuat manusia berbeda satu sama lain (Morgan,dkk, 1986). Graham (dalam Santrock, 2003) menyebutkan perlunya mempelajari motivasi berprestasi dari anak-anak yang berasal dari golongan minoritas. Hal ini dikarenakan bukan hanya faktor kelas sosial saja yang membedakan perbedaan prestasi remaja jika ditinjau dari etnis. Motivasi berprestasi juga dapat menjelaskan mengapa suatu kelompok dapat lebih sukses secara ekonomi daripada kelompok lain. Berkaitan dengan perbedaan latar belakang ekonomi India tamil dan India Punjabi yang ada di kota Medan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Motivasi Berprestasi India Tamil dan Punjabi di kota Medan B. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan Motivasi Berprestasi pada masyarakat India Tamil dan Punjabi di kota Medan. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Motivasi Berprestasi pada masyarakat India Tamil dan Punjabi di kota Medan.
10 10 D. MANFAAT PENELITIAN Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Psikologi Sosial mengenai motivasi berprestasi masyarakat India di kota Medan. Penelitian ini diharapkan akan berperan dalam pengembangan ilmu psikologi. 2. Manfaat praktis a. Masyarakat India Tamil dan Punjabi Kota Medan Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat India di kota Medan dan institusi yang terkait dalam hal motivasi berprestasi India Tamil dan Punjabi di kota Medan. b. Peneliti lain Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data untuk melihat perbedaan motivasi berprestasi masyarakat India Tamil dan Punjabi di kota Medan untuk kemudian dapat dilakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti berikutnya.
11 11 E. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah : BAB I Merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas : Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Merupakan landasan teori yang terdiri atas : Teori motivasi berprestasi, Ciri Motivasi Berprestasi dan faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Bab ini juga menjelaskan mengenai masyarakat India di kota Medan. BAB III Merupakan metodologi penelitian, yang terdiri atas: Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional penelitian, sampel dan populasi, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV Analisa dan Interpretasi Data, yang terdiri atas: Gambaran subjek penelitian, uji asumsi penelitian, hasil utama penelitian dan hasil tambahan. BAB V Kesimpulan, Diskusi, dan Saran Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran penyempurnaan penelitian berikutnya.
BAB II LANDASAN TEORI. berhasil dalam berkompetisi dengan suatu standar keunggulan (standar of
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi 1. Definisi Motivasi Berprestasi McClelland (1987) menggunakan istilah need for achievement (n Ach) untuk kebutuhan berprestasi yaitu sebagai suatu dorongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu yang melibatkan proses belajar (Suryabrata, 1998).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan potensi oleh Tuhan. Potensi yang dimiliki setiap individu harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Fenomena ini misalnya terlihat pada kasus penganut ajaran Sikh yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengakuan terhadap 6 agama resmi di Indonesia membawa dampak tersendiri bagi penganut agama yang tidak termasuk dalam kategori agama yang diakui tersebut.
Lebih terperinciBAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN
BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk, baik dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan di Sumatera Utara adalah sebuah kota yang tumbuh pesat sejak pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk, baik dari kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.
Lebih terperinciPREDICARA Volume.1 Nomor. 2 Desember Perbedaan Motivasi Berprestasi pada India Tamil dan India Punjabi di Kota Medan
Perbedaan Motivasi Berprestasi pada India Tamil dan India Punjabi di Kota Medan Susi Mariani Harahap 1 dan Rika Eliana 2 PS Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Jl. Dr Mansyur No. 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kedatangan etnis Tamil dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang (Sugiyanto dalam Cahyani,2013). Sugiyanto juga menjelaskan bahwa prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan salah satu wujud keberhasilan di tunjukan dari prestasi seseorang (Sugiyanto dalam Cahyani,2013). Sugiyanto juga menjelaskan bahwa prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedatangan imigran-imigran Tionghoa ke pantai timur Sumatra telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan imigran-imigran Tionghoa ke pantai timur Sumatra telah menjadi perhatian sebagai suatu keajaiban yang menarik. Bangsa yang ulet ini datang ke Sumatra Timur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Proses mobilitas orang India ke Kota Medan dapat dibagi. dalam dua periode. Periode pertama, perpindahan orang India
BAB VI KESIMPULAN Proses mobilitas orang India ke Kota Medan dapat dibagi dalam dua periode. Periode pertama, perpindahan orang India sebelum Medan menjadi sebuah kota kolonial pada akhir abad ke- 19.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu di masyarakat. Kemajuan pada individu bisa dilihat dari seberapa besar perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia digolongkan kepada masyarakat yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia digolongkan kepada masyarakat yang bersifat majemuk. Geertz (dalam Suparlan, 1999), menjelaskan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga sebagai alat mobilitas vertikal ke atas dalam golongan sosial. Konsep mengenai pendidikan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Provinsi Sumatera Utara,
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kondisi Umum Kota Medan Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Provinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu negara ialah faktor pendidikan di dalam negara itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya
Lebih terperinciPERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON
PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON 100904024 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peran Identitas Etnis dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kelangsungan hidupnya memerlukan berbagai aktifitas yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan yang berbeda-beda. Saat ini, pemerintah Indonesia mengakui adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia terdiri dari masyarakat yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Saat ini, pemerintah Indonesia mengakui adanya enam agama, dan sisanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan. Hidup berdampingan secara damai antara warga negara yang beragam tersebut penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. armada pedagang Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan etnis Cina di Medan di mulai pada abad ke-15, dimana ketika armada pedagang Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur untuk berdagang dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku bangsa, beranekaragam Agama, latar belakang sejarah dan kebudayaan daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut dikarenakan manusia adalah makhluk sosial. Kelompok-kelompok tersebut akan tergabung pada suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkawinan akan mengungkapkan bahwa banyak keputusan menyeluruh, pilihan-pilihan, atau alternatif sedang dipertimbangkan, dan bahwa semua itu membentuk atau menentukan
Lebih terperinciBAB VII RAGAM SIMPUL
BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu, Jawa, Batak Karo, India dan Cina. Di antara etnik tersebut terdapat dua kelompok etnik yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang, sedangkan penting maksudnya bahwa ilmu pengetahuan itu besar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu hal yang perlu dan penting. Perlu maksudnya bahwa ilmu pengetahuan yang terkandung dalam pendidikan harus dimiliki oleh setiap orang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sebagai seorang manusia, kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Interaksi kita dengan orang lain akan memiliki dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan metabolisme tubuh, atau hanya sekadar untuk menyenangkan perut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makan merupakan kebutuhan paling dasar dan utama bagi setiap makhluk hidup yang sifatnya naluriah, tetapi jenis makanan apa yang layak dan tidak layak dimakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta, baik aspek-aspek yang berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniah. Kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu mempunyai keinginan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Hal ini bisa dikarenakan tempat sebelumnya mempunyai lingkungan yang kurang baik, ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal seperti sekolah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata adversity berasal dari bahasa Inggris yang berarti kegagalan atau kemalangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ADVERSITY QUOTIENT 1. PengertianAdversity Quotient Adversity atau kesulitan adalah bagian kehidupan kita yang hadir dan ada karena sebuah alasan dan kita sebagai manusia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu hidup bersama, hidup berkelompok-kelompok. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berlangsung. Secara internal Indonesia mengalami tatanan kehidupan yang cukup kritis baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Nilai-Nilai Budaya Gotong Royong Etnik Betawi Sebagai Sumber Pembelajaran IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan khas dan nilai-nilai budaya yang berbeda. Keragaman budaya
Lebih terperinciIndonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang satu berbeda dengan suku bangsa yang lain. Perbedaan suku bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk diperbincangkandengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan etnis Tionghoa adalah sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama merupakan sebuah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
178 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Berikut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memutuskan untuk menetap dan pada akhirnya memiliki keturunan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gurdwara merupakan tempat ibadah bagi umat agama Sikh, dimana Sikh adalah suatu agama monoteistik yang berdiri pada abad ke-16. Kata Sikh berarti murid. Agama Sikh
Lebih terperinciBAB II LOKASI UMUM PENELITIAN
BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Kampar adalah merupakan satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar dengan ketinggian 30/50 Meter dari permukaan laut, suhu maksimum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mendiami berbagai pulau yang ada.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mendiami berbagai pulau yang ada. Mereka tersebar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesejahteraan sosial adalah upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap orang mampu mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal juga terlestari di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki daya saing. Hal utama yang ingin dicapai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang dianugerahi sumberdaya alam yang melimpah. Posisi wilayahnya strategis, yakni sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.504
Lebih terperinciberagam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertajam keterampilan yang dimiliki serta menjalin pertemanan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga formal yang memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peranan tersebut berupa kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Berprestasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu sistem, pengorganisasian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu sistem, pengorganisasian, kegiatan kegiatan, dan mencapai tujuan bersama (Muhammad, 2009, h. 23). Menurut UUD 1945 pasal 28, berorganisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Tebing Tinggi memiliki luas daerah kurang dari 31 km² dan berjarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan budaya yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai suku atau etnis yang berkembang dan tersebar di seluruh wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah negara yang besar berdiri dalam sebuah kemajemukan komunitas. Beranekaragam suku bangsa, ras, agama, dan budaya yang masingmasing mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar adalah motivasi siswa. Pintrich dan Schunk (2002) mengatakan bahwa motivasi memiliki peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota selalu menjadi bahan kajian yang menarik untuk diperbincangkan dalam setiap level dengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan sebuah kota
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi
Lebih terperincidan teori yang dipegang dalam penafsiran pendidikan tersebut. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, kita sering menjumpai kata mendidik dan pendidikan. Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinci2015 KORELASI KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK MTS AT TAUFIQ BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembanganya suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan sarana utama yang dapat menjadikan manusia menjadi sosok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya dikalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan nasional dari negara Indonesia yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional dari negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di Sumatera Timur. Perpaduan antar budaya dalam kesenian ketoprak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketoprak Dor adalah kesenian yang cukup unik di Sumatera Utara. Pertama, bahwa kesenian ini mulanya dibawa dan dimainkan oleh orang Jawa yang berimigrasi ke tanah Deli
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang individu dapat dikatakan menginjak masa dewasa awal ketika mencapai usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting oleh setiap individu. Melalui pendidikan setiap individu akan memperoleh ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya kedudukan atau status berarti posisi atau tempat seseorang dalam sebuah kelompok sosial. Status sosial merupakan tempat seseorang secara umum dalam
Lebih terperinci