MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR IDENTIFIKASI BAHAN DAN ALAT YANG DIPERLUKAN NO. KODE : BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kompeten di Tempat Kerja Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Isi Materi Pelatihan Penerapan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Seseorang Mungkin Sudah Memiliki Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Kerja Pengertian-Pengertian Istilah Profesi Standarisasi Penilaian/Uji Kompetensi Pelatihan Kompetensi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Standar Kompetensi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sertifikasi Kompetensi... 8 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Unit Kompetensi Unit Kompetensi yang Akan Dipelajari... 9 Halaman: 1 dari 80

3 Durasi/Waktu Pelatihan Kesempatan untuk Menjadi Kompeten Unit Kompetensi yang Dipelajari Kemampuan Awal Judul Unit Kode Unit Deskripsi Unit Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Persiapan/Perencanaan Permulaan dari Proses Pembelajaran Pengamatan Terhadap Tugas Praktek Implementasi Penilaian Metode Pelatihan Belajar Secara Mandiri Belajar Berkelompok Belajar Terstruktur BAB IV IDENTIFIKASI BAHAN DAN ALAT YANG DIPERLUKAN Umum Penetapan Ukuran, Jenis Kertas dan Setting Gambar Pedoman Ukuran, Jenis Kertas dan Setting Gambar Pemilihan Ukuran, Jenis Kertas dan Setting Gambar Pelaporan Ukuran dan Jenis Kertas Perhitungan Jumlah Gambar Identifikasi Jenis Gambar Perhitungan Jumlah Lembar Gambar Arsitektur Pelaporan Jumlah Gambar yang akan Dikerjakan Penyusunan Daftar Peralatan Gambar, Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perlengkapan dan Peralatan Menggambar Halaman: 2 dari 80

4 Penyiapan Borang-borang Keperluan Perlengkapan dan Peralatan Menggambar Perhitungan Macam dan Jumlah Perlengkapan dan Peralatan Menggambar BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Pelatih Penilai Teman Kerja/Sesama Peserta Pelatihan Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 3 dari 80

5 BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten di Tempat Kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / Mandiri : a) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. b) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Materi Pelatihan a) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. b) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / Mandiri. Halaman: 4 dari 80

6 Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. c) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan a) Pada pelatihan klasikal, instruktur akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja. b) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja. Halaman: 5 dari 80

7 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC). Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah: a) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau b) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan / keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Halaman: 6 dari 80

8 1.4.4 Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Halaman: 7 dari 80

9 Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 8 dari 80

10 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Juru Gambar Arsitektur yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Melaksanakan prosedur K3 dan lingkungan di tempat kerja Bekerjasama dengan rekan kerja dan lingkungan sosial yang beragam Mendiagnosa gambar sketsa/draft Membuat jadwal kerja Melakukan penggambaran Menyimpan/merapikan gambar dan peralatan yang sudah selesai digunakan Membuat laporan hasil penggambaran 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan Durasi / Waktu Pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu. Halaman: 9 dari 80

11 Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan. Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal K3-LH Judul Unit : Mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan Kode Unit : Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan, yang dilakukan oleh Juru Gambar Arsitektur Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Menetapkan ukuran, jenis kertas dan setting gambar yang diperlukan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Pedoman ukuran, jenis kertas, dan setting gambar yang diperlukan dikuasai dengan cermat dan teliti. 1.2 Ukuran, jenis kertas, dan setting gambar yang diperlukan dipilih sesuai dengan spesifikasi tehnis arsitektur. 1.3 Ukuran dan jenis kertas, yang diperlukan dilaporkan kepada atasan langsung/arsitek untuk disiapkan oleh bagian logistik. Halaman: 10 dari 80

12 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 2. Menghitung jumlah gambar yang akan dikerjakan 3. Menyusun daftar peralatan gambar, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan 2.1. Jenis gambar yang akan dikerjakan diidentifikasi dengan cermat 2.2. Jumlah gambar yang akan dikerjakan di tetapkan dengan cermat 2.3. Jumlah gambar yang akan dikerjakan dilaporkan kepada atasan langsung/arsitek untuk disiapkan oleh bagian logistik Pengetahuan mengenai perlengkapan dan peralatan menggambar baik secara manual maupun dengan computer dikuasai dengan cermat dan teliti Borang borang keperluan peralatan gambar, perangkat keras dan perangkat lunak disiapkan dengan menyebutkan jenis, jumlah dan spesifikasi alat yang diperlukan Keperluan peralatan gambar, perangkat keras dan perangkat lunak dihitung macam dan jumlahnya dengan komprehensif dan terinci dan dimasukkan kedalam borang-borang yang telah disiapkan Jumlah peralatan gambar, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan dilaporkan pada atasan langsung/arsitek untuk dipersiapkan oleh bagian logistik. BATASAN VARIABEL 1. Kompetensi ini diterapkan pada satuan kerja secara mandiri 2. Dokumen pelaksanaan berupa gambar sketsa/draft dan uraian serta spesifikasi teknis termasuk spesifikasi bahan harus tersedia. 3. Diberi kewenangan untuk menganalisis waktu pelaksanaan dan kebutuhan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai persyaratan mutu dan persyaratan kerja. PANDUAN PENILAIN 1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan sebagai bukti keterampilan : 1.1. Pemahaman dan penerapan gambar sketsa/draft dalam pelaksanaan di lapangan Penerapan persyaratan mutu dan kerja serta K3 dan Lingkungan Pemahaman dalam jadwal pelaksanaan dan produktifitas kerja. 2. Konteks penilaian 2.1. Unit ini dapat dinilai di dalam tempat kerja Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik di tempat kerja maupun melalui simulasi. Halaman: 11 dari 80

13 2.3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK). 3. Aspek penting penilaian Aspek penting yang harus diperhatikan : 3.1. Kemampuan menghitung volume pekerjaan Kemampuan menghitung waktu yang diperlukan Kemampuan menghitung kebutuhan bahan Kemampuan menyusun program kerja dan alat kerja. 4. Kaitan dengan unit-unit lain Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi pelaksana rancangan bangunan gedung yaitu terkait dengan unit : 4.1. Membuat program kerja berdasarkan target waktu yang diberikan, dan rencana kebutuhan bahan Membuat laporan hasil pekerjaan untuk kebutuhan pelaporan. Kompetensi Kunci NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa gambar kerja/draft dan spesifikasi teknis/bahan Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1 3. Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 1 4. Merencanakan kebutuhan bahan dan tenaga kerja 2 5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 Halaman: 12 dari 80

14 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya, bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / Perencanaan a) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. b) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. d) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Permulaan Dari Proses Pembelajaran a) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar. b) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan Terhadap Tugas Praktek a) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan. Halaman: 13 dari 80

15 3.1.4 Implementasi a) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. c) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar Secara Mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar Terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.. Halaman: 14 dari 80

16 BAB IV IDENTIFIKASI BAHAN DAN ALAT YANG DIPERLUKAN 4.1. Umum Sebelum dilakukan penggambaran, seorang Juru Gambar Arsitektur harus melakukan dulu identifikasi bahan dan alat yang diperlukan agar hal tersebut dapat disiapkan oleh bagian yang berwenang. Langkah pertama dalam hal tersebut adalah menetapkan ukuran dan jenis kertas yang akan digunakan. Ukuran dan jenis kertas yang digunakan dapat dilihat pada KAK untuk laporan setiap tahap perancangan. Pada proses perancangan awal, arsitek akan membuat sketsa/draft dari macam-macam kertas sesuai kebutuhan. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis gambar dengan melihat skala gambar, ukuran-ukuran dan format kertas gambar yang telah ditetapkan oleh pemberi kerja dan dapat dilihat pada dokumen tender (KAK dan lain-lain). Dengan demikian dapat dibuat daftar lembar gambar yang akan menghasilkan jumlah gambar secara keseluruhan pada setiap tahap perancangan. Dengan mengetahui jumlah gambar yang harus dibuat maka dapat dihitung kebutuhan peralatan gambar baik peralatan manual maupun peralatan komputer Penetapan Ukuran/Jenis Kertas dan Setting Gambar Media penggambaran umumnya ditentukan di dalam KAK baik jenis kertas, ukuran kertas, format lembar gambar termasuk jumlah eksemplar dokumen yang harus diserahkan per tahap pemasukan dokumen perancangan. Pada waktu-waktu yang lampau pemberi kerja hanya diberikan gambar cetak biru dari produk perencanaan-perancangan, sedangkan kertas kalkir (tracing paper) nya masih merupakan properti dari arsitek/perancang Tetapi saat ini dalam KAK terkadang juga diminta soft copy dari produk perencanaan-perancangan sebagai bagian dari kewajiban yang harus diserahkan arsitek. Master copy dari produk perencanaan-perancangan dalam bentuk hard copy biasanya disajikan dalam kertas kalkir dengan ketebalan yang cukup (ukuran 100gr), sedangkan untuk soft copy-nya disimpan dalam CD, USB atau hard disk dalam folder-folder yang terstruktur dengan baik. Halaman: 15 dari 80

17 Pedoman Ukuran, Jenis Kertas dan Setting Gambar Ukuran Kertas Gambar Sesuai ketentuan BS (British Standard) 1192:1969 standar kertas gambar ditentukan sebagai berikut : - A 0 : 841 mm x mm - A 1 : 594 mm x 841 mm - A 2 : 420 mm x 594 mm - A3 : 297 mm x 420 mm - A 4 : 210 mm x 297 mm Ukuran-ukuran kertas gambar di atas adalah standar yang diakui secara universal sehingga perlu diikuti dengan cermat. Ukuran-ukuran tersebut ditetapkan dengan menimbang tata cara melipat standar yang merupakan kelipatan dari ukuran A 4. Sebagai ilustrasi A 3 merupakan kelipatan 2 dari A 4, A 2 merupakan kelipatan 4 dari A 4, A1 merupakan kelipatan 8 dan A 4 dan A 0 merupakan kelipatan 16 dari A4. Gambar Ukuran kertas Pemilihan jenis/tipe kertas gambar tersebut adalah berdasarkan : - Memudahkan dalam memperkecil dan/atau memperlebar kertas sesuai dengan kebutuhannya. - Memudahkan penyimpanan di studio gambar. - Mudah dibawa sewaktu survey/tugas di lapangan. Halaman: 16 dari 80

18 Jenis Kertas Dalam proses perencanaan perancangan, gambar sketsa/draft dibuat arsitek di atas berbagai media antara lain kertas millimeter, blok HVS atau kalkir, kertas kalkir, kertas roti, kertas HVS polos, kertas gambar dan lainlain. Kertas kalkir bersifat transparan, berwarna keputih-putihan dan agak kasar. Kertas yang licin umumnya lebih baik untuk menggambar dengan tinta, sedangkan kertas yang agak kasar cocok untuk pensil. a) Kelas sketsa - Kertasnya tipis - Murah - Dipakai untuk sketsa, klad dan mudah untuk menjiplak. b) Kelas menengah - Agak tebal - Halus atau agak kasar - Untuk rencana-rencana yang umum, pra rencana. c) Kertas halus - Vellum - 100% kanvas - Untuk gambar penyajian final d) Film - 0,004 plastic bening supaya dapat diperoleh hasil cetakan yang bermutu tinggi permanen dan pelapis Setting Gambar Parameter-parameter yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan setting gambar adalah: - Ukuran kertas (A 0, A 1, A 2, A 3, A 4). - Format kertas (panel judul dan keterangan horizontal, panel judul dan keterangan vertikal). - Besaran gambar (skala yang diminta). - Keterkaitan gambar dalam satu lembar kertas (denah-denah, tampaktampak, potongan-potongan, detail-detail). - Kejelasan informasi yang perlu dipahami oleh pengamat gambar (pemberi kerja, instansi pemberi izin, kontraktor, supplier dan sebagainya). Gambar rencana tapak umumnya berdiri sendiri dalam satu lembar gambar. Untuk gambar denah-denah, tampak-tampak, potongan-potongan dan rencana komponen bangunan bisa disajikan satu gambar dalam satu lembar gambar, atau beberapa gambar dalam satu lembar dengan Halaman: 17 dari 80

19 memperhatikan ruang antar gambar dan kejelasan informasi yang disajikan. Sedangkan untuk gambar detail standar bisa dibuat dalam kotak-kotak pada lembar gambar sesuai dengan kebutuhan, lihat gambar Dalam penentuan setting gambar perlu diperhitungkan ruang-ruang yang perlu disediakan untuk notasi-notasi, ukuran- ukuran dan simbol-simbol yang melengkapi gambar tersebut. Gambar Pemilihan Ukuran, Jenis Kertas dan Setting Gambar Pemilihan ukuran kertas gambar umumnya ditetapkan dalam spesifikasi teknis penggambaran, merupakan persyaratan perizinan atau ditetapkan dengan pertimbangan kepraktisan lapangan. Untuk gambar dengan dimensi besar seperti rencana tapak atau denah tapak bisa menggunakan A1 atau A2, sedangkan untuk gambar-gambar perancangan pada proyek-proyek relatif tidak besar sekarang banyak menggunakan ukuran A3. Ukuran kertas gambar apakah AO, A1, A2, A3 atau A4 ditentukan dalam KAK, tetapi untuk dokumen pelaksanaan formal dan gambar perizinan umumnya dipakai ukuran A1 atau A 0, sedangkan untuk gambar presentasi bagi pemberi kerja khususnya untuk proyek-proyek skala kecil sekarang banyak digunakan ukuran kertas A3. Format gambar termasuk lebar garis tepi, bentuk, isi dan posisi panel judul dan keterangan terkadang juga ditetapkan dalam KAK atau ditetapkan oleh pemberi Halaman: 18 dari 80

20 kerja mengacu pada standar instansi yang bersangkutan. Bila hal itu tidak ditentukan bisa diambil pedoman sebagai berikut : - Gambar-gambar proposal umumnya memakai format panel horizontal di sisi bawah gambar. - Gambar-gambar kerja dan gambar pelaksanaan umumnya memakai format panel vertikal di sisi kanan gambar. - Kertas gambar A 4 memakai panel horizontal di sisi bawah gambar, sedangkan ukuran A 3 ke atas dapat memakai panel horizontal di sisi bawah atau panel vertikal di sisi kanan. Di dalam praktek skala gambar untuk jenis gambar tertentu, bila tidak ditetapkan lain di dalam KAK, ditetapkan mengikuti kelaziman yang sudah diterapkan dari waktu ke waktu, yaitu : - Gambar situasi dan lingkup lingkungan digunakan skala 1 : 500, 1 : Gambar perancangan pada umumnya (rencana tapak, denah, tampak, potongan) digunakan skala 1 : 200, 1 : Gambar perancangan semi-detail (gambar tangga, dapur, pantry) digunakan skala 1 : 50 - Gambar detail digunakan skala 1 : 20, 1 : 10, 1: Pelaporan Ukuran dan Jenis Kertas Juru Gambar Arsitektur harus meminta ukuran dan jenis kertas seperti pada uraian tersebut di atas. Biasanya permintaan tersebut termasuk jumlah kertasnya, sehingga yang bersangkutan perlu mengetahui estimasi jumlah gambar yang akan dikerjakannya Perhitungan Jumlah Gambar Identifikasi Jenis Gambar Gambar arsitektur disajikan dalam berbagai ragam penyajian dengan perbedaan tingkat kedalaman informasi dan tingkat estetika penyajiannya karena gambar tersebut diperuntukan bagi pihak-pihak dengan pandangan dan kepentingan yang berbeda. Gambar perancangan awal (gambar konsepsi perancangan dan prarancangan) lebih ditujukan kepada pihak pemberi kerja yang mengharapkan Halaman: 19 dari 80

21 gambar yang dibuat, baik segi tata ruang, arsitektur maupun estetikanya semirip mungkin dengan bangunan yang akan diwujudkan. Pada tahap ini titik berat penyajian pada kejelasan tata ruang, bentuk, aspek-aspek proporsi, skala, komposisi, irama, juga unsur-unsur penampilan dan bahan finishing, seperti : warna, texture, pola, dan lain-lain. Gambar pada tahap ini juga harus menunjukkan notasi-notasi kesesuaian gambar dengan ketentuan ketatakotaan dan bangunan yang berlaku sebagai pertimbangan persetujuan rancangan dari pemberi kerja. Gambar perancangan lanjut (gambar pengembangan rancangan, gambar kerja dan detail, gambar lelang) lebih ditujukan kepada instansi-instansi pemberi izin (Dinas Tata Kota, Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan) dan calon pelaksana pekerjaan/pelaksana pekerjaan (kontraktor). Pihak instansi pemberi izin mengharapkan gambar yang disajikan memberikan informasi yang lengkap dan terukur tentang kesesuaian rancangan dengan ketentuan ketatakotaan dan peraturan bangunan yang ditetapkan di daerah tersebut, antara lain: 1. GSB, GSP, tinggi bangunan, KDB, KLB, ketentuan jumlah parkir, dsb 2. Ketentuan bahaya kebakaran dan evakuasi. 3. Ketentuan aksesibilitas bagi difabel. 4. Ketentuan konservasi bangunan untuk daerah cagar budaya 5. UDGL (Urban Design Guidelines) dan ketentuan-ketentuan lain yang tertuang dalam UU, Permen, Perda atau SK Gubernur yang berkaitan dengan pembangunan bangunan gedung di suatu daerah. Pihak calon pelaksana atau kontraktor mengharapkan gambar yang disajikan mempunyai akurasi yang tinggi dan informasi yang lengkap dan sesuai dengan dokumen lelang lainnya termasuk RKS/Spesifikasi Teknis dan SQ / Daftar Kuantitas Bahan dan Upah. Gambar kerja pelaksanaan (shop drawing) merupakan media komunikasi dari pelaksana kepada supervisor/pelaksana/tukang di lapangan, setelah sebelumnya disetujui oleh pengawas/direksi pekerjaan. Gambar ini merupakan pengembangan dari gambar lelang yang sudah disesuaikan dengan kondisi existing lapangan dan sudah dilengkapi dengan detail-detail pelaksanaan berdasarkan metode pelaksanaan yang diterapkan oleh kontraktor. Gambar sesuai pelaksanaan (as-built drawing) merupakan dokumentasi akhir proyek yang dibutuhkan oleh pemilik gedung/pemberi kerja, pengelola gedung atau Halaman: 20 dari 80

22 instansi pemerintah terkait yang berkepentingan dengan perizinan kelaikan bangunan. As-built drawing harus mendokumentasikan secara akurat dan terukur semua bagian bangunan sesuai hasil pelaksanaan sebagai gambar pedoman operasionalisasi dan pemeliharaan/perawatan bangunan Perhitungan Jumlah Lembar Gambar Arsitektur Penentuan jumlah lembar gambar arsitektur dari suatu proyek tergantung daribanyak hal, diantaranya : 1. Ukuran lembar gambar yang dipakai (A 4, A 3, A 2, A 1, A 0) dan formatnya. 2. Besaran gambar yang disajikan menyangkut dimensi fisik proyek dan skala gambar ( 1 : 200, 1 : 100, 1 : 50, 1 : 20,1 : 10, 1 : 5). 3. Lay out dan jarak wajar antar gambar pada lembar yang ditentukan. 4. Kejelasan informasi yang perlu disampaikan. 5. Pertimbangan estetika presentasi khususnya pada gambar-gambar perancangan awal (sketsa ide dan pra-rancangan). Menimbang parameter-parameter di atas bukan hal yang mudah menetapkan jumlah lembar gambar untuk suatu.proyek pada tahap konstruksi tertentu dan tidak bisa distandarkan dan harus ditentukan secara spesifik. Umumnya tugas kepala juru gambar (job captain) atau juru gambar untuk melakukan simulasi penentuan jumlah lembar gambar untuk suatu penugasan tertentu sesuai ketentuan atas parameter-parameter di atas. Beberapa petunjuk praktis yang bisa dipakai sebagai referensi adalah : - Pada tahap perancangan awal (konsepsi perancangan dan pra rancangan) umumnya posisi gambar atau gambar-gambar pada lembar gambar lebih memberikan peluang pengamatan yang fokus bagi pengamat dengan presentasi yang lebih tinggi tingkat estetikanya. Hal tersebut mengingat pada tahap ini pemberi kerja perlu konsentrasi untuk menentukan pilihan dan mengkaji informasi.yang disajikan. Sehingga umumnya jumlah gambar atau gambargambar per lembar jadi lebih sedikit dan ukuran lembar gambarnya juga lebih kecil (A 4, A3, A 2). - Pada tahap perancangan lanjut (gambar pengembangan rancangan, gambar kerja dan detail, gambar. lelang) umumnya lay out gambar pada lembar gambar lebih efekttf dan padat tanpa mengurangi kejelasan informasi yang ingin disampaikan. Ukuran kertas gambar yang dipakai umumnya lebih besar (A, ; A 1; A 0), atau sesuai dengan ketentuan standar dalam proses perizinan. Halaman: 21 dari 80

23 - Gambar kerja pelaksanaan (shop drawing), juga gambar sesuai pelaksanaan as built drawing) umumnya mengadopsi format dan setting gambar lelang. Tetapi untuk segi kepraktisan lapangan gambar shop drawing : kadang-kadang diperkecil ukuran kertasnya (A 3) agar lebih handy. Langkah-langkahi penentuan jumlah lembar gambar arsitektur adalah sbb. : 1. Jenis gambar diinventarisir Contoh : 1 gambar rencana tapak; 3 gambar denah; 4 gambar tampak; 4 gambar potongan; 2 gambar potongan tipikal; 1set gambar tangga; 1 set gambar gambar KM/WC; 1 set gambar dapur; 2 set gambar detail standar (lantai, lantai-dinding, plafond, palfond-dinding). 2. Skala gambar ditetapkan sesuai spesifikasi penggambaran Contoh : rencana tapak 1:200; denah 1:100; tampak 1:100; potongan 1:100; potongan tipikal 1:20; paket rencana bagian bangunan (tangga, KM/WC,dapur) 1:50, 1:20, 1:10; detail standar 1:10, 1:5. 3. Ukuran dan format kertas gambar ditetapkan sesuai spesifikasi penggambaran Contoh ; ukuran kertas A 3, format panel judul dan keterangan vertikal. 4. Gambar-gambar dengan skala tertentu tersebut disimulasikan pada ukuran dan format gambar yang ditentukan. Sehingga didapat jumlah lembar gambar yang dibutuhkan, dengan mempertimbangkan kesesuaian ragam gambar, kejelasan informasi dan efektivitas penyajian. Contoh : rencana tapak - 1 gambar 1 lembar; potongan 4 gambar 2 lembar; detail standar - 2 set 2 lembar. 5. Pembuatan daftar lembar gambar Minimal dilengkapi dengan pengkodean dan penomeran lembar, nama lembar gambar, skala gambar, ukuran kertas gambar, inisial juru gambar dan kolom keterangan. Berikut adalah contoh daftar gambar pekerjaan arsitektur pada konstruksi high rise building di Jakarta. Daftar tersebut dimulai dengan kode dan singkatan baik untuk pekerjaan arsitektur maupun pekerjaan interior dilanjutkan dengan daftar gambar pekerjaan arsitektur. Dari daftar tersebut dapat dilihat bahwa seluruh proyek tersebut memerlukan 264 lembar gambar. Dari keseluruhan 264 lembar gambar tersebut dengan memperhatikan waktu penyelesaian pekerjaan penggambaran, jumlah juru gambar, produktifitas juru Halaman: 22 dari 80

24 gambar, maka dapat dianalisa dan dihitung keperluan dari peralatan menggambar baik secara manual maupun komputer. CODE DAN SINGKATAN PEKERJAAN ARSITEKTUR PEKERJAAN INTERIOR CODE SUB PEKERJAAN CODE SUB PEKERJAAN MP SUB GAMBAR SITE KAWASAN IN 01 SUB GAMBAR LAYOUT FURNITURE AR SUB GAMBAR DENAH IN SUB GAMBAR DENAH PARTISI AR SUB GAMBAR TAMPAK IN SUB GAMBAR DENAH MATERIAL INTERIOR AR SUB GAMBAR POTONGAN IN SUB GAMBAR PINTU/JENDELA INTERIOR AR SUB GAMBAR MATERIAL ARSITEKTUR IN SUB GAMBAR DETAIL PARSIAL INTERIOR AR SUB GAMBAR POLA LANTAI DAN DETAIL ' IN SUB GAMBAR DETAIL FURNITURE MELEKAT AR SUB GAMBAR POLA PLAFOND DAN DETAIL IN SUB GAMBAR SPESIFIKASI TEKNIK MATERIAL INTERIOR AR SUB GAMBAR DETAIL PINTU/JENDELA DAN DETAIL AR-08-0! SUB GAMBAR DETAIL TOILET/SANITASI AR SUB GAMBAR DETAIL PARSIAL ARSITEKTUR AR SUB GAMBAR SARANA DAN PRASARANA AR SUB SPESIFIKASI TEKNIK MATERIAL ARSITEKTUR LS SUB GAMBAR LANSEKAP DAN DETAIL Halaman: 23 dari 80

25 DAFTAR GAMBAR PEKERJAAN ARSITEKTUR NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA SUB DAFTAR GAMBAR 01. A SIMBOL DAN SINGKATAN N.T.S 02. A DAFTAR GAMBAR ARSITEKTUR #1 N.T.S 03. A DAFTAR GAMBAR ARSITEKTUR #2 N.T.S 04. A DAFTAR GAMBAR ARSITEKTUR #3 N.T.S 05. A DAFTAR GAMBAR ARSITEKTUR #4 N.T.S 06. A DAFTAR GAMBAR INTERIOR #1 N.T.S 07. A DAFTAR GAMBAR INTERIOR #2 N.T.S 08. A DAFTAR GAMBAR INTERIOR #3 N.T.S 09. A DAFTAR GAMBAR LANSEKAP #1 N.T.S SUB GAMBAR SITE KAWASAN 10. MP BLOK PLAN GEDUNG BARU DPR-RI 1: MP SITE PLAN GEDUNG BARU DPR-RI 1: MP POTONGAN SILUET KAWASAN DPR-RI 1:500 SUB GAMBAR DENAH 13. AR DENAH LANTAI BASEMENT 2 1: AR-01-01A DENAH LANTAI BASEMENT 2, PARSIAL A 1: AR-01-01B DENAH LANTAI BASEMENT 2 PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI BASEMENT 1 1: AR-01-02A DENAH LANTAI BASEMENT 1 PARSIAL A 1: AR-01-02B DENAH LANTAI BASEMENT 1 PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI DASAR 1: AR-01-03A DENAH LANTAI DASAR PARSIAL A 1: AR-01-03B DENAH LANTAI DASAR PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 1 1: AR DENAH LANTAI 2 1: AR DENAH LANTAI 3 1: AR-01-06A DENAH LANTAI 3-5, & 23, PARSIAL A 1: AR-01-06B DENAH LANTAI 3-5, & 23, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 4 1: AR DENAH LANTAI 5 1: AR DENAH LANTAI 6 1: AR-01-09A DENAH LANTAI 6-8, 24 & 27, PARSIAL A 1: AR-01-09B DENAH LANTAI 6-8, 24 & 27, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 7 1: AR DENAH LANTAI 8 1: AR DENAH LANTAI 9 1: AR-01-12A DENAH LANTAI 9A 1: AR-01-12B DENAH LANTAI 9B 1: AR DENAH LANTAI 10 1:200 Halaman: 24 dari 80

26 NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA 38. AR-01-13A DENAH LANTAI 10A 1: AR-01-13B DENAH LANTAI 10B 1: AR DENAH LANTAI 11 1: AR DENAH LANTAI 12 1: AR DENAH LANTAI 13 1: AR DENAH LANTAI 14 1: AR DENAH LANTAI 15 1: AR DENAH LANTAI 16 1: AR-01-19A DENAH LANTAI 16,17,19 & 21,22, PARSIAL A 1: AR-01-19B DENAH LANTAI 16,17,19 & 21,22, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 17 1: AR DENAH LANTAI 18 1: AR-01-21A DENAH LANTAI 18 PARSIAL A 1: AR-01-21B DENAH LANTAI 18 PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 19 1: AR DENAH LANTAI 20 1: AR-01-23A DENAH LANTAI 20 PARSIAL A 1: AR-01-23B DENAH LANTAI 20 PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 21 1: AR DENAH LANTAI 22 1: AR DENAH LANTAI 23 1: AR DENAH LANTAI 24 1: AR DENAH LANTAI 25 1: AR-01-28A DENAH LANTAI 25 PARSIAL A 1: AR-01-28B DENAH LANTAI 25 PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 26 1: AR-01-29A DENAH LANTAI 26,28 & 29, PARSIAL A 1: AR-01-29B DENAH LANTAI 26,28 & 29, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 27 1: AR DENAH LANTAI 28 1: AR DENAH LANTAI 29 1: AR DENAH LANTAI 30 1: AR-01-33A DENAH LANTAI 30, PARSIAL A 1: AR-01-33B DENAH LANTAI 30,PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 31 1: AR-01-34A DENAH LANTAI 31, PARSIAL A 1: AR-01-34B DENAH LANTAI 31, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 32 1: AR-01-35A DENAH LANTAI 32, PARSIAL A 1: AR-01-35B DENAH LANTAI 32, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 33 1: AR-01-36A DENAH LANTAI 33, PARSIAL A 1: AR-01-36B DENAH LANTAI 33, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 34 1:200 Halaman: 25 dari 80

27 NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA 82. AR-01-37A DENAH LANTAI 34, PARSIAL A 1: AR-01-37B DENAH LANTAI 34, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 35 1: AR-01-38A DENAH LANTAI 35, PARSIAL A 1: AR-01-38B DENAH LANTAI 35, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI 36 1: AR-01-39A DENAH LANTAI 36, PARSIAL A 1: AR-01-39B DENAH LANTAI 36, PARSIAL B 1: AR DENAH LANTAI ATAP/UTILITAS 1: AR DENAH ATAP RUANG MESIN 1: AR DENAH PUNCAK ATAP 1:200 SUB GAMBAR TAMPAK 93. AR TAMPAK DEPAN/BARAT DAYA 1: AR TAMPAK SAMPING KANAN/TENGGARA 1: AR TAMPAK SAMPING KIRI/BARAT LAUT 1: AR TAMPAK SAMPING BELAKANG/TIMUR LAUT 1:200 SUB GAMBAR POTONGAN 97. AR POTONGAN A 1: AR POTONGAN B 1: AR POTONGAN C 1: AR POTONGAN D 1:200 SUB GAMBAR POLA LANTAI DAN DETAIL 101. AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI BASEMENT 2 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI BASEMENT 1 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI DASAR 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 1 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 2 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 3-5, & 23 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 6-8, 24 & 27 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 9 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 10 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 16,17,19 & 21,22 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 18 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 20 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 25 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 26,28 & 29 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 30 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 31 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 32 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 33 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 34 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 35 1:200 Halaman: 26 dari 80

28 NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA 121. AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI 36 1: AR DENAH POLA LANTAI, LANTAI ATAP/UTILITAS 1: AR DENAH POLA LANTAI, ATAP RUANG MESIN 1:200 SUB GAMBAR POLA PLAFOND DAN DETAIL 124. AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI BASEMENT 2 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI BASEMENT 1 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI DASAR 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 1 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 2 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 3-5, & 23 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 6-8, 24 & 27 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 9 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 10 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 16,17,19 & 21,22 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 18 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 20 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 25 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 26,28 & 29 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 30 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 31 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 32 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 33 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 34 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 35 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI 36 1: AR DENAH POLA PLAFOND, LANTAI ATAP/UTILITAS 1:200 SUB GAMBAR DETAIL PINTU/JENDELA DAN DETAIL 146. AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI BASEMENT 2 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI BASEMENT 1 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI DASAR 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 1 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 2 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 3-5, & 23 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 6-8, 24 & 27 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 9 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 10 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 16,17,19 & 21,22 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 18 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 20 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 25 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 26,28 & 29 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 30 1:200 Halaman: 27 dari 80

29 NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA 161. AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 31 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 32 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 33 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 34 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 35 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI 36 1: AR DENAH PINTU & JENDELA, LANTAI ATAP/UTILITAS 1: AR DETAIL PINTU #1 1: AR DETAIL PINTU #2 1: AR DETAIL JENDELA #1 1: AR DETAIL JENDELA #2 1:50 SUB GAMBAR DETAIL TOILET/SANITAIR 172. AR DETAIL TOILET CORE TYPICAL 1: AR DETAIL TOILET RUANG ANGGOTA TYPICAL 1: AR DETAIL PANTRY 1:50 SUB GAMBAR DETAIL PARSIAL TANGGA DAN RAMP 175. AR DETAIL PARSIAL TYPICAL CORE 1: AR DETAIL DENAH TANGGA DARURAT LT. DASAR TYPE 1 1: AR DETAIL DENAH TANGGA DARURAT LT. BASEMENT TYPE 1 1: AR-08-03A DETAIL DENAH TANGGA DARURAT LT. BASEMENT DAN POTONGAN A-A TYPE 1 1: AR DETAIL RAILING DAN ANAK TANGGA DARURAT TYPE 1 1: AR DETAIL DENAH TANGGA DARURAT LT. BASEMENT TYPE 2 1: AR DETAIL RAILING DAN ANAK TANGGA DARURAT TYPE 2 1: AR POTONGAN TANGGA A-A TYPE 1 1: AR-08-07A POTONGAN TANGGA A-A TYPE 1, LT.2 S/D LT.5 1: AR-08-07B POTONGAN TANGGA A-A TYPE 1, LT.5 S/D LT.8 1: AR-08-07C POTONGAN TANGGA A-A TYPE 1, LT.9 S/D LT.34 1: AR-08-07D POTONGAN TANGGA A-A TYPE 1, LT.34 S/D LT.36 1: AR-08-07E POTONGAN TANGGA A-A TYPE 1, LT.36 S/D LT. ATAP 1: AR POTONGAN TANGGA B-B TYPE 1 1: AR-08-08A POTONGAN TANGGA B-B TYPE 1, LT.2 S/D LT.5 1: AR-08-08B POTONGAN TANGGA B-B TYPE 1, LT.5 S/D LT.8 1: AR-08-08C POTONGAN TANGGA B-B TYPE 1, LT.9 S/D LT.34 1: AR-08-08D POTONGAN TANGGA B-B TYPE 1, LT.34 S/D LT.36 1: AR-08-08E POTONGAN TANGGA B-B TYPE 1, LT.36 S/D LT. ATAP 1: AR POTONGAN TANGGA A-A DAN B-B TYPE 2 1: AR DENAH RAMP. LT. BASEMENT-LT. DASAR (PARKIR) 1: AR DENAH RAMP. LT. DASAR-LT. 1 (ENTRANCE) 1: AR POTONGAN RAMP. A-A LT. BASEMENT-LT.1 (PARKIR) 1: AR POTONGAN RAMP. B-B LT. BASEMENT-LT.DASAR (PARKIR) 1: AR POTONGAN A-A & B-B LT. DASAR- LT. 1 (ENTRANCE) 1: AR DENAH ESCALATOR LT.1-LT.2 1:25 Halaman: 28 dari 80

30 NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA 201. AR DETAIL POTONGAN A-A 1: AR DETAIL SPESIFIKASI ESCALATOR 1: AR DETAIL RAILING ESCALATOR 1: AR DENAH RAMP.PERPUSTAKAAN 1: AR POTONGAN A-A RAMP. PERPUSTAKAAN DAN DETAIL A-A 1:15, 1:100 SUB GAMBAR DETAIL PARSIAL LANTAI 206. AR DETAIL POLA LANTAI LOBBY MAIN ENTRANCE LANTAI DASAR 207. AR DETAIL POLA LANTAI LOBBY ENTRANCE LANTAI 1 1: AR DETAIL POLA LANTAI LOBBY LIFT TYPICAL 1:50 1:50 SUB GAMBAR DETAIL PARSIAL DENAH, POTONGAN DAN TAMPAK 209. AR POTONGAN DETAIL PARSIAL, MAIN ENTRANCE 1: AR DENAH DAN DETAIL, KOLAM ENTRANCE PERPUSTAKAAN 1:100/1:10/1: AR POTONGAN A DAN B, KOLAM ENTRANCE PERPUSTAKAAN 1: AR DENAH KOLAM DAN KUBAH KERUCUT 1: AR DETAIL POTONGAN A DAN B, KOLAM DAN KUBAH KERUCUT 1: AR DETAIL POTONGAN C DAN D, KOLAM DAN KUBAH KERUCUT 1:50/1: AR DETAIL 1,2 DAN 3 KOLAM DAN KUBAH KERUCUT 1: AR DETAIL 4 DAN 5 KOLAM DAN KUBAH KERUCUT 1: AR DETAIL KOLAM DAN TANGGA, KOLAM ENTRANCE LANTAI 1 1:50/1: AR DENAH LANTAI DAN DENAH ATAP, CORIDOR PENGHUBUNG NUSANTARA AR POTONGAN A DAN TAMPAK 1, CORIDOR PENGHUBUNG NUSANTARA AR TAMPAK 2 DAN DETAIL, CORIDOR PENGHUBUNG NUSANTARA 1 1:100 1:100 1:100/1: AR DETAIL TAMPAK PARSIAL (A) LT.PUNCAK 1: AR DETAIL TAMPAK PARSIAL (B) LT.PUNCAK 1: AR DETAIL POTONGAN A DAN B 1: AR DETAIL POTONGAN C DAN D 1: AR DETAIL TAMPAK PARSIAL DALAM LT.24 S/D LT.29 1: AR DETAIL POTONGAN E DAN F 1: AR DETAIL PARSIAL AS P-O 1: AR DETAIL A DAN B P-O 1: AR POTONGAN DETAIL PARSIAL AS K-J 1: AR DETAIL A AS K-J 1: AR POTONGAN DETAIL PARSIAL AS G-F 1: AR DETAIL A AS G-F 1: AR POTONGAN DETAIL PARSIAL AS B-A 1: AR DETAIL A DAN B AS B-A 1: AR DETAIL TAMPAK PARSIAL AS P-O 1: AR DETAIL POTONGAN A AS P-O 1: AR DETAIL TAMPAK PARSIAL AS L-K-J 1: AR DETAIL POTONGAN A AS L-K-J 1:50 Halaman: 29 dari 80

31 NO NO. GAMBAR URAIAN PEKERJAAN SKALA 239. AR DENAH CORE LT. BASEMENT 2-LT. BASEMENT 1 1: AR POTONGAN 1-1, CORE BASEMENT 2 S/D LT. DASAR 1: AR POTONGAN 2-2, CORE BASEMENT 2 S/D LT. DASAR 1: AR POTONGAN 3-3, CORE BASEMENT 2 S/D LT. DASAR 1: AR POTONGAN 4-4, CORE BASEMENT 2 S/D LT. DASAR 1: AR DENAH CORE LANTAI 1 1: AR DENAH CORE LANTAI 2 S/D LANTAI 36 1: AR POTONGAN 1-1, CORE LANTAI 2 S/D LT. 36 1: AR POTONGAN 2-2, CORE LANTAI 2 S/D LT. 36 1: AR POTONGAN 3-3, CORE LANTAI 2 S/D LT. 36 1: AR POTONGAN 4-4, CORE LANTAI 2 S/D LT. 36 1: AR DENAH CORE RUANG MESIN 1: AR POTONGAN 1-1, CORE LT. 36 S/D LT. RUANG MESIN 1: AR POTONGAN 2-2, CORE LT. 36 S/D LT. RUANG MESIN 1: AR POTONGAN 3-3, CORE LT. 36 S/D LT. RUANG MESIN 1: AR POTONGAN 4-4, CORE LT. 36 S/D LT. RUANG MESIN 1: AR POTONGAN PUNCAK ATAP A DAN B 1: AR POTONGAN PUNCAK C 1:100 SUB GAMBAR SARANA DAN PRASARANA 257. AR DENAH MATERIAL LINGKUNGAN 1: AR DENAH SALURAN DAN JALAN 1: AR DETAI POTONGAN JALAN 1:50/1: AR DETAIL KANSTIEN DAN SALURAN 1:20/1: AR DETAIL MARKA JALAN N.T.S 262. AR DETAIL TIANG BENDERA N.T.S SUB SCHEDULE MATERIAL ARSITEKTUR 263. AR TABEL SCHEDULE MATERIAL N.T.S Halaman: 30 dari 80

32 Pelaporan Jumlah Gambar yang akan Dikerjakan Dari daftar lembar gambar tersebut dapat diketahui kebutuhan bahan untuk menggambar. Kebutuhan bahan (kertas dan lain-lain) untuk menggambar tersebut dapat diajukan ke bagian logistik untuk disiapkan secara keseluruhan Penyusunan Daftar Peralatan Gambar, Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perlengkapan dan peralatan manggambar manual berkembang dari waktu ke waktu, dari peralatan sederhana ke peralatan yang lebih canggih. Pada saat ini hampir semua pelaksana penggambaran menggunakan computer dengan software CAD (Computer Aided Design). Pelaksana penggambaran dengan komputer membuat waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat, lebih efisien dan efektif Perlengkapan dan Peralatan Menggambar Perlengkapan dan peralatan menggambar manual Perlengkapan dasar penggambaran yang umumnya digunakan dalam penggambaran manual antara lain adalah : 1) Kertas gambar, berbagai jenis terutama : kertas HVS, kertas roti, kertas kalkir (tracing paper) dari 60/65, 70/75, 80/85, 90/95, 100/105 gram, kertas sepia, kertas milimeter, dan lain-lain. 2) Pensil gambar, baik pensil kayu pada umumnya atau mechanical pencil dari ukuran 6B, HB, sampaih 9H. 3) Pena jenis Track Pen, Drawing Pen maupun Raphidograph dari ukuran 0,13 mm sampai 2,0 mm. 4) Tinta hitam maupun berwarna seperti merah, biru atau hijau. 5) Penghapus pensil raphidograph maupun tinta, silet dan erasing shield. 6) Rautan pensil, manual maupun mekanis atau elektrik. 7) Taken Hak (T-square), Penggaris panjang, penggaris sudut mekanik, penggaris segitiga 45 derajat dan 30/60 derajat, pantograph. 8) Mal bulat, elips, mal lengkung dan jangka. 9) Mal huruf berbagai ukuran 10) Mal perabot interior, mal saniter dan mal bentuk lainnya. 11) Perekat kertas, selofan tape atau lakban. 12) Lettering Set, Coloring Set atau simbol arsitektur tempel. Perabot dan peralatan gambar yang umum dipakai adalah : Halaman: 31 dari 80

33 1) Meja gambar standar atau hidrolik, permukaan magnit atau nonmagnit. 2) Meja gambar bercahaya (light table) untuk menduplikasi gambar. 3) Kursi gambar hidrolik atau non hidrolik. 4) Mesin gambar tipe siku/bandul atau tipe-tracker Perlengkapan dan peralatan gambar tersebut ada yang umumnya diperuntukan bagi individu juru gambar seperti pensil, pena perangkat meja kursi gambar, atau merupakan barang inventaris yang dapat digunakan secara kolektif seperti bermacam-macam mal, rautan pensil mekanik dan sebagainya. Macam-macam perlengkapan dan peralatan menggambar adalah sebagai berikut : a) Pensil gambar Pensil relative murah, serbaguna, dan peka terhadap tekanan dengan caranya yang unik ketika digunakan untuk menggambar. Lead Holder Lead holder menggunakan isi pensil standar 2 mm. Tombol tekan bertindak sebagai mekanisme genggaman yang memungkinkan penyesuaian panjang batang yang juga bisa ditarik ke dalam ketika pensil tidak digunakan. Ujung pensil, yang mampu menggambar beragam berat garis harus diusahakan selalu runcing dengan peruncing isi pensil. Pensil Mekanik Pensil mekanik menggunakan isi pensil 0.3 mm, 0.5 mm, 0.7 mm, dan 0.9 mm. Halaman: 32 dari 80

34 Mekanisme tombol tekan memperpanjang isi pensil secara otomatis melalui celah logam. Celah ini harus cukup panjang agar mampu mencapai ketebalan kayu penggaris dan segitiga Anda. Isi pensil relatif tipis pada pensil mekanik ini tidak membutuhkan peruncingan. Pensil 0.3 mm menghasilkan garis yang sangat halus, tetapi isi pensil tipis rentan patah jika diaplikasikan dengan tekanan yang terlalu besar. Pensil 0.55 mm adalah yang paling praktis untuk tujuan menggambar umum. Pensil 0.7 mm dan 0.9 mm berguna untuk mensketsa dan menulis; hindari menggunakan pensil ini untuk menghasilkan garis yang tebal. Pensil Bergagang Kayu Pensil gambar dari kayu biasanya digunakan untuk menggambar dengan tangan dan membuat sketsa. Jika digunakan untuk menggambar (drafting), kayu harus diruncingkan lagi agar dapat mencapai kira-kira 3 / 4 " dari batang pensil sehingga pensil dapat diruncingkan kembali dengan amplas atau peruncing pensil. Ketiga gaya pensil itu mampu menghasilkan gambar garis yang berkualitas. Ketika Anda mencoba masing-masing pensil itu, Anda secara bertahap akan mengembangkan kelebih-sukaan atas karakteristik rasa, berat, dan keseimbangan instrumen tertentu ketika menggambar. Isi Pensil Grafit Tingkatan isi pensil grafit untuk menggambar di permukaan kertas berkisar dari 9H (sangat keras) hingga 6B (sangat lembut). Menurut tekanan tangan yang sama, pensil yang lebih keras menghasilkan garis yang lebih ringan dan tipis, sementara pensil yang lebih lembut menghasilkan garis yang lebih padat dan lebih lebar. Halaman: 33 dari 80

35 Rekomendasi untuk Tingkatan Pensil Grafit 4H Tingkatan kepadatan isi pensil ini paling sesuai untuk secara akurat menandai dan menampilkan garis konstruksi yang ringan. Garis yang tipis dan ringan sulit untuk dibaca dan direproduksi dan karena itu tidak boleh digunakan untuk gambar akhir. Ketika digunakan dengan tekanan yang terlalu besar, kepala pensil yang padat dapat mengukir permukaan kertas dan papan, sehingga meninggalkan ceruk yang sulit dihilangkan. 2H Kepala pensil dengan kekerasan sedang ini juga digunakan untuk menampilkan gambar dan memiliki tingkatan kepadatan yang paling sesuai untuk gambar akhir. Garis 2H tidak dapat dihapus dengan mudah jika digambar dengan tangan yang berat. F dan H Ini adalah tingkatan kepala pensil yang sesuai untuk tampilan gambar, gambar akhir, dan pembuatan huruf dengan tangan. HB Tingkatan kepala pensil yang relatif lembut ini mampu membuat pekerjaan garis yang padat dan pembuatan huruf dengan tangan. Garis HB dapat dihapus dan dicetak dengan baik tetapi cenderung mudah mengotori. B Tingkatan kepala pensil yang lembut ini digunakan untuk pekerjaan garis dan pembuatan huruf dengan tangan yang sangat padat. Tekstur dan kepadatan permukaan gambar memengaruhi rasa keras atau lembutnya kepala pensil. Semakin banyak gerigi atau kekasaran yang dimiliki oleh permukaan, semakin keras kepala pensil yang harus Anda gunakan; semakin padat permukaan, semakin terasa lembut kepala pensil itu. Pensil Berwarna Pensil biru nonfoto digunakan sebagai garis bantu yang tidak akan terproduksi kembali pada mesin fotokopi. Pensil warna violet noncetak menghasilkan garis bantu yang tidak akan terproduksi Halaman: 34 dari 80

36 kembali pada mesin diazo; akan tetapi, garisnya dapat tercetak pada mesin fotokopi. Dengan demikian, cetakan percobaan selalu disarankan ketika menggunakan kepala pensil nonfoto maupun isi pensil noncetak. Pensil Plastik Pensil dengan isi polimer plastik yang diformulasi khusus tersedia untuk menggambar di film drafting. Tingkatan isi pensil plastik berkisar dari EO, NO, atau PO (lembut) hingga E5, N5, atau P5 (keras). Huruf E, N, dan P adalah tanda dari produsen; angka 0 sampai 5 mengacu pada tingkat kekerasan. Saran penggunaan isi pensil Tingkat kerasnya isi pensil gambar tergantung dari : 1) Jenis isi pensil yang berkisar dari 9H (paling keras) sampai 6B (paling lunak). 2) Jenis dan sifat permukaan kertas (kasar atau halus) : semakin kasar permukaannya, semakin keras pensil yang harus anda pakai. 3) Permukaan meja/alas kertas gambar : semakin keras permukaannya semakin terasa lunak pensil yang dipakai. 4) Kelembaban : kondisi udara yang mempunyai kelembaban yang tinggi cenderung memperkeras isi pensil. 4H : Keras dan padat Digunakan untuk menggambar rencana yang menuntut ketelitian tinggi. Tidak cocok untuk gambar yang final. Tidak boleh ditekan terlalu kuat sewaktu menggambar, meninggalkan bekas di atas kertas dan sukar dihapus. Jika dipakai untuk menggambar di atas kertas kalkier, hasil cetak birunya tidak jelas. 2H Agak keras Jenis yang paling keras yang bisa dipakai untuk gambar final. Sukar dihapus jika ditekan terlalu kuat. Halaman: 35 dari 80

37 F dan H Sedang Cocok untuk segala keperluan. Dipakai untuk membuat rencana, gambar final dan menulis. HB Lunak Dipakai untuk membuat garis dan tulisan yang besar/lebar dan jelas. Perlu kesabaran untuk membuat garis-garis yang halus. Mudah dihapus. Hasil cetak birunya cukup baik. Mudah luntur bila kena gesekan. b) Pena teknik Pena teknik mampu memproduksi garis tinta yang tepat dan konsisten tanpa aplikasi tekanan. Seperti dengan lead holder dan pensil mekanik, pena teknik dari produsen yang berbeda juga akan berbeda bentuk dan cara operasinya. Akan tetapi, banyak pena teknik menggunakan kabel pengatur aliran tinta di dalam tabung, yang ukurannya menentukan lebar garis tinta. Ada selusin ukuran ujung yang tersedia, dari yang sangat halus (6x0, sama dengan 0.13 mm) hingga sangat lebar (7 sama dengan 2 mm). Ujung stainless-steel memuaskan untuk menggambar pada vellum (naskah yang ditulis pada kulit binatang) tetapi memudar terlalu cepat untuk menggambar film. Ujung tungsten atau bebatuan diperlukan untuk menggambar pada film. Halaman: 36 dari 80

38 Perangkat pena awal harus mencakup ukuran ujung sebagai berikut: 4x0 lebar garis 0.18 mm. 0 lebar garis 0.35 mm 1 lebar garis 0.50 mm lebar garis 0.80 mm Ujung tabung harus cukup panjang agar mampu mencapai ketebalan kayu penggaris dan segitiga Anda. Gunakan tinta gambar tahan air, yang tidak menyumbat dan cepat kering. Jaga ujung agar tetap tersekrup dengan aman agar mampu mencegah kebocoran tinta. Setelah setiap penggunaan, tutup sumbat pena dengan kuat untuk mencegah tinta mengering Ketika pena tidak digunakan, simpan dengan ujung mengarah ke atas. Digital Stylus Digital yang setara dengan pena dan pensil adalah stylus. Digunakan dengan lembaran digitalisasi dan software yang sesuai, ia menggantikan mouse dan memungkinkan pengguna menggambar Halaman: 37 dari 80

39 dengan cara freehand (gambar dengan tangan). Beberapa model dan software mampu mendeteksi dan merespons sejumlah tekanan tangan untuk meniru efek yang lebih realistis dari media tradisional. Pena gambar teknik Pena gambar teknik mampu menghasilkan garis yang lebarnya tertentu, pena ini dapat dipakai baik untuk gambar dengan tangan bebas maupun gambar-gambar teknik yang memakai tinta. Seperti halnya dengan tangkai pensil, pena gambar teknik pun mempunyai banyak jenis dan cara memakainya tergantung dari pabriknya. Namun hampir semua pena teknik, menggunakan kawat halus untuk memperlancar aliran tinta. Kawat tersebut berada di dalam ujung pena yang berbentuk pipa halus, ukuran pipa pena inilah yang menentukan lebar garisnya. Ada 12 macam ukuran pena, mulai dari 5x0 (paling halus) sampai 6 (2 mm). ukuran pena harus ada bagi mereka yang baru pertama kali membeli satu set pena gambar yang ditujukan pada gambar di sebelah kiri ini. Pastikan bahwa pena yang anda pakai mempunyai ujung cukup panjang, sehingga melampaui ketebalan kayu penggaris amda dam rata ujungnya. Beberapa hal yang harus diingat : 1) Pasang pena di tempatnya dengan baik supaya tinta tidak menggumpal dan menyumbat aliran. 2) Setelah dipakai, tutup kembali dengan baik supaya tinta tidak menjadi kering. 3) Jika sedang tidak digunakan, simpanlah pena dengan posisi tegak dan ujungnya di atas. Halaman: 38 dari 80

40 Pakailah tinta hitam yang tidak luntur kena air. Pelican Fount India adalah jenis tinta yang baik, tidak menggumpal, dibuat khusus untuk pulpen tetapi juga cocok untuk pena gambar teknik. c) Penggaris berbentuk T, penggaris sejajar, penggaris segitiga. Penggaris berbentuk T Penggaris berbentuk T adalah penggaris yang memiliki penggaris kecil yang bersilangan di salah satu ujungnya. Kepala ini dapat bergeser di sepanjang papan gambar sebagai pedoman untuk menentukan dan menggambar garis parallel yang lurus. Penggaris berbentuk T relative mudah dan dapat dipindahkan tetapi membutuhkan tepi yang lurus dan rapi agar kepalanya dapat bergeser. Ujung penggaris T biasanya mudah bergoyang-goyang. Penggaris berbentuk T tersedia dengan panjang 18, 24, 30, 36, 42, dan 48. Penggaris sepanjang 42 atau 48 direkomendasikan. Sudut logam yang dikencangkan ke papan gambar dapat memberikan tepi yang rapi. Halaman: 39 dari 80

41 Gunakan bagian ini untuk membuat garis yang lurus Halaman: 40 dari 80

42 Penggulung (roller) memungkinkan penggaris parallel bergerak dengan bebas melintasi permukaan gambar. Tepi transparan dari akrilik disarankan untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik ketika menggambar garis. Beberapa model tersedia dengan tepi-tepi pemotong dari logam. Penggaris parallel tersedia dengan panjang 30, 36, 42, 54, dan 60. Panjang 48 disarankan. Penggaris Paralel Penggaris parallel dilengkapi dengan sistem kabel dan katrol yang memungkinkan tepinya bergerak melintasi papan gambar hanya dengan cara parallel. Penggaris parallel lebih mahan dan tidak terlalu mudah dipindahkan daripada penggaris berbentuk T tetapi memungkinkan seseorang menggambar dengan kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi. Halaman: 41 dari 80

43 Pastikan bahwa bagian tepinya lurus dan rata, gunakan besi siku jika perlu. Jaga supaya tetap erat Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi 36 /42 panjang yang disarankan/48 Gunakan bagian ini untuk membuat garis lurus ada kemungkinan bergoyang agar pandangan kita lebih baik disarankan menggunakan sisi yang transparan. *jangan dipakai sebagai penggaris sewaktu memotong dengan pisau. Walaupun relative harganya lebih mahal, penggaris sejajar lebih tepat dan lebih mudah dipakai jika dibandingkan dengan penggaris berbentuk T Penggaris Segitiga/Template penggaris segitiga berukuran kecil sangat membantu untuk membuat arsir pendek silang pada permukaan atau bagian yang tidak begitu luas maupun untuk membuat tulisan. Segitiga siku-siku sama sisi dan segitiga siku-siku dengan 60 0 dan 30 0 dapat digunakan dalam kombinasi untuk membuat garis dengan sudut kelipatan Halaman: 42 dari 80

44 Penggaris segitiga dengan salah satu sudutnya dapat diubah sesuai dengan keinginan sangat berguna untuk menggambar garis-garis miring dalam gambar tangga dan atap. Sifat bahan pengaris yang menentukan mutunya. Acrylic/warna tidak berubah menjadi kuning. Tidak mudah tergores. Mudah dibaca. Sisinya tetap lurus. Dapat diangkat dengan jari. Jangan dipakai sebagai alat bantu pada waktu memotong dengan pisau. Jangan dipakai untuk menggaris dengan spidol. Pelihara supaya tetap bersih dengan menggunakan cairan pembersih yang encer. Penggaris segitiga adalah alat bantu gambar yang digunakan untuk membantu menggambar garis vertical dan garis pada sudut tertentu. Penggaris segitiga memiliki sudut yang tepat dan sudut 45 pada kedua sisinya atau satu sudut 30 dan sudut lainnya 60. Halaman: 43 dari 80

45 Penggaris segitiga adalah alat bantu gambar yang digunakan untuk membantu menggambar garis vertical dan garis pada sudut tertentu. Penggaris segitiga memiliki sudut yang tepat dan sudut 45 pada kedua sisinya atau satu sudut 30 dan sudut lainnya 60. Tersedia dengan panjang 4" hingga 24". Panjang 8" hingga 10" direkomendasikan. Penggaris segitiga kecil berguna untuk membuat arsir pendek silang pada area kecil dan sebagai pembantu dalam membuat tulisan dengan tangan. Lihat halaman 182. Penggaris segitiga yang lebih besar berguna untuk membuat perspektif. Penggaris segitiga bersudut dan dapat digunakan secara kombinasi untuk menghasilkan garis dengan sudut kelipatan 15. Lihat halaman 21. Penggaris segitiga terbuat dari bahan akrilik yang bening, tahan gores, dan tidak menguningsehingga memungkinkan pandangan yang transparan dan tak terhalang ke bidang kerja di bawahnya. Penggaris segitiga berwarna oranye fluorescent juga tersedia untuk mendapatkan daya pandang yang lebih baik ke permukaan gambar. Sisi yang bermesin harus dipoles untuk mendapatkan presisi dan membantu penggambaran. Beberapa penggaris segitiga memiliki sisi yang agak naik sehingga dapat memberi tinta pada pena teknik. Halaman: 44 dari 80

46 Tepi bagian dalam dapat diserongkan agar dapat mengangkat penggaris dengan jari. Jaga penggaris agar tetap bersih dengan mencucinya dengan sedikit sabun dan air. Penggaris segitiga tidak boleh digunakan sebagai alat bantu untuk memotong bahan. Penggaris Segitiga yang Dapat Disesuaikan Penggaris segitiga yang dapat disesuaikan memiliki lengan yang dapat digerakkan yang dipegang salah satu ujungnya dengan engsel dan pengukur untuk mengukur sudut. Instrumen ini berguna untuk menggambar garis-garis miring seperti kemiringan tangga atau atap. d) Jangka Jangka sangat penting untuk menggambar lingkaran besar dan lingkaran yang jari-jarinya tidak tentu. Sulit kita mengaplikasikan tekanan ketika menggunakan jangka. Karena itu, menggunakan tingkatan kepala pensil yang terlalu keras dapat menyebabkan garis yang terlalu tipis. Tingkatan kepala pensil yang lebih lembut, yang diruncingkan hingga titik pahatan biasanya akan menghasilkan garis yang paling tajam tanpa tekanan yang berarti. Akan tetapi, titik pahatan ini akan Halaman: 45 dari 80

47 tumpul dengan mudah dan harus sering diruncingkan. Sambungan memungkinkan pena teknik digunakan dengan jangka. Lingkaran yang lebih besar sekalipun dapat digambar dengan menambahkan perpanjangan lengan atau menggunakan jangka batang. Beragam 'French-curve' diproduksi untuk membantu penggambaran lengkung yang tidak teratur. 'French-curve' yang dapat disesuaikan dibentuk oleh tangan dan dipegang sesuai dengan posisinya untuk menggambar lengkung melalui serangkaian titik. Busur derajat adalah instrumen setengah lingkaran yang digunakan untuk mengukur dan menetapkan sudut. Halaman: 46 dari 80

48 Jangka sangat bermanfaat untuk membuat gambar lingkaran yang jari-jarinya tidak tentu, lingkaran dengan jari-jari besar dan hampir untuk semua gambar yang memakai tinta. Harus hati-hati dalam membuat sambungan antara lingkaran dan garis-garis lain yang ada, baik gambar tersebut dalam pensil maupun tinta (lihat halaman 23). e) Mal dan sablon Peralatan lain yang dipergunakan juga, adalah MAL dan SABLON. Dua jenis perlengkapan inipun dibuat untuk meudahkan dan mempercepat dalam membuat gambar arsitektur, disamping untuk mendapatkan gambar yang rapih. Mal adalah alat bantu untuk membuat sebagian atau segmen-segmen garis lengkung. Segala macam-macam garis lengkung dapat dibuat dengan alat ini, baik itu segmen lingkaran, segmen elips, segmen parabola dan sebagainya. Sablon terdiri dari beberapa jenis, yaitu : Sablon lingkaran Sablon furniture Sablon huruf Semua sablon ini dibuat dengan ukuran dan skalanya. Catatan : Sebaiknya sebelum ingin mempergunakan alat-alat ini, anda sudah dapat/terampil dalam membuat lingkaran dan huruf tanpa bantuan alat (secara freehand). Gambar ini adalah salah satu jenis mal. Contoh-contoh jenis sablon : Sablon elips Halaman: 47 dari 80

49 Sablon lingkaran Sablon furniture Sablon memiliki gambar potongan untuk memandu gambar wujud yang sudah ditentukan sebelumnya. Sablon lingkaran memberikan rangkaian lingkaran bertahap yang umumnya didasarkan pada pembagian dan perkalian inci ukuran metrik juga tersedia. Ukuran sebenarnya gambar potongan berbeda dari ukuran yang digambar karena ketebalan batang pensil atau ujung pena. Beberapa sablon memiliki lekukan untuk mengangkat sablon dari permukaan gambar ketika member tinta. Halaman: 48 dari 80

50 Sablon Elektronik Program menggambar dan CAD berisi sablon elektronik berupa wujud geometri, furnishing, sambungan, dan juga elemenelemen yang didefinisikan oleh pengguna. Tujuan sablon fisik dan elektronik tetaplah sama untuk menghemat waktu ketika menggambar elemen yang berulang-ulang. Keuntungan yang signifikan dari program CAD adalah kemampuannya menghadirkan simbol yang mewakili semua contoh elemen atau objek grafis ke dalam gambar atau desain tertentu, seperti dimensi bukaan jendela atau denah unit dalam proyek rumah. Perubahan manapun yang dibuat atas definisi atau atribut simbol tersebut secara otomatis memperbarui semua contoh simbol tersebut di seluruh gambar atau proyek desain. Sablon tersedia untuk menggambar wujud geometri lain, seperti elips, dan simbol untuk sambungan pemipaan dan furnishing dalam beragam skala. f) Skala Dalam menggambar, skala mengacu ke proporsi yang menentukan hubungan antara ukuran penyajian dan ukuran sebenarnya yang diwakilinya. Istilah ini juga berlaku untuk beragam instrumen manapun yang memiliki satu atau lebih ruang yang digraduasi dan dinomori secara tepat untuk mengukur, membaca, atau mentransfer dimensi dan jarak dalam gambar. Skala Arsitek Skala arsitek memiliki graduasi sepanjang tepinya sehingga gambar skala dapat diukur langsung dalam Halaman: 49 dari 80

51 satuan kaki (1kaki = m = 1 inci) dan inci (1 inci = 2.54 cm). Skala segitiga memiliki 6 sisi dengan 11skala, yang berupa skala ukuran sebenarnya dalam kelipatan 1 / 16,dan skala arsitektur sebagai berikut: 3 / 32, 3 / 16, 1 / 8, 1 / 4, 1 / 2, 3 / 8, 3 / 4, 1, 1 1 / 2, dan 3 = 1-0. Skala dengan pengukur sudut datar memiliki 2 sisi dengan 4 skala atau 4 sisi dengan 8 skala. Tersedia dengan panjang 12" dan 6". Skala harus memiliki graduasi yang terkalibrasi dengan tepat dan tanda terukir yang tahan pudar. Skala tidak boleh digunakan untuk menggaris. Untuk membaca skala arsitek, gunakan bagian skala yang tergraduasi dalam satuan kaki dan pembagian kaki untuk kelipatan yang lebih kecil daripada satu kaki. Semakin besar skala gambar, semakin banyak informasi yang dapat dikandungnya. Halaman: 50 dari 80

52 Skala Ahli Teknik Lain Skala ahli teknik lain memiliki satu atau lebih perangkat ruang yang digraduasi dan dinomori, masing-masing perangkat dibagi menjadi 10, 20, 30, 40, 50 atau 60 bagian per inci. Skala Metrik Skala metrik (skala dalam meter) terdiri dari satu atau lebih perangkat ruang digraduasi dan dinomori, yang masingmasing perangkat menetapkan proporsi satu milimeter terhadap jumlah milimeter tertentu. Skala metrik yang umum meliputi sebagai berikut: 1:5, 1:50, 1:500, 1:10, 1:100, 1:1000, 1:20, dan 1:200. Skala Digital Dalam gambartradisional, kita berpikir dalam unit dunia nyata dan menggunakan skala untuk mengurangi ukuran gambar hingga ke ukuran yang dapat dikendalikan. Dalam gambar digital, kita benar-benar memasukkan informasi dalam unit dunia nyata, tetapi kita harus membedakan antara ukuran gambar yang terlihat pada monitor dan skala output dari printer atau plotter. Halaman: 51 dari 80

53 g) Alat penghapus dan pembersih Penghapus Salah satu keuntungan menggambar dengan pensil adalah kemampuan untuk dengan mudah menghapus bekas pensil. Selalu gunakan penghapus yang paling lembut yang sesuai dengan medium dan permukaan gambar. Hindari menggunakan penghapus tinta yang abrasif. Penghapus dari plastik PVC atau vinyl adalah tidak abrasif dan tidak akan mengotori atau merusak permukaan gambar Beberapa penghapus dijenuhkan dengan cairan penghapus untuk menghapus garis tinta pada kertas dan film penggambar. Cairan penghapus cairan menghilangkan tanda pensil dan tinta dari film penggambar. Halaman: 52 dari 80

54 Penghapus listrik sangat nyaman untuk menghapus bidang besar dan garis tinta. Model yang kecil dan dioperasikan dengan baterai sangat praktis. Pembantu Lain Sikat gambar membantu menjaga permukaan gambar agar tetap bersih dari potongan-potongan penghapusan dan partikel lainnya. Bubuk gambar butiran lembut tersedia dan memberikan lapisan perlindungan sementara untuk gambar selama menggambar, menghalangi abu pensil, dan menjaga permukaan gambar agar tetap bersih. Jika digunakan terlaiu sering, bubuk akan menyebabkan garis yang regang sehingga gunakan seperlunya. Bubuk pounce dapat digunakan untuk mempersiapkan permukaan gambar ketika diberi tinta. Halaman: 53 dari 80

55 Pelindung Penghapus Pelindung penghapus memiliki gambar potongan dengan beragam wujud dan ukuran sehingga mampu memperjelas area yang akan dihapus dari gambar. Lembar stainless-steel tipis ini sangat efektif untuk melindungi permukaan gambar ketika menggunakan penghapus listrik. Pelindung yang memiliki lubang berpotongan persegi memungkinkan penghapusan area gambar yang tepat. Karet penghapus/pembersih biasakan memakai yang paling lunak yang sesuai dengan tugas anda untuk menghindarkan adanya bekas-bekas pada kertas gambar. Jangan menggunakan karet penghapus untuk tinta, karena biasanya jenis ini mudah merusak permukaan kertas gambar. Merek-merek yang dianjurkan : Pink pearl Magic rubah Mars plastic Eberhard faber Faber castell Mars staedtler Halaman: 54 dari 80

56 Perisai untuk menghapus garis : pakailah yang lubangnya berbentuk persegi sehingga memungkinkan anda menghapus bagian gambar yang ingin dihilangkan dengan tepat juga untuk melindungi permukaan kertas gambar ketika anda menggunakan penghapus elektris. Pakailah bubuk Pounce sebagai persiapan sebelum membuat gambar dengan tinta. Skum X adalah bubuk halus yang dapat melapisi dan melindungi kertas dan gambar pinsil anda pada saat anda menggambar. Jika terlalu tebal, dapat menyebabkan garis-garisnya tidak tegas, oleh karena itu pakailah sekedarnya saja. Halaman: 55 dari 80

57 h) Letraset/Letratone Untuk mempercepat rendering hasil suatu gambar, arsitek sering menggunakan sistim gambar tempel. Gambar tempel ini disebut letraset/letratone. Gambar-gambar pada letraset/letratone banyak jenis ragamnya antara lain huruf, pohon, orang, teksture dan Iain-tain. Cara mengerjakannya ada dua macam, yaitu dengan sistim tempel dan sistim gosok. Untuk sistim gosok, sebaiknya menggunakan cairan spray, untuk mengunakan gambar dari lettra tersebut, agar tidak mudah mengelupas, cairan spray tersebut dinamakan Pylok. Selain letraset/letratone masih ada sejenis lettra yaitu lettra film. Contoh : Lettra pohon. Halaman: 56 dari 80

58 Halaman: 57 dari 80

59 Halaman: 58 dari 80

60 Halaman: 59 dari 80

61 Halaman: 60 dari 80

62 Halaman: 61 dari 80

63 i) Meja dan mesin gambar MEJA GAMBAR : Meja gambar termasuk perlengkapan yang utama, karena tanpa meja gambar, kita tidak dapat menggambar dengan leluasa. (dapat diatur kemiringannya). MESIN GAMBAR : Alat ini sebenarnya tidak terlalu mutlak diperlukan, tapi kalau ada akan lebih baik. Mesin ini mempunyai dua mistar yang saling menyiku. Pada gambar di samping terlihat dua jenis mesin gambar berikut meja, kursi dan perlengkapan lainnya. Gambar atas : mesin gambar dengan tipe SENDI Gambar bawah : mesin gambar tipe/sistem REL (tracker) Peralatan menggambar dengan komputer Pelaksanaan penggambaran dengan computer membutuhkan perangkat keras (hardware) dengan spesifikasi tertentu yang disyaratkan oleh perangkat lunak (software) yang digunakan. Dari waktu ke waktu perangkat keras harus di up-grade mengikuti perkembangan perangkat lunak yang makin canggih, atau sebaliknya perkembangan hardware yang lebih berkemampuan memicu terciptanya pengembangan software yang pernah ada. Secara garis besar perangkat keras mencakup perangkat penggambaran, perangkat pencetakan dan perangkat keras penyimpan data (soft copy). a) Perangkat keras penggambaran Perangkat keras penggambaran dapat berbentuk laptop atau desktop lengkap dengan komponen utamanya. Halaman: 62 dari 80

64 Setiap komputer baik dari jenis rakitan maupun built up pada dasarnya sama, yakni disusun dari sejumlah komponen komputer. Untuk membangun sebuah komputer pribadi setidaknya diperlukan 13 komponen utama sebagai berikut: 1. Motherboard 2. Prosesor 3. Memori RAM 4. Disk Drive/ Floppy Disk 5. Hard Disk 6. Casing 7. CD/ DVD ROM/RW 8. Keyboard 9. Mouse 10. Monitor 11. VGA 12. Soundcard 13. Speaker Ketiga belas komponen tersebut saling terintegrasi, sehingga bila salah satu komponen tidak berfungsi, maka komputer tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Namun, pada perangkat-perangkat yang tidak begitu vital seperti speaker, sound card, CD drive, dan floppy disk yang umumnya sudah tidak terpasang, komputer masih tetap dapat bekerja dengan baik dan tidak mengganggu proses kinerja komputer, hanya saja fungsi komponen tersebut tidak dapat digunakan. Berbeda jika yang tidak dipasang adalah perangkatperangkat vital seperti prosesor, memori RAM, hard disk, atau monitor. Perangkat di atas merupakan perangkat standar pada sebuah PC. Anda dapat menambahkan perangkat optional atau pilihan lainnya untuk menunjang kebutuhan Anda dalam menyelesaikan pekerjaan dengan melengkapi perangkat tambahan seperti scanner, printer, modem/networkcards, dan stabilizer/ups. Spesifikasi teknis computer yang disyaratkan dapat berbeda tergantung software yang digunakan. Halaman: 63 dari 80

65 Kita tidak perlu menggunakan notebook/desktop dengan spesifikasi tinggi hanya untuk mengolah dokumen ataupun browsing. Namun, kita membutuhkan spesifikasi yang tinggi untuk beberapa game, animasi, video ataupun grafik desain. Dalam menentukan spesifikasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan akan sebuah notebook. Berikut ini adalah tabel penggunaan notebook terhadap spesifikasi dan kebutuhan: Spesifikasi Kebutuhan Ukuran LCD Processor RAM Kapasitas Harddisk Mengetik dokumen 14"-15" Intel Atom, Pentium/AMD 512 MB 160 Gb Presentasi 7"-14" Desain grafis 14"-15" Intel Atom, Pentium/AMD Pentium Dual Core/AMD Athlon 512 MB 160 Gb 1 G 250 Gb Gammer 14"-15" Min. Dual Core Min. 1 G 250 Gb Browsing 10"-14" Intel Atom, Pentium/AMD Min. 512 MB 160 Gb Mobilitas tinggi 7"-10" Intel Atom 1 G 160 Gb Video editing 14"-19" Min. Core i3/ AMD Turion Min. 1 G 320 Gb Apabila kita lihat spesifikasi komputer tersebut di atas dan kita merencanakan memakai software program AutoCAD 2010, maka spesifikasi yang harus dicermati terutama adalah processor, RAM dan Harddisk. Memang persyaratan minimum untuk program AutoCAD 2010 adalah processor Dual Core/AMD Athlon, Ram 1 Gb dan harddisk 250 Gb, tapi dengan perkembangan teknologi saat ini, apabila kita akan membeli computer baru untuk program AutoCAD, sebaiknya dengan spesifikasi minimal sebagai berikut : - Processor : Pentium Core i3 - RAM : 2 Gb. - Kapasitas Harddisk : 500 Gb - System Operasi : Windows 7 Home Premium - Ukuran LCD : Halaman: 64 dari 80

66 - Perlengkapan lain : DVD RW b) Perangkat keras pencetakan Perangkat keras pencetakan dapat berupa printer atau plotter. Printer umumnya digunakan untuk mencetak gambar ukuran maksimal A3, sedangkan plotter untuk pencetakan dengan ukuran lebih besar. Untuk suatu studio gambar printer atau plotter dapat dipakai kolektif oleh beberapa work station melalui sistem jaringan LAN (Local Area Network). Spesifikasi printer dan plotter tergantung dari pabrik pembuatnya, bagi printer untuk menjamin kualitas gambar harus digunakan jenis inkjet, laser printer atau sejenisnya. c) Perangkat keras penyimpanan data (soft copy) Dapat berupa CD R, DVD R, atau flashdisk/usb dengan kapasitas memori yang beragam. Karena gambar memerlukan memori yang besar maka dianjurkan memakai penyimpanan data DVD R dengan memori 4 Gb, atau flashdisk dengan memori 8 Gb, 16 Gb atau 32 Gb. d) Perangkat lunak Perangkat lunak (software) adalah program penggambaran yang dari waktu ke waktu terus berkembang dengan fasilitas dan fitur yang makin kaya dan makin memudahkan proses penggambaran (user s friendly). Saat ini ada beberapa brand yang ada dipasaran antara lain AutoCAD, InteliCAD, ArchiCAD dan lain-lain. Beberapa brand saling compatible, tapi beberapa tidak bisa saling membaca atau bisa membaca tapi tidak sempurna. Saat ini yang biasanya digunakan adalah software AutoCAD Berikut adalah gambar-gambar dari perangkat keras sebagai berikut: Halaman: 65 dari 80

67 Komputer Desktop Komputer Laptop Halaman: 66 dari 80

68 Plotter Printer Ink-jet Macam-macam Printer Laser Halaman: 67 dari 80

69 Scanner Dokumen Stabilizer Halaman: 68 dari 80

70 Uninterruptible Power Supply (UPS) Penyiapan Borang-borang Keperluan Perlengkapan dan Peralatan Menggambar Borang borang keperluan perlengkapan dan peralatan menggambar disiapkan. Contoh borang-borang kebutuhan barang, perlengkapan dan peralatan gambar per proyek/pekerjaan : Halaman: 69 dari 80

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN GAMBAR SKETSA/DRAFT NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR PELAKSANAAN PENGGAMBARAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR PELAKSANAAN PENGGAMBARAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR PELAKSANAAN PENGGAMBARAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi Digital

Teknik Visualisasi Digital Teknik Visualisasi Digital Materi : PRODUK GAMBAR RAKHMANITA GAMBAR DALAM ARSITEKTUR GAMBAR DALAM ARSITEKTUR Gambar merupakan alat komunikasi visual bagi seorang arsitek, peran gambar memang sangat penting

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR LAPORAN HASIL PENGGAMBARAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR LAPORAN HASIL PENGGAMBARAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR LAPORAN HASIL PENGGAMBARAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Proposal. Workshop Mata Kuliah AR 2250 Studio Komputasi Arsitektur. Aswin Indraprastha. 23 September 2015

Proposal. Workshop Mata Kuliah AR 2250 Studio Komputasi Arsitektur. Aswin Indraprastha. 23 September 2015 Proposal Workshop Mata Kuliah AR 2250 Studio Komputasi Arsitektur Aswin Indraprastha 23 September 2015 1. Identitas Mata Kuliah a. Nama Mata Kuliah dan Kode : Studio Komputasi Arsitektur, AR 2250 b. Sifat:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

Menggamba r Teknik & CAD

Menggamba r Teknik & CAD MODUL PERKULIAHAN Menggamba r Teknik & CAD Peralatan dan Penggunaan Alat Gambar Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 02 MK1020 Abstract Kompetensi Modul ini meliputi

Lebih terperinci

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II ALAT GAMBAR PERTEMUAN II SUPAYA GAMBAR DAPAT DIPAHAMI OLEH ORANG LAIN MAKA DI PERLUKAN NORMALISASI ATAU STANDARISASI. BADAN-BADAN YG MENETAPKAN STANDARISASI : ISO (INTERNATIONAL ORGANISATION OF STANDARDISATION)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG QUANTITY (KUANTITAS) PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN BAB I ALAT MENGGAMBAR YATIN NGADIYONO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB I ALAT MENGGAMBAR

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PRAKTEK LOMBA KETERAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (LKG SMK) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

KISI-KISI SOAL PRAKTEK LOMBA KETERAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (LKG SMK) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TUGAS : Membuat Gambar Kerja 2 Dimensi (Ortografik) MATA LOMBA : Auto Building Waktu : 6 jam / SUB Gambar Denah denah lengkap dengan dimensi, simbol bahan dan teks serta penempatan kusen pintu dan jendela.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI PROGRAM KERJA MINGGUAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

Gambar Teknik. TKS sks. Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Toriq Arif Ghuzdewan, ST, M.Sc.E. Dr. M. Zudhy Irawan, ST, MT Dr.

Gambar Teknik. TKS sks. Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Toriq Arif Ghuzdewan, ST, M.Sc.E. Dr. M. Zudhy Irawan, ST, MT Dr. TKS 1108 2 sks Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Toriq Arif Ghuzdewan, ST, M.Sc.E. Dr. M. Zudhy Irawan, ST, MT Dr. Fikri Alfaris, ST Dosen Pengampu TA 2015-2016 Klas Kuliah 1-7, UTS Kuliah 8-14, UAS A Dr. Ir. Istiarto,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN... 5 1. Kompetensi Umum... 5 2. Kompetensi Kejuruan... 6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...10

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

Gambar Teknik TKS sks Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Thoriq A Guzdewan, ST, M.Sc., M.Phil. Dr. Teuku Faisal Fathani, ST, MT Intan Supraba, ST, M.Sc.

Gambar Teknik TKS sks Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Thoriq A Guzdewan, ST, M.Sc., M.Phil. Dr. Teuku Faisal Fathani, ST, MT Intan Supraba, ST, M.Sc. TKS 1108 2 sks Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Thoriq A Guzdewan, ST, M.Sc., M.Phil. Dr. Teuku Faisal Fathani, ST, MT Intan Supraba, ST, M.Sc. Materi Kuliah Pendahuluan Peralatan gambar Perletakan gambar Skala

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

GAMBAR PRODI PEND. TEKNIK ARSITEKTUR

GAMBAR PRODI PEND. TEKNIK ARSITEKTUR GAMBAR PRODI PEND. ARSITEKTUR 1 TUGAS KE-1 MATA KULIAH MENGGAMBAR -TA. 220-4 SKS JURUSAN PENDIDIKAN ARSITEKTUR-S1 MENGGAMBAR HURUF DAN ANGKA Huruf dan angka merupakan dua komponen yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Menggambar Teknik ASRI WULAN, ST., MT

Menggambar Teknik ASRI WULAN, ST., MT Menggambar Teknik ASRI WULAN, ST., MT Proyek Bangunan Pra-rencana proyek Sesudah site dipilih bersama bouwheer, ditentukan kebutuhan ruang dan segala apa yang harus diberitahukan, sebelum mulai menggambar

Lebih terperinci

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran DAFTAR ISI Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran i iii iv vii BAB I. PENDAHULUAN A. Kompetensi yang Akan Dicapai 1 B. Deskripsi Materi 2 C. Metode Pembelajaran 2 D. Kewajiban

Lebih terperinci

accessible restroom ACUAN DESAIN KAMAR MANDI ACCESSIBLE RESTROOM

accessible restroom ACUAN DESAIN KAMAR MANDI ACCESSIBLE RESTROOM ACUAN DESAIN KAMAR MANDI ACCESSIBLE RESTROOM BATASAN MATERI SAYEMBARA Batasan Perancangan, yaitu hal-hal yang telah berada pada bangunan eksisting, yaitu: Bentuk Dasar Denah Ketinggian Ruang Kondisi lingkungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

Standar Informasi Dalam Gambar

Standar Informasi Dalam Gambar Standar Informasi Dalam Gambar Disampaikan dalam Workshop Internal Program Studi Arsitektur ITB27 November 2015 Disusun oleh: Aswin Indraprastha, PhD. Program Studi Arsitektur Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK 3.1 Uraian Singkat Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek : 3.1.1.1. Nama Proyek : (10 lantai) 3.1.1.2. Lokasi : Jl.Prapatan No. 14 16 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

Relly Andayani MENGGAMBAR REKAYASA

Relly Andayani MENGGAMBAR REKAYASA Relly Andayani MENGGAMBAR REKAYASA MATERI KULIAH Pendahuluan Peralatan gambar Perletakan gambar Skala gambar Gambar manual (tanpa komputer) Gambar proyeksi orthogonal Gambar piktorial (perspektif) Gambar

Lebih terperinci

Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI

Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL I Semester I Jurusan Teknik Arsitektur Semester Ganjil 2010/2011 UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO AGENDA PEMBAHASAN Tentang mata kuliah TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL

Lebih terperinci

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UMA MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR DIGUNAKAN UNTUK MK. STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I-V SHERLLY MAULANA, ST, MT 1/1/2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) NAMA KEGIATAN: DED GEDUNG HAMIDAH Dokumen Addendum DED GEDUNG HAMIDAH 0 Pada hari Senin,

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru No.46, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Jasa Konstruksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 24/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR ARSITEKTUR EDISI 2011 JURU GAMBAR ARSITEKTUR PENYIMPANAN/PENEMPATAN GAMBAR DAN PERALATAN MENGGAMBAR NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan

JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan KODE UNIT : TIK.MM02.017.01 JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan tentang kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan proses

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PROSES PEMBUATAN LOGO

BAB IV TEKNIS PROSES PEMBUATAN LOGO BAB IV TEKNIS PROSES PEMBUATAN LOGO 4.1. Proses Pembuatan Logo Dalam perancangan desain logo memiliki proses pengerjaan yang cukup panjang, hingga menjadikan sebuah logo. Diawali oleh ide atau konsep,

Lebih terperinci

DESKRIPSI TEKNIS LOMBA MENGGAMBAR BANGUNAN DENGAN KOMPUTER PROGRAM CADD (CADD BUILDING)

DESKRIPSI TEKNIS LOMBA MENGGAMBAR BANGUNAN DENGAN KOMPUTER PROGRAM CADD (CADD BUILDING) DESKRIPSI TEKNIS LOMBA MENGGAMBAR BANGUNAN DENGAN KOMPUTER PROGRAM CADD (CADD BUILDING) A. TUJUAN Menguji ketrampilan siswa SMK dalam melakukan dokumentasi gambar kerja dengan menggunakan bantuan perangkat

Lebih terperinci

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Di daerah cengkareng jakarta barat pada saat ini sudah banyak dibangun perumahan dan bangunan gedung lainnya sebagai infrasuktur yang baru serta pertumbuhan

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co.

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co. MODUL MENGINSTALASI SUMBER DAYA BERBAGI PAKAI PADA JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No. 15-17 Telp (0322) 451313 e-mail:smkm5babat@yahoo.com web-site:http://www.smkmuh5babat.co.cc

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN DENAH atau PLAN : berasal dari kata latin PLANUM berarti dasar, arti lebih jauh lantai DENAH adalah : Merupakan penampang potongan horisontal

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan. Latar Belakang : Kegiatan Perencanaan Teknis Pembuatan Liftt dan Eskalator Gedung DPRD Kota Bontang ini untuk mengakomodir kebutuhan pengguna gedung

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN AKTA PEMISAHAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

KODE UNIT KOMPETENSI INA

KODE UNIT KOMPETENSI INA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR AIR MINUM JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN PERPIPAAN MEMBUAT RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI INA.52.00.204.

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1. Segi Biaya Proyek a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan. b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Property size, KDB, KLB Lantai 1 Zona Seni lukis Sanggar lukis anak 108,2 sanggar lukis remaja 65,9 sanggar lukis dewasa 82,3 Ruang komunal 111,6 Ruang tunggu orang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA OLEH : ICUN SULHADI, S.PD (PPDI KOTA PADANG) A. PENGANTAR DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA APA ITU DISABILITAS? Penyandang

Lebih terperinci

Menggambar Teknik. Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Mahdi Abdullah, ST.

Menggambar Teknik. Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Mahdi Abdullah, ST. Menggambar Teknik Modul ke: Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Fakultas FDSK Mahdi Abdullah, ST., MSn Program Studi Desain Produk http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

Dalam menggambar teknik, untuk dapat menghasilkan gambar drngan kualitas yang baik dibutuhkan beberapa alat bantu gambar sebagai berikut,

Dalam menggambar teknik, untuk dapat menghasilkan gambar drngan kualitas yang baik dibutuhkan beberapa alat bantu gambar sebagai berikut, PENGENALAN ALAT Dalam menggambar teknik, untuk dapat menghasilkan gambar drngan kualitas yang baik dibutuhkan beberapa alat bantu gambar sebagai berikut, 1. Pinsil Gambar Ada dua macam pensil yang dapat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN

BAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN BAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN 1.1 Teknologi Virtual Building Virtual Building (A Virtual Building Solution) adalah sebuah konsep yang digunakan oleh perusahaan pembuat software ArchiCAD, di

Lebih terperinci

KERSEN Desain TUJUAN KERSEN DESAIN

KERSEN Desain TUJUAN KERSEN DESAIN HOME Beberapa tahun belakangan ini, kami melihat perkembangan dunia rancang bangun di Bandung dan sekitarnya begitu marak dan dinamis. Sebagai salah satu Kota besar dituntut untuk menyediakan begitu banyak

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera KODE UNIT : TIK.MM02.006.01 JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan uraian

Lebih terperinci

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN 1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN Gambar kerja tampak dan potongan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Potongan dan tampak bangunan belum dapat dipastikan jika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

FASILITAS FUNGSI CAMPURAN (MIXED USE)

FASILITAS FUNGSI CAMPURAN (MIXED USE) Term Of Reference (TOR) Tugas Besar Perancangan Arsitektur V FASILITAS FUNGSI CAMPURAN (MIXED USE) A. GAMBARAN SITUASI PENUGASAN Tugas perancangan, diambil dari gambaran situasi berikut ini. Suatu Developer

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI BIDANG LOMBA. CADD - Building. LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) TINGKAT PROVINSI SEPTEMBER 2012 Di DENPASAR

LEMBAR INFORMASI BIDANG LOMBA. CADD - Building. LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) TINGKAT PROVINSI SEPTEMBER 2012 Di DENPASAR PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT: SMK NEGERI 1 DENPASAR Jl. Hos. Cokroaminoto No. 84 kodepos 80116 Telp. (0361) 422401

Lebih terperinci