Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus gugatan lain-lain pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam perkara: PT BANK OCBC NISP, Tbk., berkedudukan dan berkantor di Pusat di Jakarta, beralamat di OCBC NISP Tower, Jalan Prof. Dr. Satrio, Kav. 25 Jakarta Selatan, yang diwakili oleh Parwati Surjaudaja dan Joseph Chan Fook Onn, masing-masing selaku Presiden Direktur dan Direktur, dalam hal ini memberi kuasa kepada Yuhelson, S.H., M.H., M.Kn., dan kawan-kawan, Para Advokat dan Para Calon Advokat dari Law Office Yuhelson & Partners, beralamat di Gedung Senatama, Lt. 4, Suite 401, Jalan Kwitang Raya, Nomor 8, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Maret 2016; Pemohon Kasasi dahulu Penggugat; t e r h a d a p Dr. BERNARD NAINGGOLAN, S.H., M.H., selaku Kurator PT MEGA GRAHA INTERNASIONAL (Dalam Pailit), bertempat tinggal di Office Tower 88, Lantai 26 C, Kota Kasablanka, Jalan Kasablanka Raya Kav. 88 Jakarta Selatan, dalam hal ini memberi kuasa kepada Ronal M. Aritonang, S.H., Advokat pada Kantor Hukum Bernard Nainggolan & Partners, beralamat di Office Tower 88 Lantai 26 C Kota Kasablanka, Jalan Kasablanka Raya Kav. 88, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 Maret 2016; Termohon Kasasi dahulu Tergugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan Gugatan Lain- Lain terhadap di depan persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada pokoknya sebagai berikut: aia I. Tentang Dasar Hukum Pengajuan Gugatan Lain-Lain Dalam Perkara A Quo. 1. Bahwa gugatan lain-lain dalam perkara a quo, diajukan dengan alasan adanya perbuatan Tergugat selaku Kurator yang secara sepihak dan Halaman 1 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Maia tidak berdasar hukum telah memasukkan 1 (satu) bidang tanah berikut bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor 3505/Meruya Utara terdaftar atas nama The Hwie Gwan ke dalam Daftar Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International (Dalam Pailit); Sehingga dengan memperhatikan ketentuan Pasal 3 ayat ( 1) berikut Penjelasannya Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut UU Kepailitan dan PKPU ), maka gugatan a quo telah diajukan oleh Penggugat sesuai dengan hukum formil dan patut untuk diperiksa dan diadili oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Pasal 3 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU, menyatakan: Yang dimaksud dengan "hal-hal lain" adalah antara lain, actio pauliana, perlawanan pihak ketiga terhadap penyitaan, atau perkara dimana Debitor, Kreditor, Kurator, atau pengurus menjadi salah satu pihak dalam perkara yang berkaitan dengan harta pailit termasuk gugatan Kurator terhadap Direksi yang menyebabkan perseroan dinyatakan pailit karena kelalaiannya atau kesalahannya; Hukum Acara yang berlaku dalam mengadili perkara yang termasuk hal-hal lain adalah sama dengan Hukum Acara Perdata yang berlaku bagi perkara permohonan pernyataan pailit termasuk mengenai pembatasan jangka waktu penyelesaiannya ; II. Penggugat adalah Kreditor Separatis Pemegang Jaminan Kebendaan/Hak Tanggungan Dalam Proses Kepailitan PT Mega Graha Internasional (Dalam Pailit); 2. Bahwa Penggugat/PT. Bank OCBC NISP, Tbk. merupakan suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas Terbuka yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Republia, yang bergerak dalam bidang perbankan nasional; dimana sebagai suatu Bank bertugas mengumpulkan dana dari masyarakat dan sekaligus selaku Kreditor dalam menyalurkan fasilitas kredit secara resmi kepada masyarakat; 3. Bahwa PT. Mega Graha International adalah selaku Debitor Penggugat, berbadan hukum Perseroan Terbatas berkedudukan di Jakarta, yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republia; dimana untuk keperluan usahanya, maka aia PT. Mega Graha International telah mengajukan permohonan pemberian fasilitas kredit/utang kepada Penggugat; Selanjutnya setelah dilakukan pemeriksaan dan kelayakan PT. Mega Halaman 2 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Maia Graha International selaku Debitor, maka Penggugat telah menyetujui permohonan tersebut dan telah memberikan fasilitas kredit/utang kepada PT. Mega Graha International sebagaimana ternyata dalam: a. Akta Perjanjian Penyediaan Fasilitas Kredit, Nomor 32, tertanggal 16 Februari 2007, yang dibuat dihadapan Mellyani Noor Shandra, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Barat (Bukti P-1); b. Perjanjian Demand Loan Nomor , tertanggal 16 Februari 2007, yang dibuat dibawah tangan bermeterai cukup (Bukti P-2); c. Perjanjian Fasilitas Post Import Financing (PIF) Nomor 004 /CO /LC d. Akta Perubahan Atas Perjanjian Fasilitas Kepada PT. Mega Graha International, Nomor 23, tertanggal 10 Maret 2015, yang dibuat dihadapan Teddy Anwar, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Pusat (Bukti P-4); 4. Bahwa untuk menjamin terlaksananya pembayaran kembali beberapa Fasilitas Kredit/Utang yang telah dikucurkan oleh Penggugat kepada PT. Mega Graha International, maka selanjutnya PT. Mega Graha International telah memberikan beberapa jaminan kepada Penggugat, yang antara lain berupa: 1 (satu) bidang tanah berikut bangunan serta segala sesuatu yang berdiri dan melekat diatas tanah tersebut, berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No mor 3505/Meruya Utara, berakhirnya Hak Guna Bangunan pada tanggal 21 Januari 2033, terdaftar atas nama The Hwie Gwan, luas tanah m². Gambar Situasi Nomor 6258/1992 tertanggal 9 Oktober 1992, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Barat pada tanggal 22 Januari 1993 (Bukti P -5), setempat dikenal umum dengan Jalan Raya Meruya Utara, Nomor 15, RT 001, RW 005, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta; (selanjutnya disebut Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara ) yang telah dibebani dengan Jaminan Hak Tanggungan, berdasarkan; 1). Jaminan Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama), dengan nilai penjaminan hingga sebesar Rp ,00 (enam miliar rupiah) sebagaimana ternyata dalam Sertipikat Hak Tanggungan aia Peringkat I (Pertama) No mor 1543/2007, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Barat pada tanggal 12 Maret 2007; berikut Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) Halaman 3 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Maia Nomor 18/2007, tertanggal 26 Februari 2007 yang dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, Sarjana Hukum, Pejabat Pembuat Akta Tanah dengan daerah kerja Kotamadya Jakarta Barat (Bukti P-6); 2). Jaminan Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua), dengan nilai penjaminan hingga sebesar Rp ,00 (dua puluh empat miliar rupiah) sebagaimana ternyata dalam Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat II (Kedua) Nomor 03321/2015, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Jakarta Barat pada tanggal 22 April 2015; berikut Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) Nomor 83/2015, tertanggal 6 April 2015, yang dibuat dihadapan Eny Haryanti, Sarjana Hukum, Pejabat Pembuat Aakta Tanah dengan daerah kerja Kota Administrasi Jakarta Barat (Bukti P-7); 5. Bahwa dalam perkembangannya PT. Mega Graha International telah dinyatakan Pailit dengan segala akibat hukumnya berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 16/Pdt-Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., tertanggal 23 Juli 2015 (Bukti P-8) 6. Bahwa dalam Proses Kepailitan PT. Mega Graha International, Penggugat telah mengajukan Tagihan kepada PT. Mega Graha International melalui Tergugat selaku Kurator sebagaimana ternyata dalam Surat Pengajuan Tagihan Nomor 049/Y&P/VI 11/2015, tertanggal 11 Agustus 2015 (Bukti P -9) dan Surat Revisi Nilai Tagihan Nomor 054/Y&P/IX/2015, tertanggal 1 September 2015 (Bukti P-10); Dimana total kewajiban/utang PT. Mega Graha International kepada Penggugat, sampai dengan tanggal dijatuhkannya Putusan Pailit terhadap PT. Mega Graha International yaitu tanggal 23 Juli 2015 adalah sebesar (Bukti P-11): USD 3,499, (tiga juta empat ratus sembilan puluh sembilan ribu tigaratus lima puluh sembilan Dollar Amerika Serikat dan lima puluh delapan sen); atau bila dikonversikan ke dalam nilai mata uang rupiah (dengan Kurs Tengah BI untuk USD 1 per tanggal 23 Juli 2015 = Rp13.394,00) adalah menjadi sebesar = USD 3,499, x Rp13.394,00 = Rp ,52 (empat puluh enam miliar delapan ratus tujuh aia puluh juta empat ratus dua puluh dua ribu dua ratus empat belas koma lima puluh dua rupiah); Halaman 4 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Maia Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, terbukti dalam Proses Kepailitan PT. Mega Graha International, Penggugat adalah selaku Kreditor Separatis pemegang jaminan kebendaan/hak Tanggungan atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara, terdaftar atas nama The Hwie Gwan (vide Bukti P-5), dengan total tagihan sebesar Rp ,52 (empat puluh enam miliar delapan ratus tujuh puluh juta empat ratus dua puluh dua ribu dua ratus empat belas koma lima puluh dua rupiah); III. Penggugat selaku pemegang Hak Tanggungan berhak untuk melaksanakan lelang eksekusi Hak Tanggungan atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara terdaftar atas nama The Hwie Gwan. 7. Bahwa dengan Pailitnya PT. Mega Graha International, maka PT. Mega Graha International terbukti telah cidera janji/wanprestasi terhadap Penggugat dan konsekuensi hukumnya Penggugat sebagai Pemegang Hak Tanggungan berhak untuk segera melakukanlelang Eksekusi Hak Tanggungan terhadap Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara, terdaftar atas nama The Hwie Gwan. Hal ini sebagaimana diatur dengan tegas dalam ketentuan: a. Pasal 8.1. huruf (e) angka (1) Akta Perj anjian Penyediaan Fasilitas Kredit, Nomor 32, tertanggal 16 Februari 2007, yang dibuat dihadapan Mellyani Noor Shandra, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Barat (vide Bukti P-1); Pasal 8.1. huruf (e) angka (1) Akta Perjanjian Penyediaan Fasilitas Kredit, Nomor 32, tertanggal 16 Februari 2007, menyatakan: Salah satu dari antara Peristiwa atau keadaan yang disebut dibawah ini merupakan Peristiwa Pengakhiran Komitmen dalam Perjanjian ini: (1) Debitur dinyatakan oleh instansi yang berwenang dalam keadaan Pailit atau diberikan penundaan kewajiban pembayaran hutang. b. Pasal 8.2 huruf (b) Akta Perjanjian Penyediaan Fasilitas Kredit, Nomor 32, tertanggal 16 Februari 2007, yang dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta Barat (vide Bukti P-1); aia Pasal 8.2. huruf (b) Akta Perjanjian Penyediaan Fasilitas Kredit, Nomor 32, tertanggal 16 Februari 2007, menyatakan: Halaman 5 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Maia Jika terjadi atau berlangsung suatu Peristiwa Pengakhiran Komitmen, maka Bank berhak dan berwenang, pada setiap waktu dan dari waktu setelah terjadi atau selama berlangsung Peristiwa Pengakhiran Komitmen, melakukan setiap tindakan sebagai berikut: a. Melaksanakan/menjalankan upaya hukum sesuai dengan syarat dan ketentuan yang termuat dalam Perjanjian Pengikatan Jaminan yang bersangkutan; c. Pasal 6 Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (selanjutnya disebut Undang Undang Hak Tanggungan ); Pasal 6 Undang Undang Hak Tanggungan, menyatakan: Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut ; Pasal 55 ayat (1) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut Undang Undang Kepailitan dan PKPU ); Pasal 55 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU, menyatakan: Dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Pasal 57, dan Pasal 58, setiap Kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan ; 8. Bahwa selanjutnya Penggugat telah mengajukan Permohonan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta IV pada tanggal 15 September 2015 (Bukti P-12); Namun ternyata terhadap Permohonan Lelang tersebut KPKNL Jakarta IV menyatakan tidak dapat melanjutkan permohonan lelang eksekusi Hak Tanggungan atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut dengan alasan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara telah dimasukkan oleh Tergugat aia ke dalam Daftar Aset Sementara PT. Mega Graha International (selanjutnya disebut Daftar Harta/Boedel Pailit ); Halaman 6 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Maia IV. Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah milik/terdaftar atasnama The Hwie Gwan sehingga bukan merupakan harta/boedel pailit PT. Mega Graha Internasional; 9. Bahwa Penggugat sangat keberatan terhadap tindakan Tergugat yang dengan secara sepihak telah memasukkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara ke dalam Daftar Harta/Boedel Pailit, tertanggal 9 September 2015 (Bukti P-13), padahal secara jelas dan terang benderang Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut bukan merupakan Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International, sebagaimana yang akan Penggugat jelaskan berikut ini; 10. Bahwa yang dimaksud dengan Harta/Boedel Pailit adalah Harta milik/terdaftar atas nama Debitor Pailit, dimana dalam perkara ini adalah seluruh Harta yang harus dimiliki/terdaftar atas nama PT. Mega Graha International; hal ini sebagaimana diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata ); Pasal 1131 KUHPerdata, menyatakan: Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan perorangan debitur itu. 11. Bahwa sebagaimana telah dijelaskan pada dalil poin 4 di atas, Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut jelas-jelas terdaftar atas nama The Hwie Gwan dan bukan terdaftar atas nama PT. Mega Graha International: sehingga dengan mengacu pada ketentuan Pasal 1131 KUHPerdata, maka Asset Agunan Bank OCBC NISP tersebut jelas-jelas bukan merupakan Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International dan demi hukum harus dikeluarkan dari Daftar Harta/Boedel Pailit; Yang Terhormat Majelis Hakim Pemutus Dalam Perkara a quo 12. Bahwa perlu Yang Terhormat Majelis Hakim Pemutus dalam Perkara a quo ketahui, Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara telah dimiliki oleh The Hwie Gwan sejak tanggal 22 Januari 1993 (sebagaimana ternyata dalam tanggal penerbitan Sertifikat Hak Guna aia Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara) (vide Bukti P-5); Sementara PT. Mega Graha International baru berdiri pada tanggal 13 Juli 2002, sebagaimana ternyata dalam Akta Pendirian PT Mega Graha Halaman 7 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Maia International yaitu Akta Perseroan Terbatas PT. Mega Graha International Nomor 7 tertanggal 13 Juli 2002, yang dibuat di hadapan Sakuri, S.H., Notaris di Jakarta (Bukti P-14); Artinya, bagaimana mungkin Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut dimiliki oleh PT. Mega Graha International, sementara asset tersebut telah dimiliki oleh The Hwie Gwan jauh sebelum PT. Mega Graha International berdiri. 13. Bahwa selanjutnya apabila Yang Terhormat Majelis Hakim Pemutus perhatikan pada dokumen penjaminan atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara yaitu; (1). Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) No mor 14/2007, tertanggal 16 Februari 2007 yang dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, Sarjana Hukum, Pejabat Pembuat Akta Tanah dengan daerah kerja Kotamadya Jakarta Barat (Bukti P-15) jo. Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) No mor 18/2007, tanggal 26 Februari 2007 yang dibuat di hadapan Mellyani Noor Shandra, Sarjana Hukum, Pejabat Pembuat Akta Tanah dengan daerah kerja Kotamadya Jakarta Barat (vide Bukti P-6); dan (b). Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) No mor 3/SKMHT/111/2015, tertanggal 10 Maret 2015 yang dibuat dihadapan Haji Teddy Anwar, Sarjana Hukum, Spesialis Notariat, Notaris di Jakarta (Bukti P-16) jo. Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) Nomor 83/2015, tertanggal 6 April 2015, yang dibuat di hadapan Eny Haryanti, Sarjana Hukum, Pejabat Pembuat Akta Tanah dengan daerah kerja Kota Administrasi Jakarta Barat ( vide Bukti P-7); maka terbukti secara nyata-nyata The Hwie Gwan adalah selaku Pemilik atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara yang dengan persetujuan Istrinya yaitu Nyonya Hoo Anna dahulu Hoo, Sioe An, telah membebankan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara guna jaminan pelunasan utang PT. Mega Graha International kepada Penggugat; Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka terbukti Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut adalah milik The Hwie aia Gwan dan bukan milik PT. Mega Graha International, sehingga Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut bukan merupakan harta/boedel pailit dan Tergugat selaku Kurator demi hukum Halaman 8 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Maia harus mengeluarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut dari daftar Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International (vide Bukti P-13); V. Alasan Tergugat memasukkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara ke dalam daftar Harta/Boedel Pailit karena biaya pembelian asset tersebut berasal dari harta kekayaan PT. Mega Graha International adalah alasan yang sangat menyesatkan dan tidak berdasar hukum; 14. Bahwa terhadap sikap Tergugat yang secara sepihak telah memasukkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara ke dalam Daftar Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International tersebut ( vide Bukti P-13), maka selanjutnya Penggugat telah mengajukan Surat Permohonan Nomor 062/Y&P/X/2015, tertanggal 21 Oktober 2015 (Bukti P -17) yang ditujukan kepada Tergugat untuk mengeluarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut dari Daftar Harta/Boedel Pailit; Namun ternyata Tergugat dalam Suratnya Nomor 46/BN/MGI- Pailit/X/2015, tanggal 26 Oktober 2015 (Bukti P-18) tetap menyatakan untuk mempertahankan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut sebagai Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International, dengan alasan adanya pengakuan dari Direksi PT. Mega Graha International yang menyatakan bahwa seluruh biaya pembelian Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut berasal dari Harta Kekayaan PT. Mega Graha International; Poin 2 (dua) Surat Kurator Nomor 46/BN/MGI-Pailit/X/2015, tanggal 26 Oktober 2015, menyatakan: Bahwa dalam verifikasi asset yang dilakukan oleh Kurator ditemukan sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505 merupakan asset PT. Mega Graha International ( dalam pailit) dengan data sebagai berikut: - Pengakuan Direksi PT. Mega Graha International (Dalam Pailit) yang menyatakan bahwa sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505 adalah asset PT. Mega Graha International. Seluruh biaya untuk pembelian sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505 aia berasal dari kekayaan PT. Mega Graha International ; 15. Bahwa perlu Yang Terhormat Majelis Hakim Pemutus ketahui, alasan Direksi PT. Mega Graha International tersebut sangat menyesatkan Halaman 9 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Maia dan tidak sesuai dengan fakta-fakta hukum yang telah dijelaskan di atas; dimana Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara telah dimiliki oleh The Hwie Gwan sejak tanggal 22 Januari 1993 (sebagaimana ternyata dalam tanggal penerbitan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara) (vide Bukti P-5); sementara PT. Mega Graha International baru berdiri pada tanggal 13 Juli 2002 (vide Bukti P-14); Artinya, bagaimana mungkin pembelian Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut dibiayai oleh PT. Mega Graha International, sementara secara jelas dan terang benderang aset tersebut telah dimiliki oleh The Hwie Gwan jauh sebelum PT. Mega Graha International berdiri; Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka terbukti alasan Tergugat untuk memasukkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara ke dalam Daftar Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International dengan dalih adanya pengakuan Direksi PT. Mega Graha International yang menyatakan pembelian Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara tersebut dari Harta Kekayaan PT. Mega Graha International adalah sangat menyesatkan, tidak berdasar hukum dan tidak sesuai dengan fakta-fakta hukum yang ada; karena bagaimana mungkin PT. Mega Graha International membiayai pembelian Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara, sementara Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara diperoleh pada tanggal 22 Januari 1993, jauh sebelum PT. Mega Graha International berdiri (didirikan pada tanggal 13 Juli 2002); Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Pemohon mohon kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan untuk seluruhnya. Gugatan Lain-lain yang diajukan oleh Penggugat/PT. Bank OCBC NISP, Tbk. terhadap Tergugat/Dr. Bernard Nainggolan, S.H., M.H., selaku Kurator PT. Mega Graha International (Dalam Pailit), yang diangkat berdasarkan Putusan Nomor 16/PDT.SUS- PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST., tanggal 23 Juli 2015; 2. Menyatakan bahwa 1 (satu) bidang tanah berikut bangunan serta aia segala sesuatu yang berdiri dan melekat di atas tanah tersebut, berdasarkar Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No mor 3505/Meruya Halaman 10 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Maia Utara, berakhirnya Hak Guna Bangunan pada tanggal 21 Januari 2033, terdaftar atas nama The Hwie Gwan, luas tanah m². Gambar Situasi Nomor 6258/1992 tertanggal 9 Oktober 1992, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Barat pada tanggal 22 Januari 1993,setempat dikenal umum dengan Jalan Raya Meruya Utara, Nomor 15, RT 001, RW 005, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta adalah tidak termasuk Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International (Dalam Pailit); 3. Memerintahkan kepada Tergugat/Dr. Bernard Nainggolan, S.H., M.H., selaku Kurator PT. Mega Graha International (Dalam Pailit), yang diangkat berdasarkan Putusan Nomor 16/PDT.SUS- PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST., tanggal 23 Juli 2015; untuk mengeluarkan dari Daftar Harta/Boedel Pailit PT. Mega Graha International (Dalam Pailit): 1 (satu) bidang Tanah berikut Bangunan serta segala sesuatu yang berdiri dan melekat di atas tanah tersebut, berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No mor 3505/Meruya Utara, berakhirnya Hak Guna Bangunan pada tanggal 21 Januari 2033, terdaftar atas nama The Hwie Gwan, luas tanah m². Gambar Situasi Nomor 6258/1992 tertanggal 9 Oktober 1992,yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Jakarta Baratpada tanggal 22 Januari 1993, setempat dikenal umum dengan Jalan Raya Meruya Utara, Nomor 15, RT 001, RW 005, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta; 4. Menghukum Tergugat/Dr. Bernard Nainggolan, S.H., M.H., selaku Kurator PT. Mega Graha International (Dalam Pailit), yang diangkat berdasarkan Putusan Nomor 16/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal 23 Juli 2015; untuk membayar seluruh biaya perkara; Bahwa, terhadap gugatan lain-lain tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Pusat telah memberikan putusan Nomor 02/Pdt.Sus- GLL/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst. berikut : - Menolak gugatan Penggugat seluruhnya; tanggal 17 Maret 2016, yang amarnya sebagai - Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar aia Rp ,00 (tiga ratus enam belas ribu rupiah); Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut diberitahukan pada tanggal 17 Maret Halaman 11 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Maia 2016, terhadap putusan tersebut Penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Maret 2016 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 24 Maret 2016, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 10 Kas/Pdt.Sus-Gugatan Lain-Lain/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst. jo. Nomor 02/Pdt.Sus/Gugatan Lain-Lain/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan tersebut disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 24 Maret 2016; Bahwa memori kasasi tersebut telah disampaikan kepada Tergugat pada tanggal 28 Maret 2016, kemudian Tergugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 6 April 2016; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam jangka waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah: 1. Bahwa putusan Judex Facti adalah merupakan putusan dalam perkara gugatan lain-lain sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang Undang Kepailitan dan PKPU; Pasal 3 ayat (1) Undang Undang Kepailitan dan PKPU, menyatakan: Putusan atas permohonan pernyataan pailit dan hal-hal lain yang berkaitan dan/atau diatur dalam Undang-Undang ini, diputuskan oleh Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum Debitor. 2. Bahwa hukum acara yang berlaku dalam Perkara Gugatan Lain-lain adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku bagi perkara permohonan pernyataan pailit, termasuk mengenai pembatasan jangka waktu penyelesaiannya. Hal ini sebagaimana diatur dalam ketentuan Penjelasan Pasal 3 ayat (1) Undang Undang Kepailitan dan PKPU; Penjelasan Pasal 3 ayat (1) menyatakan: Undang Undang Kepailitan dan PKPU, Yang dimaksud dengan ''hal-hal lain" adalah antara lain, actio pauliana, aia perlawanan pihak ketiga terhadap penyitaan, atau perkara dimana Debitor, Kreditor, Kurator, atau Pengurus menjadi salah satu pihak dalam perkara yang berkaitan dengan harta pailit termasuk gugatan Kurator terhadap Halaman 12 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Maia Direksi yang menyebabkan perseroan dinyatakan pailit karena kelalaiannya atau kesalahannya: Hukum Acara yang berlaku dalam mengadili perkara yang termasuk ''halhal lain" adalah sama dengan Hukum Acara Perdata yang berlaku bagi perkara permohonan pernyataan pailit termasuk mengenai pembatasan jangka waktu penyelesaiannya; 3. Bahwa oleh karena Hukum Acara yang berlaku bagi Permohonan Pernyataan Pailit berlaku juga bagi Perkara Gugatan Lain-lain, maka untuk pengajuan Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi terhadap Putusan Gugatan Lain-lain berlaku ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 Undang Undang Kepailitan dan PKPU, 4. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (2) Undang Undang Kepailitan dan PKPU, Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi terhadap Putusan Gugatan Lain-lain, harus diajukan paling lambat 8 (delapan) hari setelah tanggal Putusan Gugatan Lain-lain diucapkan; Pasal 11 ayat (2) UU Kepailitan dan PKPU, menyatakan: Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lambat 8 (delapan) hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan, dengan mendaffarkan kepada Panitera Pengadilan yang telah memutus permohonan pernyataan pailit; Artinya, Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi terhadap Putusan Gugatan Lain-Lain a quo harus diajukan paling lambat pada hari Jumat, tanggal 25 Maret 2016 (putusan Judex Facti per tanggal17 Maret 2016); 5. Bahwa selanjutnya Pemohon Kasasi telah mengajukan P rmohonan Kasasi berikut Memori Kasasi terhadap putusan Judex Facti ke Mahkamah Agung Republia melalui Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari Kamis, tanggal 24 Maret 2016; Sehingga dengan demikian pengajuan Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi terhadap Putusan Gugatan Lain-lain a quo masih dalam batas waktu yang ditentukan oleh Undang Undang Kepailitan dan PKPU. Oleh karena itu sudah seharusnya dan berdasar hukum Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi a quo dapat diterima; 6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 30 ayat (1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 14 Tahun aia 1985 Tentang Mahkamah Agung, disebutkan mengenai alasan hukum diajukannya Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi, yaitu untuk menguji apakah Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Halaman 13 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Maia Jakarta Pusat dalam Perkara a quo (selanjutnya disebut "Judex Facti") dalam memutuskan perkara telah melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang; b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkuta; Pasal 30 ayat (1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung, menyatakan: Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena: a. Tidak berwenenq atau melampaui batas wewenang; b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan; 7. Bahwa setelah Pemohon Kasasi membaca dan mencermati isi dan pewrtimbangan-pertimbangan jelas terbukti dengan nyata: hukum putusan Judex Facti, maka sangat a. Judex Facti telah melanggar hukum yang berlaku dalam memberikan pertimbangan hukumnya; dan b. Judex Facti telah Lalai karena tidak mencantumkan pasal peraturan perundang-undangan yang menguatkan pertimbangan hukumnya dalam putusan Judex Facti; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terbukti alasan-alasan formil pengajuan suatu Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi terhadap putusan Judex Facti sebagaimana yang diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 Undang Undang Kepailitan dan PKPU serta Pasal 30 ayat ( 1) Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung telah terpenuhi dalam Memori Kasasi a quo dan demi hukum Permohonan Kasasi berikut Memori Kasasi a quo patut untuk diterima dan dikabulkan; aia II. Judex Facti terbukti telah melanggar hukum yang berlaku dalam memeberikan pertimbangan-pertimbangan hukumnya; Halaman 14 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Maia 8. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan terhadap pertimbangan hukum Judex Facti dalam putusan Judex Facti yang menyatakan telah menolak untuk seluruhnya gugatan Pemohon Kasasi/dahulu Penggugat dengan alasan sebagai berikut: a. Pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 33 Alinea ke-2 (kedua) putusan Judex Facti, yang menyatakan: Bahwa berdasarkan Bukti Surat T-8 sampai dengan T-13 berupa Pengakuan Direktur PT Mega Graha International dan Bukti Surat T-14 s.d. T-19 berupa Laporan Pembukaan PT. Mega Graha International, serta Bukti Surat T-20 s.d T-31 berupa Tanda Terima dan Pembayaran PBB sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505 oleh PT. Megan Graha International dan Polis Asuransi atas nama PT. Mega Graha International memperlihatkan bahwa sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah merupakan aset PT. Mega Graha International; b. Pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 33 alinea ke-3 (ketiga) putusan Judex Facti yang menerangkan: Menimbang, bahwa dari hal-hal yang terbukti tersebut di atas menurut pendapat Majelis Hakim sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah merupakan aset PT. Mega Graha International dan merupakan jaminan pembayaran hutang PT. Mega Graha International kepada Penggugat, bukan jaminan pembayaran hutang The Hwie Gwan secara pribadi kepada Penggugat; c. Pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 33 alinea ke-4 (keempat) putusan Judex Facti yang menyatakan: Menimbang, bahwa karena sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah merupakan jaminan pembayaran hutang PT. Mega Graha International (Dalam Pailit) kepada Penggugat, maka tuntutan Penggugat yang menyatakan bahwa sebidang Tanah dan Bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505 tidak termasuk dalam Harta/Boedel Pallit PT. Mega Graha International dan meminta agar Sertifikat aia Hak Guna Bangunan Nomor 3505 tersebut dikelurkan dari Daftar Harta/Boedel Pailit, menurut pendapat Majelis Hakim tidak beralasan dan harus dinyatakan ditolak; Halaman 15 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Maia 9. Bahwa pertimbangan-pertimbangan Hukum Judex Facti tersebut diatas sangat menyesatkan dan tidak berdasar hukum, bahkan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana akan dijelaskan berikut ini; II.A.Judex Facti terbukti telah melanggar hukum dengan menyatakan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah miliki asset PT. Mega Graha International dengan mengacu pada bukti pengakuan sepihak Direktur PT. Mega Graha International, Bukti Laporan Keuangan, serta bukti pembayaran PBB dan Polis Asuransi Atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara; 10. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan terhadap Pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 33 Alinea Ke-2 (kedua) putusan Judex Facti, yang menyatakan 1 (satu ) bidang Tanah dan Bangunan berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No mor 3505/Meruya Utara terdaftar atas nama The Hwie Gwan (s elanjutnya disebut "Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara") adalah merupakan Harta/Asset PT. Mega Graha International dengan alasan adanya: a. Pengakuan sepihak Direktur PT. Mega Graha International; b. Laporan Pembukuan/Keuangan PT. Mega Graha International; c. Tanda Terima dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Polis Asuransi atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara oleh PT. Mega Graha International; Pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 33 Alinea Ke-2 (kedua) putusan Judex Facti, yang menyatakan:. Bahwa berdasarkan Bukti Surat T-8 sampai dengan T-13 berupa Pengakuan Direktur PT. Mega Graha International dan Bukti Surat T-14 s.d. T-19 berupa Laporan Pembukuan PT. Mega Graha International, serta Bukti Surat T-20 s.d. T-31 berupa Tanda Terima dan Pembayaran PBB sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505 oleh PT Mega Graha International dan Polis Asuranwi atas nama PT Mega Graha International memperlihatkan bahwa sebidang tanah dan bangunan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah merupakan Asset milik PT. Mega Graha International; aia 11. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 33 alinea ke-2 (kedua) putusan Judex Facti tersebut sangat menyesatkan dan melanggar hukum yang berlaku di Indonesia, karena Pengakuan Halaman 16 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Maia sepihak Direktur PT. Mega Graha International, laporan Pembukuan/ Keuangan PT. Mega Graha International, serta tanda terima dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Polis Asuransi atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara oleh PT. Mega Graha International; Satu-satunya bukti kepemilikan atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia adalah harus dibuktikan dari adanya sertifikat yang menunjukkan pemilik/pemegang hak atas Sertifikat Hak Guna Bangunan tersebut. Pengakuan sepihak Direktur PT. Mega Graha International bukan merupakan bukti yang menunjukkan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara adalah aset milik PT. Mega Graha International; 12. Bahwa perlu Yang terhormat Majelis Hakim Agung ketahui, Pengakuan sepihak Direktur PT. Mega Graha International yaitu Bukti T-9, T-10 dan T-11 baru dibuat setelah gugatan lain-lain dalam perkara a quo diajukan oleh Pemohon Kasasi dahulu Penggugat (gugatan diajukan per tanggal 2 Februari 2016) yaitu: a. Bukti T-9 baru dibuat per tanggal 22 Februari 2016; b. Bukti T-10 baru dibuat per tanggal 18 Februari 2016; c. Bukti T-11 baru dibuat per tanggal 22 Februari 2016; 13. Bahwa berdasarkan bukti-bukti pengakuan sepihak Direktur tersebut, terbukti Direktur PT. Mega Graha International mengakui sendiri bahwa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara dibeli bersama oleh The Hwie Gwan dan Lim Anthony dengan menggunakan nama The Hwie Gwan dan sama sekali tidak dibeli oleh PT. Mega Graha International; Hal inipun sejalan dengan bukti yang telah diajukan oleh Pemohon Kasasi dahulu Penggugat yaitu bukti P-5, yang menunjukkan bahwa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara telah dimiliki oleh The Hwie Gwan sejak tanggal 22 Januari 1993; Jauh sebelum PT. Mega Graha International berdiri yaitu tanggal 13 Juli 2002 sebagaimana ternyata dari: aia - Bukti P-14, Akta Pendirian PT. Mega Graha International yaitu Akta Perseroan Terbatas PT. Mega Graha International, Nomor 7 Halaman 17 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 17

18 Direktori Putusan Maia tanggal 13 Juli 2002, yang dibuat dihadapan Sakuri, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta; - Bukti T-12 Akta Pendirian PT. Mega Graha International, Nomor 7 tanggal 13 Juli 2001, yang dibuat dihadapan Notaris Sakuri, S.H.,; - Bukti T-13, Pengesahan Akta Pendirian PT. Mega Graha International Nomor 7 tanggal 13 Juli 2002, Nomor C HT TH.2002 oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republia tanggal 12 November 2002; Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka terbukti Judex Facti telah melanggar hukum yang berlaku, karena secara sewenang-wenang dan tanpa dasar hukum yang jelas telah menyatakan Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara sebagai Asset milik PT. Mega Graha International, hanya dengan mengacu pada Bukti Pengakuan sepihak Direktur PT. Mega Graha International yang dibuat setelah gugatan lain-lain a quo diajukan oleh Pemohon Kasasi dahulu Penggugat tanpa "melihat bukti-bukti/dokumen pendukung lainnya yang telah diajukan oleh para pihak dalam persidangan; Tidak terbukti adanya penyertaan modal Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara oleh The Hwie Gwan ke dalam PT. Mega Graha International; Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan terhadap Pengakuan Sepihak Direktur PT. Mega Graha International yaitu Bukti T-9, T-10 dan T-11, yang menyatakan bahwa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/ Meruya Utara tersebut adalah asset PT. Mega Graha International dengan dalil adanya penyertaan modal The Hwie Gwan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Graha International; Nomor 3505/Meruya Utara ke dalam PT. Mega karena berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon Kasasi/dahulu Tergugat di persidangan, tidak ada satupun bukti dari Termohon Kasasi/dahulu Tergugat yang menunjukkan adanya bukti penyertaan modal Sertifikat Hak Guna Bangunan Utara tersebut ke dalam PT. Mega Graha International; Nomor 3505/Meruya 15. Bahwa perlu Yang Terhormat Majelis Hakim Agung ketahui, Perseroan Terbatas (PT) merupakan persekutuan modal, dimana harta PT aia terpisah dari harta pribadi pemegang saham; 16. Bahwa sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 34 ayat (1) berikut Penjelasannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Halaman 18 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 18

19 Direktori Putusan Maia Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut "UU PT"), para pendiri/ pemegang saham PT dapat menyetorkan modalnya dalam bentuk: uang tunai, aset, maupun good will (kecakapan/nama baik); Pasal 34 ayat (1) Undang Undang PT. Menyatakan: Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya ; Penjelasan Pasal 34 ayat (1) UU PT, menyatakan: Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak ditutup kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata telah diterima oleh Perseroan. Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan Iain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran tersebut"; 17. Bahwa apabila pemegang saham menyetorkan modal dalam bentuk aset pribadinya ke dalam harta kekayaan PT, maka hal tersebut harus diperhitungkan dengan sejumlah saham, dimana perbuatan hukum dimaksud disebut sebagai: "inbreng (pemasukan ke dalam perusahaan)"; Selanjutnya atas setoran berupa aset dimaksud, harus dilakukan balik nama dari semula atas nama pemegang saham menjadi ke atas nama PT melalui Akta Inbreng. Hal ini sebagaimana diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (selanjutnya disebut "PP 24/1997"); Pasal 37 ayat (1) PP 24/1997, menyatakan: Peralihan hak atas lanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku": Pasal 2 PP Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat aia Pembuat Akta Tanah, menyatakan: (1) Pejabat Pembuat Aakta Tanah bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta Halaman 19 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 19

20 Direktori Putusan Maia sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, yang akan dijadikan dasar bagi perdaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu; (2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a). Jual Beli; b). Tukar menukar; c). Hibah; d). Pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng); e). Pembagian hak bersama; f). Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak pakai atas tanah Hak Milik; g). Pemberian Hak Tanggungan; H). Pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan; Dengan adanya penyertaan modal yang harus dibuktikan dengan Akta Inbreng tersebut, maka pemegang saham yang menyetorkan assetnya tersebut harus melepaskan kepemilikan asset untuk sepenuhnya menjadi harta kekayaan PT.; Artinya demi hukum harus dilakukan proses balik nama atas Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara dari yang tadinya milik/terdaftar atas nama The Hwie Gwan menjadi milik/terdaftar atas nama PT. Mega Graha International; 18. Bahwa selanjutnya untuk proses penyetoran modal dalam bentuk aset harus dilakukan perubahan anggaran dasar dan mengubah komposisi kepemilikan saham dalam PT dimaksud melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS). Hal ini diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang Undang PT.; Pasal 41 ayat (1) Undang Undang PT, menyatakan: Penambahan modal Perseroan dilakukan berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dimana Penambahan modal mengakibatkan prosentase kepemilikan saham berubah, hal itu harus dicantumkan dalam akta perubahan anggaran dasar, dan perbuatan hukum ini harus diberitahukan ke Kementerian Hukum dan Hak Aasasi Manusia untuk dicatat dalam daftar perseroan. Hal ini diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 42 ayat (3) aia jo. Pasal 1 angka (16) Undang Undang PT. ; Pasal 42 Undang Undang PT, menyatakan: Halaman 20 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 20

21 Direktori Putusan Maia (1) Keputusan RUPS untuk penambahan modal-dasar adalah sah apa bila dilakukan dengan memperhatikan persyaratan kourum dan jumlah suara setuju untuk perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan dalam Undang Undang ini dan/atau anggaran dasar. (2) Keputusan RUPS untuk penambahan modal ditempatkan dan disetor dalam batas modal dasar adalah sah apa bila dilakukan dengan kourum kehadiran lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan, kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar. (3) Penambahan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib diberitahukan kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan; Pasal 1 angka (16) Undang Undang PT, menyatakan: Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak asasi manusia; 19. Bahwa Penyetoran Saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diurnumkan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah RUPS memutuskan Penyetoran Saham dalam bentuk benda tidak bergerak tersebut. Hal ini diatur dengan tegas dalam ketentuan Pasal 34 ayat (3) berikut Penjelasannya Undang Undang PT. Pasal 34 ayat (3) Undang Undang PT, menyatakan: Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam 1 (satu) Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setel ah akta pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut; Penjelasan Pasal 34 ayat (3) Undang Undang PT, menyatakan: Maksud diumumkannya penyetoran saham dalan; bentuk benda tidak bergerak dalam Surat Kabar, adalah agar diketahui umum dan membenkan kesempatan kepada pihak yang berkepentingan untuk dapat mengajukan keberatan atas penyerahan benda tersebut sebagai setoran modal saham, misalnya ternyata diketahui benda tersebut bukan milik penyetor; 20. Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka terbukti untuk aia dapat membuktikan adanya suatu Penyertaan Modal Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 3505/Meruya Utara ke dalam PT. Mega Graha International, maka Termohon Kasasi/dahulu Tergugat demi hukum Halaman 21 dari 35 hal. Put. Nomor 769 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 Kepaniteraan Maia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 21

PUTUSAN Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia PUTUSAN Direktori Putusan M Nomor : 02/Pdt.Sus-GLL/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst. putusan.mahkamahagung.go.id DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 511 K/Pdt.Sus-Pailit/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus permohonan tentang Keberatan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 421 K/Pdt.Sus-Pailit/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus permohonan PKPU atas pernyataan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang 1 Tahun - Jangka Waktu Hibah - Kecuali dapat dibuktikan sebaliknya, Debitor dianggap mengetahui atau patut mengetahui bahwa hibah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 135 K/Pdt.Sus-PKPU/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus penundaan kewajiban pembayaran

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 18 K/N/2000 =============================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

PUTUSAN Nomor 18 K/N/2000 =============================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG PUTUSAN Nomor 18 K/N/2000 =============================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara niaga dalam tingkat. kasasi telah mengalami putusan sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa gejolak moneter yang terjadi di

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 72 PK/Pdt.Sus-Pailit/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus permohonan tentang Keberatan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Alasan Permohonan Kasasi atas Putusan Pernyataan Pailit Pengadilan Niaga

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Alasan Permohonan Kasasi atas Putusan Pernyataan Pailit Pengadilan Niaga IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Alasan Permohonan Kasasi atas Putusan Pernyataan Pailit Pengadilan Niaga Putusan pernyataan pailit adalah putusan yang diberikan oleh pengadilan niaga atas permohonan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 103 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah No.1514, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Kurator. Pengurus. Imbalan. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 23 PK/N/1999 ============================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 23 PK/N/1999 ============================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 23 PK/N/1999 ============================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa permohonan Peninjauan Kembali perkara niaga telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN, bahwa pembangunan hukum nasional dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk atau dikenal dengan nama bank BRI merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang perbankan mempunyai fungsi intermediary

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 658 K/Pdt.Sus-Pailit/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan (prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk.

BAB IV ANALISIS Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk. BAB IV ANALISIS C. Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk. Salah satu upaya penyelamatan kebangkrutan perusahaan dapat dilakukan dengan cara yuridis

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.17, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. PERSEROAN. Pengesahan. Badan Hukum. Perubahan. Anggaran Dasar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 977 K/Pdt/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 247 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.HH-02.AH.01.01 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 18 PK/N/1999 =================================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 18 PK/N/1999 =================================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 18 PK/N/1999 =================================== DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara niaga telah mengambil putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 399 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR.

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara - perkara perdata dalam Tingkat Banding, dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 186 K/TUN/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1532 K/Pdt.Sus-Pailit/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus keberatan terhadap pengesahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jalan Medan Merdeka Utara No. 9 13 JAKARTA PUSAT PETIKAN PUTUSAN PASAL 226 KUHAP Nomor 434 K/PID/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004 29 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004 Pasal 144 UU No. 37 Tahun 2004 menentukan, debitor pailit berhak untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor: 018 K/N/1999 ================================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 018 K/N/1999 ================================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor: 018 K/N/1999 ================================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa perkara Niaga dalam tingkat kasasi telah mengambil

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 110 K/Pdt.Sus-Pailit/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus gugatan lain-lain pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 35 PK/FP/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara:

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 663 PK/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada peninjauan kembali telah memutus sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 931 K/Pdt.Sus-Pailit/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus permohonan penundaan kewajiban

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Dasar Hukum Perseroan Terbatas Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah BAB VIII KEPAILITAN Dalam undang-undang kepailitan tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan kepailitan tetapi hanya menyebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 137/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 480 K/Pdt.Sus-Pailit/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus permohonan pernyataan pailit

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor : 16/Pdt.SUS-PKPU/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mengadili

Lebih terperinci

2016, No Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Pedoman Imbalan Jasa bagi

2016, No Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Pedoman Imbalan Jasa bagi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.371, 2016 KEMENKUMHAM. Kurator. Pengurus. Imbalan Jasa. Pedoman.Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 752 K/Pdt.Sus-BPSK/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia yang semakin kompleks mengakibatkan semakin meningkatnya pula kebutuhan ekonomi masyarakat terutama para pelaku usaha. Dalam menjalani kehidupan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1273 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.AH.01.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.AH.01.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 907 K/Pdt.Sus-Pailit/2017

P U T U S A N Nomor 907 K/Pdt.Sus-Pailit/2017 P U T U S A N Nomor 907 K/Pdt.Sus-Pailit/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus penundaan kewajiban pembayaran utang (prosedur

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 38 K/TUN/1997 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 461/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 755 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan Badan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU; 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kepailitan 1. Dasar Hukum dan Pengertian Kepailitan Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: 10) adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Data PT. Penyampaian. Prosedur. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 259/B/2017/PT.TUN.JKT DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan memutus sengketa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 337/Pdt/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 337/Pdt/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 1714/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci