BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Data Konsumsi Baja Per Kapita (Yusuf, 2005)

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permintaan dunia akan baja, dewasa ini mengalami peningkatan yang signifikan. Permintaan tersebut khususnya datang dari negara-negara berkembang di Asia yang tengah melakukan pembangunan dan mengembangkan perekonomiannya. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, konsumsi baja per kapita Indonesia tergolong masih rendah. Tabel 1.1 berikut menyajikan data konsumsi baja per kapita beberapa negara di Asia. Tabel 1.1. Data Konsumsi Baja Per Kapita (Yusuf, 2005) Negara Konsumsi Baja Per Kapita (kg) Malaysia 275 Thailand 119 Philipina 39 Singapura 845 Indonesia 26,2 Dari data tersebut nampak bahwa tingkat konsumsi baja per kapita Indonesia masih tergolong rendah. Namun demikian, proyeksi kebutuhan baja nasional menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya perekonomian nasional. Dengan kata lain, kebutuhan baja nasional akan terus meningkat. Hal ini merupakan suatu peluang sekaligus tantangan bagi industri baja nasional. Bab I Pendahuluan 1

2 Dalam upaya meningkatkan kualitas produksi, PT. Krakatau Steel (PT. KS), yang merupakan pabrik pembuatan besi dan baja terbesar di Indonesia, melaksanakan inovasi teknologi dengan menggabungkan proses HyL-III dan HyL-I. Namun dengan teknologi yang tersedia sekarang, PT. KS akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kuantitas kebutuhan pasar yang terus meningkat. Penyebab utamanya yaitu tingginya persyaratan bahan baku. Sesuai dengan persyaratan yang berlaku, kadar besi dalam bahan baku berupa pelet yang digunakan minimal adalah 66,3%. Tetapi semakin lama, bahan baku yang tersedia tersebut semakin berkurang. Penggunaan bahan baku lokal yang belum optimal mengharuskan PT. KS melakukan impor bahan baku. Kondisi inilah salah satu penyebab inefisiensi dalam PT. KS. Sebagai akibatnya, PT. KS tidak dapat berkembang sebagai industri baja nasional yang diharapkan. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah dengan pemanfaatan bahan baku lokal. Secara garis besar, bijih besi yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu: bijih besi titano magnetic (pasir besi), bijih besi laterit, dan bijih besi primer atau konvensional (hematite-magnetite). Bijih besi laterit tersebar di Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Pasir besi banyak terdapat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Sedangkan untuk bijih besi konvensional, Indonesia belum tercatat memiliki endapan masif berskala besar. Bijih besi konvensional yang ada merupakan endapan kecil yang tersebar dengan besaran sekitar 5 juta ton tiap endapannya. Tabel 1.2 menunjukkan besarnya deposit dan lokasi terdapatnya ketiga kelompok bijih tersebut. Masalah yang dihadapi kemudian adalah rendahnya kandungan Fe dalam bijih besi lokal terutama bijih besi lateritik, sehingga untuk dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan besi dan baja, maka bijih besi tersebut harus mengalami proses benefisiasi terlebih dahulu. Bab I Pendahuluan 2

3 Tabel 1.2. Potensi Bijih Besi Indonesia (Alam, 2007) Deposit Kadar Fe Tipe Bijih Besi Lokasi (ribu ton) (%) Bijih Primer (mempunyai kandungan Fe yang tinggi) Bijih Laterit (mengandung Cr dan Ni) Pasir Besi (mengandung titanium) Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Belitung Lampung Sumatra Barat Total Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Irian (Papua) Total Jawa Barat Jawa Tengah Jogjakarta Jawa Timur Total RUMUSAN MASALAH Bijih besi yang berasal dari Tasikmalaya yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki kandungan Fe total kurang lebih sebesar 38,85%. Oleh sebab itu, diperlukan usaha yang lebih intensif untuk mengubah bijih besi lateritik ini menjadi bahan setengah jadi yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan baku pembuatan besi dan baja, salah satunya adalah dengan proses flotasi. Diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel flotasi terhadap peningkatan kadar Fe total dalam bijih besi sehingga dapat dihasilkan bahan setengah jadi dengan kadar Fe tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri baja nasional. Bab I Pendahuluan 3

4 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kadar Fe yang terdapat dalam bijih besi lateritik dengan menggunakan flotasi kebalikan. Dari penelitian ini diharapkan pula diketahui variabel-variabel proses flotasi yang optimum. Variabelvariabel tersebut antara lain: derajat keasaman pulp, dosis kolektor, dan kecepatan putar impeler. 1.4 RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian ini hanya membahas mengenai pengaruh derajat keasaman pulp, dosis kolektor, dan kecepatan putar impeler terhadap proses flotasi bijih besi. 1.5 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti diagram alir seperti pada Gambar 1.1. Secara umum, penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Studi literatur Sebelum dilakukan percobaan flotasi kebalikan bijih besi laterit, terlebih dahulu dilakukan studi literatur tentang karakteristik bijih laterit dan flotasi kationik kebalikan. 2. Melakukan analisis awal dan percobaan pendahuluan Langkah kedua adalah melakukan percobaan awal flotasi kebalikan bijih besi laterit. Ada beberapa percobaan pendahuluan yang dilakukan yaitu penentuan depresan, flotasi hematit sintetik dan flotasi hasil pengayakan basah. Percobaan-percobaan Bab I Pendahuluan 4

5 pendahuluan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran awal proses flotasi kebalikan bijih besi lateritik. 3. Melakukan percobaan utama Setelah mendapatkan gambaran awal tentang proses flotasi bijih besi lateritik, kemudian dilakukan percobaan utama. Percobaan utama dilakukan dengan memvariasikan variabel flotasi yaitu: 1. ph pulp 2. Dosis kolektor 3. Kecepatan putar impeler Terhadap konsentrat dan tailing proses flotasi dilakukan analisa kadar Fe total dan kadar SiO 2. Hasil analisa tersebut kemudian digunakan sebagai dasar penentuan kondisi flotasi optimum. 4. Penulisan laporan Hasil analsis, pembahasan, dan kesimpulan disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Bab I Pendahuluan 5

6 Latar Belakang : 1. Semakin sedikitnya bijih besi primer 2. Semakin meningkatnya kebutuhan besi dan baja dunia Sasaran : Peningkatan kadar Fe total dari konsentrat bijih besi laterit dengan metode flotasi kationik kebalikan Studi literatur karakteristik bijih laterit dan flotasi kationik bijih besi yang relevan Preparasi sampel bijih laterit asal Kabupaten Tasikmalaya Analisis 1. Mineragrafi 2. Kimia 3. XRD Percobaan Pendahuluan 1. Percobaan awal flotasi 2. Penentuan depresan 3. Flotasi hematit sintetik 4. Flotasi hasil pengayakan basah Percobaan Flotasi 1. Penentuan ph optimum 2. Penentuan dosis kolektor optimum 3. Penentuan kecepatan putar impeler optimum TAILING KONSENTRAT TAILING KONSENTRAT Analisis kimia Analisis kimia Hasil : Kondisi Optimum Proses Flotasi Kationik Bijih Besi Laterit Gambar 1.1 Diagram alir metodologi penelitian Bab I Pendahuluan 6

7 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan metodologi penelitian. Bab II berisi beberapa tinjauan pustaka yang melandasi penelitian. Bab III menampilkan prosedur percobaan, bagaimana data-data diperoleh, serta hasil percobaan yang telah dirangkum dalam beberapa tabel. Bab IV menyajikan pembahasan dan analisis dari hasil percobaan dan pengolahan data. Bab V berisi kesimpulan dan saran. Bab I Pendahuluan 7