perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user"

Transkripsi

1 perpustakaan.uns.ac.id

2 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Metode perancangan produk terbagi menjadi dua yaitu metode sekuensial dan metode simultan. Pada metode sekuensial penentuan rancangan parameter dilakukan sebelum perancangan toleransi, sedangkan pada metode simultan kedua aktivitas tersebut dilakukan secara bersamaan. Keuntungan proses perancangan produk secara simultan adalah dapat menjamin produk yang ekonomis dan berkualitas serta efisien dari segi waktu (Chang and Jeang, 2002). Metode Taguchi merupakan metode yang mampu memperbaiki kualitas produk dan proses dengan cara meminimumkan deviasi dari target, meminimumkan variansi serta meminimumkan biaya yang dinyatakan dalam quality loss function (Ishak, 2002). Metode ini menggunakan orthogonal array yang hanya membutuhkan sedikit eksperimen tanpa menghilangkan informasi penting yang dihasilkan sehingga efektif dari segi biaya dan waktu. Secara umum metode Taguchi membagi perancangan produk menjadi tiga tahap yaitu perancangan sistem, perancangan parameter dan perancangan toleransi. Metode ini biasanya dilakukan secara sekuensial dimana perancangan parameter dilakukan terlebih dahulu dibanding perancangan toleransi (Chang and Jeang, 2002). Perancangan toleransi meliputi analisis toleransi dan sintesis toleransi. Analisis toleransi bertujuan untuk menentukan toleransi rakitan melalui toleransi komponen-komponen penyusunnya. Sintesis toleransi bertujuan untuk mendistribusikan toleransi rakitan ke dalam toleransi tiap komponen penyusunnya (Ameta, Serge and Giordano, 2009). Analisis toleransi dilakukan melalui simulasi monte carlo untuk memeriksa dampak dari toleransi individu pada suatu perakitan atau proses secara statistik. Simulasi commit monte to user carlo dipilih karena simulasi tersebut I-1

3 mampu mengidentifikasi parameter-parameter kunci yang mendorong terjadinya variansi (Lindsay, 2002). Chang and Jeang (2002) telah melakukan penelitian mengenai perancangan parameter dan toleransi secara simultan menggunakan orthogonal array. Faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah faktor parameter dan toleransi pada produk wheel mounting. Metode ini juga dapat diaplikasikan pada produk lain, salah satunya adalah ragum. Ragum merupakan alat yang berfungsi untuk mencekam benda kerja secara kuat agar posisi benda kerja tidak mengalami pergeseran saat dilakukan proses pemesinan (Hermawan, 2010). Karakteristik kualitas kunci pada ragum adalah Clearence/gap antara dudukan ragum dan rahang pencekam dinamis karena clearence tersebut menentukan mekanisme pergerakan pada ragum. Penelitian ini menerapkan metode Taguchi dalam menentukan parameter dan toleransi secara simultan pada ragum dengan kriteria minimasi total biaya yang terdiri dari kerugian kualitas dan biaya manufaktur. Faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah parameter, toleransi dan kapabilitas proses. Kapabilitas proses dipertimbangkan karena kapabilitas proses menunjukkan kemampuan proses manufaktur untuk memenuhi spesifikasi yang diberikan (Mustajib, 2010). Ragum dipilih dalam penelitian ini karena ragum merupakan suatu alat yang banyak digunakan dalam industri pemesinan sehingga memerlukan pengendalian kualitas yang baik. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang parameter dan toleransi optimal secara simultan menggunakan metode taguchi pada ragum untuk meminimalkan total biaya. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh parameter, toleransi dan kapabilitas proses terhadap total biaya. 2. Menentukan parameter dan toleransi optimal secara simultan pada ragum untuk meminimalkan total biaya. I-2

4 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah dapat menghasilkan metode perancangan parameter dan toleransi optimal yang lebih efisien dalam perancangan produk dibandingkan metode sekuensial. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor yang dipertimbangkan dalam penelitian hanya faktor terkontrol. 2. Ragum yang digunakan adalah ragum Krisbow KW Asumsi Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Besarnya biaya yang melekat pada tiap level toleransi diambil dari data yang terdapat pada penelitian Chang (2002). 2. Data parameter ragum berdistribusi normal. 3. Variansi data parameter ragum bersifat homogen. 4. Data parameter ragum bersifat independen. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II : STUDI PUSTAKA Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian, sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu. I-3

5 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan, selain itu juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian dari awal sampai dengan penelitian selesai. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang data-data/informasi yang diperlukan dalam menganalisis permasalahan yang ada serta pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan pengumpulan dan pengolahan data. Interpretasi hasil merupakan ringkasan singkat dari hasil analisis penelitian. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi ataupun saran yang diberikan untuk perbaikan. I-4

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai landasan teori yang akan digunakan guna menunjang penelitian. Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi rekayasakualitas, perancanganeksperimen, metodetaguchi, kapabilitas proses, simulasi monte carlo dan pembangkitan bilangan acak linear congruential generator. 2.1 Rekayasa Kualitas Rekayasa kualitas berhubungan dengan rekayasa perancangan dan manufaktur, yang meliputi aktivitas pengendalian kualitas yang mendasari setiap fase dari riset produk, pengembangan produk, proses perancangan, produksi dan kepuasan pelanggan. Peran dari setiap aktivitas ini mendukung tujuan peningkatan kualitas secara keseluruhan, percepatan penemuan baru, pemecahan masalah yang cepat dan efektivitas biaya yang mendukung tercapainya kualitas. Untuk mewujudkan tujuan ini maka rekayasa kulitas dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu: pengendalian kualitas secara on-line dan pengendalian kualitas secara offline (Peace, 1992) Pengendalian Kualitas Secara On-Line Merupakan teknik untuk memantau produksi, mengukur kualitas produksi yang sedang berjalan, memberikan sinyal mengenai masalah yang potesial dan memberikan tindakan koreksi secara langsung. Sistem informasi feedback merupakan dasar pemberitahuan kepada operator dan supervisorproduksi. Data diperoleh dari proses kritis produksi hasil pemantauan real-time. Data yang diperoleh dari lini produksi kemudian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Jika analisis mengindikasikan bahwa proses yang sedang berjalan tidak sesuai, maka diperlukan adjustment untuk mengembalikan proses ke dalam range yang sesuai. Prediksi dan koreksi berfungsi untuk mendukung dan bertindak mengenai input hasil diagnosis dan adjustment. Berdasarkan data historis dan studi kapabilitas, prediksi target menghasilkan referensi untuk menentukan apakah proses produksi yang berjalan. II-1

7 Manfaat lain dari pengendalian kualitas on-line adalah meliputi preventive maintenance, kalibrasi sensor device dan inspeksi yang ekonomis. Hal ini berarti akan menghasilkan pengendalian proses yang efektif dari segi biaya (Peace, 1992) Pengendalian Kualitas Secara Off-Line Tujuan dari pengendalian kualitas secara Off-line adalah untuk mengoptimalkan perancangan proses dan produk. Perancangan eksperimen merupakan alat fundamental bagi pengendalian kualitas off-line. Eksperimen mempunyai dua peran penting yaitu mengidentifikasi sumber variansi dan menentukan perancangan dan proses yang optimal. Identifikasi sumber variansi berfungsi untuk meminimalkan efek dari sumber variansi terhadap produk. Penentuanlevel terbaik dari faktor-faktor kritis digunakan untuk menentukan nilai target dalam pengendalian kualitas on-line dan menghasilkan solusi pada masalah yang teridentifikasi pada produksi. Secara fungsional pengendalian kualitas offline dapat terbagi menjadi tiga urutan tahapan, yaitu perancangan sistem, perancangan parameter dan perancangan toleransi (Peace, 1992). 2.2 Perancangan Eksperimen Tahap esensial untuk melakukan eksperimen yang baik dapat dibagi menjadi empat fase yaitu : merencanakan eksperimen, merancang eksperimen, melakukan eksperimendan menganalisis eksperimen. Perencanaan eksperimen yang efektif merupakan dasar dari tiga fase setelahnya. Meliputi isu organisasional seperti keterlibatan personel yang sesuai dan dukungan manajemen. Perencanaan yang teliti meliputi kecermatan untuk mengidentifikasi karakteristik kualitas, menentukan pengukuran yang diperlukan, pemilihan faktor dan setting yang diperlukan dan strategi eksperimen yang sesuai. Perancangan eksperimen meliputi konstruksi layout eksperimen dan pemilihan matrik eksperimen yang paling efisien untuk menghasilkan hasil yang diinginkan dan mengandung semua informasi yang diperlukan. Fase ini juga mencakup pemilihan interaksi faktor. Melakukan eksperimen merupakan eksekusi eksperimen yang telah dikembangkan dalam fase perencanaan dan perancangan. Fase ini meliputi pengembangan test plan, persiapan dan koordinasi untuk melakukan penelitian. II-2

8 Eksekusi eksperimen yang efektif adalah eksekusi yang membutuhkan sedikit effort dan dalam waktu yang singkat. Kegagalan untuk mempertimbangkan aspek ini akan menghasilkan pengukuran yang salah dan hasil yang bias. Fase analisis berhubungan dengan kalkulasi untuk mengubah data mentah ke informasi yang berarti dan untuk menginterpretasikan hasil. Analisis seharusnya meliputi tabulasi dan grafis. Analisis meliputi penentuan faktor yang paling penting, pemilihan level optimal untuk faktor tersebut dan menghitung hasil prediksi pada setting faktor yang direkomendasikan. Confirmation run pada setting tersebut penting untuk mengetahui reproduksibilitas rekomendasi dan menetapkan asumsi yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan eksperimen (Peace, 1992). Gambar 2.1Tahapperancanganeksperimen Sumber: Peace, II-3

9 Metode perancangan eksperimen dibagi mejadi empat yaitu build-test-fix, one factorial, full factorial experiment dan orthogonal array (Chang and Jeang, 2002) Build-Test-Fix Build-test-fix mengasumsikan bahwa setiap hasil yang jatuh dalam batas spesifikasi adalah sama baik. Pendekatan ini terlalu lambat dan tidak efisien karena sangat tergantung pada keahlian peneliti. Sebagai konsekuensinya, selalu ada kebutuhan untuk merework dan meningkatkan performansi (Chang and Jeang, 2002) One Factorial One factorial merupakan studi yang sistematis karena mempelajari pengubahan satu faktor dalam satu waktu. Pendekatan ini lambat dari segi waktu karena memerlukan pairwise comparison untuk tiap faktor sampai semua faktor dievaluasi dan terlalu mahal untuk dilakukan. Selain itu pendekatan ini tidak menjelaskan bagaimana efek dari perubahan faktor terhadap perubahan faktor lain dalam interaksi antar faktor (Chang and Jeang, 2002) Full Factorial Full factorial experiment mempertimbangkan semua kombinasi yang mungkin dari semua faktor, memaksimalkan kemungkinan menemukan hasil yang baik. Kelemahan dari pendekatan ini adalah terlalu banyak eksperimen yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi mengenai efek dari faktor-faktor yang digunakan(peace,1992). Pendekatan ini hanya efektif digunakan pada penelitian yang melibatkan sedikit faktor dan sedikit level. Pendekatan ini akan memakan banyak waktu dan biaya (Chang and Jeang, 2002) Orthogonal Array Orthogonal array merupakan metode untuk menentukan setting eksperimen yang hanya membutuhkan sebagian eksperimen dari eksperimen yang dibutuhkan dalam full factorial experimentcombination. Kombinasi perlakuan II-4

10 dipilih untuk menghasilkan informasi yang cukup untuk menenukan efek faktor. Pendekatan ini merupakan cara yang efisien, dan mudah dilakukan (Chang and Jeang, 2002). Orthogonal array pertama kali digunakan oleh R.A Fisher untuk mengendalikan experimental error. Taguchi menggunakan orthogonal array tidak hanya untuk mengukur efek faktor pada hasil rata-rata eksperimen, tetapi untuk menentukan variansi dari mean. Manfaat utama dari orthogonal array adalah mengetahui hubungan antar faktor yang berpengaruh dalam penelitian. Levellevel dari tiap faktor akan muncul dalam dalam jumlah yang sama dengan levellevel dari faktor lainnya. Hal inilah yang menyebabkan eksperimen menjadi seimbang dan memungkinkan efek dari satu faktor terpisah dari efek faktor yang lainnya. Kelebihan lain dari orthogonal array adalah efisien dari segi biaya. Meskipun menghasilkan eksperimen yang seimbang, orthogonal array tidak memerlukan percobaan yang melibatkan semua kominasi dari semua faktor, sehingga eksperimen yang dilakukan lebih sedikit tetapi tidak menghilangkan informasi penting yang dihasilkan. Semakin sedikit eksperimen yang dilakukan akan semakin menghemat biaya. Itulah mengapa eksperimen efisien dari segi biaya. II-5

11 Tabel 2.1 Orthogonal array L 27 (3 13 ) faktor Eksperimen Orthogonalarray L 27 (3 13 ) ini, kolom bersifat mutually orthogonal yang berarti untuk setiap kolom semua kombinasi level dari setiap faktor muncul dalam jumlah yang sama. Pada array L 27 (3 13 ) diatas 1,2,3,,13 merupakan faktor yang terdiri dari tiga level untuk setiap faktornya. L 27 berarti bahwa ada 27 eksperimen yang harus dilakukan untuk pengambilan kesimpulan. Jumlah baris menunjukkan banyaknya eksperimen yang harus dilakukan. Jumlah kolom menunjukkan jumlah faktor maksimum yang dapat diakomodasi (Dean, Unal and Edwin, 1991). 2.3 Metode Taguchi Kualitas didefinisikan dalam berbagai istilah yaitu sesuai dengan spesifikasi, zero defect dan kepuasan pelanggan. Taguchi mengusulkan cara pandang kualitas dari segi biaya, waktu produksi, dan kepuasan pelanggan secara menyeluruh (Chang and Jeang, 2002). Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai kerugian minimum yang ditanggung konsumen sejak produk mulai diterima konsumen (Mustajib, 2010). Kerugian ini dapat disebabkan oleh rework, pemborosan sumberdaya selama proses produksi, keluhan dan ketidakpuasan II-6

12 pelanggan, waktu dan uang yang dihabiskan pelanggan karena kegagalan produk dan kehilangan market share. Gambar 2.2 Grafik loss function Sumber: Dean, Unal and Edwin, Saat kareakteristik kualitas menyimpang dari target maka akan menyebabkan kerugian. Kualitas secara sederhana didefinisikan sebagai tidak adanya variansi atau hanya sedikit variansi dari sutu proses produksi (Kackar, 1985). Penelitian mengenai loss function menunjukkan bahwa meminimasi variansi dapat menurunkan total biaya yang diperlukan dalam suatu proses produksi. Kelebihan dari metode Taguchi adalah dapat mempertimbangkan banyak faktor dalam satu waktu, selain itu juga dapat mencari perancanganparameter yang tidak terpengaruh variansi dalam proses produksi. Selain itu metode Taguchi juga dapat mempertimbangkan noise factor sebagai faktor yang tidak terkontrol. Meskipun sama dengan perancangan eksperimen, Taguchi hanya melakukan kombinasi eksperimen yang orthogonal (seimbang), yang menyebabkan perancangan Taguchi lebih efektif dibanding perancangan eksperimen full factorial. Dengan menggunakan metode Taguchi industri akan mampu mengurangi waktu siklus untuk proses perancangan dan produksi sehingga dapat mengurangi biaya produksi yang berarti meningkatkan profit. (Bryne and Taguchi, 1986).... (2.1) dimana : K S = koefisien quality loss (Ks = ) s U Ys T Ys = jumlah karakteristik kualitas = parameter = target II-7

13 σ 2 Ys C M = variansi = biaya manufaktur Taguchi membagi membagi eksperimen melalui tiga tahap yaitu perancangan sistem, perancangan parameter dan perancangan toleransi Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap konseptual pada pengembangan produk baru atau inovasi proses. Tahap ini merupakan tahap ide dimana sesuatu yang revolusioner dari pengembangan sebelumnya dipahami dan diuji. Konsepnya dapat berasal dari pengalaman masa lampau, pengetahuan ilmuwan, atau kombinasi keduanya. Strategi dibalik perancangan sistem adalah untuk mengambil ide baru dan mengubahnya menjadi sesuatu yang dapat dilakukan. Membuat produk dan proses dapat beroperasi dengan baik secara konsisten merupakan tujuan dari tahap perancangan selanjutnya yaitu perancangan parameter (Peace, 1992) Perancangan Parameter Tujuan dari perancangan parameter adalah untuk mengembangkan inovasi yang dibutuhkan dalam perancangan sistem dan mengembangkannya agar dapat berfungsi secara konsisten. Fokus utama daritaguchi adalah membuat produk dan proses yang handal terhadap pengaruh tak terkontrol yang dapat menghalangi produk atau proses bekerja sesuai dengan fungsinya. Pengaruh tak terkontrol itulah yang disebut sebagai noise factor. Alat untuk mencapai tujuan dari perancangan parameter adalah perancangan eksperimen. Strategi yang melatar belakangi perancangan eksperimen adalah berdasarkan pertimbangan biaya. Langkah yang dilakukan sebisa mungkin diarahkan untuk menentukan perancangan terbaik dengan biaya yang paling minimal. Untuk mencapai tujuan ini maka penelitian dimulai dengan komponen atau bahan dengan biaya yang paling minimal. Selain untuk meminimalkan biaya, perancangan parameter juga bertujuan untuk mengurangi variansi tanpa penambahan biaya. Penghilangan penyebab variansi membutuhkan biaya yang sangat mahal. Strategi yang digunakan adalah untuk meminimalkan efek dari penyebab ini. Dengan menentukan nilai setting II-8

14 terbaik dari setiap faktor tidak akan membutuhkan biaya yang mahal, kualitas dapat ditingkatkan tanpa penambahan biaya. Setelah perancangan sistem ditentukan maka langkah selanjutnya adalah perancanganparameteryang bertujuan untuk memilih level optimum dari setiap faktor terkontrol sehingga dapat dihasilkan paremeter design yang robust terhadap noise factor yang menyebabkan variansi. Noise factor merupakan faktor yang tidak terkontrol atau terlalu mahal untuk dikontrol (Peace, 1992). Pendekatan taguchi pada perancangan sistem akan menghailkan perancangan yang sistematik dan efisien untuk menentukan parameter perancangan yang optimal dari segi performansi dan biaya (Kackar, 1985). Tujuannya adalah memilih kombinasi terbaik dari faktor-faktor terkontrol sehingga menghasilkan produk dan proses yang robust terhadapnoise factor yangmerupakan faktor yang tidak terkontrol atau terlalu mahal untuk dikontrol. Metode Taguchi menggunakan orthogonal array dari teori perancangan experimen untuk mempelajari variabel yang sangat banyak dengan sedikit eksperimen. Penggunaan orthogonal array secara signifikan mengurangi jumlah experimen yang harus dilakukan, selain itu kesimpulan yang dihasilkan valid walaupun hanya diambil dari sedikit eksperimen(dean, Unal and Edwin, 1991) Perancangan Toleransi Tujuan dari perancangan toleransi adalah untuk menetukan daerah penerimaan dari variabilitas disekitar setting nominal yang ditentukan dalam perancangan parameter. Perancangan eksperimen digunakan untuk mempelajari produk. Analysis of Variance (ANOVA) digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh tiap faktor terhadap hasil eksperimen (Peace, 1992). Strategi dalam perancangan toleransi adalah untuk menentukan toleransi dan level faktor yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap variabilitas. Toleransi dapat diketatkan berdasarkan tradeoff antara biaya dan pengurangan variansi proses/produk (Peace, 1992). Ketika perancangan parametertidak cukup untuk mengurangi variansi output, tahap terakhir yang dapat dilakukan adalahperancangan toleransi. Batas toleransi harus ditentukan untuk commit setiap to user faktor. Toleransi yang ketat dapat II-9

15 meminimasi variansi output tetapi juga akan meningkatkan biaya operasi dan produksi(dean, Unal and Edwin, 1991) Robustness Robustness dapat didefinisikan dari dua sisi yaitu dari sisi produk dan proses. Dari sisi produk kehandalan merupakan kemampuan produk untuk menunjukkan konsistensi sesuai dengan perancangannya dengan efek yang minimal terhadap perubahan faktor tak terkendali yang mempengaruhinya. Sedangkan dari sisi proses kehandalan merupakan kemampuan proses untuk menghasilkan produk baik secara konsisten dengan efek yang minimal terhadap perubahan faktor tak terkendali yang mempengaruhi proses maufaktur. Ada beberapa faktor penyebab variansi yang tidak dapat dikendalikan atau mungkin dapat dikendalikan tetapi membutuhkan biaya yang sangat banyak. Strategi yang dikembangkan Taguchi adalah meminimalkan efek dari faktor tidak terkendali ini (Dean, Unal and Edwin, 1991) Derajat Kebebasan Derajat kebebasan merupakan ukuran jumlah informasi mengenai obyek penelitian yang dapat diperoleh. Definisi umumnya adalah jumlah yang diperlukan tanpa perulangan untuk mengambil kesimpulan. Dalam bidang penelitian, diterjemahkan sebagi jumlah perbandingan antara faktor atau interaksi level yang diperlukan untuk menentukan level mana yang level baik dan seberap baik level tersebut (Dean, Unal and Edwin, 1991). Derajat kebebasan yang diperlukan untuk mempelajari efek faktor sama dengan lebih sedikit satu dibanding jumlah level yang digunakan dalam eksperimen (2.2) Dimana n : jumlah level Bila kita mempertimbangkan interaksi antar faktor maka derajat kebebasan diperoleh berdasarkan persamaan berikut:... (2.3) II-10

16 dimana m : jumlah level faktor M n : jumlah level faktor N o : jumlah level faktor O Signal to Noise (S/N) Rasio S/N rasio (η) merupakan rasio antara mean (signal) terhadap variansi (noise). Persamaan S/N rasio tergantung pada kriteria karateristik kualitas yang akan dioptimalkan. Terdapat tiga jenis karakteristik kualitas yang dipertimbangkan dalam metode Taguchi yaitu : Larger the better, merupakan karakteristik kualitas apabila semakin besar nilainya maka akan semakin baik. Sebagai contoh Kekuatanpaving block, semakin besar kekuatannya maka akan semakin baik. Smaller the better, merupakan karakteristik kualitas apabila semakin kecil nilainya maka akan semakin baik. Sebagai contoh biaya, semakin kecil biaya yang dibutuhkan pada proses produksi maka akan semakin baik karena dapat meningkatkan profit. Nominal is the best, merupakan karakteristik kualitas apabila tepat pada nilai target maka akan semakin baik. Sebagai contoh dimensi produk, semakin mendekati target yang ditentukan maka akan semakin berkualitas produk tersebut (Peace, 1992). Apapun jenis karakteristik kualitas yang digunakan S/N rasio yang terbaik adalah yang terbesar. S/N rasio yang terbesar akan menghasilkan level optimum untuk setiap faktor. 2.4 Kapabilitas Proses Kapabilitas proses merupakan perbandingan antara output proses terkendali dengan batas spesifikasi yang merupakan ukuran keseragaman proses dalam menghasilkan produk dengan karakteristik kualitas tertentu. Kapabiltas proses ini ditentukan oleh variabilitas acak proses (Madenhall, 1985). Berdasarkan nilainya kapabilitas proses dibagi menjadi tiga jenis yaitu: II-11

17 Cp> 1, maka kapabilitas proses sangat baik karena batas spesifikasi terpenuhi. Cp = 1, maka kapabilitas proses baik, berarti batas toleransi proses bertepatan dengan batas spesifikasi. Cp < 1,maka kapabilitas proses rendah, berarti variabilitas proses lebih besar dari batas spesifikasi yang bearti terdapat produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Nilai kapabilitas proses diperoleh berdasarkan Persamaan 2.4 berikut ini : 乸 Ƽƅ ƅƽƅ dimana : Cp : kapabilitas proses USL : upper specification limit LSL : lower specification limit σ : standar deviasi... (2.4) 2.5 Simulasi Monte Carlo Simulasi monte carlo merupakan metode yang menggunakan pembangkitan bilangan acak untuk mensimulasikan kombinasi sampel factor dalam jumlah banyak yang disebut testing condition untuk mendapatkan mean dan variansi respon yang akurat (Phadke, 1989). Dalam analisis simulasi monte carlo, peningkatan jumlah sampel akan mengurangi kesalahan, tetapi jumlah sampel yang besar itu akan bernilai mahal. Teknik reduksi ragam dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Teknik ini menggabungkan informasi tambahan tentang analisis secara langsung kedalam penduga sehingga memungkinkan penduga montecarlo lebih deterministik untuk meminimalkan kesalahan. Teknik pengurangan ragam dapat dilakukan menggunakan antithetic varietes, control variates, importance sampling dan stratified sampling (Siringoringo, 2005). II-12

18 2.6 Pembangkitan Bilangan Acak Menggunakan Metode Linear Congruential Generator(LCG) Kelton (2002) menyatakan bahwa LCG merupakan salah satu pembangkit bilangan acak tertua dan sangat terkenal. LCG didefinsikan dalam rumus rekurensi berikut:... (2.5) dimana m : modulus a : multiplier c : incremental Z 0 Zn : nilai awal (seed) : nilai ke n yang merupakan bilangan integer non negative. Pemilihan nilai a, b, m dan X akan sangat berpengaruh pada karakteristik statistic dan panjang siklus bilangan acak yang dihasilkan (Banks, 2001). LCG banyak digunakan pada simulasi yang membutuhkan ratusan ribu bilangan acak sehingga sangat penting dibutuhkan periode penuh (m-1) untuk memastikan bahwa setiap integer antara 0 sampai m-1 akan muncul sekali dalam setiap siklus (Kelton, 2002). LCG mempunyai periode penuh (m-1) apabila memenuhi syarat berikut : a-1 dapat dibagi dengan semua faktor prima dari m a-1 adalah kelipatan 4 jika m adalah kelipatan 4 m>maks (a,c,x 0 ) a>0,c>0 Kelebihan LCG terletak pada kecepatannya dan hanya membutuhkan sedikit operasi bit, tetapi LCG mempunyai kelemahan yaitu dapat diprediksi urutan kemunculannya dan nilai Z yang ditentukan berdasarkan persamaan diatas tidak benar-benar menghasilkan bilangan acak.lcg sangat sesuai untuk simulasi karena LCG memperlihatkan sifatstatistik yang baik dan sangat tepat untuk uji-uji empiris (Kelton, 2002). Pembangkitan bilangan acak dalam simulasi berfungsi sebagai multiple trials untuk menentukan nilai yang diinginkan dari suatu variable acak (Jeges, 2001). II-13

19 LCG mempunyai dua jenis yaitu mixed generatordanmultiplicative generator. Mixed generator apabila nilai. Bilangan acak yang dihasilkan memiliki karakteristik statistik yang buruk. Multiplicative generator apabila nilai c. Multiplicative telah ditemukan sebelum mixed generator dan telah dipelajari secara intensive. Mayoritas LCG yang digunakan saat ini adalah multiplicative generator karena kinerjanya lebih baik dibandingkan mixed generator (Kelton, 2002). 2.7 Toleransi Toleransi merupakan batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah ukuran dasar dari suatu benda kerja yang bertujuan agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap memenuhi fungsinya. Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini. Ud Pa Pb Gambar 2.3 Toleransi Sumber: Chan, = ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan. = penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan terbesar yang aa diizinkan. = penyimpangan bawah (lower allowance) penyimpangan terkecil yang aadiizinkan. Umaks = ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan aaapenyimpangan atas. II-14

20 Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan aaapenyimpangan bawah. TL = toleransi lubang TP = toleransi poros, perbedaan antara penyimpangan atas dengan aaaapenyimpangan bawah atau perbedaan antara ukuran maksimum aaaadengan ukuran minimum yang diizinkan. GN = garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif. US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah aadiproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan aaukuran maksimum izin Toleransi Umum Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut merupakan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja, kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Kualitas yang sering digunakan adalah sedang (medium). Tabel 2.2 Toleransi umum Sumber: Chan, Tabel 2.3 Toleransi umum untuk radius dan chamfer Sumber: Chan, II-15

21 Tabel 2.4 Toleransi umum untuk sudut Sumber: Chan, Toleransi ISO Tolelansi ISO (International Organization for Standarization) yang menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. suhu ruang pengukuran diseragamkan yaitu 20 0 C b. terdapat dua klasifikasi yaitu golongan lubang antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena dan golongan poros antara lain poros, pasak slot. Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf. Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros. Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan untuk perancangan bagian yang berasangan (suaian/fits) karena penyimpangan bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap huruf H. Gambar 2.4 Toleransi ISO Sumber: Chan, Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT 1, IT 2,..., IT 6 (IT= International commit Tolerance), to user pada penyajiannya dilambangkan II-16

22 dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan izinnya akan berbeda. Tabel 2.5 Toleransi ISO Sumber: Chan, Toleransi Untuk Bagian Berpasangan (Suaian/Fits) Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding (ball bearing) disebut suaian. Terdapat tiga jenis suaian yaitu: a. Suaian longgar (clearence fits), setelah dipasang selalu ada celah/clearence karena lubang lebih besar dari poros. b. Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan). c. Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat. II-17

23 2.7.4 Sistem Suaian Sistem suaian terdapat dua jenis yaitu sistem basis lubang dan sistem basis poros. a. Suaian sistem basis lubang, pada sistem ini daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan. b. Suaian sistem basis poros, pada sistem ini menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpanhan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi) Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal. Toleransi posisi adalah penyimpangan possi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature). Gambar 2.5 Toleransi bentuk Sumber: Chan, II-18

24 Gambar 2.6 Toleransi posisi Sumber: Chan, II-19

25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan parameter dan toleransi komponen secara simultan pada ragum untuk meminimumkan total biaya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ditunjukan pada Gambar 3.1 di bawah ini. Mulai Studi Literatur Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penentuan Karakteristik Kualitas Ragum Penentuan Faktor Eksperimen Penentuan level Eksperimen Pengumpulan dan Pengolahan Data Penentuan Orthogonal Array Eksperimen Menggunakan Simulasi Montecarlo Penentuan S/N rasio Penentuan Setting Level Optimal Eksperimen Konfirmasi Tahap Analisis Analisis dan Interpretasi Hasil Tahap Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Metodologi Penelitian III-1

26 Langkah-langkah penyelesaian masalah pada gambar 3.1 diuraikan dalam sub bab di bawah ini. 3.1 Tahap Identifikasi Masalah Tahap ini diawali dengan studi literatur,perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan sebagai berikut Studi Literatur Studi literaturdilakukan untuk mendukung proses identifikasi perancangan parameter dan toleransi komponen secara simultan pada ragum untuk meminimumkan total biaya. Studi literatur dilakukan dengan mencari informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam perancangan ini. Pencarian informasi ini dilakukan dengan melalui buku, jurnal, penelitian sebelumnya danartikel-artikel yang berkaitandenganmetodetaguchi, perancangan produk, simulasi monte carlo dan hal-hal yang berkaitan dengan ragum. Informasi yang diperoleh tersebut dijadikan sebagai referensi untuk mendukung pembahasan dalam penelitian ini Perumusan Masalah Identifikasi masalah yang telah dilakukan digunakan untuk menyusun sebuah rumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan menetapkan sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi pemecahan masalahnya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat fokus dalam membahas permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah bagaimana merancang parameter dan toleransi komponen secara simultan pada ragum untuk meminimalkan total biaya Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah untuk mengetahuipengaruh parameter, toleransi dan kapabilitas proses terhadap total biaya dan menentukan III-2

27 parameter dan toleransi optimal secara simultan pada ragum untuk meminimalkan total biaya Manfaat Penelitian Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur manfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan metode perancangan parameter dan toleransi optimal yang lebih efisien dalam perancangan produk dibandingkan metode sekuensial. 3.2 PengumpulanData Penentuan Karakteristik Kualitas Karakteristik kualitas kunci ditentukan dengan cara menentukan variabel kritis yang menentukan fungsionalitas produk. Ragum dikatakan berfungsi dengan baik apabila mampu mencekam benda kerja dengan baik. Untuk mencekam benda kerja maka rahang pencekam harus dapat digerakkan sesuai dengan besarnya benda kerja yang akan dicekam. Sehingga karakteristik kualitas kunci pada ragum adalah bagian yang menentukan mekanisme gerak rahang pencekam pada ragum, yaitu clearance antara dudukan ragum dengan rahang pencekam dinamis. Karakteristik kualitas kunci tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kerugian kualitas yang merupakan fungsi dari total biaya Penentuan Faktor Dalam Eksperimen Penentuan factor dalam eksperimen dilakukan dengan menentukan variabel-variabel yang mempengaruhi karakteristik kualitas kunci pada ragum yang dinyatakan dalam dimension chain. Kapabilitas proses juga dipertimbangkan dalam penelitian ini karena kapabilitas proses menunjukkan seberapa baik proses manufaktur mampu memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan Penentuan Level Eksperimen Penentuan level eksperimen dilakukan dengan menentukan jumlah level untuk setiap faktornya. Eksperimen ini terdiri dari 3 level untuk setiap faktornya. III-3

28 3.3 Pengolahan Data Penentuan Orthogonal Array Jumlah faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas kunci berserta jumlah levelnya dijadikan dasar dalam pemilihan orthogonal array yang akan digunakan dalam penelitian. Ketentuan yang digunakan adalah jumlah kolom pada orthogonal array harus lebih besar dari jumlah faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas kunci dalam penelitian dan jumlah level pada orthogonal array harus sama dengan level yang digunakan dalam penelitian Eksperimen Menggunakan Simulasi Monte Carlo Eksperimen menggunakan simulasi montecarlo dilakukan untuk membangkitkan 100 sampel parameter ragum menggunakan metode linear congruential generator yang kemudian digunakan untuk menentukan nilai karakteristik kualitas kunci. Nilai karakteristik kualitas kuncitersebutkemudian digunakan untuk menentukan besarnya kerugian kualitas yang dinyatakan dalam total biaya yang dibutuhkan (TC) sesuai dengan Persamaan Penentuan S/N Rasio Penentuan S/N rasio berdasarkan karakteristik kualitas smaller the better karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan total biaya yang dibutuhkan dalam perancangan parameter dan toleransi ragum. S/N rasio dihitung berdasarkan Persamaan 3.1 dibawah ini.....(3.1) Nilai S/N rasio yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan setting level optimal dan untuk melakukan Analysis of Variance (ANOVA) yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh faktor parameter, toleransi dan kapabilitas proses terhadap total biaya Penentuan Setting Level Optimal Penentuan setting level optimal untuk faktor parameter, toleransi dan kapabilitas proses dilakukan berdasarkan nilai S/N rasio yang paling besar. Level III-4

29 dengan nilai S/N rasio yang paling besar untuk masing-masing factor tersebut akan menghasilkan total biaya yang minimal dalam pembuatan ragum EksperimenKonfirmasi Eksperimen konfirmasi dilakukan menggunakan level optimal yang telah terpilih kemudian hasilnya dibandingkan dengan eksprimen prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila eksperimen konfirmasi mampu menghasilkan total biaya yang lebih rendah dengan kualitas yang baik maka setting level optimal yang telah ditentukan dapat diterima sebagai rekomendasi untuk merancang ragum 3.4 Tahap Analisis Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pengaruh faktor terhadap biaya, analisis pengaruh faktor terhadap S/N rasio, mengetahui signifikansi pengaruh faktor terhadap biaya, serta menganalisis kesesuaian produk dengan spesifikasi yang ditentukan. 3.5 Tahap Kesimpulan Dan Saran Tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengolahan data dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian memberikan saran perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian selanjutnya. III-5

30 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan parameter dan toleransi ragum yang dilakukan secara simultan dalam eksperimen ini adalah penentuan parameter dan toleransi optimal secara bersamaan karena parameter ditentukan berdasarkan toleransi. 4.1 Penentuan Karakteristik Kualitas Karakteristik kualitas kunci yang menentukan pergerakan rahang penjepit ragum berupa clearance yaitu Y 1 dan Y 2.Y 1 dan Y 2 mempunyai besar parameter dan toleransi yang sama. Gambar 4.1 merupakan gambar 2D dari ragum dan Gambar 4.2 merupakan gambar 3D dari ragum. Titik referensi yang digunakan dalam penentuan dimensi pada Gambar 4.2 adalah titik sebelah kanan benda kerja. Gambar untuk masing masing bagian ragum untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, Lampiran 5 dan Lampiran 6. Gambar 4.1 Gambar 3D ragum IV-1

31 4.2 Setting Faktor Dan Level Gambar 4.2 Gambar 2D ragum Faktor eksperimen terdiri dari parameter yang terdiri dariu 1, U 2, U 3, U 4, toleransi yang terdiri dari t 1, t 2, t 3, t 4 dan Kapabilitas proses (Cp). Masing-masing faktor terdiri dari 3 level seperti yang tercantum pada Tabel 4.1 untuk faktor parameter dan Tabel 4.2 untuk faktor toleransi. Faktor parameter diperoleh berdasarkan pengukuran sample parameter produk yang selanjutnya akan digunakan sebagai nilai tengah (µ) dalam simulasi montecarlo. Nilai Toleransi diperoleh berdasarkan ketentuan toleransi umum pada Tabel 2.1 dengan level penyimpangan yang diizinkan kasar karena ragum termasuk benda kerja yang dibuat dengan proses pengecoran sehingga termasuk level kualitas kasar dan biaya manufaktur untuk tiap level toleransi commit diperoleh to user berdasarkan penelitian Chang IV-2

32 (2002). Toleransi berfungsi untuk menentukan besarnya variansi (σ) yang digunakan dalam simulasi monte carlo. Setting level untuk Cp terdiri dari 3 level yaitu 1, 1.5 dan 2. Level pada Cp diambil nilainya minimal 1 karena suatu proses produksi dikatakan baik bila nilai Cpnya minimal 1. Tabel 4.1 Setting level parameter component i lower level (cm) middle level (cm) high level (cm) U U U U Tabel 4.2 Setting level toleransi component i lower level (cm) cost ($) middle level (cm) cost ($) high level (cm) cost ($) t t t t Penentuan Orthogonal Array Penentuanorthogonal array berdasarkan jumlah faktor dan level yang digunakan dalam eksperimen. Dalam eksperimen ini mempertimbangkan sembilan faktor yaitu paremeter produk yang terdiri dari U 1,U 2,U 3,U 4, toleransi yang terdiri dari t 1,t 2,t 3,t 4 dan kapabilitas proses (C p ). Masing masing faktor terdiri dari 3 level.jumlah kolom pada orthogonal array harus lebih besar dari faktor dalam eksperimen. Penentuan derajat kebebasan (df) faktor dihitung sesuai persamaan 2.3 sebagai berikut : df = (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1) + (3-1)+ (3-1)+ (3-1) df =18 Orthogonal arrayyangterpilih adalah L 27 (3 13 ) dapat dilihat pada Tabel 4.3. IV-3

33 Tabel 4.3 Orthogonal array L 27 (3 13 ) faktor Eksperimen Orthogonal array L 27 (3 13 ) ini mampu mengakomodasi hingga 13 faktor. Kolom 1 berfungsi sebagai U 1, kolom 2 sebagai U 2. Kolom 3 sebagai U 3, kolom 4 sebagai U 4, kolom 5 sebagai t 1, kolom 6 sebagai t 2, kolom 7 sebagai t 3, kolom 8 sebagai t 4 dan kolom 9 sebagai Cp. Kolom 10 hingga kolom 13 dikosongkan karena memang hanya ada sembilan faktor yang dipertimbangkan dalam eksperimen. Berdasarkan orthogonal array terseut maka eksperimen yang diperlukan sebanyak 27 eksperimen. Level untuk tiap faktor U 1, U 2, U 3, U 4, t 1,t 2,t 3,t 4 dan Cp yang digunakan dipilih berdasarkan level yang ada pada orthogonal array L 27 (3 13 ). Hasil penentuan U 1, U 2, U 3 dan U 4 dapat dilihat pada Tabel 4.4. IV-4

34 Tabel 4.4Setting Parameter Experiment U U1 U2 U3 U Pembangkitan Bilangan Acak Pembangkitan bilangan acak berfungsi sebagai sampel parameter produk (U). Pembangkitan bilangan acak dilakukan dengan bantuan Promodel 6.0 menggunakan metode multiplicative linear congruential generator. Pembangkitan 100sample U menggunakan bilangan acak berdistribusi normal N(µ,σ) dimana µ merupakan parameteru dan σ =. Hasil pembangkitan untuk U 1 dapat dilihat pada Lampiran 7, U 2 pada Lampiran 8, U 3 pada Lampiran 9, dan U 4 pada Lampiran 10. IV-5

35 4.5 Penentuan Kerugian Kualitas Kerugian kualitas dalam eksperimen ini dinyatakan dalam besarnya total biaya(tc) sehingga tujuan dari eksperimen ini adalah meminimalkan total biayayang dihasilkan sehingga karakteristik kualitas yang digunakan adalah smaller the better. Penentuan kerugian kualitas dilakukan menggunakan simulasi monte carlo. Simulasi monte carlo yang dilakukan untuk menentukan nilai karakteristik kualitas kunci(y) sesuai dengan dimension chain berikut :... (4.1)... (4.2)... (4.3) Hasil perhitungan untuk x 1 dapat dilihat pada Lampiran 11, x 2 pada Lampiran 12 dan hasil simulasi U Y pada Lampiran 13. Setelah diperoleh U Y maka dapat ditentukan besarnya TC sesuai dengan persamaan 2.1 dengan asumsi Δ 0 = $10. Hasil perhitungan total biaya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Total biaya eksperimen prediksi Eksperimen TC Eksperimen TC rata-rata 5476 Tabel 4.6 Biaya tiap faktor u1 u2 u3 u4 Cp t1 t2 t3 t4 Level Level Level commit to user IV-6

36 Hasil respons biaya tiap faktor dapat dilihat pada Tabel 4.6.yang menunjukkan untuk faktor U 1, U 2, U 3,U 4 dan Cp biaya akan berkurang seiring dengan berkurangnya panjang parameter dan nilai kapabilitas proses. Biaya untuk faktor t 1,t 2,t 3 dan t 4 semuanya berkurang seiring dengan semakin longgarnya toleransi. Grafik total biaya untuk faktor U 1, U 2, U 3,U 4 dan Cp dapat dilihat pada Gambar 4.3. Pada grafik tersebut telihat bahwa total biaya terendah berada pada U 1 level 1, U 2 level 1, U 3 level 1, U 4 level 1 dan Cp level 1. Gambar 4.3 Grafik total biaya U dan Cp Grafik total biaya untuk faktor t 1, t 2, t 3, t 4 dapat dilihat pada Gambar 4.4. Pada grafik tersebut telihat bahwa total biaya terendah berada pada t 1 level 3, t 2 level 3, t 3 level 3, t 4 level 3. Gambar 4.4 Grafik total biayat Nilai S/N rasio (η) ditentukan sesuai dengan Persamaan 3.1 yang berfungsi untuk memilih level optimal tiap faktor. S/N rasio menggunakan karakteristik kualitas smaller the better karena karakteristik kualitas dinyatakan dalam total biaya sehingga semakin rendah biaya yang dibutuhkan maka semakin baik. Level optimal diperoleh pada level yang memiliki nilai η terbesar. Hasil perhitungan S/N rasio untuk seluruh eksperimen commit dapat to dilihat user pada Tabel 4.7. IV-7

37 Tabel 4.7 S/N rasio eksperimen prediksi Eksperimen η Eksperimen η 1-39, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,54 rata-rata -37,21 Tabel 4.8 S/N rasio tiap faktor u1 u2 u3 u4 Cp t1 t2 t3 t4 Level Level Level Hasil S/N rasio tiap faktor dapat dilihat pada Tabel 4.8.yang menunjukkan untuk faktor U 1,U 2,U 3,U 4 dan Cp S/N rasio akan bertambah seiring dengan berkurangnya parameter dan kapabilitas proses. S/N rasio untuk faktor t 1,t 2,t 3 dan t 4 semuanya bertambah seiring dengan semakin longgarnya toleransi. S/N rasio untuk faktor U dan Cp dapat dilihat pada Gambar 4.5.Pada grafik tersebut telihat bahwa S/N rasio tertinggi berada pada U 1 level 1, U 2 level 1, U 3 level 1, U 4 level 1 dan Cp level 1. Gambar 4.5 Grafik S/N rasio U dan Cp IV-8

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini. TOLERANSI Toleransi Linier (Linier Tolerances) Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh : a) Kesalahan melihat

Lebih terperinci

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1 APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA Halim Zaini 1 1 Staf Pengajar email : halimzain60@gmail.com ABSTRAK Kualitas air PDAM Tirta Mon

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Parameter Mesin Las untuk Menghasilkan Kualitas Pengelasan yang Terbaik dengan Desain Eksperimental Taguchi 1.

Penentuan Nilai Parameter Mesin Las untuk Menghasilkan Kualitas Pengelasan yang Terbaik dengan Desain Eksperimental Taguchi 1. Penentuan Nilai Parameter Mesin Las untuk Menghasilkan Kualitas Pengelasan yang Terbaik dengan Desain Eksperimental Taguchi Ferry Manihuruk & Isti Surjandari Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Pengantar.

Pengantar. Pengantar RekayasaKualitas ekop2003@yahoo.com Pendahuluan Metode Taguchi merupakan suatu sistem dalamrekayasakualitasyang mempertimbangkan penghematan biaya eksperimen dengan menerapkan konsepkonseprekayasadanstatistik.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap menggambarkan jalannya proses penelitian atau pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI INTISARI

OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 61 68. OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI Suwarno, Naomi Nessyana Debataraja, Setyo Wira Rizki INTISARI

Lebih terperinci

Mengelola Eksperimen. 17 Oktober 2013

Mengelola Eksperimen. 17 Oktober 2013 Mengelola Eksperimen 17 Oktober 013 8 langkah mengelola eksperimen Perencanaan eksperimen Langkah 1 : mendefinisikan masalah Langkah : menentukan tujuan Langkah 3 : mendefinisikan karakteristik kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Tinjauan Pustaka Ghani (013) dalam jurnal berjudul Philosophy of Taguchi Approach and Method in Design of Experiment mengungkapkan persaingan dunia usaha saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... HALAMAN ABSTRAK... DAFTAR

Lebih terperinci

REKAYASA KUALITAS DALAM PENENTUAN SETTING MESIN DENGAN METODE TAGUCHI (PRODUK KAIN POLYESTER) Rudy Wawolumaja, Lindawati

REKAYASA KUALITAS DALAM PENENTUAN SETTING MESIN DENGAN METODE TAGUCHI (PRODUK KAIN POLYESTER) Rudy Wawolumaja, Lindawati REKAYASA KUALITAS DALAM PENENTUAN SETTING MESIN DENGAN METODE TAGUCHI (PRODUK KAIN POLYESTER) Rudy Wawolumaja, Lindawati Abstrak Penelitian ini dilakukan di pabrik tekstil, P. X Bandung. Masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Kualitas Kualitas adalah sesuatu yang terus menerus dicari oleh manusia. Manusia mencari pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dirinya, begitu pula

Lebih terperinci

Toleransi& Implementasinya

Toleransi& Implementasinya Toleransi& Implementasinya Daftar Isi 1. Toleransi Linier... 3 a) Suaian-suaian (Fits)... 6 b) Jenis jenis Suaian... 6 c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum... 6 1) Toleransi Khusus... 6 2) Toleransi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEKUATAN TARIK BENANG KARUNG PLASTIK PADA MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEKUATAN TARIK BENANG KARUNG PLASTIK PADA MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEKUATAN TARIK BENANG KARUNG PLASTIK PADA MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN PEMASOK PRODUK MANUFAKTUR UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMBELIAN DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS FUZZY

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN PEMASOK PRODUK MANUFAKTUR UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMBELIAN DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS FUZZY PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN PEMASOK PRODUK MANUFAKTUR UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMBELIAN DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS FUZZY Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RINA MURTISARI

Lebih terperinci

KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA. Irwan Soejanto ABSTRACT

KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA. Irwan Soejanto ABSTRACT KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA Irwan Soejanto ABSTRACT As a product, grass paving has its own characteristic. The producers always try to

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN TOLERANSI TAGUCHI PT Jasa Marga ro) C. abang Semarang

OPTIMALISASI PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN TOLERANSI TAGUCHI PT Jasa Marga ro) C. abang Semarang OPTIMALISASI PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN TOLERANSI TAGUCHI PT Jasa Marga ro) C abang Semarang SKRIPSI Oleh : PATRICIA WAHYU HAUMAHU NIM : J2E 006 026 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Agar penelitian berjalan dengan lebih terarah dan sistematis, maka digunakan flowchart sebagai pedoman dalam setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

USULAN KOMBINASI TERBAIK FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PEMBUATAN PREFORM UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT DENGAN METODE TAGUCHI DI PT.

USULAN KOMBINASI TERBAIK FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PEMBUATAN PREFORM UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 USULAN KOMBINASI TERBAIK FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PEMBUATAN PREFORM UNTUK

Lebih terperinci

Penerapan Metode Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas Kain Tenun Pada Sentra Industri Kain Tenun Kabupaten Pemalang

Penerapan Metode Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas Kain Tenun Pada Sentra Industri Kain Tenun Kabupaten Pemalang Penerapan Metode Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas Kain Tenun Pada Sentra Industri Kain Tenun Kabupaten Pemalang Zulfah, Saufik Luthfianto, M. Fajar Nurwildani Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Proses Desain.

Proses Desain. Proses Desain ekopujiyanto@ft.uns.ac.id Proses Desain Tujuan eksperimen di manufaktur adalah minimasi deviasi (variabilitas) proses Tujuan dalam desain manufaktur : Gambar teknik Spesifikasi Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menjadikan kualitas produk sebagai kunci utama. Kualitas menurut Taguchi adalah kerugian minimum yang diberikan oleh suatu produk kepada

Lebih terperinci

(D.1) MEMBENTUK PRODUK BERKUALITAS MELALUI RANCANGAN FRACTIONAL FACTORIAL SPLIT-PLOT TAGUCHI

(D.1) MEMBENTUK PRODUK BERKUALITAS MELALUI RANCANGAN FRACTIONAL FACTORIAL SPLIT-PLOT TAGUCHI (D.1) MEMBENTUK PRODUK BERKUALITAS MELALUI RANCANGAN FRACTIONAL FACTORIAL SPLIT-PLOT TAGUCHI Sri Winarni dan Budhi Handoko Jurusan Statistika FMIPA UNPAD Email : sri.winarni@unpad.ac.id, budhihandoko@unpad.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.. Prosedur Penelitian. 4... Tahap Persiapan Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen. Yaitu ampere meter, volt meter, function generator,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BAGIAN MESIN SECARA TERPERINCI

MENGGAMBAR BAGIAN MESIN SECARA TERPERINCI MENGGAMBAR BAGIAN MESIN SECARA TERPERINCI KODE UNIT KOMPETENSI : 9.7B UNTUK PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Daya Serap Air, Metode Taguchi, Smaller The Better, Genteng Magasil.

ABSTRAK. Kata kunci: Daya Serap Air, Metode Taguchi, Smaller The Better, Genteng Magasil. ABSTRAK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kaya akan hasil kerajinan yang berbahan baku tanah liat (clay). Dusun Klinyo merupakan daerah industri rumahan pembuatan genteng yang penduduknya pada umumnya sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data dengan Metode Taguchi 4.1.1. Identifikasi Faktor-faktor yang Berpengaruh Tidak semua faktor diteliti pada penelitian

Lebih terperinci

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK Ricky Afi Damaris (), Bobby O. P. Soepangkat () Mahasiswa MMT ITS, Staf Pengajar MMT ITS

Lebih terperinci

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya Athia Saelan (13508029) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

I Gambaran umum Pengendalian dan Jaminan Kualitas. Pengendalian Kualitas TIN-212

I Gambaran umum Pengendalian dan Jaminan Kualitas. Pengendalian Kualitas TIN-212 I Gambaran umum Pengendalian dan Jaminan Kualitas Pengendalian Kualitas TIN-212 Materi Definisi kualitas Online quality control dan offline quality control Sejarah rekayasa dan manajemen kualitas Dimensi

Lebih terperinci

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur.

Pada tugas akhir ini, data yang digunakan adalah data salah satu key characteristic dari suatu produk manufaktur. BAB IV ANALISA DATA 3 BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Pendahuluan Dalam suatu proses produksi di industri, data yang akan diolah tidak begitu saja bisa didapatkan. Ada suatu proses sehingga data tersebut bisa didapatkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas melalui Desain Eksperimen (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk, Blitar)

Peningkatan Kualitas melalui Desain Eksperimen (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk, Blitar) Peningkatan Kualitas melalui Desain Eksperimen (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk, Blitar) Debora Anne Y. A., Vivi Yasin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122 BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...

Lebih terperinci

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong Kekasaran Permukaan Kombinasi Parameter Respon Optimum Single Respon Multi Respon V vf a F Ra LPM Sifat mampu mesin yang baik. Kekerasan 170 210 HB. Kekerasannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT

PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT 12.1. Toleransi Standar Internasional PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diizinkan. Kadangkadang seorang pekerja hanya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI ROTI DI USAHA ROTI MEYZA BAKERY, PADANG SUMATERA BARAT

PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI ROTI DI USAHA ROTI MEYZA BAKERY, PADANG SUMATERA BARAT Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 122 130 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI ROTI DI USAHA ROTI MEYZA BAKERY, PADANG SUMATERA

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

(D.4) DESAIN PARAMETER UNTUK DATA DISKRIT PADA ROBUST DESIGN. Oleh Budhi Handoko 1), Sri Winarni 2)

(D.4) DESAIN PARAMETER UNTUK DATA DISKRIT PADA ROBUST DESIGN. Oleh Budhi Handoko 1), Sri Winarni 2) (D.4) DESAIN PARAMETER UNTUK DATA DISKRIT PADA ROBUST DESIGN Oleh Budhi Handoko ), Sri Winarni ),) Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA, Unpad Bandung Email ) : budhihandoko@unpad.ac.id Email ) : sri.winarni@unpad.ac.id

Lebih terperinci

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK

METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK 1 DAFTAR ISI Hal 1. Karakteristik Geometri 1 2. Toleransi dan Suaian 2 3. Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi 5 4. Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental 7

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ABSTRAK Ani Fatmawati, NIM : I 0308032. MODEL PEMILIHAN PROSES PADA SISTEM PRODUKSI JOB SHOP DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KAPASITAS PRODUKSI DAN URUTAN PROSES. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Kebutuhan Sarana Untuk menjalankan aplikasi, pengguna harus memenuhi beberapa persyaratan perangkat keras dan perangkat lunak. Persyaratan tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM

PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM Cahyono dan Mulki Siregar Teknik Industri Universitas Islam Jakarta cahyono76@gmail.com Abstrak Meminimalkan produk cacat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sektor industri di Indonesia, industri dapat dikelompokkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sektor industri di Indonesia, industri dapat dikelompokkan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sektor industri di Indonesia, industri dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu industri besar dan industri kecil. Kategori tersebut didasarkan

Lebih terperinci

Modul 2017/2018 TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

Modul 2017/2018 TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER 5 2017/2018 Modul DESAIN EKSPERIMENT & PEMILIHAN ALTERNATIF Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia DAFTAR ISI 1. Tujuan Umum... 2 2. Desain

Lebih terperinci

SETTING PARAMETER PROSES PEMASANGAN LID CUP AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DENGAN METODE TAGUCHI

SETTING PARAMETER PROSES PEMASANGAN LID CUP AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DENGAN METODE TAGUCHI 27 Dinamika Teknik Juli SETTING PARAMETER PROSES PEMASANGAN LID CUP AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DENGAN METODE TAGUCHI Agus Setiawan, Enty Nur Hayati, Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik selain latar belakang dan penjelasan mengenai pentingnya masalah yang diteliti. Penelitian dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

Metode Taguchi Pengendalian Kualitas

Metode Taguchi Pengendalian Kualitas Metode Taguchi 14.3 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hep://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline METODE TAGUCHI 3 Metoda

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS Pelaksanaan dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, terhadap faktor-faktor investasi Teknologi Informasi yang berpengaruh

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas TIN-212

Pengendalian Kualitas TIN-212 II Process Capability Analysis Pengendalian Kualitas TIN-212 Syarat-syarat pelaksanaan process capability analysis 1 Jika kita sudah mengetahui bagaimana kinerja proses kita (voice of process), tentunya

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh : Randi Nugraha Putra ( )

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh : Randi Nugraha Putra ( ) JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PROPOSAL PENELITIAN Oleh : Randi Nugraha Putra (1309 106 005) 1 PENDAHULUAN 2 LANDASAN

Lebih terperinci

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. OPTIMASI WAKTU PEMOTONGAN BAJA HSS PADA WIRE-EDM MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh : M. Mushonnif Efendi (307 030 05) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. Prodi D3 STATISTIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

TOLERANSI LINIER Basori

TOLERANSI LINIER Basori TOLERANSI LINIER Basori Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan. Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat dipasang atau diasembling.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TAGUCHI PADA PENINGKATAN KUALITAS HASIL PEMBUBUTAN

PENERAPAN METODE TAGUCHI PADA PENINGKATAN KUALITAS HASIL PEMBUBUTAN PENERAPAN METODE TAGUCHI PADA PENINGKATAN KUALITAS HASIL PEMBUBUTAN Bagin Ginting*) Abdurrozzaq Hasibuan**) ABSTRAK Peper ini membahas tentang penerapan Metode Taguchi untuk meningkatkan kualitas hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODUL PRAKTIS PENGUKURAN KEHALUSAN PERMUKAAN MATA KULIAH ALAT BANTU DAN ALAT UKUR UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PERANCANGAN MODUL PRAKTIS PENGUKURAN KEHALUSAN PERMUKAAN MATA KULIAH ALAT BANTU DAN ALAT UKUR UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PERANCANGAN MODUL PRAKTIS PENGUKURAN KEHALUSAN PERMUKAAN MATA KULIAH ALAT BANTU DAN ALAT UKUR UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2-3 bulan yaitu bulan Nopember 2014 Sampai dengan bulan Januari 2015. untuk menyebarkan kuisioner kepada responden,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Menurut penelitian pendahuluan yang dilakukan di Balai Besar Keramik, diperoleh bahwa selama ini mutu bata tras kapur (batako) di daerah Padalarang, Bandung masih di bawah Standar Nasional Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS KUAT TEKAN PRODUK BATA BETON PAVING BLOCK DENGAN TAMBAHAN TRASS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI BALAI BESAR KERAMIK *

USULAN PERBAIKAN KUALITAS KUAT TEKAN PRODUK BATA BETON PAVING BLOCK DENGAN TAMBAHAN TRASS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI BALAI BESAR KERAMIK * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS KUAT TEKAN PRODUK BATA BETON PAVING BLOCK DENGAN

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 25 November 2014

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 25 November 2014 Rekayasa Kualitas Topik Khusus 1 Dual dan Multi Response Surface 25 November 2014 ekop2003@yahoo.com Topik Khusus - 1 Signal-to-noise ratio perbandingan antara besar signal dengan besar noise yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Persiapan Penelitian Dalam proses pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya: a) Mempersiapkan alat dan bahan penelitian b) Mempersiapkan surat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TAGUCHI. Pengertian metode penelitian secara umum adalah membahas bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TAGUCHI. Pengertian metode penelitian secara umum adalah membahas bagaimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN TAGUCHI Pengertian metode penelitian secara umum adalah membahas bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vise merupakan bentuk yang mendasar dan sederhana dari alat pencekam benda kerja. Dilihat dari kemampuan beradaptasi, fleksibilitas, dan ekonomi secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER

PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER Arti Penarikan Sampel Populasi ( Universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ì 11 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline ì ANALISIS

Lebih terperinci

SETTING KOMBINASI LEVEL FAKTOR OPTIMAL PEMBUATAN PRODUK TOPLES MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

SETTING KOMBINASI LEVEL FAKTOR OPTIMAL PEMBUATAN PRODUK TOPLES MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI SETTING KOMBINASI LEVEL FAKTOR OPTIMAL PEMBUATAN PRODUK TOPLES MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Ali Parkhan, Ranita Eka Puspa Ayu Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Abstrak Pada era dimana

Lebih terperinci

Pengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1

Pengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1 Simulasi kejadian diskrit memodelkan sistem yang berubah sesuai waktu melalui suatu representasi dimana variabel status berubah secara langsung pada titik terpisah dalam waktu. Titik terpisah dalam waktu

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Firdi Mulia - 13507045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Madya Salatiga propinsi Jawa Tengah. Pemilihan Kota Madya Salatiga sebagai daerah penelitian dikarenakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KOMPOSISI CAIRAN PRODUK VIVELLE BODY SPRAY MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT EASTON KALERIS INDONESIA

PENENTUAN PARAMETER KOMPOSISI CAIRAN PRODUK VIVELLE BODY SPRAY MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT EASTON KALERIS INDONESIA PENENTUAN PARAMETER KOMPOSISI CAIRAN PRODUK VIVELLE BODY SPRAY MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI DI PT EASTON KALERIS INDONESIA Parameter Determination of Composition of Liquid Products Body Spray Vivelle Using

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 07 Desember 2014

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 07 Desember 2014 Rekayasa Kualitas Topik Khusus 1 Dual dan Multi Response Surface 07 Desember 2014 ekopujiyanto@ft.uns.ac.id Topik Khusus - 1 Signal-to-noise ratio perbandingan antara besar signal dengan besar noise yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan

Lebih terperinci

Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons

Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons Dr. Ir. Eko Pujiyanto, S.Si.,M.T. Materi Taguchi Multi Response Metode PCR-TOPSIS Metode Algoritma-Genetika Taguchi Multi Respon Dalam dunia nyata produk memiliki

Lebih terperinci

Dasar-dasar Simulasi

Dasar-dasar Simulasi Bab 3: Dasar-dasar Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM M O N I C A A. K A P P I A N T A R I - 2 0 0 9 Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-

Lebih terperinci

PE I GKATA KUALITAS PRODUK SUCTIO RUBBER DI LI I PRODUKSI PU CHI G OUTSIDE DE GA METODE TAGUCHI

PE I GKATA KUALITAS PRODUK SUCTIO RUBBER DI LI I PRODUKSI PU CHI G OUTSIDE DE GA METODE TAGUCHI PE I GKATA KUALITAS PRODUK SUCTIO RUBBER DI LI I PRODUKSI PU CHI G OUTSIDE DE GA METODE TAGUCHI Lulu Haryani Departement Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok 16424,

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci