TOLERANSI LINIER Basori
|
|
- Fanny Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TOLERANSI LINIER Basori Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan. Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang lainnya. Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak maupun sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar kerja. Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya : faktor alat ( alat potong ) faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan) faktor alat ukur faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran dari benda kerja tersebut. selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. sebaliknya jika penyimpangan ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak dapat diterima, karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang diminta. Sebagaimana batasan kategori memenuhi syarat kita harus memberikan dua batasan ukuran yang diperbolehkan yaitu : 1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan. 2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan. Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. hal ini untuk memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran maksimum yang diijinkan. poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku), maka toleransinya berbeda.
2 Pada umumnya toleransi yang harus diberikan/dicantumkan pada gambar kerja ada dua macam : Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda padat bulat, segiempat, dan bentuk-bentuk prisma lainnya. Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan, alat pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang (alur pasak), dan semacamnya. A. Istilah-istilah pada Toleransi Sebagaimana tadi dijelaskan bahwa toleransi merupakan perbedaan dua ukuran yang diperbolehkan, yaitu perbedaan antara ukuran maksimum dan ukuran minimum yang diperbolehkan. Toleransi meliputi toleransi poros dan toleransi lubang. Keterangan gambar : 1. Ukuran Nominal (uk.nom) Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan. ukuran nominal adalah ukuran yang tertulis pada gambar kerja.
3 2. Ukuran Minimum (terkecil) (uk.min.) Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang diizinkan, baik untuk poros maupun untuk lubang. 3. Ukuran maksimum (uk.maks.) Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang diizinkan, baik untuk poros maupun untuk lubang. 4. Penyimpangan Membesar Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran maksimumnya yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang) 5. Penyimpangan Mengecil Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran minimum yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang) 6. Toleransi Umum Untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus, atau ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai-nilai penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum. Sesuai dengan ISO 2768, ukuran-ukuran tanpa keterangan terikat oleh toleransi umum. A. Toleransi Khusus dan Toleransi Umum 1. Toleransi Khusus Untuk gambar-gambar yang memerlukan ketelitian khusus, dalam pencantuman ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO/R286 (ISO System of Limits and Fits-Sitem ISO untuk Limits dan Suaian). Toleransi ini disebut juga toleransi Standar Internasional (IT). a. Simbol Kualitas Toleransi Standar Dalam sistem Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi menjadi 18 macam kualitas, yaitu: IT 1;IT ;IT 1;IT 2;IT 3;.;.;IT 16. Kualitas toleransi tersebut meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti, misalnya pekerjaanpekerjaan pada instrumen, alat ukur, optik, dan semacamnya, pada pekerjaan seperti ini dipakai kualitas IT 1, sampai dengan IT 4. untuk IT 5 sampai dengan IT 11 adalah kualitas toleransi untuk pekerjaan-pekerjaan pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan biasa
4 serta untuk pekerjaan-pekerjaan mampu tukar, dipasang satu sama lain (dirakit). Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan bagi pekerjaan-pekerjaan yang kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan kasar sejenisnya. b. Simbol Toleransi Lubang dan Poros Sebagaimana telah dijelaskan pada pasal yang terdahulu bahwa toleransi ada dua macam, yaitu toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. untuk membedakan, kedua macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk lubang dan huruf kecil untuk poros. Angka nominal diikuti huruf besar beserta angka kualitasnya ini menunjukkan besarnya lubang dengan toleransinya, sedangkan angka nominal yang diikuti huruf kecil beserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan toleransinya. Contoh : ф 4 H7, artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan kualitasnya 7 ф 4 h7, artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan kualitasnya 7 c. Nilai Toleransi Khusus Untuk nilai ini dibuat suatu standar secara internasional (IT). besarnya nilai IT tersebut ditetapkan dengan ISO 286. besarnya nilai toleransi disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran, baik lubang maupun poros seperi terlihat pada tabel berikut. Sifat/penggunaan toleransi Untuk alat ukur Optik TABEL 2.6 Nilai Toleransi KW. Besarnya toleransi (micron) IT IT 1,3 +,8. D IT,5 +,12. D IT 1,8 +,2. D
5 Instrumen IT 2 Antara IT 1 sampai dengan IT 5 (Untuk pekerjaan-pekerjaan IT 3 (lihat Tabel 2.7!) sangat teliti) IT 4 Untuk pekerjaan pemesinan IT 5 Pekerjaan sangat teliti, teliti, dan biasa Untuk pekerjaan-pekerjaan kasar, misalnya pemotongan, pengecoran, dan semacamnya. IT 5 7.i Harga I dapat di hitung IT 6 1.i dengan rumus: IT 7 16.i IT 8 25.i i = IT 9 4.i IT 1 64.i i dalam mikron IT 11 1.i D dalam mm IT i IT i IT 14 4.i IT i IT 16 1.i Contoh : Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1. berapakah toleransinya jika D = 1 mm? Jawab: Untuk IT =,8 +,2. D (lihat tabel ) =,8 +,2. 1 = 1 micron jadi, toleransinya = 1 micron =,1 mm. TABEL 2.7 Nilai toleransi IT 2, IT 3 dan IT 4 Kualitas Toleransi IT 2 IT 3 IT 4 3 s/d 6 1, ,5 2,5 4
6 6 1 1,5 2, , , Toleransi Umum Jika ukuran tanpa keterangan maka ukuran tersebut terikat oleh toleransi umum. besarnya toleransi umum ini merupakan tanggung jawab perencanaan dan dapat kita pilih salah satu macam variasi dari tabel dibawah ini. Toleransi khususnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. TABEL 2.8 Variasi Penyimpangan Umum (dalam mm) Ukuran nominal dalam satuan Jenis pekerjaan mm Teliti Sedang Kasar 5 sampai dengan 3 ±,5 ±,1-3 sampai dengan 6 ±,5 ±,1 ±,2 6 sampai dengan 3 ±,1 ±,2 ±,5 3 sampai dengan 12 ±,15 ±,3 ±,8 12 sampai dengan 315 ±,2 ±,5 ± 1,2 315 sampai dengan 1 ±,3 ±,8 ± 2 1 sampai dengan 2 ±,5 ± 1,2 ± 3 TABEL 2.9
7 Penyimpangan Lubang (dalam mm) Ukuran Diameter dalam mm B C D E F G H B1 C9 C1 D8 D9 D1 E7 E8 E9 F6 F7 F8 G6 G7 H6 H7 H8 H9 H
8 TABEL 2.1 Penyimpangan Lubang (dalam mm) Ukuran JS K M N P R S T U X Diameter dalam JS5 JS6 JS7 K5 K6 K7 M5 M6 M7 N6 N7 P6 P7 R7 S7 T7 U7 X7 mm ±3 ±4,5 ±7, ±4 ±5,5 ± ±4,5 ±6,5 ±1, ±5,5 ±8 ±12, ±6,5 ±9,5 ± ±7,5 ±11 ±17, ±9 ±12,5 ± ±1 ±14,5 ±
9 TABEL 2.11 Penyimpangan Poros (dalam mm) Ukuran Diameter dalam mm b c d e f g h b9 c9 d8 d9 e7 e8 e9 f6 f7 f8 g4 g5 g6 h4 h5 h6 h7 h8 h
10 TABEL 2.12 Penyimpangan Poros (dalam mm) Ukuran js k m n p r s t u x Diameter dalam js4 js5 js6 js7 k4 k5 k6 m4 m5 m6 n6 p6 r6 s6 t6 u6 x6 mm 6 1 ±2 ±3 ±4, ±2,5 ±4 ±5, ±3 ±4,5 ±6,5 3 4 ±3,5 ±5,5 ±8 ±7, ± ±1, ±12, ±4 ±6,5 ±9,5 ±
11 ±5 ±7,5 ±11 ±17, ±6 ±9 ±12,5 ± ±7 ±1 ±14,5 ± TABEL 2.13 NILAI TOLERANSI STANDAR (METRIK) Ukuran Kualitas Toleransi ,3,5,8 1, s/d 6,4,6 1 1,5 2, s/d 1,4,6 1 1,5 2, s/d 18,5,8 1, s/d 3,6 1, 1,5 2, s/d 5,6 1 1,5 2, s/d 8,8 1, s/d ,5 2, s/d 18 1,2 2 3, , s/d , s/d 315 2,
12 315 s/d s/d Diagram Daerah Toleransi Daerah kedudukan toleransi lubang dan poros dapat dilihat pada gambar berikut. 1. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah A, B, C, D, E, dan G, maka daerah toleransi berada di atas ukuran nominalnya dan toleransinya adalah positif (+) Contoh. Φ 4 D 9, artinya: Φ 4 = ukuran nominal lubang 4 mm D 9 = Daerah toleransi lubang pada kualitas 9. +,142 Lihat tabel 2.11!Untuk Φ 4 D 9, besar penyimpangannya adalah:4 Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut. +,142
13 2. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi H, maka ukuran minimum lubang adalah sama dengan ukuran nominalnya, dan toleransinya bertanda () dan (+). Contoh. Φ 4 H 9, artinya: Φ 4 = ukuran nominal lubang 4 mm H 9 = daerah toleransi lubang H pada kualitas 9 Lihat tabel 2.11! Untuk 4 H 9 penyimpangannya adalah : +, Daerah toleransinya dapat kita lihat pada gambar berikut.
14 3. Jika daerah toleransi berada pada daerah toleransi JS maka daerah toleransinya simetris (penyimpangan atas sama dengan penyimpangan bawahnya), dan toleransinya bertanda (±). Contoh. Φ 4 JS 7, artinya: Φ 4 = diameter lubang nominal 4 mm JS 7 = daerah toleransinya lubang JS dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.11!Untuk ukuran Φ 4 JS 7,penyimpangannya adalah : 4 ±,125 Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar. 4. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi K, maka penyimpangan atasnya bertanda (+) dan penyimpangan bawahnya bertanda (-). Misalnya Φ 6 K 5 mempunyai penyimpangan atas dan penyimpangan bawahnya 5 micron; sedangkan untuk 4 K 5, penyimpangan atas bertanda (+) yaitu +2 micron dan penyimpangan bawahnya bertanda (-) yaitu 9 micron. lihat tabel 2.1! kedudukan daerah toleransi lubang K adalah berada di antara (+) dan (-). 5. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi M, N, P, R, S, T, U, V, X, Y, Z, maka daerah toleransinya berada dibawah ukuran nominalnya. Oleh karena itu, penyimpangannya bertanda negatif (-). Contoh.
15 Φ 4 N 7, artinya; Φ 4 = ukuran nominal lubang 4 mm N 7 = daerah toleransi lubang N, dengan kualitas 7. -,8 Lihat tabel 2.11! Untuk 4 N 7, penyimpangannya adalah 4 -,33 Daerah toleransinya dapat dilihat pada gambar berikut. 6. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g, maka daerah toleransinya berada di bawah ukuran nominalnya dan penyimpangannya bertanda negatif (-). 7. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi h maka ukuran maksimumnya sama dengan ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan atas bertanda () dan penyimpangan bawah bertanda (-). 8. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi js maka daerah toleransinya adalah simetris, sehingga tanda penyimpangannya bertanda (±). 9. Jika toleransi poros berada pada daerah toleransi k, m, n, p, r, s, t, u, v, x dan z, maka daerah toleransinya berada di atas ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan bertanda positif (+). Contoh. Diketahui ukuran-ukuran poros sebagai berikut. Φ 4 d 8; Φ 4 h 7; Φ 4 js 7; dan Φ 4 p 6. Lihat tabel 2.11! Untuk ukuran-ukuran tersebut di atas, penyimpangannya adalah :
16 - Φ 4 d 8 = Φ 4 -,119 Φ 4 h 7 = Φ 4 -,25 Φ 4 js 7 = Φ 4 ±, ,42 Φ 4 p 6 = Φ 4 +,26 Daerah toleransi dari keempat ukuran diatas dapat dilihat pada gambar berikut. 4. Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi Ukuran maksimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan atas (baik untuk poros maupun untuk lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun untuk lubang). Contoh. Φ 4 H 9 = Φ 4 + +,62
17 Ukuran maksimum 4 +,62 = 4,62 mm Ukuran minimum 4 + = 4 mm Toleransinya adalah =,62 mm 5. Penulisan Toleransi pada gambar kerja Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi adalah komponen yang mempunyai funsi dan kualitas tertentu, lihat gambar berikut (penulisan dengan sistem ISO)! Komponen yang diberi ukuran Φ 4 h 7 adalah: ukuran nominal poros 4 mm, berada pada daerah toleransi h dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.13! a. Penulisan toleransi dengan simbol ISO Hal yang perlu diperhatikan untuk mencantumkan atau menuliskan toleransi pada gambar kerja dengan simbol ISO, antara lain: Ukuran dasar (nominal) Lambang (poros atau lubang) dan daerah toleransi. kualitas toleransi. Lihat gambar berikut! Φ 6 g 6 Φ 6 F 7 l l l l Penulisan toleransi dapat pula diikuti dengan besar penyimpangannya, lihat gambar dibawah ini.
18 -,1 -,76 Φ 6g6 -,29 Φ 6 F 7 -,3 l l l l ini! Toleransi ditulis pada ukuran nominal dan penyimpangannya, lihat gambar dibawah -,1 -,76 Φ 6 -,29 Φ 6 -,3 l l l Penulisan toleransi simetris, lihat gambar dibawah ini! Φ 6 JS 4 Φ 6 ±,4 l l l Penulisan toleransi dengan mencantumkan ukuran maksimum dan ukuran minimum, dapat dilihat pada gambar berikut. 59,99 6,76 59,971 6,3 l l l b. Satuan dan urutan penyimpangan Satuan penyimpangan harus sama dengan satuan ukuran nominal (dasar)-nya. jika satuan nominal dalam mm maka penyimpangannya harus dalam mm. Penyimpangan atas dan penyimpangan bawah harus mempunyai desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangan mempunyai nilai (nol). Penyimpangan atas mempunyai nilai lebih besar
19 daripada penyimpangan bawahnya, dan diurutkan dari nilai penyimpangan atas kemudian (di bawahnya) penyimpangan bawah. 2. Penulisan Toleransi pada gambar Susunan Untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan dapat dilaksanakan sebagai berikut. Hal yang perlu diperhatikan untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan, antara lain lambang toleransi lubang ditempatkan di depan atau di atas lambang toleransi poros.
Toleransi& Implementasinya
Toleransi& Implementasinya Daftar Isi 1. Toleransi Linier... 3 a) Suaian-suaian (Fits)... 6 b) Jenis jenis Suaian... 6 c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum... 6 1) Toleransi Khusus... 6 2) Toleransi
Lebih terperinciPERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT
12.1. Toleransi Standar Internasional PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diizinkan. Kadangkadang seorang pekerja hanya
Lebih terperinciTOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.
TOLERANSI Toleransi Linier (Linier Tolerances) Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh : a) Kesalahan melihat
Lebih terperinciMAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015
MAKALAH KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TOLERANSI SEMESTER GENAP 2015 Disusun oleh: Nama : Agus tryono NIM : 141331048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
Lebih terperinciPEMBERIAN UKURAN DIMENSI
PEMBERIAN UKURAN DIMENSI Dodi Sofyan Arief, ST., MT 17 Desember 2008 Tujuan Pembelajaran : Menggunakan teknik-teknik pemeberian dimensi untuk menguraikan dan bentuk secara baik pada gambar teknik. Membuat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK (T.INDUSTRI /S1) KODE / SKS KD /2 SKS
Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Media Referensi Pembelajaran Pembelajaran 1 Fungsi dan sifat sebagai bahasa teknik Fungsi Pengembangan standar OHP Tujuan fungsi dan
Lebih terperinciMETROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK
METROLOGI INDUSTRI DAN STATISTIK 1 DAFTAR ISI Hal 1. Karakteristik Geometri 1 2. Toleransi dan Suaian 2 3. Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi 5 4. Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental 7
Lebih terperinciSUAIAN Basori. Untuk ketiga macam suaian tersebut, dapat kita lihat pada diagram toleransi (daerah toleransinya), seperti tampak gambar berikut.
SUAIAN Basori Tingkat Suaian Dalam pembuatan suku cadang yang dapat bergerak (poros dengan bantalannya), ukuran poros harus dibuat sedikit lebih kecil daripada ukuran lubangnya,, sehingga jika dipasang
Lebih terperinciB. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 Menentukan Persyaratan Kerja
B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 Menentukan Persyaratan Kerja a. Tujuan Kegiatan Pem belajaran Peserta diklat dapat (1) Memahami gambar kerja; (2) Memahami instruksi kerja; (3) Memahami peralatan
Lebih terperincidengan toleransi batas suaian* toleransi c. Ukuran d. Ukuran Suaian Suaian Suaian halus sedang Sampai dengann 3 6 kasar ±
TECHNICAL DRAWING FARIDWAJDI@2013 LECTURE 10/ASSIGNMENT 10 10. DIMENSI DAN TOLERANSI Pendimensian bertujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk sebenarnya dari sebuah benda. Pemberian ukuran tidak boleh
Lebih terperinciINSTRUMEN TES PADA RANAH KOGNITIF PENELITIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK DASAR
122 INSTRUMEN TES PADA RANAH KOGNITIF PENELITIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK DASAR A. Petunjuk 1. Tulislah nama dan kelas anda pada lembar jawaban. 2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciGambar Teknik Mesin i
Gambar Teknik Mesin i HALAMAN FRANCIS Penulis Editor Materi : Joko Santoso : Sonny Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE Malang Hak Cipta 213, Kementerian Pendidikan &
Lebih terperinciMATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Menentukan Persyaratan Kerja
MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Menentukan Persyaratan Kerja Dwi Rahdiyanta FT-UNY 1. Kegiatan Belajar Menentukan persyaratan kerja. a. Tujuan Pembelajaran. 1.) Mahasiswa dapat memahami gambar
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILABUS. Pengalaman Belajar. Materi Pokok
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILABUS Program Studi/Jurusan/Bagian : Pendidikan Teknik Mesin/Pendidikan Teknik dan Kejuruan Kode Mata Kuliah : KPTM 232 Mata Kuliah :
Lebih terperinciPERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN
7.1. Aturan Dasar Memberi Ukuran PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN Dalam memberikan ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya, dan tidak boleh
Lebih terperinciATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
44 ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN Memberi ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian di dalam gambar harus dijelaskan sedetail
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Semester : 1 Matakuliah : Meng Mesin SKS : 3 Kode Matakuliah : KB 2214104
Lebih terperinciMEMBACA GAMBAR TEKNIK
MEMBACA GAMBAR TEKNIK Kompetensi Dasar: Membaca gambar teknik Oleh: Pranowo Sidi, ST., MT pransidi@ppns.ac.id pransidi@yahoo.com POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah kegiatan
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS
PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS 6.1. Cara menunjukkan bagian khusus Disamping gambar-gambar yang dihasilkan dengan cara proyeksi orthogonal biasa, terdapat juga cara-cara khusus untuk memperjelas gambar
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN
PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN 13.1. Toleransi geometri Toleransi geometri atau toleransi bentuk adalah batas penyimpangan yang diizinkan, dari dua buah garis yang sejajar, atau
Lebih terperinciFORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA
FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /
Lebih terperinciTeknik Gambar Manufaktur 3
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Teknik Gambar Manufaktur 3 HALAMAN JUDUL SMK / MAK Kelas XI Semester I SMK Kelas XI Semester I i DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor Materi
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput
71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin S1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MENGGAMBAR MESIN KODE / SKS : IT-042218 / 2 Program Studi Teknik Mesin S1 Minggu ke 1 Pendahuluan Pokok Bahasan dan dapat memahami fungsi dan pentingnya gambar bagi
Lebih terperinciGAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
BUKU AJAR GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN Oleh: Dr., M.Pd JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 1 KATA PENGANTAR Buku ini ditulis sebagai bahan ajar mata kuliah Gambar
Lebih terperinciGambar 1.1 Tahap-tahap menentukan identitas suaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan pengalaman penulis ketika menjadi siswa tingkat XI di tahun 2007 dan mengikuti Program Pelatihan Profesi (PLP) semester genap tahun 2012 di SMKN
Lebih terperinciGambar Teknik Mesin i
Gambar Teknik Mesin i HALAMAN FRANCIS Penulis Editor Materi : Joko Santoso : Sonny Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE Malang Hak Cipta 213, Kementerian Pendidikan &
Lebih terperinciKELAS XI SEMESTER 3 i
KELAS XI SEMESTER 3 i PETA KEDUDUKAN MODUL Program Keahlian : Teknik Mesin Paket Keahlian : Teknik Pemesinan Kelas / Semester : XI / 3 ii Diunduh dari BSE.Mahoni.com DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... Error!
Lebih terperinciMEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA
MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA DASAR-DASAR PEMBERIAN UKURAN Membaca gambar adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang teknisi, oleh karena itu dalam menyajikan gambar, kita perlu memperhatikan
Lebih terperinciBAB VI POROS DAN PASAK
BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK
PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK Sunarto Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau sunarto@polbeng.ac.id Abstrak Ulir metrik adalah salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada
Lebih terperinciMENGGAMBAR BAGIAN MESIN SECARA TERPERINCI
MENGGAMBAR BAGIAN MESIN SECARA TERPERINCI KODE UNIT KOMPETENSI : 9.7B UNTUK PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR MESIN
Lebih terperinciMETODE PENDEKATAN EVALUASI PRODUK PRATIKAN MENGOPERASIKAN MESIN GERINDA DAN MESIN BUBUT UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK MESIN PERKAKAS
16 JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 20, NO. 2, OKTOBER 20 METODE PENDEKATAN EVALUASI PRODUK PRATIKAN MENGOPERASIKAN MESIN GERINDA DAN MESIN BUBUT UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK MESIN PERKAKAS Oleh: Hariyanto Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Kerja Mesin Modifikasi Camshaft (lanjutan)
LAMPIRAN 99 100 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Modifikasi Camshaft (lanjutan) 1 4 6 2 5 3 7 Lampiran Lampiran 1. Gambar 1. Gambar Kerja Kerja Mesin Mesin Modifikasi Camshaft (lanjutan) 101 102 103 104
Lebih terperinci3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor
3. Mesin Bor 3.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Lebih terperinciBAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM pengecoran masih membutuhkan pekerjaan pekerjaan lanjutan. Benda benda dari logam yang sering kita lihat tidaklah ditemukan dalam bentuknya seperti itu, akan
Lebih terperinciATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN Dalam memberikan ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya, dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu dibuatlah
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1
PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN : Matematika Standar Kompetensi : 1. Melakukan sampai 20 BILANGAN Kompetensi Dasar Indikator Materi
Lebih terperinciMODUL 2 APROKSIMASI. Disusun oleh: Ani Ismayani S.Pd
MODUL 2 APROKSIMASI Disusun oleh: Ani Ismayani S.Pd KEGIATAN BELAJAR a. Tujuan Kegiatan Belajar Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, diharapkan Anda dapat: 1) Menerapkan konsep kesalahan pengukuran
Lebih terperinciANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC
ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC Muhammad Yanis Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl.Raya Prabumulih
Lebih terperinciPemeriksaan Kesesuaian Antara Komponen Dan Spesifikasi
MATERI KULIAN PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Pemeriksaan Kesesuaian Antara Komponen Dan Spesifikasi Dwi Rahdiyanta FT-UNY Kegiatan Belajar Pemeriksaan kesesuaian antara komponen dan spesifikasi. a. Tujuan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan ke : Alokasi Waktu : 12 jp x @45 menit Standar Kompetensi : Membaca gambar teknik Kompetensi Dasar
Lebih terperinciBatang uji tarik untuk bahan logam
Standar Nasional Indonesia Batang uji tarik untuk bahan logam ICS 77.040.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Pendahuluan...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4
Lebih terperinciMODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN GENAP 2017-2018 Purnami, ST., M.T. Asisten Studio Gambar Teknik dan Mesin Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Brawijaya DAFTAR ISI BAB I ATURAN DASAR PEMBERIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang
BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin
Lebih terperinciBAB III Mesin Milling I
BAB III Mesin Milling I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin milling. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin milling 3. Mahasiswa mengetahui
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 ATURAN PENYAJIAN GAMBAR
PERTEMUAN 4 ATURAN PENYAJIAN GAMBAR 4.1. Penentuan pandangan Untuk menggambar pandangan-pandangan sebuah benda, pandangan depan benda dianggap sebagai gambar pokok, dan pandangan-pandangan lain dapat disusun.
Lebih terperinciANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C
ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C 1 Azwinur, 2 Taufiq 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km.280 Buketrata Lhokseumawe.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Produk Produk yang telah dibuat dalam peta-peta kerja ini adalah meja lipat. Komponennya terdiri dari alas yang berukuran 50 cm x 33 cm, kaki meja yang berukuran
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN
PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN Abstrak Sunarto, Hartono, Suyadi Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Lebih terperinciALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda
ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat
Lebih terperinciMEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN
MENGUASAI KERJA BANGKU MEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN B.20.10 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin S1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MENGGAMBAR TEKNIK KODE/SKS : IT042209/ 2 SKS Pertemuan 1 2 Pokok Bahasan dan TIU Fungsi dan sifat bahasa gambar sebagai bahasa teknik Agar mahaiswa memahami fungsi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciBAB IV GAMBAR TEKNIK
BAB IV GAMBAR TEKNIK 1. Mengenal Alat Menggambar Teknik 1.1 Kertas Gambar 1.1.1 Jenis Kertas Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakan untuk menggambar teknik antara lain: a) kertas
Lebih terperinciFORMULASI EVALUASI PRODUK PRATIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK TEKNOLOGI MEKANIK
Hariyanto & Sugianto, Formulasi Evaluasi Produk Pratikan... 4 FORMULASI EVALUASI PRODUK PRATIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK TEKNOLOGI MEKANIK Oleh: H a r i y a n t o 1,
Lebih terperinciVerifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011
Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran
Lebih terperinciMETODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI
METODE PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN BETON INTI SNI 03-2492-2002 1 Ruang Lingkup 1) Metoda ini mencakup cara pengambilan beton inti, persiapan pengujian dan penentuan kuat tekannya; 2) Metode ini tidak memberikan
Lebih terperinciMODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN GENAP 2016-2017 Ir. Endi Sutikno, M.T. Asisten Studio Gambar Teknik dan Mesin Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Brawijaya BAB I ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI
Lebih terperinci4. Mahasiswa berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban; (S6, S10);.
Mata kuliah: Meng Teknik (IT043208) / 2 sks CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA MENGGAMBAR TEKNIK : 1. Ma menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif dalam konteks pengembangan (KU1); 2. Ma mampu
Lebih terperinciEVALUASI PRODUK PRAKTIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK MESIN PERKAKAS POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Achmad Syahid, Tri Andi Setiawan, Hariyanto, Evaluasi Produk Praktikan pada Pengoperasian Mesin... 1 EVALUASI PRODUK PRAKTIKAN PADA PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI UNTUK MATA KULIAH PRAKTEK MESIN PERKAKAS
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT
PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para
Lebih terperinciHANDOUT GAMBAR TEKNIK
HANDOUT GAMBAR TEKNIK SEMESTER I Buku Rujukan : 1. Giesecke F.E. 2001.Gambar Teknik Edisi Ke-11. Jakarta : Erlangga 2. Ostrowsky O.1985. Engineering Drawing for Technicians Volume 1 : Edward Arnold 3.
Lebih terperinciLampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)
Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan Faktor-faktor Koreksi (Sularso,04:7) Daya yang akan ditransmisikan fc Daya rata-rata yang diperlukan,-,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,-,
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan uji kompetensi merupakan salah satu standar kelulusan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuan dari penilaian kompetensi adalah untuk menetapkan
Lebih terperinciMetode Pemeriksaan Mampu Ukur Suatu Rancangan Ditinjau dari Spesifikasi Produk Dengan Bantuan Checklist
Metode Pemeriksaan Mampu Ukur Suatu Rancangan Ditinjau dari Spesifikasi Produk Dengan Bantuan Checklist I Made Londen Batan Laboratorium Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Abstrak Menurut
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: B 2010 1. Gambar pandangan dengan metode proyeksi sudut ketiga
Lebih terperinciSMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A
TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong
Lebih terperincicommit to user BAB II DASAR TEORI
3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan
Lebih terperinciMemprogram Mesin CNC (Dasar)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN Memprogram Mesin CNC (Dasar) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :
Lebih terperinciPENGUKURAN GEOMETRI TEKNIK PENGUKURAN Y A Y A T
PENGUKURAN GEOMETRI TEKNIK PENGUKURAN Y A Y A T When you can measuring what you are speaking about and express it in numbers, you know something about it, but when you can not measure it, when you can
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pembekalan bagi setiap individu berupa pembentukan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan kerja (skill). Dalam
Lebih terperinciProses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pengiris multi hortikultura. Oleh : BENY SANTOSO
Proses Manufaktur Komponen Dinamis Pada Mesin Pengiris multi hortikultura Oleh : BENY SANTOSO 21411465 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakat mengantungkan hidupnya
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciBAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,
BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder, ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian
Lebih terperincimetrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.
239 BAB 5 5.1. Alat Ukur Orang-orang yang bergerak pada bidang teknik akan selalu berhubungan dengan bidang pengukuran. Dalam dunia ilmu pengetahuan teknik, ada dua sistem penggukuran yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB V MESIN MILLING DAN DRILLING
BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING 5.1 Definisi Mesin Milling dan Drilling Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah
Lebih terperinciGambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut
BAB III MESIN FRAIS A. Prinsip Kerja Mesin Frais Mesin frais adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.
Lebih terperinciPERTEMUAN 1 FUNGSI DAN SIFAT GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK
PERTEMUAN 1 FUNGSI DAN SIFAT GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK 1.1. Fungsi gambar dan pengembangan gambar Gambar sering disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik Tabel 1.1. Hubungan gambar
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciGambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging
78 Lampiran 1 Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging Lampiran 1. Lanjutan 79 Lampiran 1. Lanjutan 80 Lampiran 1. Lanjutan 81 Lampiran 1. Lanjutan 82 Lampiran 1. Lanjutan 83 Lampiran 1. Lanjutan 84 Lampiran
Lebih terperinciPROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)
MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut
Lebih terperinciSTUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )
STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO 1710 Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 ) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan
Lebih terperinciBAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)
BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun
Lebih terperinciMATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang
Kegiatan Belajar MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Dwi Rahdiyanta FT-UNY Membubut Komplek : Ulir, Tirus, Eksentrik, dan Membubut Benda a. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam
Lebih terperinciTEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)
TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi
Lebih terperinciCara uji slump beton SNI 1972:2008
Standar Nasional Indonesia Cara uji slump beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN
BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut
Lebih terperinci2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat
2. KERJA PLAT Tujuan 1. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda kerja pelat / logam lembaran. 2. Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan pelipatan
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinci