BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja dapat dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada masyarakat. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat maka LAKIP memuat gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan misi organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selama tahun Penyusunan LAKIP mengacu kepada ketentuan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja Pengukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 didasarkan pada target yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun Penetapan Kinerja sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Pengukuran kinerja didasarkan pada penetapan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahun 2012, sesuai dengan DPA Perubahan tahun 2012, yang meliputi indikator kinerja input (masukan), output (keluaran) dan outcome (hasil) dibandingkan dengan realisasinya. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran (output). Untuk tahun 2012 indikator input ini diprioritaskan pada penggunaan dana kegiatan baik dari APBD Kabupaten Bogor (termasuk didalamnya dana APBN dan APBD Provinsi Jawa Barat). Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/ atau non 45

2 fisik. Indikator output yang digunakan bervariasi mulai dari output jumlah orang, m 2, terselenggaranya kegiatan (jumlah kegiatan), jumlah laporan, dan jumlah barang/ jasa lainnya dari hasil pelayanan ataupun pelaksanaan tugas lainnya. Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah (efek langsung), indikator ini menggunakan angka mutlak dan relatif (%). Pengukuran kinerja dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh melalui sistem pengumpulan data kinerja dari dua sumber yaitu: 1) Data internal, yang berasal dari sistem informasi yang ada, baik laporan kegiatan reguler yang ada seperti bulanan, triwulanan, semesteran, laporan akuntabilitas kinerja perangkat daerah dan laporan kegiatan lainnya; 2) Data eksternal digunakan sepanjang relevan dengan pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor seperti data-data hasil pengukuran indikator kinerja makro. Perhitungan persentase pencapaian target dalam Penetapan Kinerja Sasaran memperhatikan karakteristik komponen realisasi dalam kondisi: a. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus: % Capaian = Realisasi Target X 100 % b. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja maka digunakan rumus: % Capaian = Target (Realisasi Target) Target X 100% 46

3 Untuk mempermudah interprestasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu: >100 : Sangat Baik 85 s.d. 100 : Baik Sekali 70 s.d. <85 : Baik 55 s.d. <70 : Cukup < 55 : Kurang 3.2 Pencapaian Indikator Makro Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Bogor Tahun yakni Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertaqwa, Berdaya dan Berbudaya menuju Sejahtera menjadi sesuatu yang konkrit dan dapat diukur, maka perlu adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi dan misi secara makro. Indikator tersebut terdiri dari indikator ekonomi dan sosial makro yang bermuara pada indikator IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Untuk itu, indikator komposit dari IPM tersebut, senantiasa dijadikan alat ukur untuk menelaah, merencanakan dan menganalisis kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Bogor. Pemilihan indikator komposit IPM sebagai indikator kinerja makro pembangunan sekaligus untuk ukuran pencapaian Visi Kabupaten Bogor, karena didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, antara lain sebagai berikut: 1. Dalam indikator IPM, terdapat ukuran kesejahteraan yang berkenaan dengan kebutuhan dasar penduduk, yaitu manusia yang berpengetahuan (indeks pendidikan), berumur panjang (indeks kesehatan) dan kemakmuran (indeks daya beli). 2. Dengan ukuran indikator IPM, berarti semua program/kegiatan pembangunan harus dipusatkan dan diarahkan sepenuhnya untuk memperbaiki harkat dan martabat manusia. 47

4 3. Indikator IPM menempatkan manusia sebagai tujuan terakhirnya, sedangkan upaya pembangunan yang dilakukan harus dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, indikator-indikator komposit dari IPM dan indikator makro lainnya akan dijadikan alat ukur untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan pada tataran makro di Kabupaten Bogor untuk tahun Pengukuran indikator statistik lainnya dapat pula digunakan membantu menggambarkan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor sebagai alat untuk melihat dampak dari program-program strategis yang dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat. Berikut ini pada tabel 3.1 rincian dan penjelasan dari indikator makro yang telah dicapai Pemerintah Kabupaten Bogor selama tahun

5 No Tabel 3.1 Pencapaian Indikator Makro Kabupaten Bogor 2008 s.d 2012 INDIKATOR KINERJA Realisasi Capaian *) 2012**) Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Komposit a Angka Harapan Hidup (AHH) b Angka Melek Huruf (AMH) (%) c Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) Jumlah Penduduk (Jiwa) 4,505,679 4,643,186 4,771,932 4,922,205 5,077,210 3 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp) 58,389, ,083, ,800, ,032, ,905, Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp) 29,721, ,952, ,526, ,464, ,530, PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp) 12,959, ,232, ,465, ,632, ,889, PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp) 6,596, ,666, ,816, ,903, ,195, Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi NA Sumber: Bappeda Kab. Bogor Keterangan: *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara 49

6 Berikut ini rincian penjelasan dari indikator makro Kab. Bogor: 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM); Gambar 3.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Komposit Kabupaten Bogor Salah satu indikator yang mengukur kualitas SDM adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana yang menjadi parameternya adalah bidang kesehatan, yaitu Angka Harapan Hidup (AHH); bidang pendidikan, yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) dan Angka Melek Huruf (AMH). Indeks IPM Kabupaten Bogor yang berhasil dicapai tahun 2012 sebesar IPM Kabupaten Bogor pada tahun 2012 mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2011, yaitu sebesar 72.58%. Jika dilihat tren IPM Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 5 tahun (2008 s.d 2012) mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya. Kriteria capaian IPM Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran masyarakat Kabupaten Bogor dapat dikelompokkan pada skala ordinal 66 IPM < 80 atau kategori menengah atas. 50

7 a. Angka Harapan Hidup (AHH); Gambar 3.2 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bogor Salah satu indikator dalam bidang kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup atau Life Expectancy Rate merupakan salah satu nilai komposit dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2012 mencapai tahun lebih tinggi dari capaian pada tahun 2011, yaitu sebesar tahun. Capaian AHH pada tahun 2012 lebih tinggi apabila dibandingkan pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan angka harapan hidup dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dapat menggambarkan keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya, yang dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang 51

8 pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. b. Angka Melek Huruf (AMH); Gambar 3.3 Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Bogor Salah satu kebutuhan dasar penduduk untuk berkomunikasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Secara matematis, Angka Melek Huruf (AMH) memperlihatkan rasio antara jumlah penduduk yang dapat membaca/menulis dengan jumlah penduduk berusia di atas 10 tahun. Pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2012 sebesar 95.26%, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, yaitu sebesar 95.09%. Capaian Angka Melek Huruf (AMH) selama kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Indikator ini juga dapat menggambarkan mutu dari SDM yang ada pada suatu wilayah yang diukur dalam aspek pendidikan, karena semakin tinggi angka kecakapan baca tulis maka semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM. Pencapaian indikator angka melek huruf di atas dapat diartikan 52

9 bahwa mutu dan kualitas SDM di Kabupaten Bogor dalam kecakapan baca tulis mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2008 s.d 2012). c. Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS); Gambar 3.4 Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) Kabupaten Bogor Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) menunjukkan rata-rata lamanya penduduk berumur 15 (lima belas) tahun ke atas yang bersekolah. Indikator ini mempunyai kegunaan untuk melihat kualitas penduduk dalam hal mengenyam pendidikan formal. Tingginya angka Rata-rata Lama Sekolah (RRLS) menunjukkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang. Semakin tinggi angka RRLS maka semakin lama/tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya. Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2012 mencapai 8.12 tahun lebih tinggi capaian tahun 2011, yaitu sebesar 7.99 tahun. Pencapaian RRLS Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2008 s.d 2013) mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya, ini berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan masyarakat Kabupaten Bogor dalam mengenyam pendidikan formal. 53

10 2. Jumlah Penduduk (Jiwa); Gambar 3.5 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kabupaten Bogor ,200,000 5,077,210 5,000,000 4,800,000 4,643,186 4,771,932 4,922,205 4,600,000 4,505,679 4,400,000 4,200, Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebanyak 5,077,210 jiwa lebih tinggi jika dibandingkan dengan prediksi RPJMD sebanyak 5,028,298 jiwa. Penduduk Kabupaten Bogor mengalami kenaikan sebesar 155,005 jiwa apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 yang berjumlah 4,922,205 jiwa. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2008 s.d 2009) jumlah penduduk Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Jika melihat sebaran pertambahan penduduk pada 40 (empat puluh) kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor, pertambahan jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi dan Cibinong, karena ketiga kecamatan tersebut merupakan pusat pengembangan usaha industri dan pemukiman. Berbagai jenis usaha industri besar maupun industri sedang berkembang cukup beragam, yang menyebabkan banyak masuknya penduduk dari luar kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan setempat. Selain 3 (tiga) kecamatan tersebut pertambahan penduduk dengan jumlah cukup pesat juga terdapat pada Kecamatan 54

11 Bojonggede, pertambahan penduduk lebih disebabkan karena cukup pesatnya pertumbuhan perumahan pada wilayah ini. Pilihan Kecamatan Bojonggede sebagai pusat pertumbuhan perumahan tampaknya cukup argumentatif, oleh karena aksesibilitas transportasi menuju dan keluar dari kecamatan ini relatif cukup baik mudah dan murah. Kecamatan Bojonggede dilalui oleh 2 (dua) Stasiun Kereta Api Bogor-Jakarta, yaitu Stasiun Bojonggede dan Stasiun Cilebut, selain itu terhubung dengan jalur jalan raya dari pusat ibukota kabupaten (Cibinong). Kondisi inilah yang menyebabkan semakin besar minat penduduk untuk memilih bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Bojonggede. 3. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP); Gambar 3.6 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Kabupaten Bogor Hasil proyeksi penduduk tahun 2012 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri, Bojonggede dan Cileungsi masing-masing sebesar 6.13%, 5.71% dan 5.57%. Sementara di Kecamatan Cibinong, sebagai ibu kota Kabupaten Bogor, LPP mencapai 4.47%. Keempat kecamatan tersebut memiliki LPP yang lebih tinggi dibanding LPP rata-rata 55

12 Kabupaten Bogor, karena berbagai alasan. Kecamatan dengan LPP yang juga cukup besar di sekitar 4.00% adalah Kecamatan Klapanunggal, Parung, Tajurhalang, dan Gunung Sindur, laju pertumbuhan penduduk dari tiap-tiap kecamatan tersebut adalah sebesar 4.11%, 4.07%, 4.02% dan 4.16%. 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK); Gambar 3.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Kabupaten Bogor TPAK mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labor supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 63.28%, capaian indikator ini telah melebihi pencapaian tahun 2011 dimana TPAK mencapai 62.54%, maka pencapaian indikator TPAK pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0.74%. hal ini berarti pada tahun 2012 besaran dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa meningkat dari tahun

13 5. Jumlah Penduduk Miskin; Gambar 3.8 Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) Kabupaten Bogor Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2008 s.d 2012) jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor mengalami fluktuatif, dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor paling banyak terjadi di tahun 2008 dan 2010, dimana jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada saat itu sebanyak ribu jiwa, ribu jiwa. Kenaikan jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor yang cukup tinggi, yaitu sebesar 3.15%,. Fenomena ini menunjukan bahwa penambahan jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kenaikan jumlah penduduk miskin. 57

14 6. Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB; Gambar 3.9 Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Rp) Kabupaten Bogor ,000, ,000, ,000, ,032, ,800, ,083, ,389, ,905, ,000, ,000, Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2008 s.d 2012) Nilai PDRB atas harga berlaku mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya, ini berarti pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dalam 5 (lima) tahun terakhir. Berikut ini sektor-sektor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2011 dan 2012: 58

15 Tabel 3.2 Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor No Lapangan Usaha 2011*) 2012**) Distribusi % % Pertumbuhan I SEKTOR PRIMER 4,493, ,946, Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 3,388, ,584, Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan & Penggalian 1,105, ,362, II SEKTOR SEKUNDER 55,358, ,040, Industri Pengolahan 49,345, ,150, Listrik, Gas dan Air 2,539, ,804, Bangunan 3,473, ,085, III SEKTOR TERSIER 23,180, ,918, Perdagangan, Hotel & Restoran 15,685, ,547, Pengangkutan & Komunikasi 3,575, ,001, Keuangan, Persewaan & Jasa 1,251, ,412, Jasa-jasa 2,667, ,956, PDRB KABUPATEN BOGOR 83,032, ,905, Sumber: Bappeda Kab. Bogor Keterangan: *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara Dari tabel di atas sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp57.15 trilyun atau memiliki andil sebesar 59.59% terhadap total PDRB. Berikutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp18.55 trilyun (19.34%). Sedangkan sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp1.36 trilyun (1.42%). Pengelompokan sembilan sektor ekonomi dalam PDRB menjadi tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier, menunjukkan bahwa kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bogor. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder pada tahun 2012 mencapai Rp64.04 trilyun, atau meningkat 15.68% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kelompok sektor tersier mengalami peningkatan 59

16 sebesar 16.13% yaitu dari Rp23.18 trilyun pada tahun 2011 menjadi Rp26.92 trilyun pada tahun Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 10.08% atau dari Rp4.49 trilyun pada tahun 2011 menjadi Rp4.95 trilyun pada tahun Tabel 3.3 Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2011*) 2012**) Distribusi (%) % Pertumbuhan (1) (2) (3) (4) (5) (6) I SEKTOR PRIMER 1,986, ,998, Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sumber: Bappeda Kab. Bogor Catatan: *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara 1,613, ,608, Pertambangan & Penggalian 373, , II SEKTOR SEKUNDER 23,474, ,877, Industri Pengolahan 21,046, ,273, Listrik, Gas dan Air 1,255, ,326, Bangunan 1,172, ,277, III SEKTOR TERSIER 9,003, ,655, Perdagangan, Hotel & Restoran 5,909, ,392, Pengangkutan & Komunikasi 1,072, ,142, Keuangan, Persewaan &Jasa 623, , Jasa-jasa 1,398, ,458, PDRB KABUPATEN BOGOR 34,464, ,530, Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB atas harga konstan tahun 2012 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 5.99%, yaitu dari Rp34.46 trilyun pada tahun 2011 naik menjadi Rp36.53 trilyun pada tahun Kinerja kelompok sektor primer tahun 2012 menunjukkan peningkatan sebesar 0.57% dari tahun sebelumnya, kelompok sektor sekunder meningkat 5.97%, dan kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 7.24%. Jika dilihat tiap sektor, tampak bahwa sektor pertanian 60

17 adalah satu-satunya sektor yang mengalami penurunan laju pertumbuhan yaitu sebesar -0.31%. Hal ini disebabkan adanya sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, kehutanan dan perikanan, khususnya usaha tani subsisten (hanya untuk konsumsi sendiri) yang belum tercatat nilai tambah produksinya, karena tidak melakukan transaksi melalui mekanisme pasar, sehingga data peningkatan produksi ataupun nilai tambah terhadap perekonomian daerah tidak diperhitungkan semua dalam PDRB. Selain itu kondisi di atas disebabkan juga oleh rendahnya nilai produksi atau nilai tambah untuk sektor primer sebagai akibat dari kondisi iklim (kekeringan dan banjir) yang tidak stabil dalam waktu yang relatif lama, sehingga mengganggu produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan serta menurun kontribusinya terhadap PDRB pada tahun 2012 yang lalu. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nilai PDRB, baik berdasarkan harga konstan maupun berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi makro, kondisi ekonomi Kabupaten Bogor relatif meningkat, yang ditunjukkan oleh angka laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 berdasarkan harga konstan mencapai 5,99 persen. Sisi lainnya, indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro salah satunya adalah pendapatan per kapita per tahun. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB per kapita dapat dijadikan pendekatan untuk indikator pendapatan per kapita. Pada tingkat pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bogor (yang dihitung dari angka PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama), data PDRB per kapita Kabupaten Bogor terlihat sebagaimana gambar berikut: 61

18 Gambar 3.10 PDRB Perkapita Per Tahun Kabupaten Bogor PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp) PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp) Dari gambar di atas diketahui bahwa PDRB per kapita Kabupaten Bogor atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, naik menjadi Rp18.88 juta dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp16.63 juta per kapita. Peningkatan PDRB per kapita di atas, masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat di Kabupaten Bogor secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk mengamati perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa digunakan PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga konstan. Bila dilihat atas dasar Harga Konstan, PDRB per kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan menjadi Rp7.19 juta dari tahun sebelumnya Rp6.90 juta per kapita. 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Indikator laju pertumbuhan ekonomi, dimana dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir (2009 s.d 2013) mengalami kenaikan, meskipun pada tahun 2009 sempat mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada 62

19 tahun Gambar berikut ini menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama 5 (lima) tahun terakhir: Gambar 3.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) Kabupaten Bogor Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bogor maka untuk mewujudkan visi Kabupaten Bogor, yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Bertaqwa, Berdaya dan Berbudaya menuju Sejahtera dicapai dengan 7 misi. Untuk mewujudkan 7 misi tersebut dicapai dengan 59 sasaran dan 532 indikator. Secara umum Pemerintah Kabupaten Bogor telah dapat melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Dari 59 sasaran dan 532 indikator kinerja, pencapaian indikator kinerja sasaran adalah sebagai berikut: 63

20 Tabel 3.4 Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran No Kategori Jumlah Indikator Kinerja (%) 1 Misi 1 (29 Indikator Sasaran) Sangat Baik Baik Sekali Baik - - Cukup - - Kurang Misi 2 (168 Indikator Sasaran) Sangat Baik Baik Sekali Baik Cukup Kurang Misi 3 (86 Indikator Sasaran) Sangat Baik Baik Sekali Baik Cukup Kurang Misi 4 (59 Indikator Sasaran) Sangat Baik Baik Sekali Baik Cukup Kurang Misi 5 (56 Indikator Sasaran) Sangat Baik Baik Sekali Baik Cukup - - Kurang Misi 6 (133 Indikator Sasaran) Sangat Baik

21 No Kategori Jumlah Indikator Kinerja (%) Baik Sekali Baik Cukup Kurang Misi 7 (1 Indikator Sasaran) Sangat Baik Baik Sekali - - Baik - - Cukup - - Kurang - - Berikut ini adalah penjelasan dari pencapaian indikator sasaran, yang terbagi ke dalam 7 (tujuh) misi: Misi Pertama: Meningkatkan Kesolehan Sosial Masyarakat Dalam Kehidupan Kemasyarakatan Misi pertama dicapai dengan 8 (delapan) sasaran, yaitu: 1. Meningkatnya pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya; 2. Meningkatnya kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga pendidikan keagamaan; 3. Meningkatnya harmonisasi hubungan antar dan intra umat beragama; 4. Meningkatnya pemahaman dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 5. Meningkatnya kemajuan seni budaya dan lingkung seni serta terpeliharanya dan terlindunginya situs maupun benda-benda kepurbakalan; 6. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan; 7. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan; 65

22 8. Meningkatnya kesejahteraan fakir miskin, penyandang cacat dan penyandang masalah sosial lainnya. Rata-rata pencapaian sasaran pada misi kesatu sebesar %, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian per sasaran untuk mendukung pencapaian misi ini adalah sebagai berikut: 1. Sasaran Meningkatnya pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya, rata-rata tercapai sebesar 92.68% maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 1 Meningkatnya pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Rasio tempat ibadah per Rasio satuan penduduk Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran pertama untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran sasaran sebanyak 1 (satu) indikator sasaran, yaitu: Rasio tempat ibadah per satuan penduduk pada tahun 2012 dari target 3.14 terealisasi sebesar 2.91 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 92.68%, kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar menurun sebesar 12.30% menjadi 92.68% pada tahun Hal ini terjadi karena pertumbuhan tempat ibadah tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dalam mewujudkan sasaran kesatu dicapai oleh 1 (satu) OPD yaitu Sekretariat Daerah dengan 1 (satu) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp9,253,901,000,- terealisasi sebesar Rp7,955,707,700,- atau capaiannya sebesar 66

23 85.97%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Fasilitas Kerukunan Umat Beragama, dengan anggaran sebesar Rp9,253,901,000,- 2. Sasaran kedua yaitu Meningkatnya kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga pendidikan keagamaan, tercapai sebesar 92.68% maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 1 Meningkatnya kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga pendidikan keagamaan No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Rasio tempat ibadah per satuan Rasio penduduk Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 1 (satu) indikator sasaran, yaitu: Rasio tempat ibadah per satuan penduduk pada tahun 2012 dari target 3.14 terealisasi sebesar 2.91 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 92.68% kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar menurun sebesar 12.30% menjadi 92.68% pada tahun Hal ini terjadi karena pertumbuhan tempat ibadah tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dalam mewujudkan sasaran kedua dicapai oleh 1 (satu) OPD yaitu Sekretariat Daerah dengan 1 (satu) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp9,253,901,000,- terealisasi sebesar Rp7,955,707,700,- atau capaiannya sebesar 85.97%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Fasilitas Kerukunan Umat Beragama, dengan anggaran sebesar Rp ,000,- 67

24 3. Sasaran ketiga, yaitu Meningkatnya harmonisasi hubungan antar dan intra umat beragama, terdiri dari indikator sasaran kegiatan forum koordinasi antar umat beragama. tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 1 Meningkatnya kualitas SDM dan prasarana peribadatan serta lembaga pendidikan keagamaan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Kegiatan forum koordinasi antar umat beragama kali Rata-rata Capaian indikator kegiatan forum koordinasi antar umat beragama pada tahun 2012 dari target 6 kali terealisasi sebanyak 24 kali sehingga capaiannya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menigkat sebesar % menjadi % pada tahun Pada tahun 2012, kegiatan ini tidak dilaksanakan pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik karena Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 2006-Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, disebutkan pembentukan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), dilaksanakan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dan Memiliki Lembaga yang bersifat konsultatif, FKUB Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) mempunyai tugas: 1) Kesbangpol hanya sebagai fasilitator dan pembina; 2) Kepengurusan FKUB terdiri dari tokoh agama dan perwakilan organisasi; 68

25 3) Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama membantu Bupati dalam menjaga kerukunan hidup beragama; FKUB dibentuk untuk 4) Tugas Pokok dan Fungsi FKUB diatur dalam Peraturan Bersama Menteri (PBM); 5) Pembentukan FKUB berdasarkan SK Bupati. 4. Sasaran keempat Meningkatnya pemahaman dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 1 Meningkatnya pemahaman dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda dan peraturan perundang-undangan yang berlaku No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Penegakan PERDA % Tingkat penyelesaian % pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman,keindahan) di Kabupaten 3 Cakupan patroli petugas Sat Pol Hari ,095 1, PP 4 Rasio Pos Siskamling per Rasio jumlah desa/kelurahan 5 Rasio Jumlah Polisi Pamong Angka Praja per penduduk 6 Angka kriminalitas yang Angka tertangani 7 Angka Kriminalitas Angka Jumlah demo Demo Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keempat untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 8 (delapan) indikator sasaran, yaitu: 69

26 1. Penegakan peraturan daerah pada tahun 2012 dari target 14.65% terealisasi sebesar 14.69% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.27% menjadi % pada tahun Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kabupaten Bogor pada tahun 2012 dari target 14.65% terealisasi sebesar 14.69% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.27% menjadi % pada tahun Cakupan patroli petugas Satpol PP pada tahun 2012 dari target 1095 hari terealisasi sebesar 1095 hari sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 4. Rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.08% menjadi % pada tahun Indikator sasaran ini dicapai dari data jumlah siskamling di Desa/Kelurahan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2012 mencapai 36.17% didapat dari jumlah 157 siskamling per jumlah desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Bogor sejumlah 434 desa. 5. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10,000 penduduk pada tahun 2012 dari target 0.80 terealisasi sebesar 0.89 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 11.30% menjadi % pada tahun

27 6. Angka kriminalitas yang tertangani pada tahun 2012 dari target 9.29 terealisasi sebesar 4.32 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 46.50%, kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 50.16% menurun sebesar 3.66% menjadi 46.50% pada tahun Angka kriminalitas pada tahun 2012 dari target angka 9.29 terealisasi pada angka 7.54, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 89.86% menurun sebesar 28.98% menjadi % pada tahun Jumlah demo pada tahun 2012 dari target 12 demo terealisasi sebesar 16 demo sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 33.31% menjadi % pada tahun 2012 Dalam mewujudkan sasaran keempat dicapai oleh 1 (satu) OPD yaitu Satuan Polisi Pamong Praja dengan 8 (delapan) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp4,795,301,000,- terealisasi sebesar Rp4,525,361,000,- atau capaiannya sebesar 94.37%. Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, yaitu: 1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan anggaran sebesar Rp4,326,395,000,- 2. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindakan Kriminal, dengan anggaran sebesar Rp275,000,000,- 3. Program PeningkatanPemberantasan Penyakit Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp193,906,000,- 71

28 5. Sasaran kelima, yaitu Meningkatnya kemajuan seni budaya dan lingkung seni serta terpeliharanya dan terlindunginya situs maupun benda-benda kepurbakalaan, tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 1 Meningkatnya kemajuan seni budaya dan lingkung seni serta terpeliharanya dan terlindunginya situs maupun benda-benda kepurbakalaan No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Penyelenggaraan festival Tampilan seni budaya 2 Sarana penyelenggaraan Event seni dan budaya 3 Benda, situs dan kawasan % cagar budaya yang dilestarikan 4 Jumlah grup kesenian Grup Jumlah gedung kesenian Buah Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kelima untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 5 (lima) indikator sasaran, antara lain: 1) Penyelenggaraan festival seni dan budaya tahun 2012 dari target 50 tampilan terealisasi sebesar 52 tampilan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 2.06% menjadi % pada tahun ) Sarana penyelenggaraan seni dan budaya pada tahun 2012 dari target 5 event terealisasi sebesar 5 event, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 72

29 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 20.00% menjadi % pada tahun ) Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan pada tahun 2012 dari target 6.06% terealisasi sebesar 6.06% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 4) Jumlah grup kesenian pada tahun 2012 dari target 5 grup terealisasi sebesar 5 grup sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % sama dengan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 5) Jumlah gedung kesenian pada tahun 2012 dari target 1 buah gedung terealisasi sebanyak 1 buah gedung sehingga pencapaian kinerjanya mencapai % sama dengan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran kelima dicapai oleh 1 (satu) OPD yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan 5 (lima) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 99.02%. Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, yaitu: 1. Program Pengembangan Nilai Budaya, dengan anggaran sebesar Rp477,775,000,- 2. Program Pengelolaan Keragaman Budaya, dengan anggaran sebesar Rp2,463,972,000,- 3. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan anggaran sebesar Rp400,000,000,- 6. Sasaran keenam, yaitu Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut yaitu: 73

30 Tabel 3.10 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 1 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan No Indikator Sasaran Satuan 1 Peningkatan pemahaman masyarakat tentang perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak 2 Persentase jumlah tenaga kerja di bawah umur 3 Partisipasi angkatan kerja perempuan 4 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 5 Partisipasi perempuan di lembaga swasta 6 Tersusunnya rumusan kebijakan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Orang % % % % Doku men Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keenam untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 6 (enam) indikator sasaran, antara lain: 1) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang perlindungan dan pemenuhan hakhak anak tahun 2012 dari target 500 orang terealisasi sebesar 500 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 2) Persentase jumlah tenaga kerja di bawah umur pada tahun 2012 dari target 0.46% terealisasi sebesar 0.46% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 3) Partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2012 dari target 50.15% terealisasi sebesar 50.15% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, 74

31 kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 4) Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah pada tahun 2012 dari target 16.40% terealisasi sebesar 16.40% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 5) Partisipasi perempuan di lembaga swasta pada tahun 2012 dari target 44.55% terealisasi sebesar 44.55% sehingga pencapaian kinerjanya mencapai %, kondisi tersebut sama dengan persentase pada tahun 2011 sebesar % dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana 6) Tersusunnya rumusan kebijakan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak pada tahun 2012 dari target 1 dokumen terealisasi sebesar 1 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya mencapai %, kondisi tersebut sama dengan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran keenam dicapai oleh 2 (dua) OPD yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan Sekretariat Daerah dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp710,000,000,- terealisasi sebesar Rp701,667,500,- atau capaiannya sebesar 98.82%. Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, yaitu: 1. Program Keserasian Kebijakan Kualitas Anak dan Perempuan, dengan anggaran sebesar Rp150,000,000,- 2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan anggaran sebesar Rp578,250,000,- 3. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraaan Gender dalam Pembangunan, dengan anggaran sebesar Rp578,250,000,- 75

32 7. Sasaran ketujuh, yaitu Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik, adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut yaitu: Tabel 3.11 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 1 Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Penyelesaian pengaduan % perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 2 Rasio KDRT % Terbentuknya kecamatan Kec/desa 1/1 1/ /2 1/ ramah anak Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketujuh untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan tahun 2012 dari target 33.33% terealisasi sebesar 33.33% pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % 2) Rasio KDRT pada tahun 2012 dari target 0.009% terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 99.49% menjadi % pada tahun ) Terbentuknya kecamatan ramah anak pada tahun 2012 dari target 1 kecamatan 2 desa terealisasi sebesar 1 kecamatan 2 desa sehingga pencapaian kinerjanya 76

33 sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran ketujuh dicapai oleh 1 (satu) OPD yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,113,250,000,- terealisasi sebesar Rp1,061,002,547,- atau capaiannya sebesar 95.30%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, yaitu: 1. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak, dengan anggaran sebesar Rp535,000,000,- 2. Program Penguatan Kelembagaan Anak, dengan anggaran sebesar Rp560,000,000,- 8. Sasaran kedelapan, yaitu Meningkatnya kesejahteraan fakir miskin, penyandang cacat dan penyandang masalah sosial lainnya, tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik, adapun rincian indikator sasaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.12 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 1 Meningkatnya kesejahteraan fakir miskin, penyandang cacat dan penyandang masalah sosial lainnya No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Sarana sosial seperti panti Buah asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi 2 Penanganan penyandang % masalah kesejahteran sosial 3 PMKS yang memperoleh % bantuan sosial 4 Panti yang memperoleh Buah bantuan UEP Rata-rata

34 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedelapan untuk mewujudkan misi kesatu diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 4 (empat) indikator sasaran, antara lain: 1) Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi tahun 2012 dari target 133 buah terealisasi sebesar 164 buah pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 8.31% menjadi % pada tahun ) Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2012 dari target 0.14% terealisasi sebesar 0.14% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 3) PMKS yang memperoleh bantuan sosial pada tahun 2012 dari target 0.14% terealisasi sebesar 0.14% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 4) Panti yang memperoleh bantuan UEP pada tahun 2012 dari target 10 panti terealisasi sebesar 10 panti sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran kedelapan dicapai oleh 1 (satu) OPD yaitu Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan 4 (empat) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,468,667,000,- terealisasi sebesar Rp1,436,739,072,- atau capaiannya sebesar 97.82%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, yaitu: 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Sosial lainnya, dengan anggaran sebesar Rp529,365,000,- 78

35 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan anggaran sebesar Rp456,221,000,- 3. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma, dengan anggaran sebesar Rp140,081,000,- 4. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan anggaran sebesar Rp343,000,000,- Misi Kedua: Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing dengan Titik Berat pada Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan yang Berbasis Pedesaan Misi kedua dicapai dengan 10 (sepuluh) sasaran, yaitu: 1. Meningkatnya produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan daerah; 2. Berkembangnya agribisnis pertanian dan aquabisnis perikanan; 3. Meningkatnya aksesibilitas wilayah pedesaan; 4. Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal; 5. Meningkatnya jumlah dan kemandirian industri kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal; 6. Meningkatnya nilai dan volume produk ekspor; 7. Berkembangnya pariwisata andalan di Kabupaten Bogor disertai dengan meningkatnya kunjungan wisatawan; 8. Meningkatnya pertumbuhan investasi melalui PMDN maupun PMA; 9. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja; 10. Tersalurkannya minat masyarakat untuk bertransmigrasi. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada misi kedua sebesar % pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian per sasaran untuk mendukung pencapaian misi ini adalah sebagai berikut: 79

36 1. Sasaran pertama yaitu Meningkatnya produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan daerah, rata-rata tercapai sebesar 89.20%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.13 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 2 Meningkatnya produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan daerah No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Regulasi ketahanan pangan - Ada Ada Ada Ada Ketersediaan Pangan Utama % Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar : a. Padi sawah b. Padi gogo 4 Produksi tanaman pangan : a. Ubi jalar b. Talas c. Ubi Kayu Ton/ha Ton ,035 17, , ,297 10, , Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran pertama untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 4 (empat) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator regulasi ketahanan pangan pada tahun 2012 dari target 1 regulasi terealisasi sebesar 1 regulasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut masih sama dibanding dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 2) Capaian indikator ketersediaan pangan utama pada tahun 2012 dari target 70.17% terealisasi sebesar 64.36% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 91.72%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.07% menurun sebesar 2.35% menjadi 91.72% pada tahun Hal ini terjadi karena peningkatan produksi padi belum mampu mengimbangi pertambahan jumlah 80

37 penduduk Kabupaten Bogor yang tinggi, salah satunya disebabkan oleh terjadinya perpindahan penduduk dari daerah lain ke Kabupaten Bogor (Data tahun 2012, menurut angka sementara BPS sebanyak jiwa, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 4,763,209 jiwa). Ketersediaan bahan pangan pokok di masyarakat jika dibandingkan dengan tahun 2011 (66.02 %) telah tercapai 94.08%, hal ini disebabkan produksi padi menurun karena adanya penurunan luas tanam dan luas panen. Penurunan luas tanam dan panen disebabkan oleh adanya kemarau di tahun Nilai capaian kinerja regulasi ketahanan pangan diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 40 tahun 2011 tentang Intensifikasi Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan tahun ) Capaian indikator padi sawah pada tahun 2012 dari target Ton/ha terealisasi sebesar Ton/ha sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.24%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 96.43% meningkat sebesar 1.81% menjadi 98.24% pada tahun Indikator padi gogo tahun 2012 dari target Ton/ha terealisasi sebesar Ton/ha, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 91.09% kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 83.74% meningkat sebesar 7.35% menjadi 91.09% pada tahun Hal ini terjadi karena adanya pengembangan perbenihan/pembibitan padi seluas 18 ha (dengan produksi 45 ton), Pengendalian Hama Terpadu (PHT) padi (dengan sasaran pengendalian seluas 225 Ha), pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi seluas 225 ha, dan Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) berupa rehabilitasi jaringan di 42 Daerah Irigasi (DI). 4) Capaian indikator ubi jalar pada tahun 2012 dari target 62,035 Ton terealisasi sebesar 56,297 Ton sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.75%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja 81

38 tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 83.13% meningkat sebesar 7.62% menjadi 90.75% pada tahun Indikator talas tahun 2012 dari target 17,414 Ton terealisasi sebesar 10,987 Ton sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 63.09%. Indikator ubi kayu tahun 2012 dari target 277,893 Ton terealisasi sebesar 159,568 Ton sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 57.42%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 83.94% meningkat sebesar 0.48% menjadi 57.42% pada tahun Dalam mewujudkan sasaran Meningkatnya produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan daerah dicapai oleh 1 (satu OPD), yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan, dengan 4 (empat) Indikator Sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp15,898,047,000,- terealisasi sebesar Rp13,693,111,027,- atau capaiannya sebesar 86.13%,. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, yaitu: 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp15,812,723,000,- 2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp85,324,000,- 2. Sasaran kedua yaitu Berkembangnya agribisnis pertanian dan aquabisnis perikanan, rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan 1 Penanggulangan penyakit ternak dan ikan: Tabel 3.14 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 2 Berkembangnya agribisnis pertanian dan aquabisnis perikanan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) a. Rabies Dosis 2,000 2, ,000 3, b. Anthrax Dosis 10,000 10, ,000 10, c. Brucellosis Dosis

39 No Indikator Sasaran Satuan 2 Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) d. SE Dosis 4,000 4, ,500 2, e. AI Dosis 100, , , , f. Aeromonas Dosis 3,000 3, ,000 5, Pengawasan Kualitas PAH/HPAH di Lok.Usaha Produksi komoditas unggulan 3 Produksi komoditas unggulan: lokasi a. Pisang Ton 24, , ,703 20, b. Nanas Ton , ,021 6, c. Manggis Ton 3, , ,917 5, d. Tanaman hias potong Tangkai 2,457, ,294, ,506,674 4,178, e. Tanaman hias pohon Pohon 288, , , , f. Kopi (bahan mentah) Ton 7, , ,643 9, g. Karet (bahan mentah) Ton 2, , ,628 3, h. Jamur kayu Kg 805,290 1,060, ,345 1,575, i. Pala (bahan mentah) Ton 739 1, , j. Cengkeh (bahan mentah) Ton Sentra agribisnis komoditi unggulan Lokasi Produksi Daging Kg 4,644,713 7,315, ,354, ,886, Produksi Telur Kg 406, , ,979,334 44,115, Produksi Susu Liter 54, , ,281,189 11,422, Konsumsi Protein Hewani Asal Ternak gr/kap/hr Produksi perikanan 9 (dibandingkan dengan % target daerah) Konsumsi ikan 10 (dibandingkan dengan % target daerah) 11 Produksi ikan konsumsi Ton 19, , ,416 74, Konsumsi ikan kg/kap/th , Produksi perikanan kelompok % Produksi Ikan Hias RE 42, , , , Produksi Benih Ikan RE 442, , ,907,395 2,053, Rehabilitasi hutan dan lahan kritis % Kerusakan kawasan hutan % Sentra Budidaya Peternakan lokasi

40 No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 19 Sentra Budidaya Perikanan lokasi Fasilitasi Usaha Perikanan Orang Fasilitasi Usaha Peternakan Orang Kontribusi sektor pertanian 22 (total) terhadap PDRB % berlaku Kontribusi sektor pertanian 23 (total) terhadap PDRB % konstan Kontribusi sektor 24 perkebunan/tanaman keras terhadap PDRB harga berlaku berlaku % Kontribusi sektor 25 perkebunan/tanaman keras terhadap PDRB harga konstan % Kontribusi sektor 26 kehutanan terhadap PDRB harga berlaku % Kontribusi sektor 27 kehutanan terhadap PDRB % harga konstan 28 Kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan) terhadap PDRB % harga berlaku 29 Kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan) terhadap PDRB % harga konstan 30 Kontribusi Produksi kelompok petani (tanaman bahan makanan) terhadap % PDRB harga berlaku 31 Kontribusi Produksi kelompok petani (tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga konstan % Cakupan Bina Wilayah Penyelenggaraan Penyuluhan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha (%) a. Pertanian b. Kehutanan c. Perikanan % Desa % Kecamatan % Kecamatan Cakupan Bina Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha (1) Kelompok Pemula a. Pertanian b. Kehutanan % Kelompok % Kelompok , , c. Perikanan %

41 Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian No Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Kelompok (2) Kelompok Lanjut a. Pertanian % Kelompok b. Kehutanan % Kelompok c. Perikanan (3) Kelompok Madya a. Pertanian b. Kehutanan c. Perikanan (4) Kelompok Utama a. Pertanian b. Kehutanan c. Perikanan % Kelompok % Kelompok % Kelompok % Kelompok % Kelompok % Kelompok % Kelompok 34 Cakupan Bina Kelompok Pelaku Utama & Pelaku Usaha a. Pertanian b. Kehutanan c. Perikanan Fasilitasi Peternakan Sentra Peternakan Usaha Budidaya % Kelompok % Kelompok % Kelompok , Orang Lokasi Fasilitasi Usaha Perikanan Orang Sentra Budidaya Perikanan Lokasi Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 38 (tiga puluh delapan) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator penanggulangan penyakit ternak dan ikan pada tahun 2012 sebesar %, kondisi tersebut masih sama dibanding dengan capaian tahun 85

42 2011 sebesar %. Hal ini terjadi karena penanggulangan penyakit ternak dan ikan terdiri dari 5 kasus penyakit, mengingat jumlah ternak dan ikan yang banyak dan terbatasnya pendanaan pemerintah maka pengendalian penyakit hewan dan ikan difokuskan pada daerah endemis dan potensial berjangkitnya penyakit menular hewan dan ikan terlaksana sesuai target yang ditetapkan. 2) Capaian indikator pengawasan kualitas PAH/HPAH di lokasi usaha produksi komoditas unggulan pada tahun 2012 dari target 42 lokasi terealisasi sebesar 42 lokasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut masih sama dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. Hal ini terjadi karena pengawasan kualitas PAH/HPAH difokuskan pada Pasar Tradisional/Pasar Modern dan lokasi usaha yang tersebar di Kabupaten Bogor terlaksana sesuai target yang ditetapkan. 3) Capaian indikator produksi komoditas unggulan pada tahun 2012 terealisasi sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan dibanding dengan capaian tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 3.92% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sentra agribisnis komoditi unggulan pada tahun 2012 dari target 17 lokasi terealisasi sebesar 18 lokasi, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 5.00% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena adanya pengembangan Agribisnis Pisang (sentra pengembangan pisang raja bulu kuning di Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor). 5) Capaian indikator produksi daging pada tahun 2012 dari target 106,354,589 kilogram terealisasi sebesar 104,886,896 kilogram sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.62%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 86

43 157.51% menurun sebesar 58.89% menjadi 98.62% pada tahun Hal ini terjadi karena: a) Terjadinya pengurangan kuota impor sapi potong oleh pemerintah dari 30-40% di tahun 2010 menjadi 17% di tahun b) Kebijakan daerah Jawa Timur yang melarang untuk menjual sapi bakalan ke luar daerah sehingga berkurangnya pasokan sapi untuk penggemukan. c) Embargo oleh Pemerintah Australia terhadap RPH (Rumah Potong Hewan) yang tidak/kurang memperhatikan aspek kesejahteraan hewan dalam proses penjagalan (salah satunya RPH Cibinong), sehingga Pemerintah Australia melarang pemotongan sapi Brahman Cross asal Australia di RPH Cibinong. 6) Capaian indikator produksi telur pada tahun 2012 dari target 43,979,334 kilogram terealisasi sebesar 44,115,071 kilogram sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun Walaupun secara capaian menurun namun secara produksi meningkat sebanyak 3%, produksi telur tersebut sebagian besar diperoleh dari produksi telur ayam ras. Kontribusi produksi telur dari ayam ras petelur mencapai 95.43% dari total produksi telur. 7) Capaian indikator Produksi susu pada tahun 2012 dari target 11,281,189 liter terealisasi sebesar 11,422,684 liter sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun Walaupun secara capaian menurun namun secara produksi meningkat sebanyak 2.00 % dari produksi susu Tahun Peningkatan produksi susu ini merupakan dampak dari meningkatnya animo masyarakat dalam beternak sapi perah seiring berkembangnya industri hilir pengolahan susu di Kabupaten Bogor. 87

44 8) Capaian indikator konsumsi protein hewani asal ternak pada tahun 2012 dari target 5.14 gr/kap/hr terealisasi sebesar 5.16 gr/kap/hr sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 32.94% menjadi % pada tahun Walaupun secara capaian menurun namun secara produksi meningkat hal ini terjadi karena penyediaan produksi yang diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten Bogor terhadap produk hasil peternakan, sehingga peningkatan konsumsi protein hewani masyarakat Kabupaten Bogor pada tahun 2012 menjadi 5.16 gr/kapita/hari meningkat dari capaian konsumsi pada tahun 2011 atau % dari target konsumsi protein hewani yang ditetapkan sebesar 5.14 gr/kp/hr. 9) Capaian indikator produksi perikanan (dibandingkan dengan target daerah) pada tahun 2012 dari target 98.11% terealisasi sebesar 99.25% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.99% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator konsumsi ikan (dibandingkan dengan target daerah) pada tahun 2012 dari target 99.60% terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.72% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator produksi ikan konsumsi pada tahun 2012 dari target 73,416 Ton terealisasi sebesar 74,962 Ton sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % 88

45 menurun sebesar 4.05% menjadi % pada tahun Produksi ikan konsumsi pada Tahun 2012 banyak dipenuhi dari komoditas ikan lele yang mencapai 63.68%. Kontribusi terbesar setelah ikan lele adalah dari ikan mas dan nila masing-masing sebesar 14.37% dan 8.98% terhadap produksi ikan konsumsi. Produksi tersebut diperoleh karena banyaknya pembudidaya ikan lele di Kabupaten Bogor. 12) Capaian indikator konsumsi ikan pada tahun 2012 dari target 22,79 kr/kap/th terealisasi sebesar kr/kap/th sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 31.17% menjadi % pada tahun Walaupun terjadi penurunan pencapaian kinerja, secara produksi terjadi peningkatan, dari segi penyediaan produksi ikan konsumsi khususnya ikan lele, Kabupaten Bogor dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan. Hal ini terkait dengan ditetapkannya Kabupaten Bogor sebagai salah satu lokasi program pengembangan kawasan minapolitan sesuai Keputusan Bupati Bogor Nomor /227/Kpts/Huk/2010 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bogor. Penyediaan produksi yang diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat serta gencarnya promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Bogor terhadap produk hasil perikanan pada tahun 2012 menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi daging ikan mencapai 1.13 kg/tahun (meningkat dari kg/kap/tahun pada Tahun 2011 menjadi kg/kap/tahun pada Tahun 2012); atau % dari target yang ditetapkan sebesar kg/tahun. 13) Capaian indikator produksi perikanan kelompok pada tahun 2012 dari target 98.11% terealisasi sebesar 99.25% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan 89

46 capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.99% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator produksi ikan hias pada tahun 2012 dari target 185,273 RE terealisasi sebesar 187,552 RE sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 4.03% menjadi % pada tahun Walaupun terjadi penurunan pencapaian kinerja, secara produksi terjadi peningkatan sebesar 19.75%, peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan peningkatan infrastruktur pendukung pemasaran ikan hias. 15) Capaian indikator produksi benih ikan pada tahun 2012 dari target 1,907,395 RE terealisasi sebesar 2,053,081 RE sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 4.11% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena komoditas benih ikan lele dan bawal sebesar %. 16) Capaian indikator rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada tahun 2012 dari target 6.72% terealisasi sebesar 7.83% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 64.60% meningkat sebesar 51.91% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kerusakan kawasan hutan pada tahun 2012 dari target 20.00% terealisasi sebesar 15.83% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 17.46% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sentra budidaya peternakan pada tahun 2012 dari target 7 lokasi terealisasi sebesar 7 lokasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, 90

47 kondisi tersebut masih sama dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 19) Capaian indikator sentra budidaya perikanan pada tahun 2012 dari target 5 lokasi terealisasi sebesar 5 lokasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 60.00% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator fasilitasi usaha perikanan pada tahun 2012 dari target 110 orang terealisasi sebesar 110 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator fasilitasi usaha peternakan pada tahun 2012 dari target 110 orang terealisasi sebesar 110 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 40.00% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB berlaku pada tahun 2012 dari target 4.28% terealisasi sebesar 3.74% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 87.38%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.91% menurun sebesar 7.53% menjadi 87.38% pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor pertanian (total) terhadap PDRB konstan pada tahun 2012 dari target 5.00% terealisasi sebesar 4.40% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 87.93%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 93.86% menurun sebesar 5.93% menjadi 87.93% pada tahun

48 24) Capaian indikator kontribusi sektor perkebunan/tanaman keras terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 0.38% terealisasi sebesar 0.33% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 86.84%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.03% menurun sebesar 8.19% menjadi 86.84% pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor perkebunan/tanaman keras terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 0.46% terealisasi sebesar 0.42% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 91.30%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 96.01% menurun sebesar 4.71% menjadi 91.30% pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 0.01% terealisasi sebesar 0.01% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut masih sama dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 27) Capaian indikator kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 0.416% terealisasi sebesar 0.01% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 2.40%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 97.60% menjadi 2.40% pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 2.38% terealisasi sebesar 2.08% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 87.39%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.00% menurun sebesar 7.61% menjadi 87.39% pada tahun

49 29) Capaian indikator kontribusi sektor pertanian (palawija/tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 2.68% terealisasi sebesar 2.22% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 82.84%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 93.46% menurun sebesar 10.62% menjadi 82.84% pada tahun ) Capaian indikator kontribusi produksi kelompok petani (tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 2.38% terealisasi sebesar 2.08% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 87.39%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.00% menurun sebesar 7.61% menjadi 87.39% pada tahun ) Capaian indikator kontribusi produksi kelompok petani (tanaman bahan makanan) terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 2.68% terealisasi sebesar 2.22% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 82.84%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 90.67% menurun sebesar 7.83% menjadi 82.84% pada tahun ) Capaian indikator cakupan bina wilayah penyelenggaraan penyuluhan pelaku utama dan pelaku usaha (%) pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dimana persentase capaian pada tahun 2011 sebesar 96.64% meningkat sebesar 15.19% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator cakupan bina penguatan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha: a. kelompok pemula pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar 97.73%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan 93

50 capaian tahun 2011, dimana persentase capaian pada tahun 2011 sebesar 97.05% meningkat sebesar 0.68% menjadi 97.73% pada tahun 2012, b. kelompok lanjut pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar 98.36%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dimana persentase capaian pada tahun 2011 sebesar 99.99% menurun sebesar 1.63% menjadi 98.36% pada tahun 2012, c. kelompok madya pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dimana persentase capaian pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.39% menjadi % pada tahun d. kelompok utama pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar % 34) Capaian indikator cakupan bina kelompok pelaku utama dan pelaku usaha (%) pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dimana persentase capaian pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 12.35% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator fasilitasi usaha peternakan pada tahun 2012 dari target 110 orang terealisasi sebesar 110 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. 36) Capaian indikator sentra budidaya peternakan pada tahun 2012 dari target 7 lokasi terealisasi sebesar 7 lokasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. 37) Capaian indikator fasilitasi usaha peternakan pada tahun 2012 dari target 110 orang terealisasi sebesar 110 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. 38) Capaian indikator sentra budidaya peternakan pada tahun 2012 dari target 7 lokasi terealisasi sebesar 7 lokasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. 94

51 Dalam mewujudkan sasaran kedua dicapai oleh 2 (dua) OPD, yaitu Dinas Peternakan dan Perikanan serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K), dengan 38 (tiga puluh delapan) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp38,170,776,000,- terealisasi sebesar Rp34,044,114,456,- atau capaiannya sebesar 89.19%. Sasaran ini dicapai dengan 13 program, yaitu: 1. Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp15,812,723,000,- 2. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp2,208,060,000,- 3. Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp85,324,000,- 4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp243,685,000,- 5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dengan anggaran sebesar Rp3,891,792,000,- 6. Program Pengembangan Budidaya Perikanan, dengan anggaran sebesar Rp6,284,915,000,- 7. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan, dengan anggaran sebesar Rp525,990,000,- 8. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, dengan anggaran sebesar Rp344,088,000,- 9. Program Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit Ternak, dengan anggaran sebesar Rp2,561,724,000,- 10. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan anggaran sebesar Rp1,029,874,000,- 11. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan anggaran sebesar Rp935,325,000,- 95

52 12. Program Penerapan Teknolog Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan anggaran sebesar Rp864,060,000,- 13. Program Peningkatan Produksi Hasil Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan anggaran sebesar Rp580,856,000,- 3. Sasaran ketiga yaitu Meningkatnya Aksesibilitas Wilayah Pedesaan, rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan 1 Rumah tangga pengguna air bersih Tabel 3.15 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 2 Meningkatnya Aksesibilitas Wilayah Pedesaan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) % Betonisasi jalan lingkungan % Rasio rumah layak huni % Rumah layak huni % Rasio pemukiman layak huni % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketiga untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 5 (lima) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator rumah tangga pengguna air bersih, pada tahun 2012 dari target 42.58%, terealisasi sebesar 67.75% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 57.11% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator betonisasi jalan lingkungan, pada tahun 2012 dari target 77.34% terealisasi 77.34%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi 96

53 tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 3) Capaian indikator rasio rumah layak huni, pada tahun 2012 dari target 0.18%, terealisasi sebesar 0.19% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 5.56% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rumah layak huni, pada tahun 2012 dari target 98.07%, terealisasi sebesar 98.14% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.07% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio pemukiman layak huni, pada tahun 2012 dari target 0.94%, terealisasi sebesar 0.90% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 95.74%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.28% meningkat sebesar 1.46% menjadi 96.44% pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ketiga dicapai oleh 2 (dua) OPD, yaitu: 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dengan 1 (Satu) indikator sasaran. 2. Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman, dengan 4 (Empat) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp18,082,483,000,- terealisasi sebesar Rp17,428,928,105,- atau capaiannya sebesar 96.40%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, yaitu: 1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp17,053,739,000,-. 2. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp1,028,744,000,-. 97

54 4. Sasaran keempat yaitu Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal, ratarata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.16 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 2 Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Persentase koperasi aktif % Usaha Mikro dan Kecil % Jumlah BPR/PDPK/LPK milik pemerintah Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Unit Unit 9,350 10, ,750 11, Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keempat untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 4 (empat) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator persentase koperasi aktif pada tahun 2012 dari target 60.43% terealisasi sebesar 66.33% sehingga pencapaian kinerja sebesar % kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.61% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator usaha mikro dan kecil pada tahun 2012 dari target 85.93% terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerja sebesar % kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 8.07% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena hasil pembinaan UMKM yang mencapai angka unit usaha. 98

55 3) Capaian indikator jumlah BPR/PDPK/LPK milik pemerintah pada tahun 2012 dari target 19 unit terealisasi sebesar 19 unit sehingga pencapaian kinerja sebesar % kondisi tersebut masih sama dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 4) Capaian indikator jumlah UKM non BPR/LKM UKM pada tahun 2012 dari target 10,750 unit terealisasi sebesar 11,216 unit sehingga pencapaian kinerja sebesar % kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 2.62% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran keempat dicapai oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan dengan 4 (empat) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp3,464,000,000,- terealisasi sebesar Rp3,305,472,150,- atau capaiannya sebesar 95.42%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, yaitu: 1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, dengan anggaran sebesar Rp500,000,000,- 2. Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, dengan anggaran sebesar Rp675,000,000,- 3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, dengan anggaran sebesar Rp600,000,000,- 4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan anggaran sebesar Rp1,689,000,000,- 5. Sasaran kelima yaitu Meningkatnya jumlah dan kemandirian industri kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal, tercapai sebesar 88.87%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 99

56 Tabel 3.17 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 2 Meningkatnya jumlah dan kemandirian industri kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal No Indikator Sasaran Satuan Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB harga berlaku Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB harga konstan Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri harga berlaku Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri harga konstan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) % % % % Pertumbuhan Industri % Cakupan bina kelompok pengrajin % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kelima untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 6 (enam) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kontribusi sektor industri terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 57.00% terealisasi sebesar 59.59% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 3.18% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor industri terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 60.49% terealisasi sebesar 60.97% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.86% menjadi % pada tahun

57 3) Capaian indikator kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri harga berlaku pada tahun 2012 dari target 11.40% terealisasi sebesar 11.92% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 97.87% meningkat sebesar 6.69% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri harga konstan pada tahun 2012 dari target 12.10% terealisasi sebesar 12.19% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.74 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator pertumbuhan industri pada tahun 2012 dari target 17.98% terealisasi sebesar 3.57% sehingga pencapaian kinerja sebesar 19.86%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 35.27% menurun sebesar 15.41% menjadi 19.86% pada tahun ) Capaian indikator cakupan bina kelompok pengrajin pada tahun 2012 dari target 87.38% terealisasi sebesar 89.74% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 11.19% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kelima dicapai oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp2,974,310,000,- terealisasi sebesar Rp2,699,728,791,- atau capaiannya sebesar 90.77%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, yaitu: 101

58 1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, dengan anggaran sebesar Rp1,590,000,000,- 2. Program Penataan Struktur Industri, dengan anggaran sebesar Rp75,000,000,- 3. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi, dengan anggaran sebesar Rp75,000,000,- 6. Sasaran keenam yaitu Meningkatnya nilai dan volume produk ekspor, tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.18 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 2 Meningkatnya nilai dan volume produk ekspor No Indikator Sasaran Satuan 1 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB harga berlaku 2 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB harga konstan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) % % Ekspor bersih perdagangan US$ 495,000, ,660, ,000, ,706, Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal % Rata-rata Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sasaran keenam untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 4 (empat) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 16.21% terealisasi sebesar 16.19% sehingga pencapaian kinerja sebesar 99.88%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 1.14% menjadi 99.88% pada tahun

59 2) Capaian indikator kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 13.93% terealisasi sebesar 14.36% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.43% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator ekspor bersih perdagangan pada tahun 2012 dari target 550,000, US$ terealisasi sebesar 828,706, US$ sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal pada tahun 2012 dari target 49.86% terealisasi sebesar 39.07% sehingga pencapaian kinerja sebesar 78.36%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi 78.36% pada tahun Dalam mewujudkan sasaran keenam dicapai oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan dengan 4 (empat) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp58,659,308,000,- terealisasi sebesar Rp50,288,570,401,- atau capaiannya sebesar 90.00%. Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, yaitu: 1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, dengan anggaran sebesar Rp57,057,500,000,- 2. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, dengan anggaran sebesar Rp315,000,000,- 3. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, sebesar Rp1,286,808,000,- 103

60 7. Sasaran ketujuh yaitu Berkembangnya pariwisata andalan di Kabupaten Bogor disertai dengan meningkatnya kunjungan wisatawan tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.19 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 2 Berkembangnya pariwisata andalan di Kabupaten Bogor disertai dengan meningkatnya kunjungan wisatawan No Indikator Sasaran Satuan 1 Kunjungan wisata Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) orang 2,927,000 4,230, ,129,000 4,696, Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB harga berlaku % Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB harga konstan % Jumlah gedung kesenian Jenis, kelas, dan jumlah restoran Restoran Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel Buah Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketujuh untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 6 (enam) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kunjungan wisata pada tahun 2012 dari target 3,129,000 orang terealisasi sebesar 4,696,627 orang sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 5.57% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena: a) Adanya pembinaan yang dilakukan terhadap pelaku usaha pariwisata. b) Adanya pelatihan terhadap SDM pelaku usaha sebanyak 200 orang. 104

61 c) Pengelolaan dan pemeliharaan objek wisata terhadap objek wisata, di antaranya lingkungan Gunung Salak Endah dan Riung Gunung. d) Adanya event tahun kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2011 (Visit Bogor 2011). e) Road Show di daerah pasar wisatawan, di antaranya di Jakarta. 2) Capaian indikator kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 3.08% terealisasi sebesar 3.15% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB harga konstan pada tahun 2012 dari target 3.20% terealisasi sebesar 3.14% sehingga pencapaian kinerja sebesar 98.13%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi 98.13% pada tahun ) Capaian indikator jumlah gedung kesenian pada tahun 2012 dari target 1 unit terealisasi sebesar 1 unit sehingga pencapaian kinerja sebesar %. 5) Capaian indikator jenis, kelas, dan jumlah restoran pada tahun 2012 dari target 132 restoran terealisasi sebesar 175 restoran sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.52% menjadi % pada tahun Walaupun secara pencapaian menurun namun secara target dan realisasi tahun 2012 mengalami kenaikan hal ini terjadi karena adanya event Tahun Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2011 (visit Bogor 2011) dan Road Show di daerah pasar wisatawan, diantaranya di Jakarta. 105

62 6) Capaian indikator jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel pada tahun 2012 dari target 190 buah terealisasi sebesar 200 buah sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 2.85% menjadi % pada tahun Walaupun secara pencapaian menurun namun secara target dan realisasi tahun 2012 mengalami kenaikan hal ini terjadi karena adanya pelatihan terhadap SDM pelaku usaha penginapan/hotel. Dalam mewujudkan sasaran ketujuh dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp3,595,000,000,- terealisasi sebesar Rp3,122,399,450,- atau capaiannya sebesar 86.86%. Sasaran ini dicapai dengan 3 program, yaitu: 1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, dengan anggaran sebesar Rp1,715,000,000,- 2. Program Pengembangan Kemitraan, dengan anggaran sebesar Rp450,000,000,- 3. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan anggaran sebesar Rp1,430,000,000,- 8. Sasaran kedelapan yaitu Meningkatnya pertumbuhan investasi tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.20 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 2 Meningkatnya pertumbuhan investasi No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Kenaikan / penurunan Nilai % Realisasi PMDN 2 Pameran/expo Kali Jumlah investor berskala Perusahaan ,763 2, nasional (PMDN/PMA) a Jumlah PMA Perusahaan

63 No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) b Jumlah PMDN Perusahaan ,714 9,047 4 Jumlah nilai investasi Rp ,774, ,523,358, 6,250, berskala nasional (PMDN/PMA) ,534, ,058,806,384 5 Rasio daya serap tenaga % kerja 6 Jenis perizinan Jenis Jumlah Perda yang mendukung iklim investasi 8 Lama proses perizinan/lama perizinan Izin IPPT/Peruntukan Penggunaan Tanah Izin IMB/Mendirikan Bangunan Izin HO/Gangguan Dokumen Perda Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Izin SITU Izin IUK/Usaha Kepariwisataan Izin IUJK/Usaha Jasa Kontruksi Izin IPR/Pemasangan Reklame Izin IPAL/Pembuangan Air limbah Izin IPPI/Persetujuan Prinsip Industri Izin IUI/Usaha Industri Izin TDI/Tanda Daftar Industri Izin TDP/ Tanda Daftar Perusahaan Izin TDG Izin IPPI/Perluasan Industri Izin PPKI/ Persetujuan Prinsip Kawasan Industri Izin IUKI/Usaha kaw. Industri Izin IPKI/Perluasan Kaw. Industri Izin IUPPABT Izin IPABT Izin pengambilan Air Bwh Tanah Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja

64 No Indikator Sasaran Satuan Izin IPABT Izin pengeboran Air Bwh Tanah Izin SIUP Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Hari Kerja Hari Kerja Izin IMTA Izin Salon Type C dan D Izin Usaha RPH Izin Usaha Peternakan Izin Usaha Perikanan Izin DAMIJA Izin DAMAJA Izin DAWASJA Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Hari Kerja Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedelapan untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 8 (delapan) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN pada tahun 2012 dari target 3,129,000 orang terealisasi sebesar 4,696,627 orang sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 5.57% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator pameran/expo pada tahun 2012 dari target 4 kali terealisasi sebesar 4 kali sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut masih sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 108

65 3) Capaian indikator jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) pada tahun 2012 dari target 111 perusahaan terealisasi sebesar 2,763 perusahaan sehingga pencapaian kinerja sebesar 2,489.19%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 92.27% meningkat sebesar 2,396.47% menjadi 2,489.19% pada tahun Hal ini terjadi karena lebih banyak investor dalam negeri yang berinvestasi di Kabupaten Bogor yang berskala nasional dikarenakan Kabupaten Bogor sebagai penyangga ibukota serta banyaknya usaha mikro menengah yang potensial di wilayah Kabupaten Bogor. 4) Capaian indikator jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) pada tahun 2012 dari target Rp3,523,358,288,058,- terealisasi sebesar Rp6,250,108,806,384,- sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 91.51% meningkat sebesar 85.88% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena adanya penambahan nilai investasi disektor dalam negeri. 5) Capaian indikator rasio daya serap tenaga kerja pada tahun 2012 dari target 60.21% terealisasi sebesar 31.62% sehingga pencapaian kinerja sebesar 52.52%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 48.48% menjadi 52.52% pada tahun Hal ini terjadi karena adanya tidak banyaknya investasi asing yang berinvestasi di Kabupaten Bogor. 6) Capaian indikator jenis perizinan pada tahun 2012 dari target 50 jenis terealisasi sebesar 45 jenis sehingga pencapaian kinerja sebesar 90.00%. Hal ini terjadi karena masih adanya izin yang belum ditangani oleh Badan Perizinan Terpadu, yang masih dikelola oleh OPD bersangkutan. 109

66 7) Capaian indikator jumlah perda yang mendukung iklim investasi pada tahun 2012 dari target 79 dokumen perda terealisasi sebesar 79 dokumen perda sehingga pencapaian kinerja sebesar %. 8) Capaian indikator lama proses perizinan/lama perizinan pada tahun 2012 pencapaian kinerja sasarannya sebesar %. Hal ini dikarenakan dari semua waktu penyelesaian proses perzinan yang ditargetkan semuanya terealisasi sesuai dengan target. Dalam mewujudkan sasaran kedelapan dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Perizinan Terpadu, dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp6,945,000,000,- terealisasi sebesar Rp6,614,241,011,- atau capaiannya sebesar 95.24%. Sasaran ini dicapai dengan 5 (lima) program, yaitu: 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan anggaran sebesar Rp675,000,000,- 2. Program Perumusan Kebijakan Penanaman Modal dan Perizinan, dengan anggaran sebesar Rp330,000,000,- 3. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan anggaran sebesar Rp500,000,000,- 4. Program Pengembangan Pelayanan Perizinan, dengan anggaran sebesar Rp790,000,000,- 5. Program Pelayanan Perizinan, dengan anggaran sebesar Rp4,650,000,000,- 9. Sasaran kesembilan yaitu Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja, tercapai sebesar 82.35%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 110

67 Tabel 3.21 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 2 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Angka partisipasi angkatan kerja % Tingkat partisipasi angkatan % kerja 3 Tingkat pengangguran terbuka % 14, Jumlah pencari kerja yang Orang terampil 5 Pencari kerja yang ditempatkan Orang 400 2, , Rasio penduduk yang bekerja Rasio Jumlah pelopor pencipta Orang lapangan kerja 8 Jumlah tenaga kerja yang Orang terserap dalam program padat karya 9 Angka sengketa pengusahapekerja Kasus per tahun 10 Keselamatan dan perlindungan: a. Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan b. Pemberian perlindungan Perusahaan hukum dan Jamsostek c. Perlindungan pekerja anak Orang d. Perlindungan pekerja malam wanita e. Pengawasan Perlindungan Perusahaan dan penegakan hukum terhadap hak normatif pegawai 11 Terwujudnya sistem pengupahan Dokumen yang memadai 12 Fasilitasi Lembaga Kerjasama Rekomendasi Tripartit 13 Sertifikasi tenaga operator di Orang perusahaan Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesembilan untuk mewujudkan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 13 (tiga belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator angka partisipasi angkatan kerja pada tahun 2012 dari target 61.74% terealisasi sebesar 62.72% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian 111

68 kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 96.75% meningkat sebesar 4.84% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2012 dari target 61.74% terealisasi sebesar 63.28% sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 96.75% meningkat sebesar 5.74% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2012 dari target 14.50% terealisasi sebesar 8.59% sehingga pencapaian kinerja sebesar 59.24%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 58.59% meningkat sebesar 0.65% menjadi 59.24% pada tahun ) Capaian indikator jumlah pencari kerja yang terampil pada tahun 2012 dari target 520 orang terealisasi sebesar 260 orang sehingga pencapaian kinerja sebesar 50.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 50.00% menjadi 50.00% pada tahun ) Capaian indikator jumlah pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2012 dari target 400 orang terealisasi sebesar 1200 orang sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar 91.41sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 1.44% menjadi % pada tahun

69 7) Capaian indikator jumlah pelopor pencipta lapangan kerja pada tahun 2012 tidak dilaksanakan. 8) Capaian indikator jumlah tenaga kerja yang terserap dalam program padat karya pada tahun 2012 tidak dilaksanakan. 9) Capaian indikator angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun pada tahun 2012 dari target 110 kasus terealisasi sebesar 179 kasus sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.36% menjadi % pada tahun ) Capaian keselamatan dan perlindungan pada tahun 2012 terdiri dari: a. Indikator panitia keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, dari target yang ditentukan tidak tercapai seluruhnya karena Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak mengadakan kegiatan yang mendukung indikator panitia keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. b. Indikator pemberian perlindungan hukum dan Jamsostek, target 200 perusahaan terealisasi sebesar 300 perusahaan sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 50.00% menjadi % pada tahun c. Indikator pemberian perlindungan hukum dan Jamsostek, target 100 orang tidak terealisasi seluruhnya karena Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak mengadakan kegiatan yang mendukung indikator Pemberian perlindungan hukum dan Jamsostek. d. Indikator perlindungan pekerja malam wanita pada tahun 2012 dari target 60 orang terealisasi sebesar 50 orang sehingga pencapaian kinerja sebesar 83.33%. 113

70 e. Indikator pengawasan perlindungan dan penegakan hukum terhadap hak normatif pegawai pada tahun 2012 dari target 570 perusahaan terealisasi sebesar 225 perusahaan sehingga pencapaian kinerja sebesar 39.47%. Hal ini terjadi karena anggaran dinas untuk kegiatan yang mendukung indikator Pengawasan Perlindungan dan penegakan hukum terhadap hak normatif pegawai tidak memadai. 11) Capaian indikator terwujudnya sistem pengupahan yang memadai pada tahun 2012 dari target 1 dokumen terealisasi sebesar 1 dokumen sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut masih sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 12) Capaian indikator fasilitasi lembaga kerjasama Tripartit pada tahun 2012 dari target 3 rekomendasi terealisasi sebesar 3 rekomendasi sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut masih sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % 13) Capaian indikator Sertifikasi tenaga operator di perusahaan pada tahun 2012 dari target 50 orang terealisasi sebesar 25 orang sehingga pencapaian kinerja sebesar 50.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 50.00% menjadi 50.00% pada tahun Hal ini terjadi karena anggaran dinas untuk kegiatan yang mendukung indikator sertifikasi tenaga operator di perusahaan tidak memadai Dalam mewujudkan sasaran kesembilan dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan 13 (tiga belas) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp2,303,441,000,- terealisasi sebesar 114

71 Rp2,257,203,238,- atau capaiannya sebesar 97.99%. Sasaran ini dicapai dengan 3 program, yaitu: 1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan anggaran sebesar Rp1,045,551,000,- 2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan anggaran sebesar Rp120,000,000,- 3. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan anggaran sebesar Rp1,137,890,000,- 10. Sasaran kesepuluh yaitu Tersalurkannya minat masyarakat untuk bertransmigrasi, tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.22 Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 pada Misi 2 Tersalurkannya minat masyarakat untuk bertransmigrasi Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Transmigran regional KK Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesepuluh untuk mewujudklan misi kedua diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 1 (satu) indikator sasaran, yaitu: Capaian indikator transmigrasi regional pada tahun 2012 dari target 50 KK terealisasi sebesar 55 KK sehingga pencapaian kinerja sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 71.43% meningkat sebesar 38.57% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena adanya penambahan peserta transmigrasi yaitu dari calon transmigran yang tahun sebelumnya tidak diberangkatkan karena adanya pengurangan kuota dari pihak 115

72 kementrian berdasarkan surat nomor 475.1/5068.trans perihal penempatan calon transmigran tahun Dalam mewujudkan sasaran kesepuluh dicapai oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan 1 (satu) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp605,873,000,- terealisasi sebesar Rp494,234,200,- atau capaiannya sebesar 81.57%. Sasaran ini dicapai dengan Program Transmigrasi Regional, dengan anggaran sebesar Rp605,873,000,-. Misi Ketiga: Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas Daerah yang Berkualitas dan Terintegrasi secara Berkelanjutan Misi ketiga dicapai dengan 9 (sembilan) sasaran, yaitu: 1. Meningkatnya infrastruktur wilayah yang berkualitas dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa; 2. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi yang optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air dan pendayagunaan sumber daya air; 3. Meningkatnya infrastruktur jalan dan jembatan; 4. Meningkatnya pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan; 5. Meningkatnya sarana dan prasana pemukiman; 6. Meningkatnya perencanaan kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan ruang; 7. Meningkatnya kepastian hukum pemilikan tanah masyarakat; 8. Meningkatnya pengendalian pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah; 9. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. 116

73 Rata-rata pencapaian sasaran pada Misi 3 (tiga) sebesar 96.40%, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian per sasaran untuk mendukung pencapaian misi ini adalah sebagai berikut: 1. Sasaran pertama yaitu Meningkatnya insfrastruktur wilayah yang berkualitas dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa rata-rata tercapai sebesar 92.64%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.23 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 3 Meningkatnya insfrastruktur wilayah yang berkualitas dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang, dan jasa No Indikator Sasaran Satuan 1 2 Jumlah pelabuhan laut/ udara/ terminal bis Jumlah arus penumpang angkutan umum Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) Terminal Penumpang 4,109,078 3,908, ,955,388 4,537, Rasio izin trayek Angkutan darat % Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang melalui demaga/bandara/terminal pertahun Orang Orang 2,974 3, ,569 7, Jumlah uji KIR angkutan umum Kend 18,122 18, ,192 17, Kepemilikan KIR angkutan umum % Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Menit Rupiah 75,000 75, ,000 35, Pemasangan rambu-rambu % Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik % % Panjang jalan dilalui roda Jalan penghubung dari ibukota ke kecamatan kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) % Rata-rata

74 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesatu untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 16 (enam belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis pada tahun 2012 dari target 8 terminal, terealisasi sebanyak 6 terminal sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 75.00%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 71.43% meningkat sebesar 3.57% menjadi 75.00% pada tahun Hal ini terjadi karena rencana terminal parung luas lahan yang dibebaskan terealisasi seluas m 2 atau 58.00% dan untuk rencana terminal tenjo 0 m 2 untuk atau 0%. Pada rencana pengadaan tanah untuk terminal tenjo tidak dapat dilaksanakan disebabkan perencanaan anggaran dilaksanakan pada anggaran perubahan tahun 2012, sehingga tidak cukup waktu untuk dilaksanakan pembebasan lahan sampai akhir tahun anggaran Namun Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah melaksanakan studi kelayakan terminal di Kecamatan Tenjo dengan sebanyak 1 dokumen. realisasi 2) Capaian indikator jumlah arus penumpang angkutan umum, pada tahun 2012 dari target 4,955,388 penumpang, terealisasi sebesar 4,537,202 penumpang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 92.18%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.13% menurun sebesar 2.95% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena menurunnya penumpang angkutan yang masuk dan keluar Kabupaten Bogor karena meningkatnya kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor. 3) Capaian indikator rasio izin trayek, pada tahun 2012 dari target , terealisasi sebesar 0,00015, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 60.72%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun 118

75 sebesar 40.48% menjadi 60.72% pada tahun Hal ini terjadi karena target izin trayek untuk angkutan umum telah terelisasi seluruhnya untuk sisanya berupa angkutan umum yang masih berplat hitam belum seluruhnya dapat beralih status dikarenakan kendala dari biaya dan persyaratan perizinan progres tahun 2013 jumlah kendaraan. 4) Capaian indikator rasio angkutan darat, pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar 0.005, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.53% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, pada tahun 2012 dari target , terealisasi sebesar , sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 54.21%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 45.79% menjadi 54.21% pada tahun Hal ini terjadi karena tidak sebandingnya pertumbuhan panjang jalan (jalan kabupaten) dengan tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan. 6) Capaian indikator jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum pada tahun 2012 dari target 11,565 orang, terealisasi sebesar 16,587 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 9.06% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah orang/barang melalui demaga/bandara/terminal pertahun pada tahun 2012 dari target 3,569 orang, terealisasi sebesar 7,281 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada 119

76 tahun Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah orang yang masuk terminal karena telah dibangun terminal baru yaitu Terminal Jasinga dan meningkatnya pelayanan terminal. 8) Capaian jumlah uji KIR angkutan umum, pada tahun 2012 dari target 18,192 kendaraan terealisasi sebesar 17,897 kendaraan, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.38%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 5.12% menjadi 98.38% pada tahun Hal ini terjadi karena mutasi kendaraan keluar daerah, adanya kendaraan yang melakukan uji kendaraan di daerah lain dan tidak bisa beroperasi di jalan, dan kendaraan yang tidak layak berdasarkan umur teknis serta tidak bisa beroperasi di jalan. 9) Capaian kepemilikan KIR angkutan umum, pada tahun 2012 dari target 30.00% terealisasi sebesar 29.77%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.80%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 19.21% menjadi 98.80% pada tahun Hal ini terjadi karena menurunnya kesadaraan kendaraan angkutan untuk melaksananakan KIR/Uji Berkala. 10) Capaian indikator lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR), pada tahun 2012 dari target 10 menit terealisasi sebesar 10 menit, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 11) Capaian indikator biaya pengujian kelayakan angkutan umum, pada tahun 2012 dari target 75,000 rupiah/kendaraan terealisasi sebesar 35,000 rupiah/kendaraan, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 46.67%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 53.33% menjadi 120

77 46.67% pada tahun Hal ini terjadi karena adanya perubahan peraturan daeah tentang retribusi jasa usaha. 12) Capaian indikator pemasangan rambu-rambu pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar 0.025%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 13) Capaian indikator panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik, pada tahun 2012 dari target 82.99% terealisasi sebesar 82.88%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.14% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, pada tahun 2012 dari target 0.83% terealisasi sebesar 0.83%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.14% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator panjang jalan dilalui roda 4, pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar , sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 98.51% meningkat sebesar 5.87% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kesatu dicapai oleh 2 (dua) OPD, yaitu: 1. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor, dengan 4 (empat) indikator sasaran; 2. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dengan 12 (dua belas) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp480,274,070,000,- terealisasi sebesar Rp368,809,305,175,- atau capaiannya sebesar 76.79%. Sasaran ini dicapai dengan 8 (delapan) program, yaitu: 121

78 1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, dengan anggaran sebesar Rp2,335,385,000,- 2. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, dengan anggaran sebesar Rp24,464,113,000,- 3. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan anggaran sebesar Rp4,297,093,000,- 4. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan anggaran sebesar Rp367,789,341,000,- 5. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jalan, dengan anggaran sebesar Rp74,064,365,000,- 6. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan, dengan anggaran sebesar Rp627,163,000,- 7. Program Pengembangan Sistem Informasi Data Base Jalan, dengan anggaran sebesar Rp1,085,870,000,- 8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan, dengan anggaran sebesar Rp5,610,740,000,- 2. Sasaran kedua yaitu Meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi yang optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air dan pendayagunaan sumber daya air rata-rata tercapai sebesar 88.15%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.24 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 3 Meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi yang optimal untuk mendukung upaya pemeliharaan hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian daya rusak air dan pendayagunaan sumber daya air No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Rasio jaringan irigasi % Luas Irigasi kabupaten dalam kondisi baik %

79 No Indikator Sasaran Satuan Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar Sempadan Jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran tidak tersumbat Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % % % % % Rumah tangga bersanitasi % Persentase rumah tangga bersanitasi % Kawasan Lindung % Rumah tangga pengguna air bersih Persentase penduduk berakses air minum % % Jumlah pelayanan air limbah Ritasi Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua untuk mewujudkan ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 13 (tiga belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator rasio jaringan irigasi pada tahun 2012 dari target 4.35, terealisasi sebesar 4.80, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 8.42% menjadi % pada tahun ) Capaian luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik, pada tahun 2012 dari target 60.73% terealisasi sebesar 60.73%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 123

80 3) Capaian sempadan sungai yang dipakai bangunan liar pada tahun 2012 dari target 3.01%, terealisasi sebesar 4.50%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 50.46%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 67.32% meningkat sebesar 16.87% menjadi 50.46% pada tahun Hal ini terjadi karena penanganan dan pendataan perlu koordinasi dengan instansi/opd lain. Hal ini terjadi karena semakin rendah realisasi maka menunjukan bahwa tingkat capaian kinerja semakin baik. Meskipun tingkat capaian kinerja tahun 2012 belum memenuhi target akan tetapi apabila dibandingkan dengan tingkat capaian kinerja tahun 2011 terdapat peningkatan. 4) Capaian indikator sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar pada tahun 2012 dari target 2.25% terealisasi sebesar 2.80%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 73.41%, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar 73.41%. 5) Capaian indikator panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) pada tahun 2012 dari target 29.38% terealisasi sebesar 20.99%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 71.44%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 75.45% menurun sebesar 4.01% menjadi 71.44% pada tahun Hal ini terjadi karena jalan-jalan yang ditangani tahun 2012 umumnya belum mencakup pembuatan trotoar dan/atau drainase karena lebar rumija tidak memenuhi syarat sehingga tidak memungkinkan untuk dibuatkan trotoar dan drainase/saluran pembuangan air. Selain itu pula dikarenakan keterbatasan anggaran yang ada sehingga tidak mencukupi untuk pembuatan trotoar dan saluran drainase. 6) Capaian indikator drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran tidak tersumbat pada tahun 2012 dari target 39.11%, terealisasi sebesar 38.00% 124

81 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 2.03% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota pada tahun 2012 dari target 0.83%, terealisasi sebesar 0.49% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 58.30%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 25.61% meningkat sebesar 32.69% menjadi 58.30% pada tahun Hal ini terjadi karena bertambahnya jumlah wilayah/titik bencana alam selama periode tahun 2012 sehingga mengurangi persentase capaian yang direncanakan. 8) Capaian indikator rumah tangga bersanitasi pada tahun 2012 dari target 32.71% terealisasi sebesar 32.71%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 71.44%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.87% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator persentase rumah tangga bersanitasi, pada tahun 2012 dari target 32.71% terealisasi sebesar 32.71%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 71.44%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.87% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kawasan lindung tidak terpenuhi baik dari target maupun realisasi, hal ini disebabkan oleh belum adanya kegiatan yang mampu menampung indikator tersebut. 11) Capaian indikator rumah tangga pengguna air bersih, pada tahun 2012 dari target 42.58%, terealisasi sebesar 67.75% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 58.30%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan 125

82 capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 57.11% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator penduduk berakses air minum, pada tahun 2012 dari target 42.58% terealisasi sebesar 42.56%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.95%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 88.05% menjadi 99.95% pada tahun Hal ini terjadi karena pesatnya kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor. 13) Capaian indikator jumlah pelayanan air limbah, pada tahun 2012 dari target 2,500 ritasi, terealisasi sebesar 3,000 ritasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 15.92% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedua dicapai oleh tiga 3 (tiga) OPD, yaitu: 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dengan 5 (lima) indikator sasaran; 2. Dinas Bina Marga dan Pengairan, dengan 7 (tujuh) indikator sasaran; 3. Dinas Pertanian dan Kehutanan, dengan 1 (satu) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 88.32%. Sasaran ini dicapai dengan 8 (delapan) program, yaitu: 1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp17,053,739,000,- 2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah, dengan anggaran sebesar Rp1,383,769,.000,- 3. Program Pengendalian Banjir, dengan anggaran sebesar Rp8,058,100,000,- 4. Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-Gorong, dengan anggaran sebesar Rp12,764,035,000,- 126

83 5. Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong, dengan anggaran sebesar Rp4,762,303,000,- 6. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi lainnya, Rawa dan Jaringan Pengairan, debgab anggaran sebesar Rp70,776,019,000,- 7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan anggaran sebesar Rp868,795,000,- 8. Program Pengembangan Sistem Informasi Data Base Jalan dan Jembatan, dengan anggaran sebesar Rp1,085,870,000,- 3. Sasaran ketiga yaitu Meningkatnya Infrastruktur Jalan dan Jembatan rata-rata tercapai sebesar 76.10%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan 1 2 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Tabel 3.25 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 3 Meningkatnya Infrastruktur Jalan dan Jembatan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % % Panjang jalan dilalui roda Jalan Penghubung dari ibukota ke kecamatan kawasan pemukiman penduduk % (minimal dilalui roda 4) Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketiga untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 4 (empat) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator rumah tangga bersanitasi pada tahun 2012 dari target 82.99% terealisasi sebesar 82.88%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian 127

84 kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.14% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik pada tahun 2012 dari target 0.83% terealisasi sebesar 0.83%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.14% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator panjang jalan dilalui roda 4 pada tahun 2012 dari target , terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 98.51% meningkat sebesar 5.87% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jalan penghubung dari ibukota ke kecamatan kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4) tidak terpenuhi baik dari target maupun realisasi, hal ini disebabkan oleh belum adanya kegiatan yang mampu menampung indikator tersebut. Dalam mewujudkan sasaran ketiga dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor, dengan 4 (empat) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 76,48%. Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, yaitu: 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan anggaran sebesar Rp367,789,341,000,- 2. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jalan, dengan anggaran sebesar Rp74,064,365,000,- 3. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan, dengan anggaran sebesar Rp627,163,000,- 128

85 4. Sasaran keempat yaitu Meningkatnya pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan rata-rata tercapai sebesar 99.40%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.26 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 3 Meningkatnya pengendalian pemanfaatan sumber daya alam dan berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan No Indikator Sasaran Satuan 1 2 Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB harga berlaku Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB harga konstan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % % Elevasi muka air tanah Mbmt <15 < <15 < Cakupan pemantauan lokasi rawan longsor Reklamasi luas lahan bekas tambang % Ha Pertambangan tanpa izin % Rasio ketersediaan daya listrik Rasio Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik % Rumah tangga pengguna listrik Jumlah kelompok pengguna energi baru dan energi terbarukan Jumlah izin usaha ketenagalistrikan IUKU/IUKS Peningkatan cakupan layanan PJU Kelom pok perusa haan % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keempat untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 12 (dua belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB harga berlaku pada tahun 2012 dari target 1.25%, terealisasi sebesar 1.42% sehingga pencapaian kinerjanya 129

86 sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 13.60% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB harga konstan, pada tahun 2012 dari target 1.11% terealisasi sebesar 1.07%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.40%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 3.60% menjadi 96.40% pada tahun ) Capaian indikator elevasi muka air tanah, pada tahun 2012 dari target 15 Mbmt terealisasi sebesar 15 Mbmt, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 4) Capaian indikator cakupan pemantauan lokasi rawan longsor, pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 5) Capaian indikator reklamasi luas lahan bekas tambang pada tahun 2012 dari target 50 Ha terealisasi sebesar Ha, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 96.46% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator pertambangan tanpa izin pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 7) Capaian indikator rasio ketersediaan daya listrik pada tahun 2012 dari target 0.50, terealisasi sebesar 0.58 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja 130

87 tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator persentase rumah tangga yang menggunakan listrik pada tahun 2012 dari target 0.50, terealisasi sebesar 0.58 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rumah tangga pengguna listrik pada tahun 2012 dari target 0.50, terealisasi sebesar 0.58 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah kelompok pengguna energi baru dan energi tambahan, pada tahun 2012 dari target 2 kelompok terealisasi sebesar 2 kelompok, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 11) Capaian indikator jumlah izin usaha ketenagalistrikan IUKU/IUKS, pada tahun 2012 dari target 70 Perusahaan terealisasi sebesar 70 perusahaan, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 12) Capaian indikator peningkatan cakupan layanan PJU berlaku pada tahun 2012 dari target 76.05%, terealisasi sebesar 78.19% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 50.70% meningkat sebesar 52.11% menjadi % pada tahun

88 Dalam mewujudkan sasaran keempat dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dengan 12 (dua belas) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp29,706,846,000,- terealisasi sebesar Rp29,238,188,877,- atau capaiannya sebesar 98.42%. Sasaran ini dicapai dengan 8 (delapan) program, yaitu: 1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, dengan anggaran sebesar Rp525,000,000,- 2. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak, dengan anggaran sebesar Rp135,000,000,- 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Migas dan Panas Bumi, dengan anggaran sebesar Rp27,303,896,000,- 4. Program Konservasi Air Tanah, dengan anggaran sebesar Rp88,200,000,- 5. Program Pendayagunaan Air Tanah, dengan anggaran sebesar Rp537,800,000,- 6. Program Mitigasi Bencana Geologi, dengan anggaran sebesar Rp117,000,000,- 7. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan, dengan anggaran sebesar Rp649,950,000,- 8. Program Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan, dengan anggaran sebesar Rp350,000,000,- 5. Sasaran kelima yaitu Meningkatnya sarana dan prasana pemukiman rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.27 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 3 Meningkatnya sarana dan prasana pemukiman Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Rumah tangga pengguna air bersih % Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk % Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Persentase penanganan sampah %

89 No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 5 Jumlah pelayanan air limbah Ritasi Luas tempat pemakaman umum satuan penduduk Rasio titik reklame di lokasi strategis Jumlah tempat pemakaman umum satuan penduduk % Titik % Lingkungan pemukiman % Persentase luas pemukiman yang tertata % Rumah tangga bersanitasi % Persentase rumah tangga bersanitasi % Peningkatan bangunan ber-imb kawasan non perumahan Rasio bangunan ber-imb per satuan bangunan Peningkatan bangunan ber-imb per KK % % % Lingkungan pemukiman kumuh % Betonisasi jalan lingkungan % Rasio rumah layak huni % Rumah layak huni % Rasio pemukiman layak huni % Persentase penduduk berakses air minum % Jumlah kelompok pengguna energi Kelom baru dan energi terbarukan pok Sumberdaya Manusia di bidang jasa konstruksi orang Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kelima untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 23 (dua puluh tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator rumah tangga pengguna air bersih, pada tahun 2012 dari target 42.58%, terealisasi sebesar 67.75% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 57.11% menjadi % pada tahun

90 2) Capaian indikator Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk, pada tahun 2012 dari target 22.24%, terealisasi sebesar 21.46% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.49%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.79% meningkat sebesar 0.70% menjadi 96.49% pada tahun Hal ini terjadi karena pesatnya kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk kabupaten bogor yang berdampak pada jumlah volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat melebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS). 3) Capaian indikator rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk, pada tahun 2012 dari target 22.24, terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.49%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 91.01% meningkat sebesar 5.48% menjadi 96.49% pada tahun Hal ini terjadi karena pesatnya kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk kabupaten bogor yang berdampak pada jumlah volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat melebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS). 4) Capaian indikator persentase penanganan sampah, pada tahun 2012 dari target 28.66% terealisasi sebesar 28.80%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 5) Capaian indikator jumlah pelayanan air limbah, pada tahun 2012 dari target 2,500 ritasi, terealisasi sebesar 3,000 ritasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 15.92% menjadi % pada tahun

91 6) Capaian indikator luas tempat pemakaman umum satuan penduduk, pada tahun 2012 dari target 25.21% terealisasi sebesar 25.12%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.64%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.73% menurun sebesar 0.09% menjadi 99.64% pada tahun Hal ini terjadi karena pesatnya kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor semakin meningkat, sedangkan luasan daya tampung tempat pemakaman umum sampai dengan saat ini belum ada penambahan luasan lahan TPU. 7) Capaian indikator rasio titik reklame di lokasi strategis, pada tahun 2012 dari target 30 titik, terealisasi sebesar 30 titik sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 90.00% meningkat sebesar 10.00% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah tempat pemakaman umum satuan penduduk, pada tahun 2012 dari target 0.25% terealisasi sebesar 0.24%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 4.00% menjadi 96.00% pada tahun Hal ini terjadi karena pesatnya kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor semakin meningkat, sedangkan luasan daya tampung tempat pemakaman umum sampai dengan saat ini belum ada penambahan luasan lahan TPU. 9) Capaian indikator lingkungan pemukiman, pada tahun 2012 dari target 0.63% terealisasi sebesar 0.64%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 135

92 10) Capaian indikator persentase luas pemukiman yang tertata, pada tahun 2012 dari target 93.50%, terealisasi sebesar 89.48% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 95.70%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.10% meningkat sebesar 1.60% menjadi 95.70% pada tahun Hal ini terjadi karena tingginya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah rumah tinggal per KK serta tingginya perpindahan penduduk/urbanisasi yang semakin meningkat menyebabkan kesan kekumuhan di lokasi padat penduduk. 11) Capaian indikator rumah tangga bersanitasi, pada tahun 2012 dari target 32.71% terealisasi sebesar 32.71%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.87% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator persentase rumah tangga bersanitasi, pada tahun 2012 dari target 32.71% terealisasi sebesar 32.71%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.87% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator peningkatan bangunan ber-imb kawasan non perumahan, pada tahun 2012 dari target 1.10%, terealisasi sebesar 1.29% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 14.65% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio bangunan ber-imb per satuan bangunan, pada tahun 2012 dari target 4.90 terealisasi sebesar 4.73, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.53%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan 136

93 dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi 96.53% pada tahun Hal ini terjadi karena besarnya bangunan non perumahan yang berdiri tanpa IMB, memskipun realitanya retribusi IMB sektor non perumahan mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun ) Capaian indikator peningkatan bangunan ber-imb per KK, pada tahun 2012 dari target 54.45%, terealisasi sebesar 61.90% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 9.01% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator lingkungan pemukiman kumuh, pada tahun 2012 dari target 0.52%, terealisasi sebesar 0.54% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.41% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator betonisasi jalan lingkungan, pada tahun 2012 dari target 77.34% terealisasi 77.34%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 18) Capaian indikator rasio rumah layak huni, pada tahun 2012 dari target 0.18, terealisasi sebesar 0.19 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 3.21% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rumah layak huni, pada tahun 2012 dari target 98.07%, terealisasi sebesar 98.14% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian 137

94 kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.07% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio pemukiman layak huni, pada tahun 2012 dari target 0.94%, terealisasi sebesar 0.90% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.44%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.28% meningkat sebesar 2.16% menjadi 96.44% pada tahun Hal ini terjadi karena tingginya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah rumah tinggal per KK serta tingginya perpindahan penduduk/urbanisasi yang semakin meningkat menyebabkan kesan kekumuhan di lokasi padat penduduk. 21) Capaian indikator penduduk berakses air minum, pada tahun 2012 dari target 42.58% terealisasi sebesar 42.56%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.95%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 88.05% menjadi 99.95% pada tahun Hal ini terjadi karena pesatnya kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor. 22) Capaian indikator jumlah kelompok pengguna energi baru dan energi terbarukan, pada tahun 2012 dari target 2 Kelompok terealisasi 2 Kelompok, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 23) Capaian indikator sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi, pada tahun 2012 dari target 100 orang terealisasi 100 orang, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 138

95 Dalam mewujudkan sasaran kelima dicapai oleh 3 (tiga) OPD, yaitu: 1. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan 1 (satu) indikator sasaran; 2. Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman, dengan 11 (sebelas) indikator sasaran; 3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dengan 11 (sebelas) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp33,800,565,000,- terealisasi sebesar Rp32,430,938,809,- atau capaiannya sebesar 95.95%. Sasaran ini dicapai dengan 10 (sepuluh) program, yaitu: 1. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan anggaran sebesar Rp2,476,085,000,- 2. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp1,028,744,000,- 3. Program Pembinaan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Jasa Konstuksi, dengan anggaran sebesar Rp100,000,000,- 4. Program Pengendalian dan Penataan Reklame, dengan anggaran sebesar Rp3,383,995,000,- 5. Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan anggaran sebesar Rp1,212,832,000,- 6. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp1,028,744,000,- 7. Program Pengembangan Jaringan Pipa Air Bersih/Minum Perkotaan, dengan anggaran sebesar Rp3,000,000,000,- 8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, dengan anggaran sebesar Rp18,700,002,000,- 9. Program Pengelolaan Area Pemakaman, dengan anggaran sebesar Rp2,520,163,000,- 10. Program Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan, dengan anggaran sebesar Rp350,000,000,- 139

96 6. Sasaran keenam yaitu Meningkatnya perencanaan kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan ruang rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.28 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 3 Meningkatnya perencanaan kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan ruang No Indikator Sasaran Satuan 1 2 Penyusunan naskah akademis RDTR dan Zoning Regulation Rasio Ruang Terbuka Hijau per satuan Luas Wilayah berhpl/hgb Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % % Cakupan luasan kawasan lindung % Luas wilayah produktif % Luas wilayah industri % Luas wilayah kebanjiran % Luas wilayah kekeringan % Luas wilayah perkotaan % Ruang publik yang berubah peruntukannya % Ketaatan terhadap RTRW % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keenam untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 10 (sepuluh) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator penyusunan naskah akademis RDTR dan Zoning Regulation, pada tahun 2012 dari target 85.00% terealisasi sebesar 70.00%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.53%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 17.70% menjadi 82.30% pada tahun Hal ini terjadi karena masih adanya kendala koordinasi antar OPD terkait yang membahas mengenai Tata Ruang. 140

97 2) Capaian indikator rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah berhpl/hgb, terealisasi sebesar 25.68%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 12.92% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator cakupan luasan kawasan lindung, pada tahun 2012 dari target 40.00% terealisasi sebesar 33.20%. sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.53%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 93.06% menurun sebesar 10.06% menjadi 83.00% pada tahun Hal ini terjadi karena kondisi tata ruang yang ada belum memenuhi syarat untuk menjadi cakupan kawasan lindung. 4) Capaian indikator luas wilayah produktif, terealisasi sebesar 87.05%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 2.31% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator luas wilayah industri, terealisasi sebesar 0.42%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 3.07%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 88.00%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 52.50% meningkat sebesar 35.55% menjadi 88.00% pada tahun Hal ini terjadi karena target penggunaan lahan non produktif menjadi wilayah industri masih belum dapat terpenuhi. 6) Capaian indikator luas wilayah kebanjiran, terealisasi sebesar 5.13%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 2.00%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan 141

98 capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 38.99% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator luas wilayah kekeringan, terealisasi sebesar 5.78%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 0.50%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 30.71% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator luas wilayah perkotaan, pada tahun 2012 dari target 46.45% terealisasi 46.45%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. 9) Capaian indikator ruang publik yang berubah peruntukannya, terealisasi sebesar 0.05%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 0.05%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator ketaatan terhadap RTRW, pada tahun 2012 dari target 84.00% terealisasi 84.00%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami pencapaian yang sama apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, yaitu sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran keenam dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dengan 10 (sepuluh) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,562,420,000,-, terealisasi sebesar Rp1,147,540,400,- (73.45%). Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, yaitu: 1. Program Perencanaan Tata Ruang, dengan anggaran sebesar Rp1,100,000,000,- 2. Program Pemanfaatan Ruang, dengan anggaran sebesar Rp232,420,000,- 142

99 3. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dengan anggaran sebesar Rp230,000,000,- 7. Sasaran ketujuh yaitu Meningkatnya Kepastian Hukum Pemilikan Tanah Masyarakat rata-rata tercapai sebesar %. maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.29 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 3 Meningkatnya Kepastian Hukum Pemilikan Tanah Masyarakat No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Luas lahan bersertifikat % Penyelesaian kasus tanah Negara Persentase penduduk yang memiliki lahan % % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketujuh untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator luas lahan bersertifikat, terealisasi sebesar 12.56%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 24.60%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 90.58% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator penyelesaian kasus tanah negara, pada tahun 2012 dari target 45.00%, terealisasi sebesar 0.00%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 0.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi 0.00% pada tahun Hal ini terjadi karena pengelolaan administrasi ditangani oleh pihak BPN Kabupaten Bogor. 143

100 3) Capaian indikator persentase penduduk yang memiliki lahan, terealisasi sebesar 8.59%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 9.30%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 4.65% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ketujuh, dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Tata Ruang dan Pertanahan, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,687,002,000,-, terealisasi sebesar Rp1,445,169,600,- atau capaiannya sebesar 85.65%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, yaitu: 1. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah, dengan anggaran sebesar Rp93,600,000,- 2. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, dengan anggaran sebesar Rp1,593,402,000,- 8. Sasaran kedelapan yaitu Meningkatnya pengendalian pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.30 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 3 Meningkatnya pengendalian pencemaran air, udara, dan kerusakan tanah No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan % UKL/UPL 2 Penegakan hukum lingkungan % Pencemaran Status Mutu Air % Rata-rata

101 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedelapan untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL/UP dari target 60.00%, terealisasi sebesar 60.09%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.06% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator penegakan hukum lingkungan, pada tahun 2012 dari target 70.00%, terealisasi sebesar 78.43%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 51.60% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator pencemaran status mutu air dari target 80.00%, terealisasi sebesar 80.00%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.98% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedelapan dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Lingkungan Hidup, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,476,750,000,-, terealisasi sebesar Rp1,322,493,155,- atau capaiannya sebesar 90.59%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, yaitu: 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, dengan anggaran sebesar Rp1,062,500,000,- 2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA, dengan anggaran sebesar Rp100,000,000,- 145

102 3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup, dengan anggaran sebesar Rp314,250,000,- 9. Sasaran kesembilan yaitu Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.31 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 3 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup No Indikator Sasaran Satuan 1 2 Jumlah usaha dan/atau yang mentaati persyaratan administratif dan teknis persyaratan Pengendalian pencemaran udara Luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesembilan untuk mewujudkan misi ketiga diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 2 (dua) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator jumlah usaha dan/atau yang mentaati persyaratan administratif dan teknis persyaratan pengendalian pencemaran udara, pada tahun 2012 dari target 80.00%, terealisasi sebesar 80.00%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 4.75% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, pada tahun 2012 dari target 80.00%, terealisasi sebesar 89.15%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan 146

103 capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 19.54% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kesembilan dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Lingkungan Hidup, dengan 2 (dua) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,162,500,000,- terealisasi sebesar Rp1,053,149,625,- atau capaiannya sebesar 89.43%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, yaitu: 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, dengan anggaran sebesar sebesar Rp1,062,500,000,- 2. Program Peningkatan Pengendalian Polusi, dengan anggaran sebesar Rp100,000,000,- Misi Keempat: Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Misi keempat dicapai dengan 5 (lima) sasaran, yaitu: 1. Meningkatnya akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan; 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; 3. Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan; 4. Meningkatnya minat dan budaya baca masyarakat; 5. Meningkatnya jumlah tahun bersekolah penduduk 15 tahun ke atas. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2012 pada Misi Keempat sebesar 99.62%, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian persasaran untuk mendukung misi ini adalah sebagai berikut: 1. Sasaran kesatu, yaitu Meningkatnya akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan, rata-rata tercapai sebesar 94.56%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam katagori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 147

104 No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.32 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 4 Meningkatnya akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 APK PAUD % Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A 3 Angka putus sekolah (APS) SD/MI 4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 5 Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B 6 Angka putus sekolah (APS) SMP/MTs 7 Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 9 Angka partisipasi murni (APM) SM/MA/Paket C 10 Angka putus sekolah (APS) SM/MA/ Paket C 11 Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 12 Angka Partisipasi Kasar (APK) SM/MA/Paket C 13 Rasio ketersediaan sekolah dasar /penduduk usia pendidikan dasar Rasio ketersediaan sekolah dasar /penduduk usia pendidikan dasar Rasio ketersediaan sekolah SMA/SMK/MA per penduduk usia sekolah Rasio Siswa SD-MI/Kelas SD-MI 17 Rasio Kelas SD-MI/Ruang Kelas SD-MI 18 Rasio Siswa SMP- MTs/Kelas SMP-MTs 19 Rasio Kelas SMP- MTs/Ruang Kelas SMP- MTs 20 Rasio Siswa SMA-MA- SMK/Kelas SMA-MA- SMK % % % % % % % % % % % Rasio Rasio Rasio , Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio

105 No Indikator Sasaran Satuan 21 Rasio Kelas SMA-MA- SMK/Ruang Kelas SMA- MA-SMK 22 % SMP-MTs yang Memiliki Lab. IPA 23 % SMA-MA-SMK yang Memiliki Lab. IPA 24 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 25 Sekolah pendidikan SMP/MTs & SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik 26 Angka partisipasi sekolah Usia 7-12 tahun 27 Angka partisipasi sekolah Usia tahun 28 Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % % % % % % 1.108, % % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesatu, untuk mewujudkan misi keempat diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 28 (dua puluh delapan) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator sasaran APK PAUD pada tahun 2012 dari target 27.57% terealisasi sebesar 27.57% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 32 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.76%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.30 % menjadi 99.76% pada tahun

106 3) Capaian indikator sasaran angka putus sekolah SD/MI pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan, apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 98,46% meningkat sebesar 3.14 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran angka partisipasi kasar (APK) SD/MI /Paket A pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97.18%, kondisi tersebut mengalami penurunan, apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % (meningkat/menurun), sebesar 3.13 % menjadi 97.18% pada tahun Hal ini terjadi karena untuk meningkatkan APK pendidikan dasar dan menengah perlu diupayakan adanya alokasi alokasi anggaran bantuan keuangan untuk siswa miskin. Hal ini perlu dilakukan mengingat jumlah potensi Droup Out (DO) kelas dan Droup Out (DO) jenjang pendidikan masih sangat tinggi terutama pada pendidikan menengah. Selain itu, penambahan daya tampung dan pemberdayaan sekolah alternatif semisal SMP terbuka, SMP kelas jauh, SMP satu atap dan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan perlu terus dikembangkan melalui penambahan anggaran operasionalnya. 5) Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B pada tahun 2012 dari target 83.65% terealisasi sebesar 84.74% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011sebesar % menurun sebesar 5.09 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs pada tahun 2012 dari target 0.88% terealisasi sebesar 0.55% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 62.48%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan 150

107 dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 38.08% menjadi 62.48% pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs pada tahun 2012 dari target 92.50% terealisasi sebesar 97.91% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 5.42 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B pada tahun 2012 dari target 99.65% terealisasi sebesar 95.95% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.29%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.41% meningkat sebesar 3.36 % menjadi 96.29% pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Murni (APM) SM/MA/Paket C pada tahun 2012 dari target 37.25% terealisasi sebesar 40.24% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.93% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Putus Sekolah (APS) SM/MA/ Paket C pada tahun 2012 dari target 0.530% terealisasi sebesar 0.751% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99,26% meningkat sebesar 42.48% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK pada tahun 2012 dari target 69.52% terealisasi sebesar 72.36% 151

108 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.45 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Kasar (APK) SM/MA/Paket pada tahun 2012 dari target 50.71% terealisasi sebesar 49.98% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.56%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 3.52 % menjadi 98.56% pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio ketersediaan sekolah dasar/penduduk usia pendidikan dasar 7-12 pada tahun 2012 dari target 41.09% terealisasi sebesar 41.94% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.51% meningkat sebesar 7.56 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio ketersediaan sekolah dasar/penduduk usia pendidikan dasar pada tahun 2012 dari target 32.96% terealisasi sebesar 30.73% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.23%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.77 % menjadi 93.23% pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio ketersediaan sekolah SMA/SMK/MA per penduduk usia sekolah pada tahun 2012 dari target 17.79% terealisasi sebesar 16.04% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.16%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 98.91% menurun sebesar 8.75% menjadi 90.16% pada tahun

109 16) Capaian indikator sasaran rasio siswa SD-MI/kelas SD-MI pada tahun 2012 dari target 32.85% terealisasi sebesar 27.86% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 84.81%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.94% menurun sebesar 15.13% menjadi 84.81% pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio kelas SD-MI/ruang kelas SD-MI pada tahun 2012 dari target 1.08% terealisasi sebesar 1.69% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 77.05%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 23.84% menjadi 77.05% pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio siswa SMP-MTs/kelas SMP-MTs pada tahun 2012 dari target 48.33% terealisasi sebesar 36.15% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 74.80%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.94% menurun sebesar 21.14% menjadi 74.80% pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio kelas SMP-MTs/ruang kelas SMP-MTs pada tahun 2012 dari target 1.00% terealisasi sebesar 1.15% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 85.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 15.00% menjadi 85.00% pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio siswa SMA-MA-SMK/Kelas SMA-MA-SMK pada tahun 2012 dari target 37.75% terealisasi sebesar 36.89% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97.72%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.42% meningkat sebesar 2.3% menjadi 97.72% pada tahun

110 21) Capaian indikator sasaran rasio kelas SMA-MA-SMK/ruang kelas SMA-MA- SMK pada tahun 2012 dari target 1.21% terealisasi sebesar 1.17% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.69%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 15.71% menjadi 96.69% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SMP-MTs yang memiliki Lab. IPA pada tahun 2012 dari target 70.18% terealisasi sebesar 60.45% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 86.14%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.93% menurun sebesar 13.79% menjadi 86.14% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SMA-MA-SMK yang memiliki Lab. IPA pada tahun 2012 dari target 77.75% terealisasi sebesar 64.98% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 83.58%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.83% menurun sebesar 16.25% menjadi 83.58% pada tahun ) Capaian indikator sasaran sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik pada tahun 2012 dari target 87.97% terealisasi sebesar 57.49% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 65.35%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 47.60% menjadi 65.35% pada tahun ) Capaian indikator sasaran Sekolah pendidikan SMP/MTs & SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik pada tahun 2012 dari target 94.13% terealisasi sebesar 68.78% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 73.07%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.23% menurun sebesar 21.16% menjadi 73.07% pada tahun

111 26) Capaian indikator sasaran angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.51% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran angka partisipasi sekolah usia tahun pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 3.86% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 3.77% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran pertama dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Pendidikan, dengan 28 (dua puluh delapan) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp411,674,506,821,- terealisasi sebesar Rp252,598,838,029,- atau capaiannya sebesar 61,4%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, antara lain: 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan anggaran sebesar Rp550,000,000,- 2. Program Manajemen Pelayanan, dengan anggaran sebesar Rp2,992,937,000,- 3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan anggaran sebesar Rp ,- 155

112 4. Pendidikan Pendidikan Menengah, dengan anggaran sebesar Rp38,772,476,960,- 2. Sasaran kedua yaitu Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, rata-rata tercapai sebesar 88.89%, maka pencapaian sasaran tersebut dalam kategori Baik Sekali, Adapun rincian Indakator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.33 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV a Guru/Tutor TK/RA/ PAUD PNF % b Guru SD/MI % c Guru SMP/MTs % d Guru SMA/MA % Rasio Guru SD-MI/Kelas SD-MI % SD-MI dengan 2 Guru S1 % % Kepala Sekolah SD-MI % Berijasah S1 5 % Pengawas SD-MI Berijasah S1 % Rasio guru SMP-MTs/murid 46,90 34, SMP-MTs 7 % SMP-MTs dengan Jumlah Guru % Bidang Studi (GBS) Sesuai Kebutuhan 8 % SMP-MTs yang Memiliki 70% % Guru S1 9 % Kepala Sekolah SMP-MTs % Berijasah S1 10 % Pengawas SMP-MTs Berijasah % S1 11 Rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA 12 % SMA-MA-SMK dengan Jumlah % Guru Bidang Studi (GBS) sesuai Kebutuhan sesuai kebutuhan 13 % SMA-MA-SMK yang Memiliki % % Guru S1 14 % Kepala Sekolah SMA-MA- % SMK Berijasah S1 15 % Pengawas SMA-MA-SMK % Berijasah S1 Rata-rata

113 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua untuk mewujudkan misi keempat diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 15 (lima belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator sasaran guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV terbagi ke dalam 4 (empat) sub indikator, antara lain: a. Guru/Tutor TK/RA/ PAUD PNF pada tahun 2012 dari target 25.09% terealisasi sebesar 25.37% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 4.20% menjadi % pada tahun b. Guru SD/MI pada tahun 2012 dari target 37.23% terealisasi sebesar 51.91% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 39.34% menjadi % pada tahun c. Guru SMP/MTs pada tahun 2012 dari target 85.24% terealisasi sebesar 77.67% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 91.12%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 8.90% menjadi 91.12% pada tahun d. Guru SMA/MA pada tahun 2012 dari target 85.24% terealisasi sebesar 77.67% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 91.12%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 8.90% menjadi 91.12% pada tahun ) Capaian indikator sasaran Rasio Guru SD-MI/Kelas SD-MI pada tahun 2012 dari target 1.10 terealisasi sebesar 1.14 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan 157

114 capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 95.45% meningkat sebesar 8.19% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SD-MI dengan 2 Guru S1 pada tahun 2012 dari target 87.56% terealisasi sebesar 78.76% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 89.95%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.09% menjadi 89.95% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % Kepala Sekolah SD-MI berijasah S1 pada tahun 2012 dari target 96.57% terealisasi sebesar 80.34% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 83.19%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 16.81% menjadi 83.19% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % Pengawas SD-MI berijasah S-1 pada tahun 2012 dari target 96.57% terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 3.00% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran rasio guru SMP-MTs/murid SMP-MTs pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 7.76%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi 7.76% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SMP-MTs dengan jumlah Guru Bidang Studi (GBS) sesuai kebutuhan pada tahun 2012 dari target 87.48% terealisasi sebesar 81.70% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.39%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana 158

115 persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.61% menjadi 93.39% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SMP-MTs yang Memiliki 70% Guru S1 pada tahun 2012 dari target 89.82% terealisasi sebesar 85.60% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 95.30%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 4.72% menjadi 95.30% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % Kepala Sekolah SMP-MTs Berijasah S1 pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerja sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 10) Capaian indikator sasaran % Pengawas SMP-MTs Berijasah S1 pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerja sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 11) Capaian indikator sasaran rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 7.78%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar menurun sebesar menjadi pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SMA-MA-SMK dengan jumlah Guru Bidang Studi (GBS) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan pada tahun 2012 dari target 88.33% terealisasi sebesar 82.03% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 92.87%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.86% menurun sebesar 6.99% menjadi 92.87% pada tahun ) Capaian indikator sasaran % SMA-MA-SMK yang memiliki 70% Guru S1 pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian 159

116 kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerja sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 14) Capaian indikator sasaran % Kepala Sekolah SMA-MA-SMK Berijasah S1 pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerja sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 15) Capaian indikator sasaran % Pengawas SMA-MA-SMK Berijasah S1 pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerja sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran kedua dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Pendidikan, dengan 15 (lima belas) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp430,635,723,321,- terealisasi sebesar Rp271,310,744,132,- atau capaiannya sebesar 63.00%. Sasaran ini dicapai dengan 3 (tiga) program, antara lain: 1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dengan anggaran sebesar Rp22,504,153,500,- 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan anggaran sebesar Rp369,359,092,861,- 3. Program Pendidikan Menengah, dengan anggaran sebesar Rp38,772,476,960,- 3. Sasaran ketiga yaitu Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan, rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut dalam katagori Sangat Baik. Adapun rincian Indakator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.34 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 4 Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Capaian No Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) 1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % Angka Kelulusan (AL) SM/MA % Rata-rata

117 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketiga untuk mewujudkan misi keempat diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator sasaran Angka Kelulusan (AL) SD/MI pada tahun 2012 dari target 99.19% terealisasi sebesar 99.46% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.08 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs pada tahun 2012 dari target 95.95% terealisasi sebesar 98.74% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.39 % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran Angka Kelulusan (AL) SM/MA pada tahun 2012 dari target 97.70% terealisasi sebesar 99.52% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 1.51% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ketiga dicapai oleh Dinas Pendidikan, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp408,131,569,821,- terealisasi sebesar Rp249,261,272,467,- atau capaiannya sebesar 61.07%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, antara lain: 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan anggaran sebesar Rp ,- 2. Program Penddikan Menengah, dengan anggaran sebesar Rp ,- 161

118 4. Sasaran keempat yaitu Meningkatnya minat dan budaya baca masyarakat, tercapai sebesar %, yaitu: No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.35 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 4 Meningkatnya minat dan budaya baca masyarakat Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Angka Melek Huruf % Penduduk yang berusia >15 Tahun % melek huruf (tidak buta aksara) 3 Koleksi buku yang tersedia di % Perpustakaan Daerah Buku 1,438 1, ,438 1, Pengunjung Perpustakaan % Jumlah pengolahan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka Koleksi 1,900 1, ,900 1, Eksemplar Sistem informasi perpustakaan yang Eksemplar 4,000 4, ,000 8, berbasis digital 7 Jumlah Perpustakaan Perpustakaan Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keempat untuk mewujudkan misi keempat diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 7 (tujuh) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator sasaran angka melek huruf pada tahun 2012 dari target 97.84% terealisasi sebesar 95.26% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97.36%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 97.86% menurun sebesar 0.5 % menjadi 97.36% pada tahun ) Capaian indikator sasaran angka melek huruf pada tahun 2012 dari target 97.84% terealisasi sebesar 95.16% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97.26%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 97.86% menurun sebesar 0.60% menjadi 97.26% pada tahun

119 3) Capaian indikator sasaran koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah, terbagi ke dalam 2 (dua) yaitu: a. Pada tahun 2012 dari target 28.00% terealisasi sebesar 28.00% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerjanya sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. b. Pada tahun 2012 dari target 1,438 buku terealisasi sebesar 1,438 buku sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerja sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 4) Capaian indikator sasaran pengunjung perpustakaan pada tahun 2012 dari target 0.56% terealisasi sebesar 0.45% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 80.36%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 72.34% meningkat sebesar 8.02% menjadi 80.36% pada tahun ) Capaian indikator sasaran Jumlah pengolahan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka, satuannya terbagi ke dalam 2 (dua) yaitu: a. Pada tahun 2012 dari target 1,900 koleksi terealisasi sebesar koleksi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerjanya sama dengan tahun Dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. b. Pada tahun 2012 dari target 250 eksemplar terealisasi sebesar 250 eksemplar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut pencapaian kinerjanya sama dengan tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 6) Capaian indikator sasaran sistem informasi perpustakaan yang berbasis digital pada tahun 2012 dari target 4,000 eksemplar terealisasi sebesar 8,000 eksemplar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahun 2011 dimana persentase 163

120 pada tahun 2011 sebesar %, meningkat % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator sasaran jumlah perpustakaan pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 94.79% meningkat sebesar 5.21% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran keempat dicapai oleh 2 (dua) OPD, yaitu: 1. Dinas Pendidikan, dengan 2 (dua) indikator sasaran; 2. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, dengan 5 (lima) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp6,866,317,209,- terealisasi sebesar Rp6,623,604,914,- atau capaiannya sebesar 96.50%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) Program, antara lain: 1. Program Pendidikan Non Formal, dengan anggaran sebesar Rp6,503,938,209,- 2. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, dengan anggaran sebesar Rp362,379,000,- 5. Sasaran kelima yaitu Meningkatnya jumlah tahun bersekolah penduduk 15 tahun ke atas, rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.36 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 4 Meningkatnya jumlah tahun bersekolah penduduk 15 tahun ke atas Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Rata-Rata Lama Sekolah % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kelima untuk mewujudkan misi keempat diperoleh melalui penjabaran indikator sebanyak 1 (satu) indikator sasaran, yaitu: 164

121 Capaian indikator sasaran Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) pada tahun 2012 dari target 7.76% terealisasi sebesar 8.12% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun Dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun, sebesar 3.34% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kelima dicapai oleh Dinas Pendidikan, dengan 1 (satu) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp38,772,476,960,- terealisasi sebesar Rp31,311,379,426,- atau capaiannya sebesar 80.80%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Pendidikan Menengah Rp38,772,476,960,- Misi Kelima: Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas Misi kelima ini dicapai dengan 3 (tiga) sasaran, yaitu: 1. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat (pelayanan dasar dan rujukan); 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat; 3. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga sejahtera. Rata-rata pencapaian sasaran pada Misi Kelima sebesar %, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian per sasaran untuk mendukung pencapaian misi ini adalah sebagai berikut: 1) Sasaran pertama yaitu Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat (pelayanan dasar dan rujukan) tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 165

122 Tabel 3.37 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 5 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dan gizi bagi masyarakat (pelayanan dasar dan rujukan) No Indikator Sasaran Satuan 1 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) Rasio 1:10,186 1:9, :10,695 1:9, Cakupan puskesmas % Cakupan pembantu puskesmas % Rasio rumah sakit per satuan penduduk Rasio 1: : : : Rasio dokter per satuan penduduk Rasio 1: : : : Rasio tenaga medis per satuan penduduk Persentase sarana kesehatan yang berizin Rasio 1: : : : % Persentase pengadaan obat esensial % Cakupan pengawasan terhadap obat, makanan dan bahan berbahaya % Cakupan kunjungan bayi % Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan % % % % Persentase balita gizi buruk % Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat % % % Angka usia harapan hidup % Rasio posyandu per satuan balita % Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin A Dinas Kesehatan % B RSUD Cibinong % C RSUD Ciawi % D RSUD Leuwiliang % Cakupan tingkat hunian rumah sakit/ Bed Occupancy Rate (BOR) a RSUD Cibinong % b RSUD Ciawi % c RSUD Leuwiliang %

123 No Indikator Sasaran Satuan 23 Jumlah layanan spesialis Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) a RSUD Cibinong Jenis b RSUD Ciawi Jenis c RSUD Leuwiliang Jenis Peningkatan Jumlah instalasi a RSUD Cibinong Instalasi b RSUD Ciawi Instalasi c RSUD Leuwiliang Instalasi Rasio tenaga dokter spesialis dasar setiap layanan medik fungsional a RSUD Cibinong Rasio 1:2.8 1: : : b RSUD Ciawi Rasio 1:3.6 1: : : c RSUD Leuwiliang Rasio 1: : : : Rasio perawat per tempat tidur Rasio a RSUD Cibinong Rasio 1:0.85 1: : : b RSUD Ciawi Rasio 1:0.68 1: : : c RSUD Leuwiliang Rasio 1:9 1:10 90,00 1 : 7 1 : Peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III Rumah Sakit a RSUD Cibinong % b RSUD Ciawi % c RSUD Leuwiliang % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran pertama untuk mewujudkan misi kelima diperoleh melalui penjabaran sasaran sebanyak 27 (dua puluh tujuh) indikator sasaran, antara lain: 1) Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk; Capaian indikator rasio puskesmas, poliklinik, puskesmas pembantu per satuan penduduk dari target 1: terealisasi 1:9.821 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 5.17% menjadi % pada tahun Hal ini 167

124 disebabkan karena adanya penambahan puskesmas, poliklinik, dan puskesmas pembantu (pustu) yang sebanding dengan pertumbuhan penduduk, dimana proyeksi jumlah penduduk pada saat perencanaan pembangunan puskesmas dan pustu jauh lebih kecil dengan jumlah penduduk yang ada saat ini sehingga rasio pustu terhadap penduduk masih relatif besar. 2) Cakupan puskesmas; Capaian indikator cakupan puskesmas dengan target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. Pencapaian kinerja tahun 2012 sama dengan yang dicapai pada tahun 2011 yang juga mencapai %. 3) Cakupan pembantu puskesmas; Capaian indikator cakupan pembantu puskesmas dengan target 27.80% terealisasi sebesar 28.84% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 3.74% menjadi % pada tahun ) Rasio rumah sakit per satuan penduduk; Capaian indikator rasio rumah sakit per satuan penduduk dengan target 1: terealisasi sebesar 1: sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 7.07% menjadi % pada tahun Hal ini berarti pada tahun 2011, satu rumah sakit dapat melayani penduduk sebanyak 264,623 jiwa, maka pada tahun 2012 satu rumah sakit melayani 230,782 jiwa. Hal ini dapat terjadi karena sesuai dengan kebijakan pembangunan tahun 2012 dengan adanya penambahan jumlah rumah sakit, oleh karena itu rasio rumah sakit per satuan penduduk menjadi lebih kecil. 168

125 5) Rasio dokter per satuan penduduk; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Capaian indikator rasio dokter per satuan penduduk dengan target 1:4.745 terealisasi 1:1.860 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat 11.50% menjadi % pada tahun Hal ini disebabkan karena adanya rekrutmen tenaga dokter baru dan adanya peningkatan dari dokter swasta yang membuka pelayanan di wilayah Kabupaten Bogor. 6) Rasio tenaga medis per satuan penduduk; Capaian indikator rasio tenaga medis per satuan penduduk dari target 1:3.324 terealisasi 1:1.718 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 10.80% menjadi % pada tahun Hal ini dikarenakan penambahan jumlah tenaga medis serta adanya peningkatan tenaga dokter dan dokter gigi yang melakukan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Bogor. 7) Persentase sarana kesehatan yang berizin; Capaian indikator persentase sarana kesehatan swasta yang berizin dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 60.90% menjadi % pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pengajuan perizinan sarana/ praktek swasta dapat diterbitkan surat izinnya, karena telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 8) Persentase pengadaan obat esensial; Capaian indikator persentase pengadaan obat esensial dari target % terealisasi sebesar %, pencapaian kinerja tahun 2012 sama dengan yang dicapai pada tahun 2011 yang juga mencapai %. 169

126 9) Cakupan pengawasan terhadap obat, makanan dan bahan berbahaya; Capaian indikator cakupan pengawasan terhadap obat dan makanan berbahaya dari target 44.04% terealisasi sebesar 44.05% pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, menurun sebesar 1.10% pada tahun ) Cakupan kunjungan bayi; Capaian indikator cakupan kunjungan bayi dengan target 92.50% terealisasi sebesar 93.96% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 0.48% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan bayi sudah mengalami peningkatan, di samping itu petugas kesehatan yang aktif melakukan kunjungan ke rumah-rumah atau melalui kegiatan posyandu. 11) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani; Capaian indikator cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari target 77.50% terealisasi sebesar 99.70% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, menurun sebesar 4.06% menjadi % pada tahun Walaupun mengalami penurunan, pencapaian kinerja masih di atas % (dalam kategori baik sekali), hal ini terjadi karena adanya bantuan dana untuk penanganan resiko tinggi baik dari Jamkesmas melalui program Jampersal maupun Jamkesda, sehingga kasus-kasus komplikasi kebidanan/resiko tinggi dapat tertangani. 12) Cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI); Capaian indikator peningkatan cakupan Universal Child Imunization (UCI) desa/kelurahan dari target 90.00% terealisasi sebesar 92.33% sehingga pencapaian 170

127 kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 1.70% menjadi % pada tahun Target Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Nasional maupun Provinsi sebesar 80.00% sehingga pencapaian Kabupaten Bogor telah melebihi target Nasional dan Provinsi. Kebehasilan capaian kinerja peningkatan UCI desa/kelurahan dikarenakan adanya kegiatan sweeping yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan koordinasi lintas sektor dalam penggerakan sasaran. 13) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan; Capaian indikator persentase balita gizi buruk mendapat perawatan dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, pencapaian kinerja pada tahun 2012 sama dengan yang dicapai pada tahun 2011 yang juga mencapai %. Hal tersebut menunjukan adanya penanganan balita gizi buruk secara komprehensif melalui pengembangan pelayanan rujukan ke klinik gizi di puskesmas maupun Litbang gizi serta ke Rumah Sakit di samping pelaksanaan pemantauan secara terus menerus baik dalam proses penanganan kasus maupun pasca penanganan dan adanya program pemberian PMT-P bagi balita. 14) Persentase balita gizi buruk; Capaian indikator persentase balita gizi buruk dari target 0.031% terealisasi sebesar 0.030% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 103,20%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2011, artinya persentase balita gizi buruk pada tahun 2012 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun Hal ini dimungkinkan bila melihat cakupan keluarga yang telah sadar gizi (Kadarzi) dimana hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kesadaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi terutama untuk balitanya. 15) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA; Capaian indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA dari target 81.50% terealisasi sebesar 81.88% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 171

128 100.50%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.12% menjadi % pada tahun Target penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA nasional adalah sebesar 70.00%, apabila dibandingkan dengan target tersebut pencapaian Kabupaten Bogor telah melampaui target nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran penderita untuk menjalani pengobatan secara tuntas meningkat selain itu pemantauan dari PMO (pengawas minum obat) secara intensif sangat berpengaruh terhadap tuntasnya pengobatan TB Paru yang memang membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu selama 6 bulan. 16) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD); Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %., pencapaian kinerja pada tahun 2012 sama dengan yang telah dicapai pada tahun 2011, yaitu %. Hal tersebut tersebut mengalami keberhasilan pencapaian kinerja karena DBD merupakan salah satu penyakit yang diamati dan dapat menimbulkan wabah sehingga Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) telah dilakukan dengan baik, selain itu penanganan kasus DBD sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas sehingga bila ditemukan kasus secara langsung dapat ditangani mulai dari pelacakan kasus, pengamatan, penyemprotan titik dimana kasus ditemukan sampai dengan rujukan ke Rumah Sakit, sehingga semua kasus dapat ditangani. 17) Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat; Capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dari target 63.93% terealisasi sebesar 64.43% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, menurun sebesar 1.00% menjadi % pada tahun Walaupun mengalami penurunan capaian kinerja 172

129 indikator ini masih termasuk dalam kategori sangat baiki, dengan pencapaian yang tergolong tinggi ini menunjukkan bahwa masyarakat telah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada baik itu UPT Kesehatan Kerja (BKTK), UPT Labkesda, maupun UPT Puskesmas dan puskesmas pembantu. 18) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. Capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, pencapaian kinerja pada tahun 2012 sama dengan yang telah dicapai pada tahun 2011 sebesar %. Hal ini berarti % pasien masyarakat miskin dapat terlayani, hal ini terjadi karena sudah adanya anggaran khusus untuk program pelayanan kesehatan penduduk miskin sehingga rujukan bagi pasien masyarakat miskin terlayani. Capaian indikator ini dicapai oleh 4 (empat) Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yaitu Dinas Kesehatan, RSUD Cibinong, RSUD Ciawi dan RSUD Leuwiliang, dari keempat OPD tersebut capaian kinerja indikator ini masingmasing sebesar %, dalam artian semua pasien masyarakat miskin yang datang untuk berobat dapat terlayani. 19) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan; Capaian indikator cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dari target 88.75% terealisasi sebesar 82.90% sehingga capaian kinerjanya sebesar 93.41%. Capaian inidikator ini tidak dapat terealisasi %, walaupun kondisi tersebut tidak mencapai target namun jika dibandingkan dengan persentase capaian kinerja tahun 2011 sebesar 91.86% mengalami kenaikan sebesar 1.55%. Tidak tercapainya target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dari target yang telah ditetapkan disebabkan karena masih tingginya persalinan oleh paraji yang dirasakan lebih dekat secara kekeluargaan, dan masih banyak anggapan masyarakat apabila kehamilan tidak beresiko maka pemeriksaan kehamilan dan persalinan tidak perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan. 173

130 Tingginya minat masyarakat terhadap paraji ini juga ditunjukkan dengan melihat cakupan pemeriksaan ibu pada saat kehamilan, dimana cakupannya cukup tinggi yaitu sebesar 98.10% namun pada saat persalinan, ibu hamil dan keluarganya lebih memilih ditolong oleh paraji, sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun ke angka 82.90%. Salah satu upaya yang akan terus dikembangkan adalah kemitraan bidan dengan paraji, dimana paraji tetap membantu dalam tahapan pasca persalinan dan lebih difungsikan pada perawatan ibu dan bayi setelah persalinan. 20) Angka Usia Harapan Hidup; Capaian indikator usia harapan hidup pada tahun 2012 dari target tahun terealisasi tahun, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, menurun sebesar 0.34% pada tahun ) Rasio posyandu per satuan balita; Capaian indikator rasio posyandu per satuan balita pada tahun 2012 dari target sebesar terealisasi sebesar 9.00, sehingga pencapaian kinerja sebesar 80.07%. 22) Cakupan tingkat hunian rumah sakit/ Bed Occupancy Rate (BOR); a. RSUD Cibinong Capaian indikator BOR (Bed Occupation Rate) pada tahun 2012 dari target 82.00% terealisasi sebesar 82.01%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi ini mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 96.52%, meningkat sebesar 3.49%, meningkat sebesar pada tahun Hal ini masih dalam kategori baik, dimana BOR yang baik adalah 60%-85%. Dengan demikian, efektivitas pemakaian tempat meningkat dibanding tahun b. RSUD Ciawi Capaian indikator BOR (Bed Occupation Rate) pada tahun 2012 dari target 67.00% terealisasi sebesar 64.28%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 174

131 95.94%, capaian indikator ini tidak mencapai taget yang telah ditetapkan, apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 92.60%, meningkat sebesar 3.34% menjadi 95.94% pada tahun Walaupun tidak mencapai target capaian indikator ini masih dalam kategori BOR yang baik, dimana BOR yang baik adalah 60%-85%. Tidak tercapainya indikator sasaran ini disebabkan karena pangsa pasar pelayanan untuk RSUD Ciawi masih masyarakat kelas menengah ke bawah, dimana animo masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kelas Utama dan VIP masih kurang. Upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan promosi pemasaran fasilitas yang tersedia baik melalui media maupun upaya lainnya. c. RSUD Leuwiliang Capaian indikator BOR (Bed Occupation Rate) pada tahun 2012 dari target 65.00% terealisasi sebesar 74.80%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi ini mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, menurun sebesar 28.32%, pada tahun Hal ini masih dalam kategori baik, dimana BOR yang baik adalah 60%-85%. 23) Jumlah Layanan Spesialis; a. RSUD Cibinong Capaian indikator peningkatan jumlah layanan spesialis pada tahun 2012 dari target 18 jenis layanan terealisasi 18 jenis layanan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi pencapaian kinerja tahun 2012 sama dengan capaian kinerja pada tahun Adapun 18 jenis layanan tersebut adalah: Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kandungan (Obgyn), Spesialis Bedah Umum, Spesialis Bedah Urologi, Spesialis Bedah Orthopedi, Spesialis Orthodontik, Spesialis Mata, THT, Rehabilitasi Medik, Neurologi, Spesialis Paru, Spesialis Kulit dan Kelamin, Anestesi, Radiologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Konsultan Ginjal Hipertensi. 175

132 b. RSUD Ciawi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Capaian indikator peningkatan jumlah pelayanan spesialis pada tahun 2012 dari target 15 jenis terealisasi 19 jenis sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi pencapaian kinerja tahun 2012 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 12.37% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena adanya tambahan 3 dokter spesialis pada tahun 2012 yaitu Spesialis Orthopedi, Bedah Mulut dan Konservasi Gigi. Adapun 19 jenis layanan spesialis yang ada di RSUD Ciawi yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Mata, Spesialis THT, Spesialis Anak, Spesialis Gizi, Spesialis Rehab Medik, Spesialis TB. Paru, Spesialis Bedah, Spesialis Syaraf, Spesialis Radiologi, Spesialis Patologi, Spesialis Kulit Kelamin, Spesialis Kebidanan, Spesialis Anastesi, Spesialis Forensik, Spesialis Onkologi, Spesialis Orthopedi, Spesialis bedah Mulut dan Spesialis Konservasi Gigi. c. RSUD Leuwiliang Capaian indikator peningkatan jumlah pelayanan spesialis pada tahun 2012 dari target 11 jenis terealisasi 10 jenis sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.91%, kondisi pencapaian kinerja tahun 2012 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, menurun sebesar 9.09% menjadi 90.91% pada tahun Hal tersebut terjadi karena dokter spesialis paru yang pada awalnya telah direncanakan ternyata tidak dapat dipenuhi. 24) Peningkatan Jumlah Instalasi; a. RSUD Cibinong Capaian indikator peningkatan jumlah instalasi yang ditargetkan operasional pada tahun 2012 dari target 14 instalasi. Terealisasi sebesar 17 instalasi, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi pencapaian kinerja tahun 2012 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, 176

133 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 21.42% menjadi %. Hal tersebut terjadi karena terdapat peningkatan jumlah instalasi yaitu Instalasi Medikal Cek Up, Instalasi Hemodialisa dan Instalasi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), selain itu terakreditasinya jenis pelayanan di RSUD Cibinong menjadi akreditasi 16 pelayanan tingkat lengkap. b. RSUD Ciawi Capaian indikator peningkatan jumlah instalasi pada tahun 2012 dari target 15 instalasi terealisasi sebesar 15 instalasi, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi pencapaian kinerja pada tahun 2012 sama dengan capaian kinerja pada tahun Peningkatan jumlah instalasi terdiri dari: (1) Instalasi Rawat Inap; (2) Instalasi Rawat Jalan; (3) Instalasi Gawat Darurat; (4) Instalasi Bedah Sentral; (5) Instalasi Laboratorium; (6) Instalasi Rehab Medik; (7) Instalasi Farmasi; (8) Instalasi Radiologi; (8) Instalasi Intensive Care Unit; (9) Instalasi Gizi; (10) Instalasi CSSD; (11) Instalasi Pemulasaraan; (12) Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit; (13) Instalasi Bank Darah; (14) Instalasi Farmasi; (15) Instalasi Laundri. c. RSUD Leuwiliang Capaian indikator peningkatan jumlah instalasi pada tahun 2012 dari target 13 instalasi terealisasi sebesar 10 instalasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 84.62%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 90.91%, menurun sebesar 6.29% menjadi 84.62% pada tahun Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya jumlah dokter spesialis di Kabupaten Bogor. 25) Rasio tenaga dokter spesialis dasar setiap layanan medik fungsional; a. RSUD Cibinong Capaian kinerja rasio tenaga dokter yang digolongkan dalam tenaga spesialis dasar setiap layanan medik fungsional pada tahun 2012 ditargetkan 1:3.8 terealisasi 1:4 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut 177

134 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 16.16% menjadi % pada tahun Pada tahun 2012 ini penambahan dokter spesialis terdapat pada layanan anak, penyakit dalam (Internist), bedah dan kebidanan (Obgyn), sehingga jumlah seluruh tenaga spesialis dasar yang ada di RSUD Cibinong sebesar 16 orang, terdiri dari spesialis anak (4 orang), penyakit dalam (3 orang), kebidanan (6 orang) dan bedah (3 orang). b. RSUD Ciawi Capaian kinerja indikator rasio tenaga dokter yang digolongkan dalam tenaga spesialis dasar setiap layanan medik fungsional pada tahun 2012 ditargetkan 1:3.8 terealisasi 1:3.0 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 78.95%, pencapaian kinerja indikator ini tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan dan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 97.00%, menurun sebesar 18.05% menjadi 78.95% pada tahun Hal ini terjadi karena adanya Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang mengundurkan diri dari program PTT Kabupaten Bogor serta adanya Dokter Spesialis Kandungan yang pindah tugas ke rumah sakit lain. c. RSUD Leuwiliang Capaian kinerja indikator rasio tenaga dokter yang digolongkan dalam tenaga spesialis dasar setiap layanan medik fungsional pada tahun 2012 ditargetkan 2:4 terealisasi 1.5:4, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 75.00%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 62.50%, meningkat sebesar 12.50% menjadi 75.00% pada tahun Hal tersebut disebabkan karena terbatasnya jumlah dokter spesialis yang ditempatkan di Kabupaten Bogor. 178

135 26) Rasio perawat per tempat tidur; a. RSUD Cibinong Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Capaian kinerja indikator rasio perawat per tempat tidur pada tahun 2012 dari target 1:0.85 terealisasi 1:0.82 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 96.47%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 92.94% meningkat sebesar 3.53% menjadi 96.47% pada tahun Indikator ini dapat disimpulkan bahwa 1 tempat tidur pada rawat inap berbanding 0,82 tenaga perawat. b. RSUD Ciawi Capaian indikator rasio perawat per tempat tidur pada tahun 2012 dari target target rasio 1:0.76 terealisasi 1:0.87 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 7.07% menjadi % pada tahun c. RSUD Leuwiliang Capaian indikator rasio perawat per tempat tidur pada tahun 2012 adalah 1:7, terealisasi 1:8 sehingga pencapaian indikator sasarannya adalah 92.10%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 90.00% meningkat sebesar 2.10% menjadi 92.10% pada tahun Hal tersebut disebabkan terbatasnya jumlah perawat yang ditempatkan di Kabupaten Bogor. 27) Peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III rumah sakit. a. RSUD Cibinong Capaian indikator peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III Rumah Sakit pada tahun 2012 dari target 50.00% terealisasi sebesar 51.50% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada 179

136 tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 3.00% menjadi % pada tahun Persentase ketersediaan tempat tidur kelas III meningkat karena adanya penambahan tempat tidur kelas III (ruang rawat cempaka dan penambahan kelas III pada ruang bersalin). b. RSUD Ciawi Capaian indikator peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III Rumah Sakit pada tahun 2012 dari target 65.00% terealisasi sebesar 54.47% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 83.80%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 71.70% meningkat sebesar 12.10% menjadi 83.80% pada tahun Hal tersebut terjadi karena pada akhir tahun 2009 jumlah tempat tidur di RSUD Ciawi sebanyak 174 tempat tidur diantaranya 74 tempat tidur kelas III. Sedangkan akhir tahun 2010 setelah penambahan 106 tempat tidur maka jumlah tempat tidur kelas III menjadi 180 tempat tidur dibandingkan dengan total tempat tidur menjadi 280 tempat tidur. Pada tahun 2011 kapasitas tempat tidur kelas III mengalami penurunan yang sangat drastis dari 180 tempat tidur menjadi 103 tempat tidur, hal ini dikarenakan adanya demolition tempat tidur kelas III di RINA Aster dan belum dimanfaatkannya/ difungsikannya tempat tidur kelas III di RINA Teratai C sehingga jumlah kapasitas tempat tidur kelas III yang telah dihitung di tahun 2010 mencapai 180 tempat tidur mengalami penurunan. Untuk tahun 2012 jumlah tempat tidur di RSUD Ciawi bertambah menjadi 235 diantaranya 152 tempat tidur kelas III dan penambahan tempat tidur kelas II untuk ruang Aster serta 5 tempat tidur untuk kelas utama. c. RSUD Leuwiliang Capaian indikator peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III Rumah Sakit pada tahun 2012 dari target 70.00% terealisasi 70.00% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, pencapaian kinerja pada tahun 2012 sama dengan capaian kinerja yang telah dicapai pada tahun

137 Dalam mewujudkan sasaran kesatu dicapai oleh 4 (empat) OPD, yaitu: 1. Dinas Kesehatan, dengan 20 (dua puluh) indicator; 2. RSUD Cibinong, RSUD Ciawi, dan RSUD Leuwiliang masing-masing 7 (tujuh) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar ini Rp418,351,363,000,- terealisasi sebesar Rp388,225,084,187,- atau capaiannya sebesar 92.17%. Sasaran ini dicapai dengan 17 (tujuh belas) program antara lain: 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp19,575,610,000,- 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp7,997,947,000,- 3. Program Pengadaan Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp13,915,426,000,- 4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp3,857,094,000,- 5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan anggaran sebesar Rp1,114,969,000,- 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp3,857,094,000,- 7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan anggaran sebesar Rp1,114,969,000,- 8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya, dengan anggaran sebesar Rp30,578,463,000,- 9. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak, dengan anggaran sebesar Rp329,600,000,- 10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan anggaran sebesar Rp10,938,550,000,- 181

138 11. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, dengan anggaran sebesar Rp105,861,025,000,- 12. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa /Rumah sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata, dengan anggaran sebesar Rp ,- 13. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan, dengan anggaran sebesar Rp30,000,000,- 14. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD RSUD, dengan anggaran sebesar Rp97,611,989,000,- 15. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata, dengan anggaran sebesar Rp203,410,000,- 16. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan anggaran Rp1,080,143,000,- 17. Program Pengadaan Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp5,266,170,000,- 2. Sasaran kedua pada misi kelima yaitu Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.38 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 5 Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat No Indikator Sasaran Satuan 1 Cakupan Rumah dengan bebas jentik 2 Persentase TTU yang memenuhi syarat 3 Persentase TPM yang memenuhi syarat 4 Cakupan JAGA memenuhi syarat Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) % , % % %

139 No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 5 Cakupan SAB memenuhi % syarat 6 Cakupan desa siaga aktif Desa Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua untuk mewujudkan misi kelima diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 6 (enam) indikator sasaran, antara lain: 1) Cakupan rumah dengan bebas jentik; Capaian indikator rumah dengan bebas jentik di daerah endemis pada tahun 2012 dari target 94.00% terealisasi sebesar 93.82% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.81%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.28% menjadi 93.82% pada tahun Keberhasilan capaian kinerja indikator saasaran ini dikarenakan meningkatnya peran serta aktif dan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik secara berkala (PJB) khususnya di daerah yang endemis sehingga akan dapat memutuskan mata rantai pembiakan nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas. 2) Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat Capaian indikator TTU pada tahun 2012 dari target 76.37% terealisasi sebesar 77.41% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.92% menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena meningkatnya pembinaan petugas kepada masyarakat, khususnya penanggung jawab tempat- 183

140 tempat umum, di samping itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat sendiri akan pentingnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. 3) Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat Capaian indikator persentase TPM yang memenuhi syarat dari target 88.80% terealisasi 88.38%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 11.77% menjadi 99.53% pada tahun Walaupun mengalami penurunan namun masih termasuk dalam kategori baik sekali, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya pemilik/ penanggung jawab tempat pengelolaan makanan telah memahami, sadar dan sukarela memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan dalam mengelola jasa pengelolaan makanannya. 4) Cakupan Jamban Keluarga (JAGA) memenuhi syarat Capaian kinerja indikator cakupan JAGA memenuhi syarat pada tahun 2012 dari target 68.73% terealisasi sebesar 70.13% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.68% menjadi % pada tahun Meningkatnya cakupan Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA) dengan capaian kinerja lebih dari %, dikarenakan keberhasilan petugas dalam pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya penyediaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Selain itu adanya koordinasi dengan OPD yang terkait dalam pembangunan rumah sehat/ layak huni yang juga meningkatkan jumlah sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. 5) Cakupan Sarana Air Bersih (SAB) memenuhi syarat Capaian kinerja indikator Cakupan Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat pada tahun 2012 ditargetkan sebesar 69.59% terealisasi sebesar 71.59% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana 184

141 persentase pada tahun 2011 sebesar %, meningkat sebesar 1.97% menjadi % pada tahun ) Cakupan desa siaga aktif Capaian kinerja indikator cakupan desa siaga aktif pada tahun 2012 dari target 171 desa terealisasi 171 desa sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 dimana capaiannya juga % dari target 128 desa terealisasi 128 desa, maka jumlah desa siaga di Kabupaten Bogor meningkat sebanyak 43 desa. Penetapan target desa siaga memang dilakukan secara bertahap mengingat proses pelaksanaannya tidak hanya dari Dinas Kesehatan saja namun melibatkan sektor lain dan peran serta aktif masyarakat sendiri. Pencapaian cakupan yang mencapai % menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah tetap berkomitmen dengan adanya kebijakan Kementrian Kesehatan bahwa seluruh desa harus melaksanakan program desa siaga meskipun secara bertahap dan untuk Kabupaten Bogor menjadi salah satu indikator kinerja yang tertuang di dalam RPJMD. Dalam mewujudkan sasaran kedua dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Kesehatan, dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,465,143,000,- terealisasi sebesar Rp1,423,742,400,- atau 97.17%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) Program, yaitu: 1) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan anggaran sebesar Rp385,000,000,- 2) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp1,080,143,000,- 3. Sasaran ketiga yaitu Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan Meningkatnya Keluarga Sejahtera rata-rata tercapai sebesar 99.85%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 185

142 Tabel 3.39 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 5 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan Meningkatnya Keluarga Sejahtera No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Taregt Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Cakupan peserta KB Aktif (CPR) % Rasio Akseptor KB / PUS Keluarga Keluarga pra sejahtera dan KS I % Rata-rata jumlah anak per keluarga Jiwa Cakupan pelayanan KB Gratis bagi keluarga Pra Sejahtera dan KS 1 Jumlah keluarga yang memiliki Balita Aktif dalam kelompok BKB Jumlah keluarga yang memiliki anak remaja aktif dalam kelompok BKR % Keluarga ,105 42, Keluarga ,528 16, Jumlah Kelompok UPPKS Kelompok Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketiga untuk misi kelima diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 8 (delapan) indikator sasaran, antara lain: 1) Cakupan peserta KB Aktif (CPR); Cakupan peserta KB Aktif diperoleh dengan cara dibaginya jumlah peserta KB Aktif (PA) dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada. Capaian indikator cakupan peserta KB aktif (CPR) pada tahun 2012 dari target 72.84% terealisasi 71.95% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.78%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 2.54% menjadi 98.78% pada tahun Hal ini terjadi karena keikutsertaan ber KB secara kualitas masih rendah dan tingkat Drop Out peserta KB cukup tinggi yaitu sebesar 18,28%. 2) Rasio Akseptor KB/ PUS; Capaian indikator rasio akseptor KB diperoleh dengan cara membandingkan antara jumlah peserta KB Aktif dengan Pasangan Usia Subur (PUS). Berdasarkan 186

143 hasil Rekapitulasi Pendataan Keluarga Tahun 2012 capaian indikator ini dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.78%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 menurun sebesar 2.54% dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menjadi 98.78% pada tahun Hal ini terjadi karena keikutsertaan ber KB secara kualitas masih rendah dan tingkat Drop Out peserta KB cukup tinggi yaitu sebesar 18,28%. 3) Keluarga pra sejahtera dan Keluarga Sejahtera I; Indikator kinerja keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I diharapkan semakin menurun dan meningkat menjadi tahapan keluarga yang lebih baik, yaitu keluarga sejahtera tahap II. Capaian tahun 2012 untuk indikator kinerja keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga dan keluarga sejahtera I yaitu keluarga. Jumlah keluarga Pra Sejahtera dan KS I yaitu keluarga atau 43.77% dari jumlah keluarga yang ada sebesar Persentase capaiannya yaitu 99.09% dibandingkan dengan target sebesar 43.38%. Kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 3.66% menjadi 99.09% pada tahun Hal tersebut terjadi dikarenakan masih adanya indikator dalam kriteria keluarga sejahtera tahap I dan tahap II tidak tercapai, yaitu: a. Rumah yang ditempati baik atap, lantai dan dinding masih belum layak huni; b. Masih adanya keluarga apabila sakit tidak dibawa ke sarana kesehatan; c. Masih adanya anak umur 7-15 tahun tidak bersekolah; d. Luas lantai rumah kurang dari 8m 2 untuk setiap penghuni rumah; e. Dalam tiga bulan terakhir ada salah satu anggota keluarga sakit, sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. f. Ada keluarga yang tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap. 187

144 4) Rata-rata jumlah anak per keluarga; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Capaian indikator kinerja rata-rata jumlah anak per keluarga Tahun 2012 yaitu sebesar 1.94 jiwa. Angka tersebut diperoleh dengan menghitung jumlah jiwa dalam keluarga dikurangi jumlah kepala keluarga kawin dan kepala keluarga janda/duda. Hasil pengurangan dibagi jumlah kepala keluarga. Capaian indikator rata-rata jumlah anak per keluarga tahun 2012 dari target sebesar 1.94 jiwa terealisasi sebesar 1.97 jiwa sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 98.50%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar menjadi 98.50% pada tahun Hal ini terjadi karenaa angka kelahiran pada tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu sebesar kelahiran. 5) Cakupan pelayanan KB Gratis bagi keluarga Pra Sejahtera dan KS 1; Capaian indikator cakupan pelayanan KB gratis bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dari target 74.00% terealisasi sebesar 75.90%, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar menurun sebesar 0.17% menjadi % pada tahun Pencapaian pada tahun 2012 melebihi dari target yang telah ditetapkan karena jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) bukan peserta KB yang membutuhkan alat kontrasepsi terpenuhi dan ketersediaan alat kontrasepsi baik dari bantuan APBN dan APBD Kabupaten Bogor untuk keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I mencukupi. 6) Jumlah keluarga yang memiliki balita aktif dalam kelompok Bina Keluarga Balita (BKB); Capaian indikator jumlah keluarga yang memiliki balita aktif dalam kelompok BKB dari target 40,105 keluarga terealisasi sebanyak 42,680 keluarga sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada 188

145 tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 3.61% menjadi % pada tahun ) Jumlah keluarga yang memiliki anak remaja aktif dalam kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR); Capaian indikator jumlah keluarga yang memiliki remaja dan aktif atau hadir dalam kegiatan BKR dari target 17,528 keluarga terealisasi sebanyak 16,593 keluarga sehingga pencapaian kinejanya sebesar 94.67%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.23% menjadi 94.67% pada tahun Hal ini terjadi karena kader BKR masih kurang baik secara kuantitas maupun kualitas dan kelompok BKR yang aktif belum merata pada setiap wilayah. 8) Jumlah kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Capaian indikator jumlah kelompok UPPKS dari target 30 kelompok terealisasi 30 kelompok sehingga pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ketiga dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), dengan 8 (delapan) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp5,280,921,000,- terealisasi sebesar Rp4,955,898,097,- atau capaiannya sebesar 93.84%. Sasaran ini dicapai oleh 4 (empat) program, yaitu : 1. Program Keluarga Berencana, dengan anggaran sebesar Rp2,518,870,000,- 2. Program Pelayanan Kontrasepsi, dengan anggaran sebesar Rp1,570,860,000,- 3. Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kegiatan di Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp823,950,000,- 189

146 4. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, dengan anggaran sebesar Rp367,241,000,- Misi keenam: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Misi keenam dicapai dengan 23 (dua puluh tiga) sasaran, yaitu: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan, berwawasan lingkungan dan aplikatif; 2. Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil; 3. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang pemerintahan; 4. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang perekonomian dan pembangunan; 5. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang kesejahteraan rakyat; 6. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang administrasi umum; 7. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa; 8. Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan; 9. Meningkatnya prestasi olahraga dan pemasyarakatan olahraga; 10. Meningkatnya wawasan kebangsaan masyarakat; 11. Terwujudnya kehidupan politik yang demokratis; 12. Terlindunginya masyarakat dari gangguan keamanan, kenyamanan, ketentraman dan ketertiban; 13. Meningkatnya kelancaran fasilitasi tugas-tugas kepala daerah dan dprd; 14. Meningkatnya efektifitas pengawasan dan pengendalian internal; 15. Meningkatnya pendapatan daerah; 16. Tertatanya administrasi dan pertanggungjawaban keuangan dan barang daerah; 17. Meningkatnya kualitas pengelolaan kepegawaian dan kompetensi aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; 190

147 18. Meningkatnya pelayanan perizinan yang sesuai dengan ketentuan, cepat dan terjangkau masyarakat; 19. Tersedia/tersebarnya informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang mudah diakses masyarakat; 20. Tertibnya pengelolaan arsip dan tercapainya kemudahan untuk diakses publik; 21. Meningkatnya cakupan pelayanan, pencegahan dan upaya penanggulangan bencana; 22. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas Pegawai Negeri Sipil; 23. Menurunnya angka kemiskinan daerah. Rata-rata pencapaian sasaran pada misi keenam sebesar %. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian per sasaran untuk mendukung pencapaian misi ini adalah sebagai berikut: 1. Sasaran pertama yaitu Meningkatnya kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan, berwawasan lingkungan dan aplikatif rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.40 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 6 Meningkatnya kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan, berwawasan lingkungan dan aplikatif No Indikator Sasaran Satuan 1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA 3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 4 Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD 5 Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 2011 Capaian 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Dokumen Ada Ada Dokumen Ada Ada Dokumen Ada Ada % Ada Ada Buku "Kabupaten Dalam Angka" Ada Ada Buku "PDRB Kabupaten" Ada Ada

148 No Indikator Sasaran Satuan 8 Dokumen evaluasi kinerja perencanaan pembangunan 9 Nilai PDRB (Rp. Juta) 2011 Capaian 2012 Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) Ada Ada a Berdasarkan Harga Berlaku Rp. 79,654,981 82,699, ,606,808 95,905, b Berdasarkan Harga Konstan Rp. 34,396,721 34,378, ,601,551 36,530, Laju Pertumbuhan ekonomi (%) % Inflasi (%) % % 12 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Rp. 16,273,809 16,781, ,223,881 18,889, Berlaku (Rp.) 13 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Rp. 7,090,104 6,976, ,376,524 7,195, Konstan (Rp.) 14 Kemampuan Daya Beli Rp/kap/bln 633, , , , Masyarakat (Konsumsi riil per kapita) (Rp/kap/bln) 15 Pertumbuhan PDRB % Pertumbuhan ekonomi % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran pertama untuk mewujudkan misi keenam sebesar % diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 16 (enam belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana capaian pada tahun 2011 sebesar %. 2) Capaian indikator tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dengan capaian kinerja sebesar %. 3) Capaian indikator tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERDA pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011 dengan capaian sebesar %. 192

149 4) Capaian indikator penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011 dengan capaian sebesar %. 5) Capaian indikator Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.20%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.92% menurun sebesar 0.72% menjadi 99.20% pada tahun ) Capaian indikator buku "Kabupaten dalam Angka" pada tahun 2012 dari pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dengan capaian sebesar %. 7) Capaian indikator buku "PDRB Kabupaten" pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar % kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dengan capaian sebesar %. 8) Capaian indikator dokumen evaluasi kinerja perencanaan pembangunan pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011 dengan capaian sebesar %. 9) Capaian indikator nilai PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2012 dari target Rp86,606,808,- terealisasi sebesar Rp95,905,597,- sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 6.91% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator nilai PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2012 dari target Rp36,601,551,- terealisasi sebesar Rp36,530,744,- sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.81%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.95% menurun sebesar 0.14% menjadi 99.81% pada tahun

150 11) Capaian indikator inflasi pada tahun 2012 dari target 5.50% terealisasi sebesar 3.56% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 35.27% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator PDRB perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 dari target Rp17,223,881,- terealisasi sebesar Rp18,889,429,- sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 6.55% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2012 dari target Rp7,376,524,- terealisasi sebesar Rp7,195,043,- sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 97.54%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 98.39% menurun sebesar 0.85% menjadi 97.54% pada tahun ) Capaian indikator kemampuan daya beli masyarakat (konsumsi riil per kapita) pada tahun 2012 dari target 636,000 Rupiah/Kapita/Bulan terealisasi sebesar 632,060 Rupiah/Kapita/Bulan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.38%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.53% menurun sebesar 0.15% menjadi 99.38% pada tahun ) Capaian indikator pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 dari target 6.41% terealisasi sebesar 5.99% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.45% kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.13% menurun sebesar 5.68% menjadi 93.45% pada tahun

151 16) Capaian indikator pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 dari target 6.41% terealisasi sebesar 5.99% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.45%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.55% menjadi 93.55% pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kesatu dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp7,350,200,000,- 16 (enam belas) indikator sasaran. terealisasi sebesar Rp6,749,778,552,- atau capaiannya sebesar 91.83%. Sasaran ini dicapai dengan 6 (enam) program, antara lain: 1. Program Pengembangan Data/Informasi, dengan anggaran sebesar Rp1,435,781,000,- 2. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan anggaran sebesar Rp154,500,000,- 3. Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan anggaran sebesar Rp3,369,152,000,- 4. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan anggaran sebesar Rp1,105,060,000,- 5. Program Perencanaan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial, dengan anggaran sebesar Rp333,882,000,- 6. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dengan anggaran sebesar Rp951,825,000,- 2. Sasaran kedua yaitu Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 195

152 Tabel 3.41 Evaluasi Pencapaian Sasaran 2 pada Misi 6 Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil No Indokator Sasaran Satuan Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Kepemilikan KTP % Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk Akta % sudah sudah Rasio Rasio bayi berakte kelahiran Rasio Rasio pasangan berakte nikah Rasio Jumlah penduduk (jiwa) Jiwa 4,771,932 4,922, ,059,177 5,077, Laju pertumbuhan penduduk (%) % Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) Jiwa 477, , , Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 9 (sembilan) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kepemilikan KTP pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar 90.70% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.70%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 92.32% menurun sebesar 1.62% menjadi 90.70% pada tahun ) Capaian indikator kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2012 dari target 217 akta/1000 penduduk terealisasi sebesar 240 akta/1000 penduduk sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 10.35% menjadi % pada tahun

153 3) Capaian indikator penerapan KTP nasional berbasis NIK pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan tahun 2011 dengan pencapaian %. 4) Capaian indikator rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 95.77% kondisi tersebut sama dengan tahun 2011 dengan pencapaian kinerja sebesar 95.77%. 5) Capaian indikator rasio bayi berakte kelahiran pada tahun 2012 dari target 0.79 terealisasi sebesar 0.90 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar %. 6) Capaian indikator rasio pasangan berakte nikah pada tahun 2012 dari target 1.00 terealisasi sebesar 0.90 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.00%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 89.00% meningkat sebesar 1.00% menjadi 90.00% pada tahun ) Capaian indikator jumlah penduduk pada tahun 2012 dari target 5,059,177 jiwa terealisasi sebesar 5,077,210 jiwa sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 2.8% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 dari target 2.73% terealisasi sebesar 3.15% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 15.38% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah penduduk miskin pada tahun 2012 dari target 400,833 jiwa terealisasi sebesar 424,314 jiwa sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 197

154 158.85%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 97.33% meningkat sebesar 21.6% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedua dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dengan 9 (sembilan) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp12,554,272,000,- terealisasi sebesar Rp9,527,158,065,- atau capaiannya sebesar 75.88%. Sasaran ini dicapai dengan satu program, yaitu program administrasi kependudukan sebesar Rp12,554,272,000,- 3. Sasaran ketiga yaitu Meningkatnya Kualitas Kebijakan Bidang Pemerintahan rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.42 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 pada Misi 6 Meningkatnya Kualitas Kebijakan Bidang Pemerintahan No Indikator Sasaran Satuan 2011 Capaian 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Sistem informasi manajemen pemda Sistem Sistem informasi pelayanan perizinan dan adm pemerintah Jumlah perda yang mendukung iklim usaha Website Perda Tingkat kepuasan masyarakat % Indeks kepuasan layanan masyarakat ada ada ada ada Penyelesaian izin lokasi % Jumlah produk hukum daerah - Perda Dokumen Perbup Dokumen Kepbup Dokumen Kesepakatan/Perjanjian Dokumen Kajian Hukum Dokumen Jumlah perkara yang terselesaikan di dalam dan diluar peradilan (Perdata, TUN,Pidana, Hukum Lainnya) perkara Rata-rata

155 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketiga untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 8 (delapan) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator sistem informasi manajemen pemda pada tahun 2012 dari target 3 sistem terealisasi sebanyak 1 sistem sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 33.33%, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 0% meningkat sebesar 33.33% menjadi 33.33% pada tahun ) Capaian indikator sistem informasi pelayanan perizinan dan adm pemerintah pada tahun 2012 dari target 1 website terealisasi sebanyak 1 website sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 dengan capaian sebesar %. 3) Capaian indikator jumlah perda yang mendukung iklim usaha pada tahun 2012 dari target 64 Perda terealisasi sebanyak 67 Perda sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 4.69% menjadi pada tahun ) Capaian indikator tingkat kepuasan masyarakat pada tahun 2012 dari target 73.72% terealisasi sebesar 74.67% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 0.26% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator indeks kepuasan layanan masyarakat pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan pencapaian sebesar %. 6) Capaian indikator penyelesaian izin lokasi pada tahun 2012 dari target 75.00% terealisasi sebesar 55.50% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 74.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 199

156 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 26.00% menjadi 74.00% pada tahun ) Capaian jumlah produk hukum daerah a. Capaian indikator jumlah produk hukum peraturan daerah pada tahun 2012 dari target 16 dokumen terealisasi sebanyak 15 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.75%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.25% menjadi 93.75% pada tahun b. Capaian indikator jumlah produk hukum peraturan bupati pada tahun 2012 dari target 20 dokumen terealisasi sebanyak 53 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.00% menjadi % pada tahun c. Capaian indikator jumlah produk hukum keputusan bupati pada tahun 2012 dari target 550 dokumen terealisasi sebanyak 977 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 25.99% menjadi % pada tahun d. Capaian indikator jumlah produk hukum kesepakatan/perjanjian pada tahun 2012 dari target 40 dokumen terealisasi sebanyak 77 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 172.5% meningkat sebesar 20.00% menjadi % pada tahun

157 e. Capaian indikator jumlah produk hukum kajian hukum pada tahun 2012 dari target 8 dokumen terealisasi sebanyak 10 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah perkara yang terselesaikan di dalam dan di luar peradilan (Perdata, TUN, Pidana, Hukum Lainnya) pada tahun 2012 dari target 155 dokumen terealisasi sebanyak 220 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 22.24% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ketiga dicapai oleh 2 (dua) OPD, yaitu: 1. Sekretariat Daerah, dengan 6 (enam) indikator sasaran; 2. Badan Perizinan Terpadu, dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp5,643,500,000,- terealisasi sebesar Rp5,001,460,397,- atau capaiannya sebesar 88.62%. Sasaran ini dicapai dengan 5 (lima) program, antara lain: 1. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana, dengan anggaran sebesar Rp325,000,000,- 2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan anggaran sebesar Rp675,000,000,- 3. Program Pengembangan Pelayanan Perizinan, dengan anggaran sebesar Rp790,000,000,- 4. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan anggaran sebesar Rp2,146,380,000,- 201

158 5. Program Perlidungan Hukum Aparatur Pemerintah Daerah, dengan anggaran sebesar Rp1,707,120,000,- 4. Sasaran keempat yaitu Meningkatnya Kualitas Kebijakan Bidang Perekonomian dan Pembangunan rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.43 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 pada Misi 6 Meningkatnya Kualitas Kebijakan Bidang Perekonomian dan Pembangunan No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Pembinaan BUMD kegiatan Tersusunnya rumusan kebijakan bidang perekonomian Tersusunnya rumusan kebijakan bidang administrasi pemerintahan kebijakan kebijakan Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran Meningkatnya kualitas kebijakan bidang perekonomian dan pembangunan untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator pembinaan BUMD pada tahun 2012 dari target 22 kegiatan terealisasi sebanyak 22 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan capaian kinerja sebesar %. 2) Capaian indikator tersusunnya rumusan kebijakan bidang perekonomian pada tahun 2012 dari target 3 kebijakan terealisasi sebanyak 3 kebijakan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan capaian kinerja sebesar %. 3) Capaian indikator tersusunnya rumusan kebijakan bidang administrasi pemerintahan pada tahun 2012 dari target 1 kebijakan terealisasi sebanyak 1 202

159 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan capaian sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran keempat dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Sekretariat Daerah, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp4,700,550,000,- terealisasi sebesar Rp3,855,388,519,- atau capaiannya sebesar 82.02%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, antara lain: 1. Program Penataan Adminstrasi Pemerintah Daerah, dengan anggaran sebesar Rp2,001,550,000,- 2. Program Pengkoordinasian Bidang Ekonomi, dengan anggaran sebesar Rp2,699,000,000,- 5. Sasaran kelima yaitu Meningkatnya Kualitas Kebijakan Bidang Kesejahteraan Rakyat rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.44 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 pada Misi 6 Meningkatnya Kualitas Kebijakan Bidang Kesejahteraan Rakyat No Indikator Sasaran Satuan Tersusunnya rumusan kebijakan bidang sosial Kegiatan forum koordinasi antar umat beragama Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) Kebijakan Kali % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kelima untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator tersusunnya rumusan kebijakan bidang sosial pada tahun 2012 dari target 3 kebijakan terealisasi sebesar 3 kebijakan sehingga pencapaian 203

160 kinerjanya sebesar % kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan pencapaian kinerja %. 2) Capaian indikator Kegiatan forum koordinasi antar umat beragama pada tahun 2012 dari target 6 kali terealisasi sebanyak 24 kali sehingga capaiannya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menigkat sebesar % menjadi % pada tahun Pada tahun 2012, kegiatan ini tidak dilaksanakan pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik karena Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 2006-Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, Dan Pendirian Rumah Ibadat, disebutkan pembentukan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), dilaksanakan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dan Memiliki Lembaga Yang bersifat konsultatif, FKUB Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) mempunyai tugas: a. Kesbangpol hanya sebagai fasilitator dan pembina; b. Kepengurusan FKUB terdiri dari tokoh agama dan perwakilan organisasi; c. Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama membantu Bupati dalam menjaga kerukunan hidup beragama; FKUB dibentuk untuk d. Tugas Pokok dan Fungsi FKUB diatur dalam Peraturan Bersama Menteri (PBM); e. Pembentukan FKUB berdasarkan SK Bupati. 3) Rasio tempat ibadah per satuan penduduk pada tahun 2012 dari target 3.14 terealisasi sebesar 2.91 sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 88.85% kondisi 204

161 tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 12.3% menjadi 92.68% pada tahun Hal ini terjadi karena pertumbuhan tempat ibadah tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dalam mewujudkan sasaran kelima dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Sekretariat Daerah, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp10,302,326,000,- terealisasi sebesar Rp8,914,616,096,- atau capaiannya sebesar 86.53%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, antara lain: 1. Program Pengendalian Kesejahteraan Sosial, dengan anggaran sebesar Rp1,048,425,000,- 2. Program Fasilitasi Kerukunan Umat Beragama, dengan anggaran sebesar Rp9,253,901,000,- 6. Sasaran keenam yaitu Meningkatnya kualitas kebijakan bidang administrasi umum rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.45 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 pada Misi 6 Meningkatnya kualitas kebijakan bidang administrasi umum No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Terciptanya dialog/audensi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan/anggota organisasi sosial dan kegiatan kemasyarakatan; 2 Terciptanya koordinasi antar pimpinan daerah bulan Tersusunnya rumusan kebijakan SKPD kebijakan Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keenam untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 205

162 1) Capaian indikator terciptanya dialog/audensi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan/anggota organisasi sosial dan kemasyarakatan pada tahun 2012 dari target 2 kegiatan terealisasi sebanyak 2 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahuan 2011 dengan pencapaian kinerja sebesar %. 2) Capaian indikator terciptanya koordinasi antar pimpinan daerah pada tahun 2012 dari target 12 bulan terealisasi sebanyak 12 bulan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan pencapaian kinerja sebesar %. 3) Capaian indikator tersusunnya rumusan kebijakan SKPD pada tahun 2012 dari target 11 kebijakan terealisasi sebanyak 19 kebijakan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 34.27% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran keenam dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Sekretariat Daerah, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp8,629,900,000,- terealisasi sebesar Rp7,646,291,953,- atau capaiannya sebesar 88.60%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, antara lain: 1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah, dengan anggaran sebesar Rp5,991,900,000,- 2. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan, dengan anggaran Rp2,638,000,000,- 7. Sasaran ketujuh yaitu Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 206

163 Tabel 3.46 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 pada Misi 6 Meningkatnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Meningkatnya lembaga ekonomi di perdesaan Lembaga Meningkatnya jumlah kelompok usaha perempuan di perdesaan Kelompok Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan : a Posyandu aktif % b Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat % (LPM) c LPM Berprestasi Lembaga d Pemeliharaan pasca program pemberdayaan masyarakat % e Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK % f PKK aktif % Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat % Jumlah LSM Lembaga Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintahan desa dan pengadaan kendaraan roda 2 dalam menunjang kapasitas aparatur pemerintahan desa Orang Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketujuh untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 7 (tujuh) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator meningkatnya lembaga ekonomi di perdesaan pada tahun 2012 dari target 22 lembaga terealisasi sebanyak 22 lembaga sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 66.67% meningkat sebesar 33.33% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator meningkatnya jumlah kelompok usaha perempuan di perdesaan pada tahun 2012 dari target 8 kelompok terealisasi sebesar 8 kelompok sehingga 207

164 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 75.00% meningkat sebesar 25.00% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator posyandu aktif pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan pencapaian kinerja sebesar %. 4) Capaian indikator rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) pada tahun 2012 dari target 78.45% terealisasi sebesar 82.41% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 13.23% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator LPM berprestasi pada tahun 2012 dari target 6 lembaga terealisasi sebesar 6 lembaga sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan pencapaian tahun 2011 dengan pencapaian kinerja sebesar %. 6) Capaian indikator pemeliharaan pasca program pemberdayaan masyarakat pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan pencapaian kinerja tahun 2011 dengan pencapaian sebesar %. 7) Capaian indikator rata-rata jumlah kelompok binaan PKK pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.36% menjadi % pada tahun

165 8) Capaian indikator PKK aktif pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan pencapaian kinerja sebesar %. 9) Capaian indikator swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat pada tahun 2012 dari target 28.66% terealisasi sebesar 34.81% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.01% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah LSM pada tahun 2012 dari target 93 lembaga terealisasi sebesar 93 lembaga sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan pencapaian kinerja tahun 2011 dengan pencapaian %. 11) Capaian indikator meningkatnya kapasitas aparatur pemerintahan desa dan pengadaan kendaraan roda 2 dalam menunjang kapasitas aparatur pemerintahan desa pada tahun 2012 dari target 413 orang terealisasi sebesar 413 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan pencapaian kinerja tahun 2011 dengan pencapaian sebesar %. 12) Capaian indikator persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa pada tahun 2012 dari target 1.4% terealisasi sebesar 1.4% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan pencapaian tahun 2011 denganpencapaian %. Dalam mewujudkan sasaran ketujuh dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dengan 12 (dua belas) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp4,145,203,000,- terealisasi sebesar Rp4,083,732,773,- atau capaiannya sebesar 98.52%. Sasaran ini dicapai dengan 5 (lima) program, antara lain: 209

166 1. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp265,000,000,- 2. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp102,420,000,- 3. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, dengan anggaran sebesar Rp735,000,000,- 4. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, dengan anggaran sebesar Rp2,798,183,000,- 5. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa, dengan anggaran sebesar Rp244,600,000,- 8. Sasaran kedelapan itu Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.47 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 pada Misi 6 Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan No Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah Organisasi Kepemudaan Organisasi Jumlah Kegiatan Kepemudaan Kegiatan Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedelapan untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 2 (dua) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator jumlah organisasi kepemudaan pada tahun 2012 dari target 57 organisasi terealisasi sebesar 57 organisasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan kondisi tahun 2011 dengan pencapaian sebesar %. 210

167 2) Capaian indikator jumlah kegiatan kepemudaan pada tahun 2012 dari target 10 kegiatan terealisasi sebesar 15 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 50.00% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedelapan dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga dengan 2 (dua) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp2,082,688,000,- terealisasi sebesar Rp1,891,575,600,- atau capaiannya sebesar 90.82%. Sasaran ini dicapai dengan 2 program, antara lain: 1. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda, dengan anggaran sebesar Rp665,023,000,- 2. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, dengan anggaran sebesar Rp1,417,665,000,- 9. Sasaran kesembilan yaitu Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemasyarakatan Olahraga rata-rata tercapai sebesar 60.83% maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Cukup. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.48 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 pada Misi 6 Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemasyarakatan Olahraga No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah organisasi olahraga (klub olahraga) Organisasi Jumlah kegiatan olahraga Kegiatan Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta/milik pemerintah) GOM Jumlah lapangan olahraga Lapangan Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesembilan untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 4 indikator sasaran, antara lain: 211

168 1) Capaian indikator jumlah organisasi olahraga (klub olahraga) pada tahun 2012 dari target 54 organisasi terealisasi sebesar 54 organisasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan tahun 2011 dengan pencapaian %. 2) Capaian indikator jumlah kegiatan olahraga pada tahun 2012 dari target 15 kegiatan terealisasi sebesar 14 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.33%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.67% menjadi 93.33% pada tahun ) Capaian indikator gelanggang/balai remaja (selain milik swasta/milik Pemerintah) pada tahun 2012 dari target 2 GOM terealisasi sebesar 1 GOM sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 50.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 50.00% menjadi 50.00% pada tahun ) Capaian indikator jumlah lapangan olahraga pada tahun 2012, capaian indikator ini tidak terlaksana. Hal ini disebabkan karena pada DPA T.A tidak ada kegiatan pembangunan lapangan olahraga sehingga capaian indikator lapangan olahraga sebesar 0.00%. Dalam mewujudkan sasaran kesembilan dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga, dengan 4 (empat) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp105,181,504,000,- terealisasi sebesar Rp100,986,895,101,- atau capaiannya sebesar 96.01% Sasaran ini dicapai dengan 3 program, antara lain: 1. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga, dengan anggaran sebesar Rp205,540,000,- 2. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, dengan anggaran sebesar Rp4,595,975,000,- 212

169 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga, dengan anggaran sebesar Rp100,379,989,000,- 10. Sasaran kesepuluh yaitu Meningkatnya Wawasan Kebangsaan Masyarakat ratarata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.49 Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 pada Misi 6 Meningkatnya Wawasan Kebangsaan Masyarakat No Indikator Sasaran Satuan 2011 Capaian 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Rasio jumlah masyarakat per penduduk yang memperoleh pendidikan/pembinaan/sosialisasi pengembangan wawasan kebangsaan 2 Rasio jumlah masyarakat per penduduk yang memperoleh pendidikan/pembinaan/sosialisasi pengembangan wawasan kebangsaan (Kemitraan Wawasan Kebangsaan ) Masy/ Pend Masy/ Pend Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesepuluh untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 2 (dua) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator rasio jumlah masyarakat per penduduk yang memperoleh pendidikan/pembinaan/sosialisasi pengembangan wawasan kebangsaan pada tahun 2012 dari target masyarakat/ penduduk terealisasi sebesar masyarakat/ penduduk sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 54.66%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 45.34% menjadi 54.66% pada tahun Hal ini terjadi karena target masyarakat yang memperoleh pendidikan /pembinaan/sosialisasi pengembangan wawasan kebangsaan sebanyak 200 orang, tetapi hanya bisa dilaksanakan sebanyak 110 orang karena terbatas pagu anggaran. 2) Capaian indikator rasio jumlah masyarakat per penduduk yang memperoleh pendidikan/pembinaan/sosialisasi pengembangan wawasan kebangsaan (Kemitraan 213

170 Wawasan Kebangsaan) pada tahun 2012 dari target masyarakat/ penduduk terealisasi sebesar masyarakat/ penduduk sehingga pencapaian kinerjanya sebesar , kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun Hal ini terjadi karena target masyarakat yang memperoleh pendidikan /pembinaan/sosialisas pengembangan wawasan kebangsaan sebanyak 180 orang, tetapi dilaksanakan sebanyak 480 orang karena terdapat perubahan SOTK penambahan kegiatan (6 kegiatan), sehingga capaian kinerja mencapai %. Dalam mewujudkan sasaran kesepuluh dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, dengan 2 (dua) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,489,069,000,- terealisasi sebesar Rp1,428,821,537,- atau capaiannya sebesar 95.95%. Sasaran ini dicapai dengan 2 program, antara lain: 1. Program pengembangan wawasan kebangsaan, dengan anggaran sebesar Rp126,465,000,- 2. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan, dengan anggaran sebesar Rp1,362,604,000,- 11. Sasaran kesebelas yaitu Terwujudnya kehidupan politik yang demokratis ratarata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.50 Evaluasi Pencapaian Sasaran 11 pada Misi 6 Terwujudnya kehidupan politik yang demokratis Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Kegiatan pembinaan politik daerah Kegiatan Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kegiatan Penegakan PERDA % 11,31 11, Rata-rata

171 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesebelas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kegiatan pembinaan politik daerah pada tahun 2012 dari target 5 kegiatan terealisasi sebesar 5 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar % 2) Capaian indikator kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP pada tahun 2012 dari target 2 kegiatan terealisasi sebesar 2 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 3) Capaian indikator penegakan PERDA pada tahun 2012 dari target 15.65% terealisasi sebesar 14.69% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.27% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kesebelas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp575,206,000,- terealisasi sebesar Rp549,631,500,- capaiannya sebesar 95,55%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Pendidikan Politik Masyarakat, dengan anggaran sebesar Rp575,206,000,- 12. Sasaran keduabelas yaitu Terlindunginya Masyarakat dari Gangguan Keamanan, Kenyamanan, Ketentraman dan Ketertiban rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: atau 215

172 Tabel 3.51 Evaluasi Pencapaian Sasaran 12 pada Misi 6 Terlindunginya Masyarakat dari Gangguan Keamanan, Kenyamanan, Ketentraman dan Ketertiban No Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Capaian (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah demo % Jumlah Linmas per Jumlah 10,000 Penduduk % Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten % Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan % Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk % Angka kriminalitas yang tertangani % Angka kriminalitas % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keduabelas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 7 (tujuh) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator jumlah demo pada tahun 2012 dari target 12.00% terealisasi sebesar 16.00% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 33.33% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah linmas per jumlah 10,000 penduduk pada tahun 2012 dari target 8.51% terealisasi sebesar 8.55% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.44% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten Bogor pada tahun 2012 dari target 8.51% terealisasi sebesar 8.55% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana 216

173 persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.44% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio pos siskamling per jumlah desa/kelurahan pada tahun 2012 dari target 36.14% terealisasi sebesar 36.17% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 0.08% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio jumlah polisi pamong praja per 10,000 penduduk pada tahun 2012 dari target 0.80% terealisasi sebesar 0.89% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 37.64% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator angka kriminalitas yang tertangani pada tahun 2012 dari target 9.35% terealisasi sebesar 4.32% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 46.20%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 50.16% menurun sebesar 3.96% menjadi 46.20% pada tahun ) Capaian indikator angka kriminalitas pada tahun 2012 dari target 9.35% terealisasi sebesar 7.54% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 89.86% meningkat sebesar 29.50% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedua belas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, dengan 7 (tujuh) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp5,227,051,000,- terealisasi sebesar Rp4,549,341,000,- atau 217

174 capaiannya sebesar 87.03%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan anggaran sebesar Rp431,750,000,- 13. Sasaran ketigabelas yaitu Meningkatnya Kelancaran Fasilitasi Tugas-Tugas Kepala Daerah dan DPRD rata-rata tercapai sebesar 88.61% maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.52 Evaluasi Pencapaian Sasaran 13 pada Misi 6 Meningkatnya Kelancaran Fasilitasi Tugas-Tugas Kepala Daerah dan DPRD No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Raperda Raperda Perda APBD perubahan, penetapan, dan Perda pertanggungjawaban 3 Jaring aspirasi masyarakat Kali Perda Inisiatif Dokumen Sosialisasi produk hukum DPRD Edisi Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketigabelas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 5 (lima) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator raperda pada tahun 2012 dari target 12 raperda terealisasi sebesar 12 raperda sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 25.00% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator Perda APBD perubahan, penetapan, dan pertanggungjawaban pada tahun 2012 dari target 3 perda terealisasi sebesar 3 perda sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 dengan capaian %. 218

175 3) Capaian indikator jaring aspirasi masyarakat pada tahun 2012 dari target 101 kali terealisasi sebesar 94 kali sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.07%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 6.63% menjadi 93.07% pada tahun ) Capaian indikator perda inisiatif pada tahun 2012 dari target 2 dokumen terealisasi sebesar 1 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 50.00%, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011 dengan capaian %. Tidak tercapainya indokator sasaran ini disebabkan sehubungan dengan sisa waktu untuk menyelesaikan 1 perda inisiatif (Perda CSR) tidak mencukupi, karena berdasarkan prinsip PROLEGDA (Program Legislasi Daerah) sebuah peraturan daerah harus disusun secara terencana, terpadu, sistematis dan hierarkis, hal tersebut untuk menjaga agar sebuah perda tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional. Raperda CSR sudah disampaikan dalam Rapat Paripurna Internal DPRD, hanya tinggal pembahasannya yang belum dilaksanakan. 5) Capaian indikator Sosialisasi produk hukum DPRD pada tahun 2012 dari target 2 edisi terealisasi sebesar 2 edisi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2011 dengan capaian %. Dalam mewujudkan sasaran ketigabelas dicapai oleh 1(satu) OPD, yaitu Sekretariat DPRD, dengan 5 (lima) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp21,934,038,000,- terealisasi sebesar Rp19,651,934,871,- atau capaiannya sebesar 89.60%. Sasaran ini dicapai dengan 2 program, antara lain: 1. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan anggaran sebesar Rp1,007,274,000,- 219

176 2. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, dengan anggaran sebesar Rp20,926,764,000,- 14. Sasaran keempat belas yaitu Meningkatnya Efektifitas Pengawasan dan Pengendalian Internal rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.53 Evaluasi Pencapaian Sasaran 14 pada Misi 6 Meningkatnya Efektifitas Pengawasan dan Pengendalian No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Laporan Hasil Audit LHA Tindak Lanjut Hasil Audit (%) % Jumlah Auditor Orang Jumlah P2UPD Orang Jumlah Struktural Orang Jumlah Calon Auditor Orang Jumlah Pelatihan Kali Dokumen sistem dan prosedur pengawasan Dokumen Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keempat belas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 8 (delapan) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator Laporan Hasil Audit pada tahun 2012 dari target 281 LHA terealisasi sebesar 281 LHA sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. Laporan Hasil Audit tersebut terdiri dari 40 LHA Reguler, 240 LHA Kaji Uji dan 1 Dokumen Rekapitulasi Laporan SIDAK disiplin aparat. 2) Capaian indikator tindak lanjut hasil audit pada tahun 2012 dari target % terealisasi sebesar 99.54% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 99.54%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % 220

177 menurun sebesar 0.46% menjadi 99.54% pada tahun Hal ini terjadi karena dari 40 OPD yang diaudit, masih terdapat 2 OPD yang belum menyelesaikan seluruh rekomendasi hasil audit yang diberikan oleh Inspektorat Kabupaten Bogor. 3) Capaian indikator jumlah auditor pada tahun 2012 dari target 30 orang auditor terealisasi sebesar 30 orang auditor sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan pencapaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 4) Capaian indikator jumlah P2UPD pada tahun 2012 dari target 12 orang terealisasi sebesar 19 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 0% meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah struktural pada tahun 2012 dari target 9 orang terealisasi sebanyak 9 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 6) Capaian indikator jumlah calon auditor pada tahun 2012 dari target 9 orang terealisasi sebanyak 7 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 77.78%. kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 22.22% pada tahun Hal tersebut terjadi karena peserta yang akan mengikuti pendidikan pembentukan auditor batal mengikuti pendidikan tersebut dikarenakan peserta yang sudah didaftarkan telah inpassing ke dalam jabatan fungsional P2UPD. 7) Capaian indikator jumlah pelatihan pada tahun 2012 dari target 4 kali terealisasi sebanyak 4 kali sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 221

178 8) Capaian indikator dokumen sistem dan prosedur pengawasan pada tahun 2012 dari target 2 dokumen terealisasi sebanyak 2 dokumen sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran keempat belas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu: Inspektorat Kabupaten Bogor, dengan 8 (delapan) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp6,072,500,000,- terealisasi sebesar Rp6,053,328,636,- atau capaiannya sebesar 99.68%. Sasaran ini dicapai dengan 3 program, antara lain: 1. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, dengan anggaran sebesar Rp5,822,500,000,- 2. Program peningkatan profesionalisme tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan sebesar Rp150,000,000,- 3. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan sebesar Rp100,000,000,- 15. Sasaran kelima belas yaitu Meningkatnya Pendapatan Daerah rata-rata tercapai sebesar 92.64%, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: No Indikator Sasaran Satuan 1 2 Optimalnya Penerimaan Pendapatan Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Tabel 3.54 Evaluasi Pencapaian Sasaran 15 pada Misi 6 Meningkatnya Pendapatan Daerah 2011 Capaian 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 3,312,332, 3,463,620, 3,137,979, 3,652,899, Rupiah , , , , Pajak Retribusi Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kelima belas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 2 (dua) indikator sasaran, antara lain: 222

179 1) Capaian indikator optimalnya penerimaan pendapatan pada tahun 2012 dari target Rp3,137,979,847,207.31,- terealisasi sebesar Rp,3,652,899,842,264.34,- sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 11.84% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah pada tahun 2012 dari target 11 pajak terealisasi sebesar 10 pajak sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.91%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 9.09% menjadi 90.91% pada tahun ) Capaian indikator jumlah dan macam retribusi daerah pada tahun 2012 dari target 17 retribusi terealisasi sebesar 12 retribusi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 70.59%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 29.41% menjadi 70.59% pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kelima belas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Pendapatan Daerah, dengan 2 (dua) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp11,391,853,000,- terealisasi sebesar Rp8,261,093,420,- atau capaiannya sebesar 72.52%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan anggaran sebesar Rp ,- 16. Sasaran keenam belas yaitu Tertatanya Administrasi dan Pertanggungjawaban Keuangan dan Barang Daerah rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 223

180 Tabel 3.55 Evaluasi Pencapaian Sasaran 16 pada Misi 6 Meningkatnya Pendapatan Daerah No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Tertib Administrasi dan Dokumen Pengelolaan Barang Daerah Daerah - lengkap lengkap lengkap lengkap Tertib Penataan dan pendayagunaan Aset daerah - Tertib Tertib Tertib Tertib Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran keenam belas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 2 (dua) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator tertib administrasi dan dokumen pengelolaan barang daerah daerah pada tahun 2012 dari target lengkap terealisasi secara lengkap sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. Indikator sasaran ini dicapai dengan kegiatan sebagai berikut : Penyusunan Buku Daftar Harga Tertinggi keluarannya yaitu tersusunnya 2 dokumen yang ditetapkan dalam rancangan Peraturan Bupati tentang Standar Harga Satuan Barang/Jasa; Penyusunan Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah keluarannya yaitu tersedianya 2 dokumen yang terdiri dari 2 dokumen Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah Tahun 2012 dan Rencana Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Tahun 2012; Penyusunan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah dan Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah keluarannya yaitu tersusunnya 2 dokumen yang terdiri dari : Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah Tahun 2012 dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Tahun 2012; Penyusunan Laporan Hasil Pengadaan Barang/Jasa dan Pemeliharaan keluarannya yaitu tersusunnya 2 dokumen yaitu laporan hasil pengadaan belanja 224

181 modal dan pengadaan barang dan jasa; Monitoring Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah keluarannya yaitu tersedianya 1 dokumen hasil monitoring pengelolaan barang milik daerah; Pemutahiran Pencatatan dan Pelaporan Barang Milik Daerah keluarannya yaitu tersusunnya 3 dokumen berupa buku induk inventaris yang terbaru; Penyusunan Sisdur Penatausahaan Barang Milik Daerah keluarannya yaitu tersusunnya 1 dokumen sisdur penatausahaan barang milik daerah; Penghapusan Barang Bekas Inventaris Milik Pemerintah Kabupaten Bogor keluarannya yaitu tersusunnya 10 draft Keputusan Bupati mengenai Penghapusan Barang Milik Daerah; Pembuatan Profil Aset Milik Pemerintah Daerah tidak dapat direalisasikan, hal ini disebabkan tidak cukup waktu untuk membuat profil aset yang mampu menggambarkan secara detail aset yang dimiliki pemerintah Kabupaten Bogor di 15 Kecamatan; serta Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Daerah keluarannya yaitu terbinanya 77 orang mengenai pengelolaan barang daerah kepada penyimpan/pengawas barang pada 77 OPD. 2) Capaian indikator tertib penataan dan pendayagunaan aset daerah pada tahun 2012 dari target lengkap terealisasi secara lengkap sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. Indikator sasaran ini dicapai melalui Program Penataan dan Pendayagunaan Aset Daerah dengan kegiatan sebagai berikut : Penerbitan Alas Hak Tanah keluarannya yaitu tersedianya 100 dokumen alas hak tanah aset Kabupaten Bogor terdiri dari Pamijahan sebanyak 45 alas hak, Leuwiliang sebanyak 27 alas hak, serta Jonggol sebanyak 38 alas hak; Pendayagunaan Aset Pemerintah Kabupaten Bogor keluarannya yaitu tersusunnya 40 draft surat keputusan bupati mengenai pendayagunaan aset pemerintah; Penertiban Aset Pemerintah Kabupaten Bogor keluarannya yaitu bidang tanah yang ditertibkan sebanyak 20 bidang tanah dari rencana 20 bidang tanah; serta Pengembalian 225

182 Batas Tanah Aset Pemerintah Kabupaten Bogor keluarannya yaitu tersedianya 14 Gambar Ukur Sementara (GS). Dalam mewujudkan sasaran keanam belas dicapai oleh 1(satu) OPD, yaitu Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah, dengan 2 (dua) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp3,707,777,000,- terealisasi sebesar Rp2,679,439,272,-atau capaiannya sebesar 72.26%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, antara lain: 1. Program Penataan dan Pendayagunaan Aset, dengan anggaran sebesar Rp1,083,048,000,- 2. Program Pengelolaan Barang Daerah dan Program Penataan dan Pendayagunaan Aset Daerah, dengan anggaran sebesar Rp2,624,729,000,- 17. Sasaran ketujuh belas yaitu Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kepegawaian dan Kompetensi Aparatur dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.56 Evaluasi Pencapaian Sasaran 17 pada Misi 6 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Kepegawaian dan Kompetensi Aparatur Dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Rasio penyelesaian kasus indisipliner dan pemberian sanksi terhadap PNS Rasio Jumlah Pemrosesan Izin Belajar % Persentase kebutuhan pegawai melalui seleksi penerimaan CPNS; Jumlah Pemrosesan kenaikan pangkat Jumlah Persentase Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS Peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur melalui diklat, dan tugas belajar % % % % Rata-rata

183 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran ketujuh belas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 6 (enam) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator rasio penyelesaian kasus indisipliner dan pemberian sanksi terhadap PNS tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 85.88%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 67.13% menjadi 85.58% pada tahun ) Capaian indikator jumlah pemrosesan izin belajar pada tahun 2012 dari target 83.29% terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 83.64% meningkatsebesar 69.01% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator Persentase kebutuhan pegawai melalui seleksi penerimaan CPNS pada tahun 2012 dari target 83.29% terealisasi sebesar 93.40% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 0% meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah pemrosesan kenaikan pangkat pada tahun 2012 dari target 89.01% terealisasi sebesar 79.93% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 89.80%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 11.33% menjadi 89.80% pada tahun ) Capaian indikator jumlah persentase fasilitasi pindah/purna tugas PNS pada tahun 2012 dari target 95.13% terealisasi sebesar 98.07% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila 227

184 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 1.27% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur melalui diklat, dan tugas belajar pada tahun 2012 dari target 87.98% terealisasi sebesar % sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 7.19% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ketujuh belas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan(BKPP), dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp20,818,226,000,- terealisasi sebesar Rp19,271,858,130 atau capaiannya sebesar %. Sasaran ini dicapai dengan 6 (enam) program, antara lain: 1. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, dengan anggara sebesar Rp6,931,511,000,- 2. Program Analisa Kebutuhan dan Formasi Pegawai, dengan anggara sebesar Rp1,289,136,000,- 3. Program Layanan Administrasi Kepegawaian, dengan anggaran sebesar Rp1,295,784,000,- 4. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS, dengan anggaran sebesar Rp312,550,000,- 5. Program Pendidikan dan Pelatihan, dengan anggaran sebesar Rp10,559,245,000,- 6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan anggaran sebesar Rp ,- 228

185 18. Sasaran kedelapan belas yaitu Meningkatnya Pelayanan Perizinan yang Sesuai dengan Ketentuan, Cepat dan Terjangkau Masyarakat rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.57 Evaluasi Pencapaian Sasaran 18 pada Misi 6 Meningkatnya Pelayanan Perizinan yang Sesuai dengan Ketentuan, Cepat dan Terjangkau Masyarakat No Indikator Sasaran Satuan 2011 Capaian 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) % Pameran/expo kali Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Perusahaan Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Rasio daya serap tenaga kerja Rp 21,609,219, 393,386 19,774,266, 534, ,523,358, 288,058 6,250,108, 806, % Jenis Perizinan Jenis Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedelapan belas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 6 (enam) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator kenaikan / penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah) pada tahun 2012 dari target 19.84% terealisasi sebesar 1.06% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 5.34%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi 5.34% pada tahun

186 2) Capaian indikator pameran/expo pada tahun 2012 dari target 4 kali terealisasi sebesar 4 kali sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. 3) Capaian indikator jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) pada tahun 2012 dari target 667 perusahaan terealisasi sebesar 2,763 perusahaan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 91.16% meningkat sebesar menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) pada tahun 2012 dari target Rp3,523,358,288,058,- terealisasi sebesar Rp6,250,108,806,384,- sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 91.51% meningkatsebesar 85.88% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio daya serap tenaga kerja pada tahun 2012 dari target 60.21% terealisasi sebesar 31.62% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 52.52%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 47.48% menjadi 52.52% pada tahun ) Capaian indikator jenis perizinan pada tahun 2012 dari target 50 jenis terealisasi sebesar 45 jenis sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.00%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 10.00% menjadi 90.00% pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedelapan belas dicapai oleh 1(satu) OPD, yaitu Badan Perizinan Terpadu, dengan 6 (enam) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini 230

187 sebesar Rp5,899,821,000,- terealisasi sebesar Rp5,666,035,420,- atau capaiannya sebesar 96.04%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, antara lain: 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, dengan anggaran sebesar Rp650,000,000,- 2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan anggaran sebesar Rp500,000,000,- 3. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana, dengan anggaran sebesar Rp275,000,000,- 4. Program Pelayanan Perizinan, dengan anggaran sebesar Rp4,474,821,000,- 19. Sasaran kesembilan belas yaitu Tersedia/Tersebarnya Informasi Tentang Penyelenggaraan Pemerintahan rata-rata tercapai sebesar 97.63% maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.58 Evaluasi Pencapaian Sasaran 19 pada Misi 6 Tersedia/Tersebarnya Informasi Tentang Penyelenggaraan Pemerintahan No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah jaringan Komunikasi % Rasio Wartel/Warnet terhadap jumlah penduduk Jumlah Penyiaran Radio/TV lokal % Stasiun Website Pemerintah daerah Website ada ada Media Luar Ruang Jenis Persentase penduduk yg menggunakan Telepon/HP Jumlah rekomendasi teknis/perizinan pos dan telekomunikasi Jumlah fasilitasi penerapan TIK yang dilakukan Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah Jumlah dokumen penyelenggaraan pos dan telekomunikasi % Rekomendasi Kegiatan Sistem Dokumen

188 No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 11 Media Interpersonal Jenis LPSE Unit Ada Ada Ada Ada Jumlah Surat Kabar nasional/lokal yang masuk ke Surat Kabar daerah 14 Media massa Jenis Jumlah kemitraan/kerjasama penyebarluasan informasi Kerjasama Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesembilan belas untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 15 (lima belas) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator jumlah jaringan komunikasi pada tahun 2012 dari target 0.01% terealisasi sebesar 0.01% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 86.67% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator rasio wartel/warnet terhadap jumlah penduduk pada tahun 2012 dari target 0.11% terealisasi sebesar 0.12% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 9.09% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah penyiaran radio/tv lokal pada tahun 2012 dari target 30 stasiun terealisasi sebesar 30 stasiun sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 4) Capaian indikator website pemerintah daerah pada tahun 2012 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 232

189 5) Capaian indikator media luar ruang pada tahun 2012 dari target 8 jenis terealisasi sebanyak 7 jenis sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 87.50%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 12.50% menjadi 87.50% pada tahun ) Capaian indikator persentase penduduk yg menggunakan telepon/hp pada tahun 2012 dari target 34.48% terealisasi sebesar 34.48% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar %. 7) Capaian indikator jumlah rekomendasi teknis/perizinan pos dan telekomunikasi pada tahun 2012 dari target 50 rekomendasi terealisasi sebanyak 68 rekomendasi sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 136%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar % menjadi 136% pada tahun ) Capaian indikator jumlah fasilitasi penerapan TIK yang dilakukan pada tahun 2012 dari target 2 kegiatan terealisasi sebesar 1 kegiatan sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 50%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 50.00% menjadi 50.00% pada tahun ) Capaian indikator sistem informasi manajemen pemerintah daerah pada tahun 2012 dari target 3 sistem terealisasi sebanyak 3 sistem sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 0% meningkat sebesar % menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah dokumen penyelenggaraan pos dan telekomunikasi pada tahun 2012 dari target 3 dokumen terealisasi sebesar 2 dokumen sehingga 233

190 pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 33.33% menjadi 66.67% pada tahun Hal ini dikarenakan keterbatasan pelaksanaan updating data pos dan telekomunikasi baik dari sisi SDM maupun jumlah anggaran. 11) Capaian indikator media interpersonal pada tahun 2012 dari target 8 jenis terealisasi sebesar 8 jenis sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan tahun 2011 yaitu sebesar %. 12) Capaian indikator LPSE pada tahun 2012, terealisasi sebesar %, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. 13) Capaian indikator jumlah surat kabar nasional/lokal yang masuk ke daerah pada tahun 2012 dari target 145 surat kabar, terealisasi sebanyak 167 surat kabar, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 15.17% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator media massa pada tahun 2012 dari target 4 jenis terealisasi sebanyak 4 jenis sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 33.33% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator jumlah kemitraan/kerjasama penyebarluasan informasi pada tahun 2012 dari target 4 kerjasama terealisasi sebesar 4 kerjasama sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. Dalam mewujudkan sasaran kesembilan belas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Dinas Komunikasi dan Informasi, dengan 15 (lima belas) indikator sasaran. Anggaran pada 234

191 sasaran ini sebesar Rp5,569,812,000,- terealisasi sebesar Rp5,495,018,720,- atau capaiannya sebesar 98.66%. Sasaran ini dicapai dengan 5 (lima) program, antara lain: 1. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan anggaran sebesar Rp2,072,671,000,- 2. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi, dengan anggaran sebesar Rp320,023,000,- 3. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi, dengan anggaran sebesar Rp83,271,000,- 4. Program Kerjasama Informasi dan Media Masa, dengan anggaran sebesar Rp ,- 5. Program Penataan dan Pengendalian Program Pembangunan, dengan anggaran sebesar Rp823,751,000,- 20. Sasaran kedua puluh yaitu Tertibnya Pengelolaan Arsip dan Tercapainya Kemudahan untuk diakses Publik rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.59 Evaluasi Pencapaian Sasaran 20 pada Misi 6 Tertibnya Pengelolaan Arsip dan Tercapainya Kemudahan Untuk Pelayanan Kearsipan No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) Penerapan Pengelolaan arsip secara baku Penataan Dokumen/arsip SKPD melalui Media Elektronik Meningkatnya umur teknis sarana prasarana kearsipan % Berkas Boks Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua puluh untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 indikator sasaran, antara lain: 235

192 1) Capaian indikator penerapan pengelolaan arsip secara baku pada tahun 2012 dari target 7.00% terealisasi sebesar 7.00% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %. Kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. 2) Capaian indikator penataan dokumen/arsip OPD melalui media elektronik pada tahun 2012 dari target 35,000 berkas terealisasi sebesar 35,000 berkas sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 90.73% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator meningkatnya umur teknis sarana prasarana kearsipan pada tahun 2012 dari target 17,000 boks terealisasi sebesar 17,000 boks sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 90.73% meningkat sebesar 9.27% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kesembilan belas dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp384,186,000,- terealisasi sebesar Rp377,225,500 atau capaiannya sebesar 98.19%. Sasaran ini dicapai dengan 4 (empat) program, antara lain: 1. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah, dengan anggaran sebesar Rp197,039,000,- 2. Program Pemeliharaan Rutin/ Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan, dengan anggaran sebesar Rp106,547,000,- 3. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, dengan anggaran sebesar Rp60,600,000,- 236

193 4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, dengan anggaran sebesar Rp20,000,000,- 21. Sasaran kedua puluh satu yaitu Meningkatnya cakupan pelayanan, pencegahan dan upaya penanggulangan bencana rata-rata tercapai sebesar 99.83% maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.60 Evaluasi Pencapaian Sasaran 21 pada Misi 6 Meningkatnya Cakupan Pelayanan, Pencegahan dan Upaya Penanggulangan Bencana No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 2 Meningkatnya waktu tanggap (response time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten % % Terbantunya korban bencana alam korban Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua puluh satu untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator meningkatnya waktu tanggap (response time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran pada tahun 2012 dari target 77.00% terealisasi sebesar 71.74% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 93.17%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 25.35% menjadi 93.17% pada tahun ) Capaian indikator cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten pada tahun 2012 dari target terealisasi sebesar sehingga pencapaian kinerjanya sebesar 90.91%, kondisi tersebut mengalami penurunan apabila 237

194 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % menurun sebesar 9.09% menjadi 90.91% pada tahun ) Capaian indikator terbantunya korban bencana alam pada tahun 2012 dari target 3,000 korban terealisasi sebesar 3,462 korban sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 4.95% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran ke duapuluh satu dicapai oleh 1(satu) OPD, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp3,690,700,000,- terealisasi sebesar Rp3,387,014,155,- atau capaiannya sebesar 91.77%. Sasaran ini dicapai dengan 2 (dua) program, antara lain: 1. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran, dengan anggaran sebesar Rp1,589,000,000,- 2. Program Pencegahan Dini dan Penaggulangan Korban Bencana Alam, dengan anggaran sebesar Rp101,700,000,- 22. Sasaran keduapuluh dua yaitu Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas Pegawai Negeri Sipil rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Baik Sekali. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.61 Evaluasi Pencapaian Sasaran 22 pada Misi 6 Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Pegawai Negeri Sipil No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Jumlah PNS yang mengikuti pembekalan pensiun Orang Penyelenggaraan HUT Korpri Orang Penyelenggaraan Rakercab Korpri Orang Rata-rata

195 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua puluh dua untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 3 (tiga) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator jumlah PNS yang mengikuti pembekalan pensiun pada tahun 2012 dari target 500 orang terealisasi sebanyak 500 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 99.11% meningkat sebesar 0.89% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator penyelenggaraan HUT Korpri pada tahun 2012 dari target 2500 orang terealisasi sebanyak 2500 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut sama dengan capaian tahun 2011 sebesar %. 3) Capaian indikator penyelenggaraan Rakercab Korpri pada tahun 2012 dari target 240 orang terealisasisebanyak 240 orang sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar 0% meningkat sebesar % pada tahun Dalam mewujudkan kedua puluh dua dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Sekretariat Dewan Pengurus Korpri dengan 3 (tiga) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp1,031,805,000,- terealisasi sebesar Rp1,012,061,800,- atau capaiannya sebesar 98.08%. Sasaran ini dicapai dengan 2(dua) program, antara lain: 1. Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas, dengan anggaran sebesar Rp ,- 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan anggaran sebesar Rp ,- 23. Sasaran kedua puluh tiga yaitu Menurunnya angka kemiskinan daerah rata-rata tercapai sebesar % maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: 239

196 Tabel 3.62 Evaluasi Pencapaian Sasaran 23 pada Misi 6 Menurunnya Angka Kemiskinan Daerah No Indikator Sasaran Satuan Capaian Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) 1 Indeks Gini % Persentase penduduk diatas garis kemiskinan (%) % Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kedua puluh tiga untuk mewujudkan misi keenam diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 2 (dua) indikator sasaran, antara lain: 1) Capaian indikator indeks gini pada tahun 2012 dari target 0.23% terealisasi sebesar 0.33% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 40.44% menjadi % pada tahun ) Capaian indikator persentase penduduk di atas garis kemiskinan pada tahun 2012 dari target 92.03% terealisasi sebesar 9.39% sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar 89.80% menjadi % pada tahun Dalam mewujudkan sasaran kedua puluh tiga dicapai oleh 1(satu) OPD, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan 2 (dua) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp333,882,000,- terealisasi sebesar Rp333,265,460,- atau capaiannya sebesar 99.82%. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, antara lain Program Perencanaan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial, dengan anggaran sebesar Rp333,882,000,- 240

197 Misi Ketujuh: Meningkatkan Kerjasama Pembangunan Daerah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Misi ketujuh dicapai dengan 1 (satu) sasaran, yaitu Meningkatnya kerjasama antar pemerintah dan pihak ketiga. Rata-rata pencapaian sasaran pada misi ketujuh sebesar %, pencapaian tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun rincian per sasaran untuk mendukung pencapaian misi ini adalah sebagai berikut: Sasaran kesatu yaitu Meningkatnya kerjasama antar pemerintah dan pihak ketiga rata-rata tercapai sebesar %, maka pencapaian sasaran tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik Adapun rincian indikator sasaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.63 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 pada Misi 7 Meningkatnya kerjasama antar pemerintah dan pihak ketiga No Indikator Sasaran Satuan 1 Terciptanya kerjasama pembangunan antar pemerintah daerah, pihak ketiga dan luar negeri. MoU Kesepakatan/ Perjanjian Tahun 2011 Capaian Tahun 2012 Target Realisasi (%) Target Realisasi Capaian (%) Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sasaran kesatu untuk mewujudkan misi ketujuh diperoleh melalui penjabaran indikator sasaran sebanyak 1 (satu) indikator sasaran, antara lain: Capaian indikator terciptanya kerjasama pembangunan antar pemerintah daerah, pihak ketiga dan luar negeri pada tahun 2012 dari target 9 MoU kesepakatan/perjanjian terealisasi sebesar 30 MoU kesepakatan/perjanjian, sehingga pencapaian kinerjanya sebesar %, kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011 dimana persentase pada tahun 2011 sebesar % meningkat sebesar % menjadi % pada tahun

198 Dalam mewujudkan sasaran ini dicapai oleh 1 (satu) OPD, yaitu Sekretariat Daerah, dengan 1 (satu) indikator sasaran. Anggaran pada sasaran ini sebesar Rp749,150,000,- terealisasi sebesar Rp650,445,130,- atau capaiannya sebesar %. Sasaran ini dicapai dengan 1 (satu) program, yaitu Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah dan Pihak Ketiga, dengan anggaran Rp749,150,000,- 3.4 Akuntabilitas Keuangan Ikhtisar laporan realisasi anggaran yang merupakan akuntabilitas keuangan dapat digambarkan sebagai berikut: Dalam APBD Kabupaten Bogor tahun 2012, realisasi pendapatan Kabupaten Bogor sebesar Rp3,974,405,353,193.37,- dan realisasi belanja sebesar Rp3,674,037,596,300.00,- sehingga pada tahun 2012 anggaran APBD Kabupaten Bogor surplus sebesar Rp300,367,756,893.37,-. Realisasi pembiayaan daerah dari sisi penerimaan daerah pada tahun 2012 sebesar Rp478,705,360,424,- yang seluruhnya merupakan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu. Pada tahun 2012 realisasi pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp78,900,000,000,- yang digunakan untuk pembentukan dana cadangan sebesar Rp30,000,000,000,- dan penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar Rp48,900,000,000,-. Realisasi pendapatan daerah sebesar Rp3,974,405,353,193.37,- PAD Kabupaten Bogor memberikan kontribusi sebesar Rp1,068,548,454,277.37,- realisasi PAD ini melebihi target yang telah direncanakan sebesar %. Realisasi belanja daerah sebesar Rp3,674,037,596,300,- pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Bogor berhasil melakukan penghematan Rp472,809,573,700,- dari anggaran belanja daerah yang telah direncanakan sebesar Rp4,146,847,170,000,-. 242

199 A. Pengelolaan Pendapatan Daerah 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Kebijakan Pendapatan Daerah senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran; 2) Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, dalam pengertian bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan/atau dikurangi dengan bagi hasil; 3) Pendapatan daerah adalah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Kebijakan pendapatan daerah disesuaikan dengan kewenangannya, struktur pendapatan daerah dan asal sumber penerimaannya dapat dibagi berdasarkan 3 (tiga) kelompok, yaitu: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan hasil penerimaan dari sumber-sumber pendapatan yang berasal dari potensi daerah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerahnya. Sedangkan kebijakan pendapatan asli daerah dilakukan dalam berbagai upaya yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah meliputi: a. Mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara: membenahi manajemen data penerimaan PAD, meningkatkan penerimaan pendapatan non-konvensional, melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak dan retribusi yang perlu disesuaikan, menetapkan target penerimaan berdasarkan potensi penerimaan, 243

200 mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah; b. Optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB dan BPHTB yang sudah menjadi pajak daerah; c. Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap perkembangan basis pungutannya dan less distortive (tidak/kurang berdampak pada kesenjangan) terhadap perekonomian masyarakat; d. Pemantapan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan daerah; e. Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi; f. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan pemerintah provinsi, OPD penghasil dan kecamatan; g. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah; h. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah; 2) Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang berasal dari APBN yang bertujuan untuk menutup celah fiskal (fiscal gap) sebagai akibat selisih kebutuhan fiskal (fiscal need) dengan kapasitas fiskal (fiscal capacity). Kebijakan yang akan ditempuh dalam upaya peningkatan pendapatan daerah dari dana perimbangan adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan koordinasi dalam intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN), dan PPh pasal 21; b. Meningkatkan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam dana perimbangan; 244

201 c. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan dana perimbangan. 3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah penerimaan yang berasal dari pihak ketiga dalam hal ini meliputi bagi hasil yang diperoleh dari pajak pemerintah provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dan bagi hasil retribusi dengan pemerintah provinsi serta pendapatan lainnya yang tidak termasuk kelompok PAD dan dana perimbangan, upaya peningkatannya adalah: a. Meningkatkan akurasi data yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat khususnya pada komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah; b. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan dana perimbangan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2008 s.d 2012) adalah sebagai berikut: Tabel 3.64 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Bogor Tahun Tahun Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) Total Realisasi Pendapatan APBD (Rp) Proporsi Terhadap Realisasi APBD (%) = 3 : ,940,055, ,635,690,464 1,875,856,412, ,074,025, ,903,884,329 2,178,137,511, ,351,329, ,263,956,504 2,511,474,972, ,836,367, ,121,399,928 3,451,755,115, *) 911,453,125,000 1,068,548,454,277 3,974,405,353, Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kab. Bogor Ket : *) Realisasi APBD T.A 2012 belum berdasarkan hasil audit 245

202 Berdasarkan tabel di atas realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2008 s.d 2012 mengalami peningkatan dalam tiap tahunnya. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Bogor pada tahun 2012 sebesar Rp1,068,548,454,277,- dari target sebesar Rp911,453,125,000,- atau capaiannya melampaui target sebesar 26.89%. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab. Bogor diperoleh dari: 1) Hasil Pajak Daerah sebesar Rp741,235,205,926.34,- Rincian PAD yang berasal dari pajak daerah pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 3.65 Pajak Daerah Kab. Bogor tahun 2012 NO URAIAN PENERIMAAN TARGET TAHUN 2012 REALISASI TAHUN 2012 I PAJAK DAERAH ,34 118,43 I.1 Pajak Hotel , ,00 111,60 I.2 Pajak Restoran , ,00 110,15 I.3 Pajak Hiburan , ,00 119,37 I.4 Pajak Reklame , ,00 105,74 I.5 Pajak Penerangan Jalan , ,00 105,30 I.6 Pajak Parkir , ,00 119,30 I.7 Pajak Air Tanah , ,00 115,28 I.8 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB ) , ,00 139,20 I.9 Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan , ,00 110,81 I.10 Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan , ,34 109,12 Sumber : Laporan Realisasi Pendapatan Tahun 2012 per tanggal 31 Des 2012 % 2) Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp127,812,577,508.03,- Rincian PAD yang berasal dari retribusi daerah pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 246

203 Tabel 3.66 Retribusi Daerah Kab. Bogor Tahun 2012 NO URAIAN PENERIMAAN TARGET TAHUN 2012 REALISASI TAHUN 2012 II RETRIBUSI DAERAH , ,03 110,40 II.A A. Retribusi Jasa Umum , ,03 102,87 II.A.1 1. Retribusi Pelayanan Kesehatan , ,03 103,64 a. Dinas Kesehatan , ,00 110,87 b. Puskesmas , ,00 100,35 2. RSUD Leuwiliang , ,03 107,47 3. RSUD Cileungsi , ,00 105,37 II.A.2 3. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan , ,00 100,10 II.A.3 4. Ret. Pel. Pemakaman/Pengabuan Mayat , ,00 109,29 II.A.4 5. Ret. Parkir Tepi Jalan Umum , ,00 100,00 II.A.5 6. Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor , ,00 100,01 II.A.6 4. Ret. Penyediaan dan/atau Penyedotan kakus , ,00 100,11 II.B B. Retribusi Jasa Usaha , ,00 109,21 II.B.1 1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah , ,00 117,00 a. Bagian Umum Setda , ,00 102,00 b. DPKBD , ,00 127,52 c. Dinas Bina Marga , ,00 107,64 II.B.2 2. Retribusi Terminal , ,00 100,04 II.B.3 3. Reribusi Tempat Khusus Parkir , ,00 100,00 II.B.4 5. Retribusi Rumah Potong Hewan , ,00 101,95 II.B.5 6. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga , ,00 102,42 II.C C. Retribusi Perijinan Tertentu , ,00 115,61 II.C.1 1. Ret. Ijin Mendirikan Bangunan , ,00 115,72 II.C.1 2. Ret. Ijin Gangguan , ,00 114,68 II.C.3 3. Ret. Ijin Trayek , ,00 100,04 Sumber : Laporan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2012 per tanggal 31 Des 2012 % 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp32,132,646,250.00,- Rincian hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 247

204 Tabel 3.67 Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan Kabupaten Bogor Tahun 2012 NO URAIAN PENERIMAAN TARGET TAHUN 2012 REALISASI TAHUN 2012 % III. HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YG DIPISAHKAN 32,132,713, ,132,646, III.1 PDAM Tirta Kahuripan 18,829,955, ,829,955, III.2 BUMD Bank Jabar banten 11,814,896, ,814,896, III.3 PD. Perkreditan Kecamatan 887,556, ,558, III.4 PD. Bank Perkreditan Rakyat 600,306, ,235, III.5 PD. Pasar Tohaga Sumber : Laporan Realisasi APBD Anggaran Tahun 2012 per tanggal 31 Des ) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah sebesar Rp167,368,024,593.00,- 248

205 Dari berbagai jenis pendapatan dalam PAD Kab. Bogor di atas dapat diketahui kontribusi masing-masing pendapatan terhadap PAD Kab. Bogor: Gambar 3.12 Proporsi Berbagai Jenis Pendapatan terhadap PAD Kab. Bogor Tahun % 15.56% Pajak Daerah Retribusi Daerah 11.96% 69.37% Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Dari gambar di atas diketahui pada tahun 2012 kontribusi masing-masing jenis pendapatan terhadap PAD Kabupaten Bogor, berdasarkan data di atas hasil pajak daerah mempunyai kontribusi yang besar terhadap PAD Kab. Bogor sebesar 69.37%, diikuti lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 15.56%, hasil retribusi daerah sebesar 11.96% serta hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 3.01%. b. Dana Perimbangan Tabel 3.68 Perkembangan Dana Perimbangan Kab. Bogor tahun 2008 s.d 2012 Tahun Target Dana Perimbangan Realisasi Dana Perimbangan r (%) Total Realisasi Pendapatan APBD (Rp) Proporsi terhadap Realisasi APBD (%) = 3 : ,269,110,457,000 1,336,366,431,200-1,875,856,412, ,395,963,550,000 1,524,291,997, ,178,137,511, ,549,097,574,000 1,611,993,763, ,511,474,972,

206 Tahun Target Dana Perimbangan Realisasi Dana Perimbangan r (%) Total Realisasi Pendapatan APBD (Rp) Proporsi terhadap Realisasi APBD (%) ,710,592,054,000 1,781,177,918, ,451,755,115, ,963,877,056,000 2,048,587,761, ,974,405,353, Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kab. Bogor Ket : *) Realisasi APBD T.A 2012 belum berdasarkan hasil audit r(%) Pertumbuhan Berdasarkan tabel di atas diketahui alokasi dana perimbangan untuk Kabupaten Bogor selama kurun waktu 5 (lima) tahun sejak tahun 2008 s.d 2012 mengalami kenaikan dalam tiap tahunnya. Dari tabel di atas pertumbuhan dana perimbangan pada tahun 2009 sebesar 14.06%, kemudian pada tahun 2010 alokasi dana perimbangan mengalami pertumbuhan atau kenaikan sebesar 5.75%, pada tahun 2011 dan 2012 alokasi dana perimbangan juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya masing-masing sebesar 10.50% dan 15.01%. Hal ini berarti dana yang dialokasikan dari pendapatan APBN terhadap Kabupaten Bogor untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi mengalami kenaikan dalam setiap tahunnya. Adapun rincian dari dana perimbangan Kabupaten Bogor Tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1) Bagi hasil pajak/bukan pajak sebesar Rp263,487,873,200,- 2) Dana alokasi umum sebesar Rp1,062,589,558,000,- 3) Dana alokasi khusus sebesar Rp10,289,000,000,- 250

207 Gambar 3.13 Kontribusi DAK, DAU dan Dana Bagi Hasil terhadap Total Dana Perimbangan Kabupaten Bogor Tahun % 10.64% 81.65% Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) Berdasarkan data di atas diketahui kontribusi Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap total dana perimbangan cukup besar, yaitu sebesar 81.65%, diikuti dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar 10.64% dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 81.65%. c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Tabel 3.69 Perkembangan Dana Lain-lain Pendapatan yang Sah Kab. Bogor Tahun Tahun Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (Rp) Realisasi Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah (Rp) (r%) Total Realisasi Pendapatan APBD (Rp) Proporsi Terhadap Realisasi APBD (%) = 3 : ,318,282, ,854,290,866-1,875,856,412, ,114,419, ,941,629, ,178,137,511, ,694,303, ,217,252, ,511,474,972, ,003,904,179, ,455,796, ,451,755,115, *) 871,711,633, ,269,137, ,974,405,353, Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kab. Bogor Ket : *) Realisasi APBD T.A 2012 belum berdasarkan hasil audit r(%) Pertumbuhan 251

208 Dari tabel di atas diketahui bahwa dana lain-lain pendapatan uang sah pada tahun 2008 sebesar Rp222,854,290,866,- mengalami kenaikan sebesar 41.77% pada tahun 2009 menjadi Rp315,941,629,824,-, pada tahun 2010 juga mengalami kenaikan sebesar 58.33% menjadi Rp500,217,252,056, namun kenaikan yang terbesar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terjadi pada tahun 2011, kenaikan tersebut sebesar 97.01% menjadi 985,455,796,519. Pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 13.01% menjadi Rp857,269,137,888,-. Adapun rincian dari dana lain-lain pendapatan yang sah pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan hibah sebesar Rp4,099,850,000,- 2) Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp282,350,286,589,- 3) Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar Rp304,839,502,468,- 4) Dana bagi hasil retribusi dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp331,155,125,- 5) Dana alokasi cukai hasil tembakau sebesar Rp2,057,512,706,- 6) Dana tambahan penghasilan guru PNS daerah sebesar Rp263,590,831,000,- 252

209 Gambar 3.14 Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kab. Bogor Tahun 2012 Pendapatan hibah 30.75% 0.48% 32.94% Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 0.24,% 0.04,% 35.56% Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya Dana bagi hasil retribusi dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Dana alokasi cukai hasil tembakau Dari gambar di atas diketahui bahwa pada tahun 2012 bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya memiliki kontribusi yang besar terhadap total lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 35.56% diikuti oleh dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar 32.94%, dana tambahan penghasilan guru PNS sebesar 30.75%. adapun yang memiliki kontribusi terkecil terhadap total lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan hibah sebesar 0.48%, dana bagi hasil retribusi dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar 0.04% dan dana alokasi cukai hasil tembakau sebesar 0.24%. 253

210 3. Permasalahan dan Solusi Pendapatan Daerah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Secara keseluruhan bahwa realisasi pendapatan daerah telah melampaui target yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan umum, yaitu: a. Masih belum terintegrasinya sistem pengelolaan pendapatan daerah di Kabupaten Bogor baik mengenai pajak daerah, retribusi daerah maupun komponen pendapatan daerah lainnya; b. Masih lemahnya pengawasan terhadap perolehan pendapatan daerah pada wajib pajak, baik karena kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengelola pendapatan daerah maupun keterbatasan informasi yang dimiliki wajib pajak; c. Masih kurang optimalnya koordinasi antar instansi terkait dalam penerimaan pendapatan daerah, baik di tingkat desa/kelurahan, Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat sehingga informasi terhadap perolehan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah serta dana transfer lainnya sering terlambat dan tidak valid, sehingga menyebabkan proyeksi pendapatan daerah pada APBD Kabupaten Bogor mengalami perubahan; d. Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengelola pendapatan daerah, khususnya dalam memahami peraturan dan implementasinya di lapangan, seiring dengan adanya pendaerahan PBB P2 dan BPHTB, disamping belum memiliki petugas juru penilai, juru sita dan auditor/pemeriksa pajak daerah yang bersertifikat; e. Belum optimalnya kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah; f. Belum terdapatnya standar operasional prosedur penerimaan pendapatan daerah dan sering terlambatnya peraturan/regulasi tentang pendapatan daerah yang berhubungan dengan dana-dana yang bersumber dari provinsi/pusat, 254

211 sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam hal pengelolaan pendapatan daerah. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain: a. Membuat sistem pengelolaan pendapatan daerah di Kabupaten Bogor yang terintegrasi baik mengenai pajak daerah, retribusi daerah maupun komponen pendapatan daerah lainnya, termasuk didalamnya sistem pelaporan data wajib pajak secara on line; b. Meningkatkan pengawasan terhadap perolehan pendapatan daerah pada wajib pajak, dengan cara menambah kuantitas sumber daya manusia pengelola pendapatan daerah melalui penyediaan tenaga pendukung melalui outsourcing; c. Mempersiapkan kualitas dan kompetensi tenaga pemeriksa pajak daerah, juru penilai dan juru sita melalui pelatihan, bimbingan teknik dan in house training; d. Mengoptimalkan koordinasi antar instansi terkait dalam penerimaan pendapatan daerah, baik di tingkat desa/kelurahan, Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat melalui rapat koordinasi secara kontinyu/berkala dan komprehensif serta pro aktif dalam mencari informasi tentang dana-dana yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Jawa Barat; e. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah supaya dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah dengan cara melakukan analisis laba rugi dan upaya-upaya peningkatan profit BUMD dengan sarana prasarana serta sumber daya yang memadai; f. Menyusun standar operasional prosedur penerimaan pendapatan daerah dan pro aktif melakukan aksi jemput bola dalam mencari peraturan/regulasi tentang pendapatan daerah yang berhubungan dengan dana-dana yang bersumber dari provinsi/pusat; 255

212 g. Melakukan sosialisasi di berbagai media tentang upaya-upaya optimalisasi penerimaan pendapatan daerah baik dalam komponen Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan maupun Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. B. Pengelolaan Belanja Daerah 1. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan keberhasilan dan prestasi kerja setiap organisasi perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/ kegiatan. Kebijakan belanja daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian target IPM, dimana dengan mempertimbangkan pencapaian IPM, diperlukan perencanaan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pencapaian IPM. Perencanaan pembangunan yang mendukung pencapaian IPM diarahkan untuk memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur dan suprastruktur. Kebijakan belanja daerah diarahkan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, upaya tersebut antara lain adalah: a. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Kabupaten Bogor yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan; b. Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk kepentingan publik, melaksanakan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat efektifitas setiap program/kegiatan serta melaksanakan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya; 256

213 c. Penyusunan belanja kecamatan diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan kecamatan yang menjadi tanggungjawab pemerintah Kabupaten Bogor; d. Belanja dalam rangka peyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum; e. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari volume anggaran APBD tiap tahunnya dengan fokus pada penuntasan WAJAR DIKDAS 9 tahun dan penuntasan buta aksara serta menciptakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau; f. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk pelayanan dasar kesehatan terutama untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga medis terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, serta memperbaiki kualitas lingkungan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat; g. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan berbasis desa membangun, pemberdayaan koperasi dan KUKM, serta dukungan infrastruktur pedesaan; h. Pengurangan persentase jumlah angkatan kerja yang menganggur hingga dibawah 10% diantaranya melalui penyiapan SDM yang siap kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan sarana dan prasarana balai pelatihan ketenagakerjaan; 257

214 i. Dalam mendukung pengembangan aktifitas ekonomi, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada wilayah sentra produksi di pedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik; j. Guna menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Kabupaten Bogor, pemerintah daerah akan mengarahkan anggaran pada kegiatankegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung sebesar 45%, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam; k. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bogor, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur; l. Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap (fixed cost), insentif berbasis kinerja dan komitmen pembangunan yang berkelanjutan (multi years); m. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) Mengalokasikan belanja non pegawai seperti belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya. 258

215 Kebijakan pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat. Kebijakan pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA); pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan adalah: a. Sisa Lebih Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA akan diupayakan seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan anggaran secara konsisten. b. Merintis pemanfaatan pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri melalui penerbitan obligasi daerah ataupun bentuk pinjaman lainnya untuk membiayai pembangunan infrastruktur publik ataupun program/kegiatan strategis lainnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian bantuan kepada pemerintah kecamatan. Kebijakan pengeluaran pembiayaan adalah: a. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal BUMD dan dana LUEP. 259

216 b. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran. c. Penyertaan modal BUMD dibarengi dengan revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD. Kebijakan untuk dana masyarakat dan mitra yang merupakan potensi daerah perlu terus dikembangkan dan didorong untuk mendukung proses pembangunan Kabupaten Bogor. Pengembangan tersebut diarahkan melalui upaya menjalin kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta/masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar di Kabupaten Bogor. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan investasi daerah adalah: a. Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di Kabupaten Bogor; b. Kerjasama investasi antara Pemerintah Kabupaten Bogor dengan pihak swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang disepakati; c. Mendorong peningkatan investasi langsung oleh masyarakat lokal; d. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang merupakan wujud pelayanan publik dalam tata pemerintahan; e. Meningkatkan koordinasi program melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL); f. Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor pertanian, sektor industri berbasis pertanian, industri pengolahan dan industri manufaktur. 260

217 2. Target dan Realisasi Belanja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Tabel 3.70 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Tahun Realisasi Belanja Tidak Langsung (Rp) *) Proporsi (%) Realisasi Belanja Langsung (Rp) Proporsi (%) ,009,189,458, ,585,465, ,168,003,420, ,011,660,481, ,391,768,797, ,237,171,424, ,660,958,254, ,576,798,443, **) 1,779,883,806, ,894,153,789, Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kab. Bogor Ket : *) Realisasi BTL termasuk Belanja Hibah, Belanja Sosial, Belanja Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga **) Realisasi APBD Tahun Anggaran 2012 belum berdasarkan Hasil Audit Berdasarkan tabel di atas sejak tahun diketahui bahwa realisasi belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung, namun pada tahun 2012 belanja langsung sebesar 51.56% lebih besar daripada belanja tidak langsung, dimana realisasi belanja langsung pada tahun 2012 sebesar 48.44%. Berikut ini penjelasan tentang realisasi belanja daerah Kabupaten Bogor serta halhal yang mempengaruhinya: a. Belanja Tidak Langsung 1) Realisasi belanja pegawai mencapai 96.27% atau sebesar Rp1,430,702,820,261,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp1,486,082,768,000,- Tidak terealisasinya Belanja Pegawai ini diantaranya disebabkan karena: Masih adanya sisa anggaran dari rencana accress untuk pos belanja gaji pegawai dari yang telah direncanakan untuk beberapa OPD; 261

218 Masih adanya sisa anggaran tunjangan umum dan tunjangan fungsional sebagai akibat dari adanya dinamika jumlah pegawai yang disebabkan purna bhakti di tahun 2012; Masih adanya sisa anggaran biaya pemungutan, yaitu dari Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, untuk Insentif Pemungutan PBB Tahun 2012 tidak seluruhnya direalisasikan di tahun ) Belanja hibah terealisasi 95.64% atau sebesar Rp105,440,100,577,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp110,242,258,000,- Hal ini disebabkan karena tidak terpenuhinya kelengkapan administrasi pemohon hibah sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sehingga dana hibah dikembalikan ke kas daerah. 3) Belanja bantuan sosial terealisasi 60.76% atau sebesar Rp13,365,500,000,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp21,996,872,000,- Hal ini disebabkan karena tidak terpenuhinya kelengkapan administrasi pemohon bantuan sosial sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sehingga dana bantuan sosial dikembalikan lagi ke kas daerah 4) Belanja bagi hasil keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa dapat terealisasi sebesar 94.93% atau sebesar Rp51,927,138,224,- dari rencana yang ditetapkan sebesar Rp54,703,158,000,-. Hal ini disebabkan karena penyisihan bagian laba PDAM Tirta Kahuripan Tahun 2011 untuk Pemerintah Kota Depok belum direalisasikan karena Pemerintah Kota Depok belum mengajukan permohonan pencairan. 5) Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa terealisasi 95.72% atau sebesar Rp168,485,814,262,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp176,017,194,000,- Hal ini disebabkan karena bantuan operasional raskin baru direalisasikan sampai dengan bulan Oktober

219 6) Realisasi belanja tidak terduga hanya terealisasi 58.95% atau sebesar Rp9,962,433,408,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp16,898,815,000,-. Hal ini disebabkan karena sesuai dengan ketentuan, penggunaan belanja tak terduga berdasarkan surat keputusan Bupati harus sesuai dengan kebutuhan/peruntukan. Dalam anggaran BTT termasuk pengembalian kelebihan atas penerimaan tunjangan profesi guru PNSD dan tambahan penghasilan guru PNSD tahun 2011 yang pada tahun sebelumnya diminta untuk dikembalikan ke kas negara, namun sampai dengan akhir tahun anggaran 2012 tidak ada permintaan dari pemerintah pusat untuk mengembalikan. b. Belanja Langsung 1) Belanja pegawai terealisasi 93.48% atau sebesar Rp196,534,443,000,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp210,233,733,000,-. Hal ini disebabkan oleh adanya upaya efisiensi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. 2) Belanja barang dan jasa terealisasi 89.45% atau sebesar Rp662,151,913,152,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp740,255,869,000,-. Hal ini disebabkan adanya upaya efisiensi/penghematan pada belanja bahan pakai habis, belanja cetak dan penggandaan, belanja pemeliharaan, belanja makan dan minum, maupun pada belanja perjalanan dinas. 3) Belanja modal terealisasi 77.83% atau sebesar Rp1,035,467,433,416,- dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp1,330,416,503,000,-. Hal ini disebabkan oleh: (1) tidak terealisasinya sejumlah kegiatan untuk memenuhi sarana dan prasarana kerja dari aparatur, seperti belanja modal pengadaan, pembangunan, rehabilitasi gedung/kantor maupun belanja modal aparatur lainnya; (2) terdapat sejumlah kegiatan yang tidak terealisasi hingga akhir Tahun Anggaran 2012 sehingga kegiatan 263

220 dimaksud harus dilanjutkan dan/atau diluncurkan kembali pada tahun anggaran 2013; (3) adanya upaya efisiensi untuk beberapa kegiatan dari Belanja Modal, terutama yang berasal dari selisih penawaran dari pihak ketiga, sehingga dananya dikembalikan ke kas daerah. Adapun proporsi belanja langsung dengan belanja tidak langsung dalam APBD kabupaten Bogor tahun dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3.15 Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dalam APBD Kabupaten Bogor % 51.56% % 48.70% % 53.59% 47.06% 46.41% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung % 42.62% Permasalahan dan Solusi Dalam pelaksanaan pengelolaan belanja daerah, terdapat beberapa permasalahan yaitu: a. Belanja Tidak Langsung 1) Tidak terealisasinya belanja pegawai dikarenakan dalam perencanaan penerimaan CPNS tahun 2012 gaji pokok yang diperhitungkan untuk 6 bulan ke depan terhitung dari bulan Juni-Desember Pada tahun berjalan gaji pokok PNS yang baru diangkat pada tahun 2012 efektif dibayarkan mulai bulan November sampai dengan Desember tahun 2012, 264

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini merupakan rangkaian dan mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2017 GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai kean dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021 Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan RINGKASAN EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pekalongan secara langsung didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Secara khusus penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015 14 BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Aceh Barat tahun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 ini merupakan rangkaian dan mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip prinsip tranparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah 3.3. REALISASI ANGGARAN 3.3.1. Alokasi per sasaran pembangunan Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu pemerintah daerah disesuaikan dengan proporsi pembangunan. Pada tabel di bawah ini di

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 14

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 14 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 2 Mewujudkan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang Agamis, Berbudaya, dan Sejahtera 1 Peningkatan Penanganan Penyandang Masalah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

: RUSLI HABIBIE :

: RUSLI HABIBIE : GUBERNUR GORONTALO PENETAPAN KINERIA TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS Disampaikan oleh Drs. Ika Darmaiswara Kepala Bappeda Kabupaten Ciamis Pada Acara Penguatan SAKIP Ciamis, 20 Oktober

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Tabel IX-1 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis SASARAN INDIKATOR KINERJA Misi satu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang melalui peningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci