OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF Oleh: Ir. Hasanudin, M.Eng.Sc. dan Ir. Tia Astuti, M.Sc. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam menjalani peran barunya sebagai perusahaan publik pengelola jalan tol menghadapi tantangan yang semakin besar, yaitu antara lain tuntutan pemakai jalan terhadap mutu pelayanan jalan tol yang semakin kritis; yang mau tak mau memaksa pengelola jalan tol untuk mencari cara terbaik dalam melakukan pemeliharaan jalan tol sehingga memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), mencapai tingkat mutu pelayanan mantap dengan biaya seminimal mungkin (cost effective). Dalam pemenuhan standar pelayanan minimal, harus diakui bahwa terlepas dari pencapaian secara kuantitatif terhadap sasaran yang telah ditetapkan, masih banyak produk pemeliharaan jalan tol yang tidak mencapai sasaran yang direncanakan secara kualitatif. Indikasi mengenai hal ini terlihat dari adanya kerusakan dini yang terjadi pada lapis konstruksi jalan, serta masih banyaknya lubang di permukaan jalan, yang mengisyaratkan adanya permasalahan selama proses terbentuknya produk pemeliharaan jalan tol tersebut. Pencapaian sasaran akhir produk pemeliharaan jalan tol dengan tingkat mutu pelayanan mantap seringkali tidak didukung oleh perencanaan yang matang dan spesifikasi teknis yang sesuai, sehingga pencapaian pada tahap implementasinya juga mengalami penyimpangan dari target mutu yang telah ditetapkan. Makalah ini mencoba menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan aset jalan tol dan mencari upaya optimalisasi dalam menjalankan kegiatan tersebut sehingga terwujud mutu pelayanan jalan tol yang secara mantap memenuhi SPM dengan biaya pemeliharaan yang seoptimal mungkin, dan menjadi kompetitif dalam kerangka perusahaan yang modern. Halaman 1

2 1.2. Permasalahan Permasalahan pemeliharaan jalan tol yang selama ini ditemui adalah permasalahan multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Secara skematis struktur permasalahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. P e l a k s a n a a n Produk Pemeliharaan Aset Jalan Tol MASALAH Program /Desain Pengadaan - Inspeksi jarang dilakukan - Data base tidak akurat - Tidak mengikuti standar pemeliharaan - Belum ada standar harga satuan - Prosesnya "bertele-tele" - Jumlah paket pengadaan yang sangat banyak - Rentang nilai pengadaan sangat besar. - Tidak berorientasi pada performa. - Kurang memahami dokumen kontrak - Waktu sempit (pada crash program) - Curah hujan tinggi - Mental (Attitude) Supervisor - Skill kurang - Man month terbatas - Kurang memahami dokumen kontrak - Komposisi tim kurang Proyek/Satgas Kontraktor - Klasifikasi kontraktor - Sistem sub kontraktor - Tender arisan - Kemampuan teknis kurang - Banting harga - Mutu rendah - Dimensi kurang - Addendum waktu dan biaya besar. - Kelengkapan produk kurang - Kelengkapan dokumen kurang - Kerusakan dini - Biaya pml besar dan tidak terpola - Tidak optimal Gambar 1. Struktur Masalah Pemeliharaan Jalan Tol Semua pihak yang terlibat dalam proses pemeliharaan jalan tol memiliki kontribusi terhadap pencapaian sasaran produk pemeliharaan jalan tol yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Secara garis besar permasalahan pemeliharaan jalan tol dapat dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kelompok permasalahan, yaitu: 1. Program/desain. 2. Proses pengadaan. 3. Pengendalian pelaksanaan Permasalahan Program Pemrograman dan perencanaan (desain) merupakan langkah awal proses pemeliharaan aset jalan tol, sehingga permasalahan yang timbul dalam tahap kegiatan ini dapat memberikan pengaruh terhadap pencapaian sasaran secara keseluruhan. Pada tahap ini permasalahan yang timbul adalah: inspeksi jarang atau tidak secara kontinu dilakukan; data base pemeliharaan tidak akurat karena jarang diperbarui; desain tidak mengikuti standar pemeliharaan; belum ada standar perhitungan harga satuan. Halaman 2

3 1.2.2 Permasalahan Pengadaan Kegiatan pengadaan seringkali menjadi faktor penghambat dalam pencapaian sasaran produk pemeliharaan. Permasalahan utama di bidang pengadaan pemeliharaan adalah : proses pengadaan memakan waktu yang cukup lama sehingga pelaksanaan fisik pekerjaan pemeliharaan seringkali mundur dari rencana jadwal; jumlah paket pengadaan sangat banyak, dengan rentang nilai yang sangat besar; baik dokumen pengadaan maupun prosesnya tidak berorientasi kepada kinerja pelayanan jalan tol Permasalahan Pengendalian Pelaksanaan Pengendalian pelaksanaan di lapangan adalah hal yang sangat membutuhkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa tinggi-rendahnya mutu produk pekerjaan pemeliharaan tergantung kepada kehandalan segitiga fungsional, yang terdiri atas pihak Proyek Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan Tol (P2JT)/Satgas Cabang, Konsultan Supervisi, dan Pelaksana/Kontraktor. Permasalahan dalam segitiga fungsional ini akan mempengaruhi secara langsung pencapaian sasaran produk pemeliharaan jalan tol. Masalah yang paling sering timbul adalah kurang dipahaminya isi dokumen kontrak, waktu pelaksanaan yang sempit karena crash program, curah hujan yang tinggi, dan relatif rendahnya kualitas Konsultan Supervisi atau Kontraktor yang menangani pekerjaan pemeliharaan. Apabila permasalahan pemeliharaan mulai dari tingkat pemrograman/desain sampai dengan tingkat pelaksanaan tidak dipecahkan dengan baik maka pemeliharaan aset jalan tol akan menghasilkan produk dengan : mutu rendah atau kinerja buruk; dimensi desain yang tidak terpenuhi; kemungkinan relatif besarnya penambahan waktu/biaya (Addendum) kontrak; kelengkapan produk/dokumen yang kurang; Permasalahan pemeliharaan jalan tol sebagaimana disebutkan di atas perlu dipecahkan dengan baik sehingga sasaran dapat terwujud dengan baik pula. II. PEMBAHASAN 2.1 Sasaran Bidang Pemeliharaan Sasaran pokok pemeliharaan jalan tol yang utama adalah mewujudkan kinerja jalan tol yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan indikator: Tingkat kekesatan jalan (skid resistance) > 0,33 μ meter. Tingkat ketidakrataan jalan (roughness) < 4 m/km. Halaman 3

4 Permukaan jalan tol bebas lubang (zero potholes). Selain itu juga harus dipenuhi standar pelayanan yang berkaitan dengan pemeliharaan jalan tol yaitu pemenuhan kondisi marka jalan 100% dengan reflektivitas >80%, serta kondisi 100% untuk penerangan jalan umum (PJU) wilayah perkotaan dan pagar rumija. 2.2 Strategi Pencapaian Sasaran Dalam pencapaian sasaran tentu dibutuhkan biaya, yang anggaran setiap tahunnya relatif terbatas. Oleh karena itu strategi pencapaian sasaran adalah mempertimbangkan kondisi aset jalan tol saat ini dan prediksi kondisi ke depan sesuai kinerja yang diinginkan dengan biaya pemeliharaan seminimum mungkin (cost effective). Secara teoritis, teknik pencapaian efisiensi yang digunakan adalah mencari titik optimal antara kinerja yang diinginkan (reliabilitas kondisi jalan tol) dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai standar minimal kinerja jalan tol. Secara grafis konsep ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Konsep Optimalis asi Pemelihar aan Aset Jalan Tol Semakin tinggi intensitas pemelihar aan yang dilakukan, semakin tinggi biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan, namun risiko kerusakan struktur menurun sehingga biaya perbaikan kerusakan struktur juga menurun. Sebaliknya, semakin rendah intensitas pemeliharaan semakin rendah biaya pemeliharaan namun biaya perbaikan kerusakan struktur meningkat (tinggi). Titik optimum adalah kondisi yang di dalamnya biaya dan intensitas pemeliharaan berada pada tingkat yang paling menguntungkan (optimum). Strategi pencapaian sasaran harus menerapkan konsep ini. Halaman 4

5 Optimalisasi Program dan Penggunaan Dana Kerangka pikir optimalisasi program dan penggunaan dana disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 3. - Kondisi struktur jalan tol - Parameter teknis : - kerataan - lendutan - kekesatan - kondisi visual - lalu lintas - Parameter keuangan : - Harga satuan - Inflasi/Ekskalasi - Umur Rencana MMS Hasil inspeksi lapangan Kebutuhan Pemeliharan Aset Jalan Tol Inspeksi lapangan rutin 85 % Dana tersedia Standar pelayanan Program terseleksi Pemeliharaan Skala Besar, misal : overlay dan scrap fill Perbaikan skala kecil, misal : patching dan potholing 15 % Dana tersedia Gambar 3. Kerangka Pikir Optimalisasi Program dan Penggunaan Dana Strategi ini akan menjamin ketersediaan dana (15% dana tersedia) untuk perbaikan kerusakan skala kecil yang terjadi sewaktu-waktu, misalnya penambalan lubang di jalan tol. Saat ini pemanfaatan dana untuk perbaikan kerusakan minor sudah mulai diterapkan dalam paket Perawatan Jalan Tol yang termasuk ke dalam Pekerjaan Pemeliharaan Periodik Jalan Tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tahun Preventive Maintenance Preventive Maintenance adalah melakukan pemeliharaan jalan tol sebelum atau pada awal terjadinya kerusakan, berdasarkan hasil inspeksi lapangan dan prediksi kerusakan; contoh: surface dressing pada permukaan jalan tol yang aspal cenderung mengalami penuaan/ageing. Strategi ini akan mengurangi resiko kerusakan struktur yang lebih parah yang nantinya membutuhkan biaya perbaikan struktur yang cukup besar Penyederhanaan Proses Pengadaan Berdasarkan Keputusan Direksi No.01/KPTS-DIR/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Perusahaan, secara teoritis waktu yang dibutuhkan untuk proses pelelangan/seleksi adalah 2 (dua) bulan, namun pada prakteknya sampai dengan penandatanganan kontrak bisa memakan waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya prosedur yang harus dilalui, belum lagi banyaknya jumlah kontrak yang harus diselesaikan, sehingga proses administrasi pengadaan memerlukan waktu yang lama. Halaman 5

6 Lamanya proses pengadaan dapat berdampak bergesernya jadwal pelaksanaan fisik pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan yang semula direncanakan di saat musim panas, akhirnya baru bisa dimulai pada saat musim hujan mulai tiba. Akibatnya mutu pekerjaan pemeliharaan menjadi kurang baik dan hasilnya cenderung cepat rusak kembali. Hal ini berdampak langsung tingginya biaya pemeliharaan. Penyederhanaan proses pengadaan, seperti pembuatan standar dokumen kontrak, pembakuan perhitungan harga perhitungan sendiri, pengelompokan paket pekerjaan sehingga jumlah kontrak tidak terlalu banyak adalah contoh strategi yang sangat baik untuk memecahkan permasalahan di tahap pengadaan. Dengan demikian personil pengendali pekerjaan mempunyai waktu yang cukup untuk mengendalikan seluruh kegiatan pemeliharaan mulai dari inspeksi, penyusunan program, persiapan pengadaan, sampai dengan pengendalian/ pengawasan fisik di lapangan. Dalam tahapan perencanaan termasuk pengadaan, penyusunan rencana pengelolaan risiko (RPR) berperan penting dalam mengantisipasi segala risiko yang menyangkut baik mutu, waktu, maupun biaya pekerjaan. Strategi-strategi untuk mengoptimalkan produk pekerjaan pemeliharaan jalan tol dapat diuraikan dalam RPR dan dipantau/dikelola oleh Pengelola Risiko sampai dengan masa akhir pekerjaan dan menjadi masukan bagi penyusunan RPR selanjutnya untuk program sejenis ataupun lainnya Revitalisasi Segitiga Fungsional Strategi untuk revitalisasi segitiga fungsional ini akan berdampak langsung pencapaian sasaran melalui peningkatan mutu produk pemeliharaan sehingga sangat penting untuk dilakukan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah: peningkatan keterampilan dan keahlian personil pengendali pelaksanaan pekerjaan oleh Proyek P2JT/Satgas Cabang melalui pendidikan dan pelatihan dengan silabus yang terstruktur dan tepat sasaran (aplikatif/berdasarkan pengalaman). Penyempurnaan proses penyaringan personil tenaga ahli konsultan supervise. Dalam penyaringan ini diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dan pengalaman di jalan tol, karena peran kkonsultan ini dalam pencapaian roduk pemeliharaan yang bermutu sangatlah besar. Perbaikan sistem pengadaan kontraktor dengan penilaian terhadap inovasi/metode pelaksanaan sehingga tidak saja berorientasi kepada harga tetapi juga mutu, waktu, biaya, serta kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Halaman 6

7 Pada tahap pengendalian pelaksanaan, pengelolaan risiko ada di tangan Proyek P2JT/Satgas Cabang yang bertanggung jawab atas evaluasi dan pelaporan kegiatan serta tindak lindung risiko yang telah dilakukan untuk menjadi masukan bagi penyusunan RPR selanjutnya sekaligus menjadi penilaian bagi keefektifan hubungan segitiga fungsional ini Penerapan Performance Based Maintenance Performance Based Maintenance Contract (PBMC) merupakan strategi yang sangat handal untuk mencapai sasaran karena sistem ini memberikan jaminan akan adanya kinerja jalan tol yang memenuhi standar kualitas pelayanan sepanjang waktu. Di samping itu efektivitas sumber daya pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dapat dicapai, sehingga terwujud pemeliharaan yang efisien. Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan selama ini menggunakan kontrak yang terfokus kepada proses pelaksanaan pekerjaan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan bentuk kontrak ini, perusahaan masih menanggung risiko hasil pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor, di mana kontraktor tidak dibebani tanggung jawab untuk menjaga performa selama masa layan produk yang dihasilkan. Dalam sistem PBMC yang ideal, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. membuat ikatan kontrak kinerja dengan kontraktor pelaksana pekerjaan pemeliharaan jalan tol. Kontraktor melakukan seluruh aktivitas pemeliharaan yang mencakup perencanaan dan penjadwalan pekerjaan sampai dengan implementasi. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. hanya melakukan supervisi terhadap kinerja kontraktor dalam hal pemenuhan kinerja (tolok ukur), serta melakukan verifikasi dan pembayaran setiap periode tertentu yang disepakati dalam kontrak. Dengan sistem ini, pemakaian sumber daya menjadi lebih efisien. Kedua pihak, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan kontraktor menanggung risiko yang adil dan dengan sendirinya akan ditemukan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pemeliharaan jalan tol. Saat ini sistem PBMC telah mulai diberlakukan di lingkungan pekerjaan pemeliharaan jalan tol yaitu dengan adanya kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Periodik pada ruas-ruas jalan tol yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dengan jaminan kinerja selama 2 (dua) tahun. Namun sampai dengan saat ini, proses perencanaan masih dipegang penuh oleh pihak pemberi tugas. Di masa mendatang, secara bertahap diharapkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dapat mengimplementasikan sistem PBMC secara penuh, dan memperluasnya ke bidang selain pemeliharaan jalan tol, seperti pemeliharaan PJU dan pagar rumija. Halaman 7

8 III. KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan Identifikasi permasalahan pemeliharaan aset jalan tol memberikan gambaran bahwa secara kualitatif produk pemeliharaan jalan tol belum sepenuhnya mencapai sasaran yang disebabkan oleh permasalahan yang bersifat multi-disiplin yang melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, strategi untuk mencapai sasaran tingkat mutu pelayanan mantap dan memenuhi SPM perlu disusun secara terencana dengan memperhatikan permasalahan yang ada. Permasalahan dalam pencapaian sasaran pemeliharaan aset jalan tol secara garis besar terbagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu masalah program/desain, proses pengadaan dan pengendalian pelaksanaan. Sasaran pokok pemeliharaan jalan tol yaitu mewujudkan kinerja jalan tol yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), hanya akan terwujud apabila digunakan konsep optimalisasi, yaitu mengupayakan pemeliharaan optimal berupa keuntungan maksimum dengan batasan anggaran biaya pemeliharaan dan target kinerja kondisi aset yang diinginkan. Strategi optimalisasi dapat berupa optimalisasi program dan penggunaan dana, penerapan preventive maintenance, penyederhanaan proses pengadaan, revitalisasi peran segitiga fungsional (Proyek P2JT/Satgas Cabang, Konsultan Supervisi dan kontraktor), dan penerapan sistem Performance Based Maintenance (PBMC). Saat ini sistem PBMC telah mulai diberlakukan di lingkungan pekerjaan pemeliharaan jalan tol namun proses perencanaan masih dipegang penuh oleh pihak pemberi tugas Saran Budaya preventive maintenance perlu ditekankan sebagai strategi optimalisasi agar sasaran mutu untuk memenuhi SPM akan senantiasa terjamin dan pencapaiannya berjalan secara efisien. Penyederhanaan proses pengadaan seperti pembuatan standar dokumen kontrak, pembakuan perhitungan harga perhitungan sendiri, pengelompokan paket pekerjaan sehingga jumlah kontrak tidak terlalu banyak, perlu dilakukan untuk menghemat waktu dan tenaga dalam proses pengadaan. Untuk mempertajam peran dalam segi tiga fungsional secara periodik perlu dilaksanakan pelatihan personil untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan wawasan terkini (inovasi) dalam bidang pemeliharaan jalan tol. Secara bertahap diharapkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dapat segera mengimplementasikan sistem PBMC secara penuh, dan memperluasnya ke bidang selain pemeliharaan jalan tol, seperti pemeliharaan PJU dan pagar rumija. Dengan penerapan Halaman 8

9 strategi-strategi ini, diharapkan pelaksanaan kegiatan di bidang pemeliharaan jalan tol dapat lebih optimal dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dapat maju menjadi perusahaan yang selalu modern dan lebih kompetitif. Halaman 9

PENERAPAN KONSEP OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL PADA PROYEK PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

PENERAPAN KONSEP OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL PADA PROYEK PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENERAPAN KONSEP OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL PADA PROYEK PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. Abdul Rachman Magister

Lebih terperinci

Infrastruktur Jalan Tol Biaya Pemeliharaan Persentase Gerbang Tol Rp 7,596, %

Infrastruktur Jalan Tol Biaya Pemeliharaan Persentase Gerbang Tol Rp 7,596, % Bab I Pendahuluan Pada Bab ini diuraikan secara rinci mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan manfaat penelitian. I.1 Latar Belakang Tol Cipularang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor jasa konstruksi di Indonesia terutama untuk proyek konstruksi jalan mengalami kemajuan yang sangat pesat beberapa tahun ini. Indonesia sedang gencargencarnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS BINA MARGA DAN PSDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS BINA MARGA DAN PSDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS BINA MARGA DAN PSDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dari total belanja daerah

Lebih terperinci

SPM, zero potholes, coldmix asphalt instant, patching, JORR, window time, OPEX, timbris, patching, hotmix, stamper kodok.

SPM, zero potholes, coldmix asphalt instant, patching, JORR, window time, OPEX, timbris, patching, hotmix, stamper kodok. SINOPSIS Peningkatan volume dan beban kendaran serta berkurangnya usia layan struktur perkerasan jalan membutuhkan peran aktif dan progresif dari operator jalan tol. Sementara itu, PT Jalantol Lingkarluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen RI No. 34 Tahun 2006 menyatakan bahwa jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG CILEUNYI

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG CILEUNYI STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG CILEUNYI Dini Handayani Asmara NRP : 0221002 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Jalan memiliki umur layan atau umur rencana. Jika umur layan telah terlampaui, maka perlu adanya suatu lapisan tambahan (overlay) untuk meremajakan struktur perkerasan.

Lebih terperinci

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketidakpuasan terhadap kualitas layanan jalan sering dikeluhkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan rendahnya kemampuan pengelolaan pemeliharaan jalan, baik yang berakar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN JALAN TOL BERBASIS MANAJEMEN PROYEK (STUDI KASUS: TOL X) SKRIPSI

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN JALAN TOL BERBASIS MANAJEMEN PROYEK (STUDI KASUS: TOL X) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGELOLAAN PEMELIHARAAN JALAN TOL BERBASIS MANAJEMEN PROYEK (STUDI KASUS: TOL X) SKRIPSI DYAH OKTY MOERPRATIWI 0706266235 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA DEPOK JUNI 2011 1040/FT/01/SKRIP/07/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghindari pemborosan dana, semestinya suatu proyek terutama

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghindari pemborosan dana, semestinya suatu proyek terutama BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Konsep mengenai penentuan biaya konstruksi dan pemeliharaan jalan sering menimbulkan kesulitan serta membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit dan menjadi beban bagi anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah moda. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH PROYEK :. :. :. PAKET :. SERAH TERIMA SEMENTARA PEKERJAAN PHO KONTRAKTOR PELAKSANA P.T... Jalan.. KONSULTAN

Lebih terperinci

D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 6

D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung II - 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian pada Tugas Akhir ini merujuk pada Tugas Akhir yang disusun oleh Mochamad Rasyanda dengan judul Strategi Pemeliharaan Jalan Tol Padaleunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan jalan di Indonesia merupakan prasarana transportasi yang paling dominan (90% angkutan barang menggunakan moda jalan dan 95% angkutan penumpang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui

Lebih terperinci

URGENCY MAINTAINABILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

URGENCY MAINTAINABILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI URGENCY MAINTAINABILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Disusun oleh : MARSELI CHRIS PRIHATININGTYAS (P056133512.52E) Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen Tugas : Dr. Ir. Arif Imam Suroso,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan konstruksi tertentu yang memiliki ketebalan, kekakuan, kekuatan dan kestabilan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia, berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan yang memiliki standar yang lebih tinggi dari kelas

BAB I PENDAHULUAN. Jalan tol adalah jalan yang memiliki standar yang lebih tinggi dari kelas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol adalah jalan yang memiliki standar yang lebih tinggi dari kelas jalan dibawahnya. Jalan tol dibangun untuk mengatasi masalah lalu lintas pada jalan non-tol.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. BAB V PENUTUP Bab lima berisi simpulan, saran atau rekomendasi dan keterbatasan penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas umum,yang berada pada permukaan tanah, diatas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian menghasilkan konsep manajemen pemeliharaan Jalan Magelang Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia telah maju pesat. Jasa konstruksi selama ini terbukti menjadi salah satu sektor usaha yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan terbentuk atas beberapa lapisan perkerasan yang akan mengalami penurunan kondisi selama masa layannya. Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan jalan bebas hambatan dan menjadi bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN

KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN Betty Susanti 1 dan Reini D. Wirahadikusumah 2 1 Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan potensial

BAB I PENDAHULUAN. bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan potensial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sektor perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan potensial

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur jalan nasional merupakan poros pertumbuhan perekonomian masyarakat yang mendukung peningkatkan kemakmuran dari segala aspek kehidupan. Selain itu, infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana pembangunan, terutama pembangunan gedung sangatlah pesat. Maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

Rajaya Rekayasa, CV Jl. Garut No. 6 Bandung Jl. Parakan saat, Komp. Pranaya Blok II N0.30 Bandung

Rajaya Rekayasa, CV Jl. Garut No. 6 Bandung Jl. Parakan saat, Komp. Pranaya Blok II N0.30 Bandung Rajaya Rekayasa, CV Jl. Garut No. 6 Bandung Jl. Parakan saat, Komp. Pranaya Blok II N0.30 Bandung Usulan Teknis Pekerjaan Perencanaan Renovasi Gedung Kantor Tahap II Pengadilan Agama Sumbawa Besar Tahun

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal sederhana maupun membuat suatu infrastruktur raksasa. Pada jaman dunia modern seperti saat ini,

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

BAB I PROFILE PERUSAHAAN Contoh Usulan Teknis Pekerjaan perencanaan Jalan BAB I PROFILE PERUSAHAAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Perusahaan... merupakan perusahaan swasta umum yamg sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh warga negara

Lebih terperinci

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL 63 Bab V Analisa Data V.1. Pendahuluan Dengan melihat kepada data data yang didapatkan dari data sekunder dan primer baik dari PT. Jasa Marga maupun dari berbagai sumber dan data-data hasil olahan pada

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya, dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan ekonomi dan pergerakan masyarakat secara cepat memberikan konsekuensi (tugas) kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan percepatan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. sekunder berupa data-data yang diperoleh dari instansi terkait.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. sekunder berupa data-data yang diperoleh dari instansi terkait. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara tertentu. Dalam hal ini, dibutuhkan data-data berupa data primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG - CILEUNYI

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG - CILEUNYI STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN TOL PADALARANG - CILEUNYI Malanca NRP : 9921073 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standard-standard baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum Jalan memiliki umur layan atau umur rencana. Jika umur layan telah terlampaui, maka perlu adanya suatu lapisan tambahan (overlay) untuk meremajakan struktur perkerasan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini telah terjadi kecenderungan integrasi ekonomi dunia sebagai konsekuensi logis dari era globalisasi, liberalisasi perdagangan, dan revolusi

Lebih terperinci

lelang, melakukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani

lelang, melakukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pemilihan kontraktor merupakan serangkaian kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperiuan jasa kontraktor oieh pemilik, mempersiapkan paket lelang, melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang atau jasa, atau kegagalan dapat juga terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan jalan dibutuhkan beberapa jenis peralatan untuk membantu pekerja lapangan dalam melaksanakan tugasnya. Peralatan dibutuhkan karena

Lebih terperinci

HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG

HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG HAKEKAT PEMELIHARAAN BANGUNAN Maintenance 1 atau pemeliharaan pada bangunan dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan administratif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk dapat melaksanakan penelitian dan penulisan suatu karya ilmiah diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori diperlukan untuk memperoleh kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran yang penting dan strategis, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klaten merupakan sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang mengalami perkembangan yang sangat pesat dari aspek ekonomi, pembangunan dan infrastruktur. Disamping itu kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melancaran suatu proses produksi, perusahaan perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melancaran suatu proses produksi, perusahaan perlu melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam melancaran suatu proses produksi, perusahaan perlu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi untuk mendukung kinerja perusahaan. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh sistem transportasi yang ada di wilayah tersebut. Sistem transportasi nasional apabila dikelola dengan baik akan menunjang

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Perkembangan proyek konstruksi

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Asrini Novita Rompas H. Tarore, R. J. M. Mandagi, J. Tjakra Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi email:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standar-standar baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan pemilik bangunan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi

BAB V PENUTUP. dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi BAB V PENUTUP Bab ini akan memaparkan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 3 titik penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Keselamatan jalan adalah upaya dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di jalan raya yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi,

Lebih terperinci

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK : Pengertian Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik Jenis-jenis Penganggaran Sektor Publik Prinsip-prinsip Penganggaran Sektor Publik Proses Penyusunan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAWASAN

PELAKSANAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGAWASAN 1. Aspek Umum dari Pengawasan Pengawasan dan pengelolaan kegiatan pelaksanaan infrastruktur yang efektif melibatkan suatu pengendalian keuangan, teknis, jadwal dan kontrak. 1.1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan jalan merupakan salah satu infrastruktur utama penggerak roda perekonomian nasional dan daerah sehingga ketersediaan jalan adalah prasyarat mutlak untuk berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda dengan masalah lainnya. Perbedaan ini menonjol terutama karena adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung I - 1

D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung I - 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Jalan tol Padaleunyi yang dikelola oleh PT. Jasa Marga adalah jalan tol yang menghubungkan jalan tol Cipularang. Jalan tol ini selain menghubungkan Jakarta dengan Bandung

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMELIHARAAN JALAN SECARA SWAKELOLA ( Study Kasus Pada Peningkatan Jalan Harjosari Pendem Di Kabupaten Karanganyar )

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMELIHARAAN JALAN SECARA SWAKELOLA ( Study Kasus Pada Peningkatan Jalan Harjosari Pendem Di Kabupaten Karanganyar ) EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMELIHARAAN JALAN SECARA SWAKELOLA ( Study Kasus Pada Peningkatan Jalan Harjosari Pendem Di Kabupaten Karanganyar ) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin BAB I PENDAHULUAN I.1 UMUM Jalan merupakan prasarana transportasi yang mempunyai peranan penting dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin kelancaran arus barang dan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jadwal yang terbatas serta perubahan kondisi yang begitu cepat. Proyek pada

BAB I PENDAHULUAN. jadwal yang terbatas serta perubahan kondisi yang begitu cepat. Proyek pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek merupakan kegiatan khusus, yang berbeda dengan kegiatan operasional. Proyek memiliki ciri multi kegiatan, tingkat resiko yang tinggi, jadwal yang terbatas serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pembagian pengadaan material utama. dengan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang nantinya menjadi acuan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pembagian pengadaan material utama. dengan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang nantinya menjadi acuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Sari Kenanga merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi di Banyuwangi. Perusahaan ini telah melaksanakan kegiatannya dalam kurun waktu lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrol mutu atau quality control (QC) adalah suatu kegiatan untuk mengukur kualitas suatu barang dengan membandingkannya sesuai dengan spesifikasi dan syarat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam manajemen modern saat ini sumber daya manusia (pegawai) dalam perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. 12 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. PT. Jasa Marga (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan didirikan di Jakarta berdasarkan

Lebih terperinci