HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kalibrasi NIR Spektra Kalibrasi NIR dapat dilakukan apabila telah terkumpul data uji minimal 60 sampel yang telah diubah menjadi spektrum. Pada penelitian ini telah terkumpul jumlah sampel pakan broiler dan spektra dari tiap jenis uji seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah sampel dan spektra untuk kalibrasi NIR Jenis uji Jumlah sampel/ spektra Jumlah Spektra Kalibrasi Jumlah Spektra Validasi Air 60 (180 spektra) Abu 74 (222 spektra) Protein Kasar 60 (180 spektra) Lemak Kasar 280 (840 spektra) Serat kasar 60 (180 spektra) Kalsium 60 (180 spektra) Fosfor 220 (660 spektra) Hasil kalibrasi diperoleh dari proses penyinaran Infrared pada sampel dengan panjang gelombang antara cm -1. Radiasi yang dipancarkan ini adalah khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik pada ikatan kimia yang dimiliki tiap nutrien. Dasar analisis menggunakan teknik NIR adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi oleh ikatan kimia dari suatu nutrien, maka konsentrasi nutrien itu dapat ditentukan. Semakin besar absorbsinya, maka konsentrasinya semakin besar (Buchi 2005; Williams & Norris 1990). Absorbansi NIR dipengaruhi oleh jumlah dan tipe ikatan C-H, N-H dan O-H yang unsur pokoknya adalah molekul organik dalam pakan dan ukuran partikel sampel (Osborne et al. 1993; Williams & Norris 1990). Near Infrared (NIR) adalah sebuah metode vibrasi spekroskopi yang sangat penting dalam industri obat-obatan, pakan dan pangan (Buchi 2006; Frederick H 2008). Hasil pengukuran NIR dengan panjang gelombang cm -1 pada pakan ayam broiler memiliki spektra yang berbeda-beda berkaitan dengan ikatan molekul pada sampel. Spektra yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa pakan

2 32 ayam broiler memiliki kandungan air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kalsium dan fosfor. Pretreatment spektra digunakan untuk memperbaiki dan meminimalkan pengaruh yang tidak diinginkan. Spektra NIR dipengaruhi oleh berbagai parameter seperti variasi kimia dan fisik dari sampel pada proses pengukuran dan perubahan pada spectrometer yang akan mempengaruhi hasil spektrum. Beberapa pengaruh yang umumnya muncul sebagai masalah adalah : serapan yang tumpang tindih, tidak linear, pemisahan cahaya dan gangguan acak data. Salah satu cara untuk memperbaiki masalah tersebut adalah signal spektra original akan ditransformasi secara matematika yang disebut pretreatment. Spektra semua parameter uji (air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, Ca dan P) pada pakan ayam broiler sebelum dilakukan kalibrasi NIR mempunyai bentuk tampilan grafik yang sama seperti pada Gambar 5. Gambar 5. Spektra asli sebelum dilakukan kalibrasi NIR Spektra pada masing-masing parameter uji setelah proses kalibrasi NIR dilakukan adalah seperti : 1. Spektra kadar air Gambar 6. Spektra kadar air hasil kalibrasi NIR

3 33 Spektra kadar air seperti pada Gambar 6 diperoleh dari 180 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 132 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 48 data (1/3nya). Jenis grafik spektra yang dipilih adalah Normalization by Closure (NC). Jenis grafik ini masih seperti aslinya hanya memperbaiki signal yang diperoleh. 2. Spektra kadar abu Gambar 7. Spektra kadar abu hasil kalibrasi NIR Spektra kadar abu seperti pada Gambar 7 diperoleh dari 220 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 169 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 51 data (1/3nya). Jenis spektra yang dipilih adalah Normalization by Closure (NC), turunan pertama BCAP dan Vector Normalization to Unit Length (VN). Jenis grafik ini gabungan tiga jenis pretreatment. Tujuan dari Normalization adalah untuk mengurangi variasi dari baseline sedangkan turunan pertama BCAP adalah untuk mengeliminasi ordinat linear yang tidak dipakai 3. Spektra kadar protein kasar Gambar 8. Spektra kadar protein kasar hasil kalibrasi NIR

4 34 Spektra kadar protein kasar seperti pada Gambar 8 diperoleh dari 180 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 132 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 48 data (1/3nya). Jenis grafik spektra yang dipilih adalah Normalization by Closure (NC) dan turunan pertama BCAP. Jenis grafik ini gabungan dari dua jenis pretreatment. Tujuan dari turunan pertama BCAP adalah untuk mengeliminasi ordinat linear yang tidak dipakai. 4. Spektra kadar lemak kasar Gambar 9. Spektra kadar lemak kasar hasil kalibrasi NIR Spektra kadar lemak kasar seperti pada Gambar 9 diperoleh dari 839 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 568 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 271 data (1/3nya). Jenis grafik spektra yang dipilih adalah turunan pertama BCAP yaitu untuk mengeliminasi ordinat linear yang tidak dipakai. 5. Spektra kadar serat kasar Gambar 10. Spektra kadar serat kasar hasil kalibrasi NIR

5 35 Spektra kadar serat kasar seperti pada Gambar 10 diperoleh dari 180 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 123 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 54 data (1/3nya), tetapi ada 3 spektra yang tidak digunakan dalam kalibrasi dan validasi karena merusak hasil. Jenis grafik spektra yang dipilih adalah Normalization by Closure (NC). Tujuan dari NC adalah memperbaiki dari spektra original. 6. Spektra kalsium Gambar 11.Spektra kalsium hasil kalibrasi NIR Spektra kadar kalsium seperti pada Gambar 11 diperoleh dari 180 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 126 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 51 data (1/3nya), tetapi terdapat tiga spektra yang tidak digunakan dalam kalibrasi dan validasi karena merusak hasil. Jenis grafik spektra yang dipilih adalah Multiplicative Scatter Correction (MSC full). Tujuan MSC adalah mengurangi atau meningkatkan pengaruh baseline yang disebabkan oleh pemisahan cahaya. 7. Spektra fosfor Gambar 12. Spektra fosfor hasil kalibrasi NIR Spektra fosfor seperti pada Gambar 12 diperoleh dari 660 data uji yang digunakan untuk kalibrasi sebanyak 449 data (2/3 nya) dan validasi sebanyak 211 data

6 36 (1/3nya). Jenis grafik spektra yang dipilih oleh NIRCal software adalah Smooth Savitzky-Golay 9 Points. Tujuan dari smoothing adalah untuk mengurangi gangguan dalam spektra dan resolusi spektra serta masih seperti spektra original. Hasil Statistik Kalibrasi dan Validasi NIR Proses kalibrasi NIR juga menghasilkan kurva kalibrasi dan validasi serta pengolahan data statistiknya seperti tercantum pada Tabel 4 dan 5. Tabel 4. Statistik Hasil Kalibrasi NIR Jenis Pengujian Nilai Q Metode Jml Faktor Sekun der/ Utama Jml spek tra Bias SEE Hasil Kalibrasi NIR r SD Rata- Rata KV hitung KV Horwitz Air 0.88 PLS 11/ Abu 0.80 PLS 10/ PK 0.86 PLS 5/6 132 LK 0.67 PLS 4/ SK 0.68 PLS 9/ Kalsium 0.23 PLS 7/ Fosfor 0.62 PCR 18/ x x x x x x x Keterangan : PK = Protein kasar LK = Lemak kasar SK = Serat kasar PLS = Partial Least Sequare Regression PCR = Principle Component Regression SEE = Standar error of estimation SEP = Standar error of prediction r = koefisien korelasi SD = Standar deviasi KV = koefisien varian

7 37 Tabel 5. Statistik hasil validasi NIR Jenis Pengujian Konsis tensi (SEE/ SEPx 100) Jml spektra yang tdk diguna Kan Jml spectra Bias SEP Hasil Validasi NIR r SD Rata- Rata CV hitung CV Horwitz Air Abu PK LK SK Kalsium Fosfor Keterangan : PK = Protein kasar LK = Lemak kasar SK = Serat kasar PLS = Partial Least Sequare Regression PCR = Principle Component Regression SEE = Standar error of estimation SEP = Standar error of prediction r = koefisien korelasi SD = Standar deviasi KV = Coefisien varian Metode NIR yang digunakan dalam melakukan proses kalibrasi dan validasi adalah PLS untuk uji air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan kalsium sedangkan PCR untuk uji fosfor. Menurut Harjono (2008), metode PLS adalah sama dengan PCR yang bertujuan untuk mengestimasi koefisien regresi dalam model regresi linier dimana terdapat jumlah variabel x dengan multikolinieritas yang tinggi. Metode PCR akan mengekstraksi informasi yang ada di dalam variabel x (matrik absorbansi) dengan menerapkan analisis komponen utama (PCA) tanpa menggunakan informasi apapun mengenai variabel y (matrik konsentrasi). Sebaliknya metode PLS dihitung dengan memaksimalkan kriteria keseragaman antara variabel x dan y sehingga dalam teknik ini respon telah dilibatkan dalam analisis sejak awal. Statistik hasil kalibrasi dan validasi NIR selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1-7.

8 38 Kadar Air dan Protein Kasar Hasil kalibrasi dan validasi NIR yang paling terbaik adalah kadar air dan protein kasar seperti dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Hasil kalibrasi dan validasinya menunjukkan bahwa nilai Q sebagai indikator kualitas kalibrasi adalah paling tinggi dibandingkan jenis uji lainnya yaitu air senilai 0.88 dan protein kasar senilai 0.86, nilai koefisien korelasi (r) untuk kalibrasi NIR pada air dan protein kasar adalah 0.91 dan 0.96, sedangkan validasi NIR adalah 0.93 dan Persamaan regresi pada kalibrasi dan validasi baik kadar air dan protein kasar adalah berhimpit seperti terlihat pada Gambar 13 dan 14. Selain itu spektra kalibrasi dan validasi kedua jenis uji tersebut berkumpul hampir mendekati garis linear dan nilai ujinya tersebar cukup merata dari nilai rendah sampai nilai tinggi (Buchi, 2005). Hasil pengujian NIR pada kadar air maupun protein kasar adalah cukup teliti yang dibuktikan dengan nilai SEE dan SEP lebih kecil dari nilai SD kalibrasi dan validasi NIR kedua jenis uji tersebut dan dibuktikan lagi dengan nilai KV-hitung kalibrasi dan validasi NIR yang lebih kecil atau lebih besar sedikit dari KV-Horwitz seperti terlihat pada Tabel 4 dan 5 (Williams dan Norris, 1990; Wood et al., 1998). Hasil pengujian NIR pada kadar air maupun protein kasar adalah cukup akurat yang dibuktikan dengan nilai bias pada kalibrasi dan validasi NIR yang cukup baik mendekati nilai 0 (nol) yaitu kadar air (-4.89x10-15 dan 0.021) dan protein kasar (6.59x dan ) dan nilai konsistensi atau recovery (perolehan kembali) yang baik untuk air sebesar 92.23% dan protein kasar sebesar 92.47% yang masih memenuhi persyaratan validasi metode dengan kisaran sebesar 80%-110%. (Wood et al., 1998; Buchi, 2005). Absorbsi kadar air terjadi pada panjang gelombang sekitar cm -1 dan cm -1 dengan ikatan O-H overtone pertama. Pada protein kasar, absorbsinya terjadi pada panjang gelombang sekitar cm -1, cm -1, cm -1, cm -1 dan cm -1 dengan ikatan N-H overtone pertama dan amide I III.

9 39 Kalibrasi : Y= x , r = Validasi : Y= x , r = NILAI KIMIA Gambar 13. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar air Kalibrasi: Y=0.9308x , r= Validasi : Y=0.9311x , r= NILAI KIMIA Gambar 14. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar protein kasar Kadar Abu Hasil kalibrasi dan validasi NIR yang terbaik berikutnya adalah kadar abu yang menunjukkan bahwa nilai Q dengan nilai 0.80 dan nilai koefisien korelasi (r) kalibrasi dan validasi senilai 0.98 dan 0.96 adalah tinggi seperti terlihat pada Tabel 4 dan 5. Walaupun nilai ujinya tersebar cukup merata mulai dari nilai rendah sampai dengan nilai tinggi dan spektra kalibrasi dan validasinya pun berkumpul mendekati garis linear, namun persamaan regresi antara kalibrasi dan validasi tidak berhimpit sehingga dapat mempengaruhi hasil pengujian NIR, seperti terlihat pada Gambar 15. Kondisi kurva seperti ini dapat dibuktikan dengan nilai konsistensi yang kurang baik yaitu 75.39% diluar nilai kisaran (80% - 110%) dan nilai bias, dimana pada kalibrasi NIR masih baik yaitu -2.70x10-15 sedangkan pada validasi NIR adalah kurang baik dengan nilai bias diatas 0 (nol) yaitu (Wood et al., 1998; Buchi, 2005). Walaupun keakuratan hasil uji NIR kadar abu kurang baik, namun dapat memberikan nilai ketelitian yang baik dengan dibuktikan oleh nilai SEE (0.20%) dan SEP (0.27%) lebih kecil dari nilai SD kalibrasi dan validasi NIR (0.97% dan 0.99%),

10 40 dan nilai KV-hitung kalibrasi dan validasi (3.19% dan 4.29%) lebih besar sedikit dari KV-Horwitz (3.03% dan 3.03%) (Williams dan Norris, 1990; Wood et al., 1998). Kalibrasi : Y = x , r = Validasi : Y = x , r = NILAI KIMIA Gambar 15. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar abu Lemak Kasar, Serat Kasar dan Fosfor Hasil kalibrasi dan validasi NIR yang baik berikutnya adalah lemak kasar, serat kasar dan fosfor yang menunjukkan bahwa nilai Q-nya cukup tinggi dengan nilai berturut-turut adalah 0.67, 0.68 dan 0.62 dan nilai koefisien korelasi (r) untuk kalibrasi NIR berturut-turut adalah 0.90, 0.97 dan 0.82, sedangkan validasi NIR berturut-turut adalah 0.91, 0.93 dan 0.88 seperti dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Persamaan regresi kalibrasi dan validasi pada lemak kasar dan serat kasar adalah berhimpit seperti terlihat pada Gambar 16 dan 17, sedangkan pada fosfor tidak berhimpit tetapi bersilangan, sehingga nilai Q lebih rendah dari jenis uji lainnya, seperti terlihat pada Gambar 18. Spektra kalibrasi dan validasi pada kurva lemak kasar dan fosfor terlihat masih menyebar tidak terpusat mendekati garis linear dibandingkan dengan kurva serat kasar, sedangkan nilai uji pada kurva lemak kasar dan fosfor cukup merata dari nilai rendah sampai dengan nilai tinggi dibandingkan dengan serat kasar yang kurang merata, mengumpul pada nilai rendah. Kondisi ini yang mengakibatkan nilai Q belum maksimal (Buchi, 2005). Hasil pengujian NIR pada lemak kasar, serat kasar dan fosfor adalah kurang teliti yang dibuktikan dengan nilai SEE dan SEP lebih kecil dari nilai SD kalibrasi dan validasi NIR ketiga jenis uji tersebut tetapi nilai KV-hitung kalibrasi dan validasi NIR lebih besar dari KV-Horwitz seperti terlihat pada Tabel 4 dan 5 (Williams dan Norris,

11 ; Wood et al. 1998) walaupun menurut Nasoetion (1970), KV-hitung untuk suatu percobaan yang dilaksanakan dengan baik berkisar 15% -20%. Hasil pengujian NIR pada lemak kasar, serat kasar dan fosfor adalah kurang akurat, walaupun dengan nilai bias pada kalibrasi dan validasi NIR cukup baik mendekati nilai 0 (nol) yaitu lemak kasar (-1.96x10-14 dan ), serat kasar ( -1.26x10-14 dan ) dan fosfor (5.03x10-15 dan 0.007), tetapi nilai konsistensinya kurang baik yaitu serat kasar (117.68%) dan fosfor (112.95%), sedangkan nilai konsistensi yang baik hanya diperoleh lemak kasar yaitu % (Wood et al., 1998; Buchi, 2005). Absorbsi lemak kasar terjadi pada panjang gelombang sekitar cm -1 pada ikatan C-H dan (CH 2 ) n. Pada serat kasar terjadi pada panjang gelombang sekitar cm -1 dan cm -1 pada ikatan O-H overtone pertama, cm -1, cm -1 dan cm -1 pada ikatan C-H overtone kedua. Kalibrasi: Y=0.8116x , r= Validasi : Y=0.8275x , r= NILAI KIMIA Gambar 16. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar lemak kasar Kalibrasi: Y=0.9313x , r= Validasi : Y=0.9299x , r= NILAI KIMIA Gambar 17. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar serat kasar

12 42 Kalibrasi : Y=0.6761x , r= Validasi : Y=0.7408x , r= Gambar 18. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada fosfor Kalsium Hasil kalibrasi dan validasi NIR yang kurang baik adalah kalsium yang menunjukkan nilai Q senilai 0.23, sedangkan nilai koefisien korelasi (r) kalibrasi dan validasi senilai 0.60 dan 0.64 adalah cukup baik seperti terlihat pada Tabel 4 dan 5. Nilai ujinya tersebar tidak merata mengumpul pada nilai rendah dan sedang dan juga tidak fokus mendekati garis linear, walaupun persamaan regresi kalibrasi dan validasi NIR berhimpit, seperti terlihat pada Gambar 19. Kondisi ini yang mengakibatkan nilai Q tidak dapat maksimal (Buchi, 2005). Hasil pengujian NIR pada kalsium adalah kurang akurat yang dibuktikan dengan nilai konsistensi yang kurang baik yaitu 126,68% diluar nilai kisaran (80% - 110%), walaupun nilai bias pada kalibrasi dan validasi NIR masih baik mendekati 0 (nol) yaitu -6.36x10-15 dan (Wood et al., 1998; Buchi, 2005). Kalibrasi : Y = x , r = Validasi : Y = x , r = NILAI KIMIA NILAI KIMIA Gambar 19. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kalsium Hasil pengujian NIR pada kalsium adalah kurang teliti yang dibuktikan dengan nilai SEE dan SEP lebih kecil dari nilai SD kalibrasi dan validasi NIR,

13 43 tetapi nilai KV-hitung kalibrasi dan validasi NIR lebih besar dari KV-Horwitz seperti terlihat pada Tabel 2 dan 3 (Williams & Norris 1990; Wood et al. 1998), walaupun menurut Nasoetion (1970), KV-hitung untuk suatu percobaan yang dilaksanakan dengan baik berkisar 15%-20%. Nilai r yang diperoleh dari hasil kalibrasi dan validasi NIR dapat diinterpretasikan bahwa korelasi yang sangat kuat sekali adalah air, abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar karena mempunyai nilai r antara , korelasinya sangat kuat adalah fosfor karena nilai r antara dan korelasinya kuat adalah kalsium karena nilai r antara (Nugroho, 2005). Selain itu suksesnya hasil kalibrasi dan validasi NIR dipengaruhi oleh kimia sampel, penanganan sampel dan kondisi alat NIR (Williams & Norris 1990). Berdasarkan data statistik NIR, nilai Q yang diperoleh sebaiknya mendekati angka 1 yang menunjukkan keakuratan dan ketelitian sampel pakan ayam broiler. Namun untuk nilai Q mendekati angka 1 sangat sulit karena dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis sampel, ketebalan sampel, ukuran sampel, data uji kimia, proses pemisahan cahaya dan lain-lain. Hasil Uji Banding Setelah mendapatkan hasil kalibrasi dan validasi NIR yang terbaik, kemudian metode NIR diuji validitasnya dengan membandingkan antara metode NIR dengan metode kimia seperti pada Tabel 6. Berdasarkan uji keragaman menunjukkan bahwa semua jenis uji banding metode NIR dengan metode kimia menunjukkan masih bisa diterima (Kv hitung<20%) kecuali serat kasar yang mempunyai kv hitung 22.26%. Hal ini terjadi pada jenis produk sama yaitu pakan ayam broiler dengan nilai nutrisi mengacu SNI pakan tetapi pakan tersebut berasal dari pabrik pakan yang berbeda dan mungkin susunan formula bahan pakannya berbeda pula (Williams dan Norris, 1990; Wood et al., 1998). Pengujian dengan Metode NIR untuk kadar air, lemak, kalsium dan fosfor mempunyai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan metode kimia, (SD NIR SD kimia), sedangkan metode kimia untuk abu, protein kasar dan serat kasar mempunyai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan metode NIR (SD kimia SD NIR) (Wood et al. 1998). Perhitungan uji t selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8-10

14 44 Tabel 6. Statistik Nilai uji Metode NIR dan Metode Kimia serta uji t NIR Kimia Parameter t-hitung n Rata-rata KV Rata-rata KV % Uji (mutlak) Air ± ± Abu ± ± Protein kasar ± ± Lemak kasar ,69 ± ± Serat kasar ± ± Kalsium ± ± 0.12 Fosfor ± ± Keterangan : KV = koefisien varian Kisaran KV = maksimal 20% t-tabel (0.05, 62) = 2.00 Berdasarkan perhitungan uji t, kadar air, abu, protein kasar dan kalsium antara metode NIR dan metode kimia tidak berbeda nyata (P<0.05), sedangkan Lemak kasar, serat kasar dan Fosfor berrbeda nyata (P>0.05). NIR lebih akurat untuk digunakan dalam pengujian bahan makro seperti air, dan protein. Sedang zat mikro atau dalam jumlah kecil kurang akurat seperti Fosfor. Bahan penyusun kimia pakan juga sangat berpengaruh seperti struktur penyusun yang sangat berbeda pada lemak dan serat kasar dari hewan dan tumbuhan. Penilaian metode NIR sebagai pengujian mutu pakan ayam broiler untuk pengawasan mutu pakan dapat digunakan untuk pengujian sesuai persyaratan mutu pakan yang berlaku dengan mengacu pada SNI untuk BR1 dan SNI untuk BR2 (BSN 1996). Hasil uji metode kimia dan metode NIR masih sesuai dengan SNI pakan ayam broiler starter dan finisher seperti pada Tabel 7. Semua parameter uji yaitu air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kalsium dan fosfor baik dilakukan dengan metode kimia dan metode NIR BPMPT memberikan nilai uji dalam batas standar SNI baik untuk pakan ayam broiler starter

15 45 maupun finisher. Namun apabila terdapat hasil uji metode NIR mengalami penyimpangan dari SNI, harus dilakukan uji ulang dengan metode kimia. Pada dasarnya pakan ayam broiler dapat diuji dengan metode NIR, namun penyimpangan dari SNI bisa terjadi, karena jenis pakan tersebut belum dikenali oleh alat NIR, bahan Tabel 7. Hubungan hasil uji metode kimia dan metode NIR dengan SNI pakan broiler No. Jenis Pengujian Uji kimia Kandungan Nutrisi Pakan NIR BPMPT SNI (BR1) SNI (BR2) 1. Air Max 14 Max Abu Max 8 Max 8 3. Protein Kasar Min 19 Min Lemak kasar Max 7,40 Max 8 5. Serat Kasar Max 6 Max 6 6. Kalsium ,90-1,20 0,90-1,20 7. Fosfor ,60-1,00 0,60-1,00 pakan penyusun formula pakan yang berbeda atau memang kadar nutrisi dari pakan ayam tersebut menyimpang dari SNI. Lama waktu uji menggunakan metode AOAC dan/atau SNI diperlukan sekitar 12 hari per sampel sedangkan menggunakan metode NIR sekitar 10 menit per sampel. Berdasarkan hasil uji banding ini menunjukkan bahwa metode NIR lebih cepat daripada metode AOAC/SIN. Dengan adanya kemampuan pengukuran pengujian dengan metode NIR sangat membantu peternak, agen, dinas peternakan provinsi/kabupaten/ kota dan pabrik pakan dalam melakukan evaluasi terhadap kandungan nutrisi pakan ayam broiler secara cepat dalam rangka melakukan pengawasan mutu pakan sesuai Peraturan Kementrian Pertanian No. 65/2007.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi dan beberapa laboratorium pabrik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Reflektan Near Infrared Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Perangkat NIRFlex Solids Petri N-500 yang digunakan dalam penelitian ini, menghasilkan data pengukuran berupa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Absorbsi Near Infrared Sampel Tepung Ikan Absorbsi near infrared oleh 50 sampel tepung ikan dengan panjang gelombang 900 sampai 2000 nm berkisar antara 0.1 sampai 0.7. Secara grafik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pakan Ayam Broiler

TINJAUAN PUSTAKA Pakan Ayam Broiler TINJAUAN PUSTAKA Pakan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan salah satu jenis ternak sumber pangan bagi manusia yang banyak mengandung gizi. Budidaya ayam broiler agar dapat berlangsung cepat dan aman untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

MBAHASA DAN PEM AF) our (MOCA. penelitian ( nm c ur (MOCAF. ditunjukkan OCAF. substansi A k. komposisi. cak gelomban. ktan.

MBAHASA DAN PEM AF) our (MOCA. penelitian ( nm c ur (MOCAF. ditunjukkan OCAF. substansi A k. komposisi. cak gelomban. ktan. IV. HASIL D DAN PEM MBAHASA AN A. Reflektan R N Near Infrareed Modified Cassava Flo our (MOCA AF) Peranngkat NIRF Flex Fiber Optic Solid ds N-500 yang digunakkan dalam p penelitian in ni, akan mennghasilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE NEAR INFRARED SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMERAMAN. Oleh : RINI SUSILOWATI F

PENDUGAAN PARAMETER MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE NEAR INFRARED SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMERAMAN. Oleh : RINI SUSILOWATI F PENDUGAAN PARAMETER MUTU BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE NEAR INFRARED SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMERAMAN Oleh : RINI SUSILOWATI F14103074 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus: 8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyiapan Lemak Sapi dan Lemak Babi Sebanyak 250 gram jaringan lemak sapi dan babi yang diperoleh dari pasar tradisional Purwokerto,dicuci dan dipotong kecil-kecil untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek/Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) sebanyak 100 ekor yang dipelihara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest HASIL DAN PEMBAHASAN Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest Penelitian ini menggunakan data hasil analisa proksimat (kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan ) dan fraksi

Lebih terperinci

PROFIL UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK CIKOLE LEMBANG DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK CIKOLE LEMBANG DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT PROFIL UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK CIKOLE LEMBANG DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 SEJARAH BERDIRI TAHUN 2002 DENGAN NAMA BALAI PENGUJIAN SARANA PRODUKSI PETERNAKAN ( BPSPP ) DITETAPKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi pemberian pakan dan periode pemberian pakan terhadap performa ayam buras super dilaksanakan pada September 2016 sampai dengan November

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur 14 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN PERALATAN 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan ayam Sentul jantan generasi ke dua umur satu hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap potongan komersial karkas ayam buras super (persilangan ayam Bangkok dengan ayam ras petelur Lohman)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

PENDUGAAN KOMPOSISI KIMIA MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF) DENGAN METODE NEAR INFRARED (NIR) SAMUEL FERY PURBA F

PENDUGAAN KOMPOSISI KIMIA MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF) DENGAN METODE NEAR INFRARED (NIR) SAMUEL FERY PURBA F PENDUGAAN KOMPOSISI KIMIA MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF) DENGAN METODE NEAR INFRARED (NIR) SAMUEL FERY PURBA F14062021 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi Pencaran Multiplikatif Data persen transmitan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan FTIR pada 1866 bilangan gelombang yang berkisar antara 4000 400 cm -1. Grafik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal

Lebih terperinci

Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan

Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan/atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Tteknik Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian IPB, Laboratorium

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 Pemeriksaan bahan baku Hasil pemeriksan bahan baku ibuprofen, Xanthan Gum,Na CMC, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) sebagai Acidifier dalam Air Minum Terhadap Bobot Relatif Organ Limfoid Ayam Broiler dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN,

BAB I PENDAHULUAN. dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman berenergi adalah minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi dengan atau tanpa bahan tambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi lemak ikan (%) Kandungan zat aktif (absorban) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, akan dilakukan pengidentifikasian multikolinieritas.

Lebih terperinci

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate) Standar Nasional Indonesia Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate) ICS 65.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada bulan Maret Juni

Lebih terperinci

ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK

ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK ANALISIS KONTAMINASI LEMAK BABI DALAM MINYAK GORENG SAWIT (RBD PALM OIL) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR) DAN KEMOMETRIK PROPOSAL SKRIPSI PUTRI KHOLISOTUN NAWA 082210101015 Kamis,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan 21 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Semiorganik Pemeliharaan hewan ternak untuk produksi pangan organik merupakan bagian yang sangat penting dari unit usaha tani organik dan harus dikelola sesuai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai subtitusi jagung dalam ransum terhadap kecernaan PK, SK dan laju digesta ayam broiler dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Kualitas mempunyai beberapa definisi tergantung pada kriteria dan konteksnya. Menurut ahli internasional dunia, definisi kualitas adalah apa-apa saja yang menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2010. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Blok B, Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas

Lebih terperinci

Haitratun, Agus Arip Munawar, Zulfahrizal Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Haitratun, Agus Arip Munawar, Zulfahrizal Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Akuisisi Spektrum Near Infrared Reflectance Pada Bubuk Kopi Arabika (Kenary Coffee) Dan Bubuk Kopi Robusta (Kopi Ulee Kareng) The Acquisition Of Near Infrared Reflectance Spectrum In Arabica Coffee Powder

Lebih terperinci

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

Penentuan Bahan Kering Buah

Penentuan Bahan Kering Buah PENENTUAN BAHAN KERING BUAH SAWO SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN NIR SPECTROSCOPY [Nondestructive Determination of Dry Matter in Sawo Fruit Using NIR Spectroscopy] Diding Suhandy 1) 1) Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27 minggu sebanyak 90 ekor dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii v DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Kualitatif Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel dilakukan dengan reaksi identifikasi dari masing-masing mineral. Pemeriksaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penyimpanan Pellet Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan pertumbuhan serangga pada pellet yang disimpan. Ruang penyimpanan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu. BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh lama periode brooding dan level protein ransum periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp) III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp) jantan, umur 7 minggu, diamati sampai umur 10 minggu kemudian dipotong, sebanyak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur Penggunaan Peranti Lunak ImageJ

HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur Penggunaan Peranti Lunak ImageJ sedangkan PLSDA untuk mengklasifikasikan ketiga tanaman sampel ke dalam tiga kelompok tanaman yang berbeda dalam bentuk model prediksi. Model tersebut selanjutnya digunakan untuk memprediksi ketiga sampel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PREDIKSI UMUR PANEN PEPAYA BERDASARKAN TOTAL PADATAN TERLARUT, KANDUNGAN PROTEIN DAN KADAR AIR DENGAN NIR SPEKTROSKOPI PAHLEVI MANAHARA PANDJAITAN

PREDIKSI UMUR PANEN PEPAYA BERDASARKAN TOTAL PADATAN TERLARUT, KANDUNGAN PROTEIN DAN KADAR AIR DENGAN NIR SPEKTROSKOPI PAHLEVI MANAHARA PANDJAITAN PREDIKSI UMUR PANEN PEPAYA BERDASARKAN TOTAL PADATAN TERLARUT, KANDUNGAN PROTEIN DAN KADAR AIR DENGAN NIR SPEKTROSKOPI PAHLEVI MANAHARA PANDJAITAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Rataan konsumsi rumput, konsentrat

Lebih terperinci

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008 4 3 5 1 2 6 Gambar 3. Alat kromatografi cair kinerja tinggi Keterangan : 1. Pompa LC-10AD (Shimadzu) 2. Injektor Rheodyne 3. Kolom Kromasil TM LC-18 25 cm x 4,6 mm 4. Detektor SPD-10 (Shimadzu) 5. Komputer

Lebih terperinci

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Penetapan kadar metoflutrin dengan menggunakan kromatografi gas, terlebih dahulu ditentukan kondisi optimum sistem kromatografi gas untuk analisis metoflutrin. Kondisi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai

Lebih terperinci

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn 1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn 1.1 Perhitungan Persamaan Garis Regresi Kurva Kalibrasi Setelah diperoleh hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar K,P,Cu dan Mn maka absorbansi dialurkan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase 24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase grower berumur 4 bulan dengan simpangan baku bobot badan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh perbedaan sumber energi pakan (jagung dan pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus 18 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum terhadap persentase potongan komersial karkas, kulit dan meat bone ratio dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis dan rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimental dengan menggunakan metodestratified random sampling dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 14 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 September sampai 20 Oktober 2015 di Desa Gledeg, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Spektra NIR Buah Mangga Varietas Gedong Selama Penyimpanan Pengukuran spektra menggunakan perangkat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 menghasilkan data pengukuran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... ii iii v RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

PENGKAJIAN METODE N EAR INFRARED ( NIR) UNTUK E VALUASI MUTU PAKAN A YAM BROILER S ECARA CEPAT D AN AKURAT M. SYUKRON AMIN S EKOLAH PASCA SARJANA I NSTITUT PERTANIAN BOGOR B OGOR 2011 URAT P S N RNYATAA

Lebih terperinci

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan judul Pendugaan Komposisi Kimia Modified Cassava Flour (MOCAF) dengan Metode Near Infrared (NIR) akan dilakukan di 3 (tiga) tempat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi tepung ceker ayam terhadap kadar kolesterol dan Asam lemak pada kuning telur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kalibrasi Ganda Regresi Kuadrat Terkecil Parsial ( Partial Least Squares/PLS) 1. Model PLS

TINJAUAN PUSTAKA Kalibrasi Ganda Regresi Kuadrat Terkecil Parsial ( Partial Least Squares/PLS) 1. Model PLS TINJAUAN PUSTAKA Kalibrasi Ganda Kalibrasi adalah suatu fungsi matematik dengan data empirik dan pengetahuan untuk menduga informasi pada Y yang tidak diketahui berdasarkan informasi pada X yang tersedia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada tanggal 18 November

Lebih terperinci

PROFIL UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK (BPMPT) CIKOLE LEMBANG

PROFIL UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK (BPMPT) CIKOLE LEMBANG PROFIL UPTD BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK (BPMPT) CIKOLE LEMBANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGUJIAN MUTU PAKAN TERNAK (BPMPT) CIKOLE-LEMBANG

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013. 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan selama 10 minggu di Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013. Analisis kandungan bahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK) HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Hasil analisis kandungan nutrien silase dan hay daun rami yang dilakukan di Laboratorium PAU IPB dapat dilihat pada Tabel 4 dan kandungan nutrien ransum disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks) dengan mengukur absorbansi sembarang

Lebih terperinci

PENENTUAN KEASAMAN BUAH NENAS VARIETAS CAYENNE SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN SHORT WAVELENGTH NEAR INFRARED (SW-NIR) SPECTROSCOPY

PENENTUAN KEASAMAN BUAH NENAS VARIETAS CAYENNE SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN SHORT WAVELENGTH NEAR INFRARED (SW-NIR) SPECTROSCOPY PENENTUAN KEASAMAN BUAH NENAS VARIETAS CAYENNE SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN SHORT WAVELENGTH NEAR INFRARED (SW-NIR) SPECTROSCOPY Non destructive Determintaion of Acidity ofcayenne Pineapple fruit using

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 237 Desa, dan 6 Kelurahan definitif. Wilayah Serdang Bedagai di sebelah

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI K E L O M P O K 4 PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI L/O/G/O www.themegallery.com Pend. Kimia Rombel 3 1 2 Vepy Iandasari 46 Gustiyani Eka. S 48 3 4 Anggun Dwi Astiningsih 49 Nurul Anggi Ayuningtias

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di Kandang Digesti Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, dan di Laboratorium Teknologi dan Rekayasa Pangan,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap 16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam percobaan adalah DOC ayam sentul sebanyak 100 ekor, yang dipelihara sampai umur 10 minggu. Ayam

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN PADATAN TERLARUT BUAH JERUK BW SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN NEAR INFRARED SPECTROSCOPY

PENENTUAN KANDUNGAN PADATAN TERLARUT BUAH JERUK BW SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN NEAR INFRARED SPECTROSCOPY PENENTUAN KANDUNGAN PADATAN TERLARUT BUAH JERUK BW SECARA TIDAK MERUSAK MENGGUNAKAN NEAR INFRARED SPECTROSCOPY The Non-destructive Method to Determine Soluble Solids Content in BW Orange Fruit Using Near

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Gelombang NIR Benih Padi Panjang gelombang NIR yang digunakan pada penelitian ini berada pada kisaran 1000-2500 nm dengan resolusi 1 nm. Gelombang NIR yang ditembakkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci