III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan judul Pendugaan Komposisi Kimia Modified Cassava Flour (MOCAF) dengan Metode Near Infrared (NIR) akan dilakukan di 3 (tiga) tempat. Untuk pendugaan komposisi kimia MOCAF dengan metode NIR serta penentuan kadar air dan ph MOCAF dengan metode konvensional dilaksanakan di Lab. Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, IPB Dramaga. Penentuan kadar amilosa MOCAF dengan metode konvensional dilaksanakan di Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Sedangkan tempat penelitian ketiga adalah Lab. Biokimia Pangan, Departemen Ilmu Teknologi Pangan, IPB Dramaga, untuk penentuan kadar abu MOCAF dengan metode konvensional. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 sampai April B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian pendugaan komposisi kimia ini adalah tepung singkong termodifikasi atau sering disebut dengan modified cassava flour (MOCAF) yang diperoleh dari distributor PT. Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Agro, Tebet, Jakarta Selatan, tetapi di produksi oleh Koperasi Loh Jinawi, Trenggalek, Jawa Timur. Sampel MOCAF yang digunakan dalam pendugaan komposisi kimia dengan metode NIR dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Sampel MOCAF yang akan digunakan dalam pendugaan komposisi kimia dengan NIRFlex Fiber Optic Solids N

2 Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia sampel MOCAF seperti penentuan kadar air, kadar abu, kadar amilosa, dan ph dengan analisis kimiawi (metode konvensional), antara lain: Amilosa standar, Etanol 95%, NaOH 1 N, larutan Iod (larutan 0.2 g Iod dan 2 g KI dalam 100 ml air), asam asetat 1 N, aquades, serta cairan buffer 4.0 dan Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian Pendugaan Komposisi Kimia Modified Cassava Flour (MOCAF) dengan Metode Near Infrared (NIR), adalah sebagai berikut: a. Instrumen NIRFlex Tipe N-500 Merk BUCHI Instrumen dasar NIRFlex Tipe N-500 merk BUCHI ini memiliki data teknis / spesifikasi, antara lain: memiliki dimensi 350 mm x 450 mm x 250 mm, nilai spektrum sebesar nm ( nm), cm -1 (jika tidak spesifik kecuali sel pengukuran), memiliki resolusi 8 cm -1, tipe interferometernya adalah polarisasi interferometer dari TeO 2, analog digital converter 24 bit, temperatur ambient 5-35 ºC (25 ± 5 ºC), koneksi ethernet adalah 100 Mbit/s, besarnya nilai penambah tegangan listrik VAC ± 10%, 50/60 Hz, 350 W, sedangkan tipe leser yang digunakan adalah 12 VDC HeNe, dengan panjang gelombang nm (Anonim a, 2008). Perangkat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Perangkat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 merk BUCHI (Anonim a, 2008). 25

3 Software bawaan NIRFlex Tipe N-500 merk BUCHI secara otomatis medeteksi jenis perangkat tambahan yang digunakan saat aplikasi yang berhubungan dimulai dengan software NIRWare Operator. Adanya software tersebut maka hasil pendugaan komposisi kimia tersebut dapat diukur dan diperoleh hasil dalam bentuk data digital berupa tabel dan kurva reflektan (R) dan absorban (A). Aplikasi NIRFlex N-500 dapat digunakan pada laboratorium, lingkungan-lingkungan produksi dan juga proses produksi. Hasil analisis dibagi menjadi 2 macam (Anonim a, 2008), yaitu: 1. Analisis Kualitatif, antara lain: a. Perbedaan dari bahan-bahan yang berbeda secara kimia (seperti tes bahan baku dari bahan yang masuk). b. Perbedaan dari bahan-bahan yang mirip secara kimia. 2. Analisis Kuantitaif, yaitu Penentuan sifat-sifat produk yang dinilai dengan angka yang dihitung secara konsentrasi atau parameter fisik (viskositas dan ukuran partikel). NIRFlex Tipe N-500 memiliki berbagai macam sistem / bentuk yaitu NIRFlex Solids dengan cawan petri dan XL add-on, NIRFlex Fiber Optic Solids, dan NIRFlex Liquids (Anonim a, 2008). Penelitian ini menggunakan NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 merk BUCHI. NIRFlex Fiber Optic Solids adalah instrumen NIR yang ideal untuk mengukur sampel-sampel padatan secara cepat dan mudah. Sampel yang biasa digunakan seperti tepung-tepungan (powders) dan pasta dengan metode pemantulan acak (diffuse reflection mode) (Anonim a, 2008). Sel pendugaan untuk bahan-bahan padatan memungkinkan penggunaan komponen tambahan yang berbeda untuk penampung-penampung sampel secara spesifik. Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah MOCAF yang merupakan bahan berbentuk tepung-tepungan. Untuk bahan tepung tersebut maka digunakan alat penelitian yaitu NIRFlex Fiber Optic Solids. Data teknis NIRFlex fiber optic solid, antara lain: nilai suhu pada ujung probe adalah 0-80 ºC, penambah tegangan listrik VAC ± 10%, 26

4 50/60 Hz, 20 W, detektor yang jangkauan yang diperpanajang InGaAs, panjang standar dari fiber optic probe adalah 2 m (Anonim a, 2008). Pada Gambar 8 menunjukkan prinsip fungsional dari alat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500. Gambar 8 Prinsip fungsional dari alat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 yang digunakan dalam penelitian (Anonim a, 2008). Prinsip fungsional NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 merk BUCHI adalah dimulai dengan memancarkan sinar infra merah dekat (NIR) ke lensa optik 1 dan lensa optik 2. Setelah NIR melewati lensa optik 2 maka akan dilanjutkan ke light barrier, fiber bundle, dan sensor magnet (magnet sensors). Sensor magnet tersebut akan memancarkan sinar NIR ke sampel penelitian (MOCAF) dengan tebal pancaran NIR sebesar 1 mm dari permukaan sampel. Pengukuran atau penembakan NIR dibantu dengan tombol start dengan LEDs berwarna hijau, apabila masih LEDs berwarna merah maka tekan kembali tombol start. Sampel yang telah dipancarkan NIR akan mengalami proses getaran (vibrasi). 27

5 Hasil vibrasi adalah berupa spektrum pantulan (reflectance) NIR yang akan kembali ke sensor magnet, fiber bundle, light barrier, dan menuju ke pemeriksaan koneksi elektrik (electrical connections probe). Setelah melalui proses pemeriksaan koneksi elektrik maka akan menuju lensa optik 3 dan terakhir ke detektor. Detektor berfungsi sebagai alat untuk merekam atau mencatat nilai spektrum yang berupa vibrasi pada saat pengukuran NIR terhadap sampel. Spektrum yang terukur dari detektor akan diteruskan ke komputer untuk disimpan secara langsung. Referensi internal digunakan untuk meminimalkan interaksi antara referensi ekrternal dengan penggunaan. Referensi eksternal (external reference) merupakan data referensi sebagai spektrum control. Spektrum kontrol direkam tanpa sampel (untuk kasus tranmitan) atau dengan white standar diposisi sampel (kasus pantulan). Referensi eksternal ini selalu diperlukan sebelum penembakan atau pengukuran NIR terhadap sampel penelitian (Anonim a, 2008). b. Komputer Komputer (PC) digunakan untuk mengolah data-data dan mengukur pendugaan komposisi kimia MOCAF dengan NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 sehingga diperoleh data reflektan dan absorban baik dalam bentuk tabel ataupun grafik. Software bawaan dari NIRFlex N-500 merk BUCHI yang digunakan dalam penelitian ini adalah NIRWare Operator, NIRWare Management Console, dan NIRCal 5. c. Oven dan Tanur listrik Oven listrik merek ISUZU yang digunakan dalam pengukuran kadar air (KA) MOCAF dengan cara pengeringan (metode thermogravitimetri). Kemudian tanur listrik digunakan dalam pengukuran kadar abu MOCAF dengan cara pengabuan. d. Peralatan Lainnya Peralatan-peralatan lain yang digunakan selama penelitian, antara lain: timbangan digital merek ae ADAM, cawan, cawan porselin, desikator, phmeter merek HORIBA D

6 C. Metode Penelitian Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Sampel Penelitian Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah MOCAF yang telah dipersiapkan dengan baik mulai dari distributor PT. Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Agro, Tebet, Jakarta Selatan sebagai tempat diperolehnya sampel, dalam hal ini sampel yang digunakan berasal dari Koperasi Loh Jinawi Trenggalek, Jawa Timur. Persiapan sampel hingga didapatkan data NIR maupun data referensi meliputi proses pengemasan sampel, sampel dikemas dalam plastik transparan yang kedap udara untuk memudahkan penembakan (pengukuran) dengan instrumen NIRFlex Fiber Optic Solids N Persiapan Instrumen NIR Sebelum dilakukan pengukuran, instrumen NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 dinyalakan dan dibiarkan terlebih dahulu beberapa saat. Kemudian sebelum dilakukan penembakan (pengukuran) ke sampel MOCAF, terlebih dahulu dilakukan proses kalibrasi dengan software bawaan dari instrumen tersebut selama kurang lebih 2-3 menit. Software bawaan yang digunakan untuk proses kalibrasi adalah NIRWare Operator (Anonim c, 2008). 3. Pengukuran Pantulan Spektrum NIR Pendugaan sampel MOCAF dengan cara penembakan (pengukuran) dengan instrumen NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 dan software bawaan yaitu NIRWare Operator, lama pengukuran setiap sampel adalah 8 9 detik. Jumlah sampel yang akan diukur sebanyak 70 sampel, dimana setiap sampel dilakukan 3 (tiga) pengulangan dengan tempat titik pengukuran yang berbeda. Selanjutnya MOCAF akan disinari infra merah dekat (NIR) dengan panjang gelombang nm dan daerah yang disinari akan memberikan hasil pantulan atau gambaran berupa spektrum. Hasil pantulan spektrum akan ditangkap oleh lensa optik yang kemudian direkam oleh detektor. Informasi yang diperoleh merupakan hasil interaksi gelombang elektronika dengan komponen penyusun bahan komposisi kimia tersebut. 29

7 Hasil interaksi tersebut berbentuk pada pengukuran sampel. Spektrum yang terukur dari detektor akan diteruskan ke komputer untuk disimpan secara langsung. Data yang disimpan sudah dalam bentuk digital sehingga lebih mudah untuk diolah lebih lanjut dengan software bawaan NIR. Setelah dilakukan pengambilan pantulan spektrum NIR MOCAF, maka dilakukan analisis kimiawi MOCAF dengan metode konvensional. Pada Gambar 8 menunjukkan proses pengukuran komposisi kimia MOCAF dengan NIRFlex Fiber Optic Solids N-500. Spektrum dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Dimana: V Contoh V Standar = Tegangan pantulan contoh / sampel (Volt) = Tegangan pantulan standar putih (Volt) Gambar 9 Proses pengukuran komposisi kimia MOCAF dengan NIRFlex Fiber Optic Solids N Pengukuran Absorban Spektrum NIR Data absorban diperoleh dengan cara mentransformasikan nilai reflektan ke dalam bentuk log (1/R). Nilai absorban dari NIRFlex Fiber Optic Solids N- 500 diperoleh dari hasil penyerapan (absorban) oleh objek dengan persamaan: Dimana: A λ = Nilai absorban S λ = Intensitas panjang gelombang pada sampel D λ = Intensitas panjang gelombang pada dark R λ = Intensitas panjang gelombang pada reference 30

8 Modified Cassava Flour (MOCAF) sebanyak 70 sampel Pengukuran spektrum MOCAF dengan NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 Analisis kimiawi kadar air, kadar abu, ph dan kadar amilosa MOCAF di laboratorium dengan metode konvensional Pengukuran spektrum dibantu dengan software yaitu NIRWare Operator Data Pantulan (Reflektan, R) Data Absorban (Log (1/R)) Data analisis kimiawi MOCAF dimasukkan dalam software yaitu NIRWare Management Console Metode kalibrasi dan Seleksi spektrum kalibrasi / validasi 1. Kalibrasi (2/3 total sampel) 2. Validasi (1/3 total sampel) Proses Kalibrasi dan seleksi kalibrasi / validasi menggunakan software yaitu NIRCal 5 Data perlakuan (treatment) untuk spektrum reflektan dan absorban NIR Pemberian perlakuan menggunakan software yaitu NIRCal 5 Toolbox Perancangan model kalibrasi dengan metode multivariatif, yaitu: 1. Principal Component Regression (PCR) 2. Partial Least Squares (PLS) Penentuan persamaan regresi kalibrasi Penentuan validasi R 2, Koefesien keragaman (CV), dan Standar error kalibrasi (SEC) Koefesien keragaman (CV) dan Standar error validasi (SEP) Gambar 10 Diagram alir pelaksanaan penelitian pendugaan komposisi kimia MOCAF dengan metode NIR. 31

9 5. Penentuan Komposisi Kimia MOCAF secara Destruktif a. Penentuan kadar air (SNI ) Penentuan kadar air dalam bahan pangan dan pertanian dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain: metode pengeringan (thermogravitimetri), metode destilasi (thermovolumetri), metode Khemis, dan lain-lain. Pada penelitian ini, kadar air MOCAF akan ditentukan dengan metode thermogravitimetri berdasarkan SNI Cawan aluminium kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven pada suhu 130ºC selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik (A). Sampel sebanyak 2 gram (W) yang sudah dihomogenkan dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian cawan serta sampel ditimbang dengan neraca analitik, tutup cawan diangkat, dan cawan beserta isi dan tutupnya ditempatkan di dalam oven pada suhu 130ºC selama 1 jam. Kemudian cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang (Y). Setelah itu, cawan berisi sampel dikeringkan kembali dalam oven selama menit, lalu ditimbang kembali. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot konstan (selisih bobot gram). Penentuan kadar air dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, hasil penentuan tersebut kemudian dirataratakan. Kadar air diukur dengan cara sebagai berikut: % % Dimana: W = Bobot sampel awal (g) X = Bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan (g) A = Bobot cawan kosong (g) b. Penentuan kadar abu (SNI ) Penentuan kadar abu pada penelitian ini menggunakan metode yang berdasarkan SNI Cawan porselen dibakar dalam tanur listrik (550ºC) selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (A). Sampel sebanyak 2-3 gram (W) ditimbang dalam cawan tersebut yang telah diketahui bobotnya. 32

10 Kemudian cawan yang berisi sampel dibakar sampai didapatkan abu berwarna abu-abu atau sampai bobotnya konstan. Pengabuan dilakukan pada suhu 550ºC selama 6 jam. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dengan neraca analitik (X). Untuk setiap MOCAF dilakukan penentuan kadar abu sebanyak 2 (dua) kali. Hasil penentuan kadar abu kemudian dirata-ratakan. Kadar abu diukur dengan cara sebagai berikut: % % Dimana: W = Bobot sampel awal (g) X = Bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan (g) A = Bobot cawan kosong (g) c. Penentuan ph (Apriyantono et al., 1989) 1. Persiapan sampel Timbang sampel MOCAF kurang lebih 1 gram, kemudian masukan sampel tersebut kedalam plastik transparan yang berukuran sedang. Setelah itu sampel ditambahkan aquades kurang lebih 20 ml. Guncang-guncangkan sampel dan aquades yang telah ditaruh plastik sampai merata. 2. Pembacaan ph-meter Sampel yang telah disiapkan diukur suhunya, kemudian pengatur suhu pada ph-meter diatur sesuai dengan suhu sampel terukur. Setelah itu ph-meter dinyalakan dan didiamkan sesaat sampai stabil (5 menit). Sebelum dilakukan pengukuran ph pada sampel MOCAF, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi pada ph-meter dengan mencelupkan elektroda kedalam cairan buffer 4.0 dan 7.0. Elektroda tersebut dibilas dengan aquades, kemudian dikeringkan ujung elektroda dengan kertas tissue. Tujuan pembilasan dan pengeringan pada elektroda adalah untuk menghilangkan pengaruh dari cairan buffer 4.0 dan 7.0 pada saat penentuan ph sampel. Elektroda yang yang telah dikeringkan tersebut, kemudian dicelupkan pada larutan sampel dan pengukuran pada ph-meter sudah dimulai. 33

11 Setelah itu elektroda dibiarkan tercelup beberapa saat dalam larutan sampel sampai diperoleh pembacaan angka yang stabil pada alat ukur ph tersebut. Penentuan ph sampel dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, hasil penentuan tersebut kemudian dirata-ratakan. d. Penentuan kadar amilosa (Apriyantono et al., 1989) 1. Pembuatan kurva standar Amilosa kentang sebanyak 40 gram dilarutkan ke dalam 10 ml NaOH alkoholik (campuran 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N). kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai semua bahan membentuk gel, lalu didinginkan. Setelah itu semua campuran (larutan amilosa) dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambah akuades hingga tanda tera. Kemudian larutan amilosa dipipet masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 ml dan dimasukkan masingmasing ke dalam labu takar 100 ml. Kedalam masing-masing labu takar tersebut ditambahkan asam asetat 1 N masing-masing 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 ml, lalu masing-masing ditambahkan 2 ml larutan iod. Kemudian masing-masing larutan dalam labu takar ditambahkan akuades hingga tanda tera, dan dibiarkan selama 20 menit. Intensitas warna biru yang terbentuk kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Lalu data yang diperoleh digunakan untuk membuat kurva standar hubungan antara konsentrasi amilosa dengan absorbansi. 2. Analisis sampel Sejumlah 100 mg sampel dalam bentuk tepung dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N. setelah itu, dipanaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai terbentuk gel. Lalu seluruh gel dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 ml, diguncangkan, dan pencucian berkali-kali menggunakan aquades dan diencerkan menjadi 100 ml (hingga tanda tera). Kemudian larutan tersebut dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Setelah itu, ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 34

12 2 ml larutan iod. Kemudian ditambahkan akuades hingga tanda tera, diguncang-guncangkan dan didiamkan selama 20 menit. Intensitas warna yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Selain itu, dibuat juga larutan blanko dengan cara mencampurkan semua bahan kecuali sampel penelitian. Untuk setiap sampel MOCAF dilakukan penentuan kadar amilosa sebanyak 2 (dua) kali. Hasil penentuan kadar amilosa kemudian dirataratakan. Kadar amilosa diukur dengan cara sebagai berikut: % % Dimana: A a = Konsentrasi amilosa dari kurva standar (mg/ml) Fp = Faktor pengenceran V = Volume awal (ml) W = Bobot awal 6. Analisis Data Penelitian Data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software) komputer, seperti: Microsoft Excel 2007 dan software bawaan dari alat NIRFlex N-500 merk BUCHI yaitu NIRWare Management Console dan NIRCal 5. Diagram alir tahap kalibrasi dari NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 dengan software NIRCal 5 dapat dilihat pada Lampiran 13. Microsoft Excel 2007 digunakan untuk pembuatan kurva reflektan (R) dan absorban (log(1/r)) NIR. Penggunaan NIRWare Management Console untuk memasukan data hasil analisis kimiawi laboratorium (data referensi). Sedangkan NIRCal 5 digunakan untuk membuat bentuk dan model kalibrasi antara data reflektan dan absorban NIR terhadap hasil analisis kimiawi laboratorium dengan metode kalibrasi multivariatif yaitu principal component regression (PCR) dan partial least squares (PLS). Keluaran hasil analisis data penelitian dari metode kalibrasi multivariatif tersebut dengan menggunakan software NIRCal 5 adalah data dugaan, grafik, dan persamaan regresi kalibrasi antara data reflektan atau 35

13 absorban NIR dengan nilai hasil analisis kimiawi laboratorium yang memiliki koefisien korelasi (R) dan koefesien determinasi (R 2 ) yang tinggi serta standar deviasi dan bias yang rendah (Anonim c, 2008). Analisis data penelitian meliputi data reflektan (R) maupun absorban (log 1/R). Dari seluruh jumlah sampel (70 sampel MOCAF) yang diukur akan dibagi 2 (dua) tahap yaitu tahap kalibrasi dan validasi. Jumlah sampel untuk tahap kalibrasi harus lebih banyak dari tahap validasi, dimana jumlah sampel tahap kalibrasi sebanyak ± 45 sampel (2/3 total sampel) sedangkan jumlah sampel untuk validasi sebanyak ± 25 sampel (1/3 total sampel). Selain itu, range data yang digunakan untuk tahap kalibrasi harus lebih besar daripada tahap validasi. 1. Kalibrasi a. Metode partial least squares (PLS) Tahap kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan hubungan antara komposisi kimia MOCAF dengan data reflektan maupun absorban NIR. Untuk pendugaan komposisi kimia MOCAF dapat dilakukan dengan metode kalibrasi multivariatif yaitu metode partial least squares (PLS). Metode kalibrasi ini memiliki struktur sistematik linier dan non-linier (Herve, 2003 dalam Saragih, 2007). Metode PLS digunakan memperoleh pendugaan bagi Y sebagai fungsi peubah-peubah X n yang terpilih. Persamaan regresi kalibrasi antara peubah Y dengan a dan b sebagai konstanta kuadrat terkecil parsial X terpilih (Naes, 1985 dalam Rumahorbo, 2004), dinyatakan sebagai berikut: Dimana: Y = Kadar air/abu/amilosa/ph MOCAF a dan b = Konstanta kuadrat terkecil parsial X = Fungsi peubah kuadrat terkecil parsial pada kisaran panjang gelombang antara nm b. Metode principal component regression (PCR) Principal component regression (PCR) merupakan metode kalibrasi multivariatif untuk menganalisis statistika peubah ganda yang dapat 36

14 digunakan untuk keperluan mereduksi sejumlah peubah asal menjadi beberapa peubah baru yang bersifat orthogonal dan tidak mengurangi serta tetap mempertahankan total keragaman yang jumlahnya besar dari peubah asalnya (Mattjik et al., 2006). Hasil analisis berupa akar ciri, vektor ciri, proporsi dan proporsi kumulatif total keragaman yang diterangkan oleh masing-masing komponen serta skor komponen. Persamaan regresi kalibrasi dapat dibangun dengan menggunakan metode principal component regression (Mattjik et al., 2006), dinyatakan sebagai berikut:.. Dimana: Y = Kadar air/abu/amilosa/ph MOCAF a dan b = Konstanta komponen utama P = Komponen utama pada kisaran panjang gelombang antara nm 2. Validasi Setelah didapatkan model persamaan regresi kalibrasi, dilakukan tahap validasi dengan menggunakan sisa data yang lain. Data sampel yang berbeda tersebut dimasukkan ke dalam persamaan regresi kalibrasi, sehingga diperoleh data komposisi kimia (kadar air, kadar abu, ph, dan kadar amilosa) MOCAF dugaan NIR. Validasi bertujuan menguji ketepatan pendugaan komposisi kimia dengan persamaan regresi kalibrasi yang telah dibangun. Parameter untuk menentukan kecocokan model kalibrasi adalah koefesien determinasi (R 2 ), standard error (SE), coefficient of variation (CV). Koefesien determinasi atau R 2 menunjukkan kemampuan model menerangkan keragaman nilai peubah tak bebas. Semakin besar nilai R 2 bearti model semakin mampu menerangkan perilaku peubah tak bebas. Kisaran nilai R 2 mulai dari 0% sampai 100% (Mattjik et al., 2006). 37

15 Data komposisi kimia dugaan NIR akan di validasi dengan data hasil pengujian secara kimiawi di laboratorium kimia dan dibuat hubungan antara keduanya, setelah itu akan dihitung standard error. Standar error merupakan selisih antara nilai hasil dugaan dan nilai sebenarnya. SE yang semakin kecil menunjukkan model yang semakin baik. Nilai kecil yang yang baik adalah nilai yang semakin mendekati nol sehingga dipastikan model dapat memprediksi dengan baik kadar dugaan. Standar error diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Dimana: SE Y NIR Y n = Standar error validasi = Komposisi kimia dugaan NIR = Komposisi kimia dengan uji kimia = Jumlah sampel Setelah dihitung standar error (SE), dihitung pula koefisien keragaman (Coefficient of Variability/CV). Walpole (1995) menyatakan bahwa dengan simpangan baku (standar deviasi) saja tidak dapat mengatakan banyak mengenai keragaman satu kumpulan data. Ukurun lain yang mungkin lebih layak adalah koefesien keragaman (CV) Coefficient of variability menunjukkan besarnya error sebanding dengan rata-rata hasil analisis kimiawi laboratorium (data referensi). Koefisien keragaman (CV) dapat digunakan untuk membandingkan dua keragaman kelompok data yang selang nilainya jauh berbeda satu sama lain bahkan dapat digunakan untuk membandingkan keragaman dua atau lebih kelompok data meskipun satuan pengukurannya tidak sama. Menurut Mattjik et al. (2006) besaran ideal nilai CV sangat tergantung pada bidang studi yang digeluti, misalnya untuk bidang pertanian nilai CV yang dianggap wajar adalah %, namun percobaan dilakukan dilaboratorium nilai CV diharapkan jauh lebih kecil mengingat sebagian kondisi lingkungan dalam keadaan terkontrol. 38

16 Fontaine et al. (2002) mendefinisikan CV sebagai relatif standar deviasi (RSD) untuk membandingkan keragaman crude protein dengan asam amino hasil kalibrasi NIRS. SE dan CV terkecil menunjukkan hasil yang paling baik. Coefficient of variability dirumuskan dengan: % Dimana: CV SE Ỹ = Koefesien keragaman = Standar error validasi = Rataan komposisi kimia aktual sampel penelitian Standar deviasi adalah hasil perkalian dari standar error validasi dengan RPD, rumus untuk mencari nilai standar deviasi (SD) adalah: Kemudian dihitung nilai bias dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini: 3. Data treatment Data mentah yang didapatkan dari hasil pengukuran reflektan dan absorban NIR perlu diolah lebih lanjut, karena selama proses pengambilan data banyak faktor eksternal, guncangan (noise), serta galat (kekeliruan) yang terjadi selama proses pengukuran infra merah dekat (NIR) dan analisis kimiawi laboratorium (metode konvensional) yang mempengaruhi data tersebut sehingga diperlukan pengolahan data mentah terlebih dahulu, sebelum ditentukannya persamaan regresi kalibrasi yang baik. Pada penelitian ini perlakuan data yang diberikan pada kurva spektrum reflektan dan absorban adalah penghalusan rataan setiap 3 titik (smooth average 3 points), derivatif kedua Savitzky-Golay setiap 9 titik (second derivative Savitzky-Golay 9 points), dan kombinasi kedua perlakuan data tersebut. Setiap perlakuan data mempunyai fungsi yang berbeda-beda terhadap data spektrum. 39

17 Smoothing berfungsi untuk memilih penghalusan fungsi dengan teliti tanpa menghilangkan informasi spektrum yang ada dan mengurangi guncangan (noise) dan memperkecil galat (kekeliruan) yang terjadi selama pengukuran NIR dan analisis kimiawi laboratorium. Derivatif kedua Savitzky-Golay berfungsi untuk mereduksi efek basis dari adanya pertambahan dari proses absorban (shoulder effect) serta menghilangkan masalah basis kemiringan persamaan regresi (Tiaprasit dan Sangpithukwong, 2010). Kombinasi antara smoothing dan derivative kedua Savitzky-Golay dapat diterapkan dan akan mendapatkan bentuk dan model persamaan regresi kalibrasi yang optimum, layak, dan dapat dipercaya (Blanco dan Villarroya, 2002 dalam Yogaswara, 2005). Perlakuan-perlakuan data tersebut menggunakan bantuan software NIRCal 5 Toolbox. Contoh output (keluaran) program NIRCal 5 untuk pendugaan komposisi kimia MOCAF dapat dilihat pada Lampiran 12. Lampiran 14 menunjukkan tampilan software NIRFlex N-500 merk BUCHI. 40

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Reflektan Near Infrared Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Perangkat NIRFlex Solids Petri N-500 yang digunakan dalam penelitian ini, menghasilkan data pengukuran berupa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

MBAHASA DAN PEM AF) our (MOCA. penelitian ( nm c ur (MOCAF. ditunjukkan OCAF. substansi A k. komposisi. cak gelomban. ktan.

MBAHASA DAN PEM AF) our (MOCA. penelitian ( nm c ur (MOCAF. ditunjukkan OCAF. substansi A k. komposisi. cak gelomban. ktan. IV. HASIL D DAN PEM MBAHASA AN A. Reflektan R N Near Infrareed Modified Cassava Flo our (MOCA AF) Peranngkat NIRF Flex Fiber Optic Solid ds N-500 yang digunakkan dalam p penelitian in ni, akan mennghasilkan

Lebih terperinci

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan 59 60 Lampiran 1.Pengukuran Kandungan Kimia Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.) dan Pati Temulawak (Curcuma xanthorizza L.) a. Penentuan Kadar Air Pati Temulawak dan Pati Batang Aren Menggunakan Moisture

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Tteknik Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian IPB, Laboratorium

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah 3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Absorbsi Near Infrared Sampel Tepung Ikan Absorbsi near infrared oleh 50 sampel tepung ikan dengan panjang gelombang 900 sampai 2000 nm berkisar antara 0.1 sampai 0.7. Secara grafik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Iqmal Tahir Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan adalah udang putih (Litopenaeus vannamei), polifosfat ((NaPO 3 )n) dan garam (NaCl). Udang putih yang digunakan memiliki ukuran 31-40,

Lebih terperinci

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG III. KEGIATAN MAGANG A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang dilaksanakan di sebuah perusahaan snack di wilayah Jabotabek selama empat bulan. Kegiatan magang ini dimulai pada tanggal 10 Maret sampai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kalibrasi NIR Spektra Kalibrasi NIR dapat dilakukan apabila telah terkumpul data uji minimal 60 sampel yang telah diubah menjadi spektrum. Pada penelitian ini telah terkumpul

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

PENDUGAAN KOMPOSISI KIMIA MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF) DENGAN METODE NEAR INFRARED (NIR) SAMUEL FERY PURBA F

PENDUGAAN KOMPOSISI KIMIA MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF) DENGAN METODE NEAR INFRARED (NIR) SAMUEL FERY PURBA F PENDUGAAN KOMPOSISI KIMIA MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF) DENGAN METODE NEAR INFRARED (NIR) SAMUEL FERY PURBA F14062021 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan Laboratorium Limbah Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis 41 BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 akan diuraikan pengujian dan pembahasan serta hasil dari percobaan alat dengan sampel. 4.1. Spesifikasi alat a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2010, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

2. MATERI DAN METODA Pelaksanaan Penelitian Materi Bahan Alat Metoda Penelitian Pendahuluan

2. MATERI DAN METODA Pelaksanaan Penelitian Materi Bahan Alat Metoda Penelitian Pendahuluan 2. MATERI DAN METODA Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Maret 2009 sampai dengan April 2009. Pengeringan manisan kering labu kuning dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Peternakan, proses produksi biogas di Laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, CV. An-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.), HNO 3 1

Lebih terperinci

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a LAMPIRAN 48 49 Lampiran. Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 00 o C selama 5 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 0 menit. Ditimbang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Spektra NIR Buah Mangga Varietas Gedong Selama Penyimpanan Pengukuran spektra menggunakan perangkat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 menghasilkan data pengukuran

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pusat Studi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra 17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Sentra Pengasapan Mangkang Semarang. Sampel hasil pengasapan dianalisa di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) dan Laboratorium Kimia, Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958) LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian 18 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium PT. Hale International dan Laboratorium Analisis Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB.Penelitian dilakukan mulai bulan Januari

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

PREDIKSI UMUR PANEN PEPAYA BERDASARKAN TOTAL PADATAN TERLARUT, KANDUNGAN PROTEIN DAN KADAR AIR DENGAN NIR SPEKTROSKOPI PAHLEVI MANAHARA PANDJAITAN

PREDIKSI UMUR PANEN PEPAYA BERDASARKAN TOTAL PADATAN TERLARUT, KANDUNGAN PROTEIN DAN KADAR AIR DENGAN NIR SPEKTROSKOPI PAHLEVI MANAHARA PANDJAITAN PREDIKSI UMUR PANEN PEPAYA BERDASARKAN TOTAL PADATAN TERLARUT, KANDUNGAN PROTEIN DAN KADAR AIR DENGAN NIR SPEKTROSKOPI PAHLEVI MANAHARA PANDJAITAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) 153 LAMPIRA 154 Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Ditimbang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan November

Lebih terperinci

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007) Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci