LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG"

Transkripsi

1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG Disusun Oleh: 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/ Ahmad Baihaqi 12/330398/TK/ Bondan Galih Dewanto 12/332934/TK/ I Made Sapta Hadi 12/330081/TK/ Puji Nurhidayah 12/330456/TK/39598 TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

2 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR A. Tujuan Mengukur suatu jarak pada area mendatar dengan menggunakan pita ukur dengan 1 memperhatikan ketelitian pengukuran (angka minimal TOR = ) 3000 B. Alat 1. Jalon 3 buah 2. Pita Ukur 1 buah 3. Pen Ukur 3 buah 4. Kapur 5. Paku payung 4 buah C. Teori Pengukuran suatu bidang memiliki bagian penting, yakni membuat garis lurus. Dapat dimengerti bahwa garis lurus ini tidak dapat dibuat seperti menarik garis lurus diatas kertas. Dan garis lurus yang harus dibuat, harus diketahui kedua titik ujungnya. Maka untuk menentukan garis lurus ini, ditentukan titik-titik di lapangan yang letak di garis lurus yang menghubungkan dua titik ujung dengan jumlah yang cukup bnyak, sehingga garis lurus itu keliatan dengan jelas. Titik-titik ini dinyatakan dengan jalon. Tiap-tiap bagian garis lurus yang letak antara dua jalon dianggap sebagai garis lurus. Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan bayangan daripada keadaan lapangan, dengan menentukan tempat titik-titik diatas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Untuk mendapatkan hubungan antara titik-titik itu, baik hubungan yang mendatar maupun hubungan-hubungan tegak,diperlukan sudut yang mendatar dan untuk hubungan diperlukan sudut yang tegak (Wongsotjitro, 1985). Pengukuran jarak horizontal dengan pita terdiri atas penetapan panjang yang diketahui pada pita berpembagian skala langsung pada sebuah garis beberapa kali. Dua jenis masalah yang timbuladalah mengukur jarak antara dua jenis tertentu, misalnya dua petak di tanah dan memasang sebuah jarak di satu titik awal saja yang tertentu tempatnya. Pengukuran

3 dengan pita dilaksanakan dalam enam langkah, meluruskan, member tegangan, pemenggalan, penandaan dengan pita, pembacaan pita ukur, pembacaan jarak dan pencatatan jarak. Penerapan langkah-langkah dengan pengukuran pita ini dapat dilakukan pada bidang datar dan miring (Brinker, 1986). Pelaksanaan pengukuran pada area mendatar dapat dilakukan dengan melakukan beberapa penggalan. Misalkan saja jarak antara A dan B merupakan bidang datar maka jarak A dan B dapat diukur dengan pita ukur. Apabila jarak antara A dan B terlalu panjang dan tidak cukup diukur dengan pita ukur,maka kita bisa melakukan penggalan dalam beberapa titik diantar jarak A dan B. D. Pelaksanaan Praktek

4 1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan 2. Menentukan posisi 2 titik yang akan diukur jarak antara keduanya - Jarak minimal 80 meter (tidak boleh kurang) - Ditentukan dengan langkah kaki 3. Melakukan pelurusan dengan jalon - Memasang jalon pada titik A dan B - Menentukan 3 buah titik diantara A dan B sebagai penggalan (titik p, q dan r) - 3 orang memegang jalon dan 1 orang sebagai pengamat melakukan pelurusan 4. Memasang pen ukur/kapur/paku paying pada titik-titik yang telah ditentukan dengan jalon 5. Meletakkan jalon ditanah 6. Menarik pita ukur dari ririk A ke p, lalu catat hasilnya, dengan cara yang sama lakukan pengukuran dari titik p ke q, q ke r, dan r ke B 7. Melakukan pengukuran pulang dari titik B ke A dengan 3 titik penggalan yang berbeda (p, q, dan r ) dengan langkah sama pada poin c, d, e dan f. E. Hasil Dan Pembahasan 1. Hasil No Lokasi Pergi Pulang Ketelitian 1. A (depan gedung Teknik Arsitektur dan PWK) 83,720 m 83,715 m Selisih = (83,720-83,715) m = 0,005 m Rata-rata = (83,720 m+83,715 m) /2 = 83,717 m TOR = 0,005/83,717 = 2. B (Utara gedung Teknik Arsitektur dan PWK) Sketsa Pengukuran 1. Pengukuran Lokasi A 85,496 m 85,492 m 1/16743,5 Selisih = (85,496-85,492) m = 0,004 m Rata-Rata = (85,496 m+85,492 m)/2 = 85,494 m TOR = 0,004/85,494 = 1/21373,5 Pengukuran pergi lokasi A

5 A 21,950 m p 21,186 m q 20,054 m r 20,530 m B Pengukuran pulang lokasi A A 21,354 p 20,753 m q 20,358 m r 21,250 m B 2. Pengukuran Lokasi B Pengukuran pergi lokasi B A 22,690 m p 21,596 m q 20,548 m r 20,662 m B Pengukuran pulang lokasi B A 20,634 m p 20,938 m q 21,680 m r 22,240 m B 2. Pembahasan Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, pada lokasi 1 (timur gedung arsitektur dan perencanaan), hasil pengukuran pergi adalah 83,720 m dan hasil pengkuran pulangnya adalah 83,715 m, sehingga rata-rata jaraknya adalah 83,717 m dan selisih jaraknya 0,005 m dengan ketelitian mencapai. Sedangkan pada lokasi 2 (utara gedung arsitektur dan perencanaan), hasil pengukuran pergi adalah 85,496 m dan hasil pengkuran pulangnya adalah 85,492 m, sehingga rata-rata jaraknya adalah 85,494 m dan selisih jaraknya 0,004 m dengan ketelitian mencapai. Dengan TOR lebih dari

6 , maka dapat dikatakan bahwa data hasil pengukuran jarak langsung baik di lokasi 1 maupun lokasi 2 memenuhi TOR. PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MIRING A. Tujuan Mengukur suatu jarak pada area miring dengan menggunakan pita ukur dengan 1 memperhatikan ketelitian pengukuran (angka minimal TOR = ) B. Alat :

7 1. Pita ukur 1 Buah 2. Pen ukur 3 Buah 3. Unting-unting 2 Buah 4. Paku payung 6 Buah 5. Kapur 3 Batang 6. Jalon 3 Buah C. Teori 1. Pengertian Jarak antara dua buah titik di permukaan bumi dalam ilmu ukur tanah adalah jarak dalam bidang horizontal, yang merupakan jarak terpendek antara 2 buah titik. Jarak dapat diukur atau ditentukan dengan berbagai alat dan cara atau metode, yang pemilihannya tergantung dari alat yang tersedia dan tujuan pengukuran serta tingkat ketelitian yang disyaratkan. Pengukuran jarak dapat dibagi menjadi 2 yakni pengukuran jarak langsung dan pengukuran jarak tidak langsung. Pengukuran jarak langsung adalah pengukuran yang dilakukan langsung terhadap parameternya, misalnya parameternya berupa jarak dan jarak tersebut yang langsung diukur. 2. Alat yang Diperlukan Dalam Pengukuran Jarak Dalam pengukuran jarak langsung diperluka alat utama dan alat alat bantu. Alat - alat utama dalam pengukuran jarak langsung antara lain : 1. Pita ukur yang terbuat dari baja, fiberglass,plastic,kain atau campuran dari padanannya. 2. Pegas ukur yang terbuat dari plat/pita baja dan dilengkapi dengan pegas pengukuran ketegangan. 3. Rantai ukur yang terbuat dari kawat baja. 4. Kayu ukur. Adapun alat alat bantu ukur antara lain : 1. Jalon atau anjir,yaitu tongkat kayu, aluminium atau besi berdiameter 1,5 3 cm dengan panjang 1,5 sampai 3 m yang runcing dibagian bawah dan dicat merah putih atau hitm putih setiap 20 sampai 30 cm, digunakan untuk pelurusan. Tongkat ini bisa berupa satu batang penuh atau berupa dua batang sambungan yang dapat dilepas. 2. Pen ukur terbuat dari kawat baja. Pen ukur berfungsi untuk menandai titik titik pnggalan pada pengukuran jarak langsung. 3. Benang dan unting unting,memiliki fungsi untuk memproyeksikan suatu titik secara vertical ke bawah. 4. Klinometer atau heling meter atau Abney level. 5. Jepitan penarik. 6. Pegas pengukuran ketegangan. 7. Cermin atau prisma penyiku.

8

9 3. Tahapan Pengukuran Jarak Langsung Tahapan pengukuran jarak langsung biasanya berbeda beda tergantung dari area yang akan diukur,baik itu area mendatar, miring ataupun area dengan halangan. Namun secara umum pengukuran jarak langsung biasanya melalui tahapan : 1. Penentuan titik titik yang akan diukur. Penentuan titik titik yang akan diukur dapat dilakukan secara manual misalnya saja dengan langkah kaki. 2. Pelurusan arah anatara dua titik yang akan diukur. Pelusuran dilakukan apabila pengukuran tidak dapat dilakukan dengan sekali membentangkan pita ukur karena jarak yang diukur melebihi panjang pita ukur dan atau permukaan tanahnya tidak mendatar, sehingga jarak tersebut perlu dipenggal penggal agar pada setiap penggalan dapat dilakukan pengukuran jarak dengan sekali membentangkan pita ukur dan pita ukur dapat ditarik hingga mendatar. 3. Pelaksanaan pengukuran jaraknya sendiri. Pengukuran jarak langsung minimal dilakukan oleh 2 orang, orang pertama memegangi bagian awal pita ukur, dan orang kedua menarik pita ukur dibagian yang lain. Pengukuran Pada Area Miring.

10 Pada medan yang miring, misalnya saja A ke B adalah jarak yang berisi area miring, maka dalam pengukurannya bisa dibantu dengan unting unting. Dalam pengukuran jarak dalam area miring perlu dilakukan pelurusan dan pembuatan penggalan - penggalan lebih dahulu. Baru kemudian dilakukan pengukuran jarak untuk setiap penggalannya. Disini pita ukur ditarik sehingga mendatar ( bisa dengan alat khusus dan pengukur ketegangan ) dan batas penggal jarak yang diukur ditanah diperoleh dengan bantuan unting unting yang digantung dengan benang dari pita ukur yang direntangkan dan padaa ujung unting unting diatas tanah ditancapkan pen ukur. Angka bacaan jarak dibaca pada angka yang berimpit dengan benang unting unting. Selain dengan cara tersebut pengukuran dapat pula dilakukan dengan permukaan tanah yang miring, kemudian besarnya kemiringan medannya ( Ɵ ) diukur dengan alat klinometer atau Abney level sehingga jarak datar sama dengan jarak miring cos Ɵ. 4. Pencatatan hasil pengukuran Agar data ukuran-ukuran jarak yang banyak tidak membingungkan dan menjadi lebih sistematik dan mudah dipahami orang lain, maka data tsb dicata dalam formulir ukur atau buku ukur dan disertakan sket pengukuran, arah pengukuran dan cara penulisan data dengan aturan yang baku atau seragam. 4. Kesalahan Dalam Pengukuran Jarak Langsung Secara umum kesalahan pengukuran jarak dapat dikategorikan menjadi 3 : 1. Mistake atau blunder atau kesalahan besar, umumnya terjadi karena ketidak cermatan dari surveyor. Misalnya saja salah pencataatan. 2. Kesalahan sistematik, kesalahan yang umumnya bersumber dari alat. Kesalahan ini makin kecil bila alat yang digunakan makin baik. Cara yang biasanya dilakukan untuk menghilangkan kesalahan sistematik adalah dengan kalibrasi dan melakukan pengukuran sesuai dengan SOP ( Standar Operational Prosedur ) 3. Kesalahan random,merupakan kesalahan yang tersisa (umumnya kecil) sesudah kesalahan besar dan kesalahan besar dihilangkan. Beberapa contoh lain kesalahan dalam pengukuran jarak langsung antara lain pita ukur tidak betul betul mendatar, unting unting tidak vertiakl betul

11 karena hembusan angina, pelurusan yang tidak seksama,panjang pita ukur tidak standar, kesalahan membaca angka pita ukur, dan lain lain. D. Pelaksanaan Praktek 1. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan. 2. Menentukan lokasi 2 titik yang akan diukur jarak antara keduanya (titik A dan B). a. Jarak minimal 80 meter ( tidak boleh kurang dari 80 meter). b. Ditentukan dengan langkah kaki (tidak boleh menentukan jarak langsung menngunakn pita ukur). 3. Melakukan pelurusan dengan jalon. a. Memasang jalon pada titik A dan B. b. Menentukan titik-titik di antara A dan B sebagai penggalan. c. 3 orang memegang jalon dan 1 orang sebagai pengamat melakukan pelurusan. 4. Memasang pen ukur/kapur/paku payung pada titik-titik yang sudah ditentukan dengan jalon. 5. Meletakkan jalon di tanah. 6. Pada area pengukuran yang bidangnya mendatar, pengukuran dilakukan dengan pita ukur dari titik awal sampai titik akhir di bidang mendatar. Kemudian catat hasil pengukuran. 7. Pada area pengukuran yang bidangnya miring, pengukuran dilakukan dengan pita ukur yang dibantu dengan unting-unting. a. Menempatkan unting-unting secara vertical tepat pada titik penggalan sampai terjadi keseimbangan. b. Menarik pita ukur secara mendatar sampai pada benang unting-unting, sehingga keduanya tegak lurus.

12 c. Catat hasil pengukuran yang terlihat pada pita ukur yang berpotongan dengan unting-unting. 8. Melakukan pengukuran pulang titik B ke A dengan membuat titik-titik penggalan yang baru. Langkah pengukuran sama dengan yang tercanutm pada poin 3 sampai dengan 7. E. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil NO LOKASI PERGI PULANG KETELITIAN 1. Area miring dari tugu teknik menuju KPFT 100,106 m 100,110 m Rata-rata : 100,108 m 100, ,106 = 0,004 m TOR = = 2. Area miring samping kantin teknik (sebelah timur) 92,814 m 92,826 m Rata-rata : = 92,820 m = 0,012 m TOR = =

13 Sketsa Pengukuran Lokasi 1 Pergi 100,106 m A 15,694 m a 5,480 m b Pulang 4,624 m c 27,638 m d 4,412 m e 5,590 m f 19,728 m g 16,940 m B 100,110 m A 15,694 m a 5,138 m b 5,210 m c 27,396 m d 4,938 m e Lokasi 2 5,064 m f 18,332 m g 18,338 m B Pergi 92,814 m A 25,664 m a 9,323 m b 9,750 m c 12,420 m d 14,008 m e 21,740 m B

14 Pulang 92,826 m A 25,456 m a 9,942 m b 10,180 m c 11,494 m d 12,176 m e 23,578 m B 2. Pembahasan Dalam pengukuran jarak pada area miring ini diperlukan alat bantu yakni unting unting sebagai alat untuk memproyeksikan suatu titik secara vertical ke bawah. Dalam pengukuran jarak langsung pada area miring, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Titik penggalan di area miring. Jarak antara titik penggalan diarea kemiringan dengan area datar sebelum masuk area miring harus diperkirakan, agar pada saat unting unting digunakan, pita ukur dapat tegak lurus / berpotongan dengan tali unting unting. Apabila titik penggalan pada bidang miring terlalu jauh dengan area datarnya maka kemungkinan pita ukur tidak dapat bertpotongan / tegak lurus dengan tali unting unting. b. Posisi unting unting Posisi unting unting harus benar benar lurus kearah vertical. Sedikit saja bergeser atau miring maka hasil pengukuran akan kurang akurat.. c. Ketegangan dan kelurusan pita

15 Ketegangan pita berkaitan dengan tenaga yang kita berikat dalam menarik pita ukur. Usahakan ketegangan pita dalam setiap pengukuran itu sama sehingga pengukuran lebih akurat. Untuk kelurusan pita itu juga sangat penting terutama saat mengukur di area miring,pita harus lurus dan tegak lurus pada tali unting unting. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, pada lokasi 1 yang terletak di Area miring dari tugu teknik menuju KPFT, hasil pengukuran pergi adalah 100,106 m dan hasil pengkuran pulangnya adalah 100,110 m, sehingga rata-rata jaraknya adalah 100,108 m dengan ketelitian mencapai. Sedangkan pada lokasi 2 yang terletak di Area miring samping kantin teknik (sebelah timur), hasil pengukuran pergi adalah 92,814 m dan hasil pengkuran pulangnya adalah 92,826 m, sehingga rata-rata jaraknya adalah 92,820 m dengan ketelitian mencapai. Dengan TOR lebih dari, maka dapat dikatakan bahwa data hasil pengukuran jarak langsung baik di lokasi 1 maupun lokasi 2 baik. PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA TERHALANG A. Tujuan Untuk mengetahui cara pengukuran pada bidang yang terdapat halangannya dan untuk mengetahui jarak pada pada bidang tersebut B. Alat 1. Jalon 3 buah 2. Pita Ukur 1 buah 3. Pen Ukur 3 buah

16 C. Teori 4. Kapur 5. Paku payung 4 buah 6. Benang bangunan yang salah satu ujungnya diikatkan paku Di lapangan, dua titik yang akan diukur jaraknya kadang-kadang tidak langsung dapat saling terlihat karena adanya halangan. Halangan tersebut dapat berupa gedung atau rumah, semak-semak, rumpun bambu, bukit, tanggul sungai atau bahkan harus menyeberang sungai yang cukup lebar. Apabila di lapangan akan dibuat sebuah garis melalui suatu obyek dan garis tersebut tegak lurus terhadap garis lain dengan peralatan yang sederhana,maka dapat dikerjakan dengan beberapa macam cara antara lain, dengan: 1. Perbandingan sisi segitiga siku-siku. D A C E B 2. Mengukur titik tengah tali busur. C D A E 3. Bantuan cermin penyiku atau prisma penyiku. F B

17 (Basuki, Slamet : 2011) D. Pelaksanaan Praktek 1. Terhalang mobil A Mobil a. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. b. Menentukan 2 titik, A dan B, (menggunakan jalon) yang akan diukur jaraknya dan C payung sebagai titik E. h. Menghubungkan titik A dan E, sehingga AE tegak lurus BC. i. Mengukur jarak garis AE dan garis BE menggunakan Gedung pita ukur. j. Menghitung jarak AB dengan menggunakan rumus phytagoras. k. Mencatat hasil pengukuran dan perhitungan. E diantaranya terdapat halangan berupa mobil. c. Menandai titik A dan B menggunakan pen ukur. d. Menggunakan metode busur, membuat busur lingkaran menggunakan benang bangunan dan paku dengan pusat titik A. e. Membuat garis lurus dari titik B yang memotong busur lingkaran yang telah dibuat. f. Menandai dengan kapur/ tipex/ paku payung titik perpotongan antara garis lurus dari B dan busur lingkaran yang berpusat di A sebagai titik C dan D. g. Menentukan titik tengah garis CD dan menandainya dengan kapur/ tipex/ paku 2. Terhalang gedung D B B D I J E F G H C

18 a. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. b. Menentukan 2 titik, A dan B, (menggunakan jalon) yang akan diukur jaraknya dan diantaranya terdapat halangan berupa gedung. c. Menandai titik A dan B menggunakan pen ukur. d. Menggunakan metode busur, membuat busur lingkaran menggunakan benang bangunan dan paku dengan pusat titik A. e. Dengan cara yang sama, membuat busur lingkaran menggunakan benang bangunan dan paku dengan pusat titik B. f. Membuat garis lurus sembarang menggunakan pita ukur (jalon untuk pelurusan) yang memotong busur lingkaran yang berpusat di A dan B, misal CD di luar gedung yang saling terlihat. g. Menandai titik perpotongan antara garis CD dan busur lingkaran yang berpusat di A (sebagai titik E dan F) dan berpusat di B (sebagai titik G dan H) menggunakan kapur/ tipex/ paku payung. h. Menentukan dan menandai (menggunakan kapur/ tipex/ paku payung) titik tengah garis EF sebagai titik I dan titik tengah garis GH sebagai titik J. i. Mengukur jarak AI, BJ, danij menggunakan pita ukur. j. Menghitung jarak AB dengan menggunakan metode phytagoras. - Mencari alas segitiga dengan cara mengurangkan panjang garis AI dengan garis BJ. - Tinggi segitiga sama dengan panjang garis IJ.

19 E. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil 1. Hasil a. Terhalang mobil C A Titik Dari Ke Jarak Terukur (m) B C 10,288 B D 6,214 E B E 8,251 Mobil C D 4,074 C/D E 2,037 A E 3,538 D A B 8,978 B Sketsa b. Terhalang gedung D Titik Dari Ke Jarak Terukur (m) C D 20,802 G H 3,64 E F 6,07 A Gedung K B I J E F G H E/F I 3,035 G/H J 1,82 A I 7,712 I J 11,935 B K 11,935 B J 2,248 A K 5,464 A B 13, 126 C Sketsa

20 2. Pembahasan a. Terhalang mobil Pengukuran jarak antara titik A dan B dilakukan dengan metode busur dengan titik A sebagai titik tumpu, kemudian tarik garik lurus dari B hingga mengalami perpotongan sebanyak dua kali pada busur yang telah dibuat, tandai dan ukur kedua titik perpotongan tersebut (Titik C dan D) kemudian titik tengah antara kedua titik perpotongan (Titik E) akan tegak lurus dengan B (90 0 ), sehingga dapat dipastikan bahwa segitiga AEB adalah segitiga siku-siku. Dengan begitu dapat dilakukan pengukuran dari A ke B dengan menggunakan teorema phytagoras sebagai berikut : Jarak BC = 10,288 m BD = 6,214 m CD = 4,074 m CE = DE = 2,037 m BE = BD+DE = 6, 214 m + 2, 037 m = 8,251 m AE = 3,538 m AB = = = = = 8,978 m b. Terhalang gedung Metode pengukuran titik A dan dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan pada pengukuran di area pertama I. Pada pengukuran di area II kali ini, pengukuran jarak A dan B dilakukan dua kali metode busur dengan dua titik sumbu yakni titik A dan B. Setelah terbentuk dua buah busur tarik garis lurus sembarang (dari titik C ke D) yang memotong kedua busur tersebut. Tandai titik perpotongan antara garis CD dengan busur yang berpusat pada titik A (titik E dan F) dan busur yang berpusat pada titik B (titik G dan H), kemudian lakukan pengukuran untuk mendapatkan titik tengah

21 antara titik E dan F (titik I) dan antara titik G dan H (titik J), dimana keduanya (titik I dan J) tegak lurus terhadap titik C (90 0 ). Selisih antara garis AI dengan BJ akan membentuk garis AK. Sehingga pada akhirnya terbentuk segitiga AKB yang siku-siku. Dengan begitu pengukuran dapat dilakukan dengan teorema Phytagoras sebagai berikut : Jarak CD = 20,802 m GH = 3,64 m EF = 6,07 m EI = FI = 3,035 m GJ = HJ = 1,82 m AI = 7,712 m BJ = 2,248 m IJ = BK = 11,935 m AK = AI-BJ = 7,712 m - 2,248 m = 5,464 m AB = = = = = 13,126 m DAFTAR PUSTAKA Basuki, Slamet Ilmu Ukur Tanah Edisi Revisi.Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

22

BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG Jarak antara dua buah titik dimuka bumi dalam ukur tanah adalah merupakan jarak terpendek antara kedua titik tersebut tergantung jarak tersebut terletak pada bidang datar,

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN UKUR TANAH DAN SYARAT PENGGUNAANNYA

BAB III PERALATAN UKUR TANAH DAN SYARAT PENGGUNAANNYA MINGGU KE 4,5&6 Diskripsi singkat : Materi perkuliahan minggu 4,5 &6 minggu ini membicarakan tentang peralatan ukur tanah dari yang sederhana hingga elektronis, dan syarat-syarat penggunaannya masing-masing.

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL Kelompok 4 Kelas A Anggota : 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/39261 2. Ahmad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan terhadap bidang datar. Peta yang baik memberikan informasi yang akurat mengenai permukaan bumi kepada

Lebih terperinci

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-issn: 2085-3858 Article History Received February, 2016 Accepted March, 2016 Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan

Lebih terperinci

Mengukur Lebar Sungai Tanpa Menyeberangi

Mengukur Lebar Sungai Tanpa Menyeberangi LAPORAN PRAKTIKUM 3 SURVEY DAN PEMETAAN Mengukur Lebar Sungai Tanpa Menyeberangi Dosen Pembimbing : Drs. Syamsul Bahri, M.T. Seksi 44165 Disusun Oleh Afdhal Husnuzan 1102364 Anggota Kelompok 3 Arief Dwi

Lebih terperinci

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya

Lebih terperinci

BAB I. Laporan Praktikum 1

BAB I. Laporan Praktikum 1 BAB I A. Teori Dasar Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pemasangan papan Bouwplank. Bouwplank adalah pembatas yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan Definisi 1.1 Garis m dikatakan memotong garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan bertemu satu bidang datar dan bertemu pada satu titik Definisi 1.2 Garis m dikatakan sejajar dengan

Lebih terperinci

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH 4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS ILMU UKUR TANAH 1 Materi ini menerangkan peralatan yang digunakan didalam praktikum ukur tanah Tujuan Instruksional Khusus:

Lebih terperinci

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SEGITIGA DAN SEGIEMPAT A. Pengertian Segitiga Jika tiga buah titik A, B dan C yang tidak segaris saling di hubungkan,dimana titik A dihubungkan dengan B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Judul modul ini adalah lingkaran, sedangkan yang akan dibahas ada tiga unit yaitu : 1. Menggambar lingkaran 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. 3. Menggambar garis

Lebih terperinci

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI Gambar Teknik i halaman ini sengaja dibiarkan kosong Gambar Teknik ii Daftar Isi Daftar Isi... iii... 1 1 Pendahuluan... 1 2 Sumbu, Garis, dan Bidang Isometri... 2 3 Skala

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN WAKTU

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket 2. Sub Kompetensi Menguasai dan mampu membuat : a. Pola Jaket ukuran kecil dan ukuran besar b. Merancang bahan dan harga untuk Jaket c. Memotong bahan Jaket d. Menjahit

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMASANG BOUWPLANK

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Membuat Sudut Siku-Siku. Pengukuran Guna Pembuatan Peta dengan Alat-alatalat Sederhana Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ Email: haryono_putro@gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENGERTIAN PHYTAGORAS

PENGERTIAN PHYTAGORAS Pythagoras adalah seorang ahli filsafat. Ia tidak hanya mempelajari matematika, tetapi juga music dan ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani, tetapi pergi belajar ke Mesir dan Babilonia. Ia terkenal karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 2002

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 2002 MATEMATIKA EBTANAS TAHUN UAN-SMP-- Notasi pembentukan himpunan dari B = {, 4, 9} adalah A. B = { kuadrat tiga bilangan asli yang pertama} B = { bilangan tersusun yang kurang dari } C. B = { kelipatan bilangan

Lebih terperinci

SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P18) 1. Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut

SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P18) 1. Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut Kode: P8 MATEMATIKA IX SMP SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P8). Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut (A) 7 dan. (C) 8 dan 8. dan 7. (D) 8 dan

Lebih terperinci

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /

Lebih terperinci

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring BAB XII Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran atau dapat dikatakan juga bahwa pengukuran adalah

Lebih terperinci

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A- 39 60 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007 MENGGAMBAR GARIS A. Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar 1) Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut terbuat dari kayu yang tidak terlalu

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN. * Indikator SKL : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi tambah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan. * Indikator Soal : Menentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KATALOG ALAT PERAGA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 1. Model Bangun Datar Model bangun datar dimaksudkan untuk membantu menjelaskan pengertian, sifat-sifat bangun datar, kesebangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek, yaitu bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi dengan ukuran berbeda

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR. Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS Materi : Konstruksi-konstruksi dasar. Garis-garis lengkung. Gambar proyeksi. Gambar pandangan tunggal. Proyeksi ortogonal (gambar pandangan majemuk). 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI

Lebih terperinci

3. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur pada lingkaran adalah

3. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur pada lingkaran adalah 1. Unsur-unsur di bawah ini yang merupakan unsur lingkaran adalah. A. Jari-jari, tali busur, juring dan diagonal B. Diameter, busur, sisi dan bidang diagonal C. Juring, tembereng, apotema dan jari-jari

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama

Lebih terperinci

Menemukan Dalil Pythagoras

Menemukan Dalil Pythagoras Dalil Pythagoras Menemukan Dalil Pythagoras 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Segitiga ABC adalah sebuah segitiga siku-siku di B dengan sisi miring AC. Jika setiap petak luasnya 1 satuan, tentukan luas

Lebih terperinci

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN Proyeksi isometri(k) dapat digolongkan sebagai gambar piktorial. Ketiga bidang pada sebuah objek 3D digambar dan tampak jelas. Dimensi objek gambar pun dapat diukur langsung

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Pengukuran jarak adalah dasar dari

Lebih terperinci

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( ) BB 7 GRIS DN SUDUT. SUDUT 1. Pengertian Sudut Sudut dibentuk dari dua sinar yang titik pangkalnya berimpit. Sinar digambarkan berupa garis lurus yang di ujungnya tanda panah dan di pangkalnya tanda titik.

Lebih terperinci

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada Parabola 6.1. Persamaan Parabola Bentuk Baku Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada bidang sedemikian hingga titik itu berjarak sama dari suatu titik tertentu yang disebut

Lebih terperinci

BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI)

BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI) BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI) 1. Metode melaksanakan pengukuran garis (linear) Ada 3 metode yang pokok : a. Pengukuran langsung ( by direct measurement), dengan menggunakan alat ukurrantai, pita

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui

Lebih terperinci

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras BY : Feni Malinda Safitri Sudah diperiksa Pengertian Teorema Phytagoras Phytagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani pada tahun 569-475 sebelum masehi, ia mengungkapkan bahwa

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011 Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011 1. Jika adalah bilangan bulat dan angka puluhan dari adalah tujuh, maka angka satuan dari adalah... a. 1 c. 5 e. 9 b. 4 d. 6 2. ABCD adalah pesergi dengan panjang

Lebih terperinci

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun

Lebih terperinci

PETA LAPANGAN Oleh : Drs, Basuki Soen

PETA LAPANGAN Oleh : Drs, Basuki Soen PETA LAPANGAN leh : Drs, Basuki Soen A. Pengertian Peta Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi dengan reliefnya yang diproyeksikan pada sebuah bidang datar, dengan perbandingan (skala)

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001

C. 30 Januari 2001 B. 29 Januari 2001 1. Notasi pembentuk himpunan dari B = {1, 4, 9} adalah... A. B = {x x kuadrat tiga bilangan asli yang pertama} B. B = {x x bilangan tersusun yang kurang dari 10} C. B = {x x kelipatan bilangan 2 dan 3

Lebih terperinci

LABORATORIUM KONSTRUKSI DASAR (Sumber : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, AG. Thamrin, 2008)

LABORATORIUM KONSTRUKSI DASAR (Sumber : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, AG. Thamrin, 2008) LABORATORIUM KONSTRUKSI DASAR (Sumber : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, AG. Thamrin, 2008) 1/5 A. Menyiapkan Lokasi 1. Lokasi Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah; a.

Lebih terperinci

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

GARIS SINGGUNG LINGKARAN 7 GI INGGUNG LINGKN ernahkah kalian memerhatikan sebuah kerekan atau katrol? Gambar di samping adalah alat pada abad ke-8 yang memperagakan daya angkat sebuah kerekan yang prinsip kerjanya menggunakan

Lebih terperinci

Kerja Lapangan (Field work)

Kerja Lapangan (Field work) Kerja Lapangan (Field work) Bagi surveyor penting berkeliling lebih dahulu pada tempat yang akan dipetakan untuk mendapatkan gambaran yang baik dad seluruh daerah, kemudian baru menentukan langkah demi

Lebih terperinci

MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 120 Menit

MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 120 Menit MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 20 Menit (025) 77 2606 Website : Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Hasil dari A. B. D. 8 5 8 2 2 8 2 adalah. 2. Hasil dari A. B. D. 8 adalah.. Bentuk sederhana dari A. 2

Lebih terperinci

A. MENGHITUNG LUAS BERBAGAI BANGUN DATAR

A. MENGHITUNG LUAS BERBAGAI BANGUN DATAR A. MENGHITUNG LUAS BERBAGAI BANGUN DATAR Dalam bab ini kamu akan mempelajari: 1. menghitung luas bangun datar; 2. menghitung luas segi banyak; 3. menghitung luas gabungan dua bangun datar; dan 4. menghitung

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT PETA SITUASI DENGAN ALAT UKUR

Lebih terperinci

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG 2.1 Menggambar Sudut Memindahkan sudut a. Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m b.

Lebih terperinci

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,

Lebih terperinci

Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi).

Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi). Abstrak. Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi). Jalur transportasi, komunikasi, saluran irigasi dan utilitas adalah

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL MATEMATIKA TAHUN

PREDIKSI SOAL MATEMATIKA TAHUN PREDIKSI SOAL MATEMATIKA TAHUN 2014 PAKET 1. Hasil dari 3 2 7 21 2 : 31 2 adalah... A. B. C. D. 18 7 28 7 9 2 11 2 2. Dalam kompetisi matematika, setiap jawaban benar diberi skor 4, jawaban salah diberi

Lebih terperinci

Modul 10 Garis Kontur

Modul 10 Garis Kontur MODUL KULIAH Modul 10-1 Modul 10 Garis Kontur 10.1 Kontur Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan

Lebih terperinci

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MEI 2014 TIM PENYUSUN Pujiana (41113120068) Rohmat Indi Wibowo (41113120067) Gilang Aditya Permana (41113120125) Santi Octaviani Erna Erviyana Lutvia wahyu (41113120077)

Lebih terperinci

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Geometri Ruang (Dimensi 3) Geometri Ruang (Dimensi 3) Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung volume = a³ luas = 6a² rusuk kubus = a panjang diagonal = a 2 panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume =

Lebih terperinci

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI I JAKARTA 2009 Dimensi 3 Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI

Lebih terperinci

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT BAB IX MACAM BESARAN SUDUT 33 1 2 90 172 98 171 desimal Seksa desimal Sudut radian sentisimal Cara Seksadesimal Cara ini membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan derajat, sehingga satu kuadran

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

C. Ø D. S. Gambar di atas adalah kubus ABCD.EFGH dan salah satu jaring-jaringnya, maka titik E menempati nomor... A.(I) C.(III) B.

C. Ø D. S. Gambar di atas adalah kubus ABCD.EFGH dan salah satu jaring-jaringnya, maka titik E menempati nomor... A.(I) C.(III) B. 1. Amir, Adi, dan Budi selalu berbelanja ke Toko "Anda", Amir tiap 3 hari sekali. Adi tiap 4 hari sekali, Budi tiap 6 hari sekali. Bila ketiganya mulai berbelanja sama-sama pertama kali tanggal 20 Mei

Lebih terperinci

BAB. GARIS SINGGUNG LINGKARAN. A. PENGERTIAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN B. GARIS SINGGUNG DUA LINGKARAN C. LINGKARAN LUAR DAN LINGKARAN DALAM SEGITIGA

BAB. GARIS SINGGUNG LINGKARAN. A. PENGERTIAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN B. GARIS SINGGUNG DUA LINGKARAN C. LINGKARAN LUAR DAN LINGKARAN DALAM SEGITIGA A. GAIS SINGGUNG LINGKAAN. A. ENGETIAN GAIS SINGGUNG LINGKAAN. GAIS SINGGUNG DUA LINGKAAN C. LINGKAAN LUA DAN LINGKAAN DALAM SEGITIGA ab 7 Sumb e r: w w w.homepages.tesco Garis Singgung Lingkaran Lingkaran

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP TRYOUT UN menit

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP TRYOUT UN menit DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MALANG MGMP MATEMATIKA SMPN SATAP P.16 TRYOUT UN 2013 Mata Pelajaran Matematika Hari/Tanggal Waktu 120 menit 1. Hasil dari 5 + [6 : (-3)] adalah... a. 7 b. 4 c. 3 d. -2 2. Hasil

Lebih terperinci

METRIG (MEJA TRIGONOMETRI)

METRIG (MEJA TRIGONOMETRI) Sasaran METRIG (MEJA TRIGONOMETRI) Siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK. Indikator o membangun konsep jenis-jenis sudut; o membangun konsep jenis-jenis segitiga; o menggunakan konsep keliling segitiga;

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI SESI III (ISIAN SINGKAT DAN ESSAY) WAKTU : 180 MENIT ============================================================

Lebih terperinci

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak 4 Lingkaran 4.1. Persamaan Lingkaran Bentuk Baku. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak tetap dari suatu titik tetap. Titik tetap dari lingkaran disebut pusat lingkaran,

Lebih terperinci

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 2A TAHUN 2010

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 2A TAHUN 2010 TRY OUT MATEMATIKA PAKET A TAHUN 00. Diketahui premis premis () Jika hari hujan terus menerus maka masyarakat kawasan Kaligawe gelisah atau mudah sakit. () Hujan terus menerus. Ingkaran kesimpulan premis

Lebih terperinci

Bab VIII Bidang Kartesius

Bab VIII Bidang Kartesius Bab VIII Bidang Kartesius K ata Kunci Titik Asal Sumbu-X Sumbu-Y Jarak K D ompetensi asar. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri dan keterkaitan

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon

Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon Pengukuran Diameter (DBH) Diameter atau keliling merupakan salahsatu dimensi batang (pohon) yang sangat menentukan luas penampang lintang batang pohon saat berdiri

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART - Wardaya College MMXVIII-XII TIPE A. Andi dan Bobby berlari berlawanan arah dalam suatu lintasan melingkar. Keduanya berawal dari titik-titik yang saling berseberangan

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP Lingkaran & Garis Singgung A. Unsur-Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran. Lambang lingkaran dengan

Lebih terperinci

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Gambar 1.1 Kubus Sifat-sifat Kubus 1. Semua sisi kubus berbentuk persegi. Kubus mempunyai 6 sisi persegi

Lebih terperinci

C. 9 orang B. 7 orang

C. 9 orang B. 7 orang 1. Dari 42 siswa kelas IA, 24 siswa mengikuti ekstra kurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti ekstrakurikuler PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua

Lebih terperinci

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 2012 Tutur Widodo Pembahasan OSK Matematika SMA 01 Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun 01 Oleh Tutur Widodo 1. Banyaknya bilangan bulat n yang memenuhi (n 1(n 3(n 5(n 013 = n(n + (n

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Pilaster merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan

Lebih terperinci

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang 2/15/2012 1 PERSEGI D // // O // // Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang 2/15/2012 2 D // // O // // Sudut

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT

SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT SOAL PREDIKSI ULANGAN KENAIKAN KELAS MATEMATIKA TINGKAT SMP KELAS 8 TAHUN 2014 WAKTU 120 MENIT Pilihan 1. Pada gambar berikut, tali busur ditunjukkan oleh A. AO B. CO C. BO D. BC 2. Panjang jari jari suatu

Lebih terperinci

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS Pengukuran jarak optis termasuk dalam pengukuran jarak tidak Iangsung, jarak disini didapat melalui proses hitungan. Pengukuran jarak optis dilakukan dengan alat ukut theodolit,

Lebih terperinci

03. Selisih dari 7,2 dari 3,582 adalah... (A) 3,618 (B) 3,628 (C) 3,682 (D) 3,728

03. Selisih dari 7,2 dari 3,582 adalah... (A) 3,618 (B) 3,628 (C) 3,682 (D) 3,728 01. Notasi pembentukan himpunan dari B {1,4,9} (A) B = { kuadrat tiga bilangan asli yang pertama } (B) B = { bilangan tersusun yang kurang dari 10 } (C) B = { kelipatan bilangan dan yang pertama } (D)

Lebih terperinci

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET 4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET Standar Kompetensi : Peserta didik dapat mengidentifikasi cara menggambar dengan cara: isometri, dimetri, trimetri, prespektif, gambar sket dengan menggunakan tangan, dan

Lebih terperinci

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E.

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E. PAKET 4 Jumlah Soal : 0 soal Kompetensi :. Bangun Datar. Trigonometri. Bangun Ruang 4. Barisan dan Deret Compile By : Syaiful Hamzah Nasution No Soal Jawaban Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini

Lebih terperinci

GEOMETRI DIMENSI DUA. B. Keliling dan Luas Bangun Datar. 1. Persegi. A s

GEOMETRI DIMENSI DUA. B. Keliling dan Luas Bangun Datar. 1. Persegi. A s . Keliling dan Luas angun atar 1. Persegi GEOMETRI IMENSI U s s Sifat Sifat : Keempat sisinya sama panjang, = = = Keempat sudutnya siku-siku = = = = 90 o Kedua diagonalnya sama panjang dan saling berpotongan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF SEMESTER GASAL 2010 MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF Oleh: Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA Company FBS UNY PROYEKSI Definisi Gambar Proyeksi adalah gambar bayangan atau konstruksi

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A-86 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

MATEMATIKA SMP PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PAKET 01 FULL DOKUMEN. SMPN 2 LOSARI 2017 Created by Irawan

MATEMATIKA SMP PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PAKET 01 FULL DOKUMEN. SMPN 2 LOSARI 2017 Created by Irawan PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 06/07 PAKET 0 DOKUMEN SANGAT RAHASIA MATEMATIKA SMP FULL SMPN LOSARI 07 Created by Irawan DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON Jika operasi " *

Lebih terperinci