PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE
|
|
- Harjanti Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL EDISI 2001
2 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Pemetaan Situasi Dengan Plane Table merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi Melaksanakan Pembuatan Peta Situasi. Modul ini mengetengahkan pengukuran detail situasi dengan cara radial, pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka, pengukuran situasi cara poligon, yang mencakup pekerjaan pengukuran, hitungan dan penggambaran hasil pengukuran. Hitungan dan penggambaran langsung dilakukan di lapangan dengan posisi alat ukur Plane Table tetap terpasang di titik pengamatan. Hasil akhir pemetaan situasi berupa peta situasi. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas Pemetaan Situasi dan Pemetaan Topografi. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. Tim Penyusun ii
3 DESKRIPSI JUDUL Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yang mencakup : 1. Pengukuran Cara Radial, 2. Pengukuran Cara Radial dan 3. Pengukuran Cara Poligon. Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang teknik-teknik yang dilakukan dalam pengukuran detail situasi dengan cara radial serta cara penghitungan dan penggambarannya, Kegiatan belajar 2 membahas tentang teknik pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka yaitu Plane Table didirikan pada dua titik tetap dilengkapi dengan lembar kerja, Kegiatan belajar 3 membahas tentang pengukuran situasi dengan cara poligon, penerapannya dan cara pengkoreksian gambar yang keliru. iii
4 PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Program Keahlian : Teknik Survai dan Pemetaan Tingkat I Tingkat II Tingkat III BAG-TGB.001.A BAG-TSP.002.A BAG-TSP.005.A BAG-TGB.001.A-01 BAG-TSP.002.A-33 BAG-TSP.005.A-41 BAG-TSP.005.A-42 BAG-TGB.001.A-02 BAG-TSP.002.A-34 BAG-TSP.005.A-43 BAG-TSP.005.A-44 BAG-TGB.001.A-03 BAG-TSP.002.A-35 BAG-TSP.005.A-45 BAG-TGB.001.A-04 BAG-TSP.003.A BAG-TGB.001.A-05 BAG-TSP.003.A-36 BAG-TSP.006.A BAG-TGB.001.A-06 BAG-TSP.006.A-46 BAG-TGB.001.A-07 BAG-TSP.003.A-37 BAG-TSP.006.A-47 BAG-TSP.001.A BAG-TSP.004.A BAG-TSP.001.A-32 BAG-TSP.004.A-38 BAG-TSP.006.A-48 BAG-TKB.001.A BAG-TSP.004.A-39 BAG-TSP.007.A BAG-TKB.001.A-71 BAG-TSP.007.A-49 BAG-TKB.001.A-72 BAG-TSP.004.A-40 BAG-TSP.007.A-50 BAG-TKB.001.A-73 BAG-TSP.007.A-51 BAG-TKB.001.A-74 BAG-TSP.007.A-52 BAG-TKB.001.A-75 BAG-TKB.001.A-76 BAG-TKB.002.A BAG-TKB.002.A-77 BAG-TKB.002.A-78 BAG-TKB.002.A-79 BAG-TKB.002.A-80 BAG-TKB.002.A-81 BAG-TKB.003.A BAG-TKB.003.A-82 BAG-TKB.003.A-83 BAG-TKB.003.A-84 Keterangan : BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan TGB : Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan TSP : Program Keahlian Teknik Survai dan Pemetaan TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan TPK : Program Teknik Perkayuan TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi : Modul yang dibuat iv
5 PRASYARAT Untuk melaksanakan modul Pemetaan Situasi dengan Plane Table memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu : Peserta diklat telah menguasai cara penggunaan theodolit, yang mencakup : penyetelan alat, pembacaan benang silang pada rambu ukur dan pembacaan sudut vertikal. Peserta diklat telah memahami tentang takimetri, yaitu hitungan jarak dari data ukur pembacaan benang atas, benang bawah dan sudut vertikal. Peserta diklat telah memahami pemetaan situasi, yang mencakup : pengukuran, hitungan dan penggambaran detail situasi. Peserta diklat memahami cara pengukuran posisi horisontal, yang mencakup : pengukuran poligon dan pemotongan ke muka. v
6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DESKRIPSI JUDUL... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... iv PRASYARAT... v DAFTAR ISI... vi PERISTILAHAN... vii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... viii TUJUAN... ix KEGIATAN BELAJAR 1 PENGUKURAN CARA RADIAL... 1 A. Lembar Informasi... 1 B. Lembar Kerja... 2 C. Lembar Latihan... 4 KEGIATAN BELAJAR 2 PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA... 5 A. Lembar Informasi... 5 B. Lembar Kerja... 5 C. Lembar Latihan... 7 KEGIATAN BELAJAR 3 PENGUKURAN CARA POLIGON... 8 A. Lembar Informasi... 8 B. Lembar Kerja... 9 C. Lembar Latihan LEMBAR EVALUASI LEMBAR KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA vi
7 PERISTILAHAN/GLOSSARY Azimuth Heling Peta situasi Sudut vertikal Sudut zenith Takimetri Plane Table Alidade Titik Detail : Sudut horisontal dari arah utara ke arah titik target. : Sudut vertikal dihitung dari arah horison. : Peta yang menggambarkan posisi horisontal titik-titik di lapangan. : Sudut yang diukur dengan piringan vertikal theodolit. : Sudut vertikal dihitung dari arah zenith. : Pengukuran jarak dengan pembacaan benang pada rambu ukur. : Alat ukur sudut yang dilengkapi dengan papan gambar, alidade atau mistar gambar dan kompas. : Mistar yang dipasang pada papan gambar Plane Table untuk menggambar jarak hasil pengukuran. : Titik yang digunakan untuk menggambar detail situasi pada pemetaan situasi. vii
8 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah-langkah Belajar yang Harus Ditempuh : Kegiatan Belajar dilakukan secara beregu dengan anggota empat orang, dengan pembagian tugas sebagai berikut : 1. Seorang pengamat sekaligus penggambar hasil pengukuran. 2. Seorang pemegang payung untuk melindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan. 3. Seorang pemegang rambu ukur. 4. Seorang pembantu merintis garis ukur apabila medan yang diukur bersemak-semak, atau mengamankan jalannya pengukuran apabila medan yang diukur banyak orang atau kendaraan lewat. Apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan Takimeter Swa- Reduksi (Self Reducing Tacheometer), maka perlu lima orang dengan tambahan satu orang pencatat dan penghitung data ukur jarak secara takimetri. Perlengkapan yang Harus Dipersiapkan : Selain peralatan yang disebutkan pada masing-masing lembar kegiatan, perlu dipersiapkan pula : 1. Lokasi pemetaan, yaitu areal yang : a. Ada titik-titik tetap berupa patok kayu atau patok beton yang sudah diketahui koordinat (X,Y) atau posisinya. b. Terdapat detail alam, misalnya : sungai dan detail buatan, misalnya : jalan, rumah atau saluran. 2. Pada kegiatan pengukuran, perlu dipersiapkan perlengkapan pribadi untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja, seperti : sepatu, pakaian lengan panjang, topi dan air minum. viii
9 TUJUAN 1. Tujuan Akhir Peserta diklat mampu mengukur, menghitung dan menggambar hasil pengukuran situasi dengan Plane Table berupa peta situasi planimetris. 2. Tujuan Antara Peserta diklat mampu : a. Mengukur detail situasi. b. Menghitung data ukur situasi. c. Menggambar hasil pengukuran situasi. ix
10 KEGIATAN BELAJAR 1 PENGUKURAN CARA RADIAL A. Lembar Informasi Pengukuran detail situasi dengan cara radial mirip dengan pengukuran situasi dengan theodolit. Cara ini cocok untuk pemetaan areal yang kecil atau tidak luas. Dengan sekali berdiri pada kira-kira tengah areal pemetaan yang dapat menjangkau semua detail yang akan digambar, peta situasi sudah dapat dibuat. Pengukuran detail situasi dapat dilakukan dengan : 1. Mengarahkan teropong ke titik detail dan mengukur jaraknya dari titik tetap (titik poligon, berupa patok kayu atau beton) tempat berdiri Plane Table. A B a 4 3 b E e 1 2 P d c D C 1
11 Keterangan pada gambar di atas : A, B, C, D dan E : Titik-titik detail di lapangan. A, b, c, d dan e : Gambar titik-titik detail A, B, C, D dan E di kertas gambar yang dipasang di atas papan gambar. Plane Table dipasang di titik P (titik poligon). Titik-titik detail ditentukan posisinya dengan mengarahkan teropong dan mengukur jaraknya dari P. Jarak dari P ke titik detail dapat diukur dengan pita ukur atau dengan cara takimetri. 2. Untuk detail yang teratur bentuknya, seperti detail buatan pada umumnya, misalnya : jalan, saluran atau gedung, panjang dan lebarnya diukur dengan pita ukur. Pada gambar di atas, panjang dan lebar bangunan diukur dengan mengukur jarak dari 1 ke 2 dan dari 2 ke 3. B. Lembar Kerja 1. Alat a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya b. Mistar gambar c. Statif d. Unting-unting e. Rambu ukur f. Payung 2. Bahan a. Kertas gambar b. Pensil c. Karet penghapus 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan. c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati. d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui. e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil. 2
12 4. Langkah Kerja a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P. b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya pada statif. c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P dengan bantuan untingunting. d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat di tengah-tengah. e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar. f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah utara tersebut. g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan. h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar sudah berorientasi arah utara. i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik 1. j. Gambar garis arah ke titik 1 dengan mistar gambar. k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB). l. Catat pembacaan sudut vertikal. m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri : Jarak = 100 (BA-BB) cos 2 h, atau Jarak = 100 (BA-BB) sin 2 z dengan : 100 = konstanta pengali h = sudut heling z = sudut zenith n. Gambar titik 1 pada kertas gambar dengan memasang jarak tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat. 3
13 o. Langkah j, k, l, m, n dan o dikerjakan untuk titik-titik detail yang lain. Langkah k, l dan m hanya dilakukan apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan Self Reducing Tacheometer. p. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur lebar atau panjangnya dengan pita ukur. C. Lembar Latihan 1. Apabila pengukuran belum selesai kemudian tiba-tiba turun hujan, apakah yang harus dilakukan pada saat akan melanjutkan kembali pengukuran situasi? 2. Apakah selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur? 4
14 KEGIATAN BELAJAR 2 PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA A. Lembar Informasi Pada pengukuran situasi dengan cara pemotongan kemuka, Plane Table didirikan pada dua titik tetap, misalnya titik poligon yang berdekatan. Posisi titik-titik detail ditentukan dengan mengukur arah dari dua titik tetap tersebut. Perpotongan antara dua garis arah ke satu titik detail tertentu dari dua titik tetap merupakan kedudukan titik detail tersebut. D A C B a b a b P 1 P 2 Keterangan gambar di atas : P 1 dan P 2 : Titik-titik tetap A, B, C dan D : Titik-titik detail di lapangan a dan b : Gambar titik-titik a dan b di kertas gambar pada papan gambar B. Lembar Kerja 1. Alat a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya b. Mistar gambar 5
15 c. Statif d. Unting-unting e. Rambu ukur f. Payung 2. Bahan a. Kertas gambar b. Pensil c. Karet penghapus 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan. c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati. d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui. e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil. 4. Langkah Kerja a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik P 1. b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya pada statif. c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik P 1 dengan bantuan untingunting. d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat di tengah-tengah. e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar. f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah utara tersebut. g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan. h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar sudah berorientasi arah utara. i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik A. 6
16 j. Gambar garis arah ke titik A dengan mistar gambar. k. Langkah i dan j dikerjakan untuk titik-titik detail yang lain. l. Detail yang teratur, misalnya : jalan, gedung atau saluran, diukur lebar atau panjangnya dengan pita ukur. m. Pindahkan Plane Table ke titik poligon di dekatnya, misalnya titik P 2. n. Langkah pengukuran sebagaimana ketika Plane Table di titik P 1 dilakukan. C. Lembar Latihan 1. Apakah selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur? 2. Apakah jarak dari titik poligon ke titik detail perlu diukur? 3. Cara pemotongan kemuka cocok untuk titik detail yang banyak atau sedikit jumlahnya? 7
17 KEGIATAN BELAJAR 3 PENGUKURAN CARA POLIGON A. Lembar Informasi Pada pengukuran situasi dengan cara poligon, Plane Table didirikan pada semua titik yang diukur secara berurutan. Pengukuran dengan cara ini dapat diterapkan misalnya pada : 1. Pengukuran batas bidang tanah yang sisi-sisinya lurus. 2. Pembuatan kerangka peta situasi untuk acuan pengukuran detailnya. D d C a b d d c A b a B Keterangan gambar di atas : A, B, C dan D : Titik-titik tetap di lapangan a, b, c dan d : Gambar titik-titik A, B, C dan D di kertas gambar pada papan gambar Posisi titik-titik di lapangan ditentukan dengan mengukur arah dan jarak antar dua titik yang berurutan. Dengan Plane Table di titik A, arah dan jarak ke titik B dan D diukur dan digambar pada kertas gambar yang menempel di atas papan gambar. Plane Table di B, mengukur ke A dan C dan Plane Table di C, mengukur ke B dan D. Akibat kekeliruan pengukuran atau penggambaran, mungkin titik d yang digambar dari A 8
18 tidak berimpit dengan titik d yang digambar dari C. Kekeliruan ini disebut kekeliruan penutup yang apabila cukup kecil, misalnya 1 mm atau 2 mm, dapat dikoreksi secara grafis. d c abcd : poligon sebelum dikoreksi c d ab c d : poligon sesudah dikoreksi b a b b c d a b c d Koreksi dilakukan dengan menggeser titik b, c dan d ke b, c dan d. Arah pergeseran sejajar dengan arah kekeliruan penutup atau dd dan jarak pergeseran sebanding dengan jumlah jarak dari titik awal (titik A) ke titik yang bersangkutan, misalnya : Pergeseran titik b = ab/ad x dd Pergeseran titik c = ac/ad x dd Pergeseran titik d = ad/ad x dd = dd B. Lembar Kerja 1. Alat a. Plane Table dengan kompas dan papan gambarnya b. Mistar gambar c. Statif d. Unting-unting e. Rambu ukur f. Payung 2. Bahan a. Kertas gambar 9
19 b. Pensil c. Karet penghapus 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. b. Lindungi Plane Table dari terik matahari dan hujan. c. Memutar sekrup atau klem dengan gerakan halus dan hati-hati. d. Jangan tinggalkan Plane Table tanpa ditunggui. e. Dirikan Plane Table di tempat yang stabil. 4. Langkah Kerja a. Dirikan statif di salah satu titik poligon, misalnya titik A. b. Pasang Plane Table beserta papan gambar dan mistar gambarnya pada statif. c. Tepatkan posisi Plane Table di atas titik A dengan bantuan untingunting. d. Setel ketegakan Plane Table dan papan gambarnya dengan memutar tiga sekrup penyetelnya, hingga nivo seimbang atau tepat di tengah-tengah. e. Buat garis arah utara di tepi papan gambar. f. Letakkan kompas hingga sisi kompas berimpit dengan garis arah utara tersebut. g. Putar papan gambar hingga jarum kompas menunjuk arah utaraselatan. h. Klem sumbu putar papan gambar dikeraskan, maka papan gambar sudah berorientasi arah utara. i. Arahkan teropong ke rambu ukur yang didirikan tegak di titik B. j. Gambar garis arah ke titik B dengan mistar gambar. k. Catat pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB). l. Catat pembacaan sudut vertikal. m. Hitung jarak dari P ke titik 1, dengan rumus takimetri : Jarak = 100 (BA-BB) cos 2 h, atau 10
20 Jarak = 100 (BA-BB) sin 2 z dengan : 100 = konstanta pengali h = sudut heling z = sudut zenith n. Gambar titik B pada kertas gambar dengan memasang jarak tersebut berdasarkan skala peta yang sedang dibuat. o. Langkah i, j, k, l, m dan n dikerjakan untuk titik D. Langkah k, l dan m hanya dilakukan apabila Plane Table tidak dilengkapi dengan Takimeter Swa-Reduksi (Self Reducing Tacheometer). p. Plane Table dipindahkan ke titik B. q. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik A dan C. r. Plane Table dipindahkan ke titik C. s. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik B dan D. C. Lembar Latihan 1. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pada gambar 1 mm, berapa meterkah kekeliruan di lapangan? 2. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pengukuran 1 m, berapa milimeterkah kekeliruan pada peta? 3. Bagaimanakah pengukuran dilakukan apabila antara dua titik bidang tanah yang dipetakan tidak saling tampak? 4. Apakah jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur? 11
21 LEMBAR EVALUASI Tes Tertulis 1. Apakah kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding dengan theodolit? 2. Apakah kekurangan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding dengan theodolit? 3. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table lebih cocok dibanding dengan theodolit? 4. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table kurang cocok dibanding dengan theodolit? 5. Apakah jarak hasil ukur dengan Plane Table selalu harus dihitung dari data ukur? Tes Perbuatan 1. Menyetel Plane Table di atas titik tetap hingga siap untuk pengukuran. 2. Menggambar garis arah teropong dan jarak hasil pengukuran pada kertas gambar Plane Table. 3. Menggambar garis yang menghubungkan titik-titik yang bersesuaian, misalnya : batas bidang tanah atau tepi gedung, hasil pengukuran dengan Plane Table. 4. Mengoreksi poligon hasil pengukuran dengan Plane Table. 12
22 LEMBAR KUNCI JAWABAN Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 1 1. Apabila pengukuran situasi terpaksa dihentikan karena turun hujan atau karena hari sudah senja, maka pada pengukuran lanjutannya posisi papan gambar perlu disetel seperti pada kedudukan saat pengukuran sebelumnya (bobot skor 50). 2. Tidak selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur. Pencatatan tidak perlu apabila Plane Table dilengkapi dengan Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung dapat dibaca dan digambar. Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena arah langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar atau alidade (bobot skor 50). Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 2 1. Tidak perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur. Pada pengukuran cara pemotongan ke muka, yang diukur hanyalah arah. Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena arah langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar atau alidade (bobot skor 40). 2. Jarak tidak perlu diukur, karena penentuan posisi dengan cara pemotongan kemuka berdasarkan perpotongan dari dua arah yang berbeda (bobot skor 30). 3. Cara pemotongan ke muka cocok untuk titik detail yang jumlahnya sedikit (bobot skor 30). Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 3 1. Besar kekeliruan di lapangan = 200 x 1 mm = 200 mm atau 0,1 meter (bobot skor 25). 13
23 2. Kekeliruan pada peta = 1 meter : 200 = 1000 mm : 200 = 5 mm (bobot skor 25). 3. Apabila antar dua titik tidak saling tampak, maka perlu dipasang titik bantu yang dapat mengamat ke dua titik tersebut. Selanjutnya titik bantu diukur seperti titik-titik yang lain (bobot skor 25). 4. Jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur. Apabila medan pengukuran cukup datar atau landai, pengukuran jarak dengan pita ukur akan lebih menguntungkan (bobot skor 25). Jawaban Lembar Evaluasi Jawaban Tes Tertulis 1. Kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah peta langsung digambar di lapangan, sehingga kalau ada kekeliruan atau kekurangan pengukuran langsung dapat diatasi (bobot skor 20). 2. Kelemahan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah pekerjaan lapangan menjadi lebih lama, karena penggambaran peta dikerjakan langsung di lapangan, tidak di studio (bobot skor 20). 3. Pemetaan situasi dengan Plane Table cocok untuk pemetaan areal kecil atau sedikit titik detail (bobot skor 20). 4. Pemetaan situasi dengan Plane Table tidak cocok untuk pemetaan areal yang luas atau banyak titik detail, terutama detail alam seperti : sungai (bobot skor 20). 5. Jarak hasil ukur dengan Plane Table tidak perlu dihitung apabila dilengkapi dengan Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung dapat dibaca dan digambar (bobot skor 20). Jawaban Tes Perbuatan 1. Dicek apakah : a. Unting-unting tepat ke arah titik poligon di bawahnya (bobot skor 10) 14
24 b. Nivo sudah seimbang (bobot skor 10) c. Papan gambar sudah terorientasi ke arah utara-selatan (bobot skor 10) d. Alidade sudah sejajar arah teropong (bobot skor 10) 2. Dicek apakah garis arah dan jarak yang digambar sudah sesuai dengan hasil pengukuran (bobot skor 20). 3. Dicek apakah semua titik yang bersesuaian sudah dihubungkan (bobot skor 20). 4. Dicek apakah poligon sudah terkoreksi dengan benar baik arah maupun besar koreksinya (bobot skor 20). Syarat Minimal Kelulusan Peserta diklat dinyatakan lulus, jika memperoleh skor
25 DAFTAR PUSTAKA Brinker, Russel C., Paul R. Wolf dan Djoko Walijatun Dasar-dasar Pengukuran Tanah (Surveying). Edisi Ketujuh. Cetakan ke-4. Jakarta : Penerbit Erlangga. Frick, Heinz Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Sosrodarsono, Suyono, Masayoshi Takasaki dan M. Yusuf Gayo Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Cetakan ke-4. Jakarta : Pradyna Paramita. Wongsotjitro, Soetomo Ilmu Ukur Tanah. Cetakan ke-16. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. 16
MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN
MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
Lebih terperinciMEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA
MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciMEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR
MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A-86 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT PETA SITUASI DENGAN ALAT UKUR
Lebih terperinciPengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring
BAB XII Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Pilaster merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali
Lebih terperinciPemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur
Modul 7-1 Modul 7 Pemetaan Situasi Detail 7.1. PENDAHULUAN Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR
DASAR-DASAR PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR BAG- TSP.002.A-33 90 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciMEMPLESTER PROFIL HIAS
MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciMEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA
MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):
Lebih terperinciCONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS
CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP OLEH: FEBRIAN 1215011037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran dan pemetaan
Lebih terperinciPengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat
Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat A. LATAR BELAKANG Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Cerobong Udara merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu
Lebih terperincidimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus
F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,
Lebih terperinciPRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite
PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE Prinsip kerja optis theodolite Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki
Lebih terperinciMetode Ilmu Ukur Tanah
Metode Ilmu Ukur Tanah Assalamu'alaikum guys, postingan kali ini saya akan membahas metode ilmu ukur tanah, yang terdiri dari : 1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal ( KDV ) 2. Pengukuran Kerangka Dasar
Lebih terperinciPENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI
PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI Pengukuran Situasi Adalah Pengukuran Untuk Membuat Peta Yang Bisa Menggambarkan Kondisi Lapangan Baik Posisi Horisontal (Koordinat X;Y) Maupun Posisi Ketinggiannya/
Lebih terperinciBAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS
BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS Pengukuran jarak optis termasuk dalam pengukuran jarak tidak Iangsung, jarak disini didapat melalui proses hitungan. Pengukuran jarak optis dilakukan dengan alat ukut theodolit,
Lebih terperinciCivil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University KERANGKA DASAR PEMETAAN Nursyamsu Hidayat, Ph.D. THEODOLIT Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
Lebih terperinciPANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)
PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium) 1. Tujuan Praktek dan Alat-alat : Praktek ini akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan terhadap bidang datar. Peta yang baik memberikan informasi yang akurat mengenai permukaan bumi kepada
Lebih terperinciTIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MEI 2014 TIM PENYUSUN Pujiana (41113120068) Rohmat Indi Wibowo (41113120067) Gilang Aditya Permana (41113120125) Santi Octaviani Erna Erviyana Lutvia wahyu (41113120077)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran atau dapat dikatakan juga bahwa pengukuran adalah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik Disusun oleh : 1. Nur Hidayati P07133111028 2. Ratna Dwi Yulintina P07133111030
Lebih terperinciContoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02"
CARA MENGHITUNG BEDA TINGGI Bagi para Surveyor perhitungan ini tidaklah rumit, namun bagi para pelajar, terkadang mengalami kesulitan dalam menghitung dengan cara manual.oleh karena itu, saya akan membahas
Lebih terperinciMODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT
DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI BAB I. BAB II. RENCANA PEMBELAJARAN PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT 1. Tujuan dan Alat-alat 2. Petunjuk Umum & Keselamatan Kerja 3. Langkah
Lebih terperinciBAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit
BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMASANG BOUWPLANK
Lebih terperinciPengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG
Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan,
Lebih terperinciDASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK
DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK BAG- TGB.001.A-01 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciDosen : Haryono Putro, ST.,SE.,MT.
ILMU UKUR TANAH (Geodetic Engineering) Dosen : Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ Email: haryono_putro@gunadarma.ac.id Materi I.U.T. 1. Pendahuluan
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN WAKTU
Lebih terperinciTACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip
TACHIMETRI Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip tachimetri (tacheo artinya menentukan posisi dengan jarak) untuk membuat
Lebih terperinciPENGUKURAN WATERPASS
PENGUKURAN WATERPASS A. DASAR TEORI Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM
MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A-08 55 JAM DISUSUN OLEH : NAMA : JAMIZAR NIM / BP : 87689 _ 2007 JURUSAN PRODI : TEKNIK SIPIL : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS
Lebih terperinciMEMPLESTER BIDANG RATA
MEMPLESTER BIDANG RATA BAG- TKB.005.A-90 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciPemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-issn: 2085-3858 Article History Received February, 2016 Accepted March, 2016 Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN 2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. TEORI a. Skala
BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN Definisi : Peta adalah sarana guna memperoleh infomasi ilmiah mengenai keadaan permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai tanda dan keterangan sehingga mudah dibaca dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Alat Ukur GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk menentukan posisi, kecepatan
Lebih terperinci4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH
4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS ILMU UKUR TANAH 1 Materi ini menerangkan peralatan yang digunakan didalam praktikum ukur tanah Tujuan Instruksional Khusus:
Lebih terperinciPENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN
PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya
Lebih terperinciMODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN
Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan pekerjaan ukur tanah,
Lebih terperinciMODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG Abdul Ghani Sani Putra 1006680631 Dila Anandatri 1006680764 Nur Aisyah al-anbiya 1006660913 Pricilia Duma Laura 1006680915
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB
Lebih terperinciPETA KEDUDUKAN MODUL
KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah
Lebih terperinciMENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU
MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU BAG- TGB.001.A-06 54 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciMENGGAMBAR SAMBUNGAN PIPA
MENGGAMBAR SAMBUNGAN PIPA BAG- TGB.001.A- 07 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinci3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah
3.4 PEMBUATAN KONTUR Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Pengantar Pemetaan/ pembuatan peta adalah pengukuran secara langsung atau tidak langsung akan menghasilkan suatu gambar situasi/ permukaan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Praktik Dasar-Dasar Pengukuran Tanah. Kode
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah Dasar-Dasar Pengukuran Tanah Kode.. PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2015 1 TIM PENYUSUN (Dituliskan semua dosen yang terlibat
Lebih terperinciMENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU
MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU BAG- TGB.002.A-10 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
Lebih terperinciCan be accessed on:
Pertemuan 4 Pengukuran Mendatar Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ 1 Pengukuran-pengukuran dilakukan untuk mendapatkan bayangan dilapangan, dengan menentukan beberapa titik
Lebih terperinciSURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR
SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan
Lebih terperinciTujuan Khusus. Tujuan Umum
Tujuan Umum Tujuan Khusus Mahasiswa memahami arti Kerangka Kontrol Horizontal (KKH) Mahasiswa memahami cara pengukuran, cara menghitung, cara koreksi dari suatu pengukuran polygon baik polygon sistem terbuka
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang)
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA LAHAN (Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Ukur Datar Profil Memanjang) Oleh: Kelompok : 4 Kelas/Hari/Tanggal : TEP Shift B/Rabu, 30 Maret 2016 Nama (NPM) : 1. Reimon
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR MACAM-MACAM
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN
DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN
DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN
PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN KELOMPOK 7: D51115307 D51115311 D51115314 D51115312 A. M. SYAHDANI MUDRIKAH MAWADDAH HAERI AMRI RACHMAT RIFKY JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR BEDA TINGGI DENGAN ALAT UKUR
Lebih terperinciMAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN
MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN (Macam-macam Peralatan Ukur Tanah) Disusun oleh: 1. Dinda Safara (5113416039) 2. Mohamad Irsyad Widyadi (5113416038) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi dengan mempergunakan skala tertentu dan digambarkan pada bidang horizontal dengan mempergunakan proyeksi tertentu, gambaran
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR PONDASI WAKTU
Lebih terperinciModul 10 Garis Kontur
MODUL KULIAH Modul 10-1 Modul 10 Garis Kontur 10.1 Kontur Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan
Lebih terperinciMENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU
MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU BAG- TGB.002.A-09 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN
Lebih terperinciGambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit.
2.2 Alat Ukur Sipat Ruang (Theodolit) 2.2.1 Konstruksi Theodolit Secara umum konstruksi theodolit terdiri dari 3 bahagian utama, yaitu : 1. Bahagian Bawah. a. 3 sekrup penyama rata b. Tabung sumbu I c.
Lebih terperinciPemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan
PERPETAAN - 2 Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan penerapan ilmu yang selama ini telah dipelajarai mahasiswa Diploma 3 Teknik Geomatika sebagai evaluasi praktikum disemester
Lebih terperinciPengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah
Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah KULIAH 5 Koreksi Boussole / Kompas pada Theodolith Digunakan untuk koreksi arah utara 0 o yang sebenarnya (bukan utara magnetis). Ada beberapa metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang IUT adalah bagian yang lebih rendah daripada geodesi. Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur permukaan bumi. ilmu ukur tanah mencakup kajian dan pengukuran
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT SAMBUNGAN
Lebih terperinciKontrak Pembelajaran
Kontrak Pembelajaran ILMU UKUR TANAH I Semester III / 3 sks PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FKIP UNS Oleh Drs Waluyo, M.Pd Universitas Sebelas Maret Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun 2016 I.
Lebih terperinciKLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA
PERPETAAN - 2 KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan Extra
Lebih terperinciTugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika
Tugas 1 Survei Konstruksi Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB Krisna Andhika - 15109050 TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemetaan topografi dilakukan untuk menentukan posisi planimetris (x,y) dan posisi vertikal (z) dari objek-objek dipermukaan bumi yang meliputi unsur-unsur alamiah
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SIMBOL-SIMBOL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei tambang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan penggunaan alat ukur tanah sesuai
Lebih terperinciPematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi).
Abstrak. Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi). Jalur transportasi, komunikasi, saluran irigasi dan utilitas adalah
Lebih terperinciPENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR
PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR Survei dan Pengukuran APA YG DIHASILKAN DARI SIPAT DATAR 2 1 3 4 2 5 3 KONTUR DALAM ILMU UKUR TANAH Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian
Lebih terperinciMETODA-METODA PENGUKURAN
METODA-METODA PENGUKURAN METDA PENGUKURAN HORIZONTAL 1. Metda poligon 2. Metoda Pengikatan 3. Global Positioning System (GPS) METODA PENGUKURAN VERTIKAL 1. M.Sifat Datar 2. M. Trigonometris 3. M. Barometris
Lebih terperinciMEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL
MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL BAG- TPK.001.A-54 90 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI
ILMU UKUR TANAH Oleh: IDI SUTARDI BANDUNG 2007 1 KATA PENGANTAR Ilmu Ukur Tanah ini disajikan untuk Para Mahasiswa Program Pendidikan Diploma DIII, Jurusan Geologi, Jurusan Tambang mengingat tugas-tugasnya
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv Modul III.1. Teknik Penggunaan Alat Survey... 1 A. Capaian Pembelajaran... 1 B. Sub Capaian Pembelajaran... 1 C. Pendahuluan... 1 D.
Lebih terperinciMateri Praktikum PSDHL Sem Awal 2012/2013
PENGANTAR PRAKTIKUM PEMETAAN SUMBERDAYA HAYATI LAUT SEM. AWAL 212/213 POLIGON by mbandas Materi Praktikum PSDHL Sem Awal 212/213 pengenalan alat fungsi dan penggunaan kompas fungsi dan penggunaan pita
Lebih terperinciMENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA
MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAG- TGB.002.A-08 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.
KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu
Lebih terperinciIlmu Ukur Tanah (Plan Survaying)
Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. Yang merupakan bagian
Lebih terperinciSURVEYING (CIV -104)
SURVEYING (CIV -104) PERTEMUAN 6 : METODE PENGUKURAN SUDUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Pengukuran sudut berarti mengukur
Lebih terperinciMENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI
MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI A.20.03 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinci1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2.Kontrol Jarak dan Sudut 3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4.
Pengukuran Poligon Sudut 1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2.Kontrol Jarak dan Sudut 3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4.Memudahkan dalam perhitungan dan ploting peta Syarat
Lebih terperinciMENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEOMETRIS A.20.02
MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEOMETRIS A.20.02 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi
BAB II TEORI DASAR 2.1 Tinjauan Umum Deformasi Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda (Kuang,1996). Berdasarkan definisi tersebut deformasi dapat diartikan sebagai perubahan
Lebih terperinciMODUL KERJA I PRAKTEK PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN POLIGON
MODUL KERJA I PRAKTEK PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN POLIGON Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur pengukuran poligon dengan menggunakan alat ukur teodolit, menghitung koordinat poligon
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 TAHAPAN PENELITIAN Penelitian ini di bagi menjadi 2 tahap: 1. Pengukuran kondisi geometri pada ruas jalan Ring Road Selatan Yogyakarta Km. 36,7-37,4 untuk mengkorfirmasi
Lebih terperinciSURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION
SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 7 : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 APA ITU TOTAL STATION???? Secara sederhana
Lebih terperinciKURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT
Lebih terperinci