MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR"

Transkripsi

1 MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR BAG- TKB.004.A JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL EDISI 2001

2 KEGIATAN BELAJAR 1 MENENTUKAN TITIK PUSAT PASANGAN BATU BAT A BENTUK BUSUR A. Lembar Informasi Sebelum memasang pasangan konstruksi batu bata bentuk busur, perlu ditentukan letak titik pusat lengkung busur terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar lengkung busur yang direncanakan dapat dikerjakan dengan baik dan benar. Jarak radius lengkung busur r ditetapkan sebesar 1 ¼ - 1 ½ dari lebar pintu/jendela. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur didasari atas pemikiran dari konstruksi pelengkung tiga sendi. Pada konstruksi balok dengan beban terbagi rata, momen yang timbul akibat beban ditunjukkan oleh gambar bidang momennya (lihat gambar di bawah) Sumbu balok berimpit dengan garis bidang momen + Bidang Momen Gambar 1. Dasar Pemikiran Konstruksi Bentuk Busur. 1

3 Dalam kenyataannya jarang sekali ditemui, bahkan tidak ada sumbu balok yang betul-betul berimpit dengan garis tekannya disepanjang balok tersebut. Usaha maksimum adalah memperkecil jarak garis tekan dengan sumbu balok sehingga momen yang timbul juga menjadi kecil. Dengan momen yang kecil ini memungkinkan digunakan bahan yang hanya kuat menahan tekanan tetapi kurang kuat menahan tarikan, seperti batu bata, batu kali dan seterusnya. Oleh karena itu aplikasi dari teori di atas adalah pada penggunaan pasangan konstruksi batu bata untuk lengkung busur. Bidang momen beban terbagi rata yang berbentuk lengkung seolah-olah dibalik kedudukannya menjadi di atas. Beban yang berupa pasangan batu bata sebagai berat sendiri yang berada di atas kusen, mengakibatkan kusen mengalami defleksi, sehingga daun pintu/jendela tidak dapat ditutup. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur berfungsi memindahkan beban tersebut ke samping kanan dan ke samping kiri dari kusen, sehingga daun pintu/jendela tidak terganggu fungsinya apabila ditutupkan. B. Lembar Kerja 1. Alat a. Palu besi ¼ kg. b. Pensil. c. Unting-unting. d. Cetok. e. Pahat bata (Bolster). f. Waterpass 2. Bahan a. Kusen pintu/jendela. b. Benang. c. Paku reng. d. Reng kayu 2/3 cm. 2

4 e. Adukan (1 kp : 1 sm : 1ps). 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang lengkap dan betul (sarung tangan, topi, sepatu dan peralatan kerja yang lain). b. Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang mengganggu pekerjaan. c. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. d. Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. e. Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya. f. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, hati-hati serta jangan bersendau gurau. g. Perhatikan petunjuk dari pembimbing. h. Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan uruturutan kerja, bila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. i. Bekerjalah bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan j. Laporkan segera kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu bekerja. 4. Langkah Kerja a. Setelah kusen pintu/jendela terpasang vertikal dan kokoh, tentukan panjang r = 1¼ - 1½ lebar pintu. b. Tentukan as pintu pada lebar pintu, pada balok bagian atas pintu pasang p aku tepat pada as-nya. c. Pasang unting-unting dari paku kemudian tentukan letak pusat panjang r = 1¼ - 1½ lebar pintu. d. Tandai letak pusat r dengan memasang reng pada balok tegak pintu. 3

5 e. Buat pasangan landasan lengkung dari batu bata sesuai dengan lengkung r yang telah ditentukan. C. Lembar Latihan Gambar 2. Gambar Kerja Cara Menentukan Titik Pusat lengkung Busur 4

6 KEGIATAN BELAJAR 2 MEMASANG PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR LURUS 1 BATA UNTUK T EMBOK TEBAL ½ BATA A. Lembar Informasi Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur biasanya dipakai pada pasangan tembok di atas kusen pintu atau kusen jendela. Tujuan dari pasangan ini untuk mengurangi atau menghilangkan gaya desak yang bekerja pada kusen. Persyaratan dalam memasang konstruksi batu bata bentuk busur. 1. Jumlah bilangan bata yang dipasang harus ganjil. 2. Lapisan bata (bata + spesi) harus diukur mulai tengah, tempat titik tengah bata tengah yang terletak di sumbu vertikal kepala kusen dari kusen pintu/jendela. 3. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus dimulai dari samping kiri ke kanan dan dari samping kanan ke kiri, sehingga bertemu di sumbu vertikal kepala kusennya. 4. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus mengikuti arah benang yang telah dipasang sebelumnya, baik yang tegak maupun dengan arah ke pusat atau dengan arah melengkung. 5. Bata tengah dipasang terakhir dan dipasang dengan desakan yang cukup kuat, agar pasangan seluruhnya menjadi kuat dan rapat. 6. Pasangan harus dipasang sekaligus selesai, agar didapat satu kesatuan pasangan yang baik. 7. Tebal siar datar di atas kusen pintu/jendela, makin ke tengah makin tebal, misal : siar di tepi ½ cm dan siar di tengah 1 cm. 8. Adukan yang digunakan untuk pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus lebih baik dari adukan untuk pasangan temboknya. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur dapat dipasang dengan berbagai cara, tergantung pada tebal temboknya antara lain : 5

7 1. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus tinggi 1 bata dengan arah terpusat untuk tembok tebal ½ bata. 2. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus tinggi 1 bata untuk tembok tebal 1 bata. 3. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lengkung tinggi 1 bata untuk tembok tebal 1 bata. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus dengan arah terpusat lebih baik dari pada pasangan konstruksi batu bata bentuk busur biasa (vertikal), demikian pula pasangan konstruksi batu bata bentuk busur bentuk lengkung karena pemindahan gaya desak ke samping lebih baik. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur hanya diperkenankan untuk bentang pintu/jendela maksimum 1 meter. Untuk bentang pintu/jendela lebih dari 1 meter, harus dipasang balok latei dari beton bertulang. B. Lembar Kerja 1. Alat a. Cetok b. Meteran/Rol meter c. Benang dan line bobbins. d. Penyiku. e. Unting-unting. f. Palu/martil ½ kg. g. Blebes pelurus h. Cangkul/sekop. i. Saringan pasir. j. Bak spesi. k. Bolster l. Tongkat ukur. m. Jointer. n. Ember. 6

8 2. Bahan a. Adukan (1 kp : 1 sm : 1 ps). b. Batu bata. c. Benang 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang lengkap dan betul, (sarung tangan, topi, sepatu dll). b. Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang mengganggu pekerjaan. c. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. d. Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. e. Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya. f. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, hati-hati serta jangan bersendau gurau. g. Perhatikan petunjuk dari pembimbing. h. Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan uruturutan kerja, bila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. i. Bekerjalah bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan j. Laporkan segera kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu bekerja. 4. Langkah Kerja a. Setelah cetakan terpasang di atas kusen dengan rapi, pasang batu bata menurut benang yang ditarik dari as busur dimulai dari kiri. b. Pasang bata seperti langkah a, dimulai dari sisi kanan. c. Ulangi langkah kerja seperti pada point a dan b hingga sampai tengah. 7

9 d. Pasang batu bata pengunci ditengah-tengahnya. e. Bersihkan dan rapikan pasangan yang telah jadi dengan jointer. C. Lembar Latihan Gambar 3. Memasang pasangan batu bata bentuk busur lurus 1 bata untuk tembok tebal ½ bata. 8

10 KEGIATAN BELAJAR 3 MEMASANG PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR LENGKUNG 1 BAT A UNTUK TEMBOK TEBAL ½ BATA A. Lembar Informasi Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur biasanya dipakai pada pasangan tembok di atas kusen pintu atau kusen jendela. Tujuan dari pasangan ini untuk mengurangi atau menghilangkan gaya desak yang bekerja pada kusen. Persyaratan dalam memasang konstruksi batu bata bentuk busur. 1. Jumlah bilangan bata yang dipasang harus ganjil. 2. Lapisan bata (bata + spesi) harus diukur mulai tengah, tempat titik tengah bata tengah yang terletak di sumbu vertikal kepala kusen dari kusen pintu/jendela. 3. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus dimulai dari samping kiri ke kanan dan dari samping kanan ke kiri, sehingga bertemu di sumbu vertikal kepala kusennya. 4. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus mengikuti arah benang yang telah dipasang sebelumnya, baik yang tegak maupun dengan arah ke pusat atau dengan arah melengkung. 5. Bata tengah dipasang terakhir dan dipasang dengan desakan yang cukup kuat, agar pasangan seluruhnya menjadi kuat dan rapat. 6. Pasangan harus dipasang sekaligus selesai, agar didapat satu kesatuan pasangan yang baik. 7. Tebal siar datar di atas kusen pintu/jendela, makin ke tengah makin tebal, misal : siar di tepi ½ cm dan siar di tengah 1 cm. 8. Adukan yang digunakan untuk pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus lebih baik dari adukan untuk pasangan temboknya. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur dapat dipasang dengan berbagai cara, tergantung pada tebal temboknya antara lain : 9

11 1. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus tinggi 1 bata dengan arah terpusat untuk tembok tebal ½ bata. 2. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus tinggi 1 bata untuk tembok tebal 1 bata. 3. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lengkung tinggi 1 bata untuk tembok tebal 1 bata Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus dengan arah terpusat lebih baik dari pada pasangan konstruksi batu bata bentuk busur biasa (vertikal), demikian pula pasangan konstruksi batu bata bentuk busur bentuk lengkung karena pemindahan gaya desak ke samping lebih baik. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur hanya diperkenankan untuk bentang pintu/jendela maksimum 1 meter. Untuk bentang pintu/jendela lebih dari 1 meter, harus dipasang balok latei dari beton bertulang. B. Lembar Kerja 1. Alat a. Cetok b. Meteran/Rol meter c. Benang dan line bobbins. d. Penyiku. e. Unting-unting. f. Palu/martil ½ kg. g. Blebes pelurus h. Cangkul/sekop. i. Saringan pasir. j. Bak spesi. k. Bolster l. Tongkat ukur. m. Jointer. n. Ember. 10

12 2. Bahan a. Adukan (1 kp : 1 sm : 1 ps). b. Batu bata. c. Benang 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang lengkap dan betul, (sarung tangan, topi, sepatu dll). b. Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang mengganggu pekerjaan. c. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. d. Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. e. Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya. f. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, hati-hati serta jangan bersendau gurau. g. Perhatikan petunjuk dari pembimbing. h. Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan uruturutan kerja, bila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. i. Bekerjalah bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan j. Laporkan segera kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu bekerja. 4. Langkah Kerja a. Setelah cetakan terpasang di atas kusen dengan rapi, pasang batu bata menurut benang yang ditarik dari as busur dimulai dari kiri. b. Pasang bata seperti langkah a, dimulai dari sisi kanan. c. Ulangi langkah kerja seperti pada point a dan b hingga sampai tengah. 11

13 d. Pasang batu bata pengunci ditengah-tengahnya. e. Bersihkan dan rapikan pasangan yang telah jadi dengan jointer. C. Lembar Latihan Gambar 4. Memasang pasangan batu bata bentuk busur lengkung 1 bata untuk tembok tebal ½ bata. 12

14 KEGIATAN BELAJAR 4 MEMASANG PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR LENGKUNG 1 BATA UNTUK TEMBOK TEBAL 1 BATA A. Lembar Informasi Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur biasanya dipakai pada pasangan tembok di atas kusen pintu atau kusen jendela. Tujuan dari pasangan ini untuk mengurangi atau menghilangkan gaya desak yang bekerja pada kusen. Persyaratan dalam memasang konstruksi batu bata bentuk busur. 1. Jumlah bilangan bata yang dipasang harus ganjil. 2. Lapisan bata (bata + spesi) harus diukur mulai tengah, tempat titik tengah bata tengah yang terletak di sumbu vertikal kepala kusen dari kusen pintu/jendela. 3. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus dimulai dari samping kiri ke kanan dan dari samping kanan ke kiri, sehingga bertemu di sumbu vertikal kepala kusennya. 4. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus mengikuti arah benang yang telah dipasang sebelumnya, baik yang tegak maupun dengan arah ke pusat atau dengan arah melengkung. 5. Bata tengah dipasang terakhir dan dipasang dengan desakan yang cukup kuat, agar pasangan seluruhnya menjadi kuat dan rapat. 6. Pasangan harus dipasang sekaligus selesai, agar didapat satu kesatuan pasangan yang baik. 7. Tebal siar datar di atas kusen pintu/jendela, makin ke tengah makin tebal, misal : siar di tepi ½ cm dan siar di tengah 1 cm. 8. Adukan yang digunakan untuk pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus lebih baik dari adukan untuk pasangan temboknya. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur dapat dipasang dengan berbagai cara, tergantung pada tebal temboknya antara lain : 13

15 1. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus tinggi 1 bata dengan arah terpusat untuk tembok tebal ½ bata. 2. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus tinggi 1 bata untuk tembok tebal 1 bata. 3. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lengkung tinggi 1 bata untuk tembok tebal 1 bata Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur lurus dengan arah terpusat lebih baik dari pada pasangan konstruksi batu bata bentuk busur biasa (vertikal), demikian pula pasangan konstruksi batu bata bentuk busur bentuk lengkung karena pemindahan gaya desak ke samping lebih baik. Pasangan konstruksi batu bata bentuk busur hanya diperkenankan untuk bentang pintu/jendela maksimum 1 meter. Untuk bentang pintu/jendela lebih dari 1 meter, harus dipasang balok latei dari beton bertulang. B. Lembar Kerja 1. Alat a. Cetok b. Meteran/Rol meter c. Benang dan line bobbins. d. Penyiku. e. Unting-unting. f. Palu/martil ½ kg. g. Blebes pelurus h. Cangkul/sekop. i. Saringan pasir. j. Bak spesi. k. Bolster l. Tongkat ukur. m. Jointer. n. Ember. 14

16 2. Bahan a. Adukan (1 kp : 1 sm : 1 ps). b. Batu bata. c. Benang 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang lengkap dan betul, (sarung tangan, topi, sepatu dll). b. Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang mengganggu pekerjaan. c. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. d. Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. e. Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya. f. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, hati-hati serta jangan bersendau gurau. g. Perhatikan petunjuk dari pembimbing. h. Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan uruturutan kerja, bila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. i. Bekerjalah bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan j. Laporkan segera kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu bekerja. 4. Langkah Kerja a. Setelah cetakan terpasang di atas kusen dengan rapi, pasang batu bata menurut benang yang ditarik dari as busur dimulai dari kiri. b. Pasang bata seperti langkah a, dimulai dari sisi kanan. c. Ulangi langkah kerja seperti pada point a dan b hingga sampai tengah. 15

17 d. Pasang batu bata pengunci ditengah-tengahnya. e. Bersihkan dan rapikan pasangan yang telah jadi dengan jointer. C. Lembar Latihan Gambar 5. Memasang pasangan batu bata bentuk busur lengkung 1 bata untuk tembok tebal 1 bata 16

18 LEMBAR EVALUASI Tes Tertulis 1. Apakah dasar pemikiran dari pasangan konstruksi batu bata bentuk busur? Jelaskan! 2. Berikan alasan kenapa jumlah bilangan bata yang dipasang pada konstruksi batu bata bentuk busur harus ganjil? 3. Sebutkan urut-urutan (cara) pemasangan konstruksi batu bata bentuk busur di atas kusen pintu/jendela? 4. Adukan yang digunakan untuk pasangan konstruksi batu bata bentuk busur harus lebih baik dari adukan untuk pasangan temboknya, Jelaskan! 5. Tepatkah untuk bentang lebih dari 1 meter dipasang konstruksi batu bata bentuk busur? Jelaskan! Hasil Keterampilan 1. Cara menggunakan alat : 20 %. 2. Sistematika kerja : 20 %. 3. Perhatian terhadap keselamatan kerja : 10 %. 4. Sikap kerja : 10 %. 5. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan : 15 %. 6. Hasil pekerjaan meliputi : a. Ketegakan busur : 5 %. b. Kelurusan pasangan : 5 %. c. Ukuran pasangan : 5 %. d. Susunan batu bata dan kerapian siar : 5 %. e. Kebersihan : 5 %. Jumlah 100 % 17

19 LEMBAR KUNCI JAWABAN Tes Tertulis 1. Dasar pemikiran pasangan konstruksi batu bata bentuk busur ialah Konstruksi lengkung tiga sendi. Penjelasan : Pada beban merata yang dilimpahkan pada batang kusen atas akan membentuk bidang momen berbentuk lengkung. Bidang momen bentuk lengkung ini posisinya dibalik ke atas, sehingga membentuk bidang busur. Bidang busur inilah yang digunakan sebagai konstruksi pasangan batu bata bentuk busur. Karena pada dasarnya lengkung busur yang dibalik ke atas setelah dibebani dengan berat tembok sebagai beban merata, momennya mendekati nol. Sedangkan untuk pasangan batu bata tidak kuat menahan tarikan, sehingga cocok bila diaplikasikan pada permasalahan ini. 2. Pada konstruksi batu bata bentuk busur Jumlah bilangan bata harus ganjil, karena bilangan ganjil untuk bata terakhir berfungsi sebagai pengunci pasangan batu bata dan membuat rapi pasangan dalam bentuk yang simetris baik kekanan maupun kekiri. 3. Pemasangan konstruksi batu bata bentuk busur di atas kusen pintu/jendela adalah pasangan dimulai dari sisi kiri dan sisi kanan secara bersamaan kemudian diakhiri pada pemasangan bata pengunci ditengah-tengah pasangan bentuk busur. 4. Adukan untuk pasangan busur yang lebih baik (keras) dari adukan pasangan batu bata bertujuan agar pasangan batu bata bentuk busur kedudukannya lebih kompak (stabil), karena susunan batu bata bentuk busur posisinya berlainan dengan posisi batu pada pasangan tembok. 5. Tidak, karena bentang lebih besar dari 1 meter sudah melebihi dari standar ukuran yang telah ditentukan. Lebih baik dipasang balok latei di atas kusen pintu/jendela bila bentang lebih besar dar 1 meter. 18

20 DAFTAR PUSTAKA Department Of Labour and Immigration Basic Trade Manual, 13-1 Bricklaying Fundamentals. Canberra : Australian Government Publishing Service. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Kumpulan Job Sheet Penataran Dosen FPTK IKIP Jakarta-Surabaya-Ujung Pandang Di FPTK IKIP Yogyakarta. Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta. Soegeng Djojowirono Konstruksi Bangunan Gedung. Yogyakarta : Biro penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakara. 19

21 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Batu Bata Bentuk Busur merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Pasangan Batu. Modul ini mengetengahkan pasangan konstruksi batu bata bentuk busur. Pengertian pasangan batu bata bentuk busur tidak harus membentuk suatu pasangan batu bata yang berbentuk lengkung. Pasangan rolag lurus di atas kusen dengan titik pusat tertentu juga bisa dikatakan bentuk busur. Konstruksi pasangan batu bata bentuk busur biasanya dipakai pada pasangan tembok di atas kusen pintu, kusen jendela atau diantara ujung (kop) dua tembok. Tujuan dari pasangan ini untuk mengurangi, menghilangkan atau mendistribusikan gaya desak yang bekerja pada kusen ke sisi-sisi tembok disampingnya. Beban yang berupa pasangan batu bata sebagai berat sendiri yang berada di atas kusen mengakibatkan kusen mengalami defleksi. Akibat defleksi ini daun pintu/daun jendela tidak dapat ditutup. Untuk mengatasinya maka dibuat pasangan konstruksi batu bata bentuk busur. Dengan adanya konstruksi pasangan batu bata bentuk busur diharapkan fungsi daun pintu/daun jendela tidak terganggu, dapat ditutup dengan baik dan mudah. Modul ini terkait dengan beberapa modul lain yang membahas pasangan tembok baik ikatan setengah bata maupun satu bata, pasangan kusen pada dinding batu bata. Dengan modul ini diharapkan peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh Instruktur. Tim Penyusun ii

22 DESKRIPSI JUDUL Modul ini terdiri dari empat kegiatan belajar. Keempat kegiatan belajar tersebut adalah: (1) Menentukan Titik Pusat Pasangan Batu Bata Bentuk Busur, (2) Memasang Pasangan Batu Bata Bentuk Busur Lurus 1 Bata Untuk Tembok Tebal ½ Bata, (3) Memasang Pasangan Batu Bata Bentuk Busur Lengkung 1 Bata Untuk Tembok Tebal ½ Bata, (4) Memasang Pasangan Batu Bata Bentuk Busur Lengkung 1 Bata Untuk Tembok Tebal 1 Bata. Kegiatan belajar 1, membahas tentang bagaimana cara menentukan titik pusat pasangan batu bata bentuk busur. Kegiatan ini merupakan langkah awal dari segala macam bentuk konstruksi pasangan batu bata bentuk busur dan sangat menentukan tingkat kerapian pasangannnya. Kegiatan belajar 2, membahas tentang bagaimana cara memasang pasangan batu bata bentuk busur lurus 1 bata untuk tembok tebal ½ bata. Kegiatan belajar 3, membahas tentang bagaimana cara memasang pasangan batu bata bentuk busur lengkung 1 bata untuk tembok tebal ½ bata. Kegiatan belajar 4, membahas tentang bagaimana cara memasang pasangan batu bata bentuk busur lengkung 1 bata untuk tembok tebal 1 bata. iii

23 PETA KEDUDUKAN MODUL iv

24 PRASYARAT Untuk melaksanakan modul dengan judul Memasang Konstruksi Batu Bata Bentuk Busur memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu : 1. Peserta diklat telah menguasai cara-cara membuat adukan untuk pasangan. 2. Peserta diklat telah menguasai cara-cara melukis bentuk busur baik tembereng maupun ½ lingkaran. 3. Peserta diklat telah menguasai cara-cara pemasangan tembok baik ikatan ½ bata maupun 1 bata. 4. Peserta diklat telah menguasai cara-cara memasang kusen pada dinding/jendela. v

25 DAFTAR ISI Halaman JUDUL MODUL... i KATA PENGANTAR... DESKRIPSI JUDUL... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... PRASYARAT... DAFTAR ISI... PERISTILAHAN/GLOSSARY... viii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... TUJUAN... KEGIATAN BELAJAR 1 MENENTUKAN TITIK PUSAT PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR... 1 A. Lembar Informasi... 1 B. Lembar Kerja... 2 C. Lembar Latihan... 4 KEGIATAN BELAJAR 2 MEMASANG PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR LURUS 1 BATA UNTUK TEMBOK TEBAL ½ BATA... 5 A. Lembar Informasi... 5 B. Lembar Kerja... 6 C. Lembar Latihan... 8 KEGIATAN BELAJAR 3 : MEMASANG PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR LENGKUNG 1 BATA UNTUK TEMBOK TEBAL ½ BATA... 9 A. Lembar Informasi... 9 B. Lembar Kerja C. Lembar Latihan ii iv v vi ix x vi

26 Halaman KEGIATAN BELAJAR 4 : MEMASANG PASANGAN BATU BATA BENTUK BUSUR LENGKUNG 1 BATA UNTUK TEMBOK TEBAL 1 BATA A. Lembar Informasi B. Lembar Kerja C. Lembar Latihan LEMBAR EVALUASI LEMBAR KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA vii

27 PERISTILAHAN/GLOSSARY Lengkung Busur : Suatu bentuk kelengkungan dengan ukuran panjang jari-jari (r) tertentu. Bidang Momen : Hasil kali antara gaya dengan jarak tegak lurus dari gaya tersebut pada sebuah titik tinjau. Defleksi : Penurunan struktur akibat muatan/beban diatasnya pada balok dengan bentang tertentu yang ditumpu pada ujung-ujung balok tersebut. viii

28 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Bagaimana kabar peserta diklat? Mudah-mudahan peserta diklat dalam keadaan sehat sehingga bisa meneruskan mempelajari modul ini. Pada bahasan ini peserta diklat diajak untuk mempelajari dan mempraktekkan 4 (empat) kegiatan belajar yaitu: (1) Menentukan titik pusat pasangan batu bata bentuk busur, (2) Memasang pasangan batu bata bentuk busur lurus 1 bata untuk tembok tebal ½ bata, (3) Memasang pasangan batu bata bentuk busur lengkung 1 bata untuk tembok tebal ½ bata, (4) Memasang pasangan batu bata bentuk busur lengkung 1 bata untuk tembok tebal 1 bata. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat (1) menghitung panjang jari-jari r dari bidang busur dengan rumus (1¼ - 1½) b dengan benar, (2) menentukan letak titik as jari-jari bidang busur dengan benar, (3) membuat cetakan busur bentuk lengkung dari pasangan batu dengan benar, (4) memasang konstruksi pasangan batu bata bentuk busur dengan benar. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut kamu perlu mempelajari modul ini dengan cermat serta mempraktekkannya. Waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini adalah 28 x 50 menit (28 jam tatap muka) termasuk mengerjakan tes. Setelah menerima modul ini segeralah peserta diklat mempelajari dan mengerjakan perintah-perintah pada setiap kegiatan. Dalam melaksanakan praktek bentuklan 1 group yang terdiri dari 3-4 peserta diklat, kemudian bekerjalah secara bersama-sama. Selamat belajar, semoga berhasil! ix

29 TUJUAN A. Tujuan Akhir : Setelah selesai mengikuti dan mempraktekkan pelajaran pasangan konstruksi batu bata bentuk busur sampai selesai diharapkan peserta diklat dapat : 1. Mengetahui tentang cara-cara menentukan as busur pada pasangan konstruksi batu bata bentuk busur. 2. Mengetahui tentang cara-cara bagaimana menbuat cetakan busur. 3. Mengetahui tentang cara-cara bagaimana menbuat pasangan konstruksi batu bata bentuk busur. 4. Mengetahui fungsi pasangan konstruksi batu bata bentuk busur. B. Tujuan Antara : Setelah selesai mempelajari dan mempraktekkan pelajaran pasangan konstruksi batu bata bentuk busur sampai selesai dan benar diharapkan peserta diklat dapat : 1. Menghitung panjang jari-jari r dari bidang busur dengan rumus : (1 ¼ - 1 ½ ) b dengan benar. 2. Menentukan letak titik as jari-jari bidang busur dengan benar. 3. Membuat cetakan dari pasangan batu dengan benar. 4. Memasang konstruksi pasangan batu bata bentuk busur dengan benar. x

30 PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Program Keahlian : Teknik Konstruksi Bangunan Tingkat I Tingkat II Tingkat III BAG-TGB.001.A BAG-TKB.004.A BAG-TKB.010.A BAG-TGB.001.A-01 BAG-TKB.004.A-85 BAG-TKB.010.A-105 BAG-TKB.004.A-86 BAG-TGB.001.A-02 BAG-TKB.004.A-87 BAG-TKB.010.A-106 BAG-TKB.004.A-88 BAG-TGB.001.A-03 BAG-TKB.004.A-89 BAG-TKB.010.A-107 BAG-TGB.001.A-04 BAG-TKB.005.A BAG-TKB.010.A-108 BAG-TGB.001.A-05 BAG-TKB.005.A-90 BAG-TGB.001.A-06 BAG-TKB.011.A BAG-TGB.001.A-07 BAG-TKB.005.A-91 BAG-TKB.011.A-109 BAG-TSP.001.A BAG-TKB.005.A-92 BAG-TKB.011.A-110 BAG-TSP.001.A-32 BAG-TKB.005.A-93 BAG-TKB.011.A-111 BAG-TKB.001.A BAG-TKB.001.A-71 BAG-TKB.005.A-94 BAG-TKB.011.A-112 BAG-TKB.001.A-72 BAG-TKB.001.A-73 BAG-TKB.006.A BAG-TKB.011.A-113 BAG-TKB.001.A-74 BAG-TKB.006.A-95 BAG-TKB.001.A-75 BAG-TKB.011.A-114 BAG-TKB.001.A-76 BAG-TKB.006.A-96 BAG-TKB.011.A-115 BAG-TKB.002.A BAG-TKB.007.A BAG-TKB.002.A-77 BAG-TKB.007.A-97 BAG-TKB.011.A-116 BAG-TKB.007.A-98 BAG-TKB.002.A-78 BAG-TKB.007.A-99 BAG-TKB.011.A-117 BAG-TKB.007.A-100 BAG-TKB.002.A-79 BAG-TKB.012.A BAG-TKB.008.A BAG-TKB.012.A-118 BAG-TKB.002.A-80 BAG-TKB.008.A-101 BAG-TKB.012.A-119 BAG-TKB.002.A-81 BAG-TKB.008.A-102 BAG-TKB.012.A-120 BAG-TKB.003.A BAG-TKB.009.A BAG-TKB.003.A-82 BAG-TKB.009.A-103 BAG-TKB.013.A BAG-TKB.013.A-121 BAG-TKB.003.A-83 BAG-TKB.009.A-104 BAG-TKB.013.A-122 BAG-TKB.003.A-84 BAG-TKB.013.A-123 Keterangan : BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan TGB : Program Keahlian Teknik Gambar BAG-TKB.013.A-124 Bangunan BAG-TKB.014.A TSP : Program Teknik Survai dan Pemetaan BAG-TKB.014.A-125 TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi BAG-TKB.014.A-126 Bangunan BAG-TKB.014.A-127 TPK : Program Teknik Perkayuan TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi : Modul yang dibuat BAG-TKB.014.A-128 iv

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Konstruksi Pilaster merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian

Lebih terperinci

MEMPLESTER PROFIL HIAS

MEMPLESTER PROFIL HIAS MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MEMPLESTER BIDANG RATA

MEMPLESTER BIDANG RATA MEMPLESTER BIDANG RATA BAG- TKB.005.A-90 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN I. LEMBAR INFORMASI Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup pori-pori yang terdapat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB 40528 27 I 07

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB 40528 27 I 07 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1. Metode

Lebih terperinci

MEMASANG KONSTRUKSI TANGGA BATA

MEMASANG KONSTRUKSI TANGGA BATA MEMASANG KONSTRUKSI TANGGA BATA BAG- TKB.004.A-88 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A- 39 60 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PETA KEDUDUKAN MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB I 07

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB I 07 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 3 1.1. Konsep

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Cerobong Udara merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMASANG BOUWPLANK

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU BAG- TGB.002.A-10 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA BUKU INFORMASI Halaman 2 dari 126 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A-08 55 JAM DISUSUN OLEH : NAMA : JAMIZAR NIM / BP : 87689 _ 2007 JURUSAN PRODI : TEKNIK SIPIL : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DAFTAR JOBSHEET PRAKTIKUM KERJA BATU JS 01 JS 02 JS 03 JS 04 JS 05 JS 06 JS 07 JS 08 JS 9-10

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR MACAM-MACAM

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO BENGKEL KERJA BATU BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU BAG- TGB.001.A-06 54 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Pondasi Batu Kali merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

MENGGAMBAR SAMBUNGAN PIPA

MENGGAMBAR SAMBUNGAN PIPA MENGGAMBAR SAMBUNGAN PIPA BAG- TGB.001.A- 07 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL BAG- TPK.001.A-54 90 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK

DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK BAG- TGB.001.A-01 45 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB X PINTU DAN JENDELA

BAB X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan BAB X PINTU DAN JENDELA Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR PONDASI WAKTU

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I KUMPULAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU I JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I DR. V. LILIK HARIYANTO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI 2.1 UMUM Struktur balok yang ditumpu oleh dua tumpuan dapat menahan momen yang ditimbulkan oleh beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, ini berarti sebagian dari penempangnya

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...... 05 BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGIDENTIFIKASI MUATAN/BEBAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAG- TGB.002.A-08 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON F.45...... 04 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Bidang Keahlian: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG Program Keahlian: TEKNIK KONSTRUKSI KAYU Judul Modul : MERENCANAKAN PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA Waktu : 16 Jam Kode Modul:

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Memahami Ilmu dasar statika Memahami besaran Skalar dan besaran Vektor Memahami sistim satuan Memahami Hukum Newton

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Memahami Ilmu dasar statika Memahami besaran Skalar dan besaran Vektor Memahami sistim satuan Memahami Hukum Newton NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 2 SAMARINDA MATA PELAJARAN : Dasar Kompetensi Kejuruan KELAS/SEMESTER : : Memahami Ilmu Statika KODE : BGN.ADAPTIF. 01 ALOKASI WAKTU : 60 X 45 Menit KKM : 70 1. Memahami besaran

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT PETA SITUASI DENGAN ALAT UKUR

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SIMBOL-SIMBOL

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi BAB III RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI Pengenalan Denah Pondasi Pondasi (Sub Structure/Foundation) sering disebut struktur bangunan bagian bawah, yaitu merupakan konstruksi yang terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengandalkan pembenaran dan pembuktian teori dalam bentuk fakta empiris (Muliawan, 2014:60). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I. Laporan Praktikum 1

BAB I. Laporan Praktikum 1 BAB I A. Teori Dasar Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pemasangan papan Bouwplank. Bouwplank adalah pembatas yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN http//: www.salmanisaleh.wordpress.com A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan pekerjaan pemasangan

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

MODUL III BAJA RINGAN

MODUL III BAJA RINGAN MODUL III BAJA RINGAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN TAHAN GEMPA A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan tahan gempa. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Siswa akan mempelajari tentang menggambar proyeksi orthogonal dan berbagai istilah yang terkait dengan proyeksi tersebut yang dikenali dan dipahami. Untuk

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 3434:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 3434:2008 Daftar

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG 1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD Modul ke: 02 Fakultas FTPD Program Studi Teknik Sipil STATIKA I Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT Reaksi Perletakan Struktur Statis

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU BAG- TGB.002.A-09 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA MEMBUAT DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-56 210 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap Standar Nasional Indonesia Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap ICS 93.025; 17.120.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan selain dari pada aspek keamanan. Untuk mempertahankan aspek tersebut maka perlu adanya solusi

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cakupan pekerjaan I. Pekerjaan Awal II. Pekerjaan Galian dan urugan III. Pekerjaan Fondasi IV. Pekerjaan Beton

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI SESI III (ISIAN SINGKAT DAN ESSAY) WAKTU : 180 MENIT ============================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat. KATA PENGANTAR Buku ini ditulis berdasarkan hasil pengetahuan selama kami menempuh study sampai ke jenjang semester 5 ini. Dasar teori dan metode perancangan bangunan dan strukturnya sebagian disarikan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Praktik Kerja Batu/Beton Kode / SKS : TS 242/3 SKS Mata Kuliah Prasyarat : 1. Ilmu Bahan Bangunan 2. Alat Perkakas 3. Konstruksi Bangunan I Semester : 1 (Satu)

Lebih terperinci

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ Teknik Sipil 1 Pendahuluan Suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu.bentuk tulisan yang

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

PRASYARAT. 2. Peserta diklat sudah pernah praktik Plambing, khususnya

PRASYARAT. 2. Peserta diklat sudah pernah praktik Plambing, khususnya KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Pompa Ungkit merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek

Lebih terperinci

TEKNIK JILID 2 SMK. Suparno

TEKNIK JILID 2 SMK. Suparno Suparno TEKNIK GAMBAR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci