Engineering Group Department
|
|
- Ivan Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Engineering Group Department Engineering Mill Operation Controller Processed 21 Maret 2017
2 2 1. STERILIZATION a Recording Pressure b Kebocoran Steam Chart c Strainer Condensate Pembersihan/penggantian tube recorder chart dengan pipa hydraulic dia. 5/8, untuk memastikan keakuratan grafik sterilizer. Tidak terjadi kebocoran steam dari pipa, valve, door packing, safety valve & plat liner body sterilizer. Tidak terjadi penyumbatan pada strainer condensate. Actual Pressure = Recorder chart Tidak ada bocor steam %owm EB = < 2.5% 2. PRESSING a Digester Pemasangan automatic level control digester, agar operasional digester dapat dikendalikan selalu pada level minimal ¾ bagian. %owm Press Cake Fibre = < 4.0% b Water (Condensate Sterilizer) Dilution c Water Dilution Box Memastikan pengendalian Water Dilution menggunakan Condensate Sterillizer dari pengutipan Recovery Pit 280M3. Standarisasi Pembuatan V-Notch Weir (90 o ) water dilution box untuk memudahkan pengontrolan komposisi crude oil sehingga pemisahan minyak di Continuous Settling Tank (CST) dapat dilakukan secara optimal. Pembuatan Tanda Level V-Notch Weir (90o) water dilution box sesuai dengan Mesin Press yang beroperasi sehingga memudahkan pengontrolan komposisi Crude Oil di Continuous Settling Tank (CST) dapat dilakukan secara optimal. 63/IOM/EN- BGA/X/2016 Mill Visit Area 1, 2, 3 & 4 %Oil = 35-40% ; %Emulsi = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; %Sludge = 45% %Oil = 35-40% ; %Emulsi = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; %Sludge = 45% %Oil = 35-40% ; %Emulsi = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; %Sludge = 45%
3 3 2. PRESSING d Sign Board e Drain Sand Trap Pemasangan Sign Board untuk memonitor life time part Press & Digester agar program maintenance dijalankan sesuai schedule. Mendisiplinkan proses drain Sand Trap Tank dijalankan setiap 2 jam dicatat didalam log sheet St. Klarifikasi. Pembuatan settling box untuk Drain SandTrap sehingga memudahkan evakuasi pasir serta mengurangi kontaminasi ke Condensate Pit/Fat Pit. f Star Press Operasional Mesin Press dijalankan saat kondisi Volume Digester pada level Penuh (Full), selanjutnya diikuti dengan pengoperasian Mesin Press yang lainnya dengan ketentuan Volume Digester pada level Penuh. g Pemberhentian Mesin Jika selama proses berlangsung didapat volume Digester ¾ bagian, Press maka Mesin Press di STOP dengan sebelumnya telah menurunkan tekanan hidrolik cone. Mesin Press dioperasikan kembali jika volume Digester > ¾ bagian. Valve Drain Digester tetap dibuka selama proses berlangsung. Pemberhentian Mesin Press h Equipment Press Mesin Setiap Akhir Proses kondisi Mesin Press harus dalam keadaan kosong dan dilakukan pembersihan pada Press Cage. Penambahan 2 (Dua) Pipa Pembersih Press Cages pada Mesin Press dan Posisi Nozzle mengarah pada Press Cages. Kelengkapan Bushing Worm Lengthing & Cone Guide Press untuk memastikan operasional press tetap allighment. ; 67/IOM/EN- BGA/XI/ /IOM/EN- BGA/X/ /IOM/EN- BGA/X/ /IOM/EN- BGA/X/2016 Mill Visit Area 1, 2, 3 & 4 Ketentuan Perhitungan Kapasitas Mill Mill Visit Area 1, 2, 3 & 4 %owm Press Cake Fibre = < 4.0% %Oil = 35-40% ; %Emulsi = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; %Sludge = 45% %Oil = 35-40% ; %Emulsi = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; %Sludge = 45% %Oil = 35-40% ; %Emulsi = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; %Sludge = 45% %owm Press Cake Fibre = < 4.0% %owm Press Cake Fibre = < 4.0% %owm Press Cake Fibre = < 4.0% %owm Press Cake Fibre = < 4.0%
4 4 2. PRESSING Piping Installation SAND TRAP 1 Inlet (Oil Gutter) 2 Inlet (Collection Tank) 3 Inlet (Oil Recovery Tank) 4 Inlet (Oil Recovery Pit) 5 Outlet (Vib.Screen - COT) 6 Drain (Condensate/Fat Pit)
5 5 3. EMPTY BUNCH a Chute Feeding EB Modifikasi Chute Empty Bunch Press agar Feeding lebih maksimal. Empty Bunch 100% Press terolah. b Oil Ex. EB Press Flow Proses pengutipan minyak Ex. Empty Bunch Press harus melalui %Oil = 35-40% ; %Emulsi Recovery Tank 80M3, agar tidak mengganggu proses pemisahan = 3% ; %Air = 1:1 thd OER ; minyak di Continuous Settling Tank (CST). %Sludge = 45% c Penambahan EB Press Penambahan unit Empty Bunch Press ini di prioritaskan untuk Mill yang menggunakan sistem perebusan model Vertical (V) dan Continuous (C). Piping Installation 056/IOM/EN- BGA/IX/15 Penambahan unit Empty Bunch Press %owm EB Press = < 1.7% OIL RECOVERY TANK 1 Inlet (EB Press) 2 Oil Skimmer (SandTrap Tank/Collection) 3 UnderFlow (Condensate/FatPit/Recovery Pit) 4 Drain (Condensate/FatPit/Recovery Pit)
6 6 4. CLARIFICATION a Temperature Memastikan pencapaian temperatur pada setiap tangki proses ; Crude Oil Tank : 95 o C Continuous Settling Tank : 95 o C Oil Tank No.01 & 02 : o C I 06/IOM/EN- BGA/I/2016 & Penambahan Pompa Pipa Recycling di ST Temperature Achievement b Oil Skimmer CST Pemasangan gembok pada oil skimmer di CST, sehingga lapisan minyak dipastikan selalu terjaga minimum 30 cm tidak dirubah oleh I 06/IOM/EN-BGA/I/2016 operator. Ref. Oil layer > 50 cm Acara SMDP & Penambahan Pompa Pipa Recycling di ST Oil Layer > 50 cm Piping Installation CRUDE OIL TANK (COT) 1 Inlet (Vibrating Screen) 2 Outlet (Bypass 2'') 3 Outlet (CST) 4 Drain (Condensate/Fat Pit)
7 7 4. CLARIFICATION Piping Installation CONTINUE SETTLING TANK (CST) 1 Inlet (COT) 2 Oil Skimmer (Oil Tank/OT) 3 UnderFlow (Sludge Tank) 4 Drain (Condensate/Fat Pit)
8 8 4. CLARIFICATION ` c Oil Tank d Oil Recovery Memastikan operasional continuous drain dia.1 pada valve drain oil tank no. 1 & 2 dapat berfungsi sehingga sludge yang terbawa ke oil tank secara kontinyu dapat dipisahkan. Memastikan Instalasi Oil Tank No.01 & 02 dioperasikan secara "SERI" untuk meningkatkan Retention time dan pencapaian Temperatur. Satu unit Oil Tank harus dalam kondisi level penuh pada setiap akhir proses, untuk menjaga kualitas CPO Produksi. Dilarang melakukan pengutipan Sludge Oil dari Effluent Ponds sampai waktu yang tidak ditentukan. Memaksimalkan pengutipan minyak di Oil Recovery Pit agar tidak ada minyak yang terikut ke kolam limbah sehingga tidak ada pengutipan/blending sludge oil ke dalam proses. Working Temperatur : min. 85 o C (supply steam langsung dari BPV) ; Putaran Rodos : max. 5 rpm Penambahan Skimmer Oil Recovery Pit 280 M3 pada compartment Rodos dan penggantian material Rodos menggunakan MS. Plate sehingga minyak pada permukaan dapat menempel pada Rodos. 06/IOM/EN- BGA/I/ /IOM/EN- BGA/II/ /IOM/EN- BGA/II/ /IOM/EN- BGA/VI/2016 ; 041/IOM/EN- BGA/VI/ /IOM/EN- BGA/X/2016 Penambahan Pompa & Instalasi Pipa Recycling di Storage Tank CPO Sock Management CPO Sock Management Management Steam & Pengendalian Losses Mill Visit Area 1, 2, 3 & 4 %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% TIDAK ADA KUTIP MIKO %owm FE 0.80% %owm UnderFlow 0.80% %owm UnderFlow 0.80%
9 9 4. CLARIFICATION Piping Installation OIL TANK (OT) Inlet : Panjang pipa cm di atas Cone Oil Tank#1 1 Outlet : Ketinggian pipa cm di atas Cone Oil Tank#1 Drain : Pipa By-pass 2" Oil Tank#1 Overflow : Ketinggian Pipa cm di atas Oil Tank#1 2 Overflow : Air Venting Overflow : Panjang Pipa cm di Cone Oil Tank#2 Outlet 1: Ketinggian pipa cm di atas Cone Oil Tank#2 Outlet 2: Ketinggian pipa 250 cm di atas Cone Oil Tank#2 3 Outlet 3: Ketinggian pipa cm di atas Cone Oil Tank#1 Drain : Pipa By-pass 2" Oil Tank#1 4 Header Pipe : Oil Tank#1 dan Oil Tank#2 OIL RECOVERY TANK 1 Inlet (EB Press) 2 Oil Skimmer (SandTrap Tank/Collection) 3 UnderFlow (Condensate/FatPit/Recovery Pit) 4 Drain (Condensate/FatPit/Recovery Pit)
10 10 4. CLARIFICATION e Sludge Centrifuge Memastikan operasional Sludge Centrifuge beroperasi dengan efektif, pengendalian umpan dari Sludge Buffer Tank harus selalu pada level maksimal, pemasangan Level Kontrol Indikator. %owm SC 0.70% Unit Sludge Centrifuge dioperasikan jika kondisi Sludge Buffer Tank sudah overflow ke Daily Tank, selanjutnya diikuti dengan pengoperasian unit Sludge Centrifuge lainnya apabila masih terlihat overflow Sludge pada Buffer Tank. Sebaliknya, jika tidak terlihat overflow sludge pada Buffer Tank maka 1 (satu) unit Sludge Centrifuge dihentikan pengoperasiannya diikuti selanjutnya unit Sludge Centrifuge lainnya jika masih tidak terlihat overflow sludge. 63/IOM/EN- BGA/X/2016 Mill Visit Area 1, 2, 3 & 4 %owm SC 0.70% Putaran Sludge Centrifuge > 1,500 rpm untuk menjaga kestabilan oil losses pada heavy phase, dibeberapa Mill telah melakukan penggantian Pully pada Sludge Centrifuge dari 10 inch menjadi 9 inch. 35/IOM/EN- BGA/VI/2016 ; 41/IOM/EN- BGA/VI/2016 Management Steam & Pengendalian Losses %owm SC 0.70% Piping Installation COLLECTION TANK 1 Inlet (Light Phase Sludge Centrifuge) 2 Inlet (Drain Oil Tank#1 & 2) 3 Inlet (Recycling Oil Storage Tank) 4 Outlet (COT/Sand Trap) 5 Drain (Condensate/Fat Pit)
11 11 5. STORAGE TANK f Storage Tank Memisahkan Header pipa Recycling dengan pipa Despatch, sehingga proses Recycling dan Despatch dapat dilakukan bersama-sama untuk menghindari terbawanya kotoran saat pengiriman CPO. %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% ` Penambahan Pompa dan Pipa Recycling dari storage tank menuju ke Oil tank dan Collection tank sebagai instalasi didalam pencucian storage tank dan dicatat berapa jumlah yang telah di Recycling ke Proses. Penambahan Pipa Sirkulasi untuk membantu operasional mixer sehingga kondisi CPO didalam storage tank lebih cepat terhomogenisasi (Flow proses CPO dari posisi dasar kebagian atas storage tank yang sama) dan membantu proses Blending antara storage tank. Pengoperasian mixer dan pompa sirkulasi dengan periode minimal 3 kali/minggu dengan dioperasikan secara bersama-sama dengan waktu disesuaikan dengan volume stok. Penambahan pipa inlet oil loading shed mengarah ke pit bottom oil storage tank dengan selisih ketinggian 30 cm dari ujung inlet pipa recycling Selalu menjaga Temperatur CPO dalam Storage Tank pada suhu o C Selalu berkoordinasi dengan Commersial Department untuk memaksimalkan pengiriman CPO agar target operasional mill menggunakan 2 (dua) unit storage tank (Peak crop) dapat dijalankan, low season menggunakan 1 (satu) unit storage tank. Pemberian Sangsi terhadap Mill Manager yang tidak menjalankan IOM 08/IOM/EN-BGA/II/2016 Penambahan titik pengambilan sampel dengan total 4 (empat) titik pengambilan sampel dimasing-masing storage tank. Meminimalkan stok CPO dengan penggunaan 1 unit storage tank (Low Crop) dan 2 unit storage tank (Peak Crop). I 06/IOM/EN- BGA/I/ /IOM/EN- BGA/II/ /IOM/EN- BGA/I/ /IoM/Dy.CSO- BGA/II/2016 & Penambahan Pompa Pipa Recycling di ST CPO Stock Management Periode dan Prosedur Pencucian Tangki Proses Closing Stock Palm Product %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% %Moist < 0.20% & %Impurities <0.02% Operasional 1 unit Storage Tank. Operasional 1 unit Storage Tank.
12 12 5. STORAGE TANK 6. Memisahkan Header pipa Recycling dengan pipa Despatch, sehingga proses Recycling dan Despatch dapat dilakukan bersama-sama untuk menghindari terbawanya kotoran saat pengiriman CPO. 7. Penambahan Pompa dan Pipa Recycling dari storage tank menuju ke Oil tank dan Collection tank sebagai instalasi didalam pencucian storage tank dan dicatat berapa jumlah yang telah di Recycling ke Proses. 8. Menjalankan program Automation untuk operasional mixer sesuai dengan volume CPO dengan periode waktu tertentu. 9. Penambahan Pipa Sirkulasi untuk membantu operasional mixer sehingga kondisi CPO didalam storage tank lebih cepat terhomogenisasi (Flow proses CPO dari posisi dasar kebagian atas storage tank yang sama) dan membantu proses Blending antara storage tank. 1. Pengoperasian mixer dan pompa sirkulasi dengan periode minimal 3 kali/minggu : Volume CPO berada pada level di atas mixer : Mixer & Pompa Sirkulasi dioperasikan secara bersama-sama dengan waktu disesuaikan dengan volume stok. Volume CPO berada pada level di bawah mixer Pompa Sirkulasi dioperasikan dengan waktu +/- 4 jam setiap periode pengoperasian. 3. Penambahan pipa inlet oil loading shed mengarah ke pit bottom oil storage tank dengan selisih ketinggian 30 cm dari ujung inlet pipa recycling.
13 13 6. KERNEL a Nut Grading Drum b Automatic Kernel Silo Discharge Analisa Nut Histogram sebagai dasar untuk pemasangan Nut Grading Drum diseluruh Mill untuk menjaga effisiensi Ripple Mill 95-98%. Menjalankan program automation discharge untuk pengiriman Kernel dari Kernel Silo ke Bulking Silo/Gudang Kernel untuk menjaga kualitas kernel (Moisture). %Eff Ripple Mill = 95-98% %Moist < 6.00% & %Dirt < 7.00% e Stock Kernel Meminimalkan stock Kernel dimasing-masing Mill maksimum 250 MT. 01/IoM/Dy.CSO- BGA/II/2016 Closing Stock Palm Product stock < 250 MT 7. STEAM MGT a Level Water Boiler Check Setiap pagi dilakukan pengecekan kondisi low water level Boiler sebelum Boiler dioperasikan. Setiap pergantian shift, operator Boiler diwajibkan melakukan GAUGE GLASS TEST untuk mengukur keakuratan level water boiler. b Boiler Pressure & Savety Valve Working Pressure : 21 s.d bar; Safety Valve Boiler : 22 s.d bar (+1 bar dari working boiler) 035/IOM/EN- BGA/VI/2016 Management Steam Management Steam & Pengendalian & Pengendalian Losses Losses
14 14 7. STEAM MGT c Pressure Recording Untuk monitoring management steam, setiap mill akan memasang memory pressure recording untuk mengevaluasi pencapaian tekanan operasional Boiler. d e Operasional Boiler Inlet & Exhoust Operasional Boiler dilakukan secara bergantian setiap minggu untuk Mill yang memiliki 2 (Dua) Boiler dengan Kapasitas yang sama dan Boiler yang standby WAJIB dilakukan analisa air serta sirkulasi air Boiler. Working Pressure : 20 s.d 21 bar ; Exhoust Pressure : 3.2 s.d 3.5 bar Turbine f BPV Working Pressure : 3.3 bar ; Safety Valve BPV : 3.4 bar ; Modulating Valve : 18.5 bar ; Make Up Valve : 3.3 bar ; Surplusing Valve : 3.4 bar g Digital Controll Untuk monitoring tekanan kerja BPV dibeberapa Mill yang belum terpasang akan segera dilengkapi dengan recording chart. 041/IOM/EN- BGA/VI/ /IOM/EN- BGA/X/ /IOM/EN- BGA/VI/ /IOM/EN- BGA/VI/2016 Progres Implementasi Manajemen Steam Mill Visit Area 1, 2, 3 & 4 Management Steam & Pengendalian Losses Progres Implementasi Manajemen Steam Realisasi Pengadaan material Realisasi Pengadaan material Pressure Achievement Pressure Achievement Realisasi Pengadaan material
15 15 8. WATER TREATMENT a Jar Test Pemeriksaan kualitas air dengan metoda Jar Test dilakukan setiap 1 x minggu (musim kemarau) dan setiap 1 x hari (musim hujan). Efficiency Cost b Kalibrasi Kapasitas Flowrate water & Dozing pump chemical c Statix Mixer d Coating & Nozzle Check Untuk memastikan keakuratan perhitungan dosis bahan kimia agar dilakukan kalibrasi flowrate kapasitas pompa waduk dan pompa chemical (dozing pump) sehingga bisa mengoptimalkan dosis chemical yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas. Segera dipasang static mixer unit dengan panjang 1 2 meter yang di pasang 1 meter setelah titik injeksi alum sulfat dan soda ash, hal ini bertujuan agar reaksi bahan kimia alum sulfat, soda ash membentuk flok - flok lebih cepat dan waktu pengendapan akan lebih optimal. Setiap dilakukan pencucian tangki sandfilter dan softener, agar diperhatikan kondisi nozzle dan kondisi dinding dari potensi terjadinya korosi. Lakukan pelapisan/coating pada dinding tangki. 38/IOM/EN- BGA/VII/15 Pengendalian Biaya Operasional Mill Efficiency Cost Efficiency Cost Boiler Quality e Water Level Guide Board standarisasi pembuatan papan monitor level stok air Water Level Guide Board untuk dipasang di setiap waduk. Guna memudahkan monitoring ketersediaan stok air dimasing-masing Mill untuk memberikan informasi kesemua orang agar dapat mengetahui ketersediaan stok air dan segera mengantisipasi jika level air pada posisi dibawah aman. 69/IOM/EN- BGA/XI/15 Standarisasi Water Level Guide Board
16 16 9. LABORATORIUM a USB Analysis Pengujian sample USB dilakukan setiap 2 jam terhadap sampel 200 janjang kosong. b Empty Bunch Analysis Perhitungan oil losses pada empty bunch press menggunakan flowrate sesuai pengujian di mill masing-masing. c Kalibrasi Alat Ukur Kalibrasi alat ukur laboratorium ke badan sertifikasi untuk menjaga Laboratory keakurasian pemeriksaan. d FFA Analysis Analisa kualitas FFA CPO menggunakan Alkohol 99.80%. 10. SCHEDULE a Pencucian Tangki Proses & Storage Tank Periode jadwal dan prosedur pencucian tangki, terkait dengan target dan kualitas produksi tahun b Periode Tangki Pencucian 1 Sand Trap Tank 1 Bln I 10 Kernel Silo Drier 6 Bln 2 Crude Oil Tank 1 Bln I 11 Kernel Bulking Silo 6 Bln 3 Con.Settling Tank (CST) 6 BlnI 12 Gudang Kernel 6 Bln 4 Sludge Tank 1 Bln I 13 Water Clarifier Tank 3 Bln 5 Oil Tank 1 Bln I 14 Clean Water Tank/Basin 3 Bln 6 Recovery Pit (280 M3) 1 Bln I 15 Water Tower Tank 6 Bln 7 Recovery Tank (80 M3) 4 Bln I 16 Sand Filter Tank 6 Bln 8 Fat Pit System 1 Bln I 17 Softener Tank 6 Bln 9 Oil Storage Tank 6 Bln I 18 Feed Water Tank 6 Bln 07/IOM/EN- BGA/I/2016 Periode dan Prosedur Pencucian Tangki Proses
17 SOP STORAGE TANK a Pelaksanaan Pencucian Tangki Proses dan Storage Tank Pembuatan Berita Acara perihal : Pengajuan persetujuan pencucian storage tank ke Eng. Dept ; Pemeriksaan bersama QC,Audit, Mill Manager & Mill Controller perihal sisa stock CPO didalam storage tank ; Pemompaan sisa minyak dari Storage Tank ke Oil Tank/Collection Tank ; Pemeriksaan Steam Coil. b Hydrotest Isi storage tank dengan air dingin dan panaskan menggunakan steam sampai temperatur mencapai 70oC atau sampai minyak/blended kelihatan sudah mencair kemudian pompa sisa minyak menggunakan recycling pump ke Oil Tank atau collection tank. Untuk memastikan kondisi Steam Coil pada Tangki, maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan hydrotest pada steam coil pada tekanan 3-4 kg/cm 2 ditahan minimal selama 5 menit. 07/IOM/EN- BGA/I/2016 Periode dan Prosedur Pencucian Tangki Proses e Papan Monitoring Catat tanggal dilakukan pencucian, tanggal pengisian dan rencana pencucian selanjutnya pada Papan Monitoring Pencucian. f Sample Quality Storage Tank Titik 1 : Sample pada dasar Oil Storage Tank. Titik 2 : Sample pada level ketinggian 1.5 m dari dasar Oil Storage Tank. Titik 3 : Sample pada level ketinggian 3.0 m dari dasar Oil Storage Tank. Titik 4 : Sample pada level ketinggian 6.0 m dari dasar Oil Storage Tank. Titik 5 : Sample pada level ketinggian 9.0 m dari dasar Oil Storage Tank. 09/IOM/EN- BGA/III/2015 Deklarasi Stock CPO setiap Minggu
18
Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit
Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali
Lebih terperinciEngineering Group Department BEST PRACTICE MILL OPERATION
Engineering Group Department BEST PRACTICE MILL OPERATION Engineering Department PROCESS CONTROL (062/IOM/EN-BGA/X/2017) 3 CLARIFICATION STATION PARAMETER PROCESS CONTROL 1 Temperature Sand Trap Tank,
Lebih terperinciMODUL PRESENTASI PROCESS KNOWLEDGE
MODUL PRESENTASI PROCESS KNOWLEDGE 1. PENERIMAAN TBS 2. PROSES PEGOLAHAN TBS 3. PROCESS, QUALITY CONTROL 4. SOUNDING CPO 5. DESPATCH CPO DAN KERNEL 6. PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Lebih terperinciAdapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.
LAMPIRAN 1. Mesin, Peralatan, dan Utilitas Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut : 1. Stasiun Perebusan (Sterilizer
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpartikel
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciOleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc
Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Integrated Palm Oil Process Chain Management UP-STREAM MID-STREAM
Lebih terperinci1 Pendahuluan. Industrial Engineering Journal Vol.6 No.2 (2017) ISSN X
Industrial Engineering Journal Vol.6 No.2 (2017) 17-22 ISSN 202 94X Advanced Materials and Technology Processing Rancang Bangun Sensor Pelampung untuk Mendeteksi Ketebalan Lapisan Fluida di Continuous
Lebih terperinciBAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN
BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN 2.1. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahaan Penanggung Jawab Jenis Kegiatan : PT Arus Putra Maju : Sdr. Dudik Iskandar : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Lokasi Kegiatan : Desa
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN
i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...
DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan
Lebih terperinciPERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014
PERSETUJUAN Judul : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun Di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung Kategori : Karya Ilmiah Nama : Marina Batubara
Lebih terperinciF A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011
PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT
EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT Istianto Budhi Rahardja Muhammad Sopyan Abstrak Pabrik pengolahan kelapa sawit dalam memperoleh
Lebih terperinciCOOLING WATER SYSTEM
2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI
BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI 3.1 Uraian Proses Tandan buah segar (TBS yang akan diolah menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil/ CPO) dan kernel (kernel palm Oil/ KPO) pada PT. perkebunan Nusantara
Lebih terperinciNorma Pemeliharaan + (B)
Norma Pemeliharaan No. Nama Mesin/ Peralatan Harian (A) + (B) MIngguan (A) + (B) Bulanan (B) Tahunan (B) STANDAR PEMELIHARAAN (General & Preventive Maintenance) INSTALASI PABRIK 1. STASIUN PENERIMAAN BUAH
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet,
Lebih terperinciANALISA RENTANG WAKTU PEMBUKAAN VALVE PADA SISTEM AUTOMATIC DRAINING DI CLEAN OIL TANK
ANALISA RENTANG WAKTU PEMBUKAAN VALVE PADA SISTEM AUTOMATIC DRAINING DI CLEAN OIL TANK Ahmad Mahfud Dosen Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Politeknik Kelapa Sawit Citra
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO
Lebih terperinciMAKALAH FLUID MIXING CLARIFIER TANK PADA PT.HINDOLI
MAKALAH FLUID MIXING CLARIFIER TANK PADA PT.HINDOLI DISUSUN OLEH : MEYTA RAHMA (03101403036) YOHANNES CHRISTIAN (03101403037) ADELIA SARTIKA ADIPATI (03101403040) DIAN DERMAWAN PUTRA (03101403043) OVIA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah Pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit dengan proses standar menjadi produk minyak sawit
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel).
Lebih terperinciOleh: SUSI SUGIARTI NIM
i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN, BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUSI SUGIARTI NIM.
Lebih terperinciANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF
ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung
Lebih terperinci18
BAB III PROSES PEMISAH MINYAK DAN GAS 3.1 Pengertian proses pemisah minyak dan gas Suatu proses di mana minyak mentah mulai dari sumur masuk ke manifod lalu di alirkan ke separator untuk dipisahan antara
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK
BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat
Lebih terperinciLaporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.
Lebih terperinciBAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL
BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL 1. Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. Marine Gas Oil (MGO) b. Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) d. Marine
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara
Lebih terperinciTES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?
TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman
Lebih terperinciMAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN
MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN 39 ANALISIS LOSSES PADA NUT AND KERNEL STATION MELALUI PROSES PENDEKATAN DISETIAP PERALATAN Andryas Meiriska Syam 1), Rengga Arnalis Renjani 1), Nuraeni Dwi Dharmawati 2)
Lebih terperinciDETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT
DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Start. Preventive Maintenance. Kelainan Temperatur. N Pembongkaran PHE. Y Perbaikan. Pencucian.
37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Alur Proses Perbaikan Plate Heat Exchanger Start Preventive Maintenance Kelainan Temperatur Penggantian Equipment baru N Pembongkaran PHE Y Perbaikan Pencucian
Lebih terperinciANALISA EFEKTIVITAS VIBRATING SCREEN UNDERFLOW CCT TERHADAP VISKOSITAS SLUDGE DAN PENINGKATAN VOLUME DRAIN PASIR DI PT. KED
ANALISA EFEKTIVITAS VIBRATING SCREEN UNDERFLOW CCT TERHADAP VISKOSITAS SLUDGE DAN PENINGKATAN VOLUME DRAIN PASIR DI PT. KED YT Wibowo 1, P. B. Nugroho 2 1. Pembuatan Peralatan dan Perkakas Produksi 2.
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI ASAM SULFAT
PRODU KSI A SAM SU LFAT BAB III PROSES PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT 3.1 Flow Chart Proses Produksi Untuk mempermudah pembahasan dan urutan dalam menguraikan proses produksi, penulis merangkum dalam bentuk
Lebih terperinciFLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)
FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1) HP: 085269878796 Email: fadhlist_ui@yahoo.com A. FLOWLINE & MANIFOLD Fluida dari sumur dialirkan melalui flowline, manifold dan header selantjutnya menuju ke stasiun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit
I. PENDAHULUAN I.I Latar belakang Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada Program Akademik Di Politeknik Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) oleh Horrison Crosfield Ltd. England
Lebih terperinciBAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER
BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER Alat-alat dipergunakan pada penelitian terdiri dari solvent extraction pilot plant, alat penyangrai dan boiler. ~. SOLVENT
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)
Lebih terperinciTEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak
TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit adalah pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk utama berupa Crude Palm Oil
Lebih terperinciPETUNJUK PENGOPERASIAN
PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003 DAFTAR
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015
i LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN BUKIT PERMATA MILL DESA BUKIT PERMATA KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: RUSLINDA PRATIWI NIM. 120500103 PROGRAM
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stasiun Kempa Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian Thresher kemudian terjadi pemisahan antara buah dengan tandan. Buah yang keluar dari Thresher
Lebih terperinciPENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian terhadap aliran campuran air crude oil yang mengalir pada pipa pengecilan mendadak ini dilakukan di Laboratorium Thermofluid Jurusan Teknik Mesin. 3.1 Diagram Alir
Lebih terperinciPEMANFAATAN GAS BUANG TERPRODUKSI UNTUK MENAIKKAN TEMPERATUR DI RANTAU BAIS GATHERING STATION
PEMANFAATAN GAS BUANG TERPRODUKSI UNTUK MENAIKKAN TEMPERATUR DI RANTAU BAIS GATHERING STATION Patriot, Ependi, Elly Desni Rahman, Maria Ulfah Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk berdiri sejak tahun 1906 dengan nama awal Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini merupakan bekas
Lebih terperinciAnalisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi
Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi Agus Suandi, Nurul Iman Supardi, Angky Puspawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES
digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU
VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-PRS/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 5 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH ANALISA PROSES KERJA SOOT BLOWER TIPE FIXED ROTARY PADA PROTOTYPE MINI STEAM POWER PLANT DI PT. NW INDUSTRIES Nama : Rachmat Shaleh NPM
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar
Lebih terperinciPETUNJUK PENGOPERASIAN
PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciBAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI
75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit Crude Palm Oil
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARHR PT. PERKEBNAN NSANTARA III NTK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODKSI Krismas Aditya Harjanto Sinaga 1, Baju Bawono 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciSession 13 STEAM TURBINE OPERATION
Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Kelapa sawit yang berasal dari spesies Arecaceae atau famili Palma termasuk tumbuhan pohon dan ketinggiannya
Lebih terperinciAsh/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.
Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator. Komponen Utama Sootblower Tipe Fixed Rotary Motor Elektrik Berfungsi untuk menggerakkan gear yang terhubung dengan lance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Mulai 1.Pengumpulan Data Desain 2.Pengumpulan Data Pembebanan. 3.Perhitungan Ketebalan Plat dan MAWP Head. 4.Perhitungan Ketebalan Plat dan MAWP Cone
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digester Digester sering disebut ketel adukan yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa di screw
Lebih terperinciSISTEM PEMANFAATAN PANAS TERBUANG PADA PROSES BLOWDOWN DI BOILER
SISTEM PEMANFAATAN PANAS TERBUANG PADA PROSES BLOWDOWN DI BOILER Tri Istanto * Abstrack : The boiler blowdown process involves the periodic or continuous removal of water from a boiler to remove accumulated
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan judul usulan tugas akhir dan berkas seminar proposal oleh pihak jurusan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciPABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
SIDANG TUGAS AKHIR 2012 PABRIK BIODIESEL dari RBD (REFINED BLEACHED DEODORIZED) STEARIN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI Disusun oleh : Herdiani Fitri Ningtias (2309 030 059) Dwi Purnama Wulandari (2309
Lebih terperinciLAMPIRAN. Based on monthly Input. kwh 485, , , , , , , , , , , ,167 5,550,105
LAMPIRAN 1. GHG COUNTING GHG Inventory - ISCC 205 TABEL PERHITUNGAN ATAS GREEN HOUSE GAS L1 PT Sahabat Mewah dan Makmur Sumber: Green House Gas Counting PT Sahabat Mewah dan Makmur 2012 Tahun 2012 PROCESS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh SYAIBUL KHAIR NIM.130500136 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kelapa Sawit Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun, diantara varietas tersebut
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
NO. ISK/PKS-LAB/03 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 7 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Perkebunan Sumatera Utara PT. Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT. Perkebunan Sumatera Utara pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PKS RAMBUTAN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik negara (BUMN) yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS 3.1 Bahan Studi Kasus Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data pengukuran pompa sirkulasi minyak sawit pada Concentrated Solar Power selama
Lebih terperinciTINJAUAN TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BOILER
TINJAUAN TEKNIS PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN BOILER Oleh : *)Agus Sugiharto ABSTRAK Boiler merupakan bejana tertutup yang terbuat dari baja yang berfungsi memindahkan panas yang dihasilkan pembakaran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika
Lebih terperinciPembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada di Pabrik Biodiesel Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Pamina Adolina-PT. Ganesha Energy 77 dijabarkan
Lebih terperinciPENGARUH BILANGAN ASAM TERHADAP HIDROLISA MINYAK KELAPA SAWIT M.YUSUF RITONGA. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
PENGARUH BILANGAN ASAM TERHADAP HIDROLISA MINYAK KELAPA SAWIT M.YUSUF RITONGA Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Minyak sawit (Crude Palm Oil) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai
Lebih terperinciADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR
KELOMPOK 6: 1. YUNO PRIANDOKO 4210100060 2. ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR 4211100018 3. AYUDHIA PANGESTU GUSTI 4211100089 4. RAHMAD BAYU OKTAVIAN 4211100068 1 TEORI, FUNGSI, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN KOMPONEN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Eleis Guinensis) berasal dari Guinea dipesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin
Lebih terperinciNeraca Panas Heater II
Neraca Panas Heater II aliran 15 t 1 = 50 C Heater II T 2 = 130 C steam T 1 = 130 C aliran 16 t 2 = 60 C 29 Komponen masuk H (kcal) Komponen keluar H (kcal) Aliran 16: Aliran 18: FFA: Metil ester asam
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW
ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW NAMA : Rangga Erlangga NPM : 15411866 FAKULTAS : Teknologi Industri JURUSAN
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciMODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER
SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan
Lebih terperinci